Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN PADA Ny.

C 33 TAHUN

G4P3A0 GRAVIDA 31-32 MINGGU DENGAN ANEMIA SEDANG

DI PUSKESMAS WATUBELAH KABUPATEN CIREBON

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktek Klinik Stase 3


Program Studi Profesi Bidan

Disusun Oleh:

Dara Linggar Adi Prahastuti

NIM. P2.06.24.8.21.013

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA
JURUSAN KEBIDANAN TASIKMALAYA
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala yang telah

memberikan rahmat dan karunianya, sehingga saya dapat membuat dan

menyelesaikan Laporan Asuhan Kebidanan Kehamilan Pada Ny. C 33 Tahun G 4P3A0

Gravida 31-32 Minggu dengan Anemia Sedang Di Puskesmas Watubelah Kabupaten

Cirebon.

Penyusunan laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas Praktik Kebidanan

Fisiologis dalam Program Profesi Bidan. Laporan Pendahuluan ini bisa diselesaikan

tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah memberikan masukan-masukan

kepada saya. Untuk itu kami mengucapkan banyak terimakasih kepada yang

terhormat:

1. Hj Ani Radiati R, S.Pd., M.Kes, selaku direktur Poltekkes Kemenkes

Tasikmalaya

2. Nunung Mulyani, APP., M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan

3. Dr. Meti Widiya Lestari, SST., M.Keb selaku ketua Program Studi Profesi Bidan.

4. Tim Penanganggung Jawab Praktek Kebidanan Fisiologi Stase 3 Praktik

Kebidanan Fisiologi Kehamilan yang Berpusat pada Perempuan

5. Elit Pebriyantie, S.ST., M. Keb. selaku pembimbing akademik.

6. Hj.Ade Markonah, S.ST selaku CI Puskesmas Kepuh Kabupaten Cirebon.

7. Serta semua pihak yang telah membantu, yang tidak bisa di sebutkan satu persatu.
Penyusun menyadari bahwa banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari

materi maupun teknik penyajiannya, mengingat masih kurangnya pengetahuan dan

pengalaman. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang

membangun. Terimakasih.

Cirebon, 04 November 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 4

C. Tujuan 4

D. Manfaat 4

BAB II TINJAUAN TEORI6

A. Kehamilan 11

B. Konsep Dasar Antenatal Care 11

C. Anemia 12

D. Media Video 14

BAB III TINJAUAN KASUS 24

BAB IV PEMBAHASAN 29

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 34

A. Kesimpulan 34

B. Saran 34

DAFTAR PUSTAKA 35

LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap ibu hamil memiliki resiko, oleh sebab itu ibu hamil wajib
memeriksakan kehamilannya pada tenaga kesehatan minimal empat kali
selama kehamilan (Rismalinda, 2015). Pemeriksaan kehamilan secara umum
disebut Antenatal Care (ANC). ANC merupakan pengawasan pada ibu hamil
sebelum melahirkan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan
janin dalam rahim.
Tujuan ANC yaitu untuk memantau kemajuan kehamilan, memastikan
kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi, meningkatkan dan
mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi, mengenali
secara dini adanya ketidak normalan atau komplikasi yang mungkin terjadi
selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan
pembedahan, mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan
selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin,
mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian asi
eksklusif, dan mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima
kelahiran bayi agar dapat tumbuh dan berkembang secara normal. (Jannah,
2012)
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2012 angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi sebesar 359 per 100.000
kelahiran hidup. Angka ini sedi kit menurun jika dibangingkan dengan SDKI
1991, yaitu sebesar 390 per 100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan Direktorat
Kesehatan Ibu 2010-2013, penyebab terbesar kematian ibu selama tahun
2010-2013 masih tetap yaitu perdarahan. Perdarahan ini disebabkan karena
anak besar, kehamilan multiple, partus lama dan anemia pasca persalinan.
Penyebab lain di bawah perdarahan adalah hipertensi, infeksi, abortus, partus
lama dan lain-lain. Penyebab lain-lain juga berperan cukup besar dalam
menyebabkan kematian ibu. Yang dimaksud dengan penyebab lain-lain adalah
penyebab kematian ibu secara tidak langsung, seperti kondisi penyakit kanker,
ginjal, jantung, tuberkulosis atau penyakit lain yang diderita ibu (Pusat Data
dan Informasi Kemenkes RI, 2014).
Berdasarkan latar belakang diatas mengingat anemia merupakan salah
satu penyebab kematian ibu di Indonesia maka penulis melakukan asuhan
kebidanan pada kehamilan Ny. C usia 33 tahun G 4P3A0 gravida 31-32 minggu
dengan anemia sedang.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana penatalaksanaan asuhan kebidanan kehamilan atau


Antenatal Care (ANC) yang diberikan pada Ny. C usia 33 tahun G4P3A0
gravida 31-32 minggu dengan anemia sedang.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu memberikan asuhan kebidanan pada kehamilan Ny Ny. C usia
33 tahun G4P3A0 gravida 31-32 minggu dengan anemia sedang.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian data subjektif dan objektif pada
Ny. C usia 33 tahun G4P3A0 gravida 31-32 minggu dengan anemia
sedang.
b. Mampu menegakkan analisa berdasarkan data subjektif dan
objektif pada Ny. C usia 33 tahun G4P3A0 gravida 31-32 minggu
c. Mampu melakukan penatalaksanaan berdasarkan analisa pada Ny.
C usia 33 tahun G4P3A0 gravida 31-32 minggu dengan anemia
sedang.
d. Mampu membuat pendokumentasian dengan manajemen SOAP.
D. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa mengerti mengenai penatalaksaan pada ibu hamil,
mahasiswa mampu menganalisa keadaan pada ibu hamil, dan mengerti
tindakan segera yang harus dilakukan
2. Bagi Lahan Peraktek
Dapat menjadi bahan masukan bagi lahan peraktek dalam rangka
meningkatkan kualitas pelayanan dan pelaksanan Asuhan kebidanan pada
Ibu Hamil sesuai standar pelayanan
3. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai sumber referensi, sember bacaan dan bahan pengajaran
terutama yang berkaitan dengan asuhan kebidanan pada Ibu Hamil.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Kehamilan
1. Pengertian
Menurut BKKBN (Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana
Nasional), kehamilan adalah sebuah proses yang diawali dengan keluarnya
sel telur yang matang pada saluran telur yang kemudian bertemu dengan
sperma dan keduanya menyatu membentuk sel yang akan bertumbuh.
Sedangkan menurut Nugroho (2014) kehamilan adalah proses dimana
sperma menembus ovum sehingga terjadinya konsepsi dan fertilasi sampai
lahirnya janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9
bulan), dihitung dari pertama haid terakhir.
2. Proses Kehamilan
Kehamilan terjadi berawal peristiwa fertilisasi yaitu saat spermatozoa
membuahi ovum dituba fallopi, kemudian terjadilah zigot, zigot
membelah secara mitosis menjadi dua, empat, delapan, enambelas, dan
seterusnya. Pada saat 32 sel disebut morula, didalam morula terdapat
rongga yang disebut blastosel yang berisi cairan yang dikeluarkan oleh
tuba fallopi, bentuk ini kemudian disebut blastosit. Lapisan terluar
blastosit disebut trofoblas merupakan dinding blastosit yang berfungsi
untuk menyerap makanan dan merupakan calon atau ari-ari atau plasenta,
sedangkan masa didalamnya disebut simpul embrio yang merupakan
calon janin. Blastosit ini bergerak menuju uterus untuk mengadakan
implantasi.
Pada hari ke-4 atau ke-5 sesudah ovulasi, blastosit sampai dirongga
uterus, hormone progesterone merangsang pertumbuhan uterus,
dindingnya tebal, lunak, banyak megandung pembuluh darah, serta
mengeluarkan secret seperti air susu (uterin milk) sebagai makanan
embrio. Enam hari setelah fertilisasi, trofoblas menempel pada dinding
uterus (melakukan implantasi dan melepaskan hormone korionik
gonadotropin. Hormon ini melindungi kehamilan dengan cara
menstimulasi hormone estrogen dan progesteron sehingga mencegah
terjadinya menstruasi. Trofoblas kemudian menebal beberapa lapis.
Permukaannya berjonjot dengan tujuan memeperluas daerah penyerapan
makanan. Embrio telah kuat menempel setelah hari ke-12 dari fertilisasi
(Astuti, Susanti dkk 2016).
3. Tanda-tanda Kehamilan
Menurut Jannah (2011), untuk menegakan kehamilan ditetapkan
dengan melakukan penilaian terhadap beberapa tanda dan gejala hamil.
Tanda dan gejala tersebut antara lain :
a. Tanda tak pasti
1) Amenorhea (terlambat datang bulan)
a) Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadinya
pembentukan folikel de graaf dan ovulasi
b) Mengetahui tanggal haid terakhir dengan perhitungan rumus
neagle dapat ditentukan perkiraan persalinan
2) Perubahan pada payudara
a) Pengaruh estrogen progesterone dan somatotropin
menimbuklan deposit lemak, air dan garam pada payudara
b) Payudara membesar dan tegang
c) Ujung syaraf tertekan menyebabkan rasa sakit terutama pada
hamil pertama.
3) Ngidam
Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan
yang demikian disebut ngidam.
4) Mual dan muntah-muntah
Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan
yang demikian disebut ngidam.

