Anda di halaman 1dari 38

KEPERAWATAN KOMUNITAS

Askep Agregat Dalam Komunitas: Kesehatan Anak


dan Remaja

Disusun Oleh:
1. Alicia L Tien
2. Ananda Putri Afrianty
3. Enjel Trisnawati
4. Ernawati
5. Hanif Triasih
6. Iin Khoiriyah
7. Iin Wandini Salim
8. Jumriani
9. Mabrur Iliyyin
10. Selfia

S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KESEHATAN
INSTITUT KESEHATAN & BISNIS
KURNIA JAYA PERSADA
i
2023

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-
Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Asuhan Keperawatan Komunitas Dalam
Agregrat Anak dan Remaja. Makalah ini merupakan tugas mata kuliah
Pendidikan Keperawatan Komunitas di Ilmu Keperawatan IKB KJP. Selanjutnya
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen
pembimbing mata kuliah Keperawatan Komunitas dan kepada segenap pihak
yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-
kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.

Palopo, May 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................
...........................................................................................................................................1
DAFTAR ISI.......................................................................................................................
...........................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................................................
.....................................................................................................................................4
B. Tujuan Penulisan.......................................................................................................
.....................................................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Asuhan Keperawatan Agregat Komunitas: Kesehatan Anak dan Remaja
1. Isu Kehamilan dan Bayi......................................................................................
...............................................................................................................................6
2. Masalah Kesehatan Anak....................................................................................
...............................................................................................................................9
3. Masalah Kesehatan Remaja.................................................................................
.............................................................................................................................13
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kesehatan Anak dan Remaja.......................
.............................................................................................................................17
5. Strategi Untuk Meningkatkan Kesehatan Anak dan Remaja..............................
.............................................................................................................................18
6. Berbagi Tanggung Jawab Meningkatkan Kesehatan Anak dan Remaja.............
.............................................................................................................................19
7. Hukum dan Etika Dalam Kesehatan Anak dan Remaja......................................
.............................................................................................................................22
BAB III Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Agregat Dalam Komunitas
A. Pengkajian Keperawatan...........................................................................................
...................................................................................................................................24
B. Diagnosa Keperawatan.............................................................................................

3
...................................................................................................................................29
C. Intervensi Keperawatan............................................................................................
...................................................................................................................................31
D. Implementasi Keperawatan.......................................................................................
...................................................................................................................................32
E. Evaluasi Keperawatan...............................................................................................
...................................................................................................................................32
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan...............................................................................................................
...................................................................................................................................33
B. Saran.........................................................................................................................
...................................................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................
.............................................................................................................................34

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Nasib suatu bangsa terletak pada kesehatan, pendidikan, dan
kesejahteraan anak. Kesehatan anak memiliki implikasi jangka panjang.
Kebiasaan kesehatan yang diadopsi oleh anak dan remaja akan
mempengaruhi potensi mereka untuk hidup sehat dan produktif.
Kesehatan fisik dan emosional yang dialami oleh seorang anak
memainkan peran penting dalam perkembangan secara keseluruhan dan
kesejahteraan seluruh keluarga. Anak-anak yang pergi ke sekolah dalam
kondisi sakit atau lapar, yang tidak dapat melihat cukup baik untuk
membaca, yang tidak bisa mendengar guru, yang memiliki
ketidakmampuan belajar, yang terganggu keadaan hidup, atau yang takut

5
untuk keselamatan mereka di rumah atau di sekolah, seringkali tidak
dapat berperilaku seperti teman-teman mereka yang sehat, cukup
gizi,dirawat di rumah, dan aman dalam dunia mereka. Dari kehidupan
janin dan seterusnya, kesehatan dan kesejahteraan individu memiliki
dampak besar pada masa depan mereka.
Anak-anak adalah populasi yang bergantung terutama pada orang
tua lain untuk melindungi dan mempromosikan kesehatan dan
kesejahteraannya. Perawat kesehatan komunitas/masyarakat dapat
mempelajari lebih lanjut tentang kelompok populasi yang penting ini dan
befaktor positif dan negatif yang dapat mempengaruhi terhadap kesehatan
mereka. Perawat dapat menggunakan informasi ini untuk membantu
meningkatkan anak-anak untuk tumbuh menjadi sehat, baik secara fisik
dan emosional. Bab ini berfokus pada status kesehatan anak- anak dan
remaja, kesehatan medisnya, faktor sosial ekonomi, budaya, lingkungan,
pendidikan, keamanan, dan kesehatan masyarakat. Perawat kesehatan
komunitas/masyarakat harus mampu meningkatkan kesehatan anak dan
remaja.

B. Tujuan Penulisan
1. Mahasiswa mampu menjelaskan isu kehamilan dan bayi
2. Mahasiswa mampu menjelaskan masalah kesehatan anak
3. Mahasiswa mampu menjelaskan masalah kesehatan remaja
4. Mahasiswa mampu menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi
kesehatan anak dan remaja
5. Mahasiswa mampu menjelaskan strategi untuk meningkatkan
kesehatan anak dan remaja
6. Mahasiswa mampu menyebutkan peran tanggung jawab dari beberapa
sektor untuk meningkatkan kesehatan anak dan remaja
Mahasiswa mampu menjelaskan hukum dan etika dalam kesehatan anak dan rema

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Asuhan Keperawatan Agrerat dalam Komunitas: Kesehatan Anak


dan Remaja
1. Isu Kehamilan Dan Bayi
Kesehatan ibu sebelum, selama dan setelah kehamilan memiliki
dampak langsung pada kesehatan dan kesejahteraan anaknya. Suatu
pendekatan yang komprehensif yang membantu perempuan
mengidentifikasi dan mengatasi potensi risiko dan hambatan terhadap
kesehatan pada saat sebelum, antara dan diluar kehamilan.
a. Angka Kematian Bayi
Angka kematian bayi dan anak-anak selama tahun pertama
kehidupan, merupakan indicator penting dari status kesehatan

7
anak-anak. Kematian bayi mencerminkan kesehatan dan
kesejahteraan seluruh masyarakat dan digunakan sebagai indicator
luas tentang pelayanan kesehatan dan status kesehatan. Lima
penyabab utama kematian bayi adalah cacat bawaan, gangguan
yang berkaitan dengan usia kehamilan pendek atau berat badan
lahir rendah, sindrom bayi meninggal tiba-tiba (SIDS), komplikasi
pada ibu hamil dan kecelakaan seperti sesak napas.
b. Bayi Lahir Prematur Dan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
Kelahiran prematur (lahir sebelum 37 minggu usia kehamilan)
dan bayi berat lahir rendah (berat kurang dari 2,5 kilogram saat
hamil) adalah tanda yang paling penting dari kesehatan bayi. Bayi
yang lahir premature atau berat badan lahir rendah memiliki resiko
yang jauh lebih besar dari kematian dibandingkan bayi yang lahir
cukup bulan dengan berat normal, sama seperti pada kasus cacat
mental dan fisik seperti palsy, masalah penglihatan otak seperti
retinopati prematuritas, masalah nutrisi, dan gangguan
pendengaran. Factor yang terkait dengan kelahiran premature dan
berat badan lahir rendah adalah sebagai berikut:
1) Status minoritas
2) Stress kronis
3) Usia ibu kurang dari 17 tahun atau lebih dari 35 tahun
4) Masalah kesehatan kronis seperti diabetes mellitus, hipertensi
dan beberapa infeksi
5) Kurangnya perawatan prenatal
6) Multipra
7) Masalah tertentu dengan rahim atau serviks
8) Status sosial ekonomi rendahkebiasaan ibu yang tidak sehat
c. Kesehatan Prekonsepsi
Kesehatan yang baik untuk semua perempuan pada usia
reproduksi-kesehatan prekonsepsi dapat membantu meningkatkan
perkembangan dan kesehatan janin yang optimal karena hampir
setengah dari kehamilan yang terjadi adalah kehamilan tidak

