Anda di halaman 1dari 68

LAPORAN HASIL PRAKTIK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

SEKOLAH PEDULI ANAK SEHAT BERSAMA (GERSAM)


GERAKAN SADAR SAMPAH DI SEKOLAH SMPN 8
KECAMATAN LOA JANAN ILIR
KOTA SAMARINDA
TAHUN 2019

OLEH:

KELOMPOK 4 KELAS 5A

NAMA NIM
AGUS SETIAWAN 17111024130136
AGUSTIANA AULIYAH 17111024130137
APRIYANTIYUNI LESTARI 17111024130153
LELY MUSTIKARANI 17111024130194
RIZALDI 17111024130236
RIZKYA AMELIA UTARI 17111024130237
YESSI AYU WULANDARI 17111024130260

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN DAN FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
TAHUN AJARAN 2018-2019
LEMBAR PENGESAHAN

i
LAPORAN HASIL KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN DAN FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR

“GERAKAN SADAR SAMPAH (GERSAM)”

SEKOLAH PEDULI ANAK SEHAT BERSAMA GERSAM


(GERAKAN SADAR SAMPAH) DI SMP NEGERI 8
KECAMATAN LOA JANAN ILIR
KOTA SAMARINDA
TAHUN 2019

Samarinda, 23 Januari 2019


Mengetahui, Menyetujui,
Koordinator Pemberdayaan Masyarakat Dosen Pembimbing

Kresna Febriyanto, S.KM., M.PH Kresna Febriyanto, S.KM., MPH


NIDN. 1120029301 NIDN. 1120029301

Mengetahui,
Ketua Prodi S1 Kesehatan Masyarakat

Sri Sunarti, S.KM., MPH


NIDN. 11105037801

ii
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim.
Assalamualaikum wr. wb.
Puji syukur kehadirat Ilahi Rabbi yang selalu memberikan nikmat dan
karunianya kepada penulis. Shalawat serta salam juga tidak lupa penulis
haturkan kepada Baginda Rasulullah Sallalahu Alaihi Wassalam, karena
telah memberikan tauladan kebaikan kepada umat manusia. Sehingga,
manusia mampu untuk beraktifitas sebagaimana yang dituangkan dalam
nash kitabullah sebagai pedoman kehidupan yang diridhoi Allah
Subhanallahu Wata’ala.
Adapun laporan hasil ini dibuat untuk memenuhi tugas mata
Pemberdayaan Masyarakat dengan tema utama adalah Sekolah Peduli
Anak Sehat. Dimana laporan hasil ini membahas tentang perihal yang
bersangkutan dengan kesehatan di lingkungan sekolah. Selain itu,
proposal ini juga sebagai eksplorasi mahasiswa dalam meningkatkan
pengetahuan dalam Pemberdayaan Masyarakat.
Selain itu, penulis juga mengungkapkan terima kasih kepada pihak-
pihak yang turut membantu dalam penyelesaian makalah ini, yaitu:
1. Bapak Prof. Dr. Bambang Setiaji, selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Kalimantan Timur.
2. Bapak Ghozali MH, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Kesehatan dan
Farmasi
3. Ibu Sri Sunarti, S.KM., M.PH., selaku Ketua Program Studi S1
Kesehatan Masyarakat.
4. Bapak Kresna Febriyanto, S.KM., M.PH., selaku Dosen
Pembimbing Kelompok 4 Kelas 5A.
5. Kepada Puskesmas Harapan Baru yang telah mendukung
berjalannya kegiatan pemberdayaan.
6. Bapak Yanpurba Sasongko, selaku wakil kepala sekolah SMP
Negeri 8 Samarinda Seberang.
7. Ibu Ika Hikmahwati selaku pengurus UKS di SMPN 8 Samarinda
8. Pihak sekolah SMPN 8 Samarinda Kecamatan Loa janan Ilir.
9. Anggota-anggota kelompok 4 kelas 5 A.
10. Orang tua masing-masing anggota kelompok yang menjadi sumber
semangat dan kekuatan serta memberikan do’a, kasih sayang,
dukungan dan motivasi yang tiada henti kepada penulis hingga
dapat menyelesaikan Laporan Hasil Praktik Pemberdayaan
Masyarakat ini.

iii
Oleh karena itu, penulis sangat berharap laporan hasil ini dapat
menjadi sumber informasi bagi pembaca. Selain itu, penulis memohon
maaf apabila terdapat kesalahan penulisan dan interpretasi makna dalam
laporan hasil ini. Kritik dan saran yang konstruktif juga sangat penulis
harapkan agar kedepannya laporan hasil ini bisa menjadi lebih baik lagi.
Wassalamualaikum wr. wb.
Samarinda, 23 Januari 2019

Penyusun

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL............................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN..................................................... ii
KATA PENGANTAR ............................................................................... iii
DAFTAR ISI ............................................................................................. v
DAFTAR TABEL ..................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................................ 4
C. Manfaat .............................................................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 5
A. Sekolah Peduli Anak Sehat ................................................................ 5
B. Langkah-langkah Pemberdayaan Masyarakat ................................... 9
BAB III METODE PELAKSANAAN KEGIATAN ..................................... 25
A. Tema Kegiatan ................................................................................... 25
B. Tempat & Waktu Kegiatan.................................................................. 25
C. Sasaran .............................................................................................. 26
BAB IV HASIL KEGIATAN ..................................................................... 27
A. Gambaran Lokasi ............................................................................... 27
B. Langkah-langkah Pemberdayaan Masyarakat ................................... 27
C. Rencana Tindak Lanjut....................................................................... 39
BAB V PENUTUP ................................................................................... 40
A. Kesimpulan ......................................................................................... 40
B. Saran .................................................................................................. 40
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Pemberdayaan ....................................... 25


Tabel 4.1 CARL ....................................................................................... 29
Tabel 4.2 Planning of Action .................................................................... 32
Tabel 4.3 Rencana Tindak Lanjut ............................................................ 39

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Fishbone .............................................................................. 31

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Kegiatan


Lampiran 2 Berita Acara Kegiatan
Lampiran 3 Hasil Penjaringan Puskesmas Harapan Baru
Lampiran 4 Satuan Acara Penyuluhan
Lampiran 5 Power Point Pendidikan kesehatan
Lampiran 6 Abensi Siswa
Lampiran 7 Abensi Pemberdayaan Kelompok 4
Lampiran 8 Anggaran Pemberdayaan
Lampiran 9 Hasil SPSS
Lampiran 10 Dokumentasi Kegiatan

viii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kesehatan Masyarakat adalah ilmu dan seni mencegah penyakit,
memperpanjang hidup, meningkatkan kesehatan fisik dan mental, dan
efisiensi melalui usaha masyarakat yang terorganisir untuk
meningkatkan sanitasi lingkungan, control infeksi di masyarakat,
pendidikan individu tentang kebersihan perorangan, pengorganisasian
pelayanan medis dan perawatan, untuk di diagnosa dini, pencegahan
penyakit dan pengembangan aspek social yang akan mendukung agar
setiap orang di masyarakat mempunyai standar kehidupan yang kuat
untuk menjaga kesehatanya. (Winslow, 1958 dalam artikel kesehatan
masyarakat Fitri, 2014). Kesehatan masyarakat menurut (Ikatan Dokter
Amerika, AMA 1948 dalam artikel kesehatan masyarakat, Fitri 2014)
adalah ilmu dan seni memelihara, melindungi, dan meningkatkan
kesehatan masyarakat melalui usaha–usaha pengorganisasian
masyarakat.
Kebersihan lingkungan merupakan sebuah kondisi lingkungan
yang bisa menopang keseimbangan ekologi yang harus ada diantara
manusia dan juga lingkungan supaya bisa menjamin keadaan sehat
dari setiap manusia pengertian ini menurut WHO. Adapun pengertian
kesehatan lingkungan menurut Slamet Riyadi adalah bagian dari
integral ilmu kesehatan masyarakat yang khususnya mempelajari dan
juga menangani hubungan manusia dengan lingkungannya di dalam
keseimbangan dari ekologi dengan sebuah tujuan membina dan juga
meningkatkan derajat kesehatan atau juga kehidupan yang sangat
optimal (Sam, 2019). Menurut Undang-undang No 18 tahun 2008
tentang pengelolaan sampah. Sampah adalah sisa kegiatan sehari-
hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat.

1
Berdasarkan data dari ScienceMag pada tahun 2015 jumlah produksi
sampah sudah ada diangka 381 juta ton per tahun. Produksi sampah
pada tahun 2015 di bidang industri, dapat diklasifikasikan menjadi
beberapa jenis. Paling banyak produksi berasal dari sektor plastic
kemasan produk yakni sebanyak 146 ton per tahun. Disusul dengan
sampah di bidang bangunan dan kontruksi sebanyak 65 juta ton jenis
sampah lainnya adalah tekstil, produk konsumsi dan institusional,
transportasi, elektronik, dan mesin industri (Azanela, 2018).
Menurut riset terbaru Sustainable Waste Indonesia (SWI) dalam
media televisi CNN Indonesia (2018) mendapatkan data terkait
sampah tingkat nasional perharinya sebesar 65 juta ton sampah.
Dapat diketahui jenis sampah dari data tersebut dapat meliputi sampah
organik, sampah plastik, sampah kertas, metal, kaca, kayu dan juga
bahan lainnya. Menurut Badan Pusat Statistik (2015) di dapatkan data
mengenai sampah di samarinda perharinya sebesar 3,565,35. Kepala
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Nurhami mengungkapkan bahwa di
Samarinda ini sendiri permasalahan sampah masih sangatlah tinggi
perharinya terdapat 800 ton sampah. Sampah ini termasuk sampah
rumah tangga dan sampah plastik. TPA yang dapat digunakan
sebenarnya ada dua yaitu yang berada di Suryanata dan Sambutan
tepatnya di Pelita VII, namun TPA yang dapat digunakan hanya satu
yaitu yang berada di Suryanata, dikarenakan TPA yang berada di
Sambutan hanya dapat menampung 5-6 ton perharinya ini sangatlah
tidak efektif jika digunakan dengan jumlah sampah yang ada di
samarinda, sehingga TPA yang dapat digunakan yaitu yang berada di
Suryanata dan TPA tersebut dekat dengan tempat permukiman
(Syaian, 2018).
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah sampah
Menurut (Sahil, dkk 2016) adalah dengan cara pengumpulan sampah
pada sistem pungumpulan sampah ini belum maksimal di terapkan
terutama sampah rumah tangga. Aktifitas pengumpulan hanya

2
dilakukan pada kawasan permukiman tepi jalan dan di lengkap TPS
dimana sampah terkumpul akan dengan mudah diangkut dengan truk
sampah kemudian dengan cara pengumpulan sampah di TPS, dan
cara terakhir untuk mengatasi sampah dengan proses pedengan
sistem 3R musnahan sampah dilakukan di TPA, walau terdapat
peluang pemusnahan awal di hulu (pemukiman) dengan sistem 3R
ataupun sampah dipilah, di trasdepo sebelum masuk ke TPA. TPA
masih menggunakan sistem open dumping yang tidak ramah
lingkungan karena menimbulkan bau dan vector penyakit dari lalat dan
tikus.
Di sekolah terdapat UKS yang mana salah satu fungsinya yaitu
menjaga agar lingkungan sekolah bersih dan sehat. Pada saat
wawancara dengan pembina UKS SMP Negeri 8 Samarinda Seberang
terdapat beberapa masalah kemudian diperkuat oleh observasi yang
telah dilakukan dan didapatkan beberapa permasalahan yang ada di
SMPN 8 Samarinda Seberang yaitu siswa/i yang tidak sarapan, siswa/i
tidak cuci tangan sebelum makan, dan siswa/i yang tidak membuang
sampah pada tempatnya. Dalam hal ini sampah menjadi hal yang
paling dominan di SMP Negeri 8 Samarinda Seberang dikarenakan
siswa/i kurang kesadaran atau malas untuk membuang sampah pada
tempatnya dan terdapat beberapa tempat sampah di sekolah tersebut
yang tidak layak untuk dipakai. Sehingga kondisi lingkungan di sekolah
terlihat tidak bersihdan hal ini yang menjadikan kondisi ini sebagai
prioritas masalah. Lalu diperkuat dengan perhitungan kami dalam
penentuan prioritas masalah berdasarkan kriteria kemampuan,
kemudahan, kesiapan serta pengungkit diperoleh poin tertinggi
daripada masalah yang lain. Hal ini yang membuat tim penyusun
untuk melakukan pemberdayaan mengenai sampah yang berlebih.
Dengan permasalah yang terjadi tersebut tim penyusun membentuk
kader yang mana kader tersebut terdiri dari anggota PMR dan juga
seluruh ketua kelas di SMP Negeri 8 Samarinda Seberang.

3
B. TUJUAN
1. UMUM
Meningkatkan kesadaran siswa untuk menjadikan lingkungan SMP
Negeri 8 Samarinda Seberang menjadi sekolah bersih, indah dan
sehat.
2. KHUSUS
a. Untuk meningkatkan pengetahuan siswa mengenai
permasalahan sampah yang terjadi di sekolah tersebut.
b. Membentuk kader untuk memantau atau mengawasi
keberlangsungan kegiatan Gerakan Sadar Sampah (GERSAM).
c. Siswa dapat mengaplikasikan kegiatan Gerakan Sadar
Sampah (GERSAM) agar kebersihan sekolah lebih terjaga.
C. MANFAAT
1. Bagi SMPN 8 Samarinda
Dapat mengetahui pentingnya lingkungan yang bersih serta dapat
menjadikan SMPN 8 Samarinda menjadi lingkungan bersih dan
sehat dan dapat sebagai percontohan untuk sekolah lain.
2. Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur
a. Sebagai penyelenggaran program pendidikan ilmu kesehatan
masyarakat.
b. Menjalin kemitraan antara SMP Negeri 8 dan Universitas
Muhammadiyah Kalimantan Timur
3. Mahasiswa
a. Mahasiswa memiliki kemampuan analisis masalah dan evaluasi
b. Mahasiswa dapat meningkatkan kemampuan Public Speaking.
c. Mahasiswa dapat melakukan aplikasi dari hasil proses belajar
selama kuliah Pemberdayaan Masyarakat

4
BAB II
TINJUAN PUSTAKA

A. SEKOLAH PEDULI ANAK SEHAT


1. Definisi UKS
Definisi UKS menurut para ahli:
Departemen Pendidikan & Kebudayaan, UKS adalah upaya
membina dan mengembangkan kebiasaan hidup sehat yang
dilakukan secara terpadu melalui program pendidikan dan yankes
di sekolah, perguruan agama serta usaha-usaha yang dilakukan
dalam rangka pembinaan dan pemeliharaan kesehatan
dilingkungan sekolah (Leni, 2016).
Departemen Kesehatan, UKS adalah usaha kesehatan
masyarakat yang dijalankan di sekolah-sekolah dengan anak didik
besert-a lingkungan hidupnya sebagai sasaran utama. UKS
merupakan wahana untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat
dan selanjutnya membentuk perilaku hidup sehat, yang pada
gilirannya menghasilkan derajat kesehatan yang optimal (Leni,
2016).
Azrul Azwar, UKS adalah bagian dari usaha kesehatan pokok
yang menjadi beban tugas puskesmas yang ditujukan kepada
sekolah-sekolah dengan anak beserta lingkungan hidupnya, dalam
rangka mencapai keadaan kesehatan anak sebaik-baiknya dan
sekaligus meningkatkan prestasi belajar anak sekolah setinggi-
tingginya (Leni, 2016).
2. Ruang Lingkup Kegiatan
Menurut Leni (2016), dalam pelaksanaan UKS yang ada di
lingkungan sekolah, maka UKS perlu mempunyai program-program
yang menunjang proses pelaksanaan kegiatan UKS di lingkungan
sekolah. Dalam hal ini program yang digunakan dalam UKS adalah

5
Trias UKS. Trias UKS sendiri merupakan program yang bertujuan
untuk menunjang setiap kegiatan yang ada di UKS yang berada
dilingkungan sekolah. Trias UKS sendiri terdiri dari 3 bagian (Leni,
2016):
a. Pendidikan kesehatan
Pendidikan kesehatan sendiri menjadi yang pertama dalam
trias UKS, hal ini dikarenakan fungsi UKS yang utama adalah
sebagai media atau sarana pendidikan tentang kesehatan.
Banyak pandangan yang berfikir UKS merupakan tempatnya
siswa sakit, hal ini merupakan paradigm yang salah selama ini.
UKS merupakan sarana belajar siswa tentang kesehatan. Jadi
bisa diambil kesimpulan bahwa UKS yang berhasil bukan UKS
yang setiap hari penuh dengan anak sakit, melainkan UKS yang
setiap hari penuh dengan siswa yang belajar tentang pendidikan
kesehatan.
Dalam hal ini program yang digunakan untuk menunjang
trias UKS dalam hal pendidikan kesehatan antara lain
melakukan penyuluhan baik individu, kelompok, klasikal,
maupun massal. Apabila ada sekolah yang sudah memiliki
tenaga kesehatan biasanya juga melayani konsultasi tentang
kesehatan, dll.
b. Pelayanan kesehatan
Trias UKS yang kedua ini mungkin sudah kental disetiap
sekolahan, yaitu pelayanan kesehatan. Dalam hal ini UKS
memiliki fungsi sebagai pemberi pelayanan kesehatan. Program
yang biasanya dilakukan untuk menunjang program pelayanan
kesehatan sebagai contoh adalah melakukan perawatan siswa
yang sakit, melakukan rujukan kesehatan bagi siswa yang
memerlukan penanganan kesehatan lebih lanjut, melakukan
skrining kesehatan, menganalisa status gizi siswa, pemberian
nutrisi kepada siswa, dan lain-lain.

6
c. Lingkungan sekolah sehat
Trias UKS yang ketiga ini adalah lingkungan sekolah yang
bersih dan sehat. Dalam hal ini UKS berperan aktif dalam
mengkondisikan lingkungan sekolah agar tetap bersih dan
sehat. Dalam melaksanakan trias UKS yang ketiga ini UKS tidak
bisa bekerja sendiri, melainkan harus bekerja sama lintas
program dan lintas sektoral. Sebagai contoh kegiatan yang
dilakukan dalam menjaga lingkungan sekolah sehat ini adalah:
1) Menjaga kesehatan jajanan kantin
Dalam hal ini UKS berperan agar jajanan yang di konsumsi
siswa tidak mengandung bahan berbahaya. Program
kegiatannya antara lain melaksanakan pemeriksaan jajanan
kantin secara rutin, bekerja sama dengan puskesmas dalam
memberikan penuyuluhan kepada penjaga kantin dan siswa,
melakukan pemeriksaan lab tentang jajanan kantin, dll.
2) Menjaga kebersihan Kamar Mandi/WC
3) Dalam hal ini UKS berperan dalam menjaga kebersihan
kamar mandi. Program yang dilakukan adalah melakukan
pemeriksaan rutin tentang kebersihan kamar mandi.
4) Menjaga kebersihan kelas
Dalam hal ini UKS bekerjasama dengan kurikulum dan
bagian sarana dan prasarana dalam melakukan penilaian
kebersihan kelas dalam hal ini biasanya dilakukan lomba
kebersihan kelas secara rutin.
5) Menjaga lingkungan sekolah bersih
Dalam menunjang program ini biasanya UKS bekerjasama
dengan kurikulum dalam melakukan penjadwalan
pelaksanaan kerja bakti bersama secara rutin.
6) Membersihkan jentik nyamuk
Dalam hal ini UKS melakukan pemeriksaan rutin disetiap
genangan air maupun sumber air untuk mengontrol

7
perkembangan vektor penyakit agar tidak menyebar
dilingkungan sekolah.
3. Tujuan UKS
Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah salah satu
wahana untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat
kesehatan peserta didik sedini mungkin. Tujuan umum Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS) adalah meningkatkan kemampuan hidup
sehat dan derajat kesehatan peserta didik serta menciptakan
lingkungan yang sehat, sehingga memungkinkan pertumbuhan dan
perkembangan yang harmonis dan optimal dalam rangka
pembentukan manusia indonesia seutuhnya. Setiap organisasi,
apapun bentuknya memiliki tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Begitu
juga halnya dengan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). (Leni, 2016)
Tujuan pendidikan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) ini
adalah menanamkan kebiasaan hidup sehat kepada anak didik
agara dapat turut bertanggung jawab terhadap kesehatan dirinya
serta lingkunganya dan ikut aktif dalam usaha-usaha kesehatan.
Apabila anak didik telah dapat mempraktekkan kebiasan sehat
sehari-hari ini dalam hidupnya, maka dapat diharapkan bahwa
disamping untuk dirinya sendiri, mereka dapat pula mempengaruhi
dan membimbing masyarakat lingkunganya. (Leni, 2016)
4. Pembinaan UKS
Dalam pasal 45 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992
tentang Kesehatan disebutkan, kesehatan sekolah diselenggarakan
untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam
lingkungan hidup sehat, sehingga peserta didik dapat belajar,
tumbuh dan berkembang secara harmonis dan optimal menjadi
sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan Kesehatan
adalah upaya untuk mempengaruhi dan atau mengajak orang lain,
baik individu, kelompok atau masyarakat, agar melaksanakan
perilaku hidup sehat, karena tingkat kesehatan merupakan salah

8
satu faktor yang menentukan indeks pembangunan manusia.
Tingkah laku yang diharapkan dalam pendidikan kesehatan ini
adalah yang menunjang cara hidup sehat, baik manusia sebagai
perorangan maupun sebagai kelompok masyarakat, oleh karena
pendidikan kesehatan sangatlah penting untuk menunjang setiap
program kesehatan yang direncanakan.
B. LANGKAH-LANGKAH PEMBERDAAAN MASYARAKAT
1. Identifikasi Masalah
a. Observasi
Menurut Abdurrahmat Fathoni (2011), mengemukakan
bahwa “Observasi adalah teknik pengumpulan data yang
dilakukan melalui suatu pengamatan, dengan disertai
pencatatan-pencatatan terhadap keadaan atau prilaku objek
sasaran”.
1) Jenis-jenis Observasi
Jenis Jenis Observasi menurut Marie Jahoda (2012), sebagai
berikut.
a) Observasi partisipasi
Observasi partisipasi merupakan salah satu dari jenis
jenis observasi. Observasi partisipasi pada umumnya
dipergunakan untuk penelitian yang bersifat eksploratif.
Suatu observasi disebut observasi partisipasi bila
observer turut mengambil bagian dalam kehidupan
observasi.
b) Observasi sistematik
Observasi sistematik merupakan salah satu dari jenis jenis
observasi. Observasi sistematik biasa disebut dengan
observasi berkerangka. Sebelum mengadakan observasi
terlebih dahulu dibuat kerangka mengenai berbagai faktor
dan ciri-ciri yang akan diobservasi.

9
c) Observasi eskperimental
Observasi eksperimental merupakan salah satu dari jenis
jenis observasi. Observasi eksperimental memiki ciri ciri
sebagai berikut: (1) situasi yang dibuat sedemikian rupa
sehingga observasi tidak mengetahui maksud
diadakannya observasi, (2) dibuat variasi situasi untuk
menimbulkan tingkah laku tertentu, (3) observasi
dihadapkan pada situasi yang seragam, (4) situasi
ditimbulkan atau dibuat sengaja, (5) faktor-faktor yang
tidak diinginkan pengaruhnya dikontrol secermat mungkin,
dan (6) segala aksi-reaksi dari observasi dicatat dengan
teliti dan cermat.
b. Wawancara
Menurut Abdurrahmat Fathoni (2011) menyatakan bahwa:
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.
Percakapan itu dilakukan oleh kedua belah pihak, yaitu
pewancara (interview) yang mengajukan pertanyaan dri yang
diwawancarai yang memberikan atas itu. Dalam wawancara
tersebut biasa dilakukan serta individu maupun dalam bentuk
kelompok, sehingga didapat data informatik yang orientik.
1) Bentuk Wawancara
a) Wawancara terstruktur
Beberapa keterbatasan pada wawancara jenis ini
membuat data yang diperoleh tidak kaya. Jadwal
wawancara berisi sejumlah pertanyaan yang telah
direncanakan sebelumnya. Tiap partisipan ditanyakan
pertanyaan yang sama dengan urutan yang sama pula.
Jenis wawancara ini menyerupai kuesioner survei tertulis.
Wawancara ini menghemat waktu dan membatasi efek
pewawancara bila sejumlah pewawancara yang berbeda

10
terlibat dalam penelitian. Wawancara berstruktur bisa berisi
pertanyaan terbuka.
b) Wawancara semi terstruktur
Wawancara ini dimulai dari isu yang dicakup dalam
pedoman wawancara. Sekuensi pertanyaan tidaklah sama
pada tiap partisipan bergantung pada proses wawancara
dan jawaban tiap individu. Namun pedoman wawancara
menjamin peneliti dapat mengumpulkan jenis data yang
sama dari partisipan. Peneliti dapat menghemat waktu
melalui cara ini.
c) Wawancara tidak bertstruktur
Dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas
pada penelitian. Wawancara ini biasanya diikuti oleh suatu
kata kunci, agenda atau daftar topik yang akan dicakup
dalam wawancara. Namun tidak ada pertanyaan yang
ditetapkan sebelumnya kecuali dalam wawancara yang
awal sekali. Jenis wawancara ini bersifat fleksibel dan
peneliti dapat mengikuti minat dan pemikiran partisipan.
Pewawancara dengan bebas menanyakan berbagai
pertanyaan kepada partisipan dalam urutan manapun
bergantung pada jawaban.
2) Jenis Wawancara
a) Wawancara tertutup
Wawancara tertutup adalah sebuah kegiatan
wawancara yang dilakukan dengan cara tertutup.
Pewawancara harus menjaga atau merahasiakan nama
maupun informasi mengenai narasumbernya dengan cara
memalsukan atau memberi inisial nama narasumber.
Wawancara tertutup ini bisa juga diartikan sebagai
wawancara yang pertanyaan–pertanyaannya terbatas dan

11
telah tersedia jawabannya yang berupa pilihan. Contohnya
adalah wawancara yang menggunakan lembar kuesioner.
b) Wawancara terbuka
Wawancara ini bertolak belakang dengan jenis
wawancara tertutup, yaitu wawancara yang dilakukan
dengan tidak merahasiakan informasi mengenai
narasumbernya dan juga memiliki pertanyaan–pertanyaan
yang tidak terbatas atau tidak terikat jawabannya.
Contohnya adalah wawancara yang meminta narasumber
untuk memberikan penjelasan lengkap mengenai suatu hal.
c) Wawancara kelompok
Wawancara kelompok adalah wawancara yang
dilakukan oleh sejumlah pewawancara kepada narasumber
dan dilaksanakan pada waktu yang bersamaan. Hal ini
hampir sama dengan wawancara konferensi, tetapi pada
wawancara kelompok pertanyaan–pertanyaan yang
diajukan oleh setiap pewawancara berbeda–beda.
Contohnya adalah wawancara kepada seorang artis,
pejabat, atau group band yang berprestasi atau sedang
terkena kasus.
3) Metode Wawancara
a) Mencatat
Metode yang pertama adalah mencatat. Para
pewawancara biasanya menyiapkan buku dan pulpen untuk
mencatat jawaban–jawaban dari narasumber. Ketika
mencatat jawaban tersebut, pewawancara akan menulisnya
dengan sangat cepat dengan cara hanya menuliskan point–
pointnya saja. Karena kalau tidak, mereka tidak akan
mendapat informasi yang telah diutarakan oleh
narasumbernya. Setelah mendapatkan catatan hasil

12
wawancara, barulah catatan itu dikembangkan dengan
menggunakan tulisan yang baik dan informatif.
b) Merekam (Recording)
Metode selanjutnya adalah merekam. Pewawancara
membutuhkan suatu alat yang berupa perekam suara. Alat
ini digunakan untuk merekam jawaban–jawaban yang
diberikan oleh narasumber, sehingga mereka tidak akan
kehilangan informasi sedikitpun. Setelah mendapatkan
rekaman, pewawancara akan menulis transkip tanya jawab
tersebut dan menjadikannya sebuah tulisan berita.
c. Dokumentasi
Menurut Abdurrahmat Fathoni (2011), mengemukakan
bahwa “studi dokumentasi ialah teknik pengumpulan data
dengan mempelajari catatan-catatan mengenai data pribadi
responden, seperti yang dilakukan oleh seorang psikolog dalam
meneliti perkembangan seorang klien melalui catatan
pribadinya”,
d. Analisa Penyebab Masalah
1) Fishbone Diagram
Fishbone diagram adalah suatu teknik identifikasi masalah
yang digunakan untuk menunjukkan hubungan sebab akibat
yang ditimbulkan dengan pengkategorian penyebab sebagai
berikut yaitu materials (bahan baku), machines and equipment
(mesin dan peralatan), manpower (sumber daya manusia),
methods (metode), mother nature/environment (lingkungan),
dan, measurement (pengukuran). Salah satu metode untuk
menganalisa penyebab dari sebuah masalah atau kondisi.
Sering juga diagram ini disebut dengan diagram sebab-akibat
atau cause effect diagram, penemunya adalah Professor
Kaoru Ishikawa, seorang ilmuan Jepang yang juga alumni
teknik kimia Univesitas Tokyo, pada tahun 1943. Sehingga

13
sering juga disebut dengan diagram Ishikawa (Mind Tools
Editorial Team. 2014).
Fishbone diagram atau Cause and Effect Diagram ini
dipergunakan yaitu:
a) Mengidentifikasi akar penyebab dari suatu permasalahan.
b) Mendapatkan ide-ide yang dapat memberikan solusi untuk
pemecahaan suatu masalah.
c) Membantu dalam pencarian dan penyelidikan fakta lebih
lanjut.
Dalam membuat fishbone diagram, ada beberapa tahapan
yang harus dilakukan, yaitu:
a) Mengidentifikasi masalah
Indentifikasi masalah adalah yang sebenarnya sedang
dialami. Masalah utama yang terjadi kemudian
digambarkan dengan bentuk kotak sebagai kepala dari
fishbone diagram. Masalah yang diindentifikasi yang akan
menjadi pusat perhatian dalam proses pembuatan fishbone
diagram.
b) Mengidentifikasi faktor-faktor utama masalah
Dari masalah yang ada, maka ditentukan faktor-faktor
utama yang menjadi bagian dari permasalahan yang ada.
Faktor-faktor ini akan menjadi penyusun “tulang” utama dari
fishbone diagram. Faktor ini dapat berupa sumber daya
manusia, metode yang digunakan, cara produksi, dan lain
sebagainya.
c) Menemukan kemungkinan penyebab dari setiap faktor
Dari setiap faktor utama yang menjadi pangkal masalah,
maka perlu ditemukan kemungkinan penyebab.
Kemungkinan-kemungkinan penyebab setiap faktor, akan
digambarkan sebagai “tulang” kecil pada “tulang” utama.
Setiap kemungkinan penyebab juga perlu dicari tau akar

14
penyebabnya dan dapat digambarkan sebagai “tulang”
pada tulang kecil kemungkinan penyebab sebelumnya.
Kemungkinan penyebab dapat ditemukan dengan cara
melakukan brain storming atau analisa keadaan dengan
observasi.
d) Melakukan analisa hasil diagram yang sudah dibuat
Setelah membuat fishbone diagram, maka dapat dilihat
semua akar penyebab masalah. Dari akar penyebab yang
sudah ditemukan, perlu dianalisa lebih jauh prioritas dan
signifikansi dari penyebabnya. Kemudian dapat dicari tau
solusi untuk menyelesaikan masalah yang ada dengan
menyelesaikan akar masalah.
2) Langkah-langkah Fishbone Diagram
Menurut Mind Tools Editorial Teams (2014) Dalam
identifikasi masalah menggunakan teknik fishbone dapat
dilakukan dengan langkah berikut, yaitu:
a) Membuat kerangka diagram fishbone kemudian
menentukan aspek penyebab yang sesuai dengan
kategori (manusia, material, mesin, motode, lingkungan,
dan pengukuran)
b) Setelah itu masukkan pokok permasalahan pada bagian
kepala diagram fishbone untuk dilakukan identifikasi
penyebab.
c) Mencari penyebab untuk masing-masing aspek penyebab
masalah. Penyebab ini diletakkan pada duri ikan.
d) Langkah selanjutnya adalah menggambarkan dalam
diagram fishbone berdasarkan penyebab yang telah
diketahui dan dianalisis.

15
2. Prioritas Masalah
Menurut Amrin (2018), metode CARL merupakan suatu teknik
atau cara yang digunakan untuk menentukan prioritas masalah jika
data yang tersedia adalah data kualitatif. Metode ini dilakukan
dengan menentukan skor atas kriteria tertentu, seperti kemampuan
(capability), kemudahan (accessibility), kesiapan (readiness), serta
pengungkit (leverage). Semakin besar skor semakin besar
masalahnya, sehingga semakin tinggi letaknya pada urutan
prioritas. Penggunaan metode CARL untuk menetapkan prioritas
masalah dilakukan apabila pengelola program menghadapi
hambatan keterbatasan dalam menyelesaikanmasalah.
Penggunaan metode ini menekankan pada kemampuan pengelola
program. Metode CARL (Capability, Accesibility, Readness,
Leverage) dengan menggunakan skore nilai 1–5. Kriteria CARL
tersebut mempunyai arti:
C : Ketersediaan Sumber Daya (dana dan sarana/peralatan)
A : Kemudahan, masalah yang ada diatasi atau tidak.
Kemudahan dapat didasarkan pada ketersediaan
metode/cara/teknologi serta penunjang pelaksanaan
seperti peraturan atau juklak.
R : Kesiapan dari tenaga pelaksana maupun kesiapan sasaran
seperti keahlian/kemampuan dan motivasi
L : Seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan yang
lain dalam pemecahan yang dibahas.
Nilai total merupakan hasil perkalian C x A x R x L, urutan
ranking atau prioritas adalah nilai tertinggi sampai nilai
terendah.
Untuk mendapatkan nilai prioritas adalah dengan cara
mengalikan nilai masing-masing kriteria. Semakin tinggi nilai
hasil perkalian maka semakin prioritas masalah tersebut untuk
diselesaikan. Adapun langkah-langkah untuk menetapkan

16
prioritas masalah dengan menggunakan metode CARL ini
adalah sebagai berikut:
a. Tulis atau daftarlah masalah yang didapat dari kegiatan
analisis situasi.
b. Tentukan skor masing-masing kriteria, misalnya disepakati
1-10. (penetapan skor berdasarkan kesepakatan bersama
anggota kelompok).
c. Berikan skor atau nilai untuk setiap masalah berdasarkan
kriteria CARL (C x A x R x L).
Menentukan prioritas berdasarkan hasil ranking. Urutkan
pemecahan masalah menurut prioritas berdasarkan hasil yang
di peroleh.
3. Plan of Action
a. Pengertian POA (Plan of Action)
Menurut Husna (2014), Action planning merupakan
kumpulan aktivitas kegiatan dan pembagian tugas diantara
para pelaku atau penanggung jawab suatu program. Lebih
lanjut, Action Planning merupakan penghubung antara “tataran
konsep” atau cetak biru dengan kumpulan kegiatan dalam
jangka panjang, menengah maupun jangka pendek. Plan of
action adalah rencana yang sifatnya arahan yang bisa
dilaksanakan. Jadi berupa suatu rencana yang telah diatur agar
bisa direncanakan. Action plan (rencana aksi) adalah satu set
tugas yang diberikan kepada individu atau tim yang berisi daftar
target untuk setiap tugas serta tenggat waktu, orang yang
bertanggung jawab, dan langkah-langkah untuk sukses.
Biasanya POA berlaku untuk program-program yang tertentu
atau kegiatan tertentu. Hal ini dipergunkan agar:
1) Tahap pelaksanaan bisa berjalan runtut.
2) Tidak ada tahapan penting terlewati.

17
3) Memudahkan yang terkait agar jelas posisinya dan
kewajibannya.
Bagi yang bisa bekerja di lapangan sering hal ini dianggap
menyita waktu, karena menganggap telah biasa melaksanakan.
Keadaan seperti ini akan menghambat proses bekerja dari
pengalaman. Karena POA akan jelas :
1) Apa yang dilakukan.
2) Bagaimana melakukan.
3) Bagaimana cara mengukur hasil.
b. Komponen Plan of Action
Bagaimana komponen atau tahap-tahap penting bagi POA
yang harus ada. Dan harus menjamin :
1) Kelengkapan rencana
2) Urutan tahapan yang urut
3) Jelas apa yag harus dikerjakan
c. Unsur-unsur Perencanaan
Perencanaan yang baik harus dapat menjawab enam
pertanyaan yang disebut sebagai unsur-unsur perencanaan
yaitu:
1) Tindakan apa yang harus dikerjakan
2) Apa sebabnya tindakan tersebut harus dilakukan
3) Dimana tindakan tersebut dilakukan
4) Kapan tindakan tersebut dilakukan
5) Siapa yang akan melakukan tindakan tersebut
6) Bagaimana cara melaksanakan tindakan tersebut.
4. Implementasi
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia),
Implementasi adalah pelaksanaan atau penerapan. Pengertian
Implementasi menurut kadir adalah kegiatan yang dilakukan untuk
menguji data dan menerapkan system yang diperoleh dari kegiatan
seleksi. Jadi dapat disimpulkan bahwa implementasi merupakan

18
proses untuk menguji antara konsep dengan konseptual atau
antara text dan konteks. Selanjutnya menurut Fullan implementasi
adalah suatu proses untuk melaksanakan ide, program atau
seperangkat aktifitas baru dengan harapan orang lain dapat
menerima dan melakukan perubahan.
a. Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan dalam arti pendidikan. secara
umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk
mempengaruhi orang lain, baik individu, kelompok, atau
masyarakat, sehingga mereka melakukan apa yang
diharapkan oleh pelaku pendidikan atau promosi
kesehatan. Dan batasan ini tersirat unsur - unsur input
(sasaran dan pendidik dari pendidikan), proses (upaya
yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain) dan
output (melakukan apa yang diharapkan). Hasil yang
diharapkan dari suatu promosi atau pendidikan kesehatan
adalah perilaku kesehatan, atau perilaku untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatan yang kondusif oleh sasaran
dari promosi kesehatan (Notoadmojo, 2012).
Promosi kesehatan mempengaruhi 3 faktor penyebab
terbentuknya perilaku tersebut Green dalam (Notoadmojo,
2012) yaitu:
1) Promosi kesehatan dalam faktor-faktor predisposisi
Promosi kesehatan bertujuan untuk mengunggah
kesadaran, memberikan atau meningkatkan
pengetahuan masyarakat tentang pemeliharaan dan
penigkatan kesehatan bagi dirinya sendiri, keluarganya
maupun masyarakatnya. Disamping itu, dalam konteks
promosi kesehatan juga memberikan pengertian
tentang tradisi, kepercayaan masyarakat dan
sebagainya, baik yang merugikan maupun yang

19
menguntungkan kesehatan. Bentuk promosi ini
dilakukan dengan penyuluhan keseha tan, pameran
kesehatan, iklan-iklan layanan kesehatan, billboard,
dan sebagainya.
2) Promosi kesehatan dalam faktor-faktor enabling
(penguat)
Bentuk promosi kesehatan ini dilakukan agar
masyarakat dapat memberdayakan masyarakat agar
mampu mengadakan sarana dan prasarana kesehatan
dengan cara memberikan kemampuan dengan cara
bantuan teknik, memberikan arahan, dan cara-cara
mencari dana untuk pengadaan sarana dan prasarana.
3) Promosi kesehatan dalam faktor reinforcing
(pemungkin)
Promosi kesehatan pada faktor ini bermaksud
untuk mengadakan pelatihan bagi tokoh agama, tokoh
masyarakat, dan petugas kesehatan 16 sendiri dengan
tujuan agar sikap dan perilaku petugas dapat menjadi
teladan, contoh atau acuan bagi masyarakat tentang
hidup sehat.
Menurut Notoadmojo (2012), berdasarkan
pendekatan sasaran yang ingin dicapai, penggolongan
metode pendidikanada 3 (tiga) yaitu:
1) Metode berdasarkan pendekatan perorangan
Metode ini bersifat individual dan biasanya
digunakan untuk membina perilaku baru, atau membina
seorang yang mulai tertarik pada suatu perubahan
perilaku atau inovasi. Dasar digunakannya pendekatan
individual ini karena setiap orang mempunyai masalah
atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan

20
penerimaan atau perilaku baru tersebut. Ada 2 bentuk
pendekatannya yaitu:
a) Bimbingan dan penyuluhan (Guidance and
Counceling)
b) Wawancara
2) Metode berdasarkan pendekatan kelompok
Dalam penyampaian promosi kesehatan dengan
metode ini kita perlu mempertimbangkan besarnya
kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal dari
sasaran. Ada 2 jenis tergantung besarnya kelompok,
yaitu:
a) Kelompok besar 18
b) Kelompok kecil
3) Metode berdasarkan pendekatan massa
Metode pendekatan massa ini cocok untuk
mengkomunikasikan pesan-pesan kesehatan yang
ditujukan kepada masyarakat. Sehingga sasaran dari
metode ini bersifat umum, dalam arti tidak
membedakan golongan umur, jenis kelamin, pekerjaan,
status social ekonomi, tingkat pendidikan, dan
sebagainya, sehingga pesan-pesan kesehatan yang
ingin disampaikan harus dirancang sedemikian rupa
sehingga dapat ditangkap.
b. Kemitraan
Dikutip dari buku ajar niken dan may (2018),
kemitraan merupakan salah satu bentuk dari promosi
kesehatan. Merurut KBBI, menyebutkan arti kata mitra
adalah teman, sahabat, kawan kerja, pasangan kerja,
rekan. Kemitraan esensinya merupakan suatu kerjasama
dari berbagai pihak, baik secara individual maupun
kelompok untuk mencapai tujuan tertentu. Notoatmodjo

21
(2013), menyatakan bahwa kemitraan adalah suatu kerja
sama formal antara individu-individu, kelompok-kelompok
atau organisasi-organisasi untuk mencapai suatu tugas
atau tujuan tertentu.
c. Pemberdayaan Masyarakat
Dikutip dari ppt Nila Ratna, pemberdayaan adalah
upaya memberdayakan (mengembangkan klien dari
keadaan tidak atau kurang berdaya menjadi mempunyai
berdaya) guna mencapai kehidupan lebih baik. Sehingga
dapat diartikan pemberdayaan masyarakat sebagai upaya
mengembangkan masyarakat dari keadaan kurang atau
tidak berdaya menjadi berdaya dengan tujuan agar
masyarakat tersebut dapat mencapai atau memperoleh
kehidupan yang lebih baik.
Menurut Fahrudin (2012), pemberdayaan masyarakat
adalah upaya untuk memampukan atau memandirikan
masyarakat yang dilakukan dengan upaya sebagai berikut:
1) Enabling, yaitu menciptakan suasana atau iklim untuk
memungkinkan potensi masyarakat berkembang. Titik
tolaknya adalah pengenalan bahwa setiap manusia,
setiap masyarakat memiliki potensi yang dapat
dikembangkan.
2) Empowering, yaitu meningkatkan kapasitas dan
memperkuat atau daya yang dimiliki oleh masyarakat.
3) Protecting, yaitu memiliki kepentingan dengan
mengembangkan sistem perlindungan bagi masyarakat
yang menjadi subjek pengembangan.
Tujuan pemberdayaan masyarakat
Menurut Mardikanto (2014), terdapat enam tujuan
pemberdayaan masyarakat yaitu:
1) Perbaikan kelembagaan (better instutition)

22
2) Perbaikan usaha (better business)
3) Perbaikan pendapatan (better income)
4) Perbaikan lingkungan (better environment)
5) Perbaikan kehidupan (better living)
6) Perbaikan masyarakat (better community)
5. Evaluasi
Pengertian evaluasi menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa
Indonesia) adalah suatu penilaian dimana penilaian itu ditujukan
pada orang yang lebih tinggi atau yang lebih tahu kepada orang
yang lebih rendah, baik itu dari jabatan strukturnya atau orang yang
lebih rendah keahliannya. Evaluasi adalah suatu proses penelitian
positif dan negatif atau juga gabungan dari keduanya. Adapun
pengertian evaluasi menurut Worthen dan Sanders (1979) Evaluasi
adalah mencari sesuatu yang berharga (worth). Sesuatu yang
berharga tersebut dapat berupa informasi tentang suatu program,
produksi serta alternatif prosedur tertentu. Karenanya evaluasi
bukan merupakan hal baru dalam kehidupan manusia sebab hal
tersebut senantiasa mengiringi kehidupan seseorang.
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan pada setiap
akhir satu satuan waktu yang didalamnya tercakup lebih dari satu
pokok bahasan, dan dimaksudkan untuk mengetahui sejauhmana
peserta didik telah dapat berpindah dari suatu unit ke unit
berikutnya.
Winkel mendefinisikan evaluasi sumatif sebagai penggunaan
tes-tes pada akhir suatu periode pengajaran tertentu, yang meliputi
beberapa atau semua unit pelajaran yang diajarkan dalam satu
semester, bahkan setelah selesai pembahasan suatu bidang studi.
Sedangkan yang dimaksud dengan tes sumatif adalah suatu
penilaian yang pelaksanaannya itu dilakukan pada akhir tahun atau
akhir program, atau lebih spesifiknya penilaian yang dilakukan pada
akhir semester dari akhir tahun.

23
Jadi, tujuannya adalah untuk melihat hasil yang dicapai oleh
para siswa, yaitu seberapa jauhkah tujuan-tujuan kurikuler yang
berhasil dikuasai oleh para peserta didik, dan penilaian inipun
dititikberatkan pada penilaian yang berorientasi kepada produk,
bukan kepada sebuah proses.
a. Manfaat Evaluasi Sumatif
Ada beberapa manfaat tes sumatif, dan 3 diantaranya yang
terpenting adalah :
1) Untuk nenentukan nilai.
2) Untuk menentukan seorang anak dapat atau tidaknya
mengikuti kelompok dalam menerima program berikutnya.
Dalam kepentingan seperti ini maka tes sumatif berfungsi
sebagai tes prediksi.
3) Untuk mengisi catatan kemajuan belajar siswa yang akan
berguna bagi orang tua siswa, pihak bimbingan dan
penyuluhan di sekolah serta pihak-pihak lain apabila siswa
tersebut akan pindah ke sekolah lain, akan melanjutkan
belajar atau akan memasuki lapangan kerja.
b. Fungsi Evaluasi Sumatif
Fungsi evaluasi sumatif ini adalah untuk menentukan angka
kemajuan atau hasil belajar peserta didik

24
BAB III
METODE PELAKSANAAN KEGIATAN

A. TEMA KEGIATAN
Tema besar kegiatan pemberdayaan adalah Sekolah Peduli Anak
Sehat, adapun sub tema pemberdayaan masyarakat yang dilakukan
oleh kelompok 4 ini adalah Gerakan Sadar Sampah (GERSAM).
B. TEMPAT & WAKTU KEGIATAN
1. Tempat dilaksanakannya pemberdayaan ini adalah di SMP Negeri
8 Samarinda Seberang
2. Waktu pelaksanaan kegiatan ini di mulai dari tanggal 3 Januari-23
Januari 2019. Adapun jadwal pelaksanaan pemberdayaan di SMP
Negeri 8 Samarinda Seberang dirincikan sebagai berikut.

Tabel 3.1 Jadwal pelaksanaan pemberdayaan


Januari 2019
No Kegiatan
Minggu ke 1 Minggu ke 2 Minggu ke 3

1 Pembekalan Pemberdayaan
Survey & Mencari Tahu Masalah yang
2
Terjadi
3 Penyusunan Proposal
4 Konsultasi Terkait Tema & Proposal
Pendidikan Kesehatan & Pembentukan
5
Kader

Implementasi Kegiatan GERSAM


6
Kepada Siswa Melalui Kader

7 Pembuatan Laporan Hasil Kegiatan

8 Ujian Hasil Pemberdayaan

9 Revisi Laporan

10 Penjilidan Laporan

25
C. SASARAN
Sasaran dalam pemberdayaan ini adalah anggota PMR SMP
Negeri 8 Samarinda Seberang yang berjumlah 13 siswa dan juga
seluruh ketua kelas VII, VIII, dan IX yang berjumlah 36 siswa.
Sehingga keseluruhan sasaran pemberdayaan masyarakat adalah 49
siswa.

26
BAB IV
HASIL KEGIATAN

A. GAMBARAN LOKASI
Lokasi yang menjadi sasaran kegiatan pemberdayaan masyarakat
adalah di SMP Negeri 8 Samarinda Seberang yang memiliki jumlah
siswa-siswa 1.225 orang. SMP Negeri 8 terletak di Jln. Patimura No.
29, Rapak Dalam, Kecamatan Loa Janan Ilir, Kota Samarinda.
Samarinda seberang memiliki luas wilayah 9,82 km² dan terletak di
barat daya Kota Samarinda. Kontur wilayah ini mulai dari daratan
rendah di tepi sungai hingga menjorok ke daratan yang berbuk-bukit.
B. LANGKAH-LANGKAH PEMBERDAYAAN
1. Identifikasi Masalah
Di awal tim penyusun mendatangi sekolah, tim melakukan
wawancara kepada kepala sekolah dan pembina UKS terkait
masalah yang ada di sekolah tersebut. Lalu diperoleh informasi
bahwa terdapat beberapa masalah yaitu siswa/i yang tidak
membuang sampah pada tempatnya, siswa/i jarang mencuci
tangan sebelum makan, dan siswa/i jarang sarapan sebelum ke
sekolah. dari hasil tersebut maka kami melakukan penelusuran
lebih dalam terkait masalah yang ada untuk membuktikan
kebenaran dari informasi yang ada. Hal yang kami lakukan adalah
sebagai berikut:
a. Observasi
Obsesvasi yang tim penyusun lakukan dengan cara
mengamati keadaan yang ada di SMP Negeri 8 Samarinda.
Pengamatan yang dilakukan oleh tim penyusun setelah
mendapat informasi dari sekolah terkait permasalah yang ada.
Hal ini bertujuan untuk mengetahui kebenaran dari informasi
yang didapat dengan mengamati secara langsung. Setelah tim

27
penyusun melakukan observasi dan ditemukan masalah di SMP
Negeri 8 Samarinda Seberang yaitu siswa tidak membuang
sampah pada tempatnya, kurangnya ketersediaan wastafel dan
kasus kejadian siswa pingsan saat melakukan upacara di hari
senin karena tidak sarapan. Dari ketiga masalah tersebut kami
melakukan perhitungan dan diperoleh hasil untuk dijadikan
prioritas masalah adalah siswa yang tidak membuang sampah
pada tempatnya. Selanjutnya setelah melakukan observasi tim
penyusun akan mempersiapkan pertanyaan untuk wawancara.
Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui lebih dalam terkait
informasi mengenai permasalahan yang terjadi di SMP Negeri 8
Samarinda tersebut.
b. Wawancara
Tim penyusun menggunakan teknik wawancara terstruktur
agar mendapatkan informasi yang lebih jelas dan teknik
wawancara ini juga dapat menghemat waktu.
Tim penyusun melakukan wawancara kepada Siswa/i di
SMP Negeri 8 Samarinda Seberang dengan menggunakan
teknik wawancara secara terstruktur. Sebelum melakukan
wawancara, setiap anggota membuat pertanyaan terstruktur
untuk informan kemudian diketik serta diprint agar lebih efektif
dalam melakukan wawancara. Wawancara dilakukan secara
berurutan sesuai dengan pertanyaan yang telah dibuat. Setelah
dilakukannya wawancara dan hasil yang tim penyusun
dapatkan dari masalah yang terjadi di SMP Negeri 8 Samarinda
Seberang seperti, rasa malas pada siswa yang tidak mau
membuang sampah pada tempatnya, antara siswa yang satu
dengan yang lain tidak menegur bila membuang sampah
sembarangan. Hal ini yang membuat permasalahan sampah
yang menjadi priototas utama di SMP Negeri 8 Samarinda
Seberang tersebut.

28
2. Prioritas Masalah
Metode Analisis yang tim gunakan dalam mencari prioritas
masalah adalah secara kuantitatif dengan metode CARL, semakin
tinggi poin yang dihasilkan maka semakin sulit atau semakin besar
permasalahan yang terjadi dan di jadikan sebagai prioritas. Nilai
total merupakan hasil perkalian CxAxRxL, urutan ranking atau
prioritas adalah nilai tertinggi sampai dengan terendah. Maka
perhitungan yang dilakukan adalah sebagai berikut.

Tabel 4.1 CARL

No Masalah C A R L Nilai Rank

Siswa/i yang tidak


1 membuang sampah 9 8 7 7 3.528 1
pada tempatnya
Siswa/i yang tidak
2 mencuci tangan 5 7 8 7 1.960 3
sebelum makan
Siswa/i yang tidak
sarapan pagi
3 8 7 7 7 2.744 2
sebelum pergi ke
sekolah
Keterangan:
C : Ketersediaan Sumber Daya (dana dan sarana/peralatan)
A : Kemudahan, masalah yang ada diatasi atau tidak.
Kemudahan dapat didasarkan pada ketersediaan
metode/cara/teknologi serta penunjang pelaksanaan
seperti peraturan atau juklak.
R : Kesiapan dari tenaga pelaksana maupun kesiapan sasaran
seperti keahlian/kemampuan dan motivasi
L : Seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan yang
lain dalam pemecahan yang dibahas.

29
Berdasarkan prioritas masalah dengan menggunakan metode
CARL, maka diperoleh prioritas masalah nilai tertinggi yaitu sampah
yang berserakan di lingkungan SMP Negeri 8 Samarinda Seberang
dengan total nilai 3.528.
Tim penyusun menggunakan metode CARL karena untuk
mempermudah dalam menentukan prioritas masalah dengan
melihat dadi kemampuan sumber daya sarana dan prasarana yang
tersedia di sekolah, kesiapan tim penyusun selaku pelaksana
kegiatan, serta kesidaan tim PMR dan ketua setiapn kelas untuk
menjalankan.

30
3. Analisis Penyebab Masalah (fishbone)

Envirotment Metode

Upaya untuk
mengatasi sampah
tidak berjalan lagi
Kurangnya pengawasan
kepada siswa yang
membuang sampah Kegiatan kerja bakti
sembarangan dilakukan
bergantian dari
kelas 1-3
Penyebab siswa/i Siswa/i yang tidak
yang tidak membuang membuang sampah pada
pada tempatnya tempatnya

Siswa malas untuk


Kondisi tempat membuang sampah pada
sampah tidak tempatnya
Kurangnya kesadaran
layak pakai
siswa untuk menjaga
kebersihan lingkungan

Material Man

Gambar 4.1 Fishbone

31
4. Plan of Action (POA)

Tabel 4.2 Plan of Action

Prioritas Penyebab Tujuan Kegiatan Sasaran Target Alat Lokasi Jadwal Penanggu Potensi Peluang
Masalah Masalah Pemecah (what) (whom) Keberhasil verifikasi (where) Pelaksan ng Jawab
(why) an an aan (who)
(what for) (how (when)
much)
Sampah 1. Kurangnya Menjadik 1. Pemberian 1. Seluruh 1. 80% kuesioner SMP N 8 04-23 Rizaldi 1. Guru 1. Mendapat
bersera kesadaran an pendidikan ketua pengetahu Samarinda Januari berpera kan
kan siswa untuk lingkunga kesehatan kelas SMP an seberang 2019 n aktif pendidikan
dilingku membuang n sekolah mengenai 8 meningkat kec. loa dalam kesehatan
ngan sampah tetap kesehatan Samarinda janan ilir. kegiatan dari
sekolah pada bersi dan lingkungan Seberang yang mahasisw
tempatnya. sehat dijalank a UMKT
an.

2. Siswa 2. Siswa/i 2. Seluruh 2. Sekolah 2. PMR 2. Mendapat


malas wajib anggota dapat dan kan data
membuang membawa PMR SMP mengimpl ketua terkait
sampah dan N 8 ementasik kelas keadaan
pada membuan Samarinda an dapat sekolah
tempatnya g sampah Seberang gerakan berpera
setiap sadar n
pulang sampah sebagai
sekolah secara pengaw
berkelanju as
tan

32
3. Tempat 3.Pengawa 3.Sekolah 3. Tersedia 3. Mendapat
sampah di san kader memperbar nya kan
sekolah untuk ui fasilitas tempat bantuan
banyak implementa untuk sampah CSR dari
yang si tidak pembuang di setiap bank BNI
berlubang membuang an sampah kelas
dan tidak sampah di
ada lingkungan
penutupnya sekolah
.

33
5. Hasil Pelaksanaan Program
a. Nama Kegiatan : Sekolah Peduli Anak Sehat Sub Tema
GERSAM (Gerakan Sadar Sampah)
b. Waktu Pelaksanaan : 3 Januari-23 Januari 2019
c. Sasaran : Siswa/i SMP Negeri 8 Samarinda
Seberang
d. Tempat Kegiatan : SMP Negeri 8 Samarinda Seberang
e. Pelaksanaan :
Adapun hasil pelaksanaan kegiatan Praktik Pemberdayaan
Masyarakat yang tim penyusun lakukan dalam Implementasi
kegiatan Praktik Pemberdayaan Masyarakat yang dilakukan di
SMP Negeri 8 Samarinda Seberang Kecamatan Loa Janan Ilir
adalah sebagai berikut:
Pada hari Jumat, 04 Januari 2019 pukul 08.00-10.00 WITA
tim penyusun melaksanakan kegiatan yaitu melakukan
perizinan kepada pihak sekolah untuk menjelaskan tujuan
kedatangan tim penyusun dan kegiatan apa saja yang akan
dilakukan nantinya.
Pada hari Selasa, 08 Januari 2019 tim penyusun
melakukan wawancara kepada pembina UKS mengenai
permasalahan apa saja yang ada di SMP Negeri 8 Samarinda
Seberang, kemudian tim melakukan observasi untuk melihat
keadaan lingkungan disekolah tersebut. Setelah kami
melakukan wawancara dan observasi, kemudian tim penyusun
menentukan prioritas masalah dengan menggunakan metode
CARL.
Pada hari Selasa, 15 Januari 2019 pukul 09.00-10.00
WITA tim penyusun memberikan Pendidikan Kesehatan di SMP
Negeri 8 Samarinda Seberang, materi yang tim penyusun
berikan yaitu mengenai Penanganan Sampah. Sebelum tim
penyusun memberikan Pendidikan Kesehatan tim penyusun

34
mengukur tingkat pengetahuan siswa/i terlebih dahulu dengan
memberikan Kuisioner berupa 15 Pertanyaan. Dari hasil
perhitungan maka di dapatkan hasil pada saat pemberian post-
test adalah 6,67.
Tim penyusun juga memberikan games kepada siswa/i
untuk melatih kekompakan dan tetap fokus. Kemudian tim
penyusun melakukan pembentukan kader dari anggota PMR
dan ketua setiap kelas dengan melakukan arahan kepeda
peserta yaitu kegiatan yang di lakukan dalam Gerakan Sadar
Sampah (GERSAM), maka tim melakukan penjelasan kepada
anggota PMR sebagai pegawas kebersihan di lingkungan
sekolah mereka, anggota PMR memantau kondisi kebersihan
lingkungan sekolah dan untuk ketua setiap kelas melakukan
pengawasan kepada teman-teman di kelasnya dan
menghimbau kepada teman sekelasnya untuk membawa dan
membuang sampah saat sebelum pulang sekolah atau setelah
mata pelajaran terakhir berakhir. Dalam hal ini kami meminta
bantuan kepada para guru, sehingga pada saat mata pelajaran
terahir guru yang bersangkutan turut membantu dalam
menghimbau siswa untuk membawa dan membuang sampah
sepulang sekolah.
Setelah melakukan pembentukan kader tim penyusun
memberikan post test kepada siswa/i terkait seluruh materi
yang telah diberikan. Dari hasil perhitungan maka di dapatkan
hasil pada saat pemberian post-test adalah 11,53.
Dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan siswa/i SMP
Negeri 8 Samarinda Seberang saat pemberian pendidikan
kesehatan mengalami peningkatan. Diketahui bahwa sebelum
dilakukan pendidikan kesehatan, tingkat pengetahuan siswa/i
sebesar 6,67 dan setelah dilakukan pendidikan kesehatan,
tingkat pengetahuan siswa/i mengalami peningkatan menjadi

35
11,53 sehingga dapat diketahui terjadi peningkatan sebesar
4,86.
Kemudian dilakukan evaluasi dengan uji statistic terhadap
hasil kuesioner pre-test dan post-test tersebut dengan
menggunakan uji dependent t-test dengan taraf signifikan 0,05
menunjukkan bahwa adanya perbedaan yang bermakna secara
statistik antara tingkat pengetahuan siswa/i sebelum dan
setelah dilakukan pendidikan kesehatan dengan p=0.000 di
mana hasil uji tersebut p<0,05.
Siswa/i yang tim penyusun berikan Pendidikan Kesehatan
berjumlah 49 orang yang terdiri dari anggota PMR dan ketua
setiap kelas, pada saat tim penyusun melakukan Pendidikan
Kesehatan, siswa/i yang terdiri dari anggota PMR dan ketua
setiap kelas bersedia dalam memperhatikan mahasiswa/i yang
akan memberikan materi serta tersedianya fasilitas pendukung,
waktu dan ruangan untuk melakukan pendidikan kesehatan.
Kemudian setelah di lakukannya Pendidikan Kesehatan tim
penyusun melakukan diskusi kecil guna mengulang materi yang
sudah di berikan.
Pada hari Rabu, 16 Januari 2019 pukul 12.30-14.00 WITA
tim penyusun melakukan pemeriksaan dan memantau setiap
kelas untuk mengecek keberlangsungan program yang
diberikan oleh tim penyusun dan melakukan dokumenasi. Pada
hari pertama terdapat beberapa kelas yang sudah menerapkan
program dengan cara guru yang mengajar dimata pelajaran
terakhir untuk menghimbau kepada siswanya agar membawa
sampah saat keluar kelas dan juga disekitar halaman kelas dan
melakukan piket rutin, akan tetapi masih ada juga kelas yang
belum menerapkan program yang tim berikan.
Pada hari Jumat, 18 Januari 2019 pukul 09.00-11.00 WITA
pada hari kedua tim penyusun melakukan pemeriksaan dan

36
memantau lagi disetiap kelas dan mengecek keberlangsungan
program. Di hari kedua pengecekan, hampir semua kelas
sudah menerapkan program tersebut walaupun masih ada 2-3
kelas yang belum menerapkan.
6. Evaluasi
Adapun dari kegiatan yang telah dilaksanakan dalam program
ini sebagai perencanaan untuk kegiatan berkelanjutan. Evaluasi
kegiatan yang dilakukan oleh tim penyusun memilih bentuk
evaluasi sumatif, dimana evaluasi sumatif ini dilakukan pada saat
semua rangkaian kegiatan telah selesai di laksanakan. Dengan
kata lain evaluasi ini dilaksanakan pada saat tim penyusun telah
selesai melaksanakan semua program GERSAM (Gerakan Sadar
Sampah).
Bentuk kegiatan yang dapat dievaluasi adalah kegiatan yang
memiliki indikator keberhasilan. Pada program GERSAM (Gerakan
Sadar Sampah) kegiatan yang dapat diukur indicator
keberhasilannya antar lain:
a. Pemberian pendidikan kesehatan tentang sampah serta cara
penggelolaannya yang mana dalam pendidikan kesehatan ini
akan diketahui apakah terjadi peningkatan pengetahuan pada
anggota PMR dan setiap perwakilan kelas. Dari hasil kuesioner
Pre-test didapatkan hasiI 6.67 dan post-tesT 11.53. Dari hasil
tersebut diketahui bahwa pengetahuan siswa yang sebelumnya
kura cng dari 50% mengalami peningkatan menjadi 80% dan hal
ini sesuai dengan target kami dalam pencapaian pengetahuan
siswa.
b. Implementasi kegiatan, dalam hal ini akan diketahui apakah
peserta yang telah mengikuti pendidikan kesehatan dapat
menerapkan kepada teman-temannya yang lain dan dapat
menjalankan program GERSAM (Gerakan Sadar Sampah).

37
1) Peserta dapat menerapkan program GERSAM
(Gerakan Sadar Sampah)
2) Kader GERSAM dapat mengimplementasikan
kepada siswa-siswa yang lain.

Pembentukan kader GERSAM (Gerakan Sadar


Sampah), yang akan melakukan pengamatan
kebersihan lingkungan sekolah.

C. RENCANA TINDAK LANJUT


Tabel 4.3 Rencana tindak lanjut

Kegiatan Tujuan Pelaksana


Melakukan Agar sekolah tersebut dapat Seluruh Siswa/i di
pengamatan menerapkan program secara SMP Negeri 8
kebersihan berkelanjutan Samarinda Seberang
lingkungan sekolah Mampu mengidentifikasi
masalah yang berkaitan dengan
sampah
Mampu menganalisis masalah
yang berkaitan dengan sampah
Mampu memecahkan masalah
yang berkaitan dengan sampah
1.

Selalu menjalankan Agar lingkungan sekolah selalu Seluruh Siswa/i di


program terlihat bersih dan sehat SMP Negeri 8
pembuangan sampah Samarinda Seberang
setelah pulang
sekolah
Guru selalu memberi1. Agar program yang dibuat Guru SMP Negeri 8
support untuk berjalan lancar dan tetap Samarinda Seberang
keberlangsungan dilaksanakan
program

38
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari hasil pelaksanaan kegiatan praktik pemberdayaan
masyarakat di SMPN 8 Samarinda Seberang Kec. Loa Janan ilir dapat
ditarik kesimpulan:
1. Hasil Pre Test sebesar 6,67% dan Post Test sebesar 11,53%.
Maka mengalami peningkatan sebesar 4,86%.
2. Terwujudnya Lingkungan Bersih, Indah dan Sehat melalui salah
satu program GERSAM (Gerakan Sadar Sampah) dengan
membentuk kader yaitu Para anggota PMR dan ketua setiap kelas
VII, VIII, dan IX untuk melakukan pemantauan kebersihan
lingkungan sekolah dan mengawasi keberlangsungan kegiatan
GERSAM (Gerakan Sadar Sampah) lingkungan.
3. Dalam program tersebut siswa/i ikut bertasipiasi untuk membawa
sampah yang berada di dalam kelas maupun disekitar lingkungan
kelas pada saat mata pelajaran berakhir sebagai program Gerakan
Sadar Sampah (GERSAM).
B. SARAN
1. Bagi SMPN 8 Samarinda Sebrang
a. Diharapkan pada seluruh siswa/i SMPN 8 Samarinda Sebrang
dapat melanjutkan kembali kegiatan yang telah diberikan pada
saat pelaksanaan kegiatan Praktik Pemberdayaan
Masyarakat oleh mahasiswa yang sudah berjalan meskipun
mahasiswa tidak berada lagi di SMPN 8 Samarinda Seberang.
b. Diharapkan siswa/i SMP Negeri 8 Samarinda Seberang dapat
meningkatkan derajat kesehatan agar terwujudnya lingkungan
yang lebih bersih dan sehat.

39
c. Lebih mengutamakan kerja sama dan partisipasi dalam
kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan
siswa/i di SMPN 8 Samarinda Seberang.
3. Bagi Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur
a. Diharapkan dapat menyediakan lebih banyak referensi seperti
buku, proposal dan hasil laporan, agar dapat dijadikan acuan
dalam pembuatan proposal dan laporan kedepannya.
b. Diharapkan dapat selalu berpartisipasi dalam setiap kegiatan
yang dilakukan mahasiswa baik kegiatan internal maupun
eksternal kampus.
4. Bagi Mahasiswa
a. Dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang didapatkan selama
perkuliahan dan mampu mengaplikasikan kepada siswa/i di
SMPN 8.
b. Dapat meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar
mahasiswa agar menjaga kekompakan dan mencegah
kesalahpahaman.

40
DAFTAR PUSTAKA

Achmad Rizki Azhari. 2015. Metode CARL dan Force Field Analysis.
(Berdasarkan https://dokumen.tips/documents/metode-carl.html
Diakses pada tanggal 8 Januari 2018)

Anisa Persia DKK. 2015. Hubungan Pemakaian Panty Liner dengan


Kejadian Fluor Albus pada Siswi SMA di Kota Padang Berdasarkan
Wawancara Terpimpin (Kuisioner). No. -. Vol. -. Hal. -.
http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/284 (10 Januari
2019)

Apriani, Leni. 2016. Tinjauan Pengetahuan Siswa Kelas XII Terhadap


Usaha Kesehatan Sekolah (Uks) Di SMK Pertanian Terpadu Negeri
Provinsi Riau. Journal Sport Area. VoL1, No.1: 27-37. (9 Januari 2019)

Alexander, Nila Ratna Juita. -. Pemberdayaan Masyarakat. PPT.


(Berdasarkan
https://www.academia.edu/10232100/MODUL_I_DAN_II_PEMBERDA
YAAN_MASYARAKAT_PENGERTIAN2_DAN_KONSEP_PEMBANGU
NAN. Diakses pada 10 Januari 2019)

Anonym. 2017. Pengertian Observasi Lengkap Ciri-ciri, Jenis, Manfaat


dan Tujuan Observasi. (Berdasarkan
http://www.sumberpengertian.co/pengertian-observasi-lengkap
Diakses pada 11 Januari 2019)

Azanella Luthfia Ayu. 2018. Sampah Plastik Dunia dalam Angka.


(Berdasarkan Kompas.
com.internasional.kompas.com/read/2018/11/21/18465601/sampah-
plastik-dunia-dalam-angka Diakses pada 8 Januari 2019).

Badan Pusat Statistik. 2015. (Berdasarkan


https://kaltim.bps.go.id/statictable/2015/03/18/359/produksi-dan-
volume-sampah-yang-terangkut-per-hari-menurut-kabupaten-kota-
2015.html Diakses pada 9 Januari 2019)

CNN Indonesia. 2018. Riset: 24 Persen Sampah di Indonesia Tak


Terkelola. (Berdasarkan m.cnnindonesia.com/gaya-
hidup/20180425101643-282-293362/riset-24-persen-sampah-di-
indonesia-tak-terkelola Diakses pada 9 Januari 2019)

41
Fitri. 2014. Kesehatan Masyarakat: Definisi, Tujuan, dan Ruang Lingkup
Kesehatan Masyarakat. (Berdasarkan https://sehat.link/kesehatan-
masyarakat-definisi-tujuan-dan-ruang-lingkup-kesehatan-
masyarakat.info Diakses pada 8 januari 2019)

Hafizhah Husna. 2014. Makalah Manajemen Planning Of Action.


(Besrdasarkan
http://www.academia.edu/8303779/Makalah_manajemen_planning_of_
action Diakses pada 10 Januari 2019)

Madolan, Amrin. 2018. Menetapkan Prioritas Masalah dengan Metode


CARL. (Berdasarkan
https://www.mitrakesmas.com/2018/08/menetapkan-prioritas-masalah-
dengan.html?m=1. Diakses pada 10 Januari 2019).

Mind Tools Editorial Team. 2014. Cause and Effect Analysis. Retrieved
February 18, 2017, from Mind Tools: (Berdasarkan
https://www.mindtools.com/pages/article/newTMC_03 Diakses pada 8
Januari 2019)

Nas’alullaily, Yekti Arum, dkk. -. Analisis Kecelakaan Menggunakan


Metode Event and Causal Factors Analysis dan Fishbone Analyis. Vol.
-. No. -. hh. -.
http://journal.ppns.ac.id/index.php/seminarK3PPNS/article/view/724.
(Diakses pada 09 Januari 2019)

Notoatmodjo, Soekidjo. 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni.


Jakarta: Rineka Cipta

Rahmat, Diding. 2017. IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM


BANTUAN HUKUM BAGI MASYARAKAT TIDAK MAMPU DI
KABUPATEN KUNINGAN. Jurnal Unifikasi. Vol.04, No.01: 35-42
(Diakses pada 8 Januari 2019)

Riadi, Muchlisin. 2017. Tujuan, Prinsip, Tahapan Pemberdayaan,


Masyarakat. https://www.kajianpustaka.com/2017/11/tujuan-prinsip-
dan-tahapan-pemberdayaan-masyarakat.html. (Diakses pada 11
Januari 2019)

Riry mardian, 2012. PENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR


SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI MATERI JURNAL
PENYESUAIAN PADA SISWA KELAS XI IPS 3 SMA NEGERI 3
BUKITTINGGI DENGAN METODE BERMAIN PERAN (ROLE
PLAYING). Vol.10 No. 2 juli 2012 (151-162).
https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/35555959/40-76-
1

42
SM.pdf?AWSAccessKeyId=AKIAIWOWYYGZ2Y53UL3A&Expires=154
7270400&Signature=%2F41WDF0jBkMmWvUPiU5Qs%2Fqd9kQ%3D
&response-content-
disposition=inline%3B%20filename%3DPENINGKATKAN_KEAKTIFA
N_DAN_HASIL_BELAJAR.pdf (Diakses pada 10 Januari 2019)

Sam Hisam. 2019. Kesehatan lingkungan menurut para ahli&tujuan-ruang


lingkup. (Berdasarkan https://www.dosenpendidikan.com/kesehatan-
lingkungan-pengertian-menurut-para-ahli-tujuan-ruang-lingkup/
Diakses pada 9 januari 2019)

Sahil Jailan, dkk. 2016. Sistem Pengelolaan dan Upaya Penanggulangan


Sampah Di Kelurahan Dufa- Dufa Kota Ternate. Vol 4, No. 2: 480-481.
(Diakses pada 10 Januari 2019)

Syaian. 2018. Luar Biasa Sampah di Samarinda Capai 800 Ton Per Hari.
www.kliksamarinda.com/berita-7347-luar-biasa-sampah-di-sampah
capai-800-ton-per-hari.html

Undang-undang Republik Indinesia Nomor 18 Tahun 2008 Tentang


Pengelolaan sampah. (Berdasarkan
https://www.bphn.go.id/data/documents/08uu018.pdf Diakses pada 11
januari 2019)

43
L
A
M
P
I
R
A
N
44
Lampiran 1 Surat Izin Kegiatan

45
46
Lampiran 2 Berita Acara Kegiatan

47
Lampiran 3 Hasil Penjaringan Puskesmas Harapan Baru

48
Lampiran 5 Power Point Pendidikan Kesehatan

49
50
51
52
Lampiran 6 Abensi Siswa

53
54
Lampiran 8 Anggaran Pemberdayaan

No Nama Barang Jumlah Barang Harga Barang


1 Banner 1 Psc Rp.70.000
2 Aqua 2 Dus Rp.42.000
3 Permen 3 Bungkus Rp.15.000
4 Foto Copy 150 Rangkap Rp.62.000
5 Susu 6 Pcs Rp.24.000
6 Bingkai 1 Psc Rp.55.000
7 Kertas Foto 1 Psc Rp.6.000
8 Tas Kado 1 Psc Rp.4.000
9 Map 3 Biji Rp.27.000
10 Kertas HVS - Rp.20.000
Jumlah Rp.325.000

Pemasukan Kelompok Rp. 490.000


Pengeluaran Kelompok Rp. 325.000
Sisa Uang Rp. 165.000

55
Lampiran 9 Hasil SPSS

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

PreTest 6.67 49 2.726 .389


Pair 1
PostTest 11.53 49 2.346 .335

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 PreTest & PostTest 49 .458 .001

Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig. (2-

Mean Std. Std. Error 95% Confidence Interval of tailed)

Deviation Mean the Difference

Lower Upper

PreTest - -4.857 2.661 .380 -5.622 -4.093 -12.775 48 .000


Pair 1
PostTest

56
Lampiran 10 Dokumentasi Kegiatan

57
58
59
60

Anda mungkin juga menyukai