Semester 1 / Tingkat 1 A
Disusun Oleh:
Kelompok 7
Pengetahuan Dasar:
1. Keadaan kesehatan bayi dan anak di Indonesia, meliputi: angka kesakitan,
angka kematian, penyebab kesakitan dan kematian.
2. Peran dan tanggung jawab orang tua dalam pemeliharaan bayi dan anak.
3. Pertumbuhan dan perkembangan bayi dan anak normal serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
4. Kebutuhan fisik dan psikososial anak.
5. Prinsip dan standar nutrisi pada bayi dan anak. Prinsip-prinsip komunikasi pada
bayi dan anak.
6. Prinsip keselamatan untuk bayi dan anak.
7. Upaya pencegahan penyakit pada bayi dan anak misalnya pemberian
immunisasi.
8. Masalah-masalah yang lazim terjadi pada bayi normal seperti:
gumoh/regurgitasi, diaper rash dll serta penatalaksanaannya.
9. Penyakit-penyakit yang sering terjadi pada bayi dan anak.
10. Penyimpangan tumbuh kembang bayi dan anak serta penatalaksanaannya.
11. Bahaya-bahaya yang sering terjadi pada bayi dan anak di dalam dan luar
rumah serta upaya pencegahannya.
12. Kegawat daruratan pada bayi dan anak serta penatalaksanaannya.
Keterampilan Dasar:
1. Melaksanakan pemantauan dan menstimulasi tumbuh kembang bayi dan anak.
2. Melaksanakan penyuluhan pada orang tua tentang pencegahan bahaya-bahaya
i
pada bayi dan anak sesuai dengan usia.
3. Melaksanakan pemberian immunisasi pada bayi dan anak.
4. Mengumpulkan data tentang riwayat kesehatan pada bayi dan anak yang
terfokus pada gejala.
5. Melakukan pemeriksaan fisik yang berfokus.
6. Mengidentifikasi penyakit berdasarkan data dan pemeriksaan fisik.
7. Melakukan pengobatan sesuai kewenangan, kolaborasi atau merujuk dengan
cepat dan tepat sesuai dengan keadaan bayi dan anak.
i
DAFTAR ISI
ABSTRAK..........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iv
KATA PENGANTAR......................................................................................vi
BAB I PENDAHULAN.....................................................................................1
1.1............................................................................................. Latar Belakang
....................................................................................................................1
1.2........................................................................................ Rumusan Masalah
....................................................................................................................1
1.3.......................................................................................................... Tujuan
....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................3
2.1 Pengetahuan Dasar....................................................................................3
2.1.1 Bayi.................................................................................................4
2.1.2 Balita...............................................................................................5
2.1.3 Angka Kematian Bayi dan Balita...................................................6
2.1.4 Peran dan Tanggung Jawab Orang Tua..........................................8
2.1.5 Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi dan Anak.........................10
2.1.6 Kebutuhan Fisik dan Psikososial Anak.........................................13
2.1.7 Prinsip Standar Nutrisi dan Komunikasi Pada Anak....................14
2.1.8 Prinsip Keselamatan Untuk Bayi dan Anak..................................16
2.1.9 Upaya Pencegahan Penyakit Melalui Imunisasi...........................18
2.1.10 Masalah Lazim yang Terjadi Pada Bayi Normal..........................20
2.1.11 Penyakit yang Sering Terjadi Pada Bayi dan Anak......................23
2.1.12 Penyimpangan Tumbuh Kembang Bayi dan Anak.......................24
2.1.13 Bahaya yang Terjadi Pada Anak Serta Upaya Pencegahannya....26
2.1.14 Kegawat Daruratan Pada Bayi dan Anak......................................27
i
2.2 Ketrampilan Dasar...................................................................................27
2.2.1 Menstimulan Tumbuh Kembang Bayi Balita...............................27
2.2.2 Melaksanakan Penyuluhan Pada Orang Tua................................28
2.2.3 Pemberian Imunisasi dan Nutrisi Pada Bayi dan Balita...............31
2.2.4 Mengumpulkan Data Riwayat Kesehatan Pada Anak..................37
2.2.5 Pemeriksaan Fisik yang Berfokus................................................38
2.2.6 Mengidentifikasi Penyakit Bedasarkan Data...............................40
2.2.7 Melakukan Pengobatan Sesuai Kewenangan...............................41
2.2.8 Menjelaskan Pada Orang Tua Tindakan yang Dilakukan............41
2.2.9 Melakukan Pemeriksaan Secara Berkala.....................................41
i
KATA PENGANTAR
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi
gung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan
Allah SWT untuk kita semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling
benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya
karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.