8
diinginkan. Langkah-langkah gaya hidup sehat untuk perempuan
adalah mencapai berat badan yang sehat dan gizi yang baik,
merawat masalah kesehatan kronis seperti diabetes, melakukan
vaksinasi, menghindari racun lingkungan, mengurangi stress dan
menghilangkan hubungan yang kasar dan menghindari obat-
obatan terlarang, rokok dan alcohol. Kontrasepsi yang efektif
dapat membantu perempuan menghindari kehamilan yang tidak
diinginkan dan memperpanjang jarak kehamilan. Jarak kehamilan
yang terlalu dekat (kurang 18 bulan) dapat meningkatkan
kemungkinan berat badan lebih rendah, kelahiran premature dan
masalah plasenta.
d. Perawatan Prenatal
Perawatan prenatal lebih awal dan teratur dapat meningkatkan
seseorang perempuan melahirkan bayi secara sehat dan cukup
bulan. Perawatan prenatal termasuk memberikan edukasi pada
klien, mengidentifikasi resiko dan pemantauan dan mengatasi
gejala. Hal ini juga termasuk rujukan kesehatan, nutrisi, edukasi
setelah melahirkan, dan program-program pelayanan sosial yang
dapat membantu seorang perempuan mengoptimalkan kehamilan
yang sehat. Perawatan prenatal yang komprehensif dapat
mengidentifikasi penyebab spesifik mortalitas dan morbiditas bayi
seperti anemia ibu, diabetes, hipertensi, ingeksi saluran kemih,
infeksi menular seksual dan gizi buruk.
Langkah-langkah sederhana seperti mengkonsumsi 400
mikrogram (mcg, mg) asam folat vitamin B setiap hari selama
setidaknya satu bulan sebelum hamil dan selama kehamilan dapat
membantu kemungkinan cacat otak dan tulang belakang, yang
dikenal sebagai cacat tabung saraf sebesar 50% sampai 70%.
e. Penggunaan Zat Pada Saat Prenatal
Rokok, alcohol, dan penggunaan narkoba adalah faksor sosial
yang mempengaruhi kesehatan perempuan dan anak-anak. Selama
kehamilan, penggunaan narkoba sangat mempengaruhi

9
perkembanagan saraf dan fisik janin. Penggunaan zat ini, dalam
kombinasi apapun, berbahaya untuk kesehatan perempuan dan
memperburuk kesehatan dan perkembangan bayi. Karena potensi
berisiko serius bagi perekembangan janin, wanita yang sedang
hamil atau akan hamil harus bertanya tentang penggunaan narkoba
dan menjauhkan dari alcohol, rokok dan penggunaan obat-obatan
terlarang, melalui penggunaan praktik berbasis bukti.
f. Menyusui
Menyusui adalah prose salami dan merupakan sumber nutrisi
yang bermanfaat dan merupakan awal sehat untuk bayi. Selain
manfaat gizi, ASI meningkatkan hubungan yang unik dan
emosional anatara ibu dan bayi. The American Academy of
Pediatrics (AAP) merekomendasikan pemberian ASI eksklusif
selama 6 bulan pertama kehidupan bayi, diikuti dengan menyusui
dalam kombinasi dengan pengenalan makanan pendamping ASI
sampai usia 12 bulan, dan melanjutkan menyusui selama saling
diinginkan oleh ibu dan bayi. Sel-sel, hormon dan antibody dalam
ASI melindungi bayi dari penyakit seperti infeksi dan menurunkan
risiko kecil asma, obesitas, diabetes dan SIDS. Bagi ibu
menurunkan risiko kanker payudara dan ovarium, depresi
postpartum dan diabetes tipe 2.
g. Sudden Unexplained Infant Death
Sudden unexplained infant death (SUID) didefinisikan sebagai
kematian pada bayi kurang dari 1 tahun yang terjadi tiba-tiba dan
tak terduga dan penyebabnya belum jelas. Kematian pada bayi
dengan SUID adalah dari keracunan, gangguan metabolic,
hipertermia atau hipotermia, penelanataran dan pembunuhan, dan
sesak nafas

2. Masalah Kesehatan Anak


Anak pada umunya merupakan periode waktu hidup yang sehat,
dibuktikan dengan peningkatan indicator status kesehatan anak selama

10
abad terakhir. Misalnya, insiden penyakit masa anak-anak telah
berkurang karena sebagian besar anak-anak menerima imunisasi
lengkap selama masa bayi dan balita.
Penyebab kematian anak bervariasi tergantung usia. Orang tua dan
masyarakat memiliki tanggung jawab penting dalam mempromosikan
gaya hidup sehat, menciptakan lingkungan yang aman dan menjamin
akses ke perawatan medis.
a. Cedera
Bayi dan anak-anak berisiko besar untuk cedera yang tidak
disengaja. Mereka mempunyai rasa penasaran dan semangat untuk
mengekplorasi lingkungan, tetapi kurang mampu dalam hal
koordinasi dan kognitif dalam menjaga diri dari bahaya.
Ukurannya yang kecil dan perkembangan tulang dan otot
membuat mereka sangat rentan terhadap cedera. Penyebab utama
kematian cedera untuk anak-anak kurang dari 1 tahun adalah sesak
napas karena tersendak atau tercekik.
Banyak kecelakaan dapat dihindari dengan meningkatkan
keselamatan lingkungan anak. Memastikan keamanan anak dalam
kendaraan bermotor sangat penting. Langkah yang paling penting
pada orang tua untuk memastikan keselamataan anak dalam
kendaraan bermotor adalah pengamanan anak di kursi mobil
secara benar berdasarkan usia dan ukuran anak. Untuk
memaksimalkan keamanan anak-anak harus di taruh di kursi
mobil yang terletak di kursi belakang mobil sampai mereka
berusia 12 tahun (National Highway Traffic Safety
Administrarion, 2013).
Hal lain yang harus menjadi perhatian adalah ketika
meninggalkan anak-anak tanpa pengawasan dalam kendaraan
bermotor. Mobil bisa menjadi cukup panas dalam beberapa menit
dan dapat menyebabkan heat stroke pada anak kecil. Anak-anak
juga bisa menjadi terperangkap dalam bagasi mobil atau terkunci
didalam mobil. Mereka tidak boleh ditinggalkan sendirian didalam

