Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DAN KELUARGA

AKIBAT COVID 19 DAN PENYAKIT KRONIS HIV-AIDS

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Keperawatan Psikiatri

Dosen Pembimbing :

Ns. Andi Surya Kurniawan, M.Kep

DISUSUN OLEH KELOMPOK 6

DANIS RUTHARI 2314314201208


ELIZABETH SEPTANIA K. 2314314201257
I KETUT SURYA KISYANTO 2314314201221
RIKO CITRA LUSINDA 2314314201237
VENY ARI RISTANTI 2314314201247
ZAHROH ISLAM MIA 2314314201251
ANISATUL HIDAYAH 2314314201203

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAHARANI
MALANG 2023 / 2024

i
BAB I......................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................1
2.1 Latar Belakang..........................................................................................................1
2.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................2
2.3 Tujuan........................................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................................3
2.1 DEFINISI...................................................................................................................3
2.2 ETIOLOGI.................................................................................................................3
2.3 KONSEP DASAR HARGA DIRI RENDAH..........................................................4
2.5.1 Proses Terjadinya Masalah............................................................................................5
2.5.2 Tanda dan Gejala...........................................................................................................6
2.5.3 Patofisiologi...................................................................................................................7
2.5.4 Upaya Yang Dapat Dilakukan.......................................................................................10
2.5.5 Penatalaksanaan..........................................................................................................11
2.4 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN HARGA DIRI RENDAH PADA
PASIEN COVID 19............................................................................................................12
2.5.1 Pengkajian....................................................................................................................12
2.5.2 Diagnosa Keperawatan................................................................................................13
2.5.3 Implementasi...............................................................................................................16
2.5.4 Evaluasi........................................................................................................................16
2.5 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN HARGA DIRI RENDAH PADA
PASIEN DENGAN HIV/AIDS..........................................................................................16
2.5.1 Pengkajian....................................................................................................................16
2.5.2 Diagnosa Keperawatan................................................................................................20
2.5.3 Implementasi...............................................................................................................22
2.5.4 Evaluasi........................................................................................................................23
BAB III………………………………………………………………………………………………………………………………………………24

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………………………………….……………25

ii
BAB I

PENDAHULUAN
2.1 Latar Belakang

Virus Corona adalah bagian dari keluarga virus yang menyebabkan penyakit pada hewan
ataupun juga pada manusia. Usaha penanganan dan pencegahan terus dilakukan demi
melawan COVID-19 dengan gejala mirip Flu. Kasusnya dimulai dengan pneumonia atau
radang paru-paru misterius pada Desember 2019. Kasus infeksi pneumonia misterius ini
memang banyak ditemukan di pasar hewan .Virus Corona atau COVID-19 diduga dibawa
kelelawar dan hewan lain yang dimakan manusia hingga terjadi penularan. Corona virus
sebetulnya tidak asing dalam dunia kesehatan hewan, tapi hanya beberapa jenis yang mampu
menginfeksi manusia hingga menjadi penyakit radang paru. Kasus ini diduga berkaitan
dengan pasar hewan Huanan di Wuhan yang menjual berbagai jenis daging binatang,
termasuk yang tidak biasa dikonsumsi seperti ular, kelelawar, dan berbagai jenis tikus.
Dengan latar belakang tersebut, Virus Corona bukan kali ini saja memuat warga dunia panik.
Memiliki gejala yang sama-sama mirip Flu, Virus Corona berkembang cepat hingga
mengakibatkan infeksi yang lebih parah hingga gagal organ.
HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus merupakan virus yang dapat
menyebabkan penyakit AIDS. Virus ini menyerang manusia dan menyerang sistem
kekebalan (imunitas) tubuh, sehingga tubuh menjadi lemah dalam melawan infeksi yang
menyebabkan defisiensi (kekurangan) sistem imun. AIDS adalah singkatan dari Acquired
Imune Deficiency Syndrome yaitu menurunnya daya tahan tubuh terhadap berbagai penyakit
karena adanya infeksi virus HIV (Human Immunodeficiency Virus). Antibodi HIV positif
tidak diidentik dengan AIDS, karena AIDS harus menunjukan adanya satu atau lebih gejala
penyakit akibat defisiensi sistem imunselular. AIDS merupakan kumpulan gejala penyakit
akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh olehvirus yang disebut HIV (Human
Immunodeficiency Virus). (Aziz Alimul Hidayat, 2006). AIDS adalah infeksi oportunistik
yang menyerang seseorang dimana mengalami penurunan sistem imun yang mendasar ( sel T
berjumlah 200 atau kurang ) dan memiliki antibodi positif terhadap HIV. (Doenges, 1999)

1
2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dirumuskan masalah yaitu bagaimana
asuhan keperawatan jiwa dan keluarga pada klien terkonfirmasi Covid 19 dan penyakit kronis
HIV/AIDS.

2.3 Tujuan

Menjelaskan pengertian Covid 19 dan HIV/AIDS serta mengetahui konsep asuhan


keperawatan jiwa dan keluarga akibat Covid 19 dan penyakit kronis HIV/AIDS.

1.1

2
BAB II

2.1 DEFINISI

Coronavirus Disease (COVID-19) adalah virus jenis baru yang belum pernah
diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Coronavirus (CoV) merupakan keluarga besar
virus yang menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Pada manusia biasanya
menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit serius
seperti MiddleAcuteRespiratorySyndrome (MERS) dan Sindrom Pernapasan Akut Berat
atau SevereAcuteRespiratorySyndrome (SARS) (Kemendagri, 2020). Pandemi Covid-19
merupakan bencana non alam yang dapat memberikan dampak pada kondisi kesehatan jiwa
dan psikososial setiap orang. Dukungan kesehatan jiwa dan psikososial dapat digunakan
oleh berbagai pihak untuk merespon kondisi kedaruratan maupun bencana salah satunya
yaitu pandemic Covid-19 (Kemenkes RI, 2020)
HIV adalah singkatan dari human Immunodeficiency Virus merupakan virusyang
dapatmenyebabkan penyakit AIDS. Virus ini menyerang manusia dan menyerang
sistemkekebalan (imunitas) tubuh, sehingga tubuh menjadi lemah dalam melawan infeksi
Yangmenyebabkan defisiensi (kekurangan) sistem imun.AIDS adalah singkatan dari
Acquired Imune Deficiency Syndrome yaitu menurunnya dayatahan tubuh terhadap berbagai
penyakit karena adanya infeksi virus HIV (humanImmunodeficiency virus). Antibodi HIV
positif tidak diidentik dengan AIDS, karena AIDS harus menunjukan adanya satu atau lebih
gejala penyakit skibat defisiensi sistemimun selular.
AIDS merupakan kumpulan gejala penyakit akibat menurunnya sistem kekebalan
tubuholeh virus yang disebut HIV (Human Immunodeficiency Virus). (Aziz Alimul
Hidayat,2006)AIDS adalah infeksi oportunistik yang menyerang seseorang dimana
mengalami penurunan sistem imun yang mendasar ( sel T berjumlah 200 atau kurang ) dan
memilikiantibodi positif terhadap HIV. (Doenges, 1999).AIDS adalah suatu penyakit
retrovirus yang ditandai oleh imunosupresi berat yangmenyebabkan terjadinya infeksi
oportunistik, neoplasma sekunder dan kelainanimunolegik. (Price, 2005 : 241)

3
2.2 ETIOLOGI

Covid-19 (coronavirus disease 2019) adalah virus dengan nama spesies severe acute
respiratory syndrome virus corona 2 yang disebut SARS-CoV-2. Covid-19 merupakan
sebuah penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 yang menyerang saluran
pernafasan. Coronavirus adalah keluarga besar virus RNA yang diselimuti, beberapa di
antaranya menyebabkan penyakit pada orang misalnya, flu biasa, sindrom pernapasan akut
parah (SARS), sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS), dan lainnya yang beredar di
antara mamalia dan burung.
Virus Corona dari hewan dapat menyebar ke manusia dan kemudian menyebar di antara
orang-orang, seperti halnya dengan SARS dan MERS.Sedangkan HIV penyebabnya adalah
golongan virus retro yang disebut human immunodeficiency virus (HIV). HIV pertama kali
ditemukan pada tahun 1983 sebagai retrovirus dan disebut HIV-1. Pada tahun 1986 di Afrika
ditemukan lagi retrovirus baru yang diberi nama HIV-2. HIV-2 dianggap sebagai virus
kurang pathogen dibandingkan dengan HIV maka untuk memudahkan keduanya disebut
HIV.
Transmisi infeksi HIV dan AIDS terdiri dari lima fase yaitu :
a. Periode jendela. Lamanya 4 minggu sampai 6 bulan setelah infeksi. Tidak ada gejala.
b. Fase infeksi HIV primer akut. Lamanya 1-2 minggu dengan gejala flu likes illness.
c. Infeksi asimtomatik. Lamanya 1-15 atau lebih tahun dengan gejala tidak ada.
d. Supresi imun simtomatik. Diatas 3 tahun dengan gejala demam, keringat malam hari,
BB menurun, diare, neuropati, lemah, rash, limfadenopati, lesi mulut.
e. AIDS. Lamanya bervariasi antara 1-5 tahun dari kondisi AIDS pertama kali ditegakkan.
Didapatkan infeksi oportunis berat dan tumor pada berbagai systemtubuh, dan
manifestasi neurologist.
AIDS dapat menyerang semua golongan umur, termasuk bayi, pria maupun wanita. Yang
termasuk kelompok resiko tinggi adalah :
a. Lelaki homoseksual atau biseks.
b. Bayi dari ibu/bapak terinfeksi.
c. Orang yang ketagian obat intravena.
d. Partner seks dari penderita AIDS.
e. Penerima darah atau produk darah (transfusi).

4
2.3 KONSEP DASAR HARGA DIRI RENDAH

Harga diri rendah merupakan perasaan negatif terhadap diri sendiri termasuk kehilangan
rasa percaya diri, tidak berharga, tidak berguna, pesimis, tidak ada harapan dan putus asa
(Depkes RI, 2000). Gangguan harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri
atau kemampuan diri yang negatif yang dapat diekspresikan secara langsung maupun tidak
langsung. Harga diri rendah adalah evaluasi diri/perasaan tentang diri atau kemampuan diri
yang negative dan dipertahankan dalam waktu yang lama.

Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang
berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri
sendiri. Adanya perasaan hilang percaya diri, merasa gagal karena tidak mampu mencapai
keinginan sesuai ideal diri (Keliat, 2001). Harga diri rendah adalah evaluasi diri/perasaan
tentang diri atau kemampuan diri yang negative dan dipertahankan dalam waktu yang lama.
Jadi harga diri rendah adalah suatu perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilangnya
kepercayaan diri dan gagal mencapai tujuan yang diekspresikan secara langsung maupun
tidak langsung, penurunan diri dapat bersifat situasional maupun kronis atau menahun.

2.5.1 Proses Terjadinya Masalah

Harga diri rendah sering disebabkan karena adanya koping individu yang tidak efektif
akibat adanya kurang umpan balik positif, kurangnya sistem pendukung kemunduran
perkembangan ego, pengulangan umpan balik yang negatif, disfungsi sistem keluarga serta
terfiksasi pada tahap perkembangan awal (Townsend, M.C. 1998: 366). Harga diri rendah
muncul saat lingkungan cenderung mengucilkan dan menuntut lebih dari kemampuannya.

1) Faktor Predisposisi
 Faktor biologis - Kerusakan lobus frontal - Kerusakan hipotalamus - Kerusakan
system limbic - Kerusakan neurotransmitter
 Faktor psikologis - Penolakan orang tua - Harapan orang tua tidak realistis - Orang
tua yang tidak percaya pada anak - Tekanan teman sebaya - Kurang reward system -
Dampak penyakit kronis
 Faktor sosial - Kemiskinan - Terisolasi dari lingkungan - Interaksi kurang baik
dalam keluarga
 Faktor cultural - Tuntutan peran - Perubaha kultur
2) Faktor Precipitasi
5
Kehilangan bagian tubuh, perubahan penampilan/bentuk tubuh, kegagalan atau
produktivitas menurun. Secara umum gangguan konsep diri harga diri rendah ini dapat
terjadi secara situasional atau kronik. Secara situasional misalnya karena trauma yang
muncul secara tiba-tiba, seperti harus di operasi, kecelakaan, perkosaan atau dipenjara,
termasuk dirawat di rumah sakit juga bisa menyebabkan harga diri rendah. Penyebab
lainnya adalah harapan fungsi tubuh yang tidak tercapai serta perlakuan petugas
kesehatan yang kurang menghargai klien dan keluarga. Harga diri rendah kronik
biasanya dirasakan klien sebelum sakit atau sebelum dirawat klien sudah memiliki
pikiran negatif dan meningkat saat dirawat

3) Rentang Respon

Rentang respon harga diri rendah sebagai berikut :

1. Aktualisasi diri
Pengungkapan pertanyaan atau kepuasan dari konsep diri positif.
2. Konsep diri positif
Dapat menerima kondisi dirinya sesuai dengan yang diharapkannya dan sesuai
dengan kenyataan.
3. Harga diri rendah
Perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri merasa gagal
mencapai keinginan.
4. Kekacauan identitas
Ketidakmampuan individu mengidentifikasi aspek psikologi pada masa dewasa, sifat
kepribadian yang bertentangan perasaan hampa dan lain-lain.
5. Dipersonalisasi (Tidak mengenal diri)
Merasa asing terhadap diri sendiri, kehilangan identitas misalnya malu dan sedih
karena orang lain

Respon adaptif merupakaan respon yang masih dapat diterima oleh norma-norma
social dan budaya yang secara umum berlaku dimasyarakat. Respon maladaptive adalah
respon yang diberikan individu dalam menyelesaikan masalah yang menyimpang dari
norma-norma kebudayaan, sedangkan posisi harga diri rendah berada diantara respon
adaptif dan mal adaptif ( Stuard and Sudeen, 1998 )

6
2.5.2 Tanda dan Gejala

Menurut Carpenito, L.J (2003: 352):

1) Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan terhadap
penyakit. Misalnya : malu dan sedih karena rambut jadi botak setelah mendapat terapi
sinar pada kanker.
2) Rasa bersalah terhadap diri sendiri. Misalnya : ini tidak akan terjadi jika saya segera
kerumah sakit, menyalahkan/mengejek dan mengkritik diri sendiri.
3) Merendahkan martabat. Misalnya: saya tidak bisa, saya tidak mampu, saya orang bodoh
dan tidak tahu apa-apa.
4) Percaya diri kurang. Klien sukar mengambil keputusan, misalnya tentang memilih
alternative tindakan.
5) Ekspesi malu atau meraa bersalah dan khawatir, menolak diri sendiri.
6) Perasaan tidak mampu.
7) Pandangan hidup yang pesimistis.
8) Tidak berani menatap lawan bicara.
9) Lebih banyak menunduk.
10) Penolakan terhadap kemampuan diri.
11) Kurang meperhatikan perawatan diri.
12) Data objektif:
 Produktivitas menurun.
 Perilaku distruktif pada diri sendiri.
 Perilaku distruktif pada orang lain.
 Penyalahgunaan zat.
 Menarik diri dari hubungan sosial.
 Ekspresi wajah malu dan merasa bersalah.
 Menunjukkan tanda depresi.
 Tampak mudah tersinggung.

2.5.3 Patofisiologi

Harga diri rendah merupakan penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh
dengan menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai dengan ideal diri. Harga diri

7
yang tinggi adalah perasaan yang berakar dalam penerimaan diri sendiri tanpa syarat,
walaupun melakukan kesalahan, kekalahan, dan kegagalan, tetapi merasa sebagai seorang
yang penting dan berharga. Gangguan harga diri dapat terjadi secara:

1. Situasional

Yang terjadi trauma yang tiba-tiba, misal harus dioperasi, kecelakaan, dicerai
suami,putus sekolah, putus hubungan kerja. Pada pasien yang di rawat dapat terjadi
harga diri rendah karena privasi yang kurang diperhatikan seperti pemeriksaan fisik yang
sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan, harapan akan struktur, bentuk dan
fungsi tubuh yang tidak tercapai karena dirawat/sakit/penyakit, perlakuan petugas yang
tidak menghargai.

2. Maturasional

Ada beberapa faktor yang berhubungan dengan maturasi adalah :

a) Bayi/Usia bermain/Prasekolah berhubungan dengan kurang stimulasi atau


kedekatan,perpisahan dengan orangtua, evaluasi negative dari orang tua, tidak
adekuat dukungan orang tua, ketidakmampuan memepercayai orang terdekat
b) Usia sekolah:berhubungan dengan kegagalan mencapai tingkat atau peringkat
objektif, kehilangan kelompok sebaya umpan balik negative berulang.
c) Remaja pada usia remaja penyebab harga diri rendah, jenis kelamin, gangguan
hubungan teman sebagai perubahan dalam penampilan, masalah-masalah pelajaran
kehilangan orang terdekat.
d) Usia sebaya : berhubungan dengan perubahan yang berkaitan dengan penuaan.
e) Lansia : berhubungan dengan kehilangan (orang, financial, pensiun).

3. Kronik

Yaitu perasaan negative terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu sebelum sakit/
dirawat. Pasien mempunyai cara berfikir yang negative. Kejadian sakit dan dirawat akan
menambah persepsi negative terhadap dirinya. Kondisi ini mengakibatkan respons yang
maladaptive, kondisi ini dapat ditemukan pada pasien gangguan fisik yang kronis atau
pada pasien gangguan jiwa

8
STRESOR

Faktor predisposisi: Faktor presipitasi :

- Penolakan orang tua - Hilangnya sebagian anggota

- Harapan orang tua yang tubuh


tidakrealistis
- Berubahnya penampilan atau
- Kegagalan yang berulangkali
bentuk tubuh
- Kurang mempunyai tanggung
- Mengalami kegagalan
jawab personal
- Menurunnya produktivitas
- Ketergantungan pada orang lain

Gangguan/Ketidaksei

Self image Self ideal

Self affirmative

Tanda Gejala Spesifik :


Pengungkapan diri negatif, tidak berani menatap lawan bicara, Lebih banyak menunduk,
Bicara lambat dengan nada suara lemah, Ekspresi malu atau merasa bersalah dan
khawatir,menolak diri sendiri, Perasaan tidak mampu, pesimistis.

Mekanisme koping individu tidak efektif

Harga Diri rendah

9
Perilaku Kekerasan Isolasi Sosial Waham

2.5.4 Upaya Yang Dapat Dilakukan

Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan untuk melakukan


kegiatan pada pasien yang mengalami harga diri rendah adalah dengan terapi kreasi seni
menggambar yang merupakan salah satu bagian dari terapi lingkungan. Terapi lingkungan
berkaitan erat dengan stimulasi psikologis seseorang yang akan berdampak pada
kesembuhan fisik mampu psikologis seseorang yang akan berdampak pada kesembuhan
baik pada kondisi fisik maupun psikologis seseorang. Berbagai jenis terapi spesialis yang
diberikan untuk pasien dengan harga diri rendah kronis meliputi tiga kategori yaitu untuk
individu, keluarga, dan kelompok terapi spesialis individu yang dapat diberikan pada
pasien dengan harga diri rendah kronis adalah Cognitive Behaviour Therapy (CBT ) atau
terapi kognitif perilaku dan Logotherapy Terapi kelompok yang dapat diimplemaentasikan
pada pasien dengan harga diri rendah kronis adalah Supportive Therapy Atau terapi
supportif dan Self Help Group (SHG) atau kelompok swabantu.

Untuk keluarga pasien, perawat spesialis jiwa dapat memberikan terapi spesialis
Psikoedukasi keluarga dan Triangle Therapy (Widianti et.al,2017).

a. Terapi lingkungan dapat membantu pasien untuk mengembangkan rasa harga diri,
mengembangkan kemampuan untuk berhubungandengan orang lain, membantu
mempercayai orang lain. Terapi lingkungan dapat dibagi menjadi 4 jenis yaitu terapi
rekreasi, terapikreasi seni, pettherapy dan plantherapy Jenis terapi lingkungan yang
tepat diterapkan pada pasien harga diri rendah adalah yang pertama terapi rekreasi,
tujuan dari terapi tersebut adalah agar pasien dapat melakukan kegiatan secara
konstruktif dan menyenangkan, dan mengembangkan kemampuan hubungansosial,
yang kedua adalah terpi kreasi seni, dalam terapi kreasi seniterbagi menjadi empat
bagian yaitu terapi menari, atau dance, terapi musik, terapi menggambar atau melukis
terapi literatur atau biblio. Keempat jenis terapi ini membantu pasien untuk
mengkomunikasikan tentang perasaan-perasaan dan kebutuhan-kebutuhanya,
memberikan kesempatan pada pasien untuk mengekpresikan tentang apa yang terjadi
dengan dirinya serta memberikan kesempatan pada pasien untuk mengembangkan

10
wawasan diri dan bagaimana mengekspresikan pikiran dan perilaku sesuai dengan
norma yang baik.
b. Terapi kreasi seni menggambarkan diterapkan karena adaanggapan dasar bahwa
pasien harga diri rendah akan dapat mengekspresikan perasaan melalui terapi
lingkungan senimenggambar dari dengan ekspresi verbal. Dengan terapi kreasi seni
menggambar perawat dapat mengkaji tingkat perkembangan, status emosional pasien
dengan harga diri rendah, hipotesa diagnostiknya, serta melakukan intervensi untuk
mengatasi masalah pasien harga diri rendah tersebut. Upaya yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan kegiatan pada pasien yang mengalami harga diri rendah adalah
dengan terapi kreasi seni menggambar yang merupakan salah satu terapi lingkungan.
Terapi kreasi seni menggambar berkaitan erat dengan stimulasi psikologis seseorang
yang akan berdampak pada kesembuhan baik pada kondisi fisik maupun psiologis
seseorang.
c. Terapi kognitif diberikan dalam tiga sesi yaitu sesi: (Febriana et.al, 2016).
 Identifikasi pikiran otomatis negatif
 Penggunaan tanggapan rasional terhadap pikiran otomatis negatif
 Manfaat tanggapan rasional terhadap pikiran otomatis yang negatif

Pelaksanaan terapi kognitif menggunakan pendekatan interpersonal peplau yang


terdiri dari orientasi, identifikasi, eksploitasi dan resolusi. Pendekatan peplau sangat
dalam proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian orientasi dan identifikasi,
eksploitasi perencanaan dan implementasi, resolisi atau evaluasi. Begitu juga dengan
tahap komunikasi terapeutik yang digunakan dalam terapi kognitif yaitu: orientasi,
kerja dan terminasi. Atas dasar kesesuaian tersebut menggunakan interpersonal peplau
sebagai kerangka penyelesaian masalah pasien harga diri rendah dengan terapi
kognitif (Mubin. 2009)

2.5.5 Penatalaksanaan

Penatalaksanaan keperawatan

1) Aspek Psikologis, meliputi :


a. Perawatan personal dan dihargai
b. Mempunyai seseorang untuk diajak bicara tentang masalah-masalahnya
c. Jawaban-jawaban yang jujur dari lingkungannya

11
d. Tindak lanjut medis
e. Mengurangi penghalang untuk pengobatan
f. Pendidikan/penyuluhan tentang kondisi mereka

2) Aspek Sosial.

Seorang penderita HIV AIDS setidaknya membutuhkan bentuk dukungan dari lingkungan
sosialnya. Dimensi dukungan sosial meliputi 3 hal:

 Emotional support, miliputi; perasaan nyaman, dihargai, dicintai, dan diperhatikan


 Cognitive support, meliputi informasi, pengetahuan dan nasehat
 Materials support, meliputi bantuan / pelayanan berupa sesuatubarang dalam
mengatasi suatu masalah. (Nursalam, 2007) Dukungan sosial terutama dalam
konteks hubungan yang akrab atau kualitas hubungan perkawinan dan keluarga
barangkali merupakan sumber dukungan sosial yang paling penting.

House (2006) membedakan empat jenis dimensi dukungan social :

a. Dukungan Emosional
Mencakup ungkapan empati, kepedulian dan perhatian terhadap pasien dengan HIV
AIDS yang bersangkutan
b. Dukungan Penghargaan
Terjadi lewat ungkapan hormat / penghargaan positif untuk orang lain itu, dorongan
maju atau persetujuan dengan gagasan atau perasaan individu dan perbandingan
positif orang itu dengan orang lain
c. Dukungan Instrumental
Mencakup bantuan langsung misalnya orang memberi pinjaman uang, kepada
penderita HIV AIDS yang membutuhkan untuk pengobatannya
d. Dukungan Informatif
Mencakup pemberian nasehat, petunjuk, sarana.

12
2.4 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN HARGA DIRI RENDAH PADA PASIEN
COVID 19
2.5.1 Pengkajian

Tahap pertama pengkajian meliputi factor predisposisi seperti: psikologis tanda dan
tingkah laku klien dan mekanisme koping klien.

1. Kaji faktor predisposisi

Factor predisposisi terjadinya harga diri rendah adalah penolakan orangtua


yangtidak realistis, kegagalan berulang kali, kurang mempunyai tanggung jawab
personal, ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang tidak realistis

2. Kaji factor presipitasi

Kehilangan bagian tubuh, perubahan penampilan/bentuk tubuh, kegagalan atau


produktifitas yang menurun

3. Kaji prilaku

 Mengkritik diri sendiri dan orang lain


 Penurunan produktifitas
 Dekstruktif yang diarahkan pada orang lain
 Gangguan dalam berhubungan
 Rasa diri penting yang berlebihan
 Perasaan tidak mampu
 Rasa bersalah
 Mudah tersinggung atau marah
 Perasaan negatif tentang tubuhnya sendiri
 Ketegangan peran yang dirasakan
 Pandangan hidup yang pesimis
 Keluhan fisik
 Pandangan hidup yang bertentangan
 Penolakan terhadap kemampuan personal
 Dekstruktif terhadap diri sendiri

13
 Pengurangan diri
 Menarik diri secara social
 Menarik diri dari realitas

2.5.2 Diagnosa Keperawatan

a. Harga diri rendah


b. Pola nafas tidak efektif
c. Kurang Pengetahuan

No Diagnosa Keperawatan Kriteria Hasil (SLKI) (SIKI)


1. HDR Setelah dilakukan asuhan 1. Identifikasi
keperawatan selama 3x24jam kemampuan dan
diharapkan masalah aspek positif yang
keperawatan dapat diatasi masih dimiliki klien
dengan kriteria hasil : 2. Bantu pasien
menilai kemampuan
1. Pasien dapat
yang dapat
mengidentifikasi
digunakan
kemampuan dan aspek
3. Membantu pasien
positif yang dimiliki
untuk
2. Pasien dapat menilai
memilih/menetapka
kemampuan yang dapat
n kemampuan yang
digunakan
akan dilatih
3. Pasien dapat memilih
kegiatan sesuai dengan
kemampuan

2. Pola nafas tidak efektif Setelah dilakukan asuhan 1. Identifikasi


keperawatan selama 3x24jam frekuensi,
diharapkan masalah kedalaman
keperawatan dapat diatasi pernafasan, dan
dengan kriteria hasil : gerakan dada, sesuai
dengan tanda dan
1. Dyspneu tidak ada
gejala

14
2. Pernafasan cuping 2. Identifikasi masalah
hidung tidak ada yang dirasakan
3. Pola nafas efektif keluarga dalam
merawat pasien
3. Auskultasi area
paru, catat area
penurunan suara
paru dan catat
adanya bunyi nafas
tambahan
4. Monitor tanda-tanda
vital
5. Jelaskan pengertian
tanda dan gejala,
penyebab dan proses
ketidaefektifan pola
nafas, serta
mengambil
keputusan merawat
klien
6. Latih cara mengatasi
ketidakefektifan
pola nafas
7. Berikan stimulus
positif, pujian dan
semangat setiap
melakukan kegiatan
asuhan

3. Kurang pengetahuan Setelah dilakukan asuhan 1. Identifikasi tingkat


keperawatan selama 3x24jam kemampuan pasien
diharapkan masalah 2. Identifikasi kesiapan
keperawatan dapat diatasi dan kemapuan
menerima informasi

15
dengan kriteria hasil : terapeutik
3. Berikan pujian dan
1. Pasien tidak bertanya-
dukunangan
tanya lagi tentang
terhadap usaha
penyakitnya
positif dan
2. Pasien tampak tenang
pencapaiannya
4. Edukasi

2.5.3 Implementasi

Implementasi adalah pengolahan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah
disusun pada tahapan perencanaan. Jenis tindakan pada implmentasi ini terdiri dari
tindakan mandiri, saling ketergantungan/kolaborasi dan tindakan
rujukan/ketergantugan.Implementasi tindakan keperawatan disesuikan dengan rencana
tindakan keperawatan.

2.5.4 Evaluasi

Evaluasi merupakan tahap akhir yang bertujuan untuk menilai apakah Tindakan
keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau tidak untuk mengatasi suatu masalah.

2.5 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN HARGA DIRI RENDAH PADA PASIEN


DENGAN HIV/AIDS
2.5.1 Pengkajian

Pengkajian adalah dasar utama dari proses keperawatan. Tahap pengkajian terdiri dari
pengumpulan data dan perumusan kebutuhan atau masalah klien. Data yang
dikumpulkan melalui data biologis, psikologis, social, dan spiritual.

Adapun isi dari pengkajian tersebut adalah:

1. Identitas klien Melakukan perkenalan dan kontrak denga klien tentang: nama
mahasiswa, nama panggilan, nama klien, tujuan, waktu, tempat pertemuan, topik yang

16
akan dibicarakan. Tanyakan dan catat usia klien dan No. RM, tanggal pengkajian dan
sumber data yang didapat.
2. Alasan masuk Apa yang menyebabkan klien atau keluarga datang, atau dirawat di
rumah sakit, apakah sudah tahu penyakit sebelumnya, apa yang sudah dilakukan oleh
keluarga untuk mengatasi masalah ini. Pada klien dengan harga diri rendah klien
menyendiri, tidak mampu menatap lawan bicara, merasa tidak mampu.
3. Faktor predisposisi Menanyakan apakah keluarga mengalami gangguan jiwa,
bagaimana hasil pengobatan sebelumnya, apakah pernah melakukan atau mengalami
penganiayaan fisik, seksual,penolakan dari lingkungan, kekerasan dalam keluargadan
tindakan kriminal. Menanyakan kepada klien dan keluarga apakah ada yang
mengalami gangguan jiwa, menanyakan kepada klien tentang pengalaman yang tidak
menyenagkan. Pada klien dengan perilaku kekerasan faktor predisposisi, faktor
presipitasi klien dari pengalaman masa lalu yang menyenangkan, adanya riwayat
anggota keluarga yang gangguan jiwa dan adanya riwayat penganiayaan. Faktor
predisposisi terjadinya harga diri rendah adalah penolakan orang tua yang tidak
realistis, kegagalan berulang kali, kurang mempunyai tanggung jawab personal,
ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang tidak realistis.
4. Pemeriksaan fisik Memeriksa tanda – tanda vital, tinggi badan, berat badan dan
tanyakan apakah ada keluhan fisik yang dirasakan. Memeriksa apakah ada
kekurangan pada kondisi fisiknya. Pada klien harga diri rendah terjadi peningkatan
tekanan darah, peningkatan frekuensi nadi.
5. Psikososial
1) Genogram

Genogram menggambarkan klien dengan keluarga, dilihat dari pola komunikasi


pengambilan Keputusan dan pola asuh. Penelusuran genetic yang
menyebabkan/menurunkan gangguan jiwa merupakan hal yang sulit dilakukan
sampai saat ini

2) Konsep diri
a. Gambaran diri Tanyakan persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian tubuh yang
disukai. Pada klien harga diri rendah cenderung merendahakan dirinya sendiri,
perasaan tidak mampu dan rasa bersalahterhadap diri sendiri.

17
b. Identitas diri Status dan posisi klien sebelum klien dirawat, kepuasan klien
terhadap status dan posisinya,kepuasan klien sebagai laki – laki atau perempuan,
keunikan yang dimiliki sesuai dengan jenis kelaminnya dan posisinya. Klien
dengan harga diri rendah klien lebih banyak merunduk, kurang percaya diri, dan
tidak berani menatap lawan bicara.
c. Fungsi peran Tugas atau peran klien dalam keluarga/ pekerjaan/kelompok
masyarakat, kemampuan klien dalam melaksanaan fungsi atau perannya,
perubahan yang terjadi saat klien sakit dan dirawat, bagaiman perasaan klien
akibat perubahantersebut. Pada klien HDR tidak mampu melakukan peranya
secara maksimal hal ini ditandai dengan kurangnya percaya diri dan motivasi
yang kurang dari individu tersebut.
d. Ideal diri Harapan klien terhadap keadaan tubuh yang ideal, posisi, tugas, peran
dalam keluarga, pekerjaan atau sekolah, harapan klien terhadap lingkungan,
harapan klien terhadap penyakitnya, bagaimana jika kenyataan tidak sesuai
dengan harapannya. Pada klien dengan haraga diri rendah klien cenderung
percaya diri kurang, selalu merendahkan martabat, dan penolakan terhadap
kemampuan dirinya.
e. Harga diri Yaitu penilaian tentang nilai personalyang diperoleh dengan
menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai dengan ideal dirinya. Pada
klien dengan harga dirirendah merasa malu terhadap dirinya sendiri, rasa bersalah
terhadap dirinya sendiri, merendahkan martabat, pandangan hidup yang pesimis,
penolakan terhadap kemampuan diri, dan percaya diri kurang.

3) Hubungan sosial Tanyakan orang yang paling berarti dalam hidup klien, tanyakan
upaya yang biasa dilakukan bila ada masalah, tanyakan kelompok saja yang diikuti
dalam masyarakat, keterlibatan atau peran serta dalam kegiatan
kelompok/masyarakat hambatan dalam berhubungan dengan orang lain, minat dalam
berinteraksi dengan orang lain. Dalam hal ini orang yang mengalami harga diri
rendah cenderung menarik diri dari lingkungan sekitarnya dan klien merasa malu.
4) Spiritual Nilai keyakinan kegiatan ibadah/menjalankan keyakinan, kepuasan dalam
menjalankan keyakinan. Pada klien harga diri rendah cenderung berdiam diri dan
tidak melaksanakan fungsi spiritual.

6. Status mental

18
1) Penampilan Melihat penampilan klien dari ujung rambut sampai ujung kaki apakah
ada yang tidak rapi, penggunaan pakaian tidak sesuai, cara berpakaian tidak sesuai,
cara berpakain tidak seperti biasanya, kemampuan klien dalam berpakaian, dampak
ketidakmampuan berpenampilan baik/berpakaian terhadap status psikologi klien.
Pada klien dengan harga diri rendah rambut tampak kotordan lusuh, kuku panjang
badan hitam, kulit kotor gigi kuning.
2) Pembicaraan Klien dengan harga diri rendah bicaranya cenderung gagap, sering
terhrnti/blocking, lambat, membisu, menghindar, dan tidak mampu memulai
pembicaraan.
3) Aktivitas motoric Pada klien dengan harga diri rendah klien lebih sering merunduk,
tidak berani menatap lawan bicara, dan merasa malu.
4) Afek dan emosi Klien cenderung datar (tidak ada perubahan roman muka pada saat
ada stimulus yang menyenangkan atau menyedihkan).
5) Interaksi selama wawancara Pada klien denga harga dir rendah klien kontak kurang
(tidak mau menatap lawan bicara).
6) Proses pikir
a. Arus piker Klien dengan harga diri rendah cenderung blocking (pembicaraan
terhenti tiba – tiba tanpa gangguan dari luar kemudian dilanjutkan kembali)
b. Bentuk piker Autistik : bentuk pemikiran yang berupa fantasi atau lamunan untuk
memuaskan keinginan yang tidak dapat dicapainya.
c. Isi pikir
a) Pikiran rendah diri : selalu merasa bersalah pada dirinya sendiri dan penolakan
terhadap kemapuan diri. Klien menyalahkan, menghina dirinya, terhadap hal –
hal yang pernah dilakukan ataupun belum pernah di lakukan.
b) Rasa bersalah : pengungkapan diri negatif.
c) Pesimis: berpandangan bahwa masa depan dirinya yang suram tentang banyak
hal di dalam kehidupannya.
7) Tingkat kesadran Klien dengan harga diri rendah tingkat kesadrannya composmentis,
namun ada gangguan orientasi terhadap orang lain.
8) Memori Klien dengan harga diri rendah mampu mengigat merori dalam jangka
panjang maupun pendek.
9) Tingkat konsentrasi Tingkat konsentrasi klien harga dir rendah menurun karena
pemikiran dirinya sendiri merasa tidak mampu.

19
10) Kemampuan penilaian/ pengambilan Keputusan Klien dengan harga diri rendah
menentukan tujuan dan mengambil keputusan karena selalu terbayang
ketidakmampuan untuk dirinya sendiri.
11) Daya titik Mengingkari penyakit yang diderita : klien tidak menyadari gejala
penyakit (perubahan fisik dan emosi) pada dirinya dan merasa tidak perlu minta
pertolongan/klien menyangkal keadaan penyakitnya, klien tidak mau bercerita
tentang penyakitnya. Menyalahkan hal – hal diluar dirinya: menyalahkan orang lain
atau lingkungan yang menyebabkan timbulnya penyakit atau masalah sekarang.

7. Kebutuhan perencanaan pulang


 Kemampuan klien memenuhi kebutuhan
 Kegiatan hidup sehari – hari

8. Mekanisme koping Bagaimana dan jelaskan reaksi klien bila menghadapi suat
permasalahan, apakah mengunakan cara – cara yang adaptif seperti bicara dengan
orang lain, mampu menyelesaikan masalah, teknik relaksasi, aktivitas konstruktif,
olahraga, dll ataukah mengunakkan cara – cara yang maladaptif seperti minum alkohol,
merokok, reaksi lambat/berlebihan, menghindar, mencederai diri atau yang lainnya.
Pada proses pengakajian, data penting dan masalah yang perlu dikaji adalah diagnosa
keperawatan.

2.5.2 Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan konsep diri : harga diri rendah


2. Ansietas

NO Diagnosa Keperawatan Kriteria Hasil (SLKI) (SIKI)


1. Gangguan Konsep Diri Setelah dilakukan asuhan 1. Bina hubungan saling
keperawatan selama 3x24jam percaya
(HDR)
diharapkan masalah keperawatan
2.Identifikasi kemampuan
dapat diatasi dengan kriteria hasil :
dan aspek positif yang masih
1. Klien dapat membina dimiliki klien
hubungan saling percaya

20
2. Klien dapat
3.Bantu pasien menilai
mengidentifikasi
kemampuan yang dapat
kemampuan dan aspek
digunakan
positif yang dimiliki.
3. Klien dapat menilai
4.Membantu pasien untuk
kemampuan yang dapat
memilih/menetapkan
digunakan
kemampuan yang akan
4. Klien dapat menetapkan
dilatih
dan merencanakan
kegiatan sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki

2. Ansietas Setelah dilakukan asuhan Bimbingan antisipatif :


keperawatan selama 3x24jam
1)Bantu klien
diharapkan masalah keperawatan
mengidentifikasi
dapat diatasi dengan kriteria hasil :
kemungkinan perkembangan
1) Tidak ada wajah tegang situasi krisis yang akan
terjadi dan efek dari krisis
2) Tidak ada rasa takut yang
yang bisa berdampak pada
disampaikan secara lisan
klien dan keluarga

3) Tidak ada rasa cemas yang di


2) Gunakan contoh kasus
sampaikan secara lisan
untuk meningkatkan
kemampuan pemecahan
4) Tidak ada peningkatan tekan
masalah klien dengan cara
darah
yang tepat
5) Tidak ada peningkatan tekanan
3) Libatkan keluarga
nadi
maupun
6) Tidak ada peningkatan
orang orang terdekat klien
frekuensi pernafasan

21
7) Tidak ada menarik diri 8) Tidak jika memungkinkan
ada gangguan pola tidur Pengurangan kecemasan :

1) Gunakan pendekan yang

tenang dan menyakinkan

2) Nyatakan dengan jelas

harapan terhadap prilaku


klien

3) Berikan informasi faktual

terkait diagnosis, perawatan

dan progosis

4) Dorong keluarga untuk

mendampingi pasien dengan

cara yang tepat

5) Puji kekuatan prilaku


yang

baik secara tepat

6) Dengarkan klien

7) Identifikasi pada saat


terjadi perubahan kecemasan

8) Instruksikan pasien untuk

menggunakan teknik

22
relaksasi

9) Kaji untuk tanda verbal


dannonverbal keceemasan

2.5.3 Implementasi

a. Mengidentifikasi kemampuan adan aspek positif yang di miliki klien.


b. Menilai kemampuan yang dapat di lakukan saat ini
c. Melatih kemampuan yang di pilih klien
d. Memasukkan dalam jadwal kegiatan klien
e. Mengevaluasi jadwal kegitan harian klien
f. Mendiskusikan masalah yang di rasakan keluarga dalam merawat klien
g. Menjelaskan pengertian , tanda dan gejala harga diri rendah serta proses terjadinya
h. Menjelaskan cara merawat klien dengar harga diri rendah
i. Bermain peran dalam merawat pasien HDR
j. Menyusun RTL keluarga atau jadwal keluarga untuk merawat
k. Evaluasi kemampuan keluarga
l. Melatih keluarga merawat langsung klien dengan HDR
m. Rencana tindak lanjut keluarga dengan follow up dan rujukkan

2.5.4 Evaluasi

1. Kemampuan pasien dan keluarga


Evaluasi yang dilakukan untuk menilai sejauh mana keberhasilan tindakan keperawatan
yang diberikan kepada klien dengan gangguan konsep diri : harga diri rendah lalu untuk
menilai factor penghambat dan pendukung serta alternatif masalah.
Format evaluasi penilaian kemampuan pasien dan keluarga
dengan Harga Diri Rendah
Nama pasien :
Ruangan :
Petunjuk pengisian
1. Beri tanda (V) jika pasien mampu melakukan kemampuan dibawah ini

23
2. Tulis tanggal setiap dilakukan supervis
Aspek Peniaian TAK

No Kemampuan Tanggal
A Pasien
1. Menyebutkan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
2. Menilai kemampuaan yang masih dapat digunakan
3. Memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki
4. Melatih kegiatan yang sudah dipilih
5. Melaksanakan kemampuan yang telah dilatih
B. Keluarga
1. Menjelaskan pengertian dan tanda tanda orang HDR
2. Menyebutkan tiga cara merawat pasien HDR
( memberikan pujian dan melatih pasien melakukan
kemampuan)
3. Mampu mempraktekan cara merawat pasien

BAB 3

A. KESIMPULAN

Salah satu kunci keberhasilan hidup kita adalah bagaimana kita dapat
mengembangkan konsep diri positif, Konsep diri positif memiliki peranan yang sangat besar
dalam menentukan keberhasilan hidup seseorang. Karena konsep diri positif dapat
mempengaruhi pola pikir dan tindakan seseorang menjadi positif dalam kehidupannya.
Hasilnya adalah karakter pribadi positif yang menjadi modal bagi kesuksesan hidup.

B.SARAN

Asuhan keperawatan pada klien dengan harga diri rendah harus dapat
dilakukandengan tepat karena kita tahu bahwa manusia utuh dan unik yang terdiri dari aspek
bio, psiko, sosial, dan spritual. Sebagai manusia yang utuh dan unik secara psikologis harus
juga dapat terpenuhi agar dapat berkomunikasi dengan lingkungan dengan baik serta pada

24
diri sendiri yang paling utama. Selain itu sebagai perawat mempunyai kewajiban untuk
membantu individu meraih kesehatan optimal baik dengan mencegah penyakit maupun
peningkatan kesehatan. Oleh karena itu, disarankan pada para pembaca yang khususnya
adalah perawat agar tetap memperhatikan klien sebagai individu yang unik dan utuh.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/document/615425964/ASKEP-COVID-19-DENGAN-HARGA-
DIRI-RENDAH

https://www.scribd.com/search?query=askep%20psikiatri%20hiv

https://pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_FAUZIAH_ISWANDI_PDF.pdf

http://repository.stikessaptabakti.ac.id/330/1/LTA%20JULISTRI.pdf

kep_jiwa_HDR_HIV_AIDS[1].pdf

25
26

Anda mungkin juga menyukai