Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN PELAYANAN KESEHATAN

“ IUD (Intra Uterine Device) “

Dosen Pembimbing : Bapak Indra S, SKM., MPH

Disusun Oleh :

MERIAM ALFARINA
NIM : 191272120004

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MERANGIN
YAYASAN HAJI SOEHEILY QARI
BANGKO
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penulis mampu menyelesaikan tugas
makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pemasaran Pelayanan Kesehatan.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi, baik itu
yang datang dari penulis maupun yang datang dari luar. Namun penulis menyadari bahwa
kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan
bimbingan orang tua juga para sahabat. Terutama pertolongan dari Allah sehingga kendala-
kendala yang penulis hadapi dapat teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “ IUD (Intra
Uterine Device)“, yang disajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi,
serta berbagai buku.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya mahasiswa dan mahasiswi Stikes
Merangin. Penulis sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi baiknya
penulisan di masa yang akan datang.

Bangko, 03 Februari 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan Makalah................................................................................... 2
D. Manfaat Penulisan Makalah................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................. 4
A. Marketing IUD (Intra Uterine Device)................................................................ 4
B. Keputusan Tentang Produk IUD (Intra Uterine Device)..................................... 6
C. Keputusan Tentang Harga IUD (Intra Uterine Device)...................................... 12
D. Keputusan Tentang Place dan Distribusi IUD (Intra Uterine Device)................ 14
E. CMR (Costumer Marketing Relationship) IUD (Intra Uterine Device)............. 16

BAB III PENUTUP........................................................................................................... 17


A. Kesimpulan.......................................................................................................... 17
B. Saran.................................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pemasaran merupakan salah satu masalah bagi setiap rumah sakit atau organisasi
pelayanan kesehatan lainnya. Kurang berhasilnya pemasaran diantaranya akibat
kurangnya rumah sakit berpihak pada kepentingan klien. Karena apa yang telah di
sampaikan saat dipasarkan sering kali tidak sesuai dengan apa yang didapatkan klien pada
kenyataan, dan tentunya akan menimbulkan image yang tidak baik untuk rumah sakit
tersebut. Hal ini, salah satu diantaranya karena rumah sakit cenderung mencari
keuntungan semata sehingga lebih memperhatikan aspek komersialnya. Akibatnya
pasienlah (selanjutnya disebut klien) yang pada akhirnya sering dirugikan. Hal ini
dikarenakan klien tidak memiliki bargaining position yang kuat.
Saat klien memerlukan jasa pelayanan kesehatan biasanya berada dalam kondisi
darurat/ tidak direncanakan. Jasa pelayanan kesehatan diperlukan pada saat dirinya atau
keluarganya aa yang sakit dan segera memerlukan pertolongan, sehingga kesembuhan
atau keselamatan jiwa menjadi faktor utama dibandingkan faktor-faktor lainnya. Namun
demikian bukan berarti pihak penyelenggara pelayanan kesehatan dapat mengabaikan
kepuasan atas klien di dalam memberikan jasa pelayanan.
Pelayananan dan informasi keluarga berencana merupakan suatu intervensi kunci
dalam upaya meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan keluarga dan masyarakat, serta
merupakan hak asasi manusia.
Indonesia merupakan negara yang dilihat dari jumlah penduduknya ada pada posisi
keempat di dunia, dengan laju pertumbuhan yang masih relatif tinggi. Esensi tugas
progam Keluarga Berencana (KB) dalam hal ini telah jelas yaitu menurunkan fertilitas
agar dapat mengurangi beban pembangunan demi terwujudnya kebahagiaan dan
kesejahteraan bagi rakyat dan bangsa Indonesia. Seperti yang disebutkan dalam UU No.
10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukn dan Pembangunan Keluarga
Sejahtera, definisi KB yakni upaya meningkatkan kepedulian dan peran serta masyarakat
melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan
keluarga, dan peningkatan kesejahteraan keluarga guna mewujudkan keluarga kecil,
bahagia dan sejahtera.

1
2

Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam pemilihan menentukan jenis


kontrasepsi. Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi juga oleh
ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode kontrasepsi tersebut.
Faktor lain yang mempengaruhi pemilihan jenis kontrasepsi antara lain faktor pasangan
(umur, gaya hidup, jumlah keluarga yang diinginkan, pengalaman dengan metode
kontrasepsi yang lalu), faktor kesehatan (status kesehatan, riwayat haid, riwayat keluarga,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan panggul), faktor metode kontrasepsi (efektivitas, efek
samping, biaya), tingkat pendidikan, pengetahuan, kesejahteraan keluarga, agama, dan
dukungan suami/istri. Faktor-faktor ini nantinya juga akan mempengaruhi keberhasilan
program KB. Hal ini dikarenakan setiap metode atau alat kontrasepsi yang dipilih
memiliki efektivitas yang berbeda-beda. Berikut akan diberikan pemahaman tentang IUD
(Intra Uterine Device) dalam makalah ini.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan   latar   belakang    yang   telah dikemukakan, dapat di rumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana marketing IUD (Intra Uterine Device) ?
2. Bagaimana keputusan tentang produk IUD (Intra Uterine Device) ?
3. Bagaimana keputusan tentang harga IUD (Intra Uterine Device) ?
4. Bagaimana keputusan tentang place dan distribusi IUD (Intra Uterine Device) ?
5. Bagaimana CMR (Costumer Marketing Relationship) IUD (Intra Uterine Device) ?

C. Tujuan Penulisan Makalah


1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui IUD (Intra Uterine Device) baik itu dari marketing,
keputusan tentang produk, keputusan tentang harga, keputusan tentang place dan
distribusi serta CMR (Costumer Marketing Relationship).
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui bagaimana marketing IUD (Intra Uterine Device).
b. Untuk mengetahui bagaimana keputusan tentang produk IUD (Intra Uterine
Device).
c. Untuk mengetahui bagaimana keputusan tentang harga IUD (Intra Uterine
Device).
3

d. Untuk mengetahui bagaimana keputusan tentang place dan distribusi IUD (Intra
Uterine Device).
e. Untuk mengetahui bagaimana CMR (Costumer Marketing Relationship) IUD
(Intra Uterine Device).

D. Manfaat Penulisan Makalah


Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yakni, sebagai berikut :
1. Bagi Penyusun (Mahasiswa)
Dapat menambah pengetahuan penyusun (mahasiswa) mengenai IUD (Intra
Uterine Device) baik itu dari marketing, keputusan tentang produk, keputusan tentang
harga, keputusan tentang place dan distribusi serta CMR (Costumer Marketing
Relationship).

2. Bagi Pembaca
Dapat menambah pengetahuan si pembaca setelah membaca atau mendengarkan
isi makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Marketing IUD (Intra Uterine Device)


1. Lakukan sinergi dengan mitra-mitra
Pemasaran produk alat kesehatan tidak sama dengan cara pemasaran produk
yang massal seperti fast moving consumer goods (FMCG). Pasalnya, karakteristik
produk dan target pasarnya berbeda. Produsen alat kesehatan tak mampu menggarap
pasar sendirian. Lakukanlah kerjasama dengan para mitra penjualan, baik
distributor, agen, maupun dealer. Jika produsen harus mengurusi manufacturing
(termasuk riset dan pengembangan / R&D) dan pemasaran sendirian, dikhawatirkan
terlalu repot dan perusahaan malah tak kunjung membesar.
2. Pasar potensial Anda adalah institusi, jadi berikanlah edukasi dan solusi
Alat kesehatan dengan jenis yang berbeda tentu pemasaran dan distribusinya
pun memerlukan pola yang berbeda. Ada produk alat kesehatan yang dijual dengan
target pasar enduser institusi dan rumah sakit, tetapi ada pula alat kesehatan yang
dipasarkan langsung ke pengguna individual. Namun, kebanyakan produk alat
kesehatan menyasar segmen institusi atau pasar Business to Business (B2B).
Dalam kasus B2B, proses transaksi sangat ditentukan oleh beberapa pengambil
keputusan di pihak pembeli dari institusi, seperti bagian pembelian ataupun
keuangan yang tugasnya di bidang pengadaan alat kesehatan bagi lembaganya.
Harus diakui, dalam banyak kasus, sukses tidaknya para pemasar alat kesehatan
sangat ditentukan oleh kemampuannya mempengaruhi para pengambil keputusan itu
agar bersedia membeli atau setidaknya merekomendasi produk yang ditawarkan.
Cara mempengaruhi yang dimaksud adalah lewat pemberian edukasi dan solusi.
Pemasar harus tahu selangkah lebih maju dalam hal perkembangan teknologi
kedokteran, sehingga bisa memberikan solusi yang up-to-date kepada pelanggan.
Apalagi, jika produk tersebut harganya lumayan mahal dan frekuensi pembeliannya
tak sesering produk FMCG.
3. Jelaskan bahwa pembelian produk alat kesehatan itu adalah sebuah investasi
Apapun jenis alat kesehatan, sebetulnya sangat dibutuhkan oleh pengelola
rumah sakit dalam rangka meningkatkan kemampuan pelayanan. Hanya saja, belum
tentu mereka mau membelinya. Alasan utamanya apalagi kalau bukan kendala harga
yang terlalu tinggi. Sebagai contoh, ketika harus memasarkan produk alat kesehatan

4
5

yang per unitnya berharga miliaran rupiah seperti magnetic resonance imaging
(MRI) 1,5 tesla yang mencapai sekitar Rp 10 miliar. Oleh karena itu, pemasar harus
bisa menjelaskan secara detail rasio ekonomisnya dengan membeli alat itu, termasuk
kemungkinan kapan balik modal (payback period)-nya tercapai.
Dalam hal ini pemasar mesti bisa meyakinkan bahwa pembelian alat kesehatan
itu harus dipandang sebagai investasi yang bakal kembali dengan menjelaskan
hitungan-hitungannya. Misalnya, dengan memaparkan pengalaman rumah sakit
yang telah menggunakan alat itu bahwa nilai pengembalian per rupiah investasi
justru lebih besar.
Kalau perlu, berikan pula masukan kiat penjualan yang mengarah ke solusi,
agar return of investment (ROI) pembelian alat yang ditawarkan cepat terealisasi.
4. Promosi tak harus melalui media massif
Mengingat sasarannya adalah B2B dan pelanggan institusi, kegiatan promosi
tak harus melalui media-media yangmasif. Promosi bisa dilakukan dengan
mengikuti ajang pameran alat kesehatan yang bereputasi baik. Kunci sukses Isep
Gojali, pengusaha alat kesehatan yang juga Direktur Utama PT Sarandi Karya
Nugraha (SKN) adalah sering mengikuti pameran di mancanegara. Sebut saja, Isep
tak jarang mengikuti ajang pameran yang digelar Direktorat Produktivias
Departemen Tenaga Kerja dan Departemen Perdagangan. Ketika mengikuti ajang
demikian, Anda juga bisa mencari mitra-mitra penjualan.
5. Lakukan layanan kustomasi
Karena umumnya produk alat kesehatan berharga mahal dan butuh layanan
pascajual yang bagus, maka pendekatan terbaik yang dilakukan harus mengarah ke
layanan kustomasi (customized service). Jadi, strategi pemasarannya juga harus one-
on-one marketing. Bgs. Arvidi N., GM PharmacyHealthcare Rajawali Nusindo
menuturkan, “Hal pertama dan paling wajib, melakukan pendekatan ke calon klien
dengan cara mencari tahu kebutuhan mereka. Dari situ kita bisa memenuhinya
dengan produk dan layanan kita.”
Berdasarkan pengalaman Arvidi, jika ada dua produk dengan harga tak beda
jauh, konsumen sering memilih yang lebih mahal asal layanan pascajualnya tersedia
dan bagus. Namun semua calon pembeli diberi penjelasan mengenai kelebihan
alatnya dibandingkan dengan alat lain, termasuk kekurangannya. “Kami melakukan
edukasi. Selanjutnya terserah konsumen mau pilih mana,” imbuh Arvidi.
6

Darmadi Durianto, pengamat pemasaran, menjelaskan, pasar B2B alat


kesehatan sangat berbeda dari pasar produk consumer, terutama dalam hal, antara
lain, frekeunsi pembeliannya lebih sedikit, nilai pembeliannya dalam jumlah besar
dan hubungan pemasok-pelanggan erat. “Karena itu, menjalankan strategi
relationshipmarketing merupakan hal yang tepat,” ujar Darmadi. Selain itu, harus
bisa mengetahui siapa peserta utama di pasar institusi yang berpengaruh terhadap
keputusan pembelian. Pemasar harus tahu apa saja keputusan mereka, seberapa
besar level pengaruhnya, kriteria evaluasi apa yang mereka gunakan, dan mereka
berorientasi pada harga ataukah kualitas. Dalam hal ini pemasar harus mempertajam
strategi relationshipmarketing dengan meningkatkan level manfaat finansial,
manfaat sosial, dan ikatan struktural dengan pelanggan.

B. Keputusan Tentang Produk IUD (Intra Uterine Device)


Pemakaian KB Spiral IUD juga tergolong ekonomis dibandingkan alat kontrasepsi
lainnya. Cukup sekali pemasangan, yang hanya dapat dilakukan oleh bidan dan dokter
kandungan, Sahabat langsung terlindungi dari kehamilan yang tidak terencana. Sahabat
tidak perlu mengeluarkan uang lebih banyak karena manfaat KB Spiral nonhormonal
yang dimilik Andalan ini efektif dalam waktu jangka panjang, bahkan Sahabat bisa
memilih waktu perlindungan yang diinginkan, dari 3, 5 hingga 10 tahun.
Kemudahan pemasangannya pun membuat KB spiral untuk wanita banyak dipilih.
Tak perlu waktu lama. Cukup 15-20 menit, bidan atau dokter kandungan sudah berhasil
menanamkan KB Spiral di dalam rahim Sahabat. Walapun KB Spiral mencegah
kehamilan dalam jangka panjang, Sahabat sewaktu-waktu dapat melepaskannya dengan
mudah melalui bantuan bidan dan dokter kandungan tanpa perlu menunggu masa
perlindungan habis.
Manfaat Menggunakan KB Spiral untuk Wanita
Sahabat, selain manfaat perlindungan jangka panjang, Anda juga akan merasakan
efisiensinya karena dengan KB Spiral untuk wanita, tidak perlu melakukan pengecekan
secara rutin ke dokter atau bidan, cukup minimal 1 tahun 1 kali dan atau jika ada keluhan.
Umumnya, KB Spiral nonhormonal ini juga aman bagi Sahabat yang memiliki
riwayat kesehatan medis tertentu. Bahkan manfaatnya tidak terbatas bagi wanita yang
pernah melahirkan, bagi yang belum melahirkan pun bisa menggunakan KB Spiral untuk
mengatur perencanaan kehamilan pertama mereka.
7

Pemakaian KB Spiral ini pastinya tidak menganggu kesuburan sehingga kapan pun
Sahabat sudah siap berencana kembali memiliki anak, Sahabat dapat menghentikan
penggunaan KB Spiral dan kembali ke masa subur.
Bisa dibilang efektivitasnya mencapai lebih dari 99%. Perlu Anda ketahui juga
bahwa angka kegagalannya sangat rendah yaitu sekitar 0,2 - 0,8 kasus dari setiap 100
kehamilan. Soal pemasangannya pun berlangsung sangat cepat, Sahabat. Jadi tentu saja,
KB Spiral IUD ini sangat diminati banyak keluarga Indonesia karena pemasangan dan
pelepasannya yang cepat dan terjamin aman.
Selain aman dan tidak mengganggu kesuburan, KB Spiral juga tidak menganggu
produksi dan kualitas ASI sehingga aman untuk ibu menyusui. Selain itu, kemesraan
bersama pasangan saat berhubungan seksual juga tidak akan terganggu. Karena kini,
benang IUD dibuat dengan bahan yang lembut dan fleksibel. Jadi Anda dan pasangan bisa
tetap nyaman dalam segala posisi saat berhubugan intim tanpa harus khawatir bahwa KB
Spiral akan mengganggu kualitas hubungan Sahabat. Namun tetap pastikan Sahabat dan
pasangan selalu dalam kondisi tubuh yang bersih, baik sebelum maupun sesudah
berhubungan intim, ya.
IUD pada awal diperkenalkan alat kontrasepsi dalam rahim atau disebut juga
dengan (AKDR) lebih populer menggunakan istilah spiral. Hal ini berdasarkan pada
bentuk dari IUD sendiri yang menyerupai spiral. Namun, untuk saat ini jenis IUD dan
gambarnya yang sering digunakan sudah berubah dari awal kemunculan.
8

Jenis IUD dan gambarnya yang sekarang  menjadi umum digunakan adalah IUD
yang berbentuk coper “T” atau menyerupai huruf T. Berukuran kecil sepanjang barang
korek api yang nantinya akan dimasukkan oleh dokter ataupun bidan ke dalam rahim
melalui jalan lahir. Berikut macam jenis IUD dan gambarnya yang sering digunakan:
1. IUD Andalan TCU 380 A Safe Load

Jenis IUD ini menjadi jenis IUD yang pemasangan mudah dilakukan dan lebih
sedikit sentuhan. TCU 380 A safeload dilengkapi dengan alat  memasukkan lengan
IUD dalam inserter (alat untuk memasukkan ke dalam rahim). Dimana untuk
memasukkan IUD ini ke dalam rahim menggunakan alat yang dinamakan inserter.
Proses pemasangan yang singkat namun perlindungan efektif sampai dengan 10
tahun. Sehingga pemakaian IUD jenis ini menjadi sangat cocok untuk kontrasepsi
jangka panjang.
9

2. IUD Andalan TCU 380 A

Seperti dengan TCU 380 A safeload, IUD yang satu ini juga mampu
memberikan perlindungan dalam jangka waktu 10 tahun. IUD menjadi kontrasepsi
paling tidak berisiko karena tidak mengandung hormon apapun. Sehingga kesuburan
akan dapat segera kembali ketika alat kontrasepsi ini dilepaskan.
Perbedaan mendasar antara 380 A dan 380 A safeload adalah alat yang
membantu memasukkan lengan IUD. Dalam jenis TCU 380 A tidak ada alat yang
akan mempermudah dalam proses memasukkan lengan. Hal ini tidak akan
memberikan dampak apapun untuk pemakaian pengguna KB.
10

3. IUD Andalan Silverline 380 Ag Dan 200 Ag

Sama halnya dengan jenis IUD yang lain yang dapat dijumpai di klinik atau
rumah sakit. Jenis IUD ini menjadi jenis yang eksklusif dibandingkan dengan jenis
yang lain. Hal ini dikarenakan kenyamanan yang diberikan kepada pengguna lebih
tinggi. Penggunaan perak dalam bahan penyusun IUD membuatnya lebih lentur
sehingga pemasangan pun bisa dilakukan dengan sangat mudah.
Disamping itu, benang IUD yang berfungsi sebagai indikator keberadaan IUD
dalam rahim dan alat yang memudahkan dalam pengambilan IUD pun lebih lembut.
Sehingga IUD jenis sirverline 380 Ag dan 200 Ag sangat nyaman untuk digunakan
meskipun memiliki harga yang lebih mahal dibandingkan jenis yang lain. Ke dua
jenis IUD ini mampu memberikan perlindungan selama 3 tahun penggunaan.
11

4. IUD Sleek Andalan CU 375

Bentuk rahim perempuan terdiri dari banyak macam yang membuatnya tidak
boleh asal langsung dipasang IUD. Oleh karena itu dokter atau bidan akan mengukur
panjang rahim terlebih dahulu sebelum dilakukan proses pemasangan. Pengukuran ini
dimaksudkan untuk mengetahui posisi serta jenis IUD yang cocok digunakan.
Bagi yang memiliki rahim pendek jenis sleek CU 375 merupakan jenis terbaik
untuk dipasang. Ini dikarenakan bentuknya yang pendek hanya sekitar 3 cm.
Perlindungan yang diberikan juga panjang yaitu selama 5 th.
5. Postpartus  IUD Andalan 380 A

Jenis IUD ini adalah diperuntukkan untuk dipasang setelah proses persalinan,
dengan perlindungan 10th. Perbendaan dari jenis IUD yang lain adalah inserter yang
berukuran lebih panjang. Ini dimaksudkan untuk mengurangi banyak sentuhan
terhadap alat reproduksi.
12

Disamping itu benang IUD berukuran lebih panjang juga untuk memudahkan
proses pemotongan saat melakukan kontrol. Sehingga IUD akan benar-benar pas
terpasang mengikuti proses pengecilan rahim ke ukuran semula.
Itulah jenis IUD dan gambarnya yang umum digunakan saat ini. Penggunaan
IUD merupakan alat kontrasepsi jangka panjang yang tidak mempengaruhi apapun.
Perlindungan efektif dan tetap memberikan kenyamanan yang tinggi.

C. Keputusan Tentang Harga IUD (Intra Uterine Device)


Karena bisa mencegah kehamilan dalam jangka waktu yang cukup lama, maka
harga pemasangan IUD relatif lebih mahal dari KB suntik dan pil. Perlu diingat bahwa
biaya ini dikeluarkan sekali saja dalam rentang 5 hingga 12 tahun pemakaian. Dari segi
harga, kontrasepsi IUD juga sebenarnya lebih murah, karena Anda hanya perlu
mengeluarkan biaya pada awal pemasangan saja.
Di rumah sakit, harga pemasangan IUD bisa mencapai lebih dari Rp 500.000,
sementara di puskesmas bisa jauh lebih murah bahkan gratis, tergantung kebijakan
pemerintah daerah yang bersangkutan. Harga ini bervariasi tergantung merk, jenis, dan
biaya dokter.
Penggunaan alat kontrasepsi bagi wanita menjadi salah satu hal yang sangat penting
terutama jika ingin menunda kehamilan. Bagi pasangan yang baru dikaruniai anak
mungkin perlu menunda dulu untuk memiliki anak lagi dengan cara melakukan KB.
Metode kontrasepsi sendiri sebenarnya cukup beragam mulai dari mengkonsumsi pil KB,
melakukan suntik secara rutin, hingga sekarang yang populer adalah IUD. Berikut ini
ulasan mengenai harga IUD andalan yang perlu diketahui dan bisa dijadikan referensi
bagi pasangan yang ingin melakukan program penundaan memiliki momongan.
1. IUD Andalan TCu 380 A
Salah satu IUD andalan yang sering digunakan adalah IUD Andalan Tcu 380 A.
IUD ini juga seringkali disebut juga dengan istilah copper T. Alat kontrasepsj ini
terbuat dari polyethelene yang mengandung tembaga di dalamnya. Kandungan
tembaga tersebut bisa mencegah kehamilan secara efektif dan mampu melindungi
hingga 10 tahun dengan 1x pemasangan. Untuk harga IUD andalan ini relatif murah
yaitu kisaran sekitar Rp 50 ribu rupiah.
2. IUD Andalan Silverline Cu 380 Ag
Selain Tcu 380 A, IUD andalan juga memiliki jenis alat kontrasepsi yang tidak
kalah bagus yaitu IUD Andalan Silverline Cu 380 Ag. Pada alat kontrasepsi ini
13

memiliki kandungan inti perak. Harga IUD Andalan Silverline Cu 380 Ag hanya
berkisar sekitar Rp Rp 190 ribu rupiah.
Dengan harga yang cukup terjangkau, kualitas produknya tidak perlu diragukan
lagi. Tekstur lengan yang lentur dan benang dari bahan khusus yang lembut mampu
memberikan kenyamanan bagi yang memakainya dan melindungi hingga 5 tahun.
3. IUD Andalan TCu 380 A PostPartum
Harga IUD Andalan yang satu ini cukup terjangkau yaitu kisaran sekitar Rp 60
ribu rupiah. IUD jenis ini dipasang pada wanita setelah pasca melahirkan. TCu 380 A
PostPartum memiliki lengan inserter khusus sepanjang 35 cm. Untuk periode
pemasangannya bisa melindungi dan efektif mencegah kehamilan hingga 10 tahun ke
depan.
4. IUD Andalan Sleek Cu 375
IUD Andalan selanjutnya adalah IUD Andalan Sleek Cu 375. Alat kontrasepsi
jenis ini sangat cocok dipakai untuk wanita yang memiliki rahim pendek. Hal ini
dikarenakan ukurannya yang lebih kecil jika dibandingkan yang lain yaitu sekitar
kurang lebih 3 cm.
Selain itu Sleek Cu 375 juga memiliki ujung lengan yang berbentuk bola
sehingga sangat nyaman dan mudah dipasang. Untuk penggunaannya efektif
melindungi hingga 5 tahun ke depan dengan pemasangan sekali saja. Untuk
mendapatkan alat kontrasepsi ini cukup mengeluarkan biaya sebesar kurang lebih Rp
55 ribu rupiah saja.
5. Alat Kontrasepsi IUD Andalan TCu 380 A Safe Load
Safe load pada IUD berfungsi sebagai alat untuk mempermudah bidan maupun
dokter spesialis kandungan dalam melipat lengan IUD ke dalam inserter. Selain itu
safeload juga akan menjaga dan membuat IUD selalu dalam keadaan steril. Dengan
manfaat yang didapatkan, harga IUD Andalan TCu 380 A Safe Load hanya berkisar
sekitar Rp 31 ribu rupiah dan bisa melindungi hingga 10 tahun ke depan dengan 1x
pemasangan diawal.
6. IUD Andalan Silverline Cu 200 Ag
IUD andalan ini serupa dengan Silverline Cu 380 Ag yaitu alat kontrasepsi yang
memiliki kandungan inti perak. Selain itu juga memiliki lengan yang lentur dan
benang dari bahan khusus yang lembut sehingga membuat pemakainya merasa
nyaman. Seseorang bisa mendapatkan alat kesehatan ini dengan harga kisaran sekitar
14

Rp 145 ribu rupiah dengan jangka waktu perlindungan secara efektif hingga 3 tahun
ke depan.
Nah itulah daftar harga IUD andalan yang perlu diketahui dan bisa dijadikan
referensi. Alat kesehatan tersebut bisa didapatkan di apotek namun hanya boleh
dipasang oleh tenaga medis baik itu dokter spesialis kandungan maupun bidan. Hal ini
dikarenakan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

D. Keputusan Tentang Place dan Distribusi IUD (Intra Uterine Device)


Tempat dalam jasa merupakan gabungan antara lokasi dan keputusan atas saluran
distribusi, dalam hal ini berhubungan dengan bagaimana cara penyampaian jasa
kepada pasien dan di mana lokasi yang strategis. Lokasi berarti berhubungan dengan di
mana RS harus bermarkas dan melakukan operasi. Dalam hal ini ada tiga jenis interaksi
yang mempengaruhi penetapan lokasi yaitu:
1. Pasien mendatangi pemberi jasa; Apabila keadaannya seperti ini, maka lokasi menjadi
sangat penting. Rumah Sakit sebaiknya memilih lokasi yang mudah dijangkau
oleh pasien atau dengan kata lain lokasi haruslah strategis.
2. Pemberi jasa mendatangi pasien; Dalam hal ini lokasi tidak terlalu penting, tetapi
yang harus diperhatikan adalah penyampaian jasa haruslah tetap berkualitas.
3. Pemberi jasa dan pasien tidak bertemu langsung; Dalam hal ini yang harus
diperhatikan adalah peningkatan kemampuan sarana komunikasi dan informasi
Tempat penyaluran IUD ke fasilitas kesehatan Keluarga Berencana seperti Rumah
Sakit pemerintah dan swasta, PUSKESMAS, PUSKESDES / POLIDES, klinik swasta,
serta fasilitas pelayanan KB lainnya yang teregistrasi sebagai klinik KB melalui PLKB,
PKB.
Penyaluran IUD (Intra Uterine Device) dilaksanakan melalui metode :
1. Pull Distribution System (Request System) :
a. Setiap tempat pelayanan KB mengajukan permintaan IUD ke Dinas Pengendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana yang ditanda tangani oleh PLKB dan
Pimpinan FASKES dengan menyertakan Laporan F/II/KB/13;
b. Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana menganalisis permintaan
IUD dari setiap tempat pelayanan KB dengan memperhatikan catatan tentang
persediaan barang untuk melihat kelayakan permintaan tersebut;
c. Dilakukan analisis kelayakan permintaan IUD dengan memperhatikan jarak
tempuh pengiriman dalam perhitungan ratio perkiraan persediaan barang serta
15

persediaan minimum dan maksimum masing-masing kecamatan agar jumlah


barang yang dikirim cukup untuk memenuhi kebutuhan selama 3 (tiga) bulan dan
efisiensi biaya kirim;
d. Dilakukan pengecakan ketersediaan IUD yang diminta setiap tempat pelayanan
KB tentang jenis dan jumlahnya dengan menggunakan prinsip FIFO;
e. Konfirmasi permintaan IUD segera dilakukan sesuai kondisi ketersediaan;
f. Koordinasi dengan pihak pengirim;dan
g. Konfirmasi bahwa IUD telah dikirim ke tempat pelayanan KB dengan
memberikan identitas pengirimnya.
2. Push Distribution System (Dropping / Non Request System) :
a. Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana menganalisa rencana
kebutuhan masing-masing fasilitas pelayanan KB dengan mempertimbangkan
persediaan pada awal tahun;
b. Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana menyusun rencana
distribusi dengan dasar persediaan awal tahun/ ratio stock serta memperhitungkan
jumlah peserta KB baru dan aktif (PPM PB dan PA);
c. Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana mengeluarkan Surat Bukti
Barang Keluar untuk pengiriman IUD ke fasilitas pelayanan KB / setiap tempat
pelayanan KB;
d. PLKB/PKB membantu mendistribusikan IUD ke fasilitas pelayanan KB; dan
e. Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana mendistribusikan IUD ke
rumah sakit pemerintah dan swasta PUSKESMAS, PUSKESDES / POLIDES,
klinik swasta, serta fasilitas pelayanan KB lainnya yang teregitrasi sebagai klinik
KB melalui PLKB, PKB;
Penyaluran melalui metode Pull Distribution System sebagaimana yang dimaksud
diatas dengan menggunakan rumus perhitungan:
Persediaan Minimum = Rata-rata pengeluaran per bulan x
waktu yang diperlukan x 3
Persediaan Maksimum = Rata-rata pengeluaran per bulan x
waktu yang diperlukan x 24
Jumlah yang dipesan = Persediaan maksimum – stock akhir
Penyaluran melalui metode Push Distribution System sebagaimana yang dimaksud
diatas dengan menggunakan rumus perhitungan:
16

Kemampuan stock = Stock akhir dibagi Rata-rata pengeluaran


per bulan

E. CMR (Costumer Marketing Relationship) IUD (Intra Uterine Device)


Pemerintah terus berupaya meningkatkan penggunaan kontrasepsi IUD.
Diantaranya dengan: 1)Meningkatkan kualitas IUD, 2) Memberikan pelatihan
keterampilan para petugas di klinik, 3)Pembebasan biaya pemasangan IUD pada
keluarga miskin, 4)Senantiasa memberikan informasi yang benar tentang IUD pada
mayarakat baik melalui media cetak dan pelaksanaan elektronik, 5) Pemasangan IUD
pada ibu bersalin setelah plasenta lahir dan kontrol.
Yang tidak kalah penting adalah pemberian konseling para peserta KB. Konseling
merupakan bagian integral yang sangat penting dalam pelayanan Keluarga Berencana.
Dalam pemberian konseling KB dikenal dengan kata kunci SATU TUJU, bidan dapat
menggunakannya sesuai kebutuhan klien. Langkah yang dimaksud adalah sebagai
berikut:
SA : SApa dan SAlam kepada klien .Berikan rasa aman dan nyaman serta terjamin
privasinya.
T : Tanyakan informasi tentang diri klien. Membantu agar klien lebih terbuka tentang
pengalaman berKB, tujuan, kepentingan harapan serta kesehatan.
U : Uraikan kepada klien mengenai pilihannya dan beritahu jenis-jenis KB lain yang
mungkin bisa digunakan.
TU : BanTUlah klien menentukan pilihannya. Membantu berfikir mengenai pilihan
klien sesuai dengan keadaaan dan kebutuhan.
J : Jelaskan secara lengkap bagaimana menggunakan kontrasepsi pilihannya.
U : Perlunya kunjungan Ulang. (Rita Yulifah, 2015).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini yaitu antara lain sebagai berikut :
1. Ada 5 langkah marketing IUD yaitu antara lain, lakukan sinergi dengan mitra-mitra,
pasar potensial Anda adalah institusi, jadi berikanlah edukasi dan solusi, jelaskan
bahwa pembelian produk alat kesehatan itu adalah sebuah investasi, promosi tak
harus melalui media massif dan lakukan layanan kustomasi.
2. Pemakaian KB Spiral IUD juga tergolong ekonomis dibandingkan alat kontrasepsi
lainnya. Cukup sekali pemasangan, yang hanya dapat dilakukan oleh bidan dan dokter
kandungan, Sahabat langsung terlindungi dari kehamilan yang tidak terencana.
Sahabat tidak perlu mengeluarkan uang lebih banyak karena manfaat KB Spiral
nonhormonal yang dimilik Andalan ini efektif dalam waktu jangka panjang, bahkan
Sahabat bisa memilih waktu perlindungan yang diinginkan, dari 3, 5 hingga 10 tahun.
3. Karena bisa mencegah kehamilan dalam jangka waktu yang cukup lama, maka harga
pemasangan IUD relatif lebih mahal dari KB suntik dan pil. Perlu diingat bahwa biaya
ini dikeluarkan sekali saja dalam rentang 5 hingga 12 tahun pemakaian. Dari segi
harga, kontrasepsi IUD juga sebenarnya lebih murah, karena Anda hanya perlu
mengeluarkan biaya pada awal pemasangan saja. Di rumah sakit, harga pemasangan
IUD bisa mencapai lebih dari Rp 500.000, sementara di puskesmas bisa jauh lebih
murah bahkan gratis, tergantung kebijakan pemerintah daerah yang bersangkutan.
Harga ini bervariasi tergantung merk, jenis, dan biaya dokter.
4. Tempat penyaluran IUD ke fasilitas kesehatan Keluarga Berencana seperti Rumah
Sakit pemerintah dan swasta, PUSKESMAS, PUSKESDES / POLIDES, klinik
swasta, serta fasilitas pelayanan KB lainnya yang teregistrasi sebagai klinik KB
melalui PLKB, PKB. Penyaluran IUD (Intra Uterine Device) dilaksanakan melalui
metode : a. Pull Distribution System (Request System) dan Push Distribution System
(Dropping / Non Request System).
5. Pemerintah terus berupaya meningkatkan penggunaan kontrasepsi IUD. Diantaranya
dengan: 1)Meningkatkan kualitas IUD, 2) Memberikan pelatihan keterampilan para
petugas di klinik, 3)Pembebasan biaya pemasangan IUD pada keluarga miskin,
4)Senantiasa memberikan informasi yang benar tentang IUD pada mayarakat baik

17
18

melalui media cetak dan pelaksanaan elektronik, 5) Pemasangan IUD pada ibu
bersalin setelah plasenta lahir dan kontrol.

B. Saran
1. Bagi Penyusun (Mahasiswa)
Diharapkan agar penyusun (mahasiswa) dapat memahami isi makalah tentang
IUD (Intra Uterine Device).
2. Bagi Pembaca
Diharapkan agar pembaca memberikan saran dan kritikan yang sifatnya
membangun setelah makalah ini dibacakan.
DAFTAR PUSTAKA

Rita Yulifah, Tri Johan Agus Yuswanto (2015).Komunikasi dalam Praktik Kebidanan Edisi
2.Jakarta.Penerbit Salemba Medika

Your Life. IntrauterineDevice. Tersedia di https://www.your-life.com/en/contraception-


methods/long-acting-contraception/intrauterine-device/. Terakhir diakses: Agustus
2018 dengan perubahan.

https://www.nhs.uk/conditions/contraception/iud-coil/

https://www.webmd.com/sex/birth-control/iud-intrauterine-device#1

https://www.webmd.com/sex/birth-control/emergency-contraception#2

Anda mungkin juga menyukai