TINJAUAN PUSTAKA
A. Kehamilan
1. Konsep dasar kehamilan
a. Pengertian kehamilan
Prawiroharjo (2014, hal 213) menyatakan bahwa kehamilan dimulai dari
fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan
nidasi atau implantasi. Bila di hitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya
bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 9
bulan..
b. Klasifikasi Kehamilan
Prawirohardjo (2014, hal. 213) menyatakan bahwa klasifikasi kehamilan
terbagi menjadi 3 bagian, yaitu :
1) Trimester pertama berlangsung (minggu ke- 1 sampai ke 12).
2) Trimester kedua (minggu ke- 13 sampai 27 minggu).
3) Minggu ketiga (minggu ke- 28 hingga 40 minggu).
c. Kebijakan antenatal care
Pantiawati I dan Saryono (2010, hal 8) menyatakan jadwal kunjungan
antenatal sebaiknya dilakukan minimal 4 kali selama kehamilan, yaitu :
1) Kunjungan trimester I minimal 1 kali
2) Kunjungan trimester II minimal 1 kali
3) Kunjungan trimester III minimal 2 kali
B. Persalinan dan Bayi Baru Lahir
1. Konsep Dasar Persalinan
a. Pengertian Persalinan
Menurut Wiknjosastro, (2002) dalam Sari, E.P dan Rimandini, K.D (2014
hal. 2) menyatakan bahwa persalinan adalah proses pengeluaran hasil
konsepsi yang dapat hidup diluar uterus melalui vagina ke luar dunia.
Persalinan normal atau persalinan spontan adalah bila bayi lahir dengan letak
belakang kepala tanpa melalui alat-alat atau pertolongan istimewa serta tidak
melalui ibu dan bayi, dan umumnya berlangsung dalam waktu kurang dari
24 hujan.
b. Sebab-sebab mulainya persalinan
Menurut Rohani, dkk (2011, hal. 4) teori penyebab persalinan yaitu:
1) Teori Keregangan.
a) Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas waktu
tertentu.
b) Setelah melewati batas waktu tersebut terjadi kontraksi sehingga
persalinan bisa dimulai.
2) Teori penurunan progesterone
a) Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur kehamilan 28 minggu.
b) Produksi progesterone mengalami penurunan, sehingga otot rahim
lebih sensitive terhadap oksitosin.
c) Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat
penurunan progesterone tertentu.
3) Teori oksitosin internal
a) Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis pars posteror.
b) Perubahan keseimbangan estrogen dan progesterone dapat mengubah
sensitivas otot Rahim sehingga sering terjadi kontraksi Braxton Hicks.
4) Teori Prostaglandin
a) Kontrasepsi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15
minggu, yang dikeluarkan oleh desidua.
b) Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot
rahim sehingga hasil konsepsi dapat dikeluarkan.
Prostaglandin dianggap sebagi pemicu terjadinya persalinan.
c. Tanda-tanda Persalinan
Menurut manuaba dalam buku ilmu kebidanan dan penyakit kandungan
(1998) dalam Sari, E.P dan Rimandini, K.D (2014 hal. 10) menyatakan
bahwa tanda-tanda persalinan dibagi dua fase yaitu :
1) Tanda-tanda bahwa persalinan sudah dekat
a) Terjadi lightening
Penyebab : karena kontraksi Braxton hicks, ketegangan dinding perut,
ketegangan dinding perut, ketegangan ligamentum rotundum, dan gaya
berat janin dimana kepala kea rah bawah.
Akibatnya : ibu merasa ringan dibagian atas perut, dan rasa sesak
berkurang, bagian bawah perut ibu terasa penuh dan mengganjal. Ibu
juga merasakan kesulitan berjalan, serta sering buang air kecil
(follaksuria).
b) Terjadinya his permulaan
Penyebab : Braxton hicks terjadi karena adanya keseimbangan
esterogen dan progesterone sehingga terjadi peningkatan jumlah
reseptor oksitosin dan gap junction diantara sel-sel myometrium.
Akibatnya : ibu merasakan nyeri ringan dibagian bawah Rahim,
datangnya tidak teratur, tidak ada perubahan pada serviks atau
pembawa tanda, durasinya yang pendek, dan tidak bertambah apabila
beraktivitas.
c) Tanda-tanda infartu
(1)Pinggang terasa sakit karena adanya his dan menjalar ke depan,
teratur dengan interval yang pendek serta kekuatannya semakin
besar
(2)Keluarnya lendir bercampur darah (show) yang berasal dari kanalis
serviks. Disebabkan karena robeknya pembuluh darah waktu
serviks membuka
(3)Terkadang disertai pecah ketuban
(4)Dilatasi dan Effecement
Dilatasi yaitu terbukanya kanalis servikalis secara berangsur-angsur
akibat pengaruh his. Effacement adalah pendataran atau
pemendekan kanalis servikalis yang semula panjang 1-2 cm
menjadi hilang sama sekali, sehingga tinggal hanya ostium yang
tipis seperti kertas.
d. Faktor-faktor Persalinan
Sari, E.P dan Rimandini, K.D (2014 hal. 33) menyatakan bahwa faktor-
faktor yang mempengaruhi persalinan adalah sebagai berikut :
1) Power (kekuatan yang mendorong janin keluar)
a) His
His adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan. Tiap his dimulai
sebagai gelombang sebagai salah satu sudut dimana tuba masuk ke
dalam dinding uterus. Gelombang bergerak ke dalam dank e bawah
dengan kecepatan 2 cm tiap detik untuk mengikutsertakan seluruh
uterus. Kontraksi uterus bersifat intermiten sehingga ada periode
relaksi uterus diantara kontraksi yang memiliki fungsi berikut :
(1)Mengistirahatkan otot uterus
(2)Memberi kesempatan ibu untuk beristirahat
(3)Mempertahankan kesejahteraan bayi karena kontraksi uterus
menyebabkan kontriksi pembuluh darah plasenta
b) Tenaga mengejan
Segera setelah bagian presentasi mencapai dasar panggul, sifat
kontraksi berubah, yakni bersifat mendorong keluar, wanita merasa
ingin mengedan.
2) Passage (jalan lahir)
Jalan lahir terdiri dari :
a) Tulang panggul yakni dibentuk oleh gabungan ilium, iskium, pubis,
dan tulang-tulang sacrum.
b) Jaringan lunak terdiri dari segmen bawah uterus yang dapat
merenggang, serviks, otot dasar panggul, vagina dan introitus (lubang
luar vagina) sebelum persalinan dimulai, uterus terdiri dari korpus
uteri dan serviks uteri.
3) Passanger
Cara penumpang (passanger) atau janin bergerak di sepanjang jalan lahir
merupakan akibat interaksi beberapa faktor, yakni ukuran kepala janin,
presentasi, letak, sikap dan posisi janin.
4) Psikologis persalinan
Psikologis persalinan merupakan hubungan saling mempengaruhi yang
rumit antara dorongan psikologis dan fisiologis dalam diri wanita dengan
pengaruh dorongan tersebut pada proses kelahiran bayi.
e. Tahapan persalinan
f. Mekanisme persalinan
Sari, E.P dan Rimandini, K.D (2014 hal. 168) menyatakan bahwa
mekanisme persalinan sebagai berikut :
1) Desensus (penurunan kepala)
Masuknya kepala ke dalam PAP, biasanya dengan sutura sagitaris
melintang dan dengan fleksi yang ringan.
2. Konsep Dasar Asuhan Persalinan
a. Pengertian Asuhan Persalinan
Menurut Sari, E.P dan Rimandini, K.D (2014 hal. 10) Asuhan Persalinan
Normal adalah asuhan yang bersih dan aman selama persalinan dan setelah
bayi baru lahir, serta upaya pencegahan komplikasi terutama pada
pendarahan pasca persalinan, hipotermia, dan asfiksia bayi baru lahir.
b. Tujuan Asuhan Persalinan
Menurut Prawirohardjo (2008) dalam Sari, E.P dan Rimandini, K.D
(2014 hal. 17) menyatakan bahwa tujuan asuhan persalinan normal yaitu
mengupayakan kelangsungan hidup dan mencapai derajat kesehatan yang
tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui berbagai upaya yang terintegrasi dan
lengkap serta intervensi minimal sehingga prinsip keamanan dan kualitas
pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang optimal.
c. Lima Benang Merah Asuhan Persalinan
Sari, E.P dan Rimandini, K.D (2014 hal. 19) menyatakan bahwa ada 5 aspek
dasar penting atau lima benang merah yang saling terkait dalam asuhan
persalinan yang bersih dana man yaitu :
1) Membuat keputusan klinik
Membuat keputusan klinik adalah proses pemecahan masalah yang akan
digunakan untuk merencanakan arahan bagi ibu dan bayi baru lahir. Ada
4 langkah proses pengambilan keputusan klinik, yaitu : pengumpulan data
(data subjektif dan data objektif), diagnosis, penatalaksanaan asuhan dan
perawatan (membuat rencana dan melaksanakan rencana) serta evaluasi.
2) Asuhan sayang ibu dan sayang bayi
a) Memanggil ibu sesuai namanya, menghargai dan memperlakukannya
sesuai martabatnya
b) Menjelaskan asuhan dan perawatan yang akan diberikan pada ibu
sebelum memulai asuhan tersebut
c) Menjelaskan proses persalinan kepada ibu dan keluarganya
d) Menganjurkan ibu untuk bertanya dan membicarakan rasa takut atau
khawatir
e) Mendengarkan atau menanggapi pertanyaan dan kekhawatiran ibu
f) Memberikan dukungan, membesarkan hatinya dan menentramkan
persaan ibu beserta anggota keluarga yang lain
g) Menganjurkan ibu untuk ditemani suaminya dan atau anggota keluarga
yang lain
h) Menganjarkan suami dan anggota keluarga mengenai cara
memperhatikan dan mendukung ibu selama persalinan dan kelahiran
bayinya
i) Melakukan praktik-praktik pencegahan infeksi yang baik dan
konsisten
j) Hargai privasi klien
k) Anjurkan ibu untuk mencoba berbagai posisi selama persalinan dan
kelahiran bayi
l) Anjurkan ibu untuk minum cairan dan makanan ringan bila ia
menginginkannya
m)Hargai dan perbolehkan praktik-praktik tradisional yang tidak
memeberi pengaruh yang merugikan
n) Hindari tindakan yang berlebihan dan mungkin membahyakan seperti
episiotomy, mencukuran dan klisma
o) Anjurkan ibu untuk memeluk bayi nyasegera setelah lahir
p) Membantu memulai pemberian ASI dalam jam pertama setelah
kelahiran bayi
q) Siapkan rencana rujukan
r) Mempersiapkan persalinan dan kelahiran bayi dengan baik serta
bahan-bahan, perlengkapan, dan obat-obatan yang diperlukan. Siap
untuk melakukan resusitasi bayi baru lahir pada setiap kelahiran bayi
Asuhan sayang ibu pada masa pasca persalinan :
a) Anjurkan ibu untuk selalu berdekatan dengan bayinya (rooming in)
b) Bantu ibu untuk memulai membiasakan menyusui dan anjurkan
pemberian ASI sesuai permintaan
c) Ajarkan kepada ibu dan keluarganya mengenai nutrisi dan istirahat
yang cukup setelah melahirkan
d) Anjurkan suami dan anggota keluarga untuk memeluk bayi dan
mensyukuri kelahiran bayi
e) Ajarkan kepada ibu dan anggota keluarga tentang bahaya dan tanda
yang dapat diamati dan anjurkan mereka untuk mencari pertolongan
jika terdapat masalah atau kekhawatiran
3) Pencegahan infeksi
Upaya pencegahan infeksi untuk mencegah penyebaran penyakit,
meliputi
a) Mencuci tangan
b) Memakai sarung tangan
c) Menggunakan cairan antiseptik
d) Memproses alat bekas pakai
e) Menangani peralatan tajam dengan aman
f) Menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan (termasuk pengelolaan
sampah yang benar)
4) Rekam medis
Dokumentasi dalam manajemen kebidanan menjadi penting karena :
a) Dapat digunakan sebagai alat bantu untuk mebuat keputusan klinik
dan menyediakan catatan permanen tentang manajemen asuhan
perawatan pada pasien.
b) Memungkinkan terjadinya pertukaran informasi diantara petugas
kesehatan
c) Mempermudah kelanjutan langkah perawatan, dari kunjungan ke
kunjungan berikutnya, dari petugas ke petugas yang lain, atau petugas
ke fasilitas
d) Dapat digunakan sebagai sebagai bahan evaluasi perawatan, untuk
melihat apakah sudah sesuai dan efektif, mengindetifikasi
kesenjangan yang ada dan mebuat perubahan dan perbaikan
peningkatan manajemen perawatan pasien
e) Memperkuat keberhasilan manajemen
f) Data yang ada dapat digunakan untuk penelitian atau studi kasus
g) Data dapat digunakan sebagai data statistic nasional dan daerah,
sepert catatan kematian ibu atau bayi baru lahir atau kelahiran bayi
5) Rujukan
Singkatan BAKSOKUDA dapat digunakan untuk mengingat hal-hal
penting dalam persiapan rujukan untuk ibu dan bayi :
a) B (Bidan)
Pastkan bahwa ibu dan bayi baru lahir didampingi oleh penolong
persalinan yang kompoten untuk melaksanakan gawat darurat
obstetric dan BBL untuk dibawa ke fasilitas rujukan
b) A (Alat)
Bawa perlengkapan dan alat-alat untuk asuhan persalinan, masa
niafas, dan BBL (tabung suntik, selang iv, alat resusitasi, dan lain-
lain) bersama ibu ketempat rujukan
c) K (Keluarga)
Beritahu keluarga dan mengenai kondisi terakhir ibu dan bayi dan
mengapa ibu dan bayi perlu dirujuk
d) S (Surat)
Berikan surat keterangan rujukan ke tempat rujukan. Surat ini harus
memberikan identifikasi mengenai ibu dan BBL, cantumkan alasan
rujukan dan uraikan hasil penyakit, asuhan atau obat-obatan yang
diterima ibu dan BBL. Sertakan juga patograf yang dipakai untuk
membuat keputusan klinik
e) O (Obat)
Bawa obat-obatan esensial pada saat mengantar ibu ke fasilitas
rujukan.
f) K (Kendaraan)
Siapkan kendaraan yang memungkinkan untuk merujuk ibu dalam
kondisi cukup Nyman.
g) U (Uang)
Ingatkan keluarga untuk membwa uang dalam jumlah yang cukup
untuk membeli obat-obatan yang diperlukan dan bahan-bahan
kesehatan lain yang diperlukan selama ibu dan bayi baru lahir tinggal
difasilitas rujukan
h) Da (Donor dan doa)
Persiapan darah baik dari anggota keluarga maupun kerabat sebagai
persiapan jika terjadi pendarahan. Dan doa sebagai kekuatan spiritual
dan spiritual dan harapan yang dapat membantu proses persalinan.
d. Patograf
JNPK-KR (2016, hal. 76) menyatakan bahwa patograf adalah alat bantu
untuk memantau kemajuan kala satu persalinan dan informasi untuk
membuat keputusan klinik. Tujuan utama penggunaan patograf adalah :
1) Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai
pembukaan serviks melalui pemeriksaan dalam
2) Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal. Dengan
demikian dapat pula mendeteksi secara dini kemungkinan terjadi partus
lama
3) Data pelengkap yang terkait dengan pemantauan kondisi ibu, kondisi
bayi, grafik kemajuan proses persalinan, bahan dan medikamentosa yang
diberikan, pemeriksaan laboratorium, membuat keputusan klinik dan
asuhan atau tindakan yang diberikan dimana semua itu dicatatkan secara
rinci pada status atau rekam medik ibu bersakin dan bayi baru lahir
Patograf sangat membantu penolong persalinan dalam memantau,
mengevaluasi dan membuat keputusan klinik, baik persalinan dengan
penyulit maupun yang tidak disertai dengan penyulit. Adapun cara
pencatatan/pemantauan menggunakan patograf sebagai berikut :
1) Pencatatan selama fase laten kala 1 persalinan
Selama fase laten, semua asuhan, pengamtan dan pemeriksaan harus
dicatat. Hal ini dapat dilakukan secara terpisah, baik dicatatan kemajuan
persalinan maupun di kartu menuju sehat (KMS) ibu hamil. Tanggal dan
waktu harus dituliskan setiap kali membuat catatan selama fase laten
persalinan. Semua asuhan dan intervensi juga harus dicatat secara
seksama, yaitu :
a) Denyut jantung janin : setiap ½ jam
b) Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus : setiap ½ jam
c) Nadi : setiap ½ jam
d) Pembukaan serviks : setiap 4 jam
e) Penurunan bagian terbawah janin : setiap 4 jam
f) Tekanan darah dan temperature suhu tubuh : setiap 4 jam
g) Produksi urine, aseton dan protein : setiap 2-4 jam
2) Pencatatan selama fase aktif
Halaman depan patograf mencantunkan bahwa observasi yang dimulai
pada fase aktif persalinan dan menyediakan lajur dan kolom untuk
mencatat hasil-hasil pemeriksaan selamafase aktif persalinan, meliputi :
a) Informasi tentang ibu
(1)Nama, umur
(2)Gravida, para, abortus (keguguran)
(3)Nomor catatan medik nomor puskesmas
(4)Tanggal dan waktu mulai dirawat atau jika rumah
(5)Waktu pecahnya selaput ketuban
b) Kondisi janin
(1)DJJ (Denyut Jantung Janin)
(2)Warna dan adanya air ketuban
(3)Penyusupan (moulase) kepala janin
c) Kemajuan persalinan
(1)Pembukaan serviks
(2)Penurunan bagian terbawah janin atau presentase janin
(3)Garis waspada dan garis bertindak
d) Jam dan waktu
(1)Waktu mulainya fase aktif persalinan
(2)Waktu aktual saat pemeriksaan atau penilaian
e) Kontaksi uterus : frekuensi dan lamanya
f) Obat-obatan dan cairan yang diberikan
(1)Oksitosin
(2)Obat-obatan lainnya dan cairan IV yang diberikan
g) Kondisi ibu
(1)Nadi, tekanan darah, dan temperature
(2)Urine (volume, aseton, atau protein)
h) Asuhan, pengamatan, dan keputusan klnik lainnya
3) Mencatat temuan pada patograf
Adapun temuan-temuan yang harus dicatat adalah :
a) Informasi tentang ibu
b) Kondisi janin
c) Pembukaan serviks
d) Jam dan waktu
e) Kontraksi uterus
e. Langkah-langkah persalinan
Menurut JNPK-KR (2016, hal. 76) menyatakan bahwa langkah-langkah
asuhan persalinan normal, yaitu :
1) Melihat tanda dan gejala kala II persalinan
2) Persiapan penolong persalinan
a) Sarung tangan
b) Perlengkapan pelindung diri
3) Mempersiapkan tempat persalinan, peralatan dan bahan
4) Mempersiapkan tempat dan lingkungan untuk kelahiran bayi
5) Persiapan ibu dan keluarga
a) Asuhan sayang ibu
b) Membersihkan perenium ibu
c) Mengosongkan kandung kemih
d) Amniotomi
6) Membimbing ibu untuk meneran
7) Menolong kelahiran bayi
a) Posisi ibu saat melahirkan
b) Pencegahan laserasi
c) Melahirkan kepala
d) Periksa tali pusat pada leher
e) Melahirkan bahu melahirkan seluruh tubuh
8) Pemantauan kala II
9) Kala III persalinan, yakni : dimulai setelah bayi lahir dan berakhir dengan
lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Manajemen aktif kala III yaitu :
a) Pemberian suntikan oksitosin
b) Penegangan tali pusat terkendali
c) Rangsangan taktil (masase)
10) Pencegahan infeksi kala IV