Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

TRIAS EPIDEMIOLOGI PADA PENYAKIT HEPATITIS A

Diajukkan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Epidemiologi Klinik
Dengan dosen pengampu Ibu Barrianti, S.ST., MM

Disusun Oleh :

Nesti Puji Astuti (5117011)

PRODI DIV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK

STIKES RAJAWALI BANDUNG

2019/2020
JL.Rajawali Barat no 73 Maleber,Andir,Kota bandung,Jawa Barat 40184
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, dengan ini marilah kita panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua, sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah Epidemiologi Klinik yang berjudul " Trias Epidemiologi
Pada Penyakit Hepatitis A”.
Adapun makalah Epidemiologi Klinik tentang “Trias Epidemiologi Pada
Penyakit Hepatitis A“ ini telah saya usahakan semaksimal mungkin dan tentunya
dengan bantuan dari banyak pihak, sehingga dapat memperlancar proses pembuatan
makalah ini. Oleh sebab itu, saya juga ingin menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam pembuatan
makalah Epidemiologi Klinik ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah ilmiah Epidemiologi
Klinik ini dapat diambil manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap
pembaca. Selain itu, kritik dan saran dari Anda saya tunggu untuk perbaikan makalah
ini nantinya.

Bandung, 15 April 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB I .................................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1

1.1. Latar Belakang ........................................................................................... 1

1.2.Tujuan .......................................................................................................... 2

1.3. Rumusan Masalah ...................................................................................... 2

BAB II ................................................................................................................................ 3

PEMBAHASAN ................................................................................................................ 3

2.1 Trias Epidemiologi Penyakit Hepatitis A .................................................. 3

2.2. Variasi Musim dan Geografi ..................................................................... 5

2.3 Riwayat Alamiah Penyakit Hepatitits A ................................................... 6

2.4 Pencegahan Penyakit Hepatitis A .............................................................. 7

2.5 Pengobatan Penyakit Hepatitis A .............................................................. 7

BAB III............................................................................................................................... 8

PENUTUP.......................................................................................................................... 8

3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 8

3.2 Saran ............................................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 9

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hepatitis A merupakan urutan pertama dari berbagai penyakit hati di
dunia. Hepatitis A terjadi secara sporadis di seluruh dunia, dengan
kecenderungan pengulangan siklus epidemi. Di dunia prevalensi infeksi virus
hepatitis A sekitar 1.4 juta jiwa setiap tahun (WHO) dengan prevalensi
tertinggi pada negara berkembang. Epidemi yang terkait dengan makanan
atau air yang terkontaminasi dapat meletus eksplosif, seperti epidemi di
Shanghai pada tahun 1988 yang mempengaruhi sekitar 300 000 orang.
Gejala yang ditimbulkan pada penderita hepatitis A di negara-negara yang
terkategori non-endemis ialah seperti anoreksia, nausea, gangguan abdominal,
dan malaise. Penyakit hepatitis A memiliki gejala klinis dngan spektrum yang
bervariasi mulai dari gejala ringan sampai berat. Gejala ringan bisa sembuh
hanya dengan waktu 1-2 minggu, sedangkan gejala berat bisa berlangsung
sampai berbulan-bulan. Kejadian meninggal karena hepatitis A ini masih
tergolong rendah (sekitar 0,1%-0,3%).
Penyakit hepatitis A ataupun gejala sisanya bertanggung jawab atas 1-2
juta kematian setiap tahunnya. Secara global, virus hepatitis merupakan
penyebab utama viremia yang persisten. Di Indonesia berdasarkan data yang
berasal dari rumah sakit, hepatitis A masih merupakan bagian terbesar dari
kasus-kasus hepatitis akut yang dirawat yaitu berkisar 39,8-68,3% (Sanitoso,
2007).
Pada tahun 2002-2003 terjadi KLB (Kejadian Luar Biasa) hepatitis dengan
80% penderita berasal dari kalangan mahasiswa. Dari data penderita hepatitis
pada mahasiswa menunjukan 56% mahasiswa tersebut terbiasa makan di
warung atau pedagang kuliner kaki lima dengan hygiene sanitasi yang tidak
baik (laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Jember,2003). Pada tahun 2010,
prevalensi penyakit infeksi virus hepatitis A mencapai angka 9.3% dari total

1
penduduk 237.6 juta jiwa. Di Sumsel tahun 2007 dengan jumlah penduduk
7.019.964 jiwa, prevalensi hepatitis A adalah 0.2%-1.9%.
Untuk memprediksi pola penyakit, teori trias epidemiologi menekankan
perlunya analisis dan pemahaman masing-masing komponen. Penyakit dapat
terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara ketiga komponen tersebut.
Teori ini lebih di kenal dengan model triangle epidemiologi atau triad
epidemologi, dan cocok untuk menerangka penyebab penyakit infeksi. Sebab
peran Agent(mikroba) mudah diisolasi dengan jelas dari lingkungannya.
Menurut model ini perubahan salah satu komponen akan mengubah
keseimbangan interaksi ketiga komponen yang akhirnya berakibat bertambah
atau berkurangnya penyakit.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui Trias epidemiologi pada penyakit hepatitis A.
2. Untuk mengetahui variasi musim dan geografi penyakit hepatitis A
3. Untuk mengetahui riwayat alamiah penyakit hepatitis A
4. Untuk mengetahui pencegahan dan pengobatan dari penyakit hepatitis A.

1.3 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Trias Epidemiologi pada penyakit hepatitis A ?
2. Bagaimanakah variasi musim dan geografi penyakit hepatitis A ?
3. Bagaimana riwayat alamiah dari penyakit heaptitis A ?
4. Bagaimana cara pencegahan dan pengobatan penyakit hepatitis A?

2
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Trias Epidemiologi Penyakit Hepatitis A
2.1.1 Agent
Klasifikasi virus hepatitis A
Kingdom : Virus
Filum : Pikarnavrides
Kelas : Pikarnavrides
Famili : Pikornavidae
Ordo : Pikornavridales
Spesies :-

Morfologi Virus Hepatitis A


Hepatitis A adalah infeksi hati yang disebabkan oleh virus hepatitis A
(HAV) virus genom RNA beruntai tunggal dan linear dengan ukuran 7.8 kb.
Virus hepatitis A merupakan anggota famili pikornaviradae berukuran 27-32
nm dengan bentuk partikel yang membulat. HAV mempunyai simetri kubik,
tidak memiliki selubung, serta tahan terhadap panas dan kondisi asam. HAV
mula-mula diidentifikasi dari tinja dan sediaan hati. Penambahan antiserum
hepatitis A spesifik dari penderita yang hampir sembuh (konvalesen) pada
tinja penderita diawasl masa inkubasi penyakitnya, sebelum timbul ikterus,
memungkinkan pemekatan dan terlihatnya partikel virus melalui
pembentukan agregat antigen antibodi. Asai serologic yang lebih peka, seperti
asai mikrotiter imunoradiometri fase padat dan pelekatan imun, telah
memungkinkan deteksi HAV di dalam tinja, homogenate hati, dan empedu,
serta pengukuran antibodi spesifik (IgG untuk kasus infeksi lalu dan IgM
untuk kasus infeksi akut) di dalam serum (Abbot, Laboratorium
Diagnostic,1981; Krugman S, 1979).
Sifat umum dari virus hepatitis A ini dapat ditinjau dari segi pengendalian
mikrobiologis dan resistensinya. Dari segi pengendalian mikrobiologis, virus

3
ini dapat dirusak dengan cara diotoklaf (121˚C selama 20 menit), dengan
dididihkan dalam air selama 5 menit, dengan penyinaran ultra ungu (1 menit
pada 1.1 watt), dengan panas kering (180˚C selama 1 jam), selama 3 hari
pada 37˚C atau dengan khlorin (10-15 ppm selama 30 menit). Dari segi
resistensinya, HAV relativ resisten terhadap cara-cara desinfeksi. Ini
menunjukkan perlu diambil tindakan-tindakan pencegahan istimewa dalam
menangani penderita hepatitis beserta produk-produk tubuhnya.

2.1.2 Host

HVA menyerang manusia, baik dewasa maupun anak-anak. Siapapun


yang belum pernah terinfeksi atau divaksinasi dapat terkena hepatitis A. Di
daerah di mana virus tersebar luas, sebagian besar yang terinfeksi HAV
adalah anak usia dini. Faktor risiko lain untuk virus hepatitis A antara lain
obat-obatan suntik, tinggal serumah dengan orang yang terinfeksi, atau mitra
seksual dari seseorang dengan infeksi HAV akut.

2.1.3 Environment

Orang yang tinggal di daerah dengan sanitasi yang buruk memiliki risiko
yang lebih tinggi. Sistem sanitasi yang buruk menyebabkan penularan
penyakit lebih mudah, dan karena itu lebih banyak kasus yang muncul. Data
yang terdapat pada Statistik Kesejahteraan Rakyat 2007 menyebutkan bahwa
presentase rumah tangga yang memiliki sumber air minum terlindung sebesar
81.48 %. Provinsi dengan presentase terbesar dengan rumah tangga yang
memiliki sumber air minum terlindung adalah DKI dengan presentase
98.94%. Sedangkan provinsi dengan presentase terkecil rumah tangga yang
memiliki sumber air minum terlindung adalah Bengkulu, 45.93%. Sementara
provinsi Sumatera Selatan memiliki presentase rumah tangga dengan sumber
air minum terlindung sebesar 62.99%. Orang yang tinggal di daerah padat
penduduk memiliki risiko lebih tinggi untuk terpapar HAV. Di daerah dengan
karakteristik seperti di atas inilah kasus infeksi penyakit menular hepatitis A
akan mudah menyebar dan berpotensi menjadi wabah.

4
2.2. Variasi Musim dan Geografi
Infeksi HAV terjadi secara epidemi pada daerah dengan empat musim dan
puncaknya biasanya terjadi pada awal musim semi dan awal musim dingin dan
pada saat sekarang infeksi HAV di jumpai pada kelompok sosial tertentu dan
didaerah tropis insiden puncak yang pernah dilaporkan cenderung terjadi pada
musim hujan.

Distribusi geografis saat ini adalah jenis infeksi virus dengan evolusi
yang endemik serta tingginya angka endemisitas dan insidens Hepatitis A
mempunyai korelasi dengan tingkat hygiene dan kondisi sanitasi di mana populasi
yang bersangkutan tinggal sero-prevalensi anti HAV di dunia terdiri dari :
Pola I :
a. Endemisitas sangat tinggi di jumpai pada daerah berkembang kemiskinan.
b. Ciri khas hampir lebih dari 90% anak-anak sudah terinfeksi Hepatitis A saat
mereka berusia 5 tahun.
c. Standar hygiene sanitasi yang sangat buruk.
d. Adanya Overcrowding.
Pola II :
a. Endemisitas tinggi.
b. Infeksi jarang pada anak-anak usia 5 tahun tetapi dijumpai antibodi antivirus
Hepatitis A pada lebih dari 90% anak usia 10 tahun.
c. Angka diatas hanya mewakili sebagian kecil dari jumlah infeksi sebenarnya
mengingat besarnya proforsi infeksi asistomatik pada usia lebih muda dan
buruknya sistem pelayanan.
Pola III :
a. Endemisitas sedang.
b. Angka Kohort bermakna pada anak-anak usia lebih besar dari remaja.
c. Angka prevalensi 90% belum tercapai sampai usia dewasa muda.
d. Ciri lain bila standard hygiene membaik maka angka Morbiditas
e. Hepatitis A meningkat karena sebagian besar infeksi terjadi saat menjelang
dewasa.

5
Pola IV :
a. Endemisitas rendah.
b. Angka insiden yang dialporkan bervariasi antara 5 – 15 kasus per 100.000 per
tahun.
c. Prevalensi antibodi anti HAV mencapai 10% pada usia 15 tahun dan
meningkat sampai 70% per usia dewasa.
Pola V :
a. Endemisitas sangat rendah.
b. Angka insidensi kurang dari 5 per 100.000 per tahun.
c. Bila terjadi wabah biasanya hanya terjadi ekslusif pada orang dewasa dan
terpapar saat bepergian ke daerah endemis tinggi.

2.3 Riwayat Alamiah Penyakit Hepatitis A

Masa inkubasi virus hepatitis A adalah 15-49 hari, dengan rata-rata 28-30
hari. Pada tahap inkubasi ini, gejala infeksi hepatitis A belum terlihat. Hepatitis A
mempunyai gejala klinis dengan spektrum bervariasi mulai dari ringan sampai
sembuh dalam waktu 1-2 minggu sampai dengan gejala berat penyakit muncul
dan berlangsung hingga beberapa bulan, umumnya 2-6 bulan. Perjalanan penyakit
dapat terus berlanjut dan kambuh kembali, biasanya berlangsung dalam kurun
waktu lebih dari 1 tahun. Gejala hepatitis A adalah demam, malaise, kehilangan
nafsu makan, sakit kepala, nyeri otot, lelah dan lemah, diare, mual,
ketidaknyamanan perut, urin gelap dan sakit kuning (menguningnya kulit dan
putih mata).

Secara keseluruhan, gejala berlangsung kurang drai 2 bulan, meskipun


terkadang ada yang bertahan sampai 6 bulan, dan ikterus hingga 8 bulan.
Kebanyakan orang sembuh dalam beberapa minggu atau bulan tanpa komplikasi.
Gejala hepatitis dapat sangat mirip antara semua bentuk manusia hepatitis. Oleh
karena itu tes darah diperlukan untuk menentukan virus hepatitis spesifik
seseorang.

6
Pada masa laten, virus ditemukan pada tinja orang yang terinfeksi,
mencapai puncak 1-2 minggu sebelum timbulnya gejala dan berkurang cepat
setelah gejala disfungsi hati muncul bersamaan dengan timbulnya sirkulasi
antibodi HAV di dalam darah. Pada tahap infeksi, infektivitas maksimum terjadi
pada hari-hari terakhir dari separuh masa inkubasi dan terus berlanjut beberapa
hari hingga muncul gejala ikterus.
2.4 Pencegahan Hepatitis A
Hepatitis A dicegah dengan pemberian vaksin hepatitis virus A. Teknik lain
yang perlu dikembangkan adalah peningkatan sanitasi lingkungan tempat tinggal
masyarakat dengan risiko tinggi dan mencerdaskan masyarakat untuk lebih
memikirkan personal hygiene mereka. Seperti, penjamah makanan harus selalu
mencuci tangan setelah menggunakan kamar mandi atau mengganti popok dan
sebelum menyiapkan makanan, menjaga kebersihan air dan sebagainya.
Seseorang telah terkena Hepatitis A, perlu diberikan suntikkan immune globulin
(IG). Menurut penelitian, IG memberikan keefektifan dalam mencegah hepatitis
klinis 80 sampai 90 persen ketika disuntikkan dalam waktu dua minggu setelah
terpapar.

2.5 Pengobatan Hepatitis A

Setelah gejala untuk hepatitis A muncul, tidak ada pengobatan langsung


untuk virus. Pasien harus beristirahat sesuai dengan bagaimana mereka merasa
lelah, dan harus menerima nutrisi yang cukup baik dengan makan atau melalui
cairan, karena penyakit ini dapat menyebabkan kurangnya nafsu makan.
Pengobatan untuk Hepatitis fulminan A, Pengobatan untuk komplikasi ini akan
bervariasi tergantung pada kasus individu seseorang. Dalam kasus kegagalan hati
lanjut, transplantasi hati mungkin menjadi pilihan hanya tersedia untuk
menghindari kematian.

7
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hepatitis adalah salah satu penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis
A (HAV) yang disertai nekrosis dan inflamasi atau cedera pada hati. Penyakit
Hepatitis A umumnya menyerang anak dan kaum dewasa muda. Penyakit ini juga
dikenal dengan sebutan penyakit kuning (jaudince). Hepatitis yang berlangsung
kurang dari 6 bulan disebut hepatitis akut, sementara hepatitis yang berlangsung
lebih dari 6 bulan disebut hepatitis kronis. Penularan penyakit ini bisa dari fekal-
oral, makanan, melalui air, hubungan seksual dan melalui darah. Gejala yang
ditimbulkan memiliki spektrum yang bervariasi mulai dari gejala ringan sampai
berat.
Menurut Trias epidemiologi, agent yang menyebabkan pada penyakit
hepatitis A adalah virus hepatitis A (HAV) virus genom RNA beruntai tunggal
dan linear dengan ukuran 7.8 kb. Virus hepatitis A merupakan anggota famili
pikornaviradae berukuran 27-32 nm dengan bentuk partikel yang membulat. HVA
menyerang manusia, baik dewasa maupun anak-anak. Siapapun yang belum
pernah terinfeksi atau divaksinasi dapat terkena hepatitis A. Orang yang tinggal di
daerah dengan sanitasi yang buruk memiliki risiko yang lebih tinggi. Sistem
sanitasi yang buruk menyebabkan penularan penyakit lebih mudah, dan karena itu
lebih banyak kasus yang muncul.

3.2 Saran
Dalam kasus seperti ini yang perlu kita lakukan untuk mencegah penyakit
ini sebaiknya kita lebih menjaga diri dari keterpaparan dan lebih dini untuk
memeriksakan diri ke dokter. Infeksi hepatitis A ini terjadi dengan menyerang
salah satu organ penting yaitu hati. Untuk mengurangi keterpaparan penyakit
infeksi hepatitis A ini dapat dilakukan dengan usaha-usaha seperti pemberian
vaksin, menjalankan pola hidup sehat, waspadai penggunaan jarum suntik, tidak
memakai barang pribadi secara bergantian dan hindari aktifitas berat.

8
DAFTAR PUSTAKA

 Hepatitis Masalah Kesehatan Dunia. 2010. Available at:


www.depkes.go.id
 Eka Purnama.2011. Epidemiologi Penyakit Menular . di akses di
http://epidemiologiunsri.blogspot.com/2011/11/hepatitis-sthevani-eka-
purnama.html
 Irwan. Buku Epidemiologi Penyakit Menular.PDF

Anda mungkin juga menyukai