Anda di halaman 1dari 56

PERANAN GIZI PADA PEKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN ANAK

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Gizi Dosen
Pengampu Dr. Yudha Febrianta, M.Or.

Kelompok 1

1. Syahrul Khoir Al Mubarok (2201100146)


2. Demas Rijalul Faqih (2201100149)
3. Ibnu Faqih Wibowo (2201100173)
4. Arimul Praptomo (2201100188)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO


2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarkatuh
Alhamdulillah. Puji syukur tiada terhitung kami panjatkan kepada Allah
SWT yang telah melimpahakan rahmat, nikmat dan ridho-Nya sehingga penulis
dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini.
Shalawat dan salam semoga tetap Allah curahkan kepada Rasulullah
Muhammad Saw, kepada keluarganya, sahabatnya serta pengikutnya yang
senantiasa istiqomah berada di jalannya.
Kami menyusun dan memberi judul makalah ini dengan judul “PERANAN
GIZI PADA PEKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN ANAK”, guna
menyelesaikan salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah
Ilmu Gizi Dosen Pengampu Dr. Yudha Febrianta, M.Or. yang kami hormati.
Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat berguna untuk menambah
wawasan pengetahuan bagi kami sebagai penyusun khususnya dan bagi para
pembaca. Bagi kami sebegai penyusun makalah ini, merasa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini, karena keterbatasan ilmu pengetahuan
dan pengalaman. Semoga kedepannya kami dapat meningkatkan keterampilan dan
kemampuan didalam menyusun suatu karangan atau karya tulis lainnya.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................i


DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii
BAB I .............................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang ..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................2
C. Tujuan Penyusunan ...........................................................................................2
D. Manfaat Penelitian ............................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................................4
A. Pertumbuhan dan Perkembangan ....................................................................4
1. Pertumbuhan .................................................................................................4
2. Perkembangan ...............................................................................................4
B. Gizi .....................................................................................................................5
1. Pengertian Gizi ..............................................................................................5
2. Pengertian Status Gizi ...................................................................................6
3. Kandungan dan Fungsi Nutrisi / Zat Gizi .....................................................7
a. Karbohidrat ...............................................................................................9
b. Protein ...................................................................................................... 12
c. Lemak ....................................................................................................... 13
d. Vitamin ..................................................................................................... 15
e. Mineral ..................................................................................................... 18
f. Air ............................................................................................................. 19
4. Nutrisi / Zat Gizi yang dibutuhkan untuk Pertumbuhan dan
Perkembangan Anak ........................................................................................... 20
a. Bayi (0-1 Tahun) ...................................................................................... 20
b. Anak Pra Sekolah (umur 1 - 6 tahun) ..................................................... 22
c. Anak Sekolah (umur 7-12 tahun) ............................................................ 23
5. Faktor Gangguan Kesehatan pada Anak .................................................... 25
a. Penyebab langsung ................................................................................... 25
b. Penyebab tidak langsung ......................................................................... 26
6. Mengenali Permasalahan Gizi Pada Anak .................................................. 28
a. Stunting .................................................................................................... 28
b. Wasting..................................................................................................... 33

II
c. Underwieght ............................................................................................. 34
d. Kurang Energi Protein (Kep) .................................................................. 36
e. Anemia Defisiensi Besi ............................................................................. 38
f. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (Gaky) ..................................... 40
g. Kurang Vitamin A (Dva/Kva) ................................................................. 41
h. Obesitas .................................................................................................... 45
BAB III PENUTUP ..................................................................................................... 49
A. KESIMPULAN ................................................................................................ 49
B. SARAN............................................................................................................. 49
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 50

III
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan adalah hal terpenting dan sangat berharga bagi masyarakat
pada umumnya. Untuk mewujudkan kondisi yang sehat, diperlukan asupan
nutrisi atau gizi yang cukup. Nutrisi merupakan salah satu komponen yang
penting dalam menunjang keberlangsungan proses pertumbuhan dan
perkembangan. Nutrisi menjadi kebutuhan untuk tumbuh dan berkembang
selama masa pertumbuhan. Dalam nutrisi terdapat kebutuhan zat gizi yang
diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan seperti protein, karbohidrat,
lemak, mineral, vitamin, dan air. Apabila kebutuhan nutrisi seseorang tidak
atau kurang terpenuhi maka dapat menghambat pertumbuhan dan
perkembangannya.
Pertumbuhan dan perkembangan pada manusia dipengaruhi oleh dua
faktor yaitu: faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan
factor yang berasal dari dalam tubuh manusia itu sendiri seperti gen, ras dan
jenis kelamin, sedangkan faktor ekternal(luar) berasal dari lingkungan,
stimulus, sosial, ekonomi dan nutrisi. Nutrisi atau gizi merupakan faktor
mutlak yang diperlukan oleh tubuh dalam proses tumbuh kembang. Kebutuhan
nutrisi untuk setiap orang berbeda-beda dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin
dan aktifitas. Nutrsi yang dibutuhkan anak usia dini tidak sama dengan orang
dewasa, anak-anak membutuhkan asupan nutrisi lebih banyak dibandingkan
orang dewasa. Hal ini karena anak prasekolah masih dalam fase tumbuh
kembang. Anak usia dini disebut juga dengan masa prasekolah, dikarenakan
pada masa ini anak mulai melatih berbagai gerakan refleks fisik motorik, dan
panca inderanya, sehingga anak siap untuk menempuh pendidikan ke tahap
selanjutnya itu pendidikan dasar. Selain itu, pada anak usia dini mulai belajar
tentang berbagai hal di lingkungannya. Rasa ingin tahu yang besar, dan
aktifitas yang banyak harus diimbangi dengan nutrisi yang bergizi.

1
Oleh sebab itu, menyiapkan asupan gizi harus dilakukan sejak balita,
anak usia dini, bahkan sejak masih didalam kandungan. Memenuhi asupan gizi
anak merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan oleh orangtua.
Karena asupan gizi yang diterima anak usia dini akan mempengaruhi proses
tumbuh kembang mereka diusia dewasa kelak. Gizi pada anak tidak dapat
dipisahkan dan erat kaitannya dengan kesehatan dan kecerdasan anak. Selain
itu, melalui gizi yang diterima anak akan menjadi faktor pendukung dari
pertumbuhan dan perkembangan anak. Sehingga, perlunya orang tua untuk
selalu menjaga kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan anak. Karena
kualitas anak masa kini merupakan penentu kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM) di masa yang akan datang.

B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang masalah tersebut, terdapat beberapa pembahasan dan
permasalahan yang ingin kami kaji lebih dalam lagi. Dengan demikian, maka
kami merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari Gizi?
2. Apa pengertian dari Pertumbuhan?
3. Apa pengertian dari perkembangan?
4. Apa Peranan Gizi Pada Pekembangan Dan Pertumbuhan Anak?
5. Apa yang akan terjadi ketika anak tidak mendapatkan asupan
gizi/nutrisi yang sesuai?

C. Tujuan Penyusunan
Tujuan kami menyusun makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui arti dari Gizi, Pertumbuhan, dan Perkembangan Anak.
2. Apa Peranan Gizi Pada Pekembangan Dan Pertumbuhan Anak.
3. Mengatuhi akibat apabila anak tidak mendapat asupan gizi/nutisi yang
cukup.

2
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang penulis harapkan atas penulisan makalah ini adalah :
1) Bagi kami penyusun makalah ini, dapat dijadikan latihan dalam
menyusun makalah ataupun karya tulis lainnya.
2) Bagi pembaca semoga dapat dijadikan bahan referensi dan menambah
wawasan ilmu pengetahuan khususnya berkaitan dengan keagamaan.
3) Mengetahui arti dari gizi, pertumbuhan, dan perkembangan anak,
peranan gizi pada pekembangan dan pertumbuhan anak, dan mengatuhi
akibat apabila anak tidak mendapat asupan gizi/nutisi yang cukup.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pertumbuhan dan Perkembangan


Proses pertumbuhan dan perkembangan anak rnerupakan ciri khas
anak, sejak konsepsi sampai taraf kedewasaan dan merupakan suatu proses
yang berkesinambungan serta merupakan suatu fenomena yang berspektrum
luas dan berpola (Menpora, 1992:7).
1. Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah setiap perubahan tubuh yang dihubungkan
dengan bertambahnya ukuran-ukuran tubuh secara fisik dan struktural, baik
secara lokal maupun keseluruhan. Pertumbuhan anak mengikuti pola
alami/kodrati setiap fase pertumbuhan. Menurut Soetjiningsih (2005), growth
(Pertumbuhan) adalah perubahan besar, jumlah, ukuran, atau dimensi tingkat
sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, kg),
ukuran panjang (cm), umur tulang, dan keseimbangan metabolisme atau
retensi kalsium dan nitrogen tubuh.

2. Perkembangan
Sedang perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam
struktur dan fungsi tubuh anak yang lebih kompleks. Oleh karena itu, akan
terjadi diferensiasi sel jadngan tubuh, organ-organ dan sistem organ untuk
mencapai yang optimal secara bertahap. Menurut Poerwanti (2005:2)
“perkembangan merupakan proses perubahan kualitatif yang mengacu pada
kualitas fungsi organ-organ jasmaniah, dan bukan pada organ jasmaniahnya,
sehingga penekanan arti perkembangan terletak pada penyempurnaan fungsi
psikologis yang termanifestasi pada kemampuan organ fisiologis”.

4
B. Gizi
1. Pengertian Gizi
Istilah gizi berasal dari bahasa Arab gidza yang berarti zat makanan,
Dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah nutrition yang berarti bahan
makanan atau zat gizi atau sering diartikan sebagai ilmu gizi. Pengertian lebih
luas bahwa gizi diartikan sebagai proses organisme menggunakan makanan
yang dikonsumsi secara normal melalui proses pencernaan, penyerapan,
transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran zat gizi untuk
mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal organ tubuh
serta untuk menghasilkan tenaga. (Djoko Pekik Irianto, 2006: 2).
Menurut WHO (World Health organitation), Ilmu gizi adalah ilmu
yang di dalamnya mempelajari tentang proses-proses yang terjadi pada
organisme hidup. Dalam proses tersebut mencangkup dalam pengambilan
dan juga pengolahan antara zat padat dengan zat cair dari makanan yang di
peroleh untuk dapat mempertahannkan kehidupannya, pertumbuhan, juga
fungsi organ tubuh dan sebagai sumber penghasil energy.
Tuti Sunardi, Gizi adalah sesuatu yang mempengaruhi dalam proses
perubahan dari segala jenis makanan yang berada di dalam tubuh yang masuk
dengan cara memakannya sehingga berguna bagi kehidupan kita.
Chairinniza K. Graha, Gizi adalah suatu unsur yang berada di dalam
suatu makanan, yang unsur tersebut dapat memberikan manfaat bagi tubuh
apa bila kita memakannya atau mengkonsumsinya menjadi lebih sehat.
Harry Oxorn & William R. Forte, Gizi memiliki arti luas tidak hanya
membahas tentang jenis makanan dan gunanya bagi badan kita tetapi juga
tentang bagaimana cara memeperoleh dan mengolah serta
mempertimbangkannya agar kita semua dapat menjadi sehat.
Ida Purnomowati, Diana H, Cahyo S, Gizi adalah berupa zat yang di
butuhkan oleh tubuh untuk dapat membantu dalam proses pertumbuhan ,
memperbaiki dan mempertahankan jaringan yang ada di dalam tubuh kita,
mengatur proses yang ada di dalam tubuh, dan dapat menyediakan energy

5
yang berguna untuk fungsi tubuh, dan juga dapat di artikan dengan komponen
untuk dapat membangun tubuh Manusia.
Lioni Ellis H, Gizi adalah berupa komponen penting yang sangat
penting dan sangat di perlukan oleh tubuh agar dapat tumbuh dan
berkembang.
Joyce James, Colin Baker, Helen Swain, Gizi adalah berupa konponen
kimia yang berada di dalam makanan yang dapat di gunakan oleh tubuh
sebagai sumber energi dan berguna untuk membantu proses pertumbuhan,
perbaikan, serta membantu dalam perawatan sel-sel tubuh.
Sunita Almatser, Gizi adalah yang di berikan adalah fungsi utama dari
karbohidrat sebagai penyedia energy tubuh. Karbohidrat yang masuk berupa
sumber energi utama bagi seluruh penduduk dunia. Karbohidrat banyak sekali
macamnya seperti padi-padian, umbi-umbian, gula, dan masih banyak lagi
yang lain.
I.K.G. Suandi, SpA, Gizi adalah bagian dari proses kehidupan dan
juga proses tumbuh kembang anak. Sehingga pemilihan dalam kebutuhan gizi
haruslah secara akurat. Agar dapat membantu dalam menentukan kualitas
tumbuh kembang, dan menjadi sumber daya Manusia di masa yang akan
datang.

