Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN KOMPREHENSIF ASUHAN KEBIDANAN

KESEHATAN REPRODUKSI PADA Ny.”P” DI RSUD

PANGLIMA SEBAYA TANAH GROGOT

TAHUN 2020

DISUSUN OLEH :

SRI RUSWENI
NIM. PO7224319073

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
TAHUN 2020
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Laporan Komprehensif Asuhan Gadar Maternal


(Abortus Incipient) pada Ny. T di RSUD Panglima
Sebaya Tanah Grogot Tahun 2020

Nama Mahasiswa : Sri Rusweni

NIM : P0 7224319073

Laporan Komprehensif ini telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing institusi

dan pembimbing lapangan praktik di RSUD Panglima Sebaya Tanah Grogot

Balikpapan, Juli 2020

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Dwi Agustiningsih, SST Rusmila Aida, SST


NIP. 197002031989122001
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan

karunia-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan Laporan Komprehensif

Asuhan Kebidanan Kespro pada Ny. P di RSUD Panglima Sebaya Tanah Grogot

Tahun 2020.

Laporan Komprehensif ini disusun sebagai salah satu persyaratan

menyelesaikan pendidikan Sarjana Terapan Politeknik Kesehatan Kalimantan

Timur Tahun Akademik 2019/2020.

Sehubungan dengan itu, penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. H. Supriadi B, S.Kp., M.Kep selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur.

2. Inda Corniawati, M.Keb selaku Ketua Jurusan Kebidanan.

3. Nursari Abdul Syukur, M.Keb selaku Ketua Prodi DIV Sarjana Terapan

Kebidanan.

4. Dr. Nurdiana, AS selaku Plt. Direktur RSUD Panglima Sebaya Tanah

Grogot Kabupaten Paser.

5. Dwi Agustiningsih, SST selaku pembimbing institusi, yang telah

memberikan pengarahan dan bimbingan sehingga penulis dapat

menyelesaikan laporan ini.


6. Eryani, Amd.Keb selaku pembimbing lapangan di klinik RSUD

Panglima Sebaya Tanah Grogot yang telah memberikan arahan dan

bimbingan hingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini..

7. Para Dosen dan Staff Pendidikan di Politeknik Kesehatan Kementerian

Kesehatan Kalimantan Timur Prodi Sarjana Terapan Kebidanan Balikpapan.

8. Orang tua, adik serta keluarga tercinta yang telah membantu dengan doa

dan dukungan mental kepada penulis.

9. Klien atas nama Ny.“P” yang telah bersedia ikut berpartisipasi menjadi

klien saya untuk menyelesaikan laporan ini, terima kasih untuk kerjasamanya

dan untuk semua bantuan yang diberikan.

10. Rekan-rekan seperjuangan yang telah membantu dengan setia dalam

kebersamaan menggali ilmu.

11. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

Penulis berusaha untuk dapat menyelesaikan Laporan Komprehensif ini

dengan sebaik-baiknya. Namun demikian penulis menyadari bahwa masih banyak

kekurangannya. Hal ini dikarenakan keterbatasan yang ada pada penulis baik

pengalaman, pengetahuan dan waktu. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak

yang bersifat membangun demi perbaikan yang akan datang sangat diharapkan.

Semoga Allah SWT memberikan balasan atas segala amal yang telah di

berikan dan semoga Laporan Komprehensif ini bermanfaat bagi penulis maupun

pihak lain yang membutuhkan.

Balikpapan, Juli 2020


Penulis

DAFTAR ISI

Halaman Judul Luar.......................................................................................................i


Halaman Sampul Dalam...............................................................................................ii
Halaman Pengesahan...................................................................................................iii
Kata Pengantar.............................................................................................................iv
Daftar Isi......................................................................................................................vi
Daftar Singkatan.........................................................................................................vii
BAB I :
Pendahuluan................................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Tujuan........................................................................................................2
C. Manfaat ............................................................................................... 3
BAB II : Tinjauan Teori ..........................................................................................
4
A. Definisi Fluor Albus ............................................................................
4
B. Klasifikasi Fluor Albus.............................................................................5
C. Etiologi Fluor Albus............................................................................ 8
D. Tanda dan Gejala Fluor Albus ............................................................ 9
E. Komplikasi Fluor Albus ....................................................................
11
F. Penatalaksanaan Fluor Albus .............................................................
11
BAB III : Tinjauan Kasus .....................................................................................
13
BAB IV : Pembahasan ..........................................................................................
20
BAB V : Penutup ..................................................................................................
21
A. Kesimpulan.............................................................................................21
B. Saran.......................................................................................................22
Daftar Pustaka

DAFTAR SINGKATAN

BB : Berat Badan

BBLR : Bayi Berat Lahir Rendah

Cm : Centimeter

GO : Gonorhea

Hb : Hemoglobin

IRT : Ibu Rumah Tangga

JK : Jenis Kelamin

KB : Keluarga Berencana

Mg : Mili gram

Ml : Mili liter

N : Nadi
Ny. : Nyonya

R : Respirasi

RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah

SMP : Sekolah Menengah Pertama

T : Temperatur

TB : Tinggi Badan

TD : Tekanan Darah

Tn. : Tuan

UK : Usia Kandungan

UPT : Unit Pelayanan Terpadu

WHO : World Health Organization

WNI : Warga Negara Indonesia


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kesehatan reproduksi adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut

sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Pengertian

sehatdisini tidak semata-mata berarti bebas penyakit atau bebas dari kecacatan

namunjuga sehat secara mental serta sosial kultural (Fauzi, 2008).

Kesehatan reproduksi di kalangan wanita harus memperoleh perhatian

yang serius. Beberapa penyakit-penyakit infeksi organ reproduksi wanita

adalah trikomoniasis, vaginosis bakterial, kandidiasis vulvo-vaginitis,

gonoroe, klamida, sifilis, ulkus mote. Salah satu gejala dan tanda-tanda

penyakit infeksi organ reproduksi wanita adalah terjadinya keputihan. Data

penelitian tentang kesehatan reproduksi wanita me-nunjukkan 75% wanita di


dunia pasti menderita ke-putihan paling tidak sekali seumur hidup dan 45%

diantaranya bisa mengalaminya sebanyak dua kali atau lebih.

Di Indonesia, wanita yang mengalami keputih-an ini sangat besar, 75%

wanita Indonesia pasti mengalami keputihan minimal satu kali dalam

hidupnya. Angka ini berbeda tajam dengan eropa yang hanya 25% saja.

Kondisi cuaca Indonesia yang lembab men-jadi salah satu penyebab

banyaknya wanita Indonesia yang mengalami keputihan, hal ini berbeda

dengan eropa yang hawanya kering sehingga wanita tidak mudah terinfeksi

jamur.

Banyak wanita di Indonesia yang tidak tahu tentang keputihan

sehingga mereka menganggap keputihan sebagai hal yang umum dan sepele,

di-samping itu rasa malu ketika mengalami keputihan kerap membuat wanita

enggan berkonsultasi ke dokter. Padahal keputihan tidak bisa dianggap sepele,

karena akibat dari keputihan ini sangat fatal bila lambat di-tangani tidak hanya

dapat mengakibatkan kemandulan dan hamil di luar kandungan, keputihan

juga bisa merupakan gejala awal dari kanker leher rahim yang bisa berujung

pada kematian.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk memahami asuhan kebidanan pada Ibu dengan gangguan

reproduksi keputihan
2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu melakukan pengajian data subjektif dan objektif

pada ibu dengan dengan gangguan reproduksi keputihan.

b. Mahasiswa mampu menganalisa kasus pada ibu dengan dengan

gangguan reproduksi keputihan

c. Mahasiswa mampu melakukan penatalaksanaan masalah dan

kebutuhan pada ibu dengan gangguan reproduksi keputihan

C. MANFAAT

1. Bagi RSUD

Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan mutu pelayanan dalam

memberikan asuhan dan penanganan pada kasus ibu dengan flour albus.

2. Bagi pasien dan keluarga

Sebagai bahan informasi pada pasien dan keluagra tentang komplikasi yang

dialami pasien.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi Fluor Albus

Keputihan atau Fluor Albus merupakan sekresi vaginal abnormal pada

wanita ( Wijayanti, 2009). Keputihan adalah semacam slim yang keluar terlalu

banyak, warnanya putih seperti sagu kental dan agak kekuning-kuningan. Jika

slim atau lendir ini tidak terlalu banyak, tidak menjadi persoalan (Sasmiyanti

& Handayani, 2008).

Keputihan merupakan cairan pervaginam yang tidak berupa darah yang

kadang merupakan sebuah manifestasi klinik dari infeksi yang selalu

membasahi dan menimbulkan iritasi, rasa gatal, dan gangguan rasa tidak

nyaman pada penderitanya (Manuaba, 2009).


Keputihan atau dalam istilah medisnya disebut fluor albus (fluor=cairan

kental, albus=putih) atau leukorhoe secara umum adalah keluarnya cairan

kental dari vagina yang bias saja terasa gatal, rasa panas atau perih, kadang

berbau atau malah tidak merasa apa-apa. Kondisi ini terjadi karena

terganggunya keseimbang-an flora normal dalam vagina, dengan berbagai

penyebab.

B. Klasifikasi fluor albus / keputihan

Keputihan dibagi menjadi 2 yaitu :

1. Keputihan fisiologis

Tanda – tanda keputihan normal adalah jika cairan yang keluar tidak

terlalu kental, jernih, warna putih atau kekuningan jika terkontaminasi

oleh udara, tidak disertai rasa nyeri dan tidak timbul rasa gatal yang

berlebih. Hal – hal yang menyebabkan keputihan fisiologis antara lain:

a. Bayi yang baru lahir sampai umur kira-kira 10 hari, terjadi karena

pengaruh estrogen dari plasenta terhadap uterus dan vagina janin.

b. Waktu disekitar menarche karena pengaruh estrogen dan akan hilang

sendiri.

c. Wanita dewasa, apabila dirangsang sebelum dan pada waktu coitus

disebabkan oleh pengaruh transudasi dari dinding vagina.


d. Masa subur perempuan, sebelum dan sesudah menstruasi karena kadar

hormone estrogen meningkat, sekret yang keluar dari kelenjar-kelenjar

serviks uteri menjadi lebih encer.

e. Pengeluaran sekret dari kelenjar-kelenjar serviks uteri juga bertambah

pada wanita dengan penyakit menahun, dengan kelainan jiwa neurosis.

Keputihan tidak selalu mendatangkan kerugian, jika keputihan

ini wajar dan tidak menunjukan bahaya lain. Sebenarnya, cairan yang

disebut keputihan ini berfungsi sebagai sistem pelindung alami saat

terjadi gesekan di dinding vagina saat anda berjalan dan saat anda

meakukan hubungan seksual. Keputihan ini merupakan salah satu

mekanisme pertahanan tubuh dari bakteri yang menjaga kadar

keasaman pH wanita.

Cairan ini selalu berada di dalam alat genital tersebut.

Keasaman pada vagina wanita harus berkisar antara 3,8 sampai 4,2,

maka sebagian besar bakteri yang ada adalah bakteri menguntungkan.

Bakteri menguntungkan ini hampir mencapai 95% sedangkan yang lain

adalah bakteri merugikan dan menimbulkan penyakit (patogen). Jika

keadaan ekosistem seimbang, artinya wanita tidak mengalami keadaan

yang membuat keasaman tersebut bertambah dan berkurang, maka

bakteri yang menimbulkan penyakit tersebut tidak akan mengganggu

(Iswati, 2010).

2. Keputihan patologis ( tidak normal )


Penyebab paling penting dari keputihan patologi ialah infeksi.

Disini cairan mengandung banyak leukosit dan warnanya agak kekuning-

kuningan sampai hijau, seringkali lebih kental dan berbau. Keputihan yang

tidak normal ialah keputihan dengan ciriciri : jumlahnya banyak, timbul

terus menerus, warnanya berubah (misalnya kuning, hijau, abu-abu,

menyerupai susu/yoghurt) disertai adanya keluhan (seperti gatal, panas,

nyeri) serta berbau (apek, amis, dsb) (Wijayanti, 2009, p.51). Keputihan

yang disebabkan oleh infeksi biasanya disertai dengan rasa gatal di dalam

vagina dan di sekitar bibir vagina bagian luar. Yang sering menimbulkan

keputihan ini antara lain bakteri, virus, jamur, atau juga parasit. Infeksi ini

dapat menjalar dan menimbulkan peradangan ke saluran kencing, sehingga

menimbulkan rasa pedih saat si penderita buang air kencing. Macam –

macam keputihan antara lain :

a. Keputihan yang cair dan berbusa, berwarna kuning kehijauan atau

keputih-putihan, berbau busuk dengan rasa gatal. Keputihan semacam

ini akan memberi dampak bagi tubuh wanita, diantaranya wanita akan

merasa seperti terbakar di daerah kemaluan saat buang air kecil. Jika

tidak cepat ditangani, lambat laun kemaluan akan terasa sakit dan

membengkak.

b. Cairan keputihan yang berwarna putih seperti keju lembut dan berbau

seperti jamur atau ragi roti. Keadaan ini menunjukan adanya infeksi

yang disebabkan jamur atau ragi yang di kemaluan seorang wanita.

Penderita akan merasakan efek gatal yang hebat. Bibir kemaluan


sering terlihat merah terang dan terasa sangat sakit. Selain itu, saat

buang air kecil terasa seperti terbakar. Hal yang harus dicegah adalah

menggunakan antibiotik untuk mengobati infeksi ini. Antibiotik

sebenarnya akan membuat infeksi jamur semakin parah. Penderita pun

jangan mamakai pil KB. Jika sedang menggunakan pil KB, hentikan

secepatnya.

c. Cairan keputihan yang kental seperti susu dengan bau yang amis/anyir.

Keadaan ini dimungkinkan karena infeksi yang disebabkan oleh

bakteri Hemophilus. Diperlukan pemeriksaan khusus untuk

membedakannya dengan infeksi trichomonas.

d. Cairan keputihan yang encer seperti air, berwarna coklat atau keabu-

abuan dengan bercak-bercak darah, dan berbau busuk. Janganlah

bersantai dan tidak mempedulikan kelainan ini. Hal ini merupakan

tanda-tanda infeksi yang lebih parah, dapat kanker atau penyakit

menular seksual lainnya.

C. Etiologi ( penyebab ) Fluor Albus

Penyebab keputihan tersebut antara lain :

1. Infeksi Kuman (bakteri)

a. Gonococus, penyakit kelamin yang dikenal dengan GO disebabkan

oleh kuman Neisseria gonorhoe mengeluarkan cairan dari liang

vagina berwarna kekuningan berisi nanah dari sel darah putih yang

menganding kuman tersebut.


b. Chlamydia Trachomatis, menyebabkan penyakit pada mata yang

dikenal dengan penyakit trakoma, kuman ini juga ditemukan pada

cairan rongga vagina.

c. Treponema Pallidum, merupakan penyebab sifilis, yaitu terbentuknya

kulit-kulit kecil di ruang senggama dan bibir kemaluan yang disebut

kandilomalata.

2. Infeksi Jamur

Jamur yang menyebabkan keputihan adalah dari spesies candida,

cairan yang keluar dari liang senggama biasanya kental, berwarna putih

susu dan acapkali berbentuk kepala susu disertai rasa gatal. Beberapa

keadaan yang mempercepat pertumbuhan jamur yaitu pada kehamilan,

diabetes mellitus, pemakai pil KB.

3. Infeksi Parasit

Parasit yang paling banyak menyebabkan keputihan adalah

Tricomonas Vaginalis, cairan yang keluar dari liang senggama biasanya

banyak berbuih menyerupai air sabun dan bau, tidak terlalu gatal, tapi

liang senggama tampak kemerahan dan timbul rasa nyeri bila ditekan atau

perih bila berkemih.

4. Infeksi Virus

Keputihan akibat infeksi virus disebabkan oleh candyloma acuminate

dan herpes. Cairan yang keluar pada infeksi ini sering berbau, tanpa rasa

gatal. Jenis lainnya adalah condyloma datar yang sering tampak pada leher

rahim dan liang senggama.


D. Tanda dan gejala keputihan ( fluor albus )

1. Fisiologis

a. Cairan tidak berwarna atau bening

b. Tidak berbau

c. Tidak berlebihan

d. Tidak menimbulkan keluhan

2. Patologis

a. Keputihan yang disertai gatal, ruam kulit dan nyeri

b. Secret vagina bertambah banyak

c. Rasa panas saat kencing

d. Sekret vagina berwarna putih dan menggumpal

e. Berwarna putih keabu – abuan atau kuning dengan bau yang

menusuk.

3. Faktor penyebab keputihan

Menurut Purwantyastuti (2004), adapun beberapa penyebab keputihan

antara lain:

a. Infeksi vagina oleh jamur (candidia albicans) atau parasit (tricomonas).

Jenis infeksi yang terjadi pada vagina yakni, bacterial vaginosis,

trikomonas, dan candidiasis. Bacterial vaginosis merupakan gangguan

vagina yang sering ditandai dengan keputihan dan bau tak sedap. Hal

ini disebabkan oleh Lactobacillusmenurun, bakteri pathogen (penybab

infeksi) meningkat, dan PH vagina meningkat.


b. Faktor hygiene yang jelek. Kebersihan daerah vagina yang jelek dapat

menyebabkan timbulnya keputihan. Hal ini terjadi karena kelembaban

vagina yang meningkat sehingga bakteri pathogen penyebab infeksi

mudah menyebar.

c. Pemakaian obat-obatan (antibiotic, kortikosteroid, dan pil KB) dalam

waktu yang lama, karena pemakaian obat-obatan khususnya antibiotic

yang terlalu lama dapat menimbulkan system imunitas dalam tubuh.

Sedangkan penggunaan KB mempengaruhi keseimbangan hormonal

wanita. Biasanya pada wanita yang mengkonsumsi antibiotik timbul

keputihan.

d. Stress, otak mempengaruhi kerja semua organ tubuh, jadi jika reseptor

otak mengalami stress maka hormonal di dalam tubuh mengalami

perubahan keseimbangan dan dapat menybabkan timbulnya keputihan.

e. Penyebab lain keputihan adalah alergi akibat benda-benda yang

dimasukan secara sengaja atau tidak sengaja ke dalam vagina, seperti

tampon, obat, kontrasespsi, rambut kemaluan, benang yang berasal dari

selimut, celana dan lainnya. Bias juga karena luka seperti tusukan,

benturan, tekanan, iritasi yang berlangsung lama. Karena keputihan

seorang ibu bahkan bias kehilangan bayinya. (Suryana, 2011).

E. Komplikasi fluor albus atau keputihan

Keputihan bila tidak diatasi dapat menimbulkan infertilitas/masalah

kesuburan, penyakit radang panggul (Pelvic Inflammatory Disease). Pada ibu


hamil dapat menyebabkan kelahiran premature dan Berat Badan Lahir Rendah

(BBLR). Selain itu juga dapat menyebabkan keganasan seperti kanker leher

rahim yang biasanya ditandai dengan cairan banyak, bau busuk, sering disertai

darah tak segar.

F. Penatalaksanaan fluor albus

Tergantung dari penyebab infeksi seperti jamur, bakteri, atau parasit.

Umumnya diberikan obat – obatan untuk mengatasi keluhan dan

menghentikan proses infeksi sesuai dengan penyebabnya. Obat – obatan yang

digunakan dalam mengatasi keputihan biasanya berasal dari golngan

flukonazol untuk mengatasi infeksi candida dan golongan metronidazol untuk

mengatasi bakteri dan parasit. Sediaan obat untuk fluor albus fisiologis adalah

golongan Flukonazol (Cancid 150 mg), antibiotik (Amoxillin 500 mg ),

Metronidazol 500mg. Pengobatan keputihan patologis :Antibiotik (amoxillin

500mg ), Kortikosteroid ( cortisone 50mg ), estrogen (premarin 0,3 mg ).

Untuk keputihan yang ditularkan melalui hubungan seksual, terapi juga

diberikan kepada pasangan seksualnya dan dianjurkan untuk tidak

berhubungan seksual selama masih dalam pengobatan, dan selalu dianjurkan

untuk menjaga persomal hygience.


4. Cara pencegahan fluor albus atau keputihan

1. Pola hidup sehat yaitu diet yang seimbang, olahraga rutin, istirahat

cukup, hindari rokok dan alkohol serta hindari stres berkepanjangan.

2. Setia kepada pasangan.

3. Selalu menjaga kebersihan daerah pribadi ( kemaluan ) da menjaganya

agar dalam keadaan tetap kering dan tidak lembab,. Hindari pemakaian

celana terlalu ketat.

4. Biasakan mengganti pembalut atau pantyliner pada waktunya untuk

mencegah bakteri berkembang biak.

5. Biasakan membasuh dengan arah yang benar tiap kali buang air yaitu

dari depan ke belakang.

6. Penggunaan cairan pembersih vagina yang tidak berlebihan, karena

dapat mematikan flora normal vagina.

7. Hindari penggunaan bedak talkum, tissue, atau sabun dengan pewangi

pada daerah vagina karena dapat menyebabkan iritasi.

8. Hindari pinjam – meminjam perlengkapan mandi, dan tidak duduk

diatas kloset WC umum


BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN KESEHATAN REPRODUKSI

PADA NY. P USIA 37 TAHUN DENGAN KEPUTIHAN

DI POLI KANDUNGAN RSUD PANGLIMA SEBAYA

RM : 018878

Tanggal pengkajian : 30 Juni 2020

Jam : 10.45 WIta

Tempat : Poli Kandungan

Oleh : Sri Rusweni

A. SUBJEKTIF

Istri Suami

Nama : Ny. P Tn. A

Umur : 37 tahun 40 tahun

Agama : Islam Islam

Suku/bangsa : Jawa/WNI Jawa/WNI

Pendidikan : SMP SMA

Pekerjaan : IRT Swasta

Alamat : Karya Bakti Long Ikis RT 008


1. Alasan Kunjungan saat ini

Ibu mengatakan ingin memeriksakan kondisinya.

2. Keluhan Utama

Ibu mengatakan keputihan terus menerus sudah 2 bulan yang lalu,

warnanya cream susu, gatal dan tidak berbau.

3. Riwayat Menstruasi

Menarche umur 13 tahun, siklus 28 hari, lama 5- 7 hari, tidak teratur,

kadang dismenorhoe, darah encer, warana merah.

4. Riwayat Pernikahan

Pernikahan pertama bagi ibu dan suami, lama perkawinan24 tahun status

perkawinan syah, resmi.

5. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Hamil Persalinan Nifas

ke

Th UK Jenis Penol kompl JK PB/BB kompl

persalinan ong ikasi ikasi

1 2003 Ater Normal Bidan T.a.K Laki 2800 T.a.k

m gr/49

cm

2 2008 Ater Normal Bidan T.a.k Laki 3000 T.a.k

m gr/50

cm

6. Riwayat kontrasepsi
Jenis Pasang

kontrasepsi

Tahun Oleh Tempat Keluhan

Suntik 3 2003-2007 Bidan BPM T.a.k

bulan

Suntik 3 2008– 2018 Bidan BPM T.a.k

Bulan

7. Riwayat Kesehatan

Ibu mengatakan tidak pernah mengalami penyakit radang panggul, atau

tumor maupun kanker pada pelvis. Ibu juga tidak ada riwayat penyakit

menurun dalam keluarga dalam hal ginekologi.

8. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari – hari

a. Nutrisi

Makan : 2-3 x/hari jenis : nasi, sayur, lauk, tidak ada keluhan.

Minum : 7- 8 gelas/ hari jenis : air putih, teh, tidak ada keluhan

b. Eliminasi

BAB : 1x/hari, konsistensi: lembek, bau : khas, warna : kuning

kecoklatan, tidak ada keluhan.

BAK : 5-6x/ hari, konsistensi : cair, warna kekuningan, bau khas urine.

c. Pola Istirahat
Ibu mengatakan sehari – hari tidur siang ±1 jam, malam kurang lebih

6-7 jam / hari.

d. Pola Aktifitas

Ibu mengatakan bekerja sebagai ibu rumah tangga, mengerjakan

pekerjaan rumah seperti membersihkan rumah, memasak, mengurus

anak di bantu oleh suami.

e. Personal Hygience

Ibu mengatakan mandi 2x/hari, gosok gigi dengan pasta gigi, ganti

baju 2x/ hari, keramas 2-3 minggu.

9. Riwayat psikososial Spiritual

Ibu mengatakan tinggal bersama suami dan anak. Hubungan ibu dan

keluarga serta lingkungan sekitar tempat tinggal terjalin harmonis.

OBJEKTIF

1. Keadaan Umum : baik

2. kesadaran : Compos Mentis

3. Pemeriksaan Antropometri :

BB : 55 kg TB : 150 cm

Vital Sign :

TD :110/70 mmHg N : 81 x/ mn

R :20x / mnt S : 36,5ºC

4. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : kulit kepala dan rambut bersih, tidak ada benjolan/massa

b. Mata : Sklera putih, conjungtiva merah muda, tidak strabismus

c. Muka : Tidak oedema, tidak pucat, tidak ada cloasma gravidarum.

d. Hidung : tidak ada polip, tidak ada serumen, bersih.

e. Mulut : bibir tidak pucat, tidak ada caries gigi, bersih.

f. Telinga : tidak ada serumen, pendengaran baik, simetris.

g. Leher : tidak ada pembesaran vena jugularis, kelenjar tyroid,limfe.

h. Payudara : Puting menonjol, tidak terdapat benjolan/massa abnormal.

i. Abdomen : Tidak ada bekas luka atau operasi.

j. Ekstremitas : Tidak ada oedem, tidak pucat, gerak normal dan bebas.

k. Genetalia : Tidak varices, tidak oedem, tidak ada pembengkakan

kelenjar bartolhini

ANALISA

Ny. P Umur 37 Tahun P₂₀₀₂ dengan Keputihan

PENATALAKSANAAN

1. Memberitahukan pada ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu sedang

mengalami keputihan.

Ibu memahami penjelasan yang disampaikan

2. Memberikan motivasi pada ibu terkait dengan keadaan ibu yang sedang

mengalami fluor albus atau keputihan, untuk tidak khawatir dengan

keadaanyakarena hal ini dapat disembuhkan.


Ibu mengerti atas penjelasan yang disampaikan dan ibu nampak menjadi

lebih tenang bahwa keputihan yang di alami bukan penyakit yang berat.

3. Memberikan ibu KIE tentang penyebab fluor albus yaitu karena keadaan

yang lembab dan personal hygience yang kurang terjaga pada daerah

genetalia.

Ibu sudah nampak memahami atas penjelasan yang disampaikan.

4. Menganjurkan ibu untuk mengganti celana dalam jika lembab dan

mencuci daerah kemaluan dengan air bersih kemudian dikeringkan dengan

handuk bersih.

Ibu mengerti atas penjelasan yang disampaikan dan akan melakukanya

5. Memberitahukan pada ibu untuk senantiasa mengamati keputihan (cairan )

yang dikeluarkan , warna, konsistensi, serta jumlahnya.

Ibu mengerti atas penjelasan yang disampaikan dan akan melakukanya.

6. Kolaborasi dengan dokter memberi terapi obat femona 1x 2dan zemic 1x1.

Ibu menerima resep obat serta akan meminum obat sesuai yang

dianjurkan.

7. Memberitahu ibu untuk tidak terlalu sering atau mengurangi menggunakan

sabun pembersih kemaluan karena dapat membunuh bakteri baik pada

kemaluan sehingga tidak dapat mencegah bakteri jahat yang akan masuk

kedalam kemaluan.

Ibu mengerti yang di jelaskan oleh bidan

8. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu yang akan datang.

Ibu bersedia untuk kembali.


9. Melakukan pendokumentasian.

Sudah dilakukan
BAB IV

PEMBAHASAN

Keputihan (Fluor Albus) bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan gejala dari

suatu penyakit. Setiap wanita harus mengetahui penyebab, tanda dan gejala, komplikasi,

faktor-faktor predisposisi dari keputihan (Fluor Albus), tetapi yang paling penting adalah

mengetahui bagaimana cara pencegahannya. Keputihan (Fluor Albus) dapat disebabkan

oleh infeksi bakteri, jamur, virus, parasit. Klasifikasi keputihan (Fluor Albus) ada 2 yaitu

Fluor Albus fisiologis dan patologis.

Dari uraian kasus tersebut telah dijabarkan tentang permasalahan yang

dialami Ny. P terkait dengan fluor albus atau keputihan. Keputihan yang dialami

Ny. P yang dikeluarkan sudah 2 bulan dalam jumlah agak banyak dan kadang

berbau,warna keputihan tersebut cream susu kental.

Tidak ada kesenjangan yang signifikan antara teori dan dilahan praktik,

penatalaksanaan sudah sesuai dengan teori yang ada. Dalam hal ini kunjungan

yang dimaksudkan adalah kunjungan saat pasien setelah 1 bulan mendapatkan

pengobatan, apakah ada perbaikan atau tidak. Hal ini dimaksudkan sebagai salah

satu upaya penanganan dini yang dilakukan oleh bidan jika ada komplikasi atau

kegawatdaruratan. Berdasarkan kasus yang di bahas terdapat kesesuaian antara

jurnal yaitu kurangnya hygiene. di dalam jurnal terdapat hasil penelitian yaitu

kurangnya informasi tentang hygiene sehingga masih di perlukan untuk

penyuluhan tentang hygiene pada ibu rumah tangga.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada bab ini penulis mengambil suatu kesimpulan dari studi kasus yang

yang berjudul Asuhan Kebidanan Gangguan Kesehatan Reproduksi pada

Ny. P Umur 37 Tahun P₂₀₀₂ dengan Keputihan di RSUD, yaitu:

1. Dalam pengkajian didapat data subyektif yaitu ibu mengeluh keputihan

terus menerus agak sedikit gatal, berwarna putih keruh. Sedangkan data

obyektif didapatkan hasil bahwa keadaan umum ibu baik, TD: 110/70

mmHg, N: 81 x/menit, S:36,5ºC, R: 20 x/menit. BB: 55 kg.

2. Tindakan segera pada kasus ini adalah melakukan pemeriksaan pada

daerah genetalia melakukan inspekulo.

3. Pada kasus ini, perencanaan yang dapat penulis buat adalah

memberitahukan tentang hasil pemeriksaan, memberikan KIE

tentangpenyebab dari keputihan, menganjurkan ibu untuk sering

mengganti celana dalam dan mencuci daerah kemaluan dengan air bersih

kemudian di keringkan, memberikan terapi obat femora 1 x2 gram dan

zemic 1x1 gram.

4. Pada kasus ini pelaksanaan yang di dapat penulis lakukan adalah sesuai

dengan perencanaan yang telah dibuat

5. Hasil evaluasi yang didapatkan, ibu sudah dilakukan pemeriksaan dengan

hasil keputihan fisiologis.

6. Pada kasus ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus yang ada
B. Saran

1. Bagi Lahan

Menambah informasi tentang penangganan dini yang harus dilakukan

pada ibu dengan fluor albus.

2. Bagi Klien

Diharapakan bisa menjaga kebersihan pada daerah genetalia.


DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Eka. 2012. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Fluor


Albus (Keputihan) Dengan Cara Penanganan Keputihan Pada Siswi
SMP Gunung Jati Kembaran. Skripsi tidak diterbitkan.STIKES
Harapan Bangsa.

Erma, Yanti. 2012. Gambaran Pengetahuan Remaja Putri tentang Resiko


Perkawinan Dini dalam Kehamilan di Kelurahan Tanjung Gista.
Skripsi tidak diterbitkan. Kebidanan Universitas Prima Indonesia
Medan.

Indriany, Ratna. 2012. Hubungan Personal Hygiene dengan Kejadian Keputihan


Pada Siswi MA Al-Hikmah Aeng Deke Bluto. Karya Tulis Tidak
diterbitkan. Studi Diploma Kebidanan, Unija Sumenep.

Manuaba, Ida Bagus Gede. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana Jakarta: EGC.

Widyastuti Y. 2010. Kesehatan Reproduksi.Fitramaya.Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai