Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur senantiasa di panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas rahmat dan hidayah-Nya telah memberikan kemudahan dan kekuatan untuk dapat
menyelesaikan laporan Tahunan hasil kegiatan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Desa
Batulawang, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Cianjur periode 2021. Shalawat serta salam
senantiasa tercurah kepada Nabi besar kita Nabi Muhammad SAW. Tidak lupa saya
mengucapkan banyak terimakasih kepada :
• Dr. Irvan Nur Fauzy Sebagai Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur.
• Imas Rohimah S.ST,M.Kes sebagai Kepala Puskesmas Cibinong
• Imas Rokayah Amd,Keb sebagai bidan koordinator Puskesmas Cibinong
• Serta semua pihak yang telah turut membantu dalam proses penyusunan laporan kegiatan
ini.
Derajat kesehatan masyarakat menigkat melalui berbagai upaya yang dilaksanakan
masyarakat agar semua masyarakat akses terhadap pelayanan kesehatan.

Mengingat pelayanan kesehatan dasar merupakan ujung tombak dalam memberikan


pelayanan kesehatan maka kami perlu meningkatkan profesionalismenya.

Dengan di buatnya penyusunan laporanTahunan tentang hasil kegiatan ibu dan anak
di Desa Batulawang kecamatan Cibinong merupakan gambaran hasil pencapaian target yang
telah dilaksanakan periode 2021. Diharapkan dapat membantu dan menjadi acuan untuk
meningkatkan kinerja bagi petugas untuk pelaksanaan kegiatan yang akan datang secara
terkoordinasi.

Saya sadari laporan hasil kegiatan ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kritik
dan saran yang membangun sangat saya harapkan.Akhirnya, kepada semua pihak yang telah
memberikan kontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan
laporan kinerja ini kami ucapkan terimakasih.

Cibinong,31 Januari 2022


Penyusun,

Wulan Legia Purnama, Amd.Keb


LAPORAN PRESENTASI HASIL KEGIATAN
KESEHATAN IBU DAN ANAK
DESA BATULAWANG KECAMATAN CIBINONG
KABUPATEN CIANJUR
TAHUN 2021

NAMA : Wulan Legia Purnama. Amd.Keb


NRPTT : 20130901056

PUSKESMAS CIBINONG KECAMATAN CIBINONG


KABUPATEN CIANJUR
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Tujuan

BAB II :GAMBARAN UMUM

A. Luas
B. Batas Wilayah
C. Orbitasi Jarak dari Pusat Pemerintahan
D. Jumlah Penduduk
E. Menurut Tingkat Pendidikan
F. Menurut Mata Pencaharian
G. Pembinaan RT/RW
H. Data Tenaga Kesehatan
I. Data Sasaran Kesehatan
J. Vital Statistik Kesehatan
K. Data Sasaran Proyeksi

BAB III : SITUASI DERAJAT KESEHATAN

A. Jumlah kematian
B. Pembahasan hasil cakupan Proram KIA
C. Hasil Cakupan Program Imunisasi

BAB IV : PENYEBAB MASALAH


BAB V : ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
BAB VI : KESIMPULAN & SARAN
BAB VII : PENUTUP
LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Continuity of care adalah pelayanan yang dicapai ketika terjalin hubungan yang terus

menerus antara seorang wanita dan bidan. Asuhan yang berkelanjutan yang berkaitan

dengan tenaga kesehatan profesional, pelayanan kebidanan dilakukan mulai dari

prakonsepsi, awal kehamilan, persalinan, sampai 6 minggu pertama postpartum

(Legawati, 2018). Continuity of care yaitu asuhan yang diberikan secara menyeluruh

dan terus menerus yang diharapkan bisa menyampaikan informasi secara baik yang

diberikan oleh bidan untuk seorang wanita, dengan tidak membeda-bedakan kategori

wanita tersebut. Sandall J (dalam Ningsih, 2017) mengatakan bahwa hasil yang

signifikan ditemukan pada wanita yang menerima pelayanan continuity of care yang

meliputi dukungan, partisipasi dalam pengambilan keputusan, perhatian terhadap

psikologisnya, kebutuhan dan harapan positif pada saat akan melahirkan,

mendapatkan informasi dan menghargai perempuan. Tujuan continuity of care adalah

untuk membantu upaya percepatan penurunan AKI (Legawati, 2018). Bidan sebagai

pemberi asuhan, memiliki posisi strategis untuk berperan dalam upaya percepatan

penurunan AKI dan AKB, sehingga bidan tidak hanya cukup memberikan asuhan

sesuai standar saja, tetapi juga harus memiliki kualifikasi berdasarkan atas filosofi

asuhan kebidanan yang menekankan asuhannya terhadap perempuan (women centred

care) . 2 Menurut SDKI tahun 2015, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia

mencapai angka 305 per 100.000 kelahiran, sedangkan untuk Angka Kematian Bayi

(AKB) menurut SDKI tahun 2017 terdapat 24 kematian bayi per 1000 kelahiran

hidup. Padahal pada tahun 2030 Sustainable Development Goals (SDGs) menargetkan

untuk mengurangi rasio angka kematian ibu menjadi kurang dari 70 per 100.000
kelahiran, dan mengakhiri kematian yang dapat dicegah pada bayi baru lahir, dimana

setiap negara menargetkan untuk mengurangi kematian neonatal setidaknya menjadi

kurang dari 12 per 1000 kelahiran. (Sustainable Development Goals, 2015). Saat ini

tingkat pencapaian kinerja di bidang kesehatan menunjukan bahwa kasus kematian

ibu di Kabupaten Cianjur, terdapat 24 kasus kematian ibu. Kasus ini tidak mengalami

perubahan dari tahun 2018 yang mempunyai jumlah 24 kasus kematian ibu. Penyebab

kematian tertinggi ibu yang tercatat dan terlapor selama tahun 2019 adalah

Hipertensi/Preeklampsi/Eklampsi sebanyak 13 kasus kematian, disusul oleh

perdarahan yang menyebabkan 6 kematian, dan yang terakhir adalah penyebab

lainnya seperti Hellp Syndrome, sepsis hipovolemik, gagal ginjal, jantung, dan

decomcordis. Periode kematian ibu di Kabupaten Cianjur tidak terdapat kematian

pada masa hamil, sewaktu bersalin terdapat tiga kasus, dan terdapat 21 kasus ketika

masa nifas (Laporan Tahunan Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi 2019). Sementara

itu kasus kematian bayi di Kabupaten Cianjur terdapat 84 kasus kematian bayi. Kasus

ini mengalami kenaikan sebesar 6,32% dari tahun 2018 dengan jumlah kematian bayi

sebanyak 79 bayi. Penyebab kematian bayi di 3 Kabupaten Cianjur yang tercatat dan

terlapor selama tahun 2019 adalah asfiksia sebanyak 48 kasus, BBLR delapan kasus,

icterus tiga kasus, kelainan bawaan delapan kasus, pneumonia tiga kasus, diare empat

kasus, infeksi paru 5 kasus, dan penyebab lain-lainnya lima kasus. Kehamilan risiko

tinggi ditemukan pada ibu hamil yang memiliki masalah usia, paritas dan jarak

kehamilan atau yang dikenal dengan “4T” (Manuaba, 2012). Keadaan 4 terlalu (4T)

menjadi faktor internal dari ibu yang dapat berpengaruh terhadap komplikasi

kehamilan maupun persalinan dan juga mempunyai dampak terhadap AKI dan AKB

serta pertumbuhan kesehatan bayi yang dilahirkan. Hal yang dikategorikan dengan 4T

yaitu terlalu muda (hamil usia < 20 tahun, terlalu tua atau primigravida tua (hamil usia
> 35 tahun), terlalu sering/rapat (jarak kehamilan < 2 tahun), terlalu

banyak/grandemulti (Anak > 4) (Prasetyawati, 2012). Menurut Naqvi (2004), yang

disebut sebagai primigravida tua adalah kondisi dimana seorang wanita mengalami

kehamilan pertamanya pada usia diatas 35 tahun. Primigravida tua memiliki resiko

tinggi dalam kehamilannya seperti resiko kejadian preeklamsia. Hal ini disebabkan

karena di usia lebih dari 35 tahun elastisitas jantung sudah mulai menurun, selain itu

pada usia tersebut juga memiliki kencenderungan masalah obesitas yang lebih tinggi

(Akri & Suhartik, 2019). Selain itu persalinan yang lebih sulit dan lama, serta bayi

lahir mati merupakan masalah yang dapat ditemui di kehamilan dan persalinan pada

usia ≥ 4 35 tahun (Sibuea, Tendean, & Wagey, 2013). Hal ini dapat mengancam jiwa

dan kesehatan ibu maupun bayi. Oleh sebab itu pada primitua beresiko terjadinya

kematian maternal lebih tinggi.

Desa Batulawang memiliki 7 posyandu yang dilaksanakan oleh Bidan desa,Bidan

PNS,Bidan PMB setiap bulan. Kegiatan Posyandu melaksanakan sebagian besar program pokok

KIA yaitu 6 cakupan program indikator ibu yaitu K1,K4,Linakes, KFL, PKO, KB dan 5 cakupan

program indikator bayi/ anak yaitu KN1, KNL, PKN, Bayi sehat, Balita sehat.

A. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Adapun tujuan umum dari pembuatan makalah ini untuk mengetahui sejauh mana

keberhasilan kinerja bidan desa Batulawang kecamatan Cibinong kabupaten cianjur

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran pencapaian program kesehatan ibu dan anak (KIA) di desa

Batulawang kecamatan Cibinong, bulan januari s/d desember 2021

b. Meningkatkan pelayanan yang berkualitas

c. Menurunnya jumlah kesakitan dan kematian ibu,bayi dan balita


BAB II

GAMBARAN UMUM

DEMOGRAFI PROFIL DESA BATULAWANG

A. Luas

Luas Desa Batulawang 1.350,50 ha.

B. Batas Wilayah

 Batas sebelah utara : berbatasan dengan desa Sukamekar

 Batas sebelah selatan : berbatasan dengan desa Girimukti Kec.Sindangbarang

 Batas sebelah barat : berbatasan dengan desa Panyindangan

 Batas sebelah timur : berbatasan dengan desa Cikangkareng

Di tinjau dari pembagian wilayah Desa Batulawang terdiri dari 5 Dusun yaitu :

1. Dusun Batulawang

2. Dusun Bojongkadu

3. Dusun Cisalada

4. Dusun Cilenggang

5. Dusun Pilar

Dari 5 (Lima) dusun yang ada di Desa Batulawang memiliki sarana pendidikan sebagai

berikut :

1. SD ADA 5 UNIT

2. SLTP ADA 1 UNIT

3. PAUD ADA 5 UNIT

C. Orbitasi Jarak dari Pusat Pemerintahan

 Jarak dari pusat pemerintahan kecamatan/Puskesmas : 11 Km

 Jarak dari pusat pemerintahan kabupaten : ± 110 Km

 Jarak dari ibu kota provinsi : ± 175 Km

 Waktu tempuh ke Puskesmas Cibinong : 30 Menit


D. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin

 Laki-laki : 3.177 orang

 Perempuan : 3.124 orang

 Kepala Keluarga : 1.864 orang

E. Menurut Tingkat Pendidikan

 Lulusan akademi Diploma/Sarjana : 41 orang

 Lulusan pendidikan umum SLTA/Sederajat : 298 orang

 Lulusan pendidikan SLTP/Sederajat : 647 orang

 Lulusan Pendidikan SD/Sederajat : 4.432 orang

F. Menurut Mata Pencaharian

 Wiraswasta : 127 orang

 PNS : 31 orang

 Tani : 1.811 orang

 Buruh tani : 450 orang

 Pensiunan : 5 orang

G. Pembinaan RT I RW

 Jumlah RT : 28

 Jumlah RW : 9

H. Data tenaga kesehatan

Tabel 2.1

Jumlah
No Jenis tenaga
PNS PTT Sukwan

1 BIDAN 2 1 1

PERAWAT - - 1
2

Jumlah 2 1 2
I. Data sarana kesehatan

Tabel 2.2

Jumlah
No Jenis Sarana
Baik Rusak

1 Pos kesdes 1 -

2 Posyandu 7 -

Jumlah 8 -

J. Vital statistic

 Ada AKI dan AKB di tahun 2021,Angka Kematian ibu di awal Tahun 2021 jumlah 0

kasus ,dan AKB Di akhir Tahun 2021 jumlah 0 Kasus

 Jumlah dukun paraji 4 orang

 Jumlah kader 35 orang

K. Data sasaran proyeksi Desa Batulawang

SASARAN PROYEKSI TAHUN 2021


Jumlah Wus 1.231
Jumlah Pus 1.127
Jumlah Bumil 122
Jumlah Bulin 117
Jumlah Buteki 117
Jumlah Neo 104
Jumlah Bayi 222
Jumlah Balita 352
Jumlah Bumil Risti 15
Jumlah Bulin Risti 15
Jumlah Bufas Risti 15
Jumlah Neo Risti 15
BAB III

SITUASI DERAJAT KESEHATAN

DAN PENCAPAIAN SASARAN

A. JUMLAH KEMATIAN

1. Kematian Bayi
Jumlah Kematian Bayi di desa Batulawang dari bulan Januari- Desember 2021
Sebanyak 0 kasus
2. Kematian Ibu
Jumlah Kematian Ibu di desa Batulawang tahun 2021 sebanyak 0 kasus

B. HASIL CAKUPAN PROGRAM KIA

1. PENCAPAIAN PROGRAM KIA TAHUN 2021

NO INDIKATOR TARGET
CAKUPAN( %)
1. K1 AKSES 100 92,6

2. K1 MURNI 100 86,9

3. K4 95 90,2

4. LINAKES 95 88,9

5. KF1 90 88,9

6. KFL 90 88,9

7. PKO 80 4,1

8. KN1 100 88,9

9. KNL 95 88,9

10. KNJ.BAYI 95 73,9

11. KNJ.BALITA 90 89,5


Berdasarkan grafik tersebut, terlihat bahwa
a. Cakupan kunjungan 11 indikator Tahun 2021 Di Wilayah Kerja Desa Batulawang
masih rendah dan tidak mencapai target. Hal itu terjadi karena beberapa faktor di
antara nya :
1. Kurang nya sosialisasi ke masyarakat tentang kesehatan ibu dan anak.
2. Masih banyak nya yang di tolong sama paraji
b. Cakupan kunjungan ibu hamil K1 dan k4 di wilayah Desa Batulawang, pada Tahun
2021 sudah mencapai target. Hal itu terjadi karena beberapa faktor, antara lain:
1. Penjaringan Ibu hamil sudah dilakukan dengan maksimal
2. Pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan ibu hamil
sudah baik
c. Cakupan persalinan oleh petugas kesehatan ( LINAKES ) di wilayah Desa
Batulawang pada Tahun 2021 Trend nya menurun , sedangkan pada tahun 2020
cenderung meningkat dan sudah mencapai target
1. Membangun jejaring dengan berbagai pihak , termasuk aparat desa, paraji, kader
posyandu,tokoh agama dan tokoh masyarakat, guna meningkatkan  pelayanan
persalinan oleh petugas kesehatan (LINAKES)
2. Adanya program Jampersal dan terdapat nya kartu BPJS,sehingga cakupan
persalinan pada th 2020 meningkat
d. Cakupan Kunjungan Nifas lengkap di wilayah Desa Batulawang pada tahun 2021
rata-rata Trendnya mengalami Penurunan dan belum mencapai target dikarenakan :
1. Kurang nya sosialisasi terhadap aparat desa,dan tokoh masyarakat.
2. Masih banyak yang di tolong paraji dan tidak ada laporan terhadap Bidan.
e. Cakupan Komplikasi Kebidanan ( PKO ). Di wilayah desa batulawang pada tahun
2021 trend nya menurun, sedangkan pada tahun 2020 trendnya meningkat hal itu
dikarenakan:
1. Adanya perubahan target sasaran dari dinkes kesehatan yang dahulu sasarannya
100% menjadi 80 %
2. Pelayanan Ante Natal Care yang lebih berkualitas, sehingga mampu mendeteksi
secara dini resiko kebidanan;
3. Melakukan pemetaan ibu hamil, ibu bersalin, dan ibu nifas yang beresiko
f. Cakupan Keluarga Berencana (KB ) Di wilayah desa batulawang pada tahun 2021
rata rata Trendnya meningkat sudah mencapai target dikarenakan :
1. Tingginya Kesadaran masyarakat untuk ikut ber KB
2. Banyaknya alat kontrasepsi dari BKKBN /BKBPP dan Swasta dan dapat dijual
bebas dan dapat membeli sendiri seperti PIL KB dan KONDOM
g. Cakupan Kunjungan Neonatal Ke 1 Di wilayah desa batulawang pada tahun 2021
rata rata Trendnya menurun dan belum mencapai target dikarenakan
1. kurangnya kunjungan rumah secara rutin
2. kurang nya membangun sosialisasi dengan berbagai pihak , termasuk aparat desa,
paraji, kader posyandu,tokoh agama dan tokoh masyarakat, guna meningkatkan
pelayanan neonatus
3. masih Banyaknya paraji yang menolong di rumah dan tidak melaporkan hasil
persalinan.
h. Cakupan Kunjungan Neonatal Lengkap Di wilayah desa batulawang pada tahun 2021
rata rata Trendnya menurun tapi masih mencapai target,Melakukan kunjungan rumah
secara rutin
1. Membangun jejaring dengan berbagai pihak , termasuk aparat desa, paraji,         
kader posyandu,tokoh agama dan tokoh masyarakat, guna meningkatkan          
pelayanan neonatus
2. Banyaknya paraji yang tidak melaporkan hasil persalinan
i. Cakupan Kunjunagn Bayi Di wilayah desa batulawang pada tahun 2021
rata rata Trendnya menurun,dan belum mencapai target
1. Optimalisasi fungsi dan peran kader Posyandu;
2. Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan kesehatan
bayi;
3. Membentuk kelompok penimbangan di daerah yang aksesnya jauh dari
Posyandu;
4. Melakukan konseling dan penyuluhan secara rutin;
5. Melakukan kunjungan rumah
j. Cakupan Kunjungan Balita Di wilayah desa batulawang pada tahun 2021 rata-rata
Trendnya naik,tapi belum mencapai target dikarenakan:
1. Partisipasi masyarakat yang masih rendah, terutama yang memiliki anak balita;
2. Rendahnya kesadaran orang tua untuk membawa anak usia Balita ke Posyandu,
karena merasa tidak penting setelah melewati masa pemberian imunisasi.
C. HASIL CAKUPAN PROGRAM IMUNISASI

1. PENCAPAIAN PROGRAM IMUNISASI TAHUN 2021

NO INDIKATOR TARGET CAKUPAN (%)

1. HBO 90 109,3

2. BCG 98 92,6

3. DPT + HIB 1 98 119,4

4. DPT + HIB 2 95 115,7

5. DPT + HIB 3 93 106,5

6. POLIO 1 98 92,6

7. POLIO 2 95 119,4

8. POLIO 3 93 115,7

9. POLIO 4 90 106,5

10. CAMPAK 90 92,6

11. TT1 98 91,5

12. TT 2 90 91,5

13. HBO 90 109,3

Cakupan program imunisasi dasar, yaitu: BCG, DPT-Hb, Polio, dan Campak di
wilayah Desa batulawang, pada Tahun 2021 telah mencapai target Unversal Child
Imunization (UCI). Berdasarkan hasil evaluasi program imunisasi, cakupan imunisasi dasar
telah mencapai labih 80 %.
Beberapa faktor yang mempengaruhi tercapainya target UCI tersebut, antara lain:
1. Optimalisasi fungsi dan peran kader Posyandu;
2. Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan kesehatan
bayi;
3. Membentuk kelompok penimbangan di daerah yang aksesnya jauh dari
Posyandu;
4. Melakukan konseling dan penyuluhan secara rutin;
5. Melakukan kunjungan rumah.(Sweeping )

BAB IV

PENYEBAB MASALAH

Dilihat dari hasil pelaksanaan Program Kesehatan Ibu dan Anak di Desa batulawang ditemukan

beberapa masalah yang menyebabkan terjadinya kesenjangan antara target dan pencapaian Program

Kesehatan Ibu dan Anak yang berpengaruh pada tingkat kesehatan masyarakat dari berbagai masalah

yang ada maka dapat ditetapkan masalah yang menjadi prioritas dengan menggunakan teori Fish Bone

Diagram:

Diagram fish Bone

Methode (cara)
Money (Keuangan)
 Masih ada sebagian bidan yang kurang
 Sebagian ibu hamil belum
melakukan sosialisasi program tidak
mengikuti kegiatan tabulin di
menyentuh sebagian masyarakat
posyandu
 Belum terbentuk nya perdes Desa
 Tidak semua bumil mempunyai
 Kemitraan dengan paraji masih kurang
tabulin
 Tingkat kesadaran masyarakat
terhadap kesehatan masih sangat
rendah

Maccine (Kendaraan)
 Wilayah binaan dengan letak geografis yang sulit di Man (SDM, Sarana)
jangkau terutama di musim penghujan serta jauh nya
jarak antara desa ke puskesmas sebagai tempat Sebagian masyarakat belum
rujukan tingkat pertama mengikuti program BPJS
Sebagian masyarakat masih
mengagngap bahwa proses
kehamilan dan persalinan
dianggap hal yang wajar/biasa
Belum semua ibu hamil terjaring
oleh bidan
Masyarakat masih percaya mistis
Petugas masih menolong di rumah
No Masalah U S G Total Ranking

1 Money 5 5 5 15 1

2 Man 4 4 3 11 2

3 Methode 3 3 3 9 3

4 Maccine 3 3 3 9 4
BAB V

ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

1. Pendataan sasaran Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan KB

2. Kerjasama lintas program dan lintas sektoral

3. Pembentukan kelas ibu hamil dan kelas ibu balita di setiap posyandu, pengajuan sarana,

adminstrasi dan alat bantu kelas ibu hamil dan kelas ibu balita

4. Melaksanakan sweeping ibu hamil risti dan pada semua ibu hamil

5. Mengikuti AMP sosial yang diselenggarakan oleh Puskesmas maupun Dinas Kesehatan

6. Menggiatkan kembali kepesertaan tabulin di posyandu

7. Persalinan di tempat bidan / sarana kesehatan

8. Mengikuti refresing standar pelayanan, ANC, INC, PNC, Neonatal care, dan Gadar Obsteri

dan neo di bimbing oleh bidan koordinator.

9. Sosialisasi adanya rumah singgah kepada masyarakat

10. Pemanfaatan program JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) dalam bidang KIA salah satunya

untuk meningkatkan cakupan KIA di wilayah binaan.

11. Mengikuti program supervisi pasilitatif yang di selenggarakan oleh bidan koordinator

12. Penyuluhan KB untuk metode jangka panjang

13. Pembentukan kader asuh


BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Masih adanya kesenjangan dalam pemberian pelayanan kesehatan merupakan permasalahan

yang harus terselesaikan. Adanya kesenjangan pelayanan kesehatan lebih banyak disebabkan karena

tingkat kesadaran masyarakat terhadap kesehatan masih sangat rendah, bertambahnya keluarga yang

miskin, serta kurang tersedianya tenaga kesehatan, sarana dan prasarana kesehatan, wilayah kerja

yang sulit di jangkau terutama pada musim penghujan dan jarak dari desa ke puskesmas yang

jauh.kurang melakukan koordinasi atau kerjasama lintas sektoral dan lintas program. Terkendalanya

program-program kesehatan yang dihadapi khususnya di desa Batulawang karena kepercayaan

masyarakat terhadap sesuatu hal yang bersifat mistis serta sosial ekonorni dan pendidikan masyarakat

yang masih rendah sehingga masih terdapat program yang belum mencapai target.

Untuk mengatasi kesenjangan pelayanan kesehatan, maka perlu dilakukannya pengefektifan

dan pengefisienan program-program kesehatan. Kegiatan tersebut dapat berupa : petugas kesehatan

terus menerus melakukan pendekatan kepada tokoh masyarakat dan tokoh agama untuk mendorong

masyarakat kepada pemikiran yang lebih modern sehingga masyarakat mengerti, mau dan mampu

untuk hidup sehat, meningkat dengan adanya kerjasama antar lintas sektor dan lintas program,

peningkatkan profesionalitas tenaga kesehatan, serta melakukan berbagai penyuluhan kesehatan


BAB VII

PENUTUP

Demikian Laporan Tahunan Desa Batulawang ini disusun dan direncanakan dengan harapan

semoga Laporan Tahunan ini dapat dijadikan pedoman dan acuan bagi pelaksanaan pembangunan

dan pelayanan kesehatan di Kabupaten Cianjur Khususnya di Kecamatan Cibinong yang sesuai

dengan visi, misi, Puskesmas Cibinong

Semoga Laporan Tahunan ini dapat dijadikan acuan dalam rangka pengembangan

pembangunan Kesehatan di wilayah Puskesmas Cibinong sehingga dalam beberapa kegiatan dalam

rangka meningkatkan derajat Kesehatan masyarakat di wilayah Puskesmas Cibinong ke depan akan

lebih terarah dengan baik dan benar dengan suatu permulaan yang baik yaitu perencanaan.
PETA WILAYAH

Anda mungkin juga menyukai