DISUSUN OLEH :
Mengetahui,
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Pendidikan dan
Pelatihan Gizi Pemenuhan Gizi Balita Dan Pentingnya Pemberian PMT Untuk
Peningkatan Status Gizi Di Posyandu Baruna 3 Rt.15 Rw.04 Padang Serai
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, kritik
dan saran dari semua pihak sangat saya harapkan demi kesempurnaan dari laporan
ini. Semoga laporan ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Akhir kata saya sampaikan terima kasih dosen pembimbing dan
pembimbing lapangan dan kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
pembuatan laporan ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai usaha kita semua.
Panitia
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................... ii
KATA PENGANTAR.................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iv
iv
2. Pengetahuan..........................................................................
3. Evaluasi................................................................................
BAB V PENUTUP.....................................................................................
A. Kesimpulan...............................................................................
B. Saran..........................................................................................
DAFTAR TABEL.........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
memiliki pengetahuan yang cukup tentang cara pemberian makanan dan
mengatur makanan balita dengan baik. Sehingga pengetahuan orang tua
tentang gizi merupakan kunci keberhasilan baik atau buruknya status pada
balita (Farida, 2020).
Salah satu upaya menanggulangi masalah gizi yaitu melalui
peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku seseorang dengan melakukan
penyuluhan gizi. Penyuluhan gizi merupakan suatu prinsip pemasaran yang
bersifat edukatif untuk memperbaiki kesadaran gizi dan menghasilkan
perilaku peningkatan gizi yang baik. Terdapat pengaruh penyuluhan gizi
terhadap peningkatan pengetahuan dan pemberian makanan tambahan yang
baik untuk balita (Farida, 2020).
Pusat Kesehatan masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas
adalah unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan di suatu wilayah kerja
dan merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan pemerintah yang
berfungsi sebagai pelayanan kesehatan bagi masyarakat di wilayah kerja.
Puskesmas Padang Serai merupakan sebuah puskesmas yang berada
diwilayah Kecamatan Kampung Melayu Kota Bengkulu, saat ini diperlukan
kerja sama yang baik antara sektor kesehatan dan sektor lain, serta segala
hasil kegiatan di aplikasikan dalam sebuah laporan yang akan menjadi bahan
informasi bagi kebutuhan Puskesmas dan Lintas sektor.
Upaya penanggulangan masalah stunting melalui peningkatan gizi
masyarakat merupakan tanggung jawab bersama seluruh pihak termasuk
lintas kementerian, mitra pembangunan, masyarakat madani, swasta, profesi
dan akademisi. Dalam pelaksanaannya hingga kini masih terjadi berbagai
permasalahan seperti kesenjangan regulasi dan program baik antar sektor di
pusat maupun di daerah.
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian
Kesehatan 2018 menunjukkan 17,7% bayi usia di bawah 5 tahun (balita)
masih mengalami masalah gizi. Angka tersebut terdiri dari balita yang
mengalami gizi buruk sebesar 3,9% dan yang menderita gizi kurang sebesar
2
13,8%. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
2019, bayi yang mengalami masalah gizi ditargetkan turun menjadi 17%.
Prevalensi balita yang mengalami stunting (tinggi badan di bawah
standar menurut usia) sebesar 30,8%. Upaya perbaikan gizi di tunjukan untuk
peningkatan gizi perorangan dan masyarakat. Dalam rangka percepatan
perbaikan gizi pemerintah mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 42 tahun
2013 tentang gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi yang fokus pada
1.000 hari pertama kehidupan (HPK). Tujuannya meningkatkan kemampuan
pengelolaan program gizi, khususnya koordinasi antar sektor untuk
mempercepat sasaran perbaikan gizi; dan memperkuat implementasi konsep
program gizi yang bersifat langsung dan tidak langsung.
Sasaran Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi meliputi:
masyarakat, khususnya remaja, ibu hamil, ibu menyusui, anak di bawah usia
dua tahun, kader-kader masyarakat seperti Posyandu, pemberdayaan
kesejahteraan keluarga, dan/atau kader-kader masyarakat yang sejenis,
perguruan tinggi, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan dan
keagamaan, pemerintah dan Pemerintah Daerah, media massa, dunia usaha;
dan lembaga swadaya masyarakat, dan mitra pembangunan internasional.
Oleh sebab itu perlu dilakukan kegiatan-kegiatan perencanaan program gizi
untuk percepatan perbaikan gizi seperti kampanye, advokasi dan sosialisasi
lintas sector dan lembaga, pelatihan, diskusi, intervensi kegiatan gizi
langsung (spesifik), dan intervensi kegiatan gizi tidak langsung (sensitif).
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tambahan).
3
2. Tujuan Khusus
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pendidikan
5
adalah tindakan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan seseorang
pegawai untuk melaksanakan pekerjaan tertentu.
Michel J. Jucius (1972) dalam Mustofa Kamil (2010)
mengemukakan “The term traising is used here to indicate any process by
wich the aptitudes, skill, and abilities of employees to persorm specific
jobs are increased”. Istilah pelatihan digunakan untuk menunjukkan
pengembangan bakat, keterampilan, kemampuan pegawai guna
menyelesaikan pekerjaa-pekerjaan tertentu.
Dari kedua pengertian tersebut, pelatihan erat kaitannya dengan
pekerjaan tertentu. Pada kenyataanya, pelatihan tidak harus selalu dalam
kaitan dengan pekerjaan atau tidak selalu diperuntukkan bagi pegawai.
Bedasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor
275/Menkes/SK/V/2003 tentang pedoman penyelenggaraan pelatihan di
bidang kesehatan, pelatihan adalah proses pembelajaran dalam rangka
meningkatkan kinerja, profesionalisme, dan/atau menunjang
pengembangan karier tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya.
B. Pengetahuan
6
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan pengetahuan
merupakan segala sesuatu yang dilihat, dikenal, dimengerti terhadap suatu
objek tertentu yang ditangkap melalui pancaindera yakni, indera
pendengaran, penglihatan, penciuman, perasaan dan perabaan.
tidak cukup dan infeksi. Pada anak kecil, malnutrisi identik dengan
dan lebih kurus dan lebih ringan dari pada anak yang seusia mereka.
penyebab bayi dan anak yang tidak mendapat ASI dan makanan
7
pendamping ASI yang tepat memiliki daya tahan yang rendah sehingga
RISKESDAS 2013: gemuk pada anak 5-12 thn 18,8% (gemuk 10,8
% dan sangat gemuk (obesitas) 8,8 %). Prevalensi gemuk terendah di
NTT(8,7%) dan tertinggi di DKI Jakarta (30,1%).Sebanyak 15 provinsi
dengan prevalensi sangat gemuk diatas nasional. Bengkulu Penyebab :
pola aktivitas fisik & konsumsi energi melebihi kebutuhan makanan dan
minuman yg padat kalori tetap rendah zat gizi lainnya. Efek jangka
panjang yaitu penyakit jantung & pembuluh darah, DM tipe 2, kanker,
osteoartritis. Anak akan mengalami berat badan berlebih (overweight)
dan kelebihan lemak dalam tubuh (obesitas) apabila selalu makan dalam
porsi besar dan tidak diimbangi dengan aktivitas yang seimbang.
Dampak obesitas pada anak memiliki faktor risiko penyakit
kardiovaskuler. Obesitas sering ditemui pada anak-anak sebagai berikut:
a. Anak yang setiap menangis sejak bayi diberi susu botol
b. Bayi yang terlalu dini diperkenalkan dengan makanan padat
c. Anak dari ibu yang terlalu takut anaknya kekurangan gizi
d. Anak yang selalu mendapat hadiah cookie atau gula-gula jika ia
berbuat sesuai dengan keinginan orang tua
e. Anak yang malas untuk beraktivitas fisik
3. Malnutrisi
8
Malnutrisi adalah asupan makanan kurang dari yang dibutuhkan
pada seseorang yang berakibat terjadinya gangguan biologi dari orang
tersebut. Secara umum malnutrisi terbagi atas dua bagian yaitu gizi
kurang dan gizi lebih. Gizi kurang terdiri dari marasmus, kwashiorkor,
serta marasmus-kwashiorkor, sedangkan gizi lebih disebut dengan
obesitas. Malnutrisi yang terjadi pada tahap awal kehidupan dapat
meningkatkan risiko infeksi, morbiditas, dan mortalitas bersamaan
dengan penurunan perkembangan mental dan kognitif (Hidro,
Darmawansyih & Andi, 2020).
