Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PENGALAMAN BELAJAR LAPANGAN 1

EDUKASI PENCEGAHAN DIARE MELALUI PENYULUHAN


KEPADA MASYARAKAT DI WILAYAH KERJA UPTD
PUSKESMAS PERAWATAN BERINGIN RAYA KOTA
BENGKULU

Oleh :
UMBANG AYU LESTARI
NPM: 1913201010

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERISTAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
2021
HALAMAN PERSETUJUAN
“KLINIK SANITASI”

Oleh :

Desi Oktavia
NPM. 1913201017

Bengkulu, 06 September 2021

Dosen Pembimbing Akademik

Ir. Agus Ramon M.Kes

NIDN. 0026086301

i
HALAMAN PENGESAHAN

a) Laporan : Laporan Hasil Kegiatan PBL


b) Daftar Mitra
a. Nama Mitra Program :
b. Kabupaten/Kota : Kota Bengkulu
c. Jangka Waktu Pelaksana : 30 Hari
c)Ketua Kelompok
a. Nama : Desi Oktavia
b. NPM : 1913201017
c. Semester/Kelas : 4/A
d. Program Studi : Kesehatan Masyarakat
e. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Bengkulu
f. Alamat PT : Kampus IV Jl. H. Adam Malik No. 17, Km
8,5 Gading Cempaka., Bengkulu

Mengetahui Bengkulu, 06 September 2021


Dosen pembimbing Pembimbing Lapangan

Ir. Agus Ramon M.Kes


NIDN. 0026086301 Nike Ratna Dilla Amd.KL

Mengetahui,
Koordinator Prodi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Ilmu kesehatan Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Bintang Agustina P.SKM., MKM


NIDN. 0217088701

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur serta nikmat pada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya
yang melimpah, atas terselesaikannya kegiatan PBL 1 di UPTD Puskesmas
Perawatan Beringin Raya Kota Bengkulu. Laporan ini dibuat untuk memenuhi
persyaratan tugas mata kuliah pengalaman belajar lapangan prodi kesehatan
masyarakat fakultas ilmu kesehatan universitas muhammadiyah bengkulu. 
Tujuan dibuatnya laporan PBL 1 ini yaitu untuk melaporkan segala
kegiatan di puskesmas beringin raya kota bengkulu yang berkaitan dengan
Edukasi Pencegahan Diare Melalui penyuluhan Kepada Masyarakat di Wilayah
Kerja UPTD Puskesmas Perawatan Beringin Raya Kota Bengkulu .
Dalam penyusunan laporan PBL 1 ini, tentu tak lepas dari pengarahan
dan bimbingan dari berbagai pihak. Maka penulis merasa berterima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu. Pihak-pihak yang terkait itu di antaranya
sebagai berikut:
1. Seluruh dosen penulis di Program Studi Kesehatan Masyarakat yang sudah
memberikan banyak informasi.
2. Bapak Ir. Agus Ramon M.Kes selaku pembimbing akademik penulis.
3. Ibu Nike Ratna Dilla amd.Kl selaku Pembimbing Lapangaan penulis.
4. Karyawan dan karyawati UPTD Perawatan Puskesmas Beringin Raya  yang
dengan tulus memberi pengarahan pada penulis selama penulis melakukan PBL 1
di Puskesmas Tersebut.
Karena kebaikan semua pihak yang telah penulis sebutkan tadi maka
penulis bisa menyelesaikan laporan PBL 1 ini dengan sebaik-baiknya. Laporan
PBL 1 ini memang masih jauh dari kesempurnaan, tapi penulis sudah berusaha
sebaik mungkin. Sekali lagi terima kasih. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita
semua

Bengkulu, September 2022

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN..................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL...................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vii
BAB IPENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................3
1.3 Tujuan........................................................................................................3
1.4 Manfaat......................................................................................................3
1.5 Ruang Lingkup..........................................................................................4
BAB IIMETODOLOGI...........................................................................................5
2.1 Jenis Penelitian...............................................................................................5
2.2 Lokasi dan Waktu...........................................................................................5
2.3 Sasaran............................................................................................................5
2.4 Teknik Pengumpulan Data.............................................................................5
BAB IIIGAMBARAN UMUM LOKASI PBL.......................................................6
3.1 Peta dan gambaran topografi..........................................................................6
3.2 karakteristik social ekonomi dan demografi..................................................7
3.3 Prasarana dan sarana kesehatan dan kesejahteraan........................................9
BAB IV HASIL.....................................................................................................13
4.1 Identifikasi Masalah.....................................................................................13
4.2 Penetapan Prioritas Masalah Kesehatan.....................................................14
4.3 Akar Penyebab Masalah...............................................................................16
4.4 Alternatif pemecahan masalah.....................................................................17

iv
4.5 prioritas pemecahan masalah........................................................................18
4.6 Hasil kegiatan yang dilakukan.....................................................................19
BAB V PEMBAHASAN.......................................................................................20
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................23
6.1 Kesimpulan...................................................................................................23
6.2 Saran.............................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................24
LAMPIRAN

v
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jumlah penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis kelamin.......7


Tabel 2. Jumlah Penduduk Penduduk menurut pendidikan ............................8
Tabel 3. Daftar tenaga kesehatan tahun 2020..................................................10
Table 4. Permasalahan yang terdapat di UPTD PUskesmas Perawatan Beringin
Raya..................................................................................................................14
Tabel 5. Penetapan Prioritas Masalah .............................................................14
Tabel 6. Alternatif Pemecahan Masalah .........................................................17
Tabel 7. Prioritas Masalah ...............................................................................18

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Peta UPTD Perawatan Puskesmas Beringin Raya........................6

vii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Klinik sanitasi adalag upaya atau kegiatan yang mengintegrasikan pelayanan
kesehatan promotif, preventif dan kuratif yang difokuskan pada penduduk yang
beresiko tinggi untuk mngatasi masalah penyakit berbasis lingkungan dan
masalah kesehatan lingkungan pemukiman. Di UPTD Puskesmas Perawatan
Beringin Raya kota Bengkulu sendiri memiliki klinik sanitasi, fasilitasnya pun
memadai namun pasien atau kunjungan nya sangat sedikit bahkan hamper tidak
ada yang datang, tujuan dari melakukan PBL 1 disini adalah untuk melakukan
pengamatan program klinik sanitasi yang ada di UPTD Puskesmas Perawatan
Beringin Raya tersebut. (Nur,2015)

Kesehatan merupakan aspek terpenting dalam kehidupan manusia. Dengan


sehat seseorang mampu melakukan banyak hal sepanjang kehidupannya. Namun
demikian sehat tidak datang begitu saja. Diperlukan berbagai macam upaya atau
usaha agar tubuh selalu dalam keadaan sehat. Oleh karena itu, kesehatan
semestinya menjadi kebutuhan dasar bagi manusia, mengingat hanya dengan
kondisi sehatlah manusia diberikan kesempatan melakukan banyak hal secara
lebih baik dibandingkan dengan kondisi sakit. (Swarjana, 2017)

Kesehatan lingkungan adalah ilmu multi disipliner yang mempelajari


dinamika hubungan interaktif antara sekelompok manusia atau masyarakat dengan
berbagai perubahan komponen lingkungan hidup manusia yang diduga dapat
menimbulkan gangguan kesehatan pada masyarakat serta upaya untuk
penanggulangan dan pencegahannya. (Pinontoan & Sumampouw, 2019).

Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan menegaskan bahwa


upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan
yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun social yang memungkinkan setiap
orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Lingkungan sehat
mencakup lingkungan permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi, serta tempat

1
dan fasilitas umum, harus bebas dari unsur-unsur yang menimbulkan gangguan,
diantaranya limbah (cair, padat, dan gas), sampah yang tidak diproses sesuai
dengan persyaratan, vector penyakit, zat kimia berbahaya, kebisingan yang
melebihi ambang batas, radiasi, air yang tercemar, udara yang tercemar, dan
makanan yang terkontaminasi. (Kemenkes, 2018)

Peraturan pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang kesehatan lingkungan


menyatakan bahwa kesehatan lingkungan adalah upaya pencegahan penyakit
dan/atau gangguan kesehatan dari factor risiko lingkungan untuk mewujudkan
kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek fisika, kimia, biologi, maupun
social. Sedangkan menurut WHO, kesehatan lingkungan meliputi seluruh factor
fisik, kimia, dan biologi dari luar tubuh manusia dan segala factor yang dapat
mempengaruhi perilaku manusia. Kondisi dan control dari kesehatan lingkungan
berpotensial untuk mempengaruhi kesehatan. (Kemenkes, 2018)

Masalah kesehatan, pada organisme hidup, bisa dimengerti sebagai


homeostasis keadaan dimana suatu organisme mengimbangkan badannya, dengan
masukkan tenaga dan massa dan hasil tenaga dan massa di keseimbangan
(dikurangi massa yang ditahan untuk proses pertumbuhan biasa), dan harpan
untuk kelangsungan hidup organisme adalah positif.

Perencanaan tata kota dan kebijakan pemerintah pada pengelolaan lingkungan,


perencanaan tata kota dan kebijkan pemerintah sering kali menimbulkan masalah
baru bagi kesehatan lingkungan. Contoh, pemberian izin tempat pemukiman,
gedung atau tempat industry baru tanpa didahului dengan studi kelayakan yang
berwawasan lingkungan dapat menyebabkan terjadinya banjir, pencemaran udara,
air, dan tanah serta masalah social lain. (Sumantri,2010)

Sanitasi yang buruk dapat menjadi media transmisi agen penyakit berbasis
lingkungan, seperti lalat, nyamuk, kecoak, kutu, pinjal, tikus yang dapat
menimbulkan gangguan kesehatan, seperti sakit diare, kulit, ISPA dan lain lain
(Kemenkes RI, 2016).

2
Berdasarkan hasil analisis situasi yang kami lakukan pada PBL 1 ini adalah
permasalahan yang bisa diangkat yaitu klinik sanitasi. Klinik sanitasi adalah suatu
program yang sangat penting karena dari klinik sanitasi lah kita dapat mengetahui
apa penyebab penyakit berbasis lingkungan dan bagaimana menekan penyakit
tersebut yaitu dari klinik sanitasi, namun hasil analisis klinik sanitasi tersebut
tidak berjalan padahal fasilitas memadai hanya saja pasien nya tidak ada.

