Dosen Pembimbing :
Atika Fadhilah Danaz NST, M. Keb
Disusun oleh :
Tri Susanti
PO.71242220001
Mengetahui :
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Muara Kumpeh Tahun 2023. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini dapat
diselesaikan berkat bimbingan dan bantuan sejumlah pihak. Pada kesempatan ini
Jambi
2. Lia Artika Sari, M.Keb selaku Kaprodi Pendidikan Profesi Bidan Poltekkes
Kemenkes Jambi
3. Atika Fadhilah Danaz NST, M. Keb Selaku Pembimbing Akademik yang telah
Penulis sangat menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun akan sangat kami harapkan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................2
C. Tujuan penulisan......................................................................................3
D. Manfaat penulisan....................................................................................4
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................26
BAB V PENUTUP.......................................................................................39
A. Kesimpulan...........................................................................................39
B. Saran......................................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
305 per 100.000 kelahiran hidup. Dari 14.640 total kematian ibu yang
dilaporkan hanya 4.999, berarti ada 9.641 yang tidak dilaporkan ke pusat. Dari
data tersebut, ada 83.447 kematian ibu di desa maupun kelurahan, sementara di
Puskesmas ada 9.825 kematian ibu, dan 2.868 kematian ibu di rumas sakit
Angka Kematian Ibu (AKI) di seluruh dunia yaitu satu dari 8 kematian ibu,
diperkirakan 13% atau 67.000 kematian, diakibatkan oleh aborsi yang tidak aman.
Hampir 95% aborsi yang tidak aman berlangsung di Negara berkembang dan
diperkirakan bahwa diseluruh dunia, hampir 80.000 wanita meninggal tiap tahun akibat
komplikasi setelah abortus. Diperkirakan bahwa diantara 10% dan 50% dari seluruh
wanita yang mengalami aborsi yang tidak aman memerlukan pelayanan medis akibat
komplikasi. Komplikasi yang paling sering terjadi adalah aborsi inkomplit, sepsis,
Maternal and Neonatal Survival (EMAS) dalam rangka menurunkan angka kematian
ibu dan neonatal sebesar 25%. Program ini dilaksanakan di provinsi dan kabupaten
dengan jumlah kematian ibu dan neonatal yang besar, yaitu Sumatera Utara, Banten,
Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan. Dasar pemilihan provinsi
tersebut dikarenakan 52,6% dari jumlah total kejadian kematian ibu di Indonesia berasal
dari enam provinsi tersebut. Sehingga dengan menurunkan angka kematian ibu di enam
provinsi tersebut diharapkan akan dapat menurunkan angka kematian ibu di Indonesia
1
Menurut World Health Organization (WHO), bahwa aborsi termasuk dalam
dan perdarahan sebanyak 28% adalah penyebab langsung AKI di Indonesia terkait
kehamilan dan persalinan. Penyebab lain yaitu preeklamsia dan eklamsia 24%, infeksi
hidup di luar kandungan yaitu usia kehamilan kurang dari 20 minggu dengan
berat badan janin kurang dari 500 gram. Abortus dibagi menjadi beberapa jenis
missed abortion, abortus infeksiosus atau abortus septik (Saifudin 2009: 460).
mengurangi komplikasi yang berat pada ibu hamil dengan abortus inkomplete.
Komplikasi yang bisa terjadi jika tidak dilakukan penanganan yang tepat adalah
B. Rumusan Masalah
masalah laporan kasus ini adalah bagaimana Asuhan Kebidanan Pada Ibu hamil
2
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Tahun 2023.
3
g. Mampu melakukan evaluasi Asuhan Kebidanan Pada Ibu hamil NY ”L”
Tahun 2023.
D. Manfaat
E. Ruang Lingkup
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
(Pudiastuti, 2012:45).
berikut :
terus.
2. Kanalis servikalis tetap terbuka karena masih ada benda di dalam rahim yang
C. Diagnosis
e) Jika perdarahan terus berlanjut, khususnya jika ditemui uterus lebih besar
molahidatidosa.
digital. Selama masih ada sisa-sisa plasenta akan terus terjadi pendarahan
(Pudiastuti,2012: 48).
1. Penanganan
6
2. Lakukan konseling.
sistolik <90 mmHg). Jika terdapat syok, lakukan tatalaksana awal syok. Jika
8. Jika perdarahan ringan atau sedang dan usia kehamilan kurang dari 16
minggu, gunakan jari atau forsep cincin untuk mengeluarkan hasil konsepsi
9. Jika perdarahan berat atau usia kehamilan kurang dari 16 minggu, lakukan
evaluasi isi uterus. Aspirasi vacuum manual (AVM) adalah metode yang
tersedia. Jika evaluasi tidak dapat segerah dilakukan, berikan ergometri 0,2
7
evakuasi uterus adalah AVM, Dilatasi dan kuretase dianjurkan apabila
10. Aspirasi vakum cocok untuk aborsi pada usia kehamilan 7 sampai 12
minggu sedangkan pada trimester kedua, dilatasi dan evakuasi serta sistemik
11. Jika usia kehamilan lebih dari 16 minggu, berikan infus 40 IU oksitosin
dalam satu liter NaCl 0,9% atau ringer laktat dengan kecepatan 40
12. Lakukan evaluasi tanda vital pasca tindakan setiap 30 menit selama 2 jam.
14. Lakukan evaluasi tanda vital, perdarahan pervaginam, tanda akut abdomen,
dan produksi urin setiap 6 jam selama 24 jam. Periksa kadar hemoglobin
setelah 24 jam. Bila hasil pemantauan baik dan kadar hb>8 g/dl, ibu dapat
a) Perdarahan
pada waktunya.
b) Perforasi
8
terjadi perforasi, laparatomi harus segera di lakukan untuk menentukan
luasnya perlukaan pada uterus dan apakah ada perlukaan alat-alat lain.
c) Syok
infeksi berat.
d) Infeksi
e) Kematian
pengaturan pemikiran dan tindakan dalam suatu urutan logis baik pasien
maupun petugas kesehatan. Proses itu digambarkan dalam arti kata perilaku
yang diharapkan dari klinis tersebut. Hal ini digambarkan dengan jelas bahwa
proses berfikir dan bertindak yang terlibat, tetapi juga tingkat perilaku dalam
9
asuhan/pelayanan yang aman dan menyeluruh.Proses asuhan kebidanan ada
tujuh langkah yang secara periodik disaring ulang, itu mulai dengan
pengumpulan data dan berakhir dengan evaluasi. Ketujuh langkah terdiri dari
langkah bagaimanapun dapat diuraikan dalam tugas yang berbatas dan ini
pasien. Data dasar ini termasuk riwayat kesehatan, hasil pemeriksaan fisik
apabila perlu, tinjau catatan saat ini atau catatan lama dari rumah sakit.
walaupun pasien itu ada komplikasi yang akan diajukan kepada dokter
riwayat kesehatan ibu, riwayat kehamialn, persalinan dan nifas yang lalu,
10
pendarahan berlangsung terus menerus, nyeri perut yang hebat,
produk/sisa kehamilan.
Kanalis servikalis tetap terbuka karena masih ada benda di dalam rahim
anatomi, gaya hidup dan bawaan (hadir sejak lahir) kelainan rahim.
Kelainan kromosom pada janin adalah penyebab paling umum dari abortus
spontan.
Aktual
11
Abortus pada kehamilan terbagi atas 2 yaitu: abortus provokatus
tanpa alasan medis yang sah atau oleh orang tidak berwenang dan dilarang
oleh hukum.
mendifinisikan sebagai embrio atau janin seberat 500 gram atau kurang,
yang biasanya sesuai dengan usia janin (usia kehamilan) dari 20 hingga 22
minggu. Pada kedaan ini terjadi ancaman proses keguguran, namun produk
berlangsung dan tidak dapat di cegah lagi. Ostium terbuka, teraba ketuban,
kehamilan yang tidak normal, janin mati pada usia kurang dari 20 hari dan
tidak dapat dihindari dan abortus habitualis pada abortus jenis ini, pasien
tiga kali.
12
Ibu dikatakan abortus apabila termasuk dalam diagnosis yaitu dapat
tes kehamilan secara biologis atau imunlogi, bilamana hal itu dikerjakan.
Pada hal ini ibu dikatakan abortus inkomplit apabila apabila terjadi
sedikit atau banyak, biasanya berupa stolsel (darah beku), sudah ada keluar
atau kavum uteri serta uterus berukuran lebih kecil dari usia kehamilan,
Potensial
13
diharapkan oleh bidan jika masalah potensial benar-benar terjadi dilakukan
pada ibu.
tidak hanya pada asuhan primer yang periodik selama kunjungan antenatal
tetapi juga selama bidan terus bersama wanita itu misalnya selama waktu
waktunya.
ditentukan oleh kondisi pasien dan masalah yang terkait, tetapi juga
14
f) Langkah VI Asuhan Kebidanan Varney : Implementasi Asuhan
Kebidanan
bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau anggota tim kesehatan lainnya.
dan diagnosa. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar
efektif dalam pelaksanannya dan dianggap tidak efektif jika memang tidak
15
Beberapa hal yang di evaluasi : apakah ibu sudah tidak mengalami
16
BAB III
TINJAUAN KASUS
a. Data objektif
DATA SUBYEKTIF
Keluhan Utama : Ibu mengatakan keluar darah berwarna kehitaman dari jalan
bawah.
17
2. Riwayat Kesehatan :
HIV/AIDS, PMS.
3. Riwayat Obstetri :
a. Riwayat haid :
Menarche : 13 tahun
Siklus : ± 28 hari
Lama : ± 6 hari
c. Riwayat Perkawinan :
Ibu menikah 1 kali dengan suami yang sekarang, lamanya ± 6 tahun, status
perkawinan : sah
d. Riwayat KB :
G2P1A0
HPHT : 27-02-2023
TP : 29-01-2024
18
ANC : 2X
TT : 2x
Fe : -
f. Riwayat Persalinan
persalinan
2. Ini
3.
4.
5.
a. Pola Nutrisi : makan terakhir tadi siang jam 11.00 WIB, porsi sedang,
c.Pola Eliminasi : BAB terakhir tadi pagi jam 06.00 WIB, BAK terakhir jam
11.45 WIB
19
d. Psiko, sosial, culture : Ibu merasa cemas menghadapi persalinannya. Hubungan
ibu dengan keluarga dan tetangga baik. Ibu tidak menganut adat istiadat yang
terdekat.
b. Data Obyektif
Kesadaran : Composmentis
2. Tanda-tanda Vital :
TD : 100/70 mmHg
N : 82x/menit
T : 36,7 oC
RR : 20x/menit
3. Status Present :
mudah rontok
20
Lipat paha : tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Vulva : tidak ada varises, tidak ada oedema, tidak ada infeksi
4. Status Obstetrikus :
Vulva : tidak ada oedema, tidak ada varises, tidak ada infeksi
5. Pemeriksaan Leopold :
Leoopold II : -
Leopold III : -
Leopold IV : -
7. Reflek Patella : + / +
8. Pemeriksaan Genetalia
d. Uterus : retrofleksi
e. Pelepasan : darah
21
9. Pemeriksaan penunjang
b. Golongan Darah : O
Masalah :Nyeri perut bagian bawah dan keluar gumpalan darah dari jalan lahir
Kebutuhan :KIE tentang cara atasi masalah ibu yaitu dilakukan kuretase
b. Anemia
5. Intervensi
dialaminya
22
Rasional: tanda-tanda vital merupakan indikator dari keadaan umum klien
menyetujui rencana tindakan kuret dan ibu dapat menyiapkan fisik dan fsikis.
dan sebagai perlindungan hukum bagi dokter dan bidan dalam melakukan
tindakan.
selanjutnya.
9) Berikan penjelasan tentang penyebab nyeri pada perut bagian bawah yang
Rasional: agar ibu dapat mengerti bahwa nyeri yang dirasakan akibat dari
kontraksi uterus sehingga ibu dapat menerima keadaannya sebagai hal yang
fisiologis
10) Bantu klien mengatur posisi yang nyaman sesuai kebutuhan klien
23
Rasional: mengatur posisi yang diinginkan akan memberikan rasa nyaman
pada ibu.
segala tindakan yang diberikan untuk proses penyembuhan dan tetap berdoa
Rasional: klien akan merasa nyaman dan aman bila didampingi oleh orang
15) Anjurkan pada ibu untuk meningkatkan kebersihan diri dengan mengganti
16) Bekerja secara septik dan antiseptik selama melakukan perawatan pada klien.
tidak steril.
24
17) Penatalaksanaan pemberian infus RL 500ml 28 tetes per menit, obat analgetik
dan antibiotik
6. Implementasi
dialaminya.
TD : 100/70 mmhg
S : 36,70C
N : 82x/ menit
P : 22x/menit
25
9) Membantu klien mengatur posisi yang nyaman sesuai kebutuhan klien
7. Evaluasi
b. Keadaan ibu baik ditandai dengan tanda-tanda vital dalam batas normal
TD : 100/ 70 mmHg
P : 20x/ menit
N : 76x/ menit
S : 36,6 0C
26
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan menguraikan pembahasan tenatang asuhan kebidanan pada
Ny “L” dengan kehamilan gawat darurat di Puskesmas Muara Kumpeh. Dalam hal
kebidanan.
wawancara langsung dari klien dan keluarganya serta sebagian bersumber dari
fisik, psikososial dan spiritual. Pengumpulan data dilakukan melalui anamnesis yang
informasi tentang keluhan-keluhan yang biasa dialami oleh ibu dan kekhawatiran
27
khusus yang yang muncul akibat adanya perubahan psikologis maupun psikologi.
Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital juga
penampilan ibu, emosi serta sikap. Palpasi yaitu pemeriksaan dengan meraba.
Pengkajian pada kasus ini maka dilanjutkan dengan perencanaan kuretase. Pada
tahap ini disebabkan karena respon ibu dalam memberikan informasi begitu pula
dengan keluarga, bidan dan dokter yang merawat sehingga penulis dengan mudah
memperoleh data yang diinginkan.Data diperoleh secara terfokus pada masalah klien
darah sejak 3 hari yang lalu,awalnya sedikit kemudian keluar gumpalan dan terus
keluar darah sedikit sampai hari ini pada tanggal 29 Mei 2023 yang disertai dengan
berupa adanya riwayat amenorhea, perdarahan dari jalan lahir yang awalnya keluar
gumpalan dan terus keluar darah sampai hari ini, serta terdapat nyeri perut bagian
bawah. Pada pemeriksaan dalam akan didapati pembukaan serviks dan kadang-
Berdasarkan studi kasus pada NY ”L” maka data yang diperoleh dari hasil
keadaan umum lemah, tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 82x/menit, pernapasan
22x/menit, dan suhu 36,7°C. Ekspresi wajah tampak cemas, pucat dan meringis
28
menahan sakit serta tidak ada oedema dan pembengkakan pada wajah, kedua
konjungtiva mata tidak anemis, tidak ada pembesaran pada kelenjar tiroid, limfe dan
awalnya sedikit kemudian keluar gumpalan dan terus keluar darah sampai hari ini
11,5 gr%, plano test positif dan pada pemeriksaan obstetrik TFU 1 jari atas
mengetahui bahwa dirinya sedang hamil sehingga tidak lebih berhati-hati dalam
melakukan aktifitas sehari-hari. Pasien tidak pernah mengalami trauma selama hamil,
pasien tidak memiliki riwayat penyakit hipertensi, asma jantung dan diabetes,
terpenuhi dengan baik, istirahat cukup, aktivitas pasien tetap melakukan pekerjaan
sebagai ibu rumah tangga tetapi selalu melakukan perjalanan jauh naik motor
dan kurang waktu untuk istirahat, pasien tidak ada riwayat hubungan seksual
yang timbul pada kasus abortus inkomplete. Hal ini membuktikan bahwa tidak
29
Langkah II. Analisa Masalah/Interprestasi Data Dasar
berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data
berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Dalam
langkah ini data yang diinterpretasikan menjadi diagnosa kebidanan dan masalah.
terhadap klien.
diagnosis abortus inkomplete. Pasien datang dengan keluhan keluar darah bergumpal
dan berwarna merah kehitaman dan terus keluar darah sampai hari ini serta nyeri
perut bagian bawah, pada pemeriksaan laboratorium didapatkan plano test positif dan
pada pemeriksaan obstetrik TFU teraba 1 jari atas symphisis, serta pada pemeriksaan
dalam terdapat pembukaan 2 cm dan sisa-sisa jaringan dapat diraba dalam kanalis
perdarahan dari uterus pada kehamilan kurang dari 20 minggu disertai keluarnya
sebagian hasil konsepsi (sebagian tertinggal dalam uterus). Pada tinjauan pustaka,
amenorhea, terjadinya perdarahan melalui jalan lahir sampai keadaan anemis, dapat
terjadi infeksi ditandai dengan suhu tinggi, perdarahan disertai nyeri perut bagian
bawah diikuti dengan pengeluarn hasil konsepsi dan pada pemeriksaan plano test
30
didapatkan hasil positif, kemudian pada pemeriksaan ginekologi didapatkan serviks
pendarahan dan mencegah hipovolemik. Hal ini dapat dilakukan secara mandiri oleh
dengan mengamati tanda-tanda vital termasuk tekanan darah, nadi, suhu dan
penurunan tekanan darah dan peningkatan frekuensi nadi. Tindakan kolaboratif yang
hemoglobin pasien. Masalah yang dihadapi secara psikologis yaitu aspek yang
dialami pada fase akut, yaitu kecemasan yang berhubungan dengan kuretase. Dalam
fase penyembuhan, masalah fisiologis yang dialami adalah kesedihan, rasa bersalah,
dan motivasi sangat dibutuhkan untuk sabar untuk mengungkapkan perasaan yang
abortus inkomplit. Dilihat dari usia kehamilan awal pertumbuhan janin dengan
ukuran 32-43 mm dan berat sekitar 7 gram serta belum terbentuknya placenta maka
untuk evakuasi sisa jaringan lebih mudah, dengan menggunakan prosedur medis dan
lebih jarang dibutuhkan dengan usia kehamilan awal, sedangkan untuk usia abortus
telat pertumbuhan janin sudah lebih besar sekitar 63 mm dengan berat 19 gram
sehingga penanganan sampai dengan tingkat bedah, kuret untuk membersihkan sisa
31
Pada NY ”L” dengan diagnosa abortus inkomplete, Kehamilan 13 Minggu
dengan masalah aktual adalah nyeri perut bagian bawah disebabkan karena sisa
mengeluarkan isinya. Hal inilah yang menyebabkan nyeri perut bagian bawah.
pustaka dan kasus pada Ny “L” secara garis besar tampak adanya persamaan antara
tindakan selajutnya.
Pada langkah ini, kita mengidentifikasi masalah atau diagnosis potensial lain
Kondisi pasien saat ini dengan nyeri perut bagian bawah, Pemeriksaan dalam
tidak ada kelainan, pembukaan 2 cm dan ada pelepasan darah. Pasien berpotensi
terjadi anemia jika tidak segera ditangani dan infeksi. Pasien dengan abortus harus
segera diberi tahu. Sikap dan empati yang ditunjukkan oleh bidan dan dokter akan
uterus dan sekitarnya dapat terjadi disetiap abortus tetapi biasanya ditemukan pada
32
abortus inkomplit dan lebih sering pada abortus buatan yang dikerjakan tanpa
adanya masalah potensial yaitu mengantisipasi segala sesuatu yang mungkin terjadi.
Sesuai dengan tinjauan pustaka bahwa pada kasus NY ”L” dengan diagnosa abortus
inkomplete masalah potensial yang dapat terjadi adalah potensial infeksi jalan lahir.
Data yang mendukung yaitu pada pemeriksaan dalam ostium uteri terbuka satu jari
yang dapat terjadi adalah potensial terjadi anemia. Data yang mendukung yaitu
konsepsi masih tertinggal dalam uterus dimana pada pemeriksaan vagina, kanalis
servikalis masih terbuka dan teraba jaringan pada cavum uteri. Perdarahan biasanya
masih terjadi jumlahnya pun bisa banyak atau sedikit bergantung pada sisa jaringan
yang tersisa, sehingga perdarahan berjalan terus. Pasien dapat jatuh dalam keadaan
bidan perlu bertindak segera demi keselamatan ibu dan bayi. Beberapa data
instruksi dokter. Tindakan tersebut mungkin juga memerlukan konsultasi dengan tim
kesehatan lain. Bidan megevaluasi situasi setiap pasien untuk menentukan asuhan
pasien yang paling tepat. Langkah ini mencerminkan kesinambungan dari proses
33
Tindakan segera dan kolaborasi dilakukan berdasarkan indikasi yang
tenaga kesehatan yang ahli di bidangnya, dalam kasus ini, tidak ada indikasi untuk
dilakukannya tindakan segera. Akan tetapi, kolaborasi dengan dokter ahli kandungan
(sendok kerokan), yang bertujuan untuk menghentikan perdarahan yang terjadi pada
keguguran kehamilan dengan cara mengeluarkan hasil kehamilan yang telah gagal
berkembang (Barasa,2015:6-7).
Adanya nyeri perut dan keluarnya darah yang banyak dari jalan lahir dapat
dengan 28 tetes/menit, rencanaan kuret yang akan dilakukan di rumas sakit (pasien di
Selain efektifitasnya yang tinggi, ceftriaxone dan asam mefenamat diproduksi dalam
bentuk tablet yang penyimpanannya cukup dalam suhu ruang serta mudah
(Trihastuti,2015:2).
34
Pada kasus abortus inkomplete memerlukan tindakan segera yaitu kolaborasi
atau berkonsultasi dengan dokter, dengan demikian ada kesamaan antara tinjauan
pustaka dan manajemen asuhan kebidanan pada studi kasus dilahan praktek dan ini
atau masalah yang telah di identifikasi atau diantisipasi. Suatu rencana tindakan
harus disetujui pasien dan bidan agar menjadi efektif. Semua keputusan yang dibuat
yang benar berlandaskan pengetahuan, teori yang berkaitan dan terbaru, serta telah
tindakan yang akan dilakukan yang berisi sasaran/target dan hasil yang akan dicapai
dalam penerapan asuhan kebidanan pada kasus kematian janin dalam rahim
Dalam membuat perencanaan ini ditemukan tujuan dan kriteria yang akan
dicapai dalam menerapkan asuhan kebidanan Ibu Hamil pada NY ”L” dengan
Abortus Inkomplete tidak berbeda dengan teori dimana rencana asuhan kebidanan
35
tidak lengkap dapat dilengkapi yaitu sebagai berikut: cuci tangan sebelum dan
vital, kaji adanya tanda infeksi dan anemia, memberikan health education,
pada ibu pentingnya dilakukan kuretase dan jika klien setuju maka akan dilakukan di
rujuk ke rumah sakit untuk tindakan kuretase, memberikan dukungan psikologis dan
persiapan pasien yaitu pasien dianjurkan untuk istrahat dan berpuasa, kolaborasi
dengan dokter pemberin obat antibiotik, dan analgetik yaitu cevtriaxone, asam
mefenamat.
vital, memberikan Health education yaitu menganjurkan ibu menjaga kebersihan dan
mengomsumsi makanan yang bergizi, menjelaskan teknik relaksasi bila timbul nyeri.
Berdasarkan tinjauan teoritis asuhan yang diberikan ibu hamil dengan abortus
inkomplit dengan keluhan nyeri perut bagian bawah adalah tindakan umum pada
abortus inkomplete dengan keluhan nyeri perut bagian bawah. Secara umum yaitu
penanganan nyeri perut bagian bawah dan penanganan pengeluaran darah dari jalan
lahir karena ibu hamil dengan keluhan tersebut rentang mengalami anemia dan
dengan keluarnya seluruh hasil konsepsi maka tidak ada rangsangan untuk kontraksi,
36
Pada manajemen asuhan kebidanan suatu rencana tindakan yang
komprehensif dilakukan termasuk atas indikasi apa yang timbul berdasarkan kondisi
klien, rencana tindakan harus disetujui klien dan semua tindakan yang diambil harus
aktual dan potensial, hal ini menunjukkan tidak ada kesenjangan antara tinjauan teori
dan tinjauan manajemen asuhan kebidanan pada penerapan studi kasus di lahan
praktik.
rencana tindakan harus efisien dan menjamin rasa aman pada klien. Implementasi
serta kerjasama dengan tim kesehatan atau dokter dengan demikian bidan harus
bertanggung jawab atas terlaksananya rencana asuhan yang menyeluruh yang telah
Pada saat dilakukan tindakan pada klien, yang pertama dilakukan yaitu
terjadinya infeksi. Pada studi kasus NY ”L” dengan abortus inkomplete, semua
pengeluaran darah dari jalan lahir yaitu tindakan pertama yaitu memberikan cairan
infus RL, Memberikan obat analgetik, antibiotik (ceftriaxone dan asam mefenamat),
dan memberikan dukungan psikologis dan spiritual ibu dan keluarga selama di
Puskesmas, dapat dilaksanakan dengan baik tampa ada hambatan karena adanya
37
kerjasama dan penerimaan yang baik dari klien serta adanya dukungan dari keluarga
Pada kasus ini Ny “L”, usia 25 tahun dengan diagnosa abortus inkomplete.
masalah yang dialami klien adalah dengan kuretase. Pada kasus NY ”L” dilakukan
Pada hari petama NY ”L” memberikan cairan pada ibu dengan memasang
tindakan kuretase dan ibu bersedia di rujuk ke rumah sakit untuk pelaksanaan kuret,
hambatan yang berarti, karena seluruh tindakan yang dilakukan sudah berorientasi
Pada langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi efektivitas dari asuhan yang
diagnosis.
dengan kriteria yang diidentifikasikan, memutuskan apakah tujuan telah dicapai atau
38
langkah dari proses manejemen asuhan kebidanan pada tahap ini penulis tidak
masalah yang dialami oleh klien akan diatasi dengan pengeluaran sisa-sisa jaringan
melalui kuretase, ibu telah di rujuk ke Rumah sakit, kemudian tanda-tanda vital
dalam batas normal dan Hb dalam batas normal dan ibu dalam keadaan sehat saat di
pustaka. Oleh karena itu, bila dibandingkan dengan tinjauan pustaka dan studi kasus
39
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
inkomplete.
5. Intervensi Asuhan Kebidanan Pada Ibu hamil NY ”L” G2 P1 A0, tindakan yang
B. Saran
pelayanan.
referensi, sumber bahan bacaan dan bahan pengajaran terutama yang berkaitan
yang berbeda.
41
DAFTAR PUSTAKA
Andriza, 2013
Hubungan Umur dengan Paritas Ibu Hamil dengan Kejadian Abortus
Inkomplit di Rumah sakit Muhammadiya. Palembang:Jurnal Harapan Bangsa
Barasa, 2015
Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Mekanisme Koping Ibu Menjelang
Tindakan Kuretase Di RSUD. Dr. Pirngadi. Medan: Jurnal Kesehatan
Prawirohardjo, 2010,
Ilmu Kebidanan Sarwono Wirohardjo. Jakarta : PT Bina Pustaka
SarwonoWirihardjo
Romauli,Suryati, 2011
Buku Ajar Askeb I: Konsep Dasar Kehamilan. Yogyakarta:Nuha Medika
42
Sulistyawati Ari, 2013
Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Media
Yulaikha, 2012.
Seri Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta: EGC
43