9
setiap keluarga diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan
pangan seluruh anggota keluarganya dalam jumlah yang cukup
baik jumlah maupun mutu gizinya.
b. Pola pengasuhan anak kurang memadai, sehingga setiap keluarga
dan masyarakat diharapkan dapat menyediakan waktu, perhatian,
dan dukungan terhadap anak agar dapat tumbuh dan berkembang
dengan normal baik fisik, mental dan sosial.
c. Pelayanan kesehatan dan lingkungan kurang memadai, sehingga
sistem pelayanan kesehatan yang ada diharapkan dapat menjamin
penyediaan air bersih dan sarana pelayanan kesehatan dasar yang
terjangkau oleh setiap keluarga yang membutuhkan. Pola asuh
bayi dan anak serta jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, akses informasi dan tingkat
pendapatan keluarga.
d. Akar masalah yakni ketidakstabilan ekonomi, politik, dan sosial
dapat disebabkan oleh rendahnya tingkat kesejahteraan rakyat,
yang tercermin dari rendahnya konsumsi pangan dan status gizi
masyarakat. Oleh karena itu, mengatasi masalah gizi masyarakat
merupakan salah satu tumpuan penting dalam pembangunan
ekonomi, politik, dan kesejahteraan yang berkelanjutan.
10
sempurna dalam tiap fase perkembangan dan pertumbuhannya. Bayi
yang mendapat cukup gizi selama Periode Emas, termasuk Inisiasi
Menyusu Dini (IMD) langsung setelah bayi dilahirkan, ASI Eksklusif
sejak usia 0 - 6 bulan, imunisasi lengkap, dan gizi cukup dengan
makanan pendamping ASI setelah usia 6 bulan, akan tumbuh menjadi
Balita yang sehat, kuat dan cerdas. Balita sehat akan tumbuh menjadi
anak usia sekolah yang aktif, tidak sakit-sakitan, cerdas dan ceria.
2. ASI Esklusif
ASI adalah sumber asupan nutrisi bagi bayi baru lahir, yang mana
sifat ASI (Air Susu Ibu) bersifat eksklusif sebab pemberiannya berlaku
pada bayi berusia 0 bulan sampai 6 bulan. Dalam fase ini harus
diperhatikan dengan benar mengenai pemberian dan kualitas ASI, supaya
tak mengganggu tahap perkembangan si kecil selama enam bulan
pertama semenjak hari pertama lahir (HPL), mengingat periode tersebut
merusakan masa periode emas perkembangan anak sampai menginjak
usia 2 tahun
3. MP-ASI
11
E. Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
12
Periode usia 7—24 bulan terdiri dari beberapa kegiatan di
antaranya adalah pemberian ASI sampai usia dua tahun, Makanan
Pendamping ASI (MP-ASI), imunisasi, dan suplementasi vitamin A.
Makanan pendamping ASI merupakan makanan yang diberikan kepada
bayi selain ASI. Makanan pendamping ASI diberikan kepada bayi karena
kebutuhan gizi bayi semakin meningkat dan ASI saja sudah tidak cukup
untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Pemberian makan pada anak
sebaiknya disesuaikan dengan tahap perkembangannya. Pada saat bayi
berumur 6 atau 7 bulan bayi baru belajar mengunyah dan siap untuk
mengonsumsi makanan padat. Zat gizi yang harus terkandung dalam
makanan pendamping ASI adalah karbohidrat, lemak, protein, vitamin,
dan mineral.
Kebutuhan protein dan zat gizi mikro seperti vitamin dan mineral
diperlukan dalam jumlah tinggi karena pada masa ini sampai anak usia dua
tahun merupakan masa pertumbuhan dan dengan laju metabolisme tinggi.
Kandungan lemak pada makanan pendamping ASI anak diperlukan
sebagai sumber asam lemak esensial, memfasilitasi penyerapan vitamin
larut lemak. Kebutuhan lemak bagi anak dalam makanan pendamping ASI
berkisar antara 30%-45% kebutuhan energi.
Satu hal yang perlu diperhatikan untuk membuat makanan
keluarga cocok untuk anak yaitu gunakan sedikit gula, garam dan hindari
bumbu- bumbu dengan rasa yang tajam. Susu masih sangat berperan
penting dalam pola makan anak Anda, meskipun mereka perlu sedikit
lebih berkurang sekarang, sekitar 200-600 ml susu atau 2-3 porsi susu per
hari. Berikan anak makanan yang sehat, bervariasi dan seimbang, Anak
harus makan berbagai macam makanan dari setiap kelompok makanan:
a. 4 porsi jenis karbohidrat perhari
13
Pemberian MP-ASI kepada bayi diberikan setelah berusia 6 bulan
sampai 12 bulan secara berangsur-angsur untuk mengembangkan
kemampuan mengunyah dan menelan serta menerima macam-macam
makanan dengan berbagai tekstur dan rasa. Pemberian MP-ASI harus
bertahap dan bervariasi, mulai dari bentuk bubur cair ke bentuk bubur
kental, sari buah, buah segar, makanan lumat, makanan lembik dan
akhirnya makanan padat. MP-ASI sebaiknya diberikan secara bertahap,
sedikit demi sedikit dalam bentuk encer secara berangsur-angsur ke bentuk
yang lebih kental sampai padat.
Agar pemberian MP-ASI dapat terpenuhi dengan sempurna, maka
perlu diperhatikan sifat-sifat bahan makanan yang akan digunakan.
Makanan tambahan untuk bayi harus mempunyai sifat fisik yang baik,
yaitu tampilan dan aroma yang layak. Selain itu dilihat dari segi
kepraktisannya, makanan tambahan bayi sebaiknya sudah dipersiapkan
dengan waktu pengolahan yang singkat. Bahan Makanan yang dianjurkan :
a. Bubur tepung beras atau beras merah yang dimasak dengan
menggunakan cairan atau kaldu daging dan sayuran, susu formula,
(ASI) atau air
b. Buah-buahan yang dihaluskan atau menggunakan blender seperti
pepaya, pisang, apel, melon dan alpukat
14
BAB III
B. Variabel
Hari : Rabu
D. Sasaran
15
E. Jenis data
Data Primer
Data primer berupa data identitas sampel yang terdiri dari identitas
balita dan ibu balita yang mengikuti pendidikan dan pelatihan beserta
agar data yang salah / meragukan masih dapat ditelusuri kembali kepada
data.
16
c. Memproses Data (Data Entry)
data atau memindahkan data dari kuesioner agar dapat dianalisis dengan
diproses atau pembersihan data apakah ada kesalahan dalam proses entry
atau tidak dari masing-masing variabel yang sudah dinilai. Salah satu cara
(interval, rasio) dapat dilihat secara untuk melihat ada tidaknya pencilan
(outliers).
G. Analisis Data
tumbuh hebat serta pemberian PMT. Dan variabel dependen yaitu Ibu balita.
17
BAB IV
1. Keadaan Geografis
18
Penduduk di wilayah Puskesmas Padang serai pada tahun 2020 mencapai
19.338 jiwa Dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 9.259,
perempuan sehanyak 10.079. Penduduk kelurahan Padang serai buka
6.802 jiwa, kelurahan Sumber jaya buka 9.240 jiwa dan kelurahan Teluk
sepang berjumiah 3.296 jiwa.
Tabel 2 Jumlah Penduduk Diwilayah Puskesmas Padang Serai
No.Kelurahan Jumlah Jumlah Penduduk
KK L P JML
1 Padang Serai 1.836 3.445 3.357 6.802
2 Sumber jaya 2.610 4.258 4.982 9.240
3 Teluk Sepang 869 1.556 1.740 3.296
Jumlah 5.315 9.259 10.079 19.338
19
B. Hasil
Penyelenggara
orang
- Acara dibuka dan ditutup oleh Ibu Pembimbing Lahan yaitu Ibu
- Panitia Penyelenggara
20
Seksi Dokumentasi : Gina Cyintia
1. Evaluasi
dilakukan.
antara fasilitator dan peserta, terdapat pula sesi tanya jawab, adanya
21
2. Hambatan Diklat
dengan baik.
Dari data yang diperoleh dari pretest dan posttest dilakukan uji univariat
22
C. Pembahasan
balita dengan sasaran ibu balita dilaksanakan pada hari rabu, tanggal 23
Juni tahun 2021 pukul 09.00 s/d selesai bertempat di rumah kader
diklat ini adalah ibu balita yang bertempat tinggal di wilayah Puskesmas
acara dilanjutkan dengan kata sambutan oleh ketua panitia yaitu Dwi
Lapangan dari Puskesmas Padang Serai yaitu ibu Risky Dwi Handayani.
pelatihan oleh fasilitator Sintia Monica, S.Gz., M.Gz yang di pandu oleh
dilakukan diskusi sesi Tanya jawab peserta dan fasilitator, dimana terdapat
4 peserta yang bertanya yaitu ibu Endang, ibu Clara, ibu Wiratmi, dan ibu
23
Lia.. Kemudian acara Break, para peserta istirahat dan diberikan snack
oleh Dona Ery Fitriani, lalu dilanjutkan dengan pembagian dan pengisian
2. Pengetahuan
diklat.
24
3. Evaluasi
minimal 3 (tidak puas) sebesar 6.9% dan nilai maksimal 5 (sangat puas)
kegiatan diklat. Dengan nilai minimal 3 (tidak puas) sebesar 10.3% dan
25
BAB V
A. Kesimpulan
dari sebelum mengikuti diklat dan setelah mengikuti diklat. Dan sebagian
besar peserta merasa puas terhadap fasilitator dan panitia kegiatan pendidikan
B. Saran
subur, ibu hamil, maupun remaja putri pra nikah dalam pencegahan KEK
sejak dini untuk mencegah kejadian berat bayi lahir rendah atau masalah
terutama yang berhubungan dengan KEK pada wanita usia subur dan ibu
hamil.
kesehatan serta kader posyandu terhadap remaja putri, wanita usia subur
dan ibu hamil khususnya dalam upaya peningkatan pengetahuan dan sikap
26
L
A
M
P
I
R
A
N
27
Lampiran 1 Proposal Pendidikan dan Pelatihan Gizi
DI SUSUN OLEH
28
LEMBAR PERSETUJUAN
29
PROPOSAL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN GIZI
MAKANAN SEHAT UNTUK BALITA TUMBUH HEBAT
A. Latar Belakang
Balita adalah anak yang telah menginjak usia diatas satu tahun. Menurut para ahli
usia balita sebagai tahapan perkembangan anak yang cukup rentan terhadap berbagai
serangan penyakit, termasuk penyakit yang disebabkan oleh kekurangan atau kelebihan
asupan nutrisi jenis tertentu. Setiap tahun lebih dari sepertiga kematian anak didunia
berkaitan dengan masalah kurang gizi. Riwayat gizi yang buruk dapat dikenali pada
anak dengan perkembangannya fisik sangat lambat. Riwayat gizi buruk dapat
menyebabkan pembentukan otak maupun tubuh tidak baik, dan akibatnya
perkembanganya fisik sangat lambat (Farida, 2020).
Akibat dari masalah gizi balita dapat menyebabkan efek yang serius, seperti
kegagalan pertumbuhan fisik serta tidak optimalnya perkembangan dan kecerdasan,
bahkan dapat menimbulkan kematian pada balita. Namun, masalah gizi pada
balita ini dapat dihindari apabila ibu memiliki pengetahuan yang cukup tentang
cara pemberian makanan dan mengatur makanan balita dengan baik. Sehingga
pengetahuan orang tua tentang gizi merupakan kunci keberhasilan baik atau
buruknya status pada balita (Farida, 2020).
30
Kekurangan gizi merupakan salah satu faktor penyebab kematian anak. Secara jangka
panjang akan berdampak terhadap terjadinya gangguan gizi kronis atau balita tumbuh
menjadi lebih pendek (stunting) dari anak seusia nya. Hal ini dapat berdampak pada
menurunnya kecerdasan atau kemampuan kognitif, meningkatnya morbiditas serta
meningkatkan risiko terhadap penyakit tidak menular (PTM) di masa mendatang (Nur
Handayani & Rofingatul, 2019).
a. Malnutrisi
Malnutrisi yang terjadi pada tahap awal kehidupan dapat meningkatkan risiko
infeksi, morbiditas, dan mortalitas bersamaan dengan penurunan perkembangan
mental dan kognitif. Malnutrisi pada balita, membawa dampak negatif terhadap
perkembangan motorik, menghambat perkembangan perilaku dan kognitif yang
berakibat pada menurunnya prestasi belajar dan keterampilan sosial. Selain itu,
kekurangan gizi selama masa kanak-kanak menyebabkan konsekuensi jangka
panjang yang serius di kemudian hari yang meningkatkan risiko terserang penyakit
atau cacat dan bahkan kematian (Hidro, Darmawansyih & Andi, 2020).
31
4. Penyebab Tidak Langsung
Adanya empat penyebab tidak langsung gizi kurang yakni
Upaya agar anak terhindar dari obesitas yakni kuncinya ada pada keluarga.
Ada banyak cara untuk mengendalikan kegemukannya :
33
c. Pengaturan Makan Balita
Periode usia 7—24 bulan terdiri dari beberapa kegiatan di antaranya adalah
pemberian ASI sampai usia dua tahun, Makanan Pendamping ASI (MP-ASI),
imunisasi, dan suplementasi vitamin A. Makanan pendamping ASI merupakan
makanan yang diberikan kepada bayi selain ASI. Makanan pendamping ASI diberikan
kepada bayi karena kebutuhan gizi bayi semakin meningkat dan ASI saja sudah tidak
cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Pemberian makan pada anak sebaiknya
disesuaikan dengan tahap perkembangannya. Pada saat bayi berumur 6 atau 7 bulan
bayi baru belajar mengunyah dan siap untuk mengonsumsi makanan padat. Zat gizi
yang harus terkandung dalam makanan pendamping ASI adalah karbohidrat, lemak,
protein, vitamin, dan mineral.
Kebutuhan protein dan zat gizi mikro seperti vitamin dan mineral
diperlukan dalam jumlah tinggi karena pada masa ini sampai anak usia dua tahun
merupakan masa pertumbuhan dan dengan laju metabolisme tinggi. Kandungan
lemak pada makanan pendamping ASI anak diperlukan sebagai sumber asam lemak
esensial, memfasilitasi penyerapan vitamin larut lemak. Kebutuhan lemak bagi anak
dalam makanan pendamping ASI berkisar antara 30%-45% kebutuhan energi.
Satu hal yang perlu diperhatikan untuk membuat makanan keluarga cocok
untuk anak yaitu gunakan sedikit gula, garam dan hindari bumbu- bumbu dengan
rasa yang tajam. Susu masih sangat berperan penting dalam pola makan anak Anda,
meskipun mereka perlu sedikit lebih berkurang sekarang, sekitar 200-600 ml susu
atau 2-3 porsi susu per hari. Berikan anak makanan yang sehat, bervariasi dan
seimbang, Anak harus makan berbagai macam makanan dari setiap kelompok
makanan:
a. 4 porsi jenis karbohidrat perhari
34
Pemberian MP-ASI kepada bayi diberikan setelah berusia 6 bulan sampai 12
bulan secara berangsur-angsur untuk mengembangkan kemampuan mengunyah dan
menelan serta menerima macam-macam makanan dengan berbagai tekstur dan rasa.
Pemberian MP-ASI harus bertahap dan bervariasi, mulai dari bentuk bubur cair ke
bentuk bubur kental, sari buah, buah segar, makanan lumat, makanan lembik dan
akhirnya makanan padat. MP-ASI sebaiknya diberikan secara bertahap, sedikit demi
sedikit dalam bentuk encer secara berangsur-angsur ke bentuk yang lebih kental
sampai padat.
Agar pemberian MP-ASI dapat terpenuhi dengan sempurna, maka perlu
diperhatikan sifat-sifat bahan makanan yang akan digunakan. Makanan tambahan
untuk bayi harus mempunyai sifat fisik yang baik, yaitu tampilan dan aroma yang
layak. Selain itu dilihat dari segi kepraktisannya, makanan tambahan bayi sebaiknya
sudah dipersiapkan dengan waktu pengolahan yang singkat. Bahan Makanan yang
dianjurkan :
1. Bubur tepung beras atau beras merah yang dimasak dengan menggunakan cairan
atau kaldu daging dan sayuran, susu formula, (ASI) atau air
2. Buah-buahan yang dihaluskan atau menggunakan blender seperti pepaya, pisang,
apel, melon dan alpukat
B. Nama Kegiatan
Makanan Hebat Untuk Balita Tumbuh Hemat
C. Tujuan Kegiatan
Kegiatan ini bertujuan untuk Meningkatkan Status Gizi Balita di RT. 15 RW. 4
Padang serai dengan Menyelenggarakan Penyuluhan dengan Tema Makanan Sehat
Untuk Balita Tumbuh Hebat.
35
D. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
E. Penyelenggaraan
Penyelenggara Penyuluhan ini adalah mahasiswa Jurusan Gizi Prodi Sarjana
Terapan Gizi dan Dietetika Politeknik Kesehatan Kemenkes Bengkulu didampingi
oleh pembimbing lapangan dari Puskesmas Padang Serai Kota Bengkulu.
F. Peserta
Peserta Penyuluhan ini adalah Ibu-ibu balita umur 0-5 tahun di di RT. 15 RW. 4
Puskesmas Padang Serai Kota Bengkulu, yang berjumlah ± 24 orang
.
G. Metode Pelaksanaan
Penyuluhan dilakukan dengan metode ceramah, dengan media Booklet, maupun
PPT. Selanjutnya peserta mendengarkan pemaparan materi dari pembicara dan
dilanjutkan sesi tanya jawab
H. Susunan Panitia
Terlampir I
36
I. Susunan Acara
Terlampir II
J. Anggaran Dana
Terlampir III
K. Penutup
Demikian Proposal Penyuluhan Gizi pada ibu balita umur 0-5 Tahun Di
Posyandu Baruna 3 Kelurahan Padang Serai Kota Bengkulu Tahun 2021 ini
dibuat dan diajukan sebagai bentuk rencana untuk melakukan Penyuluhan Gizi
Pada Ibu Balita. Kami mengharapkan partisipasi aktif dan dukungan Bapak/Ibu
Kepala Daerah Setempat. Semoga kegiatan Penyuluhan dapat berjalan dengan
lancar dan terlaksana seperti yang diharapkan. Atas perhatian dan kerja sama
Bapak/Ibu, kami mengucapkan terimakasih.
37
Lampiran I
SUSUNAN ACARA
“MAKANAN SEHAT UNTUK BALITA HEBAT”
Seksi Humas :
38
Lampiran II
SUSUNAN ACARA
“Makanan Sehat Untuk Balita Tumbuh Hebat
39
11.25-11.30 Pemberian Hadiah Panitia
11.30-11.35 Penutupan MC
40
Lampiran III
ANGGARAN DANA
41
42
43
44
45