Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“Analisis Profil Kesehatan”

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perencanaan dan Evaluasi Kesehatan

Dosen Pengampu : Ade Saprudin, SKM,. MKM

Oleh :

Cindy Nurhaliza CMR01700

Iim Alif Nugraha CMR01700

Indah Lestari Nababan CMR0170049

Khofifah Oktaviani CMR01700

Mochamad Faisal CMR01700

Sri Handayani CMR01700

KELAS KESEHATAN MASYARAKAT REGULER B SEMESTER 4

PROGRAM STUDI S.1 KESEHATAN MASYARAKAT

STIKes Kuningan Tahun Akademik 2018-2019


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya berkat dan
petolongan-Nya, kami dapat menyusun makalah ini.
Kami berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan, adapun makalah kami ini
berjudul “Analisis Profil Kesehatan”.
Kelompok kami menyadari makalah ini masih terdapat kekurangan, kami sangat
mengharapkann kritik dan saran yang membangun dari semua pihak untuk penyempurnaan
makalah ini. Terima kasih.

Hormat Kami

Penulis
BAB II

Hasil Analisis

A. Gambaran Umum Wilayah


a) Geografis
Kabupaten Gianyar merupakan salah satu kabupaten dari 9
Kabupaten/Kota yang terdapat di Provinsi Bali. Kabupaten Gianyar terdiri dari 7
Kecamatan, 64 Desa, 6 Kelurahan, 504 Banjar/Dusun, dan 42 Lingkungan.
Kondisi topografi Kabupaten Gianyar terbagi menjadi dua wilayah dengan
karakteristik yang berbeda, bagian utara merupakan wilayah yang bergelombang
sedangkan pada bagian selatan merupakan dataran rendah dan daerah pantai.
a. Letak Wilayah
Secara geografi letak wilayah Kabupaten Gianyar 08018,48” -
08038,58” Lintang Selatan, 115013,29” - 115022,23” Bujur Timur.
Dengan batas-batas sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kabupaten Bangli
Sebelah Timur : Kabupaten Klungkung, dan Kabupaten Bangli
Sebelah Selatan : Selat Badung dan Samudra Indonesia
Sebelah Barat : Kota Denpasar dan Kabupaten Badung
b. Luas Wilayah
Kabupaten Gianyar memiliki luas wilayah 368 Km² atau sekitar
6,53% dari luas wilayah Provinsi Bali. Bagian terluas wilayah Kabupaten
Gianyar ( 45,70 % ) terletak pada ketinggian 100 – 500 meter dari
permukaan laut. terdapat 12 buah sungai yang melintas diwilayah Gianyar
dan sebagian besar airnya dipergunakan untuk air irigasi persawahan dan
wisata air. Bila dilihat dari luas wilayah per kecamatan, dapat dilihat
dalam tabel berikut :
Luas wilayah masing-masing Kecamatan di Kabupaten Gianyar
No Nama Kecamatan Luas Wilayah Keterangan
1 Payangan 75,88Km2 20,62%
2 Tegallalang 61,80Km2 16,79%
3 Sukawati 55,02Km2 14,95%
4 Gianyar 50,59Km2 13,75%
5 Tampak siring 42,63Km2 11,58%
6 Ubud 42,38Km2 11,52%
7 Blah Batu 39,70 Km2 10,79%

c. Iklim
Wilayah Gianyar sebagaimana halnya wilayah Bali secara umum
beriklim laut tropis, yang dipengaruhi oleh angin musim. Sebagai daerah
tropis, di Gianyar terdapat musim kemarau pada sekitar bulan April –
Oktober dan musim hujan sekitar bulan Oktober – April berikutnya yang
diselingi oleh musim pancaroba. Curah hujan di Kabupaten Gianyar
berkisar antara 2-710 mm dengan curah hujan terbanyak adalah di
Wilayah Kecamatan Payangan yaitu 2.904 mm, sedangkan curah hujan
terkecil adalah di Kecamatan Gianyar dengan total curah hujan 1.473 mm.
Suhu udara rata-rata di Kabupaten Gianyar mencapai 26®C, dengan suhu
minimum rata-rata 23®C dan suhu maksimum rata-rata 29®C.
Kelembapan udara rata- rata 82%. Bila dilihat dari perkembangan keadaan
iklim di Gianyar menunjukkan rata-rata suhu udara berkisar antara 27,00–
28,33®C dengan kelembapan udara rata- rata 75,50%.

B. Derajat Kesehatan
a) Mortalitas
Mortalitas merupakan angka kematian yang terjadi pada kurun waktu dan
tempat tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu, dapat berupa penyakit
maupun sebab lainnya. Angka Kematian yang disajikan pada bab ini yaitu AKI,
AKB, AKN dan AKBA.
a. Angka Kematian Ibu (AKI)
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk
melihat derajat kesehatan perempuan. Angka Kematian Ibu juga
merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan ke-5
pembangunan millenium (SDGs) yaitu meningkatkan kesehatan ibu
dimana target yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi
sampai 3/4 resiko jumlah kematian ibu. Dari hasil survei yang dilakukan
dan juga data capaian program, AKI di provinsi Bali telah menunjukan
penurunan dari waktu ke waktu, sedangkan untuk Kabupaten Gianyar
masih berfluktuatif, yang walaupun untuk tahun 2011 dan 2012 terjadi
penurunan, namun tahun 2013 naik lagi menjadi 93,0 dan tahun 2014
menurun lagi menjadi 65,8 per 100.000 kelahiran hidup serta tahun 2015
menurun menjadi 0 kematianpadatahun 2016 yaitu 115 per 100.000
kelahiran hidup (7Orang) dan tahun 2017 angka kematian ibu 50 per
100.000 kelahiran hidup (3 Orang ). Walaupun demikian untuk
mewujudkan target tujuan pembangunan millenium masih membutuhkan
komitmen dan usaha keras yang terus menerus.
AKI juga dapat digunakan dalam pemantauan kematian terkait dengan
kehamilan. Indikator ini dapat dipengaruhi status kesehatan secara umum,
pendidikan, dan pelayanan selama kehamilan dan melahirkan. Sensitifitas
AKI terhadap perbaikan pelayanan kesehatan menjadikannya indikator
keberhasilan pembangunan kesehatan. Adapun terjadinya penurunan
kematian Ibu untuk tahun 2017 kemungkinan sebagaiimbasdari beberapa
kegiatan yang telah dilaksanakan. Untuk tahun 2017 Dinas Kesehatan
Kabupaten Gianyar telah melakukan serangkaian upaya dalam rangka
menurunkan AKI diantaranya :
i. Menerapkan prgram perencanaan persalinan dan pencegahan
komplikasi pada semua ibu hamil.
ii. Memantapkan pelaksanaan PONED dan PONEK
iii. Meningkatkan kemitraan Bidan dengan Bidan lainnya
iv. Pemenuhan sumber daya manusia kesehatan yang kompeten dan
berkualitas
v. Meningkatkan pelayanan Ante Natal Care yang berkualitas dan
terpadu serta tindakan berencana dalam mengatasi masalah
kesehatan ibu dan bayi baru lahir.
vi. Melakukan monitoring-evaluasi dan supervisi
b. Angka Kematian Bayi (AKB)
Angka Kematian Bayi (AKB) dapat didefinisikan sebagai
banyaknya bayi yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun yang
dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. AKB
merupakan indikator yang biasanya digunakan untuk menentukan derajat
kesehatan masyarakat. Oleh karena itu banyak upaya kesehatan yang
dilakukan dalam rangka menurunkan AKB. Bahwa AKB di Kabupaten
Gianyar dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2017 terlihat berfluktuasi
dan mulai tahun 2010 sudah terjadi kecendrungan penurunan, akan tetapi
untuk tahun 2014 kembali meningkat dan diatas AKB Provinsi Bali serta
menurun lagi untuk tahun 2015, meningkat lagi di tahun 2016 dan pada
tahun 2017 menurun menjadi 10/1000 KH. Walau demikian jika
dibandingkan dengan AKB Nasional, pencapaian di Bali maupun di
Kabupaten Gianyar sudah jauh dibawah AKB Nasional yaitu 23 per 1.000
KH (profil Kesehatan Kemenkes RI tahun 2014). Salah satu penyebabnya
diprediksi sebagai pengaruh dari adanya jaminan untuk melahirkan bagi
masyarakat miskin dari Jampersal ke BPJS/JKN, serta masyarakat yang
tidak memiliki jaminan kesehatan di biayai oleh Jaminan Kesehatan Bali
Mandara (JKBM), yang menyebabkan semakin meningkatnya masyarakat
memeriksakan kesehatan pada pelayanan kesehatan. Kalau dilihat dari
perbedaan jenis kelamin maka yang terjadi pada anak laki-laki adalah
sebesar 10,15 per 1.000 KH sedangkan pada anak perempuan sebesar 9,28
per- 1.000 KH.
c. Angka Kematian Neonatal
Angka Kematian Neonatal (AKN) adalah julah kematian bayi usia
sampai 28 hari yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahun
yang sama. Bahwa AKN di Kabupaten Gianyar dari tahun 2013 sampai
dengan tahun 2015 terlihat berfluktuasi, untuk tahun 2016 meningkat
menjadi 9 per- 1.000 kelahiaran hidupdanpadatahun 2017 menjadi 6/1000
KH atau 33 orang. Kalau dibandingkan dengan Angka kematian di
provinsi, AKN di Kab. Gianyar masih lebih tinggi. Hal ini disebabkan,
kematian neonatal oleh karena BBLR dan asfiksia masih cendrung tinggi.
Upaya yang perlu dilakukan adalah peningkatan pelayanan ANC yang
berkualitas dan terpadu, meningkatkan pelaksanaan GSI-B dan P4K,
meningkatkan fungsi puskesmas dalam memberikan pelayanan neonatal
esensial, penibgkatan SDM Kesehatan melalui peningkatan ketrampilan
dan pelatihan, meningkatkan fungsui keluarga dalam perawatan bayi dan
balita melalui kelas ibu balita, meningkatkan pemanfaatan buku KIA.
Diharapkan dengan berbagi upaya yang dilakukan dapat menurunkan
AKN di tahun berikutnya.
d. Angka Kematian Balita (AKABA)
Angka Kematian Balita (AKABA) merupakan jumlah anak yang
meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun yang dinyatakan sebagai angka
per 1.000 kelahiran hidup, AKBA mempresentasikan peluang terjadinya
kematian pada fase antara kelahiran dan sebelum umur 5 tahun. Milenium
Development Goels (SDGs) menetapkan nilai normatif AKABA dengan
beberapat katagori, yaitu katagori sangat tinggi dengan nilai >140,
katagori tinggi dengan nilai 71-140, katagori sedang dengan nilai 20-70
dan katagori rendah dengan nilai <20. Sesuai dengan profil kesehatan
Kabupaten Gianyar tahun 2014, capaian AKABA sebesar 13,8 per 1.000
kelaihan hidup, sedangkan untuk tahun 2015 sebesar 12,04 per 1.000
Kelahiran Hidup, untuktahun 2016 capaian AKBA sebesar 16.43 per
1.000 KH dan pada tahun 2017 menjadi 12,38/1000 KH mengalami
sedikit penurunan dan jika dibandingkan dengan nilai normatif AKABA
pada target MDGs termasuk katagori masih termasuk rendah. Bahwa
AKABA di Kabupaten Gianyar dari tahun 2008 sampai dengan tahun
2012 terlihat berfluktuasi dan mulai tahun 2010 sudah terjadi
kecendrungan penurunan, namun tahun 2014 naik lagi menjadi 13,8 dan
neurun lagi menjadi 12,04 di tahun 2015,tahun 2016 meningkatmenjadi
16.43/1.000KH dantahun 2017 menjadi 12,38/1000 KH (74 balita) serta
masih diatas AKABA Provinsi Bali. Akan tetapi jika dibandingkan dengan
nilai normatif AKABA pada target SDGs termasuk katagori masih rendah.
e. Umur Harapan Hidup
Derajat kesehatan masyarakat juga dapat diukur dengan melihat
besarnya Umur Harapan Hidup Waktu Lahir (UHH). Umur harapan hidup
saat lahir (eo) adalah hasil perhitungan proyeksi yang sering dipakai
sebagai salah satu Indikator Kesejahteraan Rakyat. Selain itu, UHH juga
menjadi salah satu indikator yang
diperhitungkan dalam menilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Kondisi di Kabupaten Gianyar dari tahun ke tahun menunjukan keadaan
yang stabil.
b) Morbiditas
Morbiditas dapat diartikan sebagai angka kesakitan, baik insiden maupun
prevalen dari suatu penyakit. Morbiditas menggambarkan kejadian penyakit
dalam suatu populasi pada kurun waktu tertentu. Morbiditas juga berperan dalam
penilaian terhadap derajat kesehatan masyarakat.
a. Pola 10 Penyakit Terbanyak di UPT Kesmas dan Runah Sakit
No Kode Nama Penyakit Absolut %
1 J06.9 ISPA 24274 40,98
2 R50.9 FEBRIS 1328 2,24
3 J00 COMOND COLD 6467 10,92
4 J02.9 ACUTE 5249 8,86
FARINGITIS
5 Z48 KONTROL LUKA 5121 8,65
6 L10 HIPERTENSI 4474 7,55
7 K30 DISPEPSIA 3690 6,23
8 T14 VULNUS 3681 6,21
EXCORATIUM
9 K29 GESTRITIS 2646 4,47
10 K04.1 NECROSISPULPUS 2304 3,89
59234 100.00

b. Penyakit Menular
i. TB Paru
ii. Pneumonia
iii. HIV/AIDS
iv. Kusta
v. Penyakit Malaria
c. Penyakit yang Dapat di Cegah Dengan Imunisasi
i. Tetanus Neonatoriun
ii. Difteri
iii. Campak
iv. Polio dan AFP (Acute Flaccid Paralysis)
d. Penyakit Potensial KLB/Wabah
i. KLB yang tertangani < 24 jam
ii. Demam Berdarah Dengue
iii. Penyakit Diare
e. Penyakit Tidak Menular
i. Hipertensi/ Tekanan darah tinggi
ii. Obesitas
iii. Kanker
f. Status Gizi
Salah satu indikator kesehatan yang dinilai keberhasilan
pencapaiannya dalam MDGs adalah staus gizi Balita. Status gizi balita
diukur berdasarkan umur (U), berat badan (BB), dan tinggi badan (TB).
Variabel BB dan TB) ini disajikan dalam bentuk tiga indikator
antropometri, yaitu berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan
menurut umur (TB/U), dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB).
Indikator BB/U memberikan indikasi masalah gizi secara umum. Indikator
ini tidak memberikan indikasi tentang masalah gizi yang sifatnya kronis
ataupun akut karena berat badan berkolerasi positif dengan umur dan
tinggi badan. Dengan kata lain, berat badan yang rendah dapat disebabkan
karena anaknya pendek (kronis) atau karena diare atau penyakit infeksi
lain (akut). Indikator BB/U memberikan indikasi masalah gizi yang
sifatnya kronis sebagai akibat dari keadaan yang berlangsung lama,
misalnya kemiskinan, perilaku hidup sehat dan pola asuh, pemberian
makan yang kurang baik dari sejak anak dilahirkan yang mengakibatkan
anak menjadi pendek. Indikator BB/TB dan IMT/U memberikan indikasi
masalah gizi yang sifatnya akut sebagai akibat dari peristiwa yang terjadi
dalam waktu yang tidak lama (singkat), misalnya mengidap penyakit
tertentu dan kekurangan asupan gizi yang mengakibatkan anak menjadi
kurus. Untuk status gizi Balita di Kab. Gianyar dengan indikator BB/U
belum bisa ditentukan dari hasil penimbangan yang dilakukan di Posyandu
.Capaian untuk tahun 2017 adalah sebesar 87.3% (24.639 balita) dari
28.227 balita sebagian besar UPT Kesmas belum mencapai D/S 85%,
hanya UPT Kesmas tegalalang I (80,1 %) UPT Kesmastampaksiring I
(80%), Balahbatus I ( 78,8 %), blahbatuh II (82,6%) sehingga hasil dari
penimbangan tersebut belum bisa dipakai sebagi ukuran untuk
menentukan status gizi masyarakat. Namun demikian dari kegiatan
tersebut dapat dijaring Balita BGM sebanyak 74 Balita (0,3%). Balita Gizi
buruk tersebut sudah 100% sudah mendapat perawatan.
C. Kesehatan Lingkungan
a) Sarana Air Bersih Digunakan dan Akses Air Minum yang Berkualitas
Berdasarkan data tahun 2017 adalah (83.48%) cakupan keluarga di
Kabupaten Gianyar yang sudah menggunakan sumber air minum terlindung dan
secara fisik air minum yang digunakan sudah dalam katagori baik (tidak
berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau). Terlihat bahwa (92.51%) keluarga di
Kabupaten Gianyar sudah menggunakan sumber air minum terlindung, akan
tetapi masih ada UPT Kesmas yang masih berada di bawah rata-rata Kabupaten
yaitu : UPT Kesmas UPT Sukawati I 88.63 %, Sukawati II 92.37 %, UPT Kesmas
Ubud I (85.63%) UPT Kesmas Ubud II (84.85%) Tegallalang I 84.85 %,
Blahbatuh II 90.36 % hal ini perlu mendapat perhatian untuk kegiatan tahun
mendatang terutama bagi pemegang program di Kabupaten dan di UPT Kesmas
yang masih di bawah rata-rata Kabupaten, guna meningkatkan cakupan dengan
memfasilitasi kebutuhan masyarakat akan air bersih/terlindung.
b) Sarana dan Akses Terhadap Sanitasi Dasar
Air Bersih dan Sanitasi yang baik merupakan elemen penting yang
menunjang kesehatan manusia. Sanitasi berhubungan dengan kesehatan
lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Salah satu sarana
sanitasi dasar adalah jamban yang terdiri dari jamban jenis komunal, plengsengan,
cemplung dan leher angsa. Data tahun 2017, memperlihatkan ada sebanyak
94.438 jamban yang semuanya jenis leher angsa, dari jumlah tersebut sebanyak
91.120 (96.48%) telah memenuhi syarat. Kalau dilihat dari akses terhadap sanitasi
yang layak (jamban sehat) sudah tercapai 93% atau sebanyak 468.608 penduduk.
Kepemilikan sanitasi dasar ini sudah cukup tinggi bahkan melebihi target SDGs,
yaitu 28,7%.
D. Faktor Keturunan dan Kependudukan
a) Keadaan Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Gianyar pada tahun 2017 sebesar 503.900
jiwa, berdasarkan proyeksi penduduk Kabupaten Gianyar (1,38%) yang diperoleh
dari Kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Gianyar. Adapun rincian
kependudukan dan luas wilayah Kabupaten Gianyar secara garis besar adalah
sebagai tabel berikut ini.
Jumlah Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, dan Kepadatan per-
Kecamatan Keadaan Terakhir Tahun 2017.
Luas
Sex Kepadatan
Wilayah Penduduk
Ratio per Km2
(Km2)
Laki-
Perempuan Jumlah
Kecamatan Laki
55.02 60,875 59,831 120,706 98.29 2193.85
Sukawati
75.88 21,596 21,663 43,259 100.31 570.09
Payangan
42.38 36,926 36,620 73,557 99.14 1735.65
Ubud
61.80 27,036 26,408 53,444 97.68 864.79
Tegallalang

Tampak 42.63 24,971 23,932 48,904 95.84 1147,17


Siring
39.70 35,698 35,176 70,874 98.54 1785.24
Blah Batu
50.59 47,253 45,905 93,157 97,15 1841.42
Gianyar

Kab. Th 368.00 254,365 249,535 503,900 98,10 1,369


2017

Kab. Th 368.00 252,800 248.000 500.800 103,538 1,361


2016

Kab. Th 368.00 250,899 246,109 497.000 98,09 1.349,88


2015

Kab. Th 368.00 248.720 243.980 492.700 98,09 1,338,86


2014

Kab. Th 368.00 246.600 241.900 488.500 98,09 1.327,45


2013

Kab. Th 368.00 244.600 240.000 484.600 98,12 1,316,85


2012

b) Sosial Ekonomi
Badan Pusat Statistik mencatat Produk Domistik Regional Bruto (PDRB)
Kab. Gianyar untuk tahun 2015, 2014, 2013 dan 2012 belum bisa disajikan karena
belum ada data dari Badan Pusat Statistik Kab. Gianyar. Sedangkan untuk tahun
2011 PDRB Kab. Gianyar adalah sebesar 8.118,67 milyar atas dasar harga
berlaku. Laju Pertumbuhan PDRB yang menggambarkan laju pertumbuhan
ekonomi Kab. Gianyar tahun 2011 adalah 6,76%. Angka ini mengalami
peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar 0,72 poin, meskipun demikian
pertumbuhan ekonomi Gianyar masih lebih baik dari pada pertumbuhan ekonomi
Bali. Sumber utama pertumbuhan ekonomi Kabupaten Gianyar adalah sektor
perdagangan, hotel dan restoran sebesar 29,24 %, dikuti oleh sektor industri
pengolahan 18,57%, Jasa 19,22%, dan pertanian 16,15%. Angkutan dan
komunikasi 4,34%, Bangunan 5,50%, Persewaan dan keuangan 5,30%, Listrik ,
Gas dan Air Minum 1,10%, kecuali sektor Penggalian berkontribusi kurang dari
satu persen. Nilai absolut PDRB atas dasar harga berlaku dibagi jumlah penduduk
pertengahan tahun dalam periode yang sama didapatkan angka pendapatan per-
Kapita penduduk. Pada tahun 2011 pendapatan per Kapita penduduk Kabupaten
Gianyar adalah Rp. 16.931.644,37 atas dasar harga berlaku. Sedangkan PDRB per
kapita atas dasar konstan tahun 2000 adalah Rp. 7.526.753,93.
E. Program dan Pelayanan Kesehatan
a) UPT Kesehatan Masyarakat/ Puskesmas
Jumlah UPT Kesmas di Kabupaten Gianyar pada tahun 2017 adalah
sebanyak 13 UPT Kesmas. Dari 13 UPT Kesmas yang ada terdiri dari 4 UPT
Kesmas dengan layanan rawat inap dan 9 UPT Kesmas dengan layanan rawat
jalan.
b) Puskesmas Pembantu
Puskesmas Pembantu yang ada pada tahun 2017 di Kabupaten Gianyar
adalah sebanyak 65 Puskesmas Pembantu.
c) Rumah Sakit
Jumlah Rumah Sakit Umum di Kabupaten Gianyar ada sebanyak 6 buah
yang terdiri dari 1 RSU Pemerintah (RSU Sanjiwani Gianyar) dan 5 RSU Swasta
yaitu RSU Ari Santhi, RSU Ganesha, RSU Premagana dan RSU Famili Husada.
RSU KasihIbuJumlah tempat tidur seluruhnya sebanyak589tempat tidur,
meningkat dari tahun 2012 sebesar 382 tempat tidur, tahun 2013 sebanyak 451
tempat tidur dan tahun 2014 sebanyak 516 tempat tidur.
Daftar Pustaka

Profil Kesehatan Kabupaten Gianyar 2017

Anda mungkin juga menyukai