Dan dalam pengamatan penulis bahwa klinik sanitasi di UPTD Puskesmas


Perawatan Beringin Raya masih jauh dari kata optimal.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka permasalahanya
adalah Tidak aktifnya klinik sanitasi padahal klinik sanitasi adalah pelayanan
yang sangat penting?

1.3 Tujuan
Tujuan melakukan PBL 1 di wilayah kerja UPTD Perawatan puskesmas
Beringin Raya adalah memperoleh pengalaman terhadap suatu masalah kesehatan
masyarakat secara nyata dilapangan, melalui tahap identifkasi masalah, prioritas
masalah dan penentuan alternative pemecahan masalah.

1.4 Manfaat
a. sebagai bahan ppembelajaran bagi mahasiswa yang bertanggung jawab
b. sebagai refeensi dan bahan masukan bagi mahasiswa Universitas
Muhammadiyah Bengkulu khususnya Program Studi Kesehatan Masyarakat
dalam melakukan PBL selanjutnya.
c. mendapatkan ilmu dan pengetahuan tentang permasalahan kesehatan yang
terjadi di wilayah kerja UPTD Perawatan Puskesmas Beringin Raya.
d. sebagai jembatan untuk menganalisis permasalahan dan berbagai alternative
dalam pemecahan masalah
e. mahasiswa mampu mengembangkan dan mempraktekkan ilmu yang didapatkan
di kampus

1.5 Ruang Lingkup

3
Kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL 1) dilaksanakan di wilayah
kerja UPTD Puskesmas Beringin Raya dikelurahan Beringin Raya kota
Bengukulu, penulis mencari data melalui observasi dan Tanya jawab dengan
Penanggung Jawab Program Klinik sanitasi.

Rangkaian kegaiatan PBL 1ini dilaksanakan mulai dari tanggal 2 Agustus


2021 sampai dengan tanggal 2 september 2021. Satu tahap kegaitan PBL
mempunyai bobot 3 SKS yang dirancang untuk diselesaikan selama 4 minggu
dengan agenda kegiatan yang terdiri dari pembekalan, pembuatan laporan,
presentasi dan bimbingan, pengambilan data dan penelitian kesehatan masyarakat.
Akademik FKM UM Bengkulu mengalokasikan hari senin-sabtu sebagai hari
kegaiatan di lapangan.

Pelaksanaan kegaiatan atau peserta yang akan melaksanakan kegiatan


pengalaman belajar lapangan (PBL) diUPTD Puskesmas Perawatan Beringin
Raya dapat dilihat pada table berikut:

N Nama NPM Peminatan PIC


O
1 Desi Oktavia 1913201017 Kesling Program Kesling
2 Umbang Ayu Lestari 1913201010 Kesling Program Kesling

4
BAB II
METODOLOGI

2.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian dari kegiatan PBL 1 ini dengan cara mengumpulkan data
primer dan sekunder di UPTD Puskesmas perawatan Beringin raya, dan diwilayah
kerja UPTD Puskesmas Perawatan Beringin Raya, serta menggunakan metode
observasi yaitu pengamatan langsung pada objek kegiatan secara langsung.

2.2 Lokasi dan Waktu


Lokasi pengalaman Belajar Lapangan 1 (PBL 1) di UPTD Perawatan
Puskesmas Beringin Raya Kota Bengkulu. Waktu pelaksanaan PBL 1ini
dilaksanakan pada tanggal 02 Agustus s/d 02 september 2021, dengan mengetahui
yang menjadi sasaran dalam menentukan identifikasi masalah, prioritas masalah
dan penyebab masalah adalah Masyarakat di Salah Satu Wilayah Kerja UPTD
Perawatan Puskesmas Berinin Raya yaitu Kelurahan Rawa Makmur.

2.3 Sasaran
Sasaran dari kegiatan PBL 1 ini adalah UPTD Puskesmas Perawatan
Beringin Raya serta Layanan yang ada di UPTD Puskesmas Perawatan Beringin
Raya.

2.4 Teknik Pengumpulan Data


1. Data Primer
Yang dimaksud dengan data primer yaitu data yang didapat dari
analisis dan identifikasi permasalahan yang ada di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Perawatan Beringin Raya
2. Data Sekunder

Data Sekunder Melalui regiter yang ada di UPTD (Unit


Pelaksanaan Teknis Dinas) Puskesmas Perawatan Beringin Raya dan observasi
dari Penangung jawab Program Kesehatan Lingkungan.

5
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PBL

3.1 Peta dan gambaran topografi

Puskesmas Perawatan Beringin Raya merupakan Puskesmas Induk yang

berada dalam wilayah Kelurahan Beringin Raya Kecamatan Muara Bangkahulu

Kota Bengkulu yang meliputi empat kelurahan dalam wilayah kerjanya yakni

 Kelurahan Beringin Raya (131,6 Km2)

 Kelurahan Kandang Limun (422,7 Km2)

 Kelurahan Rawa Makmur (150 Km2)

 Kelurahan Rawa Makmur Permai (158 Km2)

Puskesmas Perawatan Beringin Raya memiliki batas-batas wilayah

sebagai berikut:

 Sebelah utara berbatasan dengan kecamatan Pondok Kelapa Bengkulu Utara

6
 Sebelah selatan berbatasan dengan kelurahan Kampung Kelawi Kecamatan

Sungai Serut.

 Sebelah timur berbatasan dengan kelurahan pematang gubernur Kecamatan

Muara Bangkahulu.

 Sebelah barat berbatasan dengan Samudera Indonesia

3.2 karakteristik social ekonomi dan demografi


Puskemas beringin raya memiliki 4 kelurahan, dari 4 kelurahan itu
kelurahan Rawa Makmur merupakan kelurahan yang padat penduduk, karena
berlokasi kan di bantaran sungai maka banyak masyarakat disana kurang menjaga
kebersihan dan mengetahui bagaimana rumah sehat mengakibatkan masyarakat
disana banyak terdampak penyakit ISPA, didapati bahwa dirumah rumah
penduduk banyak yang masih tidak memiliki jendela sebagai fentilasi udara, dan
masih juga didapati tidak adanya fentilasi udara di bagian dapur, jadi masyarakat
banyak memasak dalam keadaan pengap atau tertutup. Untuk anak anak pun
disana banyak, karena mereka tinggal dibantaran sungai maka banyak anak anak
yang kurang memahami arti hidup bersih, dan banyak yang kurang tau akan
polusi

a. Gambar Kependudukan

Tabel 1

Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin


Kelompok Umur Jumlah Penduduk
NO.
(Tahun) Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 0–4 563 501 1.064

2 5–9 518 486 1.004

3 10 – 14 482 445 927

4 15 – 19 424 272 696

5 20 – 24 4084 3321 7.405

7
6 25 – 29 315 316 631

7 30 – 34 320 352 672

8 35 – 39 613 623 1.236

9 40 – 44 633 720 1.353

10 45 – 49 472 468 940

11 50 – 54 387 470 857

12 55 – 59 324 316 640

13 60 – 64 298 345 643

14 65 – 69 313 352 665

15 70 – 74 379 412 791

16 75+ 317 337 654

JUMLAH 10.442 9.736 20.178

Dari tabel 1 di atas jumlah penduduk Puskesmas Perawatan Beringin Raya


adalah sebanyak 20.178 jiwa dengan rincian penduduk laki-laki sebanyak 10.442
jiwa dan penduduk Perempuan sebanyak 9.736 jiwa. Adapun penduduk terbanyak
adalah pada kelompok umur 20-24 tahun sebanyak 7.405 jiwa (36,6%).

b. Tingkat Pendidikan

Tabel 2
Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan
NO. PENDIDIKAN JUMLAH

1. Tidak Memiliki Ijazah SD 2.183


2. SD/MI 1.837
3. SMP/MTS 2.080
4. SMA/MA 4.207
5. Sekolah Menengah Kejuruan -
6. Diploma I/ Diploma II 271
7. Akademi/ Diploma III 359
8. Universitas/ Diploma IV 1.063
9. S2/ S3 (Master/ Doktor) 91

8
Dari tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa penduduk terbanyak adalah yang
memiliki ijazah SMA/MA sebanyak 4207 orang dan yang paling sedikit adalah
yang memiliki ijazah S2/S3 (Master/ Doktor) sebanyak 91 orang.

c. Angka Kematian

1. Kematian Bayi

Jumlah bayi (berumur < 1 tahun) yang meninggal


Di suatu wilayah tertentu selama 1 tahun = X 1.000
=
Jumlah kelahiran hidup di wilayah dan pada kurun waktu yang sama

Angka kematian bayi Puskesmas Perawatan Beringin Raya adalah:

(7:461)x1000= 15,18

Jadi angka kematian bayi adalah 15,18 (rendah)

AKB <30= rendah

2. Kematian Ibu Hamil

Jumlah ibu hamil yang meninggal karena hamil, bersalin dan nifas
di suatu wilayah tertentu dalam 1 tahun X 1.000
=
Jumlah kelahiran hidup di wilayah dan pada kurun waktu yang sama

Angka Kematian Ibu Hamil Puskesmas Perawatan Beringin Raya

adalah: (0:419)X1000= 0

Jadi angka kematian ibu hamil adalah 0

3.3 Prasarana dan sarana kesehatan dan kesejahteraan

A. SARANA KESEHATAN

Sarana kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Perawatan Beringin

Raya adalah:

1. Puskesmas Perawatan :1

2. Puskesmas Pembantu :2

9
3. Posyandu : 10

4. Posbindu : 10

5. Pos Usila :3

6. Apotek :4

7. Praktek Dokter :2

8. Praktek Bidan Swasta : 13

B. Tenaga Kesehatan

Daftar Tenaga Kesehatan Puskesmas Beringin Raya Kota Bengkulu,

sebagai berikut:

Tabel 3

DAFTAR TENAGA KESEHATAN TAHUN 2020


JUMLAH
NO JENIS TENAGA PNS CPNS HONORER TKS
( ORANG )

1 Dokter Umum 2 - - 1 1

2 Dokter Gigi 1 1 - - -

3 Apoteker 1 - - - 1

4 S1 Keperawatan 5 4 - 1 -

5 S1 Gizi Kesmas - - - - -

6 Kapus 1 1 - - -

7 Kasubbag TU. 1 1 - - -

8 DIV Kebidanan 3 3 - - -

9 DIV Elektromedik 1 1 - - -

10 D3 Keperawatan 6 3 - 1 2

10
11 D3 Kesling 1 - - 1 -

12 D3 Analis Kes. 2 2 - - -

13 D3 Farmasi 1 1 - - -

14 D3 Kebidanan 13 9 - 2 2

15 D3 Rontgen 1 1 - - -

16 D3 Gizi 2 2 - - -

17 D3 TIK - - - - -

18 Asisten Perawat 1 1 - - -

19 Perawat Gigi 1 1 - - -

20 Asisten Apoteker

21 Bidan 2 2 - - -

22 Administrasi 15 12 - 1 2

23 S1 kesmas - - - - -

Lain-lain 3 1 - 2 -

- - - - -

Jumlah 45 33 0 6 6

Dari tabel 5 di atas dapat dilihat bahwa jumlah tenaga kesehatan di

Puskesmas Perawatan Beringin Raya Sebanyak 31 orang, dengan rincian

1. Ka. Puskesmas : 1 orang

2. Kasubbag TU. : 1 orang

3. Perawat : 7 orang

4. Asisten Perawat : 1 orang

5. perawat Gigi : 1 orang

11
6. Bidan : 12 orang

7. Nutrisionis : 2 orang

8. D3 Farmasi : 1 orang

9. Asisten Apoteker : 2 orang

10. Analis Kesehatan : 2 orang

11. Radiolog : 1 orang

12. Tekhnisi Medis : 1 orang

13. S1 Kesmas : 3 orang

Ditambah dengan pegawai honorer:

1. Dokter umum : 1 orang

2. Perawat : 2 orang

3. Bidan : 2 orang

4. Tenaga Kesling : 1 orang

5. CS : 1 orang

12
BAB IV
HASIL

4.1 Identifikasi Masalah


Masalah adalah kesenjangan harapan dan kenyataan, masalah dapat
diperoleh dengan membandingkan antara target yang diharapkan setiap tahunnya
dengan cakupan yang diperoleh dari kegiatan dan program kerja yang dicapai
pada tahun 2021. Masalah juga merupakan suatu kendala atau persoalan yang
harus dipecahkan dengan kata lain merupakan kesenjangan antara kenyataan
dengan suatu yang diharapkan. Masalah merupakan suatu kesulitan yang
dirasakan konkrit yang memerlukan solusi.

Identifikasi masalah adalah pengenalan masalha atau inventaris masalah


identifikasi masalah salah satu proses penelitian yang boleh dikatakan paing
penting diantara proses lain. Masalah penelitian akan menentukan kualitas dari
penelitian, bahkan juga menentukan apakah sebuah kegiatan bisa disebut
penelitian atau tidak. Masalah penelitian secara umum biasa kita temukan lewat
studi limilatur atau lewat pengamatan lapangan.

Untuk itu perlu ditentukan masalah yang menjadi prioritas. Setelah pada
tahap awal merumuskan masalah, maka dilanjutkan dengan menentukan prioritas
masalah yang harus dipecakan. Prioritas masalah didapatkan dari data atau fakta
yang ada secara kualitatif subjektif, objektif, serta adanya pengetahuan yang
cukup.

Dari kegaiatan pendataan yang dilakukan, selama PBL 1 diperoleh beberapa


masalah kesehatan. Dimana hasil rumusan identifikasi masalah tersebut
merupakan masalah yang kami anggap sebagai suatu hal yang sangat penting
berdasarkan pendapat kami yang mengacu pada hasil pendataan yang kami
peroleh.

13
Adapun Masalah-masalah yang kami temukan adalah :

Tabel 4

Permasalahan yang terdapat di UPTD Puskesmas Perawatan Beringin Raya


N Permasalahan
O
1 Penyakit ISPA
2 Penyakit Diare
3 Penyuluhan
4 Klinik Sanitasi
5 Pembinaan Pos UKK
6 Kegiatan ISPK

4.2 Penetapan Prioritas Masalah Kesehatan


Dari hasil pengolahan data primer selanjutnya ditentukan prioritas masalah
dengan menggunakan seluruh data yang didapat diwilayah kerja puskesmas
perawatan Beringin Raya. Dalam proses penentuan prioritas masalah, dilakukan
dengan menggunakan teknik observasi langsung yang dilakukan di UPTD
Puskesmas Perawatan Beringin Raya, dan menggunakan table penetapan prioritas
masalah dengan cara memberikan nilai antara 1 (tidak penting) sampai dengan 5
(sangat penting) untuk setiap kriteria yang sesuai.

Tabel 5

Penetapan Prioritas Masalah


Daftar I Jum
No T R Urutan
Masalah P S RI DU SB PB PC IxTxR
1 Penyakit
4 4 3 3 2 3 2 4 3 20736 3
ISPA
2 Penyakit
4 4 4 3 2 4 2 3 4 36864 2
Diare
3 Penyuluha 3 3 2 2 2 3 3 3 4 7776 4

14
n
4 Klinik
5 5 4 4 3 4 3 4 5 288000 1
Sanitasi
5 Pembinaan
3 3 2 3 3 4 1 2 3 3888 5
Pos UKK
6 Kegiatan
3 3 2 2 2 3 3 1 2 1296 6
ISPK
Keterangan:

I : Pentingnya masalah (Importancy)


P : Besarnya masalah (Prevalence)
S : Akibat yang ditimbulkan oleh masalah (Severity)
Ri : Kencendrungan peningkatan masalah (Rate Of Increase)
DU : Derajat Keinginan masyarakat yang tidak terpenuhi
(Degree Of Unmeet Need)
SB : Keuntungan sosial karena selesainya masalah (Social Benefit)
PB : Rasa perihatin masyarakat terhadap masalah (Public Concern)
PC : Suasanan politik (Political Climate)
T : Teknologi yang tersedia (Technical feasibllity)
R : Dana yang tersedia untuk menyelesaikan masalah
(Resoureces Availability)
E : Jumlah
Dengan penelitian :
1 = Tidak Penting
2 = Kurang Penting
3 = Cukup Penting
4 = Penting
5 = Sangat Penting
Nilai = ( P + S + Ri ) x T x R
=IxTxR
Ket :

15
I = Masalah Utama
II = Masalah Ke Dua
III = Masalah Ke Tiga
Dari hasil table ditetapkan bahwa prioritas masalah adalah program klinik
sanitasi karena mendapatkan jumlah nilai paling besar.

4.3 Akar Penyebab Masalah


Hasil dari kegiatan PBL 1 ini menyatakan bahwa Penyakit ISPAdan DIARE
merupakan penyakit yang terbanyak berdasarkan register UPTD Puskesmas
Perawatan Beringin Raya, Namun disamping itu ada program yang tidak berjalan
yang berhubungan dengan penyakit banyak tersebut yaitu Klinik Sanitasi, Klinik
sanitasi di UPTD Puskesmas Perawatan Beringin Raya memiliki fasilitasi yang
memadai namun tidak berjalan dikarenakan pasien atau yang datang untuk
konseling tidak ada,Padahal dari klinik sanitasi kita dapat mengetahui atau
mengidentifikasi penyebab penyakit berbasis lingkungan yang merupakan
penyakit terbanyak yang ditemui di UPTD Puskesmas Perawatan Beringin raya,
Oleh karena itu Penulis mengangkat Klinik sanitasi sebagai permasalahan.

Dalam Menganalisis penyebab masalah utama mengapa Klinik Sanitasi itu


tidak berjalan terdapat beberapa factor, yaitu seperti gambar tulang ikan dibawah
ini:

Diagram Tulang Ikan

PERILAKU
1. Tidak ada kesadaran Pasien untuk keklinik
sanitasi

2. Ketidakmauan Masyarakat untuk keklinik


sanitasi
Klinik
sanitasi
1. Tidak Dirujuk Oleh pihak
2. Masyarakat hanya
Ruangan/ Poli
mengetahui klinik sanitasi
2. Lokasi Ruangan Klinik
adalah tempat meminta
Sanitasi Yang jauh dari
abate dan kaporit
Pelayanan Pengobatan
1. ketidak tahuan masyarakat
16
tentang adanya klinik sanitasi

LINGKUNGAN
LAYANAN KESEHATAN
Terlihat dari diagram fishbone diatas menyatakan bahwa factor
penyebabklinik sanitasi tidak berjalan dikarenakan pasien yang tidak mengetahui,
tidak keinginan pasien keklinik sanitasi dan tidak ada rujukan dari pihak
ruangan/poli untuk ke klinik sanitasi.

4.4 Alternatif Pemecahan Masalah


Dari data diperoleh menunjukkan bahwa banyak masyarakat yang tidak mau
ke klinik sanitasi, al ini disebabkan karena tidak adanya rujukan dari poli atau
ruangan dan lokasi klinik sanitasi yang jauh dari pelayanan pengobatan.
Disamping itu kurangnya kesadaran dan krangnya pengetahuan masyarakat
tentang pentingnya konseling di klinik sanitasi.

Alternatif Pemecahan Masalah:

Menghidupkan kembali klinik sanitasi dengan cara untuk di dalam gedung


yaitu kami akan standby di pendaftaran atau ruangan untuk mengingatkan
masyarakat yang memiliki penyakit berbasis lingkungan untu keklinik sanitasi,
lalu untuk kegiatan diluar ruangan kami akan melakukan pemeriksan rumah sehat
dan meberikan penyuluhan tentang klinik sanitasi dan penyakit berbasis
lingkungan.

Tabel 6
Alternatif Pemecahan Masalah
No Masalah Alternatif
1 Prilaku a. Melakukan Pendekatan kepada
a. Tidak ada kesadaran pasien pasien
untuk keklinik sanitasi b. mengajak pasien yang memiliki
b. Ketidakmauan masayrakat penyakit berbasis lingkungan untuk
untuk keklinik sanitasi keklinik sanitasi.
2 Lingkungan a. melakukan penyuluhan tentang
a. Ketidaktahuan masyarakat klinik sanitasi dan penyakit berbasis

17
tentang adanya klinik lingkungan
sanitasi b. melakukan pendekatam kepada
b. Masyarakat hanya masyarakat bahwa klinik sanitasi tidak
mengetahui klinik sanitasi hanya tempat untuk meminta abate
adalah tempat meminta dan kaporit namun bisa untuk
abate dan kaporit melakukan konseling penyakit
berbasis lingkungan.
3 Layanan Kesehatan a. kami akan standaby dipendaftaran
a. Tidak dirujuk oleh ruangan/ atau diruangan pelayanan pengobatan,
poli ke klinik snitasi setelah ketika ada pasien yang terjangkit
melakukan pengobatan penyakit berbasis lingkungan maka
kami akan langsung merujuk atau
b. Lokasi Ruangan Klinik mengingatkan setiap ruangan untuk
Sanitasi yang jauh dari keklinik sanitasi
pelayanan pengobatan b. membuat petunjuk arah ke ruangan
kesling atau ke klinik sanitasi.

4.5 Prioritas Pemecahan Masalah


Dari hasil diskusi diharapkan dapat merumuskan alternative pemecahan
masalah tersebut masalah-masalah yang menjadi prioritas tersebut dapat diliat
pada table

Table 7
Prioritas Pemecahan Masalah
No Penyelesaian Masalah M I V C Total Urutan
1 Standby di ruangan atau poli 4 2 2 1 16 I
2 Penyuluhan individual 3 3 2 3 6 II
3 Pembuatan Petunjuk arah 3 2 2 3 4 III
Scoring untuk Penyelesaian Masalah yang terjadi:
M : Magnitude of the problems yaitu besarnya masalah
I : Importancy adalah kegawatan masalah

18
V : Vulnerability yaitu sensitive atau tidaknya penyelesaian masalah
P : prioritas pemecahan masalah
C : Cost ( biaya yang digunakan)
Dengan penilaian :
1 : Tidak Penting
2 : Kurang Penting
3 : Cukup Penting
4 : Penting
5 : Sangat Penting
Nilai : P = (M x V x I) : C
Setelah melihat hasil tabel diatas didapatkan penyelesaian masalah yang efektif
dan efisien adalah Penyuluhan individual

4.6 Hasil kegiatan yang dilakukan

1. Berjalannya klinik sanitasi


input 2. Fasilitas

1. standby di ruangan pelayanan


proses 2. memasang tanda arah panah klinik
sanitasi
3. melakukan kuisoner kepada warga

1. diharapkan agar berjalannya klinik


sanitasi
ouput 2. mampu meminimalisir penyakit
berbasis lingkungan

19
BAB V
PEMBAHASAN

Pemanfaat klinik sanitasi adalah diamana masyrakat menggunakan ruang


klinik sanitasi dan mengikuti kegiatan diklinik sanitasi. Upaya pencegahan
penyakit ISPA yaitu mencegah kontak langsung mau pun tidak langsung dengan
penderita ISPA dan menggunakan APD, menjaga kebersihan lingkungan, menjaga
kebersihan perorangan dengan PHBS tatanan ruma tangga. Diharapkan pihak
instansi lebih meningkatkan program klinik sanitasi dan mengedukasi masyarakat
terkait pentingnya menjaga kesehatan lingkungan. (Dina,dkk. 2019)

Klinik sanitasi ini dibuat untuk emningkatkan derajat kesehatan masayrakat


melalui upaya promotif, preventif, dan kuratif yang dilakukan secara terpadu,
terarah, dan terus menerus. (Charles & sem. 2019)

Kegiatan klinik sanitasi dilaksanakan didalam dan diluar gedung puskesmas.


Kedua kegiatan ini harus dilaksanakan secara keseluruhan dalam rangka
melakukan penyelesaian masalah kesehatan terkait lingkungan. Berikut ini
penjelasan secara singkat kegiatan klinik sanitasi. (Charles & sem. 2019)

a. Dalam gedung puskesmas


Ini adalah klinik sanitasi baik bagi pasien yang datang berkunjung ke
puskesmas, mapupun pengunjung masyarakat umum/klien yang akan
berkonsultasi. Pasien yang datang ke klinik sanitasi adala pasien yang
menderita penyakit yang berhungan erat dengan factor lingkungan, kriteria
utama penderita penyakit berbasis lingkungan yang dirujuk petugas
poliklinik ke petugas klinik sanitasi antara lain:
1. Pasien menderita penyakit yang diduga kuat berkaitan dengan
factor linkungan
2. Pada kunjungan sebelumnya pasien pernah menderita penyakit
yang sama (berulang),

20
3. Dalam satu keluarga terdapat 2 orang atau lebih penderita penyakit
yang sama. Khusus untuk penderita TB paru BTA (+) harus
dirujuk ke petugas klinik sanitasi, dan
4. Adanya kecenderungan jumlah penderita meningkat atau potensial
KLB
Di ruang petugas klinik sanitasi, petugas sanitasi melakukan
wawancara atau memberikan konseling untuk mengetahui dan
membantu menemukan permasalahan lingkungan dan perilaku
yang diduga berkaitan erat dengan kejadian penyakit atau masalah
yang dialami pasien/klien. Kemudian petugas sanitasi akan
memebrikan saran yang sesuai dengan kondisi pasien/klien. Setela
memberikan saran tindak lanjut, petugas sanitasi membuat
kesepakatan waktu dengan pasien/klien untuk melakukan
kunjungan rumah/lapangan. Orang yang datang keklini sanitasi
sebagai pasien, berhak pergi ke apotik untuk mengambil obat
sesuai dengan penyakitnya. (Charles & sem. 2019)
Hasil kegaitan klinik sanitasi ini akan di diskusika pada forum
lokakarya mini untuk mendapatkan pembahsan yang komprehensif
dan integrtif. (Charles & sem. 2019)
b. Luar gedung Puskesmas
Kegaiatan luar gedung dilakukan sebagai tindak lanjut dari hasil
wawancara/konseling didalam gedung. Tujuan kunjungan ini adalah untuk
memastikan bahw benar factor lingkungan atau perilaku terkait erat
dengan penyakit yang terjadi. Dalam melakukan kunjungan rumah,
terlebih dahulu harus dilakukan pemberitahuan kepada perngkat kelurahan
atau tokoh masyarakat setempat, serta mengikutsertakan kader kesehatan
lingkungan dan petugas kesehatan dikelurahan. (Charles & sem. 2019)
Petugas klinik sanitasi kemudia menyimpulkan permasalahan
lingkungan dan perilaku yang terjadi. Petugas kemudian memberikan
saran dan bimbingan teknis kepada masyarakat yang membutuhkan. Bila
permasalah menyangkut sekelompok keluarga atau kampong, sebaiknya

21
juga disampaikan kepada perangkat kelurahan, tokoh masyarakat, serta
kader kesehatan setempat agar semua perangkat dapat berperan aktif
melakukan penyelesain masalah. (Charles & sem. 2019)

Diwilayah kerja puskesmas perawatan Beringin Raya memiliki klinik


sanitasi namun kurang lebih 3 tahun terakhir tidak berjalan , baik yang didalam
gedung puskesmas maupun yang diluar puskesmas, ada beberapa factor penyebab
tidak berjalannya klinik sanitasi tersebut, untuk didalam gedung puskesmas
dikarenakan staff yang ada di setiap ruangan/poli tidak mengingatkan atau
merujuk pasien untuk keklinik sanitasi, dan masih banyak masyarakat yang tidak
mau untuk ke klinik sanitasi, untuk factor keadaan nya juga bisa menjadi
penghambat tidak berjalannya klinik sanitasi tersebut, lokasi dari ruangan klinik
sanitasi berada dibelakang dari UPTD Puskesmas Perawatan Beringin Raya, oleh
karena itu banyak pasien tidak mengetahui ruangan tersbut dan banyak
memutuskan untuk langsung pulang setela pengambilan obat.

Manfaat klinik sanitasi dipuskesmas adalah menyadarkan masyarakat untuk


hidup sehat dan menurut Depkes RI (2004), Bermanfaat untuk pemenuhan
kebutuhan sanitasi dasar di masyarakat seperti meningkatkan kuantitas sarana air
bersih dan jamban keluarga disuatu wilayah. Kepemilikan sanitasi dasar menjadi
penting dalam mencegah penyakit diare. Menurut hasil penelitian steven A Taosu
dan R Azizahdi (2013), bahwa salah satu factor yang mempengaruhi terjadinya
diare adalah ketersediaan sanitasi dasar diruma yang tidak memenuhi syarat
kesehatan, seperti saran air bersih, jamban dan saluran pembuangan air limbah.
(Taosu and Azizah, 2013)

22
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Pengetahuan masyarakat menganai klinik sanitasi awal belum baik namun
dengan adanya penyuluhan ini pengetahuan masyarakat mengenai klinik sanitasi
cukup baik, namun masih ada beberapa masayrakat yang belum memahami
tentang klinik sanitasi dikarenakan cara penyerapan informasi setiap individu
berbeda-beda.

6.2 Saran
Bagi masyarakat, petugas kesehatan, dan pemerintah setempat diharapkan
lebih meningkatkan partisipasinya untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan
sehat.

23
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI. 2004. Panduan konseling bagi petugas klinik sanitasi
dipuskesmas, jakarta.

Fitriana, Nur Rachmayanti, 2015. Evaluasi Pelaksanaan Program klinik sanitasi


dipuskesmas Kedawung kabupaten Cirebon.

Kementerian kesehatan RI. 2016. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta. Doi:


10.1111/evo.12990.

Pinontoan, Odi Roni dan Sumampouw, Oksfriani Jufri. 2019. Dasar Keseatan
Lingkungan. Yogyakarta: DEEPUBLISH.

Sugiharto, Mugeni dan Oktami, Rika Sertiana. 2018. Pelaksanaan klinik sanitasi di
puskesmas gucialit dan puskesmas gambut dalam menanggulangi penyakit
berbasis lingkungan. Buletin Peneitian Sistem Kesehatan- Vol. 21 No. 4 Oktober
2018: 261-270.

Sumantri, Arif. 2010. Kesehatan Lingkungan. Jawa Barat: KENCANA

Surjadi, Charles dan surja, sem Samuel. 2019. Kesehatan perkotaan di Indonesia. Jakrta:
Universitas katolik Indonesia atma jaya.

Swarjana, Ketut. 2017. Ilmu kesehatan masyarakat- konsep, strategi dan prkatik.
Yogyakarta: ANDI

Taosu, S.A., Azizah, R. 2013. Hubungan sanitasi dasar rumah dan perilaku ibu rumah
tangga dengan kejadian diare pada balita di desa bena Nusa Tenggara Timur.
Jurnal Lingkungan, 7(1).

Wahab, Dina aulya. Dkk. 2019. Ubungan pemanfaatan klinik sanitasi dengan upaya
pencegahan penyakit ispa di wilayah kerja puskesmas majasem kotacirebon
tahun 2019. VOL 6 No 2, 29

Wicaksono, Andie A. 2009. Menciptakan rumah sehat. Jakarta: Penebar swadaya.

24
Lampiran Foto Kegiatan

25

Anda mungkin juga menyukai