Anda di halaman 1dari 6

Epidemiologi Penyakit Difteri

Difteri adalah penyakit akut yang disebabkan oleh Corynebacterium diphtheria, suatu
bakteri Gram positif fakultatif anaerob. Penyakit ini ditandai dengan sakit tenggorokan,
demam, malaise dan pada pemeriksaan ditemukan pseudomembran pada tonsil, faring, dan
/ atau rongga hidung. Difteri adalah penyakit yang ditularkan melalui kontak langsung atau
droplet dari penderita. Pemeriksaan khas menunjukkan pseudomembran tampak kotor dan
berwarna putih keabuan yang dapat menyebabkan penyumbatan karena peradangan tonsil
dan meluas ke struktur yang berdekatan sehingga dapat menyebabkan bull neck. Membran
mudah berdarah apabila dilakukan pengangkatan.
• Epidemiologi Penularan disebarkan melalui
droplet, kontak langsung dengan sekresi
saluran napas penderita atau dari penderita
karier. Pada daerah endemis, 3%-5% orang
sehat bisa sebagai pembawa kuman difteri
toksigenik. Kuman C. diptheriae dapat
bertahan hidup dalam debu atau udara luar
sampai dengan 6 bulan
FAKTOR RESIKO
• Berbagai faktor risiko difteri, antara lain:
• Anak-anak di bawah usia 5 tahun dan orang tua di atas
usia 60 tahun.
• Belum mendapatkan vaksinasi difteri
• Berkunjung ke daerah dengan cakupan imunisasi difteri
yang rendah
• Sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti penderita
HIV/AIDS
• Gaya hidup yang tidak sehat
• Lingkungan dengan kebersihan dan sanitasi yang buruk.
VEKTOR DAN PENYEBAB
Menurut teori Achmadi, kejadian penyakit merupakan hasil
interaksi berbagai faktor diantaranya manusia dan perilakunya
serta komponen lingkungan yang memiliki pontesi penyakit.
Sementara menurut Timmreck, saat ini pendekatan epidemilogi
banyak digunakan dalam mempelajari fenomena kejadian penyakit
yang sangat beragam
• Faktor penyebab
Penyebab suatu penyakit merupakan unsur yang
keberadaannya jika terus menurus terjadi kontak dengan manusia
rentan dalam keadaan memungkinkan akan menimbulkan suatu
penyakit, penyakit difteri merupakan penyakit menular yang
disebabkan oleh Corynebacterium diphtheria
• Faktor Host
Menurut teori Achmadi, faktor host pada timbulnya
suatu penyakit sangat luas. Hubungan interaktif antara
faktor penyebab, faktor lingkungan penduduk berikut
perilakunya dapat diukur dalam konsep yang diukur
sebagai perilaku pemajanan. Faktor host yang
mempengaruhi kejadian penyakit pada umumnya
adalah umur, jenis kelamin, status imunisasi, status gizi
dan status sosial ekonomi, juga perilaku
PENcEGAHAN
• Pencegahan difteri yang paling efektif adalah dengan melakukan
imunisasi. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyarankan untuk
imunisasi difteri lengkap sebagai pencegahan sesuai dengan usia.
Berikut adalah pembagian waktu vaksin yang dapat dilakukan:
• Usia kurang dari 1 tahun wajib mendapatkan 3 kali imunisasi
difteri (DPT)
• Anak usia 1 sampai 5 tahun wajib mendapatkan imunisasi ulang
untuk difteri sebanyak 2 kali
• Setelah itu, imunisasi harus dilakukan setiap 10 tahun, termasuk
untuk orang dewasa. Apabila kamu belum melakukan imunisasi
lengkap segera lakukan hal tersebut di fasilitas kesehatan terdekat.

Anda mungkin juga menyukai