Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN INDIVIDU

LAPORAN PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA)
DI PUSKESMAS PEMATANG KANDIS
KABUPATEN MERANGIN
TAHUN 2020

Disusun oleh :
SULPINA NOVIA WIRIANI
161272110024

YAYASAN HAJI SOEHEILY QARI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) MERANGIN
PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
TAHUN 2019/2020
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL) DI
PUSKESMAS PEMATANG KANDIS KECAMATAN BANGKO
KABUPATEN MERANGIN TAHUN 2020

NAMA : SULPINA NOVIA WIRIANI


NIM : 161272110024

Pembimbing Lapangan

Endang Setyowati, SST., M.Kes


NIDN.1001089201

Mengetahui
Ketua Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Merangin

Ovie Sri Andani, S.Kep, M.Kes


NIDN : 1028049301

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Segala puji dan syukur penulis haturkan kehadirat ALLAH S.W.T yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan praktik belajar lapangan tentang “Program Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA) Di Puskesmas Pematang Kandis”, sebagai pemenuhan syarat untuk
menyelesaikan pendidikan Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat.
Penulis menyadari dalam penulisan laporan ini masih banyak kekurangan
ataupun jauh dari kata kesempurnaan baik dalam penulisan maupun dalam tutur
kata seiring dengan keterbatasan penulis. Untuk itu penulis sangat terbuka untuk
menerima masukan, saran, kritik yang bersifat membangun guna untuk
memperbaiki laporan ini.
Dan tidak lupa juga penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini
tidak lepas dari dukungan berbagai pihak yang telah membimbing dan membantu
penulis dalam penyusunan laporan ini, baik berupa waktu, tenaga maupun pikiran.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Revinovita, SST., M.Keb selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Merangin.
2. Ibu Ovie Sri Andani, S.Kep., M.Kes selaku Ketua Program Studi S1
Kesehatan Masyarakat.
3. Ibu Endang Setyowati, SST., M.Kes selaku Pembimbing Lapangan dalam
pelaksanaan Praktik Belajar Lapangan (PBL).
4. Bapak dr. Sephelio selaku Kepala Puskesmas Pematang Kandis, yang telah
memberikan bimbingan, masukan, saran dalam pelaksanaan Praktik Belajar
Lapangan (PBL).
5. Ibu Sri Rezeki, SKM selaku Kepala Tata Usaha yang telah memberikan
bimbingan, masukan, saran dalam pelaksanaan Praktik Belajar Lapangan dan
dalam penyusunan laporan.

iii
6. Ibu Rini Gustina, S.Tr.Keb selaku Koordinator Program Kesehatan Ibu dan
Anak (KIA) yang telah memberikan data capaian target khususnya program
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).
7. Semua keluarga dan sahabat yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang
telah membantu dalam menyelesaikan laporan Praktik Belajar Lapangan
(PBL) ini.
Semoga laporan ini dapat memberikan masukan bagi pelaksana
selanjutnya dan menjadi suatu bahan bacaan dan bermanfaat bagi pembaca untuk
mengetahui tentang kesehatan masyarakat sesuai dengan judul diatas. Akhirya
segala sesuatu hanya kembali pada ALLAH S.W.T.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Bangko, Juli 2020

Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................ ii
KATA PENGANTAR.................................................................................. iii
DAFTAR ISI................................................................................................. v
DAFTAR GRAFIK...................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang........................................................................... 1
1. 2 Perumusan Masalah.................................................................... 3
1. 3 Tujuan Umum............................................................................. 4
1. 4 Tujuan Khusus............................................................................ 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2. 1 Program Kesehatan Ibu dan Anak.............................................. 5
2. 2 Program Pokok Pada Pelayanan KIA KB.................................. 5

BAB III HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN


3. 1 Hasil Pengamatan....................................................................... 11
3. 2 Pembahasan................................................................................ 17

BAB IV PENUTUP
4. 1 Kesimpulan................................................................................. 21
4. 2 Saran........................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v
DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

3.1 Pencapaian Cakupan Kunjungan K1..................................................... 11


3.2 Pencapaian Cakupan Kunjungan K4..................................................... 11
3.3 Pencapaian Cakupan Deteksi Bumil Resti............................................ 12
3.4 Pencapaian Cakupan Persalinan (PN) dengan Nakes............................ 12
3.5 Pencapaian Cakupan Persalinan dengan Faskes................................... 13
3.6 Pencapaian Cakupan Pelayanan Nifas Oleh Nakes............................... 13
3.7 Pencapaian Cakupan Penanganan Komplikasi Obstetri........................ 14
3.8 Pencapaian Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatal...................... 14
3.9 Pencapaian Cakupan Kunjungan Bayi.................................................. 15
3.10 Pencapaian Cakupan Pelayanan Balita.................................................. 15
3.11 Pencapaian Cakupan Pelayanan Fe1..................................................... 16
3.12 Pencapaian Cakupan Pelayanan Fe3..................................................... 16
3.13 Pencapaian Target KIA Tahun 2019..................................................... 18

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang
Kesehatan adalah investasi terbesar dalam kehidupan manusia, setiap
negara berlomba-lomba untuk meningkatkan pelayanan kesehatan bagi
seluruh individu di negaranya agar dapat terpenuhinya standar kesehatan
minimal yang telah ditetapkan. Dalam perkembangannya, guna mewujudkan
masyarakat yang sehat perlu memperhatikan kesehatan terutama terhadap
ibu. Isu krusial terhadap kesehatan ibu tidak hanya dapat digunakan untuk
menentukan pembangunan kesehatan suatu negara, tetapi dapat digunakan
untuk investasi bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia di masa
mendatang (Syafrudin & Hamidah, 2009 dalam Hazar, 2018). Ibu memiliki
peran penting terhadap perkembangan anak, dimulai dari fase kandungan
hingga fase melahirkan, sehingga upaya peningkatan penyelenggaraaan
kesehatan ibu perlu mendapatkan prioritas dan perhatian khusus (Kemenkes
RI, 2014).
Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan salah satu priotitas
utama pembangunan kesehatan di Indonesia. Program ini bertanggung jawab
terhadap pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, ibu melahirkan, dan bayi
neonatal. Salah satu tujuan program ini adalah menurunkan kematian dan
kejadian sakit pada ibu dan anak, serta untuk mempercepat penurunan angka
kematian ibu dan anak adalah dengan meningkatkan mutu pelayanan dan
menjaga kesinambungan pelayanan kesehatan ibu dan perinatal di tingkat
pelayanan dasar dan pelayanan rujukan primer (Colti, 2012)
Salah satu indikator derajat kesehatan dapat dinilai dari Angka
Kematian Ibu (AKI), oleh karena itu persalinan ibu hamil mendapatkan
fasilitas dan partisifasi seperti tenaga profesional, pelayanan kesehatan,
partisipasi masyarakat setempat dan lainnya. (Sarwono, 2009)

1
Angka Kematian Ibu menjadi bagian dari beberapa indikator yang dapat
menggambarkan sinyal kesejahteraan dari sebuah negara. Peningkatan
jumlah kematian ibu dari masa ke masa seringkali menjadi indikator
penilaian untuk melihat hasil dari program kesehatan terhadap upaya
perbaikan derajat kesehatan masyarakat. AKI yang tinggi dapat
menggambarkan derajat hidup sehat masyarakat dibawah entry level
sehingga memiliki potensi penyebab mundurnya kehidupan rumah tangga
secara nasional dari sisi sosio kultural dan ekonomi. (Kemenkes RI, 2014).
Selang waktu antara tahun 1990 sampai dengan tahun 2015 turunnya
jumlah AKI menjadi tujuan ke-5 pembangunan MDGs. World Health
Organizazion (WHO) menetapkan Sustainable Development Goals (SDGs),
dengan target penurunan jumlah AKI global sampai dengan tahun 2030 di
bawah 70/100.000 kelahiran hidup (WHO, 2015).
Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dalam program
SDGs dijelaskan bahwa salah satu target sistem kesehatan nasional adalah
mengurangi angka kematian ibu hingga di bawah 70 per 100.000 kelahiran
(Kemenkes RI, 2015). Berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus
(SUPAS) 2015, AKI Indonesia sebesar 305/100.000 kelahiran hidup. Angka
tersebut menempatkan Indonesia sebagai negara dengan angka kematian
tertinggi kedua di kawasan Asia Tenggara setelah Laos dengan AKI 357 per
100.000. Jika dibandingkan dengan Malaysia dan Singapura, angka tersebut
masih sangat tinggi. Pada tahun 2015 Malaysia memiliki angka kematian
ibu melahirkan sebesar 24 per 100.000 sementara Singapura hanya 7 per
100.000 kelahiran hidup (BPS, 2015).
Berdasarkan Capaian Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) KIA di
Puskesmas Pematang Kandis, sepanjang tahun 2019 untuk kegiatan cakupan
kunjungan K1 dari 744 sasaran dengan target 100% cakupan 747 (100%),
untuk kegiatan cakupan kunjungan K4 dari 744 sasaran dengan target 100%
cakupan 745 (100%), untuk kegiatan cakupan deteksi Bumil Resti dari 148
sasaran dengan target 80% cakupan 156 (100%), untuk kegiatan cakupan
persalinan (PN) dengan Nakes dari 708 sasaran dengan target 100% cakupan

2
709 (100%), untuk kegiatan cakupan persalinan dengan Faskes dari 708
sasaran dengan target 100% cakupan 649 (91,6%), untuk kegiatan cakupan
pelayanan nifas oleh Nakes (KF3) dari 708 sasaran dengan target 94%
cakupan 705 (99,6%), untuk kegiatan cakupan penanganan komplikasi
obstetri dari 148 sasaran dengan target 82% cakupan 145 (95,9%), untuk
kegiatan cakupan penanganan komplikasi neonatal dari 101 sasaran dengan
target 80% cakupan 98 (97%), untuk kegiatan cakupan kunjungan bayi dari
678 sasaran dengan target 85% cakupan 689 (100%), untuk kegiatan cakupan
pelayanan balita dari 2.334 sasaran dengan target 100% cakupan 2.292
(98%), untuk kegiatan cakupan pelayanan Fe1 dari 744 sasaran dengan target
84% cakupan 747 (100%), dan untuk kegiatan cakupan pelayanan Fe3 dari
744 sasaran dengan target 100% cakupan 765 (100%) (KIA Puskesmas
Pematang Kandis, 2019).
Berdasarkan latar belakang diatas masih ada upaya pelayanan kesehatan
program KIA yang belum mencapai target. Maka dari itu penulis tertarik
untuk mengetahui masalah program KIA yang tidak berjalan sesuai target di
Puskesmas Pematang Kandis di Kecamatan Bangko Kabupaten Merangin
tahun 2020.

1. 2 Perumusan Masalah
Mengingat pentingnya peran petugas kesehatan yang berada di
Puskesmas sebagai pelayanan tingkat pertama, maka penulis merumuskan
dan menganalisis permasalahan program KIA di Puskesmas Pematang
Kandis yang belum mencapai target.

3
1. 3 Tujuan Umum
Untuk mengetahui capaian program KIA di Puskesmas Pematang
Kandis Tahun 2019.

1. 4 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui cakupan kunjungan K1 di Puskesmas Pematang
Kandis Tahun 2019.
2. Untuk mengetahui cakupan kunjungan K4 di Puskesmas Pematang
Kandis Tahun 2019.
3. Untuk mengetahui cakupan deteksi Bumil Resti di Puskesmas Pematang
Kandis Tahun 2019.
4. Untuk mengetahui cakupan persalinan (PN) dengan Nakes di Puskesmas
Pematang Kandis Tahun 2019.
5. Untuk mengetahui cakupan persalinan dengan Faskes di Puskesmas
Pematang Kandis Tahun 2019.
6. Untuk mengetahui cakupan pelayanan nifas oleh Nakes (KF3) di
Puskesmas Pematang Kandis Tahun 2019.
7. Untuk mengetahui cakupan penanganan komplikasi obstetri di Puskesmas
Pematang Kandis Tahun 2019.
8. Untuk mengetahui cakupan penanganan komplikasi neonatal di
Puskesmas Pematang Kandis Tahun 2019.
9. Untuk mengetahui cakupan kunjungan bayi di Puskesmas Pematang
Kandis Tahun 2019.
10. Untuk mengetahui cakupan pelayanan balita di Puskesmas Pematang
Kandis Tahun 2019.
11. Untuk mengetahui cakupan pelayanan FE1 di Puskesmas Pematang
Kandis Tahun 2019.
12. Untuk mengetahui cakupan pelayanan FE3 di Puskesmas Pematang
Kandis Tahun 2019.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Program Kesehatan Ibu dan Anak


Program Kesehatan Ibu dan Anak ( KIA) merupakan salah satu dari
enam program pokok Puskesmas yang bertujuan untuk memantapkan dan
meningkatkan jangkauan serta mutu pelayanan KIA secara efektif dan efisien
meliputi pelayanan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu dengan komplikasi
kebidanan, keluarga berencana, neonatus, bayi baru lahir dengan komplikasi,
bayi, dan balita.
2. 2 Program Pokok pada Pelayanan KIA KB
Berdasarkan standar pelayanan minimal bidang kesehatan di
kabupaten/kota yang dikeluarkan oleh Kementrian Kesehatan RI, maka
program di puskesmas, khususnya KIA KB harus meliputi sebagai berikut :
A. Pelayanan Antenatal
Merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga
kesehatan untuk ibu selama kehamilannya, yang disesuaikan dengan
standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan
Antenatal, yang terdiri dari :
a) Timbang berat badan
b) Ukur tekanan darah
c) Nilai status gizi (LILA)
d) Ukur tinggi fundus uteri
e) Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ).
f) Pemberian imunisasi TT lengkap
g) Pemberian Tablet Fe minimal 90 tablet selama kehamilan.
h) Test laboratorium (rutin dan khusus)
i) Tatalaksana kasus
j) Temu wicara (konseling)

5
Frekuensi pelayanan antenatal adalah minimal 4 kali selama
kehamilan, yaitu 1 kali pada triwulan pertama, 1 kali pada triwulan kedua,
dan 2 kali pada triwulan ketiga.
B. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pelayanan
persalinan yang aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
kompeten. Hal ini diutamakan untuk :
- Mencegah terjadinya infeksi
- Menerapkan metode persalinan yang sesuai dengan standar
- Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani ke tingkat pelayanan yang
lebih tinggi
- Melaksanakan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
- Memberikan injeksi vit K 1 dan salep mata pada bayi baru lahir
C. Deteksi Dini Faktor Resiko dan Komplikasi Kebidanan
Deteksi dini kehamilan dengan faktor resiko adalah kegiatan yang
dilakukan untuk menemukan ibu hamil yang mempunyai faktor resiko
dan komplikasi kebidanan.
Faktor resiko pada ibu hamil adalah :
- Primigravida < 20 tahun atau > 35 tahun
- Anak > 4 orang
- Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang < 2 tahun
- Kurang energi kronis (KEK) dengan LLA < 23,5 cm atau
penambahan berat badan > 9 kg selama masa kehamilan
- Anemia dengan Hb < 11 g/dl
- TB < 145 cm atau dengan kelainan bentuk panggul dan tulang
belakang
- Riwayat hipertensi pada kehamilan sebelumnya atau pada kehamilan
sekarang.
- Sedang menderita penyakit kronis antaranya : TBC, kelainan jantung,
ginjal, hati, kelainan endokrin, tumor dan keganasan

6
- Riwayat kehamilan buruk (abortus berulang, mola hidatidosa, KPD,
kehamilan ektopik, bayi dengan cacat kongenital)
- Riwayat persalinan dengan komplikasi (sectio cesaria, ekstraksi
vakum / forcep)
- Kelainan jumlah janin (kehamilan ganda)
- Kelainan besar janin
- Kelainan letak janin
D. Penanganan Komplikasi Kebidanan
Penanganan komplikasi kebidanan adalah pelayanan kepada ibu
dengan komplikasi kebidanan untuk mendapat penanganan definitif
sesuai standar oleh tenaga kesehatan yang kompeten pada tingkat
pelayanan dasar dan rujukan.
Pelayanan obstetri :
- Penanganan pendarahan pada kehamilan, persalinan dan nifas
- Pencegahan dan penanganan hipertensi dalam kehamilan
- Pencegahan dan penanganan infeksi
- Penanganan partus lama / macet
- Penanganan abortus
- Stabilisasi komplikasi obstetrik untuk dirujuk dan transportasi rujukan
Pelayanan neonatus :
- Pencegahan dan penanganan asfiksia
- Pencegahan dan penanganan hipotermi
- Penanganan BBLR
- Pencegahan dan penanganan infeksi neonatus, kejang neonatus, ikterus
ringan – sedang
- Pencegahan dan penangan gangguan minum

7
E. Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas
Pelayanan kesehatan Ibu Nifas merupakan pelayanan kesehatan
sesuai standar pada ibu mulai dari 6 jam sampai 42 hari pasca bersalin
oleh tenaga kesehatan kunjungan nifas minimal sebanyak 3 kali dengan
ketentuan waktu:
- Kunjungan nifas pertama (KF1) : 6 jam – 3 hari pasca
persalinan
- Kunjungan nifas kedua (KF2) : 4 – 28 hari pasca persalinan
- Kunjungan nifas ketiga (KF3) : 29 – 42 hari pasca
persalinan
Pelayanan yang diberikan adalah :
- Pemeriksaan TD, nadi, respirasi dan suhu
- Pemeriksaan tinggi fundus uteri (involusi uteri)
- Pemeriksaan lokhia dan pengeluaran pervaginam lainnya
- Pemeriksaan payudara dan anjuran ASI ekslusif
- Pemberian kapsul vit A sebanyak 2 kali (segera setelah melahirkan
dan 24 jam setelah pemberian pertama)
- Pelayanan KB pasca persalinan
F. Pelayanan Kesehatan Neonatus
Pelayanan kesehatan neonatus adalah pelayanan kesehatan sesuai
standar yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten kepada
neonatus sedikitnya 3 kali, selama periode 0 – 28 hari setelah lahir, yaitu:
- Kunjungan Neonatus ke-1 ( KN 1 ) : 6 - 48 jam setelah lahir
- Kunjungan Neonatus ke-2 ( KN 2 ) : hari ke 3 – 7 setelah lahir
- Kunjungan Neonatus ke-3 ( KN 3 ) : hari ke 8 – 28 setelah lahir
G. Pelayanan Neonatus dengan Komplikasi
Pelayanan neonatus dengan komplikasi adalah penanganan neonatus
dengan penyakit dan kelainan yang dapat menyebabkan kesakitan,
kecatatan dan kematian oleh tenaga kesehatan.
Tanda- tanda neonatus dengan komplikasi :

8
- Tidak mau minum / menyusu atau memuntahkan semua yang masuk
kemulutnya
- Riwayat kejang
- Bergerak jika hanya dirangsang
- Frewensi napas < 30 x / menit atau > 60 x / menit
- Suhu tubuh < 35,5 0C atau > 37,5 0C
- Tarikan dinding dada kedalam sangat kuat
- Ada pustul di kulit
- Nanah banyak di mata
- Pusar kemerahan meluas ke dinding perut
- BBLR atau ada masalah menyusu
- Berat menurut umur rendah
- Adanya kelainan kongenital
- Prematuritas
- Asfiksia
- Infeksi bakteri
- Kejang
- Ikterus
- Diare
- Hipotermi
- Tetanus neonatorum
- Trauma lahir, sindrom gangguan pernapasan, dll.
H. Pelayanan Kesehatan Bayi
Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai
standar yang diberikan oleh tenaga kesehatan kepada bayi sedikitnya 4
kali, selama periode 29 hari sampai 11 bulan setelah lahir.
Pelayanan kesehatan tersebut meliputi :
- Pemberian imunisasi dasar lengkap (BCG, polio 1- 4, DPT / Hb,
campak) sebelum usia 1 tahun
- Stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang bayi (SDIDTK)
- Pemberian vitamin A (6 – 11 bulan)

9
- Konseling ASI eksklusif, pemberian makanan pendamping ASI, tanda
– tanda sakit dan perawatan kesehatan bayi di rumah menggunakan
buku KIA.
- Penanganan dan rujukan kasus jika perlu
- Penanganan dengan metoda MTBS
I. Pelayanan Kesehatan Anak Balita
Masa balita merupaka masa keemasan atau golden periode dimana
terbentuk dasar – dasar kemampuan keindraan, berfikir, berbicara serta
pertumbuhan mental intelektual yang intensif dan awal pertumbuhan
moral.
Pelayanan sesuai standar yang diberikan meliputi :
- Pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali setahun
- Stimulasi deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK)
- Pemberian vitamin A dosis tinggi, 2 kali setahun.
- Kepemilikan dan pemamfaatan buku KIA oleh setiap anak balita
- Pelayanan anak balita sakit sesuai standar dengan menngunakan
pendekatan MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit)
J. Pelayanan KB Berkualitas
Pelayananan KB berkualitas adalah pelayanan KB sesuai standar
dengan menghormati hak individu dalam merencanakan kehamilan
sehingga diharapkan dapat berkonstribusi dalam menurunkan angka
kematian ibu dan menurunkan tingkat fertilitas bagi pasangan yang telah
cukup memiliki anak (2 anak lebih baik), serta meningkatkan fertililitas
bagi pasangan yang ingin mempunyai anak.
Metode kontrasepsi meliputi :
- KB alamiah (sistem kalender, coitus interuptus)
- Metode KB hormonal ( pil, suntik, susuk )
- Metode KB non hormonal (kondom, AKDR / IUD, vasektomi, dan
tubektomi)

10
BAB III
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

2. 1 Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan berdasarkan data yang di dapat di Puskesmas
Pematang Kandis yakni :
1. Kunjungan K1
Grafik 3.1
Pencapaian Cakupan Kunjungan K1
120%
100%
80%
Column1
60%
Capaian %
40%
20%
0%

Berdasarkan grafik di atas, menunjukkan bahwa pencapaian


kunjungan pertama ibu hamil (K1) di wilayah Puskesmas Pematang
Kandis telah mencapai target dengan angka cakupan 100% dari target
cakupan 100%.
2. Kunjungan K4
Grafik 3.2
Pencapaian Cakupan Kunjungan K4
120%
100%
80%
Column1
60%
Capaian %
40%
20%
0%

Berdasarkan grafik di atas, menunjukkan bahwa pencapaian


kunjungan keempat ibu hamil (K4) di wilayah Puskesmas Pematang

11
Kandis telah mencapai target dengan angka cakupan 100% dari target
cakupan 100%.
3. Deteksi Bumil Resti
Grafik 3.3
Pencapaian Cakupan Deteksi Bumil Resti
120%

100%

80%
Column1
60%
Capaian %
40%

20%

0%

Berdasarkan grafik di atas, menunjukkan bahwa pencapaian


deteksi Bumil Resti di wilayah Puskesmas Pematang Kandis telah
mencapai target dengan angka cakupan 100% dari target cakupan 80%.
4. Persalinan (PN) dengan Nakes
Grafik 3.4
Pencapaian Cakupan Persalinan (PN) dengan Nakes
120%

100%

80%
Column1
60%
Capaian %
40%

20%

0%

Berdasarkan grafik di atas, menunjukkan bahwa pencapaian


persalinan (PN) dengan Nakes di wilayah Puskesmas Pematang Kandis
telah mencapai target dengan angka cakupan 100% dari target cakupan
100%.

12
5. Persalinan dengan Faskes
Grafik 3.5
Pencapaian Cakupan Persalinan dengan Faskes
102%
100%
98%
96%
Column1
94%
Capaian %
92%
90%
88%
86%

Berdasarkan grafik di atas, menunjukkan bahwa pencapaian


persalinan dengan Faskes di wilayah Puskesmas Pematang Kandis belum
mencapai target dengan angka cakupan 91,6% dari target cakupan 100%.
6. Pelayanan Nifas Oleh Nakes (KF3)
Grafik 3.6
Pencapaian Cakupan Pelayanan Nifas Oleh Nakes (KF3)
101%
100%
99%
98%
97%
Column1
96%
Capaian %
95%
94%
93%
92%
91%

Berdasarkan grafik di atas, menunjukkan bahwa pencapaian


pelayanan nifas oleh Nakes (KF3) di wilayah Puskesmas Pematang
Kandis telah mencapai target dengan angka cakupan 99,6% dari target
cakupan 94%.

13
7. Penanganan Komplikasi Obstetri
Grafik 3.7
Pencapaian Cakupan Penanganan Komplikasi Obstetri
100%

95%

90%
Column1
Capaian %
85%

80%

75%

Berdasarkan grafik di atas, menunjukkan bahwa pencapaian


penanganan komplikasi obstetri di wilayah Puskesmas Pematang Kandis
telah mencapai target dengan angka cakupan 95,9% dari target cakupan
82%.
8. Penanganan Komplikasi Neonatal
Grafik 3.8
Pencapaian Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatal
120%

100%

80%
Column1
60%
Capaian %
40%

20%

0%

Berdasarkan grafik di atas, menunjukkan bahwa pencapaian


penanganan komplikasi neonatal di wilayah Puskesmas Pematang Kandis
telah mencapai target dengan angka cakupan 97% dari target cakupan
80%.

14
9. Kunjungan Bayi
Grafik 3.9
Pencapaian Cakupan Kunjungan Bayi
105%

100%

95%
Column1
90%
Capaian %
85%

80%

75%

Berdasarkan grafik di atas, menunjukkan bahwa pencapaian


kunjungan Bayi di wilayah Puskesmas Pematang Kandis telah mencapai
target dengan angka cakupan 100% dari target cakupan 85%.
10. Pelayanan Balita
Grafik 3.10
Pencapaian Cakupan Pelayanan Balita
101%

100%

100%

99%
Column1
Capaian %
99%

98%

98%

97%

Berdasarkan grafik di atas, menunjukkan bahwa pencapaian


pelayanan Balita di wilayah Puskesmas Pematang Kandis belum
mencapai target dengan angka cakupan 98% dari target cakupan 100%.

15
11. Pelayanan Fe1
Grafik 3.11
Pencapaian Cakupan Pelayanan Fe1
105%

100%

95%

Column1
90%
Capaian %

85%

80%

75%

Berdasarkan grafik di atas, menunjukkan bahwa pencapaian


pelayanan Fe1 di wilayah Puskesmas Pematang Kandis telah mencapai
target dengan angka cakupan 100% dari target cakupan 84%.
12. Pelayanan Fe3
Grafik 3.12
Pencapaian Cakupan Pelayanan Fe3
120%

100%

80%

Column1
60%
Capaian %

40%

20%

0%

Berdasarkan grafik di atas, menunjukkan bahwa pencapaian


pelayanan Fe3 di wilayah Puskesmas Pematang Kandis telah mencapai
target dengan angka cakupan 100% dari target cakupan 100%.

16
3. 2 Pembahasan
A. Program Kesehatan Ibu dan Anak
Program kesehatan Ibu dan Anak merupakan salah satu prioritas
Kementerian Kesehatan dan keberhasilan program KIA menjadi salah
satu indikator utama dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional (RPJPN) 2005 – 2025. Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) di
Indonesia membuat pemerintah menempatkan upaya penurunan AKI
sebagai program prioritas dalam pembangunan kesehatan. (RenstraTahun
2015-2019) (Azizah, 2017)
Berdasarkan penilian World Health Organization (WHO) AKI di
dunia pada tahun 2012 adalah 585.000 jiwa pertahun. Secara global 80 %
kematian ibu tergolong kematian ibu secara langsung, yaitu perdarahan
(25 %), sepsis (15 %), hipertensi dalam kehamilan (12 %), partusmacet (8
%). Sedangkan AKB 10.000.000 jiwa pertahun penyebannya antara lain
asfiksia, trauma kehamilan, infeksi, prematuritas, dan kelainan bawaan
dan sebab-sebab lain.(Depkes RI, 2012)
Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) pada
tahun 2012 Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia adalah 359/100.000
kelahiran hidup, penyebab Angka Kematian Ibu (AKI) adalah perdarahan
40-60%, eklampsia 35-40% dan infeksi 30-40%.(Depkes RI, 2012)
Pencapaian program KIA dapat dilihat dari Laporan Pemantauan
Wilayah Setempat (PWS) KIA yang pencatatannya dilakukan perbulan.
Laporan pencatatan bulanan ini merupakan hal yang sangat penting,
karena hasil laporan ini dapat dijadikan tolok ukur dalam menilai
pengendalian masalah kesehatan di seluruh wilayah kabupaten atau kota
(Ayun S, 2015)

17
Grafik 3.13
Pencapaian Target KIA Tahun 2019
100%

90%

80%

70%

60%

50%

40%

30%

20% Pencapaian%
Column1
10%

0%
K1 K4 sti s
n s
ng a
gan il Re ake ske (... t... ... i Pencapaian%
nju ju um an n N Fa
kes bs on Bay lita 1 3
n a O e e
Ku Kun si B eng nga h N asi si N gan n Ba n F n Fe
n k k a
pa an te ) d de Ole pli lika jun na an na
aku kup n De (PN nan fas om mp un laya elay laya
C Ca pa nan sali Ni K o K e P e
ku li er an nan an K pan an P pan an P
Ca ersa n P yan nga gan aku kup aku kup
P a a a C Ca Ca
a n kup Pel en nan C
p a n P P e
ku C pa an n
Ca ku up pa
Ca Cak aku
C

Berdasarkan Grafik di atas, menunjukkan bahwa dari pencapaian


target KIA tahun 2019 hanya 14 kegiatan yang mencapai target dan 2
kegiatan yang tidak mencapai target dari 12 kegiatan yang ada dalam
program KIA. Adapun 7 kegiatan yang tidak mencapai target dalam
program KIA yakni sebagai berikut :
1. Persalinan dengan Faskes
Berdasarkan hasil yang di dapatkan dari data PWS-KIA di
Puskesmas Pematang Kandis, yang menaungi 4 wilayah kerja antara
lain, Desa Pematang Kandis, Dusun Bangko, Langling dan Dusun
Mudo. Terlihat bahwa kegiatan persalinan dengan faskes belum

18
mencapai target yang memuaskan yaitu hanya sebesar 705 atau 99,6%
dari indikator pencapaian target sebesar 708 atau 100%.
Fasilitas kesehatan/persalinan yang memadai adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang siap memberikan pelayanan 24 jam.
Fasilitas kesehatan/persalinan yang memadai adalah: Pelayanan
Kesehatan di Puskesmas PONED (Pelayanan Obstetrik dan Neonatal
Emergensi Dasar) yaitu pelayanan kesehatan yang diberikan oleh
Puskesmas PONED. PelayananKesehatan di Rumah Sakit PONEK
(Pelayanan Obstetric dan Neonatal Komprehensif) adalah rumah sakit
yang ditunjang dengan ketersediaan alat dantenaga sesuai dengan
ketentuan yang mampu memberikan pelayanan komprehensif
kegawatdaruratan kebidanan dan bayi neonatus (Nara, 2014)
Biasanya faktor yang mempengaruhi dalam persalinan dengan
faskes yakni budaya, pemeriksaan kehamilan/ANC, pengetahuan dan
biaya persalinan (Elvine, 2019)
2. Pelayanan Balita
Berdasarkan hasil yang di dapatkan dari data PWS-KIA di
Puskesmas Pematang Kandis, yang menaungi 4 wilayah kerja antara
lain, Desa Pematang Kandis, Dusun Bangko, Langling dan Dusun
Mudo. Terlihat bahwa kegiatan pelayanan balita belum mencapai
target yang memuaskan yaitu hanya sebesar 2.292 atau 98% dari
indikator pencapaian target sebesar 2.334 atau 100%.

19
Rendahnya kunjungan balita ke posyandu dapat menyebabkan
banyaknya kasus pertumbuhan dan perkembangan anak tidak
terpantau, pemberian imunisasi tidak sesuai jadwal, status gizi balita
tidak termonitoring dengan baik dan jika terdapat kelainan atau
penyakit pada balita maka tidak dapat terdeteksi secara dini
(Kemenkes RI, 2015). Menurut Green dalam Notoatmodjo (2012)
faktor perilaku dipengaruhi oleh faktor predisposisi (pengetahuan,
sikap, pendidikan, status pekerjaan, umur), faktor pendukung (sosial
budaya, status ekonomi, jarak tempuh ke posyandu, fasilitas
pelayanan posyandu) dan faktor pendorong (suami atau keluarga,
petugas kesehatan, kader, tokoh masyarakat).
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perilaku ibu balita
menimbang anaknya di posyandu antara lain: 1) umur balita dapat
mempengaruhi partisipasi, hal ini disebabkan ibu balita merasa bahwa
anaknya sudah berumur 9 bulan yang sudah mendapatkan imunisasi
lengkap tidak perlu lagi datang ke posyandu, 2) jumlah anak, semakin
banyak anggota keluarga, seorang ibu akan sulit mengatur waktu
untuk hadir di posyandu, karena waktu akan habis untuk memberi
perhatian dan kasih sayang untuk mengurus anak-anaknya di rumah,
3) tingkat pendidikan turut menentukan mudah tidaknya untuk
menyerap dan memahami pengetahuan gizi, pendidikan dalam
keluarga sangat diperlukan, hal ini terkait dengan informasi tentang
kunjungan ibu balita ke posyandu dan rendahnya tingkat pendidikan
erat kaitannya dengan perilaku ibu dalam memanfaatkan sarana
kesehatan, dan 4) pengetahuan ibu, pengetahuan yangdimiliki
seseorang akan membentuk suatu sikap dan menimbulkan suatu
perilaku dalam kehidupan sehari-hari seperti hadir di posyandu
(Kemenkes RI, 2013).

20
BAB IV
PENUTUP

4. 1 Kesimpulan
1. Berdasarkan pengamatan yang telah di lakukan saat mengakses data di
Puskesmas Pematang Kandis terlihat bahwa tidak ada masalah dengan
cakupan kunjungan K1.
2. Berdasarkan pengamatan yang telah di lakukan saat mengakses data di
Puskesmas Pematang Kandis terlihat bahwa tidak ada masalah dengan
cakupan kunjungan K4.
3. Berdasarkan pengamatan yang telah di lakukan saat mengakses data di
Puskesmas Pematang Kandis terlihat bahwa tidak ada masalah dengan
cakupan deteksi Bumil Resti.
4. Berdasarkan pengamatan yang telah di lakukan saat mengakses data di
Puskesmas Pematang Kandis terlihat bahwa tidak ada masalah dengan
cakupan persalinan (PN) dengan Nakes.
5. Berdasarkan pengamatan yang telah di lakukan saat mengakses data di
Puskesmas Pematang Kandis terlihat bahwa terjadi masalah dengan
cakupan persalinan dengan Faskes karena tidak mencapai target yang
telah ditentukan.
6. Berdasarkan pengamatan yang telah di lakukan saat mengakses data di
Puskesmas Pematang Kandis terlihat bahwa tidak ada masalah dengan
cakupan pelayanan nifas oleh Nakes (KF3).
7. Berdasarkan pengamatan yang telah di lakukan saat mengakses data di
Puskesmas Pematang Kandis terlihat bahwa tidak ada masalah dengan
cakupan penanganan komplikasi obstetri.
8. Berdasarkan pengamatan yang telah di lakukan saat mengakses data di
Puskesmas Pematang Kandis terlihat bahwa tidak ada masalah dengan
penanganan komplikasi neonatal.

21
9. Berdasarkan pengamatan yang telah di lakukan saat mengakses data di
Puskesmas Pematang Kandis terlihat bahwa tidak ada masalah dengan
cakupan kunjungan bayi.
10. Berdasarkan pengamatan yang telah di lakukan saat mengakses data di
Puskesmas Pematang Kandis terlihat bahwa terjadi masalah dengan
cakupan pelayanan balita karena tidak mencapai target yang telah
ditentukan.
11. Berdasarkan pengamatan yang telah di lakukan saat mengakses data di
Puskesmas Pematang Kandis terlihat bahwa tidak ada masalah dengan
cakupan pelayanan FE1.
12. Berdasarkan pengamatan yang telah di lakukan saat mengakses data di
Puskesmas Pematang Kandis terlihat bahwa tidak ada masalah dengan
cakupan pelayanan FE3.

4. 2 Saran

22
DAFTAR PUSTAKA
Colti Sistiarani. 2012. Analisis Pencapaian Indikator 9 Cakupan Program
Kesehatan Ibu Dan Anak (KIA) Di Wilayah Kerja Puskesmas Kalibagor
Kecamatan Kalibagor Kabupaten Banyumas. Jurnal Kesmasindo. 5(2): 95-
120.
Hazar Rochmatin. 2018. Gambaran Determinan Kematian Ibu Di Kota Surabaya
Tahun 2015 – 2017. Jurnal Rochmatin.
Undang-Undang Kesehatan Republik Indonesia No.36 Tahun 2009, Jakarta.
BPS. 2015. Profil Penduduk Indonesia Hasil SUPAS 2015. Jakarta: Badan Pusat
Statistik.
Kemenkes RI., 2014. Situasi Kesehatan Ibu. Infodatin. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.
Kemenkes RI, 2013, Buku panduan kader posyandu menuju keluarga sadar gizi
: cetakan ke dua – Jakarta : KEMENKES RI. 2013
Kemenkes RI. 2015. Profil Kesehatan Indonesia 2014. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.
WHO. 2015. Trends in Maternal Mortality: 1990 to 2015. Geneva: World Health
Organizazion.

Anda mungkin juga menyukai