Anda di halaman 1dari 52

LAPORAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN GIZI

PEMENUHAN GIZI BALITA DAN PENTINGNYA


PEMBERIAN PMT UNTUK PENINGKATAN STATUS GIZI DI
POSYANDU BARUNA 3 RT.15 RW.04 PADANG SERAI

DISUSUN OLEH :

1. Dhea Fitri Sundary P0 5130218012


2. Dona Ery Fitriani P0 5130218015
3. Dova Sanjaya P0 5130218016
4. Dwi Anggreani P0 5130218017
5. Gina Cyintia Ramitan P0 5130218024
6. Hera Anggraini P0 5130218025
7. Refidahtul Hazanah P0 5130218038
8. Sintia Monica P05130218040

PRODI SARJANA. TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
2021
LEMBAR PENGESAHAN

PEMENUHAN GIZI BALITA DAN PENTINGNYA PEMBERIAN PMT


UNTUK PENINGKATAN STATUS GIZI DI POSYANDU BARUNA 3
RT.15 RW.04 PADANG SERAI

Laporan Praktikum Pendidikan dan Pelatihan Gizi ini


telah diperiksa dan disetujui oleh :

Mengetahui,

Pembimbing Akademik, Pembimbing Lapangan,

Desri Suryani, SKM.,M.Kes Rizky Dwi Handayani.SKM


NIP.197312051996022001 NIP.198606062009032009

Ka. Prodi S.Tr. Gizi dan Dietetika, Kepala Puskesmas,

Tetes Wahyu W., SST., M.Biomed dr.Ef Dowintha


NIP. 198106142006041004 NIP.197907232009031002

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Pendidikan dan
Pelatihan Gizi Pemenuhan Gizi Balita Dan Pentingnya Pemberian PMT Untuk
Peningkatan Status Gizi Di Posyandu Baruna 3 Rt.15 Rw.04 Padang Serai
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, kritik
dan saran dari semua pihak sangat saya harapkan demi kesempurnaan dari laporan
ini. Semoga laporan ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Akhir kata saya sampaikan terima kasih dosen pembimbing dan
pembimbing lapangan dan kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
pembuatan laporan ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai usaha kita semua.

Bengkulu, Juni 2021

Panitia

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................... ii
KATA PENGANTAR.................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iv

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1


A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Tujuan ...................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...............................................................


A. Pendidikan dan Pelatihan Gizi..................................................
1. Pendidikan...........................................................................
2. Pelatihan..............................................................................
B. Pengetahuan..............................................................................
C. Status Gizi Balita.......................................................................
1. Balita Kurang Gizi................................................................
2. Balita Berat Badan Lebih (overweight)................................
3. Malnutrisi
D. Pemenuhan Gizi Balita..............................................................
1. 1000 Hari Pertama Kehidupan ...........................................
2. Asi eksklusif........................................................................
3. MP-Asi................................................................................
4. Pengaturan Makanan Balita
E. Pemberian Makanan Tambahan (PMT)....................................

BAB III METODE PELAKSANAAN DIKLAT.....................................


A. Desain Kegiatan Diklat.............................................................
B. Variabel.....................................................................................
C. Tempat dan Waktu Penelitian...................................................
D. Sasaran......................................................................................
E. Jenis Data..................................................................................
F. Rencana Pengolahan Data.........................................................
G. Analisis Data.............................................................................

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................


A. Gambaran Lokasi Pendidikan dan Pelatihan.............................
B. Visi, Misi, Strategi dan Tujuan Puskesmas Padang Serai
Kota Bengkulu .........................................................................
C. Hasil..........................................................................................
1. Proses Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan.....................
2. Analisis Data Univariat........................................................
D. Pembahasan...............................................................................
1. Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan.................................

iv
2. Pengetahuan..........................................................................
3. Evaluasi................................................................................
BAB V PENUTUP.....................................................................................
A. Kesimpulan...............................................................................
B. Saran..........................................................................................

DAFTAR TABEL.........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................

v
DAFTAR TABEL

Tabel Hasil analisis Uji Univariat Gambaran Pengetahuan


Peserta Sebelum Diklat dan Setelah Diklat.................................
Tabel Hasil analisis Uji Univariat Gambaran Sikap/Evaluasi
Peserta Terhadap Pelaksanaan Diklat..........................................

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Proposal Pendidikan dan Pelatihan Gizi


Lampiran 2. SAP (Satuan Acara Pendidikan dan pelatihan Gizi)
Lampiran 3. Powerpoint / Booklet
Lampiran 4. Absen Offline
Lampiran 5. Susunan Acara Kegiatan
Lampiran 6. Kuesioner Pretest dan Postest
Lampiran 7. Kuesioner Evaluasi
Lampiran 8. Dokumentasi
Lampiran 9. Undangan Narasumber
Lampiran 10. Undangan Moderator
Lampiran 11. Undangan Kepala Puskesmas Padang Serai
Lampiran 12. Undangan Peserta Diklat

vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Upaya perbaikan gizi masyarakat sebagaimana disebutkan dalam


Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan bertujuan untuk
meningkatkan mutu gizi perseorangan dan masyarakat, antara lain melalui
perbaikan pola konsumsi makanan, perbaikan perilaku sadar gizi,
peningkatan akses dan mutu pelayanan gizi serta kesehatan sesuai dengan
kemajuan ilmu dan teknologi . Masalah gizi secara langsung dipengaruhi oleh
faktor konsumsi pangan dan penyakit infeksi.
Secara tidak langsung dipengaruhi oleh pola asuh, sanitasi, ketersediaan
dan konsumsi pangan, pengetahuan gizi, sosial ekonomi, budaya, dan politik.
Masalah gizi ini tidak hanya terjadi pada keluarga tidak mampu, tapi juga
pada keluarga mampu. Masalah gizi ini dapat menjadi faktor penghambat
pembangunan nasional sehingga investasi gizi sangat diperlukan karena
berdampak pada kualitas sumber daya manusia.
Balita adalah anak yang telah menginjak usia diatas satu tahun.
Menurut para ahli usia balita sebagai tahapan perkembangan anak yang
cukup rentan terhadap berbagai serangan penyakit, termasuk penyakit yang
disebabkan oleh kekurangan atau kelebihan asupan nutrisi jenis tertentu.
Setiap tahun lebih dari sepertiga kematian anak didunia berkaitan dengan
masalah kurang gizi. Riwayat gizi yang buruk dapat dikenali pada anak
dengan perkembangannya fisik sangat lambat. Riwayat gizi buruk dapat
menyebabkan pembentukan otak maupun tubuh tidak baik, dan akibatnya
perkembanganya fisik sangat lambat (Farida, 2020).
Akibat dari masalah gizi balita dapat menyebabkan efek yang serius,
seperti kegagalan pertumbuhan fisik serta tidak optimalnya perkembangan
dan kecerdasan, bahkan dapat menimbulkan kematian pada balita.
Namun, masalah gizi pada balita ini dapat dihindari apabila ibu

1
memiliki pengetahuan yang cukup tentang cara pemberian makanan dan
mengatur makanan balita dengan baik. Sehingga pengetahuan orang tua
tentang gizi merupakan kunci keberhasilan baik atau buruknya status pada
balita (Farida, 2020).
Salah satu upaya menanggulangi masalah gizi yaitu melalui
peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku seseorang dengan melakukan
penyuluhan gizi. Penyuluhan gizi merupakan suatu prinsip pemasaran yang
bersifat edukatif untuk memperbaiki kesadaran gizi dan menghasilkan
perilaku peningkatan gizi yang baik. Terdapat pengaruh penyuluhan gizi
terhadap peningkatan pengetahuan dan pemberian makanan tambahan yang
baik untuk balita (Farida, 2020).
Pusat Kesehatan masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas
adalah unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan di suatu wilayah kerja
dan merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan pemerintah yang
berfungsi sebagai pelayanan kesehatan bagi masyarakat di wilayah kerja.
Puskesmas Padang Serai merupakan sebuah puskesmas yang berada
diwilayah Kecamatan Kampung Melayu Kota Bengkulu, saat ini diperlukan
kerja sama yang baik antara sektor kesehatan dan sektor lain, serta segala
hasil kegiatan di aplikasikan dalam sebuah laporan yang akan menjadi bahan
informasi bagi kebutuhan Puskesmas dan Lintas sektor.
Upaya penanggulangan masalah stunting melalui peningkatan gizi
masyarakat merupakan tanggung jawab bersama seluruh pihak termasuk
lintas kementerian, mitra pembangunan, masyarakat madani, swasta, profesi
dan akademisi. Dalam pelaksanaannya hingga kini masih terjadi berbagai
permasalahan seperti kesenjangan regulasi dan program baik antar sektor di
pusat maupun di daerah.
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian
Kesehatan 2018 menunjukkan 17,7% bayi usia di bawah 5 tahun (balita)
masih mengalami masalah gizi. Angka tersebut terdiri dari balita yang
mengalami gizi buruk sebesar 3,9% dan yang menderita gizi kurang sebesar

