Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Gizi Dosen
Pengampu Dr. Yudha Febrianta, M.Or.
Kelompok 1
Bismillahirrohmanirrohim
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarkatuh
Alhamdulillah. Puji syukur tiada terhitung kami panjatkan kepada Allah
SWT yang telah melimpahakan rahmat, nikmat dan ridho-Nya sehingga penulis
dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini.
Shalawat dan salam semoga tetap Allah curahkan kepada Rasulullah
Muhammad Saw, kepada keluarganya, sahabatnya serta pengikutnya yang
senantiasa istiqomah berada di jalannya.
Kami menyusun dan memberi judul makalah ini dengan judul “PERANAN
GIZI PADA PEKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN ANAK”, guna
menyelesaikan salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah
Ilmu Gizi Dosen Pengampu Dr. Yudha Febrianta, M.Or. yang kami hormati.
Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat berguna untuk menambah
wawasan pengetahuan bagi kami sebagai penyusun khususnya dan bagi para
pembaca. Bagi kami sebegai penyusun makalah ini, merasa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini, karena keterbatasan ilmu pengetahuan
dan pengalaman. Semoga kedepannya kami dapat meningkatkan keterampilan dan
kemampuan didalam menyusun suatu karangan atau karya tulis lainnya.
I
DAFTAR ISI
II
c. Underwieght ............................................................................................. 34
d. Kurang Energi Protein (Kep) .................................................................. 36
e. Anemia Defisiensi Besi ............................................................................. 38
f. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (Gaky) ..................................... 40
g. Kurang Vitamin A (Dva/Kva) ................................................................. 41
h. Obesitas .................................................................................................... 45
BAB III PENUTUP ..................................................................................................... 49
A. KESIMPULAN ................................................................................................ 49
B. SARAN............................................................................................................. 49
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 50
III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan adalah hal terpenting dan sangat berharga bagi masyarakat
pada umumnya. Untuk mewujudkan kondisi yang sehat, diperlukan asupan
nutrisi atau gizi yang cukup. Nutrisi merupakan salah satu komponen yang
penting dalam menunjang keberlangsungan proses pertumbuhan dan
perkembangan. Nutrisi menjadi kebutuhan untuk tumbuh dan berkembang
selama masa pertumbuhan. Dalam nutrisi terdapat kebutuhan zat gizi yang
diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan seperti protein, karbohidrat,
lemak, mineral, vitamin, dan air. Apabila kebutuhan nutrisi seseorang tidak
atau kurang terpenuhi maka dapat menghambat pertumbuhan dan
perkembangannya.
Pertumbuhan dan perkembangan pada manusia dipengaruhi oleh dua
faktor yaitu: faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan
factor yang berasal dari dalam tubuh manusia itu sendiri seperti gen, ras dan
jenis kelamin, sedangkan faktor ekternal(luar) berasal dari lingkungan,
stimulus, sosial, ekonomi dan nutrisi. Nutrisi atau gizi merupakan faktor
mutlak yang diperlukan oleh tubuh dalam proses tumbuh kembang. Kebutuhan
nutrisi untuk setiap orang berbeda-beda dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin
dan aktifitas. Nutrsi yang dibutuhkan anak usia dini tidak sama dengan orang
dewasa, anak-anak membutuhkan asupan nutrisi lebih banyak dibandingkan
orang dewasa. Hal ini karena anak prasekolah masih dalam fase tumbuh
kembang. Anak usia dini disebut juga dengan masa prasekolah, dikarenakan
pada masa ini anak mulai melatih berbagai gerakan refleks fisik motorik, dan
panca inderanya, sehingga anak siap untuk menempuh pendidikan ke tahap
selanjutnya itu pendidikan dasar. Selain itu, pada anak usia dini mulai belajar
tentang berbagai hal di lingkungannya. Rasa ingin tahu yang besar, dan
aktifitas yang banyak harus diimbangi dengan nutrisi yang bergizi.
1
Oleh sebab itu, menyiapkan asupan gizi harus dilakukan sejak balita,
anak usia dini, bahkan sejak masih didalam kandungan. Memenuhi asupan gizi
anak merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan oleh orangtua.
Karena asupan gizi yang diterima anak usia dini akan mempengaruhi proses
tumbuh kembang mereka diusia dewasa kelak. Gizi pada anak tidak dapat
dipisahkan dan erat kaitannya dengan kesehatan dan kecerdasan anak. Selain
itu, melalui gizi yang diterima anak akan menjadi faktor pendukung dari
pertumbuhan dan perkembangan anak. Sehingga, perlunya orang tua untuk
selalu menjaga kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan anak. Karena
kualitas anak masa kini merupakan penentu kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM) di masa yang akan datang.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang masalah tersebut, terdapat beberapa pembahasan dan
permasalahan yang ingin kami kaji lebih dalam lagi. Dengan demikian, maka
kami merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari Gizi?
2. Apa pengertian dari Pertumbuhan?
3. Apa pengertian dari perkembangan?
4. Apa Peranan Gizi Pada Pekembangan Dan Pertumbuhan Anak?
5. Apa yang akan terjadi ketika anak tidak mendapatkan asupan
gizi/nutrisi yang sesuai?
C. Tujuan Penyusunan
Tujuan kami menyusun makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui arti dari Gizi, Pertumbuhan, dan Perkembangan Anak.
2. Apa Peranan Gizi Pada Pekembangan Dan Pertumbuhan Anak.
3. Mengatuhi akibat apabila anak tidak mendapat asupan gizi/nutisi yang
cukup.
2
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang penulis harapkan atas penulisan makalah ini adalah :
1) Bagi kami penyusun makalah ini, dapat dijadikan latihan dalam
menyusun makalah ataupun karya tulis lainnya.
2) Bagi pembaca semoga dapat dijadikan bahan referensi dan menambah
wawasan ilmu pengetahuan khususnya berkaitan dengan keagamaan.
3) Mengetahui arti dari gizi, pertumbuhan, dan perkembangan anak,
peranan gizi pada pekembangan dan pertumbuhan anak, dan mengatuhi
akibat apabila anak tidak mendapat asupan gizi/nutisi yang cukup.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2. Perkembangan
Sedang perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam
struktur dan fungsi tubuh anak yang lebih kompleks. Oleh karena itu, akan
terjadi diferensiasi sel jadngan tubuh, organ-organ dan sistem organ untuk
mencapai yang optimal secara bertahap. Menurut Poerwanti (2005:2)
“perkembangan merupakan proses perubahan kualitatif yang mengacu pada
kualitas fungsi organ-organ jasmaniah, dan bukan pada organ jasmaniahnya,
sehingga penekanan arti perkembangan terletak pada penyempurnaan fungsi
psikologis yang termanifestasi pada kemampuan organ fisiologis”.
4
B. Gizi
1. Pengertian Gizi
Istilah gizi berasal dari bahasa Arab gidza yang berarti zat makanan,
Dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah nutrition yang berarti bahan
makanan atau zat gizi atau sering diartikan sebagai ilmu gizi. Pengertian lebih
luas bahwa gizi diartikan sebagai proses organisme menggunakan makanan
yang dikonsumsi secara normal melalui proses pencernaan, penyerapan,
transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran zat gizi untuk
mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal organ tubuh
serta untuk menghasilkan tenaga. (Djoko Pekik Irianto, 2006: 2).
Menurut WHO (World Health organitation), Ilmu gizi adalah ilmu
yang di dalamnya mempelajari tentang proses-proses yang terjadi pada
organisme hidup. Dalam proses tersebut mencangkup dalam pengambilan
dan juga pengolahan antara zat padat dengan zat cair dari makanan yang di
peroleh untuk dapat mempertahannkan kehidupannya, pertumbuhan, juga
fungsi organ tubuh dan sebagai sumber penghasil energy.
Tuti Sunardi, Gizi adalah sesuatu yang mempengaruhi dalam proses
perubahan dari segala jenis makanan yang berada di dalam tubuh yang masuk
dengan cara memakannya sehingga berguna bagi kehidupan kita.
Chairinniza K. Graha, Gizi adalah suatu unsur yang berada di dalam
suatu makanan, yang unsur tersebut dapat memberikan manfaat bagi tubuh
apa bila kita memakannya atau mengkonsumsinya menjadi lebih sehat.
Harry Oxorn & William R. Forte, Gizi memiliki arti luas tidak hanya
membahas tentang jenis makanan dan gunanya bagi badan kita tetapi juga
tentang bagaimana cara memeperoleh dan mengolah serta
mempertimbangkannya agar kita semua dapat menjadi sehat.
Ida Purnomowati, Diana H, Cahyo S, Gizi adalah berupa zat yang di
butuhkan oleh tubuh untuk dapat membantu dalam proses pertumbuhan ,
memperbaiki dan mempertahankan jaringan yang ada di dalam tubuh kita,
mengatur proses yang ada di dalam tubuh, dan dapat menyediakan energy
5
yang berguna untuk fungsi tubuh, dan juga dapat di artikan dengan komponen
untuk dapat membangun tubuh Manusia.
Lioni Ellis H, Gizi adalah berupa komponen penting yang sangat
penting dan sangat di perlukan oleh tubuh agar dapat tumbuh dan
berkembang.
Joyce James, Colin Baker, Helen Swain, Gizi adalah berupa konponen
kimia yang berada di dalam makanan yang dapat di gunakan oleh tubuh
sebagai sumber energi dan berguna untuk membantu proses pertumbuhan,
perbaikan, serta membantu dalam perawatan sel-sel tubuh.
Sunita Almatser, Gizi adalah yang di berikan adalah fungsi utama dari
karbohidrat sebagai penyedia energy tubuh. Karbohidrat yang masuk berupa
sumber energi utama bagi seluruh penduduk dunia. Karbohidrat banyak sekali
macamnya seperti padi-padian, umbi-umbian, gula, dan masih banyak lagi
yang lain.
I.K.G. Suandi, SpA, Gizi adalah bagian dari proses kehidupan dan
juga proses tumbuh kembang anak. Sehingga pemilihan dalam kebutuhan gizi
haruslah secara akurat. Agar dapat membantu dalam menentukan kualitas
tumbuh kembang, dan menjadi sumber daya Manusia di masa yang akan
datang.
6
pengertian yang lain I Dewa Nyoman Suparisa dkk (2002: 18) menjelaskan
bahwa status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk
variabel tertentu atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel
tertentu.
Berdasarkan beberapa pendapat tentang status gizi di atas bahwa
status gizi adalah status kesehatan tubuh yang dihasilkan oleh keseimbangan
antara kebutuhan dan masukan nutrient, sebagai akibat konsumsi makanan
dan penggunaan zat-zat gizi, dibedakan antara status gizi, kurus, normal,
resiko untuk gemuk, dan gemuk agar berfungsi secara baik bagi organ tubuh.
7
Secara garis besar, kebutuhan nutrisi sebaiknya harus disesuaikan
dengan AKG Indonesia tahun 2013 dari Kemenkes RI (dalam Hallo sehat)
sebagai berikut:
a. Usia 0-6 bulan Kebutuhan zat gizi makro harian anak: Energi: 550 kkal,
Protein: 12 gram (gr), Lemak 34 gr, Karbohidrat 58 gr, Kebutuhan zat
gizi mikro harian anak: Mineral,Kalsium: 200 mg, Fosfor: 100 mg,
Magnesium: 30 mg, Natrium: 120 mg, Kalium: 500 mg
b. Usia 7-11 bulan Kebutuhan zat gizi makro harian anak: Vitamin
Vitamin A: 375 mikrogram (mcg), Vitamin D: 5 mcg, Vitamin E: 4
miligram (mg), Vitamin K: 5 mcg, Mineral Kalsium: 200 mg, Fosfor:
100 mg, Magnesium: 30 mg, Natrium: 120 mg, Kalium: 500 mg
c. Usia 7-11 bulan Kebutuhan zat gizi makro harian anak: Energi: 725
kkal, Protein: 18 gr, Lemak 36 gr, Karbohidrat 82 gr, Serat: 10 gr, Air:
800 mililiter (ml), Kebutuhan zat gizi mikro harian anak: Vitamin
Vitamin A: 400 mikrogram (mcg), Vitamin D: 5 mcg, Vitamin E: 5
miligram (mg), Vitamin K: 10 mcg, Mineral Kalsium: 250 mg, Fosfor:
250 mg, Magnesium: 55 mg, Natrium: 200 mg, Kalium: 700 mg, Besi:
7 mg
d. Nutrisi anak usia 1-3 tahun Kebutuhan zat gizi makro harian anak:
Energi: 1125 kkal, Protein: 26 gr, Lemak 44 gr, Karbohidrat 155 gr,
Serat: 16 gr, Air: 1200 mililiter (ml), Kebutuhan zat gizi mikro harian
anak: Vitamin, Vitamin A: 400 mikrogram (mcg), Vitamin D: 15 mcg,
Vitamin E: 6 miligram (mg), Vitamin K: 15 mcg, Mineral; Kalsium:
650 mg, Fosfor: 500 mg, Magnesium: 60 mg, Natrium: 1000 mg,
Kalium: 3000 mg, Besi: 8 mg
e. Nutrisi anak usia 4-6 tahun Kebutuhan zat gizi makro harian anak:
Energi: 1600 kkal, Protein: 35 gram (gr), Lemak: 62 gr, Karbohidrat:
220 gr, Serat: 22 gr, Air: 1500 ml, Kebutuhan zat gizi mikro harian
anak: Vitamin: Vitamin A: 375 mikrogram (mcg), Vitamin D: 15 mcg,
Vitamin E: 7 miligram (mg), Vitamin K: 20 mcg, Mineral: Kalsium:
8
1000 mg, Fosfor: 500 mg, Magnesium: 95 mg, Natrium: 1200 mg,
Kalium: 3800 mg, Besi: 9 mg
a. Karbohidrat
Karbohidrat disebut juga zat pati atau zat tepung atau zat gula
yang tersusun dari unsur Karbon (C), Hidrogen (H), dan Oksigen (O).
Didalam tubuh karbohidrat akan dibakar untuk menghasilkan tenaga atau
panas. Satu gram karbohidrat akan menghasilkan empat kalori. Menrurt
besarnya molekul karbohidrat dapat dibedakan menjadi tiga yaitu:
monosakarida, disakarida, dan polisakarida.
9
Kerbohidrat merupakan bahan makanan penting dan merupakan
sumber tenaga yang terdapat dalam tumbuhan dan daging hewan. Selain
itu, karbohidrat juga menjadi komponen struktur penting pada mahluk
hidup dalam bentuk serat (fiber), seperti selulosa, pectin, serta lignin.
Karbohidrat menyediakan kebutuhan dasar yang diperlukan tubuh.
Tubuh menggunakan karbohidrat seperti layaknya mesin mobil
menggunakan bensin sebagai bahan bakar.glukosa, karbohidrat yang
paling sederhana mengalir dalam aliran darah sehingga tersedia bagi
seluruh sel tubuh. Sel-sel tubuh tersebut menyerap glukosa dan
mengubahnya menjadi tenaga untuk menjalankan sel-sel tubuh.
Hidrat arang atau karbohidrat disebut juga zat pati atau zat tepung
atau zat gula yang tersusun dari unsur karbon (C). Hidrogen (H), dan
oksigen (O). Di dalam tubuh hidrat arang akan dibakar untuk
menghasilkan tenaga atau panas. Satu gram hidrat arang akan
menghasilkan empat kalori. Menurut besarnya molekul hidrat arang
dapat dibedakan menjadi tiga yaitu: monosakarida, disakarida, dan
polisakarida (Rizqie Aulia, 2001: 6). \
Menurut Sunita Almatsier (2009: 42) fungsi dari karbohidrat
antara lain:
1) Sebagai sumber energi, satu gram karbohidrat menghasilkan 4
kalori.
2) Pemberi rasa manis pada makanan, khususnya pada
monosakarida pada disakarida.
3) Penghemat protein, jika karbohidrat makanan tidak tercukupi
maka protein akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi
dengan mengalahkan fungsi utamanya sebagai zat pembangun.
4) Pengatur metabolisme lemak, karbohidrat akan mencegah
terjadinya oksidasi lemak yang tidak sempurna, sehingga
menghasilkan bahan-bahan keton berupa asam asetoasetat,
aseton, dan asam beta-hidro-butirat. Bahan-bahan ini dibentuk
dalam hati dan dikeluarkan melalui urine dengan mengikat basa
10
berupa ion natrium. Hal ini dapat menyebabkan ketidak
seimbangan natrium dan dehidrasi, serta PH cairan tubuh
menurun.
5) Membantu pengeluaran faeses dengan cara mengatur peristaltic
usus dan memberi bentuk pada fases.
Menurut Djoko Pekik Irianto (2006: 9) dalam tubuh manusia
karbohidrat bermanfaat untuk berbagai keperluan, antara lain:
1) Sumber energi utama yang diperlukan untuk gerak: 1gram
karbohidrat menghasilkan 4 kalori.
2) Pembentuk cadangan sumber energi: kelebihan karbohidrat
dalam tubuh akan disimpan dalam bentuk lemak sebagai
cadangan sumber energi yang sewaktu-waktu dapat
dipergunakan.
3) Memberi rasa kenyang: karbohidrat mempunyai volume yang
besar dengan adanya selulosa sehingga memberikan rasa
kenyang.
Bahan makanan sumber karbohidrat berasal dari makanan pokok
seperti biji-bijian (beras, jagung, sagu) dan umbi-umbian (kentang,
singkong, ubi jalar dan kacang-kacangan). Sebagai makanan pokok,
karbohidrat nmengandung zat pati dan gula yang mampu menghasilkan
energi untuk berbagai aktivitas, setiap pembakaran satu gram karbohidrat
mampu menghasilkan empat kalori.
Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa karbohidrat
adalah zat tepung yang merupakan makanan pokok yang menghasilkan
tenaga dengan satuan kalori. Satu gram karbohidrat dapat menghasilkan
empat kalori. Sumber tenaga ini dibutuhkan untuk bekerja, bernafas dan
lain-lain. Karbohidrat terutama terdapat pada tumbuh-tumbuhan, seperti
beras, jagung, kentang, gandum dan ubi-ubian.
11
b. Protein
Protein adalah merupakan senyawa kimia yang mengandung
unsur-unsur C, H, O, N, dan kadang-kadang juga mengandung unsur P
dan S. Protein terdiri dari unsur-unsur karbon, hidrogen,oksigen, dan
nitrogen, selain itu unsur sulfur dan fosfor juga ada. Semua unsur tersebut
diperoleh melalui tumbuh-tumbuhan (protein, nabati) seperti kacang-
kacangan terutama kedelai dan kacang hijau serta hasil olahannya (tempe
dan tahu), dan melalui hewan (protein hewani), seperti daging, susu,
telur, ikan. Apabila tubuh kekurangan protein, maka serangan penyakit
busung lapar akan selalu terjadi. Busung lapar adalah tingkat terakhir dari
kelaparan, terutama akibat kekurangan protein dalam waktu lama
(Sjahmen Moehji: 17). Menurut Sunita Almatsier (2009: 96-97) fungsi
protein yaitu:
1) Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan dan sel-sel tubuh.
2) Pembentukan ikatan-ikatan esensial tubuh, hormon-hormon
seperti tiroid, insulin, dan epinerfin adalah protein, demikian pula
berbagai enzim.
3) Mengatur keseimbangan air, cairan-cairan tubuh terdapat dalam
tiga kompartemen: intraseluler (di dalam sel), ekstraseluler/
interselular (di luar sel), intravaskular (di dalam pembuluh darah).
4) Memelihara netralitas tubuh, protein tubuh bertindak sebagai
buffer, yaitu bereaksi dengan asam basa untuk pH pada taraf
konstan.
5) Pembentukan anti bodi, kemampuan tubuh untuk memerangi
infeksi bergantung pada kemampuan tubuh memproduksi anti
bodi.
6) Mengangkut zat-zat gizi dari saluran cerna ke dalam darah, dari
darah ke jaringan-jaringan, dan melalui membran sel ke dalam
sel-sel.
7) Sebagai sumber energi, protein ekivalen dengan karbohidrat
karena menghasilkan 4 kalori/g protein.
12
Selain fungsi tersebut, menurut Joko Pekik (2006: 15) protein
juga berfungsi sebagai:
1) Membangun sel tubuh
2) Mengganti sel tubuh
3) Membuat air susu, enzim dan hormon
4) Membuat protein darah
5) Menjaga keseimbangan asam basa cairan tubuh
6) Pemberi kalori
Berdasarkan sumber atau asalnya, protein dibedakan atas protein
nabati (tumbuhan), misalnya kacang-kacangan, tahu, tempe, kacang
kedelai dan gandum, protein hewani seperti daging, telur, susu, keju, ikan
dan lain-lain. 1gram protein menghasilkan 4 kalori.
c. Lemak
Molekul lemak terdiri dari unsur karbon (C), hidrogen (H), dan
oksigen (O) seperti halnya karbohidrat. Fungsi utama lemak adalah
memberikan tenaga kepada tubuh. Satu gram lemak dapat dibakar untuk
menghasilkan sembilan kalori yang diperlukan tubuh. Disamping
fungsinya sebagai sumber tenaga, lemak juga merupakan bahan pelarut
dari beberapa vitamin yaitu vitamin: A, D, E, dan K. Bahan-bahan
makanan yang mengandung lemak banyak akan memberi rasa kenyang
yang lama, selain itu lemak memberi rasa gurih pada makanan. Menurut
sumbernya lemak dapat dibedakan menjadi dua, yaitu lemak nabati dan
lemak hewani.
Menurut Sunita almatsier (2009: 52) klasifikasi lipida menurut
fungsi biologisnya di dalam tubuh yaitu:
1) Lemak simpanan yang terutama terdiri atas trigliserida yang
disimpan di dalam depot-depot di dalam jaringan tumbuh-
tumbuhan dan hewan. Lemak merupakansimpanan sumber zat
gizi esensial. Komposisi asam lemak trigliserida simpanan lemak
ini bergantung pada susunan lemak.
13
2) Lemak struktural yang terutama terdiri atas fosfolipida dan
kolestrol. Di dalam jaringan lunak lemak struktural ini, sesudah
protein merupakan ikatan struktural paling penting di dalam
tubuh. Di dalam otak lemak-lemak struktural terdapat dalam
konsentrasi tinggi.
Fungsi lemak menurut Sunita Almatsier (2009: 60) antara lain:
1) Lemak meupakan sumber energi paling padat yang menghasilkan
9 kalori untuk setiap gram, yaitu 2,5 kali besar energi yang
dihasilkan oleh karbohidrat dan protein dalam jumlah yang sama.
2) Lemak merupakan sumber asam lemak esensial, asam linoleat,
dan linolinat.
3) Alat angkut vitamin larut lemak yaitu membantu transportasi dan
absorpsi vitamin larut lemak A, D, E, dan K.
4) Menghemat penggunaan protein untuk sintesis protein, sehingga
protein tidak digunakan sebagai sumber energi.
5) Memberi rasa kenyang dan kelezatan, lemak memperlambat
sekresi asam lambung, dan memperlambat pengosongan
lambung, sehingga lemak memberi rasa kenyang lebih lama.
Disamping itu lemak memberi tekstur yang disukai dan memberi
kelezatan khusus pada makanan.
6) Sebagai pelumas dan membantu pengeluaran sisa pencernaan.
7) Memelihara suhu tubuh, lapisan lemak dibawah kulit mengisolasi
tubuh dan mencegah kehilangan panas secara cepat, dengan
demikian lemak berfungsi juga dalam memelihara suhu tubuh.
8) Pelindung organ tubuh, lapisan lemak yang menyelubungi organ
tubuh seperti jantung, hati, dan ginjal membantu menahan organ
tersebut tetap di tempatnya dan melindungi terhadap benturan
dan bahaya lain.
Menurut Djoko Pekik Irianto (2006: 12) dalam tubuh lemak
bermanfaat untuk:
1) Sebagai sumber energi, 1gram lemak menghasilkan 9 kalori.
14
2) Melarutkam vitamin sehingga dapat diserap oleh usus.
3) Memperlama rasa kenyang.
Konsumsi lemak sebanyak 15-30 % kebutuhan energi total
dianggap baik untuk kesehatan. Jumlah ini memenuhi kebutuhan akan
asam lemak esensial dan untuk membantu penyerapan vitamin larut
lemak. Di antara lemak yang dikonsumsi sehari-hari dianjurkan paling
banyak 10% dari kebutuhan energi total berasal dari lemak jenuh, dan 3-
7% dari lemak tidak jenuh ganda. Konsumsi kolestrol yang dianjurkan
adalah <300 mg sehari. Lemak banyak terdapat dalam lauk pauk (daging
berlemak) dan minyak (minyak goreng). Satu gram lemak mengandung
sembilan kalori dalam tubuh
d. Vitamin
Vitamin adalah senyawa organik yang terdapat dalam jumlah
yang sangat sedikit di dalam makanan dan sangat penting peranannya
dalam reaksi metabolisme. Menurut Sunita Almatsier (2009: 151)
vitamin adalah zat-zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah
sangat kecil dan pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh. Oleh
karena itu, harus didatangkan dari makanan. Vitamin termasuk kelompok
zat pengatur pertumbuhan dan pemeliharaan kehidupan. Tiap vitamin
mempunyai tugas spesifik di dalam tubuh. Karena vitamin adalah zat
organik maka vitamin dapat rusak karena penyimpanan dan pengolahan.
Fungsi utama vitamin adalah mengatur proses metabolisme protein,
lemak, dan karbohidrat. Menurut sifatnya vitamin digolongkan menjadi
dua, yaitu vitamin larut dalam lemak vitamin A, D, E, dan K, dan vitamin
yang larut dalam air yaitu vitamin B dan C.
15
VITAMIN LARUT DALAM VITAMIN LARUT DALAM
LEMAK AIR
Larut dalam lemak dan pelarut Larut dalam air
lemak
Kelebihan konsumsi dari yang Simpanan sebagai kelebihan
dibutuhkan disimpan dalam kebutuhan sangat sedikit
tubuh
Dikeluarkan dalam jumlah kecil Dikeluarkan melalui urine
melalui empedu
Gejala defisiensi berkembang Gejala defisiensi sering terjadi
lambat dengan cepat
Tidak selalu perlu ada dalam Harus selalu ada dalam
makanan sehari-hari makanan sehari-hari
Mempunyai prekursor atau Umumnya tidak mempunyai
provitamin prekursor
Hanya mengandung unsur-unsur Selain C, H, dan O mengandung
C, H, dan O N, kadang-kadang S dan Co
16
dalam tubuh, kelebihan vitamin ini akan dibuang lewat urine,
sehingga definisi vitamin B dan vitamin C lebih mudah terjadi.
2) Vitamin larut dalam lemak
Vitamin yang termasuk dalam kelompok ini adalah vitamin
A, D, E dan K. Jenis vitamin ini dapat disimpan dalam tubuh
dengan jumlah cukup besar, terutama dalam hati.
Sedangkan menurut Rizqie Auliana (2001: 20) vitamin dapat
diklasifikasikan ke dalam dua golongan besar, yaitu:
1) Vitamin larut lemak
Kelompok vitamin larut lemak adalah A, D, E, K.
Kelompok vitamin ini bersifat larut lemak dan minyak, tetapi
tidak larut air. Vitamin larut lemak biasanya dapat tersimpan
efektif dalam sel-sel tubuh.
2) Vitamin larut air
Vitamin yang termasuk dalam kelompok ini adalah vitamin
B dan C. Vitamin ini bersifat larut air, tetapi tidak larut lemak.
Vitamin larut air yang di dalam tubuh biasanya relatif sedikit. Jika
terlalu banyak akan dikeluarkan melalui air seni. Dengan
demikian selalu dibutuhkan jumlah vitamin larut air yang cukup.
Artinya kebutuhan untuk setiap harinya harus dicukupi hari itu
pula.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya vitamin tidak dibuat sendiri
oleh tubuh, sehingga harus diperoleh dari makanan. Vitamin B dan C
yang larut dalam air tidak dapat disimpan dalam jumlah besar dalam
tubuh, sehingga perlu pasokan teratur dari makanan dan kelebihannya
akan dibuang melalui air seni. Vitamin A, D, E, K larut dalam lemak dan
kelebihannya disimpan oleh tubuh, sehingga tidak perlu pasokan setiap
hari dari makanan. Vitmin bisa didaptkan dengan mengkonsumsi
makanan sehat sehari hari. Vitamin A: hati, kentang, wortel, bayam,
sayuran hijau, buah buahan berwarna merah dan kuning, susu, dan keju.
Vitamin B: daging, ikan, telur, susu, keju, kacang kedelai,bayam Vitamin
17
C: sayur-sayuran dan buah-buahan. Vitamin D: susu, minyak ikan ikan
sardine dan telur Vitamin E: sereal, tomat, ubi jalar dan kacang kiring
Vitamin K: pete, tauge, bayam, brokoli dan kol.
Meskipun dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit. Namun, bila
kebutuhan vitamin di dalam tubuh tidak terpenuhi akan mengakibatkan
terganggunya proses dalam tubuh sehingga tubuh mudah sakit.
Kekurangan vitamin di dalam tubuh disebut avitaminosis.
e. Mineral
Menurut Risqie Auliana (2001: 29) mineral merupakan senyawa
organik yang mempunyai peranan penting dalam tubuh. Unsur-unsur
mineral adalah karbon (C), hydrogen (H), oksigen (O), dan nitrogen (N),
selain itu mineral juga mempunyai unsur kimia lainnya, yaitu kalsium
(Ca), Klorida (CO), besi (Fe), magnesium (Mg), fosfor (P), kalium (K),
natrium (Na), sulfur (S). Tubuh manusia tidak dapat mensintesa mineral,
sehingga harus memperoleh dari makanan.
Mineral dibutuhkan tubuh dalam jumlah sedikit. Mineral
merupakan zat penting untuk kesehatan tubuh, karena semua jaringan
dan air di dalam tubuh mengandung mineral. Demikian mineral
merupakan komponen penting dari tulang, gigi, otot, jaringan, darah dan
saraf. Mineral penting dalam pemeliharaan dan pengendaliaan semua
proses faal di dalam tubuh, mengeraskan tulang, membantu kesehatan
jantung, otak dan saraf. Mineral juga membantu keseimbangan air dan
keadaan darah agar jangan terlalu asam atau terlalu basa selain itu
mineral juga membantu dalam pembuatan anti bodi, yaitu sel-sel yang
berfungsi membunuh kuman.
Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa mineral adalah
merupakan senyawa organik yang mempunyai peranan penting dalam
tubuh. Mineral dibutuhkan tubuh sebagai zat pembangun dan zat
pelindung. Banyak terdapat dalam lauk pauk atau sayuran, misalnya Fe
18
(zat besi) terdapat dalam bayam, kangkung, dan katuk, telur dan sayuran
hijau lainnya, Kalsium: susu, keju.
f. Air
Air merupakan komponen terbesar dalam struktur tubuh manusia,
kurang lebih 60-70 % berat badan orang dewasa berupa air, sehingga air
sangat diperlukan oleh tubuh. Air berfungsi sebagai zat pembangun yang
merupakan bagian dari jaringan tubuh dan sebagai zat pengatur yang
berperan sebagai pelarut hasil-hasil pencernaan. Dengan adanya air pula
sisa-sisa pencemaran dapat dikeluarkan dari tubuh, baik melalui paru-
paru, kulit, ginjal maupun usus. Air juga berfungsi sebagai pengatur
panas tubuh dengan jalan mengalirkan semua panas yang dihasilkan ke
seluruh tubuh.
Menurut Djoko Pekik Irianto (2006: 21) sebagai komponen
terbesar, air memiliki manfaat yang sangat penting, yaitu:
1) Sebagai media transportasi zat-zat gizi, membuang sisa-sisa
metabolisme, hormon ke organ sasaran (target organ).
2) Mengatur temperatur tubuh terutama selama aktifitas fisik.
3) Mempertahankan keseimbangan volume darah.
19
4. Nutrisi / Zat Gizi yang dibutuhkan untuk Pertumbuhan dan
Perkembangan Anak
a. Bayi (0-1 Tahun)
1) Air Susu lbu (ASI)
Air susu ibu mengandung semua zat gizi dalam susunan dan
jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi sampai
berumur 3-4 bulan pertama. Air susu ibu juga memiliki kelebihan
seperti (Sugeng W, 1994:27):
a) mengandung berbagai elemen humoral imunologik yang
b) infektif terhadap bakteri usus halus,
c) mengandung laktoferin yang dapat mengikat zat besi,
d) tidak memberatkan fungsi saluran pencernaan dan ginjal,
e) tidak mengandung beta laktoglobulin yang dapat menyebabkan
alergi, dan
f) ekonomis dan praktis yang tersedia setiap waktu pada suhu
g) yang ideal dalam keadaan segar serta bebas dari kuman.
2) Energi
Energi yang dibutuhkan lebih besar dari orang dewasa,yaitu
sebanyak 100-120 kilokalori per kg berat badan (BB) per hari.
3) Protein
Protein merupakan sumber asam amino essensial sebagai bahan
utama pertumbuhan dan pembentukan jaringan, mengganti sel yang
rusak serta untuk memelihara keseimbangan asam basa cairan tubuh.
Juga dibutuhkan lebih banyak daripada orang dewasa serta tergantung
dari jenis proteinnya, semakin baik nilai biologi protein (protein
hewani) semakin sedikit kebutuhannya dibanding dengan protein yang
bersumber dari tumbuhan (protein nabati). Kebutuhan untuk bayi (umur
0-1 tahun) adalah sebesar 2,5 gr/kg berat badan/ hari.
20
Daftar kebutuhan protein bagi bayi dan anak menurut Achmad
(1987:220) dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel II
Kebutuhan Protein Bayi dan Anak Balita
Bayi (bulan) g/hari Balita (tahun) g/hari
Kurang dari 3 2,40 1 1,27
3-6 1,85 2 1,19
6-9 1,62 3 1,12
9 - 11 1,44 4 1,06
5 0,98
Tabel III
Kebutuhan Protein bagi Anak Sekolah, Remaja dan Orang Dewasa
di Indonesia
Umur (tahun) Gram setiap hari
1–3 25
4–6 30
7-9 45
Laki-laki Perempuan
10 – 12 50 50
13 – 15 58 58
16 – 19 65 57
4) Lemak
Lemak sebagai penghasil utama kalori berfungsi sebagai pelarut
vitamin A, D, E, K dan pemberi cita rasa sedap pada makanan.
Kebutuhan lemak untuk bayi tidak dinyatakan dalam angka mutlak,
dianjurkan 15-20 % total berasal dari lemak dan 1-2% energi total
sebaiknya berasal dari asam lemak essensial (seperti: asam linoleat,
21
asam palmitat, asam stearat dan lain-lain) yang sangat dibutuhkan untuk
pertumbuhan juga untuk memelihara kesehatan kulit.
22
untuk melakukan hal yang sama kepada diri kita. Sedang kemampuan
otot-otot kecil dan kemampuan untuk memecahkan persoalan dapat
dibantu, misalnya meniup busa sabun ketika mandi dan ajarkan anak
untuk membuat untaian benda-benda seperti manik-manik dan lain lain.
Sedang kekuatan dan koordinasi otot besar berkembang terlihat tatkala
anak berjalan sambil berjinjit, berjalan mundur, memanjat dan bermain
ayunan.
Pada kelompok anak berumur 18-24 bulan, untuk merangsang
kemampuan otot kecil dan kemampuan memecahkan masalah terlihat
ketika anak belajar membuat mainan sendiri dari adonan tanah liat atau
adonan lilin untuk kemudian dicetak dibuat permainannya dan anak
mulai senang untuk menggambar garis-garis atau bulatan-bulatan.
Sedang kekuatan koordinasi otot besar terlihat anak mulai senang untuk
melompat atau berdiri dengan satu kaki untuk belajar keseimbangan
badan. Permainan yang dibutuhkan interaksi dengan teman bermain
merupakan sarana/media belajar untuk mematuhi aturan yang
disepakati bersama.
Otak yang berkembang cepat pada anak usia prasekolah sangat
rendah karena kekurangan kandungan zat gizi dalam susunan menu
makanannya. Seperti yang dikemukakan Winick dan Noble (Sugeng W,
1993:98) bahwa kekurangan zat gizi yang terjadi pada masa
pembelahan sel akan mengakibatkan berkurangnya ukuran sel otak
secara maksimal yang dapat mengakibatkan kebodohan pada anak dan
hanya akan pulih kembali jika dilakukan perbaikan zat gizi dalam
susunan menu makanannya. Kecukupan zat gizi makro sehari padaanak
pra sekolah, yaitu antara lain Energi = 1210-1600 kilokalori dan protein
23-29 gr per berat badan.
23
lemak) relatif lebih besar. Sebagai manifestasi/perwujudan
produktivitas pada kelompok usia anak sekolah, yaitu ketahanan
fisik/stamina tubuh dalam mengikuti setiap aktivitas. Selain banyak
membutuhkan zat gizi makro juga sangat banyak membutuhkan zat gizi
mikro (mineral) terutama zat besi (Fe). Beberapa penelitian di Amerika,
Guatemala, Mesir dan Indonesia menunjukkan bahwa anemia gizi besi
berpengaruh nega tif terhadap perilaku dan prestasi belajar anak
(Sugeng W, 1994:28).
Webb dan Oski dalam penelitiannya (Sugeng. W, 1994:28)
menyimpulkan bahwa siswa yang menderita anemia secara statistik
memperolch skar keberhasilan lebih rendah dari kelompok nonanemik
dan dalam uji kemampuan untuk menceritakan kembali hal-hal yang
secara visual pernah diperlihatkan membutuhkan waktu lebih lama
(4.08 detik) disbanding kelompok nonanemik (1.81 detik) untuk
melaporkan kembalimhal yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa
kelompok anemia mengalami lebih banyak masalah perilaku dalam
pemusatan perhatian dan persepsi yang menyebabkan prestasi belajar
rendah. Efisiensi anak-anak nonanemik lebih cepat dan lebih akurat
daripada anak-anak yang anemia.
Youdim dan kawan-kawan (Sugeng W, 1994:28) melalui
penelitian pada tikus menduga bahwa perubahan perilaku (anak)
dengan anemia gizi besi merupakan manifestasi perubahan fungsi
reseptor yang berkaitan dengan metabolism transmisi saraf dopamin.
Melalui beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa menurunnya
kemampuan kognitif dipakai yang terjadi pada anak-anak dengan
anemia gizi besi besar kemungkinan disebabkan berkurangnya enzim,
yang mengandung zat besi.
Dengan terganggunya mekanisme ini, maka proses awal belajar
sangat penting, yaitu proses pemusatan perhatian dan pemilihan
informasi akan terganggu yang dapat dilihat pada kekurangpekaan anak
24
terhadap stimulasi lingkungan dan kurangnya motivasi anak untuk
menghadapi hal-hal yang bersifat menantang.
25
makan terlalu banyak melebihi keperluan anaknya. Juga apabila anak jauh
dari ibunya, dapat terjadi tidak ada nafsu makan. Perasaan takut berlebih pada
makanan juga dapat mengakibatkan anak tidak mau makan.
26
akibat ketidak seimbangan asupan zat- zat gizi, faktor penyakit
pencernaan, absorbsi, dan penyakit infeksi.Departemen Kesehatan RI
menyatakan bahwa masalah gizi di Indonesia masih didominasi oleh
kekurangan zat gizi yang disebabkan oleh banyak faktor,diantaranya
adalah tingkat sosial ekonomi keluarga. Krisis ekonomi yang melanda
sejak 1997, telah menambah jumlah keluarga miskin dengan daya beli
yang rendah, sehingga memberikan dampak terhadap penurunan
kualitas hidup keluarga dan meningkatkan jumlah anak-anak yang
kekurangan gizi.Selain ketersediaan pangan, masalah gizi juga
dipengaruhi oleh faktor perilaku ibu, dukungan keluarga, dan petugas
kesehatan.
Menurut (Tette et al., 2015). There are three main factors that cause
malnutrition in children, namely inadequate household food, inadequate care
and an unhealthy household environment, and lack of health services. It is
influenced by income, poverty, employment, place of residence, assets,
remittances, pensions and transfers which are also determined by socio-
economic and political factors. Ada tiga faktor utama penyebab gizi buruk
pada anak, yaitu makanan rumah tangga yang tidak memadai, perawatan dan
lingkungan rumah tangga yang tidak sehat, serta kurangnya pelayanan
kesehatan. Hal ini dipengaruhi oleh pendapatan, kemiskinan, pekerjaan,
tempat tinggal, aset, pengiriman uang, pensiun dan transfer yang juga
ditentukan oleh faktor sosial ekonomi dan politik
Menurut Green (1980),masalah perilaku kesehatan dipengaruhi oleh 3
faktor utama.yaitu faktor yang mempermudah (predisposing factors)
mencakup: pengetahuan, sikap, presepsi,nilai-nilai dan norma dalam
masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan; faktorpendorong (enabling
factors) meliputi ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan
bagi masyarakat, dimana fasilitas ini pada hakikatnya mendukung atau
memungkinkan terwujudnya perilaku kesehatan, dan faktor ketiga berupa
faktor penguat (reinforcing factors) meliputi sikap dan perilaku tokoh
27
masyarakat, tokoh agama, dan juga sikap, perilaku, dan ketrampilan petugas
kesehatan.
28
dalam kandungan dan terlihat saat mereka memasuki usia dua tahun.
Stunting memiliki gejala-gejala yang bisa Anda kenali, misalnya:
Wajah tampak lebih muda dari anak seusianya.
Pertumbuhan tubuh dan gigi yang terlambat.
Memiliki kemampuan fokus dan memori belajar yang buruk.
Pubertas yang lambat.
Saat menginjak usia 8-10 tahun, anak cenderung lebih pendiam dan
tidak banyak melakukan kontak mata dengan orang sekitarnya.
Berat badan lebih ringan untuk anak seusianya.
29
c) Pola Makan
Rendahnya akses terhadap makanan dengan nilai gizi tinggi
serta menu makanan yang tidak seimbang dapat memengaruhi
pertumbuhan anak dan meningkatkan risiko stunting. Hal ini
dikarenakan ibu kurang mengerti tentang konsep gizi sebelum,
saat, dan setelah melahirkan.
d) Tidak Melakukan Perawatan Pasca Melahirkan
Setelah bayi lahir, sebaiknya ibu dan bayi menerima
perawatan pasca melahirkan. Sangat dianjurkan juga bagi bayi
untuk langsung menerima asupan ASI agar dapat memperkuat
sistem imunitasnya. Perawatan pasca melahirkan dianggap
perlu untuk mendeteksi gangguan yang mungkin dialami ibu
dan anak pasca persalinan.
e) Gangguan Mental dan Hipertensi Pada Ibu
Pola asuh yang kurang efektif juga menjadi salah satu
penyebab stunting pada anak. Pola asuh di sini berkaitan dengan
perilaku dan praktik pemberian makanan kepada anak. Bila
orang tua tidak memberikan asupan gizi yang baik, maka anak
bisa mengalami stunting. Selain itu, faktor ibu yang masa
remaja dan kehamilannya kurang nutrisi serta masa laktasi yang
kurang baik juga dapat memengaruhi pertumbuhan dan otak
anak.
f) Sakit Infeksi yang Berulang
Sakit infeksi yang berulang pada anak disebabkan oleh
sistem imunitas tubuh yang tidak bekerja secara maksimal. Saat
imunitas tubuh anak tidak berfungsi baik, maka risiko terkena
berbagai jenis gangguan kesehatan, termasuk stunting, menjadi
lebih tinggi. Karena stunting adalah penyakit yang rentan
menyerang anak, ada baiknya Anda selalu memastikan imunitas
buah hati terjaga sehingga terhindar dari infeksi.
g) Faktor Sanitasi
30
Sanitasi yang buruk serta keterbatasan akses pada air bersih
akan mempertinggi risiko stunting pada anak. Bila anak tumbuh
di lingkungan dengan sanitasi dan kondisi air yang tidak layak,
hal ini dapat memengaruhi pertumbuhannya. Rendahnya akses
terhadap pelayanan kesehatan juga merupakan salah satu faktor
penyebab stunting.
31
mereka dari berbagai masalah kesehatan, salah satunya adalah
stunting.
e) Konsumsi Asam Folat
Asam folat berperan penting untuk mendukung
perkembangan otak dan sumsum tulang belakang bayi. Zat ini
juga dapat mengurangi risiko gangguan kehamilan hingga 72%.
Dengan asupan asam folat, kegagalan perkembangan organ bayi
selama masa kehamilan juga bisa dicegah.
f) Tingkatkan Kebersihan
Sakit infeksi yang berulang pada anak disebabkan oleh
sistem imunitas tubuh yang tidak bekerja secara maksimal. Saat
imunitas tubuh anak tidak berfungsi baik, maka risiko terkena
berbagai jenis gangguan kesehatan, termasuk stunting, menjadi
lebih tinggi. Karena stunting adalah penyakit yang rentan
menyerang anak, ada baiknya Anda selalu memastikan imunitas
buah hati terjaga sehingga terhindar dari infeksi.
g) Faktor Sanitasi
Faktor sanitasi dan akses air bersih menjadi salah satu fokus
yang bisa Anda lakukan untuk mencegah stunting pada anak.
Jagalah kebersihan diri dan lingkungan agar tidak ada bakteri,
jamur, kuman, dan virus yang mengontaminasi tubuh Anda dan
si kecil. Anda juga disarankan selalu memperhatikan kebersihan
tubuh maupun tangan. Sebab, apabila tangan kotor, bukan tidak
mungkin kuman menjangkiti makanan yang masuk ke dalam
tubuh sehingga menyebabkan masalah kurang gizi. Dalam
waktu lama, masalah kurang gizi yang berkepanjangan tersebut
dapat menyebabkan stunting.
32
b. Wasting
Wasting adalah kondisi anak yang berat badannya menurun seiring
waktu hingga total berat badannya jauh di bawah standar kurva
pertumbuhan atau berat badan berdasarkan tinggi badannya rendah
(kurus) dan menunjukkan penurunan berat badan (akut) dan parah.
Pemicu wasting biasanya dikarenakan anak terkena diare
sehingga berat badannya turun drastis tapi tinggi badannya tidak
bermasalah. Jika tingkat keparahan wasting anak sudah mencapai akut,
akan timbul beberapa gejala seperti berikut:
Indikator BB/TB menunjukkan angka kurang dari -3 SD
Memiliki pembengkakan karena cairan (edema) di beberapa bagian
tubuh
Lingkar lengan atas (LILA) cenderung kecil, biasanya kurang dari
12,5 cm
33
g) Sumber makanan hewani seperti daging merah, daging ayam,
ikan, susu, telur, dan lainnya.
h) Serat dalam taraf sedang.
i) Rendah garam.
Cara mengatasi wasting tingkat akut (severe acute
malnutrition). Melansir dari panduan penanganan untuk kondisi
kurang gizi akut dari WHO, beberapa hal bisa dilakukan untuk
mengatasi wasting akut pada anak. Pemberian makanan
terapeutik, dan susu formula khusus F-75. Bisa diberikan setelah
kondisinya mulai stabil, nafsu mangkat meningkat, dan edema
membaik.
c. Underwieght
Underweight adalah kondisi saat berat badan anak berada di bawah
rentang rata-rata atau normal. Idealnyal, anak dikatakan memiliki berat
badan normal ketika setara dengan teman-teman seusianya. Berat badan
anak yang kurang merupakan pertanda bahwa tubuhnya tidak
memperoleh cukup zat gizi untuk mendukung perkembangan tubuh.
Misalnya tulang, kulit, rambut, serta berbagai bagian tubuh lainnya.
Gejala yang paling mudah dilihat jika berat badan anak kurang
yakni tubuhnya tampak kurus. Kondisi ini terjadi akibat jumlah asupan
energi yang dikonsumsinya terlalu rendah dan tak sebanding dengan
energi yang dikeluarkan. Selain itu, berbagai gejala berat badan kurang
pada anak juga juga meliputi:
Rambut mudah rontok
Sistem kekebalan tubuh lemah, sehingga gampang terserang
penyakit.
Mudah Lelah
Sulit berkonsentrasi
Kurang berenergi saat melakukan aktivitas
Tulang cenderung rapuh
34
Pertumbuhan dan perkembangan tubuh agak lambat
3) Penyebab Underweight
a) Riwayat keluarga
b) Metabolisme cepat
c) Mengalami penyakit kronis, misalnya infeksi yang sering
sehingga menimbulkan gejala mual, muntah, hingga turunnya
nafsu makan pada anak. Penyakit kronis lain seperti kanker,
diabetes, masalah tiroid, maupun gangguan pencernaan seperti
penyakit Crohn dan ulserative colitis, juga bisa membuat berat
badan turun drastis.
d) Memiliki penyakit kejiwaan, depresi, kecemasan, maupun
gangguan makan seperti anoreksia dan bulimia.
4) Dampak Underweight
a) Rentan terserang osteoporosis di kemudian hari.
b) Rambut dan kulit yang mudah bermasalah, karena kurangnya
asupan nutrisi harian yang berperan untuk menjaga
kesehatannya.
c) Mudah jatuh sakit, karena tidak cukupnya asupan nutrisi yang
dibutuhkan tubuh untuk melawan infeksi.
d) Merasa lelah sepanjang waktu, karena kurang optimalnya
asupan kalori yang seharusnya berperan sebagai sebagai sumber
energi.
e) Pertumbuhan anak lambat atau terganggu.
5) Cara Penanganan Underweight
a) Memperbanyak makan camilan
b) Makan dengan porsi sedikit tapi sering
c) Berikan makanan yang padat gizi
Pemberian makanan harian untuk anak underweight sebaiknya
juga menerapkan beberapa hal seperti:
35
Berikan beragam variasi sayur dan buah setiap harinya.
Sumber karbohidrat tidak boleh terlupakan. Roti, nasi,
kentang, pasta, maupun jenis umbi-umbian bisa jadi pilihan
yang baik.
Berikan segelas susu sapi maupun alternatif pilihannya,
seperti sudsu kedelai atau yogurt.
Pastikan sumber protein memenuhi kebutuhan anak, seperti
dari kacang-kacangan, ikan, telur, daging, dan lainnya.
Asupan minyak tidak jenuh meski dalam jumlah sedikit
harus tetap terpenuhi.
Penuhi kebutuhan cairan anak sekitar 6-8 gelas per hari.
36
anak penakut & apatis. Kadar Hb berkurang, disertai tanda-tanda
kekurangan vitamin lainnya.
Tipe Kwashiorkor, Kwashiorkor adalah penyakit yang disebabkan
oleh kekurangan protein dan sering timbul pada usia 1-3 tahun karena
pada usia ini kebutuhan protein tinggi. Meski penyebab utama
kwashiorkor adalah kekurangan protein, tetapi karena bahan makanan
yang dikonsumsi kurang menggandung zat gizi lain serta konsumsi
daerah setempat yang berlainan, akan terdapat perbedaan gambaran
kwashiorkor di berbagai negara. Pertamakali dilaporkan oleh Cicely
Williams (1933) terjadi pada anak-anak di Ghana, faktor-faktor yang
berkontribusi antara lain: 1) Sosial ekonomi rendah, 2) Pengetahuan gizi
kurang memadai, 3) Penyakit terutama infeksi. Penyebabnya meliputi
kekurangan protein dalam makanan, gangguan penyerapan protein,
kehilangan protein secara tidak normal, infeksi kronis atau perdarahan
hebat.
Kwashiorkor memiliki beberapa gejala yang dapat diketahui.gejala
kwashiorkor meliputi pertumbuhan terganggu, tinggi badan & berat
badan kurang, perubahan mental menjadi apatis, edema mulai ringan
sampai dengan berat, gejala gastrointestinal: anoreksia, mual, muntah,
diare, kadang intoleransi laktosa; perubahan rambut menjadi mudah
dicabut, kusam, kering, halus, jarang & berubah warna menjadi putih,
kulit kering, hiperpigmentasi & persisikan kulit ditemukan khas crazy
pavement dermatosis berupa bercak putih atau merah mudah dengan tepi
hitam yang ditemukan pada bagian tubuh yang mendapat tekanan,
perdarahan kulit (ptekie), hepatomegali, perlemakan hati, anemia.
Keadaan yang memperberat anemia: defisiensi besi, defisiensi faktor
hati, kerusakan hati, defisiensi vitamin B kompleks dan insufiensi
hormon. Kelainan kimia darah meliputi kadar albumin serum rendah,
kadar globulin normal atau sedikit meninggi, pada biopsi hati ditemukan
perlemakan. Hasil autopsi penderita kwashiorkor berat menunjukkan
hampir semua organ mengalami perubahan seperti degenerasi otot
37
jantung, osteoporosis tulang, dll. Penyakit penyerta KEP adalah
defisiensi vitamin A, TB Paru, bronkopneumonia, askariasis dsb.
Cara penanganan KEP yaitu dengan memberikan makanan yang
mengandung banyak protein bernilai hayati tinggi, banyak kalori, cukup
cairan, cukup vitamin & mineral dalam bentuk yang mudah dicerna
secara bertahap serta mengobati penyakit penyerta. Klasifikasi
KEP/MEP (malnutrition energy & Protein) menurut Sistem Wellcome
Trust Working Party membedakan tipe MEP berdasarkan BB dan edema
yaitu :1) BB diatas 60% dari normal + edema = Kwashiorkor, 2) BB
dibawah 60% dr normal + edema = marasmik kwashiorkor, dan BB
dibawah 60% dari normal tanpa edema = marasmus. Penatalaksanaan
KEP dari aspek gizi meliputi prinsip diet TKTP (Tinggi Kalori Tinggi
Protein) dan suplemen vitamin mineral, bentuk makanan disesuaikan
secara individual (cair, lunak, biasa, makanan dengan porsi sedikit-
sedikit tapi sering), pemantauan masukan makanan setiap hari
(perubahan diet biasanya dilakukan setiap saat).
38
jumlah oksigen untuk jaringan, otot kerangka, menurunnya kemampuan
berfikir serta perubahan tingkah laku.
Penyebab langsung anemia defisiensi besi adalah perdarahan
kronik (terjadi pada Infestasi cacing); diet tidak cukup mengandung zat
besi (Fe); mengkonsumsi makanan yang menghambat penyerapan zat
besi; kebutuhan meningkat misalnya: hamil, menstruasi, donor darah,
hemoglobinuria, dan penyimpanan besi berkurang (misalnya pada
hemosiderosis paru). Faktor yang berkontribusi terhadap anemia ini
adalah pendidikan wanita yang rendah; ekonomi rendah; lokasi geografis
(misalnya daerah endemis malaria).
Klasifikasi anemia terdiri dari:
1) Tahap satu berkurangnya penyimpanan zat besi tingkat sedang,
belum ada disfungsi,
2) Tahap dua berkurangnya cadangan zat besi tingkat berat, belum
ada disfungsi,
3) Tahap tiga defisiensi zat besi dengan disfungsi,
4) Tahap empat defisiensi zat besi dengan gangguan fungsi & anemia.
Ciri ciri penderita anemia defisiensi besi meliputi perubahan kulit
& mukosa yang progresif; pucat (konjungtiva, telapak tangan, palpebra);
lemah; lesu; haemaglobin rendah; sering berdebar; atrofi papil lidah;
takikardi; sakit kepala, hingga jantung membesar. Penatalaksanaan
anemia ini terdiri dari mengatasi penyebab perdarahan kronik, cacingan,
dan pemberian preparat zat besi (Fe). Manajemen nutrisi dapat dilakukan
dengan peningkatan zat besi dalam bentuk obat atau makanan yang
mudah diserap dalam diet, memberikan diet daging, ikan, unggas pada
tiap diet; Menambahkan vitamin C dalam bentuk obat atau makanan tiap
kali makan, menurunkan konsumsi teh dan kopi.
39
f. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (Gaky)
Masalah gizi berikutnya yaitu gangguan akibat kekurangan yodium
(GAKY). Yodium merupakan zat essensial bagi tubuh, karena
merupakan komponen dari Hormon tiroksin. Yodium diserap dalam
bentuk yodida, yang di dalam kelenjar tiroid dioksidasi dengan cepat
menjadi yodium, terikat pada molekul tirosin dan tiroglobulin.
Selanjutnya tiroglobulin dihidrolisis menghasilkan tiroksin dan asam
amino beryodium, tiroksin terikat oleh protein. Asam amino beryodium
selanjutnya segera dipecah dan menghasilkan asam amino dalam proses
deaminasi, dekarboksilasi dan oksidasi Anjuran asupan Yodium 50
µg/hari untuk kisaran usia 0-12 Bulan, 90 µg/hari untuk kisaran usia 1-6
tahun, 120 µg/hari untuk kisaran usia 7-12 tahun, Dosis 150 µg/hari
untuk kisaran usia 12- Dewasa, Dosis 200 µg/hari untuk kisaran Ibu
hamil dan menyusui. Gangguan akibat kekurangan yodium adalah
sekumpulan gejala yang dapat ditimbulkan karena tubuh seseorang
kekurangan unsur yodium secara terus-menerus dalam waktu cukup
lama. Defisiensi pada janin menyebabkan kretinisme endemis.
Gejala khas kretinisme terbagi menjadi dua jenis, yaitu jenis saraf
yang menampilkan tanda dan gejala seperti kemunduran mental, bisu-tuli
dan diplegia spastik. Jenis kedua yaitu bentuk miksedema yang
memperlihatkan tanda hipotiroidisme dan dwarfisme. Defisiensi pada
bayi baru lahir selain berpengaruh pada angka kematian, kekurangan
yang parah dan berlangsung lama akan mempengaruhi fungsi tiroid bayi
yang kemudian mengancam perkembangan otak secara dini. Defisiensi
pada anak dan remaja akibat kekurangan Yodium yaitu gondok,
hipotiroidisme Juvenile dan perkembangan fisik terhambat. Defisiensi
pada dewasa, menyebabkan keadaan lemas dan cepat lelah, produktifitas
dan peran dalam kehidupan sosial rendah , gondok , hipotiroidisme, dan
hipertiroidisme. Defisiensi pada ibu hamil menyebabkan keguguran
spontan, lahir mati dan kematian bayi, mempengaruhi otak bayi dan
kemungkinan menjadi cebol pada saat dewasa nanti. Seorang ibu yang
40
menderita pembesaran gondok akan melahirkan bayi yang juga
menderita kekurangan yodium. Jika tidak segera diobati, maka pada usia
1 tahun, sudah akan terjadi pembesaran pada kelenjar gondoknya.
Defisiensi pada semua usia menyebabkan kepekaan terhadap radiasi
nuklir meningkat. Penanggulangan GAKY meliputi:
1) Garam beryodium., mewajibkan semua garam yang dikonsumsi
diperkaya dengan yodium sebanyak 30-80 ppm,
2) Suplementasi yodium,
3) Suntikan minyak beryodium (Lipiodol) dan
4) Kapsul minyak beryodium.
Pencegahan GAKY dilaksanakan melalui pemberian garam
beryodium. Jika garam beryodium tidak tersedia, maka diberikan kapsul
minyak beryodium setiap 3, 6 atau 12 bulan, atau suntikan ke dalam otot
setiap 2 tahun.
41
menyerap zat-zat gizi. Pada saat yang sama kondisi infeksi akan
mengikis habis simpanan vitamin A dalam tubuh. Vitamin A (retinol) ini
merupakan nutrisi esensial penting yang dibutuhkan dalam jumlah kecil
oleh manusia untuk fungsi pertumbuhan dan perkembangan,
pemeliharaan integritas sel epitel, fungsi kekebalan tubuh serta fungsi
reproduksi. Fungsi vitamin A bagi mata terutama pada proses
penglihatan dimana vitaminA berperan dalam membantu proses adaptasi
dari tempat yang terang ketempat yang gelap. Fungsi vitamin A untuk
kekebalan tubuh, dibutuhkan dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan tulang dan sel epitel yang membentuk email dalam
pertumbuhan gigi. Pertumbuhan menjadi terhambat serta bentuk tulang
menjadi tidak normal apabila kekurangan vitamin A. Selain itu fungsi
vitamin A pada ibu hamil yaitu untuk kebutuhan janin dan persiapan
untuk menyusui
Sumber utama vitamin A adalah berasal dari hewan (bentuk aktif
vitamin A) sedangkan yang berasal dari tumbuhan berupa
karoten/provitamin A. Kelainan pada sel-sel epitel termasuk sel-sel epitel
pada selaput lendir mata akibat kekurangan vitamin A terjadi karena
adanya proses metaplasi sel-sel epitel, sehingga kelenjar tidak
memproduksi cairan yang dapat menyebabkan terjadinya kekeringan
pada mata yang disebut xerosis konjungtiva. Saat ini gejala klinik rabun
senja dan xeroptalmia pada anak-anak telah menurun dengan adanya
pelaksanaan berbagai program intervensi, namun jumlah anak yang
memiliki gejala sub- klinik masih sangat besar di dunia Secara global
sekitar 3 juta anak menderita DVA sub klinik dan setengah dari mereka
meninggal setelah satu tahun karena kehilangan penglihatannya. DVA
sub-klinik dapat meningkatkan kerentanan anak-anak terhadap infeksi,
memperlambat pertumbuhan fisik, dan mengurangi kemampuan
kekebalan tubuh, dan meningkatkan kesakitan dan kematian akibat
beberapa penyakit infeksi. DVA sub klinik yaitu apabila seseorang
memiliki konsentrasi vitamin A rendah atau apabila konsentrasi serum
42
retinolnya adalah kurang dari 20 μg/dl atau <0.7 μmol/l (United Nations
System, 2011).
Xeroptalmia memiliki beberapa klasifikasi yaitu
1) XN (Buta Senja/Hemeralopia/Nyctalopia)
Biasa disebut dengan Rabun senja, Rabun ayam. Dimulai
dari gangguan pada sel batang retina, yang sulit beradaptasi
diruang yang remang setelah terang, ini sangat jelas terlihat ketika
sore hari, dimana penglihatan menurun pada sore hari, anak-anak
biasa masuk rumah menabrak barang yang ada dihadapannya.
2) X1A (Xerosis Konjungtiva)
Bila buta senja terus terjadi dan konsumsi vitamin A sangat
rendah bahkan tidak ada dalam makanan sehari-hari, maka tahap
selanjutnya akan terjadi bagian putih mata akan kering, kusam, tak
bersinar (Xerosis Konjungtiva-X1A). Keadaan ini bisa dilihat
dengan jelas ketika mencoba membuka sedikit mata anaknya dan
melihat bagian putihnya akan terlihat dengan jelas bagian putihnya
kering, kusam dan tak bersinar serta sedikit kotor.
3) X1B (Xerosis Konjungtiva Disertai Bercak Bitot)
Setelah bagian putih mata kering, kusam dan tak bersinar,
bila konsumsi vitamin A dari makanan rendah dan tidak
mendapatkan kapsul vitamin A rutin, selanjutnya akan terjadi
penimbunan sel epitelnya dan adanya timbunan keratin (Bercak
Bitot, Bitot’s spot). Jika ditemukan Bitot’s spot harus dirujuk
segera ke dokter ahli mata.
4) X2 (Xerosis Kornea)
Keterlambatan penanganan saat ditemukan bercak bitot,
maka akan merambat pada bagian hitam mata yang terlihat kering,
kusam dan tak bersinar. Dan ini merupakan tahapan pertama terjadi
kebutaan. Gejala Buta senja (XN), Xerosis Konjungtiva (X1A),
hingga Xerosis Kornea (X2), jika tanpa penyakit penyerta, masih
dapat disembuhkan dengan pemberian kapsul vitamin A.
43
5) X3A (Keratomalasia Atau Ulserasi Kornea Kurang Dari 1/3
Permukaan Kornea)
Pada tahapan ini ditandai dengan sebagian hitam mata
melunak seperti bubur. Dan selanjutnya seluruh bagian hitam mata
melunak seperti bubur (ulserasi Kornea -X3B), pada tahap ini akan
sangat sulit untuk terhindar dari kebutaan.
6) X3B (Keratomalasia Atau Ulserasi Sama Atau Lebih Dari 1/3
Permukaan Kornea).
7) XS (Jaringan Parut Kornea/Sikatriks/Scar)
Bola mata mengecil dan mengempis (Xeroptalmia Scar- XS)
dan terjadilah kebutaan yang permanen.
8) XF (Fundus Xeroftalmia).
44
tertinggi pada kelompok umur 12-23 bulan (74,8%). Ada kecenderungan
semakin tinggi kelompok umur semakin rendah cakupan yang menerima
vitamin A, khususnya pada anak balita 48-59 bulan. Persentase anak
umur 6-59 bulan yang menerima kapsul vitamin A di perkotaan (74,0%)
lebih tinggi daripada di perdesaan (65,3%). Sedangkan menurut jenis
kelamin anak tidak tampak adanya perbedaan cakupan vitamin A.
Persentase menurut tingkat pendidikan kepala keluarga dan status
ekonomi, terlihat adanya kecenderungan semakin tinggi tingkat
pendidikan kepala keluarga dan status ekonomi, semakin tinggi pula
cakupan pemberian kapsul vitamin A.
h. Obesitas
Permasalahan gizi tidak hanya mengenai kekurangan gizi (gizi
kurang), akan tetap juga mengenai kelebihan gizi/gizi lebih (obesitas).
Obesitas adalah keadaan kesehatan dan status gizi dengan akumulasi
lemak tubuh berlebihan disertai risiko kelainan patologis yang multi
organ. Setiap orang memerlukan sejumlah lemak tubuh untuk
menyimpan energi, sebagai penyekat panas, penyerap guncangan dan
fungsi lainnya. Rata-rata wanita memiliki lemak tubuh yang lebih banyak
dibandingkan pria. Perbandingan yang normal antara lemak tubuh
dengan berat badan adalah sekitar 25-30% pada wanita dan 18-23% pada
pria. Berdasarkan klasifikasi WHO pada tahun 1998, dinyatakan berat
badan lebih (BBL) bila IMT 25,0–29,9 kg/m2 dan obesitas bila IMT
≥30,0 kg/m2. Hal ini lebih dirinci sebagai berikut:1) obesitas ringan IMT
30,0–34,9, 2) obesitas sedang IMT 35,0–39,9 dan 3) obesitas berat
(morbid) IMT ≥40,0 kg/m2.
Penyebab obesitas adalah karena mengonsumsi kalori lebih banyak
dari yang diperlukan, faktor yang diperkirakan terlibat adalah faktor:
genetik; lingkungan; faktor psikis; faktor perkembangan; aktivitas fisik;
usia; diet; kehamilan; obat-obatan; masalah medis dan alkohol. Menurut
Guyton & Hall, obesitas dapat dipengaruhi oleh faktor: psikogenik;
45
kelainan neurogenik; faktor genetika; kelebihan nutrisi pada masa kanak-
kanak; dan kegemukan akibat kortisol. Seseorang dengan obesitas akan
menghadapi risiko masalah kesehatan yang banyak seperti:
1) Hipertensi.
Penambahan jaringan lemak meningkatkan aliran darah.
Peningkatan kadar insulin berkaitan dengan retensi garam dan air
yang meningkatkan volum darah. Laju jantung meningkat dan
kapasitas pembuluh darah mengangkut darah berkurang.
Semuanya dapat meningkatkan tekanan darah.
2) Diabetes.
Obesitas merupakan penyebab utama Diabetes Militus tipe 2.
Lemak berlebih menyebabkan resistensi insulin, dan hiperglikemia
berpengaruh negatif terhadap kesehatan.
3) Dislipidemia.
Terdapat peningkatan kadar low-density lipoprotein
cholesterol, penurunan kadar high- density lipoprotein cholesterol
dan peningkatan kadar trigliserida. Dispilidemia berisiko
terbentuknya aterosklerosis.
4) Penyakit jantung koroner dan Stroke.
Penyakit-penyakit ini merupakan penyakit kardiovaskular
akibat aterosklerosis.
5) Osteoartritis.
Obesitas memperberat beban pada sendi-sendi.
6) Apnea tidur.
Obesitas menyebabkan saluran napas yang menyempit yang
selanjutnya menyebabkan henti napas sesaat sewaktu tidur dan
mendengkur berat.
7) Asma.
Anak dengan berat badan lebih atau obes cenderung lebih
banyak mengalami serangan asma atau pembatasan keaktifan fisik.
46
8) Kanker.
Banyak jenis kanker yang berkaitan dengan BBL misalnya
pada perempuan kanker payudara, uterus, serviks, ovarium dan
kandung empedu; pada lelaki kanker kolon, rektum dan prostat.
9) Penyakit perlemakan hati.
Baik peminum alkohol maupun bukan dapat mengidap
penyakit perlemakan hati yang dapat berkembang menjadi sirosis,
kanker hati.
10) Penyakit kandung empedu.
Orang dengan BBL dapat menghasilkan banyak kolesterol
yang berisiko menjadi batu kandung empedu.
11) Gout/Asam Urat
Obesitas juga mungkin berkaitan dengan gout.
47
kardiopulmonar, DM tipe 2, atau gangguan gaya hidup dan telah
gagal mencapai penurunan BB yang cukup dengan cara non-
bedah. 3) Obat-obat anti obesitas. Biasanya obat digunakan untuk
menekan nafsu makan. Demikianlah pembahasan kita mengenai
masalah-masalah gizi ini.
48
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesehatan adalah hal terpenting dan sangat berharga bagi masyarakat
pada umumnya. Untuk mewujudkan kondisi yang sehat, diperlukan asupan
nutrisi atau gizi yang cukup. Nutrisi merupakan salah satu komponen yang
penting dalam menunjang keberlangsungan proses pertumbuhan dan
perkembangan. Dalam nutrisi terdapat kebutuhan zat gizi yang diperlukan
untuk pertumbuhan dan perkembangan seperti protein, karbohidrat, lemak,
mineral, vitamin, dan air. Apabila kebutuhan nutrisi seseorang tidak atau
kurang terpenuhi maka dapat mengakibatkan munculnya penyakit dan
gangguan gizi yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak.
Oleh sebab itu, pentingnya anak mendapat asupan gizi yang seimbang
yang sudah disiapkan sejak anak usia dini, bahkan sejak masih didalam
kandungan. Karena asupan gizi yang diterima anak usia dini akan
mempengaruhi proses tumbuh kembang mereka diusia dewasa kelak. Melalui
gizi yang diterima anak akan menjadi faktor pendukung dari pertumbuhan dan
perkembangan anak. Sehingga, perlunya orang tua untuk selalu menjaga
kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan anak, dengan memberikan asupan
gizi yang cukup dan seimbang.
B. SARAN
Demikian makalah ini kami susun sebagai salah satu tugas dari mata
kuliah Ilmu Gizi, Kami berharap dengan makalah ini dapat dapat menambah
pengetahuan dan wawasan pembaca terutama mengenai peranan nutrisi atau
gizi dalam pertumbuhan dan perkembangan anak.
49
DAFTAR PUSTAKA
Faridah, Anni dkk. (2013). Ilmu Bahan Makanan Bersumber dari Nabati. Gifari
Prasetama. Jakarta Selatan.
Mardalena, Ida. Suryani, Eko. (2016). Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan Ilmu
Gizi. Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan. Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia
Mitrakeluarga. (2022). Malnutrisi Tak Pandang Usia, Cari Tahu Ciri-ciri dan
Penyebabnya. Diakses pada 4 Maret 2023, dari
https://www.mitrakeluarga.com/artikel/artikelkesehatan/malnutrisi#:~:text=Terda
pat%204%20bentuk%20malnutrisi%2C%20yaitu,berat%20badan%20rendah%20
menurut%20umur).
Pritasari, dkk. (2017). Gizi Dalam Daur Kehidupan. Pusat Pendidikan Sumber
Daya Manusia Kesehatan. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
Pustakaindo. (2023). 12 Pengertian Gizi Menurut Para Ahli Dan Manfaat Gizi.
Diakses pada 4 Maret 2023, dari https://www.pustakaindo.co.id/12-pengertian-
gizi-menurut-para-ahli-dan-manfaat-gizi-terlengkap/
50
RSUD Dr. R Soetijono Blora. (2022). Mengenal Stunting, Penyebab Hingga Cara
Pencegahannya. Diakses pada 2 Maret 2023, dari
https://rsudblora.blorakab.go.id/2022/12/15/mengenal-stunting-penyebab-hingga-
carapencegahannya/#:~:text=Stunting%20adalah%20masalah%20gizi%20kronis,r
endah%20dibandingkan%20anak%2Danak%20seusianya.
Setiaputri, Karinta A. (2021). Wasting pada Anak: Penyebab, Ciri, dan Cara
Mengatasi. Hellosehat. Diakses pada 2 Maret 2023, dari
https://hellosehat.com/parenting/kesehatan-anak/wasting-adalah-masalah-gizi-
anak/
Sigit, Laksono. (2019). Status Gizi Siswa Kelas Iv Sekolah Dasar Negeri Se-Gugus
Sisingamangaraja Kecamatan Kertanegara Kabupaten Purbalingga.
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA. Tersedia
https://eprints.uny.ac.id/8842/2/bab2%20-09604227098 . Diunduh pada 3 Maret
2023
Ulfiyah, Ramlah. 2021. Gangguan Kesehatan Pada Anak Usia Dini Akibat
Kekurangan Gizi Dan Upaya Pencegahannya. Jurnal Pendidikan Anak. 2 (2): 12-
25. Tersedia https://doi.org/10.24239/abulava.Vol2.Iss2.40. Diunduh pada tanggal
2 Maret 2023
51
V, Ades. Y, Afri. P, Beffi Yulinda. R, Cindy. P, Yecha Febrieanitha. (2022).
Kesehatan Diri Dan Lingkungan : Pentingnya Gizi Bagi Perkembangan Anak.
Jurnal Multidisipliner Bharasumba. Tersedia. https://azramedia-
indonesia.azramediaindonesia.com/index.php/bharasumba/article/download/188/1
66. Diunduh pada 3 Maret 2023
World Health Organization. (2023). Nutrition. Diakses pada 3 maret 2023, dari
https://www.who.int/health-topics/nutrition#tab=tab_1
World Health Organization. (2023). Malnutrition. Diakses pada 4 maret 2023, dari
https://www.who.int/health-topics/malnutrition#tab=tab_1
52