Disusun Oleh :
Nama : Endang Martini
NIM : PO6224222546
Disusun Oleh :
Palangkaraya,…………………2022
Koordinator MK Pembimbing Institusi
Stase II
Mengetahui
Ketua Prodi Sarjana Terapan Kebidanan
Dan Pendidikan Profesi Bidan
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan ini
yang berjudul “Pra Konsepsi Dan Perencanaan Kehamilan Sehat”.
1. Ibu Erina Eka Hatini, SST., MPH selaku Ketua Program Studi Sarjana
Terapan Kebidanan dan Pendidikan Profesi Bidan yang telah memberikan
kesempatan untuk menyusun laporan ini.
2. Ibu Riny Natalina, SST., M.Keb selaku koordinator mata kuliah praktik
kebidanan fisiologi holistik pra konsepsi dan perencanaan kehamilan sehat
juga selaku Pembimbing Institusi yang telah memberikan bimbingan
sehingga laporan ini dapat terselesaikan
3. Ibu Mirna Ariani, SSiT,Bd.,MM bidan selaku pembimbing lahan praktik
stase II Asuhan Kebidanan fisiologis Holistik Pra konsepsi dan
perencanaan Kehamilan Sehat yang telah memberikan bimbingan dan
membantu penulis selama di lahan praktik
4. Teman-teman seperjuangan yang telah mendukung penulis sehingga bisa
menyelesaikan laporan pendahuluan ini
Kami menyadari, bahwa laporan yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa
mendatang.
Semoga laporan ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa
bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Banjarmasin, September 2022
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Cover ....................................................................................................... i
Lembar Pengesahan ......................................................................................... ii
Daftar Isi ....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................ 1
B. Tujuan..................................................................................... 2
C. Manfaat .................................................................................. 3
BAB II MATERI KONSELING PRA KONSEPSI DAN
PERENCANAAN KEHAMILAN SEHAT
A. Pengetahuan Kesehatan Reproduksi........................................ 4
B. Kehamilan dan Perencanaan Kehamilan................................ 4
C. Kondisi dan Penyakit yang Perlu Diwaspadai pada PUS....... 10
D. Kesehatan Jiwa ...................................................................... 12
E. Pengetahuan tentang Fertilitas/Kesuburan (Masa Subur)....... 13
F. Kekerasan Dalam Rumah Tangga.......................................... 14
G. Pemeriksaan Kesehatan Reproduksi Bagi PUS...................... 15
H. Asuhan Kebidanan Pada Pra Konsepsi dan Perencanaan
Kehamilan Sehat Sesuai Kasus............................................... 17
BAB III EVIDENCE BASED MIDWIFERY ASUHAN
KEBIDANAN HOLISTIK PADA PRA KONSEPSI DAN
PERENCANAAN KEHAMILAN SEHAT................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………. 23
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan keluarga dilakukan dalam upaya untuk mewujudkan
keluarga berkualitas yang hidup dalam lingkungan yang sehat. Selain
lingkungan yang sehat, kondisi kesehatan dari tiap anggota keluarga sendiri
juga merupakan salah satu syarat dari keluarga yang berkualitas. Keluarga
berperan terhadap optimalisasi pertumbuhan, perkembangan, dan
produktivitas seluruh anggotanya melalui pemenuhan kebutuhan gizi dan
menjamin kesehatan anggota keluarga. Di dalam komponen keluarga, ibu dan
anak merupakan kelompok rentan. Hal ini terkait dengan fase kehamilan,
persalinan dan nifas pada ibu dan fase tumbuh kembang pada anak. Hal ini
yang menjadi alasan pentingnya upaya kesehatan ibu dan anak menjadi salah
satu prioritas pembangunan kesehatan di Indonesia.(Kemenkes RI,2020)
Masa prakonsepsi merupakan rentang waktu dari tiga bulan hingga
satu tahun sebelum konsepsi yaitu bertemunya sel telur dan sel sperma.
Melakukan perawatan kesehatan prakonsepsi berguna sebagai upaya menjaga
kondisi bayi yang dilahirkan. Dalam merencanakan kehamilan, penting bagi
pasangan suami istri untuk memperhatikan kesehatan diri, reproduksi, dan
lingkungan sekitar. Masa prakonsepsi ini perlu diawali dengan hidup sehat,
seperti memperhatikan makanan yang dikonsumsi oleh calon ibu. Kesehatan
prakonsepsi merupakan bagian dari kesehatan secara keseluruhan antara
perempuan dan laki-laki selama masa reproduksinya yang berguna untuk
mengurangi risiko dan mempromosikan gaya hidup sehat untuk
mempersiapkan kehamilan sehat dan meningkatkan kemungkinan memiliki
bayi yang sehat (Yulizawati et al., 2017).
Pada tahun 2014, WHO menyatakan sebanyak 4 dari 10 wanita
terjadi kehamilan tanpa perencanaan dan di Indonesia 32.000 perempuan
tidak melakukan perencanaan kehamilan dalam rentang waktu 2010 hingga
2014, jumlah tersebut adalah yang tertinggi di ASEAN. Upaya yang dapat
dilakukan untuk mengindari terjadinya kematian ibu dan kematian bayi serta
5
6
mereka untuk mengetahui tentang gizi seimbang mulai dari awal kehamilan
sampai anak usia dua tahun agar bayi lahir sehat serta terhindar dari berbagai
masalah gizi. Pasangan Usia Subur juga harus diberikan penyuluhan agar
mereka mengerti akan pentingnya 1000 hari pertama kehidupan di masa awal
kehamilan hingga anak berusia dua tahun. Pasangan Usia subur memerlukan
penyuluhan/ promosi kesehatan dalam kehidupannya, dalam hal ini petugas
kesehatan harus mempromosikan berbagai hal mengenai keluarga sehat, atau
bahkan mengenai kehidupan kekeluargaan dalam rumah tangga, dan 1000
hari pertama kehidupan adalah promosi kesehatan yang wajib dilakukan
karena berdampak besar bagi kehidupan nantinya (Al Rahmad, 2019).
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah laporan pendahuluan ini adalah bagaimana Asuhan
kebidanan Holistik pada Pra Konsepsi dan Perencanaan Kehamilan Sehat
dengan Permasalahannya?
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Mampu menerapkan teori, konsep dan prinsip kebidanan dalam
memberikan asuhan Kebidanan Holistik pada Pra Konsepsi dan
Perencanaan kehamilan sehat dalam pelayanan kebidanan
2. Tujuan Khusus
a. Pasangan klien mengetahui apa itu kesehatan reproduksi
b. Pasangan klien mengetahui perencanaan kehamilan sehat
c. Pasangan klien mengetahui kondisi dan penyakit yang perlu
diwaspadai pada PUS
d. Pasangan klien mengetahui tentang kesehatan jiwa
e. Pasangan klien mengetahui tentang fertilitas/ kesuburan ( masa subur)
f. Pasangan klien mengetahui dan menghindari kekerasan dalam rumah
tangga
8
D. Manfaat
1. Mahasiswa
Mahasiswa profesi mampu melakukan Asuhan Kebidanan Holistik Pada
Pra Konsepsi dan perencanaan Kehamilan sehat sesuai dengan kasus
yang ditemukan dilahan praktik dan dapat menerapkan ilmu yang telah
diperoleh serta mendapatkan pengalaman dalam melaksanakan asuhan
kebidanan secara langsung pada PUS yang menginginkan kehamilan sehat
sehingga dapat digunakan sebagai acuan dalam memberikan pelayanan
yang optimal guna mencegah penyakit atau gangguan yang perlu
diwasspadai pada pra konsepsi.
BAB II
KONSELING PRA KONSEPSI DAN PERENCANAAN KEHAMILAN
SEHAT
fisik dan psikologis ibu pada kehamilan menjadi lebih baik. Hal-hal
yang perlu dipersiapkan pada kehamilan misalnya pengaturan nutrisi
ibu hamil. Nutrisi yang baik juga berperan dalam proses pembentukan
sperma dan sel telur yang sehat. Nutrisi yg baik berperan dalam
mencegah anemia saat kehamilan, perdarahan, pencegahan infeksi,
dan pencegahan komplikasi kehamilan seperti kelainan bawaan dan
lain-lain.
Perencanaan kehamilan yang sehat harus dilakukan pada masa
pra konsepsi. Proses kehamilan yang direncanakan dengan baik, maka
akan berdampak positif pada kondisi janin dan adaptasi fisik dan
psikologis dari perempuan dan pasangannya. Hal-hal yang perlu
dipersiapkan pada kehamilan misalnya pengaturan nutrisi ibu hamil.
Nutrisi yang baik juga berperan dalam proses pembentukan sperma
dan sel telur yang sehat. Nutrisi yg baik berperan dalam mencegah
anemia saat kehamilan, perdarahan, pencegahan infeksi, dan
pencegahan komplikasi kehamilan seperti kelainan bawaan dan lain-
lain. Dalam persiapan kehamilan. (Oktalia, 2016).
b. Hal-hal yang diperhatikan dalam perencanaan kehamilan
Berikut Beberapa point penting dalam mempersiapkan kehamilan
sehat :
1) Melakukan pemeriksaan kesehatan
Berkonsultasi ke bidan/ dokter kandungan merupakan
persiapan sebelum memulai program hamil yang penting untuk
dilakukan. Melalui pemeriksaan ini, dokter akan melakukan
pemeriksaan kesehatan terkait riwayat penyakit tertentu yang
kemungkinan dapat memengaruhi kehamilan. Hal ini penting
terutama jika wanita menjalani program hamil setelah keguguran.
Dalam pemeriksaan kesehatan ini, bidan/ dokter juga akan
menyarankan Anda untuk mendapatkan vaksinasi, seperti vaksin
tetanus, hepatitis B, rubella, HPV, campak, dan difteri. Tujuan
15
dan Wahyudi, 2021). Wanita pra konsepsi yang memiliki pengetahuan kurang
memiliki peluang lebih besar untuk mengalami KEK pada masa kehamilan
Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil Pada Pasangan Calon
Pengantin (Catin) dan Pasangan Usia Subur (PUS) . Pelayanan kesehatan
masa sebelum hamil pada pasangan catin dan PUS bertujuan untuk
mempersiapkan pasangan agar sehat sehingga perempuan dapat menjalankan
proses kehamilan, persalinan yang sehat dan selamat, serta melahirkan bayi
yang sehat. Jenis pelayanan kesehatan masa sebelum hamil yang diberikan
pada pasangan catin dan PUS antara lain
1. Anamnesis
Anamnesis yang dilakukan pada catin dan PUS sama, yaitu anamnesis
umum dan pemeriksaan kesehatan jiwa atas indikasi. Anamnesis adalah
suatu kegiatan wawancara antara tenaga kesehatan dan klien untuk
memperoleh informasi tentang keluhan, penyakit yang diderita, riwayat
penyakit, factor risiko pada PUS, status imunisasi tetanus, riwayat KB,
serta riwayat kehamilan dan persalinan sebelumnya.
2. Pemeriksaan fisik
Sama halnya dengan anamnesis, pemeriksaan fisik yang dilakukan untuk
pasangan catin dan PUS juga sama, yaitu pemeriksaan tanda vital, status
gizi (penentuan indeks massa tubuh/IMT dan pengukuran lingkar lengan
atas/LiLA), serta pemeriksaan fisik lengkap. Pemeriksaan dilakukan
secara lengkap sesuai indikasi medis.Diharapkan tenaga kesehatan mampu
mendeteksi adanya gangguan kesehatan pada PUS misalnya gangguan
jantung/paru, tanda anemia, hepatitis, IMS dan lain-lain.
3. Pemeriksaan Penunjang
Pada pasangan catin, pemeriksaan penunjang yang dilakukan antara lain
pemeriksaan darah (golongan darah dan kadar hemoglobin/Hb), urin rutin,
dan pemeriksaan penunjang lain atas indikasi. Untuk pasangan catin yang
pernah menikah sebelumnya juga diperlukan pemeriksaan IVA atau pap
smear. Pemeriksaan penunjang untuk PUS sama dengan pemeriksaan
20
D. Kesehatan Jiwa
Ibu dapat mulai merencanakan kehamilan dengan memikirkan tujuan
memiliki anak atau tidak memiliki anak, dan bagaimana mencapai tujuan ini.
Hal ini disebut dengan rencana hidup reproduktif. Misalnya bila Ibu berpikir
ingin menunda kehamilan, pilihlah kontrasepsi yang sesuai untuk mencapai
tujuan tersebut. Jika Ibu berpikir untuk hamil, sangatlah penting untuk
mengambil langkah-langkah agar Ibu dapat hamil sehat dan melahirkan bayi
yang sehat pula. Anda dapat memperkaya pengetahuan seputar kehamilan
yang berhubungan dengan perencanaan, perawatan selama kehamilan,
menjelang persalinan, pasca persalinan dan juga perawatan bayi dari berbagai
sumber yang terpercaya. Apabila diperlukan anda langsung dapat bertanya
dengan ahlinya sehingga anda dapat mempersiapkan langsung kehamilan
anda secara sehat.
Agar kehamilan yang akan dijalani tidak menimbulkan ketegangan.
Hindari hal– hal yang akan memberi pengaruh buruk dalam keseimbangan
hormonal. Stres dapat merusak siklus bulanan, dan mencegah proses ovulasi.
Sebuah studi membuktikan, wanita dengan tingkat stres tinggi umumnya sulit
hamil. Jadi sangat baik jika Anda mulai belajar mengatasi stres sehingga tidak
mempengaruhi siklus Anda. Anda dapat menyiapkan kesiapan secara psikis
termasuk perubahan yang akan terjadi pada saat kehamilan anda akan
berlangsung. Anda dapat mendapatkan dukungan selama kehamilan dari
orang terdekat seperti dari suami dan keluarga besar sehingga kesiapan anda
dalam menjadi ibu baru semakin siap. Selain itu, kondisi kejiwaan bisa sangat
mempengaruhi kandungan, oleh karena itu orang tua harus mempersiapkan
diri secara mental untuk menghadapi proses ini.
Selama sembilan bulan masa kehamilan, biasanya terjadi perubahan-
perubahan psikologis tidak hanya pada ibu tetapi juga pada ayah calon bayi.
Selama sembilan bulan, emosi kita dapat terperas olehnya. Usahakan untuk
mengkondisikan pikiran dan bathin kedua orang tua agar jauh dari pikiran-
pikiran negatif. Selalu ingatlah bahwa segalanya dikendalikan oleh pikiran
22
anda. Terimalah kenyataan yang ada, yang terbaik adalah selalu bersyukur
dan memasrahkan segalanya pada Tuhan. Selain itu, selalu komunikasin
segala sesuatunya, berusahalah untuk selalu terbuka dan membicarakan
perasaan masingmasing sehingga dapat mencari solusi sehingga kesulitan-
kesulitan yang timbul dapat teratasi. (Ayu et al., 2021)
akibat dari intervensi lingkungan di luar keluarga yang secara langsung atau
tidak langsung mempengaruhi sikap anggota keluarga, yang terwujud dalam
sikap eksploitatif terhadap anggota keluarga lain, khususnya terjadi terhadap
perempuan dan anak Selain itu Rocmat Wahab menyimpulkan bahwa KDRT
ternyata bukan sekedar masalah ketimpangan gender. Hal tersebut acapkali
terjadi karena kurangnya komunikasi, ketidakharmonisan, alasan ekonomi,
ketidakmampuan mengendalikan emosi, ketidak mampuan mencari solusi
masalah rumah tangga apapun, serta kondisi mabuk karena minuman keras
dan narkoba.
Dalam banyak kasus terkadang pula suami melakukan kekerasan
terhadap isterinya karena merasa frustasi tidak bisa melakukan sesuatu yang
semestinya menjadi tanggung jawabnya.Hal ini biasanya terjadi pada
pasangan yang belum siap kawin (nikah muda), suami belum memiliki
pekerjaan dan penghasilan tetap untuk mencukupi kebutuhan, dan
keterbatasan kebebasan karena masih menumpang pada orangtua/ mertua.
Dari kondisi tersebut, sering sekali suami/ laki-laki mencari pelarian dengan
hal-hal negatif (mabuk, judi, narkoba, seks) sehingga berujung pada
pelampiasan terhadap isteri dengan berbagai bentuk, baik kekerasan fisik,
psikis, seksual bahkan penelantaran. (Santoso, 2019)
G. Pemeriksaan kesehatan reproduksi bagi PUS (Buku Kesehatan
Reproduksi Wanita di Sepanjang Daur Kehidupan,2019)
Berkonsultasi ke bidan/ dokter kandungan merupakan persiapan
sebelum memulai program hamil yang penting untuk dilakukan. Melalui
pemeriksaan ini, dokter akan melakukan pemeriksaan kesehatan terkait
riwayat penyakit tertentu yang kemungkinan dapat memengaruhi kehamilan.
Hal ini penting terutama jika wanita menjalani program hamil setelah
keguguran.
Dalam pemeriksaan kesehatan ini, bidan/ dokter juga akan
menyarankan Anda untuk mendapatkan vaksinasi, seperti vaksin tetanus,
hepatitis B, rubella, HPV, campak, dan difteri. Tujuan dilakukannya vaksinasi
25
adalah agar ibu dan janin tetap sehat selama kehamilan. Pemeriksaan
kesehatan ini juga bisa meliputi diantaranya :
a. Pemeriksaan Penyakit dan Virus :
Pemeriksaan virus rubella, sitomeglovirus, herpes, varicella
zoster untuk menghindari terjadinya kecacatan pada janin.
Pemeriksaan virus hepatitis dan virus HIV untuk menghindari
diturunkan penyakit akibat virus-virus tersebut kepada janin.
Pemeriksaan penyakit toksoplasmosis, karena penyakit ini dapat
menyebabkan kecacatan dan keguguran.
Pemeriksaan penyakit seksual menular, karena hal ini dapat
menyebabkan kematian ibu, janin, maupun bayi yang akan dilahirkan.
Selain itu juga dilakukan pemeriksaan terhadap penyakit yang sedang
diderita seperti asthma, diabetes mellitus dan jantung. Pada Wanita
hamil penyakit-penyakit seperti ini dapat, bertambah berat dan
membahayakan jika tidak dilakukan perawatan dan pengobatan yang
teratur. Untuk menghindari kondisi yang membahayakan, dokter
biasanya akan memantau pasiennya dan menentukan kapan waktu
yang paling tepat untuk hamil.
Pemeriksaan penyakit akibat kekurangan zat-zat tertentu seperti
kekurangan zat besi. kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia.
Hal ini dapat menyebabkan kelahiran prematur dan keguguran.
b. Pemeriksaan Darah
Pemeriksaan golongan darah dan rhesus/Rh darah (unsur yang
mempengaruhi antibodi yang terkandung di dalam sel darah merah)
Pada pasangan suami isteri dilakukan untuk mengantisipasi perbedaan
golongan darah dan rhesus antara darah ibu dan bayinya. Perbedaan
golongan darah dan rhesus darah ini dapat mengancam janin dalam
kandungan.
c. Pemeriksaan Faktor Genetika
Inti dari pemeriksaan atau tes genetika ini adalah untuk
mengetahui penyakit dan cacat bawaan yang mungkin akan dialami
26
bayi akibat secara genetis dari salah satu atau kedua orangtuanya.
Khususnya apabila pasangan suami isteri masih terkait hubungan
persaudaraan. Tes ini idealnya dilakukan sebelum kehamilan untuk
mendapatkan informasi yang selengkap-lengkapnya.
Jikalau diperlukan, anda harus mengumpulkan suluruh catatan-
catatan medis yang dimiliki oleh pihak suami maupun isteri, termasuk
keluarga. Sehingga jika telah diketahui data medis secara lengkap,
dapat diketahui secara dini apabila memang ada kelainan pada janin
atau calon orang tua, sehingga bisa membuat keputusan yang lebih
bijak.
Evidance Based Midwifery mengakui nilai yang berbeda jenis bukti harus
berkontribusi pada praktek dan profesi kebidanan. Jurnal kualitatif mencakup aktif
serta sebagai penelitian kuantitatif, analisis filosofis dan konsep serta tinjauan
pustaka terstruktur, tinjauan sistematis, kohort studi, terstruktur, logis dan
transparan, sehingga bidan benar dapat menilai arti dan implikasi untuk praktek,
pendidikan dan penelitian lebih lanjut. Jadi pengertian Evidence Based Midwifery
dapat disimpulkan sebagai asuhan kebidanan berdasarkan bukti penelitian yang
telah teruji menurut metodologi ilmiah yang sistematis. Praktik yang berdasarkan
bukti penelitian adalah penggunaan secara sistematis, ilmiah, dan eksplisit dari
bukti terbaik mutakhir dalam membuat keputusan tentang asuhan bagi pasien
secara individual.
28
29
cenderung memilki berat badan lahir rendah dengan efek risiko jangka
panjang (Sri Astuti et al,2017).
Pengetahuan akan kesehatan reproduksi yang masih kurang, disertai
faktor pendidikan, status ekonomi, perilaku, sosial budaya, dan media massa
berhubungan dengan kehamilan usia dini menyebabkan masih banyaknya
para pasangan muda dibawah umur 20 tahun untuk tidak menunda kehamilan,
padahal sangat beresiko pada ibu dan bayi. Sehingga dilakukan konseling pra
nikah yang bertujuan atau dimaksudkan untuk membantu pasangan calon
pengantin untuk menganalisis kemungkinan masalah dan tantangan yang
akan muncul dalam rumah tangga mereka dan membekali mereka kecakapan
untuk memecahkan masalah termasuk dalam menentukan keinginan keluarga
berencana atau penundaan kehamilan.(Neneng Siti latifah,2021)
Perencanaan kehamilan yang sehat tentunya merupakan cara yang efektif
untuk mencegah dampak buruk yang ditimbulkan dari adanya kehamilan
yang belum direncanakan. Merencanakan kehamilan merupakan perencanaan
kehamilan untuk mempersiapkan kehamilan guna mendukung terciptanya
kehamilan yang sehat dan menghasilkan keturunan yang berkualitas yang
diinginkan oleh keluarga. Perencanaan kehamilan yang sehat harus dilakukan
sebelum masa kehamilan. Proses kehamilan yang direncanakan dengan baik,
maka akan berdampak positif pada kondisi janin dan adaptasi fisik dan
psikologis dari ibu menjadi lebih baik.(Pujiastuti, 2014)
Pengetahuan mengenai gizi berperan penting dalam pemenuhan
kecukupan gizi seseorang. Tingkat pengetahuan akan mendorong seseorang
memiliki kemampuan yang optimal berupa perubahan sikap dan perilaku.
Kurangnya pengetahuan terhadap gizi akan mempengaruhi seseorang dalam
memahami konsep dan prinsip serta informasi yang berhubungan dengan gizi,
Upaya peningkatan pengetahuan untuk perubahan sikap dan perilaku dapat
dilakukan dengan cara memberikan konseling gizi.
Perempuan yang memiliki berat badan berlebih (overwieght)
mempengaruhi kejadian keterlambatan konsepsi dan menyebabkan beberapa
penyakit yang dapat mempengaruhi masaprakonsepsi. Sedangkan kurang
31
energi kronik (KEK) masih merupakan masalah gizi utama yang sering
menimpa calon pengantin wanita. Dampak KEK pada wanita usia subur
(WUS) antara lain mengakibatkan terjadinya anemia, kematian pada ibu pada
saat melahirkan, kematian janin, bayi berat lahir rendah (BBLR), kelahiran
prematur, lahir cacat hingga kematian pada bayi (Stephanie,dkk, 2016).
Anemia merupakan masalah kesehatan yang penting terkait prevalenisnya
yang tinggi serta efek sampingnya,terutama pada wanita hamil. Bebagai studi
melaporkan bahwa anemia pada wanita hamil dapat memberikan efek buruk
terhadap output kehamilan seperti BBLr, still birth, kelahiran preterm,
perdarahan masa kehamilan, postpartum, bahkan mengarah kepada kematian
ibu. Oleh karena itu statusgizi pada calon pengantin sangat penting untuk
diperhatikan karena mempengaruhi kesehatan pada masa prakonsepsi
Pasangan usia subur perlu mengetahui tentang pentingnya
persiapan kehamilan sehat, dengan diberikan berbagai informasi
tentang kesehatan prakonsepsi. Dalam pemberian informasi yang
menarik, perlu adanya sarana yaitu media untuk memberikan
informasi. Salah satu media yang dapat menjadi alternatif adalah media
internet, yang dapat diakses melalui komputer maupaun
smartphone mengingat semakin meningkatnya pengguna internet dan
smartphone.(Isti Hartini, 2022). Penyuluhan dan pendidikan pra konsepsi
kepada masyarakat juga masih sangat kurang, sehingga banyak sasaraan pr
konsepsi yang tidak merasa menjadi sasaran asuhan pra konsepsi
stunting sebagai akibat dari masalah nutrisi ibu, mengurangi resiko diabetes
dan penyakit kardiovaskuler dalam kehamilan dan mencegah penularan
Human Immunodeficience Virus dari ibu kejanin. fungsi dari skrining
prakonsepsi adalah untuk mengetahui status kesehatan fisik dan emosional
ibu dan pasangan sehingga dapat menjadi dasar dalam pemberian intervensi
untuk menyiapkan kehamilan yang optimal. Mayoritas pasangan yang
memang merencanakan kehamilan dapat merasakan manfaat skrining
prakonsepsi, baik bagi mereka yang hanya ingin memberikan yang terbaik
bagi bayinya maupun sebagai upaya mengurangi kondisi yang dapat
membahayakan kehamilan.(Yulivantina, Mufdlilah and Kurniawati, 2021).
kacang hijau setiap harinya berarti mengonsumsi 50% kebutuhan besi setiap
hari yaitu 18 mg dan dapat meningkatkan kadar hemoglobin selama 2 minggu
(Juhrotun Nisa, dkk, 2020)
DAFTAR PUSTAKA
Atepela Brenda C, J.H. (2022) ‘Peranan Suplemen dalam Tata Laksana Infertilitas’,
Cermin Dunia Kedokteran, 49(4), p. 193. Available at:
https://doi.org/10.55175/cdk.v49i4.1819.
Ayu, N. et al. (2021) ‘Perencanaan Kehamilan Sehat Pada Calon Pengantin Yang
Berniat Menikah Usia Dini Di Kabupaten Semarang Tahun 2020’, Jurnal
Kesehatan Masyarakat, 9(3), pp. 360–367.
Basri, H., Hadju, V., Zulkifli, A., Syam, A., & Indriasari, R. (2021). Effect of
moringa oleifera supplementation during pregnancy on the prevention of
stunted growth in children between the ages of 36 to 42 months. Journal of
Public Health Research, 10(2), 290–295.
https://doi.org/10.4081/jphr.2021.2207
Chairs et al. (2020). Global Nutrition Report. In The Global Nutrition Report’s
Independent Expert Group.
Hastuti, H., Hadju, V., Citrakesumasari, C., Maddeppungeng, M., Tanziha, I., &
Saleh, A. (2020). The Effect of Moringa oleifera on Pregnant Women and
Breastfeeding Mothers toward Social-personal Development of Children
Aged 18 – 23 Months in Jeneponto , South Sulawesi. 8, 747–751.
Jagannatha, G.N., Ani, L.S. and Weta, I.W. (2020) ‘Tingkat pengetahuan kesehatan
prakonsepsi pada mahasiswa fakultas kedokteran’, Jurnal Medika Udayana,
9(11), pp. 31–37.
37
38
Juhrotun Nisa, dkk, 2020, Pemanfaatan Kacang Hijau Sebagai Sumber Zat Besi Dalam
Upaya Pencegahan Anemia Prakonsepsi. Jurnal Surya Masyarakat p-ISSN: 2623-
0364 Vol. 3 No. 1, Tahun 2020, Hal. 42-47
Kehamilan, P. and Usia, W. (2022) ‘Journal of Health (JoH) 1’, 9(2), pp. 63–72.
Lung, Y.L., Wardani, D.A. and Kholifah, S. (2021) ‘Hubungan Perencanaan
Kehamilan Dan Dukungan Suami Dengan Tingkat Prenatal Distress’, Jurnal
Keperawatan Wiyata, 2(1), p. 21. Available at:
https://doi.org/10.35728/jkw.v2i1.584.
Maadi, A.K. et al. (2019) ‘Asupan Zat Gizi Dan Kadar Hemoglobin Wanita
Prakonsepsi Di Kabupaten Semarang’, Indonesian Journal of Human
Nutrition, pp. 70–83.
Neneng Siti latifah,2021. Manfaat Kapsul Daun Kelor Dalam Meningkatkan Kadar
Hemoglobin Ibu Hamil. ejurnalmalahayati.ac.id
Nisa, J. et al. (2020) ‘Pemanfaatan Kacang Hijau Sebagai Sumber Zat Besi Dalam
Upaya Pencegahan Anemia Prakonsepsi’, Jurnal Surya Masyarakat, 3(1), p.
42. Available at: https://doi.org/10.26714/jsm.3.1.2020.42-47.
Sarih, K., Siradjuddin, S., Maddepungeng, M., Hadju, V., Saleh, A., Tanziha, I., &
Hastuti, H. (2020). Moringa oleifera intake during pregnancy and
breastfeeding toward docosahexaenoic acid and arachidonic acid levels in
breast milk. Open Access Macedonian Journal of Medical Sciences, 8, 757–
761. https://doi.org/10.3889/oamjms.2020.4614
Thaha, A.R. et al. (2020) ‘Preconception As a Core of the First 1000 Days of Life
in’, 9, pp. 162–170.
Tumilowicz, A., Beal, T., & Neufeld, L. M. (2018). A review of child stunting
determinants in Indonesia. March, 1–10. https://doi.org/10.1111/mcn.12617