Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PATOLOGIS PADA NY. R UMUR 25


TAHUN G2P1A0 USIA KEHAMILAN 31 MINGGU DENGAN ANEMIA
RINGAN DI PUSKESMAS TANJUNGPINANG

OLEH :

FEBRIA NURVALEN(120013)

AKADEMI KEBIDANAN ANUGERAH BINTAN TANJUNGPINANG


TAHUN AKADEMIK
2022/2023
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Patologis Pada Ny. R
Umur 25 Tahun G2P1A0 Usia Kehamilan 31 Minggu Dengan Anemia Ringan Di
Puskesmas Tanjungpinang” telah diketahui dan disetujui untuk diajukan sebagai
salah satu syarat untuk melengkapi tugas praktek klinik kebidanan di puskesmas
Tanjungpinang.

Menyetujui
Tanjungpinang, 5 Agustus 2023

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Etika Khoiriyah, SST, M.Keb Desi Ekasari, Amd,Keb


NRP: E2010013 NIP: 197903052006042008

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas
kehendak-nya laporan ini dapat terselesaikan tepat waktu. Penulisan laporan ini
bertujuan untuk memenuhi Laporan PKK III di puskesmas Tanjungpinang. Dalam
penyelesaian laporan ini, penulis banyak mengalami kesulitan terutama disebabkan
akan kurangnya pengetahuan. Namun, berkat bimbingan dari berbagai pihak akhirnya
laporan tugas akhir ini dapat terselesaikan walaupun masih terdapat kekurangan
didalamnnya.
Kami mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian laporan ini :
1. Etika Khoiriyah, SST., M. Keb selaku dosen pembimbing lahan
2. Bidan Desi Ekasari,Amd. Keb selaku pembimbing dilahan praktik.
3. Orang tua kami yang selalu mendukung dan memberikan semangat kepada
saya/kami agar bisa lebih giat dalam menyelesaikan laporan ini.
Penulis menyadari dalam penulisan laporan ini masih banyak memiliki
kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran
yang positif agar laporan ini menjadi lebih baik dan berdaya guna di masa yang akan
datang. Demikian penulis mohon maaf apabila masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang memerlukan.

Tanjungpinang, 5 Agustus 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................ i

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii

DAFTRA ISI ........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. LATAR BELAKANG ..................................................................................... 1


B. TUJUAN .......................................................................................................... 2
1. Tujuan umum .............................................................................................. 2
2. Tujuan khusus ............................................................................................. 2

BAB II TINJAUAN TEORI ................................................................................. 3

A. Kehamilan ....................................................................................................... 3
1. Definisi ...................................................................................................... 3
2. Pemeriksaan ANC (antenatal care) ........................................................... 3
3. Tanda bahaya kehamilan........................................................................... 4
4. Standar minimal pelayanan ....................................................................... 4
5. Kebutuhan Dasar Pada Ibu Hamil..............................................................8
B. Tinjaun Umum Tentang Anemia ................................................................... 12

BAB III PENGKAJIAN KASUS ....................................................................... 17

BAB IV PEMBAHASAN.................................................................................... 26

BAB V PENUTUP .............................................................................................. 31

A. Kesimpulan ...................................................................................................... 31
B. Saran ................................................................................................................ 31

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka kematian ibu (AKI) adalah salah satu indikator yang dapat
menggambarkan kesejahteraan masyarakat disuatu negara. Berdasarkan data
dari world health organization (WHO) tahun 2017 AKI sebesar 295 per
100.000 KH. Penyebab dari AKI yaitu perdarahan, preeklampsia, dan infeksi.
(WHO, 2020).
AKI di Indonesia masih merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara
serta masih jauh dari target global sustainable development goals (SDG's)
untuk menurunkan AKI menjadi 183 per 100.000 KH pada tahun 2024 dan
kurang dari 70 per 100.000 KH pada tahun 2030. Kondisi ini mengisyaratkan
perlunya upaya yang lebih strategis dan komprehensif,karena untuk mencapai
target AKI turun menjadi 183 per 100.000 per KH tahun 2024 diperlukan
paling tidak penurunan kematian ibu sebesar 5,5% pertahun. Pada tahun 2019
AKI di Indonesia terdapat penurunan dari 4.226 menjadi 4.221 kematian ibu.
(Kemenkes RI,2020). Provinsi kepulauan riau memiliki jumlah AKI pada
tahun 2018 sebesar 119,56 per 100.000 KH yang mana mengalami penurunan
pada tahun 2019 sebesar 98,30 per 100.000 KH. Persentase penyebab
kematian ibu yaitu karena perdarahan, hipertensi dalam kehamilan, dan
infeksi. (Dinkes Prov Kepri,2021). Berdasarkan data dari dinas kesehatan kota
Tanjungpinang AKI pada tahun 2019 sebesar 130,86 per 100.000 KH dan
mengalami penurunan sebesar 107,47 per 100.000 KH pada tahun 2020.
(Dinkes Kota Tanjungpinang,2020).
Anemia adalah suatu kondisi medis di mana jumlah sel darah merah
atau haemoglobin kurang dari normal. Anemia merupakan salah satu kelainan
darah yang umum terjadi ketika kadar sel darah merah (eritrosit) dalam tubuh
menjadi terlalu rendah. Hal ini dapat menyebabkan masalah kesehatan karena
sel darah merah mengandung haemoglobin, yang membawa oksigen ke
jaringan tubuh (Proverawati, 2011).

1
Anemia pada kehamilan adalah anemia karena kekurangan zat besi
dan merupakan jenis anemia yang pengobatannya relatif mudah, bahkan
Anemia pada kehamilan merupakan masalah nasional karena mencemikan
nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan pengaruhnya sangat besar
terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia kehamilan disebut "potential
danger to motherand child" (potensial membahayakan ibu dan anak) karena
itulah anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang terkait
dalam pelayanan kesehatan pada link terdepan (Manuaba, 2010).
Upaya dalam menurunkan AKI di kota Tanjungpinang yaitu melalui
penanganan kasus di PMB sesuai dengan SOP, telah dilakukannya pelayanan
secara langsung dan juga dalam mengedukasi ibu dan keluarga serta
masyarakat di kota Tanjungpinang. Peningkatan pengetahuan ibu hamil dan
keluarga agar mampu mengenali tanda/gejala dini keadaan kegawatdaruratan,
pelaksanaan antenatal care terpadu, komprehensif dan berkesinambungan,
peningkatan kompeten bidan kelurahan dengan memberikan asuhan
kebidanan, memberikan pelayanan kebidanan secara professional,
memberikan pelayanan kebidanan sesuai standar profesi, standar pelayanan,
standar asuhan dan kode etik profesi.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik membuat laporan
kasus asuhan kebidanan kehamilan fatologis pada ibu hamil di Puskesmas
Tanjungpinang dengan judul "Laporan Kasus Asuhan Kebidanan Ibu Hamil
Fatologis Pada Ny. R umur 25 tahun usia kehamilan 31 minggu dengan
anemia ringan di puskesmas Tanjungpinang".

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menerapkan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil
Patologis pada Ny. R umur 25 tahun G2P1A0 usia kehamilan 31 minggu
dengan anemia ringan di Puskesmas Tanjungpinang dengan melakukan

2
pendekatan manajemen kebidanan dan mendokumentasikan dalam bentuk
SOAP.
2. Tujuan Khusus Mahasiswa mampu :
a. Melakukan pengkajian data subyektif pada ibu hamil
b. Melakukan pengkajian data obyektif pada ibu hamil
c. Menyusun analisa masalah dan diagnosa pada ibu hamil
b. Melakukan penatalaksanaan asuhan kebidanan fisiologis pada ibu
hamil, termasuk tindakan antisipasi, tindakan segera dan tindakan
komprehensif.

3
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Kehamilan
1. Definisi
Kehamilan adalah sebuah proses yang dimulai dari tahap konsepsi
sampai lahirnya janin. Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari (40
minggu) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Widatiningsih & Dewi,
2017).
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dan di lanjutkan dengan nidasi atau implantasi.
Kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu bila
dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi (Walyani, 2015).
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kehamilan
adalah suatu proses yang diawali dengan penyatuan spermatozoa dan
ovum (fertilisasi) dan dilanjutkan dengan implantasi hingga lahirnya bayi
yang lamanya berkisar 40 minggu.
2. Pemeriksaan ANC (Antenatal Care)
Pemeriksaan ANC Merupakan pemeriksaan kehamilan yang bertujuan
untuk meningkatkan kesehatan fisik dan mental pada ibu hamil secara
optimal, hingga mampu menghadapi masa persalinan, nifas, menghadapi
persiapan pemberian ASI secara eksklusif, serta kembalinya kesehatan
alat reproduksi dengan wajar (Manuaba, 2010).
Standar Minimal kunjungan kehamilan untuk menerima manfaat yang
maksimum dari kunjungan- kunjungan antenatal, maka sebaiknya ibu
memperoleh sedikitnya 6 kali kunjungan selama kehamilan, yaitu:
a. 1 kali pada trimester I
b. 2 kali pada trimester II
c. 3 kali pada trimester III
(Buku KIA Terbaru Revisi tahun 2021).

4
Pemeriksaan Antenatal Care terbaru sesuai dengan standar pelayanan
yaitu minimal 6 kali pemeriksaan selama kehamilan,dan minimal 2 kali
pemeriksaan oleh dokter pada trimester I dan III. `1 kali pada trimester
pertama (kehamilan hingga 12 minggu), 2 kali pada trimester kedua
(kehamilan diatas 12 minggu sampai 26 minggu), 3 kali pada trimester
ketiga (kehamilan diatas 24 minggu sampai 40 minggu) (Buku KIA
Terbaru Revisi tahun 2021).
3. Tanda Bahaya Kehamilan
a. Pengertian Tanda Bahaya Kehamilan
Tanda-tanda bahaya kehamilan adalah tanda-tanda yang
mengindikasikan adanya bahaya yang dapat terjadi selama
kehamilan atau periode antenatal, yang apabila tidak terdeteksi bisa
menyebabkan kematian ibu (Prawirohardjo, 2010).
a) Tanda Bahaya Kehamilan Trimester III Berikut tanda
bahaya kehamilan trimester III, yaitu: (Rismalinda,2015).
1) Perdarahan Pervagina
2) Sakit kepala yang hebat
3) Bengkak di wajah dan jari tangan
4) Gerakan janin tidak terasa
5) Nyeri perut yang hebat
6) Keluar cairan pervagina
4. Standar Minimal Pelayanan Kehamilan
Menurut (Kemenkes RI, 2020), standar minimal pelayanan kehamilan
dengan 10T yaitu:
a. Timbangan berat badan dan ukur tinggi badan
Penimbangan berat badan pada setiap kunjungan antenatal
dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin.
Penambahan berat badan yang kurang dari 9 kilogram selama
kehamilan atau kurang dari 1 kilogram tiap bulannya menunjukkan
Adanya gangguan pertumbuhan janin, kenaikan berat badan pada ibu

5
hamil sekitar 6,5 kg sampai 15 kg selama kehamilan (Manuaba, 2010).
Ideal tinggi badan ibu hamil yaitu >155 cm (Patil, 2015).
b. Ukur tekanan darah
Untuk mengetahui setiap kenaikan tekanan darah pada
kehamilan dan mengenali tanda-tanda serta gejala preeklamsia
lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya,
Tekanan darah pada ibu hamil biasanya tetap normal, kecuali bila ada
kelainan. Dikatakan tekanan darah ibu hamil tidak normal bila
>140/90 mmHg. normalnya 110/80 mmHg dan dibawah 140/90
mmHg (Padila, 2015)
c. Nilai status gizi (LILA)
Pengukuran Lila hanya dilakukan pada kontak pertama oleh
tenaga kesehatan di trimester I untuk skrining ibu hamil berisiko
Kekurangan Energi Kronik (KEK).
Menurut Depkes RI (2007) pengukuran LILA (Lingkar Lengan
Atas) lebih dari 23,5 cm yang merupakan indikator seorang ibu tidak
mengalami Kekurangan Energi Kalori (KEK).
Ambang batas Lingkar Lengan Atas (LILA) pada WUS dengan
risiko kekurangan energi kronik adalah 23,5 cm, yang diukur dengan
menggunakan pita ukur (metlin). Apabila lingkar lengan atas kurang
dari 23,5 cm artinya wanita tersebut mempunyai risiko kekurangan
energi kronik dan sebaliknya apabila lingkar lengan atas lebih dari
23,5 cm berarti wanita itu tidak berisiko dan dianjurkan untuk tetap
mempertahankan keadaan tersebut (Syarfaini, 2016).
d. Ukur Tinggi Fundus Uteri (TFU)
Pengukuran Tinggi Fundus Uteri pada setiap kali kunjungan
antenatal dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau
tidak dengan umur kehamilan. (Sulistyawati, 2014).

6
Tabel 1.
Perkiraan TFU terhadap umur kehamilan

Umur Kehamilan TFU Centimeter


12 minggu 1/3 diatas simfisis atau 3 jari di
atas simfisi
16 minggu ½ simfisi-pusat
20 minggu 2/3 diatas simfisis atau 3 jari di 20 cm
bawah pusat
24 minggu Setinggi pusat 23 cm
28 minggu 1/3 diatas pusat atau 3 jari 26 cm
diatas pusat
32 minggu ½ pusat- procesus xipoideus 30 cm
36 minggu Setinggi processus xipoideus 33 cm
40 minggu Dua jari (4 cm) di bawah px
(Sumber: Hani & Maryati, 2014).

e. Tentukan presentasi janin dan Detak Jantung Janin (DJJ)


Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui letak janin.
Pemeriksaan DJJ dilakukan sebagai acuan untuk mengetahui
kesehatan ibu dan perkembangan janin. Detak Jantung Janin (DJJ)
normal antara 120-160 kali per menit. Pemeriksaan ini dilakukan
untuk menentukan frekuensi denyut jantung janin per menit, teratur
atau tidak, dimana letak puctum maksimum (Manuaba dkk, 2010).
f. Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi tetanus bila
diperlukan
Untuk mencegah tetanus neonatorum, ibu hamil harus
mendapatkan imunisasi TT. Pada saat kontak pertama, ibu hamil
diskrining status imunisasi TT nya. Pemberian imunisasi TT pada ibu
hamil harus disesuaikan dengan status imunisasi TT ibu saat ini.

7
Jadwal imunisasi TT

Antigen Interval(selang waktu minimal) Lama perlindungan

TT 1 - Langkah awal membentuk


kekebalan tubuh terhadap
penyakit tetanus

TT 2 4 minggu setelah TT 1 3 tahun

TT 3 6 bulan setelah TT 2 5 tahun

TT 4 1 tahun setelah TT 3 10 tahun

TT 5 1 tahun setelah TT 4 25 tahun

(kemenkes RI,2014)

g. Beri tablet tambah darah


Tablet besi (Fe) atau atau tablet tambah darah (TTD)
merupakan suplemen yang mengandung zat besi dan asam folat yang
diberikan kepada ibu hamil untuk mencegah anemia gizi besi selama
masa kehamilan yang berfungsi sebagai pembentuk hemoglobin (Hb)
dalam darah (Kementrian Kesehatan, 2013)
h. Tes/periksa laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang wajib dilakukan pada
kehamilan antara lain tes golongan darah, tes hemoglobin, tes urine
(air kencing), dan tes darah lainnya sesuai indikasi seperti Hepatitis,
Malaria, HIV, Sifilis dan lain lain. WHO telah memberikan patokan
kadar hemoglobin ibu hamil, sekaligus memberikan batasan kategori
untuk anemia ringan dan berat selama kehamilan. Kadar hemoglobin
normal ibu hamil > 11 gr/dl, kadar hemoglobin 8-11 gr/dl diartikan
anemia ringan, dan kadar hemoglobin < 7 gr/dl disebut anemia berat
(Kemenkes, 2013). Anemia dalam kehamilan berkisar antara 20-89%
dengan menetapkan hemoglobin 11 gr% sebagai dasarnya (WHO).
Anemia yang diderita ibu hamil sebagian besar karena kekurangan zat
besi (ADB), kurangnya zat gizi dan perdarahan akut (Sarwoko,2001).

8
i. Tata laksana/penanganan kasus
Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal dan hasil pemeriksaan
laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus
ditangani sesuai dengan standar dan kewenangan bidan. Kasus kasus
yang tidak dapat ditangani harus dirujuk sesuai dengan sistem rujukan.
j. Temu wicara/konseling
Temu wicara (Konseling dilakukan pada setiap kunjungan
antenatal)
5. Kebutuhan Dasar Pada Ibu Hamil
Kebutuhan nutrisi pada ibu hamil trimester III secara garis besar adalah
sebagai berikut :
a. Kalori Kebutuhan kalori selama kehamilan adalah sekitar 70.000-
80.000 kkal, dengan pertambahan berat badan sekitar 12,5 kg.
Pertambahan kalori ini diperlukan terutama pada 20 minggu terakhir.
Untuk itu, tambahan kalori yang diperlukan setiap hari sekitar 285-
300 kkal. Tambahan kalori diperlukan untuk pertumbuhan jaringan
janin dan plasenta serta menambah volume darah serta cairan amnion
(ketuban). Selain itu kalori juga berguna sebagai cadangan ibu untuk
keperluan melahirkan dan menyusui. Agar kebutuhan kalori
terpenuhi, maka diperlukan konsumsi makanan dari sumber
karbohidrat dan lemak. Karbohidrat bisa diperoleh melalui serelia
(padi-padian), dan produk olahannya, kentang, gula, kacang-
kacangan, biji-bijian dan susu. Sementara untuk lemak, bisa
mengonsumsi mentega, susu, telur, daging, alpukat, dan minyak
nabati.
b. Protein merupakan salah satu unsur gizi yang sangat dibutuhkan oleh
ibu hamil guna memenuhi asam amino untuk janin. Penambahan
volume darah dan pertumbuhan mamae serta jaringan uterus. Selain
fungsi tersebut, protein juga berfungsi sebagai pertumbuhan dan
pemeliharaan jaringan tubuh, pengatur dan sumber energy.Sumber

9
protein yaitu protein hewani (daging, ikan, telur, udang, kerang),
protein nabati (tahu, tempe, kacang- kacangan).
c. Kalsium Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah 1,5 kg per hari.
Kalsium dibutuhkan untuk pertumbuhan janin, terutama bagi
pengembangan otot dan rangka.
d. Vitamin Kebutuhan vitamin pada umumnya meingkat selama hamil,
vitamin diperlukan untuk mengatur dan membantu metabolism
karbohidrat dan protein.
e. Zat Besi Fe Diperlukan asupan zat besi bagi ibu hamil terutama pada
trimester II, karena pada trimester ini memiliki kemampuan
perkembangan yang semakin pesat yaitu terjadi perkembangan
tumbuh kembang organ janin yang sangat penting. Pemberian tablet
zat besi dimulai setelah rasa mual dan muntah hilang, satu tablet
sehari selama minimal 90 hari yang bertujuan untuk mencegah
terjadinya anemia dalam kehamilan.
f. Asam Folat Jumlah asam folat yang dibutuhkan ibu hamil sebesar
400 mg perhari. Kekurangan asam folat dapat menyebabkan anemia
megalostik pada ibu hamil. Asam folat telah terkandung di dalam
tablet Fe, 1 tablet mengadung zat besi 60 mg dan asam folat 500 µg.
g. Air diperlukan tetapi sering dilupakan pada saat pengkajian. Air
untuk membantu sistem pencernaan makanan dan membantu proses
transposi
h. Kebersihan dan Pakaian Kebersihan harus dijaga selama hamil. Baju
hendaknya longgar dan mudah dipakai. Sepatu atau alas kaki lain
yang tumitnya tinggi sebaiknya jangan dipakai, karena tempat titik
berat wanita hamil berubah sehingga mudah tergelincir atau jatuh.
i. Istirahat dan Rekreasi Melakukan pekerjaan yang berlebihan disaat
hamil memang menjadi salah satu penyebab dari berkurangnya
kemampuan tubuh dalam memenuhi kebutuhan gizi untuk ibu dan
janin yang dikandungnya. Cadangan energi terkuras habis untuk

10
memenuhi aktivitas ibu hamil. Energi yang seharusnya bisa didapat
dari konsumsi makanan ternyata tidak didapatkan, karena kehamilan
dianggap biasa saja. Akibatnya, seorang ibu hamil bisa mengalami
anemia dalam kehamilan (Daulay, 2007).
j. Perawatan Buah Dada Ibu hamil hendaknya selalu merawat
tubuhnya, khususnya dalam hal merawat payudara baik selama masa
kehamilan maupun setelah bersalin selain akan menjaga bentuk
payudara juga akan memperlancar pengeluaran ASI (Wiknjosastro,
2005). Karena pengeluaran ASI sangat berpengaruh untuk ibu yang
ingin menyusui secara eksklusif.

B. Tinjauan Umum Tentang Anemia


1. Anemia Pada Kehamilan
a. Definisi
Anemia adalah suatu kondisi medis di mana jumlah sel darah
merah atau haemoglobin kurang dari normal. Anemia merupakan
salah satu kelainan darah yang umum terjadi ketika kadar sel darah
merah (eritrosit) dalam tubuh menjadi terlalu rendah. Hal ini dapat
menyebabkan masalah kesehatan karena sel darah merah
mengandung haemoglobin, yang membawa oksigen ke jaringan
tubuh (Proverawati, 2011).
Anemia pada kehamilan adalah anemia karena kekurangan zat
besi dan merupakan jenis anemia yang pengobatannya relatif mudah,
bahkan Anemia pada kehamilan merupakan masalah nasional karena
mencemikan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan
pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia.
Anemia kehamilan disebut "potential danger to motherand child"
(potensial membahayakan ibu dan anak) karena itulah anemia
memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang terkait dalam
pelayanan kesehatan pada link terdepan (Manuaba, 2010).

11
Anemia pada kehamilan merupakan anemia yang ditemukan
selama kehamilan dengan kadar produksi hemoglobin dan kadar zat
esensial yang rendah seperti zat besi dan asam folat. WHO
mendefinisikan anemia sebagai konsentrasi Hemoglobin dalam darah
11 g/dL ((Debbie Holmes, 2012).
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar
hemoglobin di bawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar
hemoglobin < 10,5 gr% pada trimester II ( Depkes RI, 2009 ).
Anemia adalah kondisi dimana sel darah merah menurun atau
menurunnya hemoglobin,sehingga kapasitas daya angkut oksigen
untuk kebutuhan organ-organ vital pada ibu dan janin menjadi
berkurang. Selama kehamilan, indikasi anemia adalah jika
konsentrasi hemoglobin kurang dari 10,50 sampai dengan 11,00 gr/dl
(Varney, 2006 ).
b. Macam-macam Anemia
1) Anemia Defisiensi Besi adalah anemia yang terjadi akibat
kekurangan zat besi dalam darah artinya konsentrasi hemoglobin
dalam darah berkurang karena terganggunya pembentukan sel-
sel darah merah akibat kurangnya kadar zat besi dalam darah.
Jika simpanan zat besi dalam tubuh seseorang sudah sangat
rendah berarti orang tersebut mendekati anemia walaupun belum
ditemukan gejala-gejala fisiologis. Simpanan zat besi yang
sangat rendah lambat laun tidak akan cukup untuk membentuk
sel-sel darah merah di dalam sumsum tulang sehingga kadar
hemoglobin terus menurun di bawah batas normal, keadaan
inilah yang disebut anemia gizi besi ( Masrizal, 2007).
2) Anemia Megaloblastik Dalam Kehamilan Adalah anemia yang
disebabkan karena defisiensi asam folat.
3) Anemia Hipoplastik Pada Wanita Hamil Adalah anemia yang
disebabkan karena sumsum tulang kurang mampu membuat sel-

12
sel darah merah. Dimana etiologinya belum diketahui dengan
pasti kecuali sepsis, sinar rontgen,racun dan obat- obatan.
4) Anemia Hemolitik Yaitu anemia yang disebabkan karena
penghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat, yaitu
penyakit malaria( Wiknjosastro, 2005).
c. Penyebab Anemia Pada Ibu Hamil
Penyebab anemia umunya adalah kurang gizi, kurang zat besi,
kehilangan darah saat persalinan yang lalu, dan penyakit–penyakit
kronik (Mochtar, 2004).
Dalam kehamilan penurunan kadar hemoglobin yang dijumpai
selama kehamilan disebabkan oleh karena dalam kehamilan
keperluan zat makanan bertambah dan terjadinya perubahan-
perubahan dalam darah : penambahan volume plasma yang relatif
lebih besar daripada penambahan massa hemoglobin dan volume sel
darah merah. Darah bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim
disebut hidremia atau hipervolemia. Namun bertambahnya sel-sel
darah adalah kurang jika dibandingkan dengan bertambahnya plasma
sehingga terjadi pengenceran darah. Di mana pertambahan tersebut
adalah sebagai berikut : plasma 30%, sel darah 18%, dan hemoglobin
19%. Pengenceran darah dianggap sebagai penyesuaian diri secara
fisiologi dalam kehamilan dan bermanfaat bagi wanita hamil
tersebut. Pengenceran ini meringankan beban jantung yang harus
bekerja lebih berat dalam masa hamil, karena sebagai akibat
hipervolemia tersebut, keluaran jantung (cardiac output) juga
meningkat. Kerja jantung ini lebih ringan apabila viskositas darah
rendah. Resistensi perifer berkurang pula, sehingga tekanan darah
tidak naik (Wiknjosastro, 2005 ).
Selama hamil volume darah meningkat 50 % dari 4 ke 6 L,
volume plasma meningkat sedikit menyebabkan penurunan
konsentrasi Hb dan nilai hematokrit. Penurunan ini lebih kecil pada

13
ibu hamil yang mengkonsumsi zat besi. Kenaikan volume darah
berfungsi untuk memenuhi kebutuhan perfusi dari uteroplasenta.
Ketidakseimbangan antara kecepatan penambahan plasma dan
penambahan eritrosit ke dalam sirkulasi ibu biasanya memuncak
pada trimester kedua ( Smith et al., 2010 ).
Volume darah Ibu akan meningkat secara progresif pada
kehamilan 6 – 8 minggu dan akan mencapai maksimum pada
kehamilan mendekati 32 – 34 minggu. Peningkatan volume darah
meliputi volume plasma, sel darah merah dan sel darah putih.
Volume plasma meningkat 40 – 50 %, sedangkan sel darah merah
meningkat 15 – 20 % yang menyebabkan terjadinya anemia fisiologis
( keadaan normal Hb 12 gr% dan hematokrit 35 %). Oleh karena
adanya hemodilusi, viskositas darah menurun kurang lebih 20%. 4)
Gejala Anemia Pada Ibu Hamil Ibu hamil dengan keluhan lemah,
pucat, mudah pingsan, dengan tekanandarah dalam batas normal,
perlu dicurigai anemia defisiensi besi. Dan secara klinis dapat dilihat
tubuh yang pucat dan tampak lemah (malnutrisi). Guna memastikan
seorang ibu menderita anemia atau tidak, maka dikerjakan
pemeriksaan kadar hemoglobin dan pemeriksaan darah tepi.
Pemeriksaan Hemoglobin dengan spektrofotometri merupakan
standar ( Wiknjosastro, 2005).
Gejala lain adalah lemas, cepat lelah, letih, mata berkunang
kunang, mengantuk, selaput lendir , kelopak mata, dan kuku pucat
(Sin sin, 2008). 5) Derajat Anemia Pada Ibu Hamil Menururt Word
Health Organzsation (WHO) anemia pada ibu hamil adalah kondisi
ibu dengan kadar Hb < 11 % . Anemia pada ibu hamil di Indonesia
sangat bervariasi, yaitu: a) Tidak anemia : Hb >11 gr%, b) Anemia
ringan : Hb 9-10.9gr% c) Anemia sedang: Hb 7-8.9gr% d) Anemia
berat : Hb < 7 gr% ( Depkes, 2009).

14
d. Gejala Anemia Pada Ibu Hamil
Ibu hamil dengan keluhan lemah, pucat, mudah pingsan,
dengan tekanandarah dalam batas normal, perlu dicurigai anemia
defisiensi besi. Dan secara klinis dapat dilihat tubuh yang pucat dan
tampak lemah (malnutrisi). Guna memastikan seorang ibu menderita
anemia atau tidak, maka dikerjakan pemeriksaan kadar hemoglobin
dan pemeriksaan darah tepi. Pemeriksaan Hemoglobin dengan
spektrofotometri merupakan standar ( Wiknjosastro, 2005). Gejala
lain adalah lemas, cepat lelah, letih, mata berkunang kunang,
mengantuk, selaput lendir , kelopak mata, dan kuku pucat (Sin sin,
2008).
e. Pengaruh Anemia Terhadap Kehamilan
Pengaruh anemia pada kehamilan Trimester II dan trimester
III, berat badan kurang, plasenta previa, eklamsia, ketuban pecah
dini, dapat menyebabkan terjadinya partus premature, perdarahan
ante partum, gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, asfiksia
intrapartum sampai kematian, gestosis dan mudah terkena infeksi,
dan dekompensasi kordis hingga kematian ibu (Mansjoer dkk, 2008).
f. Derajat Anemia Pada Ibu Hamil
Menururt Word Health Organzsation (WHO) anemia pada ibu
hamil adalah kondisi ibu dengan kadar Hb < 11 % . Anemia pada ibu
hamil di Indonesia sangat bervariasi, yaitu:
1) Tidak anemia : Hb >11 gr%,
2) Anemia ringan : Hb 9-10.9gr%
3) Anemia sedang: Hb 7-8.9gr%
4) Anemia berat : Hb < 7 gr% ( Depkes, 2009).
g. Diagnosis
Menegakkan diagnosis anemia kehamilan dapat dilakukan
dengan anamnesa. Anamnesa akan didapatkan keluhan mual-muntah
lebih hebat pada hamil muda. Pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat

15
dilakukan dengan menggunakan alat sahli. Hasil pemeriksaan Hb
dengan sahli dapat digolongkan anemia sedang dan Hb < 79%
anemia berat.
Berdasarkan ketetapan WHO, anemia bumil adalah bila Hb
kurang dari 11 gr%. Anemia bumil di Indonesia sangat bervariasi
yaitu Hb 11 gr% normal, Hb 9- 10 gr% anemia ringan, Hb 7-9 gr%
anemia sedang dan Hb 5-7gr% anemia berat. Pemeriksaan darah
dilakukan minimal dua kali selama kehamilan, yaitu pada trimester 1
dan trimester III. Pertimbangan bahwa sebagian besar ibu hamil
mengalami anemia, maka dilakukan pemberian preparat Fe sebanyak
90 tablet pada ibu-ibu hamil di puskesmas (Manuaba, 2010).
h. Penanganan Anemia Pada Ibu Hamil
Penanggulangan anemia pada ibu hamil dapat dilakukan
dengan cara pemberian tablet besi serta peningkatan kualitas
makanan sehari hari. Tablet tambah darah adalah tablet besi folat
yang setiap tablet mengandung 200 mg ferro sulfat dan 0,25 mg asam
folat. Untuk ibu hamil, minumlah 1 (satu) tablet tambah darah paling
sedikit selama 90 hari masa kehamilan dan 40 hari setelah
melahirkan. (Proverawati, Atikah, 2011).
Ibu hamil biasanya tidak hanya mendapat preparat besi tetapi
juga asam folat. Dosis pemberian asam folat sebanyak 500µg dan zat
besi sebanyak 120 mg. Pemberian zat besi sebanyak 30 mg per hari
akan meningkatkan kadar haemoglobin sebesar 0.3 dl/gram/minggu
atau dalam 10 hari (Manuaba, 2010). Berikut upaya pencegahan dan
penanggulangan anemia:
1) Meningkatkan konsumsi makanan bergizi seperti makanan yang
mengandung besi dari bahan makanan hewani (daging, ikan,
ayam, hati, telur) dan bahan makanan nabati (sayuran berwarna
hijau tua, kacang- kacangan, tempe). Perlu juga makan sayur
sayuran yang banyak mengandung vitamin C (daun katuk, daun

16
singkong, bayam, jambu, tomat dan jeruk) sangat bermanfaat
untuk meningkatkan penyerapan zat besi dalam usus.
2) Menambah pemasukan zat besi ke dalam tubuh dengan minum
tablet tambah darah (tablet besi/tablet tambah darah).
3) Mengobati penyakit yang menyebabkan atau memperberat anemia
seperti :kecacingan, malaria, dan penyakit TBC (Proverawati,
2011).
4) Apabila setelah 90 hari pemberian tablet besi dan asam polat,
kadar hemoglobin tidak meningkat maka pasien dirujuk
Menghindari terjadinya anemia sebaiknya ibu hamil
melakukan pemeriksaan sebelum hamil sehingga dapat diketahui
data-data dasar kesehatan umum calon ibu tersebut. Pemeriksaan
kesehatan disertai pemeriksaan laboratorium, termasuk pemeriksaan
feses sehingga diketahui adanya infeksi parasit (Manuaba, 2010).

17
BAB III
PENGKAJIAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PATOLOGIS PADA NY. R UMUR 25


TAHUN G2P1A0 USIA KEHAMILAN 31 MINGGU DENGAN ANEMIA
RINGAN DI PUSKESMAS TANJUNGPINANG

Tempat praktek : Puskesmas Tanjungpinang


Hari/tanggal : Jumat, 19 Mei 2023 Jam : 09 : 00 WIB
I. DATA SUBYEKTIF
1. Identitas/ Biodata
Nomor RM :
Nama Ibu : Ny. R Nama Suami : Tn. D
Umur : 25 tahun : 27 tahun
Pendidikan : SMA : SMP
Pekerjaan : IRT : Buruh
Suku/ Bngsa : Melayu : Melayu
Agama : Islam : Islam
Alamat : Jl. Sultan mahmud
2. Alasan Datang : Ibu mengatakan ingin memeriksa kehamilannya
Keluhan Utama : Ibu mengatakan pusing dan sulit tidur

3. Riwayat Kehamilan Sekarang :


a. HPHT : 15 Oktober 2022
b. Haid bulan sebelumnya : September
c. Hasil tes kehamilan : Positif
d. Hari perkiraan lahir : 22 Juli 2023
e. BB sebelum hamil : 38 kg
f. Gerakan janin (24 jam terakhir) : Ibu mengatakan gerakan janin sangat
aktif

18
g. Riwayat penyakit kehamilan/ tanda bahaya (penyulit) : Ibu mengatakan
tidak ada penyulit di kehamilan sebelumnya
h. Keluhan TM I : Mual
TM II : Ibu mengatakan tidak ada keluhan
TM III : Ibu mengatakan pusing dan sulit tidur
i. Obat yang dikonsumsi (termasuk jamu ) : Vit C 1x1, Fe 1x1,
j. ANC : Teratur
frekuensi TM I 2 kali di puskesmas, TM II 2 kali
ke puskesmas, TM III 2 kali ke puskesmas

k. Imunisasi TT : 4 kali, 2 kali waktu SD, 1 kali catin, 1 kali hamil


pertama
l. Kekhawatiran khusus : Ibu mengatakan tidak ada kekhawatiran khusus
4. Riwayat Menstruasi :
a. Menarche : 12 tahun siklus : 28 hari
b. Lama : 7 hari Jumlah : 4 x ganti pembalut
c. Warna : merah keluhan : Tidak ada
5. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu :
P
Penyul Jenis Kompli Kead
Penyul Ms
Ate Prema A it/ Persali Penol Keadaan kasi/ aan
it/ Nifa lh
G rm tur nan ong Bayi & Anak
kompli s lai
kompli dan BB lahir Penyuli Sekar
(U (UK) kasi n
kasi tahun t ang
K)

1 40 - Tidak Norm Bidan Tidak Baik, Nor Tidak H/2ta Tid


mg ada al ada 2900 gr mal ada hun ak
ada

6. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan tidak sedang sedang menderita penyakit penyakit
Jantung, Hipertensi, Diabetes Militus, penyakit kelamin, Ginjal, Asma,
Hepatitis dan Penyakit Lainnya.

19
b. Riwayat kesehatan dan operasi yang lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit Jantung, Hipertensi,
Diabetes Militus, penyakit kelamin ,Ginjal, Asma, Hepatitis dan
Penyakit Lainnya .
c. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit
menurun penyakit Hipertensi, Diabetes Militus, Asma, penyakit
kelamindan Penyakit Lainnya.

7. Riwayat Sosial Ekonomi


a. Riwayat Perkawinan :
1) Umur waktu nikah : 22tahun
2) Lama : 3 tahun
3) Perkawinan ke : satu
4) Jumlah anak : satu
b. Dukungan keluarga : Ibu mengatakan keluarga senang dan
mendukung atas kehamilannya
c. Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan ibu :
Ibu mengatakan dia dan keluarganya senang dengan kehamilannya
d. Pengambilan keputusan dalam keluarga :
Ibu mengatakan keputusan dalam keluarga ditangan suami
e. Kebiasaan hidup sehat, merokok, minum-minuman keras, konsumsi
obat terlarang :. Ibu mengatakan tidak merokok, minum-minuman
keras, dan mengkonsumsi obat-obat terlarang
f. Tempat dan petugas kesehatan yang diinginkan untuk membantu
persalinan: Ibu mengatakan ingin bersalin di dokter
g. Adat istiadat: Ibu mengatakan tidak ada pantangan selama kehamilan
h. Lingkungan (hewan peliharaan) : Ibu mengatakan tidak mempunyai
hewan peliharaan

20
i. Pengetahuan Ibu : Ibu megetahui pengetahuan kehamilan dari
pengalaman hamil sebelumnya
j. Riwayat KB : Ibu mengatakan tidak pernah KB

8. Pola pemenuhan kebutuhan sehari – hari :


Kebutuhan Sebelum hamil Selama hamil Keluhan

Nutrisi : 3x sehari ( nasi, lauk 3x sehari ( nasi, lauk pauk, Tidak ada
pauk, sayur bening) porsi sayur bening) porsi sedang
 Makan sedang
± 8 gelas sehari
 Minum ± 8 gelas sehari

Eliminasi : 5-6 x sehari warna kuning 6-7 x sehari warna kuning Tidak ada
jernih bau khas jernih bau khas
 BAK
1 x sehari warna kuning 1 x sehari warna kuning
bau khas bau khas
 BAB
Istirahat Siang : 1 jam Siang : 1 jam

Malam:7 jam Malam:5 jam Ibu


mengatakan
sulit tidur
malam

Aktifitas Melakukan pekerjaan Melakukan pekerjaan Tidak ada


rumah tangga rumah tangga

Personal Hygiene Mandi 2x sehari Mandi 2x sehari Tidak ada

Gosok gigi 2x sehari Gosok gigi 2x sehari

Ganti pakaian 2x sehari Ganti pakaian 2x sehari

Rekreasi 1x seminggu 1x seminggu Tidak ada

Pola seksual 1x seminggu 1 bulan sekali Tidak ada

I. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis

21
c. Status emosional : Stabil
d. HPL : 08 Juli 2023
e. Tanda vital
1) TD : 96/54 mmHg
2) Nadi : 82 kali/ menit
3) RR : 22kali/ menit
4) Suhu : 36,0 oC
f. Antropometri
1) TB : 150 cm
2) BB Sebelum hamil : 42 kg
3) BB Sekarang : 49 kg
4) Pertambahan berat badan : 7 kg
5) LILA : 22,5 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
1) Rambut : Bersih berwarna hitam
2) Muka : Simetris, tidak ada oedema
3) Mata :
 Conjungtiva Pucat
 Sklera bersih tidak ikterik
4) Hidung : Bersih, tidak ada polip dan tidak ada sekrec
5) Telinga : Bersih, tidak ada serumen
6) Mulut dan gigi : bersih, tidak ada caries
b. Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, dan tidak ada
pembengkakan vena jugularis
c. Dada : Simetris
d. Mammae (inspeksi, palpasi)
1) Inspeksi : Simetris, bersih, hiperpigmentasi areola putting
menonjol
2) Palpasi : Tidak ada benjolan, asi belum keluar

22
e. Abdomen
a) Palpasi Leopold :
 Leopold I : TFU 27 cm, pada bagian atas perut ibu
teraba bulat, lunak dan tidak melenting yaitu bokong
janin
 Leopold II : Bagian kanan perut ibu teraba kecil-
kecil yaitu ektremitas, bagian kiri perut ibu teraba
panjang, keras dan memapan, yaitu punggung janin
 Leopold III : Bagian bawah perut ibu teraba bulat,
keras dan melenting yaitu kepala janin
 Leopold IV : Kepala belum masuk panggul
(konvergen)
Mc. Donald : 27 cm TBJ : 2170 gr
b) Auskultasi :
DJJ : 145 x/menit
f. Genetalia dan anus (atas indikasi): tidak dilakukan
g. Periksa Dalam (atas indikasi): Tidak dilakukan
h. Pinggang (Costo Vetebra Angel Tenderness) : Tidak dilakukan
i. Ekstremitas
1) Atas : jari-jari lengkap, bersih, tidak oedema
2) Bawah : jari-jari lengkap, bersih, tidak odema dan tidak ada
varises
3) Perkusi : reflek patella +/+
j. Panggul :Tidak dilakukan
3. Pemeriksaan Penunjang/ laboratorium
HB : 10 g/dl
USG : Tidak dilakukan

23
II. ANALISA / ASSESMENT
1. Diagnosa kebidanan
Ny. R umur 25 tahun G2P1A0 usia kehamilan 31 minggu janin hidup
tunggal intra uterin, persentasi kepala, punggung kiri dengan anemia ringan
dan KEK
Data dasar :
Data Subyektif : 1) Ibu mengatakan namanya Ny. R
2) Ibu mengatakan umurnya 25 tahun
3) Ibu mengatakan ini kehamilan yang kedua dan tidak
pernah keguguran
4) Ibu mengatakan HPHT nya tanggal 15 Oktober 2022
5) Ibu mengatakan gerakan janin aktif
6) Ibu mengatakan pusing dan sulit tidur
Data Obyektif: 1) keadaan ibu baik, kesadaran composmentis,
emosional stabil
2) TTV: TD : 96/54 mmHg, N : 82 x/m, RR : 22 x/m, S
: 36,0 oC
3) Antropometri: TB : 150 cm, BB :49 kg,
LILA : 22,5 cm
4) Djj : 145 x/menit
5) konjungtiva pucat
6). Pemeriksaan HB : 10 g/dl
2. Masalah (bila ada) : Gangguan istirahat dan pusing
Data Dasar :
Data Subyektif :Ibu Mengatakan Pusing dan sulit tidur
Data Obyektif : TTV :TD : 96/54mmHg,N : 82x/m,RR:22x/m
Antropometri:TB:150cm,BB:49kg,LILA:22,5cm
DJJ: 145x/m,Konjungtiva pucat,HB:10g/dl

24
3. Identifikasi masalah/diagnosa potensial dan antisipasi (bila ada) :
- Terjadi perdarahan post partum
- Bayi lahir dengan berat badan rendah
- Bayi lahir premature
- Bayi lahir dengan anemia
- Kematian janin
4. Identifikasi kebutuhan tindakan segera/antisipatory (bila ada) : pemberian
tablet Fe dan menganjurkan ibu makan-makanan bergizi, serta tinggi zat
besi

III. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahukan kepada ibu hasil pemeriksaan yaitu tekanan darah ibu
96/54 mmHg, BB Ibu sekarang 49 kg, usia kehamilan Ibu saat ini adalah
31 minggu
Evaluasi : Ibu mengatakan sudah mengerti dengan dengan penjelasan bidan
2. Menjelaskan pada ibu bahwa menurut hasil laboratorium Hb ibu 10 g/dl,
yang mana jumlah itu kurang untuk ibu hamil, Hb normal pada ibu adalah
di atas 11g/dl dan ibu hamil yang mengalami kekurangan Hb di sebut juga
dengan anemia ringan, dimana kondisi ini beresiko untuk ibu hamil, karena
itu ibu di anjurkan minum tablet tambah darah 2 kali sehari, dan
menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang tinggi zat besi,
seperti di sayuran hujau, buah-buahan dan daging
Evaluasi : ibu mengerti dengan penjelasan bidan tentang kondisi nya dan
akan mengkonsumsi makanan yang tinggi zat besi
3. Menjelaskan pada ibu bahwa dari hasil pengukuran LILA ibu 22,5,
sementara LILA normal 23,5 cm, sehingga LILA ibu tergolong rendah,
karena itu meminta ibu untuk meningkatkan nutrisi ibu dengan
mengkonsumsi makanan karbohidrat seperti roti, nasi, jagung dan
dibarengi dengan protein untuk menambah berat badan ibu dan
pertumbuhan janin tidak terganggu

25
Evaluasi : Ibu mengerti dengan penjelasan bidan tentang keadaan nya, dan
ibu akan menambah pola makan ibu
4. Memberitahu kepada ibu untuk tetap menjaga pola istirahat yang cukup
yaitu tidur siang minimal 1-2 jam dan pada malam hari 7-8 jam,
menganjurkan ibu untuk tidur miring kekiri dengan kaki menekuk dan
mengganjal bantal di sela-sela kaki serta di punggung agar ibu bisa tidur
lebih nyenyak. Jika ibu masih sulit tidur, menganjurkan kepada ibu untuk
beraktivitas yang menenangkan sebelum tidur seperti membaca buku,
bermeditasi dll, serta mengajarkan ibu teknik relaksasi sebelum tidur untuk
menangani keluhan sulit tidur ibu.
Evaluasi : Ibu mengatakan sudah mengerti terkait pola istirahat yang baik
bagi ibu hamil dan mau melakukan anjuran bidan
5. Memberitahu ibu tentang tanda bahaya pada kehamilan trimester III yaitu
seperti sakit kepala hebat, pandangan mata kabur, gerakan janin berkurang,
bengkak pada wajah dan kaki, keluar cairan pervaginam, dan perdarahan
pervaginam. Ibu segera ke tenaga kesehatan terdekat jika mengalami salah
satu dari tanda gejala tersebut
Evaluasi : Ibu sudah mengerti terkait dengan tanda bahaya kehamilan
trimester III
6. Menganjurkan kepada ibu untuk melakukan kunjungan ulang 2 minggu
kemudian atau jika ibu ada keluhan
Evaluasi : Ibu mengatakan sudah mengerti dan akan datang untuk
melakukan kunjungan ulang.

26
BAB IV
PEMBAHASAN

Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan kehamilan patologis pada Ny. R


umur 25 tahun G2P1A0 UK 31 minggu dengan anemia ringan di puskesmas
Tanjungpinang, penulis menemukan persamaan dan kesenjangan antara konsep teori
dengan kenyataan di lapangan. Adapun yang dapat penulis jabarkan sesuai dengan
bentuk pendokumentasian.
Pada langkah pertama yaitu pengumpulan data dasar penulis memperoleh data
dengan menganamnesa langsung dari dokumentasi buku KIA didapatkan hari pertama haid
(HPHT) NY. R pada tanggal 15 Oktober 2022.
Pada data subyektif penulis mendapatkan hasil anamnesa yaitu ibu mengeluh
pusing dan sulit tidur. Hal ini sesuai dengan teori menurut Kemkes 2019 salah satu
tanda dan gejala yang ditemukan pada ibu hamil dengan anemia adalah pasien akan
memiliki toleransi yang rendah untuk melakukan aktivitas fisik, sesak saat
beraktivitas ringan, serta pusing dan seluruh tubuh pucat.
Pada kasus ini penulis juga menemukan bahwa gerakan pada janin yaitu 12-
15 kali dalam 24 jam. Menurut penulis gerakan pada janin tersebut termasuk hal yang
normal, karena sesuai dengan teori menurut American Congress Of Obstetricians and
Gynecologist (ACOG), normalnya bayi bergerak dalam perut yaitu sebanyak 10 kali
dalam 24 jam. Waktu yang dianggap normal untuk 10 gerakan itu adalah selama 2
jam atau bisa juga kurang dari itu.
Pada data subyektif penulis mendapatkan bahwa kunjungan ANC pada ibu
sudah 6 kali yaitu di Trimester I 2 kali, Trimester II 2 kali dan Trimester III 2 kali.
Menurut Buku KIA terbaru revisi tahun 2021 kunjungan ANC pada ibu sudah
dikategorikan normal karena pemeriksaan kehamilan yang dilakukan ibu sudah 1 kali
pada trimester I (kehamilan 1-12 minggu), 2 kali pada trimester II (12-28 minggu),
dan 1 kali pada trimaster III awal. Dan penulis juga menyarankan pada ibu untuk
tetap melakukan kunjungan pada bulan selanjutnya untuk memantau keadaan janin
ibu. Menurut WHO jika kunjungan ANC kurang dari 6 kali selama hamil maka bisa

27
menyebabkan bahaya bagi ibu maupun janin seperti terjadinya perdarahan saat masa
kehamilan karena tidak terdeteksinya tanda bahaya. Tetapi jika kunjungan ANC lebih
dari 6 kali selama hamil maka dikategorikan hal yang normal dan bisa mengurangi
angka kematian selama kehamilan ataupun saat persalinan.
Dalam pemeriksaan fisik ibu, penulis melihat konjungtiva ibu pucat dan
ketika dilakukan pemeriksaan di laboratorium HB ibu 10 g/dl. Menurut WHO,
anemia pada kehamilan ditegakkan apabila kadar hemoglobin (Hb) <11 g/dl. Serta
tanda gejala yang dapat ditemukan adalah konjungtiva pucat, pasien merasa pusing
berputar, serta mudah kelelahan. Maka dari itu tidak ada kesenjangan antara teori dan
praktek.
Penulis mendapatkan bahwa saat dilakukan pengukuran antropometri LILA
didapatkan LILA Ny.R 22,5 cm. Menurut Kemenkes, Kurang Energi Kronis (KEK)
pada masa kehamilan yang diawali dengan kejadian “risiko” KEK dan ditandai oleh
rendahnya cadangan energi dalam jangka waktu lama yang diukur dengan Lingkar
Lengan Atas (LILA) kurang dari 23,5 cm atau IMT pra hamil 18,5 kg. Maka dari itu,
berdasarkan teori tersebut, pasien dikatakan KEK, dan tidak ada kesenjangan antara
teori dan praktek.
Penyebab KEK adalah akibat dari ketidakseimbangan antara asupan untuk
pemenuhan kebutuhan dan pengeluaran energy (Kemenkes RI, 2015).
Sehingga penulis menyarankan ibu untuk meningkatkan nutrisi dengan makan
dengan menu seimbang, untuk memperbaiki status Gizi ibu. Lingkar lengan atas ibu
hamil dibagi menjadi 3 kategori yaitu kurang dari (23,5 cm) dikategorikan KEK,
(23,5-28,5 cm) dikategorikan normal, lebih dari (28,5 cm) dikategorikan obesitas (D.
Almatsier, 2011).
Pada data obyektif penulis mendapatkan bahwa saat dilakukan pengukuran
antropometri didapatkan berat badan pada ibu usia kehamilan 31 minggu yaitu 49 kg
dan BB sebelum hamil 42 kg, jadi pertambahan berat badan yaitu 7 kg. Ini adalah hal
yang fisiologis dimana pertambahan berat badan selama hamil sekitar 12,5-18 kg
(WHO, 2004). Menurut penulis kenaikan berat badan Ny.R tergolong normal sesuai
dengan teori. Jika kenaikan yang terjadi lebih dari 18 kg berati ibu beresiko

28
mengalami kegemukan atau obesitas. Ibu hamil yang obesitas akan membawa resiko
penyakit yang lain seperti hipertensi dalam kehamilan, diabetes gastasional dan
preeklamsia dan jika ibu hamil selama kehamilan terlalu sedikit mengalami kenaikan
berat badan, ibu bisa berisiko mengalami malnutrisi. Nah, dampaknya bisa membuat
kondisi plasenta menjadi kurang baik. Hal inilah yang ujung-ujungnya bisa
berdampak pada kesehatan janin (Yao, Ananth, Park, Pereira, & Plante, 2014).
Penulis mendapatkan bahwa saat dilakukan pemeriksaan auskultasi detak
jantung janin yaitu 145 kali permenit dengan irama yang teratur maka detak jantung
janin digolongkan normal. Karena detak jantung janin normal antara 120-160 kali per
menit. Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan frekuensi denyut jantung janin
per menit, teratur atau tidak, dimana letak puctum maksimum (Manuaba dkk, 2010).
Bila frekuensi denyut jantung janin tidak normal yaitu lebih dari 160 kali/menit
(takikardia) atau kurang dari 120 kali/menit (bradikardia), harus dilakukan
pengamatan lagi (WHO. 2018).
Berdasarkan data subyektif dan obyektif yang dikaji langsung oleh penulis
terhadap Ny. R G2P1A0 usia kehamilan 31 minggu dengan anemia ringan dan KEK.
Pada hasil pemeriksaan leopod I mengukur tinggi fundus uteri dengan metlin
yaitu tinggi fundus uteri 27 cm dalam usia kehamilan 31 minggu. Menurut teori
Yulizawati (2017), pada usia kehamilan 31 minggu TFU normalnya yaitu
pertengahan pusat dan Px, Menurut penulis tidak terdapat kesenjangan yang
signifikan antara teori dan praktek karena hanya selisih 1 cm. Taksiran berat
janin yang didapatkan yaitu 2170 gram masih tergolong normal dan jauh dari
kategori BBLR yang dikemukakan oleh Depkes (2015) bahwa katergori bayi
berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan
kurang dari 2500 gram.
Asuhan yang diberikan kepada Ny.R yaitu memberi penjelasan dari hasil
pemeriksaan yang telah dilakukan keadaan umum baik. TD: 96/54 mmHg, N:
82x/menit, RR: 22x/menit, S: 36,0°C, TFU 27 cm, TBJ: 2170 gr, DJJ:
145x/menit, punggung berada disebelah kiri perut ibu, presentasi kepala dan

29
kepala belum masuk pintu atas panggul. Berdasarkan hal tersebut, tidak
ditemukan ketidak sesuaian antar teori dengan praktek.
Penulis memberikan penkes tentang nutrisi ibu hamil dan kebutuhan ibu
hamil dengan anemia yaitu peningkatan mengkonsumsi zat besi yang bisa ibu
dapat di sayuran hijau seperti bayam dan daun ubi, juga bisa ibu dapat dari
protein hewani seperti pada daging, telur dan ikan dan lebih penting ibu bisa
mengkonsumsi tablet Fe 2x sehari untuk meningkatkan keefektifan. Karena Hb
ibu <11 yang bisa dikatagorkan anemia, yang mana anemia merupakan masalah
pada ibu hamil yang beresiko pada persalinan. Hal ini sejalan dengan teori
menurut jurnal yang ditulis oleh Ikeu Tanzila bahwa ibu hamil yang menderita
anemia mempunyai peluang mengalami perdarahan pada saat melahirkan yang
dapat berakibat pada kematian. Dengan begitu penulis menjelaskan pada pasien
bahwa ibu harus mengkonsumsi makanan yang tinggi zat besi untuk
meningkatkan kadar Hb pada ibu. Selain di bantu makanan penulis menyarankan
ibu untuk mengkonsumsi Tablet Fe 2 kali sehari untuk meningkatkan kadar Hb
dalam darah.
Penulis juga memberikan asuhan kepada Ny.R yaitu pendkes tentang tanda
bahaya pada kehamilan trimester III seperti perdarahan melalui jalan lahir,
bengkak pada kaki, tangan dan wajah, penglihatan kabur, janin kurang bergerak,
dan pusing berlebihan sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Tyastuti, S
(2016).
Pendidikan kesehatan tentang tanda-tanda persalinan telah diinformasikan
kepada Ny. R sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Rosyati (2017) seperti
perut mules secara teratur yang semakin lama mules semakin kuat dan sering,
keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir dan keluar cairan ketuban dari
jalan lahir.
Ny. R dan keluarga sebagai pengambil keputusan telah mendapat konseling
mengenai perencanaan persalinan. Sehubungan dengan kebijakan yang
dinyatakan oleh Permenkes Nomor 4 (2019) pada trimester III petugas kesehatan
baiknya memberikan konseling kepada ibu dan suami untuk merencanakan

30
proses persalinannya, dan pencegahan komplikasi (P4K) yang tertera pada stiker
P4K, Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi, yaitu
menyiapkan lebih dari satu orang yang memiliki golongan darah yang sama
dengan ibu, persiapkan tabungan atau dana cadangan untuk biaya persalinan dan
biaya lainnya, ibu/suami/keluarga menyiapkan kendaraan jika sewaktu-waktu
diperlukan, merencanakan ingin melahirkan di mana dan ditolong oleh tenaga
dokter atau bidan, menyiapkan KTP, KK dan Kartu Jaminan Kesehatan Nasional
untuk keperluan lainnya, dan merencanakan pendamping untuk ibu bersalin
nanti.

31
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar
hemoglobin di bawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar hemoglobin
< 10,5 gr%. Anemia adalah kondisi dimana sel darah merah menurun atau
menurunnya hemoglobin,sehingga kapasitas daya angkut oksigen untuk
kebutuhan organ-organ vital pada ibu dan janin menjadi berkurang. Pengaruh
anemia pada kehamilan Trimester II dan trimester III, berat badan kurang,
plasenta previa, eklamsia, ketuban pecah dini, dapat menyebabkan terjadinya
partus premature, perdarahan ante partum, gangguan pertumbuhan janin
dalam rahim, asfiksia intrapartum sampai kematian, gestosis dan mudah
terkena infeksi, dan dekompensasi kordis hingga kematian ibu. Dan
penanganan dari anemia pada kehamilan adalah dengan mengkonsumsi tablet
Fe secara rutin 1 kali sehari bahkan 2 kali sehari ketika sudah anemia berat,
juga ibu yang menderita anemia juga di minta menambah kadar zat besi dari
makanan sehari-hari yaitu dari sayuran hijau seperti yang terdapat di daun ubi,
bayam dan kacang-kacangan, juga dari hewani seperti telur, ikan dan daging

B. SARAN
1. Bagi Penulis
Agar mahasiswa mendapatkan pengalaman dalam mempelajari kasus-
kasus pada saat praktik dalam bentuk SOAP serta menerapkan asuhan
sesuai standar pelayanan kebidanan yang telah ditetapkan.
2. Bagi Institusi
Diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan bagi mahasiswa
dengan penyediaan fasilitas sarana dan prasarana yang mendukung
peningkatan kompetensi mahasiswa sehingga dapat menghasilkan bidan
yang berkualitas.

32
3. Bagi lahan praktek
Diharapkan dapat mempertahankan kualitas pelayanan kebidanan
khususnya asuhan antenatal pada ibu hamil untuk mengurangi angka
kematian ibu
4. Bagi Pasien
Agar klien memiliki kesadaran untuk selalu memeriksakan keadaan
kehamilannya secara teratur sehingga akan merasa lebih yakin dan
nyaman karena mendapatkan gambaran tentang pentingnya pengawasan
pada saat hamil.

33
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka


Utama
Dinkes Kota Tanjungpinang. 2020. Data Kesehatan Keluarga.
Tanjungpinang: Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang
Dinkes Provinsi Kepri. 2020. Profil kesehatan provinsi kepulauan riau tahun
2020. Tanjungpinang: Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau
Dinkes Provinsi Kepri. 2020. Laporan kesehatan ibu dan anak dinas
kesehatan provinsi kepulauan riau tahun 2019. Tanjungpinang: Dinas
Kesehatan provinsi Kepulauan Riau
Fatimah dan Nuryaningsih, 2017. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta:
Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhamadiah Jakarta
Kemenkes RI. 2018. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia
Kurniaty, Dasuki D, Wahab A. Penanganan kasus abortus inkomplit pada
puskesmas PONED di Kabupaten Sumbawa Barat. Berita Kedokteran
Masyarakat. 2019; 35(1): 17-22.
Mutmainnah, Annisa U., Purwaningtias B. U. Faktor-Faktor Risiko
Kejadian Abortus Di Rs Smc Samarinda. Jurnal Kebidanan Mutiara
Mahakam. 2016; 4(2): 31-40.
Setiadi, Antonius A. P., et al. Kajian Penggunaan Misoprostol Oral Dan
Vagina Sebagai Penginduksi Persalinan. Jurnal Kesehatan. 2021; 12(1):
61-66.
Wibowo, Aji M. I, et al. Penggunaan OffLabel Misoprostol Pada Pasien
ObstetriGinekologi Di Rumah Sakit Swasta Kab. Banyumas. Jurnal Sains
Farmasi & Klinis. 2021; 8(1): 9-18.
Tanziha, ikeu (2016). Faktor resiko anemia ibu hamil di indonesia.
Tyastuti, S. (2016). Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta: Kemenkes RI.
Walyani, E. S. (2015). Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Yogyakarta:
Pustaka Baru
WHO. Maternal Mortality, World Health Organization; 2014
Widatiningsih, S dan Dewi, C.H.T (2017). Praktik Terbaik Asuhan
Kehamilan Yogyakarta: Trans Medika
Yulizawati, dkk. 2017. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan.
Padang

Anda mungkin juga menyukai