Anda di halaman 1dari 5

Nafidatun Naafi’a

131611133015 [A1.2016]
Keperawatan Keluarga
TRANSCULTURAL NURSING MODEL DAN KOMPETENSI BUDAYA

Budaya
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh
sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya adalah
sesuatu yang memberikan ciri khas pada suatu kelompok atau penanda perbedaan
yang dimiliki oleh suatu kelompok dengan kelompok lainnya. Budaya merupakan
sebuah sistem yang kompleks dan terbentuk secara rumit.
1. Unsur
Budaya memiliki berapa unsur yang kemudian disederhanakan menjadi 2
unsur, yaitu:
 Unsur material, yaitu unsur yang mengacu pada semua ciptaan masyarakat
yang nyata, konkret, contohnya pakaian, makanan, karya seni, bangunan,
dan sebagainya.
 Unsur non-material, yaitu ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari
generasi ke generasi contohnya bahasa daerah, kepercayaan dan kebiasaan,
sistem agama dan politik, tarian, dongeng, dan sebagainya.
2. Karakteristik
 Budaya adalah hal yang dipelajari dan diajarkan. Budaya diajarkan dari
satu generasi ke generasi berikutnya. Seseorang tidak terlahir dengan
konsep budaya, namun harus mempelajari lewat bersosialisai.
 Budaya adalah hal yang dibagi. Berbagi mengenai sesuatu yang sering
dilakukan menyediakan kelompok yang menjadi bagian dari identitas
kebudayaan.
 Budaya adalah hal sosial yang terjadi secara alami. Budaya berkembang
dan dikomunikasikan dengan beberapa kelompok orang.
 Budaya bersifat dinamis, adaptif dan dapat berubah. Adaptasi dalam
kebudayaan diperbolehkan untuk menyesuaikan dengan perubahan
lingkungan. Perubahan budaya terjadi pelan dan menyesuaikan dengan
kebutuhan dari kelompok.
3. Jenis
 Etno-caring adalah budaya yang dipelajari dari orang tua atau keluarga.
Nafidatun Naafi’a
131611133015 [A1.2016]
Keperawatan Keluarga
 Professional-caring adalah budaya yang dipelajari dari pendidikan formal
individu.
Budaya merupakan salah satu cara bagi individu untuk mempersepsikan
sesuatu, bertingkah laku dan menilai sesuatu yang ada di sekitar mereka. Oleh
karena itu, budaya juga akan mempengaruhi kesehatan, perilaku kesehatan, serta
nilai-nilai kesehatan yang diyakini oleh individu tersebut.