2
13,8%. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
2019, bayi yang mengalami masalah gizi ditargetkan turun menjadi 17%.
Prevalensi balita yang mengalami stunting (tinggi badan di bawah
standar menurut usia) sebesar 30,8%. Upaya perbaikan gizi di tunjukan untuk
peningkatan gizi perorangan dan masyarakat. Dalam rangka percepatan
perbaikan gizi pemerintah mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 42 tahun
2013 tentang gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi yang fokus pada
1.000 hari pertama kehidupan (HPK). Tujuannya meningkatkan kemampuan
pengelolaan program gizi, khususnya koordinasi antar sektor untuk
mempercepat sasaran perbaikan gizi; dan memperkuat implementasi konsep
program gizi yang bersifat langsung dan tidak langsung.
Sasaran Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi meliputi:
masyarakat, khususnya remaja, ibu hamil, ibu menyusui, anak di bawah usia
dua tahun, kader-kader masyarakat seperti Posyandu, pemberdayaan
kesejahteraan keluarga, dan/atau kader-kader masyarakat yang sejenis,
perguruan tinggi, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan dan
keagamaan, pemerintah dan Pemerintah Daerah, media massa, dunia usaha;
dan lembaga swadaya masyarakat, dan mitra pembangunan internasional.
Oleh sebab itu perlu dilakukan kegiatan-kegiatan perencanaan program gizi
untuk percepatan perbaikan gizi seperti kampanye, advokasi dan sosialisasi
lintas sector dan lembaga, pelatihan, diskusi, intervensi kegiatan gizi
langsung (spesifik), dan intervensi kegiatan gizi tidak langsung (sensitif).

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada peserta

pedidikan dan pelatihan sehingga ibu balita memahami tentang

pemenuhan gizi balita, menyadari pentingnya PMT (Pemberian Makanan

Tambahan).

3
2. Tujuan Khusus

Setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan diharapkan :


1. Memahami tentang Pengertian Gizi Balita
2. Memahami tentang Pengertian PMT
3. Memahami tentang Tujuan PMT
4. Memahami tentang Pengertian Gizi Kurang
5. Memahami tentang Pengertian Obesitas
6. Memahami tentang Pemenuhan Kebutuhan Gizi Pada Balita

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendidikan dan Pelatihan Gizi

1. Pendidikan

Sebelum memahami arti dari pendidikan gizi, ada baiknya diuraikan


terlebih dahulu tentang pengertian pendidikan. Menurut Undang-Undang
RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, pada pasal
1 ayat 1 dinyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, seta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa, dan negara.
Menurut WHO (1987) dalam buku The Health Aspects of Food and
Nutrition menyatakan bahwa pendidikan gizi adalah usaha yang terencana
untuk meningkatkan status gizi melalui perubahan perilaku. Perubahan
dan modifikasi perilaku berhubungan dengan produksi pangan, persiapan
makanan, distribusi makanan dalam keluarga, pencegahan penyakit gizi
dan perawatan anak.
Secata umum, para edukator gizi menyatakan bahwa pendidikan gizi
adalah suatu proses yang berdimensi luas untuk mengubah perilaku
mayarakat sehingga kebiasaan makan yang baik diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Pelatihan

Para pakar bidang pelatihan memberikan pengertian pelatihan


dengan fokus yang berbeda-beda. Edwin B. Flippo mengemukakan bahwa
“Training is the act of increasing the knowledge and skill of an employee
for doing a particular job”. Terjemahan secara bebas, bahawa pelatihan

5
adalah tindakan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan seseorang
pegawai untuk melaksanakan pekerjaan tertentu.
Michel J. Jucius (1972) dalam Mustofa Kamil (2010)
mengemukakan “The term traising is used here to indicate any process by
wich the aptitudes, skill, and abilities of employees to persorm specific
jobs are increased”. Istilah pelatihan digunakan untuk menunjukkan
pengembangan bakat, keterampilan, kemampuan pegawai guna
menyelesaikan pekerjaa-pekerjaan tertentu.
Dari kedua pengertian tersebut, pelatihan erat kaitannya dengan
pekerjaan tertentu. Pada kenyataanya, pelatihan tidak harus selalu dalam
kaitan dengan pekerjaan atau tidak selalu diperuntukkan bagi pegawai.
Bedasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor
275/Menkes/SK/V/2003 tentang pedoman penyelenggaraan pelatihan di
bidang kesehatan, pelatihan adalah proses pembelajaran dalam rangka
meningkatkan kinerja, profesionalisme, dan/atau menunjang
pengembangan karier tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya.

B. Pengetahuan

Pengetahuan berasal dari kata “tahu”, dalam Kamus Besar Bahasa


Indonesia (2008) kata tahu memiliki arti antara lain mengerti sesudah melihat
(menyaksikan, mengalami, dan sebagainya), mengenal dan mengerti.
Mubarak (2011), pengetahuan merupakan segala sesuatu yang diketahui
berdasarkan pengalaman manusia itu sendiri dan pengetahuan akan
bertambah sesuai dengan proses pengalaman yang dialaminya.
Sedangkan menurut Notoatmodjo (2012), pengetahuan adalah hasil dari
tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu
objek. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia yakni, indera
pendengaran, penglihatan, penciuman, perasaan dan perabaan. Sebagian
pengetahuan manusia didapat melalui mata dan telinga.

6
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan pengetahuan
merupakan segala sesuatu yang dilihat, dikenal, dimengerti terhadap suatu
objek tertentu yang ditangkap melalui pancaindera yakni, indera
pendengaran, penglihatan, penciuman, perasaan dan perabaan.

C. Status Gizi Balita


Gizi yang baik adalah salah satu unsur penting untuk mewujudkan manusia
yang berkualitas. Pemenuhan gizi anak harus diperhatikan sedini mungkin
yaitu sejak mereka masih dalam kandungan melalui makanan ibu hamil.
Kebiasaan makan sudah dimulai sejak dari masa kanak-kanak. Gizi adalah
suatu zat yang berguna dan dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan dan
perkembangan. Gizi seimbang adalah komposisi zat yang cukup/ideal untuk
menjalankan proses dalam tubuh.
1. Balita Kurang gizi

Menurut riskesdas 2013 prevalensi pendek (TB/U) anak 5 -12


tahun 30,7% ,(12,3% sangat pendek) 8,4% (pendek) terendah di
jogjakarta 14,9 % tertinggi di papua (34,5%), sebanyak 15 provinsi
dengan prevalensi sangat pendek diatas prevalensi nasional yaitu salah
satunya Bengkulu , prevalensi kurus menurut IMT/U anak 5-12 tahun ,
11,2% ( 4,0% sangat kurus dan 7,2% kurus) terendah di Bali 2.3% ,
tertinggi di NTT 7,8% penyebabnya adalah kurang asupan makanan
sumber energi dan protein dan penyakit infeksi . Efeknya anak mudah
lelah daya berfikir menurun dan daya tahan tubuh menurun .

Malnutrisi biasanya hasil kombinasi dari asupan makanan yang

tidak cukup dan infeksi. Pada anak kecil, malnutrisi identik dengan

kegagalan pertumbuhan, anak yang mengalami malnutrisi lebih pendek

dan lebih kurus dan lebih ringan dari pada anak yang seusia mereka.

penyebab bayi dan anak yang tidak mendapat ASI dan makanan

7
pendamping ASI yang tepat memiliki daya tahan yang rendah sehingga

mudah terserang infeksi. imunisasi lengkap pada anak sangat

mempengaruhi kejadian kesakitan yang perlu ditunjang dengan

tersedianya air minum bersih dan higienis sanitasi

2. Balita Berat Badan Lebih (Overweight)

RISKESDAS 2013: gemuk pada anak 5-12 thn 18,8% (gemuk 10,8
% dan sangat gemuk (obesitas) 8,8 %). Prevalensi gemuk terendah di
NTT(8,7%) dan tertinggi di DKI Jakarta (30,1%).Sebanyak 15 provinsi
dengan prevalensi sangat gemuk diatas nasional. Bengkulu Penyebab :
pola aktivitas fisik & konsumsi energi melebihi kebutuhan makanan dan
minuman yg padat kalori tetap rendah zat gizi lainnya. Efek jangka
panjang yaitu penyakit jantung & pembuluh darah, DM tipe 2, kanker,
osteoartritis. Anak akan mengalami berat badan berlebih (overweight)
dan kelebihan lemak dalam tubuh (obesitas) apabila selalu makan dalam
porsi besar dan tidak diimbangi dengan aktivitas yang seimbang.
Dampak obesitas pada anak memiliki faktor risiko penyakit
kardiovaskuler. Obesitas sering ditemui pada anak-anak sebagai berikut:
a. Anak yang setiap menangis sejak bayi diberi susu botol
b. Bayi yang terlalu dini diperkenalkan dengan makanan padat
c. Anak dari ibu yang terlalu takut anaknya kekurangan gizi
d. Anak yang selalu mendapat hadiah cookie atau gula-gula jika ia
berbuat sesuai dengan keinginan orang tua
e. Anak yang malas untuk beraktivitas fisik

3. Malnutrisi

8
Malnutrisi adalah asupan makanan kurang dari yang dibutuhkan
pada seseorang yang berakibat terjadinya gangguan biologi dari orang
tersebut. Secara umum malnutrisi terbagi atas dua bagian yaitu gizi
kurang dan gizi lebih. Gizi kurang terdiri dari marasmus, kwashiorkor,
serta marasmus-kwashiorkor, sedangkan gizi lebih disebut dengan
obesitas. Malnutrisi yang terjadi pada tahap awal kehidupan dapat
meningkatkan risiko infeksi, morbiditas, dan mortalitas bersamaan
dengan penurunan perkembangan mental dan kognitif (Hidro,
Darmawansyih & Andi, 2020).

Malnutrisi yang terjadi pada tahap awal kehidupan dapat


meningkatkan risiko infeksi, morbiditas, dan mortalitas bersamaan
dengan penurunan perkembangan mental dan kognitif. Malnutrisi pada
balita, membawa dampak negatif terhadap perkembangan motorik,
menghambat perkembangan perilaku dan kognitif yang berakibat pada
menurunnya prestasi belajar dan keterampilan sosial. Selain itu,
kekurangan gizi selama masa kanak-kanak menyebabkan konsekuensi
jangka panjang yang serius di kemudian hari yang meningkatkan risiko
terserang penyakit atau cacat dan bahkan kematian (Hidro,
Darmawansyih & Andi, 2020).

Banyak faktor yang menyebabkan timbulnya masalah gizi,


berbagai faktor penyebab kekurangan gizi yang diperkenalkan dan telah
disesuaikan dengan kondisi Indonesia, tahapan penyebab timbulnya
kekurangan gizi.
1. Penyebab langsung
Faktor penyebab langsung adalah penyakit infeksi yang berkaitan
dengan tingginya kejadian penyakit menular dan buruknya kesehatan
lingkungan.
2. Penyebab Tidak Langsung
Adanya empat penyebab tidak langsung gizi kurang yakni

a. Ketahanan Pangan keluarga yang kurang memadai, sehingga

9
setiap keluarga diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan
pangan seluruh anggota keluarganya dalam jumlah yang cukup
baik jumlah maupun mutu gizinya.
b. Pola pengasuhan anak kurang memadai, sehingga setiap keluarga
dan masyarakat diharapkan dapat menyediakan waktu, perhatian,
dan dukungan terhadap anak agar dapat tumbuh dan berkembang
dengan normal baik fisik, mental dan sosial.
c. Pelayanan kesehatan dan lingkungan kurang memadai, sehingga
sistem pelayanan kesehatan yang ada diharapkan dapat menjamin
penyediaan air bersih dan sarana pelayanan kesehatan dasar yang
terjangkau oleh setiap keluarga yang membutuhkan. Pola asuh
bayi dan anak serta jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, akses informasi dan tingkat
pendapatan keluarga.
d. Akar masalah yakni ketidakstabilan ekonomi, politik, dan sosial
dapat disebabkan oleh rendahnya tingkat kesejahteraan rakyat,
yang tercermin dari rendahnya konsumsi pangan dan status gizi
masyarakat. Oleh karena itu, mengatasi masalah gizi masyarakat
merupakan salah satu tumpuan penting dalam pembangunan
ekonomi, politik, dan kesejahteraan yang berkelanjutan.

D. Pemenuhan Gizi Balita


1. 1000 Hari Pertama Kehidupan
1000 HPK adalah masa sejak anak dalam kandungan sampai
seorang anak berusia dua tahun. Fase ini disebut sebagai Periode Emas
karena pada masa ini terjadi pertumbuhan otak yang sangat pesat.
Kurang gizi diperiode ini akan mengakibatkan kerusakan atau
terhambatnya pertumbuhan yang tidak dapat diperbaiki dimasa
kehidupan selanjutnya. Cukup gizi selama dalam kandungan akan
membuat janin tumbuh dan lahir sebagai bayi yang sehat kuat dan

10
sempurna dalam tiap fase perkembangan dan pertumbuhannya. Bayi
yang mendapat cukup gizi selama Periode Emas, termasuk Inisiasi
Menyusu Dini (IMD) langsung setelah bayi dilahirkan, ASI Eksklusif
sejak usia 0 - 6 bulan, imunisasi lengkap, dan gizi cukup dengan
makanan pendamping ASI setelah usia 6 bulan, akan tumbuh menjadi
Balita yang sehat, kuat dan cerdas. Balita sehat akan tumbuh menjadi
anak usia sekolah yang aktif, tidak sakit-sakitan, cerdas dan ceria.
2. ASI Esklusif
ASI adalah sumber asupan nutrisi bagi bayi baru lahir, yang mana
sifat ASI (Air Susu Ibu) bersifat eksklusif sebab pemberiannya berlaku
pada bayi berusia 0 bulan sampai 6 bulan. Dalam fase ini harus
diperhatikan dengan benar mengenai pemberian dan kualitas ASI, supaya
tak mengganggu tahap perkembangan si kecil selama enam bulan
pertama semenjak hari pertama lahir (HPL), mengingat periode tersebut
merusakan masa periode emas perkembangan anak sampai menginjak
usia 2 tahun
3. MP-ASI

Pemberian makanan pendamping artinya adalah memberikan


makanan selain ASI, ketika bayi sudah berusia 6 bulan, ASI saja tidak
lagi mencukupi untuk memenuhi kebutuhan gizinya, oleh sebab itu
makanan lain harus diberikan bersama dengan ASI untuk mencegah
terjadinya stunting. n Makanan lain inilah yang disebut makanan
Pendamping ASI (MP-ASI). Pemberian MP-ASI kepada bayi diberikan
setelah berusia 6 bulan sampai 12 bulan secara berangsur-angsur untuk
mengembangkan kemampuan mengunyah dan menelan serta menerima
macam-macam makanan dengan berbagai tekstur dan rasa.
Pemberian MP-ASI harus bertahap dan bervariasi, mulai dari
bentuk bubur cair ke bentuk bubur kental, sari buah, buah segar,
makanan lumat, makanan lembik dan akhirnya makanan padat. MP-ASI
sebaiknya diberikan secara bertahap, sedikit demi sedikit dalam bentuk
encer secara berangsur-angsur ke bentuk yang lebih kental sampai padat.

11
E. Pemberian Makanan Tambahan (PMT)

Pemberian Makanan Tambahan (PMT) adalah kegiatan pemberian


makanan kepada balita dalam bentuk kudapan yang aman dan bermutu
beserta kegiatan pendukung lainnya dengan memperhatikan aspek mutu dan
keamanan pangan serta mengandung nilai gizi yang sesuai dengan
kebutuhan balita. Biskuit PMT merupakan program yang dilaksanakan
pemerintah pada kelompok usia balita yang ditujukan sebagai tambahan
selain makanan utama sehari-hari untuk mengatasi kekurangan gizi.
Program PMT Pemulihan ditetapkan untuk membantu memenuhi
kecukupan gizi pada balita khususnya balita kurus/balita kurang gizi.
Sementara itu, PMT Balita diberikan pada balita kurus usia 6-59
bulan yang indikator Berat Badan (BB) menurut Panjang Badan (PB)/Tinggi
Badan (TB) kurang dari minus 2 standar deviasi (<- 2 SD) yang tidak rawat
inap dan tidak rawat jalan. PMT Balita mengandung 10 vitamin (vitamin A,
B1, B2, B3, B6, B12, D, E, K, dan Asam Folat) dan 7 mineral (besi, zink,
fosfor, selenium, dan kalsium). Setiap bungkus PMT Balita terdiri dari 12
keping biskuit atau 540 kalori (45 kalori per biskuit).

F. Pengaturan Makan Balita

12
Periode usia 7—24 bulan terdiri dari beberapa kegiatan di
antaranya adalah pemberian ASI sampai usia dua tahun, Makanan
Pendamping ASI (MP-ASI), imunisasi, dan suplementasi vitamin A.
Makanan pendamping ASI merupakan makanan yang diberikan kepada
bayi selain ASI. Makanan pendamping ASI diberikan kepada bayi karena
kebutuhan gizi bayi semakin meningkat dan ASI saja sudah tidak cukup
untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Pemberian makan pada anak
sebaiknya disesuaikan dengan tahap perkembangannya. Pada saat bayi
berumur 6 atau 7 bulan bayi baru belajar mengunyah dan siap untuk
mengonsumsi makanan padat. Zat gizi yang harus terkandung dalam
makanan pendamping ASI adalah karbohidrat, lemak, protein, vitamin,
dan mineral.
Kebutuhan protein dan zat gizi mikro seperti vitamin dan mineral
diperlukan dalam jumlah tinggi karena pada masa ini sampai anak usia dua
tahun merupakan masa pertumbuhan dan dengan laju metabolisme tinggi.
Kandungan lemak pada makanan pendamping ASI anak diperlukan
sebagai sumber asam lemak esensial, memfasilitasi penyerapan vitamin
larut lemak. Kebutuhan lemak bagi anak dalam makanan pendamping ASI
berkisar antara 30%-45% kebutuhan energi.
Satu hal yang perlu diperhatikan untuk membuat makanan
keluarga cocok untuk anak yaitu gunakan sedikit gula, garam dan hindari
bumbu- bumbu dengan rasa yang tajam. Susu masih sangat berperan
penting dalam pola makan anak Anda, meskipun mereka perlu sedikit
lebih berkurang sekarang, sekitar 200-600 ml susu atau 2-3 porsi susu per
hari. Berikan anak makanan yang sehat, bervariasi dan seimbang, Anak
harus makan berbagai macam makanan dari setiap kelompok makanan:
a. 4 porsi jenis karbohidrat perhari

b. 2-3 porsi susu perhari

c. 1-2 porsi jenis daging atau jenis daging lainnya perhari

d. 5 porsi jenis buah dan sayuran perhari

13
Pemberian MP-ASI kepada bayi diberikan setelah berusia 6 bulan
sampai 12 bulan secara berangsur-angsur untuk mengembangkan
kemampuan mengunyah dan menelan serta menerima macam-macam
makanan dengan berbagai tekstur dan rasa. Pemberian MP-ASI harus
bertahap dan bervariasi, mulai dari bentuk bubur cair ke bentuk bubur
kental, sari buah, buah segar, makanan lumat, makanan lembik dan
akhirnya makanan padat. MP-ASI sebaiknya diberikan secara bertahap,
sedikit demi sedikit dalam bentuk encer secara berangsur-angsur ke bentuk
yang lebih kental sampai padat.
Agar pemberian MP-ASI dapat terpenuhi dengan sempurna, maka
perlu diperhatikan sifat-sifat bahan makanan yang akan digunakan.
Makanan tambahan untuk bayi harus mempunyai sifat fisik yang baik,
yaitu tampilan dan aroma yang layak. Selain itu dilihat dari segi
kepraktisannya, makanan tambahan bayi sebaiknya sudah dipersiapkan
dengan waktu pengolahan yang singkat. Bahan Makanan yang dianjurkan :
a. Bubur tepung beras atau beras merah yang dimasak dengan
menggunakan cairan atau kaldu daging dan sayuran, susu formula,
(ASI) atau air
b. Buah-buahan yang dihaluskan atau menggunakan blender seperti
pepaya, pisang, apel, melon dan alpukat

c. Sayur-sayuran dan kacang-kacang yang direbus kemudian dihaluskan


menggunakan blender
d. Daging pilihan yang tidak berlemak kemudian diblender

e. Ikan yang diblender sebaiknya ikan yang tidak berduri

14
BAB III

METODE PELAKSANAAN DIKLAT

A. Desain Kegiatan Diklat

Kegiatan pendidikan dan pelatihan gizi menggunakan rancangan

observasi deskriptif dengan pendekatan survey. Rancangan observasi

deskriptif adalah rancangan penelitian yang hanya digunakan untuk

mengetahui gambaran variable dan sikap pada Ibu Balita di wilayah

Posyandu Baruna 3 Puskesmas Padang Serai.

B. Variabel

1. Pengetahuan tentang pentingnya pemenuhan gizi balita dengan

memberikan pengetahuan makanan bergizi pada ibu balita sebelum dan

sesudah kegiatan pelatihan.

2. Pemahaman sikap tentang pentingnya pemenuhan gizi balita dengan

memberikan pengetahuan makanan bergizi pada ibu balita sebelum dan

sesudah kegiatan pelatihan.

C. Waktu dan Tempat Pelatihan

Hari : Rabu

Tanggal : 23 Juni 2021

Waktu : Pukul 09.00 s/d Selesai

Tempat : Posyandu Baruna 3, Kelurahan Padang Serai Kota Bengkulu

D. Sasaran

Sasaran Pendidikan dan Pelatihan Gizi ini adalah Ibu Balita di

Posyandu Baruna 3 Rt.15 Rw.04 , Kelurahan Padang Serai Kota Bengkulu.

15
E. Jenis data

Data Primer

Data primer berupa data identitas sampel yang terdiri dari identitas

balita dan ibu balita yang mengikuti pendidikan dan pelatihan beserta

jawaban atas pertanyaan kuesioner yang telah di isi oleh peserta

pendidikan dan pelatihan.

F. Rencana Pengolahan Data

Untuk pengolahan data dikelompokkan sesuai dengan data yang telah

direncanakan sesuai dengan variabel dalam definisi operasional melalui

beberapa tahap yaitu:

a. Menyunting Data (Data Editing)

Data editing merupakan penyuntingan data dilakukan sebelum

proses pemasukan data. Dimana panitia memeriksa ulang kelengkapan

data yang diperoleh. Penyuntingan data sebaiknya dilakukan di lapangan,

agar data yang salah / meragukan masih dapat ditelusuri kembali kepada

responden / informan yang bersangkutan.

b. Mengkode Data (Data Coding)

Mengkode data atau pengkodean merupakan kegiatan merubah data

berbentuk huruf menjadi data atau bilangan dengan memberikan kode-

kode setiap variabel dengan maksud untuk mempermudah pengolahan

data.