5) Sering kencing
a) Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih cepat
terasa penuh dan sering miksi.
b) Pada triwulan kedua sudah menghilang
6) Pigmentasi kulit
a) Sekitar pipi :  cloasma gravidarum
b) Keluarnya melanophore stimulating hormone hipoposis
anterior menyebabkan pigmentasi pada kulit
c) Dinding perut : striae dan linea nigra makin hitam
7) Konstipasi/obstipasi
Pengaruh progesterone dapat menghambat peristaltic usus
menyebebkan kesulitan BAB
b. Tanda pasti
Adanya suatu kehamilan biasanya ditandai dengan adanya :
1) Gerakan janin dalam rahim : terlihat/ teraba gerakan janin, teraba
bagian-bagian janin.
2) Denyut jantung janin
Didengar dengan stetoskop lenec, alat kardiografi, dopler, Dilihat
dengan ultrasonografi
3) Pemeriksaan dengan, yaitu rongent untuk melihat kerangka janin,
USG.
4. Pertumbuhan Janin
Menurut Astuti, Susanti, dkk (2016) pertumbuhan janin terdapat beberapa
fase, yaitu :
a. Fase 0-4 Minggu
Pada minggu-minggu awal ini, janin Anda memiliki panjang tubuh
kurang lebih 2 mm. Perkembangannya juga ditandai dengan
munculnya cikal bakal otak, sumsum tulang belakang yang masih
sederhana, dan tanda-tanda wajah yang akan terbentuk.

b. Fase 4-8 Minggu


Ketika usia kehamilan mulai mencapai usia 6 minggu, jantung
janin mulai berdetak, dan semua organ tubuh lainnya mulai terbentuk.
Muncul tulang-tulang wajah, mata, jari kaki, dan tangan.
c. Fase 8-12 Minggu
Saat memasuki minggu-minggu ini, organ-organ tubuh utama
janin telah terbentuk. Kepalanya berukuran lebih besar daripada
badannya, sehingga dapat menampung otak yang terus berkembang
dengan pesat. Ia juga telah memiliki dagu, hidung, dan kelopak mata
yang jelas. Di dalam rahim, janin mulai diliputi cairan ketuban dan
dapat melakukan aktifitas seperti menendang dengan lembut. Organ-
organ tubuh utama janin kini telah terbentuk.
d. Fase 12-16 Minggu
Paru-paru janin mulai berkembang dan detak jantungnya dapat
didengar melalui alat ultrasonografi (USG). Wajahnya mulai dapat
membentuk ekspresi tertentu dan mulai tumbuh alis dan bulu mata.
Kini ia dapat memutar kepalanya dan membuka mulut. Rambutnya
mulai tumbuh kasar dan berwarna.
e. Fase 16-20 Minggu
Ia mulai dapat bereaksi terhadap suara ibunya. Akar-akar gigi
tetap telah muncul di belakang gigi susu. Tubuhnya ditutupi rambut
halus yang disebut lanugo. Si kecil kini mulai lebih teratur dan
terkoordinasi. Ia bisa mengisap jempol dan bereaksi terhadap suara
ibunya. Ujung-ujung indera pengecap mulai berkembang dan bisa
membedakan rasa manis dan pahit dan sidik jarinya mulai nampak.
f. Fase 20-24 Minggu
Pada saat ini, ternyata besar tubuh si kecil sudah sebanding
dengan badannya. Alat kelaminnya mulai terbentuk, cuping hidungnya
terbuka, dan ia mulai melakukan gerakan pernapasan. Pusat-pusat
tulangnya pun mulai mengeras. Selain itu, kini ia mulai memiliki
waktu-waktu tertentu untuk tidur.
g. Fase 24-28 Minggu
Di bawah kulit, lemak sudah mulai menumpuk, sedangkan di kulit
kepalanya rambut mulai bertumbuhan, kelopak matanya membuka,
dan otaknya mulai aktif. Ia dapat mendengar sekarang, baik suara dari
dalam maupun dari luar (lingkungan). Ia dapat mengenali suara ibunya
dan detak jantungnya bertambah cepat jika ibunya berbicara. Atau
boleh dikatakan bahwa pada saat ini merupakan masa-masa bagi sang
janin mulai mempersiapkan diri menghadapi hari kelahirannya.
h. Fase 28-32 Minggu
Walaupun gerakannya sudah mulai terbatas karena beratnya yang
semakin bertambah, namun matanya sudah mulai bisa berkedip bila
melihat cahaya melalui dinding perut ibunya. Kepalanya sudah
mengarah ke bawah. Paru-parunya belum sempurna, namun jika saat
ini ia terlahir ke dunia, si kecil kemungkinan besar telah dapat
bertahan hidup.
i. Fase 32-36 Minggu
Kepalanya telah berada pada rongga panggul, seolah-olah
“mempersiapkan diri” bagi kelahirannya ke dunia. Ia kerap berlatih
bernapas, mengisap, dan menelan. Rambut-rambut halus di sekujur
tubuhnya telah menghilang. Ususnya terisi mekonium (tinja pada bayi
baru lahir) yang biasanya akan dikeluarkan dua hari setelah ia lahir.
Saat ini persalinan sudah amat dekat dan bisa terjadi kapan saja.

5. Klasifikasi kehamilan
Menurut Astuti, Susanti dkk (2016) klasifikasi kehamilan meliputi :
Trimester I : 0-13 minggu
Trimester II : 14-28 minggu
Trimester III : 28-40 minggu
6. Komplikasi pada kehamilan
Komplikasi pada kehamilan menurut Cunningham (2013) adalah sebagai
berikut :
a. Hiperemesis Gravidarum
Hiperemesis Gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan
pada wanita hamil sampai menggangu pekerjaan sehari-hari karena
keadaan umunya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi.
b. Pre-eklampsia
Pre-eklamsi adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi,
oedema, dan proteinuria yang timbul karena kehamilan.
c. Kekurangan Energi Kronis
Kekurangan Energi Kronis adalah kekurangan energi yang telah
berlangsung lama (beberapa bulan/tahun) dengan ditandai berat badan
kurang dari 40 kg atau tampak kurus dan LILA nya kurang dari 23,5
cm.
d. Abortus
Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat
hidup diluar kandungan.
e. Kehamilan Ektopik Terganggu
Kelainan Letak adalah kehamilan dengan hasil konsepsi
berimplementasi diluar endometrium rahim.
f. Kehamilan Ganda
Kehamilan Ganda adalah kehamilan dua janin atau lebih.

