KUBU RAYA
Oleh :
PRISILLIA TELSA
NIM. 20142120698
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES PONTIANAK
TAHUN 2017
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Oleh :
PRISILLIA TELSA
20142120698
Mengetahui,
Pembimbing PKL MPGM
Prodi D III Gizi Jurusan Gizi
Pembimbing I Pembimbing II
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih
sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Norlina Jo’en, SKM selaku Kepala Puskesmas Korpri Kabupaten Kubu
Raya
dan Ibu Yanuarti Petrika, S.Gz, MPH selaku pembimbing kedua yang telah
4. Serta seluruh karyawan dan staf di Puskesmas Korpri yang telah membantu
penyusunan laporan ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan
iii
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR TABEL
Tabel 2. Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap dan Kunjungan Gangguan
Jiwa di Sarana Pelayanan Kesehatan Puskesmas Korpri 2016............... 8
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Grafik D/S, N/S, N/D Puskesmas Korpri Tahun 2016 ....................... 14
Gambar 2. Grafik Distribusi Status Gizi Bayi dan Balita di Puskesmas Korpri
Tahun 2017 ........................................................................................... 24
Gambar 3. Grafik Distribusi Status Gizi Bayi dan Balita di Tingkat Posyandu....26
iv
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
kondisi yang ada. Dengan demikian proses pendidikan yang melibatkan aspek
kognitif, afektif dan psikomotorik yang akhirnya sampai pada situasi yang
yang harus dicapai oleh para lulusan program pendidikan Diploma III Gizi,
wirausaha 5) pelaku praktek kegizian yang bekerja secara profesional dan etis.
dapat diperolehnya para lulusan yang lebih siap kerja dan lebih percaya diri dalam
1. Tujuan Umum
1
Mahasiswa mampu memahami pengelolaan kegiatan program gizi tingkat
2. Tujuan Khusus
kelompok masyarakat.
pelayanan gizi.
pelayanan gizi.
3. Kegiatan
2
4. Melakukan pengkajian status gizi pertumbuhan anak pada suatu populasi
pada posyandu.
pelayanan gizi.
4. Waktu
5. Tempat
3
BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Geografi
Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya yang terletak pada koordinar 109o
– 22,31 BT, Luas wilayah Puskesmas Korpri sekitar 122,07 km2 dengan tingkat
kepadatan hunian 221,2 jumlah penduduk pada tahun 2015 adalah sebesar 26,979
jiwa, terdiri dari 4810 KK dengan rata-rata 5,60 jiwa/KK. Wilayah kerja
Puskesmas Korpri mencakup satu Desa Binaan, yaitu Desa Sungai Raya Dalam,
B. Batas Wilayah
C. Jumlah Penduduk
keluarga pada tahun 2016 sebesar 27,444 jiwa dengan 4962 KK, jumlah rumah
5.044 unit, kepadatan hunian sekitar 5,73, jumlah penduduk sasaran menurut
proyeksi pada tahun 2016, terdiri dari Ibu hamil 624 orang, Ibu bersalin 595
4
Tabel 1. Luas Wilayah Administrasi Pemerintahan, Jumlah Penduduk dan Jumlah
Rumah Tangga Puskesmas Korpri Tahun 2016
Jumlah Rata-rata Kepadatan
Luas wilayah Jumlah
No Desa Rumah Jiwa/rumah Penduduk/
(km2) penduduk
Tangga (kk) Tangga km2
1 3 4 5 6 7
1. Desa Sungai Raya Dalam 122,07 27,444 4962 5,64 221,16
Jumlah 122,07 27,444 4962 5,64 221,16
Sumber : Profil Kecamatan Sungai Raya
penduduknya yang merata, kepadatan penduduk pada tahun 2016 adalah 221,16
D. Pendidikan
dari sekitar 15,31% Tamat Sekolah Dasar, 16,92% SLTP, 19,74% SLTA dan
E. Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Korpri terdiri dari:
