Anda di halaman 1dari 51

ANATOMI, FISIOLOGI,

PATOFISIOLOGI
SISTEM PENCERNAAN

Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga
ANATOMI

1. Mulut
• Mulut merupakan jalan masuk untuk
sistem pencernaan. Bagian dalam dari
mulut dilapisi oleh selaput lendir.
• Proses menelan dimulai secara sadar dan
berlanjut secara otomatis .
• Palatum terdiri atas 2 bagian yaitu :
– Palatum durum (apalatus keras) yang
tersusun atas tajuk-tajuk palatum dan
sebelah depan tulang maksilaris dan lebih
kebelakang terdiri dari dua tulang
palatum.
– Palatum mole (palatum lunak) terletak
dibelakang yang merupakan lipatan
menggantung yang dapat bergerak, teridiri
atas jaringan fibrosa dan selaput lendir.
• Gigi
– Gigi manusia terdiri dari gigi seri, taring dan
geraham
– Makanan dipotong-potong oleh gigi depan
(incisivus) dan dikunyah oleh gigi belakang (molar,
geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih
mudah dicerna.
– Setiap gigi tersusun atas bagian-bagian sbb :
• Puncak gigi atau mahkota gigi, yaitu bagian yang
tampak dari luar.
• Leher gigi, yaitu bagian gigi yang terlindung di
dalam gusi dan merupakan batas antara mahkota
dan akar gigi.
• Akar gigi, yaitu bagian gigi yang tertanam di
dalam rahang. Lapisan-lapisan gigi terdiri dari
email, tulang, semen gigi dan rongga gigi.
• Email merupakan lapisan yang keras pada
puncak gigi.
• Tulang gigi. Di lapisan berikutnya terdapat
tulang gigi yang terbuat dari dentin. Dentin
berupa jaringan berwarna kekuningan.
• Semen gigi. Di lapisan luar akar gigi terdapat
semen gigi atau sementum
• Rongga gigi.
– Dibagian dalam gigi terdapat ronga gigi
atau pulpa.
– Rongga gigi berisi saraf dan pembuluh
darah.
– Lubang yang dalam pada gigi dapat
mencapai rongga gigi dan mengenai
saraf sehingga menimnulkan nyeri.
• Lidah
– Saliva (air liur), sekresi yang berkaitan dengan mulut
yang diproduksi oleh tiga kelenjar saliva utama yaitu
parotis, submandibular, sublingual yang terletak di
rongga mulut yang dikeluarkan melalui duktus
didalam mulut.
– Lidah terbagi atas tiga bagian :
• Radiks lingua (pangkal lidah), pada pangkal lidah
yang belakang terdapat epiglotis.
• Dorsum lingua (punggung lidah), terdapat putting-
putting pengecap atau ujung saraf pengecap.
• Apeks lingua (ujung lidah)
• Kelenjar ludah
– Ludah dihasilkan oleh tiga kelenjar ludah,
yaitu kelenjar ludah parotis, kelenjar ludah
rahang bawah, kelenjar ludah bawah
lidah.
– Ludah dihasilkan dialirkan melalui saluran
ludah yang bermuara ke dalam rongga
mulut.
– Ludah mengandung air, lendir, garam, dan
enzim ptyalin.
1. Mulut (Oris)
Terdiri dari:
• Gigi
– mengunyah makanan
– memecah atau menghancurkan partikel besar
menjadi partikel kecil yang dapat ditelan tanpa
menimbulkan tesedak
– Membasahi makanan yang kering dengan
saliva serta mengaduk makanan sampai rata
• Lidah
– mengerakan makanan kesegala arah
Pangkal lidah (radikal lingua) dibagian
belakang terdapat anak lidah (apiglotis)
– menutup jalan pernafasan saat
menelan supaya makanan tidak
masuk ke saluran pernapasan
Pangkal lidah (dorsum lingua) terdapat
puting pengecap (ujung syaraf pengecap)
– untuk menentukan rasa makanan
Ujung lidah (apeks lingua)
– membantu membalik makanan,
proses berbicara, merasakan
makanan, dan membantu proses
menelan.
• Kelenjar ludah (saliva)
– mencampurkan saliva dengan makanan
agar menjadi lunak atau setengah cair
yang disebut bolus agar mudah ditelan
dan mendinginkan makanan
– melarutan makan yang kering seprti
gula, selain itu memantau gigi yang
menjadi busuk dengan cara mengubah
suasana asam yang ditimbulkan bakteri
pembususk menjadi suasan alkalis
PATOFISIOLOGI
1. Mulut
• Stomatitis (Sariawan)
– Stomatitis istilah umum mengacu pada reaksi
inflamasi dan lesi ulseratif dangkal yang terjadi
pada permukaan mukosa mulut atau orofaring
– Ketidakseimbangan ini dapat mengakibatkan
peradangan di dalam rongga mulut. Peradangan
biasanya disertai dengan ulkus (tukak), akibatnya
penderita mengalami kesulitan dalam mengunyah
dan menelan makanan
– Stomatitis ini seringkali diakhiri dengan anoreksia
yang dialami penderita
2. Esofagus
• Merupakan saluran relative lurus dan
membentang daring faring sampai pintu
masuk kardiak lambung
• Esophagus bertemu dengan faring pada
ruas ke 6 tulang belakang.
• Panjang esophagus adalah sekitar 20-25
cm, dan lebarnya kurang lebih 2 cm.
• Berbentuk kanal muscular (tabung/tube
berotot).
• Esophagus dibagi menjadi 3 bagian :
– Bagian sfingter superior (sebagian besar
adalah otot rangka)
– Bagian sfingter tengah (campuran otot
rangka da otot halus/polos)
– Serta bagian sfingter inferior (terutama terdiri
dari otot halus/polos)
• Setelah melalui toraks, esophagus menembus
diafragma dan masuk ke dalam abdomen lalu
menyambung dengan lambung
2. Esofagus (Kerongkongan)
– sekresi esophagus bersifat mukoid,
memberikan pelumas untuk pergerakan
makanan melalui esophagus
– dibagian bawah 2,5 cm diatas perbatasan
dengan lambung terdapat otot sirkuler
esophagus yang berfungsi sebagai sfingter
esofagus yang secara otomatis menutup
apabila gelombang paristaltik menelan
berjalan menuruni esofagus
– Fungsi utama sfingter esofagus bawah yaitu
mencegah isi lambng naik lagike esofagus
2. Esofagus
• Refluk gastroesofagus (PRGE)
– kelainan saluran cerna bagian atas yang
disebabkan oleh refluks gastroesofagus
patologik.
– Pada proses terjadinya refluks, sfingter
esophagus bawah dalam keadaan relaksasi
atau melemah oleh peningkatan tekanan intra
abdominal sehingga terbentuk rongga diantara
esophagus.
3. Lambung
• Organ ini berbentuk kantung yang letaknya ada di rongga
perut bagian kiri atas, tepat dibawah diafragma.
• Lambung dapat dibagi menjadi empat wilayah :
– Wilayah kardiak (kardia) adalah are kecil dengan panjang
sekitar 3 cm diukur dari orificium kardiak
– Wilayah fundic (fundus) merupakan bagian yang seperti
kubah di bagian atas.
– Tubuh (corpus) membentuk sebagian besar distal
lambung hingga ke orificium kardiak.
– Wilayah pylorus adalah sebuah kantong yang sedikit
semping ujung distalnya, wilayah ini dibagi ke dalam
antrum (seperti corong) dank anal pylorus yang sempit.
3. Ventrikulus (Lambung)
– Menyimpan, mencampur dengan secret
lambung dan mengeluarkan kimus ke
dalam usus
– Fungsi kimiawi: bolus dalam lambung
akan dicampur dengan asam lambung
dan enzim-enzim bergantung jenis
makanan enzim yang dihasilkan antara
lain:
– Pepsin, mencegah putih telur menjadi asam amino
(albumin dan pepton) agar dapat diadobsi di
intestinum minor
– Asam garam (HCl), mengasamkan makanan sebagai
antiseptik dan desinfektan yang masuk kedalam
makanan, mengubah pepsinogen menjadi pepsin
dalam suasana asam
– Renin sebagai ragi yang membekukan usus ,
membentuk kasein dan kasinogen dari protein
– Lapisan lambung: memcah lemak menjadi asam
lemak untuk merangsang sekresi getah lambung
3. Lambung
• Gastritis akut
– disebabkan oleh infeksi kuman Helicobacter
Pylori
– Kejadian Gastritis akut dapat disebabkan karena
stress, zat kimia misalnya obat-obatan dan
alcohol, makanan yang pedas, panas maupun
asam.
– Pada individu yang mengalami stress, saraf
simpatis NV (Nervus Vagus) yang akan
meningkatkan produksi asam klorida (HCL)
di dalam lambung. Adanya HCL yang berada
di dalam lambung akan menimbulkan rasa
mual,muntah dan anoreksia. Zat kimia
maupun makanan yang menyerang akan
menyebabkan sel epitel kolumner yang
berfungsi untuk menghasilkan mucus,
mengurangi produksinya.
4. Intestinum Tenue (Usus halus)
• Usus halus merupakan tabung kompleks yang
berlipat-lipat dan membentang dari pylorus
sampai katup ileosekal
• Panjang usus halus pada manusia sekitar 12
kaki
• Usus halus merupakan pengisi bagian tengah
dan bawah abdomen
• Ujung proksimal usus halus berdiameter sekitar
3,8 cm dan semakin kebawah diameter semakin
menyempit hingga 2,5 cm.
• Struktur usus halus:
– Duodenum
• Berbentuk melengkung seperti kuku kuda
• Pada lengkungan ini terdapat pancreas.
• Bagian kanan duodenum merupakan sebuah
tempat bermuaranya saluran empedu dan saluran
pancreas, yang dinamakan papilla vateri.
• Dinding duodenum memiliki lapisan mukosa yang
mengandung kelenjar brunner untuk memproduksi
getah intestinum.
• Panjang duodenum sekitar 25 cm dari pylorus ke
jejenum.
– Jejunum
• Jejenum memliki panjang sekitar 2 – 3 meter dan
berkelok-kelok, terletak di sebelah kiri atas
interstinum minor.
• Adanya lipatan periotoneum pada bagian ini
memungkinkan keluar masuknya arteri dan vena
mesentrika superior, pembuluh limfe, dan saraf ke
ruang antara lapisan peritoneum.
• Penampang jejenum lebih lebar, dengan dinding
lebih tebal dan banyak mengandung pembuluh
darah.
– Ileum
• Panjang ileum kurang lebih 4 – 5 meter. Ileum
berada di sebelah kanan bawah.
• Ileum berhubungan dengan sekum dengan
perantara lubang orifisium ileosekalis diperkuat
dengan sfingter dan katup valvular ceicalis yang
berfungsi mencegah cairan dalam kolon agar tidak
masuk lagi ke ileum.
4. Intestinum minor (usus halus)
– Duodenum (usus 12 jari)
• Bagian kanan duodenum terdapat bagian tempat
bermuara saluran empedu (duktus kholedukus) dan
saluran pancreas. Dinding duodenum memiliki
lapisan mukosa yang banyak mengandung kelenjar
brunner yang memproduksi getah intestinum.
– Ileum (usus penyerapan)
• Ilium diperkuat oleh sfingter dan dilengkapi oleh
sebuah katup valvula sekalis yang berfungsi
mencegah cairan dalam colon asendens
masukkembali ke ilium.
– Jejunum
• Fungsi usus halus:
– Mensekresi cairan usus: untuk menyempurnakan
pengolahan zat makanan diusus halus
– Menerima cairan empedu dan pancreas melalu
iduktus kholekdutus dan duktus pankreatikus
– Mencerna makanan ,mencerna rotein menjadi asam
amino,lemak menjadi asam lemak dan gliserol,
karbohidrat menjadi glukosa
– Mengabsorbis air garam, vitamin, protein dalam
bentuk asam amino dan karbohidrat dalam bentuk
monoakarida
– Menggerakkan kandungan usus
4. Usus halus
• Ulkus Peptikum
– Ulkus peptikum disebabkan oleh sekresi asam
dan pepsin yang berlebih oleh mukosa
lambung atau berkurangnya kemampuan
sawar mukosa gastroduodenalis
untukberlindung dari sifat pencernaan dari
kompleks asam-pepsin (Guyton dan Hall,
2007).
– Stress emosi juga memegang peranan dalam
patogenesis ulkus peptikum,dengan
meningkatkan pembentukan asam sebagai
akibat perangsangan vagus
5. Intestinum crassum (usus besar)
• Struktur usus ini adalah tabung muscular
berongga dengan panjang sekitar 1,5m yang
terbentang dari sekum sampai kanalisasi.
• Lapisan yang terdapat pada usus besar antara
lain selaput lendir, lapisan otot yang
memanjang, dan jaringan ikat.
• Diantara usus halus dan usus besar terdapat
katup ileosekal, yang akan tertutup dan
terbuka untuk merespon gelombang
peristaltik.
• Bagian-bagian usus besar:
– Sekum
• Adalah kantong tertutup yang
menggantung dibawah area katup
ileosekal apendiks.
• Pada sekum terdapat katup ileosekal
dan apendiks yang melekat pada
ujung sekum.
• Terdpaat apendiks vermiform, yaitu
tabung buntu yang sempit berisi
jaringan limfoit dan menonjol diujung
sekum.
• Kolon
– Adalah bagian usus dari sekum sampai rectum,
dan memiliki tiga bagian:
• Kolon ascenden
– Merentang dari sekum sampai ke tepi
bawah hati disebelah kanan dan membalik
secara horizontal pada fleksura hepatika.
• Kolon transversum
– Merentang menyilang abdomen dibawah
hati dan lambung sampai ke tepi lateral
ginjal kiri, tempatnya memutar ke bawah
fleksura splenik.
• Kolon descendens
– Merentang ke bawah pada sisi kiri
abdomen dan menjadi kolon sigmoid
berbentuk S yang bermuara ke rektum.
• Rektum
– Bagian saluran pencernaan selanjutnya
dengan panjang 12 – 13 cm. Rektum berakhir
pada saluran anal dan membuka ke eksterior
di anus.
5. Intestinum mayor (usus
besar)
• Fungsi usus besar:
– Menyerap cairan dan
elektrolit,untuk
kemudian sisa masa
membentuk masa
yang lembek yang
disebut feses
– Menyimpan bahan
feses
– Tempat tinggal bakteri
koli
5. Usus besar
• Kanker kolon
– Kanker kolon dan rektum terutama ( 95 % )
adenokarsinoma ( muncul dari lapisan epitel
usus ). Dimulai sebagai polip jinak tetapi dapat
menjadi ganas dan menyusup serta merusak
jaringan normal serta meluas ke dalam sturktur
sekitarnya. Sel kanker dapat terlepas dari
tumor primer dan menyebar ke bagian tubuh
yang lain ( paling sering ke hati ).
Rektum dan Anus (dubur)
– Fungsi rektum :
menyimpan sementara
tinja/ limbah pencernaan
– Fungsi utama anus :
sebagai alat pembuangan
feses melalui proses
defekasi yang
dikendalikan oleh otot
sfingter yang berfungsi
untuk membuka dan
menutupnya anus.
Rektum dan Anus
• Gangguan fungsional intestinal : konstipasi, megacolon
• Megacolon congenital (Hirschprung disease)
• Irritable Bowel Syndrome and Irritable Bowel
DiseaseHaemorrhoid interna and eksterna
• Fissura ani
• Fistula ani
• Carcinoma Sigmoid Colon
• Carcinoma Recti
FISIOLOGI
Peristiwa yang terjadi dalam sistem pencernaan :
• Pergerakan makanan
• Sekresi (getah cerna)
• Pencernaan
• Absorpsi
Dinding saluran pencernaan
DAFTAR PUSTAKA
• Asroel, H. A. (2002). Penyakit Refluks Gastroesofagus.
USU .
• Muttaqin, & Sari. (2011). Gangguan Gastrointestinal
Aplikasi Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:
Salemba Medika.
• Puri, A., & Suryanto. (2012). HUBUNGAN FAKTOR
STRES DENGAN KEJADIAN GASTRITIS PADA
MAHASISWA POLTEKKES KEMENKES TANJUNG
KARANG. Jurnal Keperawatan, Vol. VII, No. 1.
• Price, Sylvia A., & Wilson, Lorraine M., Patofisiologi ;
Konsep Klinis Proses– Proses Penyakit Vol. 1, Edisi 4,
EGC, Jakarta, 1995.

Anda mungkin juga menyukai