Anda di halaman 1dari 24

UNIVERSITAS JENDRAL A.

YANI

LAPORAN PRAKTIK KESEHATAN


MASYARAKAT

PEMBINAAN PHBS DI TATANAN RUMAH TANGGA


PUSKESMAS CIMAHI TENGAH
TAHUN 2021

Oleh:

Dulizul mariam putri silaban


NPM.113118121

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT (S.1)

CIMAHI
2021
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
LAPORAN PRAKTIK KESEHATAN MASYARAKAT
PEMBINAAN PHBS DI TATANAN RUMAH TANGGA
PUSKESMS CIMAHI TENGAH

TAHUN 2021

Laporan ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana

Kesehatan Masyarakat

Peminatan Pendidikan Kesehatan Dan Ilmu Perilaku (PKIP)

Oleh:

Dulizul Mariam Putri.S


NPM.113118121

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT (S.1)


FAKULTAS ILMU TEKNOLOGI KESEHATAN
JENDRAL AHCMAD YANI

CIMAHI
2021
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Laporan ini telah disetujui oleh pembimbing akademik dan pembimbing Lapangan Program Studi
Kesehatan Masyarakat Peminatan Pendidikan Kesehatan Ilmu Prilaku (PKIP) Fakultas Ilmu Kesehatan
Dan Prilaku Universitas Jendral A.yani Cimahi
RIWAYAT HIDUP

Nama : Dulizul Mariam Putri Silaban

Alamat : Jl.Taman bukit cibogo Blok A.9 No. 60-61, Rt.02


Rw. 17 Kel. Leuwigajah Kec.Cimahi Selatan Kota
Cimahi 40532

Tempat/Tanggal Lahir : Bandung, 25 juli 1999

Pendidikan :

1. TK MI malangbong : 2004 - 2005


2. SD Negeri Leuwigajah Mandiri 2 : 2005 - 2011
3. SMP Negeri 8 Cimahi : 2011 - 2014
4. SMA Negri 4 Cimahi : 2014 - 2018
5. S-1 Kesehatan Masyarakat : 2018 - 2022
STIKes Jenderal Achmad Yani Cimahi
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan Praktik Kesehatan Masyarakat dengan judul PEMBINAAN PHBS
DI TATANAN RUMAH TANGGA Puskesmas Cimahi TengahTahun 2022. Laporan ini diajukan
sebagai laporan Praktik Kesehatan Masyarakat (PKM) pada Program Studi Kesehatan Masyarakat (S1)
Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi. Dalam pelaksanaan PKM dan penulisan laporan PKM ini,
penulis banyak mendapatkan bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Gunawan Irianto, dr., M.Kes (MARS) selaku Ketua Stikes Jenderal
Achmad Yani Cimahi.
2. Bapak Asep Dian, SKM., MM., MH.Kes selaku Ketua Program Studi S1
Ilmu Kesehatan Masyarakat Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi.
3. Bapak Dzul Akmal selaku dosen pembimbing akademik yang telah
memberikan arahan, saran dan bimbingan serta motivasi kepada penulis
selama penyusunan laporan ini.
4. selaku kepala Puskesmas Cimahi Tengah yang telah memberikan izin
melakukan Peraktik Kesehatan Masyarakat.
5. Ibu Lusyana selaku pembimbing lapangan yang telah memberikan arahan,
saran dan bimbingan serta motivasi kepada penulis selama penyusunan
laporan ini.
6. Puskesmas Cimahi Tengah yang telah memberikan izin serta fasilitas
kepada penulis.
7. Ayah Andi Halim dan mama Mulyani Selaku Kedua Orang Tua yang telah
melahirkan dan mendidik serta membiyaai putrinya sehingga menjadi
Sarjana Kesehatan Masyarakat.
8. Hendra Permana Selaku pacar dan Seseorang yang telah pernah
mengajarkan untuk menyingkapi proses hidup dengan kesabaran yang selalu
mendukung mendorong penulis dalam menyelesaikan laporan ini.
9. Teman-teman yang selalu memberi dukungan dan semangat yang selalu
menginspirasi dan mendorong penulis dalam menyelesaikan laporan ini.
10. Serta kim namjon, kim sok jin, min youngi, jung hoseok, park jimin,kim tae
hyung, jeon jungkook semua biasku yang telah menemani di setiap mengerjakan
laporan dan menjadi penyemangat penulis melewati musik untuk terus semangat
mengerjakan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa sebagai manusia tak luput dari kesalahan. Oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun akan sangat penulis terima dengan
baik. Akhir kata penulis berharap semoga Laporan Praktik Kesehatan Masyarakat
ini dapat menjadi manfaat khususnya bagi penulis umumnya bagi pembaca dan
berbagai pihak lainnya yang memerlukan.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Cimahi, Febuari 2022

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................iii

DAFTAR ISI.................................................................................................iii

DAFTAR TABEL........................................................................................vii

DAFTAR GAMBAR...................................................................................viii

DAFTAR GRAFIK.......................................................................................ix

DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................x

DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN.......................................................xi

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1

A. Latar Belakang...........................................................................................1

B. Tujuan........................................................................................................4

1. Tujuan Umum.....................................................................................4

2. Tujuan Khusus....................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................5

A. Desa Siaga.................................................................................................5

1. Pengertian Desa Siaga dan Desa siaga Aktif......................................5

2. Tujuan Desa Siaga..............................................................................6

a. Tujuan Umum.....................................................................................6

b. Tujuan Khusus....................................................................................6

3. Keriteria Desa Siaga...........................................................................6

4. Prinsip pengembangan desa siaga......................................................7

5. Sasaran Pengembangan Desa Siaga...................................................8

6. Pengembangan Desa Siaga.................................................................9


v
7. Dasar Hukum....................................................................................10

8. Tingkatan Desa Siaga.......................................................................11

9. Komponen Desa Siaga Aktif............................................................17

BAB III ANALISIS SITUASI.......................................................................19

A. Gambaran Umum Instansi.......................................................................19

1. Visi, Misi, Tata Nilai, Tujuan, dan Moto..........................................19

2. Struktur Organiasasi.........................................................................21

3. Situasi Sumber Daya Kesehatan.......................................................22

4. Data Demografi.................................................................................23

5. Gambaran Kesehatan Penduduk.......................................................27

B. Program Desa Siaga.................................................................................31

C. Kegiatan Yang Dilakukan Di Puskesmas Batujajar................................36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................38

A. Identifikasi Masalah.................................................................................38

B. Penetapan Prioritas Masalah....................................................................39

C. Penyebab Masalah...................................................................................43

D. Pemecahan Masalah.................................................................................44

BAB V SIMPULAN DAN SARAN..............................................................48

A. Simpulan..................................................................................................48

B. Saran........................................................................................................49

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................51
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR GRAFIK
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR ISTILAH

SINGKAT

PHBS : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat WHO

: World Health Organization

Poskesdes : Pos Kesehatan Desa Puskesmas :

Pusat Kesehatan Masyarakat Pustu : Puskesmas

Pembantu

UKBM : Unit Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat

RSUD : RumahSakit Umum Daerah

Dinkes : Dinas Kesehatan

SMD : Survei Mawas Diri

MMD : Musyawarah Masyarakat Desa


BAB I
A. LATAR BELAKANG
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur
kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita -cita bangsa
indonesia, sebagiamana dimaksud dalam pacasila dan undang – undang
Dasara Negara Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
menyatakan bahwa derajat kesehatan masyarakat yang setinggi – tingginya
dicapi melalui penyelanggaraan pembangunan kesehatan. Banyak hal di
bidang kesehatan telah di capai melalui penyelanggaraan pembangunan
kesehatan. Namun demikianlah,bila digunakan sasaran strategis kementrian
kesehatan yang harus dicapai tahun 2004 dan target – target Millennium yang
dicapai tahun 2015 sebagai acuan, berbagai hal yang telah di capai tersebut
kiranya masih memerlukan peningkatan yang luar biasa.
Pembinaan PHBS juga merupakan bagian dari pengembangan desa
dan kelurahan siaga aktif. Keputusan mentri kesehatan nomer
1529/Menkes/SK/X/2010 tentang pedoman umum pengembangan desa dan
kelurahan siaga aktif wajib melaksanakan phbs. Dengan demikian, maka
salah satu kriteria dalam rangka pentahapan pengembangan desa dan
kelurahan siaga aktif adalah presentase rumah tangga di desa atau kelurahan
yang mendapat pembinaan PHBS. Masalah kesehatan yang ada di
masyarakat sangatlah banyak dan beragam macamnya. Penulusuran dari
rumah ke rumah merupakan cara paling efektif untuk mengetahui secara
nyata masalah kesehatan yang sebenarnya dihadapi oleh masyarakat.
Sebagian masyarakat ada yang menyadari dan juga ada yang tidak
menyadari bahwa ada masalah kesehatan yang sedang dialami (Nurhajanti,
2011). Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual
maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif
secara sosial dan ekonomis (UU No. 36 tahun 2009). Peningkatan derajat
kesehatan sangat dipengaruhi oleh faktor perilaku sehingga peningkatan
perilaku hidup bersih dan sehat perlu memperoleh perhatian utama dalam
pembangunan kesehatan. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara
fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk
hidup produktif secara sosial dan ekonomis (UU No. 36 tahun 2009).
Peningkatan derajat kesehatan sangat dipengaruhi oleh faktor perilaku
sehingga peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat perlu memperoleh
perhatian utama dalam pembangunan kesehatan. Aspek perilaku merupakan
hal yang paling penting agar terwujud status kesehatan masyarakat yang
semakin meningkat. Seluruh anggota masyarakat, baik secara individu
maupun kelompok harus berperilaku hidup sehat, serta mampu menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata serta memiliki derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya. Untuk mewujudkan peningkatan
kesehatan masyarakat tersebut, maka pemerintah membuat suatu program
yang dinamakan “Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau PHBS”
(Maryuani, 2012).
PHBS adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar bagi
perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan membuka jalur
komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku, melalui pendekatan
pimpinan (advocacy), bina suasana (social support), dan pemberdayaan
masyarakat (empowerment) sehingga dapat menerapkan cara-cara hidup
sehat, dalam rangka menjaga, memelihara, dan meningkatkan kesehatan
masyarakat (Depkes RI, 2011). Menteri Kesehatan Republik Indonesia telah
membuat Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang
tertuang dalam Permenkes No.2269/MENKES/PER/XI/2011 yang mengatur
upaya peningkatan PHBS diseluruh Indonesia dengan mengacu kepada
pola manajemen PHBS, mulai dari tahap pengkajian, perencanaan, dan
pelaksanaan serta pemantauan dan penilaian. Upaya tersebut dilakukan
untuk memberdayakan masyarakat dalam memelihara, meningkatkan, dan
melindungi kesehatannya sehingga masyarakat sadar, mau, dan mampu
secara mandiri ikut aktif dalam meningkatkan status kesehatannya. Tatanan
PHBS melibatkan beberapa elemen yang merupakan bagian dari tempat
beraktivitas dalam kehidupan sehari-hari. Terdapat 5 tatanan PHBS yang
dapat menjadi simpul-simpul untuk memulai proses penyadartahuan
tentang perilaku hidup bersih dan sehat salah satunya yaitu PHBS di rumah
tangga. PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan
anggota.
B.TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mengindetifikasi program pembinaan PHBS ditatanan keluarga di
puskesmas cimahi tengah 2021.
2. Tujuan khusus
a. Mampu mengindetifikasi permasalahan yang ada di dalam program
pembinaan PHBS di tatanan keluarga di puskesmas cimahi tengah.
b. Mampu mendapatkan prioritas masalah dalam program pembinaan
PHBS di tatanan keluarga di puskesmas cimahi tengah.
c. Mampu menganalisis penyebab hambatan dalam program
pembinaan PHBS di tatanan kelurga di puskesmas cimahi tengah.
d. Mampu mengajukan alternatif pemecahan masalah dalam program
pembinaan PHBS di tatanan keluarga di puskesmas cimahi tengah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pembinaan PHBS di tatanan keluarga
a. Pengertian PHBS
Prilaku hidup sehat dan bersih (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang
dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan
seseorang, keluarga kelompok atau masyarakat mampu menolong dirinya dirinya
sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan
kesehatan masyarakat. Dengan demikian, PHBS mencangkup beratus – ratus
bahkan mungkin beribu – ribu perilaku yang harus dipraktikkan perilaku mencuci
tangan dengan sabun, pengelolaan air minum dan makanan yang memenuhi syrat,
menggunakan air bersih, menggunakan jamban sehat, pengelolaan limbah cair
yang memenuhi syarat, memberantas jentik nyamuk, tidak merokok di dalam
ruangan dan lain – lain. Di bidang kesehatan ibu dan anak serta keluarga
berencana harus dipraktikkan perilaku meminta pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan, menimbang balita setiap bulan, mengimunisasi lengkap bayi, menjadi
akseptor sekeluargaberencana dan lain – lain. Di bidang gizi dan farmasi harus
dipraktikkan perilaku makan dengan gizi seimbang, minum Tablet Tambah Darah
selama hamil, memberi bayi air susu ibu (ASI) ekslusif, mengonsumsi Gram
Breyodium dan lain – lain. Sedangkan di bidang pemeliharaan kesehatan harus
dipraktikkan perilaku ikut serta dalam jaminan pemeliharaan kesehatan, aktif
mengurus dan atau memanfaatkan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat
(UKBM), memanfaatkan puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehtan lain dan lain
– lain.
1. Konsep Tatanan
Manusia hidup di berbagai tatanan,yaitu berbagai tempat atau sistem sosial
dimana ia melakukan kegiatan sehari – harinya. Di setiap tatanan, faktor-faktor
individu, lingkungan fisik dan lingkungan sosial berinteraksi dan menimbulkan
dampak terhadap kesehatan. Oleh sebab itu dapat pula dikatakan bahwa suatau
tatanan adalah suatu tempat diamana manusia secara aktif memanipulasi
lingkungan, sehingga menciptakan di bidang kesehatan. Jelas bahwa setiap
tatanan memiliki kekhasan, sehingga dengan demikian pembinaan PHBS harus
disesuaikan untuk masing-masing tatanan. Telah disepakati adanya lima
tatanan, yaitu tatanan rumah tangga, tatanan institusi pendidikan, tatanan
tempat kerja, tatanan tempat umum dan tatanan fasilitas kesehatan. Akan
tetapi, untuk melihat keberhasilan pembinaan PHBS, praktik PHBS yang
diukur adalah yang dijumpai di tatanan rumah tangga. Telah ditetapkan 10
(sepulah) indikator untuk menetapkan apakah sebuah rumah tangga telah
mempraktikakan PHBS. Kesepuluhan indikator tersebut merupakan sebagian
dari semua prilaku yang harus diperaktikan di rumah tenaga dan dipilih karena
dianggap mewakili atau dapat mencermikan keseluruhan prilaku.
2. Masyarakat Dalam Tatanan
Namun demikian perlu disadari bahwa PHBS di tatanan rumah tangga sangat
dipengaruhi oleh PHBS ditatanan-tatanan lain. Demikian sebaliknya, PHBS di
tatana rumah tangga.

Tatanan institusi
Tatan fasilitas pelayanan pendidikan
kesehatan

Tatanan tempat Tatanan tempat


kerja kerja umum

Tatanan rumah tangga

Saling – pengaruh antar – tatana dalam PHBS


Oleh sebab itu, yang di maksud dengan masyarakat dalam hal ini tidak terbatas pada
masyarakat dalam hal ini tidak terbatas pada masyarakat dalam pengertian umum (yaitu tatanan
rumah tangga), tetapi juga masyarakat khusus di berbagai tatanan lain. Sebagaimana masyarakat
di tatanan rumah tangga, yaitu masyarakat umum, masyarakat di masing- masing tatanan pun
memiliki struktur masyarakat dan peran-peran dalam masyarakat. Jika di masyrakat umum
terdapat struktur masyarakat formal dan struktur masyarakat informal, di tatanan lain pun terdapat
pula struktur yang serupa.

B. PHBS DI BERBAGAI TATANAN


PHBS mencangkup semua perilaku yang harus diperhatikan dibidang pencegahan
dan penanggulangan penyakit, penyehatan lingkungan, kesehatan ibu dan anak, keluarga
berencana, gizi, farmasi dan pemeliharaan kesehatan. Perilaku-perilaku tersebut harus
dipraktikkan dimana pun seseorang branda di rumah tangga, di institusi pendidik dimana pun
seseorang berada di rumah tangga, di institusi pendidikan, di tempat kerja, di tempat umum
dan di fasilitasi pelayanan kesehehatan sesuai dengan situasi dan kondisi yang dijumpai.
1. PHBS di Rumah Tangga
Di rumah tangga, sasaran primer harus mempraktikakan perilaku yang dapan menciptakan
rumah tangga ber PHBS, yang mencangkup persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan,
memberi bayu ASI ekskusif, menimbang balita setiap bulan, menggunakan air bersih,
mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, pengelolaan air minum dan makan di rumah,
menggunakan jamban sehat (Stop Buang Air Besar sembarangan/Stop BABS), pengelolaan
limbah , memberantas jentik nyamuk, makan buah dan sayur setiap haro, melakukan aktivitas
fisik setiap hari, tidak merokok di dalam rumah dan lain-lain.
2. PHBS di institusi Pendidikan
Di institusi pendidikan (kampus, sekolah,pesantren, seminar, pedepokan dan lain-lain),
sasaran primer harus mempraktikkan perilaku yang dapat menciptakan institusi pendidikan
Ber-PHBS, yang mencangkup antara lain mencuci tangan menggunakan sabun, mengonsumsi
makan dan minum sehat, menggunakan jamban sehat, membuang sampah di tempat sampah,
tidak meroko, tidak mengonsumsi Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya
(NAPZA), tidak meludah sembarangan temoat, memberantas jentik nyamuk dan lain-lain.
3. PHBS di Tempat Umum
Di tempat umum (tempat ibadah,pasar,perpatokan,terminal,demaga dan lain-lain), sasaran
primar harus mempraaktikkan perilaku yang dapat menciptakan Tempat Umum Ber-PHBS,
yang dapat mencakup mencuci tangan dengan sabun, menggunakan jaman sehat, membuang
sampah di tempat sampah, tidak meroko, tidak mempraktikkan perilaku yang dapat
menciptakan fasilitas pelayanan kesehatan Ber-PHBS, yang mencakup mencuci tangan
dengan sabun, menggunakan jamban sehat, membuang sampah di tempat sampah, tidak
merokok, tidak mengonsumsi NAPZA, tidak meludah di sembarang tempat, memberantas
jentik nyamuk dan lain-lain.
4. PHBS di Fasilitas pelayanan kesehatan
Di fasilitas pelayanan kesehatan (klinik, puskesmas,rumah sakit dan lain-lain), sasaran primer
harus mempraktikkan perilaku yang dapat menciptakan Fasilitas pelayanan kesehatan Ber-
PHBS, yang mencangkup mencuci tangan dengan sabun, menggunakan jaman sehat,
membuang sampah di tempat sampah, SISTEM
tidak merokok, tidak mengonsumsi NAPZA, tidak
meludah di sembarang tempat, memberantas jentik nyamuk dan lain-lain.
NIALAI(Acuan
5. HAKIKATPRILAKU Balik/Buruk)

perilaku adalah sesuatau yang rumit. Perilaku individu berkait dengan fakto-faktor prilaku
NORMA
NORMA SOSIAL
individu(Aturan
berkaitan HUKUM(Aturan
Tidakdengan faktor-faktor pengetahuan dan sikap individu. Perilaku juga
Tertulis)
menyangkut dimensi kultural yang berupa sistem nilai dan normal. Sistem
Tertulis) nilai adalah acuan
tentang hal-hal yang di anggap baik dan hal-hal yang dianggap buruk. Norma adalah atauaran
tidak tertulis yang disebut norma sosial dan aturan yang sisebut norma hukum. Selain itu,
perilaku juga berkaitan dengan dimensi ekonomi dal hal-hal lain yang merupakan pendukung
PENGETAHUAN
perilaku. SIKAP oleh pengetahuan
Perilaku seseorang, selain dipengaruhi PRILAKU
dan sikapnya, memiliki
acuan kepada sistem nilai dan norma yang dianutnya. Dengan kata lain, sistem lain dan
norma dibuat oleh masyarakat di suatu tatana untuk diantut oleh individu-individu anggota
masyarakat tatatanan tersebut. Inilah yang juga disebut sabagai faktor-faktor predisposisi
(predisposing factors).Namun demikian sistem nilai dan norma, sabagai sistem sosial, adalah
sesuatau yang dinamis. Artinya, sistem nilai dan norma suatu masyarakat akan berubah
mengikuti perubahan-perubahan lingkugan dari masyarakat yang bersangkutan. Jadi, antara
sistem nilai dan norma di satu pihak dengan individu-individu masyarakat di pihak lain,
terdapat hubungan timbal balik sistem nilai dan norma mempengaruhi prilaku individu,
perilaku individu yang berubah akan dapat mengubah sistem nilai dan norma.
Faktor-Faktor predisposisi yang mempengaruhi perilaku
Untuk sistem nialai normal yang sesuai dengan kaidah-kaidah kesehatan, perlu
diupayakan terpelihara sistem nilai dan norma tersebut. Sedangkan untuk sistem nialai dan
normal yang tidal sesuai dengan kaidah – kaidah kesehatan, perlu dilakukan upaya guna
mengubah sistem nialai dan norma tersebut melalui perubahan perilaku individu-individu
anggota masyarakat. Individu – individu anggota masyarakat yang memiliki potensi besar
untuk mengubah sistem nilai dan norma adalah mereka yang di sebut dengan permukaan
masyarakat atau tokoh masyarakat, baik yang formal maupun yang informal. Pemuka
masyarakat formal mencangkup para petugas atau pejabat kesehatan dan mereka yang
menduduki posisi formal (resmi) dalam organisasinya. Pemuka masyarakat informal adalah
mereka yang tidak menduduki posisi formal adalah merkea yang tidak menduduki posisi
formal dalam organisasi, mereka yang tidak menduduki posisi formal dalam oerganisasi,
tetapi memiliki pengaruh individual posisi formal dalam organisasi, tetapi memiliki pengaruh
individual terhadap masyarakat oleh sebab keahlian, pengalaman, keturunan, kharisma dan
lain-lain. Mereka inilah yang berperan sebagai faktor-faktor pendorong berbagi terjadinya
faktor perilaku masyarakat. Akan tetapi perilaku tertentu tidak pernah mempraktikkan
perilalu itu karena tidak adanya kemampuan secara ekonomis atau tidak tersedianya sarana.
Misalnya, seseorang yang sudah mau membuang hajat (air besar) di jamban, tidak kunjung
melalukan hal itu karena ia tidak mampu membuat jamban pribadi dan di sekitarnya tidak
terdapat jamban umum.

BAB III

Anda mungkin juga menyukai