Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN KASUS

LAPORAN KASUS DISMENOREA PADA REMAJA SMP KELAS 9 DI


SMP DARUL QUR’AN DESA WATUGEDE KECAMATAN SINGOSARI
KABUPATEN MALANG

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Asuhan Kebidanan Holistik pada
Remaja
Dosen Pembimbing :
Erni Dwi Widayana, SST., M.Kes

Disusun Oleh :
Luk Luil Ma’nun (P17312195028)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN MALANG
PROGRAM STUDI PROFESI KEBIDANAN MALANG
TAHUN 2019

1
2
[LAPORAN KASUS]

Remaja Usia 15 Tahun dengan Dismenore Primer


Luk Luil Ma’nun
Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Malang, Indonesia
Abstrak
Dismenore adalah nyeri menstruasi yang terjadi terutama di perut bagian
bawah, tetapi dapat menyebar hingga ke punggung bagian bawah, pinggang,
panggul, paha atas, hingga betis (Sinaga et al., 2017). Seorang remaja putri kelas 9
di SMP Darul Qur’an berusia 15 tahun memiliki keluhan mengalami nyeri pada
saat haid. Haid pertama kali pada usia 12 tahun, siklus haid 28 hari dengan lama
haid yaitu 6-7 hari, banyaknya darah 2-3 kali mengganti pembalut setiap harinya.
Warna darah merah, cair, dan kadang bergumpal. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan keadaan umum baik, kesadaran composmentis, tekanan darah 110/80
mmHg, nadi 80x/menit, suhu 36,8°C, pernapasan 19x/menit, LiLA 25,5 cm, berat
badan 52 kg, tinggi badan 154 cm, dan Hb 14,2 gr/dl, sclera berwarna putih dan
konjungtiva berwarna merah muda. Diberikan konseling untuk istirahat yang
cukup, makan teratur dengan porsi “ISI PIRINGKU”, serta kompres hangat untuk
mengurangi nyeri

Kata kunci: remaja putri, dismenore primer

Korespondensi : Luk Luil Ma’nun ‫ ׀‬Jl. Sumbersari D2 Perum Istana Gajayana ‫׀‬
HP : 081224749600 ‫ ׀‬e-mail : lukulilmanun31@gmail.com

15-year-old Teenager with Primary Dysmenorrhea


Abstract
Dysmenorrhea is menstrual pain that occurs mainly in the lower abdomen, but can
spread to the lower back, waist, pelvis, upper thighs, until the calf (Sinaga et al.,
2017). A 9th grade teenage girl in 15 year old Darul Qur'an Middle School has a
complaint of experiencing pain during menstruation. The first menstruation at the
age of 12 years, the menstrual cycle 28 days with a menstrual period that is 6-7
days, the amount of blood 2-3 times to replace the pads every day. Blood color is
red, liquid, and sometimes clotted. On physical examination found good general
condition, composmentis awareness, blood pressure 110/80 mmHg, pulse 80x /
minute, temperature 36.8 ° C, breathing 19x / minute, LiLA 25.5 cm, body weight
52 kg, body height 154 cm and Hb 14.2 g / dl, the sclera is white and the
conjunctiva is pink. Provided counseling for adequate rest, eating regularly with a
portion of "MY PLATE FILLS", and warm compresses to reduce pain

Keywords: young women, primary dysmenorrhea

3
Pendahuluan
Masa remaja merupakan masa Dismenore menurut klinis
peralihan dari pubertas ke dewasa, dapat dibedakan menjadi dismenore
yaitu pada umur 11-20 tahun. Pada primer yang tidak disebabkan karena
masa peralihan tersebut individu adanya patologi pelvik dan
matang secara fisiologik, psikologik, dismenore sekunder yang disebabkan
mental, emosional, dan sosial. Masa karena adanya kelainan patologi
remaja ditandai dengan munculnya yang mendasari, seperti
karakteristik seks primer, hal tersebut endometriosis atau kista ovarium
dipengaruhi oleh mulai bekerjanya (Larasati & Alatas, 2016). Faktor-
kelenjar reproduksi. Kejadian yang faktor yang mempengaruhi
muncul saat pubertas adalah dismenore antara lain status gizi
pertumbuhan badan yang cepat, (Nurwana et al., 2017) dan stres fisik
timbulnya ciri-ciri kelamin sekunder, maupun psikologis (Priyanti &
menarke, dan perubahan psikis. Pada Mustikasari, 2014). Sebanyak 90%
wanita, masa remaja diawali dengan remaja wanita di seluruh dunia
terjadinya pubertas yang berjalan mengalami masalah saat menstruasi
lambat. Pada masa ini terjadi dan lebih dari 50% dari wanita
berbagai perubahan, salah satunya menstruasi mengalami dismenore
adalah menstruasi (Prawirohardjo, primer dengan 10-20% dari mereka
2011). Setiap wanita normal akan mengalami gejala yang cukup parah.
mengalami menstruasi setiap Prevalensi dismenore di Indonesia
bulannya. Beberapa wanita sebesar 64,25% yang terdiri dari
merasakan rasa nyeri pada tiap siklus 54,89% dismenore primer dan 9,36%
menstruasi. Dismenore adalah nyeri dismenore sekunder (Larasati &
menstruasi yang terjadi terutama di Alatas, 2016).
perut bagian bawah, tetapi dapat Pengetahuan remaja putri
menyebar hingga ke punggung mengenai dismenorea masih belum
bagian bawah, pinggang, panggul, cukup baik sehingga banyak remaja
paha atas, hingga betis (Sinaga et al., putri yang tidak mengetahui
2017). bagaimana cara penanganan

4
dismenorea yang benar. Berdasarkan beserta manfaatnya, tidak membahas
penelitian yang dilakukan di Demak permasalahan yang menyertai sistem
diketahui 78,3% siswi memiliki reproduksi (Nafiroh, 2013).
pengetahuan yang kurang tentang Nyeri haid yang banyak
dismenorea, hanya 4,3% siswi yang dialami oleh remaja putri juga
memiliki pengetahauan yang baik menjadi salah satu penyebab utama
mengenai dismenorea (Nafiroh, ketidakhadiran di sekolah. Selain
2013). Kurangnya tingkat menurunkan angka kehadiran 69,7%
pengetahuan mengenai kesehatan remaja putri yang mengalami
reproduksi dapat di karenakan dismenorea juga mengaku
kurangnya sumber informasi. mengalami penurunan dalam prestasi
Pengetahuan mengenai kesehatan akademik, penurunan konsentrasi
reproduksi yang diberikan di sekolah (72,7%) dan ketidakmapuan untuk
hanya didapatkan melalui mata menjawab pertanyaan dalam ujian
pelajaran biologi. Materi yang (54,3%). Lebih dari 60% responden
diajarkan hanya mengajarkan mengaku hubungan sosialisasinya
anatomi hewan, tumbuhan, dan terganggu karena dismenorea
susunan anatomi organ reproduksi (Rakhshaee,2014).

5
Kasus istirahat yang cukup, makan teratur
Seorang remaja putri kelas 9 di dengan porsi “ISI PIRINGKU”, serta
SMP Darul Qur’an berusia 15 tahun kompres hangat untuk mengurangi
memiliki keluhan mengalami nyeri nyeri.
pada saat haid. Haid pertama kali Pembahasan
pada usia 12 tahun, siklus haid 28 Dismenore adalah nyeri
hari dengan lama haid yaitu 6-7 hari, menstruasi yang terjadi terutama di
banyaknya darah 2-3 kali mengganti perut bagian bawah, tetapi dapat
pembalut setiap harinya. Warna menyebar hingga ke punggung
darah merah, cair, dan kadang bagian bawah, pinggang, panggul,
bergumpal. paha atas, hingga betis (Sinaga et al.,
Pada pemeriksaan fisik 2017).
didapatkan keadaan umum baik, Dismenore menurut klinis
kesadaran composmentis, tekanan dapat dibedakan menjadi dismenore
darah 110/80 mmHg, nadi primer yang tidak disebabkan karena
80x/menit, suhu 36,8°C, pernapasan adanya patologi pelvik dan
19x/menit, LILA 25,5 cm, berat dismenore sekunder yang disebabkan
badan 52 kg, tinggi badan 154 cm, karena adanya kelainan patologi
dan Hb 14,2 gr/dl, sclera berwarna yang mendasari, seperti
putih dan konjungtiva berwarna endometriosis atau kista ovarium
merah muda. (Larasati & Alatas, 2016).
Pola makan 3 kali dalam sehari Peningkatan produksi
dengan porsi yang telah disesuaikan prostaglandin dan pelepasannya
oleh pengurus asrama, dan minum 7- (terutama PGF2a) dari endometrium
8 gelas air putih dalam sehari. Tidur selama menstruasi menyebabkan
malam 6-7 jam. Pola eliminasi BAK kontraksi uterus yang tidak
4-5 kali dalam sehari dan BAB 1 kali terkoordinasi dan tidak teratur
dalam sehari. sehingga menimbulkan nyeri.
Pasien di diagnosa dengan Selama periode menstruasi, wanita
Remaja Putri Usia 14 tahun dengan yang mempunyai riwayat dismenorea
dismenore primer. Diberikan mempunyai tekanan yang lebih
konseling Diberikan konseling untuk tinggi dan memiliki kadar

6
prostaglandin dua kali lebih banyak kuat yang menginduksi kontraksi
dalam darah (menstruasi) otot uterus (Redeer, 2013).
dibandingkan dengan wanita yang Gejala umum dismenore
tidak mengalami nyeri. Uterus lebih primer yaitu seperti rasa tidak enak
sering berkontraksi dan tidak badan, lelah, mual, muntah, diare,
terkoordinasi atau tidak teratur. nyeri punggung bawah, sakit kepala,
Akibat peningkatan uterus yang kadang-kadang juga disertai vertigo
abnormal tersebut, aliran darah atau sensasi jatuh, perasaan cemas
menjadi berkurang sehingga terjadi dan gelisah, hingga jatuh pingsan
iskemia atau hipoksia uterus yang (Anurogo, 2011). Nyeri dimulai
menyebabkan timbulnya nyeri. beberapa jam sebelum atau
Mekanisme nyeri lainnya disebabkan bersamaan dengan awitan menstruasi
oleh diuterus menjadi hipersensitif dan berlangsung selama 48 sampai
terhadap kerja bradikinin serta 72 jam. Nyeri yang berlokasi di area
stimulus nyeri fisik dan kimiawi suprapubis dapat berupa nyeri tajam,
lainnya (Redeer, 2013). dalam, kram, tumpul, dan sakit.
Kadar vasopressin mengalami Sering kali terdapat sensasi penuh di
peningkatan selama menstruasi pada daerah pelvis atau sensasi mulas
wanita yang mengalami dismenorea yang menjalar ke paha bagian dalam
primer. Apabila disertai dengan dan area lumboskralis. Beberapa
kadar oksitosin, kadar vasopressin wanita mengalami mual dan muntah,
yang lebih tinggi menyebabkan sakit kepala, letih, pusing, pingsan,
ketidakaturan kontraksi uterus yang dan diare, serta kelabilan emosi
mengakibatkan adanya hipoksia dan selama menstruasi (Redeer, 2013)
iskemia uterus. Pada wanita yang Pencegahan dismenorea
mengalami dismenorea primer tanpa menurut Anurogo (2011) yaitu
disertai peningkatan prostaglandin dengan cara menghindari stress,
akan terjadi peningkatan aktivitas miliki pola makan yang teratur
alur 5-lipoksigenase. Hal seperti ini dengan asupan gizi yang memadai,
menyebabkan peningkatan sintesis memenuhi standar ISI PIRINGKU,
leukotrien, vasokonstriktor,sangat hindari makanan yang cenderung
asam dan pedas saat menjelang haid,

7
istirahat yang cukup, menjaga dismenore sekunder yang disebabkan
kondisi agar tidak terlalu lelah, dan karena adanya kelainan patologi
tidak menguras energy yang yang mendasari, seperti
berlebihan, tidur yang cukup sesuai endometriosis atau kista ovarium
dengan standar keperluan masing- (Larasati & Alatas, 2016). Faktor-
masing 6-8 jam dalam sehari, dan faktor yang mempengaruhi
lakukan olahraga ringan secara dismenore antara lain status gizi
teratur. (Nurwana et al., 2017) dan stres fisik
Penanganan nyeri pada maupun psikologis (Priyanti &
dismenore dapat dilakukan dengan Mustikasari, 2014).
cara kompres hangat pada daerah Pencegahan dismenorea
abdomen, massase abdomen, menurut Anurogo (2011) yaitu
mempertahankan postur tubuh yang dengan cara menghindari stress,
baik, latihan atau olahraga, serta gizi miliki pola makan yang teratur
seimbang (Kasdu, 2005). Selain itu dengan asupan gizi yang memadai,
dapat mengkonsumsi asam lemak memenuhi standar ISI PIRINGKU,
esensial yanag terdapat pada ikan hindari makanan yang cenderung
sarden atau ikan salmon (Mg dan Zn) asam dan pedas saat menjelang haid,
dan multivitamin terutama vitamin E, istirahat yang cukup, menjaga
mengurangi stress ( Hartwell, 2006). kondisi agar tidak terlalu lelah, dan
Simpulan tidak menguras energy yang
Dismenore adalah nyeri berlebihan, tidur yang cukup sesuai
menstruasi yang terjadi terutama di dengan standar keperluan masing-
perut bagian bawah, tetapi dapat masing 6-8 jam dalam sehari, dan
menyebar hingga ke punggung lakukan olahraga ringan secara
bagian bawah, pinggang, panggul, teratur.
paha atas, hingga betis (Sinaga et al.,
2017).
Dismenore menurut klinis
dapat dibedakan menjadi dismenore
primer yang tidak disebabkan karena
adanya patologi pelvik dan

8
Daftar Pustaka 7. Priyanti, S. & Mustikasari, A.D.,
1. Hartwell, H.J., Edwarts, J.S.A. 2014. Hubungan Tingkat Stres
Symonds. 2006. Food Serrvice in terhadap Dismenore pada Remaja
Hospital: Development of a Putri di Madrasah Aliyah
Theoretical Modedi Foe Patient Mamba’ul Ulum Awang Awang
Experience And Statification Mojosari Mojokerto. Hospital
Using on Hospital in the UK Majapahit. 6(2): 1-10.
National Health Service as a Case 8. Rakhshaee, Z. 2014. A Cross-
Study. Journal of Food Service. Sectional Study of Primary
2006: 17, p 226-236. Dysmenorrhea among Student at a
2. Kasdu D., 2005. Solusi Problem University: Prevalence, Impact
Persalinan.Jakarta : Puspa Swara and of Associated Symptoms.
3. Larasati, T.A. & Alatas, F., 2016. Annual Research and Review in
Dismenore Primer dan Faktor Biology.4(18): 2815-22.
Risiko Dismenore Primer pada 9. Reeder, S.J., Martin, L.L., &
Remaja. Majority. 5(3): 79-84. Griffin, D.K. (2011).
4. Nafiroh and Indrawati. 2013. Keperawatan maternitas :
Gambaran Pengetahuan Remaja Kesehatan wanita, bayi &
Tentang Dismenore pada Siswa keluarga edisi 18. Jakarta : EGC.
Putri di MTS NU Mranggen 10. Sinaga, E., Saribanon, N.,
Kabupaten Demak. JIK. 4: 157- Sa’adah, S.N., Salamah, U.,
66. Murti, Y.A., Trisnamiati, A.,
5. Nurwana, Sabilu, Y., Fachlevy, Lorita, S., 2017. Manajemen
A.F., 2017. Analisis Faktor yang Kesehatan Menstruasi. Jakarta:
Berhubungan dengan Kejadian Universitas Nasional.
Dismenorea pada Remaja Putri di
SMA Negeri 8 Kendari Tahun
2016. Jimkesmas. 2(6): 1-14.
6. Prawirohardjo, S., 2011. Ilmu
kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai