Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN KEGIATAN PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN (PBL)

PERENCANAAN PROGRAM GIZI (PPG)


DI PUSKESMAS PADANG SERAI KOTA BENGKULU

Disusun Oleh :

1. Boy Zedra APP P05130219044


2. Lidya Kurnia Lestari P05130219015
3. Lisa Martina P05130219059
4. Novria Sukmawati P05130209022
5. Silvi Okta Piani P05130219074
6. Wahnil Dia Handayani P05130219037
7. Winda Guspitasari P05130219077
8. Yola Bellinasari P05130219039
9. Yolanda Agustina P05130209079

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU
PRODI DIV GIZI DAN DIETETIKA
TAHUN 2022
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KEGIATAN PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN (PBL)
PERENCANAAN PROGRAM GIZI (PPG)
DI PUSKESMAS PADANG SERAI KOTA BENGKULU
TAHUN 2022

Laporan ini telah diperiksa dan disetujui oleh:


Mengetahui,

Pembimbing Akademik, Pembimbing Lapangan,

Dr. Meriwati,SKM.,MKM Rizky Dwi Handayani, SKM


NIP. 197205281997022003 NIP. 198606062009032009

Ka. Prodi S.Tr.Gizi dan Dietetika, Kepala Puskesmas

Tetes Wahyu., SST., M.Biomed Bp. susanto


NIP. 198106142006041004 NIP. 1
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KEGIATAN PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN (PBL)
PERENCANAAN PROGRAM GIZI (PPG)
DI PUSKESMAS PADANG SERAI KOTA BENGKULU
TAHUN 2022

Laporan ini telah diperiksa dan disetujui oleh:


Mengetahui,

Pembimbing Akademik, Pembimbing Lapangan,

Dr. Meriwati,SKM.,MKM Rizky Dwi Handayani, SKM


NIP. 197205281997022003 NIP. 198606062009032009

Ka. Prodi S.Tr.Gizi dan Dietetika, Kepala Puskesmas

Tetes Wahyu., SST., M.Biomed


NIP. 198106142006041004 NIP.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya serta
kemudahan yang diberikannya sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan ini
dalam kegiatan Perencanaan Program Gizi dilakukan di Puskesmas Padang Serai Kota
Bengkulu. Dalam penyelesaian Laporan ini penyusun telah mendapat masukan dan
bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penyusun mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Ibu Eliana., SKM., MPH sebagai Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Bengkulu
2. Ibu Dr. Meriwati,SKM.,MKM sebagai Dosen Gizi sebagai pembimbing Akademik
Praktek Belajar Lapangan Perencanaan Program Gizi di Puskesmas Padang Serai
Kota Bengkulu
3. Ibu Rizky Dwi Handayani, SKM sebagai Pembimbing Lapangan di Puskesmas
Padang Serai Kota Bengkulu
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini belum sempurna dan
banyak kekurangan baik dari segi data maupun sistematika penyajian.Segala saran dan
masukan sangat berarti demi perbaikan laporan ini.
Penulis berharap semoga laporan praktek belajar lapangan ini bermanfaat bagi
semua pihak serta dapat membawa perubahan positif terutama bagi penulis sendiri dan
pembaca. Atas perhatian dan masukannya penulis mengucapkan terima kasih.

Bengkulu, Mei 20212

Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………
C. Tujuan............................................................................................................
D. Manfaat..........................................................................................................
E. Lokasi.............................................................................................................
BAB II TINJAUAN..................................................................................................
A. Mekanisme Pelayanan Gizi Rumah Sakit………………………………...
B. Konsep Dasar Posyandu.................................................................................
C. SKDN.............................................................................................................
BAB III PELAKSANAAN PBL..............................................................................
A. Gambaran Umun lokasi PBL.........................................................................
B. Hasil Pelaksanaan Kegiatan PBL...................................................................
C. Pembahasan Hasil PBL..................................................................................
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................
A. KESIMPULAN..............................................................................................
B. SARAN..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perencanaan merupakan bagian dari manajemen yang merupakan
suatu proses penyusunan yang sistematis mengenai kegiatan-kegiatan yang perlu
dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan dapat diartikan pula
sebagai cara bagaimana mencapai tujuan sebaik - baiknya dengan sumber daya
yang ada supaya lebih efisien dengan memperhatikan lingkungan sosial
budaya, fisik dan biologik (Sudirman, 2016).
Menurut WHO Perencanaan Kesehatan adalah suatu ketelitian,
interpretasi yang cermat serta upaya pengembangan pelayanan kesehatan yang
teratur yang dilaksanakan atas dasar pemanfaatan seluruh ilmu pengetahuan
modern serta pengalaman yang dimiliki, sedemikian rupa sehingga terpenuhi
kebutuhan kesehatan masyarakat berdasarkan sumber-sumber yang tersedia
Perencanaan kesehatan merupakan suatu proses yang terdiri dari langkah
langkah yang berkesinambungan (Sequential); artinya suatu langkah tidak dapat
dilakukan sebelum langkah sebelumnya terlaksana (Sudirman, 2016).
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang
dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya,
sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara
sosial dan ekonomis. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan
oleh kesinambungan antar upaya program dan sektor, serta kesinambungan
dengan upaya-upaya yang telah dilaksanakan oleh periode sebelumnya (Balai
Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit, 2019)
Pemantauan berat badan balita akan berhasil dengan baik apabila ada
partisipasi aktif dari masyarakat yang ditandai dengan tingkat kehadiran ibu
menimbangkan anaknya di posyandu. Bentuk partisipasi masyarakat yang
membawa balita datang ke posyandu dalam program gizi di kenal dengan istilah
D/S dimana D adalah jumlah balita yang ditimbang dan S adalah jumlah semua
balita yang berada di wilayah kerja. Selain D/S ada beberapa indikator lain yang
digunakan yaitu K/S (cakupan program), N/D (keadaan kesehatan balita)
BGM/D (intensitas masalah gizi) dan T (besarnya masalah gangguan kesehatan).
Cakupan penimbangan balita di posyandu (D/S) adalah jumlah balita
yang ditimbang diseluruh posyandu yang melapor di satu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu dibagi jumlah seluruh balita yang ada di seluruh posyandu
yang melapor di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Penimbangan
balita sangat penting untuk deteksi dini status gizi kurang dan gizi buruk.
Dengan rajin menimbang balita maka pertumbuhan balita dapat dipantau secara
intensif sehingga bila berat badan anak tidak naik atau jika ditemukan penyakit
akan dapat segera dilakukan upaya pemulihan dan pencegahan supaya tidak
menjadi gizi kurang atau gizi buruk. Semakin cepat ditemukan, penanganan
kasus gizi kurang atau gizi buruk akan semakin baik (Kemenkes RI, 2015).
Menurut RISKESDAS, (2018) dalam penimbangan balita dari 6-59
bulan pada tahun 2013 frekuensi penimbangan ≥ 4 kali dalam 6 bulan sedikit
menurun yaitu sebesar (44,6%) dibandingkan pada 2007 sebesar (45,4%).
Menurut Kemenkes RI (2018), dalam profil kesehatan presentase rata-rata balita
umur 6-59 bulan yang ditimbang yaitu (68,37%) anak perbulan, lebih rendah
dari cakupan target nasional sebesar (80%). Presentase tertinggi terdapat
diprovinsi bali yaitu sebesar (84,71%) sedangkan presentase terendah terdapat di
provinsi kalimantan tengah yaitu sebesar (32,51%). Bila dibandingkan target
cakupan nasional 80% maka terdapat 25 provinsi yang tidak mencapai target.
Kemudian di DKI Jakarta sendiri presentase rata-rata balita ditimbang per bulan
sebesar ( 74,36%).
Pelayanan gizi yang dilakukan di Puskesmas Padang Serai yaitu
Konseling gizi, Melakukan pemantauan status gizi bayi/balita di posyandu,
pemberian tablet tambah darah, pelacakan dan pemantauan kasus gizi (gibur,
gikur, bukek), dan penyuluhan masalah gizi. Dalam kegiatan ini metode
pengumpulan data adalah data primer yang diperoleh dari pengumpulan
wawancara kepada kader di posyandu.Terdapat 4 Posyandu yaitu Posyandu
Baruna 1, Posyandu Baruna 2, Posyandu Baruna 3 dan Posyandu Kasih Ibu.

B. Tujuan

a. Tujuan Umum
Diketahui kegiatan Program perencanaan Gizi di Wilayah
Puskesmas Padang serai, mengolah, menganalisa data dan informasi serta
membuat perencanaan intervensi untuk mengatasi masalah gizi.
b. Tujuan Khusus
a) Mampu melakukan analisis situasi gizi di wilayah kerja Puskesmas
berdasarkan data program gizi yang diperoleh dari puskesmas.
b) Mampu menentukan prioritas masalah gizi di puskesmas berdasarkan
data yang telah dianalisis.
c) Mampu menyusun rencana intervensi gizi sesuai dengan prioritas
masalah gizi.
d) Mampu menyusun rencana monitoring dan evaluasi program gizi.

C. Manfaat Kegiatan

a. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa mampu melakukan analisis situasi gizi, menentukan prioritas
masalah gizi, menyusun rencana intervensi gizi, menyusun rencana
monitoring dan evaluasi program gizi di wilayah kerja Puskesmas Padang
Serai Kota Bengkulu.
b. Bagi Institusi
Dapat memberikan informasi sebagai masukan bagi pihak Puskesmas
Padang Serai Kota Bengkulu untuk melakukan perbaikan dalam upaya
mengatasi masalah gizi dengan program perencanaan gizi.
c. Bagi Masyarakat
Diharapkan kegiatan Praktek Belajar Lapangan dapat memberi
pengetahuan bagi masyarakat tentang keadaan gizi dan program perencanaan
gizi.
D. Lokasi PBL

Lokasi PBL PPG mahasiswa Prodi Sarjana Terapan Gizi dan Dietetika Jurusan
Gizi Poltekkes Kemenkes Bengkulu Tahun 2022 di Puskesmas Padang serai,
Kelurahan Padang Serai, Kecamatan Kampung Melayu, Kota Bengkulu. Praktek
Belajar Lapangan (PBL) Perencanaan Program Gizi (PPG) yang dilaksanakan
selama 1 minggu mulai proses sampai penilaian direncanakan, dilaksanakan mulai
dari tanggal 9 mei 2022 sampai dengan 14 mei 2022.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perencanaan Program Gizi
Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia.
Akibat kekurangan gizi akan menyebabkan beberapa efek serius seperti
kegagalan pertumbuhan fisik serta tidak optimalnya perkembangan dan
kecerdasan. Akibat lainnya adalah terjadinya penurunan produktifitas,
menurunnya daya tahan tubuh terhadap penyakit yang akan meningkatkan resiko
kematian Di negara berkembang status gizi merupakan masalah yang penting,
karena gizi berhubungan dengan status kesehatan yang menentukan maju
tidaknya pembangunan suatu bangsa. Kualitas masa depan suatu bangsa
ditentukan oleh generasi penerusnya yaitu anak-anak. Oleh karena itu
pembinaan anak mulai sejak dini dalam kandungan dan diarahkan pada
peningkatan kualitas kesehatan ibu dan anak dengan
mempertinggi mutu gizi. Perencanaan merupakan suatu fungsi penganalisaan
tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu menjadi urutan tindakan yang
sistematis. Perencanaan merupakan suatu organisasi adalah suatu proses yang
berkesinambungan, tidak akan pernah berhenti, karena organisasi akan terus
menghasilkan tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh unit-unit pelaksanaan.
Langkah-langkah perencanaan program gizi :
1. Analisis situasi
Suatu kegiatan untuk menegenal kedaan / masalah pangan dan gizi yang
ada di suatu wilayah tertentu beserta faktor yang terkait dan sumber daya
yang ada. Tujuan kegiatan ini untuk mengetahui/memperoleh data masukan
untuk membuat perencanaan program gizi. Untuk Membuat rencana perlu
data masukan, data tersebut:
a. Mengenal masalah apa yang ada ( Jenis masalah gizi yang ada di
masyarakat )
b. Berapa besar masalah (%)
c. Siapa yang terkena (ibu hamil, bayi, balita, remaja, usila)
d. Di mana masalah itu terjadi
e. Faktor apa saja yang terkait dengan masalah gizi tersebut (ekonomi,
pendidikan, pengetahuan, asupan gizi, dll)
f. Sumber daya apa yang ada ( yang dimilki oleh masyarakat, tenaga,
bahan pangan lokal, dana, sarana dan prasarana di masyarakat )
Data dasar perencanaan program gizi adalah semua data atu informasi
yang digunakan untuk mengetahui situasi pangan dan gizi disuatu wilayah
desa yang digunakan sebaga bahan untuk menyusun rencana program gizi
skala mikro di tingkat desa. Proposal atau kerangaka acuan pengumpulan
data dasar adalah suatu rencana tertlis yang berisi tentang: latar belakang
dialkuakn pengumpulan data dasar, tujuan, manfaat, jenis data yang
dikumpulkan, lokasi, populasi dan sampel, waktu pengumpulan, teknik
pengumpulan data, instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data,
pengolahan dan analisa data.
Untuk memperoleh informasi mengenai jenis dan besar masalah gizi di
suatu wilayah maka perlu pengumpulan data. Jenis data yang dikumpulkan
dalam rangka menyusun rencana /program Gizi :
a. Data primer
Data primer meliputi :
1) Status gizi
2) Asupan Energi
3) Asupan Protein
4) Pengetahuan
5) Penyakit
6) Pekerjaan,
7) Pendapatan,
8) Kondisi Keshatan Lingkungan Dll
b. Data sekunder
Data sekunder berupa data gambaran umum wilayah penelitian (jenis
pekerjaan, pendidikan penduduk, saran kesehatan, dan sosial budaya)
Untuk mempermudah pengumpulan data maka dibutuhkan sebuah alat
bantu. Instrumen pengumpulan data dasar adalah alat atau fasilitas yang
digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data tentang situsasi pangan
dan gizi di suatu desa agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih
baik (cermat, lengkap dan sistematis) sehingga lebih mudah diolah.
Instrumen adalah alat pada waktu menggunakan suatu metode pengumpulan
data yang terkit dengan masalah gizi di masyarakat.
2. Menetapkan Prioritas Masalah
Kegiatan identifikasi masalah menghasilkan banyak masalah kesehatan
yang menunggu untuk ditangani karena keterbatasan sumber daya baik
biaya tenaga dan teknologi maka tidak semua masalah tersebut dapat
dipecahkan sekaligus (direncanakan pemecahannya). Untuk itu maka harus
dipilih masalah yang mana yang “Feasible” untuk dipecahkan. Setelah
semua masalah gizi terukur (diketahui masalahnya), dari beberapa masalah
yang muncul kemudian disusun prioritas masalah. Maksud penyususnan
prioritas ini untuk membantu mengambil keputusan
masalah apa yang segera di tanggulangi. Tujuan dalam menetapkan
prioritas masalah berupa untuk menentukan alternatif pemecahan masalah,
menentukan tindakan (pemecahan masalah) dan menyusun rencana kerja
(Plan Of Action).
Sebelum memutuskan prioritas masalah perlu dilakukan pengolahan data
yang telah dikumpul. Suatu kegiatan untuk mengelola data sehingga data
dapat dengan mudah sisajikan dan dilakukan analisis. Data yang terkumpul
selanjutnya diproses/dilakukan:
a.Editing,
Kegiatan untuk memeriksa data (kelengkapan data dan kejelasan
data) sehingga data yang dihasilkan valid dapat dipercaya. Kegiatan
editing sebaiknya dilakukan di lapangan sehingga kalau ada data yang
kurang jelas, tidak lengkap atau meragukan dapat segera di lengkapi.
b.Coding,
Kegiatan untuk memberi kode/memberi nomor pada data yang
dikumpulkan sesuai dengan parameter/ klasifikasi, sehingga data yang
dihasilkan dapat mudah dilakukan entry atau proses tabulasi. Pemberian
kode biasanya sesuai dengan klasifikasi dari data tersebut.
c.Entry data
Kegiatan untuk memasukkan data kedalam komputer
Data yang telah diolah, dianalisis dengan analisa deskriptif dan analisa
analitik. Analisa deskriptif dalam bentuk :
a. Tabel
b. Grafik
c. Gambar
d. Teks
Analisis data adalah kegiatan untuk mengkaitkan antar dua variabel,
untuk di buktikan kebermaknaan hubungan antara dua variabel, sebagai
dasar untuk dilakukan pembahasan. Pembahasan adalah kegiatan untuk
mengkaji data dengan teori yang ada atau target suatu kegiatan. Proses
analisis dilakukan dengan melakukan uji satistik. Jenis uji statistik dapat
dilakukan dengan tehnik :
a. Uji beda rata-rata (T-Test)
b. Kai Kuadrat
c. Korelasi Dll
3. Penyusunan Rencana Intervensi Gizi
Masalah gizi merupakan masalah multisectoral yang melibatkan banyak
sektor. Penanganan masalah gizi harus dilakukan melalui berbagai aspek,
bukan hanya gizi. Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah intervensi
gizi. Intervensi gizi terbagi menjadi:
a. Intervensi gizi spesifik
Intervensi yang langsung menangani penyebab langsung masalah gizi
dan penyebab langsungnya (Underlying Cause). Contohnya kurang
asupan yang mempengaruhi pola asuh dan akses makanan. Intervensi
spesifik dilakukan oleh ahli gizi/Nakes/Dinkes/Kemenkes. Program
gizi spesifik berupa KADARZI, Gerakan 1000 HPK, Penanganan
masalah stunting
b. Intervensi sensitive
Intervensi yang dilakukan untuk menangani penyebab langsung.
Intervensi ini ditujukan untuk menangani beberapa penyebab yang
mendasari penyebab langsung (Underlying Cause) dan penyebab
dasar (Basic Caused) yang bertujuan untuk perbaikan masalah gizi.
Pelaksanaan kegiatan tidak pada sektor kesehatan namun sektor lain
yang berupa pertanian, pendidikan, kesejahteraan sosial,
perkembangan anak dll. Perencanaan harus dilakukan secara
partisipatif dan melibatkan sektor lain untuk membangun sense of
belonging, persamaan persepsi atas pentingnya perbaikan masalah
gizi.
Kriteria dari intervensi gizi sensitive berdasarkan UNICEF:
1) Integrasi tujuan dan strategi gizi yang spesifik
2) Menangani faktor yang mempengaruhi masalah gizi seperti
ketahanan pangan, akses pelayanan kesehatan dan hygiene dan
sanitasi lingkungan
3) Sasaran utama intervensi adalah yang mempunyai prevalensi
masalah gizi tertinggi termasuk yang memiliki sosial ekonomi
lemah
4) Melakukan program intervensi spesifik seperti konseling pola
makan, pola asuh dan hygiene bayi dan anak
Contoh program intervensi gizi :
1) Sektor pertanian
Peningkatan produksi pertanian, stabilisasi harga pangan dan
peningkatan pendapatannya akan mempengaruhi impact dari
program belum banyak. Contohnya meningkatkan akses makan
beragam, meningkatkan peran serta wanita dalam meningkatkan
kesejahteraan keluarga, meningkatkan ketahanan pangan keluarga
dll.
2) Sektor pendidikan
Pendidikan ditujukan untuk perbaikan gizi sehingga
meningkatkan capaian akademik berupa pendidikan lebih efektif
dan efisien. Contohnya belajar efektif disekolah dapat menunda
usia pernikahan sehingga meningkatkan pengetahuan calon ibu.
Intervensi sensitive disekolah berupa pemberian obat cacing,
pembagian suplementasi zat gizi mikro, fortifikasi pangan,
program pendidikan anak usia dini dll
3) Sektor kesehatan masyarakat
Intervensi gizi sensitif berupa :
a) Pemberian ASI Eksklusif
b) Peningkatan praktek cuci tangan dengan sabun
c) Konsumsi air minum yang aman
d) Sanitasi dasar
e) Vaksinasi untuk penurunan prevalensi diare dan pnuemonia
4. Monitoring dan evaluasi
Monitoring adalah untuk mengikuti suatu program dan pelaksanaannya
secara mantap teratur dan terus-menerus dengan cara mengamati dan
mencatat keadaan serta perkembangan program tersebut. Monitoring
meliputi pengumpulan dan analisis data tentang proses dan hasil dari
pelaksanaan program dan memberikan rekomendasi untuk melakukan
tindakan perbaikan. Monitoring dilakukan untuk tujuan:
a. Memonitor trend dari luaran dalam kurun waktu, baik antar kelompok
maupun antartempat.
b. Mengumpulkan informasi untuk mengumpulkan dari sebuah hasil atau
keadaan dan
c. Untuk memberikan umpan balik bagi pengambil kebijakan terhadap
efektivitas dari sebuah program dan usaha-usaha untuk mengatasi
sesuatu
Evaluasi adalah suatu proses untuk mengidentifikasi masalah,
mengumpulkan data dan menganalisis data, membandingkan dengan
kriteria kesimpulan yang telah dicapai, menginterpretasikan hasil dan
menyajikan informasi (rekomendasi) untuk pembuatan keputusan. Evaluasi
juga dapat diartikan sebagai suatu perbandingan antara hasil yang telah
dicapai oleh suatu program dengan tujuan yang direncanakan. Menurut
kamus istilah manajemen evaluasi adalah suatu proses bersistem dan
objektif menganalisis sifat dan ciri pekerjaan di suatu organisasi atau
pekerjaan. Proses atau langkah evaluasi proses atau kegiatan dalam
pelaksanaan evaluasi itu terdiri dari langkah-langkah:
a. Menetapkan atau memformulasikan tujuan evaluasi, yaitu tentang apa
yang akan dilakukan terhadap program yang akan dilakukan
b. Menentukan kriteria yang akan digunakan dalam menentukan program
yang akan didirikan
c. Menentukan cara atau metode evaluasi yang akan digunakan
d. Melaksanakan evaluasi, mengolah dan menganalisis data atau hasil
pelaksanaan evaluasi tersebut
e. Menentukan keberhasilan program yang berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan tersebut serta memberikan penjelasan penjelasannya
f. Rekomendasikan atau saran-saran tindakan lebih lanjut terhadap produk
berikutnya berdasarkan hasil evaluasi terkini
B. Konsep Dasar Posyandu
1. Pengertian Posyandu
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber
Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh,
untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan
kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan
kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk
mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. Pengintegrasian
layanan sosial dasar di Posyandu adalah suatu upaya mensinergikan berbagai
layanan yang dibutuhkan masyarakat meliputi perbaikan kesehatan dan gizi,
pendidikan dan perkembangan anak, peningkatan ekonomi keluarga,
ketahanan pangan keluarga dan kesejahteraan sosial. UKBM adalah wahana
pemberdayaan masyarakat, yang dibentuk atas dasar kebutuhan masyarakat,
dikelola oleh, dari, untuk dan bersama masyarakat, dengan bimbingan dari
petugas Puskesmas, lintas sektor dan lembaga terkait lainnya.
Pemberdayaan masyarakat adalah segala upaya fasilitasi yang bersifat
non instruktif, guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
masyarakat, agar mampu mengidentifikasi masalah yang dihadapi, potensi
yang dimiliki, merencanakan dan melakukan pemecahannya dengan
memanfaatkan potensi setempat. Pemberdayaan masyarakat di bidang
kesehatan adalah proses pemberian informasi kepada individu, keluarga atau
kelompok (klien) secara terus menerus dan berkesinambungan mengikuti
perkembangan klien, serta proses membantu klien, agar klien tersebut
berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek pengetahuan atau
knowledge), dari tahu menjadi mau (aspek sikap atau attitude), dan dari mau
menjadi mampu melaksanakan perilaku yang diperkenalkan (aspek tindakan
atau practice). Pelayanan kesehatan dasar di Posyandu adalah pelayanan
kesehatan yang mencakup sekurang-kurangnya 5 (lima) kegiatan, yakni
Kesehatan lbu dan Anak (KIA), Keluarga Berencana (KB), imunisasi, gizi,
dan penanggulangan diare.
2. Tujuan Posyandu
a. Tujuan Umum :
Menunjang percepatan penurunan Angka Kematian lbu (AKI ), Angka
Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Anak Balita (AKABA) di
Indonesia melalui upaya pemberdayaan masyarakat.
b. Tujuan Khusus:
1) Meningkatnya peran masyarakat dalam penyelenggaraan upaya
kesehatan dasar, terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI,
AKB dan AKABA.
2) Meningkatnya peran lintas sektor dalam penyelenggaraan Posyandu,
terutama berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.
3) Meningkatnya cakupan dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar,
terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.
3. Sasaran
Sasaran Posyandu adalah seluruh masyarakat, utamanya:
a. Bayi
b. Anak balita
c. lbu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui
d. Pasangan Usia Subur (PUS)
4. Fungsi
a. Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan
keterampilan dari petugas kepada masyarakat dan antar sesama
masyarakat dalam rangka mempercepat penurunan AKI, AKB dan
AKABA.
b. Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama
berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.
5. Kegiatan Posyandu
Kegiatan Posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan
pengembangan/ pilihan. Salah Satu kegiatan utamanya adalah bayi dan anak
balita. Pelayanan Posyandu untuk bayi dan anak balita harus dilaksanakan
secara menyenangkan dan memacu kreativitas tumbuh kembangnya. Jika
ruang pelayanan memadai, pada waktu menunggu giliran pelayanan, anak
balita sebaiknya tidak digendong melainkan dilepas bermain sesama balita
dengan pengawasan orangtua di bawah bimbingan kader. Untuk itu perlu
disediakan sarana permainan yang sesuai dengan umur balita. Adapun jenis
pelayanan yang diselenggarakan Posyandu untuk balita mencakup:
a. Penimbangan berat badan
b. Penentuan status pertumbuhan
c. Penyuluhan dan konseling
d. Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan pemeriksaan kesehatan,
imunisasi dan deteksi dini tumbuh kembang. Apabila ditemukan
kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.
C. SKDN
SKDN merupakan hasil kegiatan penimbangan balita yang dilakukan
setiap bulan dalam bentuk histogram sederhana. Indikator pelayanan di
Posyandu atau di Pos Penimbangan Balita menggunakan indiktor-indikator
SKDN. Balok SKDN merupakan gambaran seberapa jauh keberhasilan program
UPGK (Upaya Peninjauan Gizi Kurang) di tingkat Posyandu atau desa. Data
tingkat desa merupakan rekapitulasi (kumpulan) data dari semua Posyandu yang
ada di sebuah desa.
Ada 4 kata dari balik SKDN yang dijelaskan sebagai berikut :
S : jumlah seluruh balita diwilayah posyandu
K : jumlah balita yang memiliki Kartu Menuju Sehat (KMS) pada bulan ini
diwilayah kerja posyandu
D : jumlah balita yang ditimbang bulan ini diwilayah kerja posyandu
N : balita yang ditimbang 2 bulan berturut-turut dan garis pertumbuhan pada
Kartu Menuju Sehat (KMS) naik

Gambar 1. Balok SKDN

Berdasarkan SKDN dari bulan ke bulan disimak untuk mengetahui


kemajuan program perbaikan gizi. Naik turunnya D atau S dapat
diinterprestasikan sebagai tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan di
posyandu, sedangkan naik turunnya N terhadap S dapat diartikan sebagai
keberhasilan atau kegagalan mencapai tujuan program dalam kegiatan UPGK di
posyandu (Suhardjo 2003). Dari uraian SKDN dapat digabungkan satu sama lain
sehingga dapat memberikan informasi tentang perkembangan kegiatan
pemantauan pertumbuhan anak di posyandu yaitu :
Berikut ini adalah beberapa macam data yang di gambarkan dalam balok
SKDN :
1. Jumlah S, K, D, N, yang digambarkan dalam bentuk balok
2. Tingkat liputan program (% K/S)
K/S adalah indikator yang menggambarkan jangkauan atau liputan program.
Indikator ini dihitung dengan cara membandingkan jumlah balita yang dapat
di posyandu dan memiliki KMS dengan jumlah balita yang ada di wilayah
posyandu tersebut dikalikan 100%.
3. Tingkat partisipasi masyarakat (% D/S)
D/S adalah indikator yang menggambarkan tingkat partisipasi masyarakat
dalam kegiatan diposyandu.
4. Tingkat keberhasilan penimbangan (% N/D)
N/D adalah memberikan gambaran tingkat keberhasilan program dalam
kegiatan
UPGK di posyandu. Indikator ini lebih spesifik dibanding dengan indikator
lainnya sehingga dapat digunakan sebagai gambaran dasar gizi balita.
Beberapa hal yang perlu diingat dalam pembuatan balok SKDN meliputi :
1. balok K, D , dan N tidak akan pernah lebih tinggi dari S karena tidak
mungkin jumlah balita yang memiliki KMS lebih banyak dari jumlah
seluruh balita di sebuah desa dan pencapaian paling tinggi adalah balok yang
sejajar
2. balok N tidak akan pernah lebih tinggi dari D karena balita yang ditimbang 2
bulan berturut-turut dan pertumbuhan pada KMS naik tidak akan lebih dari
jumlah balita yang ditimbang pada bulan ini
3. Jika terjadi sebuah kasus balok K, D, N lebih tinggi maka petugas kesehatan
yang bersangkutan dilapangan harus di kontrol dan di evaluasi karena
kemungkinan besar terjadi kelalaian pada prosesnya pembuatan balok
SKDN.
Analisis SKDN, Biasanya setelah melakukan kegiatan di posyandu atau di
pos penimbangan petugas kesehatan dan kader Posyandu (Petugas sukarela)
melakukan analisis SKDN. Analisisnya terdiri dari:
1. Tingkat partisipasi masyarakat dalam penimbangan balita yaitu jumlah balita
yang ditimbang dibagi dengan jumlah balita yang ada diwilayah kerja
posyandu atau dengan menggunakan rumus (D/S x 100%), hasilnya minimal
harus capai 80 % apabila dibawah 80 % maka dikatakan partisipasi
mayarakat untuk kegiatan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan
berat badan sangatlah rendah. Hal ini akan berakibat pada balita tidak akan
terpantau oleh petugas kesehatan ataupun kader posyandu dan
memungkinkan balita ini tidak diketahui pertumbuhan berat badannya atau
pola pertumbuhan berat badannya.
2. Tingkat Liputan Program yaitu Jumlah balita yang mempunyai KMS dibagi
dengan Jumlah seluruh balita yang ada di wilayah Posyandu atau dengan
menggunakan rumus (K/S x 100%), hasil yang ducapai harus 100 %.
Alasannya balita-balita yang telah mempunyai KMS (Kartu Menujuh Sehat )
telah mempunyai alat instrumen untuk memantau berat badannya dan data
pelayanan kesehatan lainnya, Apabila tidak digunakan atau tidak dapat KMS
maka pada dasarnya program Posyandu tersebut mempunyai liputan yang
sangat rendah atau biasa juga dikatakan balita yang seharusnya mempunyai
KMS karena memang mereka (Balita) masih dalam fase pertumbuhan ini
telah kehilangan kesempatan untuk mendapat pelayanan sebagaimana yang
terdapat dalam KMS tersebut. Khusus untuk Tingkat Kehilangan
Kesempatan ini menggunakan rumus {(S-K)/S x 100%) yaitu jumlah balita
yang ada diwilayah posyandu dikurangi jumlah balita yang mempunyai
KMS, hasilnya dibagi dengan jumlah balita yang ada, semakin tinggi
presentase kehilangan kesempatan maka semakin rendah kemauan orang tua
balita untuk dapat memanfaatkan KMS. Padahal KSM sangat baik untuk
memantau pertumbuhan Berat Badan Balita atau juga Pola Pertumbuhan
Berat Badan Balita.
3. Indikator-indikator lainnya adalah (N/D x 100%) yaitu jumlah balita yang
Naik Berat badannya di bandingkan dengan jumlah seluruh balita yang
ditimbang. Sebaiknya semua balita yang ditimbang harus memgalami
peningkatan berat-badannya.
Indikator lainnya dalam SKDN adalah Indikator Drop Out yaitu balita yang
sudah mempunyai KMS dan pernah datang menimbang berat badannya tetapi
kemudian tidak pernah datang lagi di posyandu untuk selalu mendapatkan
pelayanan kesehatan rumusnya yaitu jumlah balita yang telah mendapat KMS
dibagi dengan Jumlah Balita ditimbang hasilnya dibagi dengan Balita yang
punya KMS atau rumusnya adalah (K-D)/K x 100%. Dari kesemua indikator
tersebut diatas. Indikator yang paling sederhana di posyandu adalah anak sehat
bertambah umur bertambah berat badan. Dan ini juga adalah yang menjadi ikon
dari keberadaan posyandu (pos penimbangan), sekaligus juga berlaku sebagai
output untuk semua kegiatan di posyandu.
BAB III

PELAKSANAAN PBL

A. Gambaran umum
1. Geografis

UPTD Puskesmas Padang Serai merupakan Puskesmas induk yang


berada di wilayah Kecamatan Kampung Melayu kota Bengkulu yang terdiri dari
3 ( tiga ) Kelurahan binaan yaitu Kelurahan Padang Serai, kelurahan Sumber
Jaya dan kelurahan Teluk Jepang. Luas wilayah UPTD Puskesmas Padang Serai
+ 8.625 km2, yang terdiri dari tiga puskesmas pembantu yaitu Puskesmas Padang
Serai, Puskesmas pembantu Bangkahan dan Puskesmas Teluk Sepang.
Puskesmas Padang Serai adalah sebagai berikut:

a. Sebelah Utara : Berbatasan dengan kelurahan Kandang


b. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan kabupaten Seluma
c. Sebelah Timur : Berbatasan dengan kelurahan Betungan
d. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Samudera Indonesia

Tabel 3.1 Distribusi jumlah kelurahan per luas wilayah diwilayah

puskesmas padang serai

No Kelurahan Luas Wilayah/km2


1 Padang Serai 1.900 km2
2 Sumber Jaya 3.895 km2
3 Teluk Sepang 2.830 km2
Jumlah 8.625 km2
Sumber: Puskesmas Padang Serai pada tahun 2022

Semua wilayah Puskesmas Padang Serai dapat dilalui oleh kendaraan


roda dua dan roda empat.
2. Topografi
Sebagaian besar wilayah kerja puskesmas padang serai adalah dataran
tinggi.
3. Kependudukan
Penduduk diwilayah puskesmas padang serai pada tahun 2021 berjumlah
19.338 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 9.259 jiwa,
perempua sebanyak 10.079 jiwa. Penduduk kelurahan Padang Serai
berjumlah 6.802 jiwa, kelurahan Sumber Jaya berjumlah 9.240 jiwa dan
kelurahan Teluk Sepang berjumlah 3.296 jiwa.

Tabel 3.2 jumlah penduduk diwilayah Puskesmas padang serai

No Kelurahan Jumlah KK Jumlah Penduduk


Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Padang Serai 1.836 3.445 3.357 6.802
2 Sumber Jaya 2.610 4.258 4.982 9.240
3 Teluk Sepang 869 1.556 1.740 3.296
Jumlah 5.315 9.259 10.079 19.338
4. Sumber Daya Tenaga
Berdasarkan data dari Puskesmas Padang Serai kota Bengkulu sumber
daya tenaga kerja pada tahun 2022 Dapat dilihat ditabel 3.3.
Tabel 3.3 sumber daya tenaga Uptd puskesmas padang serai

No Jenis Tenaga/Pendidikan Jumlah/Orang Keterangan


1 Kepala Puskesmas 1 Pns
2 Kasubbag TU 0 -
3 Dokter Umum 2 Tks
4 Dokter Gigi 1 PNS
5 Perawat
a. Sarjana Keperawatan 5 5 PNS, 1 Honorer
( Ners) 6 5 PNS, 2 Honorer
b. Sarjana Keperawatan 4 1 PNS, 3 TKS
c. DIII Keperawatan 0 -
d. SPK
6 Perawat Gigi
a. DIII 0 -
b. SPRG 0 -
7 Kebidanan
a. DIII Kebidanan 10 5 PNS, 2 Honorer,
b. DIV Kebidanan 5 3 TKS
2 PNS, 3 Honorer
8 Analis Kesehatan
a. DIII Analis Kesehatan 1 PNS
9 Farmasi
a. DIII 2 Honorer
b. SMF 0 -
10 Kesehatan Lingkungan
a. DIII 1 PNS
11 Tenaga Kesehatan Masyarakat
a. S1 4 3 PNS, 1 Honorer
12 Cleaning Servis 1 TKS
13 Jaga Malam 1 TKS
14 Sopir 1 TKS
15 Tenaga Administrasi lainnya 3 Honorer
Jumlah 48
B. Hasil Pelaksanaan Kegiatan PBL
1. Analisis Situasi Gizi
Analisis masalah ditinjau dari berbagai aspek.setelah kami
mengumpulkan data menggunakan metde wawancara langsung ke 4
(empat) posyandu yaitu Posyandu Baruna 1,2,3 dan Posyandu Kasih Ibu.
Tabel 3.4 Penimbangan balita diposyandu

POSYANDU Keterangan
(Baruna 1,2,3 Jenis Penimbanga penimbangan
No IDR & kasih ibu Kelamin TTL (Umur) n Maret-April
Maret April
1 AAN Baruna 1 L 12/09/2021 7,5 - -
2 AA Baruna 1 P 15/07/2021 - - -
3 MA Baruna 1 L 26/09/2021 - 8,7 -
4 AS Baruna 1 P 02/09/2021 4,9 5,4 Naik
5 MA Baruna 1 L 04/10/2021 7,7 8,5 Naik
6 ADO Baruna 1 P 16/10/2021 6,1 7,9 Naik
7 H Baruna 1 L 18/07/2021 7,6 - -
8 GTA Baruna 1 L 19/11/2021 4,7 5,1 Naik
9 R Baruna 1 L 28/05/2021 - - -
10 SS Baruna 1 P 15/07/2021 7,5 7,4 Turun
11 AT Baruna 1 L 27/01/2020 - - -
12 AZ Baruna 1 P 30/04/2019 - - -
13 SR Baruna 1 P 23/09/2019 - - -
14 SA Baruna 1 P 17/01/2019 13 13,9 Naik
15 SF Baruna 1 P 20/07/2017 17 17,6 Naik
16 IM Baruna 2 L 02/06/2017 8,4 8,7 Naik
17 IM Baruna 2 P 12/10/2018 13 13,2 Naik
19 ZY Baruna 2 P 18/11/2020 10,9 - -
20 BQ Baruna 2 P 17/08/2017 15,7 15,6 Turun
21 RS Baruna 2 P 25/11/2021 6,6 7 Naik
22 FN Baruna 2 L 26/11/2020 11,6 - -
23 AR Baruna 2 L 23/09/2021 8,9 - -
24 SA Baruna 2 P 10/05/2021 7,5 7,6 Naik
25 HM Baruna 2 L 21/08/2021 8,3 - -
26 NA Baruna 2 P 13/03/2019 12,9 13,2 Naik
27 EL Baruna 2 L 11/12/2021 5,4 - -
28 AB Baruna 2 L 16/09/2020 8,9 - -
29 LB Baruna 2 L 25/12/2016 16,8 - -
30 AK Baruna 2 L 08/06/2018 12,3 12,7 Naik
31 KA Baruna 3 P 12,7 13 Naik
32 MA Baruna 3 L 25/06/2020 9,9 10 Naik
33 GK Baruna 3 L 29/04/2021 - - -
34 WT Baruna 3 P 21/11/2020 - - -
35 N Baruna 3 P 30/12/2016 - - -
36 SP Baruna 3 P 09/08/2021 - - -
37 V Baruna 3 P 12/03/2020 - - -
38 KA Baruna 3 P 29/08/2020 - 9,5 -
39 O Baruna 3 P 30/04/2020 - - -
40 D Baruna 3 P 26/05/2020 7,1 7,5 Naik
41 K Baruna 3 L 06/02/2020 9,3 9,5 Naik
42 H Baruna 3 P 29/08/2021 - - -
43 HM Baruna 3 P 12/10/2017 - - -
44 H Baruna 3 P 29/08/2021 8,1 8,6 Naik
45 DL Baruna 3 L 07/12/2021 - 7,7 -
46 A Kasih Ibu P 12/04/2021 6,1 6,4 Naik
47 MAQ Kasih Ibu L 7 7,7 - -
48 K Kasih Ibu P 18 9,6 - -
49 NK Kasih Ibu P 11 9,7 9 Turun
50 MZ Kasih Ibu L 36 14 14,9 Naik
51 RY Kasih Ibu P 9 9,7 - -
52 D Kasih Ibu P 3 7,9 - -
53 FK Kasih Ibu L 2 6,6 8,3 Naik
54 A Kasih Ibu L 41 13 19 Naik
55 K Kasih Ibu L 6 9 - -
56 F Kasih Ibu L 52 14 - -
57 K Kasih Ibu P 16 10 - -
58 MG Kasih Ibu L 24 10 - -
59 K Kasih Ibu P 2 5 - -
60 Z Kasih Ibu P 10,9 15 11,2 Turun
( 21 naik ),( 4
Jumlah 16 28 turun ), ( - 35 )

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Gizi Ibu

No Pengetahuan gizi ibu N %


1 Kurang 40 66,6
2 Baik 20 33,3
Total 60 100

2. Menentukan Prioritas Masalah Gizi


Di wilayah kerja Puskesmas Padang Serai mempunyai 3 puskesmas
pembantu yang terdapat masalah yaitu kurangnya cakupan D/S yang
tidak mencapai target,yaitu 80%.Dalam menentukan prioritas masalah
yang di analisis adalah cakupan D/S, pengetahuan ibu dan pelayanan
petugas kesehatan dari ketiga posyandu. Prioritas masalah dipilih
berdasarkan teknik kriteria matriks, dengan menggunakan rumus

P=IxTxR
Tabel prioritas masalah

Posyandu I T R P Prioritas
Baruna 1 2 2 4 16 II
Baruna 2 1 3 2 6 III
Baruna 3 4 4 3 48 I
Kasih Ibu 3 1 1 3 IV

Keterangan : Dengan keterangan penilaian :


P = Prioritas masalah Nilai 1 : tidak ada
I = Besar/Jumlahnya masalah Nilai 2 : beberapa
T = kelayakan mengadakan Nilai 3 : lebih
kegiatan Nilai 4 : paling parah
R = Sumber daya yang tersedia

Berdasarkan tabel di atas didapatkan dari 4 posyandu di wilayah


kerja puskesmas padang serai terdapat masalah yaitu balita ditimbang berat
badannya (D/S), dalam menentukan prioritas masalah yang di analisis adalah
pada pencapaian target balita ditimbang berat badannya (D/S) dari bulan
maret-april 2022 sebesar 47,92 %. Persentase tersebut belum mencapai
target yang harus di capai puskesmas yaitu 80%. Jadi,prioritas masalah yang
paling utama di posyandu baruna 3 dikarnakan jumlah hasil penilaian
kategori paling tinggi yaitu sebesar 48.

3. Menyusun Rencana intervensi Gizi


Berdasarkan prioritas masalah, maka langkah selanjutnya yaitu
mennetukan intervensi yang tepat untuk mengatasi masalah pengetahuan
ibu, kepuasan pelayanan, Cakupan D/S balita di Posyandu Kelurahan
Padang Serai. Beberapa altenatif yang dapat di lakukan adalah
penyuluhan demgam meningkatkan pengetahuan ibu tentang pentingnya
penimbangan di posyandu bagi balita untuk pertumbuhan dan
perkembangan balita, dengan sasaran ibu-ibu yang memiliki balita di
posyandu Padang Serai. Kegiatan memberikan penyuluhan edukasi gizi
tentang pentingnya penimbangan di posyandu bagi balita untuk
pertumbuhan dan perkembangan balita, melaksanakan pelatihan dan
pendidikan dalam meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan
ibu tentang gizi balita serta status gizi balita. Di lakukan dengan metode;
wawancara langsung kepada sasaran ibu yang memiliki balita tentang
pengetahuan,sikap yang dimilikinya setelah dilakukannya penyuluhan
edukasi tentang pentingnya penimbangan di posyandu bagi balita untuk
pertumbuhan dan perkembangan balita. dilakukan dengan pembuatan
tempat bermain di tempat posyandu,menampilkan video edukasi saat
berlangsungnya proses posyandu agar ibu dan balita tidak bosan saat
menunggu antrian diposyandu.
Tabel Formulir Ren cana Operasional Program Cakupan D/S

No Masalah Tujuan Kegiatan Sasaran Waktu Tempat Sumber Dana Penanggung Keteangan
Gizi/Besar Jawab
Masalah
1. Balita yang di Meningkatkan 1. Beroordinasi 1. Kepala 1. Selasa, 10 1. Puskesmas, 1. Swadaya 1. Novriza 1. Berita
timbang berat pengetahuan ibu dengan Kepala Puskesmas, Mei 2022 Knator Lurah, sebesar Sukmaw Acara
badannya (D/S) di tentang pentingnya Puskesmas,Ketu Lurah, Kader, Hari ke-2 Posyandu 45.000 ati 2. Media
karenakan penimbangan di a RT, Serta Ketua RT dan 2. Kamis, 12 Baruna 3 di 2. Swadaya 2. Yola yang di
prensentasenya posyandu bagi Kader. Ibu-ibu balita Mei 2022 Rt.15 Padang sebesar belinasari gunakan
masih kurang jauh balita untuk 2. Memberikan 2. Ibu-ibu Balita Hari ke-4 Serai 45.000 yaitu
dari target minimal pertumbuhan dan edukasi Baruna 3 2. Posyandu leaflet
yang harus di capai perkembangan pentingnya Rt.15 Padang Baruna 3
oleh Puskesmas balita penimbanganga Serai Rt.15 Padang
Padang Serai di n di posyandu 3. Ibu-ibu Balita Serai
Posyandu Baruna 3 bagi balita Baruna 3
untuk Rt.15 Padang
petumbuhan dan Serai
perkembangan
balita.
3. Melaksanakan
pendidikan dan
pelatihan gizi
tentang gizi
seimbang
4. Monitoring dan Evaluasi Program Gizi
Rencana kegitan monitoring dan evaluasi yang akan dilakukan dengan
cara wawancara langsung kepada sasaran ibu yang memiliki balita
tentang pengetahuan,sikap yang dimilikinya setelah dilakukannya
penyuluhan edukasi tentang pentingnya penimbangan di posyandu bagi
balita untuk pertumbuhan dan perkembangan balita. Monitoring dan
evaluasi juga dapat dilakukan dengan pembuatan tempat bermain di
tempat posyandu,menampilkan video edukasi saat berlangsungnya
proses posyandu agar ibu dan balita tidak bosan saat menunggu antrian
diposyandu.

C. Pembahasan Hasil PBL

Berdasarkan hasil PBL, Puskesmas Padang Serai merupakan puskesmas


induk yang berada di wilayah kecamatan kampung melayu kota Bengkulu yang
terdiri dari 3 (tiga) kelurahan binaan yaitu kelurahan padang serai, kelurahan
sumber jaya dan kelurahan teluk sepang, luas wilayah UPTD Puskesmas Padang
Serai + 8.625 km, yang terdiri dari 3 puskesmas pembantu yaitu Puskesmas
Padang Serai, Puskesmas Pembantu Bangkahan dan Puskesmas Pembantu
Teluk Sepang.

1. Analisis situasi Gizi


Analisis masalah ditinjau dari berbagai aspek. setelah kami
mengumpulkan data menggunakan metode wawancara langsung ke 4 (empat)
posyandu yaitu Posyandu Baruna 1,2,3 dan Posyandu Kasih Ibu.
Berdasarkan Hasil Tabel Rekapitulasi SKDN di desa kelurahan padang
serai terdapat 246 balita, 121 jumlah balita yang ditimbang, 49,19 %D/S. 246
jumlah balita yang punya mempunyai buku KMS, 100 % K/S, 2 jumlah balita
baru (B), 7 jumlah balita yang tidak ditimbang bulan lalu (o), 112 jumlah balita
ditimbang terkoreksi (D), 66 jumlah balita naik berat badan, 58,92 % N/D, 0
jumlah balita tidak naik berat badan dua kali (2T). Di desa sumber jaya terdapat
283 balita, 127 jumlah balita yang ditimbang (D), 44,88 % D/S, 283 jumlah
balita yang mempunyai buku KMS, 100 % K/S, 3 jumlah balita baru (B), 8
jumlah balita yang tidak ditimbang bulan lalu(o), 116 jumlah balita ditimbang
terkoreksi (D), 112 jumlah balita naik berat badannya (N), 96,55 % N/D, 0
jumlah balita tidak naik berat badannya 2 kali (2T). Di desa Teluk Sepang
terdapat 97 balita, 52 jumlah balita yang ditimbang 53,61 %D/S, 97 jumlah
balita yang mempunyai buku KMS, 100 % K/S, 1 jumlah balita baru (B), 6
balita yang tidak ditimbang bulan lalu(o), 45 jumlah balita ditimbang
terkoreksi(D), 34 jumlah balita naik berat badannya (N), 75,56 % N/D, 0 jumlah
balita tidak naik berat badannya 2 kali (2T).
Sedangkan Dari hasil data buku kunjungan penimbangan bulan maret-
april posyandu sekitar wilayah kerja puskesmas padang serai tahun 2022 pada
posyandu baruna 1 di bulan maret menunjukkan bahwa balita dari 15 balita yang
ada di data 60% balita yang datang ke Posyandu dan 40% balita yang tidak
datang sedangkan Di bulan april menunjukkan bahwa balita Dari 15 balita yang
ada di data 53,3% balita yang datang ke Posyandu dan 57,7% balita yang tidak
datang. Posyandu Baruna 2 pada bulan maret yang datang 100 %, yang tidak
datang 0. Sedangkan pada bulan april yang datang 53,3% yang tidak datang
57,7%. Posyandu Baruna 3 Pada bulan maret yang datang 33,3%, dan yang tidak
datang 73,7%. Sedangkan pada bulan april yang datang 46,6%, yang tidak
datang 64,4 %. Posyandu kasih ibu pada bulan maret yang datang 100% dan
yang tidak dating 0 sedangkan pada bulan april yang datang 40% yang tidak
datang 60%.
Ditinjau dari segi balita yang ditimbang (D/S) di posyandu Baruna 3
pada bulan Maret Dengan Frekuensi yang datang 33,3% Dan yang tidak datang
73,7%. pada bulan April dengan frekuensi yang datang 45,6% Dan yang tidak
datang 64,4%. Presentase tersebut belum mencapai target yang harus dicapai
puskesmas Padang serai yaitu 80%. Hal ini terjadi karena kebanyakan ibu di
desa tersebut mayoritas memiliki pekerjaan sebagai petani, dan pengetahuan nya
yang tergolong masih rendah.
2. Menentukan Prioritas Masalah Gizi
Berdasarkan tabel di atas didapatkan dari 4 posyandu di wilayah kerja
puskesmas padang serai terdapat masalah yaitu balita ditimbang berat badannya
(D/S), dalam menentukan prioritas masalah yang di analisis adalah pada
pencapaian target balita ditimbang berat badannya (D/S) dari bulan maret-april
2022 sebesar 47,92 %. Persentase tersebut belum mencapai target yang harus di
capai puskesmas yaitu 80%. Jadi,prioritas masalah yang paling utama di
posyandu baruna 3 dikarnakan jumlah hasil penilaian kategori paling tinggi
yaitu sebesar 48.
3. Menyusun Rencana Intervensi Gizi

Rencana intervensi (POA) yang akan dilakukan berdasarkan prioritas yang di


dapat adalah rendahnya cakupan D/S di wilayah Puskesmas Padang Serai.

a. Tema : Peningkatan cakupan D/S di Posyandu Wilayah Kerja


Puskesmas Padang Serai.
b. Tujuan : Untuk meningkatakan kesadaran ibu balita akan
pentingnya penimbangan berat badan balita agar bisa mengetahui
pertumbuhan dan perkembangan pada balita.
c. Sasaran : Ibu yang memiliki balita di wilayah kerja puskesmas Padang
Serai.
d. Kegiatan : Memberikan edukasi kepada ibu balita tentang pentingnya
penimbangan berat badan agar mengetahui pertumbuhan dan perkembangan
pada balita.
e. Metode : Survei lapangan dan wawancara langsung.

Program ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada ibu yang memiliki
balita di wilayah kerja Puskesmas Padang Serai agar mau datang setiap hari
posyandu.
4. Monitoring dan Evaluasi Program Gizi

Rencana kegitan monitoring dan evaluasi yang akan dilakukan dengan


pengumpulan data dengan metode wawancara secara langsung kepada ibu kader
maupun ibu yang memiliki balita. Monitoring dan evaluasi juga dapat dilakukan
dengan pembuatan tempat bermain di lokasi posyandu,menampilkan video edukasi
tentang pentingnya posyandu untuk penimbangan berat badan pada balita agar
pertumbuhan dan perkembangan balita bisa dipantau apakah balita tersebut
pertumbuhannya baik atau tidaknya.Penampilan vidio edukasi tersebut ditayangkan
agar saat berlangsungnya proses posyandu ibu dan balita tidak bosan saat menunggu
antrian posyandu.Adapun pembuatan tempat bermain yang direncanakan di sekitar
tempat posyandu misalnnya ada taman bermain yang berisikan tempat bermain bola,
tempat bermain prosotan, ayunan, jungkak jungkit yang ditujukan untuk balita yang
posyandu di wilayah tersebut.Untuk mengajak ibu-ibu balita agar mau datang ke
posyandu di buatlah semacam arisan barang, misalnya perlengkapan makan bayi,
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
1. Hasil rata-rata tingkat partisipasi masyarakat (D/S) didesa Padang
serai,Sumber jaya,Teluk sepang,Desa dengan (D/S) terendah yaitu
Desa Sumber jaya dengan 44,88% dan yang tertinggi adalah desa
Teluk sepang 53,61%
2. Hasil rata-rata kecenderungan status gizi (N/D) di didesa Padang
serai,Sumber jaya,Teluk sepang .Desa %.N/D tertinggi terdapat pada
Di desa sumber jaya sebesar 96,55 % dan terendah yaitu di desa
kelurahan padang serai terdapat sebesar 58,93%.
B. Saran
1. Bagi Pihak Puskesmas Padang Serai
Diharapkan ada tindakan pelacakan ke lapangan oleh petugas
kesehatan dengan melakukan sweeping door to door ke rumah balita
yang tidak datang ke posyandu yang dibantu dengan kader posyandu
untuk dapat mengajak ibu datang ke posyandu atau untuk mengetahui
penyebab langsung sehingga dapat disusun upaya perbaikannya. Untuk
menumbuhkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan posyandu, dapat
dilakukan dengan metode partisipasi persuasi dan edukasi, yakni
partisipasi yang didasari pada kesadaran. Metode ini sukar
ditumbuhkan dan akan memakan waktu lama tetapi apabila tercapai
hasilnya, masyarakat akan mempunyai rasa memiliki dan rasa
memelihara sehingga kesadaran akan meningkat.
2. Bagi Pihak Pemerintah Desa
Diharapkan dukungan dari pihak pemerintah desa agar lebih
mendukung masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan posyandu,
khususnya desa yang mempunyai partisipasi masyarakat (D/S) dan
kecenderungan status gizi (N/D) yang rendah.
3. Bagi pihak Posyandu
Pengelola posyandu dapat meningkatkan kegiatan posyandu agar
masyarakat semakin antusias dalam memantaukan pertumbuhan balita
ke posyandu. Kader dapat memberikan edukasi kepada ibu balita agar
lebih memperhatikan berat badan anak agar status gizi anak dapat
meningkat.
DAFTAR PUSTAKA

Dinas kesehatan Provinsi Lampung. Bidang Bina Pelayanan Kesehatan Seksi Gizi. 2013
Kementerian Kesehatan Republik Indonesisa. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu.
Jakarta, 2013
Muninjaya, Gde. Manajemen Kesehtan. Edisi 3, Jakarta. EGC. 2011
Waryana. Modul Perencanaan Program Gizi. Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. 2018
Tim. Program Intervensi Gizi. FIKES UNAMKA. 2020
DAFTAR LAMPIRAN

Dokumentasi Kegiatan

1) Input

1. input (data, struktur organisasai puskes, gambaran peta wilayah,demografi


penduduk)

2. proses (kegiatan)
3. kelompok output (skdn,tabel )

FORMULIR REKAPITULASI SKDN PUSKESMAS PADANG SERAI BULAN APRIL TAHUN 2022

No Nama Jumlah Jumlah Jumlah %D/S Jumlah %K/S Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah %N/D’ Jumlah Balita %
Desa/Kelurah Sasaran Balita Balita Balita Balita Baru Balita Balita Balita Tidak Naik 2
an Balita Ditimbang Punya (B) Tidak Ditimbang Naik Berat T
(Proyeksi) KMS Ditimbang Terkoreksi Berat Badannya 2 /
Bulan (D’) Badannya Kali (2T) D
Lalu (O) (N) ’
(1) (2) (3) (4) (5) (6=5/4*1 (7) (8=7/4*100 (9) (10) (11) (12) (13=12/1 (14) (15=14/
00) ) 1*11) 11*100)
1 Padang Serai 246 121 49,19 246 100 2 7 112 66 58,93 0 -

2 Sumber Jaya 283 127 44,88 283 100 3 8 116 112 96,55 0 -

3 TIK Sepang 97 52 53,61 97 100 1 6 45 34 75,56 0 -

Jumlah - 626 300 47,92 626 100 6 21 273 212 77,66 0 -

Anda mungkin juga menyukai