Oleh :
Prodi S1 Gizi
2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji Tuhan, terima kasih Kami ucapkan atas bantuan Tuhan yang telah
mempermudah dalam pembuatan laporan ini, hingga akhirnya terselesaikan tepat
waktu. Tanpa bantuan dari Tuhan, Saya bukanlah siapa-siapa. Selain itu, Saya juga
ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Weni Hastuti .S.Kep.,M.Kes., selaku Rektor ITS PKU Muhammadiyah
Surakarta
2. Tuti Rahmawati S.Gz., M.Si., selaku Ketua Program Studi S1 Gizi ITS
PKU Muhammadiyah Surakarta
3. Dewi Pertiwi DK, S.Gz., M.Gizi., selaku pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan selama proses
penyusunan laporan
4. Ibu Ari Murwani, AMG., selaku ahli gizi Puskesmas Gambir Sari yang
telah memberikan bimbingan dan arahan selama pengukuran balita di
Posyanu Ngudi Waras
5. Pihak – pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari kata
sempurna ,untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan laporan praktikum ini
Harap penulis semoga laporan ini nantinya akan bermanfaat bagi pembaca yang
budiman
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB V . KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 13
v
DAFTAR TABEL
vi
LAMPIRAN
NGUNDI WARAS
LAMPIRAN 2 . DOKUMENTASI
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Status gizi balita dapat dinilai dari 3 indeks , yaitu Berat Badan Menurut
Umur (BB/U), Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U), dan Berat Badan
Menurut Tiggi Badan (BB/TB)
Faktor penyebab yang mempengaruhi status gizi balita ada tiga menurut
UNICEF yaitu penyebab langsung, penyebab tidak langsung, dan penyebab
mendasar. Gizi buruk dapat terjadi karena dua sebab, yaitu asupan gizi yang
kurang dan infeksi penyakit. Asupan gizi yang kurang dapat disebabkan oleh
kurangnya jumlah asupan yang dikonsumsi atau makanan yang dikonsumsi
tidak memenuhi gizi yang diperlukan. Pada infeksi yang terjadi bisa saja
terjadi karena rusaknya fungsi organ sehingga tubuh tidak bisa menyerap zat
gizi pada makanan dengan baik (Chikhungu et al., 2014).
2
gizi buruk adalah terjadinya krisis ekonomi, politik dan sosial termasuk
bencana alam yang berpengaruh terhadap sumber pangan, pola asuh keluarga
dan pelayanan kesehatan sanitasi yang memadai yang pada akhirnya akan
mempengaruhi status gizi balita (Santoso dkk, 2013).
Pada prinsipnya, penilaian status gizi pada balita tidak jauh beda dengan
penilaian status gizi pada periode kehidupan yang lainnya. Pemeriksaan pada
periode ini harus lebih memperhatikan pada keadaan atau kelaian yang
berkaitan dengan penyakit tertentu(Arisman,2008)
1. Anamnesis
Tentang asupan makanan yang harus mencantumkan pula riwayat
apa saja yang telah dimakan sepanjang hari atau bila perlu semasa
hidup balita tentang bagaimana pengaruh makanan-makanan bagi
tubuh si balita. Anamnesis juga wajib mencantumkan pola konsumsi
obat , karena saja dapat terjadi interaksi anatara obat dengan makanan.
2. Pemeriksaan klinis
Pemeriksaan ini diarahkan untuk mencari kemungkinan adanya
kelaian atau penyakit-penyakit tertenetu yang diderita si balita,
misalnya kemungkinan adanya bintik bitot, xerosis konjungtiva,
anemia, karies, gondok, dan penyakit/kelaian lainnya yang
memungkinkan terjadi.
3. Penilaian antopometri
Penilain ini penting dilakukan karena merupakan indeks utama
yang paling banyak dilakukan pada penilaian status gizi pada semua
pola kehidupan. Pada penilaian ini yang penting dilakukan adalah
penimbangan berat dan pengukuran tinggi badan, dan lingkar kepala
pada balita.
3
4. Uji biokimiawi
Uji biokimiawi dapat dilakukan dengan pemeriksaan kadar
hemoglobin serta asupan darah untuk penyakit tertentu dan juga
pemeriksaan tinja , yaitu occult blood dan telur cacing saja.
4
BAB III
METODE PENGUKURAN
3. Timbangan Dacin
Dacin adalah timbangan yang digunakan untuk menimbang berat
badan balita dengan kapasitas 25 kg , cara penggunaannya adalah :
5
a. Pastikan bahwa tempat untuk menggantung Dacin kokoh/kuat dan
aman.
b. Pasang dacin di tempat yang kuat / kokoh.
c. Sejajarkan dacin dengan mata penimbang.
d. Letakkan bandul geser pada angka nol, batang dacin dikaitkan
pada tali pengaman.
e. Pasang sarung timbang yang kosong pada dacin.
f. Seimbangkan batang dacin dengan kantung penyeimbang (berisi
pasir/kerikil) hingga jarum atas dan bawah dalam posisi sejajar.
g. Sebelum ditimbang, pastikan sepatu, diaper dan hiasan rambut
anak sudah dilepas (pakaian anak minimal).
h. Anak ditimbang, geser bandul sampai jarum timbang tegak lurus.
Untuk mempercepat proses penimbangan, berat badan bulan lalu
anak bisa ditanyakan.
i. Catat hasil penimbangan, kembalikan bandul geser ke angka nol.
Kaitkan batang dacin pada tali pengaman, kemudian anak
diturunkan.
6
BAB IV
A. Hasil Pengukuran
Pengukuran dilakukan di Posyandu Ngudi Waras dengan jumlah
responden 41 balita yang terdiri dari 21 balita laki-laki dan 20 balita
perempuan.
1. Jenis Kelamin Balita
Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin pada
balita di Posyandu Ngudi Waras
Jenis Kelamin Jumlah Presentase
Laki-laki 21 51,21%
Perempuan 20 48,78%
Total 41 100%
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa jumlah responden
sebagian besar yaitu berjenis kelamin laki-laki sebanyak 21
(51,21%) balita.
2. Status Gizi Balita Menurut BB/U
Tabel 2. Distribusi frekuensi berdasarkan status gizi balita di
Posyandu Ngudi Waras dengan distribusi responden berdasarkan
Z-Score menurut (BB/U)
Status Gizi Jumlah Presentase
Gizi Kurang 3 7,31%
Gizi Baik 37 90,24%
Gizi lebih 1 2,43%
Total 41 100%
7
3. Status Gizi Balita Menurut TB/U
Tabel 3. Distribusi frekuensi berdasarkan status gizi balita di
Posyandu Ngudi Waras dengan distribusi responden berdasarkan
Z-Score menurut (TB/U)
8
Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa jumlah responden
sebagian besar berstatus gizi normal yaitu 36 (87,8%.) dapat
diketahui bahwa balita di Posyandu Ngudi Waras paling banyak
yang berstatus gizi Normal
Kurus 2 4,87%
Normal 34 82,92%
Gemuk 5 12,19%
Total 41 100%
B. Pembahasan
Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia.
Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan
dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi
tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Antropometri secara
umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan
energi. Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik
dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam
tubuh. (Supariasa, 2002)
9
a. Berat Badan Menurut Umur ( BB/U )
10
c. Berat Badan Menurut Tinggi Badan ( BB/TB )
11
mempunyai orang tua yang obes akan meningkatkan resiko
terjadinya kelebihan berat badan pada anak. Anak yang mempunyai
salah satu orang tua yang obesitas, kemungkinan 40 % untuk
menjadi kelebihan berat badan. Jika kedua orang tuanya obes,
kemudian meningkat sampai 70 %. Perlu diketahui bahwa anak
yang pendek pun dapat mengalami kelebihan berat badan atau
obesitas. (Anggraeni, 2012). Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui
bahwa jumlah responden yang status gizinya kurus sebanyak 2
balita dengan presentase 4,87%. Sedangkan jumlah responden yang
status gizinya normal sebanyak 34 balita dengan presentase 82,92%.
Danjumlah responden yang status gizinya gemuk sebanyak 5 balita
dengan presentase 12,19%. Sehingga dapat diketahui bahwa balita
di Posyandu Ngudi paling banyak status gizinya normal.
12
BAB V
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan di Posyandu Ngudi
Waras mengenai penilaian status gizi balita maka dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Berdasarkan data distribusi jenis kelamin dapat disimpulkan bahwa
jumlah responden laki-laki sebanyak 21 (51,21%.), jumlah responden
perempuan sebanyak 20 ( 48,78%.) balita
2. Berdasarkan data penghitungan status gizi BB/U dapat disimpulkan
bahwa jumlah responden yang status gizinya kurang sebanyak 3
(7,31%.) balita, jumlah responden yang status gizinya baik sebanyak
37 (90,24%.) balita ,jumlah responden yang status gizinya lebih
sebanyak 1 (2,43%.)
3. Berdasarkan penghitungan status gizi TB/U dapat disimpulkan
bahwa jumlah responden yang termasuk kategori status gizi sangat
pendek sebanyak 2 (4,87%.) balita ,jumlah responden yang status
gizi pendek sebanyak 7 (17,07%.) balita ,jumlah responden yang status
gizi normal sebanyak 30 (73,17%) balita , jumlah responden yang
status gizinya tinggi sebanyak 2 (4,87%.) balita .
4. Berdasarkan penghitungan BB/TB dapat disimpulkan bahwa jumlah
responden yang status gizinya sangat kurus sebanyak 1 (2,43%.) balita,
jumlah responden yang status gizinya normal sebanyak 36 (87,8%)
balita .jumlah responden yang status gizinya gemuk sebanyak 4
(9,75%)balita .
5. Berdasarkan data penghitungan IMT/U dapat diketahui bahwa jumlah
responden yang status gizinya kurus sebanyak 2 (4,87%)balita .jumlah
13
responden yang status gizinya normal sebanyak 34 (82,92%).jumlah
responden yang status gizinya gemuk sebanyak 5 (12,19%) balita .
B. Saran
Diharapkan kepada orang tua balita agar dapat melakukan
pengukuran antropometri secara berkala di Posyandu, supaya dapat
memantau pertumbuhan dan perkembangan anak. Petugas posyandu atau
kader kesehatan diharapkan pula lebih teliti dan berhati-hati dalam
menentukan umur balita, mengukur dan menentukan status gizi balita.
14
DAFTAR PUSTAKA
15
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
16
23. Hiskia L 41 11,4 94 -2,11 Gizi kurang
24. Dafasya L 43 12,5 87 -1,42 Gizi baik
25. Roni Tri L 47 18 98 0,81 Gizi baik
26. Giandra L 50 14,2 98 -1,25 Gizi baik
27. Naura Chaira P 41 12,5 90 -1,27 Gizi baik
28. Seano L 49 17 106 0,21 Gizi baik
29. Ade Laro L 50 14 99 -1,35 Gizi baik
30. Anisa P 52 14,4 94 -1,09 Gizi baik
31. Sherin M P 43 10,2 94 -2,47 Gizi kurang
32. Prasista P 23 9,3 80 -1,53 Gizi baik
33. Afaf Afian L 22 12,9 88 0,78 Gizi baik
34. Yanuar Tri L 22 11,3 84 -0,38 Gizi baik
35. Radika Dalau L 27 14 80 0,81 Gizi baik
36. Bintar A L 19 10,7 83 -0,36 Gizi baik
37. Kenan Adi M L 17 9,7 74 -0,9 Gizi baik
38. Azka Dzaky L 28 9,2 74 -2,64 Gizi kurang
39. Ayra P 16 9,1 73 -0,63 Gizi baik
40. Theresia P 1 4,4 50 0,33 Gizi baik
41. Devano Danafi L 1 5,6 59 1,83 Gizi baik
17
Lanjutan...
18
26. Giandra -1,5 Normal -0,54 Normal -0,43 Normal
27. Naura Chaira -2,1 Pendek -0,08 Normal 0,08 Normal
28. Seano 0,9 Normal -0,13 Normal -0,15 Normal
29. Ade Laro -1,2 Normal -0,84 Normal -0,85 Normal
30. Anisa -2,5 Pendek 0,72 Normal 0,68 Normal
31. Sherin M -1,3 Normal -3,79 Sangat -2,6 Kurus
kurus
32. Prasista -1,7 Normal -1,5 Normal -0,72 Normal
33. Afaf Afian 0,6 Normal 0,45 Normal 0,6 Normal
34. Yanuar Tri -0,6 Norlmal 0,11 Normal 0,15 Normal
35. Radika Dalau -3 Pendek 3,7 Gemuk 4,59 Gemuk
36. Bintar A -0,07 Normal -0,5 Normal -0,47 Normal
37. Kenan Adi M -2,7 Pendek 0,42 Normal 1,07 Normal
38. Azka Dzaky -4,9 Sangat -0,28 Normal 0,69 Normal
pendek
39. Ayra -2 Normal 0,16 Normal 0,78 Normal
40. Theresia -1,85 Normal 3,3 Gemuk 2,14 Gemuk
41. Devano Danafi 2,15 Tinggi 0,25 Normal 1,91 Normal
19
LAMPIRAN 2. DOKUMENTASI
Injak menggunakan
Microtoa
20