16
c. Memproses Data (Data Entry)

Kegiatan ini dilakukan setelah jawaban kuesioner telah diperiksa

telah melewati pengkodean. Langkah selanjutnya adalah dan memproses

data atau memindahkan data dari kuesioner agar dapat dianalisis dengan

cara memasukkan data kuesioner ke komputer .

d. Membersihkan Data (Data Cleaning)

Data cleaning adalah kegiatan mengecek kembali data yang sudah

diproses atau pembersihan data apakah ada kesalahan dalam proses entry

atau tidak dari masing-masing variabel yang sudah dinilai. Salah satu cara

yang sering dilakukan adalah dengan melihat distribusi frekuensi dari

variabel-variabel dan menilai ke-logis-annya. Untuk data kontinyu

(interval, rasio) dapat dilihat secara untuk melihat ada tidaknya pencilan

(outliers).

G. Analisis Data

Analisis Univariat bertujuan untuk mendeskripsikan masing-masing

variabel independen dan dependen. Variabel independen yaitu pemenuhan

gizi balita dengan memberikan pengetahuan makanan sehat untuk balita

tumbuh hebat serta pemberian PMT. Dan variabel dependen yaitu Ibu balita.

Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner untuk mengukur variabel

pengetahuan Ibu balita yang diberikan saat pretest dan posttest.

17
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Lokasi Pendidikan dan Pelatihan

1. Keadaan Geografis

UPTD Puskesmas Padang Serai merupakan puskesmas induk yang berada


di wilayah kecamatan kampung melayu kota Bengkulu yang terdiri dari 3
(tiga) kelurahan binaan yaitu kelurahan padang serai, kelurahan sumber
jaya dan kelurahan teluk sepang. Luas wilayah UPTD Puskesmas Padang
Serai + 8.625 km', yang terdiri dari tiga puskesmas pembantu yaitu
puskesmas pembantu Padang Serai, Puskesmas pembantu Bangkahan dan
Puskesmas Pembantu Teluk Sepang. Adapun batas-batas wilayah
puskesmas padang serai adalah sebagai berikut :
a. Sebelah Utara : Berbatasan dengan kelurahan kandang
b. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan kabupaten Seluma
c. Sebelah Timur : Berbatasan dengan kelurahan Betungan
d. Sebelah Barat : Berbatasan dengan samudera Indonesia

Tabel 1 Distribusi Jumlah Kelurahan Per Luas Wilayah Di Wilayah


Puskesmas Padang Serai
No Kelurahan Luas Wilayah /Km2
1. Padang Serai 1.900km2
2. Sumber Jaya 3.895 km2
3. Teluk Sepang 2.830 km2
Jumlah 8.625 km2
Sumber : Puskesmas Padang Serai
Semua wilayah puskesmas padang serai dapat dilalui oleh kendaraan roda
dua dan roda empat.
2. Topografi
Sebagian besar wilayah kerja Puskesmas Padang serai adalah dataran
tinggi.
3. Kependudukan

18
Penduduk di wilayah Puskesmas Padang serai pada tahun 2020 mencapai
19.338 jiwa Dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 9.259,
perempuan sehanyak 10.079. Penduduk kelurahan Padang serai buka
6.802 jiwa, kelurahan Sumber jaya buka 9.240 jiwa dan kelurahan Teluk
sepang berjumiah 3.296 jiwa.
Tabel 2 Jumlah Penduduk Diwilayah Puskesmas Padang Serai
No.Kelurahan Jumlah Jumlah Penduduk
KK L P JML
1 Padang Serai 1.836 3.445 3.357 6.802
2 Sumber jaya 2.610 4.258 4.982 9.240
3 Teluk Sepang 869 1.556 1.740 3.296
Jumlah 5.315 9.259 10.079 19.338

19
B. Hasil

1. Proses Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan

a. Waktu dan Lama Pendidikan dan Pelatihan

Hari/Tanggal : Rabu, 23 Juni 2021

Waktu : Pukul 09.00 s/d selesai

b. Tempat Pendidikan dan Pelatihan

Tempat : Posyandu Baruna 3 di rumah kader RT.15 Rw.04, Padang

Serai Kota Bengkulu

c. Peserta Pendidikan dan Pelatihan, Fasilitator, dan Panitia

Penyelenggara

- Peserta Pelatihan Pendidikan dan pelatihan Gizi berjumlah 17

orang

- Fasilitator dalam kegiatan Pendidikan dan Pelatihan ini adalah

Sintia Monica , S.Gz., M.GZ

- Acara dibuka dan ditutup oleh Ibu Pembimbing Lahan yaitu Ibu

Risky Dwi Handayani

- Panitia Penyelenggara

Ketua Panitia : Dwi Anggraeni

Sekretaris : Refidahtul Hazanah

Bendahara : Gina Cyinthia R.

Moderator : Dhea Fitri Sundary

Seksi Perlengkapan : Dova Sanjaya

Seksi Acara : Dona Ery Fitriani

20
Seksi Dokumentasi : Gina Cyintia

d. Evaluasi dan Hambatan Pendidikan dan Pelatihan Gizi

1. Evaluasi

Hasil dari kegiatan dari dukungan pihak Puskesmas Padang

Serai yang bersedia, ketepatan waktu pelaksanaan, sarana yang

digunakan, serta jumlah peserta yang mengikuti diklat. Dalam

perencanaan pelaksanaan , ketua panitia dan panita penyelenggara

mempersiapkan rencana diklat sampai hari pelaksanaan diklat

dilakukan.

Sarana yang digunakan dalam diklat adalah rumah kader

posyandu baruna 3 mendengarkan materi yang disampaikan oleh

fasilitator dengan menggunakan Power point, dan peserta mendapat

media berupa booklet.

Panitia diklat menyiapkan soal berupa Pretest dan Postest

untuk mengetahui gambaran pengetahuan para peserta (Ibu balita)

terhadap pemenuhan gizi balita dan pentingnya pemberian PMT,

serta di akhir acara para peserta mengisi form evaluasi terhadap

kegiatan yang dilakukan.

Selama kegiatan berlangsung, terdapat komunikasi yang baik

antara fasilitator dan peserta, terdapat pula sesi tanya jawab, adanya

praktek / tindakan demo masak PMT Nuget dan Puding yang di

lakukan oleh peserta pelatihan.. Hanya saja tidak adanya diskusi

kelompok yang dilakukan.

21
2. Hambatan Diklat

Dalam pelaksanaan diklat, hambatan yang dirasakan adalah ketika

pelaksanaan kegiatan diklat masih dalam pandemic Covid-19

sehingga ibu-ibu balita/peserta pelatihan sedikit yang hadir dari 24

undangan peserta yang hadir hanya 16 peserta, kemudian terjadi

pemadaman listrik yang tiba-tiba. Selebihnya masih bisa dikontrol

dengan baik.

2. Analisis Data Univariat

Dari data yang diperoleh dari pretest dan posttest dilakukan uji univariat

untuk mengetahui gambaran pengetahuan peserta diklat sebelum dan

sesudah dilakukannya pelatihan. Berikut tabel hasil uji univariat :

Tabel 4.1 Hasil analisis Uji Univariat Gambaran Pengetahuan Peserta


Sebelum Diklat dan Setelah Diklat
Peserta Percent Percent
Variabel Mean Median Min Max
(N) (%) (%)
Pretest 16
Postest 16

Tabel 4.2 Hasil analisis Uji Univariat Gambaran Sikap/Evaluasi Peserta


Terhadap Pelaksanaan Diklat
Peserta Percen Percen
Variabel Mean Median Min Max
(N) t (%) t (%)
Fasilitator 16 4,43 4,37 3,75 18,8 5,00 37,5
Panitia 16 4,48 4,74 3,25 6,25 5,00 43, 8
Ket :
1 : Sangat Tidak Puas
2 : Tidak Puas
3 : Agak Puas
4 : Puas
5 : Sangat Puas

22
C. Pembahasan

1. Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan

Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Gizi tentang pemenuhan gizi

balita dengan sasaran ibu balita dilaksanakan pada hari rabu, tanggal 23

Juni tahun 2021 pukul 09.00 s/d selesai bertempat di rumah kader

Posyandu Baruna 3 Rt.15 Rw.04 Padang Serai Kota Bengkulu. Peserta

diklat ini adalah ibu balita yang bertempat tinggal di wilayah Puskesmas

Padang Serai. Peserta pendidikan dan pelatihan berjumlah 16 orang.

Sebelum acara di mulai, para peserta yang mengikuti diklat secara

offline dipersilakan untuk mengisi daftar absen yang telah disedikan

panitia diklat di meja registrasi peserta.

Kegiatan diklat di dimulai dengan di pandu oleh MC kemudian

dilanjutkan dengan pengisian Pre-Test menggunakan lembar kuesioner

oleh seluruh peserta yang di bagikan panitia untuk mengetahui gambaran

pengatuhan Ibu balita sebelum pendidikan dan pelatihan. Selanjutnya

acara dilanjutkan dengan kata sambutan oleh ketua panitia yaitu Dwi

Anggraini, kemudian dilanjutkan dengan kata sambutan oleh Pembimbing

Lapangan dari Puskesmas Padang Serai yaitu ibu Risky Dwi Handayani.

Memasuki acara inti, yaitu penyampaian materi pendidikan dan

pelatihan oleh fasilitator Sintia Monica, S.Gz., M.Gz yang di pandu oleh

Moderator Dhea Fitri Sundary. Setelah penyampaian materi, Kemudian

dilakukan diskusi sesi Tanya jawab peserta dan fasilitator, dimana terdapat

4 peserta yang bertanya yaitu ibu Endang, ibu Clara, ibu Wiratmi, dan ibu

23
Lia.. Kemudian acara Break, para peserta istirahat dan diberikan snack

untuk menambah semangat. Kemudian dilakukan kegiatan demo masak

oleh Dona Ery Fitriani, lalu dilanjutkan dengan pembagian dan pengisian

lembar post-test dan evaluasi peserta, narasumber, dan panitia. Selanjutnya

pembagian dorprize kepada ibu-ibu yang bertanya dan aktif dalam

mengikuti kegiatan, penyerahan piagam /sertifikat kepada narasumber,

moderator dan peserta secara simbolis

Seluruh rangkaian acara telah di laksanakan, acara di tutup dengan

hamdalah dan sesi dokumentasi seluruh peserta dan panitia penyelenggara

kegiatan pendidikan dan pelatihan gizi. .

2. Pengetahuan

Dari hasil analisis univariat terhadap gambaran pengetahuan ibu

balita sebelum dan sesudah di lakukannya diklat, didapatkan hasil rata-rata

nilai pengetahuan ibu sebelum mengikuti diklat adalah , dengan nilai

minimal persentase % dan maksimal dengan persentase %. Hasil analisis

pengetahuan ibu setelah mengikuti diklat menunjukkan rata-rata nilai

dengan nilai minimal persentase % dan nilai maksimal dengan persentase

%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa adanya perubahan nilai

pengetahuan ibu dari sebelum mengikuti diklat dan setelah mengikuti

diklat.

Menurut penelitian (Lestari et al., 2020) bahwa kegiatan Pendidikan

Gizi untuk pemenuhan gizi balita dan pentingnya pemberian PMT

24
3. Evaluasi

Dari hasil analisis univariat data evaluasi peserta terhadap Fasilitator

dan panita, didapatkan hasil rata-rata skor evaluasi fasilitator adalah

dimana hal tersebut menyatakan bahwa peserta puas terhadap

penyampaian materi yang di sampaikan oleh fasilitator. Dengan nilai

minimal 3 (tidak puas) sebesar 6.9% dan nilai maksimal 5 (sangat puas)

sebesar 58.6%. sedangkan nilai rata-rata evaluasi peserta terhadap panita

adalah 4.48% dimana menyatakan bahwa peserta puas kepanitiaan

kegiatan diklat. Dengan nilai minimal 3 (tidak puas) sebesar 10.3% dan

nilai maksimal 5 (sangat puas) sebesar 58.6%. Dengan demikian, sebagian

besar peserta merasa puas terhadap fasilitator dan panitia kegiatan

pendidikan dan pelatihan gizi yang telah diselenggarakan.

25
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil Pendidikan Dan Pelatihan Gizi tentang “Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa adanya perubahan nilai pengetahuan ibu

dari sebelum mengikuti diklat dan setelah mengikuti diklat. Dan sebagian

besar peserta merasa puas terhadap fasilitator dan panitia kegiatan pendidikan

dan pelatihan gizi yang telah diselenggarakan.

B. Saran

1. Perlu adanya perencanaan gizi yang menyentuh kelompok wanita usia

subur, ibu hamil, maupun remaja putri pra nikah dalam pencegahan KEK

sejak dini untuk mencegah kejadian berat bayi lahir rendah atau masalah

kesehatan lain yang menyerang ibu dan anak.

2. Perlu adanya peningkatan pengetahuan gizi melalui Diklat/penyuluhan

terutama yang berhubungan dengan KEK pada wanita usia subur dan ibu

hamil.

3. Diperlukan kerjasama dan dukungan dari masyarakat dan petugas

kesehatan serta kader posyandu terhadap remaja putri, wanita usia subur

dan ibu hamil khususnya dalam upaya peningkatan pengetahuan dan sikap

terhadap pola gizi seimbang.

26
L
A
M
P
I
R
A
N

27
Lampiran 1 Proposal Pendidikan dan Pelatihan Gizi

PROPOSAL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN GIZI


MAKANAN SEHAT UNTUK BALITA TUMBUH HEBAT

DI SUSUN OLEH

1. Dhea Fitri Sundary P0 5130218012


2. Dona Ery Fitriani P0 5130218015
3. Dova Sanjaya P0 5130218016
4. Dwi Anggreani P0 5130218017
5. Gina Cyintia Ramitan P0 5130218024
6. Hera Anggraini P0 5130218025
7. Refidahtul Hazanah P0 5130218038
8. Sintia Monica P02130218042

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK


KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN BENGKULU
PRODI SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA

TAHUN AJARAN 2021

28
LEMBAR PERSETUJUAN

Nama Kegiatan : Makanan Sehat Untuk Balita Hebat


Hari/Tanggal Kegiatan : Rabu, 23 Juni 2021
Kegiatan : Pukul 09.00 s/d Selesai
Tempat : Posyandu Baruna 3, Kel Padang Serai

Bengkulu, Juni 2021

Ketua Pelaksana Sekretaris

Dwi Anggreani Refidahtul Hazanah

Lurah Padang Serai

29
PROPOSAL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN GIZI
MAKANAN SEHAT UNTUK BALITA TUMBUH HEBAT

A. Latar Belakang
Balita adalah anak yang telah menginjak usia diatas satu tahun. Menurut para ahli
usia balita sebagai tahapan perkembangan anak yang cukup rentan terhadap berbagai
serangan penyakit, termasuk penyakit yang disebabkan oleh kekurangan atau kelebihan
asupan nutrisi jenis tertentu. Setiap tahun lebih dari sepertiga kematian anak didunia
berkaitan dengan masalah kurang gizi. Riwayat gizi yang buruk dapat dikenali pada
anak dengan perkembangannya fisik sangat lambat. Riwayat gizi buruk dapat
menyebabkan pembentukan otak maupun tubuh tidak baik, dan akibatnya
perkembanganya fisik sangat lambat (Farida, 2020).
Akibat dari masalah gizi balita dapat menyebabkan efek yang serius, seperti
kegagalan pertumbuhan fisik serta tidak optimalnya perkembangan dan kecerdasan,
bahkan dapat menimbulkan kematian pada balita. Namun, masalah gizi pada
balita ini dapat dihindari apabila ibu memiliki pengetahuan yang cukup tentang
cara pemberian makanan dan mengatur makanan balita dengan baik. Sehingga
pengetahuan orang tua tentang gizi merupakan kunci keberhasilan baik atau
buruknya status pada balita (Farida, 2020).

Salah satu upaya menanggulangi masalah gizi yaitu melalui peningkatan


pengetahuan, sikap dan perilaku seseorang dengan melakukan penyuluhan gizi.
Penyuluhan gizi merupakan suatu prinsip pemasaran yang bersifat edukatif untuk
memperbaiki kesadaran gizi dan menghasilkan perilaku peningkatan gizi yang baik.
Terdapat pengaruh penyuluhan gizi terhadap peningkatan pengetahuan dan pemberian
makanan tambahan yang baik untuk balita (Farida, 2020)

B. Masalah Gizi Balita


Masalah gizi pada balita usia dibawah 5 tahun (balita) dapat berdampak serius
secara jangka pendek maupun jangka panjang. Balita yang mengalami gizi buruk dan
kurang dapat berdampak terhadap morbiditas bahkan di negara-negara berkembang.

30
Kekurangan gizi merupakan salah satu faktor penyebab kematian anak. Secara jangka
panjang akan berdampak terhadap terjadinya gangguan gizi kronis atau balita tumbuh
menjadi lebih pendek (stunting) dari anak seusia nya. Hal ini dapat berdampak pada
menurunnya kecerdasan atau kemampuan kognitif, meningkatnya morbiditas serta
meningkatkan risiko terhadap penyakit tidak menular (PTM) di masa mendatang (Nur
Handayani & Rofingatul, 2019).

a. Malnutrisi

Malnutrisi adalah asupan makanan kurang dari yang dibutuhkan pada


seseorang yang berakibat terjadinya gangguan biologi dari orang tersebut. Secara
umum malnutrisi terbagi atas dua bagian yaitu gizi kurang dan gizi lebih. Gizi
kurang terdiri dari marasmus, kwashiorkor, serta marasmus-kwashiorkor,
sedangkan gizi lebih disebut dengan obesitas. Malnutrisi yang terjadi pada tahap
awal kehidupan dapat meningkatkan risiko infeksi, morbiditas, dan mortalitas
bersamaan dengan penurunan perkembangan mental dan kognitif (Hidro,
Darmawansyih & Andi, 2020).

Malnutrisi yang terjadi pada tahap awal kehidupan dapat meningkatkan risiko
infeksi, morbiditas, dan mortalitas bersamaan dengan penurunan perkembangan
mental dan kognitif. Malnutrisi pada balita, membawa dampak negatif terhadap
perkembangan motorik, menghambat perkembangan perilaku dan kognitif yang
berakibat pada menurunnya prestasi belajar dan keterampilan sosial. Selain itu,
kekurangan gizi selama masa kanak-kanak menyebabkan konsekuensi jangka
panjang yang serius di kemudian hari yang meningkatkan risiko terserang penyakit
atau cacat dan bahkan kematian (Hidro, Darmawansyih & Andi, 2020).

Banyak faktor yang menyebabkan timbulnya masalah gizi, berbagai faktor


penyebab kekurangan gizi yang diperkenalkan dan telah disesuaikan dengan
kondisi Indonesia, tahapan penyebab timbulnya kekurangan gizi.
3. Penyebab langsung
Faktor penyebab langsung adalah penyakit infeksi yang berkaitan dengan
tingginya kejadian penyakit menular dan buruknya kesehatan lingkungan.

31
4. Penyebab Tidak Langsung
Adanya empat penyebab tidak langsung gizi kurang yakni

a. Ketahanan Pangan keluarga yang kurang memadai, sehingga setiap


keluarga diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh
anggota keluarganya dalam jumlah yang cukup baik jumlah maupun
mutu gizinya.
b. Pola pengasuhan anak kurang memadai, sehingga setiap keluarga dan
masyarakat diharapkan dapat menyediakan waktu, perhatian, dan
dukungan terhadap anak agar dapat tumbuh dan berkembang dengan
normal baik fisik, mental dan sosial.
c. Pelayanan kesehatan dan lingkungan kurang memadai, sehingga sistem
pelayanan kesehatan yang ada diharapkan dapat menjamin penyediaan
air bersih dan sarana pelayanan kesehatan dasar yang terjangkau oleh
setiap keluarga yang membutuhkan. Pola asuh bayi dan anak serta
jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh tingkat
pendidikan, akses informasi dan tingkat pendapatan keluarga.
d. Akar masalah yakni ketidakstabilan ekonomi, politik, dan sosial dapat
disebabkan oleh rendahnya tingkat kesejahteraan rakyat, yang tercermin
dari rendahnya konsumsi pangan dan status gizi masyarakat. Oleh karena
itu, mengatasi masalah gizi masyarakat merupakan salah satu tumpuan
penting dalam pembangunan ekonomi, politik, dan kesejahteraan yang
berkelanjutan.
b. Obesitas
Obesitas atau kegemukan dikaitkan dengan masalah psikologis seperti emosi
negatif, rendah harga diri, dan masalah citra tubuh. Salah satu perhatian utama
pada dampak obesitas yang terjadi pada anak adalah bahwa obesitas pada
masa kanak - kanak cenderung bertahan hingga remaja dan dewasa (Hidro,
Darmawansyih & Andi, 2020).
Anak akan mengalami berat badan berlebih (overweight) dan kelebihan lemak
dalam tubuh (obesitas) apabila selalu makan dalam porsi besar dan tidak diimbangi
dengan aktivitas yang seimbang. Dampak obesitas pada anak memiliki faktor risiko
32
penyakit kardiovaskuler, seperti : hiperlipidemia (tingginya kadar kolesterol dan
lemak dalam darah), hipertensi, hyperinsulinemia, gangguan pernafasan, dan
komplikasi ortopedik (tulang). Apalagi bila hal ini tidak teratasi, berat badan
berlebih (obesitas) akan berlanjut sampai anak beranjak remaja dan dewasa.
Obesitas sering ditemui pada anak-anak sebagai berikut:
1. Anak yang setiap menangis sejak bayi diberi susu botol
2. Bayi yang terlalu dini diperkenalkan dengan makanan padat
3. Anak dari ibu yang terlalu takut anaknya kekurangan gizi
4. Anak yang selalu mendapat hadiah cookie atau gula-gula jika ia berbuat sesuai
dengan keinginan orang tua
5. Anak yang malas untuk beraktivitas fisik

Upaya agar anak terhindar dari obesitas yakni kuncinya ada pada keluarga.
Ada banyak cara untuk mengendalikan kegemukannya :

1. Orangtua perlu melakukan pencegahan seperti mengendalikan pola makan


anak agar tetap seimbang. Awasi kebiasaan makannya, jangan berikan
makanan yang kandungan lemaknya tinggi.
2. Perbanyak makan sayuran setiap makan. Jangan banyak diberikan masakan
yang mengandung banyak lemak seperti santan yang terlalu kental.
3. Selain itu memberikan cemilan yang sehat seperti buah-buahan.
4. Jangan terlalu banyak memberikan makanan dan minuman manis, karena itu
adalah sumber kalori yang dapat meningkatkan berat badan.
5. Upayakan melibatkan anak pada aktivitas yang bisa mengeluarkan energinya,
terutama di luar ruangan seperti lari, berenang, atau bermain bola, dan lain-lai

33
c. Pengaturan Makan Balita

Periode usia 7—24 bulan terdiri dari beberapa kegiatan di antaranya adalah
pemberian ASI sampai usia dua tahun, Makanan Pendamping ASI (MP-ASI),
imunisasi, dan suplementasi vitamin A. Makanan pendamping ASI merupakan
makanan yang diberikan kepada bayi selain ASI. Makanan pendamping ASI diberikan
kepada bayi karena kebutuhan gizi bayi semakin meningkat dan ASI saja sudah tidak
cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Pemberian makan pada anak sebaiknya
disesuaikan dengan tahap perkembangannya. Pada saat bayi berumur 6 atau 7 bulan
bayi baru belajar mengunyah dan siap untuk mengonsumsi makanan padat. Zat gizi
yang harus terkandung dalam makanan pendamping ASI adalah karbohidrat, lemak,
protein, vitamin, dan mineral.

Kebutuhan protein dan zat gizi mikro seperti vitamin dan mineral
diperlukan dalam jumlah tinggi karena pada masa ini sampai anak usia dua tahun
merupakan masa pertumbuhan dan dengan laju metabolisme tinggi. Kandungan
lemak pada makanan pendamping ASI anak diperlukan sebagai sumber asam lemak
esensial, memfasilitasi penyerapan vitamin larut lemak. Kebutuhan lemak bagi anak
dalam makanan pendamping ASI berkisar antara 30%-45% kebutuhan energi.
Satu hal yang perlu diperhatikan untuk membuat makanan keluarga cocok
untuk anak yaitu gunakan sedikit gula, garam dan hindari bumbu- bumbu dengan
rasa yang tajam. Susu masih sangat berperan penting dalam pola makan anak Anda,
meskipun mereka perlu sedikit lebih berkurang sekarang, sekitar 200-600 ml susu
atau 2-3 porsi susu per hari. Berikan anak makanan yang sehat, bervariasi dan
seimbang, Anak harus makan berbagai macam makanan dari setiap kelompok
makanan:
a. 4 porsi jenis karbohidrat perhari

b. 2-3 porsi susu perhari

c. 1-2 porsi jenis daging atau jenis daging lainnya perhari

d. 5 porsi jenis buah dan sayuran perhari

34
Pemberian MP-ASI kepada bayi diberikan setelah berusia 6 bulan sampai 12
bulan secara berangsur-angsur untuk mengembangkan kemampuan mengunyah dan
menelan serta menerima macam-macam makanan dengan berbagai tekstur dan rasa.
Pemberian MP-ASI harus bertahap dan bervariasi, mulai dari bentuk bubur cair ke
bentuk bubur kental, sari buah, buah segar, makanan lumat, makanan lembik dan
akhirnya makanan padat. MP-ASI sebaiknya diberikan secara bertahap, sedikit demi
sedikit dalam bentuk encer secara berangsur-angsur ke bentuk yang lebih kental
sampai padat.
Agar pemberian MP-ASI dapat terpenuhi dengan sempurna, maka perlu
diperhatikan sifat-sifat bahan makanan yang akan digunakan. Makanan tambahan
untuk bayi harus mempunyai sifat fisik yang baik, yaitu tampilan dan aroma yang
layak. Selain itu dilihat dari segi kepraktisannya, makanan tambahan bayi sebaiknya
sudah dipersiapkan dengan waktu pengolahan yang singkat. Bahan Makanan yang
dianjurkan :
1. Bubur tepung beras atau beras merah yang dimasak dengan menggunakan cairan
atau kaldu daging dan sayuran, susu formula, (ASI) atau air
2. Buah-buahan yang dihaluskan atau menggunakan blender seperti pepaya, pisang,
apel, melon dan alpukat

3. Sayur-sayuran dan kacang-kacang yang direbus kemudian dihaluskan


menggunakan blender
4. Daging pilihan yang tidak berlemak kemudian diblender

5. Ikan yang diblender sebaiknya ikan yang tidak berduri

B. Nama Kegiatan
Makanan Hebat Untuk Balita Tumbuh Hemat

C. Tujuan Kegiatan
Kegiatan ini bertujuan untuk Meningkatkan Status Gizi Balita di RT. 15 RW. 4
Padang serai dengan Menyelenggarakan Penyuluhan dengan Tema Makanan Sehat
Untuk Balita Tumbuh Hebat.

35
D. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Kegiatan pendidikan dan pelatihan dilaksanakan pada


Hari : Rabu
Tanggal : 23 juni 2021

Waktu : 09.00 s/d Selesai

Tempat : Posyandu Baruna 3 Kelurahan Padang Serai

E. Penyelenggaraan
Penyelenggara Penyuluhan ini adalah mahasiswa Jurusan Gizi Prodi Sarjana
Terapan Gizi dan Dietetika Politeknik Kesehatan Kemenkes Bengkulu didampingi
oleh pembimbing lapangan dari Puskesmas Padang Serai Kota Bengkulu.

F. Peserta
Peserta Penyuluhan ini adalah Ibu-ibu balita umur 0-5 tahun di di RT. 15 RW. 4
Puskesmas Padang Serai Kota Bengkulu, yang berjumlah ± 24 orang
.
G. Metode Pelaksanaan
Penyuluhan dilakukan dengan metode ceramah, dengan media Booklet, maupun
PPT. Selanjutnya peserta mendengarkan pemaparan materi dari pembicara dan
dilanjutkan sesi tanya jawab

H. Susunan Panitia

Terlampir I

36
I. Susunan Acara

Terlampir II

J. Anggaran Dana

Terlampir III

K. Penutup

Demikian Proposal Penyuluhan Gizi pada ibu balita umur 0-5 Tahun Di
Posyandu Baruna 3 Kelurahan Padang Serai Kota Bengkulu Tahun 2021 ini
dibuat dan diajukan sebagai bentuk rencana untuk melakukan Penyuluhan Gizi
Pada Ibu Balita. Kami mengharapkan partisipasi aktif dan dukungan Bapak/Ibu
Kepala Daerah Setempat. Semoga kegiatan Penyuluhan dapat berjalan dengan
lancar dan terlaksana seperti yang diharapkan. Atas perhatian dan kerja sama
Bapak/Ibu, kami mengucapkan terimakasih.

37
Lampiran I
SUSUNAN ACARA
“MAKANAN SEHAT UNTUK BALITA HEBAT”

Penasehat I : Desri Suryani, SKM., M.Kes (dosen pembimbing)


Penasehat II : Rizky Dwi Handayani.,SKM (pembimbing lapangan)
Ketua : Dwi Anggreani

Sekretaris : Refidahtul Hazanah

Bendahara : Gina Cyintia Ramitan

Seksi Humas :

Seksi Acara 1. Dona Ery Fitriani


2. X
3. X

Seksi Perlengkapan : 1. Dhea Fitri Sundary


2. X
3. X

Seksi Dokumentasi : 1. Gina Cyintia Ramitan


2. X
3. X

Seksi Konsumsi 1. Dwi Anggreani


2. Dova Sanjaya
3. X

38
Lampiran II

SUSUNAN ACARA
“Makanan Sehat Untuk Balita Tumbuh Hebat

WAKTU KEGIATAN PETUGAS


08.00 - 09.00 Persiapan Panitia Seluruh Panitia
09.00 – 09.10 Absensi Seluruh Peserta

09.10 – 09.15 Pembukaan Pembawa Acara

09.15 – 09.20 Kata sambutan dosen Desri Suryani


Pembimbing
09.20 - 09.25 Kata sambutan ketua Dwi Anggreani
Panitia
09.25 – 09.30 Kata sambutan kepala Rizky Dwi Handayani.,SKM
PKM Padang Serai/
Mewakili

09.30-09.35 Pembacaan do’a Dova Sanjaya

09.35-09.45 Pre test Seluruh peserta

09.45-09.50 Penyampaian CV Hera Anggraini


Moderator
09.50-09.55 Penyampaian CV Dhea Fitri Sundary
Pemateri di pandu oleh
moderator

09.55-10.25 Penyampaian Materi Sintia Monica

10.25-10.40 Tanya Jawab

10.40-11.00 Break sejenak Semuanya

11.00-11.05 Penayangan Video Demo masak

11.05-11.15 Post tes dan Evaluasi Peserta

11.15-11.20 Door prize Dipandu Pembawa Acara

11.20-11.25 Penyerahan Mc dan Narasumber


Piagam/sertifikat

39
11.25-11.30 Pemberian Hadiah Panitia

11.30-11.35 Penutupan MC

11.40-11.45 Sesi Dokumentasi Seluruh Peserta dan Panitia

40
Lampiran III

ANGGARAN DANA

MAKANAN SEHAT UNTUK BALITA TUMBU HEBAT

No. Kegiatan Uraian Harga Jumlah


1. doorprize 5000 / buah Rp. 15.000
2. Konsumsi 3000/bks Rp. 72.000
3. Media 1000/lembar Rp. 24.000
4. transportasi 10.000/orang Rp. 240.000
5. Demo Masak 5000/kg Rp. 50.000
Total Rp. 401.000

41
42
43
44
45

Anda mungkin juga menyukai