Transcultural Nursing
Transcultural dapat diartikan sebagai lintas budaya. Hal ini dapat diartikan
pula bahwa budaya dapat saling mempengaruhi satu sama lain. Transcultural
nursing pertama kali dicetuskan oleh Madeleine Leininger. Teori ini juga dapat
disebut Sunrise Model. Transcultural nursing adalah Ilmu dan kiat yang humanis,
yang difokuskan pada perilaku individu atau kelompok, serta proses untuk
mempertahankan/meningkatkan perilaku sehat atau perilaku sakit secara fisik dan
psikokultural sesuai latar belakang budaya (Leininger, 1984). Transcultural
nursing menekankan pentingnya kemampuan perawat atau peran keperawatan
dalam memahami budaya klien untuk memberikan asuhan keperawatan yang tepat
dan sesuai dengan masalah keperawatan yang terjadi pada keluarga tersebut.
Dalam melakukan praktik transcultural nursing, penting bagi perawat untuk
menghindari adanya etnosentris dan stereotype, cultural shock, dan cultural
imposision.
Tujuan dari transcultural nursing antara lain:
a. Membantu keluarga dengan budaya yang berbeda-beda untuk mampu
memahami kebutuhannya terhadap asuhan keperawatan dan kesehatan;
b. Membantu perawat dalam mengambil keputusan selama pemberian asuhan
keperawatan pada keluarga melalui pengkajian gaya hidup, keyakinan tentang
kesehatan dan praktik kesehatan klien; dan
c. Asuhan keperawatan yang relevan dengan budaya dan sensitif terhadap
kebutuhan klien akan menurunkan kemungkinan stres dan konflik karena
kesalahpahaman budaya.
Dalam transcultural nursing, penting bagi perawat untuk memiliki
pengetahuan yang luas (worldview) mengenai dimensi budaya dan stuktur sosial
Nafidatun Naafi’a
131611133015 [A1.2016]
Keperawatan Keluarga
dalam suatu kelompok atau klien sebelum memberikan asuhan keperawatan
kepada klien. Menurut Leininger, ada 7 faktor yang mempengaruhi dimensi
budaya dan struktur sosial, yaitu:
a. Teknologi
Teknologi kesehatan memungkinkan individu untuk memilih atau mendapat
penawaran menyelesaikan masalah dalam pelayanan kesehatan. Yang perlu
dikaji oleh perawat adalah persepsi sehat sakit, kebiasaan berobat atau
mengatasi masalah kesehatan, pemanfaatan teknologi untuk mengatasi
permasalahan kesehatan saat ini, dan sebagainya.
b. Agama dan falsafah hidup
Agama memberikan motivasi yang sangat kuat untuk menempatkan
kebenaran di atas segalanya. Faktor yang dikaji adalah agama yang dianut,
status pernikahan, cara pandang klien terhadap penyebab penyakit, dan
sebagainya.
c. Faktor sosial dan hubungan
Faktor yang dikaji, yaitu nama lengkap, umur dan tempat tanggal lahir, jenis
kelamin, pengambilan keputusan dalam keluarga, dan hubungan klien dengan
kepala keluarga, dan sebagainya.
d. Nilai budaya dan gaya hidup
Nilai-nilai budaya adalah sesuatu yang dirumuskan dan ditetapkan oleh
penganut budaya yang dianggap baik atau buruk. Faktor yang dikaji antara
lain posisi dan jabatan yang dipegang oleh kepala keluarga, bahasa sehari-
hari, persepsi sakit berkaitan dengan aktivitas sehari-hari dan lain sebagainya.
e. Kebijakan dan peraturan yang berlaku
Kebijakan dan peraturan yang berlaku adalah segala sesuatu yang
mempengaruhi kegiatan individu dalam asuhan keperawatan lintas budaya.
Misalnya, dalam Rumah Sakit berlaku peraturan mengenai jam kunjung,
pembayaran administrasi, dan sebagainya.
f. Ekonomi
Faktor yang dikaji, yaitu pekerjaan klien, sumber biaya pengobatan, tabungan
yang dimiliki oleh keluarga, biaya dari sumber lain misalnya asuransi, dan
sebagainya.
Nafidatun Naafi’a
131611133015 [A1.2016]
Keperawatan Keluarga
g. Pendidikan.
Pendidikan klien adalah pengalaman klien dalam menempuh jalur pendidikan
formal tertinggi saat ini. Faktor yang dikaji misalnya pendidikan terakhir.
Paradigma Transcultural Nursing terdiri dari:
a. Manusia
Menurut Leininger (1984), manusia memiliki kecenderungan untuk
mempertahankan budayanya pada setiap saat dimanapun dia berada (Geiger
and Davidhizar, 1995).
b. Sehat
Klien dan perawat mempunyai tujuan yang sama yaitu ingin mempertahankan
keadaan sehat dalam rentang sehat-sakit yang adaptif (Andrew and Boyle,
1995).
c. Lingkungan
Lingkungan didefinisikan sebagai keseluruhan fenomena yang mempengaruhi
perkembangan, kepercayaan dan perilaku klien. Lingkungan dipandang
sebagai suatu totalitas kehidupan dimana klien dengan budayanya saling
berinteraksi.
d. Keperawatan
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada
praktik keperawatan yang diberikan kepada klien sesuai dengan latar
belakang budayanya.

Kompetensi Budaya
Asuhan transcultural nursing memungkinkan perawat sebagai petugas
kesehatan mengelola secara utuh elemen-elemen pelayanan kesehatan di
komunitas, termasuk mengelola hambatan atau tantangan di tingkat institusional.
Kompetensi budaya yang harus dikuasai oleh perawat kesehatan komunitas antara
lain:
1. Cultural Awareness adalah kemampuan untuk melihat ke luar dirinya
sendiri dan menyadari akan nilai-nilai budaya, kebiasaan budaya yang
masuk.
Nafidatun Naafi’a
131611133015 [A1.2016]
Keperawatan Keluarga
2. Cultural Knowledge adalah kemampuan untuk mengetahui karakteristik suatu
budaya.
3. Cultural Skill adalah kemampuan untuk melakukan suatu budaya.
4. Cultural Encounters adalah kemampuan untuk berinteraksi dengan budaya
yang berbeda.
5. Cultural Desire adalah motivasi untuk menjadi cultural-aware.
Dengan mengusasi kompetensi ini, maka perawat dapat menerapkan salah
satu dari 3 strategi intervensi dan implementasi transcultural nursing sesuai
dengan masalah kelompok, yaitu:
1. Mempertahankan Budaya
Mempertahankan budaya dilakukan bila budaya klien tidak bertentangan
dengan kesehatan.
2. Negoisasi Budaya
Membantu klien memilih dan menentukan budaya lain yang lebih
mendukung peningkatan kesehatan, serta beradaptasi terhadap budaya
tersebut.
3. Rekonstruksi Budaya
Restrukturisasi budaya klien dilakukan bila budaya yang dimiliki merugikan
status kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai