Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN STUDI KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN PADA NY.U USIA 20 TAHUN G1P0A0


DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN BD.N KABUPATEN BOGOR

Laporan studi kasus ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas pada stase
persalinan

Dosen Pembimbing
Dian Siti Awali,S.ST.,M.Kes.,Bdn

Disusun Oleh:
SYIFA FITRIANI DEWI
522023075

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH BANDUNG
T.A 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat membuat dan
menyelesaikan Laporan Studi Kasus Stase III Asuhan Kebidanan Persalinan.
Penyusunan laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas praktik stase III dalam
Program Pendidikan Profesi Bidan. Laporan studi kasus ini dapat diselesaikan tidak
terlepas dari bantuan berbagai pihak yang telah memberikan masukan-masukan
kepada penulis. Ucapan terimakasih penulis sampaikan pada:
1. Annisa Ridlayanti,S.Keb.,Bd.,M.Keb selaku Ketua Program Studi Sarjana
Kebidanan dan Pendidikan Profesi Bidan.
2. Imas Mardinarsyah,S.ST.,M.Tr.,Bdn selaku Koordinator Mata Kuliah Asuhan
Kebidanan Fisiologis.
3. Nurhayati,S.ST.,M.Kes.,Bdn selaku Koordinator Mata Kuliah Stase I Asuhan
Kebidanan Remaja, Pranikah, dan Prakonsepsi.
4. Yuniarti,S.Keb.,Bdn selaku dosen pembimbing pembimbing lahan (CI).
5. Dian Siti Awali, S.ST.,M.Kes.,Bdn selaku dosen pembimbing institusi
6. Praktik Mandiri Bidan Nuraini Haryanto, S.Keb.,Bdn sebagai lahan praktik.
Penulis menyadari bahwa laporan studi kasus ini belum sempurna. Oleh karena
itu, masukan, saran, dan kritik yang membangun dari seluruh pihak sangat
dibutuhkan untuk menyempurnakan laporan studi kasus ini.

Bogor, November 2023

Syifa Fitriani Dewi


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
BAB III PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN
A. Subjektif
B. Objektif
C. Assesment
D. Planning
BAB IV PEMBAHASAN
A. Data Subjektif
B. Data Objektif
C. Assesment
D. Planning
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara nasional Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia telah menurun dari

305 kematian per 100.000 Kelahiran Hidup (Survei Penduduk Antar Sensus, 2015)

menjadi 189 kematian per 100.000 Kelahiran Hidup (Sensus Penduduk,2020).

Hasil tersebut menunjukkan sebuah penurunan yang signifikan, bahkan jauh lebih

rendah dari terget di tahun 2022 yaitu 205 kematian per 100.000 Kelahiran Hidup.

Pencapaian tersebut harus tetap dipertahankan, bahkan didorong menjadi lebih

baik lagi untuk mencapai target di Tahun 2024 yaitu 183 Kematian per 100.000

Kelahiran Hidup dan > 70 kematian per 100.000 Kelahiran Hidup di Tahun 2030.

Berdasarkan hasil Sample Registration System (SRS), tiga penyebab utama

kematian ibu adalah gangguan hipertensi (33,07%), perdarahan obstetri (27,03%)

dan komplikasi non obstetrik (15,7%). Sedangkan berdasarkan data Maternal

Perinatal Death Notification (MPDN) tanggal 21 September 2021, tiga penyebab

teratas kematian ibu adalah Eklamsi (37,1%), Perdarahan (27,3%), Infeksi (10,4%)

dengan tempat/lokasi kematian tertingginya adalah di Rumah Sakit (84%). (Badan

Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2017)

Indikator Angka Kematian Ibu (AKI) atau Maternal Mortality Rate (MMR)

menggambarkan besarnya risiko kematian ibu pada fase kehamilan, persalinan dan

masa nifas di antara 100.000 kelahiran hidup dalam satu wilayah pada kurun

waktu tertentu. Jumlah kematian Ibu tahun 2021 di Kota Bogor sebanyak 17 kasus

atau 96,68 per 100.000 KH, meningkat dibanding tahun 2020 sebanyak 14 orang
atau 74,70 per 100.000 KH. Penyebab Kematian ibu di Kota Bogor disebabkan

oleh perdarahan yaitu sebanyak 1 kasus (5,88%), gangguan system pererdaran

darah 1 kasus 5,88% dan penyebab lainnya sebesar 88%. (Dinkes Kota Bogor,

2021)

Komplikasi persalinan adalah kondisi dimana ibu dan janinnya terancam yang

disebabkan oleh gangguan langsung saat persalinan serta menjadi salah satu

penyebab terjadinya kematian ibu bersalin maupun janinnya. Aapun beberapa

komplikasi yang terjadi pada saat persalinan di antaranya yaitu Ketuban Pecah

Dini (KPD), persalinan preterm, kehamilan postmatur, malposisi, dan

malpresentasi, pre-eklamsia dan eklampsia, kehamilan kembar (gemelli), dan

distosia bahu. Hal ini yang dapat menyebabkan tinggi Angka Kematian Ibu (AKI)

dan Angka Kematian Bayi (AKB) pada saat persalinan. (Indah, Firdayanti and

Nadyah, 2019)

Angka Kematian Ibu (AKI) saat ini masih jauh dari target tujuan

pembangunan berkelanjutan atau Sustuinable Development Goals (SDGs) yakni

70 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030. Meskipun telah banyak upaya

yang dilakukan oleh pemerintah, AKI belum turun secara signifikan. (Susiana,

2019) Maka dari itu, diperlukan peran bidan sebagai tenaga kesehatan yang

terdekat dengan masyarakat yang diharapkan mampu menurunkan AKI dengan

melakukan asuhan kebidanan serta dapat mendeteksi dini adanya komplikasi pada

ibu, terutama pada saat masa persalinan. (Kemenkes RI, 2019)

Tujuan asuhan persalinan normal yaitu menjaga kelangsungan hidup dan

memberikan derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya melalui upaya

terintegrasi dan lengkap, namun meminimalkan intervensi agar prinsip keamanan


dan kualitas pelayanan dapat lebih optimal. Persalinan yang aman memang sangat

dibutuhkan karena persalinan merupakan proses yang normal serta suatu kejadian

yang sehat. Akan tetapi potensi komplikasi yang mengancam nyawa juga akan

selalu ada, sehingga bidan harus mengobservasi dengan ketat ibu dan bayinya

sepanjang kelahiran. Selain itu, semua penolong persalinan harus mempunyai

bekal pengetahuan, ketrampilan, dan alat untuk memberikan pertolongan yang

aman dan bersih, serta memperhatikan lingkungan sekitar. Dalam hal ini,

pertolongan persalinan yang menggunakan prinsip asuhan persalinan normal

tersebut dapat menekan angka kematian ibu 40-45 per 100.000 kelahiran hidup.

(Yulizawati Dkk, 2019)

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan, maka penulis menulis

laporan mengenai asuhan kebidanan persalinan sebagi Laporan Studi Kasus yang

berjudul “Asuhan Kebidanan Persalinan Pada Ny.U Usia 20 Tahun G1P0A0 di

Praktik Mandiri Bidan Bd. N Kabupaten Bogor.”

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Melakukan asuhan kebidanan persalinan laporan studi kasus ini adalah untuk

melakukan asuhan kebidanan persalinan pada Ny. U usia 20 tahun G1P0A0 di

Praktik Mandiri Bidan N.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melaksanakan pengkajian data subjektif dan objektif pada ibu

bersalin.

b. Mampu menegakkan diagnosa dan masalah potensial ibu bersalin.

c. Mampu menentukan kebutuhan segera pada ibu berselin.


d. Mampu melaksanakan rencana tindakan pada ibu bersalin.

e. Mampu melakukan evaluasi terhadap asuhan yang diberikan pada ibu.

C. Manfaat

1. Bagi pusat layanan kesehatan

Sebagai acuan untuk dapat mempertahankan mutu pelayanan terutama dalam

memberikan asuhan pelayanan kebidanan persalinan.

2. Bagi klien dan keluarga

Ibu dan keluarga mendapatkan pengetahuan dan asuhan persalinan yang tepat.

3. Bagi profesi bidan

Menambah pegetahuan dan informasi bagi profesi dengan memberikan asuhan

kebidanan persalinan pada Ny. U usia 20 tahun G1P0A0.


BAB III

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN

ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN PADA NY.U

USIA 20 TAHUN G1P0A0 DI PMB N KABUPATEN BOGOR

Hari/Tanggal: Jumat, 17 November 2023 Nama Pengkaji: Syifa Fitriani Dewi

Tempat Pengkajian: PMB Bd.N Waktu Pengkajian: 06.00 WIB

A. Data Subjektif

1. Identitas Klien

Istri Suami:

Nama: Ny. U Nama: Tn. M

Usia: 20 tahun Usia: 20 tahun

Agama: Islam Agama: Islam

Suku: Sunda Suku: Sunda

Pendidikan: SMA Pendidikan: SD

Pekerjaan: Ibu Rumah Tangga Pekerjaan: Buruh

Alamat: Kp. Waru Asih RT 03/RW 12

2. Keluhan Utama

Ibu datang ke klinik pukul 06.00 WIB dengan keluhan mulas semakin sering

terasa sejak pukul 00.00 WIB, mulas tidak hilang saat istirahat. Ibu mengatakan

sudah ada pengeluaran lendir darah dan belum ada pengeluaran air-air.
3. Riwayat Kehamilan, Nifas, dan Persalinan Yang Lalu

Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan yang pertama, dan tidak pernah

keuguran sebelumnya.

4. Riwayat Kehamilan Sekarang

Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan yang pertama, tidak pernah

keguguran. Hari Pertama Haid Terakhir tanggal 12 Februari 2023, dengam IMT

21,3 kg/m2(TB=153 cm, BB sebelum hamil = 50 kg, BB saat ini = 63 kg), LILA

= 24 cm, mengalami kenaikan BB yang sesuai yaitu 13 kg. gerakan janin

dirasakan aktif. Periksa kehamilan ke bidan saat trimester I sebanyak 1x, saat

trimester II sebanyak 2x, dan saat trimester III sebanyak 4x. Ibu melakukan

USG satu kali pada saat trimester III. Pemeriksaan lab yang pernah ibu lakukan

pada bulan September 2023 yaitu pemeriksaan Hb dengan hasil 13 gr% dan

pemeriksaan golongan darah didapatkan golongan darah ibu B. Ibu mengatakan

melakukan hal yang dianjurkan oleh bidan, dan masih mengonsumsi vitamin

dan tablet Fe yang diberikan bidan.

5. Riwayat Kesehatan Ibu dan Keluarga

Ibu dan keluarga tidak memiliki penyakit hipertensi, diabetes, malaria,

HIV/AIDS, ginjal, astma, dan penyakit menular lainnya. Ibu tidak memiliki

turunan kembar.

6. Riwayat Bio-Psiko-Sosial dan Ekonomi

a. Biologi : Makan terakhir satu potong roti pada pukul 19.00 WIB,

minum terakhir 1 gelas air putih pukul 00.00 WIB.

Buang air besar (BAB) terakhir 1 hari yang lalu dengan


konsistensi normal

Buang air kecil (BAK) terakhir pukul 02.00 WIB

Ibu mengatakan semalaman tidak bisa tidur dikarenakan

sering terbangun karena perutnya mulas. Ibu mengatakan

merasa lebih baik jika punggungnya diles oleh suami

dan mengatur penafasan.

b. Psikologi Ibu cukup tenang menghadapi proses persalinan karena

: suami dan keluarga mendampingi ibu dan memberikan

dukungan emosional.

c. Sosial : Ibu telah menikah selama 1 tahun dengan status

pernikahan pertama. Kehamilan ini direncanakan dan

didukung oleh suami dan keluarga.

d. Ekonomi : Ibu telah mempersiapkan dana persalinan, dan BPJS

e. Spiritual : a. Adakah pengalaman spiritual yang pernah dialami

dan berdampak pada persalinan ibu? Ada, sangat

berdampak untuk menghadapi persalinan.

b. Bagaimana praktik ibadah yang dilakukan ibu?

Adakah kendala? Selama hamil ibu selalu berusaha

sholat di awal waktu, do’a dan zikir, ibu juga rutin

ikut pengajian mingguan di masjid setempat.

c. Apakah dampak yang ibu rasakan setelah

menjalankan praktik ibadah tersebut? Lebih tenang

dan mampu menghadapi rasa khawatir terhadap


tahayul yang beredar.

d. Adakah aturan atau Batasan tertentu yang diatur

selama persalinan? Tidak ada.

e. Apakah alasan mengapa ibu tetap bersyukur

meskipun dalam keadaan sakit persalinan? Karena

ibu selalu berdoa dan yakin akan pertolongan Allah

SWT serta keluarga mendukung.

f. Bagaimana ibu mendapat kenyamanan saat

mengalami nyeri? Beristigfar dan sentuhan elusan

pada punggung oleh suami.

g. Apakah praktik keagamaan yang akan ibu

rencanakan selama perawatan di rumah atau di

klinik? Mendengarkan muratal Al-Quran.

B. Data Objektif

1. Keadaan Umum Baik

2. Tanda Tanda Vital

a. Tekanan Darah : 120/80 mmHg

b. Nadi : 80x/menit

c. Pernafasan : 20x/menit

d. Suhu : 36,5C

3. Muka Tidak tampak oedema, conjungtiva merah muda,

sklera putih, bibir merah muda.

4. Abdomen Bersih, tidak ada luka bekas operasi, tinggi


fundus uteri (TFU) 32 cm, TBBJ 3300 gr. TFU 3

jari dibawah PX, di fundus teraba bokong,

punggung kiri, bagian terendah kepala, kepala

sudah masuk PAP divergen 2/5. Kandung kemih

kosong. Denyut jantung janin (DJJ): 145x/menit

teratur, his 3x/10 menit, lamanya 20 detik.

5. Ekstremitas Tidak ada oedema, kuku tidak pucat, reflek patela

positif.

6. Genetalia Vulva dan vagina tidak ada kelainan, tidak

terdapat varises dan pembengkakan kelenjar,

tampak pengeluaran lendir darah. Portio lunak,

pembukaan 3 cm, selaput ketuban (+), presentasi

kepala, penurunan kepala di Hodge III, Ubun-

Ubun Kecil Kanan depan. Molage 0.