11
mobil. Alarm kebakaran harus dipasang pada setiap rumah dan
dikamar tidur. Topic edukasi tentang keamanan yang dapat
diberikan seperti cara penyimpanan obat dan bahan berbahaya dan
keselamatan taman bermain. Cedera kepala karena bersepeda dan
olahraga roda lainnya, seperti skateboard adalah penyebab utama
kematian anak dan kecacatan. Penyebab cedera otak traumatic
adalah kurangnya perlindungan kepala yang tepat dan jatuh dari
sedikitnya 2 kaki. Penggunaan helm dan peralatan pelindung diri
yang tepat secara substansial dapat mengurangi risiko cedera.
b. Malnutrisi dan Gizi oleh Pemerintah Indonesia
Indikator program Bina Gizi dan Kesehatan Anak adalah
meningkatnya ketersediaan dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang bermutu bagi seluruh masyarakat. Pembinaan
perbaikan gizi masyarakat mempunyai sasaran kegiatan yaitu
meningkatnya pelayanan gizi masyarakat. Selain itu juga
pemerintah melakukan pembinaan kesehatan bayi, anak dan
remaja dengan sasaran kegiatan ini adalah meningkatnya akses
dan kualitas pelayanan kesehatan bayi, anak dan remaja.
c. Imunisasi
Imunisasi adalah petunjuk kesehatan anak. Imunisasi yang
sesuai akan melindungi semua anggota masyarakat, terutama
untuk kekebalan individu dan wanita hamil, yang sangat rentan
terhadap penyakit infeksi tertentu.
Tingkat penyakit dapat dicegah dengan vaksin berada pada
tingkat yang rendah, tetapi banyak anak-anak dan remaja tetap
berada di level yang belum diimunisasi. Vaksinasi berikut
direkomendasikan untuk anak-anak :
1) Hepatitis B
2) Polio
3) BCG
4) DPT
5) Hib ( Haemophilus influenza tipe b)

12
6) PCV (pneumokokus)
7) Rotavirus
8) Influenza
9) Campak
10) MMR
11) Tifoid
12) Hepatitis A
13) Varisela
14) HPV (Human Papiloma Virus)
15) Japanese Encephalitis
16) Dengue

d. Masalah Lingkungan
Potensi ancaman terhadap kesehatan anak-anak kadang-
kadang ada di lingkungan hidup mereka. Ancaman dapat
ditemukan di udara, di dalam air, an dari eksposur beracun bahan
kimia. Misalnya, polusi udara, kualitas udara ruangan yang buruk
dan asap rokok dapat menyebabkan atau memicu asma. Asma
adalah salah satu gangguan kronis anak-anak yang paling umum,
mempengaruhi sekitar 9,3 anak setiap tahun. Penurunan kadar
timbale dalam darah anak-anak adalah salah satu sejarah
kesehatan masyarakat terbesar, pengobatan untuk anak-anak
dengan nilai-nilai timbale darah memerlukan waktu yang panjang
dan lama dan membawa risiko. Upaya untuk mengurangi ancaman
keracunan timah dapat dilakukan dengan cara pencegahan,
menghilangkan risiko di lingkungan, khususnya di unit rumah tua,
pencarian kasus dan pendidikan masyarakat. Masalah lain yang
perlu diperhatikan adalah paparan produk pembersih beracun,
pestisida, obat-obatan dan herbisida. Langkah sederhana dapat
membantu mengurangi anak-anak dari paparan seperti child
resistant packaging, lemari keselamatan dan pengawaan.
e. Penganiayaan Anak

13
Penganiayaan anak adalah indicator lain dari status
kesehatan fisik dan emosional anak-anak.
f. Anak Berkebutuhan Khusus
Anak-anak dan remaja dengan kebutuhan khusus adalah
mereka yang memiliki kondisi fisik, perkembangan, perilaku atau
emosional kronis yang memerlukan pelayanan kesehatan dan
kebutuhan lainnya seperti anak pada umumnya. Kondisi ini
termasuk gangguan perkembangan seperti sindrom Down dan
gangguan spectrum autism, gangguan kesehatan mental seperti
depresi dan kecemasan, kejang, alargi, asma, dan attention deficit /
hyperactivity disorder (ADHD).
Kondisi kronis diperkirakan berlangsung 12 bulan atau lebih.
Seringkali anak-anak dengan kebutuhan khusus juga mengalami
dua atau lebih kondisi kronis . anak-anak dengan kebutuhan
khusus sering memiliki beberapa kebutuhan layanan, termasuk
kesehatan masyarakat, pelayanan kesehatan fisik dan mental,
layanan diagnostic khusus, pelayanan sosial dan pendidikan,
kejuruan dan kadang-kadang layanan korektif. Keluarga harus
menghadapi tantangan dalam mendapatkan perawatan untuk anak-
anak dengan kebutuhan khusus seperti kriteria perlakuan yang
berbeda, duplikasi dan kesenjangan dalam layanan, sumber
pendanaan fleksibel, geografis, budaya dan hambatan keuangan
dan koordinasi yang buruk dari perawatan.
Anak-anak dengan kebutuhan khusus bisa mendapatkan
keuntungan dari sistem terkoordinasi yang komprehensif,
perawatan terpadu yang sering disebut rumah perawatan. Sebuah
rumah perawatan bukanlah tempat, melainkan sebuah pendekatan
untuk memberikan perawatan. Memiliki rumah perawatan
memperkuat kemampuan anak dengan kebutuhan beberapa
pelayanan untuk menerima perawatan yang komprehensif untuk
kondisi yang kompleks.

14
3. Masalah Kesehatan Remaja
Masa remaja adalah masa kesehatan yang baik. Ini adalah periode
ketika praremaja dan remaja membentuk kebiasaan kesehatan seumur
hidup, termasuk pola makan dan kebiasaan olahraga dan keterampilan
kesehatan emosional seperti pemecahan masalah dan strategi koping.
Biasanya, remaja tidak menggunakan layanan kesehatan kecuali
mereka memiliki kondisi kronis atau penyakit akut. Mereka jarang
menggunakan pelayanan kesehatan preventif.
Dalam mendapatkan kebebasan, banyak remaja yang mempunyai
perilaku berisiko, termasuk alkohol dan penyalahgunaan narkoba,
penggunaan tembakau, awal dan aktivitas seksual tanpa kondom,
mengemudi tidak aman. dan kenakalan remaja dan kekerasan yang
mengancam kesehatan mereka. Perilaku tersebut dipengaruhi oleh
teman sebaya, keluarga, dan karakteristik masyarakat di mana mereka
tinggal.
Risiko di kalangan remaja sangat dipengaruhi oleh kemampuan
mereka untuk mengontrol impuls mereka pada tahap perkembangan
otak. Bagian dari otak yang bertanggung jawab untuk “fungsi
eksekutif.” korteks prefrontal, tidak sepenuhnya matang sampai
menjelang usia 25 tahun. Meskipun remaja memahami perilaku yang
berisiko, ia mungkin mengalami kesulitan “mengontrol diri” karena
ketidakmatangan perkembangan otak dan koneksi (USDHHS, Kantor
Urusan Kependudukan, 2013).
Pendekatan tradisional untuk meningkatkan kesehatan remaja
telah berfokus pada risiko tertentu. Namun, sebuah kolaborasi,
pendekatan multipartner antara kekuatan yang berfokus masyarakat
dibanding dengan berfokus pada risiko individu. mungkin lebih efektif
dalam membantu remaja menghindari risiko dan mengembangkan
kompetensi sosial. Perawat kesehatan komunitas/masyarakat dapat
membantu orang tua dan masyarakat dalam memahami perilaku
berisiko dan dapat membantu dalam pengembangan strategi
masyarakat menangani mereka secara efektif. Youth Risk Behaviour

15
Surveillance System (YRBSS), yang dikelola oleh CDC Divisi
Remaja dan Kesehatan Sekolah, memonitor perilaku berisiko
kesehatan melalui siswa kelas dua belas yang menyebabkan
morbiditas dan mortalitas (CDC, 2012c).
a. Perilaku Seksual Berisiko
Salah satu perilaku remaja yang berisiko adalah hubungan
seksual. Aktivitas seksual remaja sering tidak terlindungi dan
dapat mengakibatkan kehamilan yang tidak diinginkan, infeksi
human immunodeflciency virus (HIV), dan infeksi menular
seksual lainnya (IMS).
Konsekuensi melahirkan dini untuk ibu, anak, dan
masyarakat sangat penting. Remaja yang melahirkan dini
berpengaruh terhadap tingginya angka putus sekolah. Untuk bayi,
memiliki seorang ibu remaja menimbulkan risiko kesehatan yang
serius, termasuk kematian, prematuritas, berat badan lahir rendah,
dan risiko sosial, termasuk prestasi sekolah yang lebih rendah,
penahanan, kehamilan remaja, dan pengangguran dewasa. Anak
yang lahir dari orang tua remaja memiliki prestasi sekolah yang
lebih rendah dan tinginya angka putus sekolah. Masa remaja
mereka menjadi terkurung, memerlukan bantuan dan menjadi
pengangguran.
Infeksi menular seksual (IMS) adalah akibat lain dari
perilaku seksual berisiko. IMS termasuk human papillomavirus
(HPV), Chlamydia trachomatis, virus herpes simpleks tipe 2
(HSV-Z), human immunodeftciencyvirus / acquired
immunodeficiency syndrome (HIV / AIDS), hepatitis B,
gonorrhea, sifilis, dan trikomoniasis vagina. Remaja lebih sering
terkena IMS dibandingkan orang dewasa (CDC, 2011c). Untuk
beberapa infeksi, seperti Chlamydia trachomatis, perbedaan
mungkin karena kerentanan fisiologis. Hambatan dalam perawatan
kesehatan seperti kurangnya transportasi, kekhawatiran tentang
kerahasiaan, dan kurangnya akses ke pelayanan kesehatan juga

16
berpengaruh terhadap tingginya prevalensi IMS di kalangan
remaja. IMS mungkin tanpa gejala pada laki-laki dan perempuan.
Cara pencegahan HIV, IMS lain, dan kehamilan yang 100
persen efektif adalah dengan cara menghindari hubungan seks
melalui vaginal, anal dan oral. Model pencegahan primer yang
paling berhasil adalah dengan cara berdasarkan bukti dan
disesuaikan dengan kebutuhan individu masyarakat. Komponen
program tersebut dapat mencakup sebagai berikut:
1) Promosi hindari berhubungan seks
2) Pendidikan tentang kontrasepsi dan ketersediaan
3) Pendidikan Seks
4) Pengembangan karakter
5) Pengembangan keterampilan pemecahan masalah
6) Program konseling sebaya
7) Strategi untuk memastikan keberhasilan sekolah remaja
8) Pelatihan kerja

Upaya tersebut akan lebih berhasil ketika ada kemitraan


antara orang tua, remaja, dan lembaga untuk kesehatan,
pendidikan, agama, pelayanan sosial. dan pemerintah. Perawat
yang bekerja dalam organisasi tersebut dapat memainkan peran
kepemimpinan dalam mengembangkan program-program
masyarakat untuk pencegahan perilaku seksual berisiko pada
remaja.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Anak dan Remaja


a. Kemiskinan
Kemiskinan adalah ancaman terbesar bagi kesehatan anak.
Faktor yang terkait dengan kemiskinan meliputi pendidikan orang
tua, pekerjaan, dan orangtua tunggal. Bahkan jika orang tua
memiliki pekerjaan penuh-waktu. tingkat pendidikan yang rendah
membuat anak-anak mereka rentan terhadap kemiskinan.

17
Demikian juga, anak-anak di rumah tangga yang dikepalai oleh
orangtua tunggal (biasanya ibu) jauh lebih mungkin untuk hidup
dalam kemiskinan dan dengan demikian memiliki risiko kesehatan
yang lebih tinggi.
Kemiskinan tidak selalu menempatkan anak pada risiko;
Namun, anak-anak miskin menghadapi risrko kesehatan dan sosial
ekonomi yang dapat memperberat kemiskinan (Federal
Interagency Forum on Child and Family Statistics, 2013):
1) Anak-anak miskin kurang memiliki akses terhadap makanan
bergizi, tempat tinggal, dan perawatan kesehatan.
2) Anak-anak miskin sering kehilangan kesempatan seperti
sekolah yang baik, perpustakaan, dan sumber daya masyarakat
lainnya.
3) Kematian akibat cedera yang tidak diinginkan, penganiayaan
anak, pembunuhan, IMS, dan penyakit menular (termasuk
AIDS) lebih umum di antara anak-anak miskin.
4) Banyak anak-anak miskin tinggal di perumahan di bawah
standar, memiliki stres di rumah. Obato-batan dan kejahatan.
dan kurangnya role model yang positif dan matang.
5) Anak-anak miskin yang merasa putus asa tentang masa depan.
6) Anak-anak miskin sering menderita berat badan lahir rendah,
asma, kerusakan gigi, kadar tunbal dalam darah tinggi,
ketidakmampuan belajar, Dan remaja hamil di luar nikah
(belum menikah telah melahirkan anak)
7) Anak-anak miskin lebih cenderung untuk sering bergerak.
Ketidak stabilan perumahan dan kondisi hidup yang ekstrim
dari anak-anak miskin yang tidak punya rumah atau migran
biasanya menambah masalah kesehatan mereka.

Beban sosial dan ekonomi ini dapat menyebabkan orang tua


atau pengasuh dapat mengabaikan hal-hal lain, seperti
menyediakan sarapan bergizi sebelum sekolah, menjaga anak, dan
imunisasi selesai sesuai jadwal. Hal ini dapat menyebabkan rasa

18
putus asa dan di kalangan orang tua dan anak-anak, yang sangat
menghambat perilaku sehat. Faktor-faktor ini jelas meningkatkan
risiko kesehatan fisik dan emosional anak.

b. Penggunan Pelayanan Kesehatan


Anak-anak tumbuh dan berkembang pesat antara masa bayi
dan remaja; Oleh karena itu mereka sangat rentan terhadap efek
dari penyakit dan faktor lingkungan yang mempengaruhi
kesehatan fisik dan emosional. Upaya preventif dan perawatan
gigi menawarkan anak-anak dan orang tua untuk bertemu secara
berkala dengan penyedia layanan kesehatan untuk melakukan hal
berikut:
1) Mendiskusikan pertumbuhan dan perkembangan fisik dan
emosmnal anak
2) Mempelajari tentang gizi yang baik.
3) Masalah keselamatan, seperti penggunaan kursi mobil dan
sabuk pengaman.
4) Menerima imunisasi, dan skrining pendengaran dan penglihatan
5) Mempelajari tentang ancaman lingkungan yang berisiko untuk
kesehatan anak.
6) Mulai pengobatan yang cepat untuk kondisi yang ditemukan
selama pemeriksaan.
7) Tanyakan pertanyaan lain atau mendapatkan rujukan jlka
diperlukan.

Akses ke sumber pelayanan kesehatan secara teratur dapat


memfasilitasi dengan cepat masalah medis akut, yang dapat membantu
mencegah menjadi kronis, menonaktifkan kondisi. Misalnya, infeksi
telinga yang tidak diobati dapat menyebabkan gangguan pendengaran.
yang dapat menyebabkan ketidakmampuan belajar. masalah sekolah,
dan bahkan putus sekolah. Sehingga harga (ini rendah dapat
meningkatkan kemungkinan depresi. masalah perilaku, aktivitas
seksualawal. IMS. Dan kehamilan yang tidak direncanakan. Secara

19
keseluruhan perawatan kesehatan dengan teratur membantu semua
anak mencapai potensi mereka.

5. Strategi Untuk Meningkatkan Kesehatan Anak dan Remaja


a. Promosi Kesehatan dan Pencegahan Penyakit
Promosi kesehatan dan pencegahan penyakit lebih penting
dan hemat biaya untuk anak-anak daripada untuk kelompok usia
lainnya. Perawatan kesehatan primer dan intervensi dini untuk
anak-anak dan keluarga dapat membantu mencegah masalah
biaya, penderitaan, dan potensi manusia hilang.
Promosi kesehatan dan strategi pencegahan penyakit untuk
meningkatkan kesehatan anak dan remaja muncul dalam berbagai
bentuk dan berasal lembaga penelitian, lembaga-lembaga publik,
perusahaan swasta, dan organisasi berbasis masyarakat. Mereka
dapat mencakup sebagai berikut:
1) Intervensi klinis
2) Upayakesehatan masyarakat yang mengidentifikasi tren dan
mengembangkan populasi berbasis, masyarakat luas, atau
strategi individu untuk mempengaruhi mereka
3) Usaha filantropis yang mendanai inisiatif di masyarakat,
negara, dan regional
4) Inisiatif kebijakan publik yang membuat atau memperbaiki
program publik atau memberikan insentif bagi entitas
nonpemerintah untuk mengatasi masalah yang teridentifikasi

6. Berbagi Tanggung Jawab Untuk Meningkatkan Kesehatan Anak


dan Remaja
a. Peran Orangtua
Dimulai dengan menyusui, orang tua harus memberikan
anak-anak mereka makanan bergizi dan memastikan bahwa
mereka diimunisasi, menerima pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan, dan memperoleh gaya hidup sehat. Menyusui
memberikan banyak manfaat kesehatan bagi ibu dan anak-anak

20
mereka.
Tugas penting lain bagi orang tua adalah memastikan
bahwa anak-anak mereka memiliki lingkungan yang aman di
rumah, lingkungan, dan di sekolah. Mereka harus melindungi
anak-anak mereka dari cedera, kekerasan, pelecehan, dan
pelantaran. Orang tua harus belajar bagaimana untuk memelihara,
membimbing, dan melindungi anak-anak mereka secara efektif
melalui tahap perkembangan dari masa kanak-kanak dan remaja.
b. Peran Masyarakat
Keluarga perlu dukungan dari komunitas dan masyarakat untuk
memenuhi peran dan tanggung jawab mereka. Hal ini terutama
berlaku bagi keluarga yang hidup dalam kemiskinan dan bagi
orang tua yang terisolasi dan tersingkir. Memastikan akses ke
pelayanan kesehatan adalah peran penting masyarakat, tetapi
masyarakat juga bertanggung jawab untuk mempromosikan
kesejahteraan, yang jauh melampaui penyediaan perawatan medis
tradisional. Masyarakat harus bekerja untuk menciptakan
lingkungan yang aman dan mendukung pengembangan kesehatan
berbasis masyarakat yang luas, pendidikan, perumahan, dan
program-program pelayanan sosial. Kolaboratif, pendekatan multi-
partner yang berkonsentrasi pada membantu anak-anak dan remaja
menghindari risiko dan mengembangkan kompetensi sosial lebih
mungkin untuk menjadi efektif daripada program terfragrnentasi
berfokus pada risiko individu, seperti penggunaan narkoba pada
remaja.
c. Peran Swasta
Sektor swasta dapat berperan dalam meningkatkan
kesehatan individu anak-anak atau masyarakat pada umumnya.
Seorang pengusaha dapat membuat pelayanan kesehatan lebih
mudah diakses untuk keluarga dengan anak-anak dengan
menawarkan asuransi kesehatan yang terjangkau yang mencakup
karyawan dan tanggungan karyawan tersebut. Penyediaan rencana

21
asuransi yang menawarkan manfaat pelayanan kesehatan pada
masa kehamilan penuh dan well-child adalah penting untuk
promosi kesehatan karyawan.
d. Peran Pemerintah
Setiap anak usia sekolah dan remaja harus diberikan
pelayanan kesehatan. Pelayanan Kesehatan anak usia sekolah dan
remaja ditujukan agar setiap Anak memiliki kemampuan
berperilaku hidup bersih dan sehat, memiliki keterampilan hidup
sehat, dan keterampilan sosial yang baik sehingga dapat belajar,
tumbuh dan berkembang secara harmonis dan optimal menjadi
sumber daya manusia yang berkualitas.
Pelayanan kesehatan anak usia sekolah dan remaja
dilakukan melalui kegiatan usaha kesehatan sekolah dan
pelayanan kesehatan peduli remaja. Pelayanan kesehatan
dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan melibatkan guru pembina
usaha kesehatan sekolah, guru bimbingan dan konseling, kader
kesehatan sekolah dan konselor sebaya. Usaha Kesehatan Sekolah
dilakukan meliputi kegiatan pendidikan kesehatan, pelayanan
kesehatan, dan pembinaan lingkungan sekolah sehat.
e. Peran Perawat Kesehatan Komunitas
Perawat kesehatan masyarakat selalu memainkan peran
penting dalam meningkatkan status kesehatan ibu hamil, anak
anak, dan remaja. Dalam masyarakat, perawat kesehatan
masyarakat seringkali yang paling mengetahui status anak-anak
kesehatan, setiap hambatan yang mencegah anak-anak menerima
perawatan yang diperlukan, dan faktor-faktor lain yang dapat
mempengaruhi kesehatan mereka. Berbekal informasi dan
pengetahuan tentang sumber daya kesehatan yang tersedia di
masyarakat, perawat kesehatan masyarakat adalah:
1) Sebuah advokat untuk meningkatkan respons individu dan
masyarakat terhadap kebutuhan anak-anak
2) Seorang peneliti untuk strategi yang efektif untuk melayani

22
perempuan dan anak-anak
3) Seorang peserta dalam program yang didanai publik
4) Sebuah promotor intervensi sosial yang meningkatkan situasi
kehidupan keluarga berisiko tinggi
5) Seorang mitra dengan profesional lain untuk meningkatkan
pelayanan kolaborasi dan koordinasi

Salah satu peran penting dari perawat kesehatan masyarakat


adalah untuk membantu menghubungkan pelayanan kesehatan dan
sosial setempat dengan sistem sekolah. Anak-anak harus sehat
untuk belajar; namun, anak-anak mungkin datang ke sekolah
dengan masalah penglihatan, pendengaran, dan masalah kesehatan
lainnya sehingga pendidikan yang sesuai, skrining, dan
pengobatan bisa dicegah atau diatasi. Ketika anak-anak melewati
usia prasekolah, perawat kesehatan sekolah terkadang mereka
hanya sambungan ke sistem pelayanan kesehatan. Perawat
kesehatan sekolah dapat menjadi sumber penting dari pelayanan
kesehatan primer dan informasi kesehatan bagi siswa dan keluarga
mereka.

7. Hukum dan Etika Dalam Kesehatan Anak dan Remaja


Dalam setiap pertemuan dengan klien, keputusan perawat atau
pilihan keluarga memiliki potensi untuk mempengaruhi kesehatan dan
kesejahteraan keluarga atau masyarakat luas untuk menjadi lebih baik
atau lebih buruk.
Orang sering berasumsi bahwa profesional kesehatan, khususnya
perawat, secara alami diselaraskan dengan implikasi etis dari
keputusan mereka. Selain itu, masyarakat percaya bahwa Perawat
menyadari konsekuensi hukum dari tindakan dan keputusan mereka,
keputusan klien mereka, dan keputusan dari sistem kesehatan dan
hukum. Pada kenyataannya, tekanan yang selalu berubah dari
melayani kebutuhan kesehatan masyarakat meninggalkan sedikit
waktu untuk merefleksikan implikasi etis dan moral situasi tertentu.

23
Dalam beberapa kasus, hal itu mungkin tampak lebih mudah untuk
menghindari keputusan sulit. Pendekatan etis untuk pengambilan
keputusan memungkinkan perawat kesehatan masyarakat untuk
mengevaluasi klien atau kebutuhan populasi secara lebih jujur,
lengkap, dan mengambil tindakan yang tepat. Memahami lingkungan
hukum akan membantu perawat membuat keputusan dan secara
efektif membantu klien dengan proses pengambilan keputusan
mereka.
a. Masalah Etika
Sifat kompleks kesehatan masyarakat dan lingkungan
pelayanan kesehatan sering menyajikan konflik kepentingan dan
nilai-nilai. Sementara itu, perawat dan profesional kesehatan
lainnya harus bekerja di dalam sistem untuk meningkatkan
kesehatan anak dan remaja di negara yang memiliki banyak
perbedaan besar. Perbedaan tersebut antara lain ras dan budaya,
dan ada dikotomi besar, seperti kemakmuran pada beberapa orang
dan kemiskinan pada banyak orang lainnya. Untuk perawat
perinatal, misalnya, dilema etika mungkin timbul karena dia
adalah seorang advokat untuk dua klien: wanita hamil dan
janinnya. Ruang lingkup dilema etika dan hukum sangat luas.
Kotak wawasan etika berisi masalah etika khusus yang
berhubungan dengan kesehatan anak dan remaja.

24
BAB III
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

A.Pengkajian Keperawatan
1.Pengkajian
Pengkajian Identitas dan Riwayat Keperawatan
a. Identitas anak dan/atau orang tua
Nama, alamat, tempat dan tanggal lahir, ras/kelompok entries,
jenis kelamin, agama, tanggal wawancara, informan.
b. Keluhan Utama
Untuk menjalani suatu imunisasi anak diharapkan dalam kondisi
sehat jasmani dan rohani karena akan dipenetrasikan antigen dalam
imunisasi yang akan memicu fungsi imunnya, namun seiring dengan
kondisi anak yang rentan terhadap kontak infeksi dari lingkungan, tidak
menutup kemungkinan jika saat memasuki jadwal imunisasi ia berada
dalam kondisi sakit . Maka dari itu, perlu ditanyakan apakah anak

25
memiliki keluhan kesehatan baik secara langsung pada anak ataupun orang
tua/pengasuhnya beberapa saat sebelum diimunisasi. Keluhan ini dapat dijadikan
indikator apakah imunisasi harus dilanjutkan, ditunda sementara waktu, atau tidak
diberikan sama sekali.
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Untuk mendapatkan semua rincian yang berhubungan dengan
keluhan utama. Jika saat ini kesehatan anak baik, riwayat penyakit
sekarang mungkin tidak terlalu menjadi acuan, akan tetapi jika anak
dalam kondisi tidak sehat, hal ini dapat dijadikan kajian lebih lanjut
untuk mengetahui status kesehatan anak saat ini, selain untuk
kepentingan imunisasi, hal ini juga dapat dijadikan panduan apakah
anak harus mendapat perawatan lebih lanjut mengenai penyakitnya.
d. Riwayat Kesehatan Dahulu
Untuk memperoleh profil penyakit anak, cedera-cedera, atau
pembedahan sebelumnya yang pada kesempatan ini akan digunakan
sebagai petunjuk yang berarti dalam pemberian imunisasi.
1) Riwayat kelahiran (riwayat kehamilan, persalinan, dan perinatal).
2) Penyakit, cedera atau operasi sebelumnya.
3) Alergi.
4) Pengobatan terbaru.
5) Imunisasi yang pernah didapatkan anak serta pengalaman/reaksi
terhadap imunisasi yang pernah didapat sebelumnya.
6) Pertumbuhan dan perkembangan anak (Sebelum melakukan
imunisasi dapat pula dikaji pertumbuhan dan perkembangan anak
sehingga dapat mengidentifikasikan indikasi imunisasi serta
pendidikan kesehatan yang sesuai dengan usia serta pola perilaku
anak baik ditujukan secara langsung pada anak ataupun
keluarganya).
7) Kebiasaan anak yang dapat memengaruhi kesehatannya.
e. Tinjauaan Sistem
Untuk memperoleh informasi yang menyangkut adanya
kemungkinan masalah kesehatan pada anak, walau tampak jarang

26
dilakukan saat akan diimunisasi, namun tinjauan ini akan menjadi
pilihan yang lebih baik selain pengkajian riwayat kesehatan anak karena
dalam pengkajian cenderung hanya berfokus pada informasi yang
diberikan anak/keluarga sedangkan kemungkinan terhadap kondisi
kelainan yang ada pada tubuh anak belum disadari olehnya dan juga
keluarga, sehingga alangkah baik jika sebelum diimunisasi anak
mendapatkan tindakan pemeriksaan fisik untuk peninjauan terhadap
sistem tubuhnya. Tinjauan sistem meliputi: Integument, Kepala, Mata,
Telinga, Hidung, Mulut, Tenggorokan, Leher, Dada, Respirasi,
Kardiovaskular, Gastrointestinal. Genitourinaria, Ginekologik,
Muskuluskeletal, Neurologik dan Endokrin.
f. Riwayat pengobatan keluarga
Untuk mengidentifikasi adanya faktor genetika atau penyakit
yang memiliki kecenderungan terjadi dalam keluarga dan untuk
mengkaji pajanan terhadap penyakit menular pada anggota keluarga dan
kebiasaan keluarga yang dapat memengaruhi kesehatan anak, seperti
merokok dan penggunaan bahan kimia lain, serta tingkat kewaspadaan
keluarga saat anak mengalami sakit.
g. Riwayat Psikososial
Untuk memperoleh informasi tentang konsep diri anak, terutama
terfokus pada riwayat imunisasi yang pernah ia dapatkan, apabila
riwayat sebelumnya menyisakan kerisauan pada anak maka akan lebih
baik jika saat imunisasi berikutnya hal ini diperbaiki untuk mengubah
konsep anak terrhadap imunisasi, menanamkan padanya bahwa hal ini
penting untuk mencegah penyakit yang mungkin mendatanginya, serta
diperlukan keterlibatan keluarga yang dapat memberikan dukungan
mental pada anaknya sehingga anak tidak risau dalam menghadapi
imunisasi.
h. Riwayat Keluarga
Untuk mengembangkan pemahaman tentang anak sebagai
individu dan sebagai anggota keluarga dan komunitas. Pengkajian juga
berfokus pada sejauh mana keluarga memahami tentang imunisasi yang

27
akan diberikan pada anak, meliputi jenis imunisasi, alasan diimunisasi,
manfaat imunisasi, dan efek sampingnya. Hal ini akan sangat membantu
jika keluarga telah memahami pentingnya imunisasi sebagai langkah
penting yang diperlukan untuk mencegah penyakit pada anaknya. Untuk
beberapa keluarga yang belum begitu memahami imunisasi, hal ini
dapat dijadikan patokan untuk memberikan pendidikan kesehatan dalam
pemahaman terhadap imunisasi.
i. Pengkajiaan Nutrisi
Untuk memperoleh informasi yang adekuat tentang asupan dan
kebutuhan nutrisi anak dalam kaitannya dengan kesehatan anak saat ini
sebelum ia mendapatkan imunisasi dan dapat dijadikan bahan untuk
pendidikan kesehatan pasca imunisasi anak. Pengkajian nutrisi meliputi
pengkajian terhadap asupan diet dan pemeriksaan klinis.
j. Pengkajian Pertumbuhan dan Perkembangan
Pengkajiaan pertumbuhan dan perkembangan anak bertujuaan
mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan tumbuh kembang anak,
sehingga dengan data yang ada, dapat diketahui mengenai keadaan anak
yang dapat membantu proses imunisasi dan juga pendidikan kesehatan
seputaran imunisasi anak. Dalam melaksanaakan pengkajiaan atas
pertumbuhan dan perkembangan anak, hal penting yang harus
diperhatikan adalah bagaimana mempersiapkan anak agar pemeriksaan
berjalan lancar. Sebelum melakukan pengkajiaan, prinsip-prinsip yang
perlu di perhatikan dan dapat diterapkan di lapangan adalah:
k. Riwayat Pranatal
Perlu ditanyakan pada ibu apakah ada tanda-tanda resiko tinggi
saat hamil, seperti terinfeksi TORCH, berat badan tidak naik,
preeksklamsi, dan lain-lain, serta apakah ehamilannya dipantau berkala.
Kehamilan risiko tinggi yamg tidak ditangani dengan benar dapat
mengganggu tumbuh kembang anak. Dengan mengetahui riwayat
prenatal maka keadaan anaknya dapat diperkirakan.
l. Riwayat Kelahiran
Perlu ditanyakan pada ibu mengenai cara kelahiran anaknya,

28
apakah secara normal, dan bagaimana keadaan anak sewaktu lahir. Anak
yang dalam kandungan terdeteksi sehat, apabila kelahirannya
mengalami gangguan (cara kelahiran dengan tindakan seperti forceps,
partuss lama, atau kasep), maka gangguan tersebut dapat mempengaruhi
keadaan tumbuh kembang anak.
m. Pertumbuhan Fisik
Untuk menentukan keadaan pertumbuhan fisik anak, perlu
diperlakukan pengukuran antropometri dan pemeriksaan fisik.
Sebagaimana dalam pembahasan sebelumnya, pengukuran antropometri
yang sering digunakan di lapangan untuk memantau tumbuh kembang
anak adalah TB, BB, dan lingkar kepala. Sedangkan lingkar lengan dan
lingkar dada baru digunakan bila dicurigai adanya gangguan pada anak.
Apabila petugas akan mengkaji pertubuhan fisik anak, maka petugas
tersebut cukup mengukur BB, TB, dan lingkar kepala.

n. Pemeriksaan fisik
Meskipun pemeriksaan fisik tidak dilakukan apabila
dilapangkan, namun petugas perlu mengetahui bahwa pemeriksaan fisik
perlu dilakukan agar keadaan anak dapat diketahui secara keseluruhan.
Pemeriksaan fisik dapat dimulai dari rambut, kepala, leher, dada, perut,
genetalia, ekstremitas. Selain itu, tanda-tanda vital dan keadaan umum
perlu dikaji. Pemeriksaan fisik pada pertumbuhan dan perkembangan ini
adalah sama seperti cara pemeriksaan fisik pada bayi dan anak. Oleh
karena itu, pemeriksaan fisik tidak dibahas secara khusus pada bagian
ini.
o. Perkembangan anak
Untuk mengkaji keadaan perkembangan anak, dapat digunakan
buku Pedoman Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita sebagaimana
telah dibahas sebelumnya. Dari pedoman ini dapat diketahui mengenai
keadaan perkembangan anak saat ini, apakah anak berada dalam
keadaan normal, meragukan, atau memerlukan rujukan. Apabila anak

29
memerlukan pemeriksaan lebih lanjut, maka dapat dilakukan DDST
yang dapat dibaca pada Buku Tumbuh Kembang oleh Soetjiningsih
(1996).
p. Data lain
Yang termasuk data lain adalah pola makan, pola aktivitas anak,
data penunjang lainnya, seperti pemeriksaan laboratorium, serta data
yang diperlukan terutama apabila anak berada di klinik.

2. Analisa Data
Analisa data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan
menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga
dapat diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh
masyarakat. Tujuan analisa data:
a. Menetapkan kebutuhan komunitas
b. Menetapkan kekuatan
c. Mengidentifikasi pola respon komunitas
d. Mengidentifikasi kecenderungan penggunaan pelayanan kesehatan.

3. Prioritas Masalah
Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan
keperawatan yang perlu pertimbangan berbagai faktor sebagai kriteria
penapisan, diantaranya:
a. Sesuai dengan perawat komunitas
b. Jumlah yang berisiko
c. Besarnya resiko
d. Kemungkinan untuk pendidikan kesehatan
e. Minat masyarakat
f. Kemungkinan untuk diatasi
g. Sesuai dengan program pemerintah
h. Sumber daya tempat
i. Sumber daya waktu
j. Sumber daya dana

30
k. Sumber daya peralatan
l. Sumber daya orang
Masalah yang ditemukan dinilai dengan menggunakan skala
pembobotan, yaitu : 1 = sangat rendah, 2 = rendah, 3 = cukup, 4 = tinggi, 5
= sangat tinggi. Kemudian masalah kesehatan diprioritaskan berdasarkan
jumlah keseluruhan scoring tertinggi.

B. Diagnosa Keperawatan
Untuk menentukan masalah kesehatan pada masyarakat dapatlah
dirumuskan diagnosa keperawatan komunitas yang terdiri dari :
1. Masalah (Problem)
Yaitu kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal yang terjadi.
2. Penyebab (Etiologi)
Yang meliputi perilaku individu, keluarga, kelompok dan masyarakat,
lingkungan fisik dan biologis, psikologis dan sosial serta interaksi
perilaku dengan lingkungan.
3. Tanda dan Gejala (Sign and Sympton)
Yaitu informasi yang perlu untuk merumuskan diagnosa serta
serangkaian petunjuk timbulnya masalah.
Diagnosa keperawatan NANDA untuk meningkatkan kesehatan yang
bisa ditegakkan pada adolesens, yaitu :
1. Risiko cedera yang berhubungan dengan:
a. Pilihan gaya hidup
b. Penggunaan alcohol, rokok dan obat
c. Partisipasi dalam kompetisi atletik, atau aktivitas rekreasi
d. Aktivitas seksual
2. Risiko infeksi yang berhubungan dengan:
a. Aktivitas seksual
b. Malnutrisi
c. Kerusakan imunitas
3. Perubahan pemeliharaan kesehatan yang berhubungan dengan:
a. Kurangnya nutrisi yang adekuat untuk mendukung pertumbuhan

31
b. Melewati waktu makan; ikut mode makanan
c. Makan makanan siap saji, menggunakan makanan yang mudah atau
mesin penjual makanan
d. Kemiskinan
e. Efek penggunaan alcohol atau obat
4. Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan:
a. Tidak berpengalaman dengan peralatan rekreasional yang tidak
dikenal
b. Kurang informasi tentang kurikulum sekolah
5. Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan:
a. Perasaan negative tentang tubuh
b. Perubahan maturasional yang berkaitan dengan laju pertumbuhan
adolesens

C. Intervensi (Perencanaan) Keperawatan


Perencanaan asuhan keperawatan komunitas disusun berdasarkan
diagnosa keperawatan komunitas yang telah ditentukan dengan tujuan
terpenuhinya kebutuhan pasien. Jadi perencanaan keperawatan meliputi:
perumusan tujuan, rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan
dan kriteria hasil untuk mencapai tujuan.
Intervensi promosi kesehatan
1. Cedera tidak disengaja
a. Anjurkan adolesens untuk mengikuti program pendidikan
mengemudi dan menggunakan sabuk keselamatan
b. Informasikan adolesens tentang risiko yang berkaitan dengan
minum dan berkendaraan; penggunaan obat
c. Tingkatkan penggunaan helm oleh adolesens yang menggunakan
kendaraan bermotor
d. Yakinkan adolesens mendapatkan orientasi yang tepat untuk
penggunaan semua alat olahraga

32
2. Penggunaan zat
a. Periksa penggunaan zat, seperti alcohol, rokok dan obat-obatan
serta informasikan risiko penggunaannya
3. Bunuh diri
a. Berikan informasi tentang bunuh diri
b. Ajarkan metode untuk bertemu dengan sebaya yang mencoba
bunuh diri
4. Penyakit menular seksual
a. Berikan adolesens informasi mengenai penyakit, bentuk penularan,
dan gejala yang berhubungan
b. Dorong pantangan terhadap aktivitas seksual; atau bila aktif
seksual, tentang penggunaan kondom
c. Berikan informasi akurat tentang konsekuensi aktivitas seksual

D. Implementasi Keperawatan
Merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan
komunitas yang telah disusun. Prinsip dalam pelaksanaan implementasi
keperawatan, yaitu :
1. Berdasarkan respon masyarakat.
2. Disesuaikan dengan sumber daya yang tersedia di masyarakat.
3. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara diri sendiri
serta lingkungannya.
4. Bekerja sama dengan profesi lain.
5. Menekankan pada aspek peningkatan kesehatan masyarakat dan
pencegahan penyakit.
6. Memperhatikan perubahan lingkungan masyarakat.
7. Melibatkan partisipasi dan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan
implementasi keperawatan.

E. Evaluasi Keperawatan

33
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan kerhasialn tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan
antara proses dengan pedoman atau rencana proses tersebut.

34
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Anak-anak adalah populasi yang bergantung terutama pada orang tua lain
untuk melindungi dan mempromosikan kesehatan dan kesejahteraannya.
Perawat kesehatan komunitas/masyarakat dapat mempelajari lebih lanjut
tentang kelompok populasi yang penting ini dan befaktor positif dan negatif
yang dapat mempengaruhi terhadap kesehatan mereka. Makalah ini
menjelaskan tentang status kesehatan anak-anak dan remaja, kesehatan
medisnya, faktor sosial ekonomi, budaya, lingkungan, pendidikan, keamanan,
dan kesehatan masyarakat. Perawat kesehatan komunitas/masyarakat harus
mampu meningkatkan kesehatan anak dan remaja.
Konsep teoritis dalam makalah ini terkait status kesehatan anak dan
remaja. Asuhan keperawatannya memiliki fokus pengkajian utama. Fokus

35
pengkajian tersebut adalah melakukan anamnesis dengan menanyakan
kepada klien terkait keluhan yang terjadi saat ini, pengumpulan riwayat
secara seksama meliputi tanggal awitan, pengobatan yang digunakan baik
yang diresepkan atau yang dibeli sendiri, diagnosis lain yang ada termasuk
pembedahan, diit, paritas jika wanita, dan dampak gaya hidup.

B. Saran
Diharapkan makalah ini bisa dijadikan acuan dan menambah wawasan
tentang Asuhan Keperawatan Komunitas pada Kesehatan Anak dan Remaja.
Sehingga, pembaca khususnya mahasiswa/i keperawatan mampu menerapkan
asuhan keperawatan ini secara komperehensif dan holistik.

36
DAFTAR PUSTAKA

Friedman, M. (2010). Buku Ajar Keperawatan keluarga : Riset, Teori, dan


Praktek. Edisi ke-5. Jakarta: EGC.

Harmoko. (2012). Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

https://www.academia.edu/34188234/ASKEP_REMAJA diakses tanggal 20


Februasi 2020 pukul 08:34

Muhlisin, A. (2012). Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Gosyen Publishing.

Nies, Mary.A., McEwen, Melanie. (2019). Keperawatan Kesehatan Komunitas


dan Keluarga. Singapore: Elsevier.

Potter dan Perry. (2005). Fundamental Keperawatan, edisi 4. Jakarta: EGC.

37

Anda mungkin juga menyukai