DISUSUN OLEH :
SITI SARAH CITRA HATI (11194992110033)
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus asuhan
kebidanan pada akhir stase yang berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil G1 P0 A0
Usia Kehamilan 18 Minggu, Janin Tunggal, Hidup, Intra Uterin Dengan KEK (Kurang
Energi Kronik) Di Puskesmas Kelayan Timur” tepat pada waktunya. Dalam penulisan
laporan kasus ini saya menyadari bahwa tidak lepas dari kesalahan dan kekurangan,
namun berkat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak, laporan kasus asuhan
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang tulus
kepada berbagai pihak yang memberikan bantuan dalam bentuk pemahaman, bimbingan,
dukungan serta motivasi yang tiada henti sampai dengan laporan kasus ini dapat
1. Hj. Jumilah SSi.T selaku preseptor klinik lahan Puskesmas Kelayan Timur.
3. Istiqamah, SST., M.Kes. selaku dosen penguji Program Studi Pendidikan Profesi
Semoga kebaikan yang diberikan ibu mendapatkan Ridho dari Allah SWT. Penulis
menyadari dalam penyusunan laporan kasus ini masih banyak kekurangan, sehingga
dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
guna penyempurnaan laporan kasus ini sebagai salah satu bentuk evaluasi ujian akhir stase
iv
DAFTAR ISI
Halaman
C. Tujuan ........................................................................................ 6
1. Umum………………………………………………. 6
2. Khusus……………………………………………… 6
D. Manfaat ....................................................................................... 7
A. Pengertian .................................................................................. 8
F. Komplikasi .................................................................................. 28
v
BAB III TINJAUAN KASUS ................................................................ 41
D. Penatalaksanaan .......................................................................... 48
A. Kesimpulan ................................................................................ 60
B. Saran .......................................................................................... 61
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa kehamilan merupakan periode kritis tumbuh kembang manusia yang singkat
(window of opportunity) yang merupakan awal titik pijak dari 1000 Hari Pertama
Kehidupan yang harus di optimalkan untuk perkembangan sel-sel otak manusia. Ketika
ibu hamil status gizinya kurang dan mengalami anemia maka akan mempengaruhi
pertumbuhan, pembentukan, dan perkembangan janin menjadi kurang optimal. Hal ini
akan berdampak cacat bawaan pada bayi dan kematian bayi karena BBLR menurut Dewi,
Pujiastuti dan Fajar, 2013 dalam Roifah, Razak, & Suwita (2019). Salah satu dampak
jangka panjangnya adalah balita atau batita yang dilahirkan akan mengalami stunting, dan
memiliki tingkat kecerdasan yang tidak optimal, menjadi lebih rentan terhadap penyakit
Kekurangan gizi yang terjadi di masa ini akan menimbulkan kerusakan awal pada
kesehatan, perkembangan otak, kecerdasan, kemampuan sekolah dan daya produksi yang
bersifat menetap, tidak dapat diperbaiki. Jika janin mengalami kekurangan gizi, maka
anaknya kelak pada usia dewasa akan beresiko lebih tinggi untuk menderita penyakit
tidak mengalami kekurangan gizi. Sehingga gizi seimbang ibu hamil yang baik adalah
faktor penting yang mempengaruhi kesehatan ibu dan anak. Ibu hamil bukan hanya harus
dapat memenuhi kebutuhan zat gizi untuk dirinya sendiri, melainkan juga untuk janin yang
1
2
Makanan yang dibutuhkan secara umum mengandung kalori, protein, vitamin, dan
mineral, serat, serta air yang cukup. Ibu hamil yang cukup makannya akan mendapatkan
kenaikan berat badan cukup baik. Kenaikan berat badan rata-rata selama hamil adalah 9-
13,5 kg. Kenaikan berat badan ini terjadi terutama dalam kehamilan 20 minggu terakhir.
Kenaikan berat badan trimester III minimal 0,5 kg per minggu. Bila kenaikan berat badan
kurang dari 9 kg atau lebih dari 13,5 kg harus dilakukan pemantauan yang cermat. Pada
dasarnya menu makanan untuk ibu hamil, tidak banyak berbeda dari menu sebelum hamil.
Oleh karena itu, diharapkan tidak ada kesulitan dalam pengaturan menu selama hamil.
Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang
sedang dikandung. Bila status gizi ibu normal pada masa sebelum dan selama hamil
kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan dan berat badan
normal. Dengan kata lain kualitas bayi yang dilahirkan sangat tergantung pada keadaan
gizi ibu sebelum dan selama hamil. Sementara kurangnya asupan zat gizi makro
(karbohidrat, protein dan lemak) maupun zat gizi mikro (asam folat, zat besi, seng,
kalsium, iodium, dan lain – lain) dapat menimbulkan masalah gizi dan kesehatan pada ibu
dan bayinya.
Pemenuhan status gizi pada seribu hari pertama kehidupan mulai dari masa
kehamilan sampai dengan anak berusia dua tahun merupakan hal penting dalam
menentukan derajat kesehatan manusia. Jika pemenuhan gizi adekuat pada periode ini,
maka akan menghindari resiko stunting, KEK (Kekurangan Energi Kronik), anemia
sampai pada retardasi mental pada anak. Namun sampai saat ini masih banyak ibu hamil
yang mengalami masalah gizi khususnya gizi kurang seperti kekurangan energi kronis
(KEK) dan anemia. Ibu hamil yang menderita KEK dan anemia mempunyai resiko
kesakitan yang lebih besar terutama pada trimester III kehamilan. Akibatnya mempunyai
resiko keguguran, melahirkan bayi dengan BBLR, kematian ibu, pendarahan saat
3
persalinan, pasca persalinan sulit karena lemah dan mudah mengalami gangguan
Keberhasilan kesehatan ibu hamil dapat dilihat dari indikator Angka Kematian Ibu
(AKI) yang meliputi jumlah kematian ibu selama kehamilan, persalinan, dan nifas.
Dikutip dari artikel surat kabar online Kompas.com bahwa berdasarkan data pada 2018 –
2019, angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi, yakni 305 per 100.000 kelahiran
hidup (Jaya, 2019). Sedangkan menurut Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan,
Angka Kematian Ibu di Provinsi Kalimantan Selatan sendiri cenderung mengalami naik
turun capaian selama empat tahun terakhir dan pada tahun 2019 berjumlah 92 per 100.000
kelahiran hidup (Dinkes, 2019). Tingginya angka kematian ibu di Indonesia masih
langsung dapat bersifat medik. maupun non medik. Faktor non medik diantaranya keadaan
kesejahteraan ekonomi keluarga, pendidikan ibu, lingkungan hidup dan perilaku. Faktor-
faktor trsebut akan mempengaruhi status kesehatan ibu, dimana status kesehatan ibu
merupakan faktor penting penyebab kematian ibu. Kematian ibu di Indonesia secara
umum disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, penyebab obstetri langsung meliputi
langsung yaitu adanya permasalahan nutrisi meliputi anemia pada ibu hamil
40%.Kekurangan energi kronis 37%, serta ibu hamil dengan konsumsi energi dibawah
kebutuhan minimal 44,2%, menurut data dari Depkes RI, (2018) dalam Wasfaedy (2020).
organisasi kesehatan dunia (WHO) melaporkan bahwa prevalensi KEK dan anemia pada
kehamilan secara global 35-75% dimana secara bermakna tinggi pada trimester ketiga
dibandingkan dengan trimester pertama dan kedua kehamilan. WHO juga mencatat 40%
kematian ibu di negara berkembang berkaitan dengan KEK dan anemia dengan prevalensi
4
terbanyak dari kasus tersebut karena ibu Kurang Energi Kronis (KEK) yang dapat
menyebabkan status gizinya berkurang. Pada tujuan SDGs 2015-2030 target nasional ibu
hamil KEK adalah 5% sehingga target ibu hamil non KEK adalah 95% (Kemenkes RI,
2015) dalam (Fitrianingtyas et al., 2018)). Sedangkan hasil Riset Kesehatan Dasar tahun
2013 prevalensi KEK wanita hamil umur 15-49 tahun adalah 24,2%. Hasil tersebut
menunjukan bahwa prevalensi risiko KEK pada ibu hamil masih tinggi. hamil non KEK
adalah 95% menurut Kemenkes RI, 2015 dalam (Fitrianingtyas et al., 2018). Prevalensi
KEK pada ibu hamil di Indonesia juga tergolong tinggi yaitu sebesar 17,3% (Kemenkes
RI, 2018). Sdangkan Prevelensi anemia di Indonesia sebesar 37,1% pada tahun 2016, dan
meningkat pada tahun 2018 sebesar 48,9% menurut Kemenkes RI, 2018 dalam (Roifah et
al., 2019).
Berdasarkan sumber data laporan rutin tahun 2020 (Kemenkes, 2021) yang
terkumpul dari 34 provinsi menunjukkan dari 4.656.382 ibu hamil yang diukur lingkar
lengan atasnya (LiLA), diketahui sekitar 451.350 ibu hamil memiliki LilA < 23,5 cm
(mengalami risiko KEK). Dari perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa persentase
ibu hamil dengan risiko KEK tahun 2020 adalah sebesar 9,7%, sementara target tahun
2020 adalah 16% dan provinsi Kalimantan Selatan berada pada angka 14,0 % dibawah
target nasional. Kondisi tersebut menggambarkan bahwa pencapaian target ibu hamil
KEK tahun ini telah melampaui target Renstra Kemenkes tahun 2020. Data ini diambil
per tanggal 20 Januari 2021. Jika capaian tersebut dibandingkan dengan ambang batas
menurut WHO, maka persentase bumil KEK di Indonesia termasuk masalah kesehatan
masyarakat kategori ringan (< 10 %). Namun demikian, tetap kasus ibu hamil dengan
KEK adalah tetap menjadi perhatian dan tugas bersama dari tenaga kesehatan dan semua
Kasus kehamilan dengan KEK dan anemia ditemukan juga di lahan praktek profesi
kebidanan penulis, tepatmya di pusksemas Kelayan Timur, kota Banjarmasin. Data dari
bidan pengelola program KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) dan instalasi gizi, didapatkan
bahwa sasaran ibu hamil di tahun 2020 adalah 536, dengan pencapaian K1 adalah 408 ibu
hamil, dan yang terdeteksi KEK pada K1 terdata 101 ibu hamil dan anemia sejumlah 16
ibu hamil. Hal ini mengindikasikan bahwa sekitar 24,8 persen ibu hamil tahun 2020 telah
terdeteksi KEK (komunikasi pribadi, Juni 4, 2021) dan 3,9 persen terdeteksi anemia di
Puskesmas Kelayan Timur (komunikasi pribadi, Juni 9, 2021). Hal ini mendorong penulis
untuk mengkaji kasus pasien dengan KEK dan anemia ini lebih dalam sesuai dengan
tinjauan pustaka untuk mengkaji perbandingan kasus dengan literatur- literatur yang sudah
penatalaksanaan yang tepat pada kasus ibu hamil dengan KEK dan anemia.
B. Rumusan Masalah
asuhan kebidanan?
sudah ada?
6
C. Tujuan
1. Tujuan umum.
penatalaksanaan.kasus .
2. Tujuan khusus.
a. Mampu melakukan pengkajian data pada ibu hamil dengan Kekurangan Energi
c. Mampu merencanakan asuhan kebidanan yang akan dilakukan pada ibu hamil
Timur.
e. Mampu melakukan evaluasi hasil pelaksanaan tindakan pada ibu hamil dengan
kebidanan ibu hamil dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK) dan anemia di
Kelayan Timur.
7
D. Manfaat
1. Penulis
diberikan kepada pasien ibu hamil dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK).dan
2. Institusi pendidikan
pengetahuan tentang asuhan kebidanan ibu hamil dengan Kekurangan Energi Kronis
3. Lahan praktik
Dapat memberikan masukan pada lahan praktek khususnya puskesmas dalam rangka
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, khususnya asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan
4. Ruang lingkup
Asuhan kebidanan ini ditujukan pada Ny. H. G1P0A0 usia kehamilan 18 minggu
dimana kunjungan dilakukan pada tanggal 27 April 2021 pukul 10.00 wita dan
kunjungan kedua tanggal 7 Juni 2021 pukul 09.30 di Puskesmas Kelayan Timur.
Asuhan yang akan diberikan pada Ny. H dimulai dari asuhan kebidanan dengan
memberi pendidikan kesehatan tentang ibu hamil dengan Kekurangan Energi Kronis
dan anemia dan memberi pendidikan tentang gizi Ibu hamil, makanan tambahan dan
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
1. Kehamilan
dimana terjadinya konsepsi oleh sperma dan ovum (sel telur) sampai lahirnya janin.
Kehamilan normal berlangsung selama 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)
dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi menjadi tiga trimester,
kebutuhan ksusus yang harus dipenuhi. Kebutuhan fisik ibu hamil yang harus
dipenuhi tidak sama dengan ketika sebelum hamil, karena ibu hamil harus
atau tidaknya kebutuhan fisik pada ibu hamil ini sangat menentukan kualitas
diperlukan zat gizi dalam jumlah yang lebih besar dari pada sebelum hamil. Pada
8
9
ibu hamil akan mengalami BB bertambah, penambahan BB bisa diukur dari IMT
(Indeks Masa Tubuh) / BMI (Body Mass Index) sebelum hamil. IMT dihitung
dengan cara BB sebelum hamil dalam kg dibagi (TB dlm m)2misalnya : seorang
perempuan hamil BB sebelum hamil 50 kg,TB 150 cm maka IMT 50/(1,5)2= 22.22
(termasuk normal).
Tabel 2.1 Kenaikan BB Wanita Hamil Berdasarkan BMI Atau IMT Sebelum Hamil
dibawah ini.
Tabel 2.2 Kebutuhan Makanan Sehari-Hari Ibu Tidak Hamil, Ibu Hamil Dan
Ibu Menyusui.
Pengaturan pola makan yang baik sangat diperlukan dengan menu gizi
seimbang dan porsi isi piring tepat. Sesuai anjuran (Kemenkes, 2016) bahwa ibu
hamil wajib mengatur isi piring dengan porsi 1/3 bagian makanan pokok atau
karbohidrat, 1/6 bagian lauk pauk yang terdiri protein hewani dan nabati, 1/3
bagian sayuran dan 1/6 bagian buah-buahan. Dan penuhi kebutuhan hidrasi
kedua harus menjadi perhatian, besar kemungkinan ada hal yang tidak wajar
b. Personal hygiene
disamping itu menjaga kebersihan badan juga dapat untuk mendapatkan rasa
Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menjaga kebersihan badan
adalah dengan mandi minmal dua kali dalam sehari atau sesuai kebutuhan.
Air yang digunakan sebaiknya tidak teralu dingin atau terlalu panas.
Kebersihan akan terjaga terutama di lipatan kulit (ketiak, bawah buah dada,
dan daerah genitalia. Selain itu, vulva dan vagina juga harus dijaga dengan
dibersihkan setiap mandi, setelah BAB atau BAK, dengan cara dibersihkan
maka akan menjadi pemicu munculnya kuman dan bakteri yang menjadi
penyebab masalah di daerah vagina seperti keputihan yang gatal dan berbau.
Untuk menghindari hal ini terjadi, gantilah pakaian termasuk celana dalam
minimal 2 kali sehari atau lebih sering jika dirasakan terasa lembab atau
basah.
Menurut (Tyastuti, 2016) pada ibu hamil sering terjadi obstipasi atau
sembelit saat buang air besar yang disebabkan oleh kurangnya gerak badan,
mual muntah pada hamil muda yang menyebabkan kurang makan, dan
tersebut dapat dikurangi dengan minum banyak air putih 8 sampai dengan
12 gelas sehari, gerak badan yang cukup, makan makanan yang berserat
hormonal, daerah kewanitaan menjadi lebih basah dan bila kurang menjaga
ibu hamil mengeluh gatal dan keputihan. Rasa gatal bisa mengganggu,
sehingga kadang bisa digaruk dan menyebabkan saat berkemih sering ada
d. Seksual
seksual. Seperti yang dikutip dari (Nurul, Yasi, & Siti, 2014) banyak ibu
kemungkinan kepala bayi akan cedera oleh penis atau alat kelamin pria.
seksual wajib ditunda dulu pada kehamilan trimester satu apabila terjadi
keram perut, keluar flek darah dan terdapat gejala infeksi di alat kelamin.
dapat mengatur kedalaman penetrasi penis, juga dapat melindungi perut dan
payudara.
Ibu hamil wajib mengatur pola tidur dan istirahat yang cukup untuk
membuat tekanan darah stabil, serta membuat fikiran menjadi lebih nyaman
dan positif. Tidur malam hari dianjurkan 7-8 jam dan istirahat siang hari
f. Kebutuhan psikologis
membuktikan bahwa wanita dalam keadaan hamil. Respon ibu akan berbeda-
beda, sikap ambivalent sering dialami pada ibu hamil. Kadamg- kadang ibu
merasa senang dan bahagia karena akan segera menjadi ibu dan orangtua, tetapi
13
tidak sedikit juga ibu hamil merasa sedih dan bahkan kecewa karena timbulnya
merasa sehat, karena tubuh sudah mulai mampu beradaptasi dengan segala
dukungan dari suami dan anggota keluarga lainnya. Suami tidak hanya
Seorang istri yang merasa bahagia selama hamil, akan lebih bersemangat dan
akhirnya memiliki tenaga yang kuat untuk menjalani masa kehamilan sampai
Selain itu dukungan dari anggota keluarga lain diperlukan seperti dari
mertua, orangtua ibu sebagai calon kakek dan nenek bayi yang ada di dalam
cucu tergantung dengan banyak faktor diantaranya keinginan kakek dan nenek
untuk terlibat, kedekatan hubungan kakek dan nenek, serta peran kakek dan
perawatan kehamilan dan bayi. Ibu hamil akan selalu teringat ketika ibunya
dulu merawat dirinya dan menjadi suatu hal yang patut ditiru. Nenek dari ibu
Sesuai standar asuhan maka ibu hamil begitu diketahu hamil disarankan
dari asuhan antenatal adalah pendidikan dan promosi kesehatan serta upaya
deteksi, sehingga begitu ada kelainan segera ditemukan dan dilakukan upaya
JICA, 2020) jadwal kunjungan ANC adalah dua kali pada trimester I, satu
kali pada trimester II, dan tiga kali setiap minggu pada trisemester III.
Sedangkan menurut WHO, program antenatal care pada tahun 2002 yaitu
minggu, ketiga pada umur kehamilan ± 32 minggu dan keempat pada umur
pada ibu. Delapan kali kunjungan antenatal care ditetapkan berdasarkan riset
Berikut tabel perbedaan progam antenatal care WHO Tahun 2002 dan 2016.
15
Mengutip panduan ANC dari WHO tahun 2016, tujuan ANC adalah
minimal 8 kali kunjungan pelayanan antenatal yaitu pada usia kehamilan 12,
Pengukuran tinggi badan cukup satu kali, bila tinggi badan ≤145 cm,
skrining atau deteksi dini ibu resiko tinggi menurut kartu skor “Poedji
16
badan di ukur setiap kali setiap kali melakukan pemeriksaan. Sejak bulan
BMI berdasarkan .
Tekanan darah normal 120/80 mmHg. Bila tekanan darah lebih besar
atau sama dengan 140/90 mmHg, ada faktor resiko hipertensi (tekanan
kehamilan.
Bila < 23,5cm menunjukkan ibu hamil menderita Kurang Energi Kronis
fundus adalah:
jantung janin
Apabila trimester III bagian bawah janin bukan kepala atau kepala
masalah lain. Bila denyut jantung janin kurang dari 120 kali/menit atau
lebih dari 160 kali/ menit menunjukkan ada tanda gawat janin, segera
lakukan perujukan.
sesuai anjuran petugas kesehatan untuk mencegah tetanus pada Ibu dan
Bayi.
Imunisasi
Selang Waktu Minimal Lama Perlindungan
TT
TT1 Langkah awal pembentukan kekebalan
tubuh terhadap penyakit Tetanus
TT2 1 bulan setelah TT1 3 tahun
TT3 6 Bulan setelah TT2 5 tahun
Ibu hamil sejak awal kehamilan minum 1 tablet tambah darah setiap hari
jam tidur untuk mengurangi rasa mual dan menghindari korosif lambung
Penyerapan zat besi akan sangat baik diserap tubuh dengan asupan
8) Tes laboratorium.
bila diperlukan.
menyusu dini (IMD), nifas, perawatan bayi baru lahir, ASI eksklusif,
sudah dijelaskan.
19
Jika ibu mempunyai masalah kesehatan pada saat hamil maka ibu
a. Mual muntah
Mual muntah terjadi pada 50% wanita hamil. Mual kadang-kadang sampai
muntah yang terjadi pada ibu hamil biasanya terjadi pada pagi hari sehingga
disebut morning sickness meskipun bisa juga terjadi pada siang atau sore hari.
Mual muntah ini lebih sering terjadi pada saat lambung dalam keadaan kosong
Sampai saat ini penyebab secara pasti belum dapat dijelaskan namun ada
beberapa anggapan bahwa mual muntah dapat disebabkan oleh beberapa hal
diantaranya :
1) Perubahan hormonal
3) Faktor neurologis
6) Peristaltik lambat
melakukan beberapa hal, pada pagi hari sebelum bangun dari tempat
tidur,makan biskuit atau crackers dan minum segelas air. Ibu hamil juga harus
menghindari makanan pedas dan berbau tajam. Ibu hamil dianjurkan untuk
makan sedikit tapi sering, cara ini dapat mempertahankan kadar gula darah.
Makan 2 jam sekali sedikit-sedikit lebih baik daripada makan tiga kali sehari
20
dalam jumlah banyak. Saat makan jangan lupa minum air, atau diantara waktu
dianjurkan makan permen atau minum manis (minum jus buah) atau minum
susu sebelum tidur atau pada saat bangun tidur dapat mencegah hipoglikemi.
Upayakan mengurangi diet lemak, diet tinggi lemak dapat memperparah mual
muntah, hindari makanan yang digoreng. Saat bangun pagi atau sore hari secara
b. Keputihan / Leukorrea
Ibu hamil sering mengeluh mengeluarkan lendir dari vagina yang lebih
banyak sehingga membuat perasaan tidak nyaman karena celana dalam sering
menjadi basah sehingga harus sering ganti celana dalam. Kejadian keputihan
ini bisa terjadi pada ibu hamil trimester pertama, kedua maupun ketiga.
2) Bersihan alat kelamin dan keringkan setiap sehabis BAB atau BAK
5) Pakai celana dalam yang terbuat dari katun sehingga menyerap keringat
Ibu hamil sering mengeluh sakit kepala, keluhan ini bisa dirasakan ibu hamil
baik trimester I, trimester II maupun trimester III. Faktor yang menjadi penyebab
3) Tidur cukup pada malam hari dan istirahat cukup pada siang hari
Menurut (Ningsih, 2017) KEK adalah akibat dari suatu keadaan akibat
(kronis) sehingga tidak dapat dievaluai dalam waktu singkat. Atau menurut
22
(Fitrianingtyas et al., 2018) Kurang Energi Kronis (KEK) pada wanita hamil
mengakibatkan berbagai gangguan kesehtan pada ibu, yang berdampak pada tidak
sebagai tambahan asupan zat gizi diluar makanan utama dalam bentuk makanan
tambahan pabrikan atau makanan tambahan bahan pangan lokal yang diberikan
minimal selama 90 hari berturut-turut. Produk PMT untuk ibu hamil KEK yang
akan diberikan perlu memperhatikan aspek cita rasa, kepraktisan, daya simpan,
Makanan tambahan (Kemenkes RI, 2015 dan Candradewi, 2015 dalam Unimus
Repository).
PMT Ibu Hamil setiap 100 gram mengandung 520 Kkalori. Tiap sajian PMT
gram lemak. PMT Bumil mengandung 9 macam vitamin (A,B1,B2, B3, B6, B12,
C, D dan E) serta 8 mineral (Asam Folat, Zat Besi, Selenium, Kalsium, Natrium,
Zink, Iodium, dan Fosfor). Ketentuan pemberian PMT Bumil pada kehamilan
trimester I diberikan 2 keping per hari. Pada kehamilan trimester II dan III
diberikan 3 keping per hari. Pemberian PMT Bumil diberikan hingga Ibu hamil
tidak lagi berada dalam kategori kurang energi kronis (KEK) sesuai dengan
23
pemeriksaan lingkar lengan atas (LILA). Apabila berat badan sudah sesuai standar,
B. Etiologi / Penyebab
Penyebab langsung dari kasus kejadian ibu hamil dengan KEK ini tentunya adalah
asupan atau konsumsi gizi yang tidak cukup dan penyakit. Adapun penyebab tidak
langsung diantaranya persediaan makan tidak cukup, pola asuh tidak memadai, kesehatan
lingkungan dan pelayanan kesehatan tidak memadai, kurang pendidikan, pengetahuan dan
angka kejadian KEK pada ibu hamil diantaranya Fitrianingtyas et al., (2018) ditemukan
bahwa faktor yang mempengaruhinya adalah pengetahuan, penyakit infeksi dan ANC
(Ante Natal Care). Dalam Sandra (2018), ditemukan faktor perdisposisi dari KEK adalah
umur, sikap, pengetahuan dan kepercayaan dari ibu hamil. Laila ( 2017) menemukan
bahwa pendapatan keluarga, umur, paritas dan jarak kehamilan cukup mempengaruhi.
Selain itu Andini (2020) memaparkan bahwa selain faktor umur <20 tahun dan >35 tahun,
faktor lain yang mempengaruhi adalah pendidikan rendah, tidak bekerja dan
berpenghasilan rendah.
1. Kebiasaan dan pandangan wanita terhadap makanan. Wanita yang sedang hamil
dan telah berkeluarga biasanya lebih memperhatikan akan gizi anggota keluarga
yang lain. Padahal sebenarnya dirinyalah yang memerlukan perhatian yang serius
dikonsumsi sehari-harinya.
24
3. Pengetahuan zat gizi dalam makanan. Pengetahuan yang dimiliki oleh seorang ibu
terhadap nafsu makannya. Seorang ibu dalam keadaan sakit otomatis akan memiliki
5. Aktifitas dan gerakan seseorang berbeda-beda. Seorang dengan gerak yang aktif
memerlukan energi yang lebih besar daripada mereka yang hanya duduk diam saja.
Maka semakin banyak aktifitas yang dilakukan, energi yang dibutuhkan semakin
banyak.
6. Suhu lingkungan. Adanya perbedaan suhu antara tubuh dengan lingkungan, maka
mau tidak mau tubuh harus menyesuaikan diri demi kelangsungan hidupnya yaitu
tubuh harus melepaskan sebagian panasnya diganti dengan hasil metabolisme tubuh,
makin besar perbedaan antara tubuh dengan lingkungan maka akan makin besar pula
7. Berat badan. Berat badan seorang ibu hamil yang sedang hamil akan menentukan
zat makanan yang diberikan agar kehamilannya dapat berjalan dengan lancar
8. Umur. Semakin muda dan semakin tua umur seorang ibu yang sedang hamil, akan
Ningsih, 2017)
C. Patofisiologi / Mekanisme
Kurang Energi Kronik (KEK) pada ibu hamil dimulai sebelum hamil dari pra
1. Terjadi kompetisi kebutuhan zat gizi antara remaja dengan janin yang
dikandungnya.
3. Organ reproduksi remaja masih dalam proses tumbuh kembang seperti panggul
persalinan.
4. Mental remaja yang belum siap menjadi seorang ibu mengakibatkan pola asuh
Saat hamil, kondisi fisiologis ibu berubah, seperti sel-sel darah merah
janin, termasuk pembentukan kepala dan sel-sel otak, terjadi pada trimester 1. Selama
trimester II dan III, semua fungsi organ janin mengalami pematangan dan penyempurnaan.
Selama masa ini, janin tumbuh sangat cepat, ditandai dengan pertambahan berat badan ibu
yang paling besar. Kekurangan gizi yang terjadi selama ibu hamil trimester II dan III dapat
mengakibatkan pertumbuhan janin terhambat. Oleh karena itu makanan dan minuman ibu
hamil yang dikonsumsi harus dapat memenuhi kebutuhan gizi untuk menjamin kesehatan
Komplikasi
c) Perdarahan Anemia
d) Status gizi Kurang pendidikan,
e) Fisiologis hipervolemia pengetahuan dan keterampilan
BBLR
Penyediaan Koordinasi lintas Monitoring
Konseling gizi
makanan sektor Evaluasi
Kelainan Kongenital
Anemia BBLR
PMT 500 KKal
IUFD
26
27
Pada kasus ibu hamil dengan KEK dapat diketahui dan dikenali dari beberapa
KEK adalah dengan pengukuran LILA (Lingkar Lengan Atas) pada salah satu tangan
yang bukan tangan dominan untuk beraktivitas (Supariasa, Bakrie, dan Fajar, 2012 dalam
Ningsih, 2017).
mempersilahkan ibu berdiri dengan menekuk siku tangan yang tidak dominan (90º),
mengukur pertengahan antara siku dan pangkal lengan bagian atas (akromion) dengan
pita ukur LILA, beri tanda pada pertengahan lengan (pita ukur tetap berada pada posisi
pertengahan tersebut), minta ibu untuk meluruskan lengan dengan tergantung bebas,
melingkarkan pita di bagian tengah lengan atas sebelah kiri (pertengahan siku dengan
pangkal lengan sebelah atas), memasukkan ujung lancip pita ke dalam lubanga garis 0
(titik 0), menarik pita sehingga melingkari lengan (tidak longgar dan tidak ketat). Hasil
mendefinisikan defisiensi energi yang kronik berdasarkan pada indeks masa tubuh (IMT)
orang dewasa. Memiliki IMT kurang dari 18,5 kg/m² merupakan kriteria diagnostik dari
Berat badan pada trimester I / bila bila tidak ada BB sebelum hamil (Kg)
TB (m) x TB (m)
F. Komplikasi
1. Maternal
a. Anemia
Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin dibawah 11g% pada
trimester 1 dan 3 atau kadar <10,5g% pada trimester 2 (Manuaba, 2010 dalam
Ningsih, 2017).
Kadar Hb Kategori
11 gr% Tidak anemia
9-10 gr% Anemia ringan
7-8 gr% Anemia sedang
<7 gr% Anemia berat
Penyebab dari anemia ibu hamil selain dari faktor defisiensi nutriri (defisiensi besi
dan anemia megaloblastic), juga bisa disebabkan infeksi kronik (malaria, TBC,
karena kelainan sumsum tulang kurang mampu membuat sel-sel darah baru /
disebabakan oleh paparan sinar radio aktif pada pasien kemoterapi, penggunaan
antara lain hipervolemia yang terjadi saat kehamilan. Pada wanita hamil saat
volume darah meningkat 1,5 liter. Peningkatan volume tersebut terutama terjadi
peningkatan jumlah eritrosit dalam sirkulasi yaitu 450 ml atau 33%, tetapi tidak
awalnya, volume plasma meningkat pesat dari usia gestasi 6 minggu, kemudian
payudara, otot, ginjal dan kulit. Hipervolemia juga mengurangi efek pengeluaran
terhadap aliran sehingga kerja jantung untuk mendorong darah menjadi lebih
ibu hamil. Kebutuhan ibu hamil akan zat besi sebesar 900 mgr Fe, pada trimester
dan maksimum terjadi pada trimester III dan meningkat sekitar 1000 ml, menurun
sedikit menjelang aterm serta kembali normal 3 bulan setelah partus. Stimulasi
30
Faktor penyebab dari anemia itu sendiri bisa kita gambarkan secara menyeluruh
Faktor Dasar :
a) Sosial ekonomi
(pendapatan perkapita
keluarga)
b) Pengetahuan
c) Pendidikan
d) Perilaku
e) Budaya
Faktor Langsung :
a) Pola konsumsi tablet Fe
b) Penyakit infeksi ANEMIA
c) Perdarahan
d) Status gizi
e) Fisiologis hipervolemia
Faktor Tidak Langsung :
a) Kunjungan ANC
b) Paritas
c) Umur
d) Riwayat kesehatan
Gambar 2.2 Clinical Pathway Anemia Kehamilan
Tanda gejala atau manifestasi klinik yang bisa muncul dari kasus anemia
menurut (Saifuddin, 2009b) adalah Cepat lelah, lesu, mata berkunang, pusing,
gampang pingsan, sesak nafas saat beraktivitas atau berolahraga berat, permukaan
kulit dan wajah pucat, mual muntah lebih hebat dari hamil muda, jantung berdebar
ketuban pecah dini (KPD). Bagi janin diantaranya pertumbuhan janin terhambat,
terjadi kematian intra uteri, berat badan lahir rendah, kelahiran dengan anemia,
dapat terjadi cacat bawaan, bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian
dosis rendah 30 mg pada trimester III ibu hamil non anemik Hb ≥ 11 gr/dl,
sedangkan untuk hamil dengan anemia defisiensi besi dapat diberikan suplemen
sulfat 325 mg 1-2 kali sehari. Untuk yang disebabkan oleh defisiensi asam folat
dapat diberikan asam folat 1 mg/hari atau untuk dosis pencegahan dapat diberikan
0,4 mg/hari. Dan bisa juga diberi vitamin B12 100-200 mcg/hari. Kepandaian
mengkonsumsi buah dan sayur yang mengandung vitamin C pada waktu makan
bisa membuat tubuh terhindar dari anemia. Mengindari makanan yang dapat
menghambat penyerapan zat besi yaitu kopi dan teh. Mengkonsumsi pangan lebih
banyak dan beragam, contoh sayuran warna hijau, kacang – kacangan, protein
hewani, terutama hati. Mengkonsumsi makanan yang kaya akan vitamin C seperti
jeruk, tomat, mangga dan lain – lain yang dapat meningkatkan penyerapan zat besi
(Anonim, 2020).
adalah pemberian kalori 300 kalori/hari dan suplemen besi sebanyak 60 mg/hari,
serta penyuluhan gizi ibu hamil. Hal ini ditujukan apabila pencetus dari anemianya
adalah karena makanan yang dikonsumsi kurang mengandung protein, zat besi,
vitamin B12 dan asam folat. Namun perlu juga dilakukan pemeriksaan penunjang
konsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi seperti telur, susu, hati,
ikan, daging, kacang – kacangan (tahu, oncom, kedelai, kacang hijau, sayuran
berwarna hijau, sayuran berwarna hijau tua (kangkung, bayam) dan buah – buahan
(jeruk, jambu biji dan pisang). Selain itu dibiasakan pula menambahkan substansi
yang mendahulukan penyerapan zat besi sperti vitamin C, air jeruk, daging ayam
dan ikan. Sebaliknya substansi penghambat penyerapan zat besi seperti teh dan
c. Penyakit infeksi
ke dalam tubuh wanita hamil yang kemudian menyebabkan tanda atau gejala
Mikroorganisme meningkat 2 kali lipat pada ibu hamil, bahaya pada ibu hamil
yaitu : dehidrasi, asupan nutrisi yang buruk, dan ketidak seimbangan elektrolit.
Bahaya pada janin di waktu yang akan datang yaitu demam, influenzapneumonia
2. Neonatal
faktor gizi salah satunya. Ibu dengan kekurangan gizi dapat meningkatkan
e. Anemia pada bayi. Anemia terjadi pada bayi premature karena pada bayi
prematur sel darah merah menurun. Kemampuan leokosit masih kurang dan
f. Pada ibu KEK risiko terhadap janin yaitu dapat menyebabkan pertumbuhan
janin terhambat. Bayi dengan pertumbuhan terhambat akan lahir dengan berat
G. Penatalaksanaan Medis
2. Konseling/ edukasigizi. Membantu ibu hamil KEK memperbaiki status gizi melalui
3. Kolaborasi dan koordinasi dengan tenaga kesehatan dan tenaga lintas sektoral
terkait. Jika dalam pelaksanaan intervensi gizi ibu hamil mendapat kendala untuk
gizi ibu hamil KEK dalam melaksanakan praktik pemberian makan ibu hamil.
Indikator monitoring evaluasi adalah kenaikan Berat Badan, perbaikan hasil lab
H. Penatalaksanaan Kebidanan
beberapa tahapan kegiatan yang terintegrasi dengan pelayanan antenatal. Seorang bidan
profesional harus mampu memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan KEK
sesuai dengan tahapan manajemen kebidanan yang terangkum dalam kegiatan sebagai
berikut:
1. Pendataan (Pengkajian)
Pada tahapan ini pendataan dilakukan pada ibu hamil di wilayah kerja yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan atau bidan dibantu oleh masyarakat desa atau kader.
Pengkajian dilakukan secara lengkap sesuai format data subjektif asuhan kebidanan
pada ibu hamil. Meliputi identitas, keluhan, riwayat perkawinan, riwayat haid,
tidur dan istirahat serta pola seksual), dan data psikososial serta spiritual. Sehingga
lengkap didapatkan data subjektif secara menyeluruh untuk mengkaji kondisi pasien.
2. Pelayanan
(BB,TB,LILA). Pelayanan gizi pada ibu hamil mengikuti standar antenatal terpadu
yang meliputi timbang berat badan dan ukur tinggi badan, nilai status gizi (ukur
LILA), memberikan Tablet Tambah Darah (TTD), tatalaksana kasus, dan temu wicara
35
atau konseling. Sedangkan mengukur tekanan darah, mengukur tinggi fundus uteri,
menentukan presentasi janin dan denyut jantung janin, skrining status imunisasi
dilakukan oleh tenaga kesehatan lainnya. Secara rinci pelayanan gizi ibu hamil
a. Penapisan
penyakit.
Normal jika LILA ≥ 23,5 cm - KEK jika LILA < 23,5 cm Selain status gizi
perlu diperhatikan kondisi ibu hamil yang berisiko. Disebut Ibu Hamil Risiko
Tinggi bila TB < 145 cm dan atau BB < 45 kg pada seluruh usia kehamilan, anemia
c. Pelayanan gizi
sekaligus kuratif dan rehabilitatif yang meliputi pelayanan KIA, Gizi, Pengendalian
Penyakit Menular, Penyakit Tidak Menular, Ibu hamil yang mengalami kekerasan
selama kehamilan serta program spesifik lainnya sesuai dengan kebutuhan. Setiap
ibu hamil mempunyai risiko mengalami masalah gizi terutama KEK, sehingga
semua ibu hamil harus menerima pelayanan Antenatal yang komprehensif dan
terpadu. Tujuan pelayanan Antenatal terpadu meliputi deteksi dini, pengobatan dan
penanganan gizi yang tepat terhadap gangguan kesehatan ibu hamil termasuk
komplikasi akibat masalah kesehatan terutama masalah gizi pada ibu hmail KEK;
36
Pelayanan gizi pada ibu hamil KEK harus ditangani sesuai standar dan
1) Pengkajian gizi
personal.
23,5 cm ), IMT pra hamil gizi kurang jika < 18,5 kg/m2.
e) Riwayat personal
pola makan)
Etiologi, dan Sign serta symptom (PES). Diagnosis gizi bersifat spesifik
37
3) Intervensi gizi
Strategi intervensi gizi kepada ibu hamil KEK mengacu pada 4 kategori
yaitu:
a) Penyediaan makanan
kebutuhan energi dan zat gizi ditambah dengan 500 kkal sebagai
ibu hamil KEK. PMT dapat berupa pangan lokal atau pabrikan dan
minuman padat gizi. Untuk PMT ibu hamil pabrikan 500 kkal, 15
100 gram ).
b) Konseling gizi
Tahapan konseling :
38
trimesternya.
PMT lain.
terdekat.
penyerta
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANANPADA IBU HAMIL
NIM : 11194992110033
No. Keterampilan : MP 1
A. Data Subjektif
1. Identitas
Istri (pasien)
Nama : Ny. H.
Umur : 20 tahun (18-08-2000)
Agama : Islam
Suku/ Bangsa : Banjar
Pendidikan : SMA (Madrasah Aliyah)
Pekerjaan : Karyawan swasta
Alamat : Kelayan Timur RT 31/ RW 02, Gang
Sampurna Peradapan no. 25, Kec.
Banjarmasin Selatan, Kota
Banjarmasin
Suami (Penanggung Jawab)
Nama : Tn. R
Umur : 22 tahun (04-03-1998)
41
42
Agama : Islam
Suku/ Bangsa : Banjar
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Karyawan swasta
Alamat : Kelayan Timur RT 31/ RW 02, Gang
Sampurna Peradapan no. 25, Kec.
Banjarmasin Selatan
2. Keluhan Utama :
Pusing disekitar kepala sejak 6 minggu yang lalu masih dirasakan, namun derajat
sakit berkurang dari sebelumnya dan masih tetap bisa beraktivitas.
3. Riwayat Perkawinan
Kawin 1 kali, kawin pertama kali umur 20 tahun, dengan suami sekarang sudah
7bulan
4. Riwayat Haid
a. Menarche umur : 13 tahun
b. Siklus : 35-41 hari
c. Teratur/tidak : teratur
d. Lamanya : 7 hari
e. Banyaknya : 2-3 x ganti pembalut/ hari
f. Dismenorhoe : tidak ada
g. HPHT : 03 -02- 2021
h. Taksiran : 10 -11- 2021
i.
6. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan ibu :
Memiliki riwayat gastritis sejak remaja, namun tidak memiliki riwayat
penyakit jantung, hepatitis, DM, HIV/AIDS, malaria, TBC, kecacingan,
43
d. TT I : Saat sekolah
TT II : Oktober 2020 (lupa tanggalnya)
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : baik
b. Kesadaran : compos mentis
c. Berat badan
Sebelum hamil : 41 Kg
Sekarang : 36,5 Kg
d. Tinggi badan : 158 Cm
e. LILA : 19 Cm
f. IMT : 36 kg: (1,58 m x 1,58 m) = 14,4 kg/m²
g. Tanda vital : TD 100/60 mmHg, Nadi 70 x/menit, Suhu 36,7°C,
Respirasi 20 x/menit
2. Pemeriksaan Khusus
a. Inspeksi
Kepala : kepala dan rambut bersih
Muka : sedikit pucat, tidak oedema, tampak luka parut
bekas jahitan dagu
Mata : kelopak mata tidak oedema, konjunctiva sedikit
pucat, sklera tidak ikterik.
Telinga : simetris, bersih pada daun dan lubang telinga, serta
dapat mendengar dengan jelas.
Hidung : bersih, tidak tampak masa dan penumpukkan
lendir, serta tidak tampak kesulitan bernafas.
Mulut : mulut gigi tidak ada kelainan, lidah bersih, gigi
tidak caries, gusi tidak epulis.
Leher : tidak tampak pembesaran kelenjar tyroid dan getah
bening.
Dada/ mamae : dada simetris, jantung tidak ada kelainan, putting
bersih menonjol dan simetris, kolostrum belum tampak keluar, areola
hiperpigmentasi.
Abdomen : tidak terdapat luka operasi, terdapat linea alba,
tampak pembesaran perut sesuai usia kehamilan.
47
3. Pemeriksaan Penunjang
Laboraturium (saat K1 tanggal 16-03-2021)
HB : 15,7 gr%
Albumin : (-)/ negatif
Reduksi : (-)/ negatif
Golongan darah :B
Anti HIV (B 20) : Non Reaktif
Syphilis (B 19) : Non Reaktif
HBSAG : Non Reaktif
Hasil Laboratorium Lainnya : belum dilakukan
Laboratorium saat ini tanggal 07-06-2021
HB : 10 gr %
C. ANALISA DATA
1. Diagnosa Kebidanan : G 1 P0 A 0, hamil 18 minggu, janin tunggal,
hidup, intra uterin dengan KEK
48
D. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan TD: 100/60
mmHg, P : 20 x/menit, N: 70 x/menit, S: 36,7ºC, Lingkar Lengan Atas = 19 cm
Evaluasi :
Ibu sudah mengerti kondisinya saat ini TD: 100/60 mmHg, P : 20 x/menit, N: 70
x/menit, S: 36,7ºC, Lingkar Lengan Atas = 19 cm
Rasional :
Dengan memberitahukan hasil pemeriksaan, ibu akan mengetahui keadaan
kesehatan kehamilannya saat ini.
4. Mengajurkan ibu untuk kembali berlatih teknik relaksasi sederhana sebagai upaya
non farmakologis untuk meningkatkan relaksasi pada seluruh otot tubuh,
menghindari ketegangan otot dan fikiran (stres), melancarkan sirkulasi darah
sehingga akan mengurangi dan menghilangkan pusing. Atau bila memungkinkan
berlatih metode hypnobirthing dan meditasi yoga kepada tenaga profesional yang
terlatih dan bersertifikat.
Evaluasi :
Ibu mengerti dan akan mencoba mengikuti anjuran.
Rasional :
Teknik Relaksasi – Hypnobirthing dan meditasi yoga adalah salah satu praktek
berbasis bukti ilmiah (Evidence Based Practice) untuk meningkatkan relaksasi
tubuh dan fikiran serta efektif menurunkan keluhan pusing.
5. Memberikan informasi kembali kepada ibu bahwa hamil bukan menjadi halangan
untuk melakukan hubungan seksual, namun tetap posisi diatur untuk
menyesuaikan dengan pembesaran perut.
Evaluasi :
Ibu paham dengan tersenyum dan mengangguk.
Rasional:
Saat berhubungan janin tetap aman karena berada di belakang servik dan
dilindungi cairan ketuban, kecuali dalam beberapa kondisi tertentu seperti adanya
kontraksi yang hebat setelah berhubungan, keluar bercak darah sebelum atau
setelah berhubungan atau adanya infeksi di saluran vagina.
6. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup. Tidur malam sedikitnya 6-7 jam dan
siang hari usahakan tidur atau berbaring 1-2 jam. Serta sangat dianjurkan untuk
berhenti bekerja dengan jam kerja yang terlalu padat yang menguras banyak energi
bagi ibu hamil dan fokus merawat kehamilannya.
50
Evaluasi :
Ibu bersedia mengikuti anjuran
Rasional :
Kebutuhan tidur dan istirahat diperlukan selama kehamilan untuk menjaga
kesehatan ibu dan janin, serta mempertahankan keseimbangan tekanan darah
dalam tubuh. Tingkat aktivitas yang cukup tinggi akan menguras energi yang lebih
banyak pada kasus ibu hamil dengan KEK, sehingga akan memperburuk kondisi
status gizinya.
7. Menjelaskan kembali kepada ibu hasil pemeriksaan (LILA: 19 cm dan IMT : 14,4)
bahwa ibu masih mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK) dan saat ini
terdeteksi anemia ringan (HB: 10 gr%)
Evaluasi :
Ibu sudah mengerti bahwa dirinya mengalami kekurangan energi kronis (KEK)
dan anemia ringan.
Rasional :
KEK diindikasikan dengan ukuran LILA < 23,5 cm dan IMT trimester I < 18,5
Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin dibawah 11g% pada
trimester 1 dan 3 atau kadar <10,5g% pada trimester 2. HB ringan diindikasikan
dari 9-10 gr %
Evaluasi :
Ibu paham dengan penjelasan yang diberikan dan mampu mengulang kembali
penjelasan, serta bersedia melakukan anjuran yang diberikan.
Rasional:
Penyebab langsung dari KEK dan anemia pada ibu hamil adalah konsumsi gizi
yang tidak cukup atau penyakit, kesling dan yankes tidak memadai, termasuk juga
pola asuh ysng tidak memadai karena kurangnya pendidikan, pengetahuan dan
keterampilan. Asupan protein hewani dinilai memiliki kandungan zat besi yang
tinggi dibanding zat gizi lainnya. Asam fitat akan menghambat penyerapan zat
besi. Pendidikan kesehtan diperlukan dalam penatalaksanaan KEK dan anemia.
Perbandingan porsi isi piring pada ibu hamil ini sudah mengacu kepada
rekomendasi Kemenkes RI.
9. Memberikan penjelasan lebih lengkap lagi tentang gizi ibu hamil yang
memerlukan berbagai unsur gizi yang jauh lebih banyak dari pada diperlukan
dalam keadaan tidak hamil. Pemenuhan gizi pada ibu hamil dengan prinsip menu
seimbang meliputi karbohidrat (beras, kentang, gandum, kentang, singkong),
Protein (daging sapi, ikan, daging ayam, kacang-kacangan, tahu, telur, tempe,
susu), serat (sayur dan buah-buahan), vitamin (vitamin A, B, C, dan D, mineral
kalsium, Fosfor, Fe). Dan pada ibu hamil dengan KEK dan anemia asupan gizi
seimbang lebih banyak lagi diperlukan untuk menopang peningkatan stastus gizi
dan kenaikan kadar HB.
Evaluasi:
Ibu paham tentang kebutuhan gizi ibu hamil dan akan mengonsumsi makanan
dengan menu seimbang setiap harinya seperti sayur mayur, lauk pauk, susu, dan
buah-buahan.
Rasionalisasi:
Untuk mengakomodasi perubahan yang terjadi selama masa hamil, banyak
diperlukan zat gizi dalam jumlah yang lebih besar daripada sebelum hamil.
Diperlukan kenaikan BB sekitar 12,5 sd 18 kg untuk kasus pasien ini, karena nilai
52
IMT 14,4 atau kategori rendah <19,8. Pola makan yang baik dengan gizi seimbang
dan tinggi protein hewani akan memperbaiki kadar HB ibu hamil.
10. Memberikan informasi kepada ibu tentag anemia kehamilan dan komplikasi yang
akan ditimbulkan kepada ibu dan janin, seperti bagi ibu dapat menyebabkan
terjadinya abortus, persalinan prematuritas, mudah terjadi infeksi, ancaman
dekompensasi kordis ( Hb < 6 gr% ), mola hidatidosa, hiperemesis gravidarum,
perdarahan antepartum, ketuban pecah dini (KPD). Bagi janin diantaranya
pertumbuhan janin terhambat, terjadi kematian intra uteri, berat badan lahir
rendah, kelahiran dengan anemia, dapat terjadi cacat bawaan, bayi mudah
mendapat infeksi, sampai kematian perinatal dan inteligensia rendah.
Evaluasi :
Rasional :
11. Memberikan kembali ibu Pendamping Makanan Tambahan (PMT) berupa biskuit
ibu hamil yang dikonsumsi sebanyak 2 keping yang diberikan dengan stok untuk
1 bulan kedepan. Namun tetap ini hanya makanan tambahan yang wajib
dikonsumsi, tetapi asupan gizi utama tetap dari menu gizi seimbang isi piring
setiap hari.
Evaluasi :
Ibu paham dan sudah diberikan biskuit PMT sebanyak 1 kotak.
Rasional:
PMT berupa biskuit dan susu adalah jenis makanan yang tinggi kalori dan protein.
Setiap 100 gram PMT mengandung 520 Kkalori. Tiap sajian PMT Bumil
mengandung 520 Kkalori, 56 gram karbohidrat, 16 gram protein, dan 26 gram
lemak. PMT Bumil mengandung 9 macam vitamin (A,B1,B2, B3, B6, B12, C, D
dan E) serta 8 mineral (Asam Folat, Zat Besi, Selenium, Kalsium, Natrium, Zink,
Iodium, dan Fosfor).
53
12. Memberikan suplementasi tablet tambah darah (Fe) 60 mg 1x1 sehari setelah
makan malam, Vit C 1x1 sehari, Calcium 1x1 sehari setelah makan.
Evaluasi:
Ibu mengatakan paham dengan menganggukan kepala serta mengatakan akan rutin
meminum suplementasi yang diberikan.
Rasional :
Pemberian tablet Fe 60 mg sehari, serta asam folat 400 mcg setiap hari merupakan
terapi suplementasi yang tepat diberikan pada kasus anemia yang diduga karena
defisiensi zat besi. Sesuai anjuran program dari Kemenkes tablet tambah darah
diberikan saat kunjungan petama atau K1. Tetap anjurkan ibu untuk
mengkonsumsi gizi seimbang, sehingga asupan zat besi dari natural makanan
tetap terpenuhi.
13. Menganjurkan kepada ibu untuk melakukan pemeriksaan laboratorium yang lebih
lengkap untuk memastikan kondisi kesehatan kehamilan nya dan penyebab utama
kondisi kehamilannya saat ini.
Evaluasi :
Ibu bersedia bila memungkinkan dari segi waktu dan dana untuk melakukan
pemeriksaan laboratorium lanjutan.
Rasional:
Perlu dibuat diagnosa banding akan penyebab kondisi KEK dan anemia yang
dialami ibu seperti dugaan penyakit kronis atau faktor lainnya, sehingga
penatalaksanaan akan lebih tepat.
14. Memberikan informasi kepada ibu tentang bahaya kehamilan seperti sakit kepala
hebat, muntah terus menerus dan tidak mau makan, gangguan penglihatan, demam
tinggi, keluar darah dari vagina dan keluar ketuban sebelum waktunya, bengkak
pada kaki, tangan dan wajah dan segera periksa ke fasilitas kesehatan bila
menemukan minimal salah satu gejala tersebut.
Evaluasi :
Ibu mengatakan mengerti sambil menganggukkan kepala.
54
Rasional :
Untuk memantau dan mengevaluasi kondisi ibu dan janin setiap hari oleh pasien
agar bisa mendeteksi dini bila ditemukan tanda bahaya pada ibu dan janin.
Hari senin tanggal 07 Juni 2021 jam 09.30 wita di Puskesmas Kelayan Timur
dilakukan pengkajian dengan pengumpulan data fokus dan pemeriksaan pada Ny. H,
kehamilan pertama, belum pernah ada riwayat kehamilan dengan keguguran sebelumnya.
Usia kehamilan saat itu dihitung dengan rumus neagle adalah 18 minggu. Dari hasil
anamnesa, ibu mengatakan datang untuk memeriksakan kehamilannya dan saat ini
keluhan sebelumnya seperti pusing dan mual sudah mulai dirasakan berkurang, BAB
sudah mulai lebih lancar, keputihan sudah tidak dirasakan, namun berhubungan seksual
masih jarang karena masih takut dengan kehamilannya. Dan untuk aktivitas keseharian
tetap aktif bekerja di toko dari hari senin sampai dengan hari sabtu, dengan jam kerja dari
jam 08.30 sampai dengan jam 18.30 wita. Sesuai dengan Tyastuti, (2016) keluhan pusing
dan mual yang masih sedikit dirasakan ini adalah termasuk ketidaknyamanan yang
fisiologis dan biasa terjadi pada kehamilan karena pengaruh adaptasi baik hormonal, fisik
maupun psikologis yang terjadi pada kehamilan. Pada saat itu, klien langsung diberikan
kembali KIE (Komunikasi Informasi dan Edukasi) bahwa itu adalah keluhan yang normal
dan juga diberikan cara-cara untuk menanganinya sesuai dengan teori konsep dasar
sederhana, sebagai metode komplementer yang efektif untuk mengurangi mual dan pusing
seperti yang disebutkan dalam buku pelatihan basic Hypnobirthing Indonesia (HBI, 2012)
keluarga untuk mengkaji apakah ada riwayat kesehatan yang berhubungan dengan kondisi
kehamilan saat ini dengan KEK dan anemia ringan. Dari hasil anamnesa, pasien secara
terbuka menjelaskan bahwa kondisinya saat ini sedang berduka karena ditinggal ibunya
55
56
yang meninggal karena sakit yang diduga karena kekurangan albumin / protein yang
disebabkan karena beberapa bulan ibu klien tidak mau makan dan memang memiliki
riwayat pola makan yang kurang baik. Penulis pada saat itu, memberikan dukungan
mental dan emosional untuk membangun semangat klien dan tetap fokus menjaga
kehamilannya. Namun dari data ini, penulis mendapatkan satu informasi bahwa diduga
pola makan ibu sebagai contoh di rumah klien nya pun cukup memberikan kontribusi
terhadap pola makan klien. Dugaan ini dikuatkan dengan data yang diperoleh bahwa klien
memiliki riwayat penyakit gastritis yang diduga cukup menggambarkan pengaturan pola
makan yang kurang baik dari semenjak masa remaja. Tentunya hal ini sangat erat
kaitannya degan penyebab kejadian KEK dan anemia pada klien yang berhubungan
dengan pola asuh yang tidak memadai, dengan masalah utamanya adalah kurang
keluarga) seperti yang digambarkan Par'i. et al., (2017). Hal ini sejalan dengan penelitan
Sandra (2018), bahwa faktor pengetahuan menjadi salah satu faktor predisposisi angka
Kajian selanjutmya didapatkan bahwa klien tidak memilki riwayat penyakit yang
ataupun kelainan darah yang berhubungan dengan pencetus anemia. Klien tidak juga
sejenis klorampenicol dan antibiotik. Data ini mengindikasikan bahwa penyebab kondisi
klien diduga bukan karena infeksi penyakit, obat-obatan ataupun pengaruh zat kimia
Pengkajian selanjutnya, diperoleh data bahwa pola nutrisi klien belum ada
perubahan perilaku. Klien masih makan 3 kali sehari dengan porsi sedikit. Menunya sudah
mulai dirubah, mulai mencoba mengkonsumsi sayuran, meski daging merah belum bisa
57
makan hanya telur dan ikan saja, protein nabati masih jarang dikonsumsi, dan buah hanya
papaya saja yang dikonsumsi. Menurutnya nafsu makan masih kurang baik karena masih
teringat dengan almarhum ibunya. Kondisi psikologis tentuya juga menjadi pencetus
kondisi klien saat ini. Hal ini tentunya sangat dipahami, bahwa kondisi psikologis ibu
hamil tentunya sangat berpengaruh terhadap pola makan yang sangat menentukan status
gizi klien. Kebutuhan akan adanya dukungan dari anggota keluarga, terutama ibu sebagai
role model panutan dan sumber pengetahuan dalam perawatan kehamilannya sangat
daya beli dalam penyediaan makanan nutrisi sehari – hari. Ibu menjelaskan pendapatannya
bersama suami sekitar 3-4 juta dengan bekerja di sebuah toko yang sama, cukup bisa
menghidupi rumah tangganya bersama suami, bapak nya yang sudah tidak bekerja dan
adeknya yang masih berada di bangku sekolah. Penulis menduga faktor ekonomi menjadi
salah satu penyebab kejadian KEK dan anemia pada klien. Hal ini sejalan dengan
penelitian Laila, (2017) dan Andini (2020) bahwa faktor pendapatan keluarga dan
berpenghasilan rendah menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil
Dari hasil pemeriksaan evaluasi LILA Ny. H belum ada kenaikan masih
berukuran 19 cm, berat badan saat ini hanya bertambah 0,5 kg selama kurang lebih 1,5
bulan. Pemeriksaan fisik inspeksi mulai menampakkan ada tanda anemia dengan
ditujukan tampak conjunctiva sedikit anemis. Namun untuk pembesaran perut dari hasil
pemeriksaan palpasi sangat sesuai dengan usia kehamilan, didapatkan TFU 2 jari dibawah
pusat (Tyastuti, 2016). Detak jantung bayi berada dalam rentang normal 150x/menit
%. Dari Hasil pemeriksaan objektif ini, disimpulkan bahwa pasien masih berada dalam
58
kategori KEK dan mengalami anemia ringan. Hal ini sangat sejalan dengan Ningsih
(2017) bahwa komplikasi dari ibu hamil dengan KEK adalah ibu akan mengalami anemia
karena pola gizi yang tidak adekuat. Hal ini juga sangat dipengaruhi oleh aktivitas klien
yang sangat berat karena bekerja di toko sampai dengan kehamilan saat ini. Hal tersebut
sesuai dengan Ningsih,( 2017) bahwa aktifitas dan gerakan seseorang yang berbeda-
kasus KEK dan anemia pada klien saat ini. Setelah dikajii saat ini adalah kunjungan
ketiganya ke puskesmas. Diagnosa KEK ini sudah terdeteksi dari kontrol sebelumnya
tanggal 16 maret dan sudah diberikan penatalaksanaan dengan intervensi gizi yang
mengacu pada empat kategori sesuai dengan acuan (Kemenkes, 2014 dalam Ningsih,
2017) yaitu pemberian PMT berupa biscuit untuk 1 bulan dengan titik tekan hanya
sebagai tambahan bukan menjadi makanan pokok, yang kedua konseling gizi sehingga
penyediaan makanan yang optimal dapat tersedia dan tercapai berat badan standar. Ketiga
kolaborasi dan koordinasi dengan tenaga kesehatan (ahli gizi) dan tenaga lintas sektoral
terkait, serta dukungan keluarga sangat diperlukan. Keempat monitoring dan evaluasi
untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan kemajuan gizi ibu hamil KEK (kenaikan BB,
Pada kunjungan saat ini, kembali penatalaksaan empat strategi dilakukan dengan
kebutuhan gizi ibu hamil, dampak yang ditimbulkan untuk ibu dan janin dengan kondisi
KEK dan anemia, konseling gizi yang lebih detail pada pengaturan menu gizi seimbang
serta porsi makan isi piring ibu hamil yang sangat mudah diterapkan. Mengevaluasi
biscuit. Kembali memberikan stok PMT untuk 1 bulan kedepan dan berkolaborasi
59
dengan ahli gizi untuk tahap monitoring dan evaluasi berikutnya. Tahapan- tahapan
penatalaksanaan ini sudah sesuai dengan standar acuan Kemenkes, namun monev untuk
LILA dan Laboratorium yang lebih lengkap untuk memastikan diagnose pasti pencetus
KEK dan anemia yang berhubungan dengan penyakit infeksi belum dilakukan saat ini.
Pada kunjungan saat ini tidak lupa juga untuk menginformasikan tanda bahaya
kehamilan dan waktu kunjungan berikutnya. Penatalaksanaan ini sudah sesuai dengan
tahapan ANC berkualitas, namun durasi konseling saat ini sangat terbatas di puskesmas
karena menerapkan protokol kesehatan masa pandemic Covid 19, sehingga penulis
banyak memberikan konseling melalui nomor kontak klien (Kemenkes & JICA, 2020).
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
G1P0A0 hamil 18 minggu, janin tunggal, hidup, intrauterin dengan KEK (Kurang Energi
Kronik) dan dengan masalah anemia ringan , penulis menyimpulkan bahwa masih ada
ditemukan kasus ibu hamil dengan KEK dan anemia di wilayah kerja Puskesmas Kelayan
Timur, sehingga menuntut kinerja yang lebih keras lagi dari kita tenaga kesehatan khusus
nya bidan, agar kasus seperti ini tidak lagi ditemukan. Meskipun asuhan penatalakasanaan
yang diberikan sudah sesuai dengan anjuran Kemenkes, namun ternyata diperlukan
monitoring dan evaluasi yang lebih ketat agar kasus ini mencapai progres yang baik,
dengan tercapainya ketersediaan gizi atau bahan pangan yang memadai dengan indikator
menjadi salah satu penyebab hambatan pelaksanaan strategi intervensi gizi dalam
penanganan kasus ibu hamil dengan KEK yang kurang optimal. Penulis berharap,
pandemi segera berlalu, sehingga asuhan kebidanan berkelanjutan dapat mencapai target
peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak dengan indikator penurunan AKI dan AKB di
Indonesia.
60
61
B. Saran
1. Bagi Penulis
2. Bagi Klien
Diharapkan ada perubahan perilaku dalam pengaturan pola makan yang baik,
sehingga kasus KEK dan anemia bisa diatasi. Dukungan keluarga terutama suami
Diharapkan lebih meningkatkan strategi intervensi gizi untuk kasus ibu hamil
dengan KEK dan anemia di wilayah kerja Puskesmas Kelayan Timur. Sehingga
diharapkan pasien pada trimester III sudah tidak terdiagnosa KEK dan anemia lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Andini, F. R. (2020). Hubungan Faktor Sosio Ekonomi Dan Usia Kehamilan Dengan
Kejadian Kekurangan Energi Kronis Pada Ibu Hamil Di Puskesmas
Prambontergayang Kabupaten Tuban. Amerta Nutrition, 4(3), 218.
https://doi.org/10.20473/amnt.v4i3.2020.218-224
Damayanti, D., Pritasari, & Lestari, T. N. (2017). Bahan Ajar Gizi: Gizi Dalam Daur
Kehidupan (Tahun 2017; PPSDMK, ed.). Jakarta: Kemenkes RI.
HBI. (2012). Handout Pelatihan Basic Clinical Hypnosis & Hypnobirthing. Jakarta:
Team HBI.
Kemenkes, & JICA. (2020). Buku KIA Kesehatan Ibu dan Anak (Cetakan 20). Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
62
63
M., P. H., Wiyono, S., & Harjatmo, T. P. (2017). Bahan Ajar Gizi: Penilaian Status Gizi
(Edisi 1 ta). Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Nurul, K., Yasi, A., & Siti, M. (2014). Buku Ajar Kehamilan Untuk Mahasiswa dan
Praktisi Keperawatan Serta Kebidanan (1st ed.). Jakarta: Salemba Medika.
Repository, U. (n.d.). Ibu Hamil Kurang Energi Kronis. Retrieved from /UNIV. SARI
MULIA/PROFESI KEBIDANAN UNISM 2021/KEK 2.pdf
RI, K. (2016). Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Kementerian Kesehatan dan
JICA.
Roifah, M., Razak, M., & Suwita, I. K. (2019). Subtitusi tepung kacang hijau (Vigna
radiata) dan tepung ikan tuna (Thunnus sp.) sebagai biskuit PMT ibu hamil
terhadap kadar proksimat, nilai energi, kadar zat besi, dan mutu organoleptik.
TEKNOLOGI PANGAN: Media Informasi Dan Komunikasi Ilmiah Teknologi
Pertanian, 10(2), 128–138. https://doi.org/10.35891/tp.v10i2.1662
Saifuddin, A. bari. (2009a). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal (cetakan pe; A. bari Saifuddin, ed.). Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Sandra, C. (2018). Penyebab Kejadian Kekurangan Energi Kronis Pada Ibu Hamil
Risiko Tinggi Dan Pemanfaatan Antenatal Care Di Wilayah Kerja Puskesmas
Jelbuk Jember. Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia, 6(2), 136.
https://doi.org/10.20473/jaki.v6i2.2018.136-142
Tyastuti, S. (2016). Peran dan Tanggungjawab Dalam Asuhan Evidence Based dan
Kunjungan ANC. In ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN (Cetakan Pe, p. 16).
Jakarta Selatan: Kemenkes RI.
Varney. (2007). Buku Ajar Asuhan Kebidanan : (Varne’s Midwifery). Jakarta: EGC.