B. Konsep Dasar Antenatal Care


1. Pengertian Antenatal Care (ANC)
Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) merupakan asuhan pada ibu
hamil yang dilakukan oleh tenga kesehatan yang meliputi fisik dan mental
untuk mendapatkan ibu dan bayi yang sehat selama masa kehamilan, masa
persalinan, dan masa nifas (Astuti,Susanti,dkk 2016)
Menurut Padila (2014) pemeriksaan kehamilan merupakan
pemeriksaan ibu hamil baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu
dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan
mereka post partum sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental.
Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke
bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk
mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Pada setiap kunjungan
Antenatal Care (ANC), petugas mengumpulkan dan menganalisis data
mengenai kondisi ibu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk
mendapatkan diagnosis kehamilan intrauterine serta ada tidaknya masalah
atau komplikasi (Astuti, Susanti, dkk 2016)
2. Tujuan Antenatal Care (ANC)
a. Tujuan Umum
1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu
dan tumbuh kembang janin.
2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal dan
sosial ibu dan bayi.
3) Mengenal secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi
selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan
dan pembedahan.
4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan
selamat ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan
pemberian ASI Eksklusif.
6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran
bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.
7) Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.
Menurut pedoman ANC terpadu Kemenkes (2010) tujuan
Antenatal Care (ANC) adalah untuk memenuhi hak setiap ibu
hamil memperoleh pelayanan antenatal yang berkualitas, sehingga
mampu menjalani kehamilan dengan sehat, bersalin dengan
selamat, dan melahirkan bayi yang sehat.
b. Tujuan Khusus
1) Mengenali dan mengobati penyulit-penyulit yang mungkin diderita
sedini mungkin.
2) Menurunkan angka morbilitas ibu dan anak.
3) Memberikan nasihat-nasihat tentang cara hidup sehari-hari dan
keluarga berencana, kehamilan, persalinan, nifas dan laktasi.
Menurut Astuti, Susanti, dkk (2016) tujuan Antenatal Care (ANC)
adalah menyediakan pelayanan antenatal terpadu, komprehensif, dan
berkualitas, termasuk konseling kesehatan dan gizi ibu hamil, serta
konseling KB dan Pemberian ASI.
3. Standar Asuhan Kebidanan
Menurut Depkes (2009) pelayanan / standar minimal dalam asuhan
kehamilan "10T",meliputi :
a. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
Pertambahan berat badan yang normal pada ibu hamil yaitu
berdasarkan masa tubuh (BMI) dimana metode ini menentukan
pertambahan berat badan optimal selama masa kehamilan. Total
peningkatan berat badan pada kehamilan yang normal yaitu 11,5 – 16
kg. (Yeyeh, 2010). Sedangkan menurut Kusumahati (2012)
peningkatan BB selama hamil 6,5 – 16,5 kg, rata-rata 12,5kg.
Pertambahan berat badan ibu selama kehamilan mempengaruhi berat
badan bayi.
b. Ukur tekanan darah
Tekanan darah perlu diukur untuk mengetahui perbandingan nilai
dasar selam a masa kehamilan, tekanan darah yang adekuat perlu
untuk mempertahankan fungsi plasenta, tetapi tekanan darah sistolik
140 mmHg atau diastolik 90 mmHg pada saat awal pemeriksaan dapat
mengindikasi potensi hipertensi.
c. Nilai status gizi ( ukur lingkar lengan atas
d. Pemberian tablet zat besi, minum 90 tablet selama kehamilan
Pemberian tablet zat besi pada ibu hamil (Fe) adalah mencegah
defisiensi zat besi pada ibu hamil, bukan menaikan kadar hemoglobin.
Ibu hamil dianjurkan meminum tablet zat besi yang berisi 60 mg/hari
dan 500 µg (FeSO4 325 mg) . Kebutuhannya meningkat secara
signifikan pada trimester II karena absorpsi usus yang tinggi. Tablet
Fe dikonsumsi minimal 90 tablet selama kehamilan, sebaiknya tidak
minum bersama teh atau kopi karena akan menganggu penyerapan
(Pantikawati, 2010).
e. Ukur tinggi fundus uteri
Apabila usia kehamilan dibawah 24 minggu pengukuran dilakukan
dengan jari, tetapi apabila kehamilan di atas 24 minggu memakai
pengukuran mc donald yaitu dengan cara mengukur tinggi fundus
memakai cm dari atas simfisis ke fundus uteri kemudian ditentukan
sesuai rumusnya.
f. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin ( DJJ )
g. Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi tetanus
toksoid, (bila di perlukan)
Pemberian imunisasi tetanus toxoid pada kehamilan umunya diberikan
2 kali saja, imusisasi pertama diberikan pada usia kehamilan 16
minggu untuk yang kedua diberikan 4 minggu kemudian. Akan tetapi
untuk memaksimalkan perlindungan maka dibentuk program jadwal
pemberian imunisasi pada ibu hamil, yaitu:
a) TT1 : pada kunjungan antenatal pertama, perlindungan 80%
b) TT2 : 4 minggu setelah TT1, perlindungan 3 tahun, 95%
c) TT3 : 6 bulan setelah TT2, perlindungan 5 tahun, 99%
d) TT4 : minimal 1 tahun setelah TT3, perlindungan 10 tahun, 99%
e) TT5 : 3 tahun setelah TT4, perlindungan seumur hidup
Artinya apabila dalam waktu 3 tahun wanita tersebut melahirkan,
maka bayi yang dilahirkan akan terlindung dari tetanus neonatorum.
(Rismalinda, 2015)
h. Tes laboratorium ( rutin dan khusus )
i. Tata laksana kasus
j. Temu wicara (konseling), termasuk perencanaan persalinan dan
pencegahan komplikasi serta KB pasca persalinan. (Depkes, 2010).
4. Ruang Lingkup Asuhan Kehamilan
Asuhan kebidanan adalah bantuan yang dilakukan oleh bidan kepada
individu pasien atau kliennya. Pelayanan yang dilakukan oleh bidan pada
tiap individu berdasarkan manajemen kebidanan.Manajemen kebidanan
adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk
mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah,
penemuan-penemuan, keterampilan dalam rangkaian / tahapan yang logis
untuk mengambil suatu keputusan yang berfokus pada klien.
Langkah-langkah Asuhan Kebidanan tersebut sebagai berikut :
Pada langkah pertama ini dilakukan pengumpulan semua informasi
yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi
klien. Pada langkah ini dilakukan pengumpulan data, mengolah data, dan
menganalisis data yang diperoleh dalam bentuk data subyektif, obyektif
dan data penunjang yang akan memberikan gambaran keadaan kesehatan
klien.
a. Data Subjektif
1) Biodata
a) Nama : Nama yang jelas dan lengkap. Bila perlu nama
panggilan sehari-hari.
b) Umur : Dicatat dalam hitungan tahun, sebaiknya juga
ditanyakan tanggal lahir klien. Umur berguna untuk
mengantisipasi diagnosa, masalah kesehatan dan tindakan yang
akan dilakukan bila klien hamil. Pada usia > 35 tahun termasuk
resiko tinggi karena otot-otot dasar panggul tidak elastis lagi
sehingga mudah terjadi penyulit pada waktu persalinan dan
penyakit kehamilan, misalnya : pre-eklamsi. Bila hamil pada
usia < 20 tahun, termasuk resiko tinggi karena fungsi alat
reproduksi belum sempurna dan psikologis ibu masih belum
matur.
c) Agama : Untuk memberikan nasehat sesuai dengan keyakinan
yang dianut dan menghubungi pemuka agama bila dalam
keadaan gawat.
d) Pendidikan : Ditanyakan untuk mengetahui tingkat
intelektualnya, tingkat pendidikan mempengaruhi sikap perilaku
kesehatan seseorang.
e) Pekerjaan suami dan istri : Untuk mengetahui taraf hidup /
sosial ekonomi keluarga. Pekerjaan pasien bisa mempengaruhi
kehamilan, misalnya pekerjaan berat dapat mengakibatkan
keguguran atau prematuritas.
f) Alamat : Mengetahui tempat tinggal klien sehingga mudah
melakukan kunjungan rumah, terutama bagi ibu hamil dengan
resiko tinggi. Selain itu untuk menghindari kekeliruan bila ada
nama yang sama.

