Anda di halaman 1dari 12

Masalah Gizi Lebih

TITIS RETNO SAWITRI (20180302051)


Pengertian
Obesitas merupakan suatu masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia
karena obesitas berperan dalam meningkatkan morbiditas dan mortalitas
(Rakhmawati, 2012). Gizi lebih (overweight) dalam istilah yang lebih dikenal
sebagai kegemukan merupakan status gizi tidak seimbang akibat asupan gizi
yang berlebihan sehingga menghasilkan ketidakseimbangan energi antara
konsumsi makanan dan pengeluaran energi yang dapat menyebabkan gangguan
kesehatan. Berat badan lebih (overweight) dan obesitas merupakan kondisi
sesorang dimana keabnormalan akumulasi lemak yang berlebih dan dapat
menyebabkan gangguan kesehatan.
Klasifikasi GIZI Lebih
Tingkat obesitas dapat dihitung menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT) sebagai berikut :

𝐼𝑀𝑇 = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛 (𝑘𝑔)


𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛 (𝑚)2
Keterangan :
IMT: Indeks Massa Tubuh
BB : Berat Badan
TB : Tinggi Badan
Sumber: Supariasa, dkk (2012)
Klasifikasi GIZI Lebih
Classification BMI Risk of co-morbidities

Underweight <18.5 Low

Normal range 18.5−24.9 Average

Overweight 25.0−29.9 Increased

Obese class I 30.0−34.9 Moderate

Obese class II 35.0−39.9 Severe

Obese class III >40 Very severe

     
Faktor-faktor yang berperan terjadinya
obesitas
1. faktor genetik
Faktor genetik memegang peranan kuat dalam penurunan sifat obesitas (parental fatness).
Obesitas dapat terjadi sejak masih bayi, diperkirakan kemungkinan menetap sampai dewasa
berkisar antara 8 % pada obes batita dengan kedua orang tua tidak obes sampai 80 % pada
remaja usia 10-14 tahun dengan salah satu orang tua obes. Tujuh gen diketahui sebagai
penyebab obesitas pada manusia yaitu gen leptin receptor, melanocortin receptor-4 (MC4R),
alpha-melanocyte stimulating hormone (alpha-MSH), prohormone convertase-1 (PC1), Leptin,
Bardert-Biedl, dan Dunnigan partial lypodystrophy. 28
Faktor-faktor yang berperan terjadinya
obesitas
2. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan yang berperan sebagai penyebab terjadinya obesitas menjadi lima yaitu
nutrisional (perilaku 10 makan), aktifitas fisik, trauma (neurologis atau psikologis), medikasi
(steroid), dan sosial-ekonomi.
Faktor-faktor yang berperan terjadinya
obesitas
3. Konsumsi Makan/ pola hidup
Konsumsi makan adalah semua jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi setiap hari
(Palupi, 2014). Secara biologis makanan berfungsi memenuhi kebutuhan energi, zat gizi dan
komponen kimiawi yang dibutuhkan tubuh yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan
mineral. Metabolisme zat gizi yang terjadi di dalam tubuh berperan menghasilkan energi,
membangun sel, dan memelihara keseimbangan elektrolit dan sistem daya tahan tubuh
(Kusfriyandi, 2017). Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status gizi
yang optimal apabila tubuh memperoleh cukup zat – zat gizi yang dapat digunakan secara efisien
(Almatsier, 2009).Obesitas muncul pada usia remaja cenderung berlanjut ke dewasa dan lansia
(Arisman, 2010).
Faktor-faktor yang berperan terjadinya
obesitas
4. soaial ekonomi
Meningkatnya taraf hidup (kesejahteraan) masyarakat, pengaruh promosi iklan, serta
kemudahan informasi, dapat menyebabkan perubahan gaya hidup dan timbulnya kebutuhan
psikogenik baru dikalangan masyarakat ekonomi menengah ke atas. Tingginya pendapatan yang
tidak diimbangi dengan pengetahuan gizi yang cukup, akan menyebabkan seseorang menjadi
sangat konsumtif dalam pola makannya sehari – hari, sehingga pemilihan suatu bahan makanan
lebih didasarkan pada pertimbangan selera dibandingkan dari aspek gizi (Sulistyoningsih, 2011).
Pemilihan bahan makanan yang salah akan menyebabkan kurangnya asupan buah sayur sehari-
hari. Mengkonsumsi buah sayur merupakan upaya yang dapat mencegah terjadinya kejadian
obesitas, karena dapat mengurangi rasa lapar tetapi tidak menimbulkan lemak (Musadat, 2010).
Konsumsi sayur dan buah adalah bagian dari stategi dalam mengontrol kegemukan dan obesitas
(He et al, 2004).
Faktor-faktor yang berperan terjadinya
obesitas
5. jenis kelamin
Kebutuhan zat gizi antara laki-laki dan perempuan berbeda. Perbedaan ini disebabkan karena jaringan
penyusun tubuh dan aktivitasnya. Jaringan lemak pada perempuan cenderung lebih tinggi dari pada laki-laki.
Sedangkan laki-laki cenderung lebih banyak memiliki jaringan otot. Hal ini menyebabkan lean body mass laki-
laki menjadi lebih tinggi dari pada perempuan (Sulistyoningsih, 2011). Obesitas lebih banyak ditemukan pada
wanita dibandingkan dengan laki – laki disebabkan proporsi lemak tubuh pada wanita lebih tinggi dan banyak
tersimpan di daerah panggul dibandingkan pria yang tersimpan di perut (Anggraini, 2012).
6. aktivitas fisik
Aktivitas fisik adalah pergerakan tubuh dihasilkan oleh otot rangka yang mengeluarkan energi.Penggunaan
energi bervariasi tergantung tingkat aktivitas fisik dan pekerjaan yang berbeda.Aktivitas fisik berguna untuk
melancarkan peredaran darah dan membakar kalori.Aktivitas fisik akan membakar energi yang masuk, sehingga
jika asupan kalori berlebih serta kurangnya aktivitas fisik yang dilakukan akan menyebabkan tubuh mengalami
kegemukan.
Dampak kesehatan gizi lebih
Sejumlah studi epidemiologi telah dilakukan untuk menunjukkan hubungan antara kelebihan
berat badan, kegemukan perut dan risiko berbagai penyakit. Tabel 4 merangkum perkiraan risiko
relatif masalah kesehatan fisik yang terkait dengan obesitas.

Table 4. Approximate relative risk of physical health problems associated with obesity.
Source: World Cancer Research Fund/American Institute for Cancer Research (2007) [57].
Relative risk >3 Relative risk 2−3 Relative risk 1−2
Type II diabetes Coronary heart disease Cancer
Gallbladder disease Hypertension Reproductive hormone abnormalities
Dyslipidemia Osteoarthritis Polycystic ovary syndrome
Insulin resistance Hyperuricemia and gout Impaired fertility
Breathlessness   Low back pain
Sleep apnea   Increased risk of anesthesia
Complications

    Fetal defects (associated with maternal


obesity)
Terimakasih ^_^

Anda mungkin juga menyukai