Anda di halaman 1dari 48

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN KEBIDANAN KOMUNITAS DI RT 04 DESA


SUNGAI PINANG LAMA KECAMATAN SUNGAI TABUK KABUPATEN
BANJAR

Pembimbing : Serilaila, SKM.,M.PH

Disusun Kelompok 4 :

1. Gina sofia P07124118189


2. Helda P07124118201
3. Indah Rahmatul Jannah P07124118203
4. Ita Kumala Sari P07124118205
5. Maria Ulfah P07124118207
6. Maulanda Febrianty P07124118209
7. Mia Tri Rahmaniati P07124118211

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN
KESEHATAN BANJARMASIN
JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2020
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN PRAKTIK KERJA KOMUNITAS (PK KOMUNITAS)
DI DESA SUNGAI PINANG LAMA
KECAMATAN SUNGAI TABUK KABUPATEN BANJAR

Diterima dan Disetujui oleh pembimbing

Politeknik Kesehatan Kemenkes Banjarmasin Jurusan Kebidanan

Tahun 2020

Banjarbaru, Desember 2020

Mengetahui,

Ketua Jurusan Kebidanan Pembimbing

Hapisah, S. Si. T., M.PH SERILAILA, SKM., MPH

NIP. 196212131989022001 NIP. 197006211991012001


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan karunia-nya sehingga dapat terselesaikan ”Laporan Praktik kerja
Komunitas di Desa Sungai Pinang Lama”

Penyusunan laporan ini merupakan pertanggung jawaban kami dalam


pelaksananaan Praktik Kerja Komunitas. Laporan ini memuat tentang pengkajian data
derah binaan, pelaksananaan dan evaluasi asuhan kebidanan komunitas.

Pada kesempatan ini kelompok mengucapkan terimakasih atas bimbingan , arahan


dan bantuan yang telah diberikan oleh berbagai pihak sehingga laporan PK
Komunitas ini dapat terselesaikan, yaitu kepada :

1. Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Banjarmasin


2. Ketua Jurusan Politeknik Kesehatan Kemenkes Banjarmasin
3. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar
4. Camat Kecamatan Sungai Tabuk II
5. Pimpinan Dan Staf Puskesmas Sungai Tabuk II
6. Kepala Desa Sungai Pinang Lama
7. Seluruh Dosen Pembimbing Dan Staf Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan
Kemenkes Banjarmasin
8. Seluruh Warga Desa Sungai Pinang Lama Yang Bersedia Berpartisipasi Dengan
Seluruh Kegiatan PK Komunitas
Serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu-persatu dalam pelaksanaan PK
Komunitas.
Kelompok menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna.
Hal ini karena keterbatasan pengetahuan dan kemapuan yang penulis miliki. Untuk
itu kritik dan saran yang bermanfaat guna perbaikan dan kesempurnaan laporan ini
sangat penulis harapkan.
Semoga laporan ini dapat diterima sebagaiman mestinya dan dapat memberikan
manfaat bagi pembaca

Banjarbaru, Desember 2020

Kelompok 4
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iii
LAMPIRAN..............................................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................
A. Latar Belakang...........................................................................................................
B. Tujuan Penulisan........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................
A. Gambaran Umum.......................................................................................................
B. Gambaran Pelayanan KIA..........................................................................................
C. Analisa Masalah ........................................................................................................
D. Hipertensi Pada Kehamilan .......................................................................................
E. Prioritas Masalah Kebidanan Komunitas ..................................................................
F. Rencana Asuhan Kebidanan Komunitas....................................................................
BAB III PELAKSANAAN........................................................................................................
BAB IV EVALUASI...................................................................................................................
BAB V PENUTUP.......................................................................................................................
A. Kesimpulan.....................................................................................................................
B. Saran ..............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejak dicanangkan Visi Indonesia Sehat 2010, telah banyak kemajuan yang
telah dicapai pemerintah. Namun kemajuan tersebut masih ada beberapa yang
belum mencapai target sesuai yang di inginkan. Keberhasilan masih dihadapkan
pada berbagai masalah. Perubahan paradigma kesehatan dan paradigma sakit
menjadi paradigma sehat belum sepenuhnya dapat dilaksanakan usaha promotif
dan preventif masih dikesampingkan dan pada usaha kuratif yang lebih menitik
beratkan pengobatan yang sakit. (DEPKES, 1999)
Faktor-faktor utama dan terwujudnya paradigma sehat diantaranya perilaku dan
lingkungan dari setiap individu. Namun masalah kesehatan tetap meningkat. Oleh
karena itu peran petugas kesehatan juga sangat berperan dalam melaksanakan
usaha promotif dan preventif seperti mengadakan penyuluhan tentang kesehatan.
(Hudaya, Isna. 2010)
Dalam usaha promotif dan preventif yang mahasiswa dapat lakukan adalah
melakukan Praktik Kebidanan Komunitas Komprehensif. Kebidanan Komunitas
Komprehensif adalah pelayanan kebidanan professional yang ditunjukkan kepada
masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dengan upaya
mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit,
peningkatan kesehatan, menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan dan dilibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi pelayanan kebidanan (Safrudin 2009)
Praktik Kerja Lapangan Komunitas oleh Mahasiswi Politeknik Kesehatan
Kementrian Kesehatan Banjarmasin Program Studi Kebidanan Program Diploma
III 2020 di Wilayah Desa Sungai Pinang Lama Kabupaten Banjar dari tanggal 30
November - 23 Desember dengan harapan mahasiswi mampu mengembangkan
wawasan dan pencapaian kompetensi mahasiswa, sehingga pembelajaran praktik
kebidanan komunitas dapat dilakukan untuk mendapatkan hasil yang optimal.
(Pedoman praktik komunitas. 2020).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah selesai melaksanakan PKL Kebidanan Komunitas, mahasiswa mampu
mengaplikasikan konsep yang didapat dibangku kuliah kedalam situasi nyata
dilapangan.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian data di daerah binaan.
b. Mampu melaksanakan asuhan kebidanan komunitas.
c. Mampu mengevaluasi asuhan kebidanan komunitas.
BAB II
PENGKAJIAN DATA DAERAH BINAAN

Pelaksanaan pengkajian dimulai dari pendataan survey mawas diri, di Desa Sungai
Pinang Lama yang dilaksanakan mulai tanggal 30 November sampai 23 Desember.
Hasil pengkajian adalah sebagai berikut:
A. Gambaran umum wilayah binaan
1. Data Geografi
a. Batas wilayah
Tabel 2.1
Batasan Wilayah Desa Sungai Pinang Lama
No Letak Perbatasan
1 Sebelah Utara Desa Lokbaintan Dalam
2 Sebelah Timur Desa Pemakuan
3 Sebelah Selatan Desa Gudang Hirang
4 Sebelah Barat Desa Lokbaintan

b. Luas Wilayah
Desa Sungai Pinang Lama kecamatan Sungai Tabuk berada di wilayah
administrasi kabupaten banjar dengan wilayah 662,5 hektar yang terdiri dari
7 RT.
2. Data Demografi
a. Jumlah Penduduk per RT
1. Jumlah penduduk RT 4 yaitu 328
b. Jumlah Kepala Keluarga
1. Jumlah kepala keluarga RT 4 sebanyak 108
c. Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin
d.
Tabel 2.2
Jenis Kelamin di RT 4 Desa Sungai Pinang Lama
Tahun 2020

No Jenis Kelamin ƒ %
1 Laki – laki 175 53
2 Perempuan 154 47
Jumlah 163 100
Sumber: data primer
Berdasarkan table 2.2 diketahui jumlah penduduk yang berjenis kelamin laki –
laki yaitu 175 (53%) dan jumlah penduduk yang berjenis kelamin perempuan
yaiti 154 (47%).
a. Jumlah penduduk berdasarkan pendidikan
Tabel 2.3
Penduduk Berdasarkan Pendidikan di RT 4 Desa Sungai Pinang Lama Tahun
2020

Pendidikan ƒ %
PT 5 2
SMA 47 15
SMP 69 23
SD 101 33
Belum Sekolah 23 7
Tidak Tamat SD 52 17
Tidak Sekolah 8 3
TOTAL 305 100
Sumber: data primer
Dari data diatas didapatkan pendidikan terakhir penduduk desa Sungai
Pinang Lama RT 4 paling banyak adalah SD sebanyak 101 orang (33%) dan
paling sedikit adalah PT atau Perguruan Tinggi 5 orang (2%).
b. Jumlah penduduk berdasarkan pekerjaan
Tabel 2.4
Penduduk Berdasarkan Pekerjaan di RT 4 Desa Sungai Pinang Lama
Tahun 2020

Pekerjaan ƒ %
Pegawai Swasta 9 3
Wiraswasta 9 3
Swasta 8 3
Mahasiswa 2 1
Pelajar 66 24
Pedagang 9 3
Petani 69 25
Buruh 25 9
IRT 46 16
Tidak Bekerja 35 13
Jumlah 278 100
Sumber : data primer
Dari table di atas didapatkan mayoritas pekerjaan penduduk di RT 4 Desa
Sungai Pinang Lama tahun 2020 adalah Petani yaitu sekitar 69 orang (%).
3. Data Sarana dan Prasarana
a. Sarana Ibadah
Tabel 2.5
Sarana Ibadah Di RT 4 Desa Sungai Pinang Lama
Tahun 2020

NO Sarana Jumlah
1 Masjid 0
2 Musholla 2
jumlah 2
Sumber : data primer
RT 4 Desa Sungai Pinang Lama memiliki sarana ibadah yaitu 2 buah musholla.
B. Data Pelayanan KIA
1. Data PWS KIA
Tabel 2.6
Jumlah PWS KIA Di RT 4 Desa Sungai Pinang Lama
Tahun 2020

No PWS KIA ƒ %
1 Anak Sekolah 71 69
2 Anak Prasekolah 2 2
3 Balita 20 19
4 Bayi 5 5
5 Ibu Nifas 0 0
6 Ibu Bersalin 0 0
7 Ibu Hamil 5 5
103 100
Sumber : data primer
Menurut table 2.6 diketahui PWS KIA yang paling banyak di RT 4 Desa Sungai
Pinang Lama paling banyak adalah pada Anak Sekolah yaitu 71 orang (69%).
2. Data PUS dan WUS
Tabel 2.7
Jumlah PUS dan WUS Di RT 4 Desa Sungai Pinang Lama
Tahun 2020

N PUS dan WUS ƒ %


O
1 PUS 80 38
2 WUS 77 37
3 Purna PUS 32 15
4 Lansia 20 10
209 100
Sumber : data primer
3. Data Pengguna Kontrasepsi
Tabel 2.8
Jumlah Pengguna Kontrasepsi Di RT 4 Desa Sungai Pinang Lama
Tahun 2020

No Kontrasepsi ƒ %
1 Suntik 19 20
2 Pil 20 21
3 Implan 7 7
4 Kondom 1 1
5 Tidak Ber KB 49 51
Jumlah 96 100
Sumber : data primer
Berdasarkan table 2.8 jumlah jenis kontrasepsi yang terbanyak di RT Desa
Sungai Pinang Lama adalah Tidak ber KB yaitu 49 orang (51%).
4. Data Status Kesehatan
Tabel 2.9
Jumlah Status Kesehatan Di RT 4 Desa Sungai Pinang Lama
Tahun 2020

No Status Kesehatan ƒ %
1 Merokok 46 57
2 Hipertensi 34 42
3 TBC 1 1
4 Gangguan Jiwa 0 0
81 10
Sumber : data primer
Berdasarkan table 2.9 jumlah status kesehatan yang paling banyak di RT 4 Desa
Sungai Pinang Lama adalah Merokok yaitu 46 orang (57%).
5. Data Status Kesehatan Lingkungan
Tabel 3.0
Jumlah Status Kesehatan Lingkungan Di RT 4 Desa Sungai Pinang Lama
Tahun 2020

N Kesehatan Lingkungan ƒ %
O
1 Cemplung 95 30
2 WC 220 69
3 Air Bersih 5 1
4 Sampah 0 0
Jumlah 320 100
Sumber : data primer
Berdasarkan table 3.0 jumlah status kesehatan lingkungan yang paling banyak
di RT 4 Desa Sungai Pinang Lama adalah WC yaitu 220 buah (69%).
6. Data Status Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
Tabel 3.1
Jumlah Status Jaminan Kesehatan (JKN) Di RT 4 Desa Sungai Pinang Lama
Tahun 2020

N Jaminan Kesehatan Nasional ƒ %


O (JKN)
1 BPJS 117 72
2 KIS 0 0
3 ASKES 0 0
4 UMUM 46 28
Jumlah 320 100
Sumber : data primer
Berdasarkan table 3.1 jumlah status jaminan kesehatan nasional (JKN) yang
paling banyak di RT 4 Desa Sungai Pinang Lama adalah BPJS yaitu 117 orang
(72%).
C. Analisa Masalah
Berdasarkan pengumpulan data di RT 4 Desa Sungai Pinang Lama tahun 2020
dapat dianalisa sebagai :
1. Kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya membawa buku KIA saat
kunjungan
Dari 5 ibu hamil yang sering tidak membawa buku KIA saat pemeriksaan
ANC terdapat 4 ibu hamil yang kemungkinan penyebabnya adalah sebagai
berikut:
a. Lupa membawa buku KIA saat memeriksakan kehamilannya.
b. Tidak mengetahui manfaat dari buku KIA tersebut.
2. Resiko tinggi angka kejadian hipertensi berkaitan dengan kurangnya perilaku
keluarga untuk merawat dan melakukan pengontrolan darah
Dari 328 masyarakat, sebanyak 34 orang diantaranya mengalami hipertensi,
kemungkinan penyebab terjadinya hipertensi tersebut adalah sebagai berikut :
a. Pola makan yang tidak berpantang
b. Gangguan susah tidur
c. Kurangnya pengetahuan tentang pemeriksaan tekanan darah
3. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya jamban di rumah
Sebanyak 95 jamban yang masih belum memenuhi syarat jamban sehat yang
kemungkinan penyebabnya adalah sebagai berikut:
a. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pembuatan jamban sehat
b. Kurangnya minat masyarakan untuk menjaga kebersihan jamban.
D. Identifikasi dan Prioritas Masalah
Kegiatan untuk identifikasi dan prioritas masalah dilakukan dengan
pelaksanaan Intervensi yang dilakukan tanggal 16 Desember 2020 di Balai Desa
Sungai Pinang Lama yang diikuti oleh Perangkat Desa, Petugas Puskesmas dan
Tokoh Masyarakat. Hasil dari Intervensi Desa Sungai Pinang Lama sebagai
berikut:
1. Identifikasi Masalah
a. Kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya membawa buku KIA
saat kunjungan
b. Resiko tinggi angka kejadian hipertensi berkaitan dengan kurangnya perilaku
keluarga untuk merawat dan melakukan pengontrolan darah
c. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya jamban di rumah
dan SPAL
2. Prioritas Masalah
a. Kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya membawa buku KIA
saat kunjungan
b. Resiko tinggi angka kejadian hipertensi berkaitan dengan kurangnya perilaku
keluarga untuk merawat dan melakukan pengontrolan darah
c. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya jamban di rumah
dan SPAL
E. Rencana Implementasi
Penentuan dan penetapan rencana implementasi di lakukan pada saat
pelaksanaan Intervensi, rencana implementasi yang disepakati sebagai berikut:
a. Kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya membawa buku KIA saat
kunjungan
Rencana tindakan yaitu memberikan KIE tentang pentingnya buku KIA dalam
kehamilan, baik secara kelompok (kelas ibu hamil) maupun perorangan dan
melakukan kunjungan rumah ibu hamil
b. Resiko tinggi angka kejadian hipertensi berkaitan dengan kurangnya perilaku
keluarga untuk merawat dan melakukan pengontrolan darah
Rencana tindakan yang akan dilakukan yaitu memberikan KIE tentang pola
makan yang berpantang, memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat
mengenai resiko penyakit yang terjadi dan cara meningkatkan kesehatan
masyarakat serta melakukan pemeriksaan kesehatan seperti pemeriksaan
tekanan darah.
c. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya jamban di rumah
Rencana tindakan yang akan dilakukan yaitu memberikan penyuluhan
tentang pentingnya jamban sehat, meningkatkan pengetahuan kepada
masyarakan bagaimana cara membuat jamban yang sehat dan apa-apa saja
syarat jamban sehat. Dilakukan secara kelompok (penyuluhan) dan praktek
membuat jamban sehat.
BAB III
PELAKSANAAN
Pelaksanaan asuhan kebidanan pada kegiatan PKL komunitas dilakukan sesuai
dengan rencana implementasi yang telah di tetapkan bersama pada saat MMD yaitu
sebagai berikut ;
A. Kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya membawa buku KIA saat
kunjungan
Dilaksanakan pada tanggal 16 Desember 2020 jam 09.00 sampai dengan selesai
di Desa Sungai Pinang Lama RT.04 dengan materi penyuluhan pentingnya buku
KIA dalam kehamilan.
B. Resiko tinggi angka kejadian hipertensi berkaitan dengan kurangnya perilaku
keluarga untuk merawat dan melakukan pengontrolan darah
Dilaksanakan pada tanggal 16 Desember 2020 jam 09.00 sampai dengan selesai
di Desa Sungai Pinang Lama RT.04 dengan memberikan KIE tentang pola makan
yang berpantang, memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat mengenai
resiko penyakit yang terjadi dan cara meningkatkan kesehatan masyarakat serta
melakukan pemeriksaan kesehatan seperti pemeriksaan tekanan darah.
C. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya jamban di rumah
Dilaksanakan pada tanggal 16 Desember 2020 jam 09.00 sampai dengan selesai
di Desa Sungai Pinang Lama RT.04 dengan materi penyuluhan tentang pentingnya
jamban sehat, meningkatkan pengetahuan kepada masyarakan bagaimana cara
membuat jamban yang sehat dan apa-apa saja syarat jamban sehat.
BAB IV
EVALUASI

Evaluasi adalah kegiatan asuhan kebidanan di RT.04 Desa Sungai Pinang Lama
dilakukan secara formatif (pada saat kegiatan) yaitu ;
A. Kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya membawa buku KIA saat
kunjungan
Pada pelaksanaan penyuluhan tentang pentingnya buku KIA pada ibu hamil,
peserta ibu hamil RT.04 sebanyak 5 orang. Dari 5 ibu hamil yang sering tidak
membawa buku KIA saat pemeriksaan ANC terdapat 4 orang ibu hamil. Setelah
diberikan materi penyuluhan tentang pentingnya membawa buku KIA pada saat
pemeriksaan, ibu mengerti dan bersedia untuk membawa buku Kia setiap kali
kunjungan.
B. Resiko tinggi angka kejadian hipertensi berkaitan dengan kurangnya perilaku
keluarga untuk merawat dan melakukan pengontrolan darah
Peserta yang berhadir aktif bertanya penyebab hipertensi tersebut dan
penanganannya, menangkap informasi yang diberikan dan antusias dalam
pemeriksaan kesehatan.
C. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya jamban di rumah
Sebanyak 95 jamban yang masih belum memenuhi syarat jamban sehat. Tetapi
setelah dilakukan penyuluhan tentang pentingnya jamban sehat, meningkatkan
pengetahuan kepada masyarakan bagaimana cara membuat jamban yang sehat dan
apa-apa saja syarat jamban sehat. Masyarakat mengerti dan bersedia memperbaiki
kualitas jambar agar memenuhi syarat.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pelaksanaan asuhan kebidanan komunitas dalam PKL di RT.04 Desa Sungai
Pinang Lama yang dilaksanakan dari tanggal 30 November 2020 sampai dengan
23 Desember 2020 dapat disimpulkan sebagai berikut ;
1. Pengkajian
Pada pengkajian data yang dilakukan pada tanggal 30 November 2020 – 23
Desember 2020 tentang gambaran umum, pelayanan KIA dapat dikumpulkan
secara lengkap. Masalah yang ditemukan seperti Kurangnya pengetahuan ibu
hamil tentang pentingnya membawa buku KIA saat kunjungan, Resiko tinggi
angka kejadian hipertensi berkaitan dengan kurangnya perilaku keluarga untuk
merawat dan melakukan pengontrolan darah dan Kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang pentingnya jamban di rumah. Rencana implementasi
dilakukan dengan cara memberikan penyuluhan secara kelompok.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan asbid komunitas dilakukan pada tanggal 30 November 2020 – 23
Desember 2020 sesuai dengan rencana implementasi yang ditetapkan dengan
melakukan penyuluhan di balai desa.
3. Evaluasi
Dari pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan Kurangnya pengetahuan ibu
hamil tentang pentingnya membawa buku KIA saat kunjungan, Resiko tinggi
angka kejadian hipertensi berkaitan dengan kurangnya perilaku keluarga untuk
merawat dan melakukan pengontrolan darah dan Kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang pentingnya jamban di rumah. Kendala-kendala yang
didapatkan seperti social ekonomi, social budaya, factor lingkungan dan IPTEK
masyarakat yang berpengaruh dalam masalah kesehatan yang ada didesa Sungai
Pinang Lama RT.04 selama pealaksanaan.
B. Saran
Selama melakukan PKL komunitas di desa Sungai Pinang Lama RT.04, kami
menyadari masih sedikit informasi yang dapat kami berikan untuk masyarakat di
desa Sungai Pinang Lama khusunya masalah kesehatan dan masih banyaknya
kekurangan kami dalam melakukan PKL komunitas di desa Sungai Pinang Lama
RT.04 , oleh sebab itu kami mengharapkan kepada:
1. Diharapkan kepada petugas kesehatan untuk meningkatkan lagi dalam
penyampaian informasi kesehatan terutama tentang pentingnya pengetahuan
hipertensi pada lansia
2. Bagi kepala desa diharapkan untuk terus bekerjasama dengan bidan dalam
kegiatan agar intervensi yang dilakukan bidan terhadap permasalahan didesa
dapat terlaksana sesuai dengan hasil yang diharapkan
3. Bagi masyarakat desa Sungai Pinang Lama dapat meningkatkan perannya dalam
pemeliharaan kesehatan khususnya pengadaaan Jamban Sehat yang sesuai
dengan syarat
Selain itu adapula harapan kami terhadap masalah potensial yang ada di desa
Sungai Pinang Lama sebagai berikut :
1. Kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya membawa buku KIA saat
kunjungan
Diharapakan agar semua ibu hamil yang ingin melakukan kunjungan untuk
membawa buku KIA
2. Resiko tinggi angka kejadian hipertensi berkaitan dengan kurangnya perilaku
keluarga untuk merawat dan melakukan pengontrolan darah
Diharapkan kepada masyarakat untuk memeriksakan kesehatan khususnya
pengontrolan tekanan darah dan dapat mengurangi mengkonsumsi makan atau
minuman yang dapat mengakibatkan hipertensi
3. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya jamban di rumah
Diharapkan masyarakat sadar akan pentingnya jamban sehat dan dapat menjaga
kebersihannya dengan baik.
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Hipertensi

Sub Topik : Pemberdayaan keluarga dalam penanganan dan


pencegahan Hipertensi pada masyarakat

Sasaran : Seluruh Masyarakat Desa Sungai Pinang Lama RT 04

Jam : 09:00 - Selesai

Waktu : 20 Menit

Tanggal : 16 Desember 2020

Tempat : Balai Desa Sungai Pinang Lama

Pemateri : Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Banjarmasin DIII


Jurusan Kebidanan

A. Latar Belakang

Hipertensi adalah kondisi peningkatan persisten tekanan darah pada pembuluh


darah vascular, tekanan yang semakin tinggi pada pembuluh darah menyebabkan
jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah. Berdasarkan data
Badan Kesehatan Dunia WHO (2015) menyatakan 1,3
Milyar orng di Dunia menderita Hipertensi data itu mengartikan 1 dari 3 orang di

Dunia terdiagnosis menderita Hipertensi. Di Indonesia hasil Riskesdas tahun


2018 Hipertensi mengalami kenaikan jika di bandingkan hasil riskesdas 2013
dari 25,8% menjadi 34,1%.
B. Tujuan Umum

Setelah diberikan penyuluhan 20 menit, diharapkan agar seluruh masyarakat desa


sungai pinang lama mampu memahami dan mengerti tentang Hipertensi.
C. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 20 menit tentang Hipertensi, diharapkan
seluruh masyarakat Desa Sungai Pinang Lama dapat:
1. Menjelaskan pengertian

2. Menyebutkan penyebab

3. Menyebutkan tanda dan gejala

4. Menyebutkan upaya pencegahan

5. Menjelaskan kenapa hipertensi harus di cegah

D. Materi Penyuluhan

Terlampir

E. Metode Penyuluhan

1. Ceramah

2. Tanya Jawab

F. Media

1. Leaflet

2. PPT

G. Kegiatan penyuluhan

No Tahap Waktu Kegiatan Sasaran Media

Kegiatan Penyuluhan
1. Pembukaan 3 1. Mengucapkan 1. Menjawab salam Kata-kata/
menit salam 2. Mendengarkan dan kalimat

2. Memperkenalkan menyimak

diri 3. Bertanya mengenai


perkenalan dan
3. Menyampaikan
tujuan jika ada yang
tentang tujuan
kurang
pokok materi jelas
4. Meyampakaikan
pokok
pembahasan
5. Kontrak waktu
2. Pelaksanaan 12 Penyampaian 1. mendengarkan dan Leaflet
Menit Materi menyimak /PPT

1. Menjelaskan 2. bertanya mengenai

Pengertian hal-hal yang belum

2. Menjelaskan jelas dan dimengerti

Penyebab
3. Menjelaskan
Tanda Dan
Gejala
4. Menjelaskan
Factor Resiko
5. Menjelaskan
Upaya
Pencegahan
3. Penutup 5 1. Tanya jawab 1. Sasaran dapat Kata-
menit 2. Memberkan menjawab kata/kalimat
kesempatan tentang
pada peserta pertanyaan
untuk bertanya yang di ajukan
3. Melakukan 2. Mendengar
evaluasi dan
4. Menyampaikan memperhatika
kesimpulan n
3. Menjawab
salam
H. Evaluasi

1. Audiens dapat menjelaskan pengertian Hipertensi

2. Audiens menyebutkan penyebab Hipertensi

3. Audiens menyebutkan tanda dan gejala Hipertensi

4. Audiens menyebutkan cara pencegahan /Pengobatan Hipertensi


5. Audiens menjelaskan Kenapa hipertensi harus di cegah berdasarkan materi
I. Lampiran Materi
1. Pengertian

Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140


mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya
beresiko tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain
seperti penyakit saraf, ginjal dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah,
makin besar resikonya. (Amin & Hardhi 2015)
2. Penyebab

Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan.

a. Hipertensi primer (esensial)

Disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak diketahui penyebabnya.


Factor yang mempengaruhinya yaitu: genetik, lingkungan, hiperaktivitas
saraf simpatis system rennin. Antigiotensin dan peningkatan Na + Ca
intraseluler. Factor-faktor yang meningkatkan resiko : obesitas, merokok,
alcohol dan polisitemia.
b. Hipertensi sekunder

Penyebab yaitu: penggunaan estrogen, penyakit ginjal, sindrom cushing


dan hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan.
3. Tanda dan gejala
Menurut Dalyoko (2010), gejala-gejala yang mudah diamati antara lain yaitu :

a. Gejala ringan seperti pusing atau sakit kepala

b. Sering gelisah

c. Wajah merah

d. Tengkuk terasa pegal

e. Mudah marah

f. Telinga berdengung

g. Sukar tidur

h. Sesak napas

i. Rasa berat ditengkuk

j. Mudah lelah
k. Mata berkunang-kunang/ penglihatan kabur
l. Mimisan ( keluar darah dari hidung).

4. Faktor resiko
a. Faktor Risiko Yang Tidak Dapat Dikontrol:
1) Jenis kelamin

Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria sama dengan wanita. Namun


wanita terlindung dari penyakit kardiovaskuler sebelum menopause.
Harrison, Wilson dan Kasper mengatakan bahwa wanita yang belum
mengalami menopause dilindungi oleh hormon estrogen yang berperan
dalam meningkatkan kadarHigh Density Lipoprotein (HDL). Kadar
kolesterol HDL yang tinggi merupakan faktor pelindung dalam mencegah
terjadinya proses aterosklerosis. Efek perlindungan estrogen dianggap
sebagai penjelasan adanya imunitas wanita pada usia premenopause. Dari
hasil penelitian didapatkan hasil lebih dari setengah penderita hipertensi
berjenis kelamin wanita sekitar 56,5%. Hipertensi lebih banyak terjadi
pada pria bila terjadi pada usia dewasa muda. Tetapi lebih banyak
menyerang wanita setelah umur 55 tahun, sekitar 60% penderita
hipertensi adalah wanita.Hal ini sering dikaitkan dengan perubahan
hormon setelah menopause (Aisyah, 2009).
2) Umur

Semakin tinggi umur seseorang semakin tinggi tekanan darahnya, jadi


orang yang lebih tua cenderung mempunyai tekanan darah yang tinggi
dari orang yang berusia lebih muda. Peningkatan kasus hipertensi akan
berkembang pada umur lima puluhan dan enam puluhan. Dengan
bertambahnya umur, dapat meningkatkan risiko hipertensi (Suzanne &
Brenda, 2001).
3) Keturunan (Genetik)

Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan keluarga


itu mempunyai risiko menderita hipertensi. Hal ini berhubungan dengan
peningkatan kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara
potasium terhadap sodium. Individu dengan orang tua dengan hipertensi
mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi dari
pada orang yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat
hipertensi.Selain itu didapatkan 70-80% kasus hipertensi esensial dengan
riwayat hipertensi dalam keluarga (Aisyah, 2009).
b. Faktor Resiko Yang Dapat Dikontrol:
1) Obesitas

Pada usia pertengahan (+50 tahun) dan dewasa lanjut asupan kalori
sehingga mengimbangi penurunan kebutuhan energi karena kurangnya
aktivitas. Itu sebabnya berat badan meningkat.Obesitas dapat
memperburuk kondisi lansia.Kelompok lansia karena dapat memicu
timbulnya berbagai penyakit seperti artritis, jantung dan pembuluh darah,
hipertensi. (Aisyah,
2009)

2) Kebiasaan Merokok

Merokok menyebabkan peninggian tekanan darah.Perokok berat dapat


dihubungkan dengan peningkatan insiden hipertensi maligna dan risiko
terjadinya stenosis arteri renal yang mengalami ateriosklerosis.Merokok
menyebabkan hipertensi karena nikotin yg terkandung di dalam rokok
memiliki kecenderungan untuk menyempitkan pembuluh darah dan arteri
yang dapat menyebabkan plak.Plak menyempitkan pembuluh
darah.Nikotin juga memiliki kemampuan untuk merangsang produksi
hormon epinefrin juga dikenal sebagai adrenalin yang menyebabkan
pembuluh darah mengerut (Aisyah, 2009).
3) Mengkonsumsi garam berlebih

Dalam diet DASH (Dietary Approaches to Stop Hipertensi) kita di


wajibkan untuk membatasi asupan natrium ( garam) hanya 2/3 sendok teh
atau setara dengan 1500 mg natrium

a) Stres

Hubungan antara stres dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf


simpatis peningkatan saraf dapat menaikan tekanan darah secara
intermiten (tidak menentu).Stres yang berkepanjangan dapat
mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi. Hal ini dapat
dihubungkan dengan pengaruh stres yang dialami kelompok
masyarakat yang tinggal di kota. Menurut Aisyah (2009) mengatakan
stresakan meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer dan curah
jantung sehingga akan menstimulasi aktivitas saraf simpatis. Adapun
stres ini dapat berhubungan dengan pekerjaan, kelas sosial, ekonomi,
dan karakteristik personal.
b) Penyakit jasmani
Penyakit jasmani merupakan penyakit yang dapat menyebabkan
meningkatkan hipertensi yaitu asam urat, arterosklerosis, hiperkolesterol
dan hiperuresemi. Asam urat dapat menyebabkan peningkatan hipertensi
karena asam urat akan menyumbat aliran darah ke jantung sehingga
jantung akan bekerja lebih keras dalam memompa jantung. Dengan
demikian tekanan darah akan meningkat (Suzanne & Brenda, 2001).
5. Upaya Pencegahan

1. Cek Kesehatan secara berkala

2. Hindari Kegemukan

3. Hindari rokok dan alkohol.

4. Hindari stress

5. Olah raga teratur / Aktifitas fisik

6. Batasi pemakaian garam

7. Istirahat cukup

6. Diet Hipertensi.
a. Pengertian.

Diet Hipertensi adalah diet bagi penderita hipertensi yang bertujuan untuk
membatu menurunkan takanan darah dan mempertahankan tekanan darah
menuju normal, selain itu diet hipertensi juga bertujuan untuk menurunkan
factor resiko hipertensi lainnya seperti berat badan berlebih, tinggi kolestrol dan
Asam Urat dalam darah.
b. Tujuan.

Membantu Menghilangkan Nutrisi garam / mengurangi air dalam jaringan


tubuh dan menurunkan tekaan darah pada hipertensi.
1) Syarat- Syarat Diet.

a) Cukup energy, Protein, Mineral dan Vitamin


b) Bentuk makanan di sesuaikan dengan keadaan penyakit

c) Jumlah natrium disesuaikan dengan berat ringannya


Hipertensi

2) Makanan yang dianjurkan / Boleh di konsumsi :

a) Pisang

b) Sayuran Hijau kecuali daun singkong , daun melinjo dan bijinya

c) Buah- buahan kecuali buah durian

d) Yogurt dan olahan susu lainnya yang rendah lemak

e) Susu Skim

f) Oatmeal

g) Ikan

3) Makanan yang di Hindari /Dibatasi

a) Makanan yang mengandung garam, seperti makanan cepat saji, makanan


kemasan.
b) Makanan yang banyak mengandung Gula

c) Makanan Berlemak

d) Makanan dan Minuman mengandung Alkohol

e) Contoh jus Penurun Hipertensi yang mudah di buat dan di peroleh bahan
– bahan nya :
(1)Jus Apel dan Seledri
1 buah apel ukuran sedang di tambah 2-3 sendok irisan seledri
(2)Jus belimbing dan Timun
3- 4 iris belimbing buah di tambah 5-7 iris mentimun segar bisa di
tambah perasan jeruk nipis sesuai selera
(3)Jus timun Seledri
5-7 iris mentimun segar ditambah 2-3 sendok irisan seledri.
J. Pengetahuan hipertensi
No. Pertanyaan B S
1. Apa yang dimaksud dengan hipertensi

2. Apa penyebab hipertensi


3. Bagaimana tanda dan gejala hipertensi Bagaimana

4. cara penanganannya ?

5. Bagaimana cara mencegah hipertensi Apa


saja komplikasi yang ditimbulkan hipertensi ?
6.
Apakah anda tahu bagaimana seseorang dapat
menderita hipertensi ?
7. Menghindari stress dapat mencegah peningkatan
tekanan darah ?
8. Kapan harus minum obat hipertensi ?
Apa yang di maksud diet hipertensi ?

9. Kenapa Harus Diet ?


10 Makanan apa yang boleh / di anjurkan?

11 Makanan apa yang harus di batasi ?


12 Bagaimana cara mencegah komplikasi ?
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik : Manfaat Buku KIA
Sub Topik : Memperdayaan Keluarga Dalam Pemanfaatan Buku KIA
pada Ibu Hamil
Sasaran : Ibu Hamil di Wilayah Desa Sungai Pinang Lama RT 04
Tempat : Balai Desa Sungai Pinang Lama
Hari/Tanggal : Rabu, 16 Desember 2020
Waktu : 09:00 WITA – Selesai
A. Latar Belakang
Buku KIA adalah buku yang diterbitkan oleh Depkes RI sebagai :
1. Catatan dan Alat Pemantauan KIA milik ibu/keluarga yang dapat digunakan
pada semua fasilitas pelayanan kesehatan
2. Bahan Informasi cara menjaga dan merawat kesehatan ibu anak.
Buku KIA berisi catatan kesehatan ibu (hamil, bersalin, dan nifas) dan anak (bayi
baru lahir, bayi dan anak balita), gabungan dari kartu-kartu kesehatan yang ada:
KMS ibu hamil, KB, KMS Balita, Perkembangan Anak (Depkes RI, 2009).
B. Tujuan
1. Tujuan Intruksional Umum
Peserta mampu menjelaskan gambaran umum manfaat buku KIA
2. Tujuan Intraksional Khusus
a. Menjelaskan defenisi buku KIA
b. Menyebutkan tujuan mengetahui manfaat buku KIA
c. Menyebutkan isi buku KIA
d. Menyebutkan kapan dan kemana buku KIA harus dibawa untuk di isi
C. Media
1. Buku KIA
2. Leaflet
3. PPT
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
E. Materi
1. Manfaat buku KIA
a. Definisi buku KIA
b. Tujuan mengetahui manfaat buku KIA
c. Isi (gambaran umum) buku KIA
d. Waktu dan tempat pengisian buku KIA
F. Kegiatan Penyuluhan

No Kegiatan Penyuluh Wakt Kegiatan Peserta Media


u dan Alat
1 Pembukaan 5 menit Peserta menyimak Kata-
1. Memberikan penjelasan yang kata/Kali
salam disampaikan oleh fasilitator mat
2. Perkenalan dan
kontrak waktu
3. Menyampaikan
tujuan penyuluhan
4. Menyampaikan
ruang lingkup
materi yang akan
disampaikan dan
metode yang akan
digunakan.
5. Memotivasi
peserta dengan
menekankan
pentingnya materi
ini untuk dipahami
2. Penyuluhan : 15 - Peserta Metode:
1. Menggali menit memperhatikan Ceramah,
pengetahuan yang penjelasan yang tanya
berhubungan dengan dilakukan oleh jawab
buku KIA fasilitator Media:
2. Menjelaskan definisi - Peserta aktif PPT
buku KIA bertanya, menjawab Leaflet
3. Menjelaskan tujuan dan mengemukakan Buku KIA
mengetahui manfaat pendapat
buku KIA
4. Menjelaskan isi
(gambaran umum)
buku KIA
5. Menjelaskan waktu
dan tempat
pengisian buku
KIA.
6. Memberikan
evaluasi kepada Peserta menjawab dan
peserta mengenai : menanggapi pertanyaan-
- Defin pertanyaan fasilitator
isi buku KIA
- Tuju
an mengetahui
manfaat buku KIA
- Isi
(gambaran umum)
buku KIA
- Wakt
u dan tempat
pengisian buku
KIA.
3. Penutup 5 Peserta memperhatikan Kata-
- Menyimpulkan menit kata/kalim
materi secara Peserta aktif bertanya dan at
keseluruhan. antusias menjawab
- Membagikan pertanyaan
doorprize bagi yang
bertanya dan
menjawab
pertanyaan
- Salam penutup

G. Lampiran Materi
1. Definisi Buku KIA
Adalah buku yang diterbitkan oleh Depkes RI sebagai :
a. Catatan dan Alat Pemantauan KIA milik
ibu/keluarga yang dapat digunakan pada semua
fasilitas pelayanan kesehatan
b. Bahan Informasi cara menjaga dan merawat
kesehatan ibu anak.
c. Materi Penyuluhan KIA

Buku KIA berisi catatan kesehatan ibu (hamil, bersalin, dan nifas) dan anak
(bayi baru lahir, bayi dan anak balita), gabungan dari kartu-kartu kesehatan
yang ada: KMS ibu hamil, KB, KMS Balita, Perkembangan Anak (Depkes RI,
2009).
Sasaran langsung buku KIA adalah Ibu dan Anak :

a. Tiap ibu hamil dapat Buku KIA


b. Pada kehamilan gemeli, ibu dapat buku sesuai dengan jumlah bayinya
c. Tiap kali Ibu hamil akan dapat buku baru
d. Jika Buku KIA hilang (selama masih ada persediaan buku) akan mendapat
ganti buku baru
Sasaran tidak langsung buku KIA adalah :
a. Suami dan anggota keluarga yang lain
b. Kader kesehatan dan anggota masyarakat
c. Petugas kesehatan terutama ketika memberi pelayanan kepada ibu dan anak
(Astuti, 2011)
2. Tujuan Mengetahui Manfaat Buku KIA
Buku KIA adalah buku catatan terpadu yang digunakan dalam keluarga untuk
tujuan:
a. Meningkatkan praktek keluarga dan masyarakat dalam memelihara/merawat
kesehatan ibu dan anak
b. Meningkatkan kualitas pelayanan KIA
Tujuan buku KIA terbagi menjadi 2, yaitu :
a. Tujuan Umum

Ibu dan anak mempunyai catatan kesehatan yang lengkap, sejak ibu mulai
hamil sampai anak berumur lima tahun

b. Tujuan Khusus
1) Ibu & Anak punya catatan kesehatan khusus
2) Instrumen pencatatan & pemantauan, informasi, komunikasi dan
penyuluhan tentang kesehatan, gizi dan standar pelayanan KIA yang
lengkap di tingkat keluarga termasuk rujukannya
3) Deteksi dini adanya gangguan atau masalah kesehatan ibu dan anak
4) Menanggapi kebutuhan & keinginan ibu hamil dan balita
5) Meningkatkan komunikasi antara ibu dan petugas dalam rangka mendidik
ibu/keluarga tentang perawatan dan pemeliharaan KIA dan gizi di rumah.
6) Meningkatkan jangkauan pelayanan KIA berkualitas.
7) Memperbaiki sistem kesehatan dalam menerapkan manajemen
pelayananKIA yang lebih
efektif. (Astuti, 2011)
3. Isi dan Gambaran Umum Buku KIA
a. Bagian Ibu
1) Identitas keluarga
2) Catatan Pelayanan Kesehatan Ibu
a) Ibu Hamil
b) Ibu Bersalin
c) Ibu Nifas
d) Keterangan Lahir
b. Bagian Anak
1) Identitas Anak
2) BBL (bayi kurang dari 1 bulan)
3) Bayi dan Anak (umur 1 bulan – 5 tahun)
4) Mengatasi Penyakit yang Sering Diderita Anak di Rumah
5) Tanda Bahaya Pada Anak Sakit
6) Kapan Anak Harus Segera Dibawa Kembali ke Tempat Pelayanan
7) Obat Pertolongan Pertama yang Perlu Disedaikan di Rumah
8) Mencegah anak mengalami kecelakaan
9) Kartu Menuju Sehat (KMS)
10) Catatan Pelayanan Kesehatan Anak
a) Pemeriksaan Neonatus
b) Pemberian Imunisasi
c) Pemberian Vit A
d) Anjuran Pemberian Rangsangan
4. Waktu dan Tempat Pengisian Buku KIA
Buku KIA disimpan di rumah dan dibawa setiap kali ibu atau anak datang ke
tempat-tempat pelayanan kesehatan di mana saja untuk mendapatkan pelayanan
KIA (Posyandu, Polindes, Puskesmas, bidan/dokter praktik swasta dan rumah
sakit) (Depkes RI, 2009)
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Jamban Sehat

Sasaran : Masyarakat Desa Sungai Pinang Lama RT 04 Khususnya


Kepala Rumah Tangga dan Ibu-ibu Rumah Tangga.

Tempat : Balai Desa Sungai Pinang Lama

Hari/Tanggal : Rabu, 16 Desember 2020

Pukul : 09:00- Selesai

Lama Waktu : 20 Menit

Penyuluh : Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Banjarmasin DIII Jurusan


Kebidanan

A. Latar Belakang

PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran


sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang
kesehatan, dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat
(Dinkes Kota Semarang, 2006).

PHBS Tatanan Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota


rumah tangga agar sadar, mau dan mampu melakukan PHBS untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatannya, mencegah resiko terjadinya penyakit dan
melindungi diri dari ancaman penyakit serta berperan aktif dalam gerakan
kesehatan masyarakat. Rumah tangga dapat menjadi ancaman penularan penyakit
jika tidak dikelola dengan baik. Penerapan PHBS di rumah tangga merupakan
kebutuhan mutlak seiring munculnya berbagai penyakit yang sering menyerang
anak usia sekolah (6 – 10 tahun), yang ternyata umumnya berkaitan dengan PHBS,
khususnya berkaitan dengan menggunakan jamban di rumah sebagai salah satu
indikator PHBS di Rumah tangga. berdasarkan Profil Departemen Kesehatan
tahun 2005, 40 – 60 % anak sekolah dasar kedapatan menderita cacingan,
sedangkan Yayasan Kusuma Buana mencatat 23,2% anak SD menderita anemia
pada tahun 2007, begitu juga dengan kasus diare. Hal ini dapat disebabkan karena
perilaku tidak menggunakan jamban dan juga perilaku tidak mencuci tangan pakai
sabun sebelum makan (Depkes RI, 2008).

Data World Health Organization menunjukan setiap tahun 100.000 anak


Indonesia meninggal karena diare, sedangkan data Departemen Kesehatan RI
sendiri menyatakan diantara 1000 penduduk terdapat 300 orang yang terjangkit
penyakit diare sepanjang tahun (Nadesul, H, 2007).

Data dari profil kesehatan Indonesia tahun 2000-2010 terlihat kecenderungan


insiden diare pada anak meningkat. Pada tahun 2000 IR (incidence rate) penyakit
diare 301/1000 penduduk, tahun2003 naik menjadi 374/1000 penduduk, tahun
2006 naik menjadi 423/1000 penduduk dan tahun 2010 menjadi 411/1000
penduduk. Pada tahun 2010 dilaporkan terjadi KLB dengan jumlah kasus 2.580
dengan kematian sebanyak 77 kasus (CFR: 2,98%) (Kemenkes RI, 2013).

Di Indonesia, penduduk pedesaan yang menggunakan air bersih baru mencapai


67,3%. Dari angka tersebut hanya separuhnya (51,4%) yang memenuhi syarat
bakteriologis. Sedangkan penduduk yang menggunakan jamban sehat (WC) hanya
54%. Itulah sebabnya penyakit diare sebagai salahsatu penyakit yang ditularkan
melalui air masih merupakan masalah kesehatan masyarakat dengan angka
kesakitan 374 per 1000 penduduk.Penggunaan jamban di berbagai daerah di
Indonesia masih menggunakan pembuangan air yang tidak sehat. Hal tersebut
terlihat dari hasil penelitian yang dilaksanakan antara lain oleh Badan Pusat
Statistik (BPS) dimana datayang tercatat pada penduduk yang menggunakan
jamban pada tahun 2002 memperlihatkan rumah tangga (RT) yang memakai
jamban leher angsa didaerah perkotaan sebesar 79,14% dan tinggal di pedesaan
sebesar 42,16%,yang menggunakan jamban plengsengan, di daerah perkotaan
sebesar 11,41%dan di daerah pedesaan sebesar 11,23%. Sedangkan yang
menggunakan jamban cemplung di daerah perkotaan sebesar 1,96% dan di daerah
pedesaan sebesar 10,56%. Bila dilihat secara keseluruhan (perkotaan dan
perdesaan), RT yang memakai jamban leher angsa sebesar 61,64%, jamban
cemplung 21,01%,jamban plengsengan 11,32%, dan yang tidak memakai jamban
6,03% (Kemenkes RI, 2013).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, masyarakat RT 15 Kelurahan Danau
Sipin dapat mengetahui dan memahami tentang Jamban Sehat
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan ini masyarakat RT 15 Kelurahan Danau
Sipin diharapkan :
a. Peserta dapat memahami apa itu jamban sehat.
b. Peserta dapat memahami syarat dan cirri ciri penggunaan jamban sehat.
c. Peserta dapat memahami jenis-jenis dari jamban sehat
d. Peserta dapat memahami manfaat jaban sehat serta akibat jamban tidak
sehat
e. Peserta dapat menggunakan jamban sehat dengan bersih.
C. Materi Penyuluhan
Terlampir
D. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Diskusi Tanya jawab
E. Media
1. Leaflet
2. Power point
F. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Respons Audiens
1. 4 Menit Pembukaan
1. Memberi salam Menjawab salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan kotrak: waktu, Mendengar &
topik, tempat serta tujuan Memperhatikan
penyuluhan
2. 12 Pelaksanaan
Menit 1. Mengkaji pengetahuan klien
tentang jamban sehat
2. Menjelaskan pengertian jamban
sehat
3. Menjelaskan ciri-ciri/syarat
jamban sehat dan tidak sehat Mendengar &
4. Menjelaskan jenis-jenis jamban memperhatikan
sehat
5. Menjelaskan manfaat jamban
sehat
6. Menjelaskan Akibat jamban
yang tidak sehat
7. Menjelaskan cara memelihara
jamban sehat
3. 4 Menit Penutup
1. Menyimpulkan materi - Menyimpulkan
penyuluhan bersama dengan materi penyuluhan
klien bersama
2. Melakukan evaluasi dengan mahasiswa
memberikan pertanyaan - Menjawab
3. Menutup penyuluhan dan pertanyaan
memberikan salam
- Menjawab salam

G. Evaluasi
1. Dapat menyebutkan pengertian dari jamban sehat
2. Dapat menyebutkan ciri-ciri jamban sehat & jamban yang tidak sehat
3. Dapat menyebutkan manfaat jamban sehat
4. Dapat menyebutkan akibat jamban yang tidak sehat
5. Dapat menyebutkan cara memelihara jamban sehat.
H. Lampiran Materi
JAMBAN SEHAT
A. Pengertian Jamban Sehat
Jamban  adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan tinja
manusia. Jamban terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher
angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit
penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya, (Abdullah, 2010).
B. Jenis-jenis Jamban Sehat

1. Jamban cemplung

Jamban yang penampungannya berupa lubang yang berfungsi menyimpan dan


meresapkan cairan kotoran/tinja ke dalam tanah dan mengendapkan kotoran ke
dasar lubang. Untuk jamban cemplung diharuskan ada penutup agar tidak
berbau.

2. Jamban tangki septik/leher angsa

Jamban berbentuk leher angsa yang penampungannya berupa tangki septik


kedap air yang berfungsi sebagai wadah proses penguraian/dekomposisi
kotoran manusia yang dilengkapi dengan resapannya.

3. Kakus Bor
Jamban yang tempat penampungan kotorannya dibuat dengan mempergunakan
bor. Bor yang digunakan adalah bor tangan yang disebut boor aunger dengan
diameter antara 30-40 cm. Sudah barang tentu lubang itu harus jauh lebih dalam
dibandingkan dengan lubang yang digali seperti pada kakus cemplung atau
plengsengan, karena diameter kakus bor ini jauh lebih kecil. 
Pengeboran pada umumya dilakukan sampai mengenai air tanah. Perlengkapan
lainnya dan cara mempergunakan, dapat pula diatur seperti pada kakus
cemplung dan kakus plengsengan.
C. Ciri-ciri / Syarat Jamban Sehat

Kementerian Kesehatan telah menetapkan syarat dalam membuat jamban sehat.


Ada tujuh kriteria yang harus diperhatikan. Berikut syarat-syarat tersebut:

1. Tidak mencemari air


a. Saat menggali tanah untuk lubang kotoran, usahakan agar dasar lubang
kotoran tidak mencapai permukaan air tanah maksimum. Jika keadaan
terpaksa, dinding dan dasar lubang kotoran harus dipadatkan dengan tanah
liat atau diplester.
b. Jarang lubang kotoran ke sumur sekurang-kurangnya 10 meter
c. Letak lubang kotoran lebih rendah daripada letak sumur agar air kotor dari
lubang kotoran tidak merembes dan mencemari sumur.
d. Tidak membuang air kotor dan buangan air besar ke dalam selokan, empang,
danau, sungai, dan laut
2. Tidak mencemari tanah permukaan
a. Tidak buang besar di sembarang tempat, seperti kebun, pekarangan, dekat
sungai, dekat mata air, atau pinggir jalan.
b. Jamban yang sudah penuh agar segera disedot untuk dikuras kotorannya,
atau dikuras, kemudian kotoran ditimbun di lubang galian.
3. Bebas dari serangga
a. Jika menggunakan bak air atau penampungan air, sebaiknya dikuras setiap
minggu. Hal ini penting untuk mencegah bersarangnya nyamuk demam
berdarah
b. Ruangan dalam jamban harus terang. Bangunan yang gelap dapat menjadi
sarang nyamuk.
c. Lantai jamban diplester rapat agar tidak terdapat celah-celah yang bisa
menjadi sarang kecoa atau serangga lainnya
d. Lantai jamban harus selalu bersih dan kering
e. Lubang jamban, khususnya jamban cemplung, harus tertutup
4. Tidak menimbulkan bau dan nyaman digunakan
a. Jika menggunakan jamban cemplung, lubang jamban harus ditutup setiap
selesai digunakan
b. Jika menggunakan jamban leher angsa, permukaan leher angsa harus
tertutup rapat oleh air
c. Lubang buangan kotoran sebaiknya dilengkapi dengan pipa ventilasi untuk
membuang bau dari dalam lubang kotoran
d. Lantan jamban harus kedap air dan permukaan bowl licin. Pembersihan
harus dilakukan secara periodic
5. Aman digunakan oleh pemakainya
Pada tanah yang mudah longsor, perlu ada penguat pada dinding lubang
kotoran dengan pasangan batau atau selongsong anyaman bambu atau bahan
penguat lai yang terdapat di daerah setempat
6. Mudah dibersihkan dan tak menimbulkan gangguan bagi pemakainya
a. Lantai jamban rata dan miring kea rah saluran lubang kotoran
b. Jangan membuang plastic, puntung rokok, atau benda lain ke saluran kotoran
karena dapat menyumbat saluran
c. Jangan mengalirkan air cucian ke saluran atau lubang kotoran karena jamban
akan cepat penuh
d. Hindarkan cara penyambungan aliran dengan sudut mati. Gunakan pipa
berdiameter minimal 4 inci. Letakkan pipa dengan kemiringan minimal
2:100
7. Tidak menimbulkan pandangan yang kurang sopan
a. Jamban harus berdinding dan berpintu
b. Dianjurkan agar bangunan jamban beratap sehingga pemakainya terhindar
dari kehujanan dan kepanasan.
D. Manfaat Jamban Sehat
1. Tidak mengotori permukaan tanah di sekeliling jamban tersebut
2. Tidak mengotori air permukaan di sekitarnya
3. Tidak mengotori air tanah di sekitarnya
4. Kotoran tidak terjangkau oleh serangga terutama lalat dan kecoa, dan binatang-
binatang lainnya
5. Tidak menimbulkan bau
6. Mudah digunakan dan dipelihara
7. Sederhana desainnya
8. Murah
9. Dapat diterima oleh pemakainya
E. Akibat Jamban Tidak Sehat
1. Mengotori lingkungan
2. Mencemari air
3. Menimbulkan bau tak sedap
4. Merusak pemandangan
5. Menimbulkan penyakit
F. Cara Memelihara Jamban Sehat
1. Lantai jamban selalu bersih dan tidak ada genangan air
2. Bersihkan jamban secara teratur sehingga ruang jamban dalam keadaan bersih
3. Di dalam jamban tidak ada kotoran yang terlihat
4. Tidak ada serangga (kecoa, lalat) dan tikus yang berkeliaran
5. Tersedia alat pembersih (sabun, sikat dan air bersih)
6. Bila ada kerusakan segera diperbaiki
7. Pakailah karbol pada saat membersihkan lantai agar bebas penyakit
8. Hindarkan menyiram air sabun ke dalam bak pembuangan/atau ke dalam kloset
agar bakteri pembusuk tetap berperan aktif
9. Jangan menggunakan alat pembersih yang keras agar kloset tidak cepat rusak.
10.Jangan membuang kotoran yang tidak mudah larut ke dalam air misal : kertas,
kain bekas, dll.

Anda mungkin juga menyukai