Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

MANAJEMEN PELAYANAN GIZI MASYARAKAT (MPGM)

PUSKESMAS KORPRI KECAMATAN SUNGAI RAYA KABUPATEN

KUBU RAYA

Oleh :

PRISILLIA TELSA

NIM. 20142120698

POLITEKNIK KESEHATAN

KEMENKES PONTIANAK

JURUSAN GIZI PRODI DIII

TAHUN 2017

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Praktek Kerja Lapangan


Manajemen Pelayanan Gizi Msyarakat

Puskesmas Korpri Kecamatan Sungai Raya


Tahun 2017

Oleh :

PRISILLIA TELSA
20142120698

Telah dipresentasikan pada


Hari :
Tanggal :

Petugas Gizi Pimpinan Puskesmas


Puskesmas Korpri Korpri

Fitriaty, A.Md.Gz Norlina Jo’en, SKM


NIP.197908212006042003 NIP.196606031988122002

Mengetahui,
Pembimbing PKL MPGM
Prodi D III Gizi Jurusan Gizi
Pembimbing I Pembimbing II

Widyana Lakshmi Puspita, SKM, MPH Yanuarti Petrika, S.Gz, MPH


NIP. 196910301992032009 NIDN. 402101870

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Manajemen

Pelayanan Gizi Masyarakat. Dalam penyusunan Laporan, penulis telah

memperoleh banyak bantuan, bimbingan koreksi, motivasi dan masukan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih

sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Norlina Jo’en, SKM selaku Kepala Puskesmas Korpri Kabupaten Kubu

Raya

2. Ibu Fitriaty, A.Md Gz selaku pembimbing yang telah banyak menyediakan

waktu untuk memberikan bimbingan dan saran-saran serta arahan dalam

penyusunan laporan ini,

3. Ibu Widyana Lakshmi Puspita, SKM, MPH selaku pembimbing pertama

dan Ibu Yanuarti Petrika, S.Gz, MPH selaku pembimbing kedua yang telah

banyak menyediakan waktu untuk memberikan bimbingan dan saran-saran

serta arahan dalam penyelesaian laporan ini.

4. Serta seluruh karyawan dan staf di Puskesmas Korpri yang telah membantu

dan menambah pengetahuan saya tentang Manjemen Pelayanan di

Puskesmas Kopri Kabupaten Kubu Raya.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam

penyusunan laporan ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan

kritik yang sifatnya membangun untuk menyempurnakan laporan ini.

Pontianak, Mei 2017

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................................. i


KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
1. Latar Belakang .....................................................................................................1
2. Tujuan ..................................................................................................................1
3. Kegiatan ...............................................................................................................2
4. Waktu dan Tempat ...............................................................................................3

BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................4


1. Gambaran Umum Puskesmas Korpri ...................................................................4
2. Pelayanan dan Program Gizi Puskesmas ...........................................................16
3. Pencatatan dan Pelaporan ...................................................................................18
4. Kegiatan yang dilakukan ....................................................................................19

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................36


1. Kesimpulan ........................................................................................................36
2. Saran ...................................................................................................................37

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Luas Wilayah Administrasi Pemerintahan, Jumlah Penduduk dan


Jumlah Rumah Tangga Puskesmas Korpri 2016 .................................... 4

Tabel 2. Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap dan Kunjungan Gangguan
Jiwa di Sarana Pelayanan Kesehatan Puskesmas Korpri 2016............... 8

Tabel 3. Penyakit terbesar di Wilayah Kerja Puskesmas Korpri Tahun 2016. .. 11

Tabel 4. Hasil Skrinning Gizi 10 Balita di Puskesmas Korpri Tahun 2017........24

Tabel 5. Distribusi Status Gizi Bayi dan Balita di Puskesmas Korpri................ 25

Tabel 6. Hasil Penilaian Status Gizi di Tingkat Posyandu ................................. 26

Tabel 7. Distribusi Penilaian Status Gizi di Tingkat Posyandu .......................... 27

Tabel 8. Hasil Skrinning Status Gizi Populasi.................................................... 29

Tabel 9. Hasil Pelayanan Konsultasi Gizi di Puskesmas Korpri ........................ 31

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Grafik D/S, N/S, N/D Puskesmas Korpri Tahun 2016 ....................... 14
Gambar 2. Grafik Distribusi Status Gizi Bayi dan Balita di Puskesmas Korpri
Tahun 2017 ........................................................................................... 24
Gambar 3. Grafik Distribusi Status Gizi Bayi dan Balita di Tingkat Posyandu....26

Gambar 4. Grafik Distribusi Skrinning Status Gizi BB/U Populasi Tahun


2017.......................................................................................................28
Gambar 5. Hasil Pretest dan Post Test...................................................................34

iv
BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pendidikan ahli gizi harus menyediakan kesempatan bagi mahasiswa untuk

mengembangkan pengetahuan tentang profesinya dan memikirkan isu-isu

kemasyarakatan yang aktual khususnya berkenaan pelayanan gizi komunitas.

Kegiatan ini harus memungkinkan mahasiswa untuk mengaplikasikan

pembelajaran teoritis, menyesuaikan praktek yang ideal dengan situasi dan

kondisi yang ada. Dengan demikian proses pendidikan yang melibatkan aspek

kognitif, afektif dan psikomotorik yang akhirnya sampai pada situasi yang

melibatkan peserta didik dengan aktif dan kreatif dapat tercapai.

Sesuai dengan Kurikulum Pendidikan Diploma III Gizi Politeknik

Kesehatan tahun 2010 Keputusan Menteri Kesehatan RI

Nomor:374/MENKES/SKIII/2007 yang mencantumkan Peran Ahli Madya Gizi

yang harus dicapai oleh para lulusan program pendidikan Diploma III Gizi,

diantaranya adalah sebagai 1) Pelaku tatalaksana/asuhan/pelayanan gizi klinik, 2)

Pelaksana pelayanan gizi masyarakat, 3) Penyelia system penyelenggaraan

makanan institusi/missal, 4) Pelaku pemasaran produk gizi dan kegiatan

wirausaha 5) pelaku praktek kegizian yang bekerja secara profesional dan etis.

Agar dapat memenuhi tuntutan tersebut maka peserta didik diwajibkan

melaksanakan Praktek Kerja Lapangan Manajemen Pelayanan Gizi Masyarakat di

Puskesmas. Dengan menjalankan praktek kerja lapangan tersebut diharapkan

dapat diperolehnya para lulusan yang lebih siap kerja dan lebih percaya diri dalam

menjalankan perannya secara profesional.

2. Tujuan Praktek Kerja Lapangan

1. Tujuan Umum

1
Mahasiswa mampu memahami pengelolaan kegiatan program gizi tingkat

puskesmas dalam skala mikro yang direncanakan baik program baru

maupun yang sedang di bina.

2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa memahami struktur organisasi di tingkat puskesmas.

b. Mahasiswa mampu melakukan penapisan gizi (nutrition screening)

pada klien/pasien secara individu.

c. Mahasiswa mampu melaksanakan penapisan gizi/screening status

gizi populasi dan atau kelompok masyarakat.

d. Mahasiswa mampu membantu menilai status gizi populasi dan/atau

kelompok masyarakat.

e. Mahasiswa mampu melakukan konseling gizi dalam kegiatan

pelayanan gizi.

f. Mahasiswa mampu melakukan penyuluhan gizi dalam kegiatan

pelayanan gizi.

g. Mahasiswa ikut berpartisipasi dalam pengembangan dan

pengukuran kinerja dalam pelayanan gizi.

h. Mahasiswa mampu melakukan pencatatan dan pelaporan gizi.

3. Kegiatan

1. Mengetahui struktur organisasi puskesmas

2. Melakukan penapisan gizi (nutrition screnning) secara individu terhadap

klien/ pasien di KIA dan atau Poli Gizi.

3. Melakukan penapisan gizi/ screening status gizi populasi dan kelompok

masyarakat pada tingkat posyandu balita/ibu hamil/posyandu lansia/sekolah.

2
4. Melakukan pengkajian status gizi pertumbuhan anak pada suatu populasi

pada posyandu.

5. Memberikan konseling gizi dipoli gizi atau diposyandu

6. Memberikan penyuluhan gizi dipuskesmas atau wilayah kerja puskesmas

7. Ikut berpartisipasi dalam pengembangan dan pengukuran kinerja dalam

pelayanan gizi.

4. Waktu

Praktek Kerja Lapangan Manajemen Pelayanan Gizi Masyarakat di

puskesmas mempunyai bobot 1 SKS yang dilaksanakan selama 10 hari

mulai tanggal 8-19 Mei 2017.

5. Tempat

Praktek Kerja Lapangan Manajemen Pelayanan Gizi Masyarakat

dilaksanakan di Puskesmas di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kubu raya

dan Dinas Kesehatan Kabupaten Mempawah dengan ketentuan mempunyai

tenaga gizi puskesmas minimal pendidikan D-III Gizi. Jumlah puskesmas

yang digunakan sebanyak 10 (Sepuluh) Puskesmas yang berada di Wilayah

Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Mempawah dan 8 (Delapan) Puskesmas

yang berada diwilayah Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Kubu Raya.

3
BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Gambaran Umum Puskesmas Korpri

A. Geografi

Puskesmas Korpri merupakan satu dari empat Puskesmas di wilayah

Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya yang terletak pada koordinar 109o

– 22,31 BT, Luas wilayah Puskesmas Korpri sekitar 122,07 km2 dengan tingkat

kepadatan hunian 221,2 jumlah penduduk pada tahun 2015 adalah sebesar 26,979

jiwa, terdiri dari 4810 KK dengan rata-rata 5,60 jiwa/KK. Wilayah kerja

Puskesmas Korpri mencakup satu Desa Binaan, yaitu Desa Sungai Raya Dalam,

yang terdiri dari 8 RW, 5 Dusun, dan 84 RT.

B. Batas Wilayah

Adapun batas-batas Wilayah Kerja Puskesmas Korpri adalah :

1) Sebelah Timur : berbatasan dengan Desa Pemekaran Banjar Baru

2) Sebelah Barat : berbatasan dengan Kota Pontianak

3) Sebelah Utara : berbatasan dengan Desa Sungai Raya

4) Sebelah Selatan : berbatasan dengan Desa Punggur

C. Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Korpri dari hasil pendataan

keluarga pada tahun 2016 sebesar 27,444 jiwa dengan 4962 KK, jumlah rumah

5.044 unit, kepadatan hunian sekitar 5,73, jumlah penduduk sasaran menurut

proyeksi pada tahun 2016, terdiri dari Ibu hamil 624 orang, Ibu bersalin 595

orang, Bayi 553 orang, Balita 1.656 orang.

4
Tabel 1. Luas Wilayah Administrasi Pemerintahan, Jumlah Penduduk dan Jumlah
Rumah Tangga Puskesmas Korpri Tahun 2016
Jumlah Rata-rata Kepadatan
Luas wilayah Jumlah
No Desa Rumah Jiwa/rumah Penduduk/
(km2) penduduk
Tangga (kk) Tangga km2
1 3 4 5 6 7
1. Desa Sungai Raya Dalam 122,07 27,444 4962 5,64 221,16
Jumlah 122,07 27,444 4962 5,64 221,16
Sumber : Profil Kecamatan Sungai Raya

Wilayah kerja Puskesmas Korpri tergolong padat penduduk dengan penyebaran

penduduknya yang merata, kepadatan penduduk pada tahun 2016 adalah 221,16

jiwa/km2. Berdasarkan tabel 1 terlihat bahwa rata-rata Rumah Tangga di wilayah

kerja Puskesmas Korpri dihuni oleh sekitar 6-9 orang.

D. Pendidikan

Tingkat pendidikan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Korpri terdiri

dari sekitar 15,31% Tamat Sekolah Dasar, 16,92% SLTP, 19,74% SLTA dan

24,19% Perguruan Tinggi.

E. Sarana Pendidikan

Sarana pendidikan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Korpri terdiri dari:

1) PAUD : 5 buah

2) TK : 6 buah

3) SD Negeri/MI : 7 buah

4) SLTP Negeri Swasta : 4 buah

5) SMU/ SMK/ MA Swasta : 1 buah

6) D III : 1 buah

7) S1 : 1 buah

5
F. Sarana dan Prasarana di Puskesmas

Jumlah Puskesmas : 1 unit

Jumlah Tempat Tidur : 8 buah

Jumlah Poskesdes : 1 unit

Jumlah Posyandu : 8 buah

Jumlah Kendaraan Roda Dua : 3 unit

Jumlah Kendaraan Roda Empat/Ambulance : 1 unit

Jumlah Lemari Es : 4 unit

Jumlah Vaksin Carier Elektrik : 1 buah

Jumlah IUD Kit : 2 set

Jumlah PHN/Bidan Kit : 3 set

G. Ketenagaan

Jumlah tenaga yang ada di Puskesmas Korpri tahun 2016 sebanyak 35 orang

yang bertugas. Tenaga tersebut terdiri atas :

- Kepala Puskesmas : 1 orang (PNS)

- Dokter : 1 orang (PTT)

- Dokter Gigi : 1 orang (PNS)

- Perawat : 9 orang (3orang PNS, 6 orang tenaga kontrak)

- Perawat Gigi : 3 orang (PNS)

- Bidan : 9 orang (6 orang PNS, 1 orang PNS Poskesdes,

2 orang tenaga kontrak)

- Sanitarian : 3 orang (2 orang PNS, 1 orang tenaga kontrak)

- Analis : 2 orang (PNS)

- Nutritionist : 1 orang (PNS)

- Ass. Apoteker : 2 orang (1 orang PNS, 1 orang tenaga kontrak)

6
- Pekarya Kesehatan : 1 orang (PNS-Staf TU)

- Tata Usaha : 2 orang (Tenaga Kontrak)

- Tenaga Lainnya : 1 orang (Cleaning Service)

H. Jenis Pelayanan

Jenis pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat di wilayah

kerja Puskesmas Korpri yaitu :

- Pelayanan UGD - Konsultasi Klinik Sanitasi

- Pelayanan Poli Umum - Pelayanan Lansia

- Pelayanan Poli Anak - Konsultasi Kesehatan Olahraga

- Pelayanan Poli Gigi - Pelayanan Kesehatan Reproduksi

- Pelayanan KIA/KB - Pemeriksaan IVA (Senin & Kamis)

- Menerima Persalinan - Pelayanan Apotik

- Pelayanan Imunisasi -Pelayanan BPJS Kesehatan,

Jamkesmas, JPK, Jamsostek

- Pemeriksaan Laboratorium - Melayani Sunat / Sirkumsisi

- Konsultasi Gizi

7
I. Jumlah Kunjungan

A. Jumlah Kunjungan

Tabel 2. Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap, dan Kunjungan Gangguan
Jiwa di Sarana Pelayanan Kesehatan Puskesmas Korpri Tahun 2016

No Jumlah Kunjungan
Sarana
Pelayanan Rawat Jalan Rawat Inap Gangguan Jiwa
Kesehatan
L P L+P L P L+P L P L+P

1 Puskesmas 4,204 4,039 8,243 0 0 0 0 0 0


Korpri
JUMLAH 4,204 4,039 8,243 0 0 0 0 0 0

Sumber : Laporan Lembar 1

Berdasarkan tabel 2 terlihat bahwa jumlah kunjungan rawat jalan lebih

banyak pada laki-laki. Berdasarkan data pada tahun 2015 jumlah kunjungan rawat

inap dan gangguan jiwa yaitu 0, karena Puskesmas Korpri hanya melayani

kunjungan rawat jalan.

J. Lingkungan Fisik dan Biologik

Wilayah kerja Puskesmas Korpri merupakan daerah tropis, dimana dari

faktor iklim maupun lingkungannya merupakan faktor yang sangat potensial

untyk berkembangnya beberapa vektor serta kuman penyakit. Ketidakseimbangan

antara lingkungan fisik maupun biologik yang disebabkan oleh karena berbagai

faktor yang mempengaruhinya seperti berbagai peristiwa alam maupun berbagai

aktivitas dan perilaku manusia yang tentunya dapat mengakibatkan dampak

negarif, baik secara langsung maupun tidak langsung bagi kehidupan, termasuk

ancaman terhadap kesehatan manusia.

8
Wilayah kerja Puskesmas Korpri merupakan daerah daratan yang bisa

ditempuh menggunakan kendaraan roda 2 dan roda 4, sebagian besar wilayah

kerja Puskesmas Korpri merupakan daerah Industri dan Swasta.

K. Situasi Derajat Kesehatan

1) Angka Kematian Bayi (AKB)

Angka kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi

lahir sampai bayi berusia satu tahun. Angka kematian Bayi di Kalimantan Barat

berdasarkan Surkesda pada tahun 2004 adalah sebesar 44,12 per 1000 kelahiran

hidup dan angka Nasional 40 per 1000 kelahiran hidup.Data kematian yang

terdapat pada suatu komunitas dapat diperoleh melalui survey, karena sebagian

besar kematian terjadi di rumah, sedang data kematian pada fasilitas pelayanan

kesehatan merupakan gambaran kasus rujukan. Angka Kematian Bayi (AKB) di

wilayah Puskesmas Korpri merupakan angka yang berasal dari laporan bulanan

yang berasal dari Polindes.

Angka kematian bayi diwilayah Puskesmas Korpri untuk tahun 2016 adalah

0 kasus. Tersedianya berbagai fasilitas, keterjangkauan sarana pelayanan

kesehatan pelayanan kesehatan dari tenaga medis yang terampil serta perubahan

perilaku masyarakat ke arah lebih sehat, merupakan faktor yang berpengaruh

terhadap tingkat AKB. Peningkatan dalam kualitas hidup dan pelayanan kesehatan

masyarakat.

2) Angka Kematian Ibu (AKI)

Menurut Surkesdas pada tahun 2004 menyebutkan bahwa Angka Kematian

Ibu (AKI) di Kalimantan Barat adalah sebesar 403,15 per 100.000 kelahiran hidup

(asumsi 15% dari wanita – female death) sedangkan AKI untuk nasional adalah

9
307 per 100.000 kelahiran hidup dan target Milennium Development Goal adalah

125 per 100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu adalah kematian

perempuan ketika hamil atau kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi

kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan atau tempat persalinan.

Kematian di sini merupakan kematian yang disebabkan karena kehamilannya atau

pengelolaannya tetapi bukan karena sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh dan

lain-lain. Pada tahun 2016 di wilayah Puskesmas Korpri Angka Kematian Ibu

(AKI) sebanyak 0 kasus.

3) Angka Kematian Balita (AKABA)

Angka Kematian Balita adalah jumlah kematian anak berusia 0 – 4 tahun

selama satu tahun tertentu perseribu anak umur yang sama pada pertengahan

tahun itu (termasuk kematian bayi). AKABA menggambarkan faktor-faktor

lingkungan yang berpengaruh terhadap terhadap kesehatan anak balita seperti

Gizi, Sanitasi, Penyakit menular dan Kecelakaan. Indikator ini menggambarkan

tingkat kesejahteraan sosial dan tingkat kemiskinan penduduk.

4) Morbiditas

Angka Kesakitan (Morbiditas) masyarakat wilayah Puskesmas Korpri

diperoleh dari sarana pelayanan kesehatan (facility based data) Polindes. Selain

itu angka kesakitan juga diperoleh dari hasil laporan bulanan di tingkat

Puskesmas.

10
Tabel 3. Penyakit Terbesar di Wilayah Kerja Puskesmas Korpri Tahun 2016

No JENIS PENYAKIT JUMLAH (%)


1 Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) 2261 27,4
2 Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi) 556 6,75
3 Penyakit pada sistem otot dan jaringan pengikat 401 4,87
4 Penyakit Kulit Alergi 398 4,83
5 Diare 360 4,73
6 Penyakit Pulpa dan Jaringan Periapikal 260 3,16
7 Penyakit dan Kelainan Susunan Syaraf 215 2,61
8 Penyakit Mata dan lain-lain 168 2,04
9 Penyakit Gangguan Gigi dan Jaringan 159 1,93
Penyangga lainnya
10 Kecelakaan Ruda Paksa 100 1,21
JUMLAH 4878 59,3

Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa penyakit tertinggi adalah ISPA.

sebesar 27,4% dan penyakit yang terendah adalah Kecelakaan Ruda Paksa

sebesar 1,21%.

a) Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)

Kasus penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan masalah

kesehatan yang utama di wilayah kerja Puskesmas Korpri pada tahun 2016

jumlah penderita ISPA sebanyak 2.261 kasus atau 27,4%. Upaya yang telah

dilakukan adalah terus melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang

pencegahan penyakit ISPA dengan melalui peningkatan Pola Hidup Bersih dan

Sehat (PHBS).

b) Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)

Terjadi perubahan posisi dalam urutan 10 penyakit terbesar, dimana pada

tahun sebelumnya Tekanan Darah Tinggi menduduki peringkat ke 1, namun pada

tahun ini (2016) pada posisi ke 2 dengan besar kasus 556 atau 6,75%. Hal ini

terjadi peningkatan kunjungan penderita Hipertensi yang berkunjung ke

Puskesmas dan juga dalam tahun sebelumnya, kurangnya pencatatan dan

pelaporan tentang laporan kasus hipertensi pada sistem pencatatan dan pelaporan

11
Puskesmas. Tingginya kasus Hipertensi disebabkan mungkin pola makan yang

kurang baik serta penyakit sistemik lainnya. Penyuluhan terus dilakukan dalam

upaya menekan kasus ini, yang dilakukan pada kegiatan penyuluhan kelompok di

masyarakat.

c) Penyakit pada Sistem Otot dan Jaringan Pengikat

Pada tahun 2016 angka kasus penyakit pada sistem Otot dan Jaringan

Pengikat merupakan salah satu masalah bagi masyarakat yang ada diwilayah kerja

Puskesmas Korpri dengan pencapaian 401 kasus dengan persentase 4,87%,

sehingga menduduki urutan ke 3 dari 10 besar penyakit.

d) Penyakit Kulit Alergi

Pada tahun 2016 angka kasus penyakit kulit menempati urutan ke 4 dari 10

besar penyakit yang ada di puskesmas, dengan jumlah kasus sebanyak 398 kasus

dengan persentase 4,83% dari jumlah penduduk, yang disebabkan kurangnya

masyarakat terhadap kebersihan lingkungan.

e) Diare

Pada tahun 2016 angka kejadian Diare menempati urutan ke 5 dari 10 besar

penyakit sebesar 360 kasus dengan persentase 4,37 % hal ini disebabkan siklus

cuaca yang kurang baik/kemarau, maka inilah yang menyebabkan kasus diare

meningkat.

f) Penyakit Pulpa dan Jaringan Periapikal

Pada tahun 2016 angka Kasus Penyakit Pulpa dan Jaringan Periapikal

merupakan masalah kesehatan diwilayah kerja Puskesmas Korpri, Penyakit Pulpa

dan Jaringan Periapikal menduduki urutan ke 6 dari 10 besar penyakit yang ada di

wilayah Kerja Puskesmas Korpri, dengan jumlah kasus 260 Orang atau 3,16%.

12
g) Penyakit dan Kelainan Susunan Syaraf

Kasus Penyakit dan Susunan Syaraf merupakan kesehatan yang utama di

wilayah kerja Puskesmas Korpri, Penyakit dan Kelainan Susunan Syaraf

menduduki urutan ke 7 dari 10 besar penyakit yang ada diwilayah kerja

Puskesmas Korpri, dengan jumlah kasus 215 orang.

h) Penyakit Mata dan Lain-lain

Pada tahun 2016 angka kasus penyakit mata dan lain-lain sebanyak 168

kasus dengan persentase 2,04%, kasus Penyakit Mata dan lain-lain menempati

urutan ke 8 dari 10 besar penyakit yang ada di Puskesmas. Penyebab utama

kurangnya menjaga kebersihan lingkungan.

i) Gigi dan Mulut

Pada tahun 2016 angka kasus Gigi dan Mulut sebanyak 159 kasus dengan

persentase 1,93 dari jumlah penduduk, kasus Gigi dan Mulut menempati urutan ke

9 dari 10 besar penyakit yang ada dipuskesmas. Penyebab utama kurangnya

perawatan gigi dan sering mengkonsumsi makanan yang panas dan dingin.

j) Kecelakaan dan Ruda Paksa

Angka kecelakaan dan Ruda Paksa di wilayah kerja Puskemas Korpri

menduduki urutan ke 10 dari 10 besar penyakit, dengan jumlah kasus 100 kasus

atau 1,21%.

Status Gizi

Status gizi masyarakat dapat diukur melalui beberapa indikator, diantaranya

adalah bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), status Gizi Balita, status

Gizi Ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK).

13
a) Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (kurang dari 2500 gram) yang

dilaporkan di wilayah Puskesmas Korpri pada tahun 2016 berjumlah 2 orang

(0%) dari 547, jumlah kelahiran dengan seluruh bayi BBLR ditangani (100%).

b) Status Gizi Balita

Status Gizi Balita ditentukan berdasarkan indikator berat badan menurut

tinggi badan/panjang badan (BB/TB) merujuk baku WHO/NCHS. Pada tahun

2016 di wilayah Puskesmas Korpri ditemukan sebanyak 10 kasus BGM(0,37%)

dari 2641 jumlah balita. Untuk balita dengan Gizi BGM kurang diberikan

pelayanan rawat jalan, meliputi konsultasi gizi dan pemberian MP ASI sesuai

dengan umur balita. Deteksi dini kasus gizi BGM sebenarnya dapat dilakukan

melalui hasil penimbangan rutin di Posyandu di Wilayah Puskesmas Korpri,

hanyalah partisipasi masyarakat untuk menimbangkan anaknya ke posyandu

masih tergolong rendah.

Gambar 2. Grafik D/S, N/S, N/D


Puskesmas Korpri Tahun 2016

70

60

50

40
60.92
30 56.29

20

10 17.8
Berdasarkan gambar 2 terlihat bahwa cakupan balita yang datang untuk
0
ditimbang keD/S
Posyandu (D/S)N/Shanya sebesarN/D
60,92% dari seluruh jumlah balita,

14
balita yang naik berat badannya (N/S) sebesar 17,80%, sedangkan dari jumlah

balita yang datang ke posyandu sebanyak 56,29% naik berat badannya (N/D).

Balita yang selama 3 bulan berturut-turut tidak naik berat badannya perlu

diwaspadai, agar tidak menjadi gizi kurang yang berpotensi menjadi kasus gizi

buruk. Kurangnya partisipasi masyarakat untuk menimbangkan balitanya secara

rutin ke Posyandu dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang fungsi Posyandu.

Posyandu selama ini hanya dianggap sebagai tempat untuk imunisasi balita dan

distribusi vitamin A.

Setelah imunisasi dianggap selesai, balita berhenti ke posyandu. Hal ini

terlihat pada grafik D/S yang menunjukkan terjadinya lonjakan kunjungan balita

ke Posyandu pada bulan Februari dan Agustus saat pembagian Vitamin A.

Kondisi ini dapat berpengaruh terhadap pemantauan pertambahan berat badan

balita sebagai indikator status gizi pada saat ini.

Selain itu pola asuh, kurangnya pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif,

Makanan Pendamping ASI (MP ASI) yang kurang tepat waktu pemberiannya dan

minimnya pengetahuan ibu terhadap pemilihan bahan makanan yang bergizi,

selain itu juga faktor ekonomi (daya beli) semakin mempengaruhi kecenderungan

balita mengalami kurang gizi yang dapat mengakibatkan terjadinyan gizi buruk.

c) Status Gizi Ibu Hamil

Ibu hamil yang mengalami Kurang Energi Kronis (KEK) sebesar 0,18% dari

595 jumlah ibu hamil. Penilaian KEK pada ibu hamil berdasarkan indikator LILA

(Lingkar Lengan Atas) ibu hamil yang kurang dari 23,5 cm.

15
6. Pelayanan dan Program Gizi Puskesmas

Pelayanan dan program gizi di Puskesmas disusun berdasarkan kegiatan

jabatan fungsional nutrisionis (Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan

Aparatur Negara Nomor: 23/KEP/M.PAN/4/2001) dan Indikator Kinerja Program

Perbaikan Gizi Kabupaten Kubu Raya Tahun 2015-2019. Adapun kegiatannya

meliputi :

 Pelayanan dalam gedung :

1. Pengukuran Antropometri pasien dan konsultasi gizi

 Diluar gedung :

1. Pemantauan distribusi Vit.A

2. Sweaping Vit.A

3. Pelacakan Gizi buruk

4. Pengukuran Antropometri anak SD

5. Pengukuran Antropometri anak SMP

6. Distribusi Fe remaja

7. Pemantauan Status Gizi

16
Tabel 4. Indikator Kinerja Program Gizi Puskesmas Korpri Tahun 2016

No Indikator Program Gizi 2016

Target Capaian

1 Balita Gizi buruk mendapat perawatan 100 Tidak ada

2 Balita ditimbang berat badannya (D/S) 75 60,92

3 Bayi <6 bulan yang ASI eksklusif 60 62,77

4 Rumah tangga dengan garam beryodium 95 98

5 Balita 6-59 bulan mendapat vitamin A 75 84,1

6 Ibu hamil mendapat 90 tablet Fe 85 93,1

7 Ibu hamil KEK mendapat PMT 50 50

8 Balita kurus mendapat PMT 75 25

9 Remaja putri dapat tablet tambah darah (TTD) 15 60

10 Ibu nifas mendapat kapsul vitamin A 85 92,3

11 Bayi baru lahir dengan IMD 41 60,45

12 Bayi dengan BBLR (<2500 gr) 11 2

13 Balita mempunyai buku KIA/KMS 85 85

14 Balita yang berat badannya naik (N) 80 56,29

15 Balita yang berat badannya tidak naik (T) 35 12,01

16 Balita yang berat badannya 2X tidak naik (2T) 15 2,51

17 Balita di bawah garis merah (BGM) 4 0,65

18 Ibu hamil anemia 34 24

17
3. Pencatatan dan Pelaporan

A. Pencatatan

1) Buku bantu pencatatan penimbangan Bayi/Balita di Puskesmas,

Posyandu dan Poskesdes

2) Format rekapitulasi penimbangan

3) Buku pencatatan pemberian ASI eksklusif

4) Buku kunjungan konsultasi gizi

B. Pelaporan

Pelaporan dilakukan sebulan sekali diawal bulan ke Dinas Kabupaten Kubu

Raya. Kegiatan yang dilaporkan yaitu:

1) Status gizi menurut jenis kelamin

2) Jumlah balita ditimbang menurut jenis kelamin

3) Distribusi bayi mendapat MP-ASI

4) Rekapitulasi kasus balita gizi buruk

5) Rekapitulasi pemberian vitamin A pada balita usia 6-59 bulan

6) Rekapitulasi capaian bayi ASI eksklusif 6 bulan

7) Distribusi tablet Fe pada ibu hamil

8) Remaja putri mendapat tablet tambah darah

9) Ibu hamil KEK mendapat makanan tambahan

10) Ibu nifas dapat kapsul vitamin A

11) Balita kurus mendapat PMT

12) Rekapitulasi baduta dan balita yang ditimbang

13) Bayi baru lahir mendapat IMDIbu hamil anemia

14) Bayi dengan BBLR

18
15) Balita mempunyai buku KIA/KMS, naik berat badannya (N), tidak naik

berat badannya (T), tidak naik berat badannya dua kali berturut-turut

(2T) dan bawah garis merah (BGM).

16) Cakupan ASI ekslusif

17) Laporan balita kurus dan sangat kurus

18) Ibu hamil KEK by name

4. Kegiatan yang dilakukan

A. Skrining Status Gizi Klien/Pasien secara Individu

Kegiatan skrining gizi adalah kegiatan terhadap balita yang dilakukan untuk

memantau atau mengetahui status gizi balita yang menjadi sasaran dengan

melakukan pengukuran Berat Badan (BB) dan Tinggi Badan (TB) atau Panjang

Badan (PB) Balita.Kegiatan ini dilaksanakan di Puskesmas Korpri dimana balita

yang diukur BB, TB atau PB adalah balita yang berkunjung ke puskesmas.

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 10 Mei 2017. Kegiatan ini dilakukan pada

10 balita.

1) Alat yang digunakan untuk pengukuran

Alat antropometri yang tersedia di Puskesmas korpri meliputi :

a) Baby Scale (Timbangan Bayi)

Baby Scale(Timbangan Bayi)adalah alat untuk menimbang berat

badan balita yang belum/tidak dapat berdiri. Timbangan ini mempunyai

kapasitan 20 kg.

b) Timbangan & tinggi badan untuk anak dan dewasa

Alat ukur antropometri yang digunakan untuk menimbang berat

badan anak atau anak balita yang sudah bisa berdiri dan juga dilengkapi

19
dengan tinggi badan yang digunakan untuk mengukur tinggi badan anak

yang sudah bisa berdiri dan orang dewasa.

c) Infantometri

Infantrometri adalah alat ukur antropometri yang digunakan untuk

mengukur panjang badan bayi dan balita yang belum/tidak bisa berdiri.

Skala maksimum infantrometri adalah 90 cm.

2) Standar Antropometri

Standar yang digunakan untuk mengetahui status gizi balita adalah

standart antropometri yang meliputi : BB/TB, BB/U dan PB/U.Adapun

indikator antropometri yang digunakan dalam pengukuran ini adalah :

a) Indikator BB/TB (IMT/U)

 Sangat kurus (BB/TB<-3 SD)

 Kurus (BB/TB -3 SD s/d <-2 D)

 Normal (BB/TB -2 SD s/d 2 SD)

 Kegemukan (BB/TB >2 SD)

b) Indikator TB/U

 Sangat pendek (TB/U <-3SD)

 Pendek (TB/U -3 SD s/d <-2 SD)

 Normal (TB/U ≥ -2 SD)

 Tinggi (TB/U >2 SD)

20
c) Indikator BB/U

 BB sangat kurang (BB/U <-3 SD)

 BB kurang (BB/U -3 SD s/d <-2 SD)

 BB normal (BB/U -2 SD s/d 2 SD)

 BB lebih (BB/U >2 SD)

21
Tabel 4. Hasil Skrinning Gizi 10 Balita di Puskesmas Korpri Tahun 2017

BB TB Z-Score Status Gizi


Tanggal No Nama Balita JK Umur (kg) (cm)
Ukur BB/U TB/U BB/TB BB/U TB/U BB/TB

10-05-2017 1 Eksan L 29 11,5 92,5 -1,13 0,29 -2,03 Normal Normal Kurus
Nurhidayat
10-05-2017 2 Afif Hadinata L 31 7,8 70 -4,43 -6,55 -1,18 Gizi Buruk Sangat Normal
Pendek
10-05-2017 3 Yobel L 5 6,9 6,8 -0,76 1 -1,8 Normal Normal Normal
Ticoalu
10-05-2017 4 Zaafiski L 5 7 64,5 -0,63 -0,66 -0,25 Normal Normal Normal
10-05-2017 5 Noval L 37 10 87 -3,09 -2,59 -2,51 Gizi Buruk Normal Kurus

10-05-2017 6 Athahilla L 3 6,1 59,7 -0,37 -0,83 0,38 Normal Normal Normal
10-05-2017 7 Cello L 10 7,6 71,5 -1,7 -0,77 -1,77 Normal Normal Normal

10-05-2017 8 Friska P 11 8,7 72 -0,02 -0,31 0,17 Normal Normal Normal

10-05-2017 9 Firly Asyifa P 3 7,2 64,3 1,67 2,15 0,43 Normal normal Normal
Nada

10-05-2017 10 Adib L 12 7,6 72,6 -2,17 -1,32 -2,11 Gizi Normal Kurus
kurang

22
Gambar 5. Distribusi Status Gizi Bayi dan Balita di Puskesmas Korpri Tahun
2017

Indikator Kategori n Persentase (%)


BB/U Gizi Buruk 2 20%
Gizi Kurang 1 10%
Gizi Baik 7 70%
Gizi Lebih - -
TB/U Sangat Pendek 1 10%
Pendek - -
Normal 9 90%
Tinggi - -
BB/TB Sangat Kurus - -
Kurus 3 30%
Normal 7 70%
Gemuk - -
10 100%

Dari tabel diatas menunjukan bahwa dari hasil skrining status gizi balita

berdasarkan indikator BB/TB dari 10 balita di Puskesmas Korpri, persentase

status gizi normal sebanyak 70%, sedangkan kategori sangat kurus sebanyak 30%.

Persentase status gizi balita berdasarkan indikator TB/U yang termasuk kategori

normal sebanyak 90% dan kategori pendek sebanyak 10% Persentase status gizi

balita berdasarkan indikator BB/U yang termasuk kategori gizi baik 70% dan

kategori gizi buruk 20% sedangkan kategori gizi kurang 10%.

23
B. Penilaian Status Gizi di Tingkat Posyandu

Tabel 6. Hasil Penilaian Status Gizi di Tingkat Posyandu Sasaran Bayi dan Balita
Tahun 2017
Z-score Status Gizi
Tanggal Umur BB TB
Nama
No JK Lahir (bln) (kg) (cm)
Balita BB/U TB/U BB/TB BB/TB TB/U BB/U

1 Alika P 14-06-2015 24 9 84 -1,88 -0,49 -2,32 Normal Normal Normal

2 Reza L 07-01-2013 59 15 100 -0,99 -1,3 -0,29 Normal Normal Normal

3 Galih L 29-05-2012 65 13 88 -2,58 -4,7 -0,57 Normal Sangat Normal


Pendek
4 Egy L 14-06-2014 30 9 82 -3,73 -3,67 -2,49 Normal Sangat Kurus
Pendek
5 Syakir L 18-04-2014 28 9 85,5 -3,87 -2,98 -3,45 Gizi Buruk Normal Kurus

6 Maickel L 26-10-2014 34 10 83 -2,5 -2,73 -1,4 Normal Normal Normal

7 Harun L 12-12-2011 60 8,3 77,3 -5,19 -6,58 -2,42 Normal Sangat Sangat
Pendek Kurus

8 Asfar L 29-05-2012 55 13 91 -2,58 -4,05 -0,12 Normal Sangat Normal


Pendek
9 Kaila P 24-04-2014 32 11 93 -1,92 -0,66 -2,28 Normal Normal Normal

24
Gambar 6.Distribusi Status Gizi Bayi dan Balita di Tingkat Posyandu Korpri
Tahun 2017

Indikator Kategori n Persentase (%)


BB/U Gizi Buruk 1 11%
Gizi Kurang - -
Gizi Baik 8 88%
Gizi Lebih - -

TB/U Sangat Pendek 4 44%


Pendek - -
Normal 5 55%
Tinggi - -

BB/TB Sangat Kurus 1 11%


Kurus 2 22%
Normal 6 66%
Gemuk -
9 99%

Gambar 6. Grafik Distribusi Status Gizi Bayi dan Balita di Tingkat

Posyandu Tahun 2017

100% 88%
80% Gizi Buruk
66% Gizi Kurang
60% 55%
44% Gizi Baik
40% Gizi Lebih
Sangat Pendek
20% 11% 11% Pendek
0% Normal
Tinggi
BB/U TB/U BB/TB Sangat Kurus

Dari tabel diatas menunjukan, dari hasil skrining status gizi balita

berdasarkan indikator BB/TB dari 9 balita di Tingkat Posyandu, persentase status

gizi normal sebanyak 66%, persentase gizi kurus 11% dan persentase status gizi

sangat kurus 22%. Persentase status gizi balita berdasarkan indikator TB/U yang

25
termasuk kategori normal sebanyak 55% dan kategori sangat pendek 44 %.

Persentase status gizi balita berdasarkan indikator BB/U yang termasuk kategori

gizi baik 88% dan kategori gizi kurang 11 %.

Adapun penyebab dari anak balita yang mempunyai status gizi tidak normal

menurut Soekirman (2000) dibagi menjadi dua yaitu secara langsung dan tidak

langsung.

 Faktor yang mempengaruhi secara langsung.

Penyebab langsung timbulnya gizi kurang pada anak adalah konsumsi

makanan dan penyakit infeksi, kedua penyebab tersebut saling berpengaruh. Anak

yang mendapatkan makanan yang cukup baik tetapi sering terserang demam atau

diare, akhirnya akan mendapat gizi kurang, sebaliknya anak yang tidak

memperoleh makanan cukup dan seimbang daya tahan tubuhnya dapat melemah.

Dalam keadaan ini anak akan mudah terserang penyakit dan kurang nafsu makan

sehingga anak kekurangan makanan. Akhirnya berat badan anak menurun, apabila

keadaan ini terus berlangsung anak akan menjadi kurus dan timbullah masalah

kurang gizi.

 Faktor yang mempengaruhi secara tidak langsung

Faktor yang mempengaruhi secara tidak langsung, yaitu ketahanan pangan

dikeluarga, terkait dengan ketersediaan pangan (baik dari hasil produksi sendiri

maupun dari pasar atau sumber lain), harga pangan dan daya beli keluarga, serta

pengetahuan tentang gizi dan kesehatan.

26
C. Skrinning Status Gizi Populasi

Tabel 8. Hasil Skrinning Status Gizi Populasi Tahun 2017

No. Nama Tanggal Umur Maret April Mei


Kunjungan (bln)

BB BB/ SG_BB/ BB BB/ SG_BB/ BB BB/ SG_BB/


(kg) U U (kg) U U (kg) U U
1 Bilqis 20 Mei 21 9,8 -1,55 Normal 10,2 -1,19 Normal 10 -1,55 Normal
2017
2 Aurel 20 Mei 20 8,3 -0,89 Normal 9,5 0,22 Normal 9 -0,89 Normal
2017
3 Geni 20 Mei 22 7 -3,47 Gizi 7,6 -2,77 Gizi 8 -3,47 Gizi
2017 Buruk Kurang Buruk

4 Tilo 20 Mei 45 16,8 -0,35 Normal 17 0,44 Normal 17,2 0,35 Normal
2017
5 Husnul 20 Mei 48 18 1,15 Normal 18,2 1,23 Normal 17,3 1,15 Normal
2017
6 Meme 20 Mei 36 12 -1,22 Normal 12 -1,22 Normal 12,5 -1,22 Normal
2017
7 Sabita 20 Mei 60 15,7 -0,77 Normal 15,5 -0,86 Normal 16 -0,77 Normal
Elisia 2017
8 20Mei 4 -2,25 -2,25 Gizi 5,7 -1,18 Normal 6 -2,25 Gizi
Monika 2017 Kurang Kurang

Gambar 7. Tabel Distribusi Hasil Skrinning Status Gizi Populasi Tahun 2017

Indikator Kategori n Persentase (%)


BB/U Gizi Buruk 1 12,5%
Gizi Kurang 1 12,5%
Gizi Baik 6 75%
Gizi Lebih - -
8 88%

27
Gambar 7. Grafik Hasil Skrinning Status Gizi Populasi Tahun 2017

80% 70%
70% 60% 60%
60%
BB(kg)
50%
40%
30%
20% BB/U
10%
0%
Maret April Mei

Dari hasil grafik diatas pada setiap anak mengalami perubahan berat badan

baik naik, turun, maupun tetap pada setiap bulannya. Untuk 6 orang anak dengan

status gizi baik. Perkembangan status gizinya tidak mengalami perubahan atau

tetap normal. Dan untuk anak yang bernama Geni dan Monika mengalami status

gizi kurang.

D. Pelayanan Konsultasi Gizi

Konsultasi gizi juga merupakan pelayanan gizi di Puskesmas Korpri yang

dilaksanakan setiap hari kerja senin - sabtu. Pelayanan konsultasi gizi yang kami

lakukan adalah memberikan pelayanan konseling terhadap . pasien baik balita

maupun pasien dewasa yang mempunyai masalah kesehatan yang dirujuk dari

Poli umum, Poli Anak KIA, Poli Gigi, dan Laboratorium.

Pelayanan konsultasi gizi pada pasien adalah untuk meningkatkan

pengetahuan pasien tentang penyakit, memberikan motivasi kepada penderita dan

keluarga tentang asupan gizi yang baik dan tepat sehingga mempercepat

penyembuhan penyakit yang diderita. Adapun data-data pasien yang diberikan

konseling dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

28
Tabel 9. Hasil pelayanan konsultasi Gizi di Puskesmas Korpri Tahun 2017

No Tanggal Nama JK Umur Keluhan Diagnosa


Tindakan yg diberikan
Nyeri bagian
17 Mei Diberikan penjelasan mengenai diet
1. Maryanni PR 52 pinggang, TD Hipertensi
2017 rendah garam dan bahan makanan yang
160/105
dianjurkan dan tidak dianjurkan
Diberikan penjelasan mengenai diet
17 Mei Pusing, TD
2. Armayana LK 42 Hipertensi rendah garam dan bahan makanan yang
2017 130/90
dianjurkan dan tidak dianjurkan
Diberikan penjelasan mengenai diet
17 Mei Cholesterol ↑
3. Arbaing LK 35 Cholesterol rendah lemak dan bahan makanan yang
2017 237
dianjurkan dan tidak dianjurkan
Diberikan penjelasan mengenai pola
17 Mei Nyeri ulu hati,
4. Jamalia PR 49 Gastritis makan yg teratur dan bahan makanan
2017 pusing
yang dianjurkan dan tidak dianjurkan
Diberikan penjelasan mengenai diet
17 Mei
5. Munisah PR 71 TD : 150/90 Hipertensi rendah garam dan bahan makanan yang
2017
dianjurkan dan tidak dianjurkan

17 Mei Rias Cholesterol Diberikan penjelasan mengenai diet


6. PR 27 Cholesterol
2017 Femmi 206 rendah lemak dan bahan makanan yang
dianjurkan dan tidak dianjurkan
Diberikan penjelasan mengenai diet
17 Mei Pusing, TD :
7. Hasnah PR 65 Hipertensi rendah garam dan bahan makanan yang
2017 200/100
dianjurkan dan tidak dianjurkan
Diberikan penjelasan mengenai diet
17 Mei Cholesterol
8. M.Toha LK 52 Cholesterol rendah lemak dan bahan makanan yang
2017 267
dianjurkan dan tidak dianjurkan
Pusing, Diberikan penjelasan mengenai diet
17 Mei Nasukha
9. LK 59 tengkuk sakit Hipertensi rendah garam dan bahan makanan yang
2017 Ahmad
TD 190/100 dianjurkan dan tidak dianjurkan
17 Mei BB : 13 kg, Diberikan penjelasan mengenai bahan
10. Kaffa L 7 Anak Kurus
2017 TB : 102,5 makanan yang bergizi

29
Kasus yang ditemukan pada saat melakukan konsultasi yaitu :

1) Hipertensi : 5 orang

2) Gastritis : 1 orang

3) Cholesterol : 3 orang

4) Anak kurus : 1 orang

Ternyata dari hasil konsultasi yang dilakukan pada 10 orang yang mengidap

penyakit berbeda-beda yaitu Hipertensi 5 orang, Gastritis 1 orang, Cholesterol 3

orang, Anak kurus 1 orang. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan

tentang makanan yang bergizi, baik yang boleh dikonsumsi maupun yang tidak

boleh dikonsumsi.

30
E. Penyuluhan Gizi

Penyuluhan gizi adalah suatu pendekatan edukatif untuk menghasilkan

perilaku individu atau masyarakat yang diperlukan dalam peningkatan dan

mempertahankan gizi yang baik. Tujuan penyuluhan gizi yaitu terciptanya sikap

positif terhadap gizi, terbentuknya pengetahuan dan motivasi mengenai semua hal

yang bersangkutan dengan gizi dan kesehatan supaya dapat tercipta suatu

kelompok masyarakat yang sadar gizi.

1) Satuan Acara Penyuluhan

Topik : Pemberian Makanan Tambahan (PMT)

Sasaran : Ibu Balita

Tempat : Posyandu Griya Mekar Delima

Hari/Tanggal : Kamis/ 18 Mei 2017

Jam : 09.00-10.30 WIB

a) Tujuan Instruksional Umum

Setelah dilakukan penyuluhan, sasaran dapat memahami tentang

Pemberian Makanan Tambahan yang bergizi seimbang dan tepat

kepada balita sesuai dengan umur balita.

b) Tujuan Instruksional Khusus

Setelah diberikan penyuluhan Ibu klien dapat :

(1) Menyebutkan pengertian Pemberian Makanan Tambahan (2)

Menyebutkan manfaat PMT (3) Menyebutkan manfaat PMT (4)

Menyebutkan cara pembuatan PMT .

31
c) Materi :

Materi Selengkapnya Terlampir

Metode : Diskus dan Tanya Jawab

d) Media :

Alat bantu/ media yang digunakan dalam penyuluhan : brosur,

tentang pengertian PMT serta resep PMT yang tepat untuk balita.

e) Kegiatan Penyuluhan

No Uraian Kegiatan

Penyuluh Audience/tersuluh Waktu

1. Kegiatan a.Memberi salam 5 menit

pembuka b. Perkenalan - Menjawab salam

c.menyampaikan dan bertanya

pokok bahasan

d.menjelaskan tujuan

2. Penyampaian Memberi penyuluhan Memperhatikan 35 menit

materi tentang: - Mendengarkan

1.Pengertian PMT - Memahami

2.Manfaat PMT

3.Tujuan PMT

4.Resep-resep PMT

3. Evaluasi Pretest dan post test -Mengisi kuesioner 10 menit

(kuesioner)

32
4. Penutup a.Berterimakasih atas

kehadiran peserta -Kesimpulan 5 menit

-Menutup kegiatan
b.Menyampaikan
dengan salam
pesan untuk

menerapkan resep

PMT dirumah

c.Mengucapkan salam

penutup

f) Hasil Kegiatan

Hasil post test dan Pre test

120

100

80
benar

60 salah
post test
40 pretest

20

0
5 orang 2 orang 1 orang

Dari hasil post test yang dilakukan pada ibu-ibu di Posyandu

Griya Mekar Delima pada dasarnya sudah berjalan dengan baik. Dari

33
hasil penyuluhan dapat dilihat dari evaluasi hasil post test, dari 8 orang

ibu-ibu yang mengisi kuesioner ada 5 orang mendapat nilai 100,

kemudian 2 orang mendapat nilai 80 dan 1 orangnya mendapat nilai 60.

Dan pada hasil pretest yang dilakukan dari 8 orang ibu-ibu yang mengisi

kuesioner ada 5 orang yang mendapat nilai 80, kemudian 2 orang

mendapat nilai 65, dan 1 orangnya mendapat nilai 45. Dapat disimpulkan

bahwa setelah dilakukan post test ibu-ibu mendapat nilai rata-rata 100,

sedangkan setelah dilakukan pre test ibu-ibu mendapat nilai rata-rata 80.

F. Pengukuran Kinerja dalam Pelayanan Gizi

1) Evaluasi program home visit Asi Ekslusif

No. Nama Anak JK Umur Tgl lahir Tgl Asi

survey Ekslusif

(Ya/Tidak)

1. Muhammad LK 2 bln 20-03- 16-05- Tidak

Kenzi Rafasya 2017 2017

2. Yigit Itzanil LK 6 bln 07-11- 16-05- Tidak

HaQ 2016 2017

Berdasarkan hasil wawancara dengan si ibu bayi yang bernama Kenzi

berhenti ASI sejak 2 minggu, dikarenakan puting susu ibu yang pendek. Dan

untuk bayi yang bernama Yigit mulai berhenti ASI sejak 3 bulan yang lalu

dikarenakan si ibu mengidap kolesterol tinggi dan ia tidak mau menyusui lagi

karena akan berpengaruh dengan kualitas ASI yang didiberikan.

34
2) Evaluasi Program Tablet Fe

N Nama Umur Alamat Tgl Umur LILA Jumlah


o survey kehamilan Fe yang
diterima

1. Tantina 23 thnJ Jl.Korpri 16 Mei 9 bulan 31,5 10 tablet


Ubergun 2017 (Normal

2 Ana F 34 thn Jl.RBK 16 7 bulan 26 cm 30 tablet


hariyanti Mei (Normal
2017

1) Evaluasi Program Tablet Fe Ibu Hamil

Dari hasil wawancara dengan ibu Tantina bahwa ia mendapatkan tablet Fe

dengan usia kehamilan 9 bulan dengan jumlah tablet Fe yang didapatnya yaitu

sebanyak 10 tablet. Dan selama pelaksanaan home visit ibu Tantina diberikan

beberapa pertanyaan terkait dengan pengetahuan tentang tablet Fe, dan diakhir

kegiatan diberikan motivasi untuk tetap aktif dalam pemeriksaan kehamilan agar

tumbuh kembang ibu dan janin tetap terpantau.

Untuk hasil wawancara dengan ibu Ana bahwa ia mendapatkan tablet Fe

dengan usia kehamilan 7 bulan dengan jumlah tablet Fe yang didapatnya yaitu

sebanyak 30 tablet. Dan selama pelaksanaan home visit ibu Ana diberikan

beberapa pertanyaan terkait dengan pengetahuan tentang tablet Fe, dan diakhir

35
kegiatan diberikan motivasi untuk tetap aktif dalam pemeriksaan kehamilam agar

tumbuh kembang ibu dan janin terpantau.

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil PKL Puskesmas Korpri dapat diambil beberapa

kesimpulan dalam kegiatan yaitu :

a. Persentase hasil skrining status gizi normal sebanyak 70%, sedangkan

kategori kurus sebanyak 30%. Persentase status gizi balita berdasarkan

indikator TB/U yang termasuk kategori normal sebanyak 90% dan

kategori sangat pendek sebanyak 10%. Persentase status gizi balita

berdasarkan indikator BB/U yang termasuk kategori gizi baik 70% dan

kategori gizi buruk 20% sedangkan kategori gizi kurang 10%.

b. Dari 10 orang yang diberikan konsultasi gizi, pasien yang menderita

penyakit hipertensi 5 orang, pasien menderita gastritis 1 orang, pasien

yang menderita gizi kurang 1 orang dan pasien menderita kolesterol 3

orang.

c. Hasil penyuluhan gizi yang dilakukan pada ibu –ibu balita di posyandu

Griya Mekar Delima sudah berjalan baik dan sesuai dengan perencanaan.

Adapun hasil dari penyuluhan dapat terlihat pada saat evaluasi hasil post

test dan pretest.

d. Dari hasil kegiatan home visit untuk kunjungan balita Asi Ekslusif dan

Fe ibu hamil dapat disimpulkan bahwa pada kedua balita tersebut sudah

tidak diberikan ASI lagi hanya diberikan makanan formula sebagai

pengganti ASI.

36
e. Untuk kegiatan home visit terhadap Fe ibu hamil dapat disimpulkan

bahwa pada kedua ibu hamil tersebut teleh menerima Fe.

5. Saran

a. Penyuluhan tentang ASI Ekslusif dan PMT lebih ditingkatkan lagi,

terutama pada ibu-ibu yang mempunyai bayi/balita agar dapat

meningkatkan pengetahuan dan kesadaran tentang gizi baik bagi anak.

b. Untuk konsultasi gizi agar lebih ditingkatkan lagi terutama dalam

penyediaan dan penggunaan alat media yang digunakan dan kerjasama

antar poli pelayanan Puskesmas.

c. Penyuluhan tentang penyakit tidak menular dimasyarakat harus

ditingkatkan.

d. Diharapkan kader posyandu segera melaporkan hasil penimbangan balita

di posyandu setiap bulan ke puskesmas, karena hal ini penting untuk

mendapatkan balita dengan status gizi kurang maupun buruk agar dapat

ditindak lanjuti sesuai program yang ada dipuskesmas.

37

Anda mungkin juga menyukai