Diajukkan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Etika Profesi dan
Hukum Kesehatan Dengan dosen pengampu Ibu Rahayu, M.H.Kes
2020
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, dengan ini marilah kita panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya,
yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Etika Profesi dan Hukum Kesehatan yang berjudul
"Regulasi Kesehatan Berhubungan Dengan Kewenangan”.
i
Bandung, 08 Oktober 2020
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................2
PENDAHULUAN.............................................................................................................2
1.2 Tujuan............................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................2
PEMBAHASAN...............................................................................................................2
2.1 Definisi...........................................................................................................3
PENUTUP.......................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan.................................................................................................10
3.2 Saran............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Profesi adalah suatu jabatan, Professional adalah orang yang melakukan
suatu pekerjaan purna waktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan
mengandalkan keahlian yang tinggi dalam memegang suatu jabatan tertentu
sedangkan profesionalisme adalah jiwa dari suatu profesi dan professional.
Profesi kesehatan adalah pekerjaan yang memenuhi kriteria: diberikan
kewenangan untuk melaksana pelayanan kepada klien maupun tenaga
kesehatan lain.
Sebelum adanya Undang-Undang Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan, nomenklatur penyebutan bagi Ahli Teknologi Laboratorium
Medik masih beragam antara lain disebut sebagai Analis Kesehatan, Analis
Medis, Pranata Laboratorium Kesehatan dan Ahli Teknologi Laboratorium
Kesehatan. Ahli Teknologi Laboratorium Medik termasuk pada jenis tenaga
kesehatan kelompok tenaga teknik biomedika. Menurut Van der Mijn dalam
Wila Chandrawila Supriadi (2001), dalam melaksanakan tugas profesinya,
seorang tenaga kesehatan perlu berpegang pada tiga ukuran atau standar
medik umum yaitu kewenangan, kemampuan rata-rata dan ketelitian yang
umum.
Kewenangan Ahli Teknologi Laboratorium Medik dalam menjalankan
tugas dan profesinya secara prinsip diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 42 tahun 2015 tentang Izin dan Penyelenggaraan
Praktik Ahli Teknologi Laboratorium Peraturan Menteri ini sebagai peraturan
teknis yang diamanatkan Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan dan Undang-Undang Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan. Secara ringkas pada pasal 22 - 24 Undang-Undang Nomor 36
tahun 2009 tentang Kesehatan, bahwa Ahli Teknologi Laboratorium Medik
merupakan tenaga kesehatan maka dengan kualifikasi minimum yang
1
dipersyaratkan berwenang untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan
sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki, wajib memiliki izin pemerintah,
harus memenuhi ketentuan kode etik, standar profesi, hak pengguna
pelayanan kesehatan, standar pelayanan, dan standar prosedur operasional.
ATLM di Indonesia mempunyai kualifikasi pendidikan Diploma III dan
Diploma IV/Sarjana Terapan dengan kewenangan masing-masing yang
berbeda. Kewenangan yang dimiliki oleh seorang ATLM akan mempunyai
implikasi pada pertanggunjawaban hukum apabila melakukan pratik
profesinya..
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah tentang “Regulasi Kesehatan
Berhubungan Dengan Kewenangan” untuk memberikan wawasan dan
pemahaman kepada pembaca termasuk kita semua mengenai wewenang
profesi kesehatan khususnya tenaga ATLM dalam menjalankan tugasnya
sesuai kode etik profesi.
1.3 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan regulasi ?
2. Apa yang dimaksud dengan kewenangan?
3. Apa yang dimaksud dengan Ahli Teknologi Labolatorium Medik
(ATLM)?
4. Apa yang menjadi kewenangan seorang Ahli Teknologi Labolatorium
Medik (ATLM)?
5. Apa tugas pokok dan fungsi Ahli Teknologi Laboratorium Medik
(ATLM)?
6. Apa saja hak dan kewajiban seorang Ahli Teknologi Laboratorium Medik
(ATLM)?
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Regulasi adalah suatu aktivitas publik yang akan dilaksanakan oleh
masyarakat yang harus memenuhi standar aturan sesuai dengan kebijakan yang
telah ditetapkan untuk aktivitas pelayanan (Stewart and Walse, 1992), yang
memiliki tujuan mecegah terjadinya biaya yang sangat tinggi, moral hazard,
kelangkaan, mencegah monopoli dan mengutamakan kesejahteraan dan
keselamatan publik (Brennan dan Berwick, 1996). Kewenangan secara umum
diartikan sebagai kekuasaan formal yang berasal dari undang-undang sedangkan
berbeda dengan wewenang, diartikan sebagai suatu spesifikasi dari kewenangan,
barang siapa diberikan kewenangan maka seseorang tersebut memiliki wewenang
untuk melakukan sesuatu dalam ruang lingkup kewenangan berdasarkan tempat
dan organisasi yang menaunginya (H.D. Stound).
3
2.2. Regulasi Ahli Teknologi Labolatorium Medik (ATLM)
Ahli Teknologi Laboratorium Medik adalah setiap orang yang telah lulus
pendidikan Teknologi Laboratorium Medik atau analis kesehatan atau analis
medis dan memiliki kompetensi melakukan analisis terhadap cairan dan jaringan
tubuh manusia untuk menghasilkan informasi tentang kesehatan perseorangan dan
masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Surat Tanda
Registrasi Ahli Teknologi Laboratorium Medik selanjutnya disingkat STR-ATLM
adalah bukti tertulis yang diberikan oleh konsil tenaga kesehatan kepada Ahli
Teknologi Laboratorium Medik yang telah diregistrasi.
4
termuat dalam UU No. 36. Kemduian di uraikan dalam permenkes No. 46 tahun
2014 tenteng pembahasan STR secara khusus, yaitu harus memenuhi 2 syarat :
1. Pengabdian diri sebagai tenaga kesehatan
2. Pemenuhan kecukupan dalam pelayanan, pendidikan, pelatihan dan
kegiatan ilmuah lainnya
Pemenuhan pada poin dua tersebut diatas dengan syarat Satuan Kredik Profesi
(SKP) selama 5 tahun yang ditetapkan oleh Organisasi Profesi.
5
yang berwenang;
k. Melaksanakan kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium;
dan
l. Memberikan informasi hasil pemeriksaan laboratorium secara analitis.
6
l. Membantu klinisi dalam pemanfaatan data laboratorium secara efektif dan
efisien.
m. Merencanakan, melaksanakan, mengatur dan mengevaluasi kegiatan
laboratorium.
n. Membimbing dan membina ahli madya teknologi laboratorium medik
dalam bidang teknik kelaboratoriuman.
7
d. Mengevaluasi data laboratorium untuk memastikan akurasi dan
pengendalian mutu dan mengembangkan pemecahan masalah
yang berkaitan dengan data hasil uji,
e. Mengevaluasi teknik, instrumen, dan prosedur baru untuk
menentukan manfaat kepraktisannya,
f. Membantu klinisi dalam memanfaatkan data laboratorium secara
efektif dan efisien untuk menginterpretasikan hasil uji
laboratorium
g. Merencanakan, mengatur, melaksanakan dan mengevaluasi
kegiatan laboratorium,
h. Membimbing dan membina tenaga kesehatan lain dalam bidang
teknik kelaboratoriuman dan
i. Merancang dan melaksanakan penelitian dalam bidang
laboratorium kesehatan.
8
Standar Prosedur Operasional atau ketentuan peraturan perundang-
undangan dan
7) Memperoleh hak lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
b. Kewajiban Ahli Teknologi Laboratorium Medik
1) Memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan Standar Profesi,
Standar Pelayanan Profesi, Standar Prosedur Operasional dan etika
profesi serta kebutuhan kesehatan penerima pelayanan kesehatan
2) Memperoleh persetujuan dari penerima pelayanan kesehatan atau
keluarganya atas tindakan yang akan diberikan
3) Menjaga kerahasiaan kesehatan penerima pelayanan kesehatan
4) Membuat dan menyimpan catatan dan/atau dokumen tentang
pemeriksaan, asuhan dan tindakan yang dilakukan dan
5) Merujuk penerima pelayanan kesehatan ke tenaga kesehatan lain yang
mempunyai kompetensi dan kewenangan sesuai
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Regulasi adalah suatu aktivitas publik yang akan dilaksanakan oleh
masyarakat yang harus memenuhi aturan sesuai dengan kebijakan yang
telah ditetapkan untuk aktivitas pelayanan.
Ahli Teknologi Laboratorium Medik adalah setiap orang yang telah lulus
pendidikan TLM yang memiliki kompetensi melakukan analisis terhadap
cairan dan jaringan tubuh manusia untuk menghasilkan informasi tentang
kesehatan perseorangan dan masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Kewenangan ATLM dalam Peraturan Menteri Kesehatan No 42 Tahun
2015 yaitu diantaranya melakukan pengambilan dan penanganan spesimen
darah serta cairan dan jaringan tubuh, menggunakan metoda pemeriksaan,
serta menangani secara sederhana alat laboratorium.
Tugas pokok ATLM adalah melaksanakan pelayanan laboratorium
kesehatan dibidang hematologi, kimia klinik, mikrobiologi, imunologi
serologi, toksikologi. Serta fungsi ATLM menurut Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 370/Menkes/SK/III/2007 adalah
mengevaluasi data laboratorium untuk memastikan akurasi dan
pengendalian mutu dan mengembangkan pemecahan masalah yang
berkaitan dengan data hasil uji.
Hak ATLM adalah memperoleh perlindungan hukum sepanjang
melaksanakan tugas sesuai dengan Standar Profesi, Standar Pelayanan
Profesi dan Standar Prosedur Operasional. Kewajiban ATLM adalah
memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan Standar Profesi, Standar
Pelayanan Profesi, Standar Prosedur Operasional dan etika profesi serta
kebutuhan kesehatan penerima pelayanan kesehatan.
10
3.2 Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
12