LEMBAR PENGESAHAN
Laporan ini telah disahkan
Bulan
Tahun 2013.
Nama Mahasiswa
: NUR HARIYANTI
NIM
Judul kasus
PRODI D IV KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES TANJUNGKARANG
KETUA,
PEMBIMBING KASUS
MENGETAHUI
POLTEKKES KEMENKES TANJUNGKARANG
JURUSAN KEBIDANAN
KETUA ,
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat Nya-lah penulis dapat menyelesaikan tugas laporan Asuahn Kebidanan pada
anak MTBM dan MTBS ini tepat waktunya sebagai salah satu syarat untuk mengikuti
ujian semester II di Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang Jurusan D IV Kebidanan
klinik.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu
penyusunan laporan ini :
1. Ibu Hj Supriatiningsih, AK, M. Kes selaku ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Tanjung karang.
2. Ibu
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..........................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN...........................................................................................ii
KATA PENGANTAR.................................................................................................... .iii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iv
BAB I
PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
BAB II
Latar Belakang.............................................................................................1
Tujuan...........................................................................................................1
Metode..........................................................................................................3
Waktu dan Tempat.......................................................................................3
TINJAUAN TEORITIS
A.
B.
C.
D.
Abortus......................................................................................................4
Perdarahan Post Partum...................................................... ... ................13
Hiperbillirubinemia..................................................................................21
Metode Kontrasepsi Suntik......................................................................25
PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................................71
B. Saran........................................................................................................71
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
mampu memberikan
asuhan kebidanan secara holistik dan menggunakan iptek dengan menerapkan konsep
woman centered dan perspektif gender berdasarkan evidence based , sehingga
mahasiswa diharapkan mampu :
a. Melaksanakan asuhann antenatal pada tri semester I , II , III berdasarkan evidence
based baik pada kasus normal maaupun komplikasi secara mandiri atau kolaborasi
dengan tim sebagai mitra kerja dan melaksanakan kegiatan rujukan.
b. Melaksanakan asuhan intranatal kala I , II , III , IV berdasarkan evidence based
baik pada kasus normal maupun komplikasi secara mandiri atau kolaborasi dengan
tim mitra kerja dan melaksanakan kegiatan rujukan.
c. Melaksanakan asuhan kebidanan masa post natal , BBL , Bayi , balita berdasarkan
evidence based baik pada kasus normal maupun komplikasi secara mandiri atau
kolaborasi dengan tim sebagai mitra kerja dan melaksanakan kegiatan rujukan.
d. Melaksanakan asuhan kebidanan berdasarkan evidence based baik pada kasus
dengan komplikasi maupun kegawatdaruratan kebidanan secara mandiri.
nifas.
Mendiagnosa kasus kegawatdaruratan meternal neonatal.
Melakukan tindakan kegawatdaruratan maternal neonatal.
Melakukan penilaian pelvis , termasuk ukuran dan struktur tulang panggul
sesuai indikasi.
Memberikan pengobatan dan kolaborasi terhadap penyimpangan dari keadaan
normal dengan menggunakan standar lokal dan sumber daya yang tersedia.
Melaksanakan asuhan pasca keguguran.
Melakukan persiapan , mendampingi dan menginterpretasikan hasil
pemantauan kesejahteraan janin melalui : USG, NST , CTG , OTC ,
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
1.
ABORTUS
Definisi
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh sebab tertentu) pada atau dalam
kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk
hidup di luar kandungan.
Abortus dibagi menjadi :
a. Abortus Spontan
Abortus yang terjadi secara alami tanpa intervensi luar (buatan) untuk
mengakhiri proses kehamilan dan biasanya disebut keguguran.
b. Abortus Buatan
Abortus yang terjadi akibat intervensi tertenru yang bertujuan untuk mengakhiri
proses kehamilan.
2.
Etiologi
a.
Kelainan Ovum
Abortus spontan yang disebabkan oleh karena kelainan ovum berkurang
kemungkinannya bila kehamilan sudah lebih dari satu bulan, artinya makin
muda usia kehamilan saat terjadinya abortus, makin besar kemungkinan
disebabkan oleh kelainan ovum
b.
3.
Patofisiologi
Perdarahan pada desidua basalis dan nekrosis jaringan sekitar
Uterus berkontraksi
Lalu dikeluarkan
4.
Mola Hidatidosa
2.
3.
Jika
terdapat
tanda-tanda
syok,
maka
lakukan
Pasang infus.
Abortus Imminens
Terjadi perdarahan bercak (spotting) yang menunjukkan adanya ancaman terhadap
kelangsungan suatu kehamilan. Kehamilan masih mungkin berlanjut atau
dipertahankan.
Diagnosis abortus imminens :
Adanya perdarahan.
Serviks belum membuka
Uterus membesar sesuai tuanya kehamilan
Adanya nyeri yang memilin
Penanganan
Bila perdarahan :
2. Abortus Insipiens
Peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan adanya
dilatasi serviks uteri tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus.
Diagnosis abortus insipiens:
Penanganan
3. Abortus Kompletus
Perdarahan pada kehamilan muda dimana seluruh hasil konsepsi telah keluar dari
kavum uteri melalui kanalis servikalis. Pada abortus kompletus perdarahan segera
berkurang setelah isi rahim dikeluarkan, serviks juga segera menutup kembali.
Penanganan :
Apabila terdapat :
- Anemia sedang, berikan tablet sulfos ferosus 600 mg per hari selama 2
minggu dan anjurkan mengkonsumsi makanan bergizi.
4. Abortus Inkompletus
Perdarahan pada kehamilan muda dengan usia kehamilan kurang dari 20 minggu
dimana sebagian hasil konsepsi telah keluar darai kavum uteri melalui kanalis
servikalis.
Diagnosis abortus inkompletus :
Penanganan :
Evalusi perdarahan :
- Bila perdarahan berikan ergometrin 0,2 mg IM atau misoprostol 400 mg
per oral.
- Bila perdarahan terus berlangsung maka evaluasi hasil konsepsi.
B.
Definisi Perdarahan Post Partum adalah : Hilangnya darah lebih dari 500 ml selama 24
jam pertama, setelah 24 jam keadaan ini dinamakan peradarahan post partum lanjut atau
late post partum hemoprrhage. Insiden peradrahan post partum sekitar 10 %.
Gambaran Klinis
Gambaran klinisnya berupa perdarahan terus menerus dan keadaan pasien berangsurangsur menjadi semakin jelek. Denyut nadi menjadi cepat dan lemah , tekanan darah
menurun , pasien berubah pucat dan dingin , nafas menjadi sesak , terengah-engah ,
berkeringat dan ahirnya coma serta meninggal dunia . situasi yang berbahaya adalah
kalau denyut nadi dan tekanan darah hanya memperlihatkan sedikit perubahan untuk
beberapa saat karena adanya mekanisme kompensasi vaskuler , kemudian fungsi
kompensasi ini tidak bisa dipertahankan lagi , denyut nadi meningkat dan cepat ,
tekanan darah tiba-tiba turun dan pasien dalam keadaan syok. Uterus dapat terisi darah
dalam jumlah yang cukup banyak sekalipun dari luar hanya terlihat sedikit.
Bahaya Perdaraahan Post Partum
Bahaya perdarahan post partum ada dua . pertama , Anemia yang diakibatkan
perdarahan tersebut memperlemah keadaan pasien , menurunkan daya tahannya dan
menjadi faktor predisposisi terjadinya infeksi nifas. Kedua , jika kehilangan darah ini
tidak dihentikan akibat akhir tentu saja kematian.
Perdarahan post partum dapat disebabkan oleh :
Atonia Uteri
Trauma dan Laserasi ( Robekan jalan lahir )
Retensio Placenta
Sisa Placenta
Kelainan pembekuan darah
1. Atonia Uteri
Perdarahan post parum dapat dikendalikan melalui kontraksi dan retraksi serat-serat
myometrium. Kontraksi dan retraksi ini menyebabkan terlipatnya pembuluhpembuluh darah sehingga aliran darah ketempat placenta menjadi terhenti.
Kegagalan mekanisme akibat gangguan fungsi myometrium dinamakan Atonia
uteri dan keadaan ini menjadi penyebab utama perdarahan post partum. Sekalipun
pada kasus perdarahan post partum kadang-kadang sama sekali tidak disangka
atonia uteri sebagai penyebabnya, namun adanya faktor predisposisi dalam banyak
hal harus menimbulkan kewaspadaan terhadap kemungkinan gangguan tersebut.
Upaya penanganan perdarahan post partum disebabkan atonia uteri harus dimulai
dengan mengenal ibu yang memiliki kondisi yang berisiko terjadinya atonia uteri ,
kondisi ini mencakup :
Hal-hal yang menyebabkan uterus meregang lebih dari kondisi normal seperti
pada :
- Polihidramnion
- Kehamilan kembar
- Makrosomia
Persalinan lama
Persalinan terlalu cepat
Persalinan dengan induksi atau akselerasi oksitosin
Infeksi intrapartum
Paritas tinggi
Jika seorang wanita memiliki salah satu dari kondisi kondisi yang berisiko, maka
penting bagi penolong persalinan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya
atonia uteri post partum , meskipun demikian , 20 % atonia uteri post partum dapat
terjadi pada ibu tanpa faktor-faktor risiko ini .
Langkah berikutnya dalam upaya mencegah atonia uteri ialah melakukan
penanganan kala III secara aktif , yaitu :
1. Menyuntikan oksitosin
- Memeriksa fundus uteri untuk memastikan kehamilan tunggal
- Menyuntikan oksitosin 10 IU secara IM
2. Peregangan Tali Pusat terkendali
3. Mengeluarkan Placenta
4. Melahirkan placenta dengan hati-hati
5. Masase uterus
6. Memeriksa kemungkinan adanya perdarahan pasca persalinan
Pengelolaan Atonia Uteri :
1. Masase fundus uteri segera sesudah placenta lahir ( maksimal 15 detik ) , bila
uterus berkontraksi baik maka lakukan evaluasi rutin
2. Setelah masase fundus uteri , uterus tidak berkontraksi maka lakukan :
- Evaluasi / bersihkan bekuan darah / selaput ketuban
kala IV
Bila uterus tidak berkontraksi maka : ajarkan keluarga melakukan KBE ,
keluarkan tangan hati-hati, suntikkan methyl ergometrin 0,2 mg IM , pasang
infus RL + 20 IU oksitosin guyur , lakukan KBI lagi , bila uterus
berkontraksi lakukan pengawasan kala IV, bila uterus tidak berkontraksi
maka :
Rujuk siapkan laparotomi , lanjutkan pemberian infus + 20 IU oksitosin
minimal 500 cc/jam hingga mencapai tempat rujukan , selama perjalanan
dapat dilakukan kompresi aorta abdominal atau KBE , bila perdarahan
berhenti maka pertahankan uterus tetapi apabila perdarahan tetap
berlangsung maka dilakukan tindakan Histerektomi.
C.
HIPERBILLIRUBINEMIA
a.
Pengertian
Ikterus adalah suatu gejala yang sering ditemukan pada bayi baru lahir yang
terbagi menjadi ikterus fisiologis dan ikterus patologis.
Ikterus fisiologis
Adalah ikterus yang timbul pada hari kedua dan hari ketiga serta tidak
punya dasar patologis atau tidak mempunyai potensi menjadi kern
ikterus. Di tandai :
1. Timbul pada hari kedua dan ketiga
2. Kadar bilirubin tidak melebihi 10 mg% pada neonatus cukup bulan
dan 12,5 mg% untuk neonatus kurang bulan
3. Kecepatan peningkatan kadar bilirubin tidak melebihi 5 mg% per
hari
4. Kadar bilirubin direk tidak melebihi 1 mg%
5. Ikterus menghilang pada 10 hari pertama
6. Tidak terbukti mempunyai hubungan dengan proses hemolitik
Ikterus patologis
Adalah ikterus yang mempunyai dasar patologis atau kadar bilirubin
mencapai suatu nilai yang disebut hyperbilirubinemia. Ditandai :
1. Ikterus terjadi pada 24 jam pertama
D.
BAB III.
TINJAUAN KASUS
Anamnesa Oleh
: Mariana Raeni
Tanggal
: 17 Mei 2012
S : SUBJEKTIF
1. Identitas
Ny E, 24 tahun, Islam, Palembang, SMA, IRT
Tn B, 27 tahun, Islam, Jawa, Wiraswasta, Kota Bandar Lampung.
2. Keluhan Utama
Os datang ke Rumah Sakit Pkl 09.30 Wib hamil 10 minggu mengeluh perutnya
terasa mules disertai keluar darah kehitaman sedikit bergumpal dari
kemaluannya sejak tadi subuh
3. Quick check
Pusing (+), pandangan kabur (-), mules (+), keluar darah pervaginam (+) sejak
subuh.
4. Riwayat Penyakit Sekarang
Os mengatakan ini kehamilannya yang pertama, usia kehamilan 10 minggu,
HPHT : 27 Februari 2012, mengeluh keluar darah berupa bercak seminggu yang
lalu, semakin lama darah yang keluar makin banyak, disertai rasa mules dan
nyeri pada daerah perut bagian bawah.
5. Riwayat Penyakit Yang Pernah Di Derita
Os mengatakan selama ini tidak pernah menderita penyakit menahun dan
menurun seperti DM, hipertensi, Jantung, Hepar, Anemia, Malaria, TBC, dan
tidak pernah di operasi. Os mengatakan tidak mempunyai alergi obat
O : OBJEKTIF
Pemeriksaan Fisik
- Status Generalis
1. Keadaan umum
: Sedang
2. Kesadaran
: Compos mentis
3. Vital sign
: TD :100/60 mmhg
N :80 x/mnt
R:20 x/mnt
T:36,5 C
4. Rambut
: Bersih
5. Kelopak Mata
: Tidak oedema
6. Konjungtiva
: Merah muda
7. Sklera
: Tidak Ikterik
8. Leher
9. Dada
10. Perut
13. Perineum
16. Anus
Status Obstetri
a. Palpasi Abdomen
b. Pemeriksaan inspekulo
c. Pemeriksaan dalam
Teraba jaringan
- Laboratorium
Pemeriksaan
Haemoglobin
Hasil
10,5 gr %
Normal Satuan
12 16 gr %
LED
15 mm/ jam
0 20 mm/ jam
Trombosit
383.000 U/L
Masa Perdarahan
2 30
1 7 Menit
Masa Pembekuan
11
9 5 Menit
Golongan darah
A : ASSESMENT
Diagnosa
Masalah
Masalah potensial
: Syok, Infeksi
P : PLANNING
1. Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang kondisi yang dialami ibu bahwa
kehamilannya sudah tidak bisa dipertahankan lagi.
Ibu dan keluarga mengerti mengenai kondisi ibu dan mau menerima.
2.
3.
Pkl 10.00 wib pasien dilakukan tindakan USG, kesan abortus inkompletus dan
direncanakan untuk dilakukan curettage pada pkl 16.00 wib.
Infus RL gtt 20 / mnt terpasang dan antibiotika profilaksis Amoxan 500mg / IV
sudah diberikan.
4. Memberikan inform consent pada suami dan pihak keluarga untuk tindakan
curettage.
Suami sudah menandatangi lembar persetujuan curettage.
5.
Pkl 16. 00 wib dilakukan curettage oleh Dokter Spesialis dengan Anastesi total
Hasil : didapatkan sisa konsepsi dan jumlah darah yang dikeluarkan 100 cc.
Tanggal : 17 Mei 2012
Pukul
: 18.30 wib
S : SUBJEKTIF
O : OBJEKTIF
Keadaan umum
Kesadaran
: Composmentis
Keadaan emosional
: Stabil
Konjungtiva
: Merah muda
Tanda Vital
: Baik
: TD :110/70 mmhg
N : 84 x/mnt
Pengeluaran pervaginam
R :22 x/mnt
T :36,7 C
: Darah sedikit-sedikit
A : ASSESMENT
Diagnosa
Masalah
: Tidak ada
P : PLANNING
-
Memberi penjelasan pada ibu tentang keadaan dirinya bahwa telah dilakukan
dari anastesi
Ibu mengerti penyebab dari rasa pusing.
Memberitahu ibu agar mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang yaitu
mengandung vitamin, protein, lemak, karbohidrat serta mineral untuk memulihkan
kondisi tubuh ibu
Ibu mengatakan akan mengkonsumsi makanan yang bergizi guna mempercepat
penyembuhan dirinya
Menganjurkan ibu untuk minum obat sesuai advis dokter :
o Amoxilin 500mg 3 x 1
o Asam Mefenamat 500 mg 3 x 1
o Metilat tablet 3 x 1
o Hufabion 2 x 1
Obat-obatan sudah diminum oleh ibu sesuai dengan advis dokter.
Menganjurkan ibu untuk menunda kehamilan selama minimal 6 bulan agar rahim
pulih seperti semula dan siap untuk kehamilan selanjutnya.
Ibu mengatakan akan menunda kehamilannya minimal 6 bulan.
Anamnesa Oleh
: Mariana Raeni
Tanggal
: 21 Mei 2012
Pukul
: 13.30 wib
S : SUBJEKTIF
1. Identifikasi
Ny. K, 28 tahun, Jawa, Islam, D3, IRT
Tn. D, 35 tahun, Jawa, Islam, S1,PNS, Kota Bandar Lampung
2. Keluhan Utama
Os mengatakan badannya terasa lemas, perutnya terasa mules, terasa darah
mengalir dikemaluannya.
3. Quick Check
Pusing (+), mengantuk (+), Pandangan kabur (-), Mual (-), Mules (+), Pinggang
pegal (+), Pengeluaran darah pervaginam (+) darah merah kehitaman mengalir
aktif.
4. Riwayat Persalinan saat ini
P2A0, Usia kehamilan 40 minggu dengan Presentasi Kepala
Kala 1
: 5 Jam 15 menit
Kala II
: 0 Jam 40 menit
Kala III
: 0 Jam 10 menit
Kala IV
: 2 Jam 0 menit
Lamanya
: 8 Jam 05 menit
Jenis persalinan spontan, penolong dokter SPOG, penyulit tidak ada, bayi lahir
Pkl 10.40 wib, JK : laki-laki, BB 4100 gr, PB 48 cm, lahir langsung menangis,
APGAR Score 8/9, plasenta lahir lengkap pkl 10.55 wib, perineum utuh.
5. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
Tahun 2005, hamil cukup bulan, bayi perempuan, BB 3500 gr, PB 49 cm, lahir
spontan di BPS
6. Riwayat penyakit yang pernah diderita
Os mengatakan selama ini tidak pernah menderita penyakit menahun dan
menurun seperti DM, hipertensi, Jantung, Hepar, Anemia, Malaria, TBC, dan
tidak pernah di operasi. Os mengatakan tidak mempunyai alergi obat
O : OBJEKTIF
Pemeriksaan fisik
-
Status Generalis
Keadaan umum : Sedang
Kesadaran
: Composmentis
Tanda vital
: TD : 100/60 MmHg
RR
: 28x/mnt
N
: 104x/mnt
S
: 35,70C
Rambut
: Bersih
Kelopak Mata : Tidak oedema
Konjungtiva : agak pucat
Sklera
: Tidak Ikterik
Leher
: Normal, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening dan
Tidak ada bendungan pada vena jugularis
Dada
Perut
Nyeri perut
Vulva vagina
Perineum
: utuh
Pengeluaran pervaginam
Kelenjar bartholini
Anus
Status Obstetri
Palpasi Abdomen
Inspeksi
Pemeriksaan dalam
Laboratorium
Pemeriksaan
Haemoglobin
Hasil
9,8 gr %
Normal Satuan
12 16 gr %
LED
15 mm/ jam
0 20 mm/ jam
Trombosit
383.000 U/L
Masa Perdarahan
2 30
1 7 Menit
Masa Pembekuan
11
9 5 Menit
Golongan darah
A : ASSESMENT
Diagnosa
: P2A0 post partum 2 jam yang lalu dengan PPH primer a/I atonia uteri
Masalah
P : PLANNING
-
Memberitahukan kepada suami dan keluarga tentang kondisi pasien saat ini dan
Memberikan inform consent pada suami dan keluarga mengenai tindakan yang
akan dilakukan.
Tanggal
: 21 Mei 2012
Pukul
: 14.30 WIB
S : SUBJEKTIF
Os mengatakan badannya sudah tidak lemas lagi, perutnya masih terasa agak mules,
perdarahan pervaginam sudah tidak mengalir lagi
O : OBJEKTIF
Keadaan umum
: Baik
Kesadaran
: Composmentis
Konjungtiva
: agak pucat
Tanda vital
: TD
N
: 100/60 mmHg
RR
: 28x/mnt
: 92x/mnt
: 36,70C
Palpasi
A : ASSESMENT
Diagnosa
: P2A0 post partum spontan hari pertama dengan riwayat PPH Primer
atas indikasi atonia uteri
Masalah
: Tidak ada
P : PLANING
-
melahirkan.
Ibu dan keluarga memahami tanda-tanda perdarahan
Memberitahu pada ibu dan keluarga ciri-ciri kontraksi uterus yang baik dan
berpantang makanan.
Berkolaborasi dengan dokter untuk pemberian therapy, advis :
Cargesic tab 3x1
Lincomec tab 3x1
Iberet tab 2x1
Metilat tab 3x1
Obat sudah diminum oleh ibu sesuai dengan advis dokter.
Anamnesa Oleh
: Mariana Raeni
Hari/Tanggal
: 11 Mei 2012
Pukul
: 08.25 wib
S : SUBJEKTIF
a. Identitas Bayi
Nama
: By. LS
Umur
: 6 hari
Tanggal Lahir
: 5 Mei 2012
Pukul
: 04.35 WIB
Jenis Kelamin
: Laki - laki
Anak Ke
: 1 ( Satu )
Alamat
: 8 Jam 15 menit
Kala II
: 1 Jam 10 menit
Kala III
: 0 Jam 10 menit
Kala IV
: 2 Jam 0 menit
Lamanya
: 11 Jam 35 menit
Keadaan air ketuban hijau keruh, Jenis persalinan spontan, Penolong bidan, Lilitan
Tali Pusat tidak ada, Penyulit tidak ada, BB 2900 gr, PB 48 cm, lahir langsung
menangis, APGAR Score 8/9.
O : OBJEKTIF
1. Keadaan Umum
Keadaan umum bayi baik dan menangis kuat
2. Antropometri
BB
: 3000 gr
LD
: 30 cm
LILA
: 10 cm
PB
LK
3. Tanda Vital
RR
: 44x/mnt
S
: 36,50C
N : 130x/mnt,
: 48 cm
: 31 cm
4. Pemeriksaan Fisik
Kepala
: Bentuk simetris, tidak ada moulage dan teraba sutura
Mata
: Simetris kanan dan kiri, sklera ikterik, konjungtiva merah muda,
tidak ada oedema dan perdarahan, tidak ada kotoran
Hidung
: Pernafasan cuping hidung (-)
Mulut
: Reflek menghisap (+) agak lemah, bayi lebih sering tidur
sepanjang hari
Leher
: Gerak bebas dan tidak kaku
Dada
: Adanya pergerakan nafas kanan dan kiri
Kulit
: Kulit tampak ikterik
Abdomen
: Tidak ada perdarahan, tali pusat sudah terlepas
Ekstremitas : Reflek moro dan babinski (+)
Anogenital
: anus (+)
Eliminasi
: BAB (+), BAK (+)
5. Laboratorium
Pemeriksaan
Haemoglobin
Hasil
13,2 gr %
Normal Satuan
12 16 gr %
Billirubin total
15,7 gr%
Billirubin direct
0,7gr%
< 1 gr%
Billirubin indirect
15 gr%
AB
Golongan darah
A : ASSSESMENT
Diagnosa
Masalah
P : PLANNING
1. Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang kondisi bayinya bahwa billirubin total
bayi melebihi ambang batas normal yaitu 12,5gr% dan memerlukan rawat inap.
Ibu dan keluarga mengerti dan memperbolehkan bayinya di rawat inap.
2. Berkolaborasi dengan dokter spesialis untuk pemberian therapy
- Bayi direncanakan untuk di fototherapi
- Bayi diberikan therapi : - Ceftadixine 170 mg/ 12 jam IV
- Infus N4D5% gtt 8 /mnt
- Pertahankan tubuh bayi tetap hangat.
3. Melakukan informed consent kepada keluarga bayi untuk pelaksanaan fototherapi
dan pemberian therapi.
Keluarga sudah menandatangi lembar inform consent
4. Memasang infus N4D5% 8 tts/mnt
Tanggal
: 12 Mei 2012
Pkl
: 09.30 wib
S : SUBJEKTIF
- Bayi mulai menyusui dengan kuat
O : OBJEKTIF
-
Keadaan umum
Menangis
Kelopak mata
Sklera
Reflek hisap
Leher
Kulit
: Baik
: (+) kuat
: Tidak Oedema
: Ikterik mulai berkurang
: sudah mulai kuat
: bebas bergerak, kaku ( - )
: Ikterik sudah mulai
: RR : 48x/mnt
130x/mnt
S
-
Laboratorium
: 37 C
:
Pemeriksaan
Billirubin total
Hasil
13,5 gr%
Normal Satuan
< 12,5 gr%
Billirubin direct
0,8 gr%
< 1 gr%
Billirubin indirect
12,7 gr%
A : ASSESMENT
Diagnosa
Masalah
Masalah Potensial
: Kern Ikterus
P : PLANNING
a. Memantau tanda-tanda vital bayi dan posisi bayi
N : 145x/mnt, R : 44x/mnt, S : 36.7C, posisi bayi terlentang
b. Memberikan asupan nutrisi pada bayi baik berupa ASI / PASI
Pkl 09.00 wib :bayi menghabiskan 35 cc ASI dari 60 cc ASI
Pkl 11.00 wib:bayi menghabiskan 40 cc PASI dari 60 cc PASI
Pkl 13.00 wib: bayi menghabiskan 35 cc PASI dari 60 cc PASI
Pkl 15.00 wib : bayi menghabiskan 40 cc PASI dari 60 cc PASI
Pkl 17.00 wib: bayi menghabiskan 45 cc PASI dari 60 ccP ASI
c. Menjaga kebersihan tubuh bayi dari air kencing dan kotoran bayi
Tubuh bayi bersih dan alas kasur/popok bayi diganti setiap bayi bab/bak
d. Melanjutkan fototherapi dan mengganti posisi bayi setiap 6 jam
Pkl 09.00 15.00 : posisi bayi terlentang
Pkl 15.00 21.00 : posisi bayi tengkurap
e. Meneruskan pemberian therapi sesuai advis dokter
Infus N4D5% terpasang gtt 8 /mnt kolf pertama, ceftadixine injeksi sudah
diberikan.
f. Melakukan periksaan bilirubin setiap hari
Tanggal
: 13 Mei 2012
Pkl
: 11.00 wib
S : SUBJEKTIF
- Bayi sudah menyusui dengan kuat
O : OBJEKTIF
-
Keadaan umum
Menangis
Kelopak mata
Sklera
Reflek hisap
Kulit
kemerahan
Tanda Vital
: Baik
: (+) kuat
: Tidak Oedema
: putih tidak ikterik
: kuat, bayi mulai sering menyusui
: Tidak ikterik, warna
: RR : 46x/mnt
120x/mnt
S
-
: 36.9 C
Laboratorium
Pemeriksaan
Billirubin total
Hasil
9,5 gr%
Normal Satuan
< 12,5 gr%
Billirubin direct
0,6 gr%
< 1 gr%
Billirubin indirect
8,9 gr%
A : ASSESMENT
Diagnosa : Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan dengan post hiperbilirubin
Masalah : Tidak ada
Masalah potensial : Tidak ada
P : PLANNING
1. Memantau tanda-tanda vital bayi dan posisi bayi
N : 138x/mnt, R : 46x/mnt, S : 37C, posisi bayi tengkurap
2. Memberikan asupan nutrisi pada bayi baik berupa ASI / PASI
Anamnesa Oleh
: Mariana Raeni
Tanggal
: 11 Mei 2012
Pukul
: 10.00 wib
S : SUBJEKTIF
a. Identitas
Ny. Y, 27 tahun, Islam, Lampung, SMA, IRT
Tn A, 32 tahun, Islam, D3, Karyawan Swasta, Kota Bandar Lampung
b. Alasan Kunjungan
Ibu akseptor KB suntik 3 bulanan datang ke Rumah Sakit dengan keluhan menstruasi
yang berlangsung lama sejak 20 hari yang lalu dengan darah yang bewarna
kehitaman dan keluar sedikit-sedikit.
c. Quick check
Pusing (+), pandangan kabur (-), mual (+) kadang-kadang, mules (-), keluar darah
pevaginam (+) warna kehitaman
d. Riwayat Kesehatan
Riwayat menstruasi
Menarche 13 tahun, siklus 28 hari, lama 6-7 hr, tidak ada dismenorhoe, darah
bersifat cair dan merah, banyaknya 2-3 x ganti pembalut.
Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas lalu
Ibu mengatakan pernah hamil 1 kali dan tidak pernah keguguran, melahirkan
pada tahun 2011, jenis kelamin laki-laki, BB 3000 gr, PB 50 cm, lahir normal di
Bidan Y.
Riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit jantung, hipertensi, anemia
berat, DM, dan penyakit lainnya.
Riwayat Keluarga Berencana
Ibu mengatakan menjadi akseptor KB suntik 3 bulan setelah melahirkan 6 bulan
kemudian dan sebelumnya belum pernah menggunakan KB apapun. Selama
O : OBJEKTIF
PEMERIKSAAN FISIK
-
Status Generalis
Keadaan umum : Baik
Kesadaran
: Composmentis
Tanda vital
: TD : 110/90 MmHg
N
: 84x/mnt
Rambut
RR
S
: 24x/mnt
: 36,50C
: Bersih
Kelopak mata
Konjungtiva
Sklera
Leher
: Tidak Oedema
: Merah muda
: Tidak ikterik
: Normal, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening dan tidak
Ada bendungan pada vena jugularis
Dada
: Bunyi nafas bersih, tidak terdengar ronchi dan wheezing
Payudara
: Simetris kiri dan kanan, tidak teraba benjolan, puting menonjol
Pengeluaran ASI (+)
Abdomen
: Datar, tidak teraba benjolan
Vulva vagina : Warna kemerahan, tidak ada pembesaran kelenjar bartholini
Pengeluaran pervaginam : Darah kehitaman sedikit-sedikit
Anus
: Tidak ada haemoroid
-
Status Obstetri
Palpasi
: Pada abdomen tidak teraba benjolan atau massa
Inspeksi
: Pada vulva dan vagina tidak terdapat kelainan
Pengeluaran darah pervaginam ada warna kehitaman sedikitsedikit
Inspekulo
: Tidak dilakukan
A : ASSESMENT
Diagnosa
Masalah
Masalah potensial
: Anemia
P : PLANNING
1. Menjelaskan tentang hasil pemeriksaan dan keadaan ibu bahwa perdarahan yang
berlangsung lama, tidak teratur dan adanya rasa pusing merupakan salah satu efek
BAB III
PEMBAHASAN
:80 x/mnt,
T:36,5 C, pada palpasi abdomen didapatkan TFU teraba 3 jari diatas shymphisis, pada
pemeriksaan inspekulo didapatkan hasil pembukaan sekitar 2 cm, terlihat jaringan,
pengeluaran darah (+) disertai gumpalan dan pada pemeriksaan dalam portio lunak, arah
kedepan, pembukaan 2 cm, teraba jaringan kemudian os didiagnose dengan abortus
incompletus.
Kasus diatas sesuai dengan teori bahwa pengertian abortus incompletus adalah
Perdarahan pada kehamilan muda dengan usia kehamilan kurang dari 20 minggu
dimana sebagian hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri melalui kanalis servikalis.
Diagnosis dari abortus inkompletus adalah Didapati amenore, sakit perut dan mulesmules, Setelah terjadi abortus dengan pengeluaran jarang, perdarahan berlangsung terus,
Seringkali serviks tetap terbuka karena masih ada benda asing dalam rahim, maka
uterus akan berusaha mengeluarkan dengan mengadakan kontraksi ( Acuan Maternal
dan Neonatal, 2000).
Pada kasus diatas pasien dilaporkan ke dokter SPOG dan mendapatkan advis dan
tindakan menstabilisasi keadaan umum ibu dengan pemasangan infus RL gtt 20 / mnt,
merencanakan tindakan curettage, pemberian antibiotik profilaksin amoxan 500 mg
intra vena extra. Setelah pasien dipuasakan pada Pkl 16. 00 wib dilakukan curettage
oleh
B. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Terhadap Ny. K Dengan Riwayat PPH
atas indikasi Atonia Uteri.
IV
Bila uterus tidak berkontraksi
C. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Terhadap By. Ny. LS Dengan
Hiperbillirubinemia
Bayi Ny.LS, umur 6 hari, lahir tanggal 5 Mei 2012 dengan persalinan spontan
anak pertama, jenis kelamin laki-laki, BB : 2900 gr, PB : 49 cm LK : 30 cm LD : 31 cm,
sklera dan kulit tampak ikterik dan bayi malas menyusui, pada pemeriksaan billirubin
didapatkan hasil billirubin total sebesar 15,7 gr% dengan demikian bayi diagnosa
nenonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan dengan hiperbillirubinemia.
Dengan masalah dialami :
Bayi ikterik
Refleks menghisap agak lemah
Bayi beresiko terjadinya kern ikterus
Diagnosa diatas sesuai dengan teori dimana bayi dengan hiperbillirubinemia
adalah Ikterus patologis yaitu ikterus yang mempunyai dasar patologis atau kadar
bilirubin mencapai suatu nilai yang disebut hyperbilirubinemia. Gejala dari bayi dengan
hiperbillirubinemia adalah warna kulit tubuh tampak kuning. Hiperbillirubinemia
itandai dengan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Gangguan
dalam
ekskresi.
(Acuan
Maternal
dan
Neonatal, 2000).
Bayi dengan hiperbillirubinemia patologik dimana kadar billirubin > 15 20 gr
% memerlukan rawat inap di Rumah Sakit dan diberi pengobatan dengan terapi sinar
dilakukan pemeriksaan kadar billirubin setiap harinya untuk mengetahui apakah kadar
billirubin bayi berkurang atau bertambah. Jika kadar billirubin naik > 0,5 mg/jam atau
kenaikan kadar billirubin indirek > 20 gr% maka diperlukan tindakan transfusi tukar.
(Ilmu Kesehatan Anak, Jilid 2, 2007).
Pada bayi Ny. LS tindakan yang telah dilakukan adalah : melakukan
pemeriksaan keadaan umum bayi dan TTV, Melakukan therapi sinar dengan fototherapi
selama 24 jam dengan mengganti posisi bayi setiap 6 jam dan memberikan nutrisi yang
adekuat berupa ASI/PASI setiap minimal 2 jam dan mengganti popok yang basah
dengan yang kering setiap kali basah dan melakukan pemeriksaan kadar billirubin bayi
setiap harinya.
Klien bergantug pada sarana/ tempat pelayanan kesehatan (harus kembali untuk
suntik)
Penanganan gangguan haid
3. Amenorhea
Tidak perlu dilakukan tindakan apapun
Bila klien tidak dapat menerima kelainan haid tersebut, suntikan jangan
dilanjutkan. Anjurkan pemakaian kontrasepsi yang lain.
4. Perdarahan
Perdarahan ringan atau spotting sering dijumpai, namun tidak berbahaya.
Bila terus berlanjut,perlu dicari penyebabnya. Obatilah penyebab tersebut
dengan cara yang sesuai dan suntikan dapat terus dilanjutkan.
Bila ditemukan penyakit radang panggul atau penyakit akibat hubungan
seksual, klien perlu diberi pengobatan yang sesuai dan suntikan dapat terus
dilanjutkan.
Perdarahan banyak atau memanjang (lebih dari 8 hari atau 2 kali lebih banyak
dari biasanya). Jelaskan bahwa hal tersebut bisa ditemukan pada bulan
pertama penyuntikan.
Bila gangguan tersebut menetap, perlu dicari penyebabnya dan bila
ditemukan kelainan ginekologik, klien perlu dirujuk.
Bila perdarahan yang terjadi mengancam klien atau klien tidak dapat
menerima perdarahan yang terjadi, suntikan jangan dilanjutkan lagi. Pilih
kontrasepsi lain. Untuk mencegah anemia perlu diberi preparat besi atau
makanan yang banyak mengandung zat besi.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Proses Kehamilan , Persalinan , Bayi Baru Lahir , Nifas adalah merupakan
serangkaian peristiwa yang akan dialami sebaagian besar wanita / ibu. Kejadian atau
proses tersebut dapat berupa keadaan yang fisiologis namun dapat juga menjadi
patologis , oleh karena itu proses ini membutuhkan perhatian khusus dibidang kesehatan
yaitu melalui pemeriksaan / pengawasan selama kehamilan secara teratur yang
berkualitas.
Setelah penyusun melaksanakan Asuhan Kegawat Daruratan Pada Ibu dan Anak,
Asuhan Pada Akseptor KB, dan Asuhan Pada Uroginekologidi RSUD Dr. A. Dadi
Tjokrodipo Kota Bandar Lampung maka diharapkan penyusun dapat menerapkan
managemen asuhan kegawat daruratan pada ibu dan anak, asuhan pada akseptor KB,
dan asuhan pada uroginekologi dengan terampil dan diharapkan dapat lebih mengetahui
langkah-langkah yang dapat diberikan sebagai pelaksanaan asuhan kegawat daruratan
pada ibu dan anak, asuhan pada akseptor KB, dan asuhan pada uroginekologi secara
komprehensif / menyeluruh.
B. SARAN
Setelah menyelesaikan laporan Study kasus asuhan kebidanan patologi ini maka
beberapa saran yang dapat diambil :
a) Bagi Mahasiswa D IV Kebidanan Klinik
1. Diharapkan dalam rangka pelaksanaan praktik klinik kebidanan penerapan
teori / materi kuliah dengan praktek langsung kepada pasien lebih
ditingkatkan.
2. Diharapkan mahasiswa mampu dan mahir dalam melakukan deteksi dini
kasus kegawatdaruratan pada ibu dan bayi.
3. Diharapkan mahasiswa mampu dan mahir dalam penatalaksanaan kasus
kegawatdaruratan pada ibu dan bayi.
4. Diharapkan mahasiswa dapat menerapkan penatalaksanaan asuhan kegawat
daruratan pada ibu dan anak, asuhan pada akseptor KB, dan asuhan pada
uroginekologi ditempat tugas masing-masing.
b) Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan pengawasan dan bimbingan praktik klinik serta penyelesaian kasus
untuk lebih ditingkatkan.
DAFTAR PUSTAKA
Manuba, Ida Bagus Gde. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana . Jakarta : EGC.
Price, S., dan Wilson LM. (2005). Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses Penyakit.
Edisi 6. Jakarta: EGC.
Semenovskaya, Z., Erogul, M. 2010. Pregnancy, Preeclampsia. Diakses 27 februari
2012, dari http://emedicine.medscape.com/article.
Winkjosastro, Hanifa. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
http://anggrekidea.blogspot.com/2007/11/perdarahan-postpartum_15.html
www.kuliahbidan.wordpress.com
LAMPIRAN