Anda di halaman 1dari 19

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Kehamilan
1. Konsep dasar kehamilan
a. Pengertian kehamilan
Prawiroharjo (2014, hal 213) menyatakan bahwa kehamilan dimulai dari
fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan
nidasi atau implantasi. Bila di hitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya
bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 9
bulan..
b. Klasifikasi Kehamilan
Prawirohardjo (2014, hal. 213) menyatakan bahwa klasifikasi kehamilan
terbagi menjadi 3 bagian, yaitu :
1) Trimester pertama berlangsung (minggu ke- 1 sampai ke 12).
2) Trimester kedua (minggu ke- 13 sampai 27 minggu).
3) Minggu ketiga (minggu ke- 28 hingga 40 minggu).
c. Kebijakan antenatal care
Pantiawati I dan Saryono (2010, hal 8) menyatakan jadwal kunjungan
antenatal sebaiknya dilakukan minimal 4 kali selama kehamilan, yaitu :
1) Kunjungan trimester I minimal 1 kali
2) Kunjungan trimester II minimal 1 kali
3) Kunjungan trimester III minimal 2 kali
B. Persalinan dan Bayi Baru Lahir
1. Konsep Dasar Persalinan
a. Pengertian Persalinan
Menurut Wiknjosastro, (2002) dalam Sari, E.P dan Rimandini, K.D (2014
hal. 2) menyatakan bahwa persalinan adalah proses pengeluaran hasil
konsepsi yang dapat hidup diluar uterus melalui vagina ke luar dunia.
Persalinan normal atau persalinan spontan adalah bila bayi lahir dengan letak
belakang kepala tanpa melalui alat-alat atau pertolongan istimewa serta tidak
melalui ibu dan bayi, dan umumnya berlangsung dalam waktu kurang dari
24 hujan.
b. Sebab-sebab mulainya persalinan
Menurut Rohani, dkk (2011, hal. 4) teori penyebab persalinan yaitu:
1) Teori Keregangan.
a) Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas waktu
tertentu.
b) Setelah melewati batas waktu tersebut terjadi kontraksi sehingga
persalinan bisa dimulai.
2) Teori penurunan progesterone
a) Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur kehamilan 28 minggu.
b) Produksi progesterone mengalami penurunan, sehingga otot rahim
lebih sensitive terhadap oksitosin.
c) Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat
penurunan progesterone tertentu.
3) Teori oksitosin internal
a) Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis pars posteror.
b) Perubahan keseimbangan estrogen dan progesterone dapat mengubah
sensitivas otot Rahim sehingga sering terjadi kontraksi Braxton Hicks.
4) Teori Prostaglandin
a) Kontrasepsi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15
minggu, yang dikeluarkan oleh desidua.
b) Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot
rahim sehingga hasil konsepsi dapat dikeluarkan.
Prostaglandin dianggap sebagi pemicu terjadinya persalinan.
c. Tanda-tanda Persalinan
Menurut manuaba dalam buku ilmu kebidanan dan penyakit kandungan
(1998) dalam Sari, E.P dan Rimandini, K.D (2014 hal. 10) menyatakan
bahwa tanda-tanda persalinan dibagi dua fase yaitu :
1) Tanda-tanda bahwa persalinan sudah dekat
a) Terjadi lightening
Penyebab : karena kontraksi Braxton hicks, ketegangan dinding perut,
ketegangan dinding perut, ketegangan ligamentum rotundum, dan gaya
berat janin dimana kepala kea rah bawah.
Akibatnya : ibu merasa ringan dibagian atas perut, dan rasa sesak
berkurang, bagian bawah perut ibu terasa penuh dan mengganjal. Ibu
juga merasakan kesulitan berjalan, serta sering buang air kecil
(follaksuria).
b) Terjadinya his permulaan
Penyebab : Braxton hicks terjadi karena adanya keseimbangan
esterogen dan progesterone sehingga terjadi peningkatan jumlah
reseptor oksitosin dan gap junction diantara sel-sel myometrium.
Akibatnya : ibu merasakan nyeri ringan dibagian bawah Rahim,
datangnya tidak teratur, tidak ada perubahan pada serviks atau
pembawa tanda, durasinya yang pendek, dan tidak bertambah apabila
beraktivitas.
c) Tanda-tanda infartu
(1)Pinggang terasa sakit karena adanya his dan menjalar ke depan,
teratur dengan interval yang pendek serta kekuatannya semakin
besar
(2)Keluarnya lendir bercampur darah (show) yang berasal dari kanalis
serviks. Disebabkan karena robeknya pembuluh darah waktu
serviks membuka
(3)Terkadang disertai pecah ketuban
(4)Dilatasi dan Effecement
Dilatasi yaitu terbukanya kanalis servikalis secara berangsur-angsur
akibat pengaruh his. Effacement adalah pendataran atau
pemendekan kanalis servikalis yang semula panjang 1-2 cm
menjadi hilang sama sekali, sehingga tinggal hanya ostium yang
tipis seperti kertas.
d. Faktor-faktor Persalinan
Sari, E.P dan Rimandini, K.D (2014 hal. 33) menyatakan bahwa faktor-
faktor yang mempengaruhi persalinan adalah sebagai berikut :
1) Power (kekuatan yang mendorong janin keluar)
a) His
His adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan. Tiap his dimulai
sebagai gelombang sebagai salah satu sudut dimana tuba masuk ke
dalam dinding uterus. Gelombang bergerak ke dalam dank e bawah
dengan kecepatan 2 cm tiap detik untuk mengikutsertakan seluruh
uterus. Kontraksi uterus bersifat intermiten sehingga ada periode
relaksi uterus diantara kontraksi yang memiliki fungsi berikut :
(1)Mengistirahatkan otot uterus
(2)Memberi kesempatan ibu untuk beristirahat
(3)Mempertahankan kesejahteraan bayi karena kontraksi uterus
menyebabkan kontriksi pembuluh darah plasenta
b) Tenaga mengejan
Segera setelah bagian presentasi mencapai dasar panggul, sifat
kontraksi berubah, yakni bersifat mendorong keluar, wanita merasa
ingin mengedan.
2) Passage (jalan lahir)
Jalan lahir terdiri dari :
a) Tulang panggul yakni dibentuk oleh gabungan ilium, iskium, pubis,
dan tulang-tulang sacrum.
b) Jaringan lunak terdiri dari segmen bawah uterus yang dapat
merenggang, serviks, otot dasar panggul, vagina dan introitus (lubang
luar vagina) sebelum persalinan dimulai, uterus terdiri dari korpus
uteri dan serviks uteri.
3) Passanger
Cara penumpang (passanger) atau janin bergerak di sepanjang jalan lahir
merupakan akibat interaksi beberapa faktor, yakni ukuran kepala janin,
presentasi, letak, sikap dan posisi janin.
4) Psikologis persalinan
Psikologis persalinan merupakan hubungan saling mempengaruhi yang
rumit antara dorongan psikologis dan fisiologis dalam diri wanita dengan
pengaruh dorongan tersebut pada proses kelahiran bayi.
e. Tahapan persalinan
f. Mekanisme persalinan
Sari, E.P dan Rimandini, K.D (2014 hal. 168) menyatakan bahwa
mekanisme persalinan sebagai berikut :
1) Desensus (penurunan kepala)
Masuknya kepala ke dalam PAP, biasanya dengan sutura sagitaris
melintang dan dengan fleksi yang ringan.
2. Konsep Dasar Asuhan Persalinan
a. Pengertian Asuhan Persalinan
Menurut Sari, E.P dan Rimandini, K.D (2014 hal. 10) Asuhan Persalinan
Normal adalah asuhan yang bersih dan aman selama persalinan dan setelah
bayi baru lahir, serta upaya pencegahan komplikasi terutama pada
pendarahan pasca persalinan, hipotermia, dan asfiksia bayi baru lahir.
b. Tujuan Asuhan Persalinan
Menurut Prawirohardjo (2008) dalam Sari, E.P dan Rimandini, K.D
(2014 hal. 17) menyatakan bahwa tujuan asuhan persalinan normal yaitu
mengupayakan kelangsungan hidup dan mencapai derajat kesehatan yang
tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui berbagai upaya yang terintegrasi dan
lengkap serta intervensi minimal sehingga prinsip keamanan dan kualitas
pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang optimal.
c. Lima Benang Merah Asuhan Persalinan
Sari, E.P dan Rimandini, K.D (2014 hal. 19) menyatakan bahwa ada 5 aspek
dasar penting atau lima benang merah yang saling terkait dalam asuhan
persalinan yang bersih dana man yaitu :
1) Membuat keputusan klinik
Membuat keputusan klinik adalah proses pemecahan masalah yang akan
digunakan untuk merencanakan arahan bagi ibu dan bayi baru lahir. Ada
4 langkah proses pengambilan keputusan klinik, yaitu : pengumpulan data
(data subjektif dan data objektif), diagnosis, penatalaksanaan asuhan dan
perawatan (membuat rencana dan melaksanakan rencana) serta evaluasi.
2) Asuhan sayang ibu dan sayang bayi
a) Memanggil ibu sesuai namanya, menghargai dan memperlakukannya
sesuai martabatnya
b) Menjelaskan asuhan dan perawatan yang akan diberikan pada ibu
sebelum memulai asuhan tersebut
c) Menjelaskan proses persalinan kepada ibu dan keluarganya
d) Menganjurkan ibu untuk bertanya dan membicarakan rasa takut atau
khawatir
e) Mendengarkan atau menanggapi pertanyaan dan kekhawatiran ibu
f) Memberikan dukungan, membesarkan hatinya dan menentramkan
persaan ibu beserta anggota keluarga yang lain
g) Menganjurkan ibu untuk ditemani suaminya dan atau anggota keluarga
yang lain
h) Menganjarkan suami dan anggota keluarga mengenai cara
memperhatikan dan mendukung ibu selama persalinan dan kelahiran
bayinya
i) Melakukan praktik-praktik pencegahan infeksi yang baik dan
konsisten
j) Hargai privasi klien
k) Anjurkan ibu untuk mencoba berbagai posisi selama persalinan dan
kelahiran bayi
l) Anjurkan ibu untuk minum cairan dan makanan ringan bila ia
menginginkannya
m)Hargai dan perbolehkan praktik-praktik tradisional yang tidak
memeberi pengaruh yang merugikan
n) Hindari tindakan yang berlebihan dan mungkin membahyakan seperti
episiotomy, mencukuran dan klisma
o) Anjurkan ibu untuk memeluk bayi nyasegera setelah lahir
p) Membantu memulai pemberian ASI dalam jam pertama setelah
kelahiran bayi
q) Siapkan rencana rujukan
r) Mempersiapkan persalinan dan kelahiran bayi dengan baik serta
bahan-bahan, perlengkapan, dan obat-obatan yang diperlukan. Siap
untuk melakukan resusitasi bayi baru lahir pada setiap kelahiran bayi
Asuhan sayang ibu pada masa pasca persalinan :
a) Anjurkan ibu untuk selalu berdekatan dengan bayinya (rooming in)
b) Bantu ibu untuk memulai membiasakan menyusui dan anjurkan
pemberian ASI sesuai permintaan
c) Ajarkan kepada ibu dan keluarganya mengenai nutrisi dan istirahat
yang cukup setelah melahirkan
d) Anjurkan suami dan anggota keluarga untuk memeluk bayi dan
mensyukuri kelahiran bayi
e) Ajarkan kepada ibu dan anggota keluarga tentang bahaya dan tanda
yang dapat diamati dan anjurkan mereka untuk mencari pertolongan
jika terdapat masalah atau kekhawatiran
3) Pencegahan infeksi
Upaya pencegahan infeksi untuk mencegah penyebaran penyakit,
meliputi
a) Mencuci tangan
b) Memakai sarung tangan
c) Menggunakan cairan antiseptik
d) Memproses alat bekas pakai
e) Menangani peralatan tajam dengan aman
f) Menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan (termasuk pengelolaan
sampah yang benar)
4) Rekam medis
Dokumentasi dalam manajemen kebidanan menjadi penting karena :
a) Dapat digunakan sebagai alat bantu untuk mebuat keputusan klinik
dan menyediakan catatan permanen tentang manajemen asuhan
perawatan pada pasien.
b) Memungkinkan terjadinya pertukaran informasi diantara petugas
kesehatan
c) Mempermudah kelanjutan langkah perawatan, dari kunjungan ke
kunjungan berikutnya, dari petugas ke petugas yang lain, atau petugas
ke fasilitas
d) Dapat digunakan sebagai sebagai bahan evaluasi perawatan, untuk
melihat apakah sudah sesuai dan efektif, mengindetifikasi
kesenjangan yang ada dan mebuat perubahan dan perbaikan
peningkatan manajemen perawatan pasien
e) Memperkuat keberhasilan manajemen
f) Data yang ada dapat digunakan untuk penelitian atau studi kasus
g) Data dapat digunakan sebagai data statistic nasional dan daerah,
sepert catatan kematian ibu atau bayi baru lahir atau kelahiran bayi
5) Rujukan
Singkatan BAKSOKUDA dapat digunakan untuk mengingat hal-hal
penting dalam persiapan rujukan untuk ibu dan bayi :
a) B (Bidan)
Pastkan bahwa ibu dan bayi baru lahir didampingi oleh penolong
persalinan yang kompoten untuk melaksanakan gawat darurat
obstetric dan BBL untuk dibawa ke fasilitas rujukan
b) A (Alat)
Bawa perlengkapan dan alat-alat untuk asuhan persalinan, masa
niafas, dan BBL (tabung suntik, selang iv, alat resusitasi, dan lain-
lain) bersama ibu ketempat rujukan
c) K (Keluarga)
Beritahu keluarga dan mengenai kondisi terakhir ibu dan bayi dan
mengapa ibu dan bayi perlu dirujuk
d) S (Surat)
Berikan surat keterangan rujukan ke tempat rujukan. Surat ini harus
memberikan identifikasi mengenai ibu dan BBL, cantumkan alasan
rujukan dan uraikan hasil penyakit, asuhan atau obat-obatan yang
diterima ibu dan BBL. Sertakan juga patograf yang dipakai untuk
membuat keputusan klinik
e) O (Obat)
Bawa obat-obatan esensial pada saat mengantar ibu ke fasilitas
rujukan.
f) K (Kendaraan)
Siapkan kendaraan yang memungkinkan untuk merujuk ibu dalam
kondisi cukup Nyman.
g) U (Uang)
Ingatkan keluarga untuk membwa uang dalam jumlah yang cukup
untuk membeli obat-obatan yang diperlukan dan bahan-bahan
kesehatan lain yang diperlukan selama ibu dan bayi baru lahir tinggal
difasilitas rujukan
h) Da (Donor dan doa)
Persiapan darah baik dari anggota keluarga maupun kerabat sebagai
persiapan jika terjadi pendarahan. Dan doa sebagai kekuatan spiritual
dan spiritual dan harapan yang dapat membantu proses persalinan.
d. Patograf
JNPK-KR (2016, hal. 76) menyatakan bahwa patograf adalah alat bantu
untuk memantau kemajuan kala satu persalinan dan informasi untuk
membuat keputusan klinik. Tujuan utama penggunaan patograf adalah :
1) Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai
pembukaan serviks melalui pemeriksaan dalam
2) Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal. Dengan
demikian dapat pula mendeteksi secara dini kemungkinan terjadi partus
lama
3) Data pelengkap yang terkait dengan pemantauan kondisi ibu, kondisi
bayi, grafik kemajuan proses persalinan, bahan dan medikamentosa yang
diberikan, pemeriksaan laboratorium, membuat keputusan klinik dan
asuhan atau tindakan yang diberikan dimana semua itu dicatatkan secara
rinci pada status atau rekam medik ibu bersakin dan bayi baru lahir
Patograf sangat membantu penolong persalinan dalam memantau,
mengevaluasi dan membuat keputusan klinik, baik persalinan dengan
penyulit maupun yang tidak disertai dengan penyulit. Adapun cara
pencatatan/pemantauan menggunakan patograf sebagai berikut :
1) Pencatatan selama fase laten kala 1 persalinan
Selama fase laten, semua asuhan, pengamtan dan pemeriksaan harus
dicatat. Hal ini dapat dilakukan secara terpisah, baik dicatatan kemajuan
persalinan maupun di kartu menuju sehat (KMS) ibu hamil. Tanggal dan
waktu harus dituliskan setiap kali membuat catatan selama fase laten
persalinan. Semua asuhan dan intervensi juga harus dicatat secara
seksama, yaitu :
a) Denyut jantung janin : setiap ½ jam
b) Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus : setiap ½ jam
c) Nadi : setiap ½ jam
d) Pembukaan serviks : setiap 4 jam
e) Penurunan bagian terbawah janin : setiap 4 jam
f) Tekanan darah dan temperature suhu tubuh : setiap 4 jam
g) Produksi urine, aseton dan protein : setiap 2-4 jam
2) Pencatatan selama fase aktif
Halaman depan patograf mencantunkan bahwa observasi yang dimulai
pada fase aktif persalinan dan menyediakan lajur dan kolom untuk
mencatat hasil-hasil pemeriksaan selamafase aktif persalinan, meliputi :
a) Informasi tentang ibu
(1)Nama, umur
(2)Gravida, para, abortus (keguguran)
(3)Nomor catatan medik nomor puskesmas
(4)Tanggal dan waktu mulai dirawat atau jika rumah
(5)Waktu pecahnya selaput ketuban
b) Kondisi janin
(1)DJJ (Denyut Jantung Janin)
(2)Warna dan adanya air ketuban
(3)Penyusupan (moulase) kepala janin
c) Kemajuan persalinan
(1)Pembukaan serviks
(2)Penurunan bagian terbawah janin atau presentase janin
(3)Garis waspada dan garis bertindak
d) Jam dan waktu
(1)Waktu mulainya fase aktif persalinan
(2)Waktu aktual saat pemeriksaan atau penilaian
e) Kontaksi uterus : frekuensi dan lamanya
f) Obat-obatan dan cairan yang diberikan
(1)Oksitosin
(2)Obat-obatan lainnya dan cairan IV yang diberikan
g) Kondisi ibu
(1)Nadi, tekanan darah, dan temperature
(2)Urine (volume, aseton, atau protein)
h) Asuhan, pengamatan, dan keputusan klnik lainnya
3) Mencatat temuan pada patograf
Adapun temuan-temuan yang harus dicatat adalah :
a) Informasi tentang ibu
b) Kondisi janin
c) Pembukaan serviks
d) Jam dan waktu
e) Kontraksi uterus
e. Langkah-langkah persalinan
Menurut JNPK-KR (2016, hal. 76) menyatakan bahwa langkah-langkah
asuhan persalinan normal, yaitu :
1) Melihat tanda dan gejala kala II persalinan
2) Persiapan penolong persalinan
a) Sarung tangan
b) Perlengkapan pelindung diri
3) Mempersiapkan tempat persalinan, peralatan dan bahan
4) Mempersiapkan tempat dan lingkungan untuk kelahiran bayi
5) Persiapan ibu dan keluarga
a) Asuhan sayang ibu
b) Membersihkan perenium ibu
c) Mengosongkan kandung kemih
d) Amniotomi
6) Membimbing ibu untuk meneran
7) Menolong kelahiran bayi
a) Posisi ibu saat melahirkan
b) Pencegahan laserasi
c) Melahirkan kepala
d) Periksa tali pusat pada leher
e) Melahirkan bahu melahirkan seluruh tubuh
8) Pemantauan kala II
9) Kala III persalinan, yakni : dimulai setelah bayi lahir dan berakhir dengan
lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Manajemen aktif kala III yaitu :
a) Pemberian suntikan oksitosin
b) Penegangan tali pusat terkendali
c) Rangsangan taktil (masase)
10) Pencegahan infeksi kala IV

3. Konsep dasar Bayi Baru Lahir


a. Pengertian bayi baru lahir
Bayi Bari Lahir adalah bayi yang lahir dengan berat badan 2500 gram
sampai dengan 4000 gram dengan masa kehamilan 37 minggu sampai 42
minggu. Bayi baru lahir dengan usia 0-7 hari disebut neonatal dini,
sedangkan 0-28 hari disebut neonatal lanjut (Sari, E.P dan Rimandini, K.D ,
2014 hal. 239)
b. Ciri-ciri Bayi Baru Lahir
Sondakh (2013, hal 150), ciri-ciri bayi baru lahir adalah :
1) Berat badan lahir bayi antara 2500-4000 gram
2) Panjang badan lahir 48-50 cm
3) Lingkar dada 32-34 cm
4) Lingkar kepala 33-35 cm
5) Frekuensi denyut jantung dalam menit pertama ± 180x/menit kemudian
turun sampai 140-120x/menit pada saat bayi berumur 30 menit
6) Pernapasan menit pertama 80x/menit
7) Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subcutan cukup dan
dilapisi verniks kaseosa
8) Rambut lanugo telah hilang dan tumbuh rambut kepala tumbuh baik
9) Kuku agak panjang dan lemas
10) Genetalia : testis sudah turun (pada bayi laki-laki) dan labia mayora
telah menutupi labia minora (pada bayi perempuan)
11) Repleks hisap, menelan, dan moro telah terbentuk
c. Perubahan-perubahan Yang Terjadi pada Bayi Baru Lahir
Menurut Stright, (2004 perawatan ibu-bayi baru lahir) dalam Sari, E.P
dan Rimandini, K.D (2014 hal. 240) menyatakan bahwa perubahan-
perubahan yang terjadi pada bayi baru lahir sebagai berikut :
1) Perubahan metabolisme karbohidrat
Dalam waktu 2 jam setelah lahir akan terjadi penurunan kadar gula darah,
untuk menambah energi pada jam 3 pertama setelah lahir diambil hasil
metabolism asam lemak, bila terjadi suatu hal misalnya bayi mengalami
metabolism asam lemak tidak memenuhi kebutuhan asam neonatus maka
kemungkinan besar bayi akan menderita hiperglikemia.
2) Perubahan suhu tubuh
Ketika bayi baru lahir, bayi berada pada suhu lingkungannya yang lebih
rendah dibandingkan suhu didalam Rahim ibu, apalagi bayi yang
dibiarkan dalam suhu kamar 25˚C maka bayi akan kehilangan panas
melalui konveksi, radiasi, dan evaporasi sebanyak 200kal/g/BB/menit.
Sedangkan produksi yang dihasilkan tubuh bayi sebanyak 2˚C dalam
waktu 15 menit.
3) Perubahan pernapasan
Selama dalam Rahim ibu janin mendapatkan O2 dari pertukaran gas mill
plasenta. Setelah bayi lahir pertukaran gas melalui paru-paru bayi.
4) Perubahan sirkulasi
Dengan berkembangnya paru-paru mengakibatkan tekanan O2
meningkatkan tekanan CO2 menurun. Hal ini mengakibatkan turunnya
resistensi pembuluh darah paru-paru sebagian sehingga aliran darah ke
pembuluh darah tersebut meningkat. Hal ini menyebabkan darah dari
arteri pulmonalis mengalir ke paru-paru dan duktus arteriosus menutup.
5) Perubahan lain
Alat-alat pencernaan, hati, ginjal, dan alat-alat lain mulai berfungsi.
d. Pemantauan Bayi Baru Lahir
Sari, E.P dan Rimandini, K.D (2014 hal. 255) menyatakan bahwa
pemantauan pasca persalinan asuhan bayi baru lahir :
1) Pemantauan 2 jam pertama meliputi :
a) Kemampuan menghisap (kuat/lemah)
b) Bayi tampak aktif/linglai
c) Bayi kemerahan/biru
2) Sebelum penolong meninggalkan ibu, harus melakukan pemeriksaan dan
penilaian ada tidaknya masalah kesehatan terutama pada :
a) Bayi kecil masa kehamilan/KB
b) Gangguan pernapsan
c) Hipotermia
d) Infeksi
e) Cacat bawaan/trauma lahir
3) KIE pada orangtua
Ajarkan pada orangtua cara merawat bayi, meliputi :
a) Pemberian nutrisi
(1)Berikan ASI sesering keinginan bayi atau kebutuhan ibu (jika
payudara terasa pnuh)
(2)Frekuensi menyusui bayi setiap 2-3 jam
(3)Pastikan bayi mendapatkan cukup kolustrum selama 24 jam.
Kolustum memberikan zat perlindungan terhadap infeksi dan
membantu pengeluaran mekanium.
(4)Memberikan ASI saja sampai umur 6 bulan
b) Mempertahakan kehangatan tubuh bayi
(1)Suhu ruangan setidaknya 18-21˚ C
(2)Jika bayi kedinginan, harus didekap erat tubuh bayi
(3)Jangan menggunakan alat penghangat buatan ditempat tidur
(misalnya botol berisi air panas)
c) Mencegah infeksi
(1)Cuci tangan sebelum memegang bayi dan setelah menggunakan
toilet untuk BAK/BAB
(2)Jaga tali pusat bayi dalam keadaan bersih, selalu dan letakkan
popok dibawah tali pusat. Jika tali pusat kotor cuci dengan air
bersih dan sabun. Laporkan segera ke bidan jika timbul pendarahan,
pembengkakan, keluar cairan, tampak merah atau bau busuk
(3)Ibu menjaga kebersihan bayi dan dirinya terutama payudara dengan
mandi setiap hari
(4)Muka, pantat, dan tali pusat dibersihkan dengan air bersih, hangat,
dan sabun setiap hari
(5)Jaga bayi dari orang-orang yang menderita infeksi dan pastikan
setiap orang yang memegang bayi selalu cuci tangan terlebih dahulu
(6)Dan apabila menemukan salah satu tanda bahaya diatas, maka ibu
wajib untuk segera datang ke petugas kesehatan terdekat.
e. Tanda-tanda Bahaya Pada BBL
Saputra (2014, hal 87) menyatakan bahwa tanda-tanda bahaya pada bayi
baru lahir yaitu :
1) Tidak mau minum atau banyak muntah
2) Kejang
3) Bergerak hanya saat dirangsang
4) Mengantuk berlebihan, lemas, lunglai
5) Napas cepat (≥ 60 kali/menit)
6) Napas lambat (< 30 kali/menit)
7) Tarikan dinding dada sangat kuat
8) Merintih
9) Menangis terus menerus
10) Teraba demam (suhu aksila > 37,5˚C)
11) Teraba dingin (<36˚C)
12) Terdapat banyak nanah dimata
13) Pusar kemerahan, bengkak, keluar cairan, berbau busuk, berdarah
14) Diare
15) Telapak tangan dan kaki tampak kuning
16) Meconium tidak keluar setelah 3 hari pertama kelahiran atau feses
berwarna hijau, berlendir, atau berdarah
17) Urine tidak keluar dalam 24 jam pertama
4. Konsep dasar Asuhan Bayi Baru Lahir
a. Pengertian Bayi Baru Lahir
Menurut Sondakh (2013, hal 150), bayi baru lahir normal adalah bayi yang
lahir pada usia kehamilan 37-42 minggu dengan berat lahir antara 2500-4000
gram.
b. Tujuan asuhan Bayi Baru Lahir
Menurut JNPKR (2016, hal.113) tujuan asuhan pada bayi baru lahir adalah
sebagai berikut :
1) Melakukan pencegahan infeksi
2) Melakukan penilaian awal
3) Melakukan pencegahan kehilangan panas
4) Melakukan pemotongan dan perawatan tali pusat
5) Mefasilitasi pemberian ASI
6) Melakukan pencegahan pendarahan
7) Melakukan pencegahan infeksi mata
8) Melakukan pemeriksaan fisik
9) Melakukan pemberian imunisasi hepatitis B-0 (B nol)
c. Standar pelayanan Bayi Baru Lahir
Menurut Pujiastuti (2`0`11, hal.65) standar pelayanan kebidan pada BBL,
sebagai berikut :
1) Standar 13 : perawatan bayi baru lahir
Bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk memastikan
pernafasan spontan mencegah hipoksia sekunder, menemukan kelainan,
dan melakukan tindakan atau merujuk sesuai dengan kebutuhan. Bidan
juga mencegah atau menangani hiportemia
2) Standar 14 : penanganan `2 jam pertama setelah persalinan
Bidan melakukan pemantauan ibu dan bayi terhadap terjadinya
komplikasi dalam dua jam pertama setelah persalinan, serta melakukan
tindakan yang diperlukakn. Disamping itu, bidan memberikan penjelasan
tentang hal-hal yang mempercepat pulihnya kesehatan ibu dan membantu
ibu untuk memulai pemberian ASI
d. Manajemen bayi baru lahir
Menurut JNPK-KR (2014, hal. 116) penilaian awal segera setelah bayi baru
lahir, sambil meletakkan kain bersih dan kering yang disiapkanpada perut
bawah ibu, segera lakukan penilaian berikut :
1) Apakah menangis atau bernapas/tidak megap-megap ?
2) Apakah tonus bayi baik/bayi `bergerak aktif ?
Untuk BBL cukup bulan dengan air ketuban jernih yang langsung
menangis atau bernapas spontan dan bergerak aktif cukup dilakukan
manajemen BBL normal, yaitu :
1) Jaga kehangatan
2) Bersihkan jalan napas(jika perlu)
3) Keringkan
4) Pemantauan tanda bahaya
5) Klem, potong dan ikat tali pusat tanpa di bubuhi apapun
6) Lakukan inisiasi menyusui dini (IMD)
7) Berikan suntikan vitamin K1 mg intra muscular, di paha kiri anterolateral
setelah IMD
8) Beri salep mata antibiotic tetrasikin 1% pada kedua mata
9) Pemeriksaan fisik
10) Beri imunisasi hepatitis B 0,5 ml intramuscular, di paha kanan
anterolateral, kita-kira 1-2 jam setelah pemberian vitamin K1

Anda mungkin juga menyukai