Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN PENDAHULUAN

PRA KONSEPSI DAN PERENCANAAN KEHAMILAN SEHAT


Disusun guna Memenuhi Persyaratan Ketuntasan
Praktik Kebidanan Stase II

Progam Studi Pendidikan Profesi Bidan

Disusun Oleh :
Nama : Endang Martini
NIM : PO6224222546

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BANJARMASIN
PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN JURUSAN KEBIDANAN
2022
LAPORAN PENDAHULUAN
PRA KONSEPSI DAN PERENCANAAN KEHAMILAN SEHAT
Disusun guna Memenuhi Persyaratan Ketuntasan
Praktik Kebidanan Stase II

Program Studi Pendidikan Profesi Bidan


Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Disusun Oleh :

Nama : Endang Martini


NIM : PO6224222546

Palangkaraya,…………………2022
Koordinator MK Pembimbing Institusi
Stase II

Riny Natalina, SST.,M.Keb Riny Natalina, SST.,M.Keb


NIP 197912252002122001 NIP. 1979122200212 2 001

Mengetahui
Ketua Prodi Sarjana Terapan Kebidanan
Dan Pendidikan Profesi Bidan

Erina Eka Hatini, SST., MPH


NIP. 198006082001122001

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan ini
yang berjudul “Pra Konsepsi Dan Perencanaan Kehamilan Sehat”.

Saya telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan untuk


Menyusun laporan ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik. Sumber dari
laporan ini adalah literatur-literatur dari berbagai sumber baik media cetak
maupun di dunia maya.

Laporan ini terselesaikan berkat adanya bantuan dari banyak pihak,


sehingga pada kesempatan ini saya tak lupa menyampaikan banyak terima kasih,
kepada:

1. Ibu Erina Eka Hatini, SST., MPH selaku Ketua Program Studi Sarjana
Terapan Kebidanan dan Pendidikan Profesi Bidan yang telah memberikan
kesempatan untuk menyusun laporan ini.
2. Ibu Riny Natalina, SST., M.Keb selaku koordinator mata kuliah praktik
kebidanan fisiologi holistik pra konsepsi dan perencanaan kehamilan sehat
juga selaku Pembimbing Institusi yang telah memberikan bimbingan
sehingga laporan ini dapat terselesaikan
3. Ibu Mirna Ariani, SSiT,Bd.,MM bidan selaku pembimbing lahan praktik
stase II Asuhan Kebidanan fisiologis Holistik Pra konsepsi dan
perencanaan Kehamilan Sehat yang telah memberikan bimbingan dan
membantu penulis selama di lahan praktik
4. Teman-teman seperjuangan yang telah mendukung penulis sehingga bisa
menyelesaikan laporan pendahuluan ini

Kami menyadari, bahwa laporan yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa
mendatang.
Semoga laporan ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa
bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Banjarmasin, September 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Cover ....................................................................................................... i
Lembar Pengesahan ......................................................................................... ii
Daftar Isi ....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................ 1
B. Tujuan..................................................................................... 2
C. Manfaat .................................................................................. 3
BAB II MATERI KONSELING PRA KONSEPSI DAN
PERENCANAAN KEHAMILAN SEHAT
A. Pengetahuan Kesehatan Reproduksi........................................ 4
B. Kehamilan dan Perencanaan Kehamilan................................ 4
C. Kondisi dan Penyakit yang Perlu Diwaspadai pada PUS....... 10
D. Kesehatan Jiwa ...................................................................... 12
E. Pengetahuan tentang Fertilitas/Kesuburan (Masa Subur)....... 13
F. Kekerasan Dalam Rumah Tangga.......................................... 14
G. Pemeriksaan Kesehatan Reproduksi Bagi PUS...................... 15
H. Asuhan Kebidanan Pada Pra Konsepsi dan Perencanaan
Kehamilan Sehat Sesuai Kasus............................................... 17
BAB III EVIDENCE BASED MIDWIFERY ASUHAN
KEBIDANAN HOLISTIK PADA PRA KONSEPSI DAN
PERENCANAAN KEHAMILAN SEHAT................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………. 23

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan keluarga dilakukan dalam upaya untuk mewujudkan
keluarga berkualitas yang hidup dalam lingkungan yang sehat. Selain
lingkungan yang sehat, kondisi kesehatan dari tiap anggota keluarga sendiri
juga merupakan salah satu syarat dari keluarga yang berkualitas. Keluarga
berperan terhadap optimalisasi pertumbuhan, perkembangan, dan
produktivitas seluruh anggotanya melalui pemenuhan kebutuhan gizi dan
menjamin kesehatan anggota keluarga. Di dalam komponen keluarga, ibu dan
anak merupakan kelompok rentan. Hal ini terkait dengan fase kehamilan,
persalinan dan nifas pada ibu dan fase tumbuh kembang pada anak. Hal ini
yang menjadi alasan pentingnya upaya kesehatan ibu dan anak menjadi salah
satu prioritas pembangunan kesehatan di Indonesia.(Kemenkes RI,2020)
Masa prakonsepsi merupakan rentang waktu dari tiga bulan hingga
satu tahun sebelum konsepsi yaitu bertemunya sel telur dan sel sperma.
Melakukan perawatan kesehatan prakonsepsi berguna sebagai upaya menjaga
kondisi bayi yang dilahirkan. Dalam merencanakan kehamilan, penting bagi
pasangan suami istri untuk memperhatikan kesehatan diri, reproduksi, dan
lingkungan sekitar. Masa prakonsepsi ini perlu diawali dengan hidup sehat,
seperti memperhatikan makanan yang dikonsumsi oleh calon ibu. Kesehatan
prakonsepsi merupakan bagian dari kesehatan secara keseluruhan antara
perempuan dan laki-laki selama masa reproduksinya yang berguna untuk
mengurangi risiko dan mempromosikan gaya hidup sehat untuk
mempersiapkan kehamilan sehat dan meningkatkan kemungkinan memiliki
bayi yang sehat (Yulizawati et al., 2017).
Pada tahun 2014, WHO menyatakan sebanyak 4 dari 10 wanita
terjadi kehamilan tanpa perencanaan dan di Indonesia 32.000 perempuan
tidak melakukan perencanaan kehamilan dalam rentang waktu 2010 hingga
2014, jumlah tersebut adalah yang tertinggi di ASEAN. Upaya yang dapat
dilakukan untuk mengindari terjadinya kematian ibu dan kematian bayi serta

5
6

meningkatkan kondisi kesehatan saat kehamilan adalah melakukan perawatan


terhadap kesehatan yang bisa diawali sebelum terjadi kehamilan yang disebut
dengan kesehatan prakonsepsi yang dapat dilakukan sejak remaja. Kesehatan
prakonsepsi yaitu kesehatan yang mencakup laki-laki maupun perempuan
dalam bidang reproduksi selama masa reproduksi yang berguna dalam
menyiapkan kehamilan agar mampu meningkatkan peluang memiliki bayi
yang sehat dan menghindari berbagai faktor risiko yang memicu kelainan
pada bayi maupun ibu (Jagannatha, Ani and Weta, 2020)
Masa prakonsepsi merupakan masa penting bagi seorang wanita,
karena erat kaitannya dengan kehamilan serta keadaan janin yang
dikandungnya nanti. Kesehatan wanita pada masa prakonsepsi merupakan
langkah untuk melindungi kesehatan ibu dan anak yang mungkin terjadi di
masa depan. Hal ini sejalan dengan teori LCT ( Life Course Theory) yang
berhipotesis bahwa output kelahiran dipengaruhi oleh interaksi jangka
panjang dari biologis, perilaku, dan lingkungan (healthty food) dari wanita
sebelum kehamilan (Maadi et al., 2019)
Kesehatan prakonsepsi mengacu pada kesehatan sebelum kehamilan.
Kebanyakan wanita baru menyadari bahwa mereka sedang hamil dan
melakukan kontak pertama dengan perawatan antenatal pada saat organ-organ
dalam janin telah berkembang. Berbagai hasil studi menunjukkan manfaat
pemeriksaan kesehatan sebelum hamil, menemukan bahwa komplikasi
kehamilan tinggi dapat dikurangi dengan pemeriksaan saat prakonsepsi,
Czeizel, mengemukakan bahwa pelayanan prakonsepsi menurunkan angka
kelahiran prematur sebesar 5,0% sampai dengan 9,2% dan sangat signifikan
untuk menurunkan angka kelahiran dengan kelainan kongenital, neural-tube
defects, dan malformasi jantung, bahkan mampu mengikutsertakan suami
dalam perencanaan keluarga berencana (Thaha et al., 2020).
1000 Hari Pertama Kehidupan adalah masa sejak anak dalam
kandungan sampai seorang anak berusia dua tahun. Fase ini disebut sebagai
Periode Emas karena pada masa ini terjadi pertumbuhan otak yang sangat
pesat. Bagi wanita yang tengah mempersiapkan kehamilan, penting bagi
7

mereka untuk mengetahui tentang gizi seimbang mulai dari awal kehamilan
sampai anak usia dua tahun agar bayi lahir sehat serta terhindar dari berbagai
masalah gizi. Pasangan Usia Subur juga harus diberikan penyuluhan agar
mereka mengerti akan pentingnya 1000 hari pertama kehidupan di masa awal
kehamilan hingga anak berusia dua tahun. Pasangan Usia subur memerlukan
penyuluhan/ promosi kesehatan dalam kehidupannya, dalam hal ini petugas
kesehatan harus mempromosikan berbagai hal mengenai keluarga sehat, atau
bahkan mengenai kehidupan kekeluargaan dalam rumah tangga, dan 1000
hari pertama kehidupan adalah promosi kesehatan yang wajib dilakukan
karena berdampak besar bagi kehidupan nantinya (Al Rahmad, 2019).

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah laporan pendahuluan ini adalah bagaimana Asuhan
kebidanan Holistik pada Pra Konsepsi dan Perencanaan Kehamilan Sehat
dengan Permasalahannya?

C. Tujuan
1. Tujuan umum
Mampu menerapkan teori, konsep dan prinsip kebidanan dalam
memberikan asuhan Kebidanan Holistik pada Pra Konsepsi dan
Perencanaan kehamilan sehat dalam pelayanan kebidanan
2. Tujuan Khusus
a. Pasangan klien mengetahui apa itu kesehatan reproduksi
b. Pasangan klien mengetahui perencanaan kehamilan sehat
c. Pasangan klien mengetahui kondisi dan penyakit yang perlu
diwaspadai pada PUS
d. Pasangan klien mengetahui tentang kesehatan jiwa
e. Pasangan klien mengetahui tentang fertilitas/ kesuburan ( masa subur)
f. Pasangan klien mengetahui dan menghindari kekerasan dalam rumah
tangga
8

g. Pemeriksaan kesehatan Reproduksi bagi PUS


h. Mendapat asuhan kebidanan pra konsepsi dan perencannan kehamilan
sehat sesuai dengan kebutuhannya

D. Manfaat
1. Mahasiswa
Mahasiswa profesi mampu melakukan Asuhan Kebidanan Holistik Pada
Pra Konsepsi dan perencanaan Kehamilan sehat sesuai dengan kasus
yang ditemukan dilahan praktik dan dapat menerapkan ilmu yang telah
diperoleh serta mendapatkan pengalaman dalam melaksanakan asuhan
kebidanan secara langsung pada PUS yang menginginkan kehamilan sehat
sehingga dapat digunakan sebagai acuan dalam memberikan pelayanan
yang optimal guna mencegah penyakit atau gangguan yang perlu
diwasspadai pada pra konsepsi.

2. Bagi Institusi Pendidikan


Sebagai tambahan sumber kepustakaan dan perbandingan pada Asuhan
Kebidanan Holistik Pada Pra Konsepsi dan Perencanaan Kehamilan
sehat.
3. Bagi Bidan Praktik Mandiri
Memberikan informasi pada klien/pasien terutama tentang kasus Asuhan
Kebidanan Holistik Pada PUS yang Meencanakan Kehamilan sehat.
9

BAB II
KONSELING PRA KONSEPSI DAN PERENCANAAN KEHAMILAN
SEHAT

A. Pengetahuan Kesehatan Reproduksi


Pengertian kesehatan reproduksi hakekatnya telah tertuang dalam
Pasal 71 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan yang
menyatakan bahwa kesehatan reproduksi merupakan keadaan sehat secara
fisik, mental, dan sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit
atau kecacatan yang berkaitan dengan sistem, fungsi, dan proses reproduksi
pada laki-laki dan perempuan. Prakonsepsi merupakan titik awal bagi
perempuan maupun laki-laki dalam menjaga kesehatan saat merencanakan
kehamilan, karena nantinya akan mempengaruhi perkembangan dan
pertumbuhan janin selama masa kehamilan. Oleh karena itu, pada saat
pranikah penting untuk mengenal masa prakonsepsi yaitu masa sebelum
kehamilan. Konseling adalah proses pertukaran informasi dan interaksi positif
antara klien-tenaga kesehatan untuk membantu klien mengenali
kebutuhannya, memilih solusi terbaik, dan membuat keputusan yang paling
sesuai dengan kondisi yang sedang dihadapi. Konseling adalah pertemuan
tatap muka antara dua pihak, dimana satu pihak membantu pihak lain untuk
mengambil keputusan yang tepat bagi dirinya sendiri kemudian bertindak
sesuai keputusannya.(Polkesraya, 2019)
Masa prakonsepsi merupakan rentang waktu dari tiga bulan hingga
satu tahun sebelum konsepsi yaitu bertemunya sel telur dan sel sperma.
Melakukan perawatan kesehatan prakonsepsi berguna sebagai upaya menjaga
kondisi bayi yang dilahirkan. Dalam merencanakan kehamilan, penting bagi
pasangan suami istri untuk memperhatikan kesehatan diri, reproduksi, dan
lingkungan sekitar. Masa prakonsepsi ini perlu diawali dengan hidup sehat,
seperti memperhatikan makanan yang dikonsumsi oleh calon ibu. Ketika
seorang wanita menginginkan kehamilan, disitulah dimulainya sebuah
komitmen untuk menjalani hidup sehat. Pola hidup sehat ketika hamil
10

menjadi perhatian serius karena akan berpengaruh terhadap kelangsungan


kesehatan ibu, pertumbuhan dan perkembangan janin, proses persalinan, serta
mengurangi resiko kelahiran abnormal pada janin. Kehamilan yang sehat
didukung dengan adanya pemeriksaan kesehatan sebelum kehamilan.
Diantaranya dengan pemeriksaan reproduksi ibu dan ayah. Pemeriksaan ini
penting karena akan membantu mengatasi kemungkinan terjadinya kelainan
genetik pada bayi dalam kandungan.(Pujiastuti, 2014).
Perencanaan kehamilan bermanfaat bagi sebuah keluarga untuk
mendapatkan kehamilan yang sehat dan anak yang berkualitas. Perencanaan
kehamilan yang sehat harus dilakukan sebelum masa kehamilan. Proses
kehamilan yang direncanakan dengan baik, maka akan berdampak positif
pada kondisi janin dan adaptasi fisik dan psikologis dari ibu menjadi lebih
baik, peningkatan pengetahuan dalam upaya merencanakan kehamlian yang
sehat guna sehingga bayi yang dilahirkan juga menjadi berkualitas. Ibu juga
dapat menjalani proses kehamilan, persalinan dan perawatan pada bayi secara
optimal.(Yanti Linda1, Surtiningsih 2021)
B. Kehamilan dan Perencanaan Kehamilan
perencanaan kehamilan dimulai bahkan sebelum pembuahan. Yang lain
memilih untuk mulai merencanakan ketika mereka menyadari kehamilan.
Meskipun mungkin untuk memiliki kehamilan dan bayi yang sehat tanpa
rencana kehamilan, membuat rencana kehamilan adalah salah satu cara untuk
membantu memastikan bahwa bayi Anda memiliki peluang terbesar untuk
sehat dan memiliki kehamilan yang sehat. Perencanaan kehamilan biasanya
meliputi:
1. Diskusi dengan pasangan wanita dan tim perawatan kesehatannya, dan
termasuk diskusi tentang nutrisi dan vitamin, olahraga, konseling genetik,
penambahan berat badan, dan kebutuhan untuk menghindari obat dan
alkohol tertentu.
2. Kadang-kadang perencanaan kehamilan mencakup perencanaan kesuburan
dan penjadwalan hubungan seksual untuk waktu ketika seorang wanita
paling subur dalam sebulan. Pasangan yang telah melakukan hubungan
11

intim secara teratur dan masih belum menghasilkan biasanya berkonsultasi


dengan spesialis kesuburan. Dokter umumnya merekomendasikan
pasangan sehat di bawah usia 35 tahun untuk mencoba hamil selama
setahun sebelum berkonsultasi dengan spesialis kesuburan. Wanita di atas
usia 35 mungkin ingin menemui spesialis kesuburan setelah 6 bulan
mencoba untuk hamil.
3. Karena beberapa wanita mengalami pendarahan ringan yang dikenal
sebagai pendarahan implantasi sekitar waktu periode menstruasi yang
diharapkan, atau karena siklus menstruasi yang tidak teratur, beberapa
wanita mungkin tidak menyadari bahwa mereka hamil sampai gejala
kehamilan tertentu mulai muncul. Pada saat ini, wanita tersebut mungkin
secara tidak sengaja telah mengekspos dirinya ke zat yang bisa berbahaya
bagi kehamilan. Wanita yang memilih untuk mulai merencanakan
kehamilan sebelum pembuahan dapat mengambil langkah-langkah untuk
memastikan bahwa paparan yang berpotensi berbahaya dapat dihindari.
Perencanaan kehamilan yang aman, sehat dan diinginkan merupakan factor
penting dalam upaya menurunkan Aki dan AKB, menjaga jarak kehamilan
menyelawatkan ibu dan bayi serta memperbaiki kualitas hubungan keluarga,
perencanaan kehamilan penting untuk dilakukan setiap pasangan suami istri.
Dampak dari kehamilan yang yang tidak di rencanakan akan mempengaruhi
tekanan social yang muncul dari lingkungan sekitar dan menjadi sumber
distress pada ibu hamil, sedangkan kehamilan yang direncanakan dan
diinginkan akan mengfhasilakan keturunan yang sehat dan mempengaruhi
hubungan keluarga menjadi lebih bahagia.(Lung, Wardani and Kholifah,
2021)
Perawatan kesehatan prakonsepsi merupakan perawatan yang
mengacu pada intervensi biomedis, perilaku, dan preventif sosial yang
dapat meningkatkan kemungkinan memiliki bayi yang sehat. Untuk dapat
menciptakan kesehatan prakonsepsi dapat dilakukan melalui skrining
prakonsepsi. Skrining prakonsepsi sangat berguna dan memiliki efek
positif terhadap kesehatan ibu dan anak. Penerapan kegiatan promotif,
12

intervensi kesehatan preventif dan kuratif sangat efektif dalam


meningkatkan kesehatan ibu dan anak sehingga membawa manfaat kesehatan
untuk remaja, baik perempuan dan laki-laki selama masa
reproduksinya baik sehat secara fisik, psikologis dan sosial, terlepas dari
rencanamereka untuk menjadi orang tua.(Yulivantina, 2022)
1. Kehamilan
Kehamilan adalah sebuah proses yang dimulai dari tahap konsepsi
sampai lahirnya janin. Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari (40
minggu) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Widatiningsih & Dewi,
2017). Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dan di lanjutkan dengan nidasi atau implantasi.
Kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu bila
dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi (Walyani, 2015).
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kehamilan adalah
suatu proses yang diawali dengan penyatuan spermatozoa dan ovum
(fertilisasi) dan dilanjutkan dengan implantasi hingga lahirnya bayi yang
lamanya berkisar 40 minggu.
Kehamilan adalah suatu keadaan di dalam rahim seorang wanita
terdapat hasil konsepsi (pertemuan ovum dan spermatozoa). Kehamilan
merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis. Kehamilan adalah
suatu keadaan fisiologis yang normal, sehingga penting bagi kita untuk
dapat mengenal dengan baik perubahan-perubagan yang normal atau tidak
normal akibat kehamilan tersebut. (Wirakusumah, Mose c and Handono,
2020).
2. Perencanaan kehamilan
a. Pengertian Perencanaan Kehamilan
Kehamilan merupakan perencanaan berkeluarga yang optimal
melalui perencanaan kehamilan yang aman, sehat dan diinginkan
merupakan salah satu faktor penting dalam upaya menurunkan angka
kematian maternal. Menjaga jarak kehamilan tidak hanya
13

menyelamatkan ibu dan bayi dari sisi kesehatan, namun juga


memperbaiki kualitas hubungan psikologi keluarga (Mirza, 2008).
Perencanaan kehamilan merupakan hal yang penting untuk
dilakukan setiap pasangan suami istri. Baik itu secara
psikolog/mental, fisik dan finansial adalah hal yang tidak boleh
diabaikan (Kurniasih, 2010). Merencanakan kehamilan merupakan
perencanaan kehamilan untuk mempersiapkan kehamilan guna
mendukung terciptanya kehamilan yang sehat dan menghasilkan
keturunan yang berkualitas yang diinginkan oleh keluarga (Nurul,
2013).
Perencanaan kehamilan merupakan perencanaan berkeluarga
yang optimal melalui perencanaan kehamilan yang aman, sehat dan
diinginkan merupakan salah satu faktor penting dalam upaya
menurunkan angka kematian maternal. Menjaga jarak kehamilan tidak
hanya menyelamatkan ibu dan bayi dari sisi kesehatan, namun juga
memperbaiki kualitas hubungan psikologi keluarga (Mirza, 2008).
Perencanaan kehamilan merupakan hal yang penting untuk dilakukan
setiap pasangan suami istri. Baik itu secara psikolog/mental, fisik dan
finansial adalah hal yang tidak boleh diabaikan (Kurniasih, 2010).
Perencanaan kehamilan menentukan seberapa besar
penerimaan terhadap janinnya, baik oleh ibu hamil maupun
pasangannya. Kehamilan yang tidak diinginkan atau tidak
direncanakan memiliki dukungan yang lebih sedikit baik dukungan
ekonomi maupun sosial dan dimungkinkan ibu hamil memiliki
tekanan psikologi sehingga menjadi stress tersendiri. Perasaan ini
menghambat pemenuhan tanggung jawab ibu hamil serta penerimaan
dalam kehamilannya.
Kehamilan yang sehat membutuhkan persiapan fisik dan
mental, oleh karena itu perencanaan kehamilan harus dilakukan
sebelum masa kehamilan. Proses kehamilan yang direncanakan
dengan baik akan berdampak positif pada kondisi janin dan adaptasi
14

fisik dan psikologis ibu pada kehamilan menjadi lebih baik. Hal-hal
yang perlu dipersiapkan pada kehamilan misalnya pengaturan nutrisi
ibu hamil. Nutrisi yang baik juga berperan dalam proses pembentukan
sperma dan sel telur yang sehat. Nutrisi yg baik berperan dalam
mencegah anemia saat kehamilan, perdarahan, pencegahan infeksi,
dan pencegahan komplikasi kehamilan seperti kelainan bawaan dan
lain-lain.
Perencanaan kehamilan yang sehat harus dilakukan pada masa
pra konsepsi. Proses kehamilan yang direncanakan dengan baik, maka
akan berdampak positif pada kondisi janin dan adaptasi fisik dan
psikologis dari perempuan dan pasangannya. Hal-hal yang perlu
dipersiapkan pada kehamilan misalnya pengaturan nutrisi ibu hamil.
Nutrisi yang baik juga berperan dalam proses pembentukan sperma
dan sel telur yang sehat. Nutrisi yg baik berperan dalam mencegah
anemia saat kehamilan, perdarahan, pencegahan infeksi, dan
pencegahan komplikasi kehamilan seperti kelainan bawaan dan lain-
lain. Dalam persiapan kehamilan. (Oktalia, 2016).
b. Hal-hal yang diperhatikan dalam perencanaan kehamilan
Berikut Beberapa point penting dalam mempersiapkan kehamilan
sehat :
1) Melakukan pemeriksaan kesehatan
Berkonsultasi ke bidan/ dokter kandungan merupakan
persiapan sebelum memulai program hamil yang penting untuk
dilakukan. Melalui pemeriksaan ini, dokter akan melakukan
pemeriksaan kesehatan terkait riwayat penyakit tertentu yang
kemungkinan dapat memengaruhi kehamilan. Hal ini penting
terutama jika wanita menjalani program hamil setelah keguguran.
Dalam pemeriksaan kesehatan ini, bidan/ dokter juga akan
menyarankan Anda untuk mendapatkan vaksinasi, seperti vaksin
tetanus, hepatitis B, rubella, HPV, campak, dan difteri. Tujuan
15

dilakukannya vaksinasi adalah agar ibu dan janin tetap sehat


selama kehamilan.
2) Menjaga kebugaran dan kesehatan tubuh
Disarankan wanita yang program hamil untuk berolahraga
secara rutin. Olahraga diketahui dapat membantu tubuh untuk
beradaptasi dengan perubahan yang dialami selama kehamilan
hingga persalinan, meluangkan waktu setidaknya 30 menit tiap
harinya, baik sebelum hamil atau selama masa kehamilan.
Namun, sesuaikan jenis olahraga dengan kondisi kesehatan
Anda.Persiapan sebelum memulai program hamil penting
dilakukan untuk mendukung kehamilan dan kesehatan Anda serta
janin. ( panduan bkkbn, 2015)
3) Menghentikan kebiasaan buruk
Menghentikan kebiasaan buruk misalnya perokok berat,
morfinis, pecandu narkotika dan obat terlarang lainnya,
kecanduan alkohol, gaya hidup dengan perilaku seks bebas.
Kebiasaan merokok, minum alkohol, atau bahkan menggunakan
narkoba, dapat menyebabkan berbagai masalah selama
kehamilan, juga janin yang dikandung, Bayi dapat lahir prematur,
lahir dengan cacat bawaan hingga kematian janin.
Penelitian menyebutkan kebiasaan mengkonsumsi alkohol
akan mengganggu kesuburan oleh karena itu mengkonsumsi
alkohol sebelum dan selama kehamilan akan memperburuk
kondisi kesehatan ibu dan janin. Perempuan yang minum alkohol
memiliki kemungkinan rendah untuk bisa hamil. Sedangkan
untuk kaum pria, minum alkohol dapat mempengaruhi kualitas
sperma dengan menurunkan tingkat testosteron dan bisa
menyebabkan testis layu.
Hentikan kebiasaan merokok secara total ketika
merencanakan kehamilan dan juga selama kehamilan. Perokok
pasif sama bahayanya dengan perokok aktif oleh karena itu
16

sebaiknya minta suami anda untuk menghentikan kebiasaan


merokok. Perempuan merokok secara langsung menurunkan
kesuburan. Racun pada rokok sangat berbahaya bagi tuba falopi,
dapat mengakibatkan kerusakan kromosom pada telur, dan
melemahkan kemampuan untuk menghasilkan estrogen yang
sangat diperlukan untuk menyiapkan lapisan rahim menjelang
kehamilan. Sebuah studi di Finlandia menemukan, bahwa 41,9%
pria perokok tidak subur dibandingkan dengan 27,8% pria yang
tidak merokok. Pria perokok memiliki lebih sedikit sperma ketika
ejakulasi. Dan secara medis, merokok terbukti menyebabkan
impotensi. Orang tua perokok juga memiliki kemungkinan untuk
menghasilkan anak cacat genetik dan memiliki dua kali risiko
lebih besar untuk mengidap kanker anak.
4) .Meningkatkan asupan makanan bergizi
Menerapkan pola nutrisi PGS (Pedoman GiziSeimbang).Pedoman
gizi seimbang merupakan susunan makan sehari-hari yang
mengandung zat gizi dengan jenis dan jumlah yang sesuai
kebutuhan tubuh disertai 4 prinsip di dalamnya.
a) Mengonsumsi beragam makanan
b) Membiasakan perilaku hidup bersih
c) Melakukan aktivitas fisik
d) Mempertahankan dan memantau berat badan
Kriteria tumpeng gizi seimbang sehari-hari
a) Membatasi asupan gula 4 sendok makan, garam 1 sendok
teh, dan minyak 5 sendok makan.
b) Mengonsumsi sumber protein seperti ikan, daging, ayam,
telur, makanan laut, kacang-kacangan sebanyak 2-4 porsi.
c) Minum air putih 8 gelas.
d) Makan sayuran 3-4 porsi.
e) Mengonsumsi buah-buahan 2-3 porsi.
f) Mengonsumsi karbohidrat 3-4 porsi.
17

g) Rutin berolahraga dan bergerak.


h) Memantau berat badan.
i) Menjaga kebersihan.
(Silalahi et al., 2020)
5) Perencanaan finansial/keuangan
Persiapan financial/ keuangan yang matang untuk persiapan
pemeliharaan kesehatan dan persiapan menghadapi kehamilan
dan persalinan. Masalah ini menjadi salah satu faktor penting
karena timbulnya ketegangan psikis serta tidak terpenuhinya
kebutuhan gizi yang baik pada saat kehamilan tak jarang timbul
akibat ketidaksiapan pasangan dalam hal financial/keuangan.
Kehamilan merupakan hal yang dapat diperkirakan termasuk
biayanya. Biaya kehamilan ini dapat di diskusikan antara suami
dan isteri.
Biaya kehamilan merupakan bagian dari biaya kehidupan
berumah tangga. Anda tentunya menginginkan anak anda
mendapatkan sesuatu yang terbaik dalam bidang apapun. Adapun
biaya yang perlu diperhatikan guna persiapan kehamilan ini,
diantaranya mencakup biaya kesehatan (biaya konsultasi,
pemeriksaan, obat dan melahirkan), biaya-biaya pasca melahirkan
(tempat tidur bayi, pakaian bayi, popok, selimut, dll) dan
persiapkan pula biaya untuk hal-hal yang tak terduga
6) Perencanaan jaminan kesehatan
Salah satu jaminan kesehatan yang bisa disiapkan dan digunakan
oleh ibu adalah BPJS. Tujuan diberlakukannya program Jaminan
Kesehatan Nasional ini adalah untuk memenuhi kebutuhan
kesehatan masyarakat yang layak yang diberikan kepada setiap
orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh
Pemerintah.
Merupakan upaya untuk menjamin dan melindungi proses kehamilan,
persalinan, pasca persalinan, penanganan perdarahan pasca keguguran
18

dan pelayanan KB pasca salin serta komplikasi yang terkait dengan


kehamilan, persalinan, nifas dan KB pasca salin. Pelayanan persalinan
dilakukan secara terstruktur dan berjenjang berdasarkan rujukan.
(BPJS Kesehatan, 2020)

C. Kondisi dan Penyakit Yang Perlu Diwaspadai Pada PUS


Wanita usia subur (WUS) adalah wanita yang keadaan organ
reproduksinya berfungsi dengan baik antara umur 20-45 tahun. Pada
wanita,usia subur ini berlangsung lebih cepat dari pada pria. Puncak
kesuburan ada pada rentang usia 20-29 tahun. Pada usia ini wanita memiliki
kesempatan 95% untuk hamil. Wanita Usia Subur harus melakukan
pemeriksaan kesehatan alat kelamin walaupun memiliki siklus menstruasi
yang teratur, artinya WUS harus sehat dan bebas dari penyakit kelamin,
khususnya sebelum menikah. Dengan mengadakan pemeriksaan kesehatan
maka akan mencegah penyakit alat kelamin. Kurangnya pengetahuan tentang
kesuburan alat reproduksi khususnya pada wanita, seringkali dikaitkan
dengan berbagai macam penyakit, padahal tingkat masa kesuburan setiap
orang berbeda tergantung kondisi fisik dan mental.(Puspathi, Yasmin
Hanifah, 2017)
Calon pengantin (catin) merupakan salah satu kelompok sassaran yang
masih jarang disentuh khususnya peningkatan pengetahuan dan sikap terkait
1000 HPK, yang berkontribusi penting dalam program percepatan
pencegahan stunting. Padahal pencegahan stunting sedianya bahkan harus
dimulai sejak masa pra konsepsi. Menurut Proctor, 2006 dalam Simanjuntak
dan Wahyudi (2021), pengetahuan gizi pra konsepsi merupakan factor
penting dalam mempersiapkan kehamilan. Pengetahuan tentang gizi pra
konsepsi berperan pentinng dalam mennyiapkan kehamilan yang sehat.
Penelitian tentang gizi telah menunjukkan adanya hubungan yang positif
antara pengetahuan dan status gizi pra konsepsi dengan kondisi kehamilan
dan kesehatan bayi yang dilahirkan (De Weerd et al,2003 dalam simanjuntak
19

dan Wahyudi, 2021). Wanita pra konsepsi yang memiliki pengetahuan kurang
memiliki peluang lebih besar untuk mengalami KEK pada masa kehamilan
Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil Pada Pasangan Calon
Pengantin (Catin) dan Pasangan Usia Subur (PUS) . Pelayanan kesehatan
masa sebelum hamil pada pasangan catin dan PUS bertujuan untuk
mempersiapkan pasangan agar sehat sehingga perempuan dapat menjalankan
proses kehamilan, persalinan yang sehat dan selamat, serta melahirkan bayi
yang sehat. Jenis pelayanan kesehatan masa sebelum hamil yang diberikan
pada pasangan catin dan PUS antara lain
1. Anamnesis
Anamnesis yang dilakukan pada catin dan PUS sama, yaitu anamnesis
umum dan pemeriksaan kesehatan jiwa atas indikasi. Anamnesis adalah
suatu kegiatan wawancara antara tenaga kesehatan dan klien untuk
memperoleh informasi tentang keluhan, penyakit yang diderita, riwayat
penyakit, factor risiko pada PUS, status imunisasi tetanus, riwayat KB,
serta riwayat kehamilan dan persalinan sebelumnya.
2. Pemeriksaan fisik
Sama halnya dengan anamnesis, pemeriksaan fisik yang dilakukan untuk
pasangan catin dan PUS juga sama, yaitu pemeriksaan tanda vital, status
gizi (penentuan indeks massa tubuh/IMT dan pengukuran lingkar lengan
atas/LiLA), serta pemeriksaan fisik lengkap. Pemeriksaan dilakukan
secara lengkap sesuai indikasi medis.Diharapkan tenaga kesehatan mampu
mendeteksi adanya gangguan kesehatan pada PUS misalnya gangguan
jantung/paru, tanda anemia, hepatitis, IMS dan lain-lain.

3. Pemeriksaan Penunjang
Pada pasangan catin, pemeriksaan penunjang yang dilakukan antara lain
pemeriksaan darah (golongan darah dan kadar hemoglobin/Hb), urin rutin,
dan pemeriksaan penunjang lain atas indikasi. Untuk pasangan catin yang
pernah menikah sebelumnya juga diperlukan pemeriksaan IVA atau pap
smear. Pemeriksaan penunjang untuk PUS sama dengan pemeriksaan
20

yang dilakukan pada catin dan ditambah dengan SADANIS (pemeriksaan


payudara klinis oleh tenaga medis).
4. Tatalaksana
Tatalaksana pelayanan kesehatan masa sebelum hamil pada catin dan PUS
terdiri dari KIE, pelayanan gizi berupa pemberian TTD, skrining dan
imunisasi tetanus toxoid (TT). Materi KIE yang dapat diberikan pada
catin dan PUS antara lain materi kesehatan reproduksi, kehamilan dan
perencanaan kehamilan, kondisi dan penyakit yang perlu diwaspadai,
kesehatan jiwa, pengetahuan tentang fertilitas, kesetaraan gender, dan
pencegahan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Pada PUS,
tatalaksana ditambah dengan pelayanan kontrasepsi. Pelayanan
kontrasepsi mengacu pada pemilihan kontrasepsi rasional untuk menunda,
menjarangkan, atau membatasi jumlah anak.PUS dapat memilih metode
yang sesuai dengan kebutuhan setelah mendapat konseling pelayanan
kontrasepsi.
Dengan pelayanan kesehatan masa sebelum hamil, diharapkan setiap laki-
laki dan perempuan dapat merencanakan dan mempersiapkan kehamilan
dan persalinan yang sehat dan selamat serta memperoleh bayi yang sehat.
Untuk itu, diperlukan kapasitas tenaga kesehatan dalam memberikan
pelayanan kesehatan masa sebelum hamil yang optimal, serta diperlukan
adanya koordinasi antara Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, Puskesmas, dan Lintas Sektor untuk mewujudkan
pelayanan kesehatan masa sebelum hamil yang berkualitas.
5. Pengobatan/Terapi dan Rujukan
Pengobatan atau terapi diberikan sesuai diagnosis/permasalahannya. Tata
laksana ini diberikan di FKTP dan jejaringnya sesuai dengan standar
pelayanan di FKTP.Bila tidak mampu, maka dilakukan rujukan ke
fasilitas kesehatan yang mampu tata laksana atau ke FKRTL untuk
mendapatkan penanganan lanjutan.
21

D. Kesehatan Jiwa
Ibu dapat mulai merencanakan kehamilan dengan memikirkan tujuan
memiliki anak atau tidak memiliki anak, dan bagaimana mencapai tujuan ini.
Hal ini disebut dengan rencana hidup reproduktif. Misalnya bila Ibu berpikir
ingin menunda kehamilan, pilihlah kontrasepsi yang sesuai untuk mencapai
tujuan tersebut. Jika Ibu berpikir untuk hamil, sangatlah penting untuk
mengambil langkah-langkah agar Ibu dapat hamil sehat dan melahirkan bayi
yang sehat pula. Anda dapat memperkaya pengetahuan seputar kehamilan
yang berhubungan dengan perencanaan, perawatan selama kehamilan,
menjelang persalinan, pasca persalinan dan juga perawatan bayi dari berbagai
sumber yang terpercaya. Apabila diperlukan anda langsung dapat bertanya
dengan ahlinya sehingga anda dapat mempersiapkan langsung kehamilan
anda secara sehat.
Agar kehamilan yang akan dijalani tidak menimbulkan ketegangan.
Hindari hal– hal yang akan memberi pengaruh buruk dalam keseimbangan
hormonal. Stres dapat merusak siklus bulanan, dan mencegah proses ovulasi.
Sebuah studi membuktikan, wanita dengan tingkat stres tinggi umumnya sulit
hamil. Jadi sangat baik jika Anda mulai belajar mengatasi stres sehingga tidak
mempengaruhi siklus Anda. Anda dapat menyiapkan kesiapan secara psikis
termasuk perubahan yang akan terjadi pada saat kehamilan anda akan
berlangsung. Anda dapat mendapatkan dukungan selama kehamilan dari
orang terdekat seperti dari suami dan keluarga besar sehingga kesiapan anda
dalam menjadi ibu baru semakin siap. Selain itu, kondisi kejiwaan bisa sangat
mempengaruhi kandungan, oleh karena itu orang tua harus mempersiapkan
diri secara mental untuk menghadapi proses ini.
Selama sembilan bulan masa kehamilan, biasanya terjadi perubahan-
perubahan psikologis tidak hanya pada ibu tetapi juga pada ayah calon bayi.
Selama sembilan bulan, emosi kita dapat terperas olehnya. Usahakan untuk
mengkondisikan pikiran dan bathin kedua orang tua agar jauh dari pikiran-
pikiran negatif. Selalu ingatlah bahwa segalanya dikendalikan oleh pikiran
22

anda. Terimalah kenyataan yang ada, yang terbaik adalah selalu bersyukur
dan memasrahkan segalanya pada Tuhan. Selain itu, selalu komunikasin
segala sesuatunya, berusahalah untuk selalu terbuka dan membicarakan
perasaan masingmasing sehingga dapat mencari solusi sehingga kesulitan-
kesulitan yang timbul dapat teratasi. (Ayu et al., 2021)

E. Pengetahuan tentang Fertilitas /Kesuburan ( masa subur )


Masa subur adalah suatu masa dalam siklus menstruasi perempuan
dimana terdapat sel telur yang matang yang siap dibuahi, sehingga bila
perempuan tersebut melakukan hubungan seksual maka dimungkinkan terjadi
kehamilan. Masa subur sangat berarti bagi mereka yang menginginkan
kehamilan dan bagi yang menunda kehamilan. Bagi yang menginginkan
kehamilan, masa subur biasa dijadikan patokan untuk melakukan hubungan
seksual karena saat ini ovulasi sedang tejadi sehingga kemungkinan hamil
sangat besar. Sedangkan bagi yang mau menunda kehamilan, masa subur
merupakan masa yang harus dihindari untuk mencegah terjadinya kehamilan.
(Retnaningtyas et al., 2020)
Fertilitas sangat penting karena pada dasarnya, manusia memiliki hak
dasar untuk memiliki anak. Selain itu, fertilitas dapat mendukung kesetaraan
gender. Adanya stigma wanita satusatunya penyebab infertilitas
mengakibatkan dampak sosial buruk pada wanita dengan meningkatnya
angka kekerasan dalam rumah tangga, perceraian, stres emosional, dan
rendahnya kepercayaan diri. Faktor risiko infertilitas pada pria di antaranya
usia >40 tahun, obesitas, konsumsi rokok dan alkohol, paparan testosteron,
paparan radiasi dan toksin, suhu panas berlebih, dan obat-obatan. Faktor
risiko infertilitas pada wanita di antaranya usia >35 tahun yang dikaitkan
dengan penurunan jumlah dan kesehatan sel telur, obesitas, penurunan dan
peningkatan berat badan ekstrim, stres fisik dan emosional.3 Penyebab utama
infertilitas pada pria adalah gangguan kuantitas ataupun kualitas sperma,
kelainan testis, baik kongenital maupun akibat infeksi, trauma, dan tindakan
operasi; tindakan sterilisasi, gangguan ejakulasi, hipogonadisme, dan obat-
23

obatan. Penyebab fertilitas pada wanita lebih beragam, di antaranya kelainan


ovulasi seperti pada polycystic ovarian syndrome (PCOS), kelainan anatomi
baik kongenital maupun akibat infeksi dan trauma, kelainan uterus seperti
kelainan mukus dan fibroid, tindakan sterilisasi, dan obat-obatan.(Atepela
Brenda C, 2022).
Infertilitas merupakan suatu maslah klinis yang sering ditemukan.
Infertilitas mempengaruhi sekitar 13-15 % pasangan diseluruh dunia. Selain
itu, infertilitas juga di anggap sebagai suatu permasalahan public yang
memiliki dampak luas, infertilitas tidak hanya mempengaruhi kehidupan
pasangan yang bersangkutan saja. Namun juga mempengaruhi pelayanan
kesehatan dan lingkungan social. Infertilitas juga mengakibatkan dampak
psikososial dalam diri pasangan infertile yang meliputi perasaan depresi, rasa
sedih, bersalah, dan merasa dikucilkan secara social.

F. Kekerasan dalam rumah tangga


Kekerasan terutama kekerasan dalam rumah tangga merupakan
pelanggaran hak asasi manusia dan kejahatan terhadap martabat kemanusiaan
serta merupakan bentuk diskriminasi. Kekerasan dalam bentuk apapun dan
dilakukan dengan alasan apapun merupakan bentuk kejahatan yang tidak
dapat dibenarkan. Oleh karena itu, sekecil apapun kekerasan yang dilakukan
dapat dilaporkan sebagai tindak pidana yang dapat di proses hukum.
Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) adalah setiap perbuatan terhadap
seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau
penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran rumah
tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau
perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah
tangga.
Sedikitnya ada dua faktor penyebab kekerasan KDRT adalah Pertama,
faktor internal akibat melemahnya kemampuan adaptasi setiap anggota
keluarga diantara sesamanya, sehingga cenderung bertindak diskriminatif dan
eksploitatif terhadap anggota keluarga yang lemah. Kedua, faktor eksternal
24

akibat dari intervensi lingkungan di luar keluarga yang secara langsung atau
tidak langsung mempengaruhi sikap anggota keluarga, yang terwujud dalam
sikap eksploitatif terhadap anggota keluarga lain, khususnya terjadi terhadap
perempuan dan anak Selain itu Rocmat Wahab menyimpulkan bahwa KDRT
ternyata bukan sekedar masalah ketimpangan gender. Hal tersebut acapkali
terjadi karena kurangnya komunikasi, ketidakharmonisan, alasan ekonomi,
ketidakmampuan mengendalikan emosi, ketidak mampuan mencari solusi
masalah rumah tangga apapun, serta kondisi mabuk karena minuman keras
dan narkoba.
Dalam banyak kasus terkadang pula suami melakukan kekerasan
terhadap isterinya karena merasa frustasi tidak bisa melakukan sesuatu yang
semestinya menjadi tanggung jawabnya.Hal ini biasanya terjadi pada
pasangan yang belum siap kawin (nikah muda), suami belum memiliki
pekerjaan dan penghasilan tetap untuk mencukupi kebutuhan, dan
keterbatasan kebebasan karena masih menumpang pada orangtua/ mertua.
Dari kondisi tersebut, sering sekali suami/ laki-laki mencari pelarian dengan
hal-hal negatif (mabuk, judi, narkoba, seks) sehingga berujung pada
pelampiasan terhadap isteri dengan berbagai bentuk, baik kekerasan fisik,
psikis, seksual bahkan penelantaran. (Santoso, 2019)
G. Pemeriksaan kesehatan reproduksi bagi PUS (Buku Kesehatan
Reproduksi Wanita di Sepanjang Daur Kehidupan,2019)
Berkonsultasi ke bidan/ dokter kandungan merupakan persiapan
sebelum memulai program hamil yang penting untuk dilakukan. Melalui
pemeriksaan ini, dokter akan melakukan pemeriksaan kesehatan terkait
riwayat penyakit tertentu yang kemungkinan dapat memengaruhi kehamilan.
Hal ini penting terutama jika wanita menjalani program hamil setelah
keguguran.
Dalam pemeriksaan kesehatan ini, bidan/ dokter juga akan
menyarankan Anda untuk mendapatkan vaksinasi, seperti vaksin tetanus,
hepatitis B, rubella, HPV, campak, dan difteri. Tujuan dilakukannya vaksinasi
25

adalah agar ibu dan janin tetap sehat selama kehamilan. Pemeriksaan
kesehatan ini juga bisa meliputi diantaranya :
a. Pemeriksaan Penyakit dan Virus :
Pemeriksaan virus rubella, sitomeglovirus, herpes, varicella
zoster untuk menghindari terjadinya kecacatan pada janin.
Pemeriksaan virus hepatitis dan virus HIV untuk menghindari
diturunkan penyakit akibat virus-virus tersebut kepada janin.
Pemeriksaan penyakit toksoplasmosis, karena penyakit ini dapat
menyebabkan kecacatan dan keguguran.
Pemeriksaan penyakit seksual menular, karena hal ini dapat
menyebabkan kematian ibu, janin, maupun bayi yang akan dilahirkan.
Selain itu juga dilakukan pemeriksaan terhadap penyakit yang sedang
diderita seperti asthma, diabetes mellitus dan jantung. Pada Wanita
hamil penyakit-penyakit seperti ini dapat, bertambah berat dan
membahayakan jika tidak dilakukan perawatan dan pengobatan yang
teratur. Untuk menghindari kondisi yang membahayakan, dokter
biasanya akan memantau pasiennya dan menentukan kapan waktu
yang paling tepat untuk hamil.
Pemeriksaan penyakit akibat kekurangan zat-zat tertentu seperti
kekurangan zat besi. kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia.
Hal ini dapat menyebabkan kelahiran prematur dan keguguran.
b. Pemeriksaan Darah
Pemeriksaan golongan darah dan rhesus/Rh darah (unsur yang
mempengaruhi antibodi yang terkandung di dalam sel darah merah)
Pada pasangan suami isteri dilakukan untuk mengantisipasi perbedaan
golongan darah dan rhesus antara darah ibu dan bayinya. Perbedaan
golongan darah dan rhesus darah ini dapat mengancam janin dalam
kandungan.
c. Pemeriksaan Faktor Genetika
Inti dari pemeriksaan atau tes genetika ini adalah untuk
mengetahui penyakit dan cacat bawaan yang mungkin akan dialami
26

bayi akibat secara genetis dari salah satu atau kedua orangtuanya.
Khususnya apabila pasangan suami isteri masih terkait hubungan
persaudaraan. Tes ini idealnya dilakukan sebelum kehamilan untuk
mendapatkan informasi yang selengkap-lengkapnya.
Jikalau diperlukan, anda harus mengumpulkan suluruh catatan-
catatan medis yang dimiliki oleh pihak suami maupun isteri, termasuk
keluarga. Sehingga jika telah diketahui data medis secara lengkap,
dapat diketahui secara dini apabila memang ada kelainan pada janin
atau calon orang tua, sehingga bisa membuat keputusan yang lebih
bijak.

H. Asuhan Kebidanan Pada Pra konsepsi dan perencanaan kehamilan sehat


sesuai kasus (Modul Praktik Asuhan Kebidanan Holistik Pra Konsepsi
dan Perencanaan Kehamilan Sehat, Poltekkes kemenkes Palangka Raya
2019)
Mempromosikan kesehatan keluarga prakonsepsi merupakan strategi
yang penting untuk meningkatkan kualitas anak yang akan dilahirkan
sekaligus dapat membantu pada upaya penurunan kesakitan dan kematian ibu
dan bayi. Situasi ini didapatkan bahwa faktor risiko yang diketahui yang
merugikan ibu dan bayi yang mungkin bisa terjadi sebelum kehamilan harus
ditangani misalnya ibu mengalami kekurangan hemoglobin (anemia),
kekurangan asam folat dan perilaku yang dapat menganggu kesehatan ibu dan
janin pada masa kehamilan.
Konseling prakonsepsi adalah komponen penting dalam pelayanan
kesehatan pra konsepsi. Melalui konseling, pemberi pelayanan mendidik dan
merekomendasikan strategi-strategi untuk meningkatkan kesehatan ibu dan
janin. Proses konseling menggambarkan adanya kerjasama antara bidan
selaku konselor dengan klien mencari tahu tentang masalah yang dihadapi
klien. Proses ini memerlukan keterbukaan dari klien dan bidan agar mencapai
jalan keluar pemecahan masalah klien.
27

Manfaat konseling adalah meningkatkan kemampuan klien dalam


mengenal masalah, merumuskan alternate, memecahkan masalah dan
memiliki pengalaman dalam pemecahan masalah secara mandiri.
Konseling prakonsepsi dimulai dengan pembahasan tentang kesiapan
psikologi seorang wanita atau pasangan dalam mengasuh dan membesarkan
anak. Pembahasan ini mencakup topik-topik, seperti apakah tersedia kamar
bagi anak-anak, bagaimana cara mengasuh anak-anak, kemapanan ekonomi
dan kestabilan emosi wanita atau pasangan, serta harapan pengalaman usia
subur dan menjadi orang tua. Pengaturan usia subur sehubungan dengan
upaya wanita atau pasangan untuk menyelesaikan pendidikan/memulai suatu
karier, bagaimana stress mempengaruhi aktivitas.
BAB III

Evidence Based Midwifery Asuhan Kebidanan Holistik Pada Pra Konsepsi


dan Perencanaan Kehamilan Sehat

Evidance Based Midwifery mengakui nilai yang berbeda jenis bukti harus
berkontribusi pada praktek dan profesi kebidanan. Jurnal kualitatif mencakup aktif
serta sebagai penelitian kuantitatif, analisis filosofis dan konsep serta tinjauan
pustaka terstruktur, tinjauan sistematis, kohort studi, terstruktur, logis dan
transparan, sehingga bidan benar dapat menilai arti dan implikasi untuk praktek,
pendidikan dan penelitian lebih lanjut. Jadi pengertian Evidence Based Midwifery
dapat disimpulkan sebagai asuhan kebidanan berdasarkan bukti penelitian yang
telah teruji menurut metodologi ilmiah yang sistematis. Praktik yang berdasarkan
bukti penelitian adalah penggunaan secara sistematis, ilmiah, dan eksplisit dari
bukti terbaik mutakhir dalam membuat keputusan tentang asuhan bagi pasien
secara individual.

A. Konseling Pra Konsepsi dan Perencanaan Kehamilan Sehat


Angka Kematian Ibu masih menjadi permasalahan yang penting
dalam bidang kesehatan ibu dan anak, mengingat lebih dari 90% angka
kematian ibu disebabkan oleh komplikasi obstetrik yaitu pada masa
kehamilan, persalinan dan nifas. Komplikasi dapat juga terjadi pada ibu hamil
yang tidak memiliki resiko dan akan meningkat pada ibu hamil yang memiliki
faktor resiko. Diperkirakan sekitar 15% kehamilan akan mengalami resiko
tinggi yang membahayakan keadaan ibu maupun janin apabila tidak ditangani
secara dini dan memadai. Konseling pra konsepsi merupakan suatu konseling
yang diberikan sebelum terjadinya kehamilan untuk pasangan usia subur.
Konseling pra konsepsi berisi tentang saran dan anjuran mengenai segala
sesuatu yang perlu diupayakan untuk persiapan menuju terjadinya proses
konsepsi atau pembuahan. Persiapan kehamilan merupakan segala persiapan

28
29

pemeliharaan hidup sehat sebelum terjadinya kehamilan diperkirakan 3-6


bulan sebelum terjadi kehamilan. Persiapan fisik dan mental merupakan suatu
hal yang penting yang harus dipersiapkan sebelum terjadinya kehamilan,
untuk mencegah terjadinya komplikasi-komplikasi obstetrik yang
membahayakan keadaan ibu maupun janin, persiapan fisik yang harus
dipersiapkan adalah menentukan usia reproduksi yang sehat, melakukan
imunisasi TT, mengkonsumsi tablet penambah darah dan asam folat, serta
menjaga pola nutrisi yaitu mengkonsumsi makan-makanan yang mengandung
gizi tinggi. Calon suami juga mempunyai peran penting dalam
mempersiapkan kehamilan, guna mendukung calon istri dan memenuhi segala
kebutuhan istri saat hamil, bersalin dan nifas, karena suami sebagai kepala
keluarga mempunyai banyak peran penting dalam keluarga terutama dalam
tindakan dan pengambilan keputusan yang sangat berpengaruh terhadap
kesehatan dan kesejahteraan ibu hamil, bersalin, dan nifas. Namun, pada
kenyataannya suami sering kali kurang memperhatikan kesehatan istri selama
hamil dan tidak mengetahui apakah kehamilan istrinya termasuk resiko tinggi
atau tidak. Langkah awal yang dapat dilakukan laki-laki untuk
menyelamatkan kesehatan ibu adalah merencanakan keluarganya.(Yanti
Linda1, Surtiningsih 2021)
Persiapan pranikah yang dilakukan di Indonesia masih sebatas
pemberian imunisasi TT belum terkait dengan pemberian edukasi tentang
kesehatan reproduksi secara khusus. Dari segi pelayanan yang masih terbatas
pada tenaga professional yang memberi edukasi kurangnya pengetahuan para
calon pasangan sehingga memungkinkan tidak dilakukannya penundaan
kehamilan, padahal kehamilan diusia kurang dari 20 tahun bisa memunculkan
berbagai komplikasi pada saat melahirkan, bayi yang lahir dari ibu yang
usianya dibawah 20 tahun bisa menghadapi risiko 50% lebih tinggi
mengalami stillbirth (lahir mati) atau bayi meninggal dalam beberapa minggu
pertama dibandingkan dengan bayi yang lahir dari ibu yang berusia 20-29
tahun. Bayi yang dilahirkan dari ibu yang berusia dibawah 20 tahun lebih
30

cenderung memilki berat badan lahir rendah dengan efek risiko jangka
panjang (Sri Astuti et al,2017).
Pengetahuan akan kesehatan reproduksi yang masih kurang, disertai
faktor pendidikan, status ekonomi, perilaku, sosial budaya, dan media massa
berhubungan dengan kehamilan usia dini menyebabkan masih banyaknya
para pasangan muda dibawah umur 20 tahun untuk tidak menunda kehamilan,
padahal sangat beresiko pada ibu dan bayi. Sehingga dilakukan konseling pra
nikah yang bertujuan atau dimaksudkan untuk membantu pasangan calon
pengantin untuk menganalisis kemungkinan masalah dan tantangan yang
akan muncul dalam rumah tangga mereka dan membekali mereka kecakapan
untuk memecahkan masalah termasuk dalam menentukan keinginan keluarga
berencana atau penundaan kehamilan.(Neneng Siti latifah,2021)
Perencanaan kehamilan yang sehat tentunya merupakan cara yang efektif
untuk mencegah dampak buruk yang ditimbulkan dari adanya kehamilan
yang belum direncanakan. Merencanakan kehamilan merupakan perencanaan
kehamilan untuk mempersiapkan kehamilan guna mendukung terciptanya
kehamilan yang sehat dan menghasilkan keturunan yang berkualitas yang
diinginkan oleh keluarga. Perencanaan kehamilan yang sehat harus dilakukan
sebelum masa kehamilan. Proses kehamilan yang direncanakan dengan baik,
maka akan berdampak positif pada kondisi janin dan adaptasi fisik dan
psikologis dari ibu menjadi lebih baik.(Pujiastuti, 2014)
Pengetahuan mengenai gizi berperan penting dalam pemenuhan
kecukupan gizi seseorang. Tingkat pengetahuan akan mendorong seseorang
memiliki kemampuan yang optimal berupa perubahan sikap dan perilaku.
Kurangnya pengetahuan terhadap gizi akan mempengaruhi seseorang dalam
memahami konsep dan prinsip serta informasi yang berhubungan dengan gizi,
Upaya peningkatan pengetahuan untuk perubahan sikap dan perilaku dapat
dilakukan dengan cara memberikan konseling gizi.
Perempuan yang memiliki berat badan berlebih (overwieght)
mempengaruhi kejadian keterlambatan konsepsi dan menyebabkan beberapa
penyakit yang dapat mempengaruhi masaprakonsepsi. Sedangkan kurang
31

energi kronik (KEK) masih merupakan masalah gizi utama yang sering
menimpa calon pengantin wanita. Dampak KEK pada wanita usia subur
(WUS) antara lain mengakibatkan terjadinya anemia, kematian pada ibu pada
saat melahirkan, kematian janin, bayi berat lahir rendah (BBLR), kelahiran
prematur, lahir cacat hingga kematian pada bayi (Stephanie,dkk, 2016).
Anemia merupakan masalah kesehatan yang penting terkait prevalenisnya
yang tinggi serta efek sampingnya,terutama pada wanita hamil. Bebagai studi
melaporkan bahwa anemia pada wanita hamil dapat memberikan efek buruk
terhadap output kehamilan seperti BBLr, still birth, kelahiran preterm,
perdarahan masa kehamilan, postpartum, bahkan mengarah kepada kematian
ibu. Oleh karena itu statusgizi pada calon pengantin sangat penting untuk
diperhatikan karena mempengaruhi kesehatan pada masa prakonsepsi
Pasangan usia subur perlu mengetahui tentang pentingnya
persiapan kehamilan sehat, dengan diberikan berbagai informasi
tentang kesehatan prakonsepsi. Dalam pemberian informasi yang
menarik, perlu adanya sarana yaitu media untuk memberikan
informasi. Salah satu media yang dapat menjadi alternatif adalah media
internet, yang dapat diakses melalui komputer maupaun
smartphone mengingat semakin meningkatnya pengguna internet dan
smartphone.(Isti Hartini, 2022). Penyuluhan dan pendidikan pra konsepsi
kepada masyarakat juga masih sangat kurang, sehingga banyak sasaraan pr
konsepsi yang tidak merasa menjadi sasaran asuhan pra konsepsi

B. Screening Pra Konsepsi dan Perencanaan kehamilan Sehat


Angka kematian ibu dan bayi disebabkan oleh komplikasi pada
kehamilan dan persalinan sebagai akibat dari tidak ada perencanaan
kehamilan yang baik. Kesehatan reproduksi menjadi titik awal perkembangan
kesehatan ibu dan anak yang dapat dipersiapkan sejak dini, bahkan sebelum
seorang perempuan hamil dan menjadi ibu. Kesehatan prakonsepsi
merupakan bagian dari kesehatan secara keseluruhan antara perempuan dan
laki-laki selama masa reproduksinya. Perawatan kesehatan prakonsepsi
32

berguna untuk mengurangi resiko dan mempromosikan gaya hidup sehat


untuk mempersiapkan kehamilan sehat. Perawatan kesehatan prakonsepsi
merupakan perawatan yang mengacu pada intervensi biomedis, perilaku, dan
preventif sosial yang dapat meningkatkan kemungkinan memiliki bayi yang
sehat. Untuk dapat menciptakan kesehatan prakonsepsi dapat dilakukan
melalui skrining prakonsepsi. Skrining prakonsepsi sangat berguna dan
memiliki efek positif terhadap kesehatan ibu dan anak. Penerapan kegiatan
promotif, intervensi kesehatan preventif dan kuratif sangat efektif dalam
meningkatkan kesehatan ibu dan anak sehingga membawa manfaat kesehatan
untuk remaja, baik perempuan dan laki-laki selama masa reproduksinya baik
sehat secara fisik, psikologis dan sosial, terlepas dari rencana mereka untuk
menjadi orang tua. Pemerintah telah melakukan upaya untuk melakukan
skrining pra konsepsi pada wanita usia subur untuk mempersiapkan
perempuan dalam menjalani kehamilan dan persalinan yang sehat dan selamat
serta memperoleh bayi yang sehat melalui Peraturan Menteri Kesehatan No
97 Tahun 2014 Tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa
Hamil, Persalinan, Dan Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan
Pelayanan Kontrasepsi, Serta Pelayanan Kesehatan Seksual. Skrining
prakonsepsi yang dapat dilakukan pada calon pengantin minimal adalah
pemeriksaan tanda vital dan pemeriksaan status gizi, Skrining prakonsepsi
merupakan hal yang penting untuk dilakukan sebelum hamil. Tetapi
masyarakat belum memandang skrining pra konsepsi sebagai hal yang
penting sehingga angka keikutsertaan masyarakat dalam skrining prakonsepsi
masih sedikit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia, tempat tinggal,
profesi dan sikap berhubungan dengan keputusan melakukan skrining pra
konsepsi.(Yulivantina, 2022)
Manfaat dari skrining prakonsepsi adalah menurunkan angka
kematian ibu dan bayi, mencegah kehamilan tidak diinginkan, mencegah
komplikasi dalam kehamilan dan persalinan, mencegah kelahiran mati,
prematur dan bayi dengan berat lahir rendah, mencegah terjadinya kelahiran
cacat, mencegah infeksi pada neonatal, mencegah kejadian underweight dan
33

stunting sebagai akibat dari masalah nutrisi ibu, mengurangi resiko diabetes
dan penyakit kardiovaskuler dalam kehamilan dan mencegah penularan
Human Immunodeficience Virus dari ibu kejanin. fungsi dari skrining
prakonsepsi adalah untuk mengetahui status kesehatan fisik dan emosional
ibu dan pasangan sehingga dapat menjadi dasar dalam pemberian intervensi
untuk menyiapkan kehamilan yang optimal. Mayoritas pasangan yang
memang merencanakan kehamilan dapat merasakan manfaat skrining
prakonsepsi, baik bagi mereka yang hanya ingin memberikan yang terbaik
bagi bayinya maupun sebagai upaya mengurangi kondisi yang dapat
membahayakan kehamilan.(Yulivantina, Mufdlilah and Kurniawati, 2021).

C. Terapi komplementer tentang Pra konsepsi dan Perencanaan Kehamilan sehat


Malnutrisi merupakan masalah universal yang mempengaruhi
sebagian besar populasi dunia dan memberikan dampak pada beberapa titik
dalam siklus hidup mulai dari usia bayi sampai dengan usia tua(Fanzo
Jessica, 2018). Semua bentuk malnutrisi seperti stunting, wasting,
underweight dan defesiensi mikronutrien serta penyakit tidak menular terkait
diet seperti kegemukan, obesitas, diabetes, dan penyakit kardiovaskuler
dikaitkan dengan status kesehatan yang buruk dan tingkat kematian yang
lebih tinggi (Chairs et al., 2020). Sekitar 45% kematian anak balita terutama
di negara dengan ekonomi rendah dan menengah dikaitkan dengan dengan
masalah defesiensi gizi. Penyebab umum dari semua bentuk malnutrisi adalah
pola makan yang kurang optimal termasuk pemberian ASI yang tidak
memadai untuk bayi (Fanzo Jessica, 2018).
Berbagai upaya pencegahan terjadinya gangguan tumbuh kembang
janin dan balita termasuk stunting sebagai bagian upaya memperbaiki status
gizi anak melalui intervensi terpadu meliputi intervensi gizi spesifik dan gizi
sensitif baik menggunakan suplementasi yang bersifat kimia maupun
menggunakan bahan pangan lokal seyogyanya dimulai sejak prakonsepsi
untuk memperbaiki status gizi selama masa remaja, masa kehamilan untuk
mendukung pertumbuhan kehamilan yang adekuat, masa menyusui dan
34

berlanjut setidaknya sampai anak berusia 24 bulan (Tumilowicz et al.,


2018, ;Basri et al., 2021). Status Kesehatan dan gizi wanita atau ibu pada
masa prakonsepsi, saat pembuahan dan selama kehamilan dan menyusui
penting untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, seperti halnya pada
seribu hari pertama kehidupan dari saat pembuahan sampai usia 2 tahun,
merupakan indikator penting dari kekurangan gizi pada masa anak-anak serta
penyakit terkait lainnya di masa dewasa (Sarih et al., 2020;Satriawan, 2018).
Jika periode ini tidak dimanfaatkan dengan baik, kerusakan permanen akan
terjadi, dampaknya tidak hanya pada pertumbuhan fisik, tetapi juga pada
perkembangan mental dan kecerdasan di masa dewasa, ukuran fisik tidak
optimal dan kualitas pekerjaan tidak kompetitif yang mengakibatkan
produktivitas ekonomi rendah (Satriawan, 2018).
Salah satu alternatif untuk menanggulangi kasus malnutrisi di negara
berkembang termasuk di Indonesia adalah dengan konsumsi daun kelor selain
kaya vitamin C (Rahayu, Tri Budi, 2018), juga memiliki berbagai macam
nutrisi dan senyawa bioaktif, termasuk protein, asam amino esensial,
karbohidrat, lipid, serat, vitamin, mineral, senyawa fenolik, pitosterol dan
lain-lain (Paula García Milla, 2021). Kandungan gizi dalam daun kelor akan
mengalami peningkatan kuantitas apabila dikonsumsi setelah dikeringkan dan
dijadikan serbuk (tepung) (Rahayu, Tri Budi, 2018). Tanaman kelor dikenal
sebagai “pohon ajaib” oleh karena semua bagian tanaman bermanfaat baik
untuk pengobatan, sebagai bahan makanan maupun suplemen makanan yang
bergizi yang dapat menyelamatkan kehidupan manusia, terutama di beberapa
negara dengan masyarakat gizi buruk
Fakta menunjukkan bahwa pemenuhan nutrisi yang adekuat sejak pra
konsepsi dan masa kehamilan mendukung periode menyusui dan
berkontribusi terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak terutama pada
1000 hari pertama kehidupan. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini
bertujuan untuk menilai pengaruh kapsul ekstrak daun kelor pada masa
prakonsepsi dan selama kehamilan terhadap pertumbuhan dan perkembangan
bayi 0-3 bulan. Oleh karena masalah nutrisi pada usia dini merupakan salah
35

satu aspek yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan bayi.


(Junaedah, 2022)
Selain daun kelor ada juga tentang pemanfaatan kacang hijau untuk
mencegah anemia pada masa pra Konsepsi. Faktor risiko utama anemia
defisiensi besi adalah asupan zat besi yang rendah, penyerapan zat besi yang
buruk, dan periode kehidupan ketika kebutuhan akan zat besi tinggi.
Fortifikasi makanan merupakan cara terampuh dalam pencegahan defisiensi
zat besi. Salah satu makanan yang dapat mencegah zat besi adalah kacang
hijau. Mengonsumsi 2 cangkir kacang hijau setiap harinya berarti
mengonsumsi 50% kebutuhan besi setiap hari yaitu 18 mg dan dapat
meningkatkan kadar hemoglobin selama 2 minggu. Kejadian Anemia Pada
Kehamilan” menujukan hasil bahwa kebiasaan konsumsi buah dan sayur
sebelum ibu hamil memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian
anemia pada kehamilan. Berdasarkan penelitian tersebut maka perlu adanya
perhatian terhadap makanan yang dikonsumsi sejak sebelum hamil, salah
satunya makanan yang dikonsumsi oleh remaja. Memperhatikan status gizi
calon ibu sejak remaja, diharapkan dapat memutus mata rantai terjadinya
anemia pada kehamilan.(Nisa et al., 2020)
Pada masa remaja juga cenderung lebih banyak jajan sembarangan,
sehingga fortifikasi pangan merupakan salah satu penanggulangannya.
Fortifikasi makanan yang banyak dikonsumsi dan yang diproses secara
terpusat merupakan inti pengawasan anemia di berbagai Negara. Fortifikasi
makanan merupakan cara terampuh dalam pencegahan defisiensi zat besi
Salah satu makanan yang dapat mencegah zat besi adalah kacang hijau.
Kacang hijau merupakan salah satu bahan makanan yang mengandung zat-zat
yang diperlukan untuk pembentukan sel darah, sehingga dapat mengatasi efek
penurunan Hb. Kacang hijau mengandung fitokimia lengkap yang dapat
berperan dalam pembentukan sel darah merah dan membantu proses
hematopoiesis. Kandungan zat besi dalam kacang hijau paling banyak
terdapat pada embrio dan kulit bijinya. Kandungan zat besi dalam kacang
hijau sebanyak 6,7 mg dalam 100 gram kacang hijau. Mengonsumsi 2 cangkir
36

kacang hijau setiap harinya berarti mengonsumsi 50% kebutuhan besi setiap
hari yaitu 18 mg dan dapat meningkatkan kadar hemoglobin selama 2 minggu
(Juhrotun Nisa, dkk, 2020)
DAFTAR PUSTAKA

AT Mayasari,2021. “Buku Kesehatan Reproduksi Wanita di Sepanjang Daur


Kehidupan

Al Rahmad, A. H. (2019) ‘Pengaruh Penyuluhan 1000 Hari Pertama Kehidupan


(HPK) pada Pasangan Usia Subur di Perkotaan dan Perdesaan’, Jurnal
Kesehatan, 10(1), p. 147. doi: 10.26630/jk.v10i1.1217.

Atepela Brenda C, J.H. (2022) ‘Peranan Suplemen dalam Tata Laksana Infertilitas’,
Cermin Dunia Kedokteran, 49(4), p. 193. Available at:
https://doi.org/10.55175/cdk.v49i4.1819.

Ayu, N. et al. (2021) ‘Perencanaan Kehamilan Sehat Pada Calon Pengantin Yang
Berniat Menikah Usia Dini Di Kabupaten Semarang Tahun 2020’, Jurnal
Kesehatan Masyarakat, 9(3), pp. 360–367.

Basri, H., Hadju, V., Zulkifli, A., Syam, A., & Indriasari, R. (2021). Effect of
moringa oleifera supplementation during pregnancy on the prevention of
stunted growth in children between the ages of 36 to 42 months. Journal of
Public Health Research, 10(2), 290–295.
https://doi.org/10.4081/jphr.2021.2207

BPJS Kesehatan (2020) ‘Panduan Praktis Pelayanan Kebidanan dan Neonatal’,


Pelayanan Kebidanan dan Neonatal, pp. 1–14.

Chairs et al. (2020). Global Nutrition Report. In The Global Nutrition Report’s
Independent Expert Group.

Fanzo Jessica, et. al. (2018). Global Nutrition Report.


http://openaccess.city.ac.uk/1189/

Hastuti, H., Hadju, V., Citrakesumasari, C., Maddeppungeng, M., Tanziha, I., &
Saleh, A. (2020). The Effect of Moringa oleifera on Pregnant Women and
Breastfeeding Mothers toward Social-personal Development of Children
Aged 18 – 23 Months in Jeneponto , South Sulawesi. 8, 747–751.

Isti Hartini.2022."Pengaruh Penggunaan E-Modul Prakonsepsi TerhadapPerilaku


Persiapan Kehamilan Sehat Pada Wanita Usia Subur Di Kabupaten
Wonosobo Tahun 2022

Jagannatha, G.N., Ani, L.S. and Weta, I.W. (2020) ‘Tingkat pengetahuan kesehatan
prakonsepsi pada mahasiswa fakultas kedokteran’, Jurnal Medika Udayana,
9(11), pp. 31–37.

37
38

Juhrotun Nisa, dkk, 2020, Pemanfaatan Kacang Hijau Sebagai Sumber Zat Besi Dalam
Upaya Pencegahan Anemia Prakonsepsi. Jurnal Surya Masyarakat p-ISSN: 2623-
0364 Vol. 3 No. 1, Tahun 2020, Hal. 42-47

Junaedah.2022.Pengaruh Kapsul Ekstrak Daun Kelor (Moringa Oliefera) Pada


Masa Prakonsepsi Dan Kehamilan Terhadap Pertumbuhan Dan
Perkembangan Bayi 0-3 Bulan." jurnal Ilmiah Permas:STIKES Kendal
volume 12 nomor 3 juli 2022.e ISSN 2549-8134;p-ISSN 2089-083-4
http://journal stikeskendal.ac.id/index.php/PSKM

Kehamilan, P. and Usia, W. (2022) ‘Journal of Health (JoH) 1’, 9(2), pp. 63–72.
Lung, Y.L., Wardani, D.A. and Kholifah, S. (2021) ‘Hubungan Perencanaan
Kehamilan Dan Dukungan Suami Dengan Tingkat Prenatal Distress’, Jurnal
Keperawatan Wiyata, 2(1), p. 21. Available at:
https://doi.org/10.35728/jkw.v2i1.584.

Maadi, A.K. et al. (2019) ‘Asupan Zat Gizi Dan Kadar Hemoglobin Wanita
Prakonsepsi Di Kabupaten Semarang’, Indonesian Journal of Human
Nutrition, pp. 70–83.

Neneng Siti latifah,2021. Manfaat Kapsul Daun Kelor Dalam Meningkatkan Kadar
Hemoglobin Ibu Hamil. ejurnalmalahayati.ac.id

Nisa, J. et al. (2020) ‘Pemanfaatan Kacang Hijau Sebagai Sumber Zat Besi Dalam
Upaya Pencegahan Anemia Prakonsepsi’, Jurnal Surya Masyarakat, 3(1), p.
42. Available at: https://doi.org/10.26714/jsm.3.1.2020.42-47.

Oktalia, J. (2016) ‘KESIAPAN IBU MENGHADAPI KEHAMILAN DAN


FAKTOR-’, pp. 147–159.

Paula García Milla, R. P. and G. N. (2021). Health Benefits of Uses and


Applications of Moringa oleifera in Bakery Products. 1–17.

Pujiastuti, A. (2014) ‘Konsep Kehamilan Sehat: Upaya Mencetak Generasi Cerdas’,


Artikel Kesehatan Nasional, pp. 1–9.

Puspathi, Yasmin Hanifah, A.N.I. (2017) ‘Kesehatan Wanita Usia Subur’,


Slideshare, pp. 1–26. Available at:
https://www.slideshare.net/AnnisaNew/kesehatan-wanita-usia-subur.

Rahayu, Tri Budi, Y. A. W. N. (2018). PENINGKATAN STATUS GIZI BALITA


MELALUI PEMBERIAN DAUN KELOR (MORINGA OLEIFERA). 9(2),
87–91.

Retnaningtyas, E. et al. (2020) ‘Analisis Kemampuan Aplikasi Metode Kalender


Keluarga Berencana Wanita Usia Subur (WUS) Dalam Menentukan Masa
39

Subur Di Puskesmas Balowerti Kota Kediri’, Journal for Quality in


Women’s Health, 3(1), pp. 44–49. Available at:
https://doi.org/10.30994/jqwh.v3i1.48.

Riny Natalina,SST.,M.Keb,dkk.2019. Modul Praktik Asuhan Kebidanan Holistik


Pra Konsepsi dan Perencanaan Kehamilan Sehat, Poltekkes kemenkes
Palangka Raya

Santoso, A.B. (2019) ‘Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) Terhadap


Perempuan: Perspektif Pekerjaan Sosial’, Komunitas, 10(1), pp. 39–57.
Available at: https://doi.org/10.20414/komunitas.v10i1.1072.

Sarih, K., Siradjuddin, S., Maddepungeng, M., Hadju, V., Saleh, A., Tanziha, I., &
Hastuti, H. (2020). Moringa oleifera intake during pregnancy and
breastfeeding toward docosahexaenoic acid and arachidonic acid levels in
breast milk. Open Access Macedonian Journal of Medical Sciences, 8, 757–
761. https://doi.org/10.3889/oamjms.2020.4614

Satriawan, E. (2018). Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting 2018-


2024. November, 1–32

Silalahi, V.C.R. et al. (2020) ‘PENGETAHUAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG


DAN PERILAKU PILIHAN PANGAN PADA REMAJA PUTRI
OVERWEIGHT: STUDI KUALITATIF’, British Journal of Nutrition,
104(2), pp. 1–51.

Sri Astuti et al,2017Konseling Kesehatan Reproduksi Meningkatkan Pengetahuan


Tentang Kesuburan Dan Kesadaran Kesehatan Prakonsepsi

Stephanie,dkk, 2016. Pengaruh Konseling Gizi Prakonsepsi Terhadap Pengetahuan


Dan Sikap Wanita Pranikah Di Kecamatan Batang Kuis,  jurnal.uisu.ac.id

Thaha, A.R. et al. (2020) ‘Preconception As a Core of the First 1000 Days of Life
in’, 9, pp. 162–170.

Tumilowicz, A., Beal, T., & Neufeld, L. M. (2018). A review of child stunting
determinants in Indonesia. March, 1–10. https://doi.org/10.1111/mcn.12617

Wirakusumah, F.F., Mose c, J. and Handono, B. (2020) Obstetri Fisiologi Ilmu


Kesehatan Reproduksi. edisi 2. Edited by N. Septianti. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.

Yanti Linda1, Surtiningsih2, F.H.N.A. (2021) ‘Upaya Pemberdayaan Ibu dalam


Perencanaan Kehamilan yang Sehat’, Upaya Pemberdayaan Ibu dalam
Perencanaan Kehamilan yang Sehat, pp. 1554–1558. Available at:
https://prosiding.uhb.ac.id/index.php/SNPPKM/article/view/697/239.
40

Yulivantina, E. V (2022) ‘Urgensi Preconception Care Sebagai Persiapan


Kesehatan Sebelum Hamil: Sistematik Review’, Seminar Informasi
Kesehatan Nasional (SIKesNas), pp. 31–39. Available at:
http://ojs.udb.ac.id/index.php/sikenas/article/view/1675.

Yulivantina, E.V., Mufdlilah, M. and Kurniawati, H.F. (2021) ‘Pelaksanaan


Skrining Prakonsepsi pada Calon Pengantin Perempuan’, Jurnal Kesehatan
Reproduksi, 8(1), p. 47. Available at: https://doi.org/10.22146/jkr.55481.

Yulizawati, Y. et al. (2017) ‘Pengaruh Pendidikan Kesehatan Metode Peer


Education Mengenai Skrining Prakonsepsi Terhadap Pengetahuan Dan
Sikap Wanita Usia Subur Di Wilayah Kabupaten Agam Tahun 2016’,
Journal of Midwifery, 1(2), p. 11. Available at:
https://doi.org/10.25077/jom.1.2.11-20.2016.

Anda mungkin juga menyukai