Selain itu kami juga sadar bahwa pada makalah kami ini dapat ditemukan
banyak sekali kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami
benar-benar menanti kritik dan saran untuk kemudian dapat kami revisi dan kami
perbaiki KembalI. Semoga makalah ini dapat berguna dan memberikan manfaat
bagi setiap pihak terutama bagi mereka para pembaca.
i
BAB I
PENDAHULUAN
1
2. Apa Saja Pengetahuan Dasar Terkait Asuhan Pada Bayi dan Balita?
3. Apa Saja Pengetahuan Dasar Terkait Asuhan Pada Bayi dan Balita?
1.3. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.1. Bayi
a) Pengertian
Bayi merupakan manusia yang baru lahir sampai umur 12 bulan, namun
tidak ada batasan yang pasti. Menurut psikologi, bayi adalah periode
perkembangan yang merentang dari kelahiran hingga 18 atau 24 bulan. Masa bayi
adalah masa yang sangat bergantung pada orang dewasa. (Marmi dan Rahardjo,
2015).
a. Sistem Pernapasan
3
Pernafasan pertama pada bayi normal terjadi pada waktu 30 detik
pertama sesudah lahir. Untuk frekuensi dan dalamnya nafas belum
teratur.
b. Suhu tubuh
c. Metabolisme
Tubuh bayi baru lahir relatif mengandung lebih banyak air dan kadar
natrium relatif lebih besar dari kalium karena ruangan ekstraseluler luas.
f. Imunoglobulin
4
Pada bayi baru lahir hanya terdapat gama globulin G, sehingga
imunologi dari ibu dapat melewati plasenta karena berat molekulnya
kecil.
g. Traktus digestivus
Tingkat keasaman (PH) darah pada waktu lahir umumnya rendah karena
glikolisis anaerobik.
c) Rawat Gabung
Rawat gabung adalah cara perawatan ibu dan bayi yang baru dilahirkan
tidak dipisahkan melainkan ditempatkan dalam sebuah ruangan, kamar atau
tempat bersama-sama selama 24 jam penuh dalam seharinya. Dengan kata lain
rawat gabung adalah suatu sistem perawatan ibu dan bayi bersama sama atau pada
tempat yang berdekatan sehingga memungkinkan sewaktu waktu atau setiap saat
ibu tersebut dapat menyusui bayinya.
d) Pencegahan Infeksi
5
2.1.2. Balita
a. Pengertian
Balita adalah individu atau sekelompok individu dari suatu penduduk yang
berada dalam rentan usia tertentu. Usia balita dapat dikelompokkan menjadi tiga
golongan yaitu golongan usia bayi (0-2 tahun), golongan batita (2-3 tahun), dan
golongan prasekolah (>3-5 tahun). Adapun menurut WHO, kelompok balita
adalah 0-60 bulan.
b. Karakteristik Balita
Dengan karakteristik pertumbuhan cepat pada usia 0-1 tahun, dimana umur
5 bulan berat badan naik 2 kali berat badan lahir dan pada umur 1 tahun berat
badan naik 3 kali dari berat badan lahir serta akan naik 4 kali dari berat badan
lahir pada umur 2 tahun.
Badan Pusat Statistik mengungkap fakta bahwa setiap jamnya, ada 8 bayi
baru lahir yang meninggal di Indonesia. Bila diakumulasikan, ini artinya ada
sekitar 192 bayi yang harus meregang nyawa setiap harinya. Penyebab utama yg
sering terjadi adalah Asfiksia merupakan penyebab kematian bayi baru lahir yang
paling utama di Indonesia. Asfiksia adalah kondisi saat bayi kekurangan oksigen
sebelum atau selama kelahiran, penyebab lain nya disebabkan oleh Pneumonia,
penyakit bawaan, dan diare adalah penyebab kematian utama pada anak usia dini
6
– masing-masing mencakup 36 %, 13 % dan 10 % dari semua penyebab kematian
balita – serta komplikasi neonatal, cedera, campak dan malaria di daerah endemis.
Karena banyak kematian bayi baru lahir terkait dengan perawatan pada
saat kelahiran, kesehatan bayi baru lahir berjalan selaras dengan kesehatan ibu.
Dalam hal ini kemajuan yang dicapai juga rendah, yaitu dengan angka kematian
ibu menurun dari 390 menjadi 305 per 100.000 kelahiran hidup antara tahun 1991
dan 2015 (Supas 2014). Hal ini tetap terjadi meskipun jumlah bidan terlatih yang
tinggi (94 persen) dan ketersediaan fasilitas kesehatan (83 persen).
Penyebab utama:
7
Pneumonia, penyakit bawaan, dan diare adalah penyebab kematian utama
pada anak usia dini masing-masing mencakup 36 %, 13 % dan 10 % dari semua
penyebab kematian balita serta komplikasi neonatal, cedera, campak dan malaria
di daerah endemis.
Tingkat kematian ibu, bayi baru lahir dan anak mengindikasikan adanya
kesenjangan dalam pemberian layanan yang serius. Layanan pencegahan,
perawatan dan perawatan HIV ibu dan anak juga lemah, dengan hanya 36 persen
wanita hamil yang dites HIV selama perawatan antenatal.
2.1.4. Peran dan tanggung jawab orang tua dalam pemeliharaan bayi dan
anak
Di Indonesia, tanggung jawab orang tua terhadap anak ini diatur dalam
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014. Undang-undang tersebut menyatakan
bahwa ada empat hal yang menjadi kewajiban setiap orang tua, yaitu:
8
Bebas dari kekerasan dan diskriminasi. Mereka juga berhak mendapat
kesempatan yang seluas-luasnya untuk tumbuh dan berkembang secara optimal
baik fisik, mental, maupun sosial.
Di sini, orang tua memiliki kewajiban untuk memenuhi kebutuhan dasar Si Kecil.
Mulai dari makanan, perawatan medis, pakaian, tempat tinggal, serta
pendidikannya. Di saat yang bersamaan, orang tua juga perlu memberikan cinta,
perhatian, waktu, dan dukungan untuk anak.
Peran struktural
Tugas orang tua lainnya adalah menyediakan “struktur” bagi Si Kecil. Pada peran
ini, orang tua membantu mengarahkan anak, mengajarkan nilai-nilai, menyusun
peraturan, menerapkan disiplin, memberi tahu anak mengenai konsekuensi atas
tindakannya, serta meminta pertanggungjawaban jika ia berbuat salah.
9
6. Menemani anak di setiap momen kehidupan
2.1.5. Pertumbuhan dan perkembangan bayi dan anak normal serta faktor-
faktor yang mempengaruhinya.
A. Pengertian
10
Ketika baru lahir, bayi harus menyesuaikan dirinya dengan lingkungan baru yang
berbeda dari kondisi di dalam rahim, karena itu wajar jika bayi yang baru lahir
sering menangis. Tangisan juga menjadi satu-satunya cara mereka berkomunikasi
dan memberi respon atas kondisi yang mereka alami. Ini yang terjadi pada bayi
yang baru lahir:
Terutama pada bayi yang lahir melalui proses persalinan normal, wajah, mata,
dan bibir mereka kemungkinan masih agak bengkak. Hal ini wajar karena
pengaruh dari proses persalinan normal yang memiliki jalan yang lebih sempit.
Namun, hal ini tidak terjadi pada bayi yang lahir dengan cara Caesar. Kulit bayi
yang baru lahir juga keriput akibat terlalu lama berendam di dalam cairan
ketuban. Selain itu, kulit yang keriput ini juga disebabkan karena daging dan
lemak di bawah lapisan kulit bayi belum terisi.
Kemampuan Dasar
Usia 1 Bulan
Kegiatan bayi berusia satu bulan lebih banyak diisi dengan tidur karena bayi
masih butuh banyak istirahat dan tidur yang banyak dapat memaksimalkan
pertumbuhan dan perkembangan mereka. Pada usia ini, bayi juga belum bisa
membedakan siang dan malam, sehingga waktu tidurnya masih belum teratur
seperti orang dewasa. Karena itulah, orangtua yang memiliki bayi yang baru lahir
harus siap-siap begadang untuk memenuhi kebutuhan bayi.
11
Ini tahapan perkembangan bayi pada usia 1 bulan:
Usia 2 Bulan
Memasukki usia dua bulan, penglihatan bayi sudah semakin berkembang dan
dapat melihat benda yang terletak cukup jauh. Otak dan pendengaran bayi berusia
dua bulan juga semakin baik, sehingga ia bisa menikmati musik yang
diperdengarkan. Si Kecil mampu memberi respon, seperti tersenyum atau
menendang-nendangkan kaki. Ia juga suka mengisap jempol dan memasukkan
barang ke dalam mulutnya. Ini tahapan perkembangan bayi pada usia 2 bulan:
a) Mata bayi sudah bisa mengikuti benda yang bergerak ke sana kemari.
b) Tangannya bisa membuka dan menutup.
c) Gerakan yang tiba-tiba seperti kejang sudah tidak terjadi lagi, karena
gerakan bayi sudah semakin teratur.
12
d) Otot lehernya semakin kuat, sehingga Si Kecil bisa mengangkat kepala
hingga 45 derajat dengan bantuan topangan ibu.
e) Bayi mulai mengenali suara yang sering ia dengar dan bisa mendengarkan
bunyi-bunyi di sekitarnya.
Usia 3 Bulan
Bayi berusia 3 bulan sudah bisa meraih dan menggengam benda yang menarik
perhatiannya. Ia juga mulai bisa menggulingkan badannya ke samping saat
sedang berbaring. Ini tahapan perkembangan bayi pada usia 3 bulan:
13
Pendidikan Orangtua
Paparan Radiasi
Cuaca
14
Usia 24-59 bulan diberikan makanan keluarga.
1. Nada suara
Bicara lambat dan jika tidak dijawab harus diulang lebih jelas. dengan
pengarahan yang sederhana. Hindari sikap mendesak untuk dijawab dengan
mengatakan "jawab dong", dan sebagainya.
2. Mengalihkan aktifitas
Kegiatan anak yang berpindah-pindah dapat meningkatkan rasa cemas terapis dan
mengartikannya sebagai tanda hiperaktif. Anak lebih tertarik pada aktifitas yang
disukai sehingga perlu dibuat jadwal yang bergantian antara aktifitas yang
disukai dan aktifitas terapi yang di programkan.
3. Jarak interaksi
15
Perawat yang mengobservasi tindakan nonverbal dan sikap tubuh anak harus
mempertahankan jarak yang aman dalam berinteraksi.
4. Marah
Perawat perlu mempelajari tanda kontrol prilaku yang rendah pada anak untuk
mencegah tempertantrum. Perawat mengindari bicara yang keras dan otoriter
serta mengurangi kontak mata jika respon anak meningkat. Jika anak mulai dapat
mengontrol prilaku, kontak mata dimualai kembali namun sentuhan ditunda
dahulu.
5. Kesadaran diri
Perawat harus mengindari konfrontasi secara langsung, duduk yang terlalu dekat
dan berhadapan. Meja tidak diletakkan anatara perawat dan anak. Perawat secara
nonverbal selalu memberi dorongan, penerimaan dan persetujuan jika diperlikan.
6. Sentuhan
Jangan sentuh anak tanpa izi dari anak. Salaman dengan anak merupakan cara
untuk menghilangkan stres dan cemas khususnya pada anak laki-laki.
1.Tidur
Perubahan tidur bayi dengan cara tengkurap menjadi melentang telah menurunkan
tingkat kematian bayi secara tiba-tiba sebanyak 3 kali lebih rendah.
16
Hindari menggunakan seprai atau selimut berkapas karena dapat menghambat
saluran pernapasan bayi. Jauhkan juga anak Anda dari setiap alat permainan dan
sebaganya ketika tidur.
Perhatikan mereka sepanjang waktu dan jikalau perlu, mengikuti kelas yang
menawarkan pelatihan supaya kita tahu langkah awal yang harus dilakukan jika
anak tersedak.
4. Api
Pastikan anak dari setiap sumber api yang mungkin terlihat seperti permainan.
Jangan memasak sambil mengendong anak atau membiarkan mereka terkena
dapur yang panas.
Bahkan, pastikan mencabut steker dan switch peralatan panas seperti setrika dan
alat pengering rambut.
5. Racun
Jauhkan anak dari segala bentuk obat atau vitamin. Jikalau mereka tertelan,
jangan sesekali mencoba untuk mengorek mulut mereka untuk membuat mereka
muntah tanpa nasihat Dokter.
17
Pastikan setiap alat pencuci, baterai lithium kecil atau peralatan elektronik
ditempatkan di tempat yang aman dan tidak mudah untuk dicapai.
6. Air
Pastikan setelah mandi, segera mengeringkan bak mandi dan tidak membiarkan
anak sendirian. Tutup toilet dan kamar mencuci jika tidak digunakan. Tempat
penampungan air terbuka seperti di taman-taman harus dipagari karena anak-anak
bisa terjatuh dan lemas.
Anak-anak gemar duduk seperti bentuk “W” karena dikatakan nyaman. Namun,
harus orang tua tahu bahwa ia mampu menyebabkan masalah pertumbuhan
tulang, keterlambatan pengawalan postur dan keseimbangan dan keterampilan
mengenderai motor anak-anak Anda.
Bagi anak-anak yang tinggi kurang dari 140 cm dan berat kurang dari 32 kg,
mereka harus ditempatkan di dalam kursi mobil khusus.
Jikalau anak tersebut sudah besar untuk tempat duduk portabel, Anda bisa
menempatkan untuk mereka duduk tetapi bukan di kursi dewasa secara langsung.
9. Bersepeda
Pastikan memiliki peralatan yang lengkap untuk anak bersepeda seperti helmet,
liner lutut dan peralatan yang diusulkan untuk melindungi area yang berisiko
tinggi untuk cedera.
Bahkan, sepeda tersebut perlulah berada dalam kondisi yang baik dan periksa
sebelum mengizinkan utk menaikinya.
18
2.1.9. Upaya Pencegahan Penyakit Melalui Imunisasi
19
Imunisasi influenza dapat mencegah influenza berat, yang mengakibatkan
radang paru berat (pneumonia).
Imunisasi Campak: untuk mencegah radang paru, diare, dan radang otak karena
virus campak.
1.BERCAK MONGOL
Tanda lahir ini biasanya berwarna coklat tua, abu-abu batu, atau biru
kehitaman. Terkadang bintik mongol ini terlihat seperti memar. Biasanya timbul
20
pada bagian punggung bawah dan bokong, tetapi sering juga ditemukan pada
kaki, punggung. pinggang dan pundak. Bercak mongol juga memiliki ukuran
yang bervariasi, dari sebesar peniti sampai berdiameter enam inchi. Seorang anak
bias memiliki satu atau beberapa bereak mongol.
Penanganan
2. HEMANGIOMA
Penanganan
3. IKTERIK
21
Penanganan
Perlu dilakukan pengamatan yang ketat dan cermat pada 24 jam pertama
sehingga ikterus tidak potensial menjadi patologis. Hal lain yang dapat dilakukan
adalah dengan cara terus memberi ASI pada (banyak minum), melakukan terapi
sinar yaitu dengan menyinari bayi pada pagi hari sekitar jam 7 sampai jam 9
selama sepuluh menit. Namun apabila terjadi keadaan patologik perlu dirujuk ke
RS (periksa golongan darah ibu dan bayi, periksa kadar bilirubin).
4. MUNTAH
5.GUMOH
22
Penyebab terjadinya gumoh antara lain :
Penanganan
2. Pilek
23
Infeksi virus dituding sebagai penyebab utama pilek sebagai penyakit
pada bayi yang membuat selaput hidung dan saluran pernapasan memproduksi
lendir. Bayi akan mengalami demam sebagai salah satu gejalanya. Kadang sulit
bernapas, batuk, napas tersengal-sengal, dan pola makan atau tidur terganggu.
Bayi juga mengalami bersin atau kadang nafsu makan menurun.
3.RSV
Penyakit pada bayi RSV dapat menyebabkan radang paru-paru
RSV, atau Respiratory Syncytial Virus, adalah virus yang menyerang saluran
pernapasan bayi. Penyakit pada bayi ini lebih berisiko menjangkiti bayi prematur.
Penyakit bayi ini adalah penyebab utama rawat inap gangguan pernapasan anak-
anak di bawah usia 1 tahun. Gejala RSV antara lain pilek, demam, batuk, dan
sesak napas. Gejala-gejala ini dapat berlangsung selama beberapa minggu. Jika
virus menginfeksi saluran bronkus, maka dapat menyebabkan
penyakit bronkitis dan radang paru-paru.
24
vertebra scoliosis kyphosis, spina dan posisi serta adanya anus. Pada remaja,
bentuk dan ukuran genitalia.payu dara, rambut pubis dan axilla
e. Gagal tumbuh (Failure to thrive) Terminologi ini sekarang disebut juga sebagai
Growth Deficiency didefinisikan sebagai melambatnya kecepatan tumbuh yang
mengakibatkan garis pertumbuhan memotong 2 garis persentil pertumbuhan
dibawahnya pada kurva pertumbuhan anak.
Penatalaksana nya
1. Anamnesa
Keluhan orang tua dan riwayat tumbuh kembang (lisan dan tertulis kuesioner
skrining perkembangan anak)
2. Pemeriksaan
Observasi dan pemeriksaan (bentuk muka, tubuh, tindak tanduk anak. hubungan
anak dengan orang tuanya pengasuhnya, sikap anak terhadap pemeriksa).
3. Pengukuran anthropometri
Rutin Tinggi badan, berat badan, lingkaran kepala, lingkaran lengan. Atas
indikasi Lingkaran dada, panjang lengan (rmxper). panjang tungkai, tebal kulit
(skinfold).
25
5. Penilaian maturitas
Pertumbuhan pubertas (Tanner) Anak perempuan (payudara, haid, rambut pubis)
Anak laki-laki (testis, penis, rambut pubis)
Umur tulang (tone age)
8. Klasifikasi/Diagnosis Kerja:
Setelah dilakukan skrining kemudian perlu ditetapkan apakah anak termasuk
kategori Normal atau standard milestones ag (terlambat atau terlalu cepat)
9. Rujukan
26
kecil, penting untuk menutup stop kontak, memberikan pelindung di ujung meja
dan tempat-tempat tajam.
Sementara saat bermain di luar, orang tua dapat menentukan batas aman,
indikatornya seluas apa, jelas batasnya berada di mana, dan memastikan tak ada
tumbuhan/binatang/benda berbahaya di sana. Jadi tak perlu khawatir berlebihan.
Yang penting, selalu ada orang dewasa yang bertanggungjawab dan mengawasi
saat anak main di dalam maupun di luar rumah. Perhatikan juga pengawasan
yang di berikan.
Penatalaksanaannya :
SE konvulsivus pada anak adalah kegawatan yang mengancam jiwa
dengan
risiko terjadinya gejala sisa neurologis. Risiko ini tergantung dari penyebab
dan lamanya kejang berlangsung. Makin lama kejang berlangsung, makin
sulit untuk menghentikannya. Oleh karenanya, tata laksana kejang toni klonik
umum lebih dari 5 menit, adalah menghentikan kejang dan mencegah terjadinya
status epileptikus.
27
2.2. Ketrampilan Dasar
Para orang tua dianjurkan untuk melakukan stimulasi dini secara rutin
serta terusmenerus di setiap kesempatan berinteraksi dengan si kecil, dengan cara
bervariasi dan menyenangkan. Stimulasi pun seharusnya tidak dilakukan dengan
terburu-buru maupun secara paksa kepada anak. Perlu diingat, sikap marah, kesal,
bosan dan sejenisnya yang ditunjukkan orang tua dapat memberikan pengaruh
negatif terhadap emosi anak. Sebab, semua ucapan dan tindakan orang di
sekelilingnya, mudah terekam dalam ingatan bayi dan bisa mendorong mereka
untuk menirunya. Di sisi lain, kreativitas anak dapat berkembang dengan
maksimal apabila orang tua terbiasa menunjukkan sikap demokratis, seperti
mendengarkan dan menghargai pendapat mereka. Mendorong anak
menyampaikan pendapat secara terbuka juga penting. Sikap keterbukaan bisa
memancing anak tertarik untuk mengamati dan menganalisis segala hal di
sekelilingnya. Hal terakhir tentunya juga memerlukan dorongan dari orang tua.
28
1. Faktor bawaan
Faktor bawaan adalah sifat yang dibawa anak sejak lahir ada anak
yang penyabar, pemarah, pendiam, banyak bicara, cerdas, bodoh, dll-
Keadaan fisik yang berbeda-beda, ada yang tinggi/pendek, ada yang
berkulit hitam/putih, hidungmancung/pesek, dll. Faktor bawaan dapat
mempercepat, menghambat, atau melemahkan pengaruh faktor
lingkungan. Setiap anak itu unik, artinya bahwa tidak ada satu anak pun
yang persis sama. Dalam mengasuh danmembimbing anak, kita tidak
boleh membandingkan perkembangan anak yang satu dengan yang
lainnya, tanpa memperhatikan sifat mereka masing-masing.
2. Faktor lingkungan
Adalah pengaruh luar atau lingkungan yang mempengaruhi
perkembangan anak. Faktor lingkungan meliputi suasana lingkungan
dalam keluarga dan hal lain yang berpengaruh dalam perkembangan anak.
Faktor lingkungan dapat merangsang berkembangnya fungsi tertentu dari
anak, sehingga mempercepat perkembangan anak. Namun, faktor
lingkungan juga dapat mmeperlambat atau mengganggukelangsungan
perkembangan anak. Peran orangtua adalah menciptakan lingkungan yang
mendukungperkembangan anak ke arah yang positif.
3. Faktor status nutrisi
Makanan memegang peranan yang penting dalam tumbuh
kembang anak, karena anak sedang tumbuhsehingga kebutuhannya
berbeda dengan orang dewasa. Kekurangan makanann yang bergizi
akanmenyebabkan retardasi pertumbuhan anak. ASI juga memegang
peranan dalam mencegah anak terserang penyakit. Itu disebabkan karena
ASI disamping mempunyai nilai gizi yang tinggi juga mengandung
berbagai macam zat anti yang melindungianak dari berbagai infeksi.
29
dapat dilakukannya. Tak henti-hentinya ia berjalan kian kemari
denganperasaan senang dan puas, tangannya pun akan meraih segala
sesuatu yang terjangkau olehnya. Anak pun dapat menuntut atau menolak
apa yang ia kehendaki atau tidak ia kehendaki.
5. Sikap orangtua
- Doronglah agar anak dapat bergerak bebas dan berlatih melakukan hal-
hal yang diperkirakan mampuia kerjakan, sehingga akan menumbuhkan
rasa kemampuan diri. Namun harus bersikap tegas untukmelindungi dari
bahaya, karena dorongan anak berbuat belum diimbangi oleh kemampuan
untukmelaksanakannya secara wajar dan rasional
- Bacakan buku cerita atau dongeng kepada anak setiap hari, dan
doronglah agar ia mau menceritakankepada anda apa yang ia lihat atau
dengar
30
pakaiannya tanpa dibantu. Hal ini akan melatih anak untuk bertanggung
jawab.
- Latihlah anak dalam hal kebersihan diri, yaitu buang air kecil dan buang
air besar pada tempatnya, namun jangan terlalu ketat
- Latihlah anak untuk makan sendiri memakai sendok dan garpu, dan
ajaklah ia makan bersama keluarga
- Berilah alat permainan yang sederhana, dan doronglah agar anak mau
bermain balok-balok ataumenggambar
a. Pengertian imunisasi
31
b. Tujuan imunisasi
c. Sasaran Imunisasi
1. Bayi
a. Hepatitis B
Jumlah pmberian :1
b. BCG
Jumlah pemberian :1
c. Polio / IPV
Jumlah pmberian :4
d. DPT-Hb-Hib
32
Usia pemberian : 2,3,4 Bulan
Jumlah pmberian :3
e. Campak
Jumlah pemberian :1
a. DPT-Hb-Hib
Jumlah pmberian :1
a. Campak
Jumlah pmberian :1
33
a. Campak
4. Anak Sekolah Dasar (SD) kelas 2 dan 3 atau (sederajat) jenis imunisasi
1. Imunisasi dasar
a. BCG
b. DPT – HB – HIB
Digunakan untuk pencegahan terhadap difteri, tetanus, pertusis (batuk
rejan), hepatitis B, dan infeksi Haemophilus influenzae tipe b secara simultan
c. Hepatitis B adalah vaksin virus recombinan yang telah diinaktivasikan dan
bersifat non-infecious,berasal dari HBsAg.
d. Polio
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap Poliomieliti
e. Campak
Pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit campak.
Pemenuhan nutrisi pada bayi diberikan secara bertahap sesuai dengan usia.
Makanan utama pada bayi usia 0 – 6 bulan adalah Air Susu Ibu atau pemberian
ASI
34
Eksklusif, sedangkan pada setelah bayi berusia 6 bulan mulai diberikan makanan
pendamping ASI (MP ASI).
a. Pengertian gizi
c. Kebutuhan Nutrisi
• 0-6 BULAN
Nutrisi bayi yang berusia 0-6 bulan cukup terpenuhi dari ASI saja (ASI
Eksklusif). Hal-hal perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
a. Berikan ASI yang pertama keluar dan berwarna kekuningan (kolostrum)
35
b. Jangan beri makanan/minuman selain ASI
• 6-8 BULAN
Pada bayi usia 6 – 8 bulan pemberian ASI diteruskan serta pemberian
makanan tambahan mulai diperkenalkan dengan pemberian makanan lumat
dua kali sehari.
• 9-11 BULAN
Pemberian makan pada bayi usia 9-11 bulan adalah sebagai berikut:
36
- Teruskan pemberian ASI
- Berikan MP-ASIyang lebih padat, contohnya: bubur nasi, nasi tim dan nasi
lembek.
• 12-24 BULAN
- Teruskan pemberian ASI
- Berikan 3 x sehari, sebanyak 1/3 porsi makan orang dewasa terdiri dari nasi,
lauk-pauk, sayur, dan buah
- Beri makanan selingan kaya gizi 2 x sehari di antara waktu makan (biskuit, kue)
- Perhatikan variasi makanan.
• 24 BULAN KEATAS
- Berikan makanan keluarga 3 x sehari, sebanyak 1/3-1/2 porsi makanan orang
dewasa yang terdiri dari nasi, lauk-pauk, sayur dan buah
37
dan tubuhnya akan terkulai saat diangkat. Ada beberapa tanda dan gejala lain
yang menunjukkan bayi sedang sakit, di antaranya:
- Kulit tubuh dan wajah bayi tampak pucat, kebiruan, atau kuning
- Muncul ruam kemerahan di kulit
- Muntah, misalnya muntah darah atau muntah berwarna hijau
- Tidak mau menyusu atau makan
- Lebih jarang buang air kecil atau tidak berkemih sama sekali
- BAB berdarah atau terdapat bercak darah di fesesnya
- Demam
- Suhu tubuh bayi turun hingga di bawah 36o Celcius, terutama pada
bayi berusia di bawah 3 bulan
- Kaki dan tangan terasa dingin dan tampak pucat
- Gangguan pernapasan, misalnya napas sesak dan cepat atau napas
berbunyi
- Kejang
Setiap bayi bisa saja sakit atau terkena penyakit tertentu. Namun, ada
beberapa faktor yang dapat membuat bayi lebih rentan sakit, antara lain:
- Bayi lahir prematur, yaitu bayi yang lahir ketika usia kandungan belum
37 minggu
- Riwayat infeksi pada ibu selama kehamilan
- Ibu pernah mengalami demam selama hamil atau menjelang persalinan
- Ketuban pecah dini lebih dari 18 jam sebelum bayi lahir, terutama jika
bayi lahir pada usia kehamilan 37 minggu
- Riwayat konsumsi obat-obatan atau alkohol pada ibu selama
kehamilan
38
2.2.5. Pemerisaan fisik yang berfokus
Pemeriksaan fisik berfokus dalah proses medis yang harus dijalani saat
diagnosis penyakit. Hasilnya dicatat dalam rekam medis yang digunakan untuk
menegakkan diagnosis dan merencanakan perawatan lanjutan. Pemeriksaan fisik
akan dilakukan secara sistematis, mulai dari kepala hingga kaki (head to toe) yang
dilakukan dengan empat cara (inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi).
Berikut ini adalah beberapa macam pemeriksaan fisik bayi baru lahir yang
dapat dilakukan dokter atau bidan:
a. Pemeriksaan Apgar
Pemeriksaan Apgar atau Apgar score dapat dilakukan segera setelah bayi
baru lahir. Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan warna kulit, detak jantung,
refleks dan kekuatan otot, serta pernapasan bayi. Apgar score tergolong baik jika
nilainya lebih dari 7.
c. Pemeriksaan antropometri
d. Pemeriksaan mulut
39
Pemeriksaan fisik bayi baru lahir selanjutnya adalah pemeriksaan mulut,
yang meliputi pemeriksaan gusi dan langit-langit mulut. Pemeriksaan ini penting
dilakukan untuk mendeteksi kelainan, seperti bibir sumbing.
Ini juga merupakan salah satu pemeriksaan fisik bayi baru lahir yang
penting dilakukan. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah bayi Anda
memiliki kelainan, seperti spina bifida atau cacat tabung saraf.
Memeriksa denyut nadi di setiap lengan bayi, serta memastikan tangan dan
kakinya dapat bergerak dengan optimal dan memiliki ukuran berikut jumlah jari-
jari yang normal.
i. Pemeriksaan pendengaran
40
Pemeriksaan pendengaran bertujuan untuk mendeteksi ada atau tidaknya
gangguan pendengaran. Untuk mengetahui hal ini, dokter akan menggunakan alat
berupa otoacoustic emissions (OAE) atau automated auditory brainstem response
(AABR).
Untuk Perawatannya Biasanya bayi akan diberikan tetes mata atau salep
untuk mencegah infeksi. Bayi juga harus mendapat suntikan pertama vaksin
hepatitis B dalam kurun waktu 24 jam setelah dilahirkan, serta suntikan vitamin K
untuk mencegah pendarahan.
Setelah melakukan pengumpulan data dari Riwayat Kesehatan pada anak dan
melakukan pemeriksaan fisik. Selanjutkan harus diidentifikasi penyakit apa yang
menyerang si anak. Ini merupakan pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh bidan,
perawat, atau dokter untuk menilai status kesehatan dan memberikan pelayanan
dengan tepat sesuai indikasi dan Riwayat kesehatannya.
41
Kewenangan:
- Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi,
pencegahan hipotermi, inisiasi menyusu dini (IMD), injeksi vitamin K
1, perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal (0-28 hari), dan
perawatan tali pusat
- Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk
- Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan
- Pemberian imunisasi rutin sesuai program Pemerintah
- Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak pra sekolah
Setelah memberitahu kepada orang tua tentang Tindakan apa yang akan
dilakukan, selanjutnya bidan akan melakukan pemeriksaan secara berkala dengan
membuat jadwal kunjungan ulang untuk memantau tumbuh kembang anak juga
agar jika diketahui terjadi masalah dapat ditangani dengan cepat dan tepat.
42
C. Budaya Masyarakat Terkait Asuhan Pada Bayi dan Balita
43
Budaya cara merawat tali pusat yaitu berupa alat yang digunakan untuk
membersihkan tali pusat dengan menggunakan betadin dan alkohol.
Budaya perawatan kulit pada bayi merupakan cara yang dilakukan setiap ibu
untuk merawat kulit bayi agar tidak kering.
Pemberian imunisasi pada bayi yang telah dilakukan meliputi jadwal pemberian
imunisasi dan macam-macam imunisasi pada bayi.
Langkahnya adalah:
44
- menjemur bayi
- membedong bayi
Praktik pemberian pakaian pada bayi meliputi cara menjaga kebersihan dan
macammacam pakaian pada bayi. Menjaga kebersihan bayi dengan mencuci
bersih pakaian yang akan dikenakan ke bayi, kemudian macam pakaian yang
dikenakan bayi yaitu popok, baju, sarung tangan, sarung kaki dan ada juga yang
masih menggunakan gurita.
- diberikan pencahayaan
- memakai gurita
- membedong bayi
45
46
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jika bayi tidak menangis, tidak bernafas atau megap-megap lakukan resusitasi.
Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas satu tahun
ataulebih popular dengan pengertian usia anak di bawah lima tahun
(Muaris.H,2006) Kebutuhan Fisik pada balita meliputi kebutuhan nutrisi,
imunisasi, kebersihan, bermain, aktivitas fisik, tidur. Kebutuhan psikologi pada
balita dengan memberikanrangsangan positif kepada balita, Ajak anak bermain
yang dapat membuatnyagembira atau tertawa, tanggap terhadap kebutuhan balita,
dan lain- lain. Asuhankebidanan pada balita meliputi:
47
pendidikan seksual dimulai sejakbalita (sejak anak mengenal
identitasnya sebagai laki-laki atau perempuan).
B. Saran
Semoga makalah ini dapat diterima bagi semua pembaca dan dapat
memberikan kritik untuk perbaikan makalah selanjutnya.
48
DAFTAR PUSTAKA
http://putricaturhandayani.blogspo
t.com
http://bbpsdmk.kemkes.go.id
http://www.sehatq.com
http://repo.unand.ac.id
Anak. Jakarta: Kemenkes. RI.2013. Pelayanan Kesehatan Ibu Di Fasilitas
Kesehatan Dasar Dan Rujukan. Jakarta:
Kemenkes RI.
Marmi, Rahardjo K. 2012, Asuhan neonatus, bayi balita dan anak prasekolah.
Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Kemenkes RI. 2015. Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak. Cetakan 2.
Jakarta:Pusdiklatnakes.
49