Disusun Oleh :
Elrana Salsabilla P071241181xx
Ely Prasenda Riswandani P071241181xx
Erlinawati P07124118189
Fatma Rizki Wijanarko P071241181xx
Febri Yulida P071241181xx
Firda Mawaddah P071241181xx
Fitriah P07124118197
Nama KK :
Umur :
Alamat :
Demikkian lembar persetujuan ini dibuat untu memenuhi tugas pembuatan asuhan
kebidanan komunitas
Martapura.....................20...
.................................. ............................
NIP......................... NIP........................
Wakil Mahasiswa
....................................
NIM………………………
LEMBAR PELAYANAN ASUHAN KELUARGA
(INFORMED CONSENT)
Nama KK :
Umur :
Alamat :
Saya mendapat penjelasan tentang asuhan kebidanan komunitas pada keluarga yang
berkaitan dengan suhan yang diberikan yaitu masalah.......maka kami menyerahkan
sepenuhnya dengan sukarela untuk memberikan informasi ataupun untuk menjawab
pertanyaan yang dilakukan oleh
Nama :.....................NIM.....................
Demikian pernyataan ini kami buat , agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya
Martapura......
Rasa syukur atas selesainya asuhan kebidanan komunitas yang dibuat ini ”
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Manfaat
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebidanan Komunitas adalah upaya yang dilakukan bidan untuk memecahkan
masalah kesehatan Ibu dan Anak di dalam keluarga dan masyarakat (Karwati
dkk,2011:3). Keluarga berperan terhadap optimalisasi pertumbuhan, perkembangan
dan produktivitas seluruh anggotanya melalui pemenuhan kebutuhan gizi dan
menjamin kesehatan anggota keluarga. Di dalam komponen keluarga, ibu dan anak
merupakan komponen yang rentan. Hal ini terkait fase kehamilan, persalinan dan nifas
pada ibu dan fase tumbuh kembang pada anak. Hal ini yang menjadi alasan pentingnya
upaya kesehatan ibu dan anak menjadi salah satu prioritas pembangunan kesehatan di
Indonesia (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia [Kemenkes RI], 2016 : 103).
Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal
melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan dan bantuan sesuai
dengan hak-hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga berkualitas (UU
Kependudukan Nomor 52 tahun 2009). Keluarga Berencana merupakan suatu cara
yang memungkinkan setiap orang untuk mengatur jumlah anak yang diinginkan dan
jarak kehamilan melalui informasi, pendidikan dan penggunaan metode kontrasepsi
(WHO, 2014).
Keluarga Berencana berperan dalam mengurangi risiko kematian ibu pada
waktu melahirkan yang disebabkan karena terlalu sering melahirkan dan jarak antara
kelahiran yang terlalu pendek(Prawirohardjo, 2015). Berdasarkan Survey Penduduk
Antar Sensus (SUPAS) tahun 2015, AKI di Indonesia berada pada angka 305 per
100.000 kelahiran hidup. Upaya untuk menurunkan AKI perlu dilakukan dengan
melihat target Sustainable Development Goals (SDGs) dalam The 2030 Agenda For
Sustainable Development yaitu 70 per 100.000 kelahiran hidup.
Salah satu program Keluarga Berencana untuk menurunkan AKI yaitu dengan
KB Pasca Persalinan (Riskesadas, 2013). KB Pasca Persalinan adalah penggunaan
metode kontrasepsi pada masa nifas sampai dengan 6 minggu atau 42 hari setelah
melahirkan (Kemenkes, 2014a). KB Pasca Persalinan merupakan langkah untuk
mencegah kehilangan kesempatan menggunakan KB setelah melahirkan (Riskesdas,
2013).
Informasi merupakan salah satu faktor berpengaruh terhadap pengetahuan
seseorang. Informasi KB Persalinan dapat diperoleh salah satunya dari tenaga
kesehatan yang diintegrasikan dalam P4K, Kelas Ibu Hamil dan pelayanan antenatal
terpadu serta kunjungan nifas yang diberikan berupa pelayanan Komunikasi, Informasi
dan Edukasi (KIE) dan konseling (Azizahet al., 2018).Pemberian konseling keluarga
berencana dan metode kontrasepsi selama masa pasca persalinan dapat meningkatkan
kesadaran ibu untuk menggunakan kontrasepsi).
Dukungan suami sangat memberi pengaruh terhadap penggunaan dan pemilihan
KBPasca Persalinan. Dukungan yang diberikan oleh suami terhadap pengunaan KB
dapat membuat istri merasa tenang dan aman menjadi peserta KB bila suami
memberikan dukungan penuh, termasuk menemani saat konseling, pemasangan alat
kontrasepsi, menemani kontrol dan selalu mengayomi istri jika terjadi hal tidak
diinginkan (Affandi,2012).
B. Tujuan
C. Manfaat
BAB II
KONSEP DASAR
d. Kontrasepsi Modern
1) Kontrasepsi Hormonal
a) Pil (oral kontrasepsi)
Pil terbagi menjadi 2, yaitu :
(1) Pil kombinasi : Pil kombinasi merupakan pil kontrasepsi yang dibuat
dari dua hormon sintesis, yaitu semua pil mengadung hormonn
estrogen dan progesteron. Kandungan estrogen di dalam pil biasanya
menghambat ovulasi dan menekan perkembangan telur yang dibuahi.
Sedangkan progesteron akan mengentalkan lendir servik untuk
menvcegah masuknya sperma. Hormon ini juga mencegah konsepsi
dengan cara memperlambat transportasi telur dan menghambat
ovulasi.
(2) Pil progestin (Pil mini) : Pil ini merupkan pil kontrasepsi yang
mengandung hormon steroid (progesteron sintesus dalam jumlah
kecil). Hormon ini bekerja dengan mengentalkan cairan leher rahim
dan membuat kondisi rahim tidak menguntungkan bagi hasil
pembuahan. Pil ini sangat cocok untuk wanita yang sedang
menyususi karena tidak terdapat hormon estrogen didalamnya
sehingga tidak mempengruhi produksi ASI.(Handayani,2010)
Cara kerja :
(1) Menekan ovulasi
(2) Mencegah implantasi
(3) Mengentalkan lendir serviks
Efektivitas :
Menurut syarifudin (2013) sangat efektif (98%). Pada pada pengunaanya
jangan sampai lupa dalam mengonsumsinnya atau terjadi ganguan
gastroentestinal (mual dan diare) karena mungkin saja terjadi kehamilan.
Agar didapatkan efektifitas yang baik maka:
(1) Jangan sampai ada tablet yang lupa
(2) Dikonsumsi pada jam yang sama
(3) Senggama sebainya dilakukan 3-20 jam setelah penggunaan pil.
Keuntungan :
(1) Sangat efektif bila digunakan secara benar
(2) Tidak menggangu hubungan seksual
(3) Tidak mempengaruhi ASI
(4) Kesuburan cepat kembali
(5) Nyaman dan mudah digunakan
(6) Sedikit efeksamping
(7) Dapat dihentikan setiap saat
Keterbatasan :
(1) 30-60% mengalami gangguan haid (pedarahan sela, spoting,
amenore)
(2) Peningkatan atau penurunan berat badan
(3) Harus digunakan setiap hari dan jam yang sama
(4) Payudara tegang mual,pusing, dan jerawat
(5) Tidak dapt mrlindungu dari PMS/HIV/AIDS
Yang boleh mengonsumsi :
(1) Usia reproduksi
(2) Telah memiliki anak atau yang sudah memiliki
(3) Menginginkan suatu metode kontrasepsi yang efektif selama
menyusui
(4) Pasca keguguran
Yang tidak boleh mengonsumsi :
(1) Hamil atau dugaan hamil
(2) Perdarahan pervaginam yang belum jelas sebabnya
(3) Kanker payudara atau ada riwayat
(4) Sering lupa dalam mengonsumsi pil
(5) Miom uterus
Cara dan waktu menggunakan pil :
(1) Pil dapat diminum sebelum atau sesudah siklus haid dan pastikan
apabila tidak terjadi kehamilan
(2) Minum setiaphari pada waktu yang sama
(3) Bila mengonsumsi antara 6 minggu sampai 6 bulan pasca salin dan
tidak haid mini pil dapat dimunum setiap saat, bila menyusui penuh
tidak memerlukan metode kontrasepsi lain
(4) Bila sebelumnya menggunakan kontrasepsi hormonal pil bisa saja
digunakan bila sebelumnya suntik maka pil digunakan pada jadwal
suntik berikutnya.
Jika lupa minum pil :
(1) Minum pil segera setelah lupa
(2) Minum pil selanjutnya sesuai jadwal, minum 2 pil pada hari atau
bahkan pada saat yang sama
(3) Lanjutkan minum pil seerti biasa
(4) Jika lupa minum 2 pil atau lebih, anda memerlukaan back up (hindari
senggama atau pakai kondom dan lewati pil pil aktif minum pil
selanjutnya atau paket baru).
Penanganan efek samping :
(1) Amenore : Pastikan hamil atau tidak, bila tidak tidak perlu tindakan
khusus. Bila amenore berlanjut atau klien jadi khawatir rujuk ke
klinik. Bila hamil hentikan pil dan lanjutkan kehamilan.jelaskan ke
klien bahwa pil ini sangat kecil menimbulkan kelainan pada klien.
(2) Perdarahan tidak teratur : Bila tidak menimbulkan masalah
kesehatan/ tidak hamil, tidak perlu tindakan khusus. Bila klien
merasa tidak nyaman meka carikan kontrasepsi lain. (Mujiati, 2013).
b) Suntik
(1) Suntik Kombinasi : Jenis suntik kombinasi adalah suntikan yang
diberikan 1 bulan sekali yang mengandung depo
medroksiprogesteron acetate yang merupakan hormon progestin dan
estrogen sipionat yang diberikan secara IM.
(2) Suntik Progesten : Suntikan progestin merupakan kontrasepsi
suntikan yang berisi hormon progesteron yang diberikan 3 bulan
sekali. Kontrasepsi ini tidak menggangu hubungan seks dan ASI.
Efek samping dari penggunaan kontrasepsi ini adalah terjadinnya
aminore dan perdarahan yang tidak teratur. (handayani, 2010).
c) Implant : Metode implan merupakan metode kontrasepsi efektif yang
dapat memberi perlindungan 5 tahun untuk Norplant, 3 tahun untuk
Jadena, Indoplant atau Implanon,terbuat dari bahan semacam karet lunak
berisi hormon levonorgestrel, berjumlah 6 kapsul,panjangnya 3,4 cm,
diameter 2,4 cm, dan setiap kapsul berisi 36 mg hormon levonorgestrel,
cara penyebaran zat kontrasepsi dalam tubuh, yaitu progestin meresap
melalui dinding kapsul secara berkesinambungan dalam dosis rendah.
Kandungan levonorgestrel dalam darah yang cukup untuk menghambat
konsepsi dalam 24 jam setelah pemasangan. (Mujiati, 2013).
e. Kontrasepsi Mantap/Sterilisasi
Merupakan metode KB yang paling efektif, murah, aman, dan mempunyai nilai
demografi yang tinggi.
1) Tubektomi (kontap wanita) : Adalah prosedur klinik untuk menghentikan
fertilitas/ kesuburan seorang perempuan. Cara kerja dari tubektomi yaitu
dengan mengoklusi tuba falopi (mengikat dan memotong atau memasang
cicin) sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum (Arum,2019).
2) Vasektomi (kontap pria) : Adalah prosedur klinik untuk menghentikan
kapasitas reproduksi pria dengan jalan melakukan oklusi vas deferen
sehingga alur transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi penyatuan
ovem tidak terjadi. (Arum, 2019).
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA TN.? RT 03 DIDESA
SUNGAI PINANG LAMA WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEC.SUNGAI
TABUK TAHUN 2020
A. PENGKAJIAN
Hari/ tanggal : Jum’at, 27 maret 2020
Pukul : 15.00 WITA
Genogram
Dapur Kamar
Mandi Kamar 2
Pekarangan Kamar 1
Ruang Tamu
Rumah kayu, atap dari seng, dinding dari kayu dengan lantai kayu. Kebersihan
dan kerapian terjaga. Tempat pembuangan sampah sementara ada didepan
rumah, sampah dikumpulkan dan ditimbun. Jamban keluarga pakai jamban
pribadi dan jarak dengan sumber air ± 10 meter, bersih dan terpelihara dengan
saptic tank. Keluarga menggunakan air sumur, penggunaan air minum dari air
sumur yang dimasak dan air mineral, tempat penyimpanan air terbuka,
pengurasan air tidak menentu, kualitas air tidak berbau, berwarna dan tidak
berasa. Jarak sumber pembuangan limbah tanpa saluran pembungan (resapan).
Penerangan dari listrik, ventilasi yang terdiri pintu, jendela dan lubang angin.
h. Pemanfaatan pekarangan
Untuk menanam tanaman-tanaman seperti lombok, sere dan lain-lain serta untuk
jemuran pakaian.
i. Pemanfaatan fasilitas kesehatan
Apabila ada anggota keluarga yang sakit maka tindakan yang dilakukan yaitu
memeriksakannya ke puskesmas atau rumasakit terdekat untuk diobati.
j. Keluarga mempunyai asuransi kesehatan yaitu BPJS
7. Keadaan kesehatan keluarga
a. Riwayat KB :
b. Riwayat kesehatan keluarga dalam 3 bulan terakhir :
Tn. ? :
Ny. ? :
An. ? :
c. Riwayat kelahiran An. ?
BB :
PB :
Lingkar kepala :
Lingkar dada :
Imunisasi :
8. Fungsi keluarga
9. Komunikasi
10. Transportasi
11. Pemeriksaan fisik
B. Analisa data