Segala puji dan syukur senantiasa di panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas rahmat dan hidayah-Nya telah memberikan kemudahan dan kekuatan untuk dapat
menyelesaikan laporan Tahunan hasil kegiatan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Desa
Batulawang, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Cianjur periode 2021. Shalawat serta salam
senantiasa tercurah kepada Nabi besar kita Nabi Muhammad SAW. Tidak lupa saya
mengucapkan banyak terimakasih kepada :
• Dr. Irvan Nur Fauzy Sebagai Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur.
• Imas Rohimah S.ST,M.Kes sebagai Kepala Puskesmas Cibinong
• Imas Rokayah Amd,Keb sebagai bidan koordinator Puskesmas Cibinong
• Serta semua pihak yang telah turut membantu dalam proses penyusunan laporan kegiatan
ini.
Derajat kesehatan masyarakat menigkat melalui berbagai upaya yang dilaksanakan
masyarakat agar semua masyarakat akses terhadap pelayanan kesehatan.
Dengan di buatnya penyusunan laporanTahunan tentang hasil kegiatan ibu dan anak
di Desa Batulawang kecamatan Cibinong merupakan gambaran hasil pencapaian target yang
telah dilaksanakan periode 2021. Diharapkan dapat membantu dan menjadi acuan untuk
meningkatkan kinerja bagi petugas untuk pelaksanaan kegiatan yang akan datang secara
terkoordinasi.
Saya sadari laporan hasil kegiatan ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kritik
dan saran yang membangun sangat saya harapkan.Akhirnya, kepada semua pihak yang telah
memberikan kontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan
laporan kinerja ini kami ucapkan terimakasih.
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
A. Luas
B. Batas Wilayah
C. Orbitasi Jarak dari Pusat Pemerintahan
D. Jumlah Penduduk
E. Menurut Tingkat Pendidikan
F. Menurut Mata Pencaharian
G. Pembinaan RT/RW
H. Data Tenaga Kesehatan
I. Data Sasaran Kesehatan
J. Vital Statistik Kesehatan
K. Data Sasaran Proyeksi
A. Jumlah kematian
B. Pembahasan hasil cakupan Proram KIA
C. Hasil Cakupan Program Imunisasi
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Continuity of care adalah pelayanan yang dicapai ketika terjalin hubungan yang terus
menerus antara seorang wanita dan bidan. Asuhan yang berkelanjutan yang berkaitan
(Legawati, 2018). Continuity of care yaitu asuhan yang diberikan secara menyeluruh
dan terus menerus yang diharapkan bisa menyampaikan informasi secara baik yang
diberikan oleh bidan untuk seorang wanita, dengan tidak membeda-bedakan kategori
wanita tersebut. Sandall J (dalam Ningsih, 2017) mengatakan bahwa hasil yang
signifikan ditemukan pada wanita yang menerima pelayanan continuity of care yang
untuk membantu upaya percepatan penurunan AKI (Legawati, 2018). Bidan sebagai
pemberi asuhan, memiliki posisi strategis untuk berperan dalam upaya percepatan
penurunan AKI dan AKB, sehingga bidan tidak hanya cukup memberikan asuhan
sesuai standar saja, tetapi juga harus memiliki kualifikasi berdasarkan atas filosofi
care) . 2 Menurut SDKI tahun 2015, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia
mencapai angka 305 per 100.000 kelahiran, sedangkan untuk Angka Kematian Bayi
(AKB) menurut SDKI tahun 2017 terdapat 24 kematian bayi per 1000 kelahiran
hidup. Padahal pada tahun 2030 Sustainable Development Goals (SDGs) menargetkan
untuk mengurangi rasio angka kematian ibu menjadi kurang dari 70 per 100.000
kelahiran, dan mengakhiri kematian yang dapat dicegah pada bayi baru lahir, dimana
kurang dari 12 per 1000 kelahiran. (Sustainable Development Goals, 2015). Saat ini
ibu di Kabupaten Cianjur, terdapat 24 kasus kematian ibu. Kasus ini tidak mengalami
perubahan dari tahun 2018 yang mempunyai jumlah 24 kasus kematian ibu. Penyebab
kematian tertinggi ibu yang tercatat dan terlapor selama tahun 2019 adalah
lainnya seperti Hellp Syndrome, sepsis hipovolemik, gagal ginjal, jantung, dan
pada masa hamil, sewaktu bersalin terdapat tiga kasus, dan terdapat 21 kasus ketika
masa nifas (Laporan Tahunan Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi 2019). Sementara
itu kasus kematian bayi di Kabupaten Cianjur terdapat 84 kasus kematian bayi. Kasus
ini mengalami kenaikan sebesar 6,32% dari tahun 2018 dengan jumlah kematian bayi
sebanyak 79 bayi. Penyebab kematian bayi di 3 Kabupaten Cianjur yang tercatat dan
terlapor selama tahun 2019 adalah asfiksia sebanyak 48 kasus, BBLR delapan kasus,
icterus tiga kasus, kelainan bawaan delapan kasus, pneumonia tiga kasus, diare empat
kasus, infeksi paru 5 kasus, dan penyebab lain-lainnya lima kasus. Kehamilan risiko
tinggi ditemukan pada ibu hamil yang memiliki masalah usia, paritas dan jarak
kehamilan atau yang dikenal dengan “4T” (Manuaba, 2012). Keadaan 4 terlalu (4T)
menjadi faktor internal dari ibu yang dapat berpengaruh terhadap komplikasi
kehamilan maupun persalinan dan juga mempunyai dampak terhadap AKI dan AKB
serta pertumbuhan kesehatan bayi yang dilahirkan. Hal yang dikategorikan dengan 4T
yaitu terlalu muda (hamil usia < 20 tahun, terlalu tua atau primigravida tua (hamil usia
> 35 tahun), terlalu sering/rapat (jarak kehamilan < 2 tahun), terlalu
disebut sebagai primigravida tua adalah kondisi dimana seorang wanita mengalami
kehamilan pertamanya pada usia diatas 35 tahun. Primigravida tua memiliki resiko
tinggi dalam kehamilannya seperti resiko kejadian preeklamsia. Hal ini disebabkan
karena di usia lebih dari 35 tahun elastisitas jantung sudah mulai menurun, selain itu
pada usia tersebut juga memiliki kencenderungan masalah obesitas yang lebih tinggi
(Akri & Suhartik, 2019). Selain itu persalinan yang lebih sulit dan lama, serta bayi
lahir mati merupakan masalah yang dapat ditemui di kehamilan dan persalinan pada
usia ≥ 4 35 tahun (Sibuea, Tendean, & Wagey, 2013). Hal ini dapat mengancam jiwa
dan kesehatan ibu maupun bayi. Oleh sebab itu pada primitua beresiko terjadinya
PNS,Bidan PMB setiap bulan. Kegiatan Posyandu melaksanakan sebagian besar program pokok
KIA yaitu 6 cakupan program indikator ibu yaitu K1,K4,Linakes, KFL, PKO, KB dan 5 cakupan
program indikator bayi/ anak yaitu KN1, KNL, PKN, Bayi sehat, Balita sehat.
A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari pembuatan makalah ini untuk mengetahui sejauh mana
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran pencapaian program kesehatan ibu dan anak (KIA) di desa
GAMBARAN UMUM
A. Luas
B. Batas Wilayah
Di tinjau dari pembagian wilayah Desa Batulawang terdiri dari 5 Dusun yaitu :
1. Dusun Batulawang
2. Dusun Bojongkadu
3. Dusun Cisalada
4. Dusun Cilenggang
5. Dusun Pilar
Dari 5 (Lima) dusun yang ada di Desa Batulawang memiliki sarana pendidikan sebagai
berikut :
1. SD ADA 5 UNIT
PNS : 31 orang
Pensiunan : 5 orang
G. Pembinaan RT I RW
Jumlah RT : 28
Jumlah RW : 9
Tabel 2.1
Jumlah
No Jenis tenaga
PNS PTT Sukwan
1 BIDAN 2 1 1
PERAWAT - - 1
2
Jumlah 2 1 2
I. Data sarana kesehatan
Tabel 2.2
Jumlah
No Jenis Sarana
Baik Rusak
1 Pos kesdes 1 -
2 Posyandu 7 -
Jumlah 8 -
J. Vital statistic
Ada AKI dan AKB di tahun 2021,Angka Kematian ibu di awal Tahun 2021 jumlah 0
A. JUMLAH KEMATIAN
1. Kematian Bayi
Jumlah Kematian Bayi di desa Batulawang dari bulan Januari- Desember 2021
Sebanyak 0 kasus
2. Kematian Ibu
Jumlah Kematian Ibu di desa Batulawang tahun 2021 sebanyak 0 kasus
NO INDIKATOR TARGET
CAKUPAN( %)
1. K1 AKSES 100 92,6
3. K4 95 90,2
4. LINAKES 95 88,9
5. KF1 90 88,9
6. KFL 90 88,9
7. PKO 80 4,1
9. KNL 95 88,9
1. HBO 90 109,3
2. BCG 98 92,6
6. POLIO 1 98 92,6
7. POLIO 2 95 119,4
8. POLIO 3 93 115,7
9. POLIO 4 90 106,5
12. TT 2 90 91,5
Cakupan program imunisasi dasar, yaitu: BCG, DPT-Hb, Polio, dan Campak di
wilayah Desa batulawang, pada Tahun 2021 telah mencapai target Unversal Child
Imunization (UCI). Berdasarkan hasil evaluasi program imunisasi, cakupan imunisasi dasar
telah mencapai labih 80 %.
Beberapa faktor yang mempengaruhi tercapainya target UCI tersebut, antara lain:
1. Optimalisasi fungsi dan peran kader Posyandu;
2. Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan kesehatan
bayi;
3. Membentuk kelompok penimbangan di daerah yang aksesnya jauh dari
Posyandu;
4. Melakukan konseling dan penyuluhan secara rutin;
5. Melakukan kunjungan rumah.(Sweeping )
BAB IV
PENYEBAB MASALAH
Dilihat dari hasil pelaksanaan Program Kesehatan Ibu dan Anak di Desa batulawang ditemukan
beberapa masalah yang menyebabkan terjadinya kesenjangan antara target dan pencapaian Program
Kesehatan Ibu dan Anak yang berpengaruh pada tingkat kesehatan masyarakat dari berbagai masalah
yang ada maka dapat ditetapkan masalah yang menjadi prioritas dengan menggunakan teori Fish Bone
Diagram:
Methode (cara)
Money (Keuangan)
Masih ada sebagian bidan yang kurang
Sebagian ibu hamil belum
melakukan sosialisasi program tidak
mengikuti kegiatan tabulin di
menyentuh sebagian masyarakat
posyandu
Belum terbentuk nya perdes Desa
Tidak semua bumil mempunyai
Kemitraan dengan paraji masih kurang
tabulin
Tingkat kesadaran masyarakat
terhadap kesehatan masih sangat
rendah
Maccine (Kendaraan)
Wilayah binaan dengan letak geografis yang sulit di Man (SDM, Sarana)
jangkau terutama di musim penghujan serta jauh nya
jarak antara desa ke puskesmas sebagai tempat Sebagian masyarakat belum
rujukan tingkat pertama mengikuti program BPJS
Sebagian masyarakat masih
mengagngap bahwa proses
kehamilan dan persalinan
dianggap hal yang wajar/biasa
Belum semua ibu hamil terjaring
oleh bidan
Masyarakat masih percaya mistis
Petugas masih menolong di rumah
No Masalah U S G Total Ranking
1 Money 5 5 5 15 1
2 Man 4 4 3 11 2
3 Methode 3 3 3 9 3
4 Maccine 3 3 3 9 4
BAB V
3. Pembentukan kelas ibu hamil dan kelas ibu balita di setiap posyandu, pengajuan sarana,
adminstrasi dan alat bantu kelas ibu hamil dan kelas ibu balita
4. Melaksanakan sweeping ibu hamil risti dan pada semua ibu hamil
5. Mengikuti AMP sosial yang diselenggarakan oleh Puskesmas maupun Dinas Kesehatan
8. Mengikuti refresing standar pelayanan, ANC, INC, PNC, Neonatal care, dan Gadar Obsteri
10. Pemanfaatan program JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) dalam bidang KIA salah satunya
11. Mengikuti program supervisi pasilitatif yang di selenggarakan oleh bidan koordinator
A. Kesimpulan
yang harus terselesaikan. Adanya kesenjangan pelayanan kesehatan lebih banyak disebabkan karena
tingkat kesadaran masyarakat terhadap kesehatan masih sangat rendah, bertambahnya keluarga yang
miskin, serta kurang tersedianya tenaga kesehatan, sarana dan prasarana kesehatan, wilayah kerja
yang sulit di jangkau terutama pada musim penghujan dan jarak dari desa ke puskesmas yang
jauh.kurang melakukan koordinasi atau kerjasama lintas sektoral dan lintas program. Terkendalanya
masyarakat terhadap sesuatu hal yang bersifat mistis serta sosial ekonorni dan pendidikan masyarakat
yang masih rendah sehingga masih terdapat program yang belum mencapai target.
dan pengefisienan program-program kesehatan. Kegiatan tersebut dapat berupa : petugas kesehatan
terus menerus melakukan pendekatan kepada tokoh masyarakat dan tokoh agama untuk mendorong
masyarakat kepada pemikiran yang lebih modern sehingga masyarakat mengerti, mau dan mampu
untuk hidup sehat, meningkat dengan adanya kerjasama antar lintas sektor dan lintas program,
PENUTUP
Demikian Laporan Tahunan Desa Batulawang ini disusun dan direncanakan dengan harapan
semoga Laporan Tahunan ini dapat dijadikan pedoman dan acuan bagi pelaksanaan pembangunan
dan pelayanan kesehatan di Kabupaten Cianjur Khususnya di Kecamatan Cibinong yang sesuai
Semoga Laporan Tahunan ini dapat dijadikan acuan dalam rangka pengembangan
pembangunan Kesehatan di wilayah Puskesmas Cibinong sehingga dalam beberapa kegiatan dalam
rangka meningkatkan derajat Kesehatan masyarakat di wilayah Puskesmas Cibinong ke depan akan
lebih terarah dengan baik dan benar dengan suatu permulaan yang baik yaitu perencanaan.
PETA WILAYAH