YAYUN FATIMAH
NIM . P07224422140
Puji syukur kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
limpahan Rahmat, Karunia, Taufik dan Hidayah-Nya penyusun dapat
menyelesaikan Laporan Asuhan Kebidanan Dengan Perencanaan Kehamilan
Sehat di Puskesmas Waru. Asuhan Kebidanan Dengan Perencanaan Kehamilan
Sehat ini tidak akan selesai tepat pada waktunya tanpa bantuan dari berbagai
pihak yang telah membantu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan Asuhan
Kebidanan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik
dan saran untuk perbaikan penyusunan yang akan datang.
Semoga Asuhan Kebidanan ini dapat memberikan manfaat bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Agar mahasiswa dapat memberikan Asuhan Kebidanan bedasarkan
pendekatan manajemen kebidanan dengan pendokumentasian SOAP pada
kasus Perencanaan Kehamilan sehat.
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan konsep dasar teori Perencanaan Kehamilan Sehat.
b. Menjelaskan konsep dasar manajemen asuhan kebidanan pada kasus
Perencanaan Kehamilan Sehat berdasarkan 7 langkah Varney
c. Melakukan asuhan kebidanan pada kasus perencanaan kehamilan sehat
dengan pendekatan Varney, yang terdiri dari:
1) Melakukan pengkajian
2) Menginterpretasi data dasar
3) Mengidentifikasi diagnosis/ masalah potensial
4) Mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera
5) Mengembangkan rencana intervensi
6) Melakukan tindakan sesuai dengan rencana intervensi
7) Melakukan evaluasi atas tindakan yang telah dilakukan
d. Mendeskripsikan pelaksanaan asuhan kebidanan pada kasus
Perencanaan Kehamilan Sehat dalam bentuk catatan SOAP
e. Membahas adanya kesenjangan antara teori dan praktik di lapangan
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
b. Kesiapan fisik
Pengaruh fisik juga sangat mempengaruhi proses kehamilan. Tanpa
ada fisik yang bagus, kehamilan kemungkinan tidak akanterwujud dan
bahkan kalau kehamilan itu terwujud, kemungkinan fisik yang tidak
prima akan memengaruhi janin. Oleh karena itu ada beberapa hal yang
harus dilakukan, antara lain:
1) Mulai menata pola hidup
Selain kondisi tubuh, gaya hidup dan lingkungan juga
memengaruhi keprimaan fisik. Akan lebih baik lagi, bila persiapan
fisik ini dilakukan secara optimal kira-kira 6 bulan menjelang
konsepsi.
2) Mencapai berat badan ideal
Berat badan sangat besar pengaruhnya pada kesuburan. Karena
berat badan kurang atau berlebihan, keseimbangan homon dalam
tubuh akan ikut-ikutan terganggu. Akibatnya siklus ovulasi
terganggu. Beratbadan yang jauh dari ideal juga memicu terjadinya
berbagai gangguan kesehatan.
3) Menjaga pola makan
Disiplin membenahi pola makan bukannya tanpa alasan.Karena,
zat-zat gizi akan mengoptimalkan fungsi organ reproduksi,
mempertahankan kondisi kesehatan selama hamil, serta
mempersiapkan cadangan energy bagi tumbuh kembang janin.
Caranya sebagai berikut:
a) Mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang. Masukkan
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air dalam
menu makanan sehari-hari secara bervariasi dan dalam jumlah
yang pas, sesuai kebutuhan.
b) Hindari zat pengawet atau atau tambahan pada makanan,
karena dapat menyebabkan kecacatan pada janin dan alergi.
c) Perbanyak makan-makanan yang segar dan tidak terlalu lama
diolah, sehingga kandungan zat-zat gizinyatidak hilang.
c. Kesiapan Finansial
Persiapan finansial bagi ibu yang akan merencanakan kehamilan
merupakan suatu kebutuhan yang mutlak yang harus disiapkan,
dimana kesiapan finansial atau yang berkaitan dengan penghasilan atau
keuangan yang dimiliki untuk mencukupi kebutuhan selama kehamilan
berlangsung sampai persalinan(Kurniasih, 2012).
Ada beberapa hal yang berkaitan dengan kesiapan finansial,
diantaranya:
1) Sumber keuanganMemiliki anak memang tidak murah. Makanya,
perlu merancang keuangan keluarga sejak jauh-jauh hari. Disadari
atau tidak, anak ternyata membutuhkan alokasi dana yang cukup
besar.
2) Dana yang wajib adaInilah beberapa dana yang wajib disiapkan
sebagai calon orang tua, yaitu:
a) Saat hamilYaitu biaya memeriksakan kehamilan, pemeriksaan
penunjang (laboratorium, USG, dan sebagainya), serta
mengatasi penyakit (bila ada).
b) Saat bersalinMeliputi biaya melahirkan (secara normal atau
operasi caesar), “menginap” di rumah sakit pilihan, obat-
obatan, serta biaya penolong persalinan.
c) Setelah bayi lahirPrioritas keuangan keluarga jadi berubah dan
perlu memperhitungkan masa depan anak.
d. Persiapan Pengetahuan
Dalam merencanakan kehamilan yang sehat dan aman, maka setiap
pasangan suami istri harus mengetahui hal-hal yang berpengaruh
dalam perencanaan kehamilan atau dalam kehamilan. Diantaranya:
1) Masa subur
Masa subur adalah masa dimana tersedia sel telur yang siap untuk
dibuahi. Masa subur berkaitan erat dengan menstruasi dan siklus
menstruasi. Adanya hasrat antara suami dan istri adalah sesuatu
yang wajar, penyaluran hasrat tersebut akan memulai hasil yang
baik jika pertemuan antara suami dan istri diatur waktunya.
2) Kecenderungan memilih jenis kelamin anak
Setiap pasangan yang menikah pastilah mendambakan anak di
tengah kehidupan keluarganya. Bagi yang telah mempunyai anak
berjenis kelamin tertentu, pastilah menginginkan anak dengan jenis
kelamin yang belum mereka miliki, sehingga lengkap yaitu laki-
laki dan perempuan (Nurul, 2013).
e. Kesiapan aspek usia
Pada usia dibawah 20 tahun merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi perencanaan kehamilan, karena pada usia dibawah 20
tahun apabila terjadi kehamilan maka akan beresiko mengalami
tekanan darah tinggi, kejang-kejang, perdarahan bahkan kematian pada
ibu atau bayinya, dan beresiko terkena kanker serviks.
B. Konsep Dasar Manajeman Asuhan Kebidanan Dengan Perencanaan
Kehamilan Sehat
I. PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian :
Waktu :
Tempat :
Oleh :
A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
Nama :
Umur : Wanita usia subur (WUS) didefinisikan
sebagai wanita yang berada dalam periode
usia dewasa awal antara 15-49 tahun tanpa
memperhitungkan status perkawinannya.
Wanita usia subur pra-nikah (masa
prakonsepsi) merupakan calon ibu atau
kelompok rawan yang membutuhkan
perhatian khusus.
Agama :
Pendidikan : Tingkat pendidikan sangat berpengaruh
terhadap perubahan sikap dan perilaku
hidup sehat. Pendidikan ibu merupakan
salah satu faktor penentu status gizi, dan
mortalitas ibu, bayi, dan anak (Bencaiova
et al.2012).
Pekerjaan :
Alamat :
2. Alasan datang/keluhan utama
a. Alasan datang
Ingin merencanakan suatu kehamilan, semakin banyak
waktu yang digunakan untuk mempersiapkan kehamilan
akan lebih baik, idealnya beberapa bulan hingga setahun
(Walker, 2012).
b. Keluhan utama
3. Riwayat kesehatan klien
Untuk mengetahui apakah mempunyai penyakit jantung,
ginjal, asma/TBC, hepatitis, DM, hipertensi, dan epilepsy
serta penyakit sistematik lain seperti penyakit
(purwantyastuti, 2017).
4. Riwayat kesehatan keluarga
Untuk mengetahui riwayat penyakit yang diderita oleh
keluarga yang dapat mempengaruhi kesehatan klien.
5. Riwayat menstruasi
Banyak menstruasi meliputi umur menarche, frekuensi
menstruasi, lama menstruasi, banyaknya darah yang
keluar, gangguan sewaktu menstruasi(Essawibawa, 2011).
Adanya gangguan menstruasi akan dapat menjadi hal yang
serius. Menstruasi yang tidak teratur dapat menjadi pertanda
tidak adanya ovulasi (anoluvatoir) pada siklus menstruasi.
Hal tersebut berarti seorang wanita dalam keadaan
infertile(cenderung sulit memiliki anak) (Novita. Amerta
Nutr, 2018).
Menarche :
Siklus : 28 + 7 hari
Lamanya : 3-8 hari (Mochtar, 2011)
6. Riwayat Obstetri
J Abnor Lakt
Suami Ank UK Peny Jns Pnlg Tmpt Peny K BB/PB H M malitas asi Peny
No
7. Riwayat Kontrasepsi
Program KB juga penting untuk perbaikan status gizi ibu
sebelum kehamilan pertama maupun kehamilan berikutnya.
Bagi wanita yang telah memiliki satu atau lebih anak, jarak
kelahiran yang memadai direkomendasikan untuk
memungkinkan mereka mengisi kembali simpanan
nutrisinya. Jarak kelahiran dapat dicapai melalui keluarga
berencana dan pemberian ASI eksklusif (Jib A, Os U, Mn U,
2017).
Pola Keterangan
Nutrisi Status gizi prakonsepsi merupakan salah faktor yang dapat
memengaruhi kondisi kehamilan dan kesejahteraan bayi yang
penanggulangannya akan lebih baik jika dilaksanakan pada saat
sebelum hamil. Wanita usia 20-35 tahun merupakan sasaran yang lebih
tepat dalam pencegahan masalah gizi yang salah satunya adalah
kekurangan energi kronik. Kisaran usia tersebut merupakan saat yang
tepat bagi wanita untuk mempersiapkan diri secara fisik dan mental
menjadi seorang ibu yang sehat sehingga diharapkan mendapatkan bayi
yang sehat (Cetin, Berti C, Calabrase S, 2013)
Eliminasi
Istirahat Untuk mengetahui berapa lama tidur siang dan berapa lama
tidur malem (Essawibawa, 2012).
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umun
Kesadaran : compos mentis
Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 60-90x/menit
Pernapasan : 12-20x/menit
Suhu : 36,5-37,5oC
Antropometri
Berat badan : Berat badan ibu sebelum kehamilan harus
diukur karena merupakan prediktor yang
baik untuk berat lahir bayi. Ibu dengan
berat badan lahir rendah didorong melalui
pendidikan gizi seperti pola makan dan
suplementasi gizi yang tepat, serta
intervensi peningkatan energi, dan
pengurangan pengeluaran energi untuk
mempersiapkan diri mencapai status gizi
optimal sebelum hamil (Jib A, et al, 2017)
Tinggi badan :
LILA : KEK pada masa prakonsepsi dapat
mempengaruhi perkembangan janin pada
awal kehamilan karena kejadian KEK
menyebabkan suplai zat gizi ke janin tidak
optimal. Pasokan zat gizi ke janin selama
kehamilan bergantung pada fungsi plasenta
yang ditentukan pada awal kehamilan (Jib
A, et al, 2017)
IMT : Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah indeks
sederhana dari perhitungan antara berat
dan tinggi badan yang biasa digunakan
untuk mengklasifikasikan status gizi
seseorang. Untuk mengetahui nilai IMT
ini, dapat dihitung dengan rumus berikut:
(Romero et al, 2012)
2. Pemeriksaan fisik
Kepala : warna rambut hitam, tebal, bersih, tidak teraba massa,
tidak ada nyeri tekan
Wajah : simetris, tidak pucat
Mata : simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih, tidak
ada gangguan pengelihatan
Telinga : simetris, bersih, tidak ada gangguan pendengaran
Hidung : bersih, tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada
polip dan sinus
Mulut : simetris, mukosa mulut lembab, lidah merah muda dan
tremor, gigi bersih tidak ada lubang,
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan limfe
Dada : tidak ada retraksi dinding dada, bunyi jantung teratur,
tidak ada suara napas tambahan seperti ronki atau
mengi
Payudara : payudara simetris, tidak teraba massa dan benjolan
pada payudara, puting susu menonjol, tidak ada
pengeluaran cairan.
Abdomen : tidak kembung, tidak ada nyeri tekan
Genetalia : Vulva bersih/tidak, vagina bersih, ada pengeluaran
secret/tidak, oedema ada/tidak, varices tidak/ada,
luka parut tidak/ada, fistula tidak/ada, anus ada
hemoroid eksterna atau tidak (Varney, 2008),
Pemeriksaan perineum dilakukan untuk melihat
apakah ada trauma yang mengakibatkan pendarahan,
bersih atau tidak(Varney, 2008),
Ekstermitas :
Atas : simetris, tidak oedem, refleks trisep dan bisep positif,
CRT <2 dtk
Bawah : simetris, tidak oedem, refleks patella positif, CRT <2
dtk
3. Pemeriksaan laboratorium
VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilakukan dengan efisien dan aman sesuai dengan rencana
asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya
oleh bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan
lainnya.
VII. EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan
asuhan kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi didokumentasikan
dalam bentuk SOAP.
BAB III
TINJAUAN KASUS
S:
1. Identitas
Nama : Ny. T / Tn. R
Umur : 25 tahun / 28 tahun
Suku : Jawa/ Bugis
Agama : Islam/ Islam
Pendidikan : SMA / S1
Pekerjaan : IRT / Karyawan Swasta
Alamat : Jl.Provinsi km 025 Rt.04 Waru
Pola Keterangan
O:
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Antropometri
BB saat ini : 47 kg
Tinggi badan : 160 cm
LILA : 24 cm
IMT : 18,35 kg/m2
2. Pemeriksaan Fisik
Wajah : simetris, tidak pucat, tidak terdapat cloasma gravidarum
Mata : simetris, konjungtiva berwarna merah muda, sklera berwarna
putih
Mulut : bibir lembab, tidak pucat
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, limfe dan vena jugularis
Abdomen : tidak terdapat luka bekas operasi, tidak terdapat nyeri tekan
Ekstremitas :
Atas : simetris, tidak oedem, CRT kembali <2 detik
Bawah : simetris, tidak ada varises, tidak oedema, CRT kembali <2
detik
A:
Diagnosis : Wanita Usia Subur Usia 25 tahun dengan Perencanaan
Kehamilan Sehat
Masalah : IMT dalam kategori kurus
Diagnosis Potensial : BBLR
Masalah Potensial : Melahirkan bayi dengan hipotermi
Kebutuhan Segera : Menganjurkan untuk meningkatkan berat badan dan
menjaga berat badan tetap ideal
P:
Paraf
No Jam Pelaksanaan
Pelaksana
Menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa pasien
dalam kondisi baik
1 10.32 WITA ; pasien mengerti mengenai penjelasan yang Mahasiswa
diberikan
Memberikan KIE mengenai pengukuran status gizi
dengan cara menghitung IMT, persiapan gizi untuk
2 10.33 WITA kehamilan Mahasiswa
; pasien mengerti mengenai penjelasan yang
diberikan
Memberikan KIE mengenai pengertian kehamilan
sehat
3 10.34 WITA Mahasiswa
; pasien mengerti mengenai penjelasan yang
diberikan
Menjelaskan kepada klien tentang proses
4 10.35 WITA Mahasiswa
kehamilan, masa subur dan cara mengetahui
masa subur
; pasien mengerti penjelasan yang diberikan
Menjelaskan kepada klien mengenai pola hidup
sehat untuk mempersiapkan kehamilan sehat
5 10.36 WITA yaitu dengan tidak merokok dan minum Mahasiswa
minuman yang berakohol
; pasien mengerti penjelasan yang diberikan
Menganjurkan klien untuk mengkonsumsi
vitamin asam folat dan tablet tambah darah
6 10.37 WITA Mahasiswa
untuk persiapan kehamilan
; pasien mengerti penjelasan yang diberikan
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam kasus Ny. A usia 25 tahun dengan perencanaan kehamilan sehat telah
dilakukan asuhan kebidanan menggunakan 7 langkah Varney, mulai dari
pengumpulan data sampai evaluasi dan dalam catatan perkembangan selanjutnya
menggunakan SOAP. Adapun pembahasan antara teori dan kenyataan yang
penulis temukan selama melaksanakan studi kasus meliputi:
G. Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah
diberikan meliputi evaluasi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah
benar-benar telah terpenuhi sebagaimana diidentifikasi di dalam diagnosis
dan masalah.
Secara keseluruhan dari langkah pengumpulan data sampai evaluasi
asuhan berjalan cukup baik.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis melaksanakan asuhan kebidanan secara komprehensif
melalui Asuhan Kebidanan Pada Wanita Usia Subur Dengan Perencanaan
Kehamilan Sehat, maka penulis menarik kesimpulan bahwa dalam pemberian
asuhan kebidanan menggunakan manajemen kebidanan 7 langkah varney
tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek saat melakukan asuhan
kebidanan pada Nn. A.
B. Saran
1. Bagi Penulis
Penulis dapat meningkatkan keterampilan yang dimiliki dalam
melakukan asuhan kebidanan pada wanita usia subur, sesuai dengan
standar profesi bidan dan dapat mengatasi kesenjangan yang timbul
antara teori dan praktek sehingga dapat meningkatkan pengaplikasian
teori yang didapat dengan perkembangan ilmu kebidanan terbaru.
2. Bagi Lahan Praktik
Diharapkan bidan dan tenaga kesehatan lainnya dapat
memberikan asuhan yang menyeluruh serta mendeteksi kelainan secara
dini dan mencegah terjadinya komplikasi dalam masa pra konsepsi.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan institusi terus meningkatkan perbaikan dalam
melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif agar lebih aplikatif dalam
pelaksanaannya. Selain itu, institusi juga dapat menilai kemampuan
mahasiswa dalam menerapkan pengetahuan yang dimilikinya dengan
mempraktekkan dan menerapkannya langsung kepada klien.
4. Bagi Klien
Bagi klien khususnya Nn A dapat menambah informasi seputar
Perencanaan Kehamilan Sehat dengan mengubah pola hidup sehat.
DAFTAR PUSTAKA