7. Penunjang Tidak dilakukan

C. Analisa

Ny. U usia 23 tahun G1P0A0 usia kehamilan 40 minggu, inpartu kala I fase laten.

Keadaan ibu baik. Janin tunggal hidup intra uterine, presentasi kepala, keadaan

janin baik.

D. Penatalaksanaan

1. Memberitahu kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan.

2. Membantu ibu mencari posisi yang nyaman dan mobilisasi ringan.

- Ibu memilih tidur miring ke kiri.

3. Menganjurkan ibu makan dan minum diantara his.


- Ibu minum 1 gelas teh manis, mau makan roti.

4. Memberitahu ibu untuk tidak menahan keinginan BAB dan BAK.

- Ibu BAK, tidak BAB.

5. Meminta keluarga untuk mendampingi dan memberikan dukungan pada ibu.

- Suami mendampingi ibu

6. Memantau kemajuan peresalinan, kesejahteraan ibu dan bayi.

- Terlampir di lembar observasi.


Data Perkembangan

Pukul : 10.00 WIB

A. Subjektif

Ibu mengatakan perutnya semakin sakit karena mulas, ibu meminta punggungnya

dipijat. Ibu merasa lendir yang keluar dari vaginanya semakin banyak.

B. Objektif

1. Keadaan umum : Baik.

2. Kesadaran : Composmentis.

3. Tanda-tanda vital:

a. Tekanan Darah : 110/80 mmHg.

b. Nadi : 90x/menit

c. Pernapasan : 22x/menit

d. Suhu : 36,5º C

4. Abdomen: Denyut jantung janin (DJJ): 140x/menit teratur, his 4x/10 menit

lamanya 25 detik. Divergen 1/5. Kandung kemih penuh.

5. Genitalia: Tampak pengeluaran lendir darah semakin banyak. Portio tipis lunak,

pembukaan 7 cm, selaput ketuban (+), penurunan kepala di hodge III-IV.

Molage 0.

C. Analisa

Inpartu Kala I Fase Aktif.

D. Penatalaksanaan

1. Memberitahukan pada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan.

2. Membantu ibu mencari posisi yang nyaman baginya dan mobilisasi ringan.

- Ibu memilih berbaring ke kiri.


3. Menganjurkan ibu makan dan minum diantara his.

- Ibu minum ½ gelas the manis, makan nasi telur 3 suap.

4. Menganjurkan ibu untuk BAK ke kamar mandi.

- Pengeluaran urin ± 15 cc.

5. Meminta keluarga untuk mendampingi dan memberikan dukungan pada ibu.

- Suami mendampingi.

6. Memantau kemajuan persalinan, kesejahteraan ibu dan bayi.

- Terlampir di partograf.
Catatan Perkembangan

Pukul : 13.45 WIB

A. Subjektif

Ibu mengeluh kesakitan karena perutnya semakin mulas dan mengeluh lemas, ibu

merasa lendir yang keluar semakin banyak. Ibu mengatakan ingin mengedan dan

terasa ingin BAB. Ibu merasa keluar rembesan air-air pada pukul 13.40.

B. Objektif

1. Keadaan umum : Baik.

2. Kesadaran : Composmentis.

3. Tanda-tanda vital:

a. Tekanan Darah : 120/80 mmHg.

b. Nadi : 83x/menit

c. Pernapasan : 22x/menit

d. Suhu : 36,6º C

4. Abdomen : denyut jantung janin (DJJ): 150x/menit teratur, his 4x/10 menit

lamanya 50 detik. Perlimaan 0/5. Kandung kemih kosong.

5. Genitalia : Tampak pengeluaran lendir darah semakin banyak. Tekanan pada

anus, perineum menonjol, vulva membuka, portio tidak teraba, pembukaan 10

cm. Selaput ketuban (-), tidak ada prolaps tali pusat ataupun presentasi ganda.

Penurunan kepala berada di hodge IV, UUK depan, Molase 0.

C. Analisa

Inpartu Kala II
D. Penatalaksanaan

1. Memberitahukan pada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan bahwa

pembukaan sudah lengkap dan ibu akan dipimpin mengedan.

- Ibu mengerti

2. Memberi support emosional pada ibu, menganjurkan ibu agar tidak gelisah dan

mengajarkan ibu mengatur nafas.

- Ibu memahami.

3. Mengajarkan ibu teknik mengedan.

4. Membantu ibu mencari posisi yang nyaman.

- Ibu memilih posisi dorsal recumbent.

5. Menganjurkan keluarga untuk memberi ibu minum diantara his

- Ibu minum ½ gelas the manis.

6. Memimpin persalinan

Pukul 14.15 WIB bayi lahir spontan, menangis kuat, tonus otot aktif, kulit

kemerahan, jenis kelamin laki-laki, jenis kelamin: laki-laki, Berat janin: 3500

gr, panjang bayi: 49 cm.


Catatan Perkembangan

Pukul : 14.15 WIB

A. Data Subjektif

Ibu mengatakan merasa lega dan senang karena bayinya sudah lahir, ibu merasa

lelah dan terasa mulas pada perutnya.

B. Data Objektif

1. Keadaan Umum : Baik

2. Kesadaran : Composmentis

3. Abdomen: Tidak ditemukan janin kedua, TFU satu jari di atas pusat, teraba

keras dan bundar (globuler). Kandung kemih kosong.

4. Genitalia: Tampak tali pusat menjulur di depan vulva, terdapat pengeluaran

darah secara tiba-tiba.

C. Analisa

Inpartu kala III.

D. Penatalaksanaan

1. Memberitahukan ibu bahwa akan disuntik oksitosin.

- Ibu bersedia.

2. Menyuntikkan oksitosin 10 iu, di sepertiga luar paha atas ibu pada pukul 14.16

WIB.

3. Melakukan penjepitan dan pemotongan tali pusat.

4. Melakukan Inisiasi menyusu dini (IMD).

5. Melakukan PTT, terdapat tanda-tanda pelepasan plasenta yaitu tali pusat

memanjang, terdapat semburan darah tiba-tiba, dan uterus globuler.

6. Melahirkan plasenta. Plasenta lahir spontan pada pukul 14.30 WIB.


7. Melakukan masase fundus uterus selama 15 detik.

- Fundus berkontraksi.

8. Memeriksa kelengkapan plasenta.

- Kotiledon dan selaput lengkap.

9. Mengajarkan ibu dan suami masase fundus uteri.

- Suaminya melakukan dengan benar.


Catatan perkembangan

Pukul: 14.30 WIB

A. Data subjektif

Ibu merasa lega karena ari-arinya sudah lahir. Ibu mengatakan merasa mulas pada

perutnya.

B. Data objektif

1. Keadaan Umum : Baik

2. Kesadaran : Composmentis

3. Abdomen : TFU 2 jari di bawah pusat. Kandung kemih kosong, kontraksi baik,

keras, dan globuler.

4. Genetalia : Tampak pengeluaran darah sekitar 50 cc. Terdapat laserasi derajat 2

(mukosa vagina, kulit perineum, dan otot perineum)

C. Analisa

Inpartu Kala IV dengan laserasi derajat 2.

D. Penatalaksanaan

1. Memberitahu ibu bahwa ada robekan dan akan dilakukan penjahitan

2. Memberitahu ibu bahwa akan disuntik dibagian robekan. Menyuntikkan

Lidocain 1% Pukul 14.35 WIB

3. Melakukan penjahitan pada mukosa vagina, kulit perineum, sampai otot

perineum.

4. Melakukan pemantauan kala IV, tanda-tanda vital, kontaksi uterus, kandung

kemih kosong, perdarahan setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan tiap 30

menit pada 1 jam kedua.

5. Menilai keberhasilan IMD


- Bayi berhasil mencapai puting susu pada 1 jam pertama.

6. Membersihkan ibu dan membantu ibu menggunakan pakaian.

7. Meminta suami memberikan makanan dan minuman sesuai keinginan ibu

- Ibu makan 2 potong roti dan satu gelas teh manis.

8. Merapihkan, mendokumentasikan dan membersihkan alat dan bahan.

9. Melengkapi partograf.

10. Memberikan terapi oral kepada ibu yaitu Amoksilin sebanyak 1 x 500mg, Fe 1

tabet.
BAB IV

PEMBAHASAN

Penulis akan membahas asuhan kebidanan persalinan yang diberikan kepada Ny.

U pada tanggal 17 November 2023. Penulis akan melakukan pembahasan yang

menghubungkan antara teori dengan kasus yang dialami oleh Ny.U.

A. Data Subjektif

Berdasarkan dari hasil pengkajian, didapatkan data Ny. U usia 20 tahun.

Berdasarkan jrunal penelitian, usia produktif yang optimal untuk reproduksi sehat

antara 20-35 tahun. Resiko persalinan akan meningkat pada usia dibawah 20 tahun

dan di atas 35 tahun. (Sukma and Sari, 2020) HPHT 12 Februari 2023, HPL 17

November 2023 (usia kehamilan 40 minggu). Hal ini sesuai dengan teori , bahwa

persalinan dan kelahiran normal proses pengeluaran janin yang terjadi pada

kehamilan cukup bulan (37-42 minggu). (Yulizawati Dkk, 2019) Ini merupakan

kehamilan pertama ibu dan tidak pernah keguguran sebelumnya.

Pemeriksaan lab yang pernah ibu lakukan yaitu pemeriksaan Hb dengan hasil

13 gr/dl. Hasil tersebut masuk kedalam kategori Hb normal. Dikatakan anemia

yaitu jika Hb ibu <12 gr. Kriteria anemia pada ibu hamil ditetapkan 3 kategori

yaitu normal >11gr/dl, ringan 8-11 gr/dl, dan berat <8 gr/dl. Sedangkan untuk

wanita yang tidak hamil kadar Hb normal yaitu 12 gr. (Sikoway, Mewo and Assa,

2020)

Pada tanggal 17 November 2023 ibu datang pukul 06.00 WIB dengan keluhan

mulas-mulas terasa sampai pinggang sejak pukul 00.00 WIB, terdapat pengeluaran
lendir daran namun belum ada pengeluaran air-air. Rasa mulas yang dirasakan oleh

ibu disebabkan oleh penurunan kadar estrogen dan progesterone sehingga

oksitosin semakin meningkat dan dapat menjalankan fungsinya dengan efektif

untuk menimbulkan kontraksi atau his. Keluhan yang dirasakan ibu yaitu rasa

mulas dikarenakan adanya his yang merupakan faktor yang mempengaruhi

persalinan. Dengan adanya his persalinan, terjadi perubahan pada serviks yang

menimbulkan pendataran dan pembukaan. Pembukaan menyebabkan selaput

lendir yang terdapat pada kanalis servikalis terlepas dan terjadi perdarahan karena

kapiler pembuluh darah pecah. (Yulizawati Dkk, 2019)

Pada kala II, ibu mengeluh kesakitan karena mulas dan ibu merasa lendir yang

keluar semakin banyak serta ibu mengatakan rasa ingin mengedan dan terasa ingin

BAB. Ibu merasa keluar rembesan air pada pukul 13.40 WIB yang merupakan

faktor yang mempengaruhi proses persalinan yaitu his yang semakin sering dan

semakin kuat. (Yulizawati Dkk, 2019) Kontraksi uterus menjadi lebih kuat dan

lebih cepat yaitu setiap 2 menit sekali dengan durasi >40 detik, intensitas semakin

lama semakin kuat. Karena biasanya pada tahap ini kepala janin sudah masuk

dalam ruang panggul, maka pada his dirasakan adanya tekanan pada otot-otot

dasar panggul yang secara reflex menimbulkan rasa ingin meneran. Pasien

merasakan adanya tekanan pada rectum dan merasa seperti ingin BAB. Pukul

14.15 WIB bayi lahir spontan, menangis kuat, tonus otot aktif, kulit kemerahan,

jenis kelamin laki-laki, jenis kelamin: laki-laki, Berat janin: 3500 gr, panjang bayi:

49 cm.

Pada kala III ibu mengatakan senang dan lega karena bayinya sudah lahir, Ibu

merasa lelah dan merasa mules pada perutnya. Kala III persalinan dimulai setelah
lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban.

Berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Kala III disebut juga dengan kala uri atau

kala pengeluaran plasenta Rasa mulas di perut ibu merupakan hal normal, karena

sedang terjadi involusi uterus. Involusi uterus adalah proses perubahan uterus

kembali ke kondisi semula atau sebelum hamil. Involusi uterus terjadi dari mulai

plasenta lahir dimana hormon yang berperan disini adalah oksitosin yang dapat

merangsang kontraksi uterus. (Yulizawati Dkk, 2019)

Pada kala IV ibu merasa lega karena ari-arinya sudah lahir. Ibu mengatakan

merasa masih mulas pada perutnya. Kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta dan

berakhir dua jam setelah itu. Otot-otot uterus berkontraksi, pembuluh darah yang

ada diantara anyaman-anyaman otot uterus akan terjepit. Proses ini akan

menghentikan perdarahan setelah plasenta dilahirkan. (Maulani, Nurul, M. Tr. Keb

Erli Zainal, 2020)

B. Data Objektif

Hasil pemeriksaan didapat conjungtiva merah muda, bibir tidak pucat dan

kuku tidak pucat. Menurut teori, gejala anemia dapat berupa kepala pusing,

berkunang-kunang, perubahan jaringan epitel kuku.

Pada pemeriksaan Kala I fase aktif dapat dijumpai keadaan umum baik,

kesadaran composmentis, tanda-tanda vital di dapatkan di dapatkan data yaitu,

tekanan darah 110/80 mmHg, nadi (N): 90x/menit, pernafasan (P): 22x/menit,

suhu (s): 36OC. Pada pemeriksaan abdomen didapatkan TFU ibu 32 cm sehingga

TBBJ mencapai 3300 gram. Pada bagian fundus teraba bokong, punggung kiri,

DJJ 140x/menit teratur, bagian terendah kepala divergen 1/5. His 4x10 menit
lamanya 25 detik. Kandung kemih penuh. Pemeriksaan dalam didapatkan hasil

vulva vagina tidak ada kelainan, belum terdapat pengeluaran air-air, tampak lendir

darah, tidak berbau. portio lunak, pembukaan 7 cm, selaput ketuban (+),

penurunan kepala di hodge III-IV. Sesuai dengan teori, pada pemeriksaan dalam

dapat dijumpai pembukaan serviks. Pembukaan serviks merupakan salah satu

tanda persalinan. (Yulizawati Dkk, 2019)

Pada kala II pemeriksaan umum dalam batas normal, denyut jantung janin

(DJJ) 150x/menit teratur, his 4x/10 menit lamanya 50 detik. Kandung kemih

kosong. Pada pemeriksaan genitalia ketuban pecah spontan, jernih tidak berbau,

tampak lendir darah semakin banyak, portio tidak teraba, pembukaan 10 cm, tidak

ada prolaps tali pusat ataupun presentasi ganda. Kepala berada di hodge IV, UUK

depan, Molase 0. Menurut teori pada kala II, kontraksi uterus menjadi lebih kuat

dan lebih cepat yaitu setiap 2 menit sekali dengan durasi >40 detik, intensitas

semakin lama semakin kuat. Karena biasanya pada tahap ini kepala janin sudah

masuk dalam ruang panggul, maka pada his dirasakan adanya tekanan pada otot-

otot dasar panggul yang secara reflex menimbulkan rasa ingin meneran.

(Yulizawati Dkk, 2019)

Pada kala III abdomen didapatkan tidak ada janin kedua, TFU satu jari di atas

pusat, teraba keras dan bundar (globuler), tidak ditemukan adanya janin kedua.

Genitalia tampak keluar semburan darah tiba-tiba, tali pusat menjulur di depan

vulva. Kandung kemih kosong. Hal tersebut sesuai dengan teori tanda-tanda

pelepasan plasenta yaitu perubahan ukuran dan bentuk uterus, uterus menjadi

bundar dan uterus terdorong ke atas karena plasenta sudah terlepas dari Segmen

Bawah Rahim, tali pusat memanjang, semburan darah tiba tiba. Setelah bayi lahir,
uterus teraba keras dengan fundus uteri agak diatas pusat. Beberapa menit

kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari dindingnya.

Pada kala IV pemeriksaan umum dalam batas normal. Pemeriksaan abdomen

didapatkan TFU 2 jari di bawah pusat, Kandung kemih kosong. Pemeriksaan

genetalia tampak pengeluaran darah sekitar 50 cc. Terdapat laserasi derajat 2 yaitu

dari mukosa vagina, kulit perineum sampai otot perineum. Menurut teori kontraksi

uterus yang normal adalah pada perabaan fundus uteri akan teraba keras. Kandung

kemih harus kosong, kandung kemih yang penuh mendorong uterus keatas dan

menghalangi uterus berkontraksi sepenuhnya. Perdarahan, dianggap masih normal

bila jumlahnya tidak melebihi 400- 500cc. Uterus akan berangsur-angsur menjadi

kecil (involusi), saat plasenta lahir TFU menjadi 2 jari dibawah pusat. (Maulani,

Nurul, M. Tr. Keb Erli Zainal, 2020)

C. Analisa

Berdasarkan data subjektif yaitu usia kehamilan 40 minggu yang dihitung

dari hari pertama haid terakhir, data objektif dan pemeriksaan fisik serta proses

persalinan yang berjalan secara normal, menunjukan bahwa ibu menjalani proses

persalinan yang fisiologis. Sehingga analisa yang dibuat adalah Ny. U usia 20

tahun G1P0A0 dengan kala I,II,III,IV fisiologis. (Maulani, Nurul, M. Tr. Keb Erli

Zainal, 2020)

D. Penatalaksanaan

Berdasarkan hasil pengkajian data subjektif, dan objektif dan ditegakkan

analisa. Maka disusunlah penatalaksanaan asuhan sesuai dengan kebutuhan ibu.


Pada kala I membantu ibu mencari posisi yang nyaman baginya dan

mobilisasi ringan. Menganjurkan ibu makan dan minum diantara his. Meminta

keluarga untuk selalu mendampingi dan memberikan dukungan pada ibu. Menurut

teori, mobilisasi membantu ibu untuk tetap merasa terkendali dan mengurangi rasa

tidak nyaman. Kehadiran pendamping persalinan dapat memberi kenyamanan, rasa

aman, semangat dan dukungan emosional saat persalinan. (Yulizawati Dkk, 2019)

Setelah memasuki kala II memberitahukan pada ibu dan keluarga tentang hasil

pemeriksaan bahwa pembukaan sudah lengkap dan ibu akan dipimpin persalinan.

Menurut teori ibu bersalin selalu ingin mengetahui hal apa saja yang sedang terjadi

ditubuhnya. Jelaskan semua hasil pemeriksaan kepada ibu. Persalinan berlangsung

spontan pada pukul 14.15 WIB. Hal ini sudah sesuai dengan teori yang

menyatakan bahwa rata-rata lama persalinan kala I fase laten pada primigravida

terjadi dalam waktu 3 jam dengan pembukaan 1 cm per satu jam dan pada kala II

primigravida terjadi dalam waktu 21 menit. (Maulani, Nurul, M. Tr. Keb Erli

Zainal, 2020)

Pada kala III melakukan penjepitan dan pemotongan tali pusat. plasenta lepas

dalam 16 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan. Hal ini sudah sesuai teori

bahwa kala III berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Terdapat laserasi pada

mukosa vagina hingga otot perineum dan dilakukan penjahitan dikarenakan

terdapat perdarahan. Menurut teori, laserasi Derajat II meliputi mukosa vagina,

kulit perineum dan otot perineum. Pada derajat II ini perlu dilakukan penjahitan,

karena terjadi perdarahan. (Maulani, Nurul, M. Tr. Keb Erli Zainal, 2020)

Melakukan pemantauan kala IV, tanda-tanda vital, kontraksi uterus, kandung

kemih kosong, perdarahan setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan tiap 30 menit
pada 1 jam kedua. Setelah persalinan diberikan tablet Fe kepada ibu. (Maulani,

Nurul, M. Tr. Keb Erli Zainal, 2020)Setelah itu klien diberitahu untuk melakukan

kunjungan ulang. Sebelum pulang, klien dibimbing terlebih dahulu mengenai do’a

memohon kesehatan lahir dan batin, yakni sebagai berikut:

‫ الَّلُهَّم َعاِفِني ِفي َبَص ِر ي‬،‫ الَّلُهَّم َعاِفِني ِفي َسْمِع ي‬،‫الَّلُهَّم َعاِفِني ِفي َبَد ِني‬

‫ اَل ِاَلَہ ِااَّل َاْنَت‬،‫ َالّٰل ُھَّم ِاِّنی َاُع ْو ُذ ِبَک ِم َن َع َذ اِب اْلَقْبِر‬، ‫َالّٰل ُھَّم ِاِّنْی َاُع ْو ُذ ِبَک ِم َن اْلُک ْفِر َو اْلَفْقِر‬

Artinya: “Ya Allah sehatkanlah badanku. Ya Allah, sehatkan lah pendengaranku.

Ya Allah, sehatkan lah penglihatanku. Ya Allah, aku berlindung kepada-

Mu dari kekafiran dan kefakiran. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu

dari siksa kubur, tiada Tuhan selain Engkau.”

Setelah seluruh asuhan diberikan, kemudian alat dan bahan dibereskan dan seluruh

kegiatan didokumentasikan, serta kegiatan di akhiri dengan bacaan

alhamdulillahirabbil’alamiin.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan asuhan kebidanan persalinan pada Ny. U, pengumpulan

data subjektif, pemeriksaan fisik untuk memperoleh data objektif, menentukan

analisa baik secara langsung maupun pemantauan lanjutan secara daring untuk

mengetahui masalah yang terjadi pada pasien serta penatalaksaan yang telah

diberikan. Maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut.

1. Data Subjektif

Berdasarkan hasil anamnesa yang didapatkan secara lengkap pada Ny.U baik

data subjektif saat persalinan, semua data yang diperoleh tersebut telah

dilakukan sesuai dengan memperhatikan standar pelayanan kebidanan

persalinan.

2. Data Objektif

Berdasarkan data objektif yang dilakukan pada masa persalinan

menggambarkan bahwa pada kasus Ny.U tidak ditemukannya hal yang

patologis.

3. Analisa

Berdasarkan analisa yang telah ditegakkan pada Ny. U telah didukung

berdasarkan data subjektif serta data objektif yang akurat dan lengkap sesuai

dengan kewenangan dan standar pelayanan kebidanan.

4. Penatalaksanaan
Asuhan kebidanan persalinan pada Ny. U sudah diberikan sesuai dengan

rencana tindakan dan kebutuhan dengan memperhatikan standar pelayanan,

kewenangan dan program pemerintah sehingga tidak terjadi komplikasi pada

Ny.U.

B. Saran

1. PMB Bd.N

Diharapkan PMB Bd. N mampu mempertahankan kualitas kinerja pada asuhan

kebidanan yang sesuai standar dan program pemerintah dalam melakukan

asuhan kebidanan persalinan.

2. Profesi Bidan

Diharapkan bidan mendapatkan penambahan wawasan dan edukasi mengenai

asuhan kebidanan persalinan dan diharapkan bidan dapat melaksanakan serta

menerapkan mutu pelayanan pada asuhan kebidanan dan program pemerintah

dalam melakukan asuhan kebidanan persalinan.

3. Klien dan Keluarga

Diharapkan klien dan keluarga dapat selalu melakukan kontak dengan petugas

kesehatan dan dapat melaksanakan anjuran bidan untuk segera memeriksakan

diri bila merasakan ada keluhan atau bila merasa ada tanda bahaya masa nifas

pada ibu serta konsultasi KB ke fasilitas kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai