Anda di halaman 1dari 33

Penyebab Terjadinya

Adverse Event Terkait


Prosedur Invasif
Medication Safety
(High-Alert Medication
dan Prosedur Operasi)
Hello!
Nice to meet you
Group 4

Adelia Dwi L. R.
Reffy Shania Novianti
Nafidatun Naafi’a
Ayu Saadatul Karimah
Sekar Ayu Pitaloka
Angga Kresna Pranata
Yenni Nistyasari
Dinda Dhia Aldin
Septin Srimentari L. D.
1.
Adverse
Event

Adverse Events (AEs) adalah suatu Kejadian
yang Tidak Diharapkan (KTD) yang
disebabkan oleh kesalahan
pengobatan/treatment serta dapat
berdampak negatif bahkan fatal pada pasien.
2.
Medication
Safety

Medication Safety merupakan pemberian obat
secara aman. Medication safety bertujuan
untuk mengurangi kejadian error dalam
pemberian obat terkait dengan peraturan dan
prosedur.
High-alert medication adalah obat yang harus
diwaspadai karena sering menyebabkan terjadinya
kesalahan serius (sentinel event) sehingga rumah
3. sakit perlu mengembangkan kebijakan pengololaan
High-Alert
obat untuk meningkatkan keamanan pasien
Medication (Permenkes, 2001).
Obat-obatan yang sering menyebabkan terjadinya adverse event,
contohnya:
▪ Obat NORUM (Nama Obat, Rupa dan Ucapan Mirip) atau obat LASA
(Look Alike Sounds Alike)

Yang termasuk High-Alert Medication menurut International Journal


Quality in Health:
• Insulin
• Opiatas dan narkotika
• Injeksi konsentrasi kalium klorida (fosfat)
• Intervena antikoagulan (heparin)
• Laturan Natrium Klorida 0,9%
Kesalahan
Pemberian Medication Error adalah kejadian yang merugikan pasien
Obat akibat pemakaian obat selama dalam penanganan tenaga
(Medication kesehatan, yang sebetulnya dapat dicegah (Aninim, 2004).

Errors) Medication error dapat disebakan ketidakpatuhan perawat


dengan 6 prinsip dalam pemberian obat yang terdiri dari tepat
pasien, tepat obat, tepat dosis, tepat rute, tepat waktu, dan
tepat dokumentasi yang telah dissuaikan dengan pengkajian
pengetahuan tentang kerja dan interaksi obat, efek samping
obat, lama kerja dan program dokter.
4 Fase Medication Errors

Fase Kesalahan yang terjadi


Prescribing pada fase penulisan resep

Kesalahann yang terjadi


pada fase penerjemahan Fase
resep Transcribing

Kesalahan yang terjadi pada


Fase
Dispensing
fase penyimpanan dan
penyerahan obat oleh apoteker.
Kesalahann yang terjadi pada
proses penggunaan obat, Fase
melibatkan perawat, pasien, Transcribing
dan keluarga
Obat/Cairan
yang Perlu
Kewaspadaan Kelompok Obat High-Alert Medication antara lain:
Tinggi
1. Obat yang terlihat mirip dan kedengaranya mirip (Nama
Obat, Rupa dan Ucapan Mirip/NORUM atau look alike
sound alike/LASA ), seperti valsartan 80 mg dengan
valsartan 160 mg, micardis 40 mg dan micardis 80 mg.
2. Elektrolit konsentrasi tinggi, seperti larutan Natrium
Klorida 0,9% pekat.
3. Obat-obat sitostatika, seperti: aspirin, bleomycin,
carboplatin,cisplatin, cycloposporine, docitaxel, melphalan.
Persiapan dan Penyimpanan High-Alert
Medication

Disimpan di nurse station di dalam troli atau


kabinet yang memiliki kunci

Infus intravena High-Alert Medications harus


diberikan label yang jelas dengan menggunakan
huruf/tulisan yang berbeda dengan sekitarnya

Semua tempat penyimpanan harus diberikan


label yang jelas dan dipisahkan dengan obat-
obatan rutin lainnya
Melakukan pengecekan ganda pada setiap obat
yang akan diberikan kepada pasien
Prosedur
Pemberian
Pengecekan pertama dilakukan oleh petugas yang berwenang
Obat/Cairan untuk menginstruksikan, meresepkan, atau memberikan obat-
obatan, antara lain: perawat, ahli farmasi, dan dokter.

Pengecekan kedua harus dilakukan oleh petugas yang berwenang,


teknisi, atau perawat lainnya. (petugas tidak boleh sama dengan
pengecek pertama)

Kebutuhan minimal untuk melakukan pengecekan ganda/verifikasi oleh orang kedua


dilakukan pada kondisi-kondisi tertentu, seperti saat akan menginjeksi pasien atau
mengganti infus dan saat transfer pasien atau pergantian perawat.
Saat inisiasi infus baru 1. Petugas mempersiapkan obat-obatan pasien (dengan label), rekam
atau pemberian obat medis pasien, dan catatan medikasi atau resep dokter
2. Petugas kedua memastikan obat telah disiapkan sesuai instruksi
dokter, obat memenuhi 5 persyaratan, membaca label dan
memverifikasi 5 persyaratan
3. Mencatat pada rekam medikasi pasien
4. Petugas kedua harus menulis ‘dicek oleh: (diisi nama pengecek)’
5. Pengecekan ganda dilakukan sebelum obat diberikan kepada pasien
6. Pastikan dan lakukan pengecekan pada selang infus, larutan infus,
dan tempat insersi selang
7. Pastikan infuse pump terprogram dengen keceatan pemberian yang
tepat

Saat pergantian perawat 1. Petugas kedua memastikan obat yang diberikan sesuai dengan 5
atau transfer pasien persyaratan, memverifikasi obat.
2. Melakukan pencatatan pada bagian ‘pengecekan oleh perawat’ di
rekam medis pasien
1. Sebelum memberikan obat, perawat mengecek nama pasien, dan
memberitahukan kepada pasien mengenai nama obat yang diberikan,
dosis, dan tujuan obat diberikan
2. Semua pemberian High-Alert Medication Intravena dan bersifat
Secara Umum kontinu harus diberika melalui infuse pump, kecuali di NICU
3. Pada situasi emergensi, pelabelan dan prosedur pengecekan ganda
dapat menghambat penatalaksanaan pasien
4. Obat yang tidak digunakan dikembalikan kepada farmasi agar
ditinjau ulang
4.
Prosedur
Operasi

Operasi adalah semua tindakan pengobatan yang
menggunakan cara invasif dengan membuka atau
menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani
dengan membuat sayatan. Setelah bagian yang
akan ditangani sudah ditampilkan, selanjutnya
dilakukan tindakan perbaikan yang akan diakhiri
dengan penutupan dan penjahitan luka
(Sjamsuhidajat, 2010: 19).
Pre-Operative Care
Perawatan atau Pre operasi adalah tahap yang dimulai ketika ada keputusan untuk
dilakukan intervensi bedah dan diakhiri ketika pasien dikirim ke
prosedur operasi meja operasi. Keperawatan pre operatif merupakan tahapan awal
dari keperawatan perioperatif.
(perawatan
perioperative)
Intra-Operative Care
terdari dari 3 Perawatan ini dilakukan saat pasien masuk ke ruang operasi, berada
di mja pembedahan dengan waktu pemberian anestesi, kinerja
fase prosedur bedah, hingga pasien berada di recovery room.

Post-Operative Care
Perawatan post-op dilakukan setelah pasien berada di ruang
recovery untuk melanjutka asuhan keperawatan setelah operasi.
Status Kesehatan Fisik Secara Umum
Persiapan
Fisik Pemeriksaan status kesehatan fisik meliputi riwayat penyakit di masa
Sebelum lalu, riwayat kesehatan keluarga, pemeriksaan fisik lengkap meliputi
Operasi status hemodinamika, status kardiovaskuler, status pernafasan, fungsi
ginjal dan hepatik, fungsi endokrin, dan fungsi imunologi

Diet

Diet dilakukan 8 jam menjelang operasi pasien tidak diperbolehkan


makan, 4 jam sebelum operasi pasien tidak diperbolehkan minum,
(puasa) pada operasi dengan anaesthesi umum. Pada pasien dengan
anaesthesi lokal atau spinal anaesthesi makanan ringan diperbolehkan.
Status Nutrisi

Keseimbangan Cairan dan Elektrolit


Sebelum operasi, defisiensi nutrisi
harus dikoreksi untuk memberikan Untuk menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit, perlu
protein yang cukup untuk memperhatikan balance cairan dan kadar elektrolit serum harus
perbaikan jaringan. berada pada rentang normal.

Kebersihan Lambung dan Kolon

Pencukuran Daerah Operasi Intervensi keperawatan yang diberikan untuk menjaga kebersihan
lambung dan kolon adalah dengan puasa ± 7-8 jam. Tujuan
Pencukuran pada daerah operasi intervensi ini adalah untuk menghindari aspirasi dan menghindari
ditujukan untuk menghindari kontaminasi feses ke area pembedahan sehingga menghindarkan
terjadinya infeksi pada daerah terjadinya infeksi pasca pembedahan.
yang dilakukan pembedahan.
Persiapan
Psikologis Persiapan psikologis atau persiapan mental merupakan hal yang tidak kalah
pentingnya dalam proses persiapan operasi karena mental pasien yang tidak
siap atau labil dapat berpengaruh terhadap kondisi fisik pasien (Smeltzer &
Bare, 2008).

Masalah mental yang biasa muncul pada pasien preoperasi adalah kecemasan.
Maka perawat harus mengatasi permasalahan yang sedang dihadapi klien.
Perawat perlu mengkaji mekanisme koping yang biasa digunakan oleh pasien
dalam menghadapi stres
Hal yang perlu dikaji perawat pada saat pre-operative care:

▪ Pengalaman operasi sebelumnya;


▪ Persepsi pasien dan keluarga tentang tujuan/alasan tindakan
operasi;
▪ Pengetahuan pasien dan keluarga tentang persiapan operasi baik
fisik maupun penunjang;
▪ Pengetahuan pasien dan keluarga tentang situasi/kondisi kamar
operasi dan petugas kamar operasi;
▪ Pengetahuan pasien dan keluarga tentang prosedur (pre, intra,
post operasi); dan
▪ Pengetahuan tentang latihan-latihan yang harus dilakukan
sebelum operasi dan harus dijalankan setalah operasi, seperti
latihan nafas dalam, batuk efektif, ROM, dan lain-lain
Peranan perawat dalam memberikan dukungan mental menurut Taylor
(1997), dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:
▪ Membantu pasien mengetahui tentang tindakan-tindakan yang
dialami pasien sebelum operasi, memberikan informasi pada pasien
tentang waktu operasi, hal-hal yang akan dialami oleh pasien selama
proses operasi, menunjukkan tempat kamar operasi, dan lain-lain;
▪ Memberikan penjelasan terlebih dahulu sebelum setiap tindakan
persiapan operasi sesuai dengan tingkat perkembangan;
▪ Memberi kesempatan pada pasien dan keluarganya untuk
menanyakan tentang segala prosedur yang ada;
▪ Mengoreksi pengertian yang salah tentang tindakan pembedahan dan
hal-hal lain karena pengertian yang salah akan menimbulkan
kecemasan pada pasien;
▪ Kolaborasi dengan dokter terkait dengan pemberian obat pre
medikasi; dan
▪ Obat-Obatan Premedikasi Sebelum operasi dilakukan pada esok
harinya
Hal yang perlu dikaji antara lain:
 Riwayat Medis
 Pemeriksaan Fisik
Persiapan  Kesehatan Emosionlal
 Riwayat Pembedahan
Administratif Pengkajian
 Riwayat Obat-Obatan
 Alergi
 Kebiasaan Merokok dan Konsumsi
Alkohol
 Budaya

Diagnosa yang sering muncul pada pasien


pre-operative adalah:
• Anastesi yang berhubungan dengan
kurang pengetahuan tentang
pembedahan yang akan dilakukan dan
adanya ancaman kehilangan bagian Diagnosa
tubuh.
• Ketakutan yang berhubungan dengan
pembedahan yang akan dilaksanakan
dan antisipasi nyeri pascaoperatif
• Dan lain-lain
Klien bedah perlu diikutsertakan dalam
pembuatan rencana perawatan. Dengan
melibatkan klien sejak awal pembuatan
rencana asuhan keperawatan bedah,
Perencanaan risiko pembedahan dan komplikasi pasca
operatif dapat diminimalkan. Keluarga
juga merupakan rekan penting dalam
memahami hasil akhir yang telah
ditetapkan untuk mencapai pemulihan.
Terdiri dari:
• Persetujuan Tindakan
• Penyuluhan Klien
• Memberikan dorongan pada klien
• Melibatkan prean keluarga atau Implementasi
sahabat klien untuk memberikan
dorongan
• Membantu klien mendapatkan bantuan
spiritual
• Menurunkan ansietas pre-operatif Perawat mengevaluasi keberhasilan
penyuluhan preoperative dan
Evaluasi peningkatan fungsi fisiologis normal
klien.
Sebelum dokter mengambil keputusan untuk melakukan operasi
pada pasien, dokter melakukan berbagai pemeriksaan terkait
Persiapan dengan keluhan penyakit pasien sehingga dokter bisa
menyimpulkan penyakit yang diderita pasien. Setelah dokter
Penunjang bedah memutuskan bahwa pasien harus operasi maka dokter
atau Lab anestesi berperan untuk menentukan apakah kondisi pasien layak
menjalani operasi.

Persiapan ini terdiri dari:

Pemeriksaan Radiologi dan diagnostik, seperti:


Foto thoraks, abdomen, foto tulang (daerah
fraktur), USG (Ultra Sono Grafi), CT scan
(computerized Tomography Scan), MRI
(Magnetic Resonance Imagine)

Pemeriksaan Laboratorium, berupa


pemeriksaan darah: hemoglobin, angka
leukosit, limfosit, LED (laju enap darah), jumlah
trombosit, protein total (albumin dan globulin),
elektrolit (kalium, natrium, dan chloride)
Biopsi, yaitu tindakan sebelum operasi berupa
pengambilan bahan jaringan tubuh untuk memastikan
penyakit pasien sebelum operasi. Biopsi biasanya
dilakukan untuk memastikan apakah ada tumor
ganas/jinak atau hanya berupa infeksi kronis saja.

Pemeriksaan KGD dilakukan untuk mengetahui apakah


kadar gula darah pasien dalan rentang normal atau tidak.
Uji KGD biasanya dilakukan dengan puasa 10 jam (puasa
jam 10 malam dan diambil darahnya jam 8 pagi) dan juga
dilakukan pemeriksaan KGD 2 jam PP (post prandial).
Informed
Consent Inform consent adalah persetujuan dua bagian yaittu pemberian
informasi dan pemeberian persetujuan. persetujuan tindakan
medis adalah suatu konsep kontekstual dan hanya sah dalam
konteks spesifik. Dengan demikian, persetujuan tindakan medik
adalah ekspresi pemahaman dan kerelaan seseorang untuk
melanjutkan atau menghentikan tindakan tertentu dalam suatu
konteks spesifik.
▪ Kebijakan
Setiap akan melakukan suatu tindakan medis lebih yang bersifat
infasiv dan berisiko tinggi maka harus dibuat informed consent
(persetujuan dari pasien).
▪ Prosedur
Tujuan dari informed consent adalah untuk mendapatkan
informasi yang cukup untuk dapat mengambil keputusan; perawat
dan dokter memiliki kewajiban untuk memberitahukan kondisi
pasien; pasien berhak bertanya mengenai rencana tindakan medis
yang diterimanya; semua informasi harus sudah diterima pasien
sebelum tindakan dilasksanakan.
▪ Persetujuan
Ada dua macam persetujuan, yaitu persetujuan yang tidak
dinyatakan (implied consent) dan persetujuan yang dinyatakan
(express consent).
▪ Penolakan
Apabila klien menolak rencana tindakan yang akan dilakukan,
maka hal tersebut harus didiskusika dengan klien untuk
mengklasifikasikan situasinya.
Prosedur Prosedur Dalam Memastikan Lokasi Operasi dilihat dari
ketepatan lokasi, ketepatan prosedur dan ketepatan pasien
Memastikan adalah suatu usaha yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di
Lokasi rumah sakit untuk menjamin pasien yang akan menjalani
tindakan operasi yang sesuai dengan lokasi keadaan yang perlu
ditindak, prosedur yang tepat untuk melakukan tindakan dan di
berikan pada pasien yang membutuhkan tindakan operasi.

Tujuannya mendeskripsikan prosedur untuk memastikan tepat


lokasi, tepat prosedur dan tepat pasien yang menjalani operasi di
rumah sakit, mengurangi kejadian dan kesalahan yang
berhubungan dengan salah lokasi, salah prosedur dan salah
pasien yang akan dilakukan tindakan operasi.
Protokol Umum:

• Marking location
• Anjuran Penandaan Lokasi Operasi
• Melakukan check-in di tempat penerimaan pasien
• Melakukan sign-in sebelum tindakan anestesi
• Melakukan time-out sebelum insisi dilakukan
• Melakukan sign-out sebelum menutup luka operasi
😉
THANK YOU
Fafa
Prosedur pengecekan yang sekarang, apakah masih ada kasus medication error? Apabila memang ada,
tanggung jawab dan sanksi untuk perawat yang melakukan hal tersebut bagaimana?

Regy
Sebelum operasi, pasien diberi tahu lokasi operasi. Apabila pasien kritis bagaimana?

Rufa
Apabila terjadi alergi parah pada pasien karena pengobatan oral, bagaimana tanggung jawab bagi tenaga
kesehatan?

Ani
Di ruang operasi ada perawat, bagaiman peran perawat jika pasien mengalami hipotermi?

Hanin
5 persyaratan saat diilakukan inisiasi infus atau pemberian obat baru?

Nurul
Kebakaran saat operasi dikarenakan pasien kentut. Bagaimana pendapat kelompok? Apa penyebabnya
pasien selalu kentut saat operasi?

Anda mungkin juga menyukai