2) Riwayat Kehamilan Sekarang


a) Keluhan utama
Adakah keluhan yang dirasakan oleh ibu / klien yang
menyebabkan adanya gangguan yang perlu ditanyakan pada
klien, perihal yang mendorong pasien / klien datang kepada
bidan gerakan janin, apakah ibu merasakan adanya gerakan
janin yang menandakan janin hidup dan aktif bergerak.
b) Riwayat haid, meliputi :
Menarche : ……. Tahun
Siklus haid : ……. hari/bulan, teratur/tidak
Lama haid : ……. Hari
c) Haid yang terakhir (HPHT) untuk menentukan taksiran
persalinan
d) Obat yang dikonsumsi saat atau sebelum hamil
Obat atau jamu akan berpengaruh pada kehamilan, ibu hami
dilarang minum sembarang obat karena dapat mempengaruhi
janinnya.
e) Kekhawatiran khusus
Apakah ibu memiliki kekhawatiran terhadap persalinannya
atau dengan kehamilannya yang mengganggu ibu.
f) Riwayat imunisasi TT
Untuk melindungi ibu dan janin dari bakteri tetanus.
3) Riwayat Kehamilan yang Lalu
a) Kehamilan : jumlah kehamilan
b) Persalinan :
c) Umur kehamilan : Aterm, prematur, imatur, abortus
d) Spontan / buatan (forceps, vacum, sectio caesarea).
e) Berat bayi saat lahir sebelumnya
f) Penolong : Dokter / bidan / dukun
g) Perdarahan : < 500 cc / > 500 cc.
h) Nifas
Mengalami panas, perdarahan dan bagaimana tentang laktasi
anak : Jenis kelamin, hidup / mati, bila meninggal umur berapa,
sebab meninggal.
4) Riwayat Kesehatan
Mengetahui kemungkinan penyakit-penyakit yang menyertai
kehamilan dan dapat mempengaruhi kehamilannya atau kehamilan
memperberat penyakitnya.Riwayat penyakit keluarga, untuk
mengetahui adanya Penyakit keturunan, hipertensi, DM, asma.
Penyakit menular : TBC, hepatitis.
5) Status Sosial Ekonomi
a) Status Pernikahan
Pernikahan keberapa dan sudah berapa lama klien berkeluarga.
b) Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan sekarang
Untuk mengetahui keadaan psikososial dan budaya klien antara
lain:
- Dukungan materiil dan moril yang didapat dari keluarga.
- Pandangan dan penerimaan keluarga terhadap
kehamilannya.
- Kebiasaan-kebiasaan yang menguntungkan kesehatan.
- Pandangan terhadap kehamilan, persalinan dan anak.
c) Riwayat Keluarga Berencana
Perlu dicatat bagi ibu yang mengikuti atau pernah mengikuti
KB, hal ini penting diketahui apakah kehamilan sekarang
direncanakan atau tidak.
d) Pengambilan keputusan dalam keluarga
Untuk mengantisipasi adanya kegawat daruratan dibutuhkan
orang yang dipercaya oleh klien untuk membuat keputusan agar
penanganan lebih cepat dan selamat.

e) Nutrisi
Pada Ibu hamil mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan
nutrisi karena ibu mengalami mual dan muntah yang dpengaruhi
oleh perubahan hormonal, HCG, emosi, penolakan kehamilan.
f) Pola kebiasaan sehari-hari
Apakah ibu dan orang –orang dilingkungan rumah ibu sehat
tidak ada yang merokok, minum minuman keras, dan
mengkonsumsi obat terlarang.
g) Aktifitas
Beban kerja yang dirasakan klien setiap hari apakah berat,
ringan, biasa saja
h) Pola istirahat tidur
Waktu istirahat harus lebih lama + 10-11 jam untuk wanita
hamil. Istirahat hendaknya diadakan pada waktu siang hari.
i) Tempat atau petugas kesehatan yang diinginkan untuk
membantu persalinan
Untuk memudahkan saat persalinan jadi keluarga bisa langsung
membawa pasien ke tempat bersalin misalnya dokter, bidan,
rumah sakit, puskesmas.
b. Data Objektif
1) Keadaan umum : perhatikan apakah ibu saat datang ke tempat
dengan keadaan baik atau tidak
2) Kesadaran ibu : Apakah ibu datang ke tempat klinik dalam
keadaan sadar penuh atau tidak
3) Tinggi badan, berat badan sebelumnya, sekarang, LILA
a) Tinggi badan Ibu hamil dengan tinggi badan kurang dari rata-
rata (< 145 cm) kemungkinan pinggulnya sempit.
b) Berat badan Selama kehamilan trimester I, pertambahan
berat badan + 1-2 kg.
c) LILA : LILA kurang dari 23,5 cm merupakan indikator kuat
status gizi ibu yang kurang / buruk, sehingga beresiko untuk
melahirkan BBLR.
4) Tanda-tanda vital
a) Nadi
Pemeriksaan nadi seharusnya dilakukan dalam keadaan tidur
atau istirahat. Pemeriksaan nadi dapat disertai dengan
pemeriksaan denyut jantung untuk mengetahui adanya pulsus
defisit, yaitu denyut jantung yang tidak cukup kuat untuk
menimbulkan denyut nadi sehingga denyut jantung lebih tinggi
daripada denyut nadi. Normal nadi ibu 60-100 x/menit.
b) Tekanan darah
Metode yang sering digunakan yaitu metode tidak langsung
dengan menggunakan sfignomanometer, secara palpasi atau
auskultasi dengan bantuan stetoskop. Pemeriksaan ini
bertujuan menilai adaya kelainan pada gangguan sistem
kardiovaaskuler. Jika terdapat perbedaan tekanan sistolik pada
saat inspirasi dan ekspirasi lebih dari 10 mmHg, maka dapat
diktakan anak mengalami gangguan pulsus paradoksus yang
memungkinkan terjadinya tamponade jantung, gagal jantung,
dll.

Kategori Sistolik Diastolik


Normal <130 mmHg <85 mmHg
Normal tinggi 130-139 mmHg 85-89 mmHg
HT derajat ringan 140-159 mmHg 90-95 mmHg
HT derajat sedang 160-179 mmHg 100-109 mmHg
HT derajat berat 180-209 mmHg 110-119 mmHg
HT derajat sangat berat ≥ 210 mmHg ≥ 210 mmHg
Sumber : Astuti, Susanti, dkk, 2016

c) Suhu
Pemeriksaan ini dapat dilakukan secara oral, rektal, dan aksila,
digunakan untuk menilai keseimbangan suhu tubuh serta
membantu menentukan diagnosis dini suatu penyakit. Batas
normal 36,5 oC-37,5 oC.
d) Pernapasan
Pemeriksaan ini bertujuan untuk menilai frekuensi pernapasan,
irama, kedalaman dan tipe atau pola pernapasan.

BBL 40-60 x/mnt


Bayi 6 bulan 30-50 x/mnt
Todler 25-32 x/mnt
Anak-anak 20-30 x/mnt
Remaja 16-19 x/mnt
Dewasa 12-20 x/mnt
Sumber : Sarwono Wirohardjo, 2010

5) Pemeriksaan Fisik
a) Kepala dan leher :
- Muka
Kadang-kadang terdapat deposit pigmen pada dahi, pipi
dan hidung yang dikenal dengan chloasma gravidarum,
muka bengkak atau sembab (gejala pre eklamsi) atau
edema, muka tampak pucat.
- Mata
Bentuk simetris, conjungtiva normal, warna merah muda,
bila pucat menandakan anemia, sklera normal berwarna
putih, bila berwarna kuning menandakan itu mungkin
terinfeksi hepatitis, bila merah kemungkinan ada
konjungtivitis, kelopak mata yang bengkak kemungkinan
adanya pre-eklampsi.
- Mulut
Adakah sariawan, bagaimana kebersihannya. Dalam
kehamilan sering timbul stomatitis dan ginggivitis yang
mengandung pembuluh darah dan mudah berdarah, maka
perlu perawatan mulut agar selalu bersih.
b) Gigi
Adanya karies dan keropos yang menandakan ibu kekurangan
kalsium. Saat hamil sering terjadi caries yang berkurang
dengan emesis, hiperemesis gravidarum. Adanya kerusakan
gigi dapat menjadi sumber infeksi.
c) Leher
- Adakah pembesaran vena jugularis.
- Adakah pembesaran kelenjar thyroid.
- adakah nyeri saat menelan
d) Dada
- Jantung : Bunyi jantung regular atau ireguler
- Paru paru : Adakah Ronchi atau wheezing
e) Payudara
Payudara menjadi lebih besar, bentuk dan ukuran simetris atau
tidak, areola payudara makin hiperpigmentasi, glandula
montgomery makin nampak, pengeluaran ASI belum
berlangsung karena prolaktin belum berfungsi karena
hambatan PIH (Prolacting Inhibiting Hormone) untuk
mengeluarkan ASI.
f) Abdomen
Lihatlah bentuk pembesaran perut (melintang, memanjang,
asimetris) adakah linea alba nigra, adakah striae gravidarum,
adakah bekas luka operasi, adakah tampak gerakan janin,
rasakan juga dengan pemeriksaan raba adanya pergerakan
janin. Tentukan apakah pembesaran perut sesuai dengan umur
kehamilannya. Pertumbuhan janin dinilai dari tingginya
fundus uteri. Semakin tua umur kehamilan, maka semakin
tinggi fundus uteri. Namun pada umur kehamilan 9 bulan
fundus uteri akan turun kembali karena kepala telah turun atau
masuk ke panggul. Pada kehamilan 12 minggu, tinggi fundus
uteri biasanya sedikit diatas tulang panggul. Pada kehamilan
24 minggu fundus berada di pusat. Secara kasar dapat dipakai
pegangan bahwa setiap bulannya fundus naik 2 jari tetapi
perhitungan tersebut sering kurang tepat karena ukuran jari
pemeriksa sangat bervariasi. Agar lebih tepat dianjurkan
memakai ukuran tinggi fundus uteri dari simfisis pubis dalam
sentimeter dengan pedoman sebagai berikut:

Umur Kehamilan Tinggi Fundus Uteri


20 Minggu 20 cm
24 Minggu 24 cm
28 Minggu 28 cm
32 Minggu 32 cm
36 Minggu 34 – 46 cm
Sumber : Suryati Romauli, 2011

Pada kunjungan pertama, tingginya fundus dicocokkan dengan


perhitungan umur kehamilan hanya dapat diperkirakan dari
hari pertama haid (HPHT). Bila HPHT tidak diketahui maka
umur kehamilan hanya dapat diperkirakan dari tingginya
fundus uteri. Pada setiap kunjungan, tingginya fundus uteri
perlu diperiksa untuk melihat pertumbuhan janin normal,
terlalu kecil atau terlalu besar.

- Leopold
 Pemeriksaan leopold I
Untuk menentukan bagian janin yang berada paling
atas fundus uteri. Jika kepala janin yang berada di
fundus, maka palpasi akan teraba bagian bulat, keras
dan dapat digerakkan (balotemen). Jika bokong yang
terletak di fundus, maka pemeriksa akan meraba
suatu bentuk yang tidak spesifik, lebih besar dan
lebih lunak dari kepala, tidak dapat digerakkan, serta
fundus terasa penuh. Pada letak lintang palpasi
didaerah fundus akan terasa kosong

 Pemeriksaan Leopold II
Untuk menentukan bagian janin yang berada pada
kedua sisi uterus, letak dan posisi janin. Bagian
bokong janin akan teraba sebagai suatu benda yang
keras pada beberapa bagian lunak dengan bentuk
teratur,sedangkan bila teraba adanya bagian –
bagian kecil yang tidak teratur mempunyai banyak
tonjolan serta dapat bergerak dan menendang, maka
bagian tersebut adalah kaki, lengan atau lutut. Bila
punggung janin tidak teraba di kedua sisi mungkin
punggung janin berada pada sisi yang sama dengan
punggung ibu (posisi posterior) atau janin dapat
pula berada pada posisi dengan punggung teraba
disalah satu sisi.

 Pemeriksaan Leopold III


Untuk menentukan presentasi bagian janin apa yang
berada pada bagian bawah. Bila bagian janin dapat
digerakkan kearah cranial ibu, maka bagian
terbawah dari janin belum melewati pintu atas
panggul. Bila kepala yang berada dibagian
terbawah, coba untuk menggerakkan kepala. Bila
kepala tidak dapat digerakkan lagi, maka kepala
sudah “engaged” bila tidak dapat diraba adanya
kepala atau bokong, maka letak janin adalah
melintang.
 Pemeriksaan Leopold IV
Untuk menentukan presentasi dan “engangement”.
Menentukan seberapa jauh bagian janin tersebut
masuk melalui pintu atas panggul.

- Pemeriksaan denyut jantung janin.


Denyut jantung janin menunjukkan kesehatan dan posisi
janin terhadap ibu. Dengarkan denyut jantung janin
(DJJ) sejak kehamilan 20 minggu. Jantung janin
biasanya berdenyut 120-160 kali permenit. Tanyakan
kepada ibu apakah janin sering bergerak, katakana pada
ibu bahwa DJJ telah dapat didengar. Mintalah ibu segera
bila janinnya berhenti bergerak. Bila sampai umur
kehamilan 28 minggu denyut jantung janin tidak dapat
didengar atau denyutnya lebih dari 160 atau kurang dari
120 kali permenit atau janinnya berkurang gerakannya
atau tidak bergerak, maka ibu perlu segera dirujuk.
g) Genetalia eksterna
- Observasi labia mayora, minora fluor albus (warna dan
baunya), adakah luka varises, cairan yang keluar.
- Genetalia interna : Observasi vagina, portio dan
orificium interna.
h) Rectum
Memastikan apakah ibu memiliki hemoroid atau tidak,
karena dikhawatirkan jika ibu memaksakan melahirkan
normal hemoroid dapat pecah akibat adanya tekanan yang
kuat.

i) CVAT (CostoVertebral Angle Tenderness)