1) PAUD : 5 buah
2) TK : 6 buah
3) SD Negeri/MI : 7 buah
6) D III : 1 buah
7) S1 : 1 buah
5
F. Sarana dan Prasarana di Puskesmas
G. Ketenagaan
Jumlah tenaga yang ada di Puskesmas Korpri tahun 2016 sebanyak 35 orang
6
- Pekarya Kesehatan : 1 orang (PNS-Staf TU)
H. Jenis Pelayanan
- Konsultasi Gizi
7
I. Jumlah Kunjungan
A. Jumlah Kunjungan
Tabel 2. Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap, dan Kunjungan Gangguan
Jiwa di Sarana Pelayanan Kesehatan Puskesmas Korpri Tahun 2016
No Jumlah Kunjungan
Sarana
Pelayanan Rawat Jalan Rawat Inap Gangguan Jiwa
Kesehatan
L P L+P L P L+P L P L+P
banyak pada laki-laki. Berdasarkan data pada tahun 2015 jumlah kunjungan rawat
inap dan gangguan jiwa yaitu 0, karena Puskesmas Korpri hanya melayani
antara lingkungan fisik maupun biologik yang disebabkan oleh karena berbagai
negarif, baik secara langsung maupun tidak langsung bagi kehidupan, termasuk
8
Wilayah kerja Puskesmas Korpri merupakan daerah daratan yang bisa
Angka kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi
lahir sampai bayi berusia satu tahun. Angka kematian Bayi di Kalimantan Barat
berdasarkan Surkesda pada tahun 2004 adalah sebesar 44,12 per 1000 kelahiran
hidup dan angka Nasional 40 per 1000 kelahiran hidup.Data kematian yang
terdapat pada suatu komunitas dapat diperoleh melalui survey, karena sebagian
besar kematian terjadi di rumah, sedang data kematian pada fasilitas pelayanan
wilayah Puskesmas Korpri merupakan angka yang berasal dari laporan bulanan
Angka kematian bayi diwilayah Puskesmas Korpri untuk tahun 2016 adalah
kesehatan pelayanan kesehatan dari tenaga medis yang terampil serta perubahan
terhadap tingkat AKB. Peningkatan dalam kualitas hidup dan pelayanan kesehatan
masyarakat.
Ibu (AKI) di Kalimantan Barat adalah sebesar 403,15 per 100.000 kelahiran hidup
(asumsi 15% dari wanita – female death) sedangkan AKI untuk nasional adalah
9
307 per 100.000 kelahiran hidup dan target Milennium Development Goal adalah
125 per 100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu adalah kematian
perempuan ketika hamil atau kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi
pengelolaannya tetapi bukan karena sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh dan
lain-lain. Pada tahun 2016 di wilayah Puskesmas Korpri Angka Kematian Ibu
selama satu tahun tertentu perseribu anak umur yang sama pada pertengahan
4) Morbiditas
diperoleh dari sarana pelayanan kesehatan (facility based data) Polindes. Selain
itu angka kesakitan juga diperoleh dari hasil laporan bulanan di tingkat
Puskesmas.
10
Tabel 3. Penyakit Terbesar di Wilayah Kerja Puskesmas Korpri Tahun 2016
sebesar 27,4% dan penyakit yang terendah adalah Kecelakaan Ruda Paksa
sebesar 1,21%.
kesehatan yang utama di wilayah kerja Puskesmas Korpri pada tahun 2016
jumlah penderita ISPA sebanyak 2.261 kasus atau 27,4%. Upaya yang telah
pencegahan penyakit ISPA dengan melalui peningkatan Pola Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS).
tahun ini (2016) pada posisi ke 2 dengan besar kasus 556 atau 6,75%. Hal ini
pelaporan tentang laporan kasus hipertensi pada sistem pencatatan dan pelaporan
11
Puskesmas. Tingginya kasus Hipertensi disebabkan mungkin pola makan yang
kurang baik serta penyakit sistemik lainnya. Penyuluhan terus dilakukan dalam
upaya menekan kasus ini, yang dilakukan pada kegiatan penyuluhan kelompok di
masyarakat.
Pada tahun 2016 angka kasus penyakit pada sistem Otot dan Jaringan
Pengikat merupakan salah satu masalah bagi masyarakat yang ada diwilayah kerja
Pada tahun 2016 angka kasus penyakit kulit menempati urutan ke 4 dari 10
besar penyakit yang ada di puskesmas, dengan jumlah kasus sebanyak 398 kasus
e) Diare
Pada tahun 2016 angka kejadian Diare menempati urutan ke 5 dari 10 besar
penyakit sebesar 360 kasus dengan persentase 4,37 % hal ini disebabkan siklus
cuaca yang kurang baik/kemarau, maka inilah yang menyebabkan kasus diare
meningkat.
Pada tahun 2016 angka Kasus Penyakit Pulpa dan Jaringan Periapikal
dan Jaringan Periapikal menduduki urutan ke 6 dari 10 besar penyakit yang ada di
wilayah Kerja Puskesmas Korpri, dengan jumlah kasus 260 Orang atau 3,16%.
12
g) Penyakit dan Kelainan Susunan Syaraf
Pada tahun 2016 angka kasus penyakit mata dan lain-lain sebanyak 168
kasus dengan persentase 2,04%, kasus Penyakit Mata dan lain-lain menempati
Pada tahun 2016 angka kasus Gigi dan Mulut sebanyak 159 kasus dengan
persentase 1,93 dari jumlah penduduk, kasus Gigi dan Mulut menempati urutan ke
perawatan gigi dan sering mengkonsumsi makanan yang panas dan dingin.
menduduki urutan ke 10 dari 10 besar penyakit, dengan jumlah kasus 100 kasus
atau 1,21%.
Status Gizi
adalah bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), status Gizi Balita, status
13
a) Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (kurang dari 2500 gram) yang
(0%) dari 547, jumlah kelahiran dengan seluruh bayi BBLR ditangani (100%).
dari 2641 jumlah balita. Untuk balita dengan Gizi BGM kurang diberikan
pelayanan rawat jalan, meliputi konsultasi gizi dan pemberian MP ASI sesuai
dengan umur balita. Deteksi dini kasus gizi BGM sebenarnya dapat dilakukan
70
60
50
40
60.92
30 56.29
20
10 17.8
Berdasarkan gambar 2 terlihat bahwa cakupan balita yang datang untuk
0
ditimbang keD/S
Posyandu (D/S)N/Shanya sebesarN/D
60,92% dari seluruh jumlah balita,
14
balita yang naik berat badannya (N/S) sebesar 17,80%, sedangkan dari jumlah
balita yang datang ke posyandu sebanyak 56,29% naik berat badannya (N/D).
Balita yang selama 3 bulan berturut-turut tidak naik berat badannya perlu
diwaspadai, agar tidak menjadi gizi kurang yang berpotensi menjadi kasus gizi
Posyandu selama ini hanya dianggap sebagai tempat untuk imunisasi balita dan
distribusi vitamin A.
terlihat pada grafik D/S yang menunjukkan terjadinya lonjakan kunjungan balita
Selain itu pola asuh, kurangnya pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif,
Makanan Pendamping ASI (MP ASI) yang kurang tepat waktu pemberiannya dan
selain itu juga faktor ekonomi (daya beli) semakin mempengaruhi kecenderungan
balita mengalami kurang gizi yang dapat mengakibatkan terjadinyan gizi buruk.
Ibu hamil yang mengalami Kurang Energi Kronis (KEK) sebesar 0,18% dari
595 jumlah ibu hamil. Penilaian KEK pada ibu hamil berdasarkan indikator LILA
(Lingkar Lengan Atas) ibu hamil yang kurang dari 23,5 cm.
15
6. Pelayanan dan Program Gizi Puskesmas
meliputi :
Diluar gedung :
2. Sweaping Vit.A
6. Distribusi Fe remaja
16
Tabel 4. Indikator Kinerja Program Gizi Puskesmas Korpri Tahun 2016
Target Capaian
17
3. Pencatatan dan Pelaporan
A. Pencatatan
B. Pelaporan
18
15) Balita mempunyai buku KIA/KMS, naik berat badannya (N), tidak naik
berat badannya (T), tidak naik berat badannya dua kali berturut-turut
Kegiatan skrining gizi adalah kegiatan terhadap balita yang dilakukan untuk
memantau atau mengetahui status gizi balita yang menjadi sasaran dengan
melakukan pengukuran Berat Badan (BB) dan Tinggi Badan (TB) atau Panjang
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 10 Mei 2017. Kegiatan ini dilakukan pada
10 balita.
kapasitan 20 kg.
badan anak atau anak balita yang sudah bisa berdiri dan juga dilengkapi
19
dengan tinggi badan yang digunakan untuk mengukur tinggi badan anak
c) Infantometri
mengukur panjang badan bayi dan balita yang belum/tidak bisa berdiri.
2) Standar Antropometri
b) Indikator TB/U
20
c) Indikator BB/U
21
Tabel 4. Hasil Skrinning Gizi 10 Balita di Puskesmas Korpri Tahun 2017
10-05-2017 1 Eksan L 29 11,5 92,5 -1,13 0,29 -2,03 Normal Normal Kurus
Nurhidayat
10-05-2017 2 Afif Hadinata L 31 7,8 70 -4,43 -6,55 -1,18 Gizi Buruk Sangat Normal
Pendek
10-05-2017 3 Yobel L 5 6,9 6,8 -0,76 1 -1,8 Normal Normal Normal
Ticoalu
10-05-2017 4 Zaafiski L 5 7 64,5 -0,63 -0,66 -0,25 Normal Normal Normal
10-05-2017 5 Noval L 37 10 87 -3,09 -2,59 -2,51 Gizi Buruk Normal Kurus
10-05-2017 6 Athahilla L 3 6,1 59,7 -0,37 -0,83 0,38 Normal Normal Normal
10-05-2017 7 Cello L 10 7,6 71,5 -1,7 -0,77 -1,77 Normal Normal Normal
10-05-2017 9 Firly Asyifa P 3 7,2 64,3 1,67 2,15 0,43 Normal normal Normal
Nada
10-05-2017 10 Adib L 12 7,6 72,6 -2,17 -1,32 -2,11 Gizi Normal Kurus
kurang
22
Gambar 5. Distribusi Status Gizi Bayi dan Balita di Puskesmas Korpri Tahun
2017
Dari tabel diatas menunjukan bahwa dari hasil skrining status gizi balita
status gizi normal sebanyak 70%, sedangkan kategori sangat kurus sebanyak 30%.
Persentase status gizi balita berdasarkan indikator TB/U yang termasuk kategori
normal sebanyak 90% dan kategori pendek sebanyak 10% Persentase status gizi
balita berdasarkan indikator BB/U yang termasuk kategori gizi baik 70% dan
23
B. Penilaian Status Gizi di Tingkat Posyandu
Tabel 6. Hasil Penilaian Status Gizi di Tingkat Posyandu Sasaran Bayi dan Balita
Tahun 2017
Z-score Status Gizi
Tanggal Umur BB TB
Nama
No JK Lahir (bln) (kg) (cm)
Balita BB/U TB/U BB/TB BB/TB TB/U BB/U
7 Harun L 12-12-2011 60 8,3 77,3 -5,19 -6,58 -2,42 Normal Sangat Sangat
Pendek Kurus
24
Gambar 6.Distribusi Status Gizi Bayi dan Balita di Tingkat Posyandu Korpri
Tahun 2017
100% 88%
80% Gizi Buruk
66% Gizi Kurang
60% 55%
44% Gizi Baik
40% Gizi Lebih
Sangat Pendek
20% 11% 11% Pendek
0% Normal
Tinggi
BB/U TB/U BB/TB Sangat Kurus
Dari tabel diatas menunjukan, dari hasil skrining status gizi balita
gizi normal sebanyak 66%, persentase gizi kurus 11% dan persentase status gizi
sangat kurus 22%. Persentase status gizi balita berdasarkan indikator TB/U yang
25
termasuk kategori normal sebanyak 55% dan kategori sangat pendek 44 %.
Persentase status gizi balita berdasarkan indikator BB/U yang termasuk kategori
Adapun penyebab dari anak balita yang mempunyai status gizi tidak normal
menurut Soekirman (2000) dibagi menjadi dua yaitu secara langsung dan tidak
langsung.
makanan dan penyakit infeksi, kedua penyebab tersebut saling berpengaruh. Anak
yang mendapatkan makanan yang cukup baik tetapi sering terserang demam atau
diare, akhirnya akan mendapat gizi kurang, sebaliknya anak yang tidak
memperoleh makanan cukup dan seimbang daya tahan tubuhnya dapat melemah.
Dalam keadaan ini anak akan mudah terserang penyakit dan kurang nafsu makan
sehingga anak kekurangan makanan. Akhirnya berat badan anak menurun, apabila
keadaan ini terus berlangsung anak akan menjadi kurus dan timbullah masalah
kurang gizi.
dikeluarga, terkait dengan ketersediaan pangan (baik dari hasil produksi sendiri
maupun dari pasar atau sumber lain), harga pangan dan daya beli keluarga, serta
26
C. Skrinning Status Gizi Populasi
4 Tilo 20 Mei 45 16,8 -0,35 Normal 17 0,44 Normal 17,2 0,35 Normal
2017
5 Husnul 20 Mei 48 18 1,15 Normal 18,2 1,23 Normal 17,3 1,15 Normal
2017
6 Meme 20 Mei 36 12 -1,22 Normal 12 -1,22 Normal 12,5 -1,22 Normal
2017
7 Sabita 20 Mei 60 15,7 -0,77 Normal 15,5 -0,86 Normal 16 -0,77 Normal
Elisia 2017
8 20Mei 4 -2,25 -2,25 Gizi 5,7 -1,18 Normal 6 -2,25 Gizi
Monika 2017 Kurang Kurang
Gambar 7. Tabel Distribusi Hasil Skrinning Status Gizi Populasi Tahun 2017
27
Gambar 7. Grafik Hasil Skrinning Status Gizi Populasi Tahun 2017
80% 70%
70% 60% 60%
60%
BB(kg)
50%
40%
30%
20% BB/U
10%
0%
Maret April Mei
Dari hasil grafik diatas pada setiap anak mengalami perubahan berat badan
baik naik, turun, maupun tetap pada setiap bulannya. Untuk 6 orang anak dengan
status gizi baik. Perkembangan status gizinya tidak mengalami perubahan atau
tetap normal. Dan untuk anak yang bernama Geni dan Monika mengalami status
gizi kurang.
dilaksanakan setiap hari kerja senin - sabtu. Pelayanan konsultasi gizi yang kami
maupun pasien dewasa yang mempunyai masalah kesehatan yang dirujuk dari
keluarga tentang asupan gizi yang baik dan tepat sehingga mempercepat
28
Tabel 9. Hasil pelayanan konsultasi Gizi di Puskesmas Korpri Tahun 2017
29
Kasus yang ditemukan pada saat melakukan konsultasi yaitu :
1) Hipertensi : 5 orang
2) Gastritis : 1 orang
3) Cholesterol : 3 orang
Ternyata dari hasil konsultasi yang dilakukan pada 10 orang yang mengidap
orang, Anak kurus 1 orang. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan
tentang makanan yang bergizi, baik yang boleh dikonsumsi maupun yang tidak
boleh dikonsumsi.
30
E. Penyuluhan Gizi
mempertahankan gizi yang baik. Tujuan penyuluhan gizi yaitu terciptanya sikap
positif terhadap gizi, terbentuknya pengetahuan dan motivasi mengenai semua hal
yang bersangkutan dengan gizi dan kesehatan supaya dapat tercipta suatu
31
c) Materi :
d) Media :
tentang pengertian PMT serta resep PMT yang tepat untuk balita.
e) Kegiatan Penyuluhan
No Uraian Kegiatan
pokok bahasan
d.menjelaskan tujuan
2.Manfaat PMT
3.Tujuan PMT
4.Resep-resep PMT
(kuesioner)
32
4. Penutup a.Berterimakasih atas
-Menutup kegiatan
b.Menyampaikan
dengan salam
pesan untuk
menerapkan resep
PMT dirumah
c.Mengucapkan salam
penutup
f) Hasil Kegiatan
120
100
80
benar
60 salah
post test
40 pretest
20
0
5 orang 2 orang 1 orang
Griya Mekar Delima pada dasarnya sudah berjalan dengan baik. Dari
33
hasil penyuluhan dapat dilihat dari evaluasi hasil post test, dari 8 orang
Dan pada hasil pretest yang dilakukan dari 8 orang ibu-ibu yang mengisi
mendapat nilai 65, dan 1 orangnya mendapat nilai 45. Dapat disimpulkan
bahwa setelah dilakukan post test ibu-ibu mendapat nilai rata-rata 100,
sedangkan setelah dilakukan pre test ibu-ibu mendapat nilai rata-rata 80.
survey Ekslusif
(Ya/Tidak)
berhenti ASI sejak 2 minggu, dikarenakan puting susu ibu yang pendek. Dan
untuk bayi yang bernama Yigit mulai berhenti ASI sejak 3 bulan yang lalu
dikarenakan si ibu mengidap kolesterol tinggi dan ia tidak mau menyusui lagi
34
2) Evaluasi Program Tablet Fe
dengan usia kehamilan 9 bulan dengan jumlah tablet Fe yang didapatnya yaitu
sebanyak 10 tablet. Dan selama pelaksanaan home visit ibu Tantina diberikan
beberapa pertanyaan terkait dengan pengetahuan tentang tablet Fe, dan diakhir
kegiatan diberikan motivasi untuk tetap aktif dalam pemeriksaan kehamilan agar
dengan usia kehamilan 7 bulan dengan jumlah tablet Fe yang didapatnya yaitu
sebanyak 30 tablet. Dan selama pelaksanaan home visit ibu Ana diberikan
beberapa pertanyaan terkait dengan pengetahuan tentang tablet Fe, dan diakhir
35
kegiatan diberikan motivasi untuk tetap aktif dalam pemeriksaan kehamilam agar
1. Kesimpulan
berdasarkan indikator BB/U yang termasuk kategori gizi baik 70% dan
orang.
c. Hasil penyuluhan gizi yang dilakukan pada ibu –ibu balita di posyandu
Griya Mekar Delima sudah berjalan baik dan sesuai dengan perencanaan.
Adapun hasil dari penyuluhan dapat terlihat pada saat evaluasi hasil post
d. Dari hasil kegiatan home visit untuk kunjungan balita Asi Ekslusif dan
Fe ibu hamil dapat disimpulkan bahwa pada kedua balita tersebut sudah
pengganti ASI.
36
e. Untuk kegiatan home visit terhadap Fe ibu hamil dapat disimpulkan
5. Saran
ditingkatkan.
mendapatkan balita dengan status gizi kurang maupun buruk agar dapat
37