Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN KOMPEREHENSIF

ASUHAN KEBIDANAN PADA PASANGAN USIA SUBUR DENGAN


PERENCANAAN KEHAMILAN SEHAT
DI PUSKESMAS WARU KAB. PENAJAM PASER UTARA

Disusun Guna Memenuhi Persyaratan Ketuntasan


Praktik Kebidanan Fisiologi Holistik Pra Nikah dan Pra Konsepsi

YAYUN FATIMAH
NIM . P07224422140

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES KALIMANTAN TIMUR
JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI
PROFESI KEBIDANAN PPU
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
limpahan Rahmat, Karunia, Taufik dan Hidayah-Nya penyusun dapat
menyelesaikan Laporan Asuhan Kebidanan Dengan Perencanaan Kehamilan
Sehat di Puskesmas Waru. Asuhan Kebidanan Dengan Perencanaan Kehamilan
Sehat ini tidak akan selesai tepat pada waktunya tanpa bantuan dari berbagai
pihak yang telah membantu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan Asuhan
Kebidanan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik
dan saran untuk perbaikan penyusunan yang akan datang.
Semoga Asuhan Kebidanan ini dapat memberikan manfaat bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Penajam Paser Utara, September 2022


DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................ ii


KATA PENGANTAR...................................................................................................iii
DAFTAR ISI.................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Tujuan................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................4
A. Konsep Dasar Teori Menunda Kehamilan.........................................................4
B. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Wanita Usia Subur
Dengan Perencanaan Menunda Kehamilan......................................................12
BAB III TINJAUAN KASUS.....................................................................................20
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................................26
BAB V PENUTUP......................................................................................................30
A. Kesimpulan......................................................................................................30
B. Saran................................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................32
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesiapan kehamilan sama halnya dengan merencanakan suatu


kehamilan, semakin banyak waktu yang digunakan untuk mempersiapkan
kehamilan akan lebih baik, idealnya beberapa bulan hingga setahun (Walker,
2012). Sebesar 40% dari 85 juta kehamilan di dunia merupakan kehamilan
yang tidak direncanakan dan 38% berakhir dengan aborsi, keguguran dan
persalinan yang tidak direncanakan (Mehdi et al, 2018). Berdasarkan
penelitian Oktalia (2016) didapatkan bahwa dari 96 ibu yang menjadi
responden sebagian besar responden tidak menyiapkan kehamilannya
sebanyak 62 orang (64,6%) dan 34 orang ibu sudah menyiapkan
kehamilannya dengan baik (35,4%).

Masa prakonsepsi merupakan periode kritis dalam mencapai hidup


yang sehat, terutama bagi pasangan yang akan membangun rumah tangga.
Prakonsepsi terdiri atas dua kata, yaitu pra dan konsepsi. Pra berarti sebelum
dan konsepsi berarti pertemuan sel ovum dan sel sperma sehingga terjadi
pembuahan. Secara harfiah prakonsepsi adalah periode sebelum terjadinya
pembuahan yaitu pertemuan sel sperma dengan ovum. Periode prakonsepsi
memiliki rentang waktu dari tiga bulan hingga satu tahun sebelum konsepsi,
tetapi idealnya harus mencakup waktu saat ovum dan sperma matur, yaitu 100
hari sebelum konsepsi. Status gizi dalam kurun waktu tiga sampai enam bulan
pada masa prakonsepsi merupakan penentu bagi kondisi bayi yang akan
dilahirkan. Wanita prakonsepsi diasumsikan sebagai wanita dewasa atau
wanita usia subur (WUS) yang sudah siap menjadi seorang ibu. Pada masa
prakonsepsi kebutuhan gizi pada WUS tentunya berbeda dengan kelompok
remaja, anak-anak maupun lansia. Prasyarat gizi sempurna pada masa
prakonsepsi merupakan kunci kelahiran bayi normal dan sehat (Susilowati,
dkk 2016).
Masa prakonsepsi merupakan periode dalam siklus kehidupan yang
tepat untuk mengetahui keadaan gizi ibu (sebelum periode kehamilan) dalam
kaitannya dengan dampak kehamilan yang buruk dan mengurangi risiko
terjadinya masalah gizi ibu selama kehamilan, salah satunya anemia (Greaves
L, Poole N, 2013). Berdasarkan Riskesdas 2013, prevalensi anemia pada
wanita usia subur (WUS) cukup tinggi sebesar 26,9%. Angka ini lebih besar
dari prevalensi anemia pada daur kehidupan remaja, yaitu 26,5%
(RISKESDAS, 2013).

Kehamilan ideal merupakan kehamilan yang direncanakan, diinginkan,


dan dijaga setiap perkembanganya dengan baik. Terdapat berbagai faktor yang
dapat membuat kehamilan menjadi tertunda dan tidak diinginkan sehingga
menjadi kehamilan yang tidak direncanakan.Kehamilan yang tidak diinginkan
dapat terjadi karena hubungan seks pranikah, drop out KB, unmet needpada
wanita usia subur yang tidak ingin mempunyai anak tapi tidak mengunakan
alat kontrasepsi (Kemenkes RI,2015). Kehamilan yang sehat membutuhkan
persiapan fisik dan mental dari setiap ibu, perencanaan kehamilan harus
dilakukan sebelum masa kehamilan. Proses kehamilan yang direncanakan
dengan baik maka akan berdampak baik bagi kondisi ibu dan kondisi janin.
Pada umumnya kehamilan dapat berkembang dengan normal sehingga dapat
menghasilkan kelahiran bayi yang sehat melalui jalan lahir. Namun, kadang-
kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan (Prawirohardjo, 2014).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Agar mahasiswa dapat memberikan Asuhan Kebidanan bedasarkan
pendekatan manajemen kebidanan dengan pendokumentasian SOAP pada
kasus Perencanaan Kehamilan sehat.

2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan konsep dasar teori Perencanaan Kehamilan Sehat.
b. Menjelaskan konsep dasar manajemen asuhan kebidanan pada kasus
Perencanaan Kehamilan Sehat berdasarkan 7 langkah Varney
c. Melakukan asuhan kebidanan pada kasus perencanaan kehamilan sehat
dengan pendekatan Varney, yang terdiri dari:
1) Melakukan pengkajian
2) Menginterpretasi data dasar
3) Mengidentifikasi diagnosis/ masalah potensial
4) Mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera
5) Mengembangkan rencana intervensi
6) Melakukan tindakan sesuai dengan rencana intervensi
7) Melakukan evaluasi atas tindakan yang telah dilakukan
d. Mendeskripsikan pelaksanaan asuhan kebidanan pada kasus
Perencanaan Kehamilan Sehat dalam bentuk catatan SOAP
e. Membahas adanya kesenjangan antara teori dan praktik di lapangan
BAB II

TINJAUN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Teori

1. Pengertian pasangan usia subur

Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang


istrinya berumur antara 15 sampai dengan 49 tahun atau pasangan suami
istri yang istri berumur kurang dari 15 tahun dan sudah haid atau istri
berumur lebih dari 50 tahun, tetapi masih haid (datang bulan) (Kurniawati,
2014).

2. Pengertian Perencanaan kehamilan

Perencanaan kehamilan merupakan perencanaan berkeluarga yang


optimal melalui perencanaan kehamilan yang aman, sehat dan diinginkan
merupakan salah satu faktor penting dalam upaya menurunkan angka
kematian maternal. Menjaga jarak kehamilan tidak hanya menyelamatkan
ibu dan bayi dari sisi kesehatan, namun juga memperbaiki kualitas
hubungan psikologi keluarga (Mirza, 2014).Perencanaan kehamilan
merupakan hal yang penting untuk dilakukan setiap pasangan suami istri.
Baik itu secara psikolog/mental, fisik dan finansial adalah hal yang tidak
boleh diabaikan (Kurniasih, 2012). Merencanakan kehamilan merupakan
perencanaan kehamilan untuk mempersiapkan kehamilan guna
mendukung terciptanya kehamilan yang sehat dan menghasilkan
keturunan yang berkualitas yang diinginkan oleh keluarga (Nurul, 2013).
3. Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Perencanaan Kehamilan
Menurut Mirza (2015) ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan
dalam merencanakan kehamilan, antara lain:

a. Kesiapan aspek psikologis


Apabila memutuskan untuk hamil, sebaiknya mulai menjalani
konseling prahamil. Konseling ini merupakan berisi saran dan anjuran,
seperti dengan cara melakukan pemeriksaan fisik (pemeriksaan umum
dan kandungan) dan laboratorium. Sebab, tujuan dari konseling
prahamilini akan mempersiapkan calon ibu beserta calon
ayahdanuntuk menyiapkan kehamilan yang sehat sehingga bisa
menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Dengan begitu, bisa segera dideteksi bila ada penyakit yang
diturnkan secara genetis, misalnya: diabetes militus, hipertensi, dan
sebagainya. Konseling prahamil dilakukan untuk mencegah cacat
bawaan akibat kekurangan zat gizi tertentu atau terpapar zat
berbahaya.

b. Kesiapan fisik
Pengaruh fisik juga sangat mempengaruhi proses kehamilan. Tanpa
ada fisik yang bagus, kehamilan kemungkinan tidak akanterwujud dan
bahkan kalau kehamilan itu terwujud, kemungkinan fisik yang tidak
prima akan memengaruhi janin. Oleh karena itu ada beberapa hal yang
harus dilakukan, antara lain:
1) Mulai menata pola hidup
Selain kondisi tubuh, gaya hidup dan lingkungan juga
memengaruhi keprimaan fisik. Akan lebih baik lagi, bila persiapan
fisik ini dilakukan secara optimal kira-kira 6 bulan menjelang
konsepsi.
2) Mencapai berat badan ideal
Berat badan sangat besar pengaruhnya pada kesuburan. Karena
berat badan kurang atau berlebihan, keseimbangan homon dalam
tubuh akan ikut-ikutan terganggu. Akibatnya siklus ovulasi
terganggu. Beratbadan yang jauh dari ideal juga memicu terjadinya
berbagai gangguan kesehatan.
3) Menjaga pola makan
Disiplin membenahi pola makan bukannya tanpa alasan.Karena,
zat-zat gizi akan mengoptimalkan fungsi organ reproduksi,
mempertahankan kondisi kesehatan selama hamil, serta
mempersiapkan cadangan energy bagi tumbuh kembang janin.
Caranya sebagai berikut:
a) Mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang. Masukkan
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air dalam
menu makanan sehari-hari secara bervariasi dan dalam jumlah
yang pas, sesuai kebutuhan.
b) Hindari zat pengawet atau atau tambahan pada makanan,
karena dapat menyebabkan kecacatan pada janin dan alergi.
c) Perbanyak makan-makanan yang segar dan tidak terlalu lama
diolah, sehingga kandungan zat-zat gizinyatidak hilang.

4) Olahraga secara teratur


Olahraga memang berkhasiat untuk melancarkan aliran darah.
Peredaran nutrisi dan pasokan oksigen ke seluruh organ tubuhpun
jadi efisien, sebab benar-benar bebas hambatan. Jadi, kondisi
seperti ini dibutuhkan untuk pembentukan sperma dan sel telur
yang baik.Berolahraga secara rutin bisa pula memperbaiki mood
karenameningkatnya produksi hormon endoprin. Tubuh juga jadi
sehat dan bugar. Kalau ini yang terjadi, proses kehamilan,
persalinan, serta kembalinya bentuk tubuh ke keadaan semula jadi
lebih mudah. Yang cocok dilakukan yaitu, olahraga joging, jalan
kaki, berenang, bersepeda dan senam.

5) Menghilangkan kebiasaan buruk


Kebiasaan buruk seperti merokok, minum minuman beralkohol,
serta mengkonsumsi kafein (kopi, minuman bersoda), sebaiknya
dihentikan saja. Sebab, zat yang terkandung didalamnya bisa
memengaruhi kesuburan. Akibatnya, peluang terjadinya
pembuahan makin kecil.Sering stress juga bukan kebiasaan yang
baik. Apalagi, kalau sibuk kerja dan lupa istirahat.
6) Bebas dari penyakit
Bila mengidap penyakit tertentu, seperti cacar, herpes, campak
jerman, atau penyakit berbahaya lain, sebaiknya periksakan diri ke
dokter. Sebab, penyakit tersebut bisa membahayakan diri dan janin.

7) Stop pakai kontrasepsi


Apabila memutuskan untuk hamil, hentikan penggunaan
kotrasepsi. Apabila belum berkeinginan untuk hamil maka harus
memakai kontrasepsi. Misalnya, pil, obat suntik, serta susuk KB
mengandung hormone yang brtugas terjadinya ovulasi.

8) Meminimalkan bahaya lingkungan


Lingkungan, termasuk lingkungan kerja, bisa juga berdampak
buruk sebelum hamil. Misalnya, gangguan hormonal atau gagguan
pada pembentukan sel telur.Lingkungan yang sarat
mikroorganisme (jamur, bakteri, dan virus), bahan kimia beracun
(timah hitam dan pestisida), radiasi (sinar X, sinar ultraviolet,
monitor komputer, dan lainnya), dan banyak lagi.

c. Kesiapan Finansial
Persiapan finansial bagi ibu yang akan merencanakan kehamilan
merupakan suatu kebutuhan yang mutlak yang harus disiapkan,
dimana kesiapan finansial atau yang berkaitan dengan penghasilan atau
keuangan yang dimiliki untuk mencukupi kebutuhan selama kehamilan
berlangsung sampai persalinan(Kurniasih, 2012).
Ada beberapa hal yang berkaitan dengan kesiapan finansial,
diantaranya:
1) Sumber keuanganMemiliki anak memang tidak murah. Makanya,
perlu merancang keuangan keluarga sejak jauh-jauh hari. Disadari
atau tidak, anak ternyata membutuhkan alokasi dana yang cukup
besar.
2) Dana yang wajib adaInilah beberapa dana yang wajib disiapkan
sebagai calon orang tua, yaitu:
a) Saat hamilYaitu biaya memeriksakan kehamilan, pemeriksaan
penunjang (laboratorium, USG, dan sebagainya), serta
mengatasi penyakit (bila ada).
b) Saat bersalinMeliputi biaya melahirkan (secara normal atau
operasi caesar), “menginap” di rumah sakit pilihan, obat-
obatan, serta biaya penolong persalinan.
c) Setelah bayi lahirPrioritas keuangan keluarga jadi berubah dan
perlu memperhitungkan masa depan anak.
d. Persiapan Pengetahuan
Dalam merencanakan kehamilan yang sehat dan aman, maka setiap
pasangan suami istri harus mengetahui hal-hal yang berpengaruh
dalam perencanaan kehamilan atau dalam kehamilan. Diantaranya:
1) Masa subur
Masa subur adalah masa dimana tersedia sel telur yang siap untuk
dibuahi. Masa subur berkaitan erat dengan menstruasi dan siklus
menstruasi. Adanya hasrat antara suami dan istri adalah sesuatu
yang wajar, penyaluran hasrat tersebut akan memulai hasil yang
baik jika pertemuan antara suami dan istri diatur waktunya.
2) Kecenderungan memilih jenis kelamin anak
Setiap pasangan yang menikah pastilah mendambakan anak di
tengah kehidupan keluarganya. Bagi yang telah mempunyai anak
berjenis kelamin tertentu, pastilah menginginkan anak dengan jenis
kelamin yang belum mereka miliki, sehingga lengkap yaitu laki-
laki dan perempuan (Nurul, 2013).
e. Kesiapan aspek usia
Pada usia dibawah 20 tahun merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi perencanaan kehamilan, karena pada usia dibawah 20
tahun apabila terjadi kehamilan maka akan beresiko mengalami
tekanan darah tinggi, kejang-kejang, perdarahan bahkan kematian pada
ibu atau bayinya, dan beresiko terkena kanker serviks.
B. Konsep Dasar Manajeman Asuhan Kebidanan Dengan Perencanaan
Kehamilan Sehat

I. PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian :
Waktu :
Tempat :
Oleh :
A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
Nama :
Umur : Wanita usia subur (WUS) didefinisikan
sebagai wanita yang berada dalam periode
usia dewasa awal antara 15-49 tahun tanpa
memperhitungkan status perkawinannya.
Wanita usia subur pra-nikah (masa
prakonsepsi) merupakan calon ibu atau
kelompok rawan yang membutuhkan
perhatian khusus.
Agama :
Pendidikan : Tingkat pendidikan sangat berpengaruh
terhadap perubahan sikap dan perilaku
hidup sehat. Pendidikan ibu merupakan
salah satu faktor penentu status gizi, dan
mortalitas ibu, bayi, dan anak (Bencaiova
et al.2012).
Pekerjaan :
Alamat :
2. Alasan datang/keluhan utama
a. Alasan datang
Ingin merencanakan suatu kehamilan, semakin banyak
waktu yang digunakan untuk mempersiapkan kehamilan
akan lebih baik, idealnya beberapa bulan hingga setahun
(Walker, 2012).
b. Keluhan utama
3. Riwayat kesehatan klien
Untuk mengetahui apakah mempunyai penyakit jantung,
ginjal, asma/TBC, hepatitis, DM, hipertensi, dan epilepsy
serta penyakit sistematik lain seperti penyakit
(purwantyastuti, 2017).
4. Riwayat kesehatan keluarga
Untuk mengetahui riwayat penyakit yang diderita oleh
keluarga yang dapat mempengaruhi kesehatan klien.
5. Riwayat menstruasi
Banyak menstruasi meliputi umur menarche, frekuensi
menstruasi, lama menstruasi, banyaknya darah yang
keluar, gangguan sewaktu menstruasi(Essawibawa, 2011).
Adanya gangguan menstruasi akan dapat menjadi hal yang
serius. Menstruasi yang tidak teratur dapat menjadi pertanda
tidak adanya ovulasi (anoluvatoir) pada siklus menstruasi.
Hal tersebut berarti seorang wanita dalam keadaan
infertile(cenderung sulit memiliki anak) (Novita. Amerta
Nutr, 2018).
Menarche :
Siklus : 28 + 7 hari
Lamanya : 3-8 hari (Mochtar, 2011)
6. Riwayat Obstetri

Kehamilan Persalinan Anak Nifas

J Abnor Lakt
Suami Ank UK Peny Jns Pnlg Tmpt Peny K BB/PB H M malitas asi Peny
No

7. Riwayat Kontrasepsi
Program KB juga penting untuk perbaikan status gizi ibu
sebelum kehamilan pertama maupun kehamilan berikutnya.
Bagi wanita yang telah memiliki satu atau lebih anak, jarak
kelahiran yang memadai direkomendasikan untuk
memungkinkan mereka mengisi kembali simpanan
nutrisinya. Jarak kelahiran dapat dicapai melalui keluarga
berencana dan pemberian ASI eksklusif (Jib A, Os U, Mn U,
2017).

8. Pola fungsional kesehatan

Pola Keterangan
Nutrisi Status gizi prakonsepsi merupakan salah faktor yang dapat
memengaruhi kondisi kehamilan dan kesejahteraan bayi yang
penanggulangannya akan lebih baik jika dilaksanakan pada saat
sebelum hamil. Wanita usia 20-35 tahun merupakan sasaran yang lebih
tepat dalam pencegahan masalah gizi yang salah satunya adalah
kekurangan energi kronik. Kisaran usia tersebut merupakan saat yang
tepat bagi wanita untuk mempersiapkan diri secara fisik dan mental
menjadi seorang ibu yang sehat sehingga diharapkan mendapatkan bayi
yang sehat (Cetin, Berti C, Calabrase S, 2013)
Eliminasi
Istirahat Untuk mengetahui berapa lama tidur siang dan berapa lama
tidur malem (Essawibawa, 2012).

Aktivitas Untuk mengetahui aktivitas sehari-hari (Ety, 2012)


Personal Untuk mengetahui kebersihan tubuh yang meliputi frekuensi mandi,
Hygiene gosok gigi, ganti baju atau pakaian dalam, keramas dan cara
membersihkan alat genetalianya (Essawibawa, 2012).
Seksualitas Untuk mengetahui kehidupan seksual ibu baik dari teknik frekuensi
maupun apakah ada keluhan

9. Riwayat psikososiokultural spiritual


Digunakan untuk mengetahui perasaan menghadapi
kondisinya saat ini (Nursalam, 2016). Kondisi tubuh yang
stres dapat berpengaruh terhadap produksi hormon-hormon
dalam tubuh (Darma et al., 2017).

B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umun
Kesadaran : compos mentis
Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 60-90x/menit
Pernapasan : 12-20x/menit
Suhu : 36,5-37,5oC
Antropometri
Berat badan : Berat badan ibu sebelum kehamilan harus
diukur karena merupakan prediktor yang
baik untuk berat lahir bayi. Ibu dengan
berat badan lahir rendah didorong melalui
pendidikan gizi seperti pola makan dan
suplementasi gizi yang tepat, serta
intervensi peningkatan energi, dan
pengurangan pengeluaran energi untuk
mempersiapkan diri mencapai status gizi
optimal sebelum hamil (Jib A, et al, 2017)
Tinggi badan :
LILA : KEK pada masa prakonsepsi dapat
mempengaruhi perkembangan janin pada
awal kehamilan karena kejadian KEK
menyebabkan suplai zat gizi ke janin tidak
optimal. Pasokan zat gizi ke janin selama
kehamilan bergantung pada fungsi plasenta
yang ditentukan pada awal kehamilan (Jib
A, et al, 2017)
IMT : Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah indeks
sederhana dari perhitungan antara berat
dan tinggi badan yang biasa digunakan
untuk mengklasifikasikan status gizi
seseorang. Untuk mengetahui nilai IMT
ini, dapat dihitung dengan rumus berikut:
(Romero et al, 2012)
2. Pemeriksaan fisik
Kepala : warna rambut hitam, tebal, bersih, tidak teraba massa,
tidak ada nyeri tekan
Wajah : simetris, tidak pucat
Mata : simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih, tidak
ada gangguan pengelihatan
Telinga : simetris, bersih, tidak ada gangguan pendengaran
Hidung : bersih, tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada
polip dan sinus
Mulut : simetris, mukosa mulut lembab, lidah merah muda dan
tremor, gigi bersih tidak ada lubang,
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan limfe
Dada : tidak ada retraksi dinding dada, bunyi jantung teratur,
tidak ada suara napas tambahan seperti ronki atau
mengi
Payudara : payudara simetris, tidak teraba massa dan benjolan
pada payudara, puting susu menonjol, tidak ada
pengeluaran cairan.
Abdomen : tidak kembung, tidak ada nyeri tekan
Genetalia : Vulva bersih/tidak, vagina bersih, ada pengeluaran
secret/tidak, oedema ada/tidak, varices tidak/ada,
luka parut tidak/ada, fistula tidak/ada, anus ada
hemoroid eksterna atau tidak (Varney, 2008),
Pemeriksaan perineum dilakukan untuk melihat
apakah ada trauma yang mengakibatkan pendarahan,
bersih atau tidak(Varney, 2008),
Ekstermitas :
Atas : simetris, tidak oedem, refleks trisep dan bisep positif,
CRT <2 dtk
Bawah : simetris, tidak oedem, refleks patella positif, CRT <2
dtk

3. Pemeriksaan laboratorium

II. INTERPRETASI DATA


Diagnosis : WUS usia.. dengan Perencanaan Kehamilan Sehat
Masalah : Hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman/hal yang
sedang dialami klien yang ditemukan dari hasil
pengkajian atau yang menyertai diagnosis.

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL


Langkah ini diambil berdasarkan diagnosis masalah aktual yang telah
diidentifikasi. Pada langkah inijuga dituntut untuk merumuskan tindakan
antisipasi agar diagnosis/masalah potensial tersebut tidak terjadi.
IV. IDENTIFIKASI TINDAKAN
Langkah ini mencakup rumusan tindakan emergwnsi/darurat yang harus
dilakukan. Rumusan ini mencakup tindakan segera yang bisa dilakukan
secara mandiri, kolaborasi, atau bersifat rujukan

V. RENCANA MENYELURUH ASUHAN KEBIDANAN


1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada klien
R : Dengan memberitahukan hasil pemeriksaan pada klien maka klien
dapat mengetahui keadaan dan kondisinya sehingga klien lebih tenang.
2. Memberikan KIE pada klien mengenai masa prakonsepsi
R : Masa prakonsepsi merupakan periode kritis dalam mencapai hidup
yang sehat, terutama bagi pasangan yang akan membangun rumah
tangga. Prakonsepsi terdiri atas dua kata, yaitu pra dan konsepsi. Pra
berarti sebelum dan konsepsi berarti pertemuan sel ovum dan sel
sperma sehingga terjadi pembuahan (Susilowati, dkk 2016).
3. Memberikan KIE tentang kesehatan reproduksi dan seksualitas
R : Penyuluhan kesehatan reproduksi dan seksual bagi calon pengantin
adalah suatu upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan ibu dan bayi
baru lahir. Penyuluhan kesehatan reproduksi dan seksual merupakan
pendekatan untuk meningkatkan pengetahuan calon pengantin agar
dapat merencanakan dan mempersiapkan kehamilan yang sehat dan
melahirkan generasi penerus yang berkualitas (Kemenkes RI, 2018).
4. Mermberikan KIE tentang Kehamilan Sehat
R : Kehamilan yang sehat membutuhkan persiapan fisik dan mental
dari setiap ibu, perencanaan kehamilan harus dilakukan sebelum masa
kehamilan. Proses kehamilan yang direncanakan dengan baik maka
akan berdampak baik bagi kondisi ibu dan kondisi janin. Pada
umumnya kehamilan dapat berkembang dengan normal sehinggadapat
menghasilkan kelahiran bayi yang sehat melalui jalan lahir. Namun,
kadang-kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan (Prawirohardjo,
2014).
5. Memberi KIE mengenai gizi seimbang
R : Pada masa prakonsepsi kebutuhan gizi pada WUS tentunya
berbeda dengan kelompok remaja, anak-anak maupun lansia. Prasyarat
gizi sempurna pada masa prakonsepsi merupakan kunci kelahiran bayi
normal dan sehat (Susilowati, dkk 2016).

VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilakukan dengan efisien dan aman sesuai dengan rencana
asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya
oleh bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan
lainnya.

VII. EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan
asuhan kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi didokumentasikan
dalam bentuk SOAP.
BAB III
TINJAUAN KASUS

Tanggal Pengkajian : 7 September 2022


Waktu Pengkajian : 10.30 WITA
Tempat Pengkajian : Puskesmas WARU
Nama Pengkaji : Yayun Fatimah

S:

1. Identitas
Nama : Ny. T / Tn. R
Umur : 25 tahun / 28 tahun
Suku : Jawa/ Bugis
Agama : Islam/ Islam
Pendidikan : SMA / S1
Pekerjaan : IRT / Karyawan Swasta
Alamat : Jl.Provinsi km 025 Rt.04 Waru

2. Alasan Datang Periksa/Keluhan Utama


Ingin konsultasi mengenai persiapan perencanaan kehamilan sehat.

3. Riwayat Kesehatan Klien


Tidak memiliki riwayat penyakit hipertensi, diabetes, hepatitis, jantung, ginjal,
asma dan penyakit lain yang kronis.

4. Riwayat Kesehatan Keluarga


Didalam keluarga tidak ada yang sedang/memiliki riwayat penyakit hepatitis,
jantung, asma, tekanan darah tinggi, operasi, TBC, ginjal dan penyakit lain
yang menular dan menurun.
5. Riwayat Menstruasi
Menarche : 12 tahun
Siklus : ±28 hari
Lamanya : ±4 hari
Ganti Pembalut : 3 x/ hari
Setiap menstruasi merasakan nyeri perut bagian bawah pada hari pertama
menstruasi

6. Pola Fungsional Kesehatan

Pola Keterangan

Makan 3x/hari dengan porsi sedang dan menu nasi, sayur,


Nutrisi lauk, jarang memakan junk food dan mie instan
Minum 8 gelas/hari air mineral
BAK 5-6 x/hari,
Eliminasi
BAB 1 x/hari
Tidur siang jarang,
Istirahat
Tidur malam 6 jam/hari

Kegiatan sehari-hari adalah memasak, mencuci, menyapu


Aktivitas
dan menonton TV

Personal Mandi 2x/hari, keramas 3x seminggu, sikat gigi 2x/hari,


Hygine ganti celana dalam 2x/hari

Seksualitas Melakukan hubungan seksualitas 1 x/minggu

7. Riwayat Psikososiokultural Spiritual


Psikologi : Klien merasa senang dengan perencanaan kehamilan sehat ini
dan berencana untuk segera hamil
Sosial : Ini merupakan pernikahan pertama klien
Kultural : Tidak ada kebudayaan maupun kebiasaan khusus yang dapat
mempengaruhi kesehatan
Spiritual : Tidak ada kegiatan keagamaan maupun kebiasaan khusus yang
dapat mempengaruhi kesehatan

O:

1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis

Tanda – Tanda Vital


Tekanan darah : 110/ 80 mmHg
Nadi : 80 x/ menit
Suhu : 36,50C
Pernafasan : 20 x/ menit

Antropometri
BB saat ini : 47 kg
Tinggi badan : 160 cm
LILA : 24 cm
IMT : 18,35 kg/m2

2. Pemeriksaan Fisik
Wajah : simetris, tidak pucat, tidak terdapat cloasma gravidarum
Mata : simetris, konjungtiva berwarna merah muda, sklera berwarna
putih
Mulut : bibir lembab, tidak pucat
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, limfe dan vena jugularis
Abdomen : tidak terdapat luka bekas operasi, tidak terdapat nyeri tekan
Ekstremitas :
Atas : simetris, tidak oedem, CRT kembali <2 detik
Bawah : simetris, tidak ada varises, tidak oedema, CRT kembali <2
detik
A:
Diagnosis : Wanita Usia Subur Usia 25 tahun dengan Perencanaan
Kehamilan Sehat
Masalah : IMT dalam kategori kurus
Diagnosis Potensial : BBLR
Masalah Potensial : Melahirkan bayi dengan hipotermi
Kebutuhan Segera : Menganjurkan untuk meningkatkan berat badan dan
menjaga berat badan tetap ideal

P:
Paraf
No Jam Pelaksanaan
Pelaksana
Menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa pasien
dalam kondisi baik
1 10.32 WITA ; pasien mengerti mengenai penjelasan yang Mahasiswa

diberikan
Memberikan KIE mengenai pengukuran status gizi
dengan cara menghitung IMT, persiapan gizi untuk
2 10.33 WITA kehamilan Mahasiswa
; pasien mengerti mengenai penjelasan yang
diberikan
Memberikan KIE mengenai pengertian kehamilan
sehat
3 10.34 WITA Mahasiswa
; pasien mengerti mengenai penjelasan yang
diberikan
Menjelaskan kepada klien tentang proses
4 10.35 WITA Mahasiswa
kehamilan, masa subur dan cara mengetahui
masa subur
; pasien mengerti penjelasan yang diberikan
Menjelaskan kepada klien mengenai pola hidup
sehat untuk mempersiapkan kehamilan sehat
5 10.36 WITA yaitu dengan tidak merokok dan minum Mahasiswa
minuman yang berakohol
; pasien mengerti penjelasan yang diberikan
Menganjurkan klien untuk mengkonsumsi
vitamin asam folat dan tablet tambah darah
6 10.37 WITA Mahasiswa
untuk persiapan kehamilan
; pasien mengerti penjelasan yang diberikan
BAB IV
PEMBAHASAN

Dalam kasus Ny. A usia 25 tahun dengan perencanaan kehamilan sehat telah
dilakukan asuhan kebidanan menggunakan 7 langkah Varney, mulai dari
pengumpulan data sampai evaluasi dan dalam catatan perkembangan selanjutnya
menggunakan SOAP. Adapun pembahasan antara teori dan kenyataan yang
penulis temukan selama melaksanakan studi kasus meliputi:

A. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap


Penulis melakukan pengkajian terhadap Nn.A di Rumah Pasien, tanggal
15 September 2022. Nn.A usia 25 tahun mengatakan ingin konsultasi
mengenai perencanaan kehamilan sehat setelah menikah. Perencanaan
kehamilan merupakan perencanaan berkeluarga yang optimal melalui
perencanaan kehamilan yang aman, sehat dan diinginkan merupakan salah
satu faktor penting dalam upaya menurunkan angka kematian maternal.
Menjaga jarak kehamilan tidak hanya menyelamatkan ibu dan bayi dari sisi
kesehatan, namun juga memperbaiki kualitas hubungan psikologi keluarga
(Mirza, 2008).
Riwayat menstruasi, Nn.A mengatakan usia menarche 12 tahun, siklus
±28 hari, lamanya ±4 hari dan setiap menstruasi merasakan nyeri perut bagian
bawah pada hari pertama menstruasi. Ketidaknyamanan selama hari pertama
atau hari kedua menstruasi yang sangat umum terjadi disebut dismenore.
Dismenore adalah menstruasi yang disertai dengan rasa nyeri (kram) pada
daerah perut dan terjadi pada hari pertama, serta merupakan masalah
ginekologis yang umum terjadi pada wanita (Marlinda & Purwaningsih
2013).
Pada pengkajian pola fungasional terdapat nutrisi : makan 3x/ hari
dengan porsi sedang, dengan menu nasi, sayur dan lauk. Minum air putih 8
gelas perhari. Eliminasi : BAK 5-6 x/hari, BAB 1 x/hari, Personal hygine :
Mandi 2x/hari, sikat gigi 2x/hari, ganti celana dalam 2x/hari, dan tidak
memiliki kebiasaan buruk seperti merokok dan minum-minuman beralkohol.
Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan perilaku - perilaku dalam upaya
atau kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan
kesehatannya dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi
tingkat kesehatan (Nurunniyah, 2015).
Pemeriksaan yang dilakukan pada Nn. A adalah pemeriksaan umum dan
pemeriksaan fisik. Pada langkah ini didapat kondisi Nn. N dengan keadaan
umum baik, kesadaran composmentis, Tekanan Darah : 110/ 80 mmHg
Nadi :80x/ menit, Pernafasan : 20x/ menit dan Suhu : 36.5 oC. Berat badan :
47 kg, Tinggi Badan : 160 cm, LILA : 24 cm, IMT : 18,35 kg/m 2. IMT wanita
prakonsepsi yang tergolong sangat kurus akan berdampak pada terganggunya
pertumbuhan janin saat kehamilan dan berisiko untuk melahirkan bayi dengan
Berat Badan Lahir Rendah dua kali lebih besar dibandingkan dengan wanita
yang memiliki IMT prakonsepsi dengan kategori normal (Nurhasanah, 2020).
Pada langkah ini terdapat kesenjangan antara teori dan praktik

B. Interpretasi Data Dasar

Interpretasi data dasar meliputi diagnosis kebidanan, masalah dan


kebutuhan. Dari pengkajian data dapat ditegakkan diagnosa pada wanita usia
subur usia 25 tahun dengan perencanaan kehamilan sehat. Kehamilan ideal
merupakan kehamilan yang direncanakan, diinginkan, dan dijaga setiap
perkembanganya dengan baik. Terdapat berbagai faktor yang dapat membuat
kehamilan menjadi tertunda dan tidak diinginkan sehingga menjadi
kehamilan yang tidak direncanakan.Kehamilan yang tidak diinginkan dapat
terjadi karena hubungan seks pranikah, drop out KB, unmet needpada wanita
usia subur yang tidak ingin mempunyai anak tapi tidak mengunakan alat
kontrasepsi (Kemenkes RI,2015).

Kehamilan yang sehat membutuhkan persiapan fisik dan mental dari


setiap ibu, perencanaan kehamilan harus dilakukan sebelum masa kehamilan.
Proses kehamilan yang direncanakan dengan baik maka akan berdampak baik
bagi kondisi ibu dan kondisi janin. Pada umumnya kehamilan dapat
berkembang dengan normal sehinggadapat menghasilkan kelahiran bayi yang
sehat melalui jalan lahir. Namun, kadang-kadang tidak sesuai dengan yang
diharapkan (Prawirohardjo, 2014).

C. Mengidentifikasikan Diagnosis atau Masalah Potensial/Diagnosis


Potensial dan mengantisipasi Penanganannya
Pada kasus ini penulis menemukan adanya diagnosa atau masalah
potensial dalam asuhan kebidanan pada Nn. A usia 25 tahun dengan IMT
dalam kategori kurus yaitu dapat melahirkan bayi dengan BBLR.

D. Menerapkan Tindakan terhadap Kebutuhan Segera


Pada langkah ini kebutuhan tindakan segera yang dilakukan adalah
menganjurkan Nn.A untuk menambah berat badan dan menjaga berat badan
tetap ideal.

E. Menyusun Rencana Asuhan yang Menyeluruh


Dalam kasus ini penulis telah memberikan rencana Asuhan Kebidanan
pada Nn. A usia 25 tahun dengan perencanaan menunda kehamilan di
Puskesmas Waru.
1. Menjelaskan tentang persiapan kesehatan pra konsepsi.
2. Menjelaskan tentang pengukuran status gizi dengan cara menghitung IMT
IMT wanita prakonsepsi yang tergolong sangat kurus akan berdampak
pada terganggunya pertumbuhan janin saat kehamilan dan berisiko untuk
melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah dua kali lebih besar
dibandingkan dengan wanita yang memiliki IMT prakonsepsi dengan
kategori normal (Nurhasanah, 2020).
3. Menjelaskan tentang persiapan gizi dan menganjurkan untuk
mengonsumsi Tablet Tambah Darah dan asam folat seminggu sekali
Anemia yang tidak teratasi saat sebelum menikah akan berlanjut
hingga pada kehamilan. Anemia pada kehamilan menyebabkan berat
badan kurang, plasenta previa, eklamsia, perdarahan, ketuban pecah dini,
anemia pada masa intranatal dapat terjadi tenaga untuk mengedan lemah,
perdarahan intranatal, shock, dan masa pascanatal dapat terjadi subinvolusi
(Wati and Fitriahadi, 2020).
4. Menjelaskan tentang menjaga kesehatan organ reproduksi
5. Menjelaskan tentang pengertian kehamilan sehat

F. Pelaksanaan Langsung Asuhan dengan Efisien dan Aman


Dalam kasus ini penulis telah melaksanakan asuhan sesuai dengan yang
telah direncanakan.

G. Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah
diberikan meliputi evaluasi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah
benar-benar telah terpenuhi sebagaimana diidentifikasi di dalam diagnosis
dan masalah.
Secara keseluruhan dari langkah pengumpulan data sampai evaluasi
asuhan berjalan cukup baik.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis melaksanakan asuhan kebidanan secara komprehensif
melalui Asuhan Kebidanan Pada Wanita Usia Subur Dengan Perencanaan
Kehamilan Sehat, maka penulis menarik kesimpulan bahwa dalam pemberian
asuhan kebidanan menggunakan manajemen kebidanan 7 langkah varney
tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek saat melakukan asuhan
kebidanan pada Nn. A.

B. Saran
1. Bagi Penulis
Penulis dapat meningkatkan keterampilan yang dimiliki dalam
melakukan asuhan kebidanan pada wanita usia subur, sesuai dengan
standar profesi bidan dan dapat mengatasi kesenjangan yang timbul
antara teori dan praktek sehingga dapat meningkatkan pengaplikasian
teori yang didapat dengan perkembangan ilmu kebidanan terbaru.
2. Bagi Lahan Praktik
Diharapkan bidan dan tenaga kesehatan lainnya dapat
memberikan asuhan yang menyeluruh serta mendeteksi kelainan secara
dini dan mencegah terjadinya komplikasi dalam masa pra konsepsi.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan institusi terus meningkatkan perbaikan dalam
melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif agar lebih aplikatif dalam
pelaksanaannya. Selain itu, institusi juga dapat menilai kemampuan
mahasiswa dalam menerapkan pengetahuan yang dimilikinya dengan
mempraktekkan dan menerapkannya langsung kepada klien.
4. Bagi Klien
Bagi klien khususnya Nn A dapat menambah informasi seputar
Perencanaan Kehamilan Sehat dengan mengubah pola hidup sehat.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.


Carpenito, L. J. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC.
Cunningham, F. G. 2005. Obstetri Williams Volume I. Jakarta: EGC.
Dasri. 2016. “Penundaan Kehamilan Dengan Memakai Alat Kontrasepsi Bagi
Pengantin Baru Dalam Tinjauan Hukum Islam.” QIYAS Vol. 1, No. 1 107–16.
Departemen Pendidikan dan Budaya. 2007. Undang-Undang Republik Indonesia
Tentang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007. Jakarta:
Kemendikbud RI.
Hartanto, Hanafi. 2010. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan.
Mansjoer. 2007. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius.
Marlinda, & Purwaningsih, P. 2013. Pengaruh senam dismenore terhadap
penurunan dismenore pada remaja putri di Desa Sidoarjo Kecamatan
Pati.vol. 1,no, 2, hh.118-123.33
Mulyani, Siti Nina. 2013. Keluarga Berencana dan Alat Kontrasepsi. Jakarta:
Nuha Medika.
Nurhasanah, Fitria. 2020. “Hubungan Time to Pregnancy Dengan IMT Pra
Konsepsi.” Jurnal Kebidanan 1–2.
Nurunniyah, Siti. 2015. “Pengaruh Konseling Persiapan Kehamilan Terhadap
Perilaku Hidup Sehat Pada Calon Pengantin.” Jurnal Ilmu Kebidanan 2–3.
PB PAPDI. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 4 Jilid 1. Jakarta: FKUI.
Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Priharjo, Robert. 2009. Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC.
Riwidikdo, Handoko. 2007. Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendikia
Press.
Saifuddin, Abdul Bari. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirorahardjo.
Saputri, Soffi Nor Ida Ayu. 2017. “Konseling Kesehatan Pra Nikah Terhadap
Minat Penundaan Kehamilan Berisiko Pada Calon Pasangan Usia Subur Di
Bawah 20 Tahun.” Jurnal Ilmu Keperawatan 4:9–15.
Sasmalinda, Lusi. 2013. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Tekanan
Darah Pasien.” UNP Journal of Mathematics 2(1):36–42.
Sitinjak, Helti Lestari. 2017. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Calon
Pengantin Wanita Terhadap Pentingnya Pemberian Suntikan Tetanus Toxoid
Pra Menikah Di Wilayah Kerja Puskesmas Kandis Tahun 2016.” Jurnal
Kesehatan Dan Sains Terapan 2(1):21–28.
Sulistyawati, Ari. 2011. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: Salemba
Medika
Tambunan, Eviana S., dkk. 2011. Panduan Pemeriksaan Fisik Bayi Mahasiswa
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Uliyah, Muslifatul dan A. Aziz Alimul Hidayat. 2008. Keperawatan Dasar
Praktek Klinik untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
Varney, Helen. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC.
Wati, Nur Nugroho and Enny Fitriahadi. 2020. “Status Gizi Dan Status Kehamilan
Mempengaruhi Kejadian Anemia Calon Pengantin Di Puskesmas Wilayah
Sleman Yogyakarta.” Jurnal Kebidanan 279–84.

Anda mungkin juga menyukai