Tepuk punggung di bagian ginjal di bagian punggung
bawah, disekitar T12 dan lumbal 3 dengan bagian sisi
tangan yang dikepalkan. Bila ibu merasa nyeri, mungkin
terdapat gangguan pada ginjal atau salurannya atau kurang
minum air mineral.
j) Ekstremitas
Observasi keadaan tangan terutama telapak tangan dan
kuku, apakah tampak pucat atau sianosis.
k) Kaki
Observasi dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya
kelainan seperti varices dan oedema. Palpasi dilakukan
untuk menentukan derajat varices atau oedema.
l) Reflek patella
Tendon dibawah lutut/ patella. Dengan menggunakan
hammer ketuklah tendon pada lutut bagian depan.
Tungkai bawah akan bergerak sedikit ketika tendon
diketuk. Bila reflek lutut negative kemungkinan pasien
mengalami kekurangan vitamin B1. bila gerakannya
berlebihan dan cepat maka hal ini mungkin merupakan
tanda pre eklamsi.
6) Pemeriksaan Penunjang
a) Urine albumin
Untuk mengetahui kemungkinan adanya kelainan pada air
kemih, misalnya gejala pre eklampsia, penyakit ginjal, radang
kandung kencing dengan melihat tinggi kadar albumin dalam
urine.
b) Urine reduksi
Untuk mengetahui kadar glukosa dalam urine, sehingga dapat
mendeteksi adanya penyakit DM pada ibu hamil yang
merupakan faktor resiko dalam kehamilan.
c) Haemoglobin
Untuk mendeteksi adanya anemia pada ibu hamil
Anemia Ringan : 10- 9 gr%
Anemia Sedang : 9-8
Anemia Berat : <7
c. Analisis (dentifikasi diagnosa / masalah)
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau
masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah
dikumpulkan. Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan
bidan dalam lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standar
nomenklatur diagnosa kebidanan. Contoh : GI P0 A0 usia kehamilan 8
minggu dengan masalah mual dan muntah.
d. Penatalaksanaan (Menyusun Rencana Asuhan yang menyeluruh)
1) Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah
atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Pada
langkah ini informasi data yang tidak lengkap dapat dilengkapi.
Semua keputusan yang dikembangkan dalam asuhan menyeluruh
ini harus rasional dan benar-benar valid berdasarkan pengetahuan
dan teori yang up to date. Sesuai dengan perubahan yang terjadi
pada ibu hamil secara fisiologis, maka rencana asuhan yang dapat
diberikan harus sesuai kebutuhan.
2) Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan ibu dapat
mengerti tentang penjelasan yang diberikan dengan kriteria :
a) Ibu dapat menjelaskan kembali penjelasan yang diberikan
bidan yaitu hasil pemeriksaan kehamilan dan penyuluhan yang
diberikan.
b) Ibu lebih kooperatif.
c) Ibu mengatakan mau melaksanakan anjuran yang diberikan.
3) Rencana :
a) Jelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan kehamilannya.
Rasional : Dengan penjelasan yang diberikan kepada ibu
diharapkan ibu lebih kooperatif untuk memeriksakan
kehamilannya kepada petugas kesehatan.
b) Beri penyuluhan tentang gizi, personal hygiene, istirahat.
Rasional : Dengan penyuluhan diharapkan pengetahuan ibu
bertambah sehingga kebutuhan akan nutrisi dapat terpenuhi
bagi ibu dan bagi pertumbuhan janin. Ibu dapat menjaga
kebersihan dan mendapatkan cukup istirahat sehingga dapat
mempersiapkan untuk menghadapi proses persalinannya.
c) Sarankan senam hamil jika umur kehamilan >30 belum ada
penurunan kepala
d) Observasi tanda-tanda vital.
Rasional : Deteksi dini terhadap komplikasi yang dapat terjadi
selama hamil dan sampai saat persalinan.
e) Berikan terapi (vitamin / obat) B6 dan Fe.
Rasional : Fe 200 mg mengandung vitamin yang diperlukan
untuk pembentukan darah janin dan persediaan ibu sebagai
cadangan untuk menggantikan darah yang hilang waktu
persalinan (mempertahankan kadar Hb). B6 mengandung
pyridoxine untuk menurunkan kemungkinan gangguan gastric
yang disebabkan oleh efek asam hidroklorid pada lambung
yang kosong atau peningkatan sensitivitas.
f) Motivasi ibu untuk kontrol kehamilannya.
Rasional : Deteksi perkembangan janin, kesehatan ibu dan
kelainan / komplikasi yang timbul.
g) Sarankan untuk konsultasi ke dokter kandungan bila ada
indikasi
h) Kesepakatan kunjungan ulang atau bila ibu memiliki keluhan
tentang kehamilannya.
C. Anemia pada Ibu Hamil
1. Pengertian
Anemia adalah suatu keadaan adanya penurunan kadar hemoglobin,
hematokrit dan jumlah eritrosit dibawah nilai normal. Pada penderita
anemia, lebih sering disebut kurang darah, kadar sel darah merah merah
(Hemoglobin/HB) dibawah nilai normal. Penyebab anemia bisa karena
kurangnya zat gizi untuk pembentukan darah, misalnya zat besi, asam
folat, dan vitamin B12, tetapi sering terjadi adalah anemia karena
kekurangan zat besi (Addo Abena, 2013).
Anemia defisiensi zat besi adalah anemia yang disebabkan oleh
kurangnya zat besi dalam tubuh, sehingga kebutuhan zat besi untuk
eritropoesis tidak cukup, yang ditandai dengan gambaran sel darah merah
hipokrom-mikrositer, kadar besi serum (serum iron) dan jumlah jenuh
transferin menurun, kapasitas ikat besi total meninggi dan cadangan besi
dalam sumsum tulang serta tempat yang lain sangat kurang atau tidak ada
sama sekali (Addo Abena, 2013).
Banyak faktor yang dapat menyebabkan timbulnya anemia defisiensi
besi, antara lain kurangnya asupan zat besi dan protein dari makanan,
adanya gangguan absorpsi di usus, peredaran akut maupun kronis, dan
meningkatnya kebutuhan zat besi seperti pada wanita hamil, masa
pertumbuhan dan masa penyembuhan dari penyakit.
2. Tanda dan Gejala Anemia Pada Ibu Hamil
Gejala yang khas pada anemia jenis ini adalah kuku menjadi rapuh dan
menjadi cekung sehingga mirip seperti sendok, gejala seperti ini disebut
koilorika. Selain itu, anemia jenis ini juga mengakibatkan permukaan
lidah menjadi licin, dinama hal ini karena adanya peradangan pada sudut
mulut dan nyeri pada saat menelan. Gejala anemia pada ibu hamil yang
paling sering dijumpai yaitu cepat lelah, sering pusing, mata berkunang–
kunang , malaise, lidah luka, nafsu makan turun, konsentrasi hilang dan
nafas pendek jika sudah parah (Addo Abena, 2013).
Bila kadar Hb < 7gr% maka gejala dan tanda anemia akan jelas. Nilai
ambang batas yang digunakan untuk menentukan status anemia ibu hamil
berdasarkan kriteria WHO ditetapkan 3 kategori yaitu:
a. Normal : ≥11 gr/dl
b. Anemia ringan : 9-10 gr/dl
c. Anemia sedang : 7-8 gr/dl
d. Anemia berat : < 7 gr/dl
3. Dampak Anemia pada kehamilan
Anemia pada ibu hamil bukan tanpa risiko, tingginya angka kematian
ibu berkaitan erat dengan anemia. Anemia menyebabkan rendahnya
kemampuan jasmani karena sel-sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan
asupan oksigen. Pada wanita hamil, anemia meningkatkan frekuensi
komplikasi pada kehamilan dan persalinan. Risko kematian maternal,
angka prematuritas, berat badan bayi lahir rendah, dan angka kematian
perinaal meningkat. Perdarahan antepartum dan post partum sering
dijumpai pada wanita yang anemis dan lebih sering berakibat fatal, sebab
wanita yang anemis tidak dapat mentelolir kehilangan darah (Addo
Abena, 2013).
D. Media Video
Media merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pembelajaran
(Mantasiah, 2016). Melalui media video, pembelajaran lebih menarik dan
menyenangkan. Aspek penting penggunaan media video adalah membantu
memperjelas materi, maka media berperan sebagai alat bantu untuk
memperjelas pesan yang disampaikan dalam proses belajar mengajar.
(Mantasiah, 2016) dikutip dari ((Hardianti and Asri, 2017).
Keunggulan penyuluhan dengan media ini adalah dapat memberikan
realita yang mungkin sulit direkam kembali oleh mata dan pikiran sasaran,
dapat memicu diskusi mengenai sikap dan perilaku, efektif untuk sasaran yang
jumlahnya relatif penting dapat diulang kembali, mudah digunakan dan tidak
memerlukan ruangan yang gelap. Sementara kelemahan media ini yaitu
memerlukan sambungan listrik, peralatannya berisiko untuk rusak, perlu
adanya kesesuaian antara kaset dengan alat pemutar, membutuhkan ahli
profesional agar gambar mempunyai makna dalam sisi artistik maupun materi,
serta membutuhkan banyak biaya. (Notoatmodjo, 2012b)
Video mempunyai kelebihan maupun kekurangan, diantaranya adalah a)
kelebihan video (video dapat dipakai dalam jangka waktu yang panjang dan
kapan pun jika materi yang terdapat dalam video ini masih relevan dengan
materi yang ada; video merupakan media pembelajaran yang menyenangkan;
video mampu membantu peserta didik dalam memahami materi pembelajaran
dan membantu guru dalam proses pembelajaran; video pembelajaran dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat luas dan mudah diakses); b) kekurangan video
( Memerlukan waktu yang panjang dalam proses pembuatannya; Video hanya
dapat dipergunakan dengan bantuan komputer dan memerlukan bantuan
proyektor dan speaker saat digunakan pada proses pembelajaran; dalam
pembuatan video memerlukan biaya yang cukup besar) (Johari, 2014) dikutip
dari (Apriansyah, 2020)
Adapun kelebihan dan kekurangan video antara lain adalah a) Kelebihan
video (Menjelaskan suatu keadaan nyata dari suatu proses, fenomena atau
kejadian; sebagai bagian terintegrasi dengan media lain seperti teks gambar;
cocok untuk mengerjakan materi dalam rana perilaku atau psikomotorik;
kombinasi audio video lebih efektif dan cepat dalam menyampaikan pesan
dibanding media teks; menunjukan dengan jelas suatu langkah prosedural); b)
Kekurangan video (Video tidak detail dalam penjelasan materi dikarenakan
peserta didik harus mampu mengingat dari setiap scane ke scane; belajar
dengan video dianggap lebih mudah dibandingkan dengan teks sehingga
peserta didik kurang untuk lebih aktif dakan berinteraksi dengan materi)
(Munir, 2014) dikutip dari (Apriansyah, 2020)
Pada praktik kali ini video dibuat oleh penulis sendiri dan dibantu oleh
teman penulis. Video ini tentang persiapan persalinan yang berdurasi 8 menit 45
detik. Video ini dibuat berdasarkan materi yang penulis dapatkan dari berbagai
sumber dan fokus membahas persiapan persalinan seperti calon pendonor darah,
tempat bersalin, dan lain-lain. Lalu penulis buat semenarik mungkin dengan
bantuan instrumen ringan yang easy listening dipadukan dengan suara dari
penulis sendiri dan dengan gambar yang menarik.
BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN PADA NY. C 33 TAHUN G4P3A0


USIA KEHAMILAN 31-32 MINGGU DENGAN ANEMIA RINGAN

Hari, tanggal : Kamis, 04 November 2021


Waktu : Pukul 13.00 WIB
Tempat : Poned Puskesmas Watubelah

A. Data Subjektif
1. Identitas Pasien
Istri Suami
Nama : Ny. C Tn. D
Umur : 33 Tahun 35 Tahun
Agama : Islam Islam
Pendidikan : S1 SMA
Pekerjan : Guru TNI
Alamat : Tukmudal

2. Riwayat Kehamilan Sekarang


Ibu datang ke Poned bersama suami untuk memeriksakan
kehamilannya. Ini merupakan kehamilan keempat, mengeluh agak sakit area
pinggang dan kram di paha bagian belakang. HPHT : 26-03-2021. TP : 31-
12-2021. Siklus menstruasi lancar 28 hari dalam batas normal. Ibu sering
merasakan gerakan janin. Ibu juga mengetahui tanda-tanda bahaya pada
kehamilan. Ibu tidak mengonsumsi obat warung dan jamu. Ibu rutin
mengonsumsi tablet fe. Status imunisasi TT1. Melakukan 3x ANC di
dr.SpOG, 1x ANC di puskesmas dan Melakukan USG 3x di dr.SpOG.

3. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu


Ini merupakan kehamilan yang keempat, tidak pernah mengalami
keguguran. Anak pertama lahir spontan di bidan berjenis kelamin perempuan,
usia 11 tahun dengan berat lahir 2900 gram. Anak kedua lahir spontan di
bidan berjenis kelamin laki-laki, usia 8 tahun dengan berat lahir 3000 gram.
Anak terakhir lahir spontan di bidan berjenis kelamin laki-laki, usia 6 tahun
dengan berat lahir 3100 gram. Tidak ada masalah pada kehamilan, persalinan,
dan nifas yang lalu.

4. Riwayat kesehatan
Ibu tidak memiliki riwayat penyakit berat seperti jantung, asma,
malaria, hipertensi, diabetes, dll. Selama kehamilan ibu tidak pernah di rawat
di rumah sakit.

5. Status sosial ekonomi


Status pernikahan ibu yang pertama, lamanya 12 tahun, dan usia
menikah 22 tahun. Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan ibu baik.
Sebelumnya menggunakan KB IUD selama 5 tahun. Pengambilan keputusan
utama adalah ibu dan suami. Pola makan ibu teratur 2x sehari dengan menu
yang bervariasi dengan gizi yang seimbang dan tidak ada pantangan. Pola
istirahat ibu cukup. Ibu dan keluarga tidak ada yang merokok. Beban kerja
yang dialami ibu sedang. Hubungan suami istri tidak ada keluhan. Calon
pendonor darah adalah keluarga. Ibu memiliki BPJS dan berencana lahir di
bidan.

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Compos Mentis
c. TTV : TD : 110/80 MmHg
Nadi : 78 x/menit
Pernapasan : 22 x/menit
Suhu : 36,8˚C
d. Antropometri : TB : 155 cm
BB : 65 kg
Lila : 26 cm
e. Kepala dan leher
Wajah : Tidak ada oedeme
Mata : Konjungtiva pucat, sclera tidak kuning
Mulut : Terdapat karies gigi dan gusi sedikit pucat
Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, vena
jugularis, dan pembesaran pembluh limfe.
f. Dada
Jantung : Irama jantung regular
Paru-paru : Tidak ada bunyi rochi dan wheezing
g. Payudara : Bentuk dan ukuran payudara simetris, kedua puting
menonjol tidak ada benjolan dan nyeri tekan. Tidak
ada
retraksi dan dimpling sign. Belum ada kolostrum.
h. Abdomen : Tidak ada bekas luka operasi, letak memanjang, TFU :
26 cm, posisi punggung kanan, DJJ: 145x/m,
presentasi kepala.
i. Genetalia : Tidak dilakukan pemeriksaan dan dalam batas normal.
Tidak ada keputihan.
j. Ekstremitas atas dan bawah
Ekstremitas atas : Tidak ada oedeme, kuku tidak pucat
Ekstremitas bawah : Tidak ada eodeme, kuku tidak pucat, tidak ada
varises,
reflek patella +/+
k. CVAT : Tidak ada nyeri tekan kanan dan kiri
l. Anus : Tidak ada hemoroid

2. Data Penunjang
Laboratorium : HB : 8,7 gr/dl (23 oktober 2021)
Goldar : A

C. Analisis
Ny. C 33 tahun G4P3A0 gravida 31-32 minggu dengan anemia sedang. Keadaan
umum ibu dan janin baik

D. Penatalaksanaan
1. Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga ; ibu dan keluarga
kooperatif
2. Melakukan inform consent, ibu menyetujuinya
3. Memberitahukan hasil pemeriksaan, ibu mengetahui.
4. Memberi KIE tentang :
- Cara tidur dan duduk pada ibu hamil, ibu paham.
- Pentingnya mengonsumsi tablet fe, ibu bersedia mengonsumsi rutin 2x
sehari
- Persiapan persalinan, ibu paham.
- Persiapan persalinan rujukan, ibu paham
5. Memberitahu ibu untuk melakukan pemeriksaan lab segera, ibu bersedia.
6. Menjadwalkan kunjungan ulang pada tanggal 11 November 2021 atau bila
ada indikasi, ibu setuju dan bersedia datang.

Cirebon, 04 november 2021


Mahasiswa

Dara Linggar A.P

BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam studi kasus ini penulis akan membahas mengenai asuhan kebidanan
pada kehamilan Ny.C yang dalam pelaksanaannya sesuai dengan jadwal Praktik
Profesi Bidan Stase 3 tentang Kehamilan
Dalam studi kasus ini penulis akan membahas dan membandingkan antara
teori dari beberapa jurnal dengan keadaan Ny.C mengenai asuhan kebidanan
kehamilan di lapangan mulai dari pengkajian sampai dengan pelaksanaan asuhan
kebidanan kehamilan pada Ny.C 33 Tahun G4P3A0 Gravida 31-32 minggu di PONED
Watubelah pada tanggal 04 November 2021. Asuhan ini diberikan untuk
mengidentifikasi potensi risiko untuk ibu, janin dan kehamilan, dan mendidik wanita
tentang risiko ini, pilihan untuk intervensi dan manajemen. Serta, memulai intervensi
untuk mendapatkan anjuran yng optimal bagi ibu dan janinnya, melalui konseling,
motivasi, optimasi penyakit dan rujukan spesialis jika ditemukan kelainan.
Pada dasarnya pelaksanaan asuhan kebidanan kehamilan pada Ny.C di
lapangan hampir sama dengan teori yang diperoleh, mulai dari pengkajian sampai
dengan pelaksanaan asuhan kebidanan yaitu pemeriksaan lengkap head to toe.
Ny.C datang ke Poned Puskesmas Watubelah mengatakan ingin
memeriksakan kehamilannya. menurut Padila (2014) pemeriksaan kehamilan
merupakan pemeriksaan ibu hamil baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu
dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka
sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental. Kunjungan Ante Natal Care
(ANC) dilakukan sesuai jadwal yang telah ditentukan. Sesuai dengan teori menurut
Kemenkes RI (2010) kunjungan Ante Natal Care adalah pelayanan kesehatan kepada
ibu hamil sedikitnya 4 kali yaitu: Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah sedini
mungkin ketika haidnya terlambat 1 bulan, periksa ulang 1x sebulan pada trimester
pertama (kehamilan 3 bulan), periksa ulang 2x sebulan pada trimester kedua
(kehamilan 6 bulan), periksa ulang setiap minggu sesudah kehamilan 6 bulan sampai
9 bulan. Jika dilihat dari teori, kunjungan yang dilakukan oleh Ny. C sudah memasuki
trimester ketiga yaitu satu minggu sekali memeriksakan kehamilannya ke fasilitas
kesehatan.
Ny.C mengeluh pinggang sakit dan area paha bawah terkadang kram.
Menurut Astuti (2016) tentang ketidak nyaman trimester III antara lain pusing, perut
bagian bawah sakit, pinggang sakit. Hal tersebut merupakan perubahan fisiologis
pada trimester III.
Jika dilihat dari tanggal HPHT Ny. C yaitu tanggal 26-3-2021 dengan dengan
tanggal taksiran persalinan pada tanggal 31-12-2021, jika dilihat dari HPHT usia
kehamilan Ny. C sudah memasuki minggu ke 31-32 atau sudah memasuki trimester
ke III. Hal ini sesuai dengan klasifikasi kehamilan menurut Astuti, Susanti dkk (2016)
meliputi trimester I (0-13) minggu, trimester II 14-28 minggu, trimester III 28-40
minggu. Perkembangan pertumbuhan janin menurut Astuti, Susanti, dkk (2016) yang
terbagi menjadi beberapa fase usia kehamilan, sesuai dengan usia kehamilan dari Ny.
S yaitu 30-31 minggu yang dalam teori termasuk kedalam fase 28-32 minggu
dikatakan bahwa walaupun gerakannya sudah mulai terbatas karena beratnya yang
semakin bertambah, namun matanya sudah mulai bisa berkedip bila melihat cahaya
melalui dinding perut ibunya. Kepalanya sudah mengarah ke bawah. paru-parunya
belum sempurna, namun jika saat ini ia terlahir ke dunia, si kecil kemungkinan besar
telah dapat bertahan hidup. Jadi, dapat dikatakan bahwa pada usia kehamilan saat ini
keadaan bayi sudah mempersiapkan diri untuk kelahirannya agar saat memasuki fase
usia kehamilan 32-36 minggu siap untuk penurunan ke daerah panggul ibunya.

Di data objektif ditemukan semua dalam keadaan normal, dari ujung rambut
hingga ujung kaki. Semua dalam batas normal. Dari hasil pemeriksaan yang
dilakukan sesuai dengan standar asuhan minimal menurut Depkes (2009) yaitu "10T",
yang meliputi : 1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan 2)   Ukur tekanan
darah 3)  Nilai status gizi ( ukur lingkar lengan atas) 4)  Pemberian tablet zat besi,
minum 90 tablet selama kehamilan 5)  Ukur tinggi fundus uteri 6) Tentukan
presentasi janin dan denyut jantung janin ( DJJ ) 7) Skrining status imunisasi tetanus
dan berikan imunisasi tetanus toksoid, (bila di perlukan) 8) Tes laboratorium ( rutin
dan khusus ) 9) Tata laksana kasus 10) Temu wicara (konseling), termasuk
perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi serta KB pasca persalinan.

Namun dalam pemeriksaan Haemoglobin (HB) Ny.C diperoleh HB 8,7 gr% .


Dengan hasil pemeriksaan HB 8,7 gr% bahwa Ny. C mengalami anemia sedang
karena Ibu hamil dikatakan anemia sedang jika hemoglobin darahnya 7-8 gr. Apabila
dilihat dari pemeriksaan fisik tidak diperoleh tanda-tanda anemia, namun pada data
subjektif ibu mengatakan bahwa minggu lalu diberikan fe untuk diminum 2 x sehari
namun ibu hanya minum terkadang 1x sehari. Dengan ibu jarang menkonsumsi tablet
Fe ini bisa jadi salah satu penyebab ibu mengalami anemia sedang. Menurut
Rismalinda (2015) tablet Fe diberikan selama kehamilan, dimaksudkan untuk
memberikan tambahan asupan Fe untuk pembentukan sel darah merah untuk
mengangkut oksigen dan nutrisi bagi ibu dan janin. Ketika masa kehamilan, ibu
cenderung memerlukan tambahan asupan Fe untuk memastikan bahwa ibu dan janin
tidak mengalami anemia.Tujuan pemberian tablet Fe adalah untuk memenuhi
kebutuhan pada ibu hamil karena pada masa kehamilan kebutuhan meningkat.
Dimulai dengan memberikan satu kali sehari untuk ibu hamil tidak anemia dan dua
kali sehari untuk ibu hamil dengan anemia. Tablet Fe minimal diberikan 90 tablet
selama hamil. Tablet besi sebaiknya tidak di minum bersama teh atau kopi karena
mengganggu penyerapan. Cara agar ibu tidak merasa mual ketika meminum obat Fe
bisa di minum bersama air jeruk atau air yang mengandung vitamin C dan waktu
untuk minum tablet Fe pada malam hari atau sebelum tidur. Ada kesenjangan yang
dilakukan penulis yaitu ibu tidak diberikan tablet Fe.

Faktor lain terjadinya anemia bisa karena pola nutrisi ibu hamil yang tidak
teratur atau kurang tepat dalam pengolahan makanannya. Kelemahan disini penulis
tidak menggali secara fokus bagaimana pola nutrisi ibu dan cara mengolah makanan.
Beban kerja sehari-hari dapat mempengaruhi pola istirahat ibu hamil yang dapat
menyebabkan ibu mengalami anemia. Dalam kasus ini beban pekerjaan sehari-hari
ibu dirasa sedang karena ibu bekerja dan mengurus rumah tangga.

Analisa yang tepat untuk keadaan Ny. C adalah Ny. C 33 Tahun G4P3A0
Gravida 31-31 minggu dengan anemia sedang, keadaan umum ibu dan janin baik. Di
penalataksanan penulis memberikan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) Melalui
Media Video. Dengan menggunakan media video, pembelajaran lebih menarik dan
menyenangkan. Aspek penting penggunaan media video adalah membantu
memperjelas materi, maka media berperan sebagai alat bantu untuk memperjelas
pesan yang disampaikan dalam proses belajar mengajar. (Mantasiah, 2016) dikutip
dari ((Hardianti and Asri, 2017). Penulis memberikan KIE dengan media video
tentang persiapan persalinan dan persiapan persalinan rujukan dikarenakan ibu telah
memasuki trimester III yang artinya butuh persiapan persalinan.

Pelaksanaan asuhan kebidanan kehamilan pada Ny C telah dilakukan sesuai


dengan rencana asuhan dan sesuai dengan kondisi dan keadaan pasien. Evaluasi dari
pelaksanaan asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada Ny C yaitu keadaan ibu
dalam batas normal, ibu bersedia mengikuti anjuran bidan

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam makalah berjudul Asuhan


Kebidanan Kehamilan Pada Ny. C usia 33 tahun G4P3A0 gravida 31-32
minggu dengan Anemia Sedang di UPTD Puskesmas Watubelah 2021, di
peroleh kesimpulan bahwa penulis ;
a. Mampu melakukan pengkajian data subjektif secara terfokus pada
Asuhan Kebidanan Pada Ny. C usia 33 tahun G4P3A0 gravida 31-32
minggu di UPTD Puskesmas Watubelah 2021.
b. Mampu melakukan pengkajian data objektif secara terfokus pada
Asuhan Kebidanan Ny. C usia 33 tahun G4P3A0 gravida 31-32 minggu
di UPTD Puskesmas Watubelah 2021.
c. Mampu melakukan analisis yang tepat pada Asuhan Kebidanan Pada
Ny. C usia 33 tahun G 4P3A0 gravida 31-32 minggu dengan anemia
sedang di UPTD Puskesmas Watubelah 2021.
d. Mampu melakukan penatalaksanaan yang tepat sesuai kebutuhan pada
Asuhan Kebidanan Pada Ny. C usia 33 tahun G 4P3A0 gravida 31-32
minggu dengan anemia sedang di UPTD Puskesmas Watubelah 2021.
e. Mampu menganalisis kesenjangan antara teori dan praktik di lapangan
f. Memberdayakan klien atau masyarakat dalam mempersiapkan
kehamilan yang sehat berdasarkan studi literature dan evidence based

B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa dapat mengerti mengenai penatalaksanan pada Ibu
Hamil , mampu menganalisa keadaan ibu hamil dan mengerti tindakan
segera yang harus dilakukan.
2. Bagi Lahan Praktek
Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi lahan praktek dalam
rangka meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan pelaksanan
Asuhan kebidanan.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat bermanfaat dan bisa dijadikan sebagai sumber referensi,
sumber bahan bacaan dan bahan pengajaran yang berkaitan dengan
asuhan kebidanan pada Ibu Hamil.
DAFTAR PUSTAKA

Addo Abena, Elizabeth Robson, dan Christina Oppenheimer. (2013). Patologi Pada
Kehamilan. Jakarta : EGC

Affandi, Brian. (2009). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : YBP-SP

Astuti, Susanti,dkk. (2016). Asuhan Ibu dalam Masa Kehamilan. Jakarta : Penerbit
Erlangga.
Cunningham. (2013). Obstetri Williams. Jakarta : EGC

Departemen Kesehatan RI. (2010). Tujuan Pelayanan Antenatal Care. Jakarta: Dep-
kes 2010
Jannah, Nurul. (2012). Buku ajar Asuhan Kebidanan : Kehamilan. Yogyakarta : CV
Andi OF SET.
Padila. (2014). Keperawatan Maternitas. Yogyakarta : Nuha Medika
Pantiawati, dkk. (2010). Asuhan Kebidanan 1. Jakarta : Nuha Medika
Prawirohardjo, Sarwono. (2010). Ilmu Kebidanan Sarwono Wirohardjo. Jakarta: PT
Bina Pustaka SarwonoWirihardjo
Rismalinda. (2015). Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta : Trans Info Media.
Romauli, Suryati. (2011). Buku Ajar Askeb I: Konsep Dasar Kehamilan. Yogyakarta:
Nuha Medika
Varney, Helen. (2007). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta : EGC

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai