Disusun Oleh :
Kelompok 6/Tahun 2018
KABUPATEN SUKABUMI
Oleh :
Mengetahui
ii
Daftar Nama Mahasiswa
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas
rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan tugas Praktikum Keperawata
Komunitas dengan lancar yang berjudul “Laporan Asuhan Keperawatan
Komunitas Dengan Diagnosa Defisiensi Pengetahuan Tentang PHBS Di Perum
Permata Indah RW 12 Desa BojongRaharja Kecamatan Cikembar Kabupaten
Sukabumi”.
Dalam penulisan laporan ini kelompok menyampaikan ucapan terima
kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam
menyelesaikan penelitian ini, khususnya kepada :
iv
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah
memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini.
Penyusun
v
DAFTAR ISI
Lembar Judul.................................................................................................... i
Lembar Pengesahan ......................................................................................... ii
Daftar Nama Mahasiswa .................................................................................. iii
Kata Pengantar ................................................................................................. iv
Daftar Isi........................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan .................................................................................. 6
C. Manfaat Penulisan ................................................................................ 8
D. Metode Penulisan ................................................................................. 8
E. Waktu dan Tempat Penelitian .............................................................. 10
F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 10
G. Analisa.................................................................................................. 11
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Keperawatan Komunitas ......................................................... 12
B. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ......................................................... 24
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
A. Tahapan Persiapan ............................................................................... 33
B. Tahapan Pelaksanaan ........................................................................... 34
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengkajian ............................................................................................ 71
B. Perencanaan.......................................................................................... 76
C. Pelaksanaan .......................................................................................... 78
D. Evaluasi ................................................................................................ 80
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 84
B. Saran ..................................................................................................... 86
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 87
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah kesehatan yang ada di masyarakat sangatlah banyak dan
beragam dan banyak macamnya. Menciptakan hidup sehat sebenarnya mudah
serta murah, apabila dibandingkan dengan biaya yang harus dikeluarkan
untuk pengobatan apabila mengalami gangguan kesehatan akan cukup mahal.
Hidup sehat adalah hal yang seharusnya di terapkan oleh setiap orang.
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan
yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga agar dapat
menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam
kegiatan – kegiatan kesehatan di masyarakat.
Sebagai masyarakat ada yang menyadari bahwa ada masalah kesehatan
yang sedang dialami dan sebagai masyarakat juga ada yang tidak menyadari
bahwa terdapat masalah kesehatan yang dialami.
Hidup sehat merupakan suatu hal yang seharusnya memang di terapkan
oleh setiap orang, mengingat manfaat kesehatan yang sangat penting bagi
setiap manusia.
Menteri kesehatan republic Indonesia telah membuat pedoman
pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat yang tertuang dalam peraturan
menteri kesehatan republic Indonesia Nomer : 2269/MENKES/PER/XI/2011.
Yang mengatur upaya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat atau
disingkat PHBS di seluruh Indonesia dengan mengacu kepada pola
manajemen PHBS, mulai dari tahap pengkajian, perncanaan, dan pelaksanaan
serta pemantauan dan penilaian. Upaya tersebut dilakukan untuk
meperdayakan masyarakat sadar, mau, dan mampu secara mandiri ikut aktif
dalam meningkatkan status kesehatannya.
Kesehatan adalah tanggung jawab bersama dari setiap individu,
masyarakat pemerintah dan swasta. Apapun peran yang dimainkan
pemerintah, tanpa kesadaran individu dan masyarakat untuk secara mandiri
1
menjaga kesehatan mereka, hanya sedikit yang akan di capai. Perilaku yang
sehat dan kemampuan masyarakat untuk memilih dan mendapatkan
pelayanan kesehatan yang bermutu sangat menentukan keberhasilan
pembangunan kesehatan. (Depkes RI, 2012).
PHBS menjadi salah satu program unggulan visi promosi kesehatan
sesuai Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1193/Menkes/SK/X/2004 yaitu
"PHBS (Perilaku Hidup Bersih & Sehat) 2010". Hal yang harus dipenuhi, di
antaranya rumah tangga di masyarakat Indonesia sudah melaksanakan PHBS
dengan menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka menjaga,
memelihara, dan meningkatkan kesehatannya. Terutama, bertujuan untuk
mencegah timbulnya penyakit, menanggulangi, memanfaatkan pelayanan
kesehatan, mengembangkan, dan menyelenggarakan upaya kesehatan
bersumber daya masyarakat.
Sasaran dari program PHBS tersebut mencakup lima tatanan, yaitu:
tatanan rumah tangga, institusi pendidikan, tempat kerja, tempat umum dan
sarana kesehatan (Puspromkes Depkes RI, 2006). PHBS di Rumah Tangga
merupakan upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu,
mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan
aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat harus dimulai dari rumah tangga atau
keluarga, karena rumah tangga yang sehat merupakan asset atau modal
pembangunan di masa depan yang perlu di jaga, ditingkatkan dan dilindungi
kesehatannya. Beberapa anggota rumah tangga mempunyai masa rawan
terkena penyakit menular dan penyakit tidak menular oleh karena itu untuk
mencegah penyakit tersebut anggota rumah tangga perlu diberdayakan untuk
melaksanakan PHBS (Depkes, 2013).
Dengan demikian dalam pelaksanaan program PHBS di seluruh kawasan
Indonesia juga menggunakan 10 indikator PHBS yang harus diperaktikan
dirumah tangga karena dianggap mewakili atau dapat menderminkan
keseluruhan perilaku hidup bersih dan sehat. Indicator tersebut adalah :
1. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan.
2
2. Bayi di beri ASI ekslusif.
3. Menimbang balita setiap bulan.
4. Ketersediaan air bersih.
5. Ketersediaan jamban sehat.
6. Memberantas jentik nyamuk.
7. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun.
8. Tidak merokok dalam rumah.
9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari.
10. Makan buah dan sayur.
Secara nasional, hasil Riset Kesehatan Dasar 2007 yang dilakukan
Balitbangkes (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan) Departemen
Kesehatan mengungkapkan peringkat tertinggi provinsi dengan prevalensi
PHBS yaitu di Yogyakarta (58,2%), sedangkan posisi terendah diduduki
Papua (24,4%). Jawa Barat menempati urutan terendah peringkat provinsi
yang menerapkan PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat) di Pulau Jawa.
Prevalensi PHBS Jabar sebesar 37,4%, di bawah standar nasional yang
mencapai 38,7%.
Seiring dengan cepatnya perkembangan dalam era globalisasi, serta
adanya transisi demografi dan epidemiologi penyakit, maka masalah penyakit
akibat perilaku dan perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan perilaku dan
sosial budaya cenderung akan semakin kompleks. Perbaikannya tidak hanya
di lakukan pada aspek pelayanan kesehatan, perbaikan pada lingkungan dan
merekayasa kependudukan atau faktor keturunan, menjaga kebersihan itu
lebih mudah dan murah dari pada mengobati seseorang apabila jatuh sakit.
Salah satu cara untuk mencegah hal tersebut adalah dengan bergaya hidup
bersih dan sehat, gaya hidup bersih dan sehat adalah segala upaya untuk
menerapkan kebiasaan yang baik dalam menciptakan hidup yang sehat dan
menghindarkan kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan.
Salah satu outcome atau dampak dari keberhasilan pembangunan
nasional dibidang kesehatan dan kesejahteraan sosial yang telah dirasakan
antara lain adalah meningkatnya angka rata-rata Usia Harapan Hidup (UHH)
3
penduduk. Peningkatan rata-rata UHH tersebut mencerminkan bertambah
panjangnya masa hidup penduduk lanjut usia.
BPS (2004), menyebutkan bahwa abad 21 bagi bangsa Indonesia
merupakan abad lanjut usia (Era of Population Ageing), karena pertumbuhan
penduduk lanjut usia (Lansia) Indonesia diperkirakan lebih cepat
dibandingkan dengan negara-negara lain. Diperkirakan tahun 2010 jumlah
penduduk lansia di Indonesia sebesar 24 juta jiwa atau 9,77 % dari total
jumlah penduduk. Menurut Depkes RI (2007), rata-rata usia harapan hidup
tertinggi adalah di Jepang yaitu 80,93 tahun (pria 77,63 tahun dan wanita
84,41 tahun), Amerika Serikat 77,14 tahun (pria 74,37 tahun dan wanita
80,05 tahun), sedangkan penduduk lansia di Indonesia pada tahun 2020
diperkirakan mencapai 11,34% atau tercatat 28,8 juta orang dari populasi.
Dalam Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN),
UHH Indonesia meningkat dari 66,2 tahun pada tahun 2004 menjadi 70,6
tahun pada tahun 2009. Dengan meningkatnya UHH, maka populasi
penduduk lansia mengalami peningkatan bermakna (Depkes RI, 2007).
Peningkatan proporsi jumlah lansia tersebut perlu mendapatkan perhatian
karena kelompok lansia merupakan kelompok beresiko tinggi yang
mengalami berbagai masalah kesehatan khususnya penyakit degeratif
(Depkes RI, 2007).
Salah satu ciri bangsa yang maju adalah bangsa yang mempunyai derajat
kesehatan yang optimal baik individu maupun masyarakat (Depkes RI, 2004).
Derajat kesehatan masyarakat menurut Bloom (1980 dalam Notoatmodjo,
2007) salah satunya dipengaruhi oleh perilaku. Perilaku masyarakat yang
sehat dan kemampuan masyarakat untuk memilih dan mendapatkan
pelayanan kesehatan yang bermutu sangat menentukan keberhasilan
pembangunan kesehatan Indonesia. Dalam hal ini penduduk lansia pada
umumnya banyak mengalami penurunan akibat proses alamiah yaitu proses
menua (Aging) dengan adanya penurunan kondisi fisik, psikologis, maupun
sosial yang saling beriteraksi (Nugroho, 2008).
4
Permasalahan yang berkembang memiliki keterkaitan dengan perubahan
kondisi fisik yang menyertai lansia. Perubahan kondisi fisik pada lansia
diantaranya adalah menurunnya kemampuan muskuloskeletal kearah yang
lebih buruk. Penurunan fungsi muskuloskeletal menyebabkan terjadinya
perubahan secara degeneratif yang dirasakan dengan keluhan nyeri
(Christensen, 2006), kekakuan, hilanganya gerakan dan tanda-tanda inflamasi
seperti nyeri tekan, disertai pula dengan pembengkakan yang mengakibatkan
terjadinya gangguan imobilitas.
Dari hasil studi tentang kondisi sosial ekonomi dan kesehatan lansia yang
dilaksanakan Komnas Lansia tahun 2006, diketahui bahwa penyakit
terbanyak yang diderita lansia adalah penyakit sendi (52,3%), penyakit-
penyakit sendi ini merupakan penyebab utama disabilitas pada lansia (Pusat
KomunikasiPublik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan, 2008).
Masyarakat adalah golongan besar atau kecil terdiri dari beberapa
manusia, yang dengan atau karena dengan sendirinya bertahan secara
golongan atau pengaruh mempengaruhi satu sama lainnya (Hasan Shadily
dikutip dari Nasrul Efendi : 1995).Untuk mewujudkan kesehatan masyarakat
secara optimal diperlukan peran serta masyarakat dan sumber daya
masyarakat sebagai modal dasar dalam pembangunan Nasional termasuk
keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat.
Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) merupakan
serangkaian kegiatan masyarakat yang dilaksanakan atas dasar gotong royong
dan swadaya masyarakat dalam rangka menolong dirinya sendiri dalam
memecahkan masalah untuk memenuhi kebutuhannya dalam bidang
kesehatan dan bidang lain yang berkaitan agar mampu mencapai kehidupan
sehat sejahtera.
Strategi dasar untuk mencapai PKMD meliputi pelayanan kesehatan yang
essensial, menyeluruh dan berkualitas, bersifat promotif dan preventif,
mengembangkan kerjasama lintas sektoral dan membina serta
mengembangkan peran serta masyarakat yang berlandasan kemandirian
masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal.
5
Keperawatan komunitas sebagai salah satu bentuk pelayanan kesehatan
utama yang ditujukan kepada masyarakat yang dilandasi pengetahuan teoritis
guna menyelesaikan masalah kesehatan dalam memenuhi kebutuhan dasar
komunitas. Pendekatan yang digunakan dalam keperawatan komunitas adalah
pendekatan keluarga binaan (keluarga yang sehat, sakit atau risiko tinggi),
dan bekerja sama dengan kelompok kerja komunitas
Kelurahan limus nunggal merupakan salah satu wilayah di Kota
Sukabumi yang menjadi sasaran pelaksanaan praktik keperawatan komunitas
yang diharapkan dapat dijadikan sebagai daerah binaan dalam penerapan
proses keperawatan komunitas.
Dalam rangka memenuhi tugas pelaksanaan praktek keperawatan
komunitas yang diadakan selama 3 minggu, diharapkan Mahasiswa Program
S1 KeperawatanSekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kota Sukabumi, dapat
mengaplikasikan konsep-konsep keperawatan komunitas yang diperoleh pada
perkuliahan kepada masyarakat. Untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa
dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, maka kegiatan diarahkan
pada identifikasi masalah kesehatan masyarakat melalui pengkajian, analisa
data, prioritas masalah, perencanaan, implementasi serta evaluasi
keperawatan komunitas bersama masyarakat.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Membantu masyarakat dalam mengupayakan perilaku hidup bersih
dan sehat agar dapat mencapai derajat kesehatan yang optimal serta
mengubah perilaku masyarakat sehingga masyarakat tahu, mau dan
mampu untuk melakukan perilaku hidup bersih dan sehat di Wilayah RW
12 Perumahan Permata Indah Desa Bojongraharaja Kecamatan Cikembar
Kabupaten Sukabumi.
2. Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan praktek kerja lapangan diharapkan mahasiswa
mampu :
6
a. Mengenal dan mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan dari data
primer ataupun sekunder di Wilayah RW 12 Perumahan Permata
Indah Desa Bojongraharaja Kecamatan Cikembar Kota Sukabumi
b. Mengidentifikasi sumber data kependudukan dan membuat diagram
data kependudukan di Wilayah RW 12 Perumahan Permata Indah
Desa Bojongraharaja Kecamatan Cikembar Kota Sukabumi
c. Melakukan Pengkajian Keperawatan Komunitas di wilayah RW 12
Perumahan Permata Indah Desa Bojongraharaja Kecamatan
Cikembar Kota Sukabumi
d. Merumuskan Diagnosa Keperawatan Komunitas terhadap
permasalahan kesehatan yang ada di Wilayah RW 12 Perumahan
Permata Indah Desa Bojongraharaja Kecamatan Cikembar Kota
Sukabumi
e. Menyusun Perencanaan Keperawatan Komunitas di Wilayah RW 12
Perumahan Permata Indah Desa Bojongraharaja Kecamatan
Cikembar Kota Sukabumi dengan mengutamakan keterlibatan peran
serta aktif masyarakat
f. Melakukan Implementasi Keperawatan Komunitas di Wilayah RW
12 Perumahan Permata Indah Desa Bojongraharaja Kecamatan
Cikembar Kota Sukabumi denganmelibatkan peran serta masyarakat
(PSM) dan segala sumber yang ada di masyarakatSerta kerjasama
lintas sector sesuai dengan kebutuhan perencanaan
g. Melakukan Evaluasi Keperawatan Komunitas dengan mengacu pada
perencanaan Keperawatan Komunitas di Wilayah RW 12 Perumahan
Permata Indah Desa Bojongraharaja Kecamatan Cikembar Kota
Sukabumi.
7
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Mahasiswa
Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam
melaksanakan asuhan Keperawatan Komunitas sebagai apikasi dari
pengetahuan yang telah di dapat dariakademik
2. Bagi Lahan Praktik
Sebagai masukan dalam melaksanakan Intervensi Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat pada masyarakat di Wilayah RW 12 Perumahan
Permata Indah Desa Bojongraharaja Kecamatan Cikembar Kota
Sukabumi.
D. Metode Penulisan
Dalam penyusunan laporan ini terdiri dari 4 BAB, adapun sistematika
penulisan dari masing-masing BAB adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
1.2.2 Tujuan Khusus
1.3 Manfaat
1.4 Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat
(Komunitas)
2.1.1 Pendahuluan
2.1.2 Definisi Keperawatan Kesehatan Komunitas
2.1.3 Tujuan dan Fungsi Keperawatan Kesehatan
Komunitas
2.1.4 Sasaran Keperawatan Kesehatan Komunitas
2.1.5 Strategi Keperawatan Kesehatan Komunitas
2.1.6 Falsafah Keperawatan Kesehatan Komunitas
8
2.1.7 Proses Asuhan Keperawatan Kesehatan Komunitas
2.2 Perilaku Hidup bersih dan sehat (PHBS)
2.2.1 Prilaku
2.2.2 Konsep dasar teori PHBS
2.2.3 Tujuan PHBS di tatanan Rumah tangga
2.2.4 Tatananan PHBS bagi rumah tangga
2.2.5 Target rumah tangga di PHBS
2.2.6 Faktor yang mempengaruhi perilaku hidup sehat
2.2.7 Kesehatan masyarakat
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
3.1 Tahap Persiapan
3.2 Tahap Pelaksanaan
3.2.1 Pengkajian
3.2.2 Analisa Data
3.2.3 Penapisan Masalah
3.2.4 Prioritas Masalah
3.2.5 Perencanaan
3.2.6 Pelaksanaan
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Persiapan
4.2 Pengkajian
4.3 Perencanaan
4.4 Pelaksanaan
4.5 Evaluasi
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
Daftar Pustaka
Lampiran
9
E. Waktu Dan Tempat
1. Waktu
Pelaksanaan Praktek Klinik Keperawatan Komunitas Kelompok VI
dilaksanakan mulai dari tanggal 09 -27 Oktober 2018
2. Tempat
Pelaksanaan Praktek Klinik Keperawatan Komunitas Kelompok VI
dilaksanakan di Wilayah RW 12 Perumahan Permata Indah Desa
Bojongraharaja Kecamatan Cikembar Kabupaten Sukabumi
10
G. Analisa
Pengolahan data yang kelompok VI dilakukan setelah pengumpulan data
yaitu pada tanggal 14 Oktober 2018. Adapun tujuan dari pengolahan data ini
adalah untuk memudahkan kelompok dalam mengetahui data kesehatan
penduduk RW 12 Perumahan Permata Indah Desa Bojongraharaja Kecamatan
Cikembar Kota Sukabumi, serta untuk mengetahui ada tidaknya masalah
kesehatan.
Sistematika pengolahan data yaitu data diolah oleh masing-masing
mahasiswa yang bertanggung jawab dalam pengumpulan data. Selanjutnya
dilakukan tabulasi data.
Adapun langkah-langkah yang kelompok lakukan dalam pengolahan data
ini adalah sebagai berikut :
1. Editing
Data yang telah terkumpul diperiksa kelengkapannya, disusun
urutannya serta dilihat apakah ada yang salah dalam pengisian data.
2. Coding
Coding merupakan kegiatan pemberian kode terhadap data-data
3. Tabulasi data
Disini data yang telah dikumpulakan di masukan ke dalam Microsoft
Excel dan kemudian dianalisis menggunakan software SPSS versi 17
untuk kemudian dibuat distribusi frekuensi sederhana.
4. Analisa data
Pada tahap akhir dari pengumpulan data dan tabulasi data adalah
analisa data. Di dalam analisa data semua data yang terkumpul akan
dianalisa sesuai dengan data yang terkumpul dan setelah itu dibuatkan
kesimpulan dari data – data yang sudah ada.
11
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
12
2. Tujuan Keperawatan Komunitas
a. Tujuan keperawatan komunitas
Tujuan proses keperawatan dalam komunitas adalah untuk
pencegahan dan peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-
upaya sebagai berikut.
1) Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap
individu, keluarga, dan keluarga dan kelompok dalam konteks
komunitas.
2) Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat
(health general community) dengan mempertimbangkan
permasalahan atau isu kesehatan masyarakat yang dapat
memengaruhi keluarga, individu, dan kelompok.
Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat mempunyai kemampuan untuk:
1) Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami
2) Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah
tersebut
3) Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan
4) Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi
5) Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka
hadapi, yang akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam
memelihara kesehatan secara mandiri (self care).
b. Fungsi keperawatan komunitas
1) Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan
ilmiah bagi kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam
memecahkan masalah klien melalui asuhan keperawatan.
2) Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai
dengan kebutuhannya dibidang kesehatan.
3) Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan
pemecahan masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta
melibatkan peran serta masyarakat.
13
4) Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan
dengan permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan
penanganan dan pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat
mempercepat proses penyembuhan (Mubarak, 2006).
14
sebelumnya sangat mempengaruhi upaya penangan atau pencegahan
penyakit yang mereka lakukan. Jika masyarakat sadar bahwa
penangan yang bersifat individual tidak akan mampu mencegah,
apalagi memberantas penyakit tertentu, maka mereka telah
melakukan pemecahan-pemecahan masalah kesehatan melalui proses
kelompok.
b. Pendidikan Kesehatan (Health Promotion)
Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang
dinamis, dimana perubahan tersebut bukan hanya sekedar proses
transfer materi/teori dari seseorang ke orang lain dan bukan pula
seperangkat prosedur. Akan tetapi, perubahan tersebut terjadi adanya
kesadaran dari dalam diri individu, kelompok atau masyarakat
sendiri. Sedangkan tujuan dari pendidikan kesehatan menurut
Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 maupun WHO yaitu
”meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan; baik fisik, mental dan sosialnya;
sehingga produktif secara ekonomi maupun secara sosial.
c. Kerjasama (Partnership)
Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan
masyarakat jika tidak ditangani dengan baik akan menjadi ancaman
bagi lingkungan masyarakat luas. Oleh karena itu, kerja sama sangat
dibutuhkan dalam upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan
komunitas melalui upaya ini berbagai persoalan di dalam lingkungan
masyarakat akan dapat diatasi dengan lebih cepat.
5. Falsafah Keperawatan Komunitas
Keperawatan komunitas merupakan pelayanan yang memberikan
pelayanan terhadap pengaruh lingkungan ( bio, psiko, sosial, struktural,
dan spiritual) terhadap kesehatan komunitas dan memberikan prioritas
pada strategi pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan. Falsafah
yang melandasi keperawtan komitas mengacu pada falsafah atau
paradigma keparawatan secara umum yaitu manusia atau kemanusian
15
merupakan titik sentral setiap upaya pembangunan upaya kesehatan yang
menjungjung tinggi nilai kemanusian dan bertolak dari pandangan ini
disusun falsafah atau paradigma keperawatan komunitas yang terdiri dari
4 komponen dasar, seperti yang di gambar sebagai berikut:
Manusia
16
mengenal, mengambil keputusan dalam memelihara kesehatannya
(Mubarak, 2009).
Selain menjadi subjek, masyarakat juga menjadi objek yaitu sebagai
klien yang menjadi sasaran dari keperawatan kesehatan komunitas terdiri
dari individu dan masyarakat. Berdasarkan pada model pendekatan
totalitas individu dari Neuman (1972 dalam Anderson, 2006) untuk
melihat masalah pasien, model komunitas sebagai klien dikembangkan
untuk menggambarkan batasan keperawatan kesehatan masyarakat
sebagai sintesis kesehatan masyarakat dan keperawatan. Model tersebut
telah diganti namanya menjadi model komunitas sebagai mitra, untuk
menekankan filosofi pelayanan kesehatan primer yang menjadi
landasannya.
Secara lebih rinci dijabarkan sebagai berikut :
a. Tingkat individu Individu adalah bagian dari anggota keluarga.
Apabila individu tersebut mempunyai masalah kesehatan maka
perawat akan memberikan asuhan keperawatan pada individu
tersebut. Pelayanan pada tingkat individu dapat dilaksanakan pada
rumah atau puskesmas, meliputi penderita yang memerlukan
pelayanan tindak lanjut yang tidak mungkin dilakukan asuhan
keperawatan di rumah dan perlu kepuskesmas, penderita resiko
tinggi seperti penderita penyakit demam darah dan diare. Kemudian
individu yang memerlukan pengawasan dan perawatan berkelanjutan
seperti ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan balita.
b. Tingkat keluarga Keperawatan kesehatan komunitas melalui
pendekatan keperawatan keluarga memberikan asuhan keperawatan
kepada keluarga yang mempunyai masalah kesehatan terutama
keluarga dengan resiko tinggi diantaranya keluarga dengan sosial
ekonomi rendah dan keluarga yang anggota keluarganya menderita
penyakit menular dan kronis. Hal ini dikarenakan keluarga
merupakan unit utama masyarakat dan lembaga yang menyakut
kehidupan masyarakat. Dalam pelaksanaannya, keluarga tetap juaga
17
berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara kesehatan
anggotanya.
c. Tingkat komunitas Keperawatan kesehatan komunitas di tingkat
masyarakat dilakukan dalam lingkup kecil sampai dengan lingkup
yang luas didalam suatu wilayah kerja puskesmas. Pelayanan
ditingkat masyarakat dibatasi oleh wilayah atau masyarakat yang
mempunyai ciri-ciri tertentu misalnya kebudayaan, pekerjaan,
pendidikan dan sebagainya.
Asuhan keperawatan komunitas diberikan dengan memandang
komunitas sebagai klien dengan strategi intervensi keperawatan
komunitas yang mencakup tiga aspek yaitu primer, sekunder dan tertier
melalui proses individu dan kelompok dengan kerja sama lintas sektoral
dan lintas program.
Pelayanan yang diberikan oleh keperawatan komunitas mencakup
kesehatan komunitas yang luas dan berfokus pada pencegahan yang
terdiri dari tiga tingkat yaitu:
1) Pencegahan primer Pelayanan pencegahan primer ditunjukkan
kepada penghentian penyakit sebelum terjadi karena itu pencegahan
primer mencakup peningkatan derajat kesehatan secara umum dan
perlindungan spesifik. Promosi kesehatan secara umum mencakup
pendidikan kesehatan baik pada individu maupun kelompok.
Pencegahan primer juga mencakup tindakan spesifik yang
melindungi individu melawan agen-agen spesifik misalnya tindakan
perlindungan yang paling umum yaitu memberikan imunisasi pada
bayi, anak balita dan ibu hamil, penyuluhan gizi bayi dan balita.
2) Pencegahan sekunder Pelayanan pencegahan sekunder dibuat untuk
menditeksi penyakit lebih awal dengan mengobati secara tepat.
Kegiatan-kegiatan yang mengurangi faktor resiko
dikalifikasikansebagai pencegahan sekunder misalnya memotivasi
keluarga untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala
melalui posyandu dan puskesmas.
18
3) Pencegahan tertier Yang mencakup pembatasan kecacatan
kelemahan pada seseorang dengan stadium dini dan rehabilitasi pada
orang yang mengalami kecacatan agar dapat secara optimal
berfungsi sesuai dengan kemampuannya, misalnya mengajarkan
latihan fisik pada penderita patah tulang.
19
masalah yang dinamis. Fase-fase pada proses keperawatan komunitas
secara langsung melibatkan komunitas sebagai klien yang dimulai
dengan pembuatan kontrak/partner ship dan meliputi pengkajian,
diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi (Efendi, 2009).
Asuhan keperawatan yang diberikan kepada komunitas atau
kelompok adalah (Mubarak, 2005):
a. Pengkajian
Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap
dan sistematis terhadap mesyarakat untuk dikaji dan dianalisis
sehingga masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik
individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalah
pada fisiologis, psikologis, sosial ekonomi, maupun spiritual dapan
ditentukan. Pengumpulan Data Hal yang perlu dikaji pada
komunitas atau kelompok antara lain :
1) Inti (Core) meliputi : Data demografi kelompok atau komunitas
yang terdiri atas usia yang beresiko, pendidikan, jenis kelamin,
pekerjaan, agama, nilai-nilai, keyakinan, serta riwayat timbulnya
kelompok atau komunitas.
2) Mengkaji 8 subsistem yang mempengaruhi komunitas, antara
lain:
a. Perumahan, bagaimana penerangannya, sirkulasi,
bagaimana kepadatannya karena dapat menjadi stresor bagi
penduduk
b. Pendidikan komunitas, apakah ada sarana pendidikan yang
dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan
masyarakat
c. Keamanan dan keselamatan, bagaimana keselamatan dan
keamanan tempat tinggal, apakah masyarakat merasa
nyaman atau tidak, apakag sering mengalami stres akibat
keamanan dan keselamatan yang tidak terjamin
20
d. Kualiti dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan, apakah
cukup menunjang, sehingga memudahkan masyarakat
mendapatkan pelayanan di berbagai bidang termasuk
kesehatan
e. Pelayanan kesehatan yang tesedia, untuk diteksi dini atau
memantau gangguan yang terjadi
f. Pelayanan kesehatan yang tersedia, untuk melakukan
deteksi dini dan merawat atau memantau gangguan yang
terjadi
g. Sistem komunikasi, serta komunikasi apa saja yang dapat
dimanfaatkan masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan
yang terkait dengan gangguan penyakit
h. Sistem ekonomi, tingkat sosial ekonomi masyarakat secara
keseluruhan, apakah pendapatan yang terima sesuai dengan
Upah Minimum Registrasi (UMR) atau sebaliknya
i. Rekreasi, apakah tersedia sarana rekreasi, kapan saja
dibuka, apakah biayanya dapat dijangkau masyarakatb.
Jenis Data Jenis data secara umum dapat diperoleh dari data
subjektif dan data objektif (Mubarak, 2005):
1) Data Subjektif Yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau
masalah yang dirasakan oleh individu, keluarga, kelompok, dan
komunitas, yang diungkapkan secara langsung melalui lisan.
2) Data Objektif Data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan,
pengamatan dan pengukuran
Sumber Data di dapat dari :
1) Data primer Data yang dikumpulkan oleh pengkaji dari
individu,keluarga, kelompok, masyarakat berdasarkan hasil
pemeriksaan atau pengkajian.
2) Data sekunder Data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat
dipercaya, misalnya: kelurahan, catatan riwayat kesehatan
pasien atau medical record.
21
3) Cara Pengumpulan Data
Wawancara yaitu: kegiatan timbale balik berupa Tanya
jawab
Pengamatan yaitu: melakukan observasi dengan panca indra
Pemeriksaan fisik: melakukan pemeriksaan pada tubuh
individu
4) Pengelolaan Data
Klasifikasi data atau kategorisasi data
Perhitungan presentase cakupan dengan menggunakan telly
Tabulasi data
Interpretasi data
5) Analisa Data Kemampuan untuk mengkaitkan data dan
menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki
sehingga dapat diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang
dihadapi oleh masyarakat apakah itu masalah kesehatan atau
masalah keperawatan.
6) Penentuan Masalah atau Perumusan Masalah Kesehatan
Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan
masalah keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat sehingga
dapat dirumuskan masalah kesehatan.
7) Prioritas Masalah Prioritas masalah dapat ditentukan
berdasarkan hierarki kebutuhan Abraham H Maslow:
• Keadaan yang mengancam kehidupan
• Keadaan yang mengancam kesehatan
• Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan
b. Diagnosa Keperawatan
Kesehatan Diagnosis keperawatan ialah respon individu pada
masalah kesehatan baik yang actual maupun potensial. Diagnose
keperawatan komunitas akan memeberikan gambaran tentang
masalah dan status kesehatan masyarakat baik yang nyata dan yang
mungkin terjadi. Diagnosa ditegakkan berdasarkan tingkat rekreasi
22
komunitas terhadap stresor yang ada. Selanjutnya dirumuskan dalam
tiga komponen, yaitu problem/masalah (P), etiology atau penyebab
(E), dan symptom atau manifestasi/data penunjang (S) (Mubarak,
2005).
• Problem : merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari
keadaan normal yang seharusnya terjadi.
• Etiologi : penyebab masalah kesehatan atau keperawatan yang
dapat memeberikan arah terhadap intervensi keperawatan.
• Symptom : tanda atau gejala yang tampak menunjang masalah
yang terjadi.
c. Perencanaan/ Intervensi
Perencanaan keperawatan merupakan penyusunan rencana
tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi
masalah sesuai dengan diagnosis keprawatan yang sudah ditentukan
dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan pasien. Perencanaan
intervensi yang dapat dilakukan berkaitan dengan diagnosa
keperawatan komunitas yang muncul diatas adalah (Mubarak, 2005):
1) Lakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit
2) Lakukan demonstrasi ketrampilan cara menangani penyakit
3) Lakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan penyakit
4) Lakukan kerja sama dengan ahli gizi dalam mennetukan diet
yang tepat
5) Lakukan olahraga secara rutin
6) Lakukan kerja sama dengan pemerintah atau aparat setempat
untuk memperbaiki lingkungan komunitas
7) Lakukan rujukan ke rumah sakit bila diperlukan
d. Pelaksanaan/Implementasi
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan
keperawatan yang telah disusun. Dalam pelaksanaannya tindakan
asuhen keperawatan harus bekerjasama dengan angoota tim
kesehatan lain dalam hal melibatkan pihak puskesmas, bidan desa,
23
dan anggota masyarakat (Mubarak, 2005). Perawat bertanggung
jawab dalam melaksanakan tindakan yang telah direncanakan yang
bersifat (Efendi, 2009), yaitu:
1) Bantuan untuk mengatasi masalah gangguan penyakit
2) Mempertahankan kondisi yang seimbang dalam hal ini perilaku
hidup sehat dan melaksanakan upaya peningkatan kesehatan
3) Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah
gangguan penyakit
4) Advocat komunitas yang sekaligus memfasilitasi terpenuhinya
kebutuhan komunitas
e. Penilaian/Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan
membandingkan antara proses dengan dengan pedoman atau rencana
proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat
dengan membandingkan tingkat kemandirian masyarakat dalam
perilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan masyarakat
komunitas dengan tujuan yang sudah ditentukan atau dirumuskan
sebelumnya (Mubarak, 2005). Adapun tindakan dalam melakukan
evaluasi adalah:
1) Menilai respon verbal dan nonverbal komunitas setelah
dilakukan intervensi
2) Menilai kemajuan oleh komunitas setelah dilakukan intervensi
keperawata
3) Mencatat adanya kasus baru yang dirujuk ke rumah sakit
24
sistem pelayanan kesehatan makanan dan minuman serta lingkungan.
Perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok :
a. Perilaku pemeliharaan kesehatan yaitu perilaku atau usaha – usaha
seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit
dan usaha untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit
dan usaha untuk penyembuhan bilaman sakit.
b. Perilaku pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas pelayanan
kesehatan yaitu perilaku yang menyangkut upaya atau tindakan
seseorang pada saat menderita penyakit dan atau kecelakaan perilaku
ini dimulai dari mengobati sendiri sampai mencari pengobatan
keluar negri.
c. Perilaku kesehatan lingkungan yaiu bagaimana seseorang merespons
lingkungan baik leingkungan fisik maupun sosial budaya dan
sebagainya. Sehingga lingkungan tersebut tidak mempengaruhi
kesehatannya.
25
menlaksanakan strategi yang bersifat paripurna (komperhensif)
khususnya dalam menciptakan perilaku baru.
a) Pengertian Perilaku Bersih dan Sehat (PHBS)
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah semua perilaku
yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga dapat
menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif
dalam kegiatan – kegiatan kesehatan di masyarakat (Departemen
Pekerjaan Umum, 2007 : 112 ). PHBS adalah upaya memberikan
pengalaman belajar bagi perorangan, keluarga , kelompok dan
masyarakat dengan membuka jalur komunikasi, memberikan
informasi dan melakukan edukasi guna meningkatkan pengetahuan,
sikap dan perilaku melalui pendekatan advokasi bina suasana dan
gerakan masyarakat sehingga dapat menerapkan cara – cara hidup
sehat. Dalam rangka menjaga memelihara dan meningkatkan
kesehatan masyarakat (Depkes RI 2011).
b) PHBS di Rumah Tangga
Menurut Pusat Promosi Kesehatan Depkes RI (2006), PHBS di
rumah tangga adalah upaya memberdayakan anggota rumah tangga
agar tahu, mau, dan mampu mempraktekkan perilaku hidup bersih
dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di
masyarakat. Pola hidup bersih dan sehat (PHBS) di rumah tangga
adalah upaya untuk memperdayakan anggota rumah tangga agar
tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat
serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. Pola
hidup bersih dan sehat (PHBS) di rumah tangga dilakukan untuk
mecapai rumah tangga ber-PHBS. Rumah tangga ber-PHBS adalah
rumah tangga yang melakukan 10 PHBS di rumah tangga yaitu
(Departemen Pekerjaan Umum 2007 : 113) :
a) Persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan
b) Memberi bayi asi ekslusif
c) Menimbang balita setiap bulan
26
d) Menggunakan air bersih
e) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
f) Menggunakan jamban sehat.
g) Memberantas jentik di rumah sekali seminggu.
h) Makan buah dan sayur setiap hari.
i) Melakukan aktifitas fisik setiap hari.
j) Tidak merokok di dalam rumah.
27
2) Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah –
masalah kesehatan.
3) Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.
4) Masyarakat mampu mengembangkan upaya kesehatan
bersumber masyarakat (UKBM). (Departemen Pekerjaan
Umum, 2007 : 113).
c. Sasaran PHBS di rumah tangga
1) Pasangan usia subur
2) Ibu hamil dan menyusui
3) Anak remaja
4) Usia lanjut
5) Pengasuh anak
5. Target Rumah Tangga Ber-PHBS
PHBS merupakan salah satu indicator untuk menilai kinerja
pemerintah daerah kabupaten/kota di bidang kesehatan, yaitu dengan
pencapaian 70% rumah tangga sehat (Laporan Akuntabilitas Kinerja
Kementrian RI TH 2014 : 72). Untuk mengukur keberhasilan sasaran
strategis tersebut diatas maka ditetapkan indicator presentase rumah
tangga yang melaksanakan PHBS. Rumah tangga ber-PHBS. Merupakan
upaya untuk memperdayakan anggota keluarga agar tahu, mau, dan
mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan
aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat rumah tangga ber-PHBS di
dapatkan dari rumah tangga yang seluruh anggotanya berprilaku hidup
bersih dan sehat.
a) Pertolongan persalinan oleh tanaga kesehatan
Yang dimaksud tenaga kesehatan disini seperti dokter, bidan dan
tenaga paramedic lainnya.
b) Bayi diberi ASI eklusif
Seorang ibu dapat memberikan buah hatinya ASI ekslusif yakni
pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada
bayi mulai usia nol hingga enam bulan.
28
c) Balita ditimbang setiap bulan
Penimbangan bayi dan balita setiap bulan dimaksudkan untuk
memantau pertumbuhan balita tersebut setiap bulandimaksudkan
untuk memantau pertumbuhan balita tersebut setiap bulan
penimbangan ini dilaksanakan di posyandu (pos pelayanan terpadu)
mulai usia 1 bulan hingga 5 tahun.
d) Menggunakan air bersih
Menggunakan air besih dalam kehidupan sehari – hari seperti
memasak, mandi, hingga untuk kebutuhan air minum, air yang tidak
bersih banyak mengandung kuman dan bakteri yang dapat
menyebabkan berbagai macam penyakit.
e) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
Mencuci tangan di air mengalir dan memakai sabun dapat
menghilankan berbagi macam kuman dan kotoran yang menempel di
tangan sehingga tangan bersih dan bebas kuman.
f) Menggunakan jamban sehat
Jamban adalah suatu raunagn yang mempunyai fasilitas pembuangan
kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk
dengan leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang
dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk
membersihkannya ada beberapa syarat untuk jamban sehat, yakni
tidak mencemari sumber air minum, tidak berbau, tidak dapat
dijamah oleh serangga dan tikus, tidak mencemari tanah sekitarnya.
Mudah dibersihkan dan aman digunakan dilengkapi dinding dan
ventilasi udara yang cukup, lantai kedap air, tersedia air, sabun dan
alat pembersih.
g) Memberantas jentik sekali dalam seminggu
Melakukan pemeriksaan jentik berkala di lingkungan rumah tangga
adalah pemeriksaan tempat perkembangan nyamuk yang ada di
dalam rumah, seperti bak mandi, WC, vas bunga, tatakan kulkas, dan
di luar rumah seperti talang air dan lain lain yang dilakukan secara
29
teratur setiap minggu. Selain itu, juga melakukan pemberantasan
sarang nyamuk dengan 3 M (Menutup, menguras, mengubur).
h) Makan sayur dan buah setiap hari
Konsumsi sayur dan buah sangat dianjurkan karena mengandung
banyak macam vitamin serta mineral yang bermanfaat bagi tubuh.
i) Melakukan aktivitas fisik setiap hari
Aktivitas fisik, baik berupa olahraga maupun kegiatan lain yang
mengeluarkan tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan
kesehatan fisik, mental dan mempertahankan kualitas hidup agar
tetap sehat dan bugar sepanjang hari. Jenis aktivitas fisik yang dapat
dilakukan dalam kehidupan sehari – hari yakni berjalan kaki,
berkebun, mencuci pakaian, dan lain sebagainya.
30
c) Faktor Penguat
Faktor penguat adalah faktor yang mendorong atau memperkuat
terjadinya perilaku. Kadang – kadang meskipun orang mengetahui
untuk berprilaku sehat, tetapi tidak melakukannya. Faktor ini
meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama,
sikap dan perilaku para petugas termasuk petugas kesehatan.
Termasuk juga disini undang – undang, peraturan – peraturan baik
dari pusat maupun dari pemerintah daerah terkait dengan kesehatan.
7. Kesehatan Masyarakat
Pengertian kesehatan masyarakat menurut Winslow dan
Notoatmodjo 2003, bahwa kesehatan masyarakat (public health) adalah
ilmu dan seni : mencegah penyakitm memperpanjang hidup, dan
meningkatkan kesehatan melalui usaha – usaha pengorganisasian
masyarakat untuk :
a. Perbaikan sanitasi lingkungan
b. Pemberantasan penyakit menular
c. Pendidikan untuk kebersihan perorangan
d. Pengorganisasian pelayanan – pelayanan medis dan perawatan untuk
diagnosis dini dan pengobatan.
e. Pengembangan rekayasa sosial untuk menjadmin setiap oran
terpenuhi kebutuhan hidup yang layak dalam memelihara
kesehatannya.
Dalam undang – undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan
ditetapkan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan jiwa dan
sosail yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomi.
Dari uraian tersebut di atas dapat diketahui bahwa kesehatan
masyarakat merupakan hal yang sangat penting. Untuk itu pemerintahpun
dalam pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di puskesmas
bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang :
31
a. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan
kemapuan hidup sehat.
b. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu.
c. Hidup dalam lingkungan sehat
d. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat
32
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
PADA MASYARAKAT PERUM PERMATA INDAH RW 12
DESA BOJONGRAHARJA KECAMATAN CIKEMBAR
KABUPATEN SUKABUMI
33
ketua RW 12. Dalam pertemuan tersebut, mahasiswa melakukan pendekatan
dengan cara membina hubungan saling percaya dengan memperkenalkan diri
dan menjelaskan tentang tujuan Praktek Early 2 Bagian II di RW 12 Perum
Permata Indah RW 12 Desa Bojongraharja Kecamatan Cikembar Kabupaten
Sukabumi
2. Persiapan Teknis
Dari tanggal 09 – 27 Oktober 2018 mahasiswa melakukan kajian situasi
terkait keperawatan Komunitas, dimana terdapat dua masalah kesehatan
lingkungan yang mungkin terjadi di wilayah RW 12 Perum Permata Indah,
yaitu masalah Pembuangan sampah dan Aanggota keluarga masih banyak
yang merokok.
B. Tahap Pelaksanaan
1. Pengkajian
A. Pengumpulan Data
1. Dimensi lokasi binaan
34
Nangerang, sebelah selatan dibatasi oleh sungai Cibodas ,
sebelah timur berbatasan dengan Jl. Desa Kp. Sampora,
dan sebelah barat berbatasan dengan kp.Nangerang
2) Karakteristik batasan wilayah
Batas wilayah yang dijadikan target pengkajian , sebelah
utara dan timur dibatasi oleh pemukiman , sebelah selatan
dibatasi oleh sawah dan sungai dan disebalah barat dibatasi
oleh proyek ayam
3) Peta wilayah
35
1) Kesuburan = PH 24-30
2) Kemiringan tanah = 30º
3) Ketinggian tanah = 379 MDPL
d. Iklim
1) Curah hujan = 494 mm
2) Prakiraan musim hujan dan panas = ±6 bulan/musim
3) Kelembaban = 85%
e. Flora dan fauna
1) Jenis tanaman = ubi jalar, jagung, cabe rawit, tomat
2) Jenis hewan = ayam, kucing
f. lingkungan buatan
1) Sarana olahraga = motor cross , sepak bola, renang , futsal,
badminton
2) Sarana rekreasi = waterboom ( terletak disebelah selatan )
3) Lingkungan pemukiman = Merupakan lingkungan Industri
karena banyak terdapat pabrik diantaranya pabrik GSI dan
Pabrik GI.
2. Dimensi populasi
a. Ukuran
1) Jumlah penduduk = 555 Jiwa
2) Jumlah kepala keluarga = 177 KK
3) Jumlah pasangan usia subur =165 Jiwa
b. Kepadatan
1) Perbandingan jumlah penduduk dengan luas wilayah
keseluruhan = 25m/1 jiwa
2) Perbandingan jumlah penduduk dengan luas wilayah
pemukiman = 5m/1 jiwa
36
B. Komposisi penduduk
1. Data Demografi
Distribusi penduduk berdasarkan kelompok umur
Umur Frekuensi %
0-5 tahun 62 11.2
6-12 tahun 44 7.9
13-18 tahun 27 4.9
19-35 tahun 332 59.8
36-54 tahun 80 14.4
>55 tahun 10 1.8
Total 555 100.0
Jenis
kelamin Frekuensi %
37
Hubungan Keluarga Frekuensi %
Kepala keluarga 178 32.1
Istri 164 29.5
Anak 194 35.0
Family lain 19 3.4
Total 555 100.0
38
Berdasarkan tabel di atas, distribusi penduduk yang paling banyak
mempunyai pendidikan tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA),yaitu 258
orang ( 46,5%). Sedangkan Penduduk yang tidak sekolah menempati jumlah
yang terkecil, yaitu 3 orang (5%).
Sakit 5 .9
39
3. Data Ekonomi
<1000.000 7 4.0
1000.000-3000.000 97 54.8
>3000.000 73 41.2
Tabungan Frekuensi %
Ya 111 62.7
Tidak 66 37.3
4. Lingkungan Fisik
a. Perumahan
Status
kepemilikan
Frekuensi %
Sewa 7 4.0
40
Tipe rumah Frekuensi %
Berdasarkan tabel di atas, tipe rumah penduduk adalah Permanen 177 Kepala
keluarga (100%).
Lantai Frekuensi %
Ya 152 85.9
Tidak 25 14.1
Berdasarkan tabel di atas yang memiliki jendela di setiap kamar yaitu 152
Kepala keluarga (85,9%).
Ya 177 100
41
Jendela di Buka
Setiap Hari Frekuensi %
Ya 81 45.8
Tidak 96 54.2
Berdasarkan tabel di atas hasil dari pendataan bahwa jendela yang di buka
seitap hari yaitu 81 Kepala keluarga (45,8%). Hal ini bisa menjadi hal yang
kurang baik mengenai ktiteria rumah sehat yang harus memiliki ventilasi
setiap harinya, selain itu juga untuk kualitas udara yang buruk di dalam
rumah menjadi salah satu penyebab utama meningkatnya penyebaran
penyakit menular dan kematian.
Pencahayaan Dalam
Rumah di Siang Hari Frekuensi %
remang-remang 33 18.6
Gelap 6 3.4
Jarak rumah
dengan tetanggga Frekuensi %
42
Berdasarkan tabel di atas hasil pendataan menunjukan jarak rumah dengan
tetanggga yaitu bersatu 100% karena di RW merupakan Perumahan.
Yang memiliki
halaman Frekuensi %
Tidak 41 23.2
Disamping 6 3.4
Pemanfaatan
pekarangan Frekuensi %
43
Luas Rumah
Frekuensi %
72m2 4 2.3
Berdasarkan tabel di atas hasil pendataan bahwa luas rumah di perum permata
indah yang memiliki luas 60 m2 yaitu 173 kepala keluarga (97,7%).
b. Sumber Air
Berdasarkan tabel di atas hasil pendataan bahwa sumber air yang digunakan
adalah PAM (100%).
Jika diPAM , Sumur
Frekuensi %
Tidak 41 23.2
Sumber air
Mandi/Mencuci Frekuensi %
44
Jarak sumber air dengan septic tank Frekuensi %
Penampunga Air
Sementara Frekuensi %
Bak 52 29.4
Gentong 45 25.4
Ember 32 18.1
lain-lain 48 27.1
Kondisi Tempat
Penampungan Air Frekuensi %
Terbuka 38 21.5
45
Kondisi air dalam
penampungan Frekuensi %
Berwarna 5 2.8
Berbau 19 10.7
Berasa 1 .6
Jentik dalam
penampungaan air Frekuensi %
c. Pembuangan Sampah
Pembuangan
Sampah
Frekuensi %
Penampungan
Sampah Sementara Frekuensi %
46
Berdasarkan tabel di atas hasil pendataan yang dilakukan menunjukan bahwa
Penampungan Sampah Sementara dari 177 KK yaitu 100% Ada
Kondisi Penampungan
Sampah Frekuensi %
d. Pembuangan Limbah
Pembuangan
Limbah Frekuensi %
47
Pembuangan Air
Limbah Frekuensi %
Kondisi Saluran
Pembuangan Frekuensi %
e. Kandang Ternak
Kepemilikan
Kandang Ternak Frekuensi %
Ya 5 2.8
48
Berdasarkan tabel diatas dari hasil pendataan yang dilakukan menunjukan
bahwa yang tidak punya dari 172 KK (97,2%) dan yang di memiliki di
sumpan di luar rumah 5 KK (2,8%)
Sarana kesehatan
terdekat Frekuensi %
Layanan
kesehatan Frekuensi %t
Rs 2 1.1
Puskesmas 24 13.6
Bidan 3 1.7
lain-lain 98 55.4
Berdasarkan dari hasil pendataan kebiasaan keluarga untuk minta tolong bila
sakit yaitu RS 2 KK ( 1,1% ) Puskesmas 24 KK (13,6%) dokter praktik 50
KK ( 28,2%) kemudian Bidan 3 KK 1,7% dan lain-lain 98 KK (55,4)
Kebiasaan
keluarga Frekuensi %
Jamu 5 2.8
49
Berdasarkan dari hasil pendataan Kebiasaan Keluarga Sebelum Kepelayanan
Kesehatan dari 100% KK tidak punya 47 KK (26,6%) kemudian membeli
obat bebas 125 KK (70,6%) dan Jamu 5 KK 2,8%
Jenis Dana Sehat Frekuensi %
ASTEK/ASKES 40 22.6
Angkot 16 9.0
<1km 2 1.1
2-5km 31 17.5
>5km 12 6.8
50
Berdasarkan dari hasil pendataan Jarak Rumah dengan Sarana Kesehatan
<1km= 2 KK (1,1%) 1-2km=132 KK (74,6%) 2-5km= 31 KK (17,5%) Dan
>5km=12 KK (6,8%)
lain-lain 47 26.6
Tidak 28 15.8
Ya 149 84.2
51
PUS yang
menggunakan
KB Frekuensi %
0 28 15.8
Tidak 15 8.5
Ya 134 75.7
Jenis
Kontrasepsi Frekuensi %
0 43 24.3
IUD 4 2.3
Suntik 89 50.3
Pil 19 10.7
Susuk 22 12.4
Alasan Frekuensi %
0 162 91.5
dilarang 4 2.3
suami
lain-lain 11 6.2
52
Berdasarkan hasil dari pendataan Alasan Tidak Menggunakan Akseptor KB
yang tidak punya 162 KK (91,5%) Di larang suami 4 KK (2,3%) dan alasan
lain –lain 11 KK (6,2%)
b. Ibu Hamil
Adanya
ibu hamil Frekuensi %
Ya 4 2.3
II ( 4-6 bulan ) 1 .6
0 173 97.7
1 2 1.1
2 2 1.1
53
Umur
ibu hamil Frekuensi %
0 173 97.7
Berdasarkan tabel di atas umur ibu hamil di Perum Permata Indah adalah
antara 20-35 tahun (2,3%)
Ibu hamil yang
memeriksa
kehamilannya Frekuensi %
0 173 97.7
Ya 4 2.3
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa ibu yang sedang hamil yang
berjumlah 4 orang dari Perum Permata Indah memeriksa kehamilannya 2,3%
ibu hamil
memeriksa
kehamilannya Frekuensi %
0 173 97.7
2 kali 1 .6
3 kali 1 .6
4 kali 2 1.1
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa hasil pendataan ibu hamil yang
memeriksakan kehamilannya yaitu 2 kali 1 orang .6%, 3 kali 1 orang .6%,
dan ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya 4 kali adalah 2 orang (1,1%)
54
Ibu hamil
mendapat
Imunisasi TT Frekuensi %
0 173 97.7
Ya 4 2.3
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa hasil pendataan ibu hamil yang
mendapatkan TT adalah 4 orang (2,3%)
Imunisasi TT
lengkap/Tidak Frekuensi %
0 173 97.7
lengkap ( 2 kali ) 1 .6
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa hasil pendataan ibu hamil yang
mendapatkan TT lengkap (2 kali) 1 orang atau .6%, sedangakan yang
mendapatkan TT lengkap (1 kali) adalah 3 orang (1,7%)
Pusing 3 1.7
55
c. Ibu menyusui
Ada ibu
menyusui Frekuensi %
Ya 18 10.2
Berdasarkan data di atas menunjukan hasil pendataan bahwa ada ibu buteki
sebanyak 18 orang ( 10,2%), dan yang tidak ada buteki adalah 159 orang (
89,8%)
Ibu
menyusui
anaknya Frekuensi %
0 159 89.8
Ya 18 10.2
0 160 90.4
< 1 bulan 1 .6
1-4 bulan 1 .6
5- 12 bulan 4 2.3
56
Alasan tidak
menyusui Frekuensi %
Pekerjaan 15 8.5
tidak tau 1 .6
d. balita
Balita yang
dibawa ke
posyandu Frekuensi %
Ya 61 34.5
Alasan balita
tidak dibawa ke
posyandu Frekuensi %
0 172 97.2
57
Balita mendapat imunisasi Frekuensi %
0 117 66.1
Tidak 5 2.8
Ya 55 31.1
Jenis imunisasi
yang didapatkan Frekuensi %
0 122 68.9
Polio 7 4.0
BCG 4 2.3
DPT 42 23.7
Hepatitis 1 .6
Campak 1 .6
0 172 97.2
Waktu 4 2.3
lain-lain 1 .6
58
Anak
memiliki
KMS Frekuensi %
0 116 65.5
Ya 61 34.5
0 177 100.0
Keluarga
memiliki
anak
remaja Frekuensi %
Ya 74 41.8
59
Usia Anak Frekuensi %
0 103 58.2
Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa hasil pendataan usia anak saat
ini adalah 6-10 tahun 40 KK (22,6 %), 11-15 tahun 23 KK (13,0%), dan 16-
21 tahun 11 KK (6,2%)
Tingkat
Pendidikan
Anak Frekuensi %
0 103 58.2
SD 47 26.6
SMP 13 7.3
SMA 11 6.2
PT 3 1.7
Kegiatan anak
diluar sekolah Frekuensi %
0 103 58.2
Keagamaan 44 24.9
lain-lain 7 4.0
60
Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa hasil pendataan kegiatan anak
diluar sekolah adalah yang ikut keagamaan 44 KK (24,9%), olahraga 3 KK
(1,7), karang taruna 20 KK (11,3%) dan lain-lain 7 KK (4,0%)
0 103 58.2
Tidak 69 39.0
Ya 5 2.8
Sudahkan
berobat Frekuensi %
0 172 97.2
sudah 5 2.8
0 172 97.2
medis 5 2.8
61
Pengunaan
waktu luang
anak Frekuensi %
0 103 58.2
musik/TV 44 24.9
rekreasi 3 1.7
keagamaan 15 8.5
Merokok 2 1.1
f. Usia lanjut
Apakah anggota
keluarga ada yang
berusia lanjut lebih
60 tahun Frekuensi %
Ada 7 4.0
62
Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa anggota keluarga yang berusia
lanjut adalah tidak ada 170 KK (96,0%) dan yang ada 7 KK (4,0)
Apakah lansia
memiliki keluhan
penyakit Frekuensi %
0 170 96.0
Tidak 5 2.8
Ya 2 1.1
Jika ya jenis
penyakitnya Frekuensi %
0 175 98.9
Osteoporosis 1 .6
hipertensi 1 .6
63
Upaya yang
telah dilakukan Frekuensi %
0 175 98.9
berobat 2 1.1
kesarana
kesehatan
Penggunaan
waktu
senggang pada
lansia Frekuensi %
0 170 96.0
berkebun/peker 5 2.8
jaan rumah
jalan-jalan 2 1.1
Apakah ada
posyandu lansia
didaerah tempat
tinggal saudara Frekuensi %
0 170 96.0
64
Jika ada apakah
lansia ikut
posyandu
tersebut Frekuensi %
0 177 100.0
Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa jika ada apakah lansia ikut
posyandu tersebut adalah tidak ada
0 177 100.0
Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa jika tidak alasannya adalah tidak
ada
Pertumbuhan penduduk
a) Total fertility rate
Hasil pendataan yang kami dapatkan baik dari data posyandu maupun
dari hasil wawancara langsung dengan RW dan Kader menunjukan
bahwa di Perum Permata Indah Desa Bojongraharja Kecamatan
Cikembar Kabupaten Sukabumi tidak adanya angka kematian dari
jumlah anak rata – rata yang akan dilahirkan selama Januari - September
2018.
b) Crude birth rate
Hasil pendataan yang kami dapatkan baik dari data posyandu maupun
dari hasil wawancara langsung dengan kader menunjukan bahwa jumlah
angka kelahiran/1000 orang tiap tahun pada bulan Januari – September
2018 di Perum Permata Indah Desa Bojongraharja Kecamatan Cikembar
Kabupaten Sukabumi yaitu 17 orang , antara lain sebagai berikut :
65
Bulan Jumlah orang
Januari 5
Maret 4
April 1
Mei 1
Juli 3
Agustus 2
September 1
66
Latar belakang budaya / etnik penduduk
Dari hasil pendataan yang kami lakukan, latar belakang budaya
masyarakat RW 12 Perum Permata Indah Desa Bojongraharja bermacam –
macam budaya , mulai dari budaya Sunda(Jawa) ,Minang (Padang) ,
Batak(Medan), Ranau(Lampung) ,Betawi(DKI Jakarta) , Duri (Sulawesi
Selatan).
67
2) Kemampuan baca tulis
Kemampuan membaca dan menulis di RW 12 Perum Permata Indah
Desa Bojongraharja baik
b. Mobilitas Penduduk
1) Jenis Kependudukan
Penduduk Menetap
Jumlah penduduk menetap adalah 534 jiwa
Penduduk Sementara
Jumlah penduduk sementara adalah 21 jiwa
c. Data Sistem Sosial
1) Sistem Kesehatan
Penyakit 10 terbesar
Jumlah kader kesehatan
1) Ade Julaeha ( Ketua Kader )
2) Rina Andriana( Sekertaris )
3) Ani ( Bendahara)
4) Desy Adellya ( Anggota)
5) Lia Mulana (Anggota)
6) Nina Rusvli (Anggota)
3. Analisis Data Asuhan Keperawatan Komunitas\
No Data Penunjang Masalah Kesehatan
1. DS: Ketidaktahuan cara
Lingkungan fisik pengelohan sampah
Lingkungan fisik yang kurang sehat di
RW 12 yang terdiri dari RT 01, 02,03
dan 04 Desa Bojongraharja kecamatan
cikembar Kabupaten Sukabumi
DO:
Kondisi penampungan sampah terbuka
100%
Kondisi tempat pembuangan sampah
ditimbun 100%
Penyakit yang sering di derita keluarga
adalah batauk pilek 40,1%
Warga membuang sampah di tempat
sampah terbuka tetapi membuangnya
68
didepan TPSS tidak dimasukan ke
TPSS nya sehingga sampah berserakan
DO:
Hasil pendataan kuisioner Puskesmas
cikembar banyak keluarga yang
merokok didalam rumah
Masyarakat tidak tahu bahayanya
merokok
C. Prioritas Masalah
69
1. Kondisi penampungan 1. Promosi Kesehatan Selasa 23
sampah terbuka oktober 2018
D. Diagnosa Keperawatan
1. Pembuangan sampah b.d ketidaktahuan cara pengelohan sampah
2. Banyaknya keluarga dengan perokok aktif b.d ketidaktahuan bahaya
merokok
70
E. Intervensi Keperawatan
Diagnosa
Hari,
No keperawatan Tujuan Sasaran Strategi Rencana kegiatan Tempat Evaluasi
tanggal
komunitas
1. Pembuangan Setelah dilakukan keperawatan Semua KIE Berikan penyuluhan pada ibu Selasa 23 Rumah
sampah b.d selama 1x pertemuan warga anggota PKK tentang : oktober ibu Y
ketidaktahuan diharapakan masyarakat RW perum a. Dampak pembuangan sampah 2018 Blok P
cara 12 mampu : permata yang tidak sehat dan
pengelohan a. Mengidentifikasi jenis indah pengelolaan sampah yang
sampah sampah benar
b. Memisahkan sampah b. Diskusikan dengan warga
kering dan basah tentang dampak yang
c. Membuang sampah sesuai ditimbulkan bila sampah
dengan jenis dan tempat berserakan
yang telah disediakan c. Diskusikan cara pengelolaan
d. Memelihara lingkungan sampah yang sehat
yang sehat d. Lakukan kerja bakti
masalbersama dengan seluruh
warga
71
e. Berikan reinforcment
terhadap kemampuan warga
menjelaskan kembali tentang
dampak sampah dan
pengelolaan sampah yang
benar
2 Banyaknya Setelah dilakukan keperawatan Semua KIE Berikan penyuluhan pada Jumat
keluarga selama 1x pertemuan Warga masyarakat tentang: 26
dengan diharapakan masyarakat RW Perum a. Memahami bahaya merokok Oktober
perokok aktif 12 mampu: Permata bagi tubuh 2018
b.d a. Memahami bahaya Indah b. Mengerti kandungan atau
ketidaktahuan merokok bagi tubuh racun yang terdapat di dalam
bahaya b. Mengerti kandungan atau rokok
merokok racun yang terdapat di c. Mengurangi dalam
dalam rokok mengkonsumsi rokok
c. Mengurangi dalam d. Berhenti menggunakan dan
mengkonsumsi rokok mengkonsumsi rokok
d. Berhenti menggunakan dan
mengkonsumsi rokok
72
F. Implementasi dan Evaluasi
No Diagnosis Tanggal Implementasi Evaluasi
1 Pembuangan sampah 23 oktober Melakukan Evaluasi struktur:
b.d ketidaktahuan 2018 Penyuluhan tentang : a. Rencana penyuluhan
cara pengelohan dampak pembuangan telah dilakukan
sampah sampah yang tidak seminggu sebelum
sehat dan pengelolaan acara dilaksanakan
sampah yang benar, g b. Undangan
dampak yang penyuluhan disebarkan
ditimbulkan bila sebelum acara
sampah berserakan , dilaksanakan
cara pengelolaan Evaluasi Proses:
sampah yang sehat a. Peserta yang hadir
sebanyak 30 orang
b. 15% peserta bertanya
terhadap penyuluhan
c. Penyuluhan
dilaksanakan di RW 12
Desa Bojongraharja
Evaluasi Hasil:
Warga dapat memahami
tentang pengolahan sampah
73
BAB IV
PEMBAHASAN
Asuhan keperawatan adalah faktor penting dalam survival individu dan dalam aspek-aspek
pemeliharaan, rehabilitatif dan preventif perawatan kesehatan. Untuk sampai pada hal ini profesi
keperawatan telah mengidentifikasi proses pemecahan masalah yang menggabungkan elemen
yang diinginkan dari seni keperawatan dengan elemen yang paling relevan dari sistem teori
dengan menggunakan metode ilmiah (Shore, 1998). Sistem pelayanan asuhan keperawatan
menggunakan langkah-langkah pada proses keperawatan, mengumpulkan data, mengidentifikasi
masalah atau kebutuhan (diagnosa keperawatan), menetapkan tujuan-tujuan, mengidentifikasi
hasil dan memilih intervensi keperawatan untuk mencapai hasil serta tujuan. Setelah intervensi
dilakukan perawat mengevaluasi efektivitas rencana keperawatan dalam mencapai hasil serta
tujuan yang diharapkan dengan menentukan apakah masalah-masalah telah diselesaikan atau
belum. Bila masalah yang telah teridentifikasi masih belum terselesaikan sampai waktu yang
telah ditetapkan, rencana harus dibuat untuk pengkajian lebih lanjut, identifikasi masalah
tambahan, perubahan hasil dan tujuan yang diharapkan dan atau mengubah intervensi (Anderson
& McFarlan, 2008).
Meskipun digunakan istilah pengkajian, identifikasi masalah, perencanaan, implementasi
dan evaluasi secara terpisah, langkah-langkah progresif pada kenyataannya semua elemen ini
saling berhubungan.kesemuanya membentuk siklus yang kontinyu tentang pemikiran dan
tindakan melalui kontrak dengan individu dan masyarakat melalui asuhan keperawatan
komunitas. Proses asuhan keperawatan komunitas menggunakan pemikiran kritis, membuat
metode pemecahan masalah yang dinamis dan bersiklus. (Anderson & McFarlan, 2008).
Elemen penting yang memberikan asuhan keperawatan terencana yang efektif adalah
relevansinya sebagai pengidentifikasian dalam pengkajian individu, yang membutuhkan area
pengkajian fisik, psikologis, sosio cultural, spiritual, kognitif, kemampuan fungsional,
perkembangan, ekonomi dan gaya hidup. Pengkajian ini digabungkan dengan hasil-hasil temuan
medis serta pemeriksaan diagnostik, dicatat dalam data dasar dan membentuk dasar yang kuat
untuk mengembangkan rencana asuhan keperawatan (ANA, 1991).
A. Pengkajian
74
Tahap pertama dalam asuhan keperawatan komunitas, yaitu pengkajian yang terdiri dari
pengumpulan data, pengolahan data dan analisa data. Dalam pengumpulan data, data yang
dikumpulkan meliputi data demografi (umur, jenis kelamin, pendidikan, agama pekerjaan),
nilai-nilai keyakinan masyarakat, subsistem yang mempengaruhi komunitas seperti
lingkungan fisik, perumahan, pelayanan kesehatan, fasilitas komunitas keamanan dan
keselamatan politik dan kebijakan pemerintah yang terkait dengan kesehatan, keperawatan
komunitas menurut Neuman (1989) dalam bukunya Lancaster (2000) Sesuai dengan teori
pengkajian keperawatan menurut Anderson dan Mc Farlane (2008) maka metode pengkajian
yang dilakukan oleh kelompok adalah observasi, wawancara, dan penyebaran angket.
Pengkajian adalah dasar pengidentifikasian kebutuhan, respon dan masalah. Untuk
memfasilitasi tahapan proses asuhan keperawatan harus dibuat alat pengkajian yang
menggunakan fokus keperawatan. Untuk mencapai fokus tersebut menggunakan diagnosa
yang dikelompokkan dalam kategori yang berkaitan dan mencerminkan pembauran teori
terutama hirarki kebutuhan Maslow’s dan filosofi perawatan diri setelah data dikumpulkan
diagnosa ditegakkan yang berdasarkan respon atau kebutuhan masyarakat secara spesifik.
Dengan demikian dibutuhkan data sebanyak mungkin sebelum rumusan masalah dibuat atau
diagnosa ditegakkan. Prioritas dan diagnosa keperawatan disusun dalam suatu prioritas yang
dapat berubah sesuai dengan kondisi masyarakat. Sedangkan hasil yang diharapkan untuk
memudahkan pemilihan intervensi yang tepat dan untuk berfungsi sebagai evaluator
keberhasilan asuhan keperawatan yang dilakukan. Intervensi dirancang untuk menguraikan
tindakan keperawatan yang diharapkan dengan tindakan keperawatan tersebut akan dapat
menyelesaikan masalah keperawatan yang ditemukan.
Dalam melakukan pengkajian dengan menggunakan system pengkajian winshield
survey untuk memperoleh data dasar lingkungan fisik dan pengkajian data dari masyarakat
yang menggunakan metode observasi sekilas dan wawancara terhadap masyarakat untuk
memperoleh data tentang perumahan, lingkungan sekitar rumah di wilayah RW 12 Perum
Permata Indah Desa Bojongraharja, batas wilayah, kepadatan pemukiman penduduk, jenis
bangunan, jalan, sistem pembuangan sampah dan air limbah, pusat pelayanan seperti
sekolah, masjid dan pelayanan kesehatan yang ada serta transportasi yang biasa digunakan
masyarakat RW 12 Perum Permata Indah Desa Bojongraharja. Hal ini telah sejalan dengan
teori yang dijelaskan dalam asuhan keperawatan komunitas yang mengatakan bahwa
75
pengkajian ditujukan untuk menentukan semua informasi kesehatan yang meliputi data
demografi, pendidikan, kesehatan, agama, ekonomi, organisasi kemasyarakatan dan lain-
lain. Hal ini sesuai dengan teknik pengumpulan data yang menggunakan data yang ada di
masyarakat dan mengumpulkan data tertentu secara langsung yang menggunakan koesioner
berisi pertanyaan tertutup dengan 2 sampai 5 option pilihan. Selain itu juga memudahkan
bagi responden untuk memutuskan jawaban terhadap pertanyaan yang telah diajukan untuk
memperoleh data dasar. Teknik pengumpulan data dasar dengan menggunakan windshield
survey merupakan sistem pengkajian yang dapat menggambarkan data-data secara
supervisial dan dapat dilakukan secara cepat serta memungkinkan besarnya keterlibatan
masyarakat dalam pengumpulan data.
Sistem pengkajian dengan menggunakan windshield survey dapat membantu
mengidentifikasi data-data yang diperlukan sebelum survey dilaksanakan. Akan tetapi teknik
ini tidak dapat menggambarkan hasil pengkajian secara mendalam dan data yang diperoleh
tidak komprehensif sehingga masih perlu dikombinasi dengan sistem pengumpulan data
yang lain. Pengkajian dengan melakukan kombinasi sistem winshield survey dan sistem
pengkajian komprehensif dilakukan melalui penyebaran kuesioner dan observasi secara
langsung serta wawancara terhadap responden. Karena system windshield survey berbentuk
kuesioner yang disebarkan kepada masyarakat sehingga responden mengalami kesulitan
dalam pengisian jawaban atau option dan jawaban yang diberikan tidak mewakili keinginan
responden sehingga masih memerlukan penjelasan-penjelasan terlebih dahulu terhadap
responden.
Ditinjau dari segi keefektifan dan keefisienan dengan menggunakan system pengkajian
windshield survey lebih menguntungkan dan lebih mudah karena responden cukup memilih
jawaban yang tersedia dan tidak memerlukan pemikiran yang mendalam bagi responden.
Akan tetapi teknik pengumpulan data ini membutuhkan lebih banyak personel dalam
pengumpulan data. Sedangkan bila ditinjau dari segi waktu teknik pengumpulan data dengan
menggunakan teknik windshield survey dapat mengumpulkan data dengan cepat dalam
waktu yang singkat. Demikian juga jika ditinjau dari alat pengumpul data yang digunakan,
sistem pengkajian windshield survey menggunakan kuesioner yang dibuat untuk
memudahkan pada saat dilakukan pengumpulan data.
76
Dari hasil pengkajian diperoleh data dalam bentuk angka yang menunjukkan jumlah dan
prosentasi, hal ini menggambarkan keadaan masyarakat pada umumnya sedangkan
berdasarkan hasil wawancara dan observasi langsung pada keluarga merupakaan data yang
melengkapi dan mendukung data yang diperoleh melalui kuesioner. Dengan demikian data
yang diperoleh melalui pengkajian secara komprehensif (penyebaran kuesioner, observasi
secara langsung dan wawancara kepada warga) merupakan data yang dapat menggambarkan
keadaan masyarakat yang sesungguhnya.
Dari pengkajian didapatkan beberapa masalah kesehatan yang dialami masyarakat, yaitu
“Pembuangan sampah b.d ketidaktahuan cara pengelohan sampah” Dari masalah yang
ditemukan mahasiswa, maka dikembalikan kepada masyarakat untuk dianalisa lebih lanjut.
Perumusan masalah antara mahasiswa dan warga hampir tidak mengalami kesulitan yang
berarti, karena masyarakat telah menyadari pentingnya kesehatan dalam hidup mereka.
Pengkajian yang berlangsung selama dua - tiga minggu tersebut tidak luput dari bantuan
dan dukungan warga RW 12 Perum Permata Indah Desa Bojongraharja. Selanjutnya akan
diidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pengkajian, yaitu :
1. Kekuatan (Strengh)
Pada pelaksanaan pengkajian asuhan keperawatan komunitas di wilayah RW 12 Perum
Permata Indah Desa Bojongraharja mendapatkan dukungan dari kader kesehatan dan
aparat wilayah setempat, yaitu Ketua RW dan Ketua RT, serta tokoh masyarakat sangat
besar dalam mendukung kelancaran pelaksanaan pengkajian asuhan keperawatan, selain
itu warga masyarakat memiliki kesediaan untuk berperan dalam pemberian informasi.
2. Kelemahan (Weakness)
Pada saat pengkajian data yang diperoleh dari RW 12 Perum Permata Indah Desa
Bojongraharja setempat masih kurang lengkap seperti peta lokasi dan jumlah penduduk
secara pasti. Tingkat pendidikan yang bervariasi dan masih banyaknya yang
berpendidikan terakhir SD mempersulit dalam usaha pemerolehan data. Namun dengan
adanya peran serta aktif dari ketua RW dan RT, ke dan tokoh masyarakat yang ada maka
kelemahan tersebut dapat diatasi.
3. Kesempatan (Opportunity)
Kesempatan yang mendukung pada saat pengkajian berlangsung, yaitu adanya izin dari
Kepala Desa Bojong Raharja, RW 12, bagi mahasiswa DIII keperawatan Poltekes
77
Yapkesbi Sukabumi untuk melaksanakan praktek keperawatan komunitas di RW 12
Perum Permata Indah Desa Bojongraharja Kecamatan Cikembar serta dukungan dari
kader kesehatan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan kegiatan pelayanan
kesehatan di wilayah RW 12 Perum Permata Indah Desa Bojongraharja Kecamatan
Cikembar Kabupaten Sukabumi .
4. Ancaman (Threat)
Validitas alat pengumpul data yang belum diukur dengan standar tertentu, sehingga hasil
dari penyebaran koesioner ini masih belum memberikan gambaran tentang masalah
kesehatan yang ada di masyarakat dengan cepat. Solusinya sebelum data hasil
pengkajian dianalisa, diuji terlebih dahulu dengan uji konten dengan melakukan uji
expert.
B. Perencanaan
Setelah dilakukan pengumpulan data selanjutnya dilakukan pengolahan data dan
dianalisa, kemudian data disajikan oleh mahasiswa dalam pertemuan dengan ketua RW 12
(pralokmin) untuk menentukan masalah yang ada di RW 12 Perum Permata Indah Desa
Bojongraharja. Setelah data terkumpul kemudian dianalisa masalah yang muncul.
Berdasarkan data kelompok mengangkat satu masalah kesehatan yang utama.
Selanjutnya setelah masalah keperawatan ditegakkan kemudian dirumuskan suatu
perencanaan kegiatan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Strategi yang digunakan untuk
mengatasi masalah yang muncul, yaitu dengan proses kelompok, pendidikan kesehatan,
serta mendemonstrasikan keterlibatan masyarakat dalam asuhan keperawatan. Pada tahap
perencanaan ini kelompok menekankan pada 3 aspek penting yaitu pencegahan primer,
pencegahan sekunder, pencegahan tersier dengan menggunakan model pendekatan
pengembangan masyarakat (Locality Development) agar lebih memandirikan masyarakat.
Hal ini dilakukan melalui musyawarah bersama di rumah ketua RW yang telah disepakati
untuk menyusun rencana kegiatan. Penyusunan rencana kegiatan ini dihadiri oleh Ketua
RW 12 Perum Permata Indah Desa Bojongraharja. Kedua diagnosa keperawatan ini disusun
pada Pralokmin.
78
Rencana kegiatan yang berhubungan dengan permasalahan kesehatan dapat disepakati
saat pralokmin. Adapun kegiatan-kegiatan yang disepakati oleh mahasiswa dengan
masyarakat yaitu:
79
4. Ancaman (Threat)
Ancaman yang ditemukan dalam perencanaan kegiatan yang akan dilakukan yaitu adanya
tamu undangan yang tidak dapat hadir dikarenakan ada suatu urusan pribadi sehingga
dapat mempengaruhi keberhasilan dalam penyusunan rencana kegiatan.
C. Pelaksanaan
Pelayanan Asuhan Keperawatan Komunitas atau yang sering disebut dengan istilah
implementasi mengacu pada teori sistem Newman (1957), kesehatan masyarakat ditentukan
oleh hasil interaksi yang dinamis antara komunitas dan lingkungan serta tenaga kesehatan
untuk melakukan tiga tingkat pencegahan yaitu pertama pencegahan primer, dari arti
sebenarnya terjadi sebelum sakit atau diaplikasikan ke populasi yang sehat pada umumnya.
Pencegahan primer ini mencakup kegiatan mengidentifikasi faktor resiko yang terjadinya
penyakit, mengkaji kegiatan-kegiatan promosi kesehatan dan pendidikan dalam komunitas.
Pencegahan ini mencakup peningkatan kesehatan pada umumnya dan perlindungan khusus
terhadap penyakit. Kedua pencegahan sekunder adalah intervensi yang dilakukan pada saat
terjadinya perubahan derajat kesehatan masyarakat dan ditemukannya masalah kesehatan.
Pencegahan sekunder menekankan pada diagnosa dini intervensi yang tepat, memperpendek
waktu sakit dan tingkat keparahan atau keseriusan penyakit. Dan ketiga pencegahan tersier.
Tingkat pencegahan ini adalah untuk mempertahankan kesehatan setelah terjadi gangguan
beberapa sistem tubuh. Rehabilitasi sebagai tujuan pencegahan tersier tidak hanya untuk
menghambat proses penyakitnya, tetapi juga mengendalikan individu kepada tingkat
berfungsi yang optimal dari ketidakmampuannya.
Dalam rangka upaya mengatasi masalah dengan menghilangkan atau mengurangi
penyebab terhadap satu masalah yang telah dirumuskan berdasarkan hasil pengkajian
dilakukan tindakan-tindakan antara lain, Kegiatan yang direncanakan dan berhasil
dilaksanakan antara lain :
1. Pendidikan kesehatan tentang Pembuangan Sampah dan Dampak Merokok pada
masyarakat RW 12 Perum Permata Indah Desa Bojongraharja. Materi penyuluhan yang
disampaikan disesuaikan dengan prioritas masalah yang ada di rw 005 desa Bojong
Raharja, Penyuluhan tentang pengertian sampah, dampak pembuangan sampah yang
80
tidak sehat dan pengelolaan sampah yang benar, dampak yang ditimbulkan bila sampah
berserakan dan cara pengolahan sampah.
Minat dan partisipasi masyarakat terhadap pelaksanaan kegiatan penyuluhan tinggi, hal
ini ditunjukan dengan banyaknya masyarakat yang hadir dalam setiap kegiatan penyuluhan
kesehatan yang diadakan di RW 12 Perum Permata Indah Desa Bojong Raharja. Akan tetapi
jika ditinjau dari bervariasinya latar belakang pendidikan dan usia masyarakat yang
menerima penyuluhan memungkinkan materi penyuluhan belum dapat dipahami secara
maksimal. Demikian juga jika ditinjau dari terbatasnya waktu yang tersedia untuk diskusi
dan tanya jawab, tidak memungkinkan untuk membahas materi secara mendalam.
Kegiatan lain yang dilaksanakan adalah gotong royong di masyarakat wilayah rw 005
desa Bojong Raharja dilaksanakan pada tanggal 27 Oktober 2018 akan tetapi hal ini
memerlukan perhatian dan kesinambungan kegiatan yang dapat dilakukan secara rutin oleh
warga sehingga upaya pencegahan terhadap penyakit yang disebabkan oleh lingkungan yang
tidak sehat dapat dilakukan secara kontinyu. sehubungan dengan lingkungan yang sehat.
Berdasarkan kegiatan yang telah dilaksanakan untuk menghilangkan atau mengurangi
penyebab terhadap masalah yang dirumuskan dapat dianggap tindakan keperawatan
komunitas telah dapat mengatasi masalah keperawatan sebagaimana yang telah dirumuskan
sebelumnya. Selanjutnya akan diidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan
kegiatan atau implementasi yaitu :
1. Kekuatan (Strengt)
Kekuatan dalam melaksanakan tindakan untuk mengatasi masalah-masalah kesehatan
tersebut adalah peran serta aktif masyarakat (Ketua RW 12 dan kader kesehatan) dengan
memberikan dukungan baik moril maupun materiil sehingga memudahkan diadakan
kegiatan-kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan. Selain itu dengan adanya
dukungan dari pihak pemerintahan Bojong Raharja dan pihak Puskesmas.
2. Kelemahan (Weakness)
Kelemahan dalam mengatasi tindakan untuk menangani masalah kesehatan tersebut
adalah ketidakdisiplinan warga masyarakat dalam setiap kegiatan dimana tidak sesuai
dengan waktu yang telah ditetapkan sebelumnya.
3. Kesempatan (Opportunity)
81
Kesempatan dalam melaksanakan tindakan untuk mengatasi masalah kesehatan tersebut
adalah dukungan dan keterlibatan masyarakat dan kader kesehatan dengan menyediakan
sarana yang dibutuhkan serta adanya program pemerintah untuk mengatasi masalah-
masalah kesehatan seperti masalah lingkungan, peningkatan kesehatan balita serta
kesehatan lansia.
4. Ancaman (Threath)
Ancaman yang dirasakan dapat menghambat dalam pelaksanaan tindakan keperawatan
untuk menyelesaikan masalah kesehatan adalah setiap kegiatan membutuhkan biaya,
sedangkan sumber dana dari desa tidak ada dan tidak adanya alokasi dana dari pihak
nagari maupun puskesmas untuk kelancaran kegiatan tersebut.
D. Evaluasi
Tahap evaluasi merupakan tahap akhir asuhan keperawatan komunitas. Evaluasi
dilakukan untuk melihat tingkat keberhasilan yang dicapai dengan diarahkan pada penilaian
terhadap program yang telah direncanakan dibandingkan dengan tujuan. Evaluasi ini
dijadikan dasar untuk menyusun rencana tindakan selanjutnya. Pada pelaksanaan asuhan
keperawatan komunitas, evaluasi dilakukan sesuai teori dengan menggunakan konsep
evaluasi struktur, evaluasi proses dan evaluasi hasil kerja. Tindakan keperawatan yang telah
dilakukan sebagian besar telah dilakukan dengan baik oleh masyarakat bekerja sama dengan
mahasiswa dan kader kesehatan. Selain itu ada kegiatan yang perlu ditindaklanjuti dan
dibicarakan bersama-sama antara masyarakat dan kader kesehatan serta tokoh masyarakat
dalam kegiatan terminasi komunitas.
1. Evaluasi Struktur
Evaluasi struktur berupa evaluasi terhadap persiapan-persiapan yang diperlukan
selama pelaksanaan kegiatan meliputi pre planning, kontrak waktu, dan media yang
digunakan. Dari kegiatan yang telah dilaksanakan, secara struktur kegiatan telah
dilakukan seperti yang dimaksud diatas, sebelum diadakan suatu kegiatan telah
mempersiapkan pre planning, kontrak waktu dengan warga dan mempersiapkan media
yang akan digunakan.
Dengan adanya evaluasi terhadap struktur kegiatan akan memberi arah pada
kemantapan persiapan yang akan dilakukan sehingga perencanaan kegiatan akan lebih
82
matang dan dapat memilih waktu yang tepat serta media yang digunakan sesuai dengan
jumlah dan karakteristik sasaran.
2. Evaluasi Proses
Pentingnya melaksanakan evaluasi proses kerja untuk mengetahui suatu kegiatan
yang dilakukan dari seberapa besar partisipasi audiens atau sasaran dalam mengikuti
suatu kegiatan. Hal ini sangat erat hubungannya dengan topik yang tertuang, kebutuhan
masyarakat serta media yang digunakan.
Pada setiap kegiatan yang telah dilaksanakan sebagian besar telah ditentukan
topiknya dengan mempertimbangkan kebutuhan masyarakat saat pengkajian yang
dilaksanakan secara sistematis berdasarkan prioritas masalah yang ditemukan,
sedangkan penggunaan media telah disesuaikan dengan jumlah audiens dan tingkat
pendidikan serta usia rata-rata audiens atau sasaran.
Akan tetapi evaluasi proses yang dilaksanakan menonjolkan kuantitasnya saja,
karena batasan evaluasi lebih condong pada ada tidaknya kriteria yang ditentukan saat
sebelum pelaksanaan kegiatan. Namun evaluasi ini akan lebih sempurna apabila diukur
juga secara kualitasnya dengan cara mengobservasi lebih lanjut terhadap setiap item
yang terdapat pada evaluasi proses.
3. Evaluasi hasil
Dari hasil evaluasi melalui pengamatan langsung yang dilakukan pada tahap akhir
setiap kegiatan dapat dinyatakan bahwa hampir rata-rata mencapai 80 % telah terjadi
peningkatan pengetahuan. Pada masyarakat RW 12 Perum Permata Indah Desa
Bojongraharja sebagai sasaran utama kegiatan, hal ini mungkin ditunjang oleh motivasi
yang tinggi dari masyarakat serta adanya tuntutan kebutuhan yang semakin meningkat
dari masyarakat. Keadaan ini sebagaimana digambarkan oleh Kurt Lewin (1951) yang
menjelaskan bahwa salah satu tahapan dari perubahan yaitu pencairan (unfreezing),
yaitu motivasi yang kuat untuk beranjak dari keadaan semula dan berubahnya
keseimbangan yang ada merasa perlu untuk berubah dan berupaya untuk berubah,
menyiapkan diri dan siap untuk berubah atau melakukan perubahan. Hal ini terjadi
menurut Maslow (1954) adanya tuntutan akan kebutuhan yang semakin meningkat atau
adanya kebutuhan yang belum terpenuhi sehingga akan memotivasi perilaku untuk
berubah.
83
Perubahan pada tingkat pengetahuan pada masyarakat di wilayah RW RW 12
Perum Permata Indah Desa Bojongraharja mendorong masyarakat untuk bergerak
(berubah) yang dapat ditunjukkan dari aktifnya masyarakat dalam mengikuti kegiatan
yang ada di RW 12.
Kurt Lewin (1951) menyatakan bahwa tahapan berikutnya pada perubahan, yaitu
dimana seseorang atau sekelompok orang bergerak menuju pada keadaan yang baru atau
tingkat dan tahap perkembangan baru karena telah memiliki cukup infomasi, sikap dan
pengetahuan untuk berubah, memahami masalah yang dihadapi dan mengetahui
langkah-langkah yang nyata untuk berubah dalam mencapai tingkat atau tahapan yang
baru.
Pendapat ini dapat mengukur adanya perubahan terhadap kebutuhan interpersonal
menurut Maslow (1954), menjelaskan bahwa yang melandasi kebutuhan perubahan
sebagian besar perilaku seseorang yaitu kebutuhan untuk melakukan sesuatu secara
bersama, kebutuhan untuk melakukan kontrol dan kebutuhan untuk menerima bantuan
dan perasaan atau kedekatan emosional.
Pada setiap item kegiatan yang telah dilaksanakan masih ada sebagian belum dapat
mencapai hasil yang maksimal. Hal ini mungkin karena adanya beberapa faktor
penghambat sebagaimana yang dijelaskan pada evaluasi hasil kegiatan. Sehingga dalam
kegiatan ini masih memerlukan adanya tindak lanjut agar tidak mengalami kemunduran
atau kembalinya pada keadaan semula atau sebelum dilakukan tindakan.
Salah satu tingkat perubahan paling akhir dalam suatu kegiatan dapat diukur dari
adanya tindak lanjut dalam kegiatan tersebut (Lewin, 1951). Perubahan pada tahap
ketiga akan dicapainya suatu tingkat atau tahapan baru dimana akan terdapat suatu
keseimbangan baru atau tidak mengalami kemunduran atau kembali seperti semula.
Oleh karena itu harus ada umpan balik, kritik yang konstruktif dan upaya pembinaan
yang terus menerus.
84
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
a. Masalah yang terjadi di Perum Permata Indah RW 12 adalah sbb:
b. Sumber data yang diperoleh dari hasil pengkajian di Perum Permata Indah dari RT 01-
RT 04 di hasil data dari pengkajian langsung door to door ke rumah warga, dan hasil
tabulasi datanya menggunakan Aplikasi SPSS.
c. Hasil Pengkajian di RW 12 Perum Permata Indah terdiri dari 4 RT yaitu RT 01, 02,03
dan RT 04. Dari pengkajian tersebut yang kami data dari mulai RT 01-04 yang terdata
adalah 177 KK dengan 555 Jiwa.
Analisa data yang didapatkan adalah :
Kondisi penampungan sampah terbuka 100%
Kondisi tempat pembuangan sampah ditimbun 100%
Penyakit yang sering di derita keluarga adalah batauk pilek 40,1%
Warga membuang sampah di tempat sampah terbuka tetapi membuangnya didepan
TPSS tidak dimasukan ke TPSS nya sehingga sampah berserakan
Hasil pendataan kuisioner Puskesmas cikembar banyak keluarga yang merokok didalam
rumah
Masyarakat tidak tahu bahayanya merokok
d. Setelah dilakukan pengkajian terhadap RW 12 menghasilkan beberapa masalah yang
terjadi dan diagnosa yang kami rumuskan adalah sbb:
85
1) Pembuangan sampah b.d ketidaktahuan cara pengolahan sampah
2) Banyaknya keluarga dengan perokok aktif b.d ketidaktahuan bahaya merokok
e. Perencanaan Keperawatan Komunitas :
1) Berikan penyuluhan pada ibu anggota PKK tentang :
Dampak pembuangan sampah yang tidak sehat dan pengelolaan sampah yang
benar
Diskusikan dengan warga tentang dampak yang ditimbulkan bila sampah
berserakan
diskusikan cara pengelolaan sampah yang sehat
lakukan kerja bakti masalbersama dengan seluruh warga
Berikan reinforcment terhadap kemampuan warga menjelaskan kembali
tentang dampak sampah dan pengelolaan sampah yang benar
2) Berikan penyuluhan pada masyarakat tentang:
Memahami bahaya merokok bagi tubuh
Mengerti kandungan atau racun yang terdapat di dalam rokok
Mengurangi dalam mengkonsumsi rokok
Berhenti menggunakan dan mengkonsumsi rokok
f. Implementasi Keperawatan Komunitas di RW 12 adalah:
1) Melakukan Penyuluhan tentang :
Dampak pembuangan sampah yang tidak sehat dan pengelolaan sampah yang
benar
Dampak yang ditimbulkan bila sampah berserakan
Cara pengelolaan sampah yang sehat
2) Melakukan Penyuluhan tentang
Bahaya merokok bagi tubuh
Mengerti kandungan atau racun yang terdapat di dalam rokok
Mengurangi dalam mengkonsumsi rokok
Berhenti menggunakan dan mengkonsumsi rokok
g. Evaluasi Keperawatan Komunitas :
1) Evaluasi struktur:
Rencana penyuluhan telah dilakukan seminggu sebelum acara dilaksanakan
86
undangan penyuluhan disebarkan sebelum acara dilaksanakan
Evaluasi Proses:
peserta yang hadir sebanyak 30 orang
15% peserta bertanya terhadap penyuluhan
penyuluhan dilaksanakan di RW 12 Desa Bojongraharja
Evaluasi Hasil
Warga dapat memahami tentang pengolahan sampah
2) Evaluasi struktur:
Rencana penyuluhan telah dilakukan beberapa hari sebelum acara dilaksanakan
Undangan penyuluhan disebarkan sebelum acara dilaksanakan
Evaluasi Proses:
Peserta yang hadir sebanyak 20 orang
15% peserta bertanya terhadap penyuluhan
penyuluhan dilaksanakan di Masjid An-Nur Perum Permata Indah
Evaluasi Hasil:
Warga dapat memahami tentang bahaya rokok
B. Saran
Untuk lebih memaksimalkan hasil yang akan diperoleh mahasiswa pada saat melaksanakan
praktek keperawatan komunitas, ada beberapa yang harus diperhatikan :
1. Perlu usaha yang melibatkan masyarakat sebagai dasar dari pembangunan di
wilayah tersebut
2. Perlu adanya pemantauan dan tindak lanjut terhadap masalah seperti ,
pendataan kembali dan penyuluhan
3. Kerjasama yang adekuat antara Poltekes yapkesbi sukabumi dengan pihak
Desa dan pihak Puskesmas serta warga RT/RW yang dijadikan lahan praktek
oleh mahasiswa, sehingga pembinaan dapat dilakukan secara
berkesinambungan.
87
88
DAFTAR PUSTAKA
Mubaraq wahit iqbal, dkk .2009. Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan Aplikasi
Jakarta:Salemba Medika.
Efendy, ferry dan Makhfudli.2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik
Dalam Keperawatan.Jakarta:Salemba Medika
89
LAMPIRAN
Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Jenis kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Hubungan keluarga
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
90
Agama
Budha 2 .4 .4 100.0
Pendidikan
Cumulativ
Frequency Percent Valid Percent e Percent
Tidak 3 .5 .5 18.7
sekolah/drop out
Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
PNS 3 .5 .5 27.7
TNI/POLRI 1 .2 .2 27.9
Pensiunan 1 .2 .2 28.1
91
Keadaan Fisik
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Sakit 5 .9 .9 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Status Kepemilikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
92
Tipe Rumah
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Lantai
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
93
Pencahayaan Dalam Rumah di Siang Hari
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
94
Pemanfaatan Pekarangan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Luas Rumah
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
95
Jarak Sumber Air dengan Septic Tank
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Berasa 1 .6 .6 14.1
96
Ada Jentik Dalam Penampungan Air
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
97
Jenis Jamban yang Digunakan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
98
Sarana Kesehatan Terdekat
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
99
Sumber Pendanaan Kesehatan Keluraga
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
100
Penyakit yang Sering diderita Keluarga Dalam 6 Bulan Terakhir
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
PUS
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
101
Jenis Kontrasepsi yang dipakai
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
102
Umur Kehamilan ( Trimester )
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Kehamilan yang ke
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
103
Bila ya
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
2 kali 1 .6 .6 98.3
3 kali 1 .6 .6 98.9
Apakah Mendapatkan TT
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Bila ya
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
104
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
105
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
106
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
107
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Hepatitis 1 .6 .6 99.4
Campak 1 .6 .6 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
lain-lain 1 .6 .6 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Hasil penimbangan diKMS pada saat ini berat badan berada pada
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
108
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
109
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
110
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Kebiasaan Anak
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
111
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Osteoporosis 1 .6 .6 99.4
hipertensi 1 .6 .6 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
112
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
113
(SAP)
BAHAYA ROKOK
A. Tujuan
Tujuan umum :
Setelah mendapat penyuluhan selama 60 menit tentang bahaya rokok terhadap
tubuh , peserta Masyarakat Desa Bojong Raharja mengerti dampak
menggunakan dan mengkonsumsi rokok.
Tujuan khusus :
Setelah mendapatkan penyuluhan satu kali diharapkan peserta penyuluhan
mampu :
a. Memahami bahaya merokok bagi tubuh
b. Mengerti kandungan atau racun yang terdapat di dalam rokok
c. Mengurangi dalam mengkonsumsi rokok
d. Berhenti menggunakan dan mengkonsumsi rokok
114
B. Materi
1. Pengertian rokok
2. Kandungan dalam rokok
3. Jenis-jenis rokok
4. Tipe perokok
5. Bahaya rokok
6. Upaya pencegahan
C. Media
Leaflet
Infocus
D. Merode penyuluhan
Ceramah dan Tanya jawab
E. Setting tempat
PENYULUH
MODERATO
MEJA
R
P E S E R T A
FASILITATOR FASILITATOR
FASILITATOR
OBSERVER
F. Pengorganisasian
115
a. Moderator : Silva Shafira (Mengatur jalan nya penyuluhan)
b. Penyuluh : Mahmud Munajat (Memberikan materi penyuluhan)
c. Fasilitator : Yogi Hermawan (Membantu para peserta bila ingin bertanya dan hal
lainnya)
d. Observer : Ridwan Hakim Memperhatikan jalannya penyuluhan dari belakang)
G. Kegiatan penyuluhan
1 Pendahuluan 10 menit
b. Perkenalan b. Memperhatikan
1. Materi 1. Memperhatikan
penjelasan dan
a. Pengertian rokok
mencermati
f. Upaya pencegahan
116
g. Kesimpulan
3 Penutup 5 menit
H. Evaluasi
1. Dari penyuluhan yang saya sampaikan , siapa yang bisa menjelaskan lagi tentang
pengertian rokok ?
2. Kandungan apa saja yang terdapat dalam rokok?
3. Sebutkan apa saja jenis-jenis pada rokok?
4. Sebutkan tipe perokok ?
5. Jelaskan bahaya rokok bagi tubuh?
6. Jelaskan bagaimana melakukan pencegahan rokok?
117
MATERI PENYULUHAN
1. PENGERTIAN ROKOK
Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila digunakan
mengakibatkan bahaya kesehatan bagi diri sendiri maupun remaja, oleh karena itu
diperlukan berbagai kegiatan pengamanan rokok bagi kesehatan
Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk
lainnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan.
2. KANDUNGAN ROKOK
118
Tar mengandung sekurang-kurangnya 43 bahan kimia yang diketahui
menjadi penyebab kanker (karsinogen).. Nikotin turut menjadi puncak utama
risiko serangan penyakit jantung dan stroke. Hampir satu perempat mangsa
penyakit jantung adalah hasil puncak dari tabiat merokok. Di Malaysia, sakit
jantung merupakan menyebab utama kematian sementara stroke adalah pembunuh
yang keempat.
Karbon Monoksida pula adalah gas beracun yang biasanya dikeluarkan
oleh kendaraan. Apabila racun rokok itu memasuki tubuh manusia ataupun
hewan, yang akan membawa kerusakkan pada setiap organ, yaitu bermula dari
hidung, mulut, tekak, saluran pernafasan, paru-paru, saluran penghazaman,
saluran darah, jantung, organ pembiakan, sehinggalah ke saluran kencing dan
pundi kencing, yaitu apabila sebahagian dari racun-racun itu dikeluarkan dari
badan.
3. JENIS-JENIS ROKOK
Rokok Putih: rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau yang
diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
119
Rokok Kretek: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau
dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
Rokok Klembak: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau,
cengkeh, dan menyan yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma
tertentu.
Rokok Filter (RF): rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat gabus.
Rokok Non Filter (RNF): rokok yang pada bagian pangkalnya tidak terdapat
gabus.
120
4. TIPE PEROKOK
Mereka yang dikatakan perokok sangat berat adalah bila
mengkonsumsi rokok lebih dari 31 batang perhari dan selang
merokoknya lima menit setelah bangun pagi. Perokok berat
merokok sekitar 21-30 batang sehari dengan selang waktu sejak
bangun pagi berkisar antara 6 - 30 menit. Perokok sedang
menghabiskan rokok 11 – 21 batang dengan selang waktu 31-60
menit setelah bangun pagi. Perokok ringan menghabiskan rokok
sekitar 10 batang dengan selang waktu 60 menit dari bangun pagi.
Ada 4 tipe perilaku merokok adalah :
1. Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif. Dengan
merokok seseorang merasakan penambahan rasa yang positif.
menambahkan ada 3 sub tipe ini :
a. Perilaku merokok hanya untuk menambah atau meningkatkan
kenikmatan yang sudah didapat, misalnya merokok setelah minum
kopi atau makan.
b. Perilaku merokok hanya dilakukan sekedarnya untuk
menyenangkan perasaan.
c. Kenikmatan yang diperoleh dengan memegang rokok. Sangat
spesifik pada perokok pipa. Perokok pipa akan menghabiskan
waktu untuk mengisi pipa dengan tembakau sedangkan untuk
menghisapnya hanya dibutuhkan waktu beberapa menit saja. Atau
perokok lebih senang berlama-lama untuk memainkan rokoknya
dengan jari-jarinya lama sebelum ia nyalakan dengan api.
121
perasaan tidak enak terjadi, sehingga terhindar dari perasaan yang
lebih tidak enak.
5. BAHAYA ROKOK
122
14x menderita kanker paru-paru, mulut, dan tenggorokan
4x menderita kanker esophagus
2x kanker kandung kemi
2x serangan jantung
2. Asap rokok yang baru mati di asbak mengandung tiga kali lipat
bahan pemicu kanker di udara dan 50 kali mengandung bahan
pengeiritasi mata dan pernapasan. Semakin pendek rokok
semakin tinggi kadar racun yang siap melayang ke udara. Suatu
tempat yang dipenuhi polusi asap rokok adalah tempat yang
lebih berbahaya daripada polusi di jalanan raya yang macet.
3. Seseorang yang mencoba merokok biasanya akan ketagihan
karena rokok bersifat candu yang sulit dilepaskan dalam
kondisi apapun. Seorang perokok berat akan memilih merokok
daripada makan jika uang yang dimilikinya terbatas.
4. Harga rokok yang mahal akan sangat memberatkan orang yang
tergolong miskin, sehingga dana kesejahteraan dan kesehatan
keluarganya sering dialihkan untuk membeli rokok. Rokok
dengan merk terkenal biasanya dimiliki oleh perusahaan rokok
asing yang berasal dari luar negeri, sehingga uang yang
dibelanjakan perokok sebagaian akan lari ke luar negeri yang
mengurangi devisa negara. Pabrik rokok yang mempekerjakan
banyak buruh tidak akan mampu meningkatkan taraf hidup
pegawainya, sehingga apabila pabrik rokok ditutup para buruh
123
dapat dipekerjakan di tempat usaha lain yang lebih kreatif dan
mendatangkan devisa.
5. Sebagian perokok biasanya akan mengajak orang lain yang
belum merokok untuk merokok agar merasakan penderitaan
yang sama dengannya, yaitu terjebak dalam ketagihan asap
rokok yang jahat. Sebagian perokok juga ada yang secara
sengaja merokok di tempat umum agar asap rokok yang
dihembuskan dapat terhirup orang lain, sehingga orang lain
akan terkena penyakit kanker.
6. Kegiatan yang merusak tubuh adalah perbuatan dosa, sehingga
rokok dapat dikategorikan sebagai benda atau barang haram
yang harus dihindari dan
6. UPAYA PENCEGAHAN
124
menggembirakan. Kampanye anti merokok ini dilakukan dengan
cara membuat berbagai poster, film dan diskusi-diskusi tentang
berbagai aspek yang berhubungan dengan merokok. Lahan yang
digunakan untuk kampanye ini adalah sekolah-sekolah, televisi
atau radio. Pesan-pesan yang disampaikan meliputi:
Meskipun orang tuamu merokok, kamu tidak perlu
harus meniru, karena kamu mempunyai akal yang
dapat kamu pakai untuk membuat keputusan sendiri.
Iklan-iklan merokok sebenarnya menjerumuskan orang.
Sebaiknya kamu mulai belajar untuk tidak terpengaruh
oleh iklan seperti itu.
Kamu tidak harus ikut merokok hanya karena teman-
temanmu merokok. Kamu bisa menolak ajakan mereka
untuk ikut merokok.
Perilaku merokok akan memberikan dampak bagi kesehatan
secara jangka pendek maupun jangka panjang yang nantinya akan
ditanggung tidak saja oleh diri kamu sendiri tetapi juga akan dapat
membebani orang lain (misal: orangtua)
125
SATUAN ACARA PENYULUHAN
IV. PENGORGANISASIAN
1) Moderator : Mahmud Munajat
Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri dan tim kepada peserta,
mengatur proses dan lama penyuluhan dan menutup acara penyuluhan.
2) Penyaji : Yayang Rahmawati & Silva Shafira
Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan mudah dipahami.
3) Fasilitator : Ridwan Hakim , Livi Silvia , Yogi Hermawan
Mengevaluasi peserta tentang kejelasan materi penyuluhan.
4) Observer : Ranti Melawati , Felyzhia Anggit
Mengevaluasi hasil penyuluhan dengan rencana penyuluhan
5) Notulen : Eneng Amalia
Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta
126
V. METODE PENGAJARAN
1. Ceramah
2. Tanya jawab
VI. MEDIA
Leaflet
3 Penutup (5 · Menutup
. menit) penyuluhan dan · Aktif bersama
menympulkan menyimpulkan
· Memberi salam · Membalas
penutup salam
127
VIII. EVALUASI
1. Mengajukan pertanyaan lisan
· Tes awal
1) Apakah apa yang dimaksud dengan imunisasi?
2) Apakah tujuan dan manfaat imunisasi?
3) Sebutkan jenis-jenis imunisasi?
4) Sebutkan jadwal pemberian imunisasi?
5) Apa saja penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi?
· Tes akhir
1) Apakah apa yang dimaksud dengan imunisasi?
2) Apakah tujuan dan manfaat imunisasi?
3) Sebutkan jenis-jenis imunisasi?
4) Sebutkan jadwal pemberian imunisasi?
5) Apa saja penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi?
2. Observasi
1) Respon/tingkah laku ibu saat diberi pertayaan: apakah diam atau
menjawab (benar atau kurang tepat).
2) Ibu antusias atau tidak.
3) Ibu mengajukan pertanyaan atau tidak.
IX. REFERENSI
1. Direktorat Jenderal PPM dan PLP, Pelaksanaan Imunisasi Modul
Latihan Petugas Imunisasi, Jakarta, (2007).
128
2. Departemen Kesehatan, Bercakap Dengan Ibu-Ibu-Petunjuk Bagi
Kader Dalam Rangka Promosi Posyandu, Pusat Pelayanan Kesehatan
Masyarakat, Jakarta, 2008.
3. Tim Pengelola UPGK Tk. Pusat, Buku petunjuk Untuk Latihan Kader,
Jakarta, 2008.
129
PENTINGNYA IMUNISASI
A. Defenisi Imunisasi
Imunisasi adalah suatu cara untuk mempertahankan kekebalan tubuh dengan
memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar terlindungi dari penyakit infeksi
tertentu. Imunisasi adalah pemberian kekebalan atau masuknya bibit penyakit
yang telah dilemahkan/ dimatikan agar tubuh terlindungi dari penyakit
tertentu. Vaksin adalah bibit penyakit yang telah dilemahkan/ dimatikan yang
diberikan saat imunisasi, yang menyebabkan anak memproduksi antibodi (zat
kekebalan tubuh), bukan menimbulkan penyakit.
B. Tujuan Imunisasi
Tujuan imunisasi adalah untuk:
1. Meningkatkan daya tahan tubuh anak
2. Menurunkan angka kematian
3. Imunisasi mencegah timbulnya jenis penyakit tertentu pada anak. Namun
bila anak terserang juga penyakit tersebut maka anak tidak akan sakit lebih
parah. Dan mencegah terjadinya kecacatan seperti pada penyakit poliomyelitis.
4. Mengendalikan wabah
C. Sasaran Imunisasi
Sasaran imunisasi untuk anak-anak adalah:
1. Semua bayi dan anak sehat di bawah usia 1 tahun
2. Anak-anak lain yang belum mendapat imunisasi lengkap
3. Anak usia sekolah (imunisasi booster/ ulangan)
D. Tempat Pelaksanaan Imunisasi
Imunisasi bisa didapatkan di:
1. Puskesmas
2. Posyandu
3. Rumah sakit atau rumah bersalin
4. Klinik/ praktek dokter atau tenaga medis
E. Penyakit yang Bisa Dicegah dengan Imunisasi
1. Polio (Poliomyelitis)
Polio disebabkan oleh virus. Penyakit ini sangat mudah menular melalui air
liur. Tanda-tanda awalnya adalah anak demam, batuk dan menjadi rewel. Dua
hari kemudian leher menjadi kaku, sakit kepala dan kaki terasa kaku. Pada hari
berikutnya salah satu kaki atau lengan menjadi lemas dan lumpuh.Walaupun
dapat sembuh tetap akan cacat seumur hidup. Kelumpuhan juga dapat terjadi
pada otot pernafasan sehingga anak sulit bernafas. Polio tidak dapat diobati,
namun dapat dicegah dengan imunisasi.
2. TBC (Tuberculosis)
Penyakit ini disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis dan sangat menular
melalui pernafasan. Menyebabkan TBC miliare pada paru, arthritis TBC pada
tulang, meningitis atau radang pada selaput otak dan dapat menyerang seluruh
130
organ lain pada tubuh manusia. Anak dapat menderita cacat atau terjadi
kematian.
3. Campak (Measles/ Morbili/ Rubella)
Penyakit ini sering mewabah. Penyebabnya adalah virus Morbili. Menyerang
selaput lendir dan kulit. Ciri-cirinya adalah demam 3 – 5 hari, disertai batuk dan
pilek. Kemudian timbul kemerahan dimulai dari belakang telinga, menjalar ke
leher, muka, dahi, dada dan ke seluruh tubuh. Komplikasi yang dapat timbul
akibat penyakit ini adalah Enchepalitis (radang otak) dan Bronchopneumonia
(radang paru).
4. Diphteri
Penyakit yang sangat menular, disebabkan oleh Corynebacterium Dyphteriae.
Menyerang daerah mukosa, dengan ciri-ciri sebagai berikut:
· Demam tinggi, pada hari ke-5 anak terlihat sakit berat
· Leher menjadi besar dan terlihat seperti leher lembu (bullneck)
· Tonsil atau amandel membesar diselaputi lapisan warna abu-abu yang
bila disentuh mudah berdarah, dan bisa menutup saluran nafas sehingga suara
anak hilang dan sesak nafas bahkan dapat terjadi kematian.
Selama berkembang, kuman juga menghasilkan racun yang sangat berbahaya
yang akan menyerang jantung (terjadi Endocarditis Dyphterica), sehingga pada
hari ke-14 anak dapat mati mendadak.
131
· Menimbulkan kekebalan terhadap penyakit Poliomyelitis
· Diberikan dengan cara diteteskan di mulut
Efek samping: Imunisasi polio hampir tidak mempunyai efek samping, namun
kadang anak bisa juga menderita diare setelah imunisasi polio.
2. Imunisasi BCG (Bacillius Calmitte Guerine)
· Menimbulkan kekebalan terhadap penyakit TBC (Tuberculosis)
· Diberikan melalui penyuntikan pada daerah lengan atas
Efek samping: 1 minggu setelah imunisasi akan terjadi kemerahan dan
pembengkakan kecil pada daerah suntikan, menimbulkan bekas dan kadang-
kadang bernanah seperti bisul kecil, namun dapat sembuh sendiri. Jarang
dijumpai efek samping lain akibat imunisasi BCG, namun dapat juga terjadi
pembengkakan pada kelenjar getah bening yang akan sembuh sendiri pada
daerah ketiak atau leher.
3. Imunisasi Campak
· Menimbulkan kekebalan terhadap penyakit Campak
· Diberikan melalui penyuntikan pada daerah lengan atas
Efek samping: Imunisasi campak dapat menyebabkan diare, rash (kemerahan
dan gatal), dan conjunctivitis (radang selaput mata). Anak juga mungkin akan
demam setelah 4 – 10 hari penyuntikan. Berikan obat penurun panas selama
anak panas.
4. Imunisasi DPT (Diphteri, Pertusis, Tetanus)
· Menimbulkan kekebalan terhadap penyakit Diphteri, Pertusis dan Tetanus
· Diberikan melalui penyuntikan pada daerah paha atas
Efek samping: Kebanyakan anak akan demam setelah mendapat imunisasi
DPT. Namun panas tubuh akan turun dalam 1 – 2 hari. Akan terjadi kemerahan
dan bengkak pada daerah suntikan. Keadaan ini tidak berbahaya dan akan
sembuh dengan sendirinya. Jika demam tinggi, berikan obat penurun panas yang
diberikan oleh petugas kesehatan.
5. Imunisasi Hepatitis B
· Menimbulkan kekebalan terhadap penyakit Hepatitis B
· Diberikan melalui penyuntikan di paha atau di lengan atas
Efek samping: Setelah pemakaian biasanya, tidak adanya efek samping yang
berarti
G. Jadwal Imunisasi
Jadwal imunisasi wajib dari pemerintah :
Umur Jenis imunisasi
0-7 hari Hepatitis B1
< 2 bulan BCG,Polio 1
2 bulan DPT Hb Combo 1,Polio 2
3 bulan DPT Hb Combo 2,Polio 3
4 bulan DPT Hb Combo 3,Polio 4
9 bulan Campak
6 tahun Booster (difteri tetanus)
132
H. Waktu yang tidak diperbolehkan imunisasi
1. BCG tidak diberikan bila bayi sedang sakit TBC dan panas tinggi
2. DPT tidak diberikan bila bayi panas dan kejang
3. Campak tidak boleh diberikan bila bayi mendadak panas tinggi
I. Perawatan Yang Diberikan Setelah Imunisasi
1) BCG, luka tidak perlu diobati tetapi bila luka besar dan bengkak di ketiak
anjurkan ke puskesmas;
2) DPT, bila panas berikan obat penurun panas yang diperoleh dari
posyandu dan berikan kompres hangat.
3) Campak, bila timbul panas berikan obat yang didapat dari posyandu.
133
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)
1. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 20 menit diharapkan Warga Perum
Permata Indah RW 12 mampu memahami tentang Rumah Sehat.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah selesai mengikuti penyuluhan Warga Perum Permata Indah RW
12 dapat mengerti tentang:
a. Pengertian rumah sehat
b. Syarat – syarat rumah sehat
c. Manfaat rumah sehat
d. Upaya yang dilakukan agar rumah menjadi sehat
2. MATERI
1. Pengertian rumah sehat
2. Syarat –syarat rumah sehat
3. Manfaat rumah sehat
4. Upaya yang dilakukan agar rumah menjadi sehat
3. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
4. MEDIA
1. Leaflet
134
5. KEGIATAN PENYULUHAN
135
diberikan oleh warga.
VI. MATERI
Terlampir
VII. EVALUASI
Pertanyaan:
1. Apa pengertian Rumah Sehat?
2. Apa saja syarat – syarat Rumah Sehat?
3. Apa manfaat Rumah Sehat?
4. Bagaimana upaya yang dilakukan agar rumah menjadi sehat?
IX. LAMPIRAN
1. Leaflet
2. Materi
3. Lembar balik
Lampiran
136
MATERI
RUMAH SEHAT
137
3. Aliran udara diusahakan ventilasi silang dengan menempatkan lubang hawa
berhadapan antara 2 dinding ruangan. Aliran udara ini jangan sampai terhalang
oleh barang-barang besar misalnya almari, dinding sekat dan lain-lain.
138
Rumah yang sehat harus mempunyai tempat pembuangan kotoran (tinja) yaitu
WC/septick tank,kakus, dan lain – lain. Jarak jamban dengan sumber air
minimal 10 meter.
8. Sumber Air
Kualitas air tanah dan air minum harus baik dan memenuhi persyaratan
kesehatan.Sumber Air (sumur), konstruksinya baik dan memenuhi syarat, perlu
diperhatikan saat membuat sumur, jarak minimal dari sumber air kotor (septick
tank, sumur resapan, saluran air kotor yg tidak kedap air) adalah 7 meter, agar
sumur tidak tercemar.
9. Kandang hewan
Kandang hewan (biasanya untuk rumah di pedesaan), letaknya diusahakan
agar tidak terlalu dekat dengan rumah dan harus terisah. Kandang hewan tidak
boleh serumah dengan penghuni.
139
140
141
142
143
144
145
146