Anda di halaman 1dari 43

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

PADA KELUARGA TN.? DI RT 03 DESA SUNGAI PINANG LAMA


WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEC.SUNGAI TABUK
TAHUN 2020

Disusun untuk memenuhi mata kuliah Asuhan Kebidanan Komunitas


Dosen Pembimbing : 1. Hj. Tri Tunggal, S.ST., M.Sc
2. A. Rizani, SKM.,M.PH

Disusun Oleh :
Elrana Salsabilla P071241181xx
Ely Prasenda Riswandani P071241181xx
Erlinawati P07124118189
Fatma Rizki Wijanarko P071241181xx
Febri Yulida P071241181xx
Firda Mawaddah P071241181xx
Fitriah P07124118197

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM
DIPLOMA TIGA KEBIDANAN
TAHUN 2020
LEMBAR PERSETUJUAN PEGAMBILAN KASUS
Telah disetujui dan diterima untuk pengambilan kasus asuhan Kebidanan Komunitas
dengan judul
.....................................................................................

Nama KK :
Umur :
Alamat :

Demikkian lembar persetujuan ini dibuat untu memenuhi tugas pembuatan asuhan
kebidanan komunitas

Martapura.....................20...

Pembimbing lahan praktik Pembimbing Institusi I/II

.................................. ............................
NIP......................... NIP........................

Wakil Mahasiswa
....................................
NIM………………………
LEMBAR PELAYANAN ASUHAN KELUARGA
(INFORMED CONSENT)

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama
Umur
Alamat

Adalah bertindak sebagai diri saya/orang tua /suami/keluarga dari klien

Nama KK :
Umur :
Alamat :
Saya mendapat penjelasan tentang asuhan kebidanan komunitas pada keluarga yang
berkaitan dengan suhan yang diberikan yaitu masalah.......maka kami menyerahkan
sepenuhnya dengan sukarela untuk memberikan informasi ataupun untuk menjawab
pertanyaan yang dilakukan oleh
Nama :.....................NIM.....................

Demikian pernyataan ini kami buat , agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya

Martapura......

Wakil Mahasiswa Klien Keluarga

.................................... Ny.... Tn.........


NIM…………………
KATA PENGANTAR

Rasa syukur atas selesainya asuhan kebidanan komunitas yang dibuat ini ”
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PERSETUJUAN PENGAMBILAN KASUS PEMBIMBING

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Manfaat

BAB II KONSEP DASAR


A. Asuhan Kebidanan Komunitas
B. Konsep Keluarga
C. Konsep Dasar Kontrasepsi
D. Konsep Dasar Asuhan Keluarga Berencana
E. Pola Hidup Bersih dan Sehat

BAB III ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA TN.? RT 03


DIDESA SUNGAI PINANG LAMA WILAYAH KERJA PUSKESMAS
KEC.SUNGAI TABUK
A. Pengkajian
B. Analisis Data
C. Penentuan Prioritas Masalah
D. Asuhan Kebidanan

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kebidanan Komunitas adalah upaya yang dilakukan bidan untuk memecahkan
masalah kesehatan Ibu dan Anak di dalam keluarga dan masyarakat (Karwati
dkk,2011:3). Keluarga berperan terhadap optimalisasi pertumbuhan, perkembangan
dan produktivitas seluruh anggotanya melalui pemenuhan kebutuhan gizi dan
menjamin kesehatan anggota keluarga. Di dalam komponen keluarga, ibu dan anak
merupakan komponen yang rentan. Hal ini terkait fase kehamilan, persalinan dan nifas
pada ibu dan fase tumbuh kembang pada anak. Hal ini yang menjadi alasan pentingnya
upaya kesehatan ibu dan anak menjadi salah satu prioritas pembangunan kesehatan di
Indonesia (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia [Kemenkes RI], 2016 : 103).
Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal
melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan dan bantuan sesuai
dengan hak-hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga berkualitas (UU
Kependudukan Nomor 52 tahun 2009). Keluarga Berencana merupakan suatu cara
yang memungkinkan setiap orang untuk mengatur jumlah anak yang diinginkan dan
jarak kehamilan melalui informasi, pendidikan dan penggunaan metode kontrasepsi
(WHO, 2014).
Keluarga Berencana berperan dalam mengurangi risiko kematian ibu pada
waktu melahirkan yang disebabkan karena terlalu sering melahirkan dan jarak antara
kelahiran yang terlalu pendek(Prawirohardjo, 2015). Berdasarkan Survey Penduduk
Antar Sensus (SUPAS) tahun 2015, AKI di Indonesia berada pada angka 305 per
100.000 kelahiran hidup. Upaya untuk menurunkan AKI perlu dilakukan dengan
melihat target Sustainable Development Goals (SDGs) dalam The 2030 Agenda For
Sustainable Development yaitu 70 per 100.000 kelahiran hidup.
Salah satu program Keluarga Berencana untuk menurunkan AKI yaitu dengan
KB Pasca Persalinan (Riskesadas, 2013). KB Pasca Persalinan adalah penggunaan
metode kontrasepsi pada masa nifas sampai dengan 6 minggu atau 42 hari setelah
melahirkan (Kemenkes, 2014a). KB Pasca Persalinan merupakan langkah untuk
mencegah kehilangan kesempatan menggunakan KB setelah melahirkan (Riskesdas,
2013).
Informasi merupakan salah satu faktor berpengaruh terhadap pengetahuan
seseorang. Informasi KB Persalinan dapat diperoleh salah satunya dari tenaga
kesehatan yang diintegrasikan dalam P4K, Kelas Ibu Hamil dan pelayanan antenatal
terpadu serta kunjungan nifas yang diberikan berupa pelayanan Komunikasi, Informasi
dan Edukasi (KIE) dan konseling (Azizahet al., 2018).Pemberian konseling keluarga
berencana dan metode kontrasepsi selama masa pasca persalinan dapat meningkatkan
kesadaran ibu untuk menggunakan kontrasepsi).
Dukungan suami sangat memberi pengaruh terhadap penggunaan dan pemilihan
KBPasca Persalinan. Dukungan yang diberikan oleh suami terhadap pengunaan KB
dapat membuat istri merasa tenang dan aman menjadi peserta KB bila suami
memberikan dukungan penuh, termasuk menemani saat konseling, pemasangan alat
kontrasepsi, menemani kontrol dan selalu mengayomi istri jika terjadi hal tidak
diinginkan (Affandi,2012).

B. Tujuan
C. Manfaat
BAB II
KONSEP DASAR

A. Asuhan Kebidanan Komunitas


1. Pengertian
Komunitas berasal dari bahasa latin yaitu ”Communitas” yang berarti
kesamaan, juga ”Communis” yang berarti sama, publik ataupun banyak. Istilah
”Community” dapat diterjemahkan sebagai masyarakat setempat, istilah yang
menunjuk pada warga sebuah desa, kota, suku atau bangsa (Karyawati dkk, 2011 :
3).
Kebidanan komunitas adalah bentuk-bentuk pelayanan kebidanan yang
dilakukan diluar bagian atau pelayanan berkelanjutan yang diberikan dirumah sakit
dengan menekankan kepada aspek-aspek psikososial budaya yang ada
dimasyarakat.
Kebidanan komunitas adalah upaya memberikan asuhan kebidanan pada
masyarakat baik individu, keluarga, kelompok, daan masyarakat yang terfokus
pada pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Keluarga Berencana (KB),
kesehatan reproduksi termasuk usia wanita adiyuswa secara paripurna (Meilani
dkk, 2013:9)
2. Tujuan Asuhan Kebidanan Komunitas
Pemberian asuhan kebidanan komunitas harus terarah atau mempunyai
tujuan yang jelas. Tujuan umum asuhan kebidanan komunitas adalah mampu
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya kesehatan perempuan. Adapun
tujuan khusus kebidanan komunitas adalah :
a) Meningkatkan cakupan pelayanan kebidanan komunitas sesuai dengan
tanggung jawab bidan.
b) Meningkatkan mutu pelayanan ibu hamil, pertolongan persalinan, perawatan
nifas, dan perinatal terpadu.
c) Menurunkan jumlah kasus-kasus yang berkaitan dengan resiko kehamilan,
persalinan, nifas, dan perinatal.
d) Mendukung program-program pemerintah lainnya untuk menurunkan angka
kesakitan dan kematian ibu dan anak.
e) Membangun jejaring kerja dengan fasilitas rujukan dan tokoh masyarakat
setempat atau terkait.
3. Sasaran Kebidanan Komunitas
Sasaran kebidanan komunitas meliputi bayi baru lahir, balita dan pra
sekolah, remaja, dewasa, masa reproduksi (hamil, bersakin, nifas), interval,
klimaksterium yang berada di dalam keluarga dan masyarakat. Sedangkan sasaran
pelayanan kebidanan komunitas adalah individu, keluarga, dan masyarakat baik
yang sehat, sakit maupun yang mempunyai masalah kesehatan secara umum.
Menurut Karyawati dkk (2011:5-20) fokus/sasaran kebidanan komunitas
dibagi menjadi 2, yaitu :
a) Sasaran Umum
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), organisasi masyarakat, tokoh
masyarakat dan kelompok masyarakat.
b) Sasaran Khusus
1) Individu
Individu adalah anggota keluarga sebagai satu kesatuan utuh dari aspek
biolohi, psikologi, social dan spiritual. Peran bidan komunitas adalah
membantu individu agar memenuhi kebutuhan dasarnya karena adanya
kelemahan fisik, mental yang dialami, keterbatasan pengetahuan serta
kurangnya kemauan menuju kemandirian.
2) Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di
bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Keluarga Indonesia umumnya menganut tipe keluarga besar (Extended
Family) karena masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai suku hidup
dalam suatu komuniti dengan adat istiadat yang sangat ketat.
3) Kelompok Khusus
Kelompok khusus adalah sekumpulan individu yang mempunyai kesamaan
jenis, usia, permasalahan (problem). Kegiatan yang terorganisasi sangat
rawan terhadap masalah kesehatan. Berdasarkan permasalahan dan
kebutuhan yang dihadapi, kelompok khusus dibagi menjadi 3, yaitu :
a) Kelompok kebutuhan kesehatan khusus sebagai akibat perkembangan
dan pertumbuhan, yaitu ibu hamil dan bersalin, kelompok ibu nifas,
kelompok bayi, kelompok balita, kelompok anak usia sekolah,
kelompok usia lanjut.
b) Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan
bimbingan serta asuhan, misalnya kelompok cacat mental.
c) Kelompok dengan resiko tinggi terserang penyakit, yaitu PSK,
kelompok penyalahgunaan obat dan narkotika.
4. Prinsip Asuhan Kebidanan Komunitas
a. Kebidanan komunitas sifatnya multi disiplin meliputi ilmu kesehatan
masyarakat, sosial, psikologi, ilmu kebidanan dan lain-lain yang mendukung
peran di komunitas.
b. Berpedoman pada etik profesi kebidanan yang menjunjung harkat dan martabat
kemanusiaan klien.
c. Ciri kebidanan komunitas adalah menggunakan populasi sebagai unit analisis.
Populasi tersebut berupa kelompok sasaran yang terdiri atas jumlah perempuan,
jumlah kepala keluarganya, jumlah neonatus dan jumlah balita.
d. Keberhasilan diukur melalui adanya kerjasama dengan berbagai mitra seperti
PKK, kader kesehatan, perawat, dokter dan lain-lain.
5. Strategi dalam Pelaksanaan Kebidanan Komunitas
a. Pendekatan pada masyarakat
b. Pemasaran sosial
c. Menginformasikan pelayanan kebidanan tingkat dasar dan rujukan
d. Mengikutsertakan masyarakat dalan upaya peningkatan kesehatan serta
pelaksanaan program kesehatan di masyarakat.
B. Konsep Keluarga
1. Pengertian
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah
satu atap dalam keluarga saling ketergantungan (Departemen Kesehatan RI, 2014).
Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui
pertalian darah, adopsi, atau perkawinan (WHO, 2012).
Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian dari keluarga merupakan
sekumpulan orang yang tinggal satu rumah yang terikat oleh ikatan perkawinan dan
mempunyai ikatan darah.
2. Tipe dan Bentuk Keluarga
Tipe keluarga menurut Suprajitno (2012) yaitu sebagai berikut :
a. Nuklear Family : Keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang
tinggal dalam satu rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan
perkawinan, satu/keduanya dapat bekerja diluar rumah.
b. Extended family : Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara,
misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan
sebagainya.
c. Reconstitud Nuclear : Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan
kembali suami/istri, tinggal dalam pembentukan satu rumah dengan anak-
anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan
baru. Satu atau keduanya dapat bekerja diluar rumah.
d. Middle Age/Aging Couple : suami sebagai pencari uang. Istri dirumah/kedua-
duanya bekerja dirumah. Anak-anak sudah meninggalkan rumah karena
sekolah/perkawinan/meniti karier.
e. Dyadic Nuclear : suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak,
keduanya/salah satu bekerja dirumah.
f. Single Parent : satu orangtua sebagai akibat perceraian/kematian pasangannya
dan anak-anaknya dapat tinggal dirumah/diluar rumah.
g. Dual Carier : suami istrinatau keduanya berkarier dan tanpa anak.
h. Commuter Married : suami istri/keduanya orang karier dan tinggal terpisah
pada jarak tertentu, keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.
i. Single Adult : wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak
adanya keinginan untuk menikah.
j. Three Generation : tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.
k. Institutional : anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam suatu panti-
panti.
l. Comunal : satu rumah terdiri atas dua/lebih pasangan yang monogami dengan
anak-anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.
m. Group Marriege : satu perumahan terdiri atas orangtua dan keturunannya
didalam satu kesatuan keluarga dan tiap individu adalah menikah dengan yang
lain dan semua adalah orangtua dari anak-anak.
n. Ummaried paret and child : ibu dan anak dimana perkawinan tidak
dikehendaki, anaknya di adopsi.
o. Cohibing Couple : dua orang/satu pasangan yang tinggal bersama tanpa
pernikahan.
3. Struktur Keluarga
Struktur keluarga menurut Karyawati (2011:7) terdiri dari bermacam-macam,
diantaranya adalah :
a. Patrilineal : Adalah keluarga sederhana yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan ini disusun melalui jalur
garis ayah.
b. Matrilineal : Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur
garis ibu.
c. Matrilokal : Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah istri.
d. Patrilokal : Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah suami.
e. Keluarga Kawinan : Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga
kaena adanya hubungan dengan suami atau istri.
4. Tugas-tugas Pokok Keluarga
a. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.
b. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada didalam keluarga.
c. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya
masing-masing.
d. Sosialisasi antar anggota keluarga.
e. Pengaturan jumlah anggota keluarga.
f. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
g. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.
h. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga
5. Pemegang Kekuasaan dalam Keluarga
a. Patriakal, yang dominant dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah
dihak ayah
b. Matriakal, yang dominant dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah
dipihak ibu
c. Equalitarian, yang memegang kekuasaan dalam keluarga adalah ayah dan ibu
6. Fungsi Keluarga
Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga, yaitu :
a. Fungsi biologis : Untuk meneruskan keturunan, membesarkan anak, memenuhi
kebutuhan gizi, memelihara dan merawat anggota keluarga
b. Fungsi psikologis : Memberikan kasih sayang dan rasa aman, perhatian diantara
anggota keluraga, membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga dan
memberikan identitas keluarga
c. Fungsi sosialisasi : Membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma
tingka laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan meneruskn nilai-nilai
budaya kelurga
d. Fungsi Ekonomi : Mencari sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga, mengatur penggunaan penghasilan untuk kebutuhan keluarga dan
menabung untuk kebutuhan keluarga dimasa akan datang misalnya pendidikan,
jaminan hari tua, dll
e. Fungsi pendidikan : Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan,
keterampilan, dan membentuk perilaku anak sesuai bakat dan minat yang
dimilikinya, mempersiapkan anak untuk hidup dewasa yang akan datang dalam
memenuhi peranannya sebagai orang dewasa dan mendidik anak sesuai tingkat-
tingkat perkembangannya.
Ahli lain membagi fungsi keluarga sebagai berikut
a. Fungsi Pendidikan : Tugas keluarga adalah mendidik dan menyekolahkan anak
untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak
b. Fungsi Sosialisasi Anak : Tugas keluarga adalah bagaimana keluarga
mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik.
c. Fungsi Perlindungan : Tugas keluarga adalah melindungi anak dari tindakan
yang tidak baik, sehingga anggota keluarga merasa terlindungi dan aman.
d. Fungsi Perasaan : Tugas keluarga adalah memperkenalkan dan mengajak anak
dan anggota lain dalam kehidupan beragama dan tugas kepala keluarga untuk
menanamkan keyakinan bahwa ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini
dan kehidupan lain setelah didunia ini.
e. Fungsi Religius : Tugas keluarga adalah memperkenalkan dan mengajak anak
dan anggota keluarga lain dalam kehidupan beragama dan menanamkan
kenyakinan bahwa ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini dan
kehidupan lain setelah didunia ini.
f. Fungsi Ekonomis : Tugas kepala keluarga adalah mencari sumber kehidupan
dalam memenuhi fungsi keluarga yang lain, kepala keluarga bekerja untuk
memperoleh penghasilan, mengatur penghasilan tersebut sedemikian rupa
sehingga dapat memenuhi kebutuhan keluarga.
g. Fungsi Rekreatif : Tugas keluarga dalam fungsi rekreasi ini tidak selalu harus
pergi ketempat rekreasi, yang penting bagaimana menciptakan suasana yang
menyenamgkan dalam keluarga sehingga dapat mencapai keseimbangan
kepribadian masing-masing. Rekreasi dapat dilakukan dirumah dengan cara
nonton TV bersama, bercerita tentang pengalaman masing-masing dan
sebaginya.
h. Fungsi Biologis : Tugas keluarga adalah untuk meneruskan keturunan sebagai
generasi.
Dari berbagai fungsi di atas ada 3 fungsi pokok keluarga terhadap anggota
keluarganya, adalah:
a. Asih, adalah memberikan kasih saying, perhatian, rasa aman,
kehangatan kepada anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh
dan berkembang sesuai usia dan kebutuhannya
b. Asuh, adalah menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan
anak agar kesehatannya selalu terpelihata, sehingga diharapkan menjadikan
mereka anak-anak yang sehat baik fisik, mental, social, spiritual
c. Asah, adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak,
sehingga siap menjadi manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan
masa depannya.

C. Konsep Dasar Kontrasepsi


1. Pengertian Kontrasepsi Pascasalin
Menurut Mulyani (2013, hal:1) kontrasepsi yaitu pencegahan terbuahinya
sel telur oleh sel sperma (konsepsi) atau pencegahan menempelnya sel telur yang
telah dibuahi ke dinding rahim. Metode dalam kontrasepsi tidak ada satupun yang
efektif secara menyeluruh. Meskipun begitu, beberapa metode dapat lebih efektif
dibandingkan metode lainnya. Efektifitas metode kontrasepsi yang digunakan
bergantung pada kesesuaian penguna dengan instruksi.
2. Metode Kontrasepsi
Menurut arum (2019) metode kontrasepsi adalah :
a. Metode Sederhana
1) Kontrasepsi Alamiah
a) Metode Amenore Laktasi : Metode Amenore Laktasi (MAL) merupakan
Kontrasepsi yang mengandalkan pemberian ASI secara penuh selama 6
bulan setelah melahirkan dan ibu belum haid. Keuntungan kontrasepsi ini
yaitu tidak mengganggu saat berhubungan seksual, tidak ada efek
samping secara sistematik, dan tidak perlu obat atau biaya, tetapi
kelemahannya yaitu sulit dilaksanakan karena kondisi social dan
efektifitas tinggi hanya sampai kembalinya haid ibu yang dapat
menggunakan MAL adalah ibu yang menyusui secara penuh dan belum
haid sejak pasca persalinan (Mulyani, 2013.hal.29).
b) Teknik Pantang Berkala : Senggama dihindari pada masa subur yaitu
dekat petengahan siklus haid atau terdapat tanda-tanda adanya kesuburan
yaitu keluarnya lendir encer dari liang vagina.
c) Metode kalender : Metode kalender atau dikenal dnegan
metode knaus-Ogino bergantung pada perhitungan ahri untuk mengira-
ngira kapan jatuhnya fase subur. Kelebihan dari metode ini yaitu tanpa
efek samping, gratis, tidak menggunakan bahan kimia, apabila
dipraktekkan dengan benar maka efektifnya emncapai 99% setara dengan
pil KB, sedangkan kekurangannya dari metode ini yaitu metode ini
tidaklah akurat karena panjang siklus menstruasi setiap wanita tidak lah
sama.
d) Metode Suhu Basal : Metode ini berdasarkan kenaikan suhu
tubuh setetelah ovulasi sehari sebelum menstruasi sebelumnya.
e) Metode Lendir Serviks : Pengamatan dilakukan pada lendir
yang melindungi servik (mulut rahim) dari bakteri-bakteri penyebab
penyakit dan dari sebelum masa subur.
f) Metode simtomtexmal : Ibu harus mendapat intruksi untuk
metode lendir serviks dan suhu basal. Ibu dapat menentukan masa subur
dengan mengamati suhu tubuh dan lendir serviks.
2) Kontrasepsi Non-Hormonal
a) Kondom : Kondom adalah selubung/sarung karet yang dapat terbuat dari
berbagai bahan diantaranya lateks (karet), plastik (vinil), atau bahan alami
(produksi hewani) yang dipasang pada penis saat berhubungan seksual.
Kondom menghalangi terjadinya pertemuan sperma dengan sel telur
dengan cara mengemas sperma diujung selubung karet yang dipasang
pada penis sehingga sperma tersebut tidak tercurah kedalam reproduksi
perempuan. Kelebihan dari kondom adalah efetif bila digunakan dengan
benar, tidak mengganggu produksi ASI, murah dan dapat dibeli secara
umum. sedangkan kekurangan dari kondom adalah ahrus selalu tersedia
setiap kali berhubungan seksual.
b) Barrier intra vagina (diafragma) : Diafragma adalah kap berbentuk
cembung, terbuat dari lateks (karet) yang diinsersikan kedalam vagina
sebelum berhubungan seksual dan menutup serviks.
c) Kimiawi (Spermisida) : Spermisida adalah bahan kimia (biasnaya non
oksinol-9) digunakan untuk menonaktifkan atau membunuh sperma.
Dikemas dalam bentuk aerosol (busa), tablet vaginal, supositoria atau
dissolvable film, dan krim.
d) AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) : Mekanisme kerja AKDR
bersifat local. AKDR adalah benda asing yang dipasang didalam rahim,
sehingga menimbulkan reaksi dengan timbunan leokosit, makrufag, dan
limfosit, AKDR menimbulkan perubahan pengeluaran cairan,
prostaglandin, yang menghalangi kapasitas spermatozoa, lon CU yang
dikeluarkan AKDR dengan lupper menyebabkan gangguan gerak
spermatozoa sehingga mengurangi kemampuan untuk melaksanakan
konsepsi. Keuntungan dari kontrasepsi ini adalah efektif segera setelah
pemasangan, proteksi jangka panjang, tidak mempengaruhi hubungan
seksual, dan tidak mempengaruhi ASI. Sedangkan kerugian dari
kontrasepsi ini adalah perubahan siklus haid, haid lebih lama dan banyak.
Waktu pemasangan yang tepat untuk kontrasepsi ini adalah kapan saja
dalam siklus haid selama yakin tidak hamil, boleh dipasang dalam waktu
48 jam setelah persalinan, dapat pula dipasang setelah 4 minggu pasca
persalinan dengan dipastikan tidak hamil. Efek samping dari kontrasepsi
ini adalah perdarahan. Jika terjadi perdarahan banyak yang tidak dapat
diatasi, sebaiknya AKDR dikeluarkan dan diganti AKDR ynag berukuran
kecil. Jika perdarahan sedikit, dapat diusahakan mengatasinya dengan
pengobatan konservasif (Handayani, 2010, hal.139).

d. Kontrasepsi Modern
1) Kontrasepsi Hormonal
a) Pil (oral kontrasepsi)
Pil terbagi menjadi 2, yaitu :
(1) Pil kombinasi : Pil kombinasi merupakan pil kontrasepsi yang dibuat
dari dua hormon sintesis, yaitu semua pil mengadung hormonn
estrogen dan progesteron. Kandungan estrogen di dalam pil biasanya
menghambat ovulasi dan menekan perkembangan telur yang dibuahi.
Sedangkan progesteron akan mengentalkan lendir servik untuk
menvcegah masuknya sperma. Hormon ini juga mencegah konsepsi
dengan cara memperlambat transportasi telur dan menghambat
ovulasi.
(2) Pil progestin (Pil mini) : Pil ini merupkan pil kontrasepsi yang
mengandung hormon steroid (progesteron sintesus dalam jumlah
kecil). Hormon ini bekerja dengan mengentalkan cairan leher rahim
dan membuat kondisi rahim tidak menguntungkan bagi hasil
pembuahan. Pil ini sangat cocok untuk wanita yang sedang
menyususi karena tidak terdapat hormon estrogen didalamnya
sehingga tidak mempengruhi produksi ASI.(Handayani,2010)
Cara kerja :
(1) Menekan ovulasi
(2) Mencegah implantasi
(3) Mengentalkan lendir serviks
Efektivitas :
Menurut syarifudin (2013) sangat efektif (98%). Pada pada pengunaanya
jangan sampai lupa dalam mengonsumsinnya atau terjadi ganguan
gastroentestinal (mual dan diare) karena mungkin saja terjadi kehamilan.
Agar didapatkan efektifitas yang baik maka:
(1) Jangan sampai ada tablet yang lupa
(2) Dikonsumsi pada jam yang sama
(3) Senggama sebainya dilakukan 3-20 jam setelah penggunaan pil.
Keuntungan :
(1) Sangat efektif bila digunakan secara benar
(2) Tidak menggangu hubungan seksual
(3) Tidak mempengaruhi ASI
(4) Kesuburan cepat kembali
(5) Nyaman dan mudah digunakan
(6) Sedikit efeksamping
(7) Dapat dihentikan setiap saat
Keterbatasan :
(1) 30-60% mengalami gangguan haid (pedarahan sela, spoting,
amenore)
(2) Peningkatan atau penurunan berat badan
(3) Harus digunakan setiap hari dan jam yang sama
(4) Payudara tegang mual,pusing, dan jerawat
(5) Tidak dapt mrlindungu dari PMS/HIV/AIDS
Yang boleh mengonsumsi :
(1) Usia reproduksi
(2) Telah memiliki anak atau yang sudah memiliki
(3) Menginginkan suatu metode kontrasepsi yang efektif selama
menyusui
(4) Pasca keguguran
Yang tidak boleh mengonsumsi :
(1) Hamil atau dugaan hamil
(2) Perdarahan pervaginam yang belum jelas sebabnya
(3) Kanker payudara atau ada riwayat
(4) Sering lupa dalam mengonsumsi pil
(5) Miom uterus
Cara dan waktu menggunakan pil :
(1) Pil dapat diminum sebelum atau sesudah siklus haid dan pastikan
apabila tidak terjadi kehamilan
(2) Minum setiaphari pada waktu yang sama
(3) Bila mengonsumsi antara 6 minggu sampai 6 bulan pasca salin dan
tidak haid mini pil dapat dimunum setiap saat, bila menyusui penuh
tidak memerlukan metode kontrasepsi lain
(4) Bila sebelumnya menggunakan kontrasepsi hormonal pil bisa saja
digunakan bila sebelumnya suntik maka pil digunakan pada jadwal
suntik berikutnya.
Jika lupa minum pil :
(1) Minum pil segera setelah lupa
(2) Minum pil selanjutnya sesuai jadwal, minum 2 pil pada hari atau
bahkan pada saat yang sama
(3) Lanjutkan minum pil seerti biasa
(4) Jika lupa minum 2 pil atau lebih, anda memerlukaan back up (hindari
senggama atau pakai kondom dan lewati pil pil aktif minum pil
selanjutnya atau paket baru).
Penanganan efek samping :
(1) Amenore : Pastikan hamil atau tidak, bila tidak tidak perlu tindakan
khusus. Bila amenore berlanjut atau klien jadi khawatir rujuk ke
klinik. Bila hamil hentikan pil dan lanjutkan kehamilan.jelaskan ke
klien bahwa pil ini sangat kecil menimbulkan kelainan pada klien.
(2) Perdarahan tidak teratur : Bila tidak menimbulkan masalah
kesehatan/ tidak hamil, tidak perlu tindakan khusus. Bila klien
merasa tidak nyaman meka carikan kontrasepsi lain. (Mujiati, 2013).
b) Suntik
(1) Suntik Kombinasi : Jenis suntik kombinasi adalah suntikan yang
diberikan 1 bulan sekali yang mengandung depo
medroksiprogesteron acetate yang merupakan hormon progestin dan
estrogen sipionat yang diberikan secara IM.
(2) Suntik Progesten : Suntikan progestin merupakan kontrasepsi
suntikan yang berisi hormon progesteron yang diberikan 3 bulan
sekali. Kontrasepsi ini tidak menggangu hubungan seks dan ASI.
Efek samping dari penggunaan kontrasepsi ini adalah terjadinnya
aminore dan perdarahan yang tidak teratur. (handayani, 2010).
c) Implant : Metode implan merupakan metode kontrasepsi efektif yang
dapat memberi perlindungan 5 tahun untuk Norplant, 3 tahun untuk
Jadena, Indoplant atau Implanon,terbuat dari bahan semacam karet lunak
berisi hormon levonorgestrel, berjumlah 6 kapsul,panjangnya 3,4 cm,
diameter 2,4 cm, dan setiap kapsul berisi 36 mg hormon levonorgestrel,
cara penyebaran zat kontrasepsi dalam tubuh, yaitu progestin meresap
melalui dinding kapsul secara berkesinambungan dalam dosis rendah.
Kandungan levonorgestrel dalam darah yang cukup untuk menghambat
konsepsi dalam 24 jam setelah pemasangan. (Mujiati, 2013).
e. Kontrasepsi Mantap/Sterilisasi
Merupakan metode KB yang paling efektif, murah, aman, dan mempunyai nilai
demografi yang tinggi.
1) Tubektomi (kontap wanita) : Adalah prosedur klinik untuk menghentikan
fertilitas/ kesuburan seorang perempuan. Cara kerja dari tubektomi yaitu
dengan mengoklusi tuba falopi (mengikat dan memotong atau memasang
cicin) sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum (Arum,2019).
2) Vasektomi (kontap pria) : Adalah prosedur klinik untuk menghentikan
kapasitas reproduksi pria dengan jalan melakukan oklusi vas deferen
sehingga alur transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi penyatuan
ovem tidak terjadi. (Arum, 2019).

D. Konsep Dasar Asuhan Keluarga Berencana


1. Pengertian
Keluarga berencana menurut UU No. 10 tahun 1992 (tentang perkembangan
kependudukan dan pembangunan keliarga sejahtera) adalah upaya peningkatan usia
perkawinan (PUP), pengaturan kelahran , pembinaan ketahanan keluarga,
peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera (Handayani,
2010,hal 28).
Menurut Wildan (2009,hal.81), Asuhan kebidanan pada ibu akseptor
keluarga berencana merupakan bentuk asuhan kebidanan yan g di berikan pada ibu
yang akan melaksanakan pemakaisn KB seperti pil,suntik,implant,IUD, Metode
operasi pria (MOP) dan lain sebagainya (Wildan, 2019, hal:81).
2. Tujuan
Tujuan umum untuk lima tahun kedepan mewujudkan visi dan misi program
KB yaitu membangun kembali dan melestarikan pondasi yang kokoh bagi
pelaksanaan program KB dimasa mendatang untuk mencapai keluarga berkualitas.
Menurut Sri Handayani (2010, hal.29) tujuan program KB secara filosifis
adalah :
a. Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil
yang bahagia dan sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pengendalian
pertumbuhan penduduk di indonesia.
b. Terciptannya keluarga yang berkualitas, sumber daya manusia yang bermutu
dan meningkatkan kesejahteraan keluarga.
3. Manfaat
a. Bagi Ibu
1) Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan
2) Mendekatkan ibu terhadap pelayanan pemeriksaan kesehatan
3) Meningkatkan keharmonisan keluarga
b. Bagi Anak
1) Mencegah kekurangan gizi
2) Tumbuh kembang terjamin
3) Kebutuhan ASI eksklusif 6 bulan terpenuhi
c. Bagi Per Ekonomian
1) Mengurangi kebutuhan rumah tangga
2) Meningkatkan atau menambah pendapatan ekonomi keluarga
d. Bagi sosial budaya
1) Meningkatkan kesempatan bermasyarakat dan lebih banyak waktu dalam
kegiatan sosial masyarakat
2) Meningkatkan peran ibu dalam pengambilan keputusan keluarga
4. Konseling
Menurut Meilani (2010,hal.38), pengertian konseling adalah komunikasi tatap
muka dimana satu pihak membantu pihak lain untuk mengambil keputusan
tersebut, berarti unsur yang terkandung jelas, tepat dan benar,serta kemampuan
untuk memahami pihak lain / calon akseptor.
5. Tujuan Konseling
Menurut meilani (2010,hal.39) tujuan konseling ialah:
a. Secara umum tujuan konseling kontrasepsi adalah meningkatkan kualiatas
pelayanan sehingga calon akseptor dapat menentukan sediri kontrasepsi yang
akan di gunakan.
b. Tujuan khusus ialah :
1) Memberikan informasi yang tepat, lengkap secara objektif mengenai
berbagai metode kontrasepsi sehinggga klien mengetahui manfaat bagi diri
sendiri maupun keluarga
2) Mengidentifikasi dan menampung perrasaan – perasaan yang kurang
menguntungkan, misalnya keraguan – keraguan maupun kecemasan yang di
alami klien sehubungan dengan pelayanan kontrasepsi,sehingga konselor
dapat membantu klien dapat penanggulangannya.
3) Membantu klien untuk memilih metode kontrasepsi yang terbaik,aman, dan
sesuai dengan kondisi serta keinginn klien.
4) Memberikan informasi tentang berbagai alat / obat kontrasepsi dan tempat
pelayanan kontrasepsi.
6. Jenis Konseling
Menurut Meilani (2010,hal.40) ada beberapa jenis konseling yaitu:
a. Konseling awal
Dilakukan bagi mereka yang sama sekali belum tau KB.
b. Konseling pemilihan cara
Dilakukan bagi mereka yang sudah mengerti tapi membutuhkan pertolongan
atau bantuan dalam memilih cara/alat/obat, dikarenakan keterbatasan
pengetahuan klien.biasa juga karena pemgetahuanya kurang tepat / keliru.
c. Konseling pemantapan
Dilakukan pada mereka yang sudah memahami dan akan memakai alat
kontrasepsi.tujuanya ialah agar klien yakin bahwa alat kontrasepsi yang di
pakai sesuai kondisi dan kebutuhanya. Pada konseling ini sudah dilengkapi
dengan pemeriksaan kesehatan dan keterangan diri (nama,jumlah anak, riwayat
kesehatan) yang diperlukan untuk mengetahui cocok atau tidaknya memakai
alat kontrasepsi yang dipilih.
d. Konseling pengayoman
Dilakaukan pada mereka yang sudah memaki alat kontrasepsi,tujuanaya adalah
untuk mengatasi masalah yang timbul sesudah memakai alat lontrasepsi.
e. Konseling perawatan
Dilakukan bagi mereka yang mengalami kegoncangan emosi atau gangguan
kejiwaan akibat karena masalah keluarga yang berkaitan dengan KB ataupun
karena efek penggunaan KB.
7. Langkah-langkah Dalam Konseling
Menurut Handayani(2010,hal.48) langkah-langkah dalam konseling yaitu SATU
TUJU:

SA Salam, sambut klien secara terbuka dam sopan.Berikan


perhatian sepenuhnya kepada mereka dan berbicara di
tempat yang nyaman serta terjamin privasinya. Yakinkaan
klien untuk membangun rasa percaya diri.tanyakan kepada
klien apa yang perlu dibantu serta jelaskan pelayanan apa
yang di perolehnya.
T Tanyakan pada klien informasi tentang dirinya. Bantu klien
untuk berbicara mengenai pengalaman keluarga berencana
dan kesehatan reproduksi,tujuan, kepentingan, harapan serta
keadaan kesehatan dan keadaan keluarganya.
U Uraikan kepada klian mengenai pilihanya beritahu apa
pilihanya dan beritahu apa pilihan produksinya yang paling
mungkin, termasuk pilihan beberapa jenis
kontrasepsi.bantaulan klien pada jenis kontrasepsi yang
paling dia ingini, serta jelaskan pula jenis-jenis kontrasepsi
lain yang ada.juga jelaskan alternative kontrasepsi lain yang
mungkin diingini oleh klien.
TU Bantulah klien menentukan pilihannya.bantulah klien
berpikir mengenai apa yang paling sesuai dengan keadaan
dan kebutuhanya. Doronglah klien untuk menunjukkan
keinginannya dan mengajukan pertanyaan. Tanggapilh
secara terbuka
J Jelaskan secara lengkap bagaimna menggunakan kontrasepsi
pilihannya. Setelah klien memilih jenis kontrasepsinya, jika
diperlukan perlihatkan alat/obat kontrasepsi tersebut
digunakan dan bagaimana cara penggunaanya.
U Ulang, perlunya dilakuakan kunjungan ulang.bicarakan dan
buat perjanjian kapan klien akan kembali untuk melakukan
pemeriksaan lanjutan atau permintaan kontrasepsi jika di
butuhkan. Perlu juga selalu mengingatkan klien untuk
kembali apabila terjadi suatu masalah.
Sumber Handayani,2010,hal.48
8. Teknik-teknik Konseling
Menurut(Mujiati, 2013).teknik-teknik konseling
a. Cara supportif untuk memberi dukungan kepada peserta/calon peserta, karena
mereka dalam keadaan bingung dan ragu-ragu yaitu dengan
menenangkan/menentramkan dan menumbuhkan kepercayaannya bahwa ia
mempunyai kemampuan untuk membantu dirinya sendiri.
b. Kataris : dengan memberi kesempatan kepada merek untuk mengungkapkan
dan menyalurkan semua perasaan yang dipunyainya untuk menimbulkan
perasaan lega.
c. Membuat Refleksi dan kesimpulan atas ucapan-ucapan serta perasaan-perasaan
yang tersirat dalam ucapan-ucapanya.
d. Memberi semua informasi diperlukanya untuk membantu peserta/calon peserta
membuat keputusan.

E. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


1. Pengertian
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah semua perilaku kesehatan yang
dilakukan atas dasar kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat
menolong dirinya sendiri dibidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam
kegiatan-kegiatan kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan
di masyarakat. (Depkes, 2007)
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat harus diterapkan dalam setiap sisi
kehidupan manusia kapan saja dan dimana saja. PHBS di rumah tangga/keluarga,
institusi kesehatan, tempat-tempat umum, sekolah maupun di tempat kerja karena
perilaku merupakan sikap dan tindakan yang akan membentuk kebiasaan sehingga
melekat dalam diri seseorang.
PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah
tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat
serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.
2. Tujuan PHBS
Menurut Depkes (2007) tujuan PHBS adalah meningkatkan pengetahuan,
kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat agar hidup bersih dan sehat serta
masyarakat termasuk swasta dan dunia usaha berperan serta aktif mewujudkan
derajat kesehatan yang optimal.
3. Tatanan PHBS di Tatanan Rumah Tangga
Menurut Depkes (2007) Sepuluh indikator PHBS di tatanan rumah tangga:
a. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan menurunkan resiko gangguan
pasca persalinan dan mencegah infeksi neonatus.
b. Memberi Asi Esklusif
Asi ekslusif secara nyata mampu menekan angka kematian balita, memberikan
Asi ekslusif tidak hanya memberikan manfaat bagi bayi namun bermanfaat juga
bagi ibu. Ibu yang menyusui 20 persen terhindar dari resiko terkena kanker
payudara dan kanker rahim.
c. Menimbang balita setiap bulan
Jika keluarga memiliki balita wajib membawanya ke pos yandu untuk
dilakukan penimbangan. Menimbang berat badan merupakan parameter untuk
menentukan status gizi balita, dengan melakukan penimbangan setiap bulan
dapat diketahui pertumbuhan dan perkembangan balita serta dapat diketahui
lebih awal jika terdapat indikasi kekurangan gizi.
d. Menggunakan air bersih
Berbagai penyakit dapat diakibatkan oleh penggunaan air yang tidak bersih.
Jika kondisi air yang digunakan tidak jernih, keruh atau berbau sebaiknya air
yang digunakan diolah terlebih dahulu agar menjadi air bersih dengan
menggunakan saringan sederhana.
Menurut Permenkes RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang syarat-syarat dan
pengawasan kualitas, air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan
sehari–hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum
apabila telah dimasak (Permenkes RI,1990). Air yang kita pergunakan sehari-
hari untuk minum, memasak, mandi, berkumur, membersihkan lantai, mencuci
alat-alat dapur, mencuci pakaian, dan sebagainya haruslah bersih, agar kita
tidak terkena penyakit atau terhindar dari penyakit. Air adalah sangat peting
bagi kehidupan manusia. Manusia akan lebih cepat meninggal karena
kekurangan air daripada kekurangan makanan. Di dalam tubuh manusia itu
sendiri sebagian besar terdiri dari air, untuk anank–anak sekitar 65%, dan untuk
bayi sekitar 80%. Kebutuhan manusia akan air sangat kompleks antara lain
untuk minum, masak, mandi, mencuci (bermacam–macam cucian). Air yang
kita pergunakan sehari-hari untuk minum, memasak, mandi, berkumur,
membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur, mencuci pakaian, membersihkan
bahan makanan haruslah bersih agar tidak terkena penyakit atau terhindar dari
penyakit. Air bersih secara fisik dapat dibedakan melalui indra kita, antara lain
(dapat dilihat, dirasa, dicium dan diraba). Meski terlihat bersih, air belum tentu
bebas kuman penyakit. Kuman penyakit dalam air mati pada suhu 100 derajat C
(saat mendidih). Syarat – syarat air minum yang sehat agar air minum itu tidak
menyebabkan penyakit, maka air itu hendaknya memenuhi persyaratan
kesehatan sebagai berikut :
1) Syarat fisik Persyaratan fisik untuk air minum yang sehat adalah bening
(tidak berwarna ), tidak berasa.
2) Syarat bakteriologis Air untuk keperluan minum yang sehat harus bebas dari
segala bakteri. Terutama bakteri pathogen. Cara ini untuk mengetahui
apakah air minum terkontaminasi oleh bakteri pathogen, adalah dengan
memeriksa sampel air tersebut dan bila dari pemeriksaan 100 cc air terdapat
kurang dari 4 bakteri E. Coli maka air tersebut sudahmemenuhi kesehatan
3) Syarat kimia Air minum yang sehat harus mengandung zat – zat tertentu
dalam jumlah yang tertentu pula.
Salah satu bahan yang umum digunakan dalam proses penjernihan air ialah
tawas. Biasanya senyawa ini digunakan untuk menjernihkan air sungai untuk
keperluan sehari-hari agar warnanya tidak terlalu keruh. Tawas yang dibutuhkan
untuk menjernihkan 1.000 liter air yang tidak terlalu keruh hanya sekitar 3-5
sendok makan saja. Sementara itu untuk air yang cukup keruh, diperlukan
sekitar 5-8 sendok makan per 1.000 liter air. Tawas yang digunakan tidak serta
merta ditaburkan begitu saja ke dalam air keruh.
Caranya adalah :
1) Campurkan tawas dengan sekitar 5 liter air bersih;
2) Tuangkan cairan tawas ke dalam tempat penampungan air;
3) Aduk-aduk;
4) Diamkan hingga keesokan harinya.
e. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
Membiasakan untuk mencuci tangan setelah melakukan pekerjaan dan ketika
akan mengerjakan suatu pekerjaan hal ini secara nyata telah mencegah
perpindahan kuman dan penyebaran penyakit yang disebabkan oleh berbagai
bakteri penyebab infeksi
f. Menggunakan jamban sehat
Kotoran manusia merupakan sumber penyebaran penyakit yang sangat
kompleks antara lain tipus, disentri, kolera, berbagai macam penyakit cacing,
schisosomiasis dan sebagainya. Secara langsung kotoran ini dapat
mengkontaminasi makanan, minuman, sumber air, tanah dan sebagainya.
Menurut Depkes RI (2004), terdapat beberapa syarat Jamban Sehat,
antara lain :
1) Tidak mencemari sumber air minum, letak lubang penampung
berjarak 10-15 meter dari sumber air minum.
2) Tidak berbau dan tinja tidak dapat dijamah oleh serangga maupun
tikus.
3) Cukup luas dan landai/miring ke arah lubang jongkok sehingga tidak
mencemari tanah di sekitarnya.
4) Mudah dibersihkan dan aman penggunannya.
5) Dilengkapi dinding dan atap pelindung, dinding kedap air dan
berwarna.
6) Cukup penerangan
7) Lantai kedap air
8) Ventilasi cukup baik
9) Tersedia air dan alat pembersih.
g. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu
Mencuci dan membersihkan bak mandi dan tempat-tempat penyimpanan air
minimal seminggu sekali dan mengubur kaleng-kaleng bekas tindakan ini
merupakan cara memberantas jentik-jentik nyamuk demam berdarah. Karena
nyamuk demam berdarah bertelur di tempat genangan/penampungan air jernih
bukan air got atau sejenisnya.
h. Pengelolaan sampah
Tujuan dari pengelolaan sampah adalah membantu menekan dampak negatif
sampah terhadap lingkungan dan merubahnnya menjadi bahan yang
bermanfaat. Berikut adalah beberapa cara mengelola sampah rumah tangga :
1) Letakkan Kantong Plastik di Tempat Sampah
Salah satu cara mengatasi sampah rumah tangga yang dapat dilakukan
untuk meminimalisasi tempat sampah yang berantakan adalah dengan
memasang wadah berupa kantong plastik di dalamnya. Kantong plastik
hitam yang diletakkan di tempat sampah dapat memudahkan Anda saat
hendak membuang sampah yang sudah berlebih. Hal ini juga dapat
mencegah timbulnya sarang penyakit dari tempat sampah di dalam
rumah. Dengan cara sederhana ini, sampah yang bercecer akibat terlalu
penuh dapat dicegah. Hati-hati juga saat hendak memasukkan atau
mengeluarkan kantong plastic, jangan sampai terlalu kasar sehingga
kantong plastik menjadi sobek dan sampah justru tercecer di mana-mana.
Setelah tempat sampah kosong, segera letakkan kembali kantong plastik
di dalamnya untuk menampung pembuangan sampah selanjutnya.
2) Bedakan Sampah Organik dan Non Organik
Cara ini jika dimanfaatkan dengan benar terbukti ampuh untuk mengelola
sampah dengan baik dan benar. Siapkanlah 2 jenis tempat sampah di
rumah untuk sampah organik dan sampah non organik. Perlu diingat,
sampah organik berasal dari sisa makanan atau daun yang dapat
diuraikan. Sementara plastik, karet, kaleng, atau kaca dapat dikategorikan
sebagai sampah non organik. Dengan melakukan pemisahan seperti ini,
dapat membantu orang lain atau diri sendiri dalam mengelola sampah ke
dalam tahapan selanjutnya. Khususnya sampah bahan plastik yang bisa
berbahaya bagi kesehatan lingkungan sekitar. Misalnya pengomposan
yang dari sampah organik atau daur ulang untuk sampah anorganik.
Sampah yang terpisah juga dapat mengurangi bau kurang sedap yang
mungkin tercium.
3) Jangan Membiarkan Sampah Menggunung
Terlalu lama menimbun sampah dapat membuat kotoran semakin tercecer
dan menumpuk di rumah. Segera buang sampah yang telah menggunung.
Selain tidak enak dilihat, sampah basah dan kering yang dibiarkan begitu
saja selama beberapa hari malah akan menjadi sarang tumbuhnya ulat dan
jamur. Jika sudah menimbulkan bau busuk dan terlihat menjijikkan,
gunakanlah sarung tangan untuk mengambil kantong plastik dan
mengikatnya. Jangan lupa untuk mencuci tangan sehabis membuang atau
membersihkan sampah.
4) Mencuci Tempat Sampah
Walaupun tempat sampah sudah terlindung dengan pemberian kantung
plastik, tetap harus membersihkan tempat sampah secara rutin. Mungkin
sekilas akan tampak bersih sehingga tak perlu untuk dicuci. Tetapi,
mencuci tempat sampah dapat menjadi langkah sehat untuk mematikan
kuman yang bersarang. Caranya cukup membersihkan tempat sampah
dengan air sabun lalu bilas dengan air. Tunggu hingga sampah benar-
benar kering sebelum memakainya kembali.
5) Lakukan 3R (Reduce, Reuse, Recycle)
Pengurangan, penggunaan kembali, dan pendaurulangan sampah dapat
menjadi langkah selanjutnya untuk menjaga kebersihan dan kesehatan
rumah. Untuk mengurangi sampah di rumah, biasakanlah untuk
mengurangi pemakaian plastik, kertas, atau bahan-bahan lain yang sulit
terurai. Cara lain adalah dengan menggunakan kembali bahan-bahan yang
bisa dimanfaatkan kembali, seperti kertas bekas, kardus, dan kantung
plastik. Dan yang terakhir adalah daur ulang. Sempatkan untuk
melakukan ketiga hal tersebut. Mengelola sampah tak hanya membuat
terhindar dari penyakit, tetapi juga menjaga kebersihan dan tampilan
rumah. Berhati-hatilah saat mengelola atau merapikan sampah. Selalu
gunakan masker dan sarung tangan untuk menghindari diri dari sentuhan
langsung terhadap kuman dan bakteri pada sampah. Penggunaan masker
dan sarung tangan juga dimaksudkan untuk melindungi dari gangguan
kulit dan pernapasan saat melakukan kontak langsung dengan timbunan
sampah di rumah.
i. Makan buah dan sayur setiap hari
Sayur dan buah merupakan sumber gizi yang lengkap dan sehat serta mudah
didapatkan. Dengan mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari kebutuhan gizi
dapat terpenuhi.
j. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
Aktifitas fisik, gerak badan atau melakukan pekerjaan di rumah akan
meningkatkan kekuatan otot dan menyehatkan badan.
k. Tidak merokok didalam rumah
Rokok berbahaya tidak saja bagi perokok tetapi juga terhadap orang–orang
disekelilingnya, untuk itu hindarilah untuk merokok di dalam rumah. 
4. Merokok
a. Pengertian
Menurut Subanada (2004) menyatakan merokok adalah sebuah kebiasaan yang
dapat memberikan kenikmatan bagi si perokok, namun dilain pihak dapat
menimbulkan dampak buruk baik bagi si perokok itu sendiri maupun orang-
orang disekitarnya.Sedangkan menurut Bustan (2007), merokok merupakan
salah satu kebiasaan yang lazim ditemui dalam kehidupan sehari-hari sehingga
dimana-mana mudah menemui orang merokok khususnya lelaki dan lainnya
wanita, anak kecil-tua renta, kaya-miskin dan tidak ada terkecuali.
Definisi perokok menurut WHO dalam Depkes (2004) adalah mereka yang
merokok setiap hari untuk jangka waktu minimal 6 bulan selama hidupnya
masih merokok saat survey dilakukan.
b. Faktor Penyebab
Faktor-faktor penyebab perilaku perokok :
1) Faktor Psikologis, merokok dapat menjadi sebuah cara bagi individu untuk
santai dan kesenangan, tekanan-tekanan teman sebaya, penampilan diri, sifat
ingin tahu, stress, kebosanan dan ingin kelihatan gagah merupakan hal-hal
yang dapat mengkontribusi mulainya merokok. Selain itu, individu dengan
gangguan cemas bisa menggunakan rokok untuk menghilangkan kecemasan
yang mereka alami.
2) Faktor Biologis, faktor genetik dapat dapat mempengaruhi seseorang untuk
mempunyai ketergantungan terhadap rokok. faktor lain yang mungkin
mengkontribusi perkembangan kecanduan nikotin adalah merasakan adanya
efek bermanfaat dari nikotin. Proses biologinya yaitu nikotin diterima
reseptor asetilkotin-nikotinik yang kemudian membagi ke jalur imbalan dan
jalur adrenergenik. Pada jalur imbalan, perokok akan merasakan nikmat,
memacu sistem dopaminergik. Hasilnya perokok akan merasa lebih tenang,
daya pikir serasa lebih cemerlang, dan mampu menekan rasa lapar. Di jalur
adrenergik, zat ini akan mengaktifkan sistem adrenergik pada bagian otak
lokus seruleus yang mengeluarkan sorotin. Meningkatnya sorotin
menimbulkan rangsangan rasa senang sekaligus keinginan mencari rokok
lagi. Hal inilah yang menyebabkan perokok sangat sulit meninggalkan
rokok, karena sudah ketergantungan pada nikotin. Ketika ia berhenti
merokok rasa nikmat yang diperolehnya akan berkurang
3) Faktor Lingkungan yang berkaitan dengan penggunaan tembakau antara lain
orang tua, saudara kandung maupun teman sebaya yang merokok, terpapar
reklame tembakau, artis pada reklame tembakau di media. Orang tua
memegang peranan terpenting, selain itu juga reklame tembakau
diperkirakan mempunyai pengaruh yang lebih kuat daripada pengaruh orang
tua atau teman sebaya, hal ini mungkin karena mempengaruhi persepsi
mahasiswa terhadap penampilan dan manfaat rokok.
4) Faktor Regulatori, peningkatan harga jual atau diberlakukan cukai yang
tingi, akan menurunkan pembelian dan konsumsi. Pembatasan fasilitas untuk
merokok, dengan menetapkan ruang/daerah bebas rokok, diharapkan
mengurangi konsumsi. Tetapi kenyataannya terdapat peningkatan kejadian
memulai merokok pada mahasiswa, walaupun telah dibuat usaha-usah untuk
mencegahnya.
c. Bahaya Merokok
Bahaya merokok terhadap remaja terutama terhadap fisiknya seperti yang
dijelaskan oleh Depkes RI (2004) yaitu rokok pada dasarnya merupakan pabrik
bahan kimia berbahaya dimana saat batang rokok terbakar, maka asapnya
menguraikan sekitar 4000 bahan kimia dengan tiga komponen utama, yaitu
nikotin yang menyebabkan ketergantungan/adiksi, tar yang bersifat
karsinogenik sedangkan karbon monoksida yang aktivitasnya sangat kuat
terhadap hemoglobin sehingga kadar oksigen dalam darah berkurang dan
bahan-bahan kimia lain yang beracun. Seseorang membakar kemudian
mengisap rokok, maka ia akan sekaligus mengisap bahan-bahan kimia yang
disebutkan di atas, dimana rokok yang dibakar, maka asapnya juga akan
beterbangan disekitar si perokok. Asap yang beterbangan itu juga mengandung
bahan yang berbahaya baik bagi si perokok sendiri maupun orang disekitarnya
yang tidak merokok.
Perokok dapat diklasifikasikan berdasarkan banyak rokok yang dihisap perhari.
Terbagi menjadi 3 kelompok, yaitu perokok ringan adalah perokok yang
menghisap 1 - 10 batang rokok sehari, perokok sedang, 11 - 20 batang sehari,
dan perokok berat lebih dari 20 batang rokok sehari (Bustan, 2000). Selain itu
perokok dapat juga dibagi berdasarkan cara bahan kimia dalam rokok masuk ke
dalam tubuh, yaitu :
1) Perokok Aktif, ialah orang yang merokok dan langsung menghisap rokok
serta bisa mengakibatkan bahaya bagi kesehatan diri sendiri maupun
lingkungan sekitar.
2) Perokok Pasif, asap rokok yang di hirup oleh seseorang yang tidak merokok.
Asap rokok yang dihembusan oleh perokok aktif dan terhirup oleh perokok
pasif, lima kali lebih banyak mengandung karbon monoksida, empat kali
lebih banyak mengandung tar dan nikotin.
Adapun bahaya merokok adalah sebagai berikut :
1) Bagi perokok aktif
Dapat meningkatkan risiko dua kali lebih besar untuk mengalami serangan
jantung, stroke, tekanan darah tinggi atau kadar kolesterol tinggi dan
meningkatkan risiko 10 kali lebih besar untuk mengalami serangan jantung
bagi wanita pengguna pil KB serta meningkatkan risiko lima kali lebih besar
untuk menderita kerusakan jaringan anggota tubuh yang rentan.
2) Bagi perokok pasif
Dapat terjadi kerusakan paru-paru dimana kandungan rokok tersebut akan
memperparah penyakit yang sedang diderita dan kemungkinan mendapat
serangan janntung yang lebih tinggi dari mereka yang berpenyakit jantung
serta anak-anak yang orang tuanya merokok akan mengalami batuk pilek,
radang tenggorokan serta penyakit paru lebih tinggi (Depkes RI, 2004).
BGM atau masalah gizi kurang menurut ahli gizi Diah (2016) paparan asap
rokok menyebabkan paru-paru anak terinfeksi, dampaknya mengurangi
nafsu makan sehingga asupan gizinya kurang.
d. Dampak Merokok
Akibat dari kebiasaan merokok sangat berbahaya bagi kesehatan, dapat
menimbulkan berbagai penyakit baik secara langsung maupun tidak langsung
antara lain menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran napas serta
jaringan paru-paru akibatnya terjadi perubahan anatomi saluran napas yang
akan timbul pada perubahan fungsi paru-paru dengan segala macam gejala
klinisnya atau menyebabkan Penyakit Obstruksi Paru Menahun (PPOM) seperti
emfisema paru-paru, bronkitis kronis dan asma yang penyebab utama
timbulnya kanker paru adalah asap rokok (Tandra (2003), dalam Depkes RI
(2010).
e. Upaya Mengurangi Rokok
Menurut Ratih Fatma Andini (2012) upaya untuk mengurangi merokok secara
mandiri yaitu:
1) Tiga bulan pertama mengurangi merokok sebanyak setengah bungkus rokok
2) Lima bulan berikutnya merokok tiga sampai lima batang dalam satu hari.
3) Menghindar dari pergaulan teman sekitar yang merokok
4) Mengalihkan perhatian jika ingin merokok dengan melakukan kegiatan.
5. Diare
a. Pengertian
Diare merupakan sebuah kondisi ketika pengidapnya melakukan buang air
besar (BAB) lebih sering dari biasanya. Disamping itu, feses pengidap diare
lebih encer dari biasanya. Hal yang perlu dwaspadai, meski diare bisa
berlangsung singkat, tapi bisa pula berlangsung selama beberapa hari. Bahkan
dalam beberapa kasus bisa terjadi berminggu-minggu.
b. Faktor Resiko
Setidaknya ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan resiko seseorang
terserang diare, contohnya:
6) Jarang mencuci tangan setelah ke toilet
7) Penyimpanan dan persiapan makanan yang tidak bersih
8) Jarang membersih dapur dan toilet
9) Sumber air yang tidak bersih
10) Makan makanan sisa yang sudah dingin
11) Tidak mencuci tangan dengan sabun
c. Penyebab Diare
Ada beberapa kondisi yang bisa membuat seseorang mengalami diare.
Umumnya diare disebabkan oleh :
1) Intoleransi terhadap makanan, seperti laktosa dan fruktosa
2) Alergi makanan
3) Efek samping obat-obatan tertentu
4) Infeksi bakteri, virus, atau parasit
5) Penyakit usus
6) Pasca operasi batu empedu
7) Radang pada saluran pencernaan, seperti ada penyakit Crohn, olitis ulseratif
atau olitis mikroskopik
8) Irritable bowel syndrome
9) Penyakit celiac atau penyakit yang menyebabkan tubuh menolak protein
gluten
d. Gejala Diare
Gejala yang diakibatkan diare, antara lain :
1) Feses lembek dan cair
2) Nyeri dank ram perut
3) Mual dan muntah
4) Nyeri kepala
5) Kehilangan nafsu makan
6) Haus terus-menerus
7) Darah pada feses
Dehidrasi merupakan gejala paling umum yang menyertai diare. Pada anak-
anak, diare dapat ditandai dengan jarang buang air kecil. Pada anak-anak, diare
dapat ditandai dengan jarang buang air kecil, mulut kering, serta menangis
tanpa mengeluarkan air mata. Pada keadaan dehidrasi berat, anak terlihat
cenderung mengantuk, tidak responsive, mata cekung, serta kulit perut yang
dicubit tidak kembali dengan cepat. Sedangkan, tanda dehidrasi pada orang
dewasa, antara lain kelelahan dan tidak bertenaga, kehilangan nafsu makan,
pusing, mulut kering, serta nyeri kepala.
e. Diagnosis Diare
Dokter akan mendiagnosis diare dengan melakukan wawancara medis,
pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang, seperti :
1) Pemeriksaan sampel feses di laboratorium untuk mengidentifikasi infeksi
yang terjadi pada pengidap.
2) Pemeriksaan darah untuk mengetahui penyebab diare.
3) Pemeriksaan tambahan seperti sigmoidoskopi dan kolonoskopi jika terdapat
dugaan penyakit yang lebih serius.
f. Komplikasi Diare
Beberapa komplikasi yang diakibatkan diare, antara lain :
1) Dehidrasi ringat hingga berat.
2) Sepsis, infeksi berat yang bisa menyebar ke organ lain.
3) Malnutrisi terutama pada anak dengan usia kurang dari 5 tahun, yang dapat
mengakibatkan menurunnya kekebalan tubuh anak.
4) Ketidakseimbangan elektrolit karena elektrolit ikut terbuang bersama air
yang keluar saat diare, yang dapat ditandai dengan lemas, lumpuh, hingga
kejang.
5) Kulit di sekitar anus mengalami iritasi karena pH tinja yang asam.
g. Pengobatan Diare
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan dokter untuk mengatasi diare.
Misalnya:
1) Konsumsi banyak cairan untuk menggantikan kehilangan cairan, baik
melalui oral maupun melalui intravena.
2) Pemberian obat yang dapat melawan infeksi bakteri
Selain dua hal tersebut, ada pula pengobatan lainnya. Pengobatan untuk
diare ini biasanya akan disesuaikan dengan hal yang menyebabkan
terjadinya diare.
h. Pencegahan Diare
Beberapa upaya untuk mencegah diare, antara lain:
1) Selalu mencuci tangan, terutama sebelum dan setelah makan,
setelah menyentuh daging yang belum dimasak, setelah dari toilet,
atau setelah bersin dan batuk, dengan menggunakan sabun dan air
bersih.
2) Mengonsumsi makanan dan minuman yang sudah dimasak hingga
matang sempurna, serta menghindari makanan dan minuman yang
tidak terjamin kebersihannya.

BAB III
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA TN.? RT 03 DIDESA
SUNGAI PINANG LAMA WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEC.SUNGAI
TABUK TAHUN 2020

A. PENGKAJIAN
Hari/ tanggal : Jum’at, 27 maret 2020
Pukul : 15.00 WITA

Data dan identifikasi


1. Data kepala keluarga
Nama KK :
Umur :
Jenis kelamin :
Agama :
Suku bangsa :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
2. Data anggota keluarga
No. Nama Umur Sex Agama Pekerjaan Pendidikan Hubungan
dengan
keluarga
1.
2.

Genogram

6. Kebiasaan hidup sehari-hari


a. Kebiasaan tidur / istirahat
Nama Tidur siang Tidur malam Keterangan
b. Kebiasaan makan/Nutrisi
Tn. A dan Ny. I makan 3 x sehari dengan makanan pokok beras, lauk pauk
sesuai kemampuan keluarga (tempe, tahu, sayur-sayuran, telur, dan ikan), namun
dalam keluarga hanya sarapan pagi dan makan malam secara bersama-sama, Pola
eliminasi
Seluruh anggota keluarga menyatakan BAB + 1 x/hari dan BAK + 6-7 x/hari
c. Pola kebiasaan kesehatan
1) Ada anggota keluarga yang merokok (Tn.? ±16 Batang/hari)
2) Tidak ada waktu khusus untuk olahraga
d. Personal hygiene
Seluruh anggota keluarga mandi 2 x/hari, sikat gigi + 2x/hari, dan mengganti
pakaian + 2x/hari.
e. Penggunaan waktu senggang
Pada waktu senggang seluruh anggota keluarga memanfaatkannya dengan
menonton TV dan bermain dengan anak setelah seharian beraktivitas, sesekali
biasannya Ny. Bercocok tanam di pekarangan rumah.
f. Keadaan sosial dan ekonomi
Penghasilan perbulan Tn. ? + Rp ?,- . jumlah tersebut digunakan untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Keluarga mempunyai tabungan untuk
keperluan mendadak.
g. Situasi lingkungan

Dapur Kamar
Mandi Kamar 2

Pekarangan Kamar 1

Ruang Tamu
Rumah kayu, atap dari seng, dinding dari kayu dengan lantai kayu. Kebersihan
dan kerapian terjaga. Tempat pembuangan sampah sementara ada didepan
rumah, sampah dikumpulkan dan ditimbun. Jamban keluarga pakai jamban
pribadi dan jarak dengan sumber air ± 10 meter, bersih dan terpelihara dengan
saptic tank. Keluarga menggunakan air sumur, penggunaan air minum dari air
sumur yang dimasak dan air mineral, tempat penyimpanan air terbuka,
pengurasan air tidak menentu, kualitas air tidak berbau, berwarna dan tidak
berasa. Jarak sumber pembuangan limbah tanpa saluran pembungan (resapan).
Penerangan dari listrik, ventilasi yang terdiri pintu, jendela dan lubang angin.

h. Pemanfaatan pekarangan
Untuk menanam tanaman-tanaman seperti lombok, sere dan lain-lain serta untuk
jemuran pakaian.
i. Pemanfaatan fasilitas kesehatan
Apabila ada anggota keluarga yang sakit maka tindakan yang dilakukan yaitu
memeriksakannya ke puskesmas atau rumasakit terdekat untuk diobati.
j. Keluarga mempunyai asuransi kesehatan yaitu BPJS
7. Keadaan kesehatan keluarga
a. Riwayat KB :
b. Riwayat kesehatan keluarga dalam 3 bulan terakhir :
Tn. ? :
Ny. ? :
An. ? :
c. Riwayat kelahiran An. ?
BB :
PB :
Lingkar kepala :
Lingkar dada :
Imunisasi :
8. Fungsi keluarga
9. Komunikasi
10. Transportasi
11. Pemeriksaan fisik
B. Analisa data

Anda mungkin juga menyukai