2. Pengertian Status Gizi


Pengertian Status Gizi menurut Djoko Pekik Irianto, (2006: 65) adalah
ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau
dapat dikatakan bahwa status gizi merupakan indikator baik buruknya
penyediaan makanan sehari-hari. Status gizi yang baik diperlukan untuk
mempertahankan derajat kebugaran dan kesehatan, membantu pertumbuhan
bagi anak, serta menunjang prestasi olahraga.
Sedangkan Menurut Sunita Almatsier (2009: 3) Status gizi adalah
keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat
gizi, yang dibedakan antara status gizi buruk, kurang, baik, dan lebih. Dalam

6
pengertian yang lain I Dewa Nyoman Suparisa dkk (2002: 18) menjelaskan
bahwa status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk
variabel tertentu atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel
tertentu.
Berdasarkan beberapa pendapat tentang status gizi di atas bahwa
status gizi adalah status kesehatan tubuh yang dihasilkan oleh keseimbangan
antara kebutuhan dan masukan nutrient, sebagai akibat konsumsi makanan
dan penggunaan zat-zat gizi, dibedakan antara status gizi, kurus, normal,
resiko untuk gemuk, dan gemuk agar berfungsi secara baik bagi organ tubuh.

3. Kandungan dan Fungsi Nutrisi / Zat Gizi


Gizi/nutrisi sangat berperan penting untuk pertumbuhan dan
perkembangan anak usia dini. Gizi atau nutrisi merupakan komponen yang
harus ada dan keberadaannya sangat diperlukan oleh tubuh terutama dalam
proses tumbuh kembang fisik, sistem saraf dan otak, serta tingkat
intelektualitas dan kecerdasan manusia. Pemenuhan kebutuhan gizi (nutrien)
merupakanfaktor utama untuk mencapai hasil tumbuh kembang agar sesuai
dengan potensial genetik.
Pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi oleh banyak faktor,
diantaranya adalah makanan yang disesuaikan dengan tingkat umur dan jenis
aktivitasnya. Beberapa penyakit infeksi dapat menghambat pertumbuhan
anak oleh karenanya pencegahan penyakit infeksi adalah penting, di samping
diperlukan bimbingan, perasaan aman dan kasih sayang dari ayah dan ibunya,
yang hidup rukun, bahagia dan sejahtera dalam lingkungan yang sehat pula.
Seperti diketahui bersama bahwa untuk dapat tumbuh dengan baik, seorang
anak/bayi memerlukan zat-zat gizi dalam jumlah yang cukup dengan kualitas
yang baik. Semakin bertambah usia bayi/anak maka semakin banyak
kebutuhan zat-zat gizinya.

7
Secara garis besar, kebutuhan nutrisi sebaiknya harus disesuaikan
dengan AKG Indonesia tahun 2013 dari Kemenkes RI (dalam Hallo sehat)
sebagai berikut:
a. Usia 0-6 bulan Kebutuhan zat gizi makro harian anak: Energi: 550 kkal,
Protein: 12 gram (gr), Lemak 34 gr, Karbohidrat 58 gr, Kebutuhan zat
gizi mikro harian anak: Mineral,Kalsium: 200 mg, Fosfor: 100 mg,
Magnesium: 30 mg, Natrium: 120 mg, Kalium: 500 mg
b. Usia 7-11 bulan Kebutuhan zat gizi makro harian anak: Vitamin
Vitamin A: 375 mikrogram (mcg), Vitamin D: 5 mcg, Vitamin E: 4
miligram (mg), Vitamin K: 5 mcg, Mineral Kalsium: 200 mg, Fosfor:
100 mg, Magnesium: 30 mg, Natrium: 120 mg, Kalium: 500 mg
c. Usia 7-11 bulan Kebutuhan zat gizi makro harian anak: Energi: 725
kkal, Protein: 18 gr, Lemak 36 gr, Karbohidrat 82 gr, Serat: 10 gr, Air:
800 mililiter (ml), Kebutuhan zat gizi mikro harian anak: Vitamin
Vitamin A: 400 mikrogram (mcg), Vitamin D: 5 mcg, Vitamin E: 5
miligram (mg), Vitamin K: 10 mcg, Mineral Kalsium: 250 mg, Fosfor:
250 mg, Magnesium: 55 mg, Natrium: 200 mg, Kalium: 700 mg, Besi:
7 mg
d. Nutrisi anak usia 1-3 tahun Kebutuhan zat gizi makro harian anak:
Energi: 1125 kkal, Protein: 26 gr, Lemak 44 gr, Karbohidrat 155 gr,
Serat: 16 gr, Air: 1200 mililiter (ml), Kebutuhan zat gizi mikro harian
anak: Vitamin, Vitamin A: 400 mikrogram (mcg), Vitamin D: 15 mcg,
Vitamin E: 6 miligram (mg), Vitamin K: 15 mcg, Mineral; Kalsium:
650 mg, Fosfor: 500 mg, Magnesium: 60 mg, Natrium: 1000 mg,
Kalium: 3000 mg, Besi: 8 mg
e. Nutrisi anak usia 4-6 tahun Kebutuhan zat gizi makro harian anak:
Energi: 1600 kkal, Protein: 35 gram (gr), Lemak: 62 gr, Karbohidrat:
220 gr, Serat: 22 gr, Air: 1500 ml, Kebutuhan zat gizi mikro harian
anak: Vitamin: Vitamin A: 375 mikrogram (mcg), Vitamin D: 15 mcg,
Vitamin E: 7 miligram (mg), Vitamin K: 20 mcg, Mineral: Kalsium:

8
1000 mg, Fosfor: 500 mg, Magnesium: 95 mg, Natrium: 1200 mg,
Kalium: 3800 mg, Besi: 9 mg

Menurut Santoso (2009) ada 5 fungsi zat gizi yaitu sebagai:


 Sumber energi dan tenaga, jika fungsi ini terganggu orang akan
menjadi kurang geraknya atau kurang giat dan merasa cepat lelah.
 Menyokong pertumbuhan badan, yaitu penambahan sel baru pada sel
yang sudah ada.
 Memelihara jaringan tubuh, mengganti yang rusak atau aus terpakai,
yaitu mengganti sel yang nampak jelas pada luka tubuh yaitu
terjadinya jaringan penutup luka.
 Mengatur metabolisme dan berbagi keseimbangan dalam cairan tubuh
(keseimbangan air, asam basa dan mineral).
 Berperan dalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap berbagai
penyakit sebagai anti oksidan dan antibodi lainnya.
Sedangkan menurut Asmuni, garis besar fungsi gizi dibagi dalam 3 kelompok
besar yaitu:
 Zat gizi sumber energi (tenaga): Hidrat Arang, Lemak, danProtein.
 Zat gizi pembangun tubuh: Protein.
 Zat gizi pengatur: vitamin dan mineral
Adapun kandungan dan jenis jenis zat gizi dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Karbohidrat
Karbohidrat disebut juga zat pati atau zat tepung atau zat gula
yang tersusun dari unsur Karbon (C), Hidrogen (H), dan Oksigen (O).
Didalam tubuh karbohidrat akan dibakar untuk menghasilkan tenaga atau
panas. Satu gram karbohidrat akan menghasilkan empat kalori. Menrurt
besarnya molekul karbohidrat dapat dibedakan menjadi tiga yaitu:
monosakarida, disakarida, dan polisakarida.

9
Kerbohidrat merupakan bahan makanan penting dan merupakan
sumber tenaga yang terdapat dalam tumbuhan dan daging hewan. Selain
itu, karbohidrat juga menjadi komponen struktur penting pada mahluk
hidup dalam bentuk serat (fiber), seperti selulosa, pectin, serta lignin.
Karbohidrat menyediakan kebutuhan dasar yang diperlukan tubuh.
Tubuh menggunakan karbohidrat seperti layaknya mesin mobil
menggunakan bensin sebagai bahan bakar.glukosa, karbohidrat yang
paling sederhana mengalir dalam aliran darah sehingga tersedia bagi
seluruh sel tubuh. Sel-sel tubuh tersebut menyerap glukosa dan
mengubahnya menjadi tenaga untuk menjalankan sel-sel tubuh.
Hidrat arang atau karbohidrat disebut juga zat pati atau zat tepung
atau zat gula yang tersusun dari unsur karbon (C). Hidrogen (H), dan
oksigen (O). Di dalam tubuh hidrat arang akan dibakar untuk
menghasilkan tenaga atau panas. Satu gram hidrat arang akan
menghasilkan empat kalori. Menurut besarnya molekul hidrat arang
dapat dibedakan menjadi tiga yaitu: monosakarida, disakarida, dan
polisakarida (Rizqie Aulia, 2001: 6). \
Menurut Sunita Almatsier (2009: 42) fungsi dari karbohidrat
antara lain:
1) Sebagai sumber energi, satu gram karbohidrat menghasilkan 4
kalori.
2) Pemberi rasa manis pada makanan, khususnya pada
monosakarida pada disakarida.
3) Penghemat protein, jika karbohidrat makanan tidak tercukupi
maka protein akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi
dengan mengalahkan fungsi utamanya sebagai zat pembangun.
4) Pengatur metabolisme lemak, karbohidrat akan mencegah
terjadinya oksidasi lemak yang tidak sempurna, sehingga
menghasilkan bahan-bahan keton berupa asam asetoasetat,
aseton, dan asam beta-hidro-butirat. Bahan-bahan ini dibentuk
dalam hati dan dikeluarkan melalui urine dengan mengikat basa

10
berupa ion natrium. Hal ini dapat menyebabkan ketidak
seimbangan natrium dan dehidrasi, serta PH cairan tubuh
menurun.
5) Membantu pengeluaran faeses dengan cara mengatur peristaltic
usus dan memberi bentuk pada fases.
Menurut Djoko Pekik Irianto (2006: 9) dalam tubuh manusia
karbohidrat bermanfaat untuk berbagai keperluan, antara lain:
1) Sumber energi utama yang diperlukan untuk gerak: 1gram
karbohidrat menghasilkan 4 kalori.
2) Pembentuk cadangan sumber energi: kelebihan karbohidrat
dalam tubuh akan disimpan dalam bentuk lemak sebagai
cadangan sumber energi yang sewaktu-waktu dapat
dipergunakan.
3) Memberi rasa kenyang: karbohidrat mempunyai volume yang
besar dengan adanya selulosa sehingga memberikan rasa
kenyang.
Bahan makanan sumber karbohidrat berasal dari makanan pokok
seperti biji-bijian (beras, jagung, sagu) dan umbi-umbian (kentang,
singkong, ubi jalar dan kacang-kacangan). Sebagai makanan pokok,
karbohidrat nmengandung zat pati dan gula yang mampu menghasilkan
energi untuk berbagai aktivitas, setiap pembakaran satu gram karbohidrat
mampu menghasilkan empat kalori.
Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa karbohidrat
adalah zat tepung yang merupakan makanan pokok yang menghasilkan
tenaga dengan satuan kalori. Satu gram karbohidrat dapat menghasilkan
empat kalori. Sumber tenaga ini dibutuhkan untuk bekerja, bernafas dan
lain-lain. Karbohidrat terutama terdapat pada tumbuh-tumbuhan, seperti
beras, jagung, kentang, gandum dan ubi-ubian.

11
b. Protein
Protein adalah merupakan senyawa kimia yang mengandung
unsur-unsur C, H, O, N, dan kadang-kadang juga mengandung unsur P
dan S. Protein terdiri dari unsur-unsur karbon, hidrogen,oksigen, dan
nitrogen, selain itu unsur sulfur dan fosfor juga ada. Semua unsur tersebut
diperoleh melalui tumbuh-tumbuhan (protein, nabati) seperti kacang-
kacangan terutama kedelai dan kacang hijau serta hasil olahannya (tempe
dan tahu), dan melalui hewan (protein hewani), seperti daging, susu,
telur, ikan. Apabila tubuh kekurangan protein, maka serangan penyakit
busung lapar akan selalu terjadi. Busung lapar adalah tingkat terakhir dari
kelaparan, terutama akibat kekurangan protein dalam waktu lama
(Sjahmen Moehji: 17). Menurut Sunita Almatsier (2009: 96-97) fungsi
protein yaitu:
1) Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan dan sel-sel tubuh.
2) Pembentukan ikatan-ikatan esensial tubuh, hormon-hormon
seperti tiroid, insulin, dan epinerfin adalah protein, demikian pula
berbagai enzim.
3) Mengatur keseimbangan air, cairan-cairan tubuh terdapat dalam
tiga kompartemen: intraseluler (di dalam sel), ekstraseluler/
interselular (di luar sel), intravaskular (di dalam pembuluh darah).
4) Memelihara netralitas tubuh, protein tubuh bertindak sebagai
buffer, yaitu bereaksi dengan asam basa untuk pH pada taraf
konstan.
5) Pembentukan anti bodi, kemampuan tubuh untuk memerangi
infeksi bergantung pada kemampuan tubuh memproduksi anti
bodi.
6) Mengangkut zat-zat gizi dari saluran cerna ke dalam darah, dari
darah ke jaringan-jaringan, dan melalui membran sel ke dalam
sel-sel.
7) Sebagai sumber energi, protein ekivalen dengan karbohidrat
karena menghasilkan 4 kalori/g protein.

12
Selain fungsi tersebut, menurut Joko Pekik (2006: 15) protein
juga berfungsi sebagai:
1) Membangun sel tubuh
2) Mengganti sel tubuh
3) Membuat air susu, enzim dan hormon
4) Membuat protein darah
5) Menjaga keseimbangan asam basa cairan tubuh
6) Pemberi kalori
Berdasarkan sumber atau asalnya, protein dibedakan atas protein
nabati (tumbuhan), misalnya kacang-kacangan, tahu, tempe, kacang
kedelai dan gandum, protein hewani seperti daging, telur, susu, keju, ikan
dan lain-lain. 1gram protein menghasilkan 4 kalori.

c. Lemak
Molekul lemak terdiri dari unsur karbon (C), hidrogen (H), dan
oksigen (O) seperti halnya karbohidrat. Fungsi utama lemak adalah
memberikan tenaga kepada tubuh. Satu gram lemak dapat dibakar untuk
menghasilkan sembilan kalori yang diperlukan tubuh. Disamping
fungsinya sebagai sumber tenaga, lemak juga merupakan bahan pelarut
dari beberapa vitamin yaitu vitamin: A, D, E, dan K. Bahan-bahan
makanan yang mengandung lemak banyak akan memberi rasa kenyang
yang lama, selain itu lemak memberi rasa gurih pada makanan. Menurut
sumbernya lemak dapat dibedakan menjadi dua, yaitu lemak nabati dan
lemak hewani.
Menurut Sunita almatsier (2009: 52) klasifikasi lipida menurut
fungsi biologisnya di dalam tubuh yaitu:
1) Lemak simpanan yang terutama terdiri atas trigliserida yang
disimpan di dalam depot-depot di dalam jaringan tumbuh-
tumbuhan dan hewan. Lemak merupakansimpanan sumber zat
gizi esensial. Komposisi asam lemak trigliserida simpanan lemak
ini bergantung pada susunan lemak.

13
2) Lemak struktural yang terutama terdiri atas fosfolipida dan
kolestrol. Di dalam jaringan lunak lemak struktural ini, sesudah
protein merupakan ikatan struktural paling penting di dalam
tubuh. Di dalam otak lemak-lemak struktural terdapat dalam
konsentrasi tinggi.
Fungsi lemak menurut Sunita Almatsier (2009: 60) antara lain:
1) Lemak meupakan sumber energi paling padat yang menghasilkan
9 kalori untuk setiap gram, yaitu 2,5 kali besar energi yang
dihasilkan oleh karbohidrat dan protein dalam jumlah yang sama.
2) Lemak merupakan sumber asam lemak esensial, asam linoleat,
dan linolinat.
3) Alat angkut vitamin larut lemak yaitu membantu transportasi dan
absorpsi vitamin larut lemak A, D, E, dan K.
4) Menghemat penggunaan protein untuk sintesis protein, sehingga
protein tidak digunakan sebagai sumber energi.
5) Memberi rasa kenyang dan kelezatan, lemak memperlambat
sekresi asam lambung, dan memperlambat pengosongan
lambung, sehingga lemak memberi rasa kenyang lebih lama.
Disamping itu lemak memberi tekstur yang disukai dan memberi
kelezatan khusus pada makanan.
6) Sebagai pelumas dan membantu pengeluaran sisa pencernaan.
7) Memelihara suhu tubuh, lapisan lemak dibawah kulit mengisolasi
tubuh dan mencegah kehilangan panas secara cepat, dengan
demikian lemak berfungsi juga dalam memelihara suhu tubuh.
8) Pelindung organ tubuh, lapisan lemak yang menyelubungi organ
tubuh seperti jantung, hati, dan ginjal membantu menahan organ
tersebut tetap di tempatnya dan melindungi terhadap benturan
dan bahaya lain.
Menurut Djoko Pekik Irianto (2006: 12) dalam tubuh lemak
bermanfaat untuk:
1) Sebagai sumber energi, 1gram lemak menghasilkan 9 kalori.

14
2) Melarutkam vitamin sehingga dapat diserap oleh usus.
3) Memperlama rasa kenyang.
Konsumsi lemak sebanyak 15-30 % kebutuhan energi total
dianggap baik untuk kesehatan. Jumlah ini memenuhi kebutuhan akan
asam lemak esensial dan untuk membantu penyerapan vitamin larut
lemak. Di antara lemak yang dikonsumsi sehari-hari dianjurkan paling
banyak 10% dari kebutuhan energi total berasal dari lemak jenuh, dan 3-
7% dari lemak tidak jenuh ganda. Konsumsi kolestrol yang dianjurkan
adalah <300 mg sehari. Lemak banyak terdapat dalam lauk pauk (daging
berlemak) dan minyak (minyak goreng). Satu gram lemak mengandung
sembilan kalori dalam tubuh

d. Vitamin
Vitamin adalah senyawa organik yang terdapat dalam jumlah
yang sangat sedikit di dalam makanan dan sangat penting peranannya
dalam reaksi metabolisme. Menurut Sunita Almatsier (2009: 151)
vitamin adalah zat-zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah
sangat kecil dan pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh. Oleh
karena itu, harus didatangkan dari makanan. Vitamin termasuk kelompok
zat pengatur pertumbuhan dan pemeliharaan kehidupan. Tiap vitamin
mempunyai tugas spesifik di dalam tubuh. Karena vitamin adalah zat
organik maka vitamin dapat rusak karena penyimpanan dan pengolahan.
Fungsi utama vitamin adalah mengatur proses metabolisme protein,
lemak, dan karbohidrat. Menurut sifatnya vitamin digolongkan menjadi
dua, yaitu vitamin larut dalam lemak vitamin A, D, E, dan K, dan vitamin
yang larut dalam air yaitu vitamin B dan C.

Menurut Sunita almatsier (2009: 152) beberapa sifat-sifat umum


vitamin larut dalam lemak dan vitamin dalam air, sebagai berikut:
Tabel I
Vitamin Larut Dalam Lemak Dan Vitamin Larut Dalam Air

15
VITAMIN LARUT DALAM VITAMIN LARUT DALAM
LEMAK AIR
Larut dalam lemak dan pelarut Larut dalam air
lemak
Kelebihan konsumsi dari yang Simpanan sebagai kelebihan
dibutuhkan disimpan dalam kebutuhan sangat sedikit
tubuh
Dikeluarkan dalam jumlah kecil Dikeluarkan melalui urine
melalui empedu
Gejala defisiensi berkembang Gejala defisiensi sering terjadi
lambat dengan cepat
Tidak selalu perlu ada dalam Harus selalu ada dalam
makanan sehari-hari makanan sehari-hari
Mempunyai prekursor atau Umumnya tidak mempunyai
provitamin prekursor
Hanya mengandung unsur-unsur Selain C, H, dan O mengandung
C, H, dan O N, kadang-kadang S dan Co

Diabsorpsi melalui sistem limfe Diabsorpsi melalui vena porta


Hanya dibutuhkan oleh Dibutuhkan oleh organisme
organisme kompleks sederhana dan kompleks
Beberapa jenis sifat toksik pada Bersifat toksik hanya pada dosis
jumlah relatif rendah (6-10 x tinggi/megadosis (>10 x KGA)
KGA)

Menurut Djoko Pekik (2006: 16) vitamin digolongkan menjadi


dua kelompok, yaitu:
1) Vitamin larut dalam air
Vitamin yang termasuk kelompok larut dalam air adalah
vitamin B dan vitamin C, jenis vitamin ini tidak dapat disimpan

16
dalam tubuh, kelebihan vitamin ini akan dibuang lewat urine,
sehingga definisi vitamin B dan vitamin C lebih mudah terjadi.
2) Vitamin larut dalam lemak
Vitamin yang termasuk dalam kelompok ini adalah vitamin
A, D, E dan K. Jenis vitamin ini dapat disimpan dalam tubuh
dengan jumlah cukup besar, terutama dalam hati.
Sedangkan menurut Rizqie Auliana (2001: 20) vitamin dapat
diklasifikasikan ke dalam dua golongan besar, yaitu:
1) Vitamin larut lemak
Kelompok vitamin larut lemak adalah A, D, E, K.
Kelompok vitamin ini bersifat larut lemak dan minyak, tetapi
tidak larut air. Vitamin larut lemak biasanya dapat tersimpan
efektif dalam sel-sel tubuh.
2) Vitamin larut air
Vitamin yang termasuk dalam kelompok ini adalah vitamin
B dan C. Vitamin ini bersifat larut air, tetapi tidak larut lemak.
Vitamin larut air yang di dalam tubuh biasanya relatif sedikit. Jika
terlalu banyak akan dikeluarkan melalui air seni. Dengan
demikian selalu dibutuhkan jumlah vitamin larut air yang cukup.
Artinya kebutuhan untuk setiap harinya harus dicukupi hari itu
pula.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya vitamin tidak dibuat sendiri
oleh tubuh, sehingga harus diperoleh dari makanan. Vitamin B dan C
yang larut dalam air tidak dapat disimpan dalam jumlah besar dalam
tubuh, sehingga perlu pasokan teratur dari makanan dan kelebihannya
akan dibuang melalui air seni. Vitamin A, D, E, K larut dalam lemak dan
kelebihannya disimpan oleh tubuh, sehingga tidak perlu pasokan setiap
hari dari makanan. Vitmin bisa didaptkan dengan mengkonsumsi
makanan sehat sehari hari. Vitamin A: hati, kentang, wortel, bayam,
sayuran hijau, buah buahan berwarna merah dan kuning, susu, dan keju.
Vitamin B: daging, ikan, telur, susu, keju, kacang kedelai,bayam Vitamin

17
C: sayur-sayuran dan buah-buahan. Vitamin D: susu, minyak ikan ikan
sardine dan telur Vitamin E: sereal, tomat, ubi jalar dan kacang kiring
Vitamin K: pete, tauge, bayam, brokoli dan kol.
Meskipun dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit. Namun, bila
kebutuhan vitamin di dalam tubuh tidak terpenuhi akan mengakibatkan
terganggunya proses dalam tubuh sehingga tubuh mudah sakit.
Kekurangan vitamin di dalam tubuh disebut avitaminosis.

e. Mineral
Menurut Risqie Auliana (2001: 29) mineral merupakan senyawa
organik yang mempunyai peranan penting dalam tubuh. Unsur-unsur
mineral adalah karbon (C), hydrogen (H), oksigen (O), dan nitrogen (N),
selain itu mineral juga mempunyai unsur kimia lainnya, yaitu kalsium
(Ca), Klorida (CO), besi (Fe), magnesium (Mg), fosfor (P), kalium (K),
natrium (Na), sulfur (S). Tubuh manusia tidak dapat mensintesa mineral,
sehingga harus memperoleh dari makanan.
Mineral dibutuhkan tubuh dalam jumlah sedikit. Mineral
merupakan zat penting untuk kesehatan tubuh, karena semua jaringan
dan air di dalam tubuh mengandung mineral. Demikian mineral
merupakan komponen penting dari tulang, gigi, otot, jaringan, darah dan
saraf. Mineral penting dalam pemeliharaan dan pengendaliaan semua
proses faal di dalam tubuh, mengeraskan tulang, membantu kesehatan
jantung, otak dan saraf. Mineral juga membantu keseimbangan air dan
keadaan darah agar jangan terlalu asam atau terlalu basa selain itu
mineral juga membantu dalam pembuatan anti bodi, yaitu sel-sel yang
berfungsi membunuh kuman.
Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa mineral adalah
merupakan senyawa organik yang mempunyai peranan penting dalam
tubuh. Mineral dibutuhkan tubuh sebagai zat pembangun dan zat
pelindung. Banyak terdapat dalam lauk pauk atau sayuran, misalnya Fe

18
(zat besi) terdapat dalam bayam, kangkung, dan katuk, telur dan sayuran
hijau lainnya, Kalsium: susu, keju.

f. Air
Air merupakan komponen terbesar dalam struktur tubuh manusia,
kurang lebih 60-70 % berat badan orang dewasa berupa air, sehingga air
sangat diperlukan oleh tubuh. Air berfungsi sebagai zat pembangun yang
merupakan bagian dari jaringan tubuh dan sebagai zat pengatur yang
berperan sebagai pelarut hasil-hasil pencernaan. Dengan adanya air pula
sisa-sisa pencemaran dapat dikeluarkan dari tubuh, baik melalui paru-
paru, kulit, ginjal maupun usus. Air juga berfungsi sebagai pengatur
panas tubuh dengan jalan mengalirkan semua panas yang dihasilkan ke
seluruh tubuh.
Menurut Djoko Pekik Irianto (2006: 21) sebagai komponen
terbesar, air memiliki manfaat yang sangat penting, yaitu:
1) Sebagai media transportasi zat-zat gizi, membuang sisa-sisa
metabolisme, hormon ke organ sasaran (target organ).
2) Mengatur temperatur tubuh terutama selama aktifitas fisik.
3) Mempertahankan keseimbangan volume darah.

Selanjutnya Sunita almatsier (2009: 220) air merupakan bagian


utama tubuh, yaitu 55-66 % dari berat badan orang dewasa atau 70 %
dari bagian tubuh tanpa lemak (lean body mass). Adapun fungsi air
tersebut adalah sebagai pelarut dan alat angkut, katalisator, pelumas,
fasilitator pertumbuhan, pengatur suhu dan peredam benturan.
Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa air merupakan
bahan yang sangat penting bagi kehidupan manusia dan fungsinya tidak
dapat tergantikan oleh senyawa lain. Fungsi air adalah pembentuk cairan
tubuh, alat pengangkut unsur-unsur gizi, pengatur panas tubuh dan
pengangkut sisa oksidasi dari dalam tubuh.

19
4. Nutrisi / Zat Gizi yang dibutuhkan untuk Pertumbuhan dan
Perkembangan Anak
a. Bayi (0-1 Tahun)
1) Air Susu lbu (ASI)
Air susu ibu mengandung semua zat gizi dalam susunan dan
jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi sampai
berumur 3-4 bulan pertama. Air susu ibu juga memiliki kelebihan
seperti (Sugeng W, 1994:27):
a) mengandung berbagai elemen humoral imunologik yang
b) infektif terhadap bakteri usus halus,
c) mengandung laktoferin yang dapat mengikat zat besi,
d) tidak memberatkan fungsi saluran pencernaan dan ginjal,
e) tidak mengandung beta laktoglobulin yang dapat menyebabkan
alergi, dan
f) ekonomis dan praktis yang tersedia setiap waktu pada suhu
g) yang ideal dalam keadaan segar serta bebas dari kuman.

2) Energi
Energi yang dibutuhkan lebih besar dari orang dewasa,yaitu
sebanyak 100-120 kilokalori per kg berat badan (BB) per hari.

3) Protein
Protein merupakan sumber asam amino essensial sebagai bahan
utama pertumbuhan dan pembentukan jaringan, mengganti sel yang
rusak serta untuk memelihara keseimbangan asam basa cairan tubuh.
Juga dibutuhkan lebih banyak daripada orang dewasa serta tergantung
dari jenis proteinnya, semakin baik nilai biologi protein (protein
hewani) semakin sedikit kebutuhannya dibanding dengan protein yang
bersumber dari tumbuhan (protein nabati). Kebutuhan untuk bayi (umur
0-1 tahun) adalah sebesar 2,5 gr/kg berat badan/ hari.

20
Daftar kebutuhan protein bagi bayi dan anak menurut Achmad
(1987:220) dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel II
Kebutuhan Protein Bayi dan Anak Balita
Bayi (bulan) g/hari Balita (tahun) g/hari
Kurang dari 3 2,40 1 1,27
3-6 1,85 2 1,19
6-9 1,62 3 1,12
9 - 11 1,44 4 1,06
5 0,98

Tabel III
Kebutuhan Protein bagi Anak Sekolah, Remaja dan Orang Dewasa
di Indonesia
Umur (tahun) Gram setiap hari
1–3 25
4–6 30
7-9 45
Laki-laki Perempuan
10 – 12 50 50
13 – 15 58 58
16 – 19 65 57

4) Lemak
Lemak sebagai penghasil utama kalori berfungsi sebagai pelarut
vitamin A, D, E, K dan pemberi cita rasa sedap pada makanan.
Kebutuhan lemak untuk bayi tidak dinyatakan dalam angka mutlak,
dianjurkan 15-20 % total berasal dari lemak dan 1-2% energi total
sebaiknya berasal dari asam lemak essensial (seperti: asam linoleat,

21
asam palmitat, asam stearat dan lain-lain) yang sangat dibutuhkan untuk
pertumbuhan juga untuk memelihara kesehatan kulit.

5) Hidrat Arang / Karbohidrat


Sebagai zat pati dibutuhkan 60-70 % dari total kalori, Laktosa
misalnya dapat membantu pembentukan flora yang bersifat asam dalam
usus besar dapat meningkatkan absorbs kalium dan menurunkan
absorbsi fenol. Menu makanan disesuaikan dengan daya cerna bayi
dapat berbentuk makanan lumat atau makanan lembik.

6) Vitamin dan Mineral


Sebagai micronutrien dibutuhkan dalam jumlah kecil. Jenis
vitamin yang dibutuhkan oleh bayi, antara lain Vitamin A, B, C, D, E
dan Vitamin K, dan lain-lain, sedang mineral yang dibutuhkan antara
lain Calsium (Ca), Besi (Fe), Phospor (P) dan sebagainya.

b. Anak Pra Sekolah (umur 1 - 6 tahun)


Seperti halnya bayi, produktivitas anak pra sekolah (kelompok
umur 12-15 bulan) juga tercermin melalui aktivitas dalam kehidupan
sehari-hari, melalui perkembangan kekuatan dan koordinasi otot kecil
yang dapat kita bantu, misalnya cara menyayang, cmemberi makan, dan
cara memasang pakaian pada boneka atau dapat beri permainan balok
kayu kecil dan ringan dan lebih lanjut lagi perkenalkan pada
lingkungan, seperti rekreasi ke kebun binatang dan kita sebutkan nama-
nama tumbuhan / pohon. Perkembangan kekuatan dan koordinasi otot
besar dapat dibantu dengan kita rangsang agar anak mau berjalan
sendiri dengan menarik permainan mobil-mobilan atau bermain bola
plastic / karet.
Untuk anak kelompok umur 15-18 bulan, kegiatan yang perlu kita
bantu seperti membuka baju sendiri, menyembunyikan dan menemukan
kembali mainannya. Peluk dan ciumlah lebih sering dan usahakan anak

22
untuk melakukan hal yang sama kepada diri kita. Sedang kemampuan
otot-otot kecil dan kemampuan untuk memecahkan persoalan dapat
dibantu, misalnya meniup busa sabun ketika mandi dan ajarkan anak
untuk membuat untaian benda-benda seperti manik-manik dan lain lain.
Sedang kekuatan dan koordinasi otot besar berkembang terlihat tatkala
anak berjalan sambil berjinjit, berjalan mundur, memanjat dan bermain
ayunan.
Pada kelompok anak berumur 18-24 bulan, untuk merangsang
kemampuan otot kecil dan kemampuan memecahkan masalah terlihat
ketika anak belajar membuat mainan sendiri dari adonan tanah liat atau
adonan lilin untuk kemudian dicetak dibuat permainannya dan anak
mulai senang untuk menggambar garis-garis atau bulatan-bulatan.
Sedang kekuatan koordinasi otot besar terlihat anak mulai senang untuk
melompat atau berdiri dengan satu kaki untuk belajar keseimbangan
badan. Permainan yang dibutuhkan interaksi dengan teman bermain
merupakan sarana/media belajar untuk mematuhi aturan yang
disepakati bersama.
Otak yang berkembang cepat pada anak usia prasekolah sangat
rendah karena kekurangan kandungan zat gizi dalam susunan menu
makanannya. Seperti yang dikemukakan Winick dan Noble (Sugeng W,
1993:98) bahwa kekurangan zat gizi yang terjadi pada masa
pembelahan sel akan mengakibatkan berkurangnya ukuran sel otak
secara maksimal yang dapat mengakibatkan kebodohan pada anak dan
hanya akan pulih kembali jika dilakukan perbaikan zat gizi dalam
susunan menu makanannya. Kecukupan zat gizi makro sehari padaanak
pra sekolah, yaitu antara lain Energi = 1210-1600 kilokalori dan protein
23-29 gr per berat badan.

c. Anak Sekolah (umur 7-12 tahun)


Seperti halnya kelompok anak pra sekolah, pada kelompok anak
sekolah juga membutuhkan zat gizi makro (karbohidrat, protein dan

23
lemak) relatif lebih besar. Sebagai manifestasi/perwujudan
produktivitas pada kelompok usia anak sekolah, yaitu ketahanan
fisik/stamina tubuh dalam mengikuti setiap aktivitas. Selain banyak
membutuhkan zat gizi makro juga sangat banyak membutuhkan zat gizi
mikro (mineral) terutama zat besi (Fe). Beberapa penelitian di Amerika,
Guatemala, Mesir dan Indonesia menunjukkan bahwa anemia gizi besi
berpengaruh nega tif terhadap perilaku dan prestasi belajar anak
(Sugeng W, 1994:28).
Webb dan Oski dalam penelitiannya (Sugeng. W, 1994:28)
menyimpulkan bahwa siswa yang menderita anemia secara statistik
memperolch skar keberhasilan lebih rendah dari kelompok nonanemik
dan dalam uji kemampuan untuk menceritakan kembali hal-hal yang
secara visual pernah diperlihatkan membutuhkan waktu lebih lama
(4.08 detik) disbanding kelompok nonanemik (1.81 detik) untuk
melaporkan kembalimhal yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa
kelompok anemia mengalami lebih banyak masalah perilaku dalam
pemusatan perhatian dan persepsi yang menyebabkan prestasi belajar
rendah. Efisiensi anak-anak nonanemik lebih cepat dan lebih akurat
daripada anak-anak yang anemia.
Youdim dan kawan-kawan (Sugeng W, 1994:28) melalui
penelitian pada tikus menduga bahwa perubahan perilaku (anak)
dengan anemia gizi besi merupakan manifestasi perubahan fungsi
reseptor yang berkaitan dengan metabolism transmisi saraf dopamin.
Melalui beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa menurunnya
kemampuan kognitif dipakai yang terjadi pada anak-anak dengan
anemia gizi besi besar kemungkinan disebabkan berkurangnya enzim,
yang mengandung zat besi.
Dengan terganggunya mekanisme ini, maka proses awal belajar
sangat penting, yaitu proses pemusatan perhatian dan pemilihan
informasi akan terganggu yang dapat dilihat pada kekurangpekaan anak

24
terhadap stimulasi lingkungan dan kurangnya motivasi anak untuk
menghadapi hal-hal yang bersifat menantang.

5. Faktor Gangguan Kesehatan pada Anak


Faktor penyebab terganggunya kesehatan anak usia dini:
a. Penyebab langsung
Makanan anak dan penyakit infeksi yang mungkin diderita anak.
Timbulnya gizi kurang tidak hanya karena makanan yang kurang, tetapi juga
karena penyakit. Anak yang mendapatkan makanan cukup baik, tetapi
sering diserang diare atau demam, akhirnya dapat menderita kurang gizi.
Demikian juga pada anak yang makan tidak cukup baik, maka daya tahan
tubuhnya akan melemah. Dalam keadaan demikian mudah diserang infeksi
yang dapat mengurangi nafsu makan, dan akhirnya dapat menderita kurang
gizi. Pada kenyataannya keduanya baik makanan dan penyakit infeksi
secara bersama-sama merupakan penyebab kurang gizi.
Menurut Achmad Djaeni (2009), penyebab langsung dari gizi kurang
adalah konsumsi kalori dan protein yang kurang. Sebab tidak langsung ada
beberapa yangdominan, yaitu ekonomi negara yang kurang, pendidikan
umum dan pendidikan gizi yang rendah, produksi pangan yang tidak
mencukupi, kondisi hygiene yang kurang baik, dan jumlah anak yang terlalu
banyak. Sebab antara adalah pekerjaan yang rendah, penghasilan yang
kurang, paska panen, sistem perdagangan, dan distribusi yang tidak lancar
dan tidak merata.Menurut Soegeng santoso dan Anne (2009), masalah gizi
yang terjadi pada anak bisa dikaitkan dengan masalah makan anak. Ada
beberapa pendapat mengenai penyebab kesulitan mana anak, menurut Palmer
dan Horn antara lain adalahkelainan neuro-motorik, kelainan kongenital,
kelainan gigi-geligi, penyakit infeksi menahun, defisiensi nutrien, dan
psikologik. Untuk faktor kelainan psikologik disebabkan oleh kekeliruan
orang tua dalam hal mengatur makan anaknya. Ada orang tua yang bersikap
terlalu melindungi dan ada orang tua yang terlalu memaksakan anaknya

25
makan terlalu banyak melebihi keperluan anaknya. Juga apabila anak jauh
dari ibunya, dapat terjadi tidak ada nafsu makan. Perasaan takut berlebih pada
makanan juga dapat mengakibatkan anak tidak mau makan.

b. Penyebab tidak langsung


Ketahanan pangan di keluarga, pola pengasuhan anak, serta
kesehatan dan kesehatan lingkungan. Secara medik, indikator yang dapat
digunakan untuk menyatakan masalah gizi adalah indikator antropometri
(ukurannya adalah kadar hemoglobin dalam darah) dan sebagainya diluar
aspek medik, masalah gizi dapat diakibatkan oleh kemiskinan, social
budaya, kurangnya pengetahuan dan pengertian, pengadaan dan distribusi
pangan, dan bencana alam (Khumaidi,1994).
Adapun faktor masalah gizi pada anak:
1) Masalah gizi karena kemiskinan indikatornya taraf ekonomi keluarga
dan ukuran yang dipakai adalah garis kemiskinan.
2) Masalah gizi karena sosial budaya indikatornya adalah stabilitas
keluarga dengan ukuran frekuensi nikah-cerai-rujuk, anak-anak yang
dilahirkan di lingkungan keluarga yang tidak stabil akan sangat rentan
terhadap penyakit gizi-kurang. Juga indikator demografi yang meliputi
susunan dan pola kegiatan penduduk.
3) Masalah gizi karena kurangnya pengetahuan dan keterampilan dibidang
memasak, konsumsi anak, keragaman bahan, dan keragaman jenis
masakan yang mempengaruhi kejiwaan, misalnya kebosanan.
4) Masalah gizi karena pengadaan dan distribusi pangan, indikator
pengadaan pangan (food supply) yang biasanya diperhitungkan dalam
bentuk neraca bahan pangan, diterjemahkan ke dalam nilai gizi dan
dibandingkan dengan nilai rata-rata kecukupan penduduk. Gizi
merupakan salah satu kehidupan manusia yang erat kaitannya dengan
kualitas fisik maupun mental manusia. Keadaan gizi meliputi proses
penyediaan dan penggunaan gizi untuk pertumbuhan, perkembangan,
dan pemeliharaan serta aktivitas. Keadaan kurang gizi dapat terjadi

26
akibat ketidak seimbangan asupan zat- zat gizi, faktor penyakit
pencernaan, absorbsi, dan penyakit infeksi.Departemen Kesehatan RI
menyatakan bahwa masalah gizi di Indonesia masih didominasi oleh
kekurangan zat gizi yang disebabkan oleh banyak faktor,diantaranya
adalah tingkat sosial ekonomi keluarga. Krisis ekonomi yang melanda
sejak 1997, telah menambah jumlah keluarga miskin dengan daya beli
yang rendah, sehingga memberikan dampak terhadap penurunan
kualitas hidup keluarga dan meningkatkan jumlah anak-anak yang
kekurangan gizi.Selain ketersediaan pangan, masalah gizi juga
dipengaruhi oleh faktor perilaku ibu, dukungan keluarga, dan petugas
kesehatan.
Menurut (Tette et al., 2015). There are three main factors that cause
malnutrition in children, namely inadequate household food, inadequate care
and an unhealthy household environment, and lack of health services. It is
influenced by income, poverty, employment, place of residence, assets,
remittances, pensions and transfers which are also determined by socio-
economic and political factors. Ada tiga faktor utama penyebab gizi buruk
pada anak, yaitu makanan rumah tangga yang tidak memadai, perawatan dan
lingkungan rumah tangga yang tidak sehat, serta kurangnya pelayanan
kesehatan. Hal ini dipengaruhi oleh pendapatan, kemiskinan, pekerjaan,
tempat tinggal, aset, pengiriman uang, pensiun dan transfer yang juga
ditentukan oleh faktor sosial ekonomi dan politik
Menurut Green (1980),masalah perilaku kesehatan dipengaruhi oleh 3
faktor utama.yaitu faktor yang mempermudah (predisposing factors)
mencakup: pengetahuan, sikap, presepsi,nilai-nilai dan norma dalam
masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan; faktorpendorong (enabling
factors) meliputi ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan
bagi masyarakat, dimana fasilitas ini pada hakikatnya mendukung atau
memungkinkan terwujudnya perilaku kesehatan, dan faktor ketiga berupa
faktor penguat (reinforcing factors) meliputi sikap dan perilaku tokoh

27
masyarakat, tokoh agama, dan juga sikap, perilaku, dan ketrampilan petugas
kesehatan.

6. Mengenali Permasalahan Gizi Pada Anak


Permasalahan gizi malnutrisi kerap sekali terjadi pada masa anak anak.
Arti malnutrisi menurut WHO adalah kekurangan, kelebihan, atau
ketidakseimbangan dalam asupan energi maupun nutrisi seseorang.
Malnutrition dapat terjadi ketika seseorang memiliki terlalu banyak atau
terlalu sedikit makanan dan nutrisi penting dalam tubuhnya. Malnutrition in
children causes permanent effects that reduce health capital in later life. This
results in serious health, social and economic consequences across
generations (Martorell & Zongrone, 2012)
Terdapat 4 bentuk malnutrisi, yaitu: Kurang gizi, yang meliputi wasting
(berat badan rendah menurut tinggi badan), stunting (tinggi badan rendah
menurut umur), dan kekurangan berat badan (berat badan rendah menurut
umur). Malnutrisi terkait mikronutrien, yang meliputi defisiensi mikronutrien
(kekurangan vitamin dan mineral penting) maupun kelebihan mikronutrien
Kelebihan berat badan, obesitas Penyakit tidak menular yang berhubungan
dengan diet, seperti penyakit jantung, stroke, diabetes, dan beberapa jenis
kanker).
Akibat dari malnutrisi mungkin seseorang akan mengalami masalah
kesehatan jangka pendek dan jangka panjang, pemulihan yang lambat dari
luka dan penyakit, dan risiko infeksi yang lebih tinggi. Berikut ini adalah
penyakit yang disebabkan karena malnutrisi diantaranya yaitu:
a. Stunting
Stunting adalah masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi
dalam jangka waktu panjang sehingga mengakibatkan terganggunya
pertumbuhan pada anak. Stunting juga menjadi salah satu penyebab
tinggi badan anak terhambat, sehingga lebih rendah dibandingkan anak-
anak seusianya. Biasanya, stunting mulai terjadi saat anak masih berada

28
dalam kandungan dan terlihat saat mereka memasuki usia dua tahun.
Stunting memiliki gejala-gejala yang bisa Anda kenali, misalnya:
 Wajah tampak lebih muda dari anak seusianya.
 Pertumbuhan tubuh dan gigi yang terlambat.
 Memiliki kemampuan fokus dan memori belajar yang buruk.
 Pubertas yang lambat.
 Saat menginjak usia 8-10 tahun, anak cenderung lebih pendiam dan
tidak banyak melakukan kontak mata dengan orang sekitarnya.
 Berat badan lebih ringan untuk anak seusianya.

1) Faktor-faktor Penyebab Stunting


a) Kurang Gizi dalam Waktu Lama
Tanpa disadari, penyebab stunting pada dasarnya sudah
bisa terjadi sejak anak berada di dalam kandungan. Sebab, sejak
di dalam kandungan, anak bisa jadi mengalami masalah kurang
gizi. Penyebabnya, adalah karena sang ibu tidak memiliki akses
terhadap makanan sehat dan bergizi seperti makanan berprotein
tinggi, sehingga menyebabkan buah hatinya turut kekurangan
nutrisi. Selain itu, rendahnya asupan vitamin dan mineral yang
dikonsumsi ibu juga bisa ikut memengaruhi kondisi malnutrisi
janin. Kekurangan gizi sejak dalam kandungan inilah yang juga
bisa menjadi penyebab terbesar kondisi stunting pada anak.
b) Pola Asuh Kurang Efektif
Pola asuh yang kurang efektif juga menjadi salah satu
penyebab stunting pada anak. Pola asuh di sini berkaitan dengan
perilaku dan praktik pemberian makanan kepada anak. Bila
orang tua tidak memberikan asupan gizi yang baik, maka anak
bisa mengalami stunting. Selain itu, faktor ibu yang masa
remaja dan kehamilannya kurang nutrisi serta masa laktasi yang
kurang baik juga dapat memengaruhi pertumbuhan dan otak
anak.

29
c) Pola Makan
Rendahnya akses terhadap makanan dengan nilai gizi tinggi
serta menu makanan yang tidak seimbang dapat memengaruhi
pertumbuhan anak dan meningkatkan risiko stunting. Hal ini
dikarenakan ibu kurang mengerti tentang konsep gizi sebelum,
saat, dan setelah melahirkan.
d) Tidak Melakukan Perawatan Pasca Melahirkan
Setelah bayi lahir, sebaiknya ibu dan bayi menerima
perawatan pasca melahirkan. Sangat dianjurkan juga bagi bayi
untuk langsung menerima asupan ASI agar dapat memperkuat
sistem imunitasnya. Perawatan pasca melahirkan dianggap
perlu untuk mendeteksi gangguan yang mungkin dialami ibu
dan anak pasca persalinan.
e) Gangguan Mental dan Hipertensi Pada Ibu
Pola asuh yang kurang efektif juga menjadi salah satu
penyebab stunting pada anak. Pola asuh di sini berkaitan dengan
perilaku dan praktik pemberian makanan kepada anak. Bila
orang tua tidak memberikan asupan gizi yang baik, maka anak
bisa mengalami stunting. Selain itu, faktor ibu yang masa
remaja dan kehamilannya kurang nutrisi serta masa laktasi yang
kurang baik juga dapat memengaruhi pertumbuhan dan otak
anak.
f) Sakit Infeksi yang Berulang
Sakit infeksi yang berulang pada anak disebabkan oleh
sistem imunitas tubuh yang tidak bekerja secara maksimal. Saat
imunitas tubuh anak tidak berfungsi baik, maka risiko terkena
berbagai jenis gangguan kesehatan, termasuk stunting, menjadi
lebih tinggi. Karena stunting adalah penyakit yang rentan
menyerang anak, ada baiknya Anda selalu memastikan imunitas
buah hati terjaga sehingga terhindar dari infeksi.
g) Faktor Sanitasi

30
Sanitasi yang buruk serta keterbatasan akses pada air bersih
akan mempertinggi risiko stunting pada anak. Bila anak tumbuh
di lingkungan dengan sanitasi dan kondisi air yang tidak layak,
hal ini dapat memengaruhi pertumbuhannya. Rendahnya akses
terhadap pelayanan kesehatan juga merupakan salah satu faktor
penyebab stunting.

2) Cara Mencegah Stunting


Tindakan pencegahan ini sebaiknya dilakukan sebelum,
saat, dan sesudah masa kehamilan.
a) Pahami Konsep Gizi
Pastikan Anda mendapatkan asupan gizi yang cukup setiap
hari, terlebih saat masa kehamilan. Pahami konsep gizi dengan
baik dan terapkan dalam pola asuh anak.
b) Pilihan Menu Beragam
Upayakan untuk selalu memberi menu makanan yang
beragam untuk anak. Jangan lupakan faktor gizi dan nutrisi yang
dibutuhkan mereka setiap harinya. Saat masa kehamilan dan
setelahnya, ibu pun perlu mendapatkan gizi yang baik dan
seimbang agar dapat menghindari masalah stunting.
c) Pemeriksaan Rutin
Selama masa kehamilan, ibu perlu melakukan checkup atau
pemeriksaan rutin untuk memastikan berat badan sesuai dengan
usia kehamilan. Ibu hamil juga tidak boleh mengalami anemia
atau kekurangan darah karena akan memengaruhi janin dalam
kandungan. Kontrol tekanan darah ini bisa dilakukan saat check
up rutin.
d) Pentingnya ASI
Air susu ibu (ASI) mengandung banyak gizi baik yang
dapat menunjang pertumbuhan anak. Dalam ASI, terdapat zat
yang dapat membangun sistem imun anak sehingga menjauhkan

31
mereka dari berbagai masalah kesehatan, salah satunya adalah
stunting.
e) Konsumsi Asam Folat
Asam folat berperan penting untuk mendukung
perkembangan otak dan sumsum tulang belakang bayi. Zat ini
juga dapat mengurangi risiko gangguan kehamilan hingga 72%.
Dengan asupan asam folat, kegagalan perkembangan organ bayi
selama masa kehamilan juga bisa dicegah.
f) Tingkatkan Kebersihan
Sakit infeksi yang berulang pada anak disebabkan oleh
sistem imunitas tubuh yang tidak bekerja secara maksimal. Saat
imunitas tubuh anak tidak berfungsi baik, maka risiko terkena
berbagai jenis gangguan kesehatan, termasuk stunting, menjadi
lebih tinggi. Karena stunting adalah penyakit yang rentan
menyerang anak, ada baiknya Anda selalu memastikan imunitas
buah hati terjaga sehingga terhindar dari infeksi.
g) Faktor Sanitasi
Faktor sanitasi dan akses air bersih menjadi salah satu fokus
yang bisa Anda lakukan untuk mencegah stunting pada anak.
Jagalah kebersihan diri dan lingkungan agar tidak ada bakteri,
jamur, kuman, dan virus yang mengontaminasi tubuh Anda dan
si kecil. Anda juga disarankan selalu memperhatikan kebersihan
tubuh maupun tangan. Sebab, apabila tangan kotor, bukan tidak
mungkin kuman menjangkiti makanan yang masuk ke dalam
tubuh sehingga menyebabkan masalah kurang gizi. Dalam
waktu lama, masalah kurang gizi yang berkepanjangan tersebut
dapat menyebabkan stunting.

32
b. Wasting
Wasting adalah kondisi anak yang berat badannya menurun seiring
waktu hingga total berat badannya jauh di bawah standar kurva
pertumbuhan atau berat badan berdasarkan tinggi badannya rendah
(kurus) dan menunjukkan penurunan berat badan (akut) dan parah.
Pemicu wasting biasanya dikarenakan anak terkena diare
sehingga berat badannya turun drastis tapi tinggi badannya tidak
bermasalah. Jika tingkat keparahan wasting anak sudah mencapai akut,
akan timbul beberapa gejala seperti berikut:
 Indikator BB/TB menunjukkan angka kurang dari -3 SD
 Memiliki pembengkakan karena cairan (edema) di beberapa bagian
tubuh
 Lingkar lengan atas (LILA) cenderung kecil, biasanya kurang dari
12,5 cm

1) Faktor-faktor Penyebab Wasting


a) Kurang terjangkau atau sulitnya akses ke pelayanan kesehatan,
sehingga orangtua enggan memeriksakan kondisi kesehatan
anaknya.
b) Pemberian asupan makanan harian yang tidak memenuhi
kebutuhan gizi anak.
2) Cara Mengatasi Wasting
Cara mengatasi wasting tingkat biasa (moderate malnutrition).
c) Berikan berbagai makanan dengan kandungan energi yang
tinggi guna mendukung kenaikan berat badan.
d) Berikan nutrisi lainnya seperti protein, vitamin, serta mineral,
guna mempercepat pembentukan jaringan baru.
e) Energi dari protein sekitar 12 hingga 15%.
f) Energi dari lemak sekitar 30%.
Sedangkan berbagai pilihan sumber makanan untuk anak
dengan wasting, bisa diperoleh dari:

33
g) Sumber makanan hewani seperti daging merah, daging ayam,
ikan, susu, telur, dan lainnya.
h) Serat dalam taraf sedang.
i) Rendah garam.
Cara mengatasi wasting tingkat akut (severe acute
malnutrition). Melansir dari panduan penanganan untuk kondisi
kurang gizi akut dari WHO, beberapa hal bisa dilakukan untuk
mengatasi wasting akut pada anak. Pemberian makanan
terapeutik, dan susu formula khusus F-75. Bisa diberikan setelah
kondisinya mulai stabil, nafsu mangkat meningkat, dan edema
membaik.

c. Underwieght
Underweight adalah kondisi saat berat badan anak berada di bawah
rentang rata-rata atau normal. Idealnyal, anak dikatakan memiliki berat
badan normal ketika setara dengan teman-teman seusianya. Berat badan
anak yang kurang merupakan pertanda bahwa tubuhnya tidak
memperoleh cukup zat gizi untuk mendukung perkembangan tubuh.
Misalnya tulang, kulit, rambut, serta berbagai bagian tubuh lainnya.
Gejala yang paling mudah dilihat jika berat badan anak kurang
yakni tubuhnya tampak kurus. Kondisi ini terjadi akibat jumlah asupan
energi yang dikonsumsinya terlalu rendah dan tak sebanding dengan
energi yang dikeluarkan. Selain itu, berbagai gejala berat badan kurang
pada anak juga juga meliputi:
 Rambut mudah rontok
 Sistem kekebalan tubuh lemah, sehingga gampang terserang
penyakit.
 Mudah Lelah
 Sulit berkonsentrasi
 Kurang berenergi saat melakukan aktivitas
 Tulang cenderung rapuh

34
 Pertumbuhan dan perkembangan tubuh agak lambat

3) Penyebab Underweight
a) Riwayat keluarga
b) Metabolisme cepat
c) Mengalami penyakit kronis, misalnya infeksi yang sering
sehingga menimbulkan gejala mual, muntah, hingga turunnya
nafsu makan pada anak. Penyakit kronis lain seperti kanker,
diabetes, masalah tiroid, maupun gangguan pencernaan seperti
penyakit Crohn dan ulserative colitis, juga bisa membuat berat
badan turun drastis.
d) Memiliki penyakit kejiwaan, depresi, kecemasan, maupun
gangguan makan seperti anoreksia dan bulimia.

4) Dampak Underweight
a) Rentan terserang osteoporosis di kemudian hari.
b) Rambut dan kulit yang mudah bermasalah, karena kurangnya
asupan nutrisi harian yang berperan untuk menjaga
kesehatannya.
c) Mudah jatuh sakit, karena tidak cukupnya asupan nutrisi yang
dibutuhkan tubuh untuk melawan infeksi.
d) Merasa lelah sepanjang waktu, karena kurang optimalnya
asupan kalori yang seharusnya berperan sebagai sebagai sumber
energi.
e) Pertumbuhan anak lambat atau terganggu.
5) Cara Penanganan Underweight
a) Memperbanyak makan camilan
b) Makan dengan porsi sedikit tapi sering
c) Berikan makanan yang padat gizi
Pemberian makanan harian untuk anak underweight sebaiknya
juga menerapkan beberapa hal seperti:

35
 Berikan beragam variasi sayur dan buah setiap harinya.
 Sumber karbohidrat tidak boleh terlupakan. Roti, nasi,
kentang, pasta, maupun jenis umbi-umbian bisa jadi pilihan
yang baik.
 Berikan segelas susu sapi maupun alternatif pilihannya,
seperti sudsu kedelai atau yogurt.
 Pastikan sumber protein memenuhi kebutuhan anak, seperti
dari kacang-kacangan, ikan, telur, daging, dan lainnya.
 Asupan minyak tidak jenuh meski dalam jumlah sedikit
harus tetap terpenuhi.
 Penuhi kebutuhan cairan anak sekitar 6-8 gelas per hari.

d. Kurang Energi Protein (Kep)


Masalah gizi kurang antara lain adalah kurang energi protein (KEP)
yaitu penyakit gizi yang benar istilah masalah atau penyakit gizi akibat
defisiensi makanan sumber energi dalam jangka waktu yang cukup lama.
Prevalensi tinggi terjadi pada balita, ibu hamil (bumil) dan ibu
menyusui/meneteki (buteki), KEP meliputi tipe kwashiorkor, tipe
marasmus dan tipe marasmik-kwashiorkor.
Marasmus atau marasmik, disebabkan oleh defisiensi kalori dalam
diet yang berlangsung lama karena ketidakseimbangan konsumsi zat gizi
atau kalori didalam makanan, kebiasaan makanan yang tidak layak dan
penyakit infeksi saluran pencernaan. Pada pemeriksaan biokimia
ditemukan Kadar albumin rendah, globulin meninggi. Gejala marasmus
meliputi: Pertumbuhan terhenti; rewel; sering bangun waktu malam;
konstipasi/diare, feses berupa bercak hijau tua dan berlendir; jaringan
lemak bawah kulit hilang; turgor jelek & keriput, old face; vena
superfisialis tampak jelas; ubun-ubun besar cekung, tulang pipi & dagu
menonjol, mata tampak besar & dalam; Akral dingin, sianosis; perut
membuncit atau cekung dengan gambaran usus yang jelas, otot atropi;

36
anak penakut & apatis. Kadar Hb berkurang, disertai tanda-tanda
kekurangan vitamin lainnya.
Tipe Kwashiorkor, Kwashiorkor adalah penyakit yang disebabkan
oleh kekurangan protein dan sering timbul pada usia 1-3 tahun karena
pada usia ini kebutuhan protein tinggi. Meski penyebab utama
kwashiorkor adalah kekurangan protein, tetapi karena bahan makanan
yang dikonsumsi kurang menggandung zat gizi lain serta konsumsi
daerah setempat yang berlainan, akan terdapat perbedaan gambaran
kwashiorkor di berbagai negara. Pertamakali dilaporkan oleh Cicely
Williams (1933) terjadi pada anak-anak di Ghana, faktor-faktor yang
berkontribusi antara lain: 1) Sosial ekonomi rendah, 2) Pengetahuan gizi
kurang memadai, 3) Penyakit terutama infeksi. Penyebabnya meliputi
kekurangan protein dalam makanan, gangguan penyerapan protein,
kehilangan protein secara tidak normal, infeksi kronis atau perdarahan
hebat.
Kwashiorkor memiliki beberapa gejala yang dapat diketahui.gejala
kwashiorkor meliputi pertumbuhan terganggu, tinggi badan & berat
badan kurang, perubahan mental menjadi apatis, edema mulai ringan
sampai dengan berat, gejala gastrointestinal: anoreksia, mual, muntah,
diare, kadang intoleransi laktosa; perubahan rambut menjadi mudah
dicabut, kusam, kering, halus, jarang & berubah warna menjadi putih,
kulit kering, hiperpigmentasi & persisikan kulit ditemukan khas crazy
pavement dermatosis berupa bercak putih atau merah mudah dengan tepi
hitam yang ditemukan pada bagian tubuh yang mendapat tekanan,
perdarahan kulit (ptekie), hepatomegali, perlemakan hati, anemia.
Keadaan yang memperberat anemia: defisiensi besi, defisiensi faktor
hati, kerusakan hati, defisiensi vitamin B kompleks dan insufiensi
hormon. Kelainan kimia darah meliputi kadar albumin serum rendah,
kadar globulin normal atau sedikit meninggi, pada biopsi hati ditemukan
perlemakan. Hasil autopsi penderita kwashiorkor berat menunjukkan
hampir semua organ mengalami perubahan seperti degenerasi otot

37
jantung, osteoporosis tulang, dll. Penyakit penyerta KEP adalah
defisiensi vitamin A, TB Paru, bronkopneumonia, askariasis dsb.
Cara penanganan KEP yaitu dengan memberikan makanan yang
mengandung banyak protein bernilai hayati tinggi, banyak kalori, cukup
cairan, cukup vitamin & mineral dalam bentuk yang mudah dicerna
secara bertahap serta mengobati penyakit penyerta. Klasifikasi
KEP/MEP (malnutrition energy & Protein) menurut Sistem Wellcome
Trust Working Party membedakan tipe MEP berdasarkan BB dan edema
yaitu :1) BB diatas 60% dari normal + edema = Kwashiorkor, 2) BB
dibawah 60% dr normal + edema = marasmik kwashiorkor, dan BB
dibawah 60% dari normal tanpa edema = marasmus. Penatalaksanaan
KEP dari aspek gizi meliputi prinsip diet TKTP (Tinggi Kalori Tinggi
Protein) dan suplemen vitamin mineral, bentuk makanan disesuaikan
secara individual (cair, lunak, biasa, makanan dengan porsi sedikit-
sedikit tapi sering), pemantauan masukan makanan setiap hari
(perubahan diet biasanya dilakukan setiap saat).

e. Anemia Defisiensi Besi


Masalah gizi di Indonesia berikutnya adalah anemia defisiensi besi.
Anemia defisiensi adalah anemia yang disebabkan oleh kekurangan satu
atau beberapa bahan yang diperlukan untuk pematangan eritrosit, dimana
kadar hemoglobin (Hb), hematokrit (Ht) dan eritrosit lebih rendah dari
nilai normal, akibat defisiensi salah satu atau beberapa unsur makanan
yang esensial yang dapat mempengaruhi timbulnya defisiensi tersebut.
Masalah anemia yang utama adalah anemia defisiensi zat besi (Fe),
Prevalensi tertinggi terjadi didaerah miskin, pada penderita gizi buruk
dan penderita infeksi, hasil studi menunjukan bahwa anemia pada masa
bayi mungkin menjadi salah satu penyebab terjadinya disfungsi otak
permanen. Ciri anemia jenis ini adalah akan memperlihatkan respon yang
baik dengan pemberian preparat besi. Defisiensi zat besi menurunkan

38
jumlah oksigen untuk jaringan, otot kerangka, menurunnya kemampuan
berfikir serta perubahan tingkah laku.
Penyebab langsung anemia defisiensi besi adalah perdarahan
kronik (terjadi pada Infestasi cacing); diet tidak cukup mengandung zat
besi (Fe); mengkonsumsi makanan yang menghambat penyerapan zat
besi; kebutuhan meningkat misalnya: hamil, menstruasi, donor darah,
hemoglobinuria, dan penyimpanan besi berkurang (misalnya pada
hemosiderosis paru). Faktor yang berkontribusi terhadap anemia ini
adalah pendidikan wanita yang rendah; ekonomi rendah; lokasi geografis
(misalnya daerah endemis malaria).
Klasifikasi anemia terdiri dari:
1) Tahap satu berkurangnya penyimpanan zat besi tingkat sedang,
belum ada disfungsi,
2) Tahap dua berkurangnya cadangan zat besi tingkat berat, belum
ada disfungsi,
3) Tahap tiga defisiensi zat besi dengan disfungsi,
4) Tahap empat defisiensi zat besi dengan gangguan fungsi & anemia.
Ciri ciri penderita anemia defisiensi besi meliputi perubahan kulit
& mukosa yang progresif; pucat (konjungtiva, telapak tangan, palpebra);
lemah; lesu; haemaglobin rendah; sering berdebar; atrofi papil lidah;
takikardi; sakit kepala, hingga jantung membesar. Penatalaksanaan
anemia ini terdiri dari mengatasi penyebab perdarahan kronik, cacingan,
dan pemberian preparat zat besi (Fe). Manajemen nutrisi dapat dilakukan
dengan peningkatan zat besi dalam bentuk obat atau makanan yang
mudah diserap dalam diet, memberikan diet daging, ikan, unggas pada
tiap diet; Menambahkan vitamin C dalam bentuk obat atau makanan tiap
kali makan, menurunkan konsumsi teh dan kopi.

39
f. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (Gaky)
Masalah gizi berikutnya yaitu gangguan akibat kekurangan yodium
(GAKY). Yodium merupakan zat essensial bagi tubuh, karena
merupakan komponen dari Hormon tiroksin. Yodium diserap dalam
bentuk yodida, yang di dalam kelenjar tiroid dioksidasi dengan cepat
menjadi yodium, terikat pada molekul tirosin dan tiroglobulin.
Selanjutnya tiroglobulin dihidrolisis menghasilkan tiroksin dan asam
amino beryodium, tiroksin terikat oleh protein. Asam amino beryodium
selanjutnya segera dipecah dan menghasilkan asam amino dalam proses
deaminasi, dekarboksilasi dan oksidasi Anjuran asupan Yodium 50
µg/hari untuk kisaran usia 0-12 Bulan, 90 µg/hari untuk kisaran usia 1-6
tahun, 120 µg/hari untuk kisaran usia 7-12 tahun, Dosis 150 µg/hari
untuk kisaran usia 12- Dewasa, Dosis 200 µg/hari untuk kisaran Ibu
hamil dan menyusui. Gangguan akibat kekurangan yodium adalah
sekumpulan gejala yang dapat ditimbulkan karena tubuh seseorang
kekurangan unsur yodium secara terus-menerus dalam waktu cukup
lama. Defisiensi pada janin menyebabkan kretinisme endemis.
Gejala khas kretinisme terbagi menjadi dua jenis, yaitu jenis saraf
yang menampilkan tanda dan gejala seperti kemunduran mental, bisu-tuli
dan diplegia spastik. Jenis kedua yaitu bentuk miksedema yang
memperlihatkan tanda hipotiroidisme dan dwarfisme. Defisiensi pada
bayi baru lahir selain berpengaruh pada angka kematian, kekurangan
yang parah dan berlangsung lama akan mempengaruhi fungsi tiroid bayi
yang kemudian mengancam perkembangan otak secara dini. Defisiensi
pada anak dan remaja akibat kekurangan Yodium yaitu gondok,
hipotiroidisme Juvenile dan perkembangan fisik terhambat. Defisiensi
pada dewasa, menyebabkan keadaan lemas dan cepat lelah, produktifitas
dan peran dalam kehidupan sosial rendah , gondok , hipotiroidisme, dan
hipertiroidisme. Defisiensi pada ibu hamil menyebabkan keguguran
spontan, lahir mati dan kematian bayi, mempengaruhi otak bayi dan
kemungkinan menjadi cebol pada saat dewasa nanti. Seorang ibu yang

40
menderita pembesaran gondok akan melahirkan bayi yang juga
menderita kekurangan yodium. Jika tidak segera diobati, maka pada usia
1 tahun, sudah akan terjadi pembesaran pada kelenjar gondoknya.
Defisiensi pada semua usia menyebabkan kepekaan terhadap radiasi
nuklir meningkat. Penanggulangan GAKY meliputi:
1) Garam beryodium., mewajibkan semua garam yang dikonsumsi
diperkaya dengan yodium sebanyak 30-80 ppm,
2) Suplementasi yodium,
3) Suntikan minyak beryodium (Lipiodol) dan
4) Kapsul minyak beryodium.
Pencegahan GAKY dilaksanakan melalui pemberian garam
beryodium. Jika garam beryodium tidak tersedia, maka diberikan kapsul
minyak beryodium setiap 3, 6 atau 12 bulan, atau suntikan ke dalam otot
setiap 2 tahun.

g. Kurang Vitamin A (Dva/Kva)


Masalah gizi kurang selanjutnya adalah defisiensi atau kurang
vitamin A (DVA/KVA). Defisiensi vitamin A adalah penyakit yang
disebabkan karena kurangnya pemasukan vitamin A yang dapat
diketahui dengan adanya rabun senja dan kerusakan pada kornea mata
atau lebih dikenal xeroptalmia atau kelainan sistemik yang
mempengaruhi jaringan epitel dari organ-organ seluruh tubuh, termasuk
paru-paru, usus, mata dan organ lain, gejala KVA terlihat langsung pada
mata. Defisiensi vitamin A ini merupakan mengakibatkan rabun senja
pada bayi serta merupakan faktor yang paling berkontribusi terhadap
angka kesakitan dan kematian akibat penyakit infeksi. DVA ini dapat
menyebabkan anak-anak menjadi buta setelah 1 tahun apabila tidak
mendapatkan suplementasi vitamin A.
Penyebab utama defisiensi vitamin A ini adalah kurang konsumsi
vitamin A serta diperburuk dengan tingginya angka infeksi, seperti diare
dan campak. Infeksi akan menghambat kemampuan tubuh untuk

41
menyerap zat-zat gizi. Pada saat yang sama kondisi infeksi akan
mengikis habis simpanan vitamin A dalam tubuh. Vitamin A (retinol) ini
merupakan nutrisi esensial penting yang dibutuhkan dalam jumlah kecil
oleh manusia untuk fungsi pertumbuhan dan perkembangan,
pemeliharaan integritas sel epitel, fungsi kekebalan tubuh serta fungsi
reproduksi. Fungsi vitamin A bagi mata terutama pada proses
penglihatan dimana vitaminA berperan dalam membantu proses adaptasi
dari tempat yang terang ketempat yang gelap. Fungsi vitamin A untuk
kekebalan tubuh, dibutuhkan dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan tulang dan sel epitel yang membentuk email dalam
pertumbuhan gigi. Pertumbuhan menjadi terhambat serta bentuk tulang
menjadi tidak normal apabila kekurangan vitamin A. Selain itu fungsi
vitamin A pada ibu hamil yaitu untuk kebutuhan janin dan persiapan
untuk menyusui
Sumber utama vitamin A adalah berasal dari hewan (bentuk aktif
vitamin A) sedangkan yang berasal dari tumbuhan berupa
karoten/provitamin A. Kelainan pada sel-sel epitel termasuk sel-sel epitel
pada selaput lendir mata akibat kekurangan vitamin A terjadi karena
adanya proses metaplasi sel-sel epitel, sehingga kelenjar tidak
memproduksi cairan yang dapat menyebabkan terjadinya kekeringan
pada mata yang disebut xerosis konjungtiva. Saat ini gejala klinik rabun
senja dan xeroptalmia pada anak-anak telah menurun dengan adanya
pelaksanaan berbagai program intervensi, namun jumlah anak yang
memiliki gejala sub- klinik masih sangat besar di dunia Secara global
sekitar 3 juta anak menderita DVA sub klinik dan setengah dari mereka
meninggal setelah satu tahun karena kehilangan penglihatannya. DVA
sub-klinik dapat meningkatkan kerentanan anak-anak terhadap infeksi,
memperlambat pertumbuhan fisik, dan mengurangi kemampuan
kekebalan tubuh, dan meningkatkan kesakitan dan kematian akibat
beberapa penyakit infeksi. DVA sub klinik yaitu apabila seseorang
memiliki konsentrasi vitamin A rendah atau apabila konsentrasi serum

42
retinolnya adalah kurang dari 20 μg/dl atau <0.7 μmol/l (United Nations
System, 2011).
Xeroptalmia memiliki beberapa klasifikasi yaitu
1) XN (Buta Senja/Hemeralopia/Nyctalopia)
Biasa disebut dengan Rabun senja, Rabun ayam. Dimulai
dari gangguan pada sel batang retina, yang sulit beradaptasi
diruang yang remang setelah terang, ini sangat jelas terlihat ketika
sore hari, dimana penglihatan menurun pada sore hari, anak-anak
biasa masuk rumah menabrak barang yang ada dihadapannya.
2) X1A (Xerosis Konjungtiva)
Bila buta senja terus terjadi dan konsumsi vitamin A sangat
rendah bahkan tidak ada dalam makanan sehari-hari, maka tahap
selanjutnya akan terjadi bagian putih mata akan kering, kusam, tak
bersinar (Xerosis Konjungtiva-X1A). Keadaan ini bisa dilihat
dengan jelas ketika mencoba membuka sedikit mata anaknya dan
melihat bagian putihnya akan terlihat dengan jelas bagian putihnya
kering, kusam dan tak bersinar serta sedikit kotor.
3) X1B (Xerosis Konjungtiva Disertai Bercak Bitot)
Setelah bagian putih mata kering, kusam dan tak bersinar,
bila konsumsi vitamin A dari makanan rendah dan tidak
mendapatkan kapsul vitamin A rutin, selanjutnya akan terjadi
penimbunan sel epitelnya dan adanya timbunan keratin (Bercak
Bitot, Bitot’s spot). Jika ditemukan Bitot’s spot harus dirujuk
segera ke dokter ahli mata.
4) X2 (Xerosis Kornea)
Keterlambatan penanganan saat ditemukan bercak bitot,
maka akan merambat pada bagian hitam mata yang terlihat kering,
kusam dan tak bersinar. Dan ini merupakan tahapan pertama terjadi
kebutaan. Gejala Buta senja (XN), Xerosis Konjungtiva (X1A),
hingga Xerosis Kornea (X2), jika tanpa penyakit penyerta, masih
dapat disembuhkan dengan pemberian kapsul vitamin A.

43
5) X3A (Keratomalasia Atau Ulserasi Kornea Kurang Dari 1/3
Permukaan Kornea)
Pada tahapan ini ditandai dengan sebagian hitam mata
melunak seperti bubur. Dan selanjutnya seluruh bagian hitam mata
melunak seperti bubur (ulserasi Kornea -X3B), pada tahap ini akan
sangat sulit untuk terhindar dari kebutaan.
6) X3B (Keratomalasia Atau Ulserasi Sama Atau Lebih Dari 1/3
Permukaan Kornea).
7) XS (Jaringan Parut Kornea/Sikatriks/Scar)
Bola mata mengecil dan mengempis (Xeroptalmia Scar- XS)
dan terjadilah kebutaan yang permanen.
8) XF (Fundus Xeroftalmia).

XN, XIA, XIB, X2 biasanya dapat sembuh kembali normal dengan


pengobatan yang baik. Pada stadium X2 merupakan keadaan gawat
darurat yang harus segera diobati karena dalam beberapa hari bisa
berubah menjadi X3, X3A dan X3B bila diobati dapat sembuh tetapi
dengan meninggalkan cacat yang bahkan dapat menyebabkan kebutaan
total bila lesi (kelainan) pada kornea cukup luas sehingga menutupi
seluruh kornea.
Ada 3 cara mengintervensi masyarakat untuk mengurangi masalah
KVA pada populasi berisiko yaitu meningkatkan kemudahan dan
pemasokan vitamin A (suplementasi vitamin A), peningkatan konsumsi
makanan yang banyak mengandung vitamin A (Fortifikasi), dan
mengontrol KVA pada daerah-daerah risiko tinggi. Di Indonesia, dalam
rangka menurunkan angka prevalensi kekurangan vitamin A, pemerintah
memberikan suplementasi kapsul vitamin A setahun dua kali pada bulan
Februari dan Agustus, sejak anak berusia enam bulan. Kapsul merah
(dosis 100.000 IU) diberikan untuk bayi umur 6-11 bulan dan kapsul biru
(dosis 200.000 IU) untuk anak umur 12-59 bulan. Persentase pemberian
kapsul vitamin A menurut kelompok umur cukup bervariasi. Persentase

44
tertinggi pada kelompok umur 12-23 bulan (74,8%). Ada kecenderungan
semakin tinggi kelompok umur semakin rendah cakupan yang menerima
vitamin A, khususnya pada anak balita 48-59 bulan. Persentase anak
umur 6-59 bulan yang menerima kapsul vitamin A di perkotaan (74,0%)
lebih tinggi daripada di perdesaan (65,3%). Sedangkan menurut jenis
kelamin anak tidak tampak adanya perbedaan cakupan vitamin A.
Persentase menurut tingkat pendidikan kepala keluarga dan status
ekonomi, terlihat adanya kecenderungan semakin tinggi tingkat
pendidikan kepala keluarga dan status ekonomi, semakin tinggi pula
cakupan pemberian kapsul vitamin A.

h. Obesitas
Permasalahan gizi tidak hanya mengenai kekurangan gizi (gizi
kurang), akan tetap juga mengenai kelebihan gizi/gizi lebih (obesitas).
Obesitas adalah keadaan kesehatan dan status gizi dengan akumulasi
lemak tubuh berlebihan disertai risiko kelainan patologis yang multi
organ. Setiap orang memerlukan sejumlah lemak tubuh untuk
menyimpan energi, sebagai penyekat panas, penyerap guncangan dan
fungsi lainnya. Rata-rata wanita memiliki lemak tubuh yang lebih banyak
dibandingkan pria. Perbandingan yang normal antara lemak tubuh
dengan berat badan adalah sekitar 25-30% pada wanita dan 18-23% pada
pria. Berdasarkan klasifikasi WHO pada tahun 1998, dinyatakan berat
badan lebih (BBL) bila IMT 25,0–29,9 kg/m2 dan obesitas bila IMT
≥30,0 kg/m2. Hal ini lebih dirinci sebagai berikut:1) obesitas ringan IMT
30,0–34,9, 2) obesitas sedang IMT 35,0–39,9 dan 3) obesitas berat
(morbid) IMT ≥40,0 kg/m2.
Penyebab obesitas adalah karena mengonsumsi kalori lebih banyak
dari yang diperlukan, faktor yang diperkirakan terlibat adalah faktor:
genetik; lingkungan; faktor psikis; faktor perkembangan; aktivitas fisik;
usia; diet; kehamilan; obat-obatan; masalah medis dan alkohol. Menurut
Guyton & Hall, obesitas dapat dipengaruhi oleh faktor: psikogenik;

45
kelainan neurogenik; faktor genetika; kelebihan nutrisi pada masa kanak-
kanak; dan kegemukan akibat kortisol. Seseorang dengan obesitas akan
menghadapi risiko masalah kesehatan yang banyak seperti:
1) Hipertensi.
Penambahan jaringan lemak meningkatkan aliran darah.
Peningkatan kadar insulin berkaitan dengan retensi garam dan air
yang meningkatkan volum darah. Laju jantung meningkat dan
kapasitas pembuluh darah mengangkut darah berkurang.
Semuanya dapat meningkatkan tekanan darah.
2) Diabetes.
Obesitas merupakan penyebab utama Diabetes Militus tipe 2.
Lemak berlebih menyebabkan resistensi insulin, dan hiperglikemia
berpengaruh negatif terhadap kesehatan.
3) Dislipidemia.
Terdapat peningkatan kadar low-density lipoprotein
cholesterol, penurunan kadar high- density lipoprotein cholesterol
dan peningkatan kadar trigliserida. Dispilidemia berisiko
terbentuknya aterosklerosis.
4) Penyakit jantung koroner dan Stroke.
Penyakit-penyakit ini merupakan penyakit kardiovaskular
akibat aterosklerosis.
5) Osteoartritis.
Obesitas memperberat beban pada sendi-sendi.
6) Apnea tidur.
Obesitas menyebabkan saluran napas yang menyempit yang
selanjutnya menyebabkan henti napas sesaat sewaktu tidur dan
mendengkur berat.
7) Asma.
Anak dengan berat badan lebih atau obes cenderung lebih
banyak mengalami serangan asma atau pembatasan keaktifan fisik.

46
8) Kanker.
Banyak jenis kanker yang berkaitan dengan BBL misalnya
pada perempuan kanker payudara, uterus, serviks, ovarium dan
kandung empedu; pada lelaki kanker kolon, rektum dan prostat.
9) Penyakit perlemakan hati.
Baik peminum alkohol maupun bukan dapat mengidap
penyakit perlemakan hati yang dapat berkembang menjadi sirosis,
kanker hati.
10) Penyakit kandung empedu.
Orang dengan BBL dapat menghasilkan banyak kolesterol
yang berisiko menjadi batu kandung empedu.
11) Gout/Asam Urat
Obesitas juga mungkin berkaitan dengan gout.

Penanganan dan pencegahan Obesitas dianjurkan agar melalui


banyak cara dan dilakukan bersama sama antara lain:
1) Gaya hidup, perubahan perilaku dan pengaturan makan
Prinsipnya mengurangi asupan kalori dan meningkatkan
keaktifan fisik,dikombinasikan dengan perubahan perilaku.
Pertama usahakan mencapai dan mempertahankan Berat badan
yang sehat. Konsumsi kalori kurang adalah faktor penting untuk
keberhasilan penurunan BB. Pengaturan makan disesuaikan
dengan banyak faktor antara lain usia, keaktifan fisik. Makan
jumlah sedang makanan kaya nutrien, lemak rendah dan kalori
rendah. Pilih jenis makanan dengan kepadatan energi rendah
seperti sayur-sayuran dan buah-buahan, jenis makanan sehat, jenis
karbohidrat yang berserat tinggi, hindari manis-manisan,dan
kurangi lemak,
2) Pembedahan,
Di Amerika Serikat cara ini dianjurkan bagi mereka dengan
IMT 40 kg/m2 atau IMT 35,0-39,9 kg/m2 yang disertai penyakit

47
kardiopulmonar, DM tipe 2, atau gangguan gaya hidup dan telah
gagal mencapai penurunan BB yang cukup dengan cara non-
bedah. 3) Obat-obat anti obesitas. Biasanya obat digunakan untuk
menekan nafsu makan. Demikianlah pembahasan kita mengenai
masalah-masalah gizi ini.

48
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kesehatan adalah hal terpenting dan sangat berharga bagi masyarakat
pada umumnya. Untuk mewujudkan kondisi yang sehat, diperlukan asupan
nutrisi atau gizi yang cukup. Nutrisi merupakan salah satu komponen yang
penting dalam menunjang keberlangsungan proses pertumbuhan dan
perkembangan. Dalam nutrisi terdapat kebutuhan zat gizi yang diperlukan
untuk pertumbuhan dan perkembangan seperti protein, karbohidrat, lemak,
mineral, vitamin, dan air. Apabila kebutuhan nutrisi seseorang tidak atau
kurang terpenuhi maka dapat mengakibatkan munculnya penyakit dan
gangguan gizi yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak.
Oleh sebab itu, pentingnya anak mendapat asupan gizi yang seimbang
yang sudah disiapkan sejak anak usia dini, bahkan sejak masih didalam
kandungan. Karena asupan gizi yang diterima anak usia dini akan
mempengaruhi proses tumbuh kembang mereka diusia dewasa kelak. Melalui
gizi yang diterima anak akan menjadi faktor pendukung dari pertumbuhan dan
perkembangan anak. Sehingga, perlunya orang tua untuk selalu menjaga
kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan anak, dengan memberikan asupan
gizi yang cukup dan seimbang.

B. SARAN
Demikian makalah ini kami susun sebagai salah satu tugas dari mata
kuliah Ilmu Gizi, Kami berharap dengan makalah ini dapat dapat menambah
pengetahuan dan wawasan pembaca terutama mengenai peranan nutrisi atau
gizi dalam pertumbuhan dan perkembangan anak.

49
DAFTAR PUSTAKA

Faridah, Anni dkk. (2013). Ilmu Bahan Makanan Bersumber dari Nabati. Gifari
Prasetama. Jakarta Selatan.

F, Intan. D, Katarina Kaka. M, Kamaru Ilmron. (2022). The Role of Parents in


Preparing Balanced Menu with Children's Nutritional Status. Journal Of Nursing
Practice 5 (2) 229-238. Tersedia https://thejnp.org/ . Diunduh pada 4 Maret 2023

Mardalena, Ida. Suryani, Eko. (2016). Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan Ilmu
Gizi. Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan. Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia

M, Farida. A, Yeni. (2021). Peran Gizi Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan


Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan Tambusai. 5 (3): 9695-9704. Tersedia
https://www.jptam.org/index.php/jptam/article/view/2545. Diunduh pada tanggal 2
Maret 2023

Mitrakeluarga. (2022). Malnutrisi Tak Pandang Usia, Cari Tahu Ciri-ciri dan
Penyebabnya. Diakses pada 4 Maret 2023, dari
https://www.mitrakeluarga.com/artikel/artikelkesehatan/malnutrisi#:~:text=Terda
pat%204%20bentuk%20malnutrisi%2C%20yaitu,berat%20badan%20rendah%20
menurut%20umur).

Pritasari, dkk. (2017). Gizi Dalam Daur Kehidupan. Pusat Pendidikan Sumber
Daya Manusia Kesehatan. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

Pustakaindo. (2023). 12 Pengertian Gizi Menurut Para Ahli Dan Manfaat Gizi.
Diakses pada 4 Maret 2023, dari https://www.pustakaindo.co.id/12-pengertian-
gizi-menurut-para-ahli-dan-manfaat-gizi-terlengkap/

50
RSUD Dr. R Soetijono Blora. (2022). Mengenal Stunting, Penyebab Hingga Cara
Pencegahannya. Diakses pada 2 Maret 2023, dari
https://rsudblora.blorakab.go.id/2022/12/15/mengenal-stunting-penyebab-hingga-
carapencegahannya/#:~:text=Stunting%20adalah%20masalah%20gizi%20kronis,r
endah%20dibandingkan%20anak%2Danak%20seusianya.

Setiaputri, Karinta A. (2021). Wasting pada Anak: Penyebab, Ciri, dan Cara
Mengatasi. Hellosehat. Diakses pada 2 Maret 2023, dari
https://hellosehat.com/parenting/kesehatan-anak/wasting-adalah-masalah-gizi-
anak/

Setiaputri, Karinta A. (2021). Berat Badan Kurang (Underweight) Pada Anak,


Bagaimana Mengetahuinya. Diakses pada 2 Maret 2023, dari
https://hellosehat.com/parenting/kesehatan-anak/malnutrisi/anak-underweight-
berat-badan-kurang/

Sigit, Laksono. (2019). Status Gizi Siswa Kelas Iv Sekolah Dasar Negeri Se-Gugus
Sisingamangaraja Kecamatan Kertanegara Kabupaten Purbalingga.
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA. Tersedia
https://eprints.uny.ac.id/8842/2/bab2%20-09604227098 . Diunduh pada 3 Maret
2023

Sukmati, Endang Rini. 2013. Pengaruh Gizi Terhadap Pertumbuhan Dan


Perkembangan Anak. Cakrawala Pendidikan. Tersedia
https://media.neliti.com/media/publications/80610-ID-pengaruh-gizi-terhadap-
pertumbuhan-dan-p.pdf. Diunduh pada 3 Maret 2023

Ulfiyah, Ramlah. 2021. Gangguan Kesehatan Pada Anak Usia Dini Akibat
Kekurangan Gizi Dan Upaya Pencegahannya. Jurnal Pendidikan Anak. 2 (2): 12-
25. Tersedia https://doi.org/10.24239/abulava.Vol2.Iss2.40. Diunduh pada tanggal
2 Maret 2023

51
V, Ades. Y, Afri. P, Beffi Yulinda. R, Cindy. P, Yecha Febrieanitha. (2022).
Kesehatan Diri Dan Lingkungan : Pentingnya Gizi Bagi Perkembangan Anak.
Jurnal Multidisipliner Bharasumba. Tersedia. https://azramedia-
indonesia.azramediaindonesia.com/index.php/bharasumba/article/download/188/1
66. Diunduh pada 3 Maret 2023

World Health Organization. (2023). Nutrition. Diakses pada 3 maret 2023, dari
https://www.who.int/health-topics/nutrition#tab=tab_1

World Health Organization. (2023). Malnutrition. Diakses pada 4 maret 2023, dari
https://www.who.int/health-topics/malnutrition#tab=tab_1

World Health Organization. (2023). Stunting, wasting, overweight and


underweight. Diakses pada 4 maret 2023, dari
https://apps.who.int/nutrition/landscape/help.aspx?menu=0&helpid=391&lang=E
N

52

Anda mungkin juga menyukai