SDENGAN PERSALINAN
POSTTERM
LAPORAN KASUS
SAVERA INDRIANI
P031715401068
JURUSAN KEBIDANAN
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT, karena atas Rahmat dan Hidayah-Nya,
sehingga penulis dapat menyusun Laporam Kasus ini dengan judul “Asuhan
Kebidanan Pada Ny.S dengan Persalinan Postterm di PMB Siti Juleha kota
Pekanbaru”.
dalam penulisan laporan, berkat bimbingan, pengarahan dan bantuan semua pihak,
sehingga Laporan Kasus dapat selesai tepat waktu. Laporan Kasus ini disusun untuk
melengkapi tugas dan memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Pendidikan
Kesehatan Riau.
hambatan sehingga tidak lepas dari bantuan serta bimbingan dan arahan dari berbagai
pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih
kepada:
2. Hj. Juraida Roito Hrp, SKM, MKM., selaku Ketua Jurusan Kebidanan
3. Ani Laila, SST, M.Biomed, selaku Ketua Prodi D-III Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Riau.
Utama Laporan Kasus Praktik Klinik III yang telah banyak memyempatkan
waktu untuk membantu dan membimbing saya menyelesaikan Laporan Tugas
Akhir ini.
5. Siti Juleha, S.Tr.Keb selaku Pimpinan Praktik Mandiri Bidan (PMB) yang
Kebidanan Komprehensif.
dan do’a yang tiada henti-hentinya kepada penulis dalam menyelesaikan tugas
akhir ini.
mungkin, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
sempurnanya Laporan Kasus ini. Semoga Laporan Kasus ini bermanfaat bagi kita
semua.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang.....................................................................................................
1.2.Tujuan..................................................................................................................
1.3.Manfaat................................................................................................................
1.4.Ruang Lingkup.....................................................................................................
3.3 Instrumen............................................................................................................
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan..........................................................................................................
5.2 Saran....................................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
Semua ibu hamil memiliki risiko komplikasi, baik selama kehamilan, persalinan,
maupun masa nifas. Selama proses kehamilan, persalinan dan nifas , banyak dijumpai
masalah- masalah atau komplikasi. Masalah yang dijumpai tersebut bisa berdampak
pada kesehatan ibu dan janin, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Beberapa masalah yang serig dijumpai selama kehamilan adalah perdarahan baik
Persalinan postterm merupakan salah satu penyebab kematian baik ibu maupun
2,80% bayi meninggal (Kemenkes, 2013). Sementara itu, angka prevalensi kejadian
berlangsung selama 280 hari. Pada kehamilan aterm biasanya akan berlangsung
selama 37-42 minggu. Sementara itu, kehamilan postterm biasanya berlangsung lebih
dari 42 minggu atau lebih dari 294 hari dihitung dari hari pertama haid terakhir.
yang paling sering terjadi. Persalinan postterm dikaitkan dengan peningkatan resiko
2017 dari Institute of Medical Science di Karnataka, menunjukkan dari semua kasus
Kebidanan pada Ny. S dengan Persalinan Postterm di PMB Siti Juleha kota
Pekanbaru.
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
Sasaran pengambilan kasus ini diberikan pada Ny.S umur 27 tahun G1P0A0H0
dengan usia kehamilan 42-43 minggu. Pengambilan kasus ini dilakukan di PMB Siti
Juleha kota Pekanbaru. Waktu pengambilan kasus ini yakni dimulai pada tanggal 10
diberikan dilakukan untuk memantau kesehatan ibu dan janin selama dirawat di
rumah sakit sehingga komplikasi yang terjadi dapat segera teratasi. Asuhan diberikan
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Persalinan
2.1.1 Pengertian
Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup
bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung selama 18 jam produk konsepsi dikeluarkan sebagai akibat dari kontraksi
uterus yang teratur,progresif, sering dan kuat yang nampaknya tidak berhubungan
bekerja dalam keharmonisan untuk melahirkan bayi (Walyani dan Endang, 2016).
di dalam darah. Namun, pada akhir kehamilan kadar pro- gesterone menurun
persalinan.
b. Teori Oxytocin
c. Ketegangan Otot-Otot
d. Pengaruh Janin
memegang peranan karena anencephalus ke- hamilan sering lebih lama dari
biasanya.
e. Teori Prostaglandin
menimbulkan kontraksi myometrium pada setiap umur kehamilan. Hal ini juga
didukung dengan adanya kadar prostaglandin yang tinggi, baik dalam air
ketuban maupun darah perifer pada ibu-ibu hamil sebelum melahirkan atau
f. Induksi Persalinan
(Sulistyawati, 2013).
berikut :
b. Bloody Show
Bloody show merupakan lendir disertai darah dari jalan lahir dengan
sedikit darah. Perdarahan yang sedikit ini disebabkan karena lepasnya selaput
janin pada bagian bawah segmen bawah rahim hingga beberapa capillair darah
terputus.
sekonyong-konyong dari jalan lahir.Hal ini terjadi akibat ketuban pecah atau
hampir lengkap dan dalam hal ini keluarnya cairan merupakan tanda yang
persalinan diharapkan akan mulai dalam 24 jam setelah air ketuban keluar.
d. Pembukaan Serviks
2.2.1 Pengertian
(294 hari) atau lebih dihitung dari hari pertama haid terakhir menurut rumus neagle
Seperti halnya teori bagaimana terjadinya persalinan, sampai saat ini sebab
terjadinya Kehamilan Posterm belum jelas. Beberapa teori yang diajukan pada
terhadap timbulnya persalinan. Beberapa teori yang diajukan antara lain sebagai
berikut.
a. Pengaruh progesterone
b. Teori oksitosin
oksitosin sari neurohipofisis ibu Hamil yang kurang pada usia Kehamilan
janin, Dan tidak adanya kelenkar hipofisis pada janin akan menyebabkan
pada fleksus ini, seperti pada kelainan letak, tali pusat pendek, Dan bagian
Kehamilan posterm.
e. Herediter
2.2.3 Diagnosis
a. Riwayat haid
pertama haid terakhir (HPHT) diketahui dengan pasti. Untuk riwayat haid
1) Tes Kehamilan
Bila pasien melakukan pemeriksaan tes imunologik sesudah terlambat
6 minggu.
2) Gerak janin
Gerak janin atau quickening pada umumnya dirasakan ibu pada umur
stetoskop leannec.
c. Tinggi Fundus Uteri
bulan. Lebih dari 20 minggu, tinggi fundus uteri dapat menentukan usia
mencapai 20%. Bila telah dilakukan pemeriksaan USG serial terutama sejak
Pada usia kehamilan sekitar 16-26 minggu, ukuran diameter biparietal dan
kepala, dan beberapa rumus yang merupakan perhitungan dari beberapa hasil
trimester III dapat dipakai untuk menentukan berat janin,keadaan air ketuban
e. Pemeriksaan Radiologi
Umur kehamilan ditentukan dengan melihat pusat penulangan. Gambaran
epifisis femur bagian distal paling dini dapat dilihat pada kehamilan 32
epifisis kuboid pada kehamilan 40 minggu. Cara ini sekarang jarang dipakai
f. Pemeriksaan Laboratorium
kehamilan sekitar 22-28 minggu, lesitin 1,2 kali kadar spingomielin : 28-32
pengakhiran kehamilan.
detik, pada usia kehamilan > 42 minggu didapatkan ATCA < 45 detik. Bila
janin dan bahkan kematian janin intrauterine yang dapat meningkat sampai
minggu. Hal ini dapat dibuktikan dengan penurunan kadar estriol dan
kejadian gawat ianin dengan risiko 3 kali. Akibat dari proses penuaan
1) Berat Janin. Bila terjadi perubahan anatomik yang besar pada plasenta,
maka terjadi penurunan berat janin. Dari penelitian Vorherr tampak bahwa
seringkali pula plasenta masih dapat berfungsi dengan baik sehingga berat
bulan (term) sebesar 30,6 %. Risiko persalinan bayi dengan berat lebih dari
4.000 gram pada kehamilan postterm meningkat 2 - 4 kali lebih besar dari
kehamilan term.
tangan dan kaki panjang, tulang tengkorak lebih keras, hilangnya verniks
kaseosa dan lanugo, maserasi kulit terutama daerah lipat paha dan genital
luar, warna cokelat kehijauan atau kekuningan pada kulit dan tali pusat,
muka tampak menderita, dan rambut kepala banyak atau tebal. Tidak
insufisiensi plasenta yang terjadi, anda postmaturitas ini dapat dibagi dalam
3 stadium, yaitu:
kulit
Stadium III: disertai pewarnaan kekuningan pada kuku, kulit, dan tali pusat
3) Gawat janin atau kematian perinatal menunjukkan angka meningkat setelah
bayi.
- Hipoksia janin
dapat dialami oleh bayi baru lahir ialah suhu yang tak stabil, hin.
2) Aspek emosi: ibu dan keluarga menjadi cemas bilamana kehamilan terus
Kehamilan postterm merupakan masalah yang banyak dijumpai dan sampai saat
Perlu ditetapkan terlebih dahulu bahwa pada setiap kehamilan postterm dengan
kompli spesifik seperti diabetes mellitus, kelainan faktor Rhesus atau isoimunisasi,
janin, keham jangan dibiarkan berlangsung lewat bulan. Demikian pula pada
kehamilan dengan fakto risiko lain seperti primitua, infertilitas, riwayat obstetrik
yang jelek. Tidak ada ketentuan atau aturan yang pasti dan perlu dipertimbangkan
dengan tepat, sehingga janin bisa saja belum matur sebagaimana yang
diperkirakan.
b. Sukar menentukan apakah janin akan mati, berlangsung terus, atau mengalami
f. Pada postterm sering terjadi disproporsi kepala panggul dan distosia bahu (8
g. Janin postterm lebih peka terhadap obat penenang dan narkose, sehingga perlu
pene- tapan jenis narkose yang sesuai bila dilakukan bedah sesar (risiko bedah
kompresi tali pusat tetapi sebaliknya dengan pemecahan selaput ketuban akan
janin, baik secara biofisik maupun biokimia sampai persalinan berlangsung dengan
gerak janin atau kontraksi uterus. Bila didapat hasil reaktif, maka nilai
kadar Estriol
4) Amnioskopi. Bila ditemukan air ketuban yang banyak dan jernih mungkin
ke adaan janin masih baik. Sebaliknya, air ketuban sedikit dan mengandung
matang.
a. Bila serviks telah matang (dengan nilai Bishop > 5) dilakukan induksi
persalinan dan keadaan janin Induksi pada serviks yang telah matang akan
b. Bila serviks belum matang, perlu dinilai keadaan janin lebih lanjut apabila
inde cairan amnion < 5) atau dijumpai deselerasi variabel pada NST, maka
3) Bila volume cairan amnion normal dan NST tidak reaktif, tes pada
kontraksi (CS7 harus dilakukan. Bila hasil CST positif, terjadi deselerasi
hari kemudian.
4) Keadaan serviks (skor Bishop) harus dinilai ulang setiap kunjungan pasien
a. Pemantauan yang baik terhadap ibu (aktivitas uterus) dan kesejahteraan janin.
janin.
dan dilanjutkan resusitasi sesuai dengan prosedur pada janin dengan cairan
Perlu kita sadari bahwa persalinan adalah saat paling berbahaya bagi janin
3.1.1 Tempat
merupakan salah satu bidan yang berpraktik secara mandiri yang ada di kota
pelayanan meliputi pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA). Jenis pelayanan
kesehatan ibu tersedia bagi pasien umum dengan biaya mandiri. PMB Siti
juga menjadi salah satu lahan praktik bagi para mahasiswa dari berbagai
Terdapat tiga orang tenaga kesehatan yang bekerja ditempat tersebut, Bidan
Siti Juleha sebagai pemimpin PMB dan 2 orang bidan lainnya. Fasilitas yang
ada di PMB Siti Juleha ini antara lain : ruang periksa, ruang bersalin, ruang
rawat ibu nifas, ruang tunggu, ruang pendaftaran dan pengambilan obat, serta
toilet. Pelayanan ibu dan anak yang diberikan oleh PMB Siti Juleha yaitu
3.1.2 Waktu
Kehamilan Postterm
b. Meminta izin kepada Bidan Pembimbing Lapangan PMB Siti Juleha untuk
mengambil pasien
Juleha
format asuhan kebidanan pada ibu bersalin dan partograf, dan alat-alat yang
KAJIAN KASUS
Alasan Kunjungan/ Keluhan Utama : Ibu mengatakan sudah 2 hari nyeri perut
menjalar kepinggang, namun tidak teratur dan ada keluar lender bercampur darah
sedikit.
B. Riwayat Menstruasi
HPHT : 17-05-2019 Taksiran Persalinan : 24-02-2020
Siklus : ± 28 hari
C. Riwayat Perkawinan
Ibu mengatakan ini merupakan perkawinan pertama nya. Ia menikah pada umur 26
tahun dan lama pernikahan sudah 1 tahun
D. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas, Bbl Yang Lalu
N Th UK Tempat Jenis Penolon Nifas Laktas JK/BB Ket
o. g i
1 H A M I L I N I
E. Riwayat Kehamilan Saat Ini
Pertama kali memeriksakan kehamilan pada UK 11-12 minggu di BPM oleh Bidan
Pemeriksaan ini yang ke : VII
Masalah yang pernah dialami :
Trimester I : Mual-muntah. Ibu mengatakan pernah mengalami mual
muntah pada UK 11 minggu, namun mual-muntah yang dirasakan tidak sampai
membuat ibu dirawat di fasilitas pelayanan kesehatan dan mual muntah ini
berlangsung selama ± 4 minggu, hingga tidak dirasakan lagi pada UK 16 minggu.
Trimester III : Nyeri Pinggang
Pengobatan /anjuran yang pernah diperoleh :Asam Folat, Calsifar, Albion
F. Riwayat Penyakit/Operasi Yang Lalu
Ibu mengatakan tidak pernah memiliki riwayat penyakit / operasi yang lalu
G. Riwayat Penyakit Yang Berhubungan Dengan Masalah Kesehatan Reproduksi
Ibu mengatakan tidak memiliki penyakit yang berkaitan dengan kesehatah reproduksi
seperti infertilitas, infeksi virus, PMS, servisitis kronis, endometriosis, myoma, polip
serviks, kanker kandungan, dll.
H. Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu mengatakan ia tidak memiliki riwayat penyakit keturunan keluarga seperti
hipertensi, DM, Asma, peny. Jantung, Peny. Ginjal, dll
I. Riwayat Keluarga Berencana
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi sebelum hamil ini
J. Pola Makan Dan Minum
Makan : 3x/ hari, porsi biasa
Minum : ± 10 gelas/ hari
Jenis makanan/minuman yang sering dikonsumsi :
- Pagi : Teh, Roti
- Selingan : Buah,kue
- Siang : Nasi ( 1 mgk /200 gr), sayur, lauk
- Malam : Nasi , sayur,lauk, buah
K. Pola Eliminasi
BAK : 6-7 kali/hari
BAB : ± 2 hari/1 kali
Masalah : Tidak Ada
L. Pola Istirahat
Ibumengatakanistirahatnyacukup
- Siang : 1-2 jam /hari
- Malam : 7-8 jam/hari
M. Psikososial
Ibu mengatakan ia senang dengan kehamilannya ini dan mengatakan baik suami dan
keluarga selalu memberikan dukungan penuh kepada ibu dalam menjalani
kehamilannya.
DATA OBJEKTIF
A. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Sikap Tubuh : Lordosis
Turgor : Baik
BB Sebelum Hamil : 53 kg
BB Sekarang : 63 kg
TB : 158 cm
LILA : 25 cm
IMT : 22 kg/m2
TTV
1. TD : 100/70 mmHg
2. P : 20x/menit
3. N : 82x/menit
4. S : 36,5 º C
Rambut/ kepala : Bersih dan tidak ada rontok
Mata : Skelera tidak ikterik, konjungtiva tidak pucat,
pernglihatan jelas dan tidak menggunakan alat bantu
Muka : Tidak ada oedema dan tidak ada cloasma gravidarum
Telinga : Tidak ada serumen
Mulut : Tidak ada stomatitis dan tidak ada gusi berdarah
Leher : Tidak Ada pembengkakan kelenjar tyroid
Payudara : Puting susu menonjol dan areola mammae ada
hiperpigmentasi
Abdomen
1. Inspeksi : Terdapat linea nigra, perbesaran tampak memanjang dan
tidak ada bekas operasi
2. Palpasi
a. Bag. atas : TFU pertengahan pusat-px, teraba lunak, bundar dan tidak
melenting adalah bokong janin
b. Bag.samping : Bagian samping kiri teraba keras dan memanjang adalah
punggung janin. Bagian samping kanan teraba tonjolan-
tonjolan kecil adalah ekstremitas janin.
c. Bag. bawah : Bagian bawah perut ibu teraba keras, bulat dan melenting
adalah kepala janin. Sebagian kepala masuk PAP (4/5)
d. HIS : 2x10’20”
3. Auskultasi (DJJ) : 136x/menit, kuat dan teratur
TFU : 31 cm
TBJ : (31-13)x155 = 2.790 gr
Ektremitas : Ektremitas atas tidak oedema, ektremitas bawah tidak
odema dan tidak ada varices, akral normal
Reflek patella : (+)/(+), gerakan normal
B. Pemeriksaan Anogenetalia
Vulva : Tidak oedema, tidak ada varises dan tampak lendir
bercampur darah (Bloody Show)
Anus : Terdapat Haemoriod
C. Pemeriksaan Dalam
a. Portio : Lunak, eff 50%, arah sumbu posterior
b. Pembukann : 1 cm
c. Ketuban : (+)
d. Presentasi : Belakang kepala
e. Posisi : UUK Kiri
f. Penurunan :HI
ASSESSEMENT
Diagnosis Ibu : G1P0A0H0, 42-43 minggu Inpartu kala I fase laten, keadaan
umum ibu baik
Diagnosis Janin : Janin hidup, tunggal, intrauterine, presentasi kepala, keadaan
umum janin baik
Masalah : Kehamilan Posterrm
PLAN
1. Memberitahukan kepada ibu mengenai hasil pemeriksaan bahwa KU ibu dan janin
baik, TTV normal, DJJ normal, namun usia kehamilan ibu sudah memasuki 42-43
minggu atau sudah postterm, Ibu mengerti mengenai hasil pemeriksaannya.
2. Menginformasikan kepada ibu mengenai komplikasi dari kehamilan postterm, Ibu
mengerti mengenai kondisi nya.
3. Melakukan kolaborasi dengan dokter penanggung jawab mengenai kasus yang
dialami ibu berupa kehamilan postterm. Hasil dianjurkan induksi persalinan dengan
oksitosin 5 IU dalam RL 500 ml, tetesan 8 tts/menit, dinaikkan 5 tts/30 menit.
4. Menyiapkan infus set, termasuk didalamnya cairan Ringer laktat (RL) drip dengan
oksitosin 5 IU. Ibu telah dipasang infus dengan tetesan 8 tts/menit pada pukul 05.00
WIB
5. Melakukan pemantauan kondisi ibu dan janin melalui lembar observasi
6. Mengajarkan ibu teknik relaksasi dan massase punggung untuk mengurangi nyeri
yang dirasakan
7. Melakukan asuhan saying ibu dengan memenuhi kebutuhan hidrasi ibu, Ibu
diberikan minum air teh dan makanan ringan
8. Menyiapkan partus set, pakaian ibu dan bayi
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama
Usia : Ny. S
Diagnosis Awal : 27 tahun
Ibu
: G1P0A0H0, 42-43 minggu Inpartu kala I fase Laten keadaan
Janin umum ibu baik
: Janin hidup, tunggal, intrauterine, presentasi kepala, keadaan
Masalah umum janin baik
: Kehamilan Postterm
Tempat/ Uraian
Tanggal
1 2
PMB Siti S : Ibu mengatakan nyeri yang dirasakan semakin kuat dan sering
Juleha/ 10
Maret O:
2020/ 1. Keadaan Umum : Baik
23.00 WIB 2. Kesadaran : Compos Mentis
3. TTV :
a. TD : 110/ 90 mmHg
b. P : 20 x/menit
c. N : 80 x/menit
d. S : 36,5ºC
4. Palpasi :Kepala sebagian masuk PAP (3/5).
5. HIS : 3x10’30”
6. DJJ : 128 x/menit, kuat dan teratur
7. Pemeriksaan Dalam (VT)
a. Tanggal dan Jam :
b. Indikasi : Indikasi waktu
c. Portio : Lunak, eff 50%, arah sumbu searah jalan
lahir
d. Pembukann : 3 cm
e. Ketuban : (+)
f. Presentasi : Belakang kepala
g. Posisi : UUK Kiri
h. Penurunan : HII
8. Infus RL drip Oksitosin 5 IU 13 tetes/menit
A:
PMB Siti S : Ibu mengatakan nyeri perut yang dirasakannya semakin sering da nada
Juleha/ 11 air air keluar dari jalan lahir secara spontan
Maret
2020/ O:
01.45 WIB 1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Compos Mentis
3. TTV :
a. TD : 110/ 90 mmHg
b. P : 20 x/menit
c. N : 80 x/menit
d. S : 36,5ºC
4. Palpasi :Kepala sebagian masuk PAP (2/5).
5. HIS : 4x10’40”
6. DJJ : 128 x/menit, kuat dan teratur
7. Pemeriksaan Dalam (VT)
a. Tanggal dan Jam :
b. Indikasi : Indikasi waktu
c. Portio : Lunak, eff 70%, arah sumbu searah jalan
lahir
d. Pembukann : 7 cm
e. Ketuban : (-), ketuban jernih, tidak ada tali pusat
atau bagian janin yang menumbung
f. Presentasi : Belakang kepala
g. Posisi : UUK Kiri
h. Penurunan : HIII
8. Infus RL drip Oksitosin 5 IU 23 tetes/menit
1 2
A:
P:
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan bahwa KU dan janin baik,
TTV normal.DJJ normal, dan pembukaan 7 cm, Ibu mengetahui
hasil pemeriksaannya.
2. Memantau kemajuan persalinan, kondisi ibu dan janin dengan
lembar partograf.
3. Mengajarkan ibu cara meneran yang baik yaitu jika ada pembukaan
sudah lengkap dan sudah ada instruksi meneran dari Bidan, maka
ibu boleh meneran dengan cara menarik nafas panjang lalu melihat
kearah bawah kearah jalan lahir seolah melihat bayinya, Ibu
mengerti.
PMB Siti S : Ibu mengatakan nyeri yang dirasakan semakin kuat dan ada rasa ingin
Juleha/ 11 meneran seperti ingin BAB yang tak tertahankan
Maret 2020
03.15 WIB O:
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Compos Mentis
3. TTV :
a. TD : 110/ 90 mmHg
b. P : 20 x/menit
c. N : 80 x/menit
d. S : 36,5ºC
4. Palpasi :Kepala masuk PAP (1/5).
5. HIS : 5x10’55”
6. DJJ : 138 x/menit, kuat dan teratur
7. Pemeriksaan Dalam (VT)
a. Tanggal dan Jam :
b. Indikasi : Indikasi waktu
c. Portio : Lunak, eff 90%, arah sumbu searah jalan
lahir
d. Pembukann : 10 cm
e. Ketuban : (-)
f. Presentasi : Belakang kepala
g. Posisi : UUK Kiri depan
h. Penurunan : H IV
1 2
8. Infus RL drip Oksitosin 5 IU 23 tetes/menit
A : Parturient Kala II
P:
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa KU ibu dan
janin baik, TTV normal, DJJ normal dan pembukaan sudah lengkap.
2. Membantu ibu dalam proses persalinan nya:
a. Membimbing ibu meneran saat ada his dan istirahat apabila his
berhenti
b. Memberikan ibu pujian dan dukungan apabila ibu meneran
dengan baik
c. Memenuhi kebutuhan hidrasi ibu dengan memberi ibu minuman
teh
3. Membantu ibu dalam proses kelahiran bayi pada saat kepala berada
5-6 cm didepan vulva, Bayi lahir spontan pukul 03.55 WIB,
menangis kuat, lebih bulan, gerakan bayi aktif, JK. Laki-laki dan
mengeringkan badan bayi serta membungkus bayi.
4. Melakukan palpasi abdomen untuk mengetahui apakah ada janin
kedua, tidak ada janin kedua
PMB Siti S : Ibu mengatakan ia senang bayinya telah lahir dan mengeluh perutnya
Juleha/ 11 terasa mules
Maret O:
2020 1. Keadaan umum ibu dan bayi baik
03.55 WIB 2. Bayi lahir spontan, menangis kuat, lebih bulan, pergerakan aktif,
warna kulit kemerahan, Jk. Laki-laki
3. TFU setinggi pusat : tidak ada janin kedua
4. Kontraksi : baik
5. Kandung kemih : Tidak Penuh
6. Perdarahan : ±100 cc
7. Plasenta belum lahir dan tali pusat belum dipotong
P:
1 2
1. Menyuntikkan oksitosin sebanyak 5 IU secara IV dikarenakan ibu
dalam kondisi di infus.
2. Melakukan pemotongan tali pusat dan meletakkan bayi diatas dada
ibu diantara kedua payudara ibu serta lebih rendah dari putting.
3. Melakukan PTT saat ada his yang kuat dan melahirkan plasenta
dengan memutar searah; Plasenta lahir spontan pukul 04.05 WIB
4. Melakukan segera massase fundus uteri sambal melakukan
pemeriksaan plasenta; kontraksi baik dan selaput plasenta ada
robekan serta robekan tersebut dapat disatukan, tidak ada kotiledon
yang terlepas.
PMB Siti S : Ibu mengatakan ia senang dan besyukur bayi dan plasentanya telah
Juleha/ 11 lahir. Ibu mengatakan pertunya terasa mules
Maret
2020 O:
04.05 WIB 1. Plasenta lahir spontan, selaput dan kotiledon lengkap pukul 04.05
WIB
2. Keadaan umum : Baik
3. Kesadaran : Compos Mentis
4. TTV :
a. TD : 120/90 mmHg
b. N : 88x/menit
c. S : 36,8ºC
5. TFU : 2 jari dibawah pusat
6. Kontraksi : Baik
7. Kandung kemih : Tidak penuh
8. Perdarahan : ±100 cc
9. Anogenetalia : Terdapat robekan pada mukosa vagina,
otot dan kulit perineum
A : Parturient kala IV dengan Rupture Perineum derajat II
P:
1. Memberitahu ibu bahwa ibu telah melewati proses persalinannya
2. Melakukan penjahiran luka perineum; Luka dijahit dengan anestesi
Lidocain2%, teknik jahitan konvensional dan jumlah jahitan 2/2.
3. Melakukan pemantauan kala IV yaitu selama 2 jam post partum, 1 jam
pertama setiap 15 menit dan 1 jam kedua setiap 30 menit ; hasil
pemantauan terlampir pada lembar belakang partograf
4. Melakukan pemantauan keberhasilan IMD. IMD berhasil pada menit
ke-48
5. Mengajarkan ibu massase fundus uteri untuk merangsang kontraksi
uterus mencegah perdarahan post partum serta mengajarkan ibu cara
menilai kontraksi uterus. Ibu dapat mengikuti gerakan massase seperti
yang diajarkan dan mengerti cara menilai kontraksi
6. Memberikan kenyamanan pada ibu dengan membersihkan ibu
7. Memenuhi kebutuhan hidrasi ibu dengan memberikan ibu minum
8. Melakukan dekontaminasi alat dan tempat bersalin
9. Memberikan bayi pada ibu untuk disusui serta memberi selamat pada
ibu
10. Melengkapi pendokumentasian dan lembar partograf
4.2.1 Kala I
Persalinan Ny.S di mulai pada tanggal 10 Maret 2020. Pada kasus ini, Ny. S
melahirkan anak pertama dengan usia kehamilan 42-43 minggu. Hal ini disebut juga
sampai 42 mingggu (294 hari) atau lebih dihitung dari hari pertama haid terakhir
menurut rumus neagle dengan siklus rata-rata 28 hari (WHO 1977, FIGO 1986).
Adapun komplikasi dari kehamilan postterm ini berdampak pada ibu dan janin.
Komplikasi pada ibu yaitu dapat meningkatkan angka kematian dan kesakitan ibu
serta mengganggu psikologis ibu, dimana biasanya ibu akan merasa cemas dan
khawatir mengenai kondisi dirinya. Sementara itu, pada janin dapat menyebabkan
2016).
Pada pukul 19.00, dilakukan pemeriksaan dalam dan didapatkan hasil berupa
untuk mencegah komplikasi pada ibu dan janin, maka dilakukan induksi persalinan.
Induksi persalinan ini dilakukan melalui induksi secara intravena dengan pemasangan
infus Ringer Laktat (RL) sebanyak 500 CC dan drip oksitosin sebanyak 5 IU. Induksi
persalinan dilakukan pada pukul 19.00 WIB dan dilakukan atas kolaborasi dengan
dokter penanggung jawab. Adapun pengaturan tetesan infus pada Ny. S, yaitu dimulai
pada 8 tetes/menit dan dinaikkan 5 tetes setiap 30 menit. Hal ini sesuai dengan teori
bahwa jumlah tetesan infus pada kasus induksi persalinan dimulai dengan 8 tetes/
menit. Namun, pada kasus Ny. S, juga terdapat kesenjangan antara teori dan praktik
dimana pada kasus Ny. S ini, penambahan jumlah tetesan per 30 menit adalah 5 tetes,
Adapun indikasi penambahan jumlah tetesan setelah 30 menit adalah dari hasil
evaluasi his. Berdasarkan hasil evaluasi pada Ny.S, didapatkan his persalinan yang
teratur dan adekuat, maka tetesan infus dipertahankan. Sesuai dengan teori, jika his
timbul secara teratur dan adekuat, tetesan oksitosin dipertahankan. Pada kasus Ny.S,
Pada pukul 23.00 WIB, setelah dilakukan pemeriksaan dalam dan didapatkan
hasil pembukaan 3 cm. Artinya ada penambahan dilatasi serviks sebesar 2 cm sejak
pukul 19.00 WIB. Secara fisiologis, pada primipara pembukaan akan bertambah 1 cm
setiap 1 jam (Fitriana,2018). Namun, pada kasus Ny.S, hanya ada penambahan 2 cm
dalam 2 jam. Pada pukul 01.45 dilakukan pemeriksaan dalam atas indikasi ketuban
pecah spontan dah hasilnya pembukaan menjadi 7 cm. Penulis memberikan asuhan
dengan memantau kemajuan persalinan, kondisi ibu dan janin melalui partograf.
sampai 10 cm dan berakhir pada pemantauan kala IV (Fitriana, 2018). Adapun tujuan
dari pengisian lembar partograf ini adalah untuk mencatat kemajuan persalinan,
memantau, mengevaluasi dan membantu penolong persalinan dalam menemukan
Pada kala I persalinan Ny.S, asuhan yang diberikan adalah pengurangan rasa
nyeri dengan teknik relaksasi dan latihan pernafasan serta massase punggung.
Menurut teori yang diungkapkan oleh Fitriana (2018), terdapat beberapa teknik
pengurangan rasa sakit, dua diantaranya adalah teknik relaksasi dan latihan
Penulis berasumsi bahwa persalinan kala I Ny.S berlangsung lebih cepat dikarenakan
4.2.2 Kala II
Persalinan kala II Ny.S dimulai pada pukul 03.15 WIB. Pada pengkajian data
subjektif, didapatkan keluhan berupa nyeri perut yang semakin kuat dan ada
keingingan meneran seperti ingin BAB. Hal tersebut merupakan suatu keadaan yang
normal disebabkan karena ketika kepala janin telah turun dan masuk ruang panggul,
sehingga terjadi tekanan pada otot-otot pada dasar panggul yang secara reflektoris
menimbulkan rasa ingin meneran pada ibu dan tekanan pada rektum menyebabkan
Pemeriksaan data objektif pada kasus Ny. S tampak ada tanda- tanda kala II
yaitu tekanan pada anus, perineum menonjol , dan vulva membuka. Adapun tanda
gejala kala II yaitu ibu merasa ingin meneran, meningkatnya tekanan pada rektum
dan vagina, perineum terlihat menonjol, vagina dan sfingter ani membuka dan adanya
kala II, penulis memimpin ibu dalam proses persalinan dan meneran, sehingga
dengan adanya bantuan proses memimpin ibu meneran dapat membantu ibu terarah
Pada pukul 03.55 WIB, bayi lahir spontan dan langsung menangis. Pada saat
penilaian didapati keadaan kuku bayi sedikit panjang dan kulit sedikit mengelupas.
Hal ini sesuai dengan teori adanya sindroma postmaturitas pada neonates yaitu
keriput seperti kertas (hilangnya lemak subkutan), kuku tangan dan kaki panjang,
tulang tengkorak lebih keras, hilangnya verniks kaseosa dan lanugo, maserasi kulit
terutama daerah lipat paha dan genital luar, warna cokelat kehijauan atau kekuningan
pada kulit dan tali pusat, muka tampak menderita, dan rambut kepala banyak atau
sedangkan pada multipara adalah ±20 menit (Fitriana, 2018). Sementara itu, pada
kasus Ny.S, persalinan kala II berlangsung selama 40 menit dan bayi lahir pukul
030.55 WIB. Penulis berasumsi bahwa ketidaksesuaian waktu kala II pada kasus
Ny.S disebabkan karena Ny.S yang mengikuti anjuran Bidan mengenai cara
meneran yang baik, dapat dilihat saat penulis bersama Bidan membantu pertolongan
persalinan.
4.2.3 Kala III
Pada persalinan kala III Ny.S, keluhan yang ibu rasakan adanya rasa mules.
Halini merupakan hal yang normal, dimana adanya kontraksi pada uterus ibu untuk
kelahiran plasenta. Hal ini berkaitan juga dengan hasil pemeriksaan objektif, berupa
kontraksi uterus, tinggi fundus uteri dan kandung kemih. Penulis melakukan
pemeriksaan kandung kemih, kontraksi dan tinggi fundus uteri. Pemeriksaan kandung
kemih bertujuan untuk memastikan kandung kemih tidak penuh, karena kandung
kontraksi uterus menjadi tidak maksimal. Hal ini juga berkaitan dengan TFU dan
uterus yang baik, maka proses kelahiran atau pengeluaran plasenta akan berlangsung
normal. Pada kasus Ny. S, pengeluaran plasenta berlangsung selama 10 menit. Hal ini
merupakan hal yang normal karena normalnya kala uri berlangsung ±8,5 menit dan
Asuhan yang diberikan pada persalinan kala III adalah dengan manajemen
aktif kala III. Berdasakan teori, tujuan dari MAK III ini adalah untuk mengurangi
perdarahan dan mempersingkat waktu kala III (JKN-PR 2016). Dalam MAK III,
dilakukan pemberian oksitosin 10 IU, peregangan tali pusat terkendali (PTT) dan
massase fundus uteri segera setelah plasenta lahir. Pada kasus Ny. S, pemberian
Selain itu, asuhan berupa massase fundus uteri dilakukan untuk mencegah dan
mendeteksi dini adanya komplikasi kala III berupa atonia uteri. Sesuai dengan teori,
tanda dari atonia uteri adalah tidak adanya kontraksi uterus setelah 15 detik plasenta
lahir (Prawohardjo, 2016). Massase fundus uteri ini juga dilakukan untuk merangsang
kontraksi uterus.
Pada kasus Ny.S, setelah dilakukan pemotongan tali pusat, dilakukan inisiasi
menyusu dini (IMD). Hal ini sesuai dengan teori yang disebutkan dalam asuhan
persalinan normal oleh JNK-PR (2016), disebutkan bahwa setelah pemotongan tali
pusat, bayi akan diletakkan tengkurap diatas dada ibu dan berada diantara payudara
ibu dengan posisi lebih rendah dari puting payudara ibu. Adapun manfaat dari IMD
pada bayi adalah bayi mendapatkan kolostrum dan mencegah hipotermi pada bayi.
Sementara itu, dilakukan IMD ini juga bermanfaat bagi ibu, karena dapat merangsang
(Fitriana, 2018). Pada kasus Ny.S, IMD berhasil pada menit ke 55. Hal ini sesuai
dengan teori yang menyebutkan bahwa pada menit ke 20 bayi akan merangkak
kearah payudara dan menit ke 50 bayi akan mulai menyusu (Fitriana, 2018).
4.2.4 Kala IV
partum. Hal ini dilakukan untuk mencegah dan memantau kondisi ibu setelah
persalinan, dimana dalam keadaan seperti ini akan rawan terjadi perdarahan
postpartum primer , yaitu perdarahan yang terjadi pada 24 jam pertama setelah
melahirkan. Adapun pemantauan kala IV ini yaitu pemeriksaan tanda vital, kontraksi
uterus, fundus uteri, kandung kemih, jumlah perdarahan setiap 15 menit sekali pada 1
jam pertama dan setiap 30 menit pada 1 jam kedua. Untuk suhu hanya satu kali pada
1 jam pertama dan kedua. Hal ini sesuai dengan teori yang di kemukakan oleh JNK-
TTV, kontraksi, kandung kemih, dan jumlah perdarahan. Selama pemantauan Ny.M
selama 2 jam tidak ada ditemukan penyulit ataupun masalah dan komplikasi.
Selain pemantauan kala IV, juga dilakukan pemeriksaan laserasi jalan lahir.
Pada kasus Ny.S, didapatkan adanya laserasi jalan lahir derajat 2 yaitu padamukosa
vagina, kulit dan otot perineum. Didalam teori laserasi perineum dapat terjadi karena
beberapa faktor diantaranya adalah berat badan janin dan kelenturan jalan lahir
(Sulistyawati,2012). Penulis berasumsi bahwa adanya laserasi jalan lahir pada Ny.S
disebabkan karena faktor berat badan janin, dimana pada persalinan sebelumnya berat
badan janin lebih kecil. Adapun asuhan yang diberikan berdasarkan kasus Ny.S ini
adalah dengan melakukan penjahitan laserasi jalan lahir. Tujuannya adalah untuk
menyatukan kembali jaringan yang mengalami luka dan juga untuk mencegah
kehilangan darah pada ibu bersalin (Fitriani, 2018). Pada kasus Ny.S, dilakukan
putus).
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
pada tanggal 10 Maret 2020 di PMB Siti Juleha. Ini merupakan persalinan pertama
lakukan induksi persalinan. Adapun komplikasi dari kehamilan postterm adalah dapat
meningkatkan mortalitas dan morbiditas ibu, makrosomia pada janin dan gawat janin.
Pada kasus Ny. S, dilakukan induksi persalinan secara intravena dengan infus Ringer
Persalinan kala I Ny. S berlangsung selama 9 jam, dimulai pada pukul 19.00 WIB
tanggal 10 Maret 2020 sampai pukul 03.15 WIB tanggal 11 Maret 2020. Selama
pemantaun kala I Ny. S, dilakukan pemantauan kemajuan persalinan, kondisi ibu dan
janin serta diberikan asuhan yang berbasis sayang ibu. Pertolongan persalinan kala II
berlangsung selama 40 menit dihitung sejak pembukaan lengkap. Bayi Ny. S lahir
pada pukul 03.55 WIB tanggal 11 Maret 2020 dengan jenis kelamin laki-laki. Pada
pukul 04.05 WIB plasenta serta selaput ketuban utuh dan didapati adanya laserasi
jalan lahir derajat II. Pemantauan kala IV dilakukan setelah plasenta lahir. Selama
pemantaun kala IV diperhatikan segala tanda dan gejala yang merujuk pada
komplikasi persalinan kala IV. Selain itu, pada kasus Ny. S dilakukan penjahiran
laserasi jalan lahir. Selama memberikan asuhan kebidanan persalinan pada Ny.S,
tidak didapati tanda dan gejala atau komplikasi yang merujuk pada peningkatan
5.2 Saran
kebidanan komprehensif.
Diharapkan agar hasil laporan praktik klinik III ini dapat dijadikan sebagai
DAFTAR PUSTAKA
Maulinda, Nahdifa Anwar dan Tutik Rusdyati. 2018. Hubungan Usia, Paritas Ibu