Anda di halaman 1dari 84

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Persalinan merupakan suatu proses fisiologis yang dialami oleh wanita.
Pada proses ini terjadi serangkaian perubahan besar yang terjadi pada ibu
untuk dapat melahirkan janinnya melalui jalan lahir (Decherney et al, 2007).
Tujuan dari pengelolaan proses persalinan adalah mendorong kelahiran yang
aman bagi ibu dan bayi sehingga dibutuhkan peran dari petugas kesehatan
untuk mengantisipasi dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada
ibu dan bayi, sebab kematian ibu dan bayi sering terjadi terutama saat proses
persalinan. Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2012 Angka Kematian Ibu (AKI) akibat persalinan di Indonesia masih tinggi
yaitu 208/100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB)
26/1.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2013). Angka Kematian Ibu untuk
Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 sebesar 116/100.000 kelahiran hidup,
sedangkan Angka Kematian Bayi sebesar 12/1.000 kelahiran hidup.
Angka Kematian Ibu merupakan salah satu indikator untuk melihat
derajat kesejahteraan perempuan dan target yang telah ditentukan dalam
tujuan pembangunan Millennium Development Goals (MDGs) tujuan ke 5
yaitu meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai sampai
tahun 2015 adalah mengurangi sampai ¾ resiko 2 jumlah kematian ibu atau
102/100.000 kelahiran hidup, maka dari itu upaya untuk mewujudkan target
tersebut masih membutuhkan komitmen dan usaha keras yang terus menerus
(Kemenkes RI, 2013). Penyebab tingginya angka kematian ibu antara lain,
terlalu muda atau terlalu tua saat melahirkan, tidak melakukan pemeriksaan
kehamilan secara teratur, dan banyaknya persalinan yang ditolong oleh tenaga
non profesional. Sedangkan penyebab kematian terbanyak disebabkan oleh
sepsis (infeksi sistemik), kelainan bawaan, dan infeksi saluran pernapasan
akut (Riset Kesehatan Dasar Depkes, 2007).

1
2

Salah satu penyebab bayi mengalami gangguan pernapasan adalah bayi


yang ukuran tubuhnya di atas normal. Kelahiran bayi besar ini menimbulkan
komplikasi dalam persalinan, apalagi jika melahirkan tidak di rumah sakit.
Kemungkinan bayi akan lahir dengan gangguan nafas dan kadangkala bayi
lahir dengan trauma tulang leher dan bahu. Semuanya ini terjadi akibat massa
bayi yang besar sehingga tidak mungkin atau sangat sulit melewati panggul
ibu. Kondisi bayi dengan berat lahir berlebih atau abnormal diistilahkan
dengan fetal makrosomia atau bayi makrosomia. Makrosomia adalah bayi
yang lahir dengan berat badan lebih dari 4000 gram. Kemunculan bayi seperti
ini disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, faktor kondisional atau hanya
diduga penyebabnya, misalnya orangtuanya memang besar. Kedua, faktor ibu
hamil yang menderita diabetes milletus. Ketiga, faktor ibu yang mengalami
kelebihan berat badan pada saat hamil dan terakhir faktor ibu yang
mengalami kehamilan lewat waktu (Partiwi, 2009).
Oleh sebab itu, pada laporan pendahuluan ini pengkaji tertarik untuk
melakukan asuhan persalinan fisiologis.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mendeskripsikan pelaksanaan asuhan kebidanan pada persalinan
fisiologis dengan menggunakan pola pikir ilmiah melalui pendekatan
manajemen kebidanan menurut varney dan mendokumentasikan asuhan
kebidanan dalam bentuk catatan SOAP.
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan konsep dasar teori pada persalinan fisiologis.

b. Menjelaskan konsep dasar manajemen kebidanan persalinan


fisiologis.

c. Melaksanakan asuhan kebidanan pada persalinan fisiologis dengan


pendekatan varney yang terdiri dari:
3

1) Melakukan pengkajian pada persalinan fisiologis

2) Menginterpretasikan data dasar

3) Mengidentifikasikan diagnosa dan masalah potensial pada


persalinan fisiologis

4) Mengidentifikasikan kebutuhan segera pada persalinan fisiologis

5) Merancang intervensi pada persalinan fisiologis

6) Melakukan implementasi pada persalinan fisiologis

7) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan yang telah diberikan

d. Mendokumentasikan pelaksanaan asuhan kebidanan pada persalinan


fisiologis dalam bentuk catatan SOAP.

e. Melakukan pembahasan dengan menggunakan 7 langkah Varney.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Teori
1. Pengertian
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran janin, plasenta dan
ketuban beserta selaputnya dari dalam uterus ke luar uterus (Maritali,
2012).
Persalinan adalah suatu proses yang dimulai dengan adanya
kontraksi uterus yang menyebabkan terjadinya dilatasi progresif dari
serviks, kelahiran bayi dan kelahiran plasenta dengan proses alamiah
(Rohani, 2011).
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang dapat hidup
dari dalam uterus dan keluar melalui vagina secara spontan pada
kehamilan cukup bulan tanpa bantuan alat dan tidak terjadi komplikasi
pada ibu ataupun pada janin dengan presentasi belakang kepala
berlangsung kurang dari 24 jam (Varney, 2003).
Menurut Rukiyah (2009), persalinan adalah proses dimana bayi,
plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap
normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah
37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan di mulai sejak
uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka
dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap.
Bentuk persalinan berdasarkan teknik :
a. Persalinan spontan, yaitu persalinan berlangsung dengan kekuatan
ibu sendiri dan melalui jalan lahir.
b. Persalinan buatan, yaitu persalinan dengan tenaga dari luar dengan
ekstraksi forceps, ekstraksi vakum dan sectio sesaria
c. Persalinan anjuran yaitu bila kekuatan yang diperlukan untuk
persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan pemberian rangsang.

4
5

2. Fisiologi
a. Jenis persalinan
Menurut Rohani (2011), berdasarkan umur kehamilan terdiri
dari uraian sebagai berikut :
1) Abortus
Pengeluaran buah kehamilan sebelum kehamilan 22 minggu
atau bayi dengan berat kurang dari 500 gram.
2) Partus Immaturus
Pengeluaran buah kehamilan sebelum janin dapat hidup (viable),
berat janin di bawah 500-1.000 gram atau usia kehamilan antara
22-28 minggu.
3) Partus prematurus
Persalinan dari hasil konsepsi pada umur kehamilan 28-36
minggu. Janin dapat hidup tetapi prematur, berat janin antara
1.000-2.500 gram.
4) Partus matures/aterm (cukup bulan)
Partus pada umur kehamilan 37-40 minggu, janin matur, berat
badan di atas 2.500 gram.
5) Partus postmaturus (serotinus)
Persalinan yang terjadi 2 minggu atau lebih dari waktu partus
yang ditaksir, janin disebut postmatur.
6) Partus presipitatus
Partus yang berlangsung cepat, mungkin di kamar mandi, diatas
kenderaan dan sebagainya.
7) Partus percobaan
Suatu penilaian kemajuan persalinan untuk memperoleh bukti
tentang ada atau tidaknya Cephalo pelvic Disproportion (CPD).
b. Penyebab timbulnya persalinan
6

Menurut Mochtar (2010), penyebab timbulnya persalinan


terdapat beberapa teori antara lain :
1) Penurunan kadar progesteron
Progesteron menimbulkan relaksasi otot rahim, sebaliknya
estrogen meninggikan kerentanan otot rahim. Selama kehamilan
terdapat keseimbangan antara kadar progesteron dan estrogen di
dalam darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar progesteron
menurun sehingga menimbulkan his.
2) Teori Oxytosin
Pada akhir kehamilan kadar Oxytosin bertambah dan
menimbulkan kontraksi otot-otot rahim.
3) Keregangan otot
Seperti halnya dengan kandung kemih dan lambung bila
dindingnya teregang oleh karena isinya maka timbul kontraksi
untuk mengeluarkan isinya. Demikian pula dengan rahim, maka
dengan majunya kehamilan semakin meregang otot-otot dab
otot-otot rahim makin rentang.
4) Teori prostaglandin
Prostagladin yang dihasilkan oleh decidua, disangka menjadi
salah satu sebab permulaan persalinan. Hal ini juga di sokong
dengan adanya kadar prostaglandin yang tinggi baik dalam air
ketuban ataupun darah perifer ibu sebelum melahirkan atau
selama persalinan.
Secara mikroskopis perubahan biokimia dalam tubuh wanita
hamil sangat menentukan seperti perubahan hormonal. Satu sampai
dua minggu sebelum persalinan terjadi penurunan hormon estrogen
dan progesteron. Dimana progesteron bekerja sebagai relaksasi otot
polos. Sehingga aliran darah berkurang dan hal ini menyebabkan
atau merangsang pengeluaran prostaglandin merangsang dilepasnya
oksitosin, hal ini juga merangsang kontraksi uterus.
7

Faktor struktur uterus atau rahim membesar dan menekan


menyebabkan iskemia otot-otot rahim sehingga mengganggu
sirkulasi otot plasenta yang berakibat degenerasi.
Faktor lain yang mempengaruhi adalah faktor syaraf karena
pembesaran janin dan masuknya janin ke panggul maka akan
menekan dan menggesek ganglion servikalis yang akan merangsang
timbulnya kontraksi uterus. Faktor lain yang dikemukakan adalah
faktor kekuatan plasenta. Plasenta yang mengalami degenerasi akan
mengakibatkan penurunan produk hormon progesteron dan estrogen.
Faktor selanjutnya adalah faktor nutrisi, suplai nutrisi pada janin
berkurang maka hasil konsepsi akan dikeluarkan. Partus sengaja
ditimbulkan oleh penolong dengan menggunakan oksitosin,
amniotomi gagang laminaria.
c. Tahap prsalinan
Persalinan dibagi menjadi 4 tahap. Pada kala I serviks membuka
dari 0 sampai 10 cm. Kala I dinamakan juga kala pembukaan. Kala
II disebut juga dengan kala pengeluaran, oleh karena kekuatan his
dan kekuatan mengedan, janin di dorong keluar sampai lahir. Dalam
kala III atau disebut juga kala uri, plasenta terlepas dari dinding
uterus dan dilahirkan. Kala IV mulai dari lahirnya plasenta sampai 2
jam kemudian. Dalam kala tersebut diobservasi apakah terjadi
perdarahan post partum. (Rohani, 2011)
1) Kala I (Kala Pembukaan)
Inpartu ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah
karena serviks mulai membuka dan mendatar. Darah berasal dari
pecahnya pembuluh darah kapiler sekitar kanalis servikalis
karena pergeseran-pergeseran, ketika serviks mendatar dan
membuka.
Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus
dan pembukaan serviks, hingga mencapai pembukaan lengkap
8

(10 cm). Persalinan kala I dibagi menjadi 2 fase, yaitu fase laten
dan fase aktif.
a) Fase laten, dimana pembukaan serviks berlangsung lambat
dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan
dan pembukaan secara bertahap sampai pembukaan 3 cm,
berlangsung dalam 7-8 jam.
b) Fase aktif (pembukaan serviks 4-10 cm), berlangsung
selama 6 jam dan dibagi dalam 3 subfase.
(1) Periode akselerasi : berlangsung selama 2
jam,
pembukaan menjadi 4 cm.
(2) Periode dilatasi maksimal : berlangsung selama 2
jam,
pembukaan berlangsung
cepat menjadi 9 cm.
(3) Periode deselerasi : berlangsung lambat,
dalam 2 jam pembukaan
jadi 10 cm atau lengkap.
Pada fase aktif persalinan, frekuensi dan lama kontraksi
uterus umumnya meningkat (kontraksi dianggap adekuat
jika terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan
berlangsung selama 40 detik atau lebih) dan terjadi
penurunan bagian terbawah janin. Berdasarkan kurve
Friedman, diperhitungkan pembukaan pada primigravida 1
cm/jam dan pembukaan multigravida 2 cm/jam.
Mekanisme membukanya serviks berbeda antara
primigravida dan multigravida. Pada primigravida, ostium
uteri internum akan membuka lebih dulu, sehingga serviks
akan mendatar dan menipis, kemudian ostium internum
sudah sedikit terbuka. Ostium uteri internum dan eksternum
9

serta penipisan dan pendataran serviks terjadi dalam waktu


yang sama.
Pengisian partograf dimulai ketika memasuki fase aktif
yaitu dari pembukaan 4 cm. Kala I berakhir bila pembukaan
serviks sudah lengkap atau 10 cm.
2) Kala II (Kala Pengeluaran Janin)
Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah
lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II pada
primipara berlangsung selama 2 jam dan pada multipara 1 jam.
Tanda dan gejala kala II :
a) His semakin kuat, dengan interval 2 sampai 3 menit.
b) Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya
kontraksi.
c) Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rektum
dan/atau vagina.
d) Perineum terlihat menonjol.
e) Vulva-vagina dan sfingter ani terlihat membuka.
f) Peningkatan pengeluaran lendir dan darah.
g) Diagnosis kala II ditegakkan atas dasar pemeriksaan dalam
yang menunjukkan :
(1) Pembukaan serviks telah lengkap.
(2) Terlihat bagian kepala bayi pada introitus vagina.
3) Kala III (Kala Pengeluaran Plasenta)
Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan
berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Seluruh
proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir.
Biasanya plasenta akan lepas dalam 5 menit.
Menurut Siswosudarmo (2008), tanda–tanda plasenta lepas
adalah:
a) Keluar semburan darah dari vagina.
10

b) Tali pusat memanjang.


c) Uterus menjadi globuler dan teraba lebih keras.
d) Pada saat plasenta masuk dalam vagina, fundus uteri
meninggi
4) Kala IV (Kala Pengawasan)
Menurut Sumarah (2009), kala IV dimulai setelah lahirnya
plasenta dan berakhir 2 jam setelah proses tersebut. Observasi
yang harus dilakukan pada kala IV :
a) Tingkat kesadaran.
b) Pemeriksaan tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi,dan
pernapasan.
c) Kontraksi uterus.
d) Terjadinya perdarahan. Perdarahan dianggap masih normal
jika jumlahnya tidak melebihi 400 sampai 500 cc.
Asuhan dan pemantauan yang dilakukan pada kala IV
diantaranya adalah sebagai berikut :
a) Lakukan rangsangan taktil (seperti pemijatan) pada uterus,
untuk merangsang uterus berkontraksi.
b) Evaluasi tinggi fundus dengan meletakkan jari tangan
secara melintang antara pusat dan fundus uteri.
c) Perkirakan kehilangan darah secara keseluruhan.
d) Periksa perineum dari perdarahan aktif (misalnya apakah
ada laserasi atau episiotomi).
e) Evaluasi kondisi ibu secara umum.
f) Dokumentasikan semua asuhan dan temuan selama kala IV
persalinan di halaman belakang partograf segera setelah
asuhan diberikan atau setelah penilaian dilakukan.
d. Mekanisme persalinan normal
Mekanisme persalinan normal dalam proses turunnya kepala
bayi sampai lahir menurut Sarwono (2011) terdiri dari:
11

1) Penurunan Kepala, terjadi selama proses persalinan karena daya


dorong dari kontraksi uterus yang efektif, posisi, serta kekuatan
meneran dari pasien.
2) Engagement (penguncian), tahap penurunan pada waktu
diameter biparietal dari kepala janin telah melalui PAP.
3) Fleksi, fleksi menjadi hal terpenting karena diameter kepala
janin terkecil dapat bergerak masuk panggul sampai ke dasar
panggul.
4) Putaran  paksi dalam, putaran internal dari kepala janin akan
membuat diameter  anteroposterior dari kepala janin
menyesuaikan diri dengan anteroposterior dari panggul.
5) Lahirnya kepala dengan ekstensi, bagian leher belakang di
bawah oksiput akan bergeser kebawah simphisis pubis dan
bekerja sebagai titik poros (hipomoklion). Uterus yang
berkontraksi kemudian memberikan tekanan tambahan di kepala
yang menyebabkannya ekstensi lebih lanjut saat lubang vulva.
Vagina membuka lebar.
6) Restitusi adalah perputaran kepala sebesar 45° baik ke kanan
atau ke kiri, bergantung kepada arah dimana ia mengikuti
perputaran menuju posisi oksiput anterior.
7) Putaran paksi luar, putaran ini terjadi bersamaan dg putaran
internal dari bahu. Pada saat kepala janin mencapai dasar
panggul, bahu akan mengalami perputaran dalam arah yang
sama dg kepala janin.
8) Lahirnya bahu & seluruh anggota badan bayi, bahu posterior
akan menggembungkan perineum dan kemudian dilahirkan dg
cara fleksi lateralis. Setelah bahu dilahirkan, seluruh tubuh janin
lainnya akan dilahirkan.
e. Tanda-tanda persalinan
12

Menurut (Purwaningsih, 2010), beberapa tanda dan gejala ibu


hamil masuk dalam masa bersalin, diantaranya adalah sebagai
berikut:

1) Timbul rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering,
dan teratur.

2) Keluar lendir bercampur darah (bloody show). Bloody show


adalah pengeluaran dari mukus dan pengeluaran yang lebih
banyak karena robekan kecil pada serviks. Sumbatan mukus
yang berasal dari sekresi servikal dari proliferasi kelenjar
mukosa servikal pada awal kehamilan, berperan sebagai barier
protektif dan menutup servikal selama kehamilan.

3) Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya. Pemecahan


membran yang normal terjadi pada kala I persalinan. Hal ini
terjadi pada 12% wanita, dan lebih dari 80% wanita akan
memulai persalinan secara spontan dalam 24 jam.

4) Pada pemeriksaan dalam : serviks mendatar dan pembukaan


telah ada. Berikut ini adalah perbedaan penipisan dan dilatasi
serviks antara nulipara dan multipara.

a) Nulipara

Biasanya sebelum persalinan, serviks menipis sekitar 50-


60% dan pembukaan sampai 1 cm; dan dengan dimulainya
persalinan, biasanya ibu nulipara mengalami penipisan
serviks 50-100%, kemudian terjadi pembukaan.

b) Multipara

Pada multipara sering kali serviks tidak menipis pada awal


persalinan, tetapi hanya membuka 1-2 cm. Biasanya pada
13

multipara serviks akan membuka, kemudian diteruskan


dengan penipisan.

5) Kontraksi uterus mengakibatkan perubahan pada serviks


(frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit).

3. Patofisiologi
a. Passage (jalan lahir)
Jalan lahir merupakan komponen yang sangat penting dalam
proses persalinan yang terdiri dari jalan lahir tulang dan jalan lahir
lunak. Proses persalinan merupakan proses mekanisme yang
melibatkan 3 faktor, yaitu jalan lahir, kekuatan yang mendorong dan
akhirnya janin yang di dorong dalam satu mekanisme terpadu. Jalan
lunak pada keadaan tertentu tidak akan membahayakan janin dan
sangat menentukan proses persalinan (Manuaba, 2010)
b. Passanger (janin)
1) Janin besar
Bayi dengan berat 3500–4000 gram digolongkan bayi besar.
Kesukaran yang ditimbulkan dalam persalinan adalah karena
besarnya kepala atau kepala yang lebih keras tidak dapat
memasuki pintu atas panggul, atau karena bahu yang lebar sulit
melalui rongga panggul (Wiknjosastro, 2007).
2) Berat badan janin
Janin (bayi) aterm mempunyai tanda cukup bulan, 280 hari
(40 minggu) dengan berat badan sekitar 2500 sampai 3000 gram
dan panjang badan sekitar 50 sampai 55 cm (Saiffudin, 2008)
Bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah dibedakan
menjadi:
a) Bayi berat lahir rendah (BBLR), berat lahir 1500-2500
gram.
14

b) Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR), berat lahir < 1500
gram.
c) Bayi berat lahir ekstrem rendah (BBLER), berat lahir <
1000 gram.
c. Power
1) His (kontraksi uterus)
His adalah kontraksi uterus (uterine contraction). Selama
dalam kehamilan, persalinan dan nifas, uterus mengadakan
kontraksi, tetapi frekuensi dan intensitasnya berbeda–beda. Pada
akhir kala I atau kala II, jumlah kontraksi adalah 3-4 kali tiap 10
menit (2-3 menit sekali) dengan intensitas 50-60 mmHg. Sifat-
sifat his yang baik adalah:
a) Teratur.
b) Makin lama makin sering, intensitas makin kuat, durasi
makin lama.
c) Ada dominansi fundus.
d) Menghasilkan pembukaan dan atau penurunan kepala.
2) Umur ibu
Dalam kurun reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman
untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun.
Usia di bawah 16 tahun atau diatas 35 tahun
mempredisposisi wanita terhadap sejumlah komplikasi. Usia
dibawah 16 tahun insiden preeklampsia sedangkan usia diatas
35 tahun meningkatkan insiden hipertensi kronis dan persalinan
yang lama pada nulipara (Varney, 2007).
3) Paritas
Paritas adalah jumlah janin dengan berat badan lebih dari
atau sama dengan 500 gram yang pernah dilahirkan, hidup
maupun mati. Paritas mempengaruhi durasi persalinan dan
insiden komplikasi. Pada multipara dominasi fundus uteri lebih
15

besar dengan kontraksi uterus lebih besar dengan kontraksi lebih


kuat dan dasar panggul yang lebih rileks sehingga bayi lebih
mudah melalui jalan lahir dan mengurangi lama persalinan.
Namun pada grandemultipara, semakin banyak jumlah janin,
persalinan secara progresif lebih lama. Hal ini diduga akibat
keletihan pada otot–otot uterus. Semakin tinggi paritas insiden
plasenta previa, perdarahan, mortalitas ibu dan mortalitas
perinatal juga meningkat (Siswosudarmo, 2008).
4) Penolong
Peran petugas kesehatan adalah memantau dengan seksama
dan memberikan dukungan serta kenyamanan pada ibu, baik
segi emosi atau perasaan maupun fisik (Saifuddin, 2008).
Setelah terjadi pembukaan lengkap, anjurkan ibu hanya
meneran apabila ada dorongan kuat dan spontan untuk meneran.
Jangan menganjurkan untuk meneran berkepanjangan dan
menahan nafas, anjurkan ibu beristirahat diantara kontraksi.
Meneran hanya menambah daya kontraksi untuk mengeluarkan
bayi. Ibu dipimpin mengejan saat ada his atau kontraksi rahim,
dan istirahat bila tidak ada his (JNPK-KR, 2007).
Pada kasus yang ditangani oleh dukun atau tenaga
paramedis yang tidak kompeten, sering kali penderita disuruh
mengejan walaupun pembukaan belum lengkap. Akibatnya
serviks menjadi edema dan menghambat pembukaan lebih
lanjut, ibu mengalami kelelahan sehingga persalinan
berlangsung lama. Pada kala II ibu sudah tidak dapat mengejan
menyebabkan kala II tidak maju atau kala II lama
(Siswosudarmo, 2008).
d. Psikologis
Penampilan dan perilaku wanita serta pasangannya secara
keseluruhan merupakan petunjuk yang berharga tentang jenis
16

dukungan yang ia akan terima. Perlu disadari bahwa persalinan


adalah suatu tugas dari seorang ibu yang harus dihadapi dengan
tabah, walaupun tidak jarang mereka merasa cemas dalam
menghadapi masalah tersebut. Kecemasan tersebut antara lain
meliputi: rasa cemas apakah mereka dapat mengatasi kesukaran yang
terjadi, cemas apakah janin yang dikandung tidak cacat, dan cemas
menghadapi rasa sakit (Winknjosastro, 2005).
Kecemasan, kelelahan, kehabisan tenaga, dan kekawatiran ibu,
seluruhnya menyatu sehingga dapat memperberat nyeri fisik yang
sudah ada. Kecemasan ibu meningkat semakin berat, sehingga
terjadinya siklus nyeri–stress–nyeri dan seterusnya sehingga
akhirnya ibu yang bersalin tidak mampu lagi bertahan. Kejadian
seperti ini menyebabkan makin lamanya proses persalinan sehingga
janin dapat mengalami kegawatan (fetaldistress). Pada kala II sering
disebut prolonged second stage/pembukaan lengkap ibu ingin
mengedan tapi tidak ada kemajuan penurunan (Yanti, 2010).
e. Posisi Ibu
Posisi ibu mempengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologi
persalinan. Posisi tegak memberikan sejumlah keuntungan.
Mengubah posisi membuat rasa letih hilang, memberi rasa nyaman
dan memperbaiki sirkulasi. Posisi tegak meliputi posisi berdiri,
berjalan, duduk dan jongkok.

4. Komplikasi
Adaptasi/Perubahan Fisiologi dan Psikologi
a. Adaptasi Janin
1) Denyut Jantung Janin (DJJ)
Untuk memprediksikan keadaan janin yang berkaitan dengan
oksigenisasi DJJ rata-rata pada aterm adalah 140 x/m. DJJ normal
adalah 120-160 x/m.
17

2) Sirkulasi Janin
Sirkulasi jnin dipengaruhi oleh posisi ibu, kontraksi uterus,
tekanan darah dan aliran darah tali pusat. Kontraksi uterus
selama masa persalinan cenderung mengurangi sirkulasi melalui
anterior spinalis, sehingga mengurangi perfusi melalui ruang
intervilosa.
3) Pernapasan dan perilaku lain janin
Perubahan tertentu menstimulasi kemoseptor pada aorta dan
badan carotid guna mempersiapkan janin untuk memulai
pernafasan setelah lahir. Perubahan yang terjadi :
a) 7-2 ml ketuban diperas keluar dari paru-paru (selama
persalinan pervaginam)
b) Tekanan oksigen (PO2) janin menurun
c) Tekanan karbondioksida (PCO2) arteri meningkat
d) PH arteri menurun.
b. Adaptasi Ibu
1) Perubahan kardiovaskuler
Pada setiap kontraksi, 2100 ml darah dikeluarkan dari uterus dan
masuk kedalam sistem vaskuler ibu. Hal ini meningkatkan curah
jantung sekitar 10-15% pada tahap I persalinan dan sekitar 30-
50% pada tahap II persalinan.
2) Perubahan pernapasan
Peningkatan aktivitas fisik dan peningkatan pemakaian O2
terlihat dari peningkatan frekuensi pernapasan. Hiperventilasi
dapat menyebabkan alkalosis respiraktorik (pH meningkat),
hipoksia dan hipokapnea (CO2 menurun).
3) Perubahan pada ginjal
Pada trimester ke II kandung kemih menjadi organ abdomen.
Kandung kemih terisi dapat teraba diatas simpisis pubis. Selama
18

persalinan wanita dapat mengalami kesulitan untuk berkemih


secara spontan akibat dari :
a) Oedema jaringan akibat tekanan dari kepala
b) Rasa tidak nyaman
c) Sedasi dan rasa malu
4) Perubahan integument
Terlihat pada daya distensibilitas daerah introtus vagina (muara
vagina). Pada setiap individu tingkat distensibilitas berbeda,
meskipun meregang namun dapat terjadi robekan-robekan kecil
pada kulit sekitar introitus vagina meskipun tidak dilakukan
episiotomi/terjadi laserasi.
5) Perubahan muskulusskeletal
Selama persalinan dapat mengalami stres. Nyeri punggung dan
nyeri sendi terjadi sebagai akibat semakin meregangnya sendi
pada masa aterm.
6) Perubahan neurologis
Menunjukan bahwa timbul stres dan rasa tidak nyaman pada
masa persalinan. Perubahan sensori terjadi pada saat wanita
masuk ke tahap persalinan dan masuk ke tahap selanjutnya.
Mula-mula ibu merasa senang kemudian menjadi serius dan
mengalami amnesia selama masa persalinan akibatnya ibu
merasa senang atau merasa letih saat melahirkan.
7) Perubahan pencernaan
Bibir dan mulut dapat menjadi kering akibat wanita bernapas
melalui mulut, dehidrasi dan sebagai respon emosi terhadap
persalinan. Selama persalinan, mortilitas dan absorbsi saluran
cerna menurun dan waktu kerja lambung menjadi lambat. Mual,
muntah dan sendawa juga terjadi sebagai respon refleks
terhadap dilatasi serviks lengkap.
8) Perubahan endokrin
19

Sistem endokrin aktif selama persalinan. Awalan persalinan


dapat diakibatkan oleh penurunan progesteron dan peningkatan
estrogen, prostaglandin dan oksitosin. Metabolisme meningkat
dan kadar aliran darah dapat menurun akibat proses persalinan.
9) Perubahan Psikologis pada Ibu Bersalin
Rasa nyeri dalam persalinan sejak zaman dahulu sudah
menjadi pokok pembahasan diantara wanita, maka banyak calon
ibu menghadapi kehamilan dan kelahiran anaknya dengan
perasaan takut dan cemas. Tidaklah mudah untuk
menghilangkan perasaan takut, akan tetapi dokter dan bidan
dapat berbuat banyak dengan membantu para wanita yang
dihinggapi perasaan takut dan cemas dengan kesabarannya
meyakinkan calon ibu bahwa kehamilan dan persalinan
merupakan hal yang normal dan wajar.
Perasaan dan sikap seorang wanita dalam melahirkan sangat
bervariasi dan dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya
perbedaan struktur sosial, budaya dan agama serta kesiapan ibu
dalam menghadapi persalinan, pengalaman masa lalu, dukungan
sistem dan lingkungan. Ada beberapa wanita menganggap
persalinan adalah pengalaman yang tidak menyenangkan, ketika
merasakan sakit, merasa selalu diawasi oleh dokter dan bidan.
Perubahan psikologis keseluruhan seorang wanita yangsedang
mengalami persalinan sangat bervariasi, tergantung pada
persiapan dan bimbingan antisipasi yang ia terima selama
persiapan persalinan.
Banyak wanita normal merasakan kegairahan dan
kegembiraan disaat merasakan kesakitan pertama menjelang
kelahiran bayinya. Seorang wanita dalam proses kelahiran
bayinya merasa tidak sabarmengikuti irama naruliah dan mau
20

mengatur sendiri, sikap yang berlebihan ini pada hakekatnya


merupakan ekspresi dari mekanismes melawan ketakutan.
Pada multigravida sering khawatir dan cemas terhadap
anak-anaknya yang tinggal dirumah, dalam hal ini bidan bisa
berbuat banyak untuk menghilangkan kecemasan ini.
Suami atau keluarga bisa memberikan perhatian dan
dukungan agar ibu menjadi kuat dan mampu melalui proses
persalinan dengan aman dan lancar. Perhatian pasangan
merupakan tingkatan yang paling dasar menjadi kebutuhan
seorang wanita dalam proses persalinan.
Menurut Cunningham (2005), perubahan psikologis dapat
terjadi di setiap fase persalinan. Pada kala I, terjadi kontraksi
uterus dengan frekuensidan intensitas lama sehingga terjadi
penipisan dan pembukaan dari serviks sampai pembukaan
lengkap 10 cm. Perubaan psikologis pada ibu sewaktu kala I
adalah merasa khawatir, sedikit cemas tetapi masih bisa diajak
komunikasi dan diberikan arahan sebelum persalinan
berlangsung.
Pada kal II persalinan, ibu dapat mengontrol dirinya
kembali, merasakan tekanan-tekanan nyeri selama kontraksi,
merasa lelah dan gelisah. Pada kala III persalinan, nyeri mulai
berkurang dan saat pelepasan plasenta ibu merasa gelisah, ibu
ingin melihat, menyentuh, dan memeluk bayinya, merasa
gembira, lega, dan bangga akan dirinya; juga merasa sangat
lelah dan memusatkan diri dan kerap bertanya apakah vagina
perlu dijahit.
Pada kala IV persalinan, setelah kelahiran bayinya dan
plasenta dengan segera ibu akan melupakan perasaan untuk
melepaskan tekanan dan ketegangan yang dirasakanya, dimana
21

ibu mendapat tanggung jawab baru untuk mengasuhdan


merawat bayinya yang telah dilahirkannya.
5. Pemeriksaan Penunjang
6. Pelayanan yang dibutuhkan
7. Penatalaksanaan
B. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan Persalinan Fisiologis
Pengkajian Kala I
a. PENGKAJIAN
1) Data Subjektif
a) Identitas
Nama :
Umur : <16 th atau >35 th - Usia <18 tahun dan >35
tahun memerlukan pengawasan antenatal dan
intranatal tambahan, (Fraser&Cooper,2009)
Agama :
Suku/Bangsa :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
No. Register :
Tgl Periksa :

b) Keluhan Utama :
Nyeri, Pengeluaran Lendir Darah, Kontraksi Semakin Bertambah
Ibu mengatakan rasa nyeri terasa dibagian belakang dan
menyebar kedepan, lendir, darah sering tampak, kekuatan
kontraksi semakin bertambah (Sumarah, 2008).

c) Riwayat Kesehatan Klien


(1) Riwayat Kesehatan yang Lalu :
Penyakit Kardiovaskuler : Jantung
penyakit jantung merupakan
resiko dalam persalinan
(Sarwono, 2009)
Penyakit Darah : Hipertensi
Ibu dengan hipertensi kronik
pada saat melahirkan resiko
preeklamsia lebih tinggi
(Sarwono, 2009)
Penyakit Paru-paru :
Penyakit Hati :
Penyakit Endokrin : DM
Pada ibu hamil dengan DM
akan meningkatkan resiko
terjadinya preeklamsia saat
persalinan, seksio sesarea, dan
makrosomia (Sarwono, 2009)
Penyakit Infeksi : Penyakit Ginjal dan Saluran
Kencing
Penyakit/Kelainan sistem Reproduksi :
Riwayat Alergi
Riwayat Pembedahan
(2) Riwayat Kesehatan Sekarang

d) Riwayat Kesehatan Keluarga :


Riwayat Penyakit Menurun : Hipertensi, DM, Asma
Riwayat Penyakit Menular : Hepatitis, TBC, HIV/AIDS
Riwayat Penyakit Menahun : Jantung, Asma-
Riwayat kembar : Kehamilan kembar juga memiliki
insiden lebih tinggi pada keluarga
tertentu (Fraser&Cooper,2009)

e) Riwayat Menstruasi
HPHT : Wajib ditanyakan HPHT untuk
menentukan usia kehamilan dan tafsiran
persalinan. HPHT merupakan dasar
untuk menentukan usia kehamilan dan
perkiraan tafsiran partus (Varney, 2006).
Siklus : 28 ± 1 hari (Ilmu Kandungan, 2012)
Teratur/tidak : Teratur
Lama : 3-5 hari (Ilmu Kandungan, 2012)
Banyaknya haid : 33,2 ± 16 cc (Ilmu Kandungan, 2012)
Bau : Menstruasi berbau, tanda infeksi pada
organ reproduksi (Sinopsis Obstetri,
2008)
Keluhan waktu haid : Sebagian kecil merasa berat di panggul
atau merasa nyeri (dismenore) (Ilmu
Kandungan, 2012)
TTP : Merupakan data dasar untuk
mengevaluasi ukuran kandungan, apakah
persalinan cukup bulan atau kurang
bulan dan kemungkinan komplikasi
untuk jumlah minggu kehamilan
(Varney, 2007)

f) Riwayat Obstetri
Kehamilan Persalinan Anak Nifas
Abnor
Suam An Pnl BB/
UK Peny Jenis Tmpt Peny JK H M malita Laktasi Peny
i k g PB
s
1
2

Paritas, Penyulit dan Riwayat persalinan:


Makrosomia disertai dengan meningkatnya resiko trauma
persalinan melalui vagina seperti distosia bahu, kerusakan
fleksus brakialis, patah tulang klavikula, dan kerusakan
jaringan lunak pada ibu seperti laserasi jalan lahir dan
robekan pada perineum (Rayburn, 2001). Beberapa ibu yang
secara genetic selalu melahirkan bayi besar, seperti ibu dengan
diabetes mellitus yang menyebabkan penyulit dalam persalinan akibat
janin besar yang merupakan kelanjutan dari penyulit kehamilan dengan
janin besar,  Implikasi makrosomia bagi ibu melibatkan distensi uterus,
menyebabkan peregangan yang berlebihan pada serat-serat uterus. Hal ini
menyebabkan disfungsional persalinan, kemungkinan ruptur uterus, dan
peningkatan insiden perdarahan postpartum. (Mary, 1995).
Menurut Sulistiowati (2001) yang dikutip Suryani (2008), bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara riwayat persalinan
buruk sebelumnya dengan perdarahan pasca persalinan .
Riwayat bedah sesar akan mempengaruhi ibu untuk persalinan
berikutnya.( Varney,Dkk,2006).
Gemelli : 10 % dari semua kehamilan premature disebabkan
oleh kehamilan gemelli (Varney, 2007)

h) Riwayat Kehamilan Sekarang


Kapan mulai dirasakan pergerakan janin :
Untuk mengkaji kesejahteraan janin (Varney, 2007)
Kehamilan : Mulai kapan periksa hamil ........berapa kali:.....
Imunisasi TT : ...............,kapan/berapa kali:........
Tablet tambah darah yang diperoleh:.............
Pengobatan : ...........
Penyuluhan Kesehatan yang pernah diperoleh:...
Keluhan selama kehamilan:
Trimester I:
Trimester II :
Trimester III :
i) Riwayat Kontrasepsi
Riwayat penggunaan kontrasepsi, meliputi jenis kontrasepsi yang
pernah digunakan, lama pemakaian dan jarak antara pemakaian
terakhir dengan kehamilan.
j) Pola Fungsional Kesehatan
Pola Keterangan
Nutrisi Kebanyakan wanita saat persalinan tidak menginginkan
untuk makan. Namun, cairan yang adekuat harus
disediakan untuk mencegah terjadinya dehidrasi.
(Christine, 2006).
Eliminasi Pada kala I, sering buang air kecil akibat rasa tertekan ai
area pelvis (Varney,Dkk,2008:827).
Istirahat Istirahat diantara kontraksi bagi ibu sangat dibutuhkan
untuk mempertahankan energi supaya tidak kelelahan
(Varney, 2007)
Aktivitas Sebagian besar ibu merasa lebih rilkes dan mampu
mengatasi persalinan mereka dengan lebih baik ketika
mereka bebas berjalan, duduk di kursi, menggunakan
toilet dan sebagainya tentunya lebih kondusif untuk
mencapai persalinan yang nyaman dan prosesnya
normal (Varney, 2007)
Personal Kebersihan dan kondisi kering meningkatkan
hygiene kenyamanan dan relaksasi serta menurunkan resiko
terkena infeksi (Varney, 2007)

k) Riwayat Psikososiokultural Spiritual


Wanita mengalami emosi yang campur aduk, merasa gembira,
bahagia, dan bebas karena kehamilan dan penantian yang
panjang adakn segera berakhir tetapi ia juga memiliki
kekhawatiran tentang apa yang akan terjadi nanti (Varney, 2007)
a. Riwayat pernikahan
Pernikahan keberapa :
lama menikah :
status pernikahan sah/tidak :
b. Perasaan ibu dan suami terhadap kehamilan ini
c. Siapa yang membantu merawat bayi
d. Rencana pemenuhan nutrisi pada bay
e. Kekhawatiran terhadap persalinan
f. Ada/ tidak, penyebab kekhawatiran
g. Siapa yang mendampingi selama persalinan
h. Bagaiman kesiapan fisik dan psikologis

2) Data Obyektif
a) Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Composmentis
Tanda vital : Tekanan darah : 110/70 mmHg-120/80
mmHg, <140/90 mmHg
(Salmah:2006 & UNPAD,
1983)
Nadi : 60-100 x/menit
(Salmah,2006)
Pernapasan : 16-20 x/menit
(Salmah,2006)
Suhu Tubuh : 36,5-37,5 0C
(Salmah,2006)
Antropometri : Tinggi Badan : >145 cm
Tinggi Badan ibu lebih dari
145 cm. Bila kurang curiga
kesempitan panggul (CPD).
LILA : >23,5 cm
ukuran lila tidak boleh
kurang dari 23.5 cm, bila
kurang berarti status gizi
buruk. (Christina, 1989)
b) Pemeriksaan fisik
Inspeksi
Kepala : Kulit kepala tampak bersih, distribusi rambut
merata
Wajah : Tidak tampak pucat dan oedema, tampak/tidak
tampak kloasma gravidarum
Oedema adalah tanda klasik preeklampsia
(varney,2007)
Pucat merupakan tanda anemia dan dehidrasi
(Musrifatul, 2009)
Mata : Tampak simetris, kelopak mata tidak oedema,
tampak sclera berwarna putih, tidak tampak
kelainan, konjungtiva tampak berwarna merah
muda
Konjunctiva yang berwarna putih atau pucat
tanda anemia (musrifatul, 2009)
Hidung : Tampak bersih, tidak tampak cuping hidung, polip,
dan peradangan
Mulut : Tampak bibir bersih, mukosa mulut lembab, lidah
bersih dan tremor, gigi geraham lengkap, tidak
tampak stomatitis, caries dentis, dan pembesaran
tonsil
Jika lidah kaku atau tidak tremor maka itu
adalah tanda preeklampsia (Varney, 2007)
Telinga : Tampak bersih, tidak tampak pengeluaran secret
Leher : Tampak/tidak tampak hyperpigmentasi, tidak
tampak pembesaran tonsil, faring, laring, vena
jugularis, kelenjar tiroid, dan kelenjar getah bening
Terjadinya undulasi atau bendungan pada vena
jugularis salah satu indikasi penyakit jantung
(musrifatul, 2009)
Dada : Tampak simetris, tidak tampak retraksi dinding
dada
Payudara : Tampak simetris dan bersih, areolla dan putting
tampak kehitaman, lebih besar, tidak tampak
benjolan.
Abdomen : Tampak pembesaran, tampak/tidak tampak linea
dan striae, tidak tampak bekas operasi dan asites
Genetalia : Tidak tampak oedema, varices, serta hemoroid,
tampak pengeluaran lendir darah, cairan ketuban
(Helen varney, Dkk ,2006:674)
Ekstremitas : Tampak simetris, tidak oedema

Palpasi
Leher : Tidak teraba pembesaran vena jugularis, kelenjar
getah bening, dan kelenjar tiroid
Payudara : Tidak teraba benjolan ,pengeluaran kolestrum pada
trimester 3 dan pasca bersalin. (varney 2008)
Abdomen : Tinggi fundus : (3 jari di bawah PX sampai
setinggi PX. Varney 2001)
Kontraksi uterus : (semakin lama semakin kuat
dan adekuat di sertai dengan
pembukaan dan penipisan
serviks. Varney 2007)
Konsistensi : (keras. Varney 2008)
Letak janin : (membujur. Varney 2008)
Persentasi janin : (kepala. Varney 2008)
Denominator : (oksiput anterior. Varney 2008)
Vesika urinaria : (kosong. Varney 2008)
Genetalia : Tidak teraba oedema, tidak teraba pembesaran
pada kelenjar bartholini (Manuaba, 1998).
Ekstremitas: Tidak teraba oedema, cavilarie revile kembali
dalam waktu < 2 detik

Auskultasi
Dada : Irama jantung teratur, Frek:…. x/mTidak terdengar
suara nafas tambahan.
Abdomen : DJJ : Irama teratur, terdengar jelas, tidak lebih dari
dua punctum maksimal, dua jari bawah pusat, tidak
sama dengan nadi ibu frekuensi 120-160 x/menit,
(varney, 2007)

Perkusi
Dada : Sonor
Ekstremitas :
Reflek trisep : + (Lengan ekstensi)
Refleks bisep : + (Ekstensi pada jari tengah)
Reflek patella : + (Ekstensi pada tungkai kaki)
Refleks babinski : + (Jari – jari kaki fleksi)

c) Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan Dalam :
Tanggal : jam :
Seorang bidan tidak boleh melakukan pemeriksaan dalam pada
keadaan perdarahan, plasenta previa, ketuban pecah dini,
persalinan preterm (Buku Ajar Praktik Kebidanan, 2004)
1. Vulva vagina : vagina yang terasa tegang dapat berkaitan
dengan adanya rasa takut (Buku Ajar Praktik Kebidanan,
2004)
2. Portio : Lunak / kaku
3. Pembukaan
4. Fase laten : pembukaan 0-3 cm terjadi selama 8 jam
5. Fase aktif : akselerasi : pembukaan 3-4 cm terjadi selama 2
jam
6. Dilatasi maksimal : pembukaan 4-9 cm terjadi selama 2 jam
7. Deselerasi : pembukaan 9-10 cm selama 2 jam (Varney,
2007)
8. Ketuban : (+) utuh
(-) jernih/Mekonium/Darah/kering
9. Presentasi : belakang kepala (sinsiput) (Obstetri Fisiologi
Unpad, 1983)
10. Denominator : Oksiput Anterior (UUK) (Obstetri Fisiologi
UNPAD, 1983)
11. Disekitar bagian terendah apakah teraba bagian terkecil janin:
tidak teraba bagian terkecil janin
12. Station/Hodge : umumnya kepala janin sudah masuk dalam
ruang panggul (Sinopsi Obstetri, 1998)

HIS :
KALA I
Fase Laten: Mulai terjadi setiap 10 sampai 20 menit, berlangsung
sampai 15 hingga 20 detik dengan intensitas ringan –
sedang (Varney, 2008).
Fase Aktif : Durasi lebih panjang dan intensitas kuat serta
frekuensi akan lebih sering. Menjelang akhir fase aktif
kontraksi muncul biasanya 2 sampai 3 detik,
berlangsung sekitar 60 detik, dimana intensitas
akan lebih kuat (Varney, 2008).
d) Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboatorium
Kadar Hb normal lebih dari 11 gr%
Albumin urine negative
Reduksi urine negative (Sulaiman, 1983:157)
Pemeriksaan Radiologi
Ultrasonografi (UNPAD,1983)
II. INTERPRETASI DATA DASAR
Diagnosis : G Papah UK......minggu...hari Janin tunggal hidup
inpartu kala 1 fase laten/aktif

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSIS/MASALAH POTENSIAL


Tidak ada

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA


Tidak ada

V. INTERVENSI
1. Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu

R/ Informasi yang jelas mengoptimalkan asuhan yang diberikan.

2. Pantau kemajuan persalinan dan kesejahteraan janin menggunakan


partograf

a. DJJ, His, Nadi setiap 30 menit

b. Suhu setiap 2 jam

c. TD dan VT setiap 4 jam

R/ partograf merupakan alat ukur kemajuan persalinan (Varney, 2007)

3. Lakukan pencegahan infeksi

R/ risiko infeksi tidak bisa dihilangkan secara total, tapi dapat dikurangi
hingga sekecil mungkin dengan menerapkan tindakan-tindakan PI
secara benar dan konsisten (APN, 2008)

Kebersihan dan kondisi kering meningkatkan kenyamanan dan


relaksaksi serta menurunkan resiko infeksi. (Varney, 2007:719)

4. Anjurkan ibu untuk miring kiri


R/ berbaring miring kiri dapat mengurangi tekanan pada vena cava
inferior yang dapat menyebabkan hipoksia pada janin dan dapat
membantu mempercepat penurunan bagi terendah janin (Varney,
2007).

5. Anjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya

R/ kandung kemih yang penuh berpotensi untuk memperlambat proses


persalinan (Varney, 2007).

6. Berikan KIE teknik nafas dalam pada waktu his

Akupresur bekerja baik pada aspek fisiologis rasa sakit maupun


pada subjektivitasnya. Mandi air panas, terapi musik, aromaterapi,
dan teknik pernapasan meningkatkan relaksasi dan menurunkan
tingkat kecemasan(Mascarenhas VH dkk, 2019)

R/ latihan nafas dalam dapat membantu mengurangi rasa nyeri (Varney,


2007).
7. Berikan asupan makanan dan minuman disela-sela kontraksi

R/ makan dan cairan yang cukup dapat memberi energy (Varney,


2007).

8. Berikan KIE tentang posisi saat meneran

R/ informed choice mengenai bebagai pilihan posisi saat meneran yang


paling nyaman untuk klien (Doenges, 2001).

9. Siapkan alat untuk proses persalinan yaitu1 set Partus set, 1 set heacting
set dan APD

R/ Untuk memeriksa kelengkapan alat pada proses pertolongan


persalinan serta sebagai alat pelindung diri (Doenges, 2001).

10. Berikan support kepada klien dengan menghadirkan pendamping


R/ peran suami yang sudah memahami proses persalinan bila berada di
samping ibu yang sedang bersalin sangat sangat membantu
kemantapan ibu bersalin dalam menghadapi rasa sakit dan takut yang
timbul. (Sarwono, 2010)
11. Dokumentasikan pemantauan kala I pada partograf

R/ partograf merupakan alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu


persalinan dan informasi untuk membuat keputusan klinik (APN,
2008)

VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilaksananakan dengan efisien dan aman sesuai dengan
rencana asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan
seluruhnya oleh bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim
kesehatan lainnya.
VII.EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan asuhan
kebidanan yang telah diberikan. Evaluasi didokumentasikan dalambentuk
SOAP
Pengkajian Kala II
I. PENGKAJIAN
1) Data Subjektif
Identitas
Anamnesa
Keluhan utama :
(2) Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya
kontraksi.
(3) Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada
rektum/vaginanya
(4) Perineum menonjol
(5) Vulva vagina dan spingter ani membuka
(6) Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah

2) Data Obyektif
a) Pemeriksaan Umum :
Kesadaran : Compos mentis
Tanda vital : Tekanan darah : 110/70 mmHg-120/80
mmHg, <140/90 mmHg
Nadi : 60-100 x/menit
Suhu Tubuh : 36,5-37,5 0C
Pernapasan : 16-20 x/menit

b) Pemeriksaan fisik
Inspeksi
Genetalia : Tampak perineum menonjol, vulva-
sfingter ani membuka (APN,2008)

Palpasi
Abdomen : HIS : >3 x 10’ = 50”
Kala II : His menjadi lebih kuat selama 50 detik
datang setiap 3 menit .(IGG manuaba, 1998)

Auskultasi
Abdomen : DJJ : terdengar jelas, teratur, frekuensi 120-
160 x/menit, interval teratur tidak lebih dari 2
punctum maximal (Mochtar, 1998:51)
Daerah/letak DJJ : kuadran kiri/kanan
bawah

c) Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan Dalam :
Tanggal : jam :
Vulva,vagina : Tampak membuka
Pengeluaran pervaginam : Lendir darah, cairan
ketuban
Dinding vagina : Tidak oedema
Pembukaan : 10 cm
Effacement : 100%
Ketuban : Jernih/utuh
Presentasi : Jelakang kepala
Denominator : UUK kanan/kiri depan
Tidak teraba bagian terkecil janin
Hodge : III/IV

II. INTERPRETASI DATA DASAR


Diagnosis : G PAPAH inpartu kala II

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSIS/MASALAH POTENSIAL


Tidak ada
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA
Tidak ada

V. INTERVENSI
1. Beritahu ibu dan keluarga bahwa pembukaan telah lengkap
R/ Agar ibu dapat segera bersiap-siap untuk mengejan, (Doenges,
2001)
2. Siapakan bimbingan untuk meneran dengan baik dan benar.
R/ Meneran yang baik dan benar dapat mengurangi resiko kelelahan
yang berlebih pada ibu, serta sebagai salah satu indikator kemajuan
dalam proses persalinan (Doenges, 2001).
3. Lakukan Pemantauan DJJ
R/ Frekuensi jantung bayi kurang dari 120 atau lebih dari 160 kali
permenit dapat menunjukan gawat janin dan perlu dievaluasi
segera. (Varney, 2007)
4. Anjurkan keluarga pendamping untuk melakukan stimulasi puting
susu bila kontraksi tidak baik
R/ Stimulasi puting susu berfungsi untuk menstimulasi produktivitas
oksitosin ibu, yang berperan dalam proses persalinan mengejan
(Doenges, 2001).
Lakukan persiapan pertolongan kelahiran bayi
5. Anjurkan ibu untuk memilih posisi yang nyaman bagi dirinya untuk
meneran
R/ Saat ibu merasa nyaman, maka ibu dapat berkonsentrasi untuk
mengejan (Doenges, 2001)
6. Lakukan bimbingan untuk meneran dengan baik dan benar.
R/ Meneran yang baik dan benar dapat mengurangi resiko kelelahan
yang berlebih pada ibu, serta sebagai salah satu indikator kemajuan
dalam proses persalinan (Doenges, 2001).
Lakukan pertolongan kelahiran bayi
7. Lindungi perineum saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter
5-6 cm
R/ Melindungi perineum dan mengendalikan keluarnya kepala bayi
secara bertahap dan hati-hati dapat mengurangi regangan
berlebihan (robekan) pada vagina dan perineum (APN, 2008)
8. Periksa lilitan tali pusat
R/ jika ada lilitan tali pusat di leher bayi dan cukup longgar maka
lepaskan lilitan tersebut dengan melewati kepala bayi. Jika lilitan
talli pusat sangat erat maka jepit tali pusat dengan klem pada 2
tempat dengan jarak 3 cm, kemudian potong tali pusat diantara 2
klem tersebut. (APN, 2008)
9. Tunggu Putaran Paksi Luar
R/ apabila kepala lahir tetapi tidak terjadi putaran paksi luar maka ini
merupakan tanda gejala distosia bahu (APN, 2008)
10. Lahirkan bahu bayi dengan cara Biparietal
R/ letakkan tangan pada sisi kiri dan kanan kepala bayi, minta ibu
meneran sambil menekan kepala ke arah bawah dan lateral tubuh
bayi hingga bahu depan melewati simfisis
11. Lakukan Sangga Susur untuk melahirkan badan dan tungkai bayi
R/ setelah badan dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut
ke punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua kaki.
(Asrinah, 2010)
Penanganan BBL
12. Lakukan penilain selintas pada BBL saat mengeringkan
R/ Mengidentifikasi adanya tanda bahaya atau komplikasi yang terjadi
pada BBL. (Marilynn Doenges, 2001).
13. Keringkan tubuh bayi tanpa mengeringkan telapak tangan, ganti
handuk basah dengan handuk yang kering
R/ bayi rentan terhadap terjadinya hipotermi
VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilaksananakan dengan efisien dan aman sesuai dengan
rencana asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan
seluruhnya oleh bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota
tim kesehatan lainnya.

VII.EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan asuhan
kebidanan yang telah diberikan. Evaluasi didokumentasikan dalambentuk
SOAP.
Pengkajian Kala III
I. PENGKAJIAN
1. Data Subjektif
2. Data Obyektif
a) Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Compos mentis
Tanda vital : Tekanan darah : 110/70 mmHg-120/80
mmHg, <140/90 mmHg
Nadi : 60-100 x/menit
Suhu Tubuh : 36,5-37,5 0C
Pernapasan : 16-20 x/menit

Bayi baru lahir tanggal........ Jam..... WITA


Jenis kelamin : Laki-laki/Perempuan
A/S : 7 - 10
BB : 2500-4000 gram
PB : 48 – 52 cm
Adanya tanda tanda lepasnya plasenta
Perubahan bentuk dan tinggi uterus
Tali pusat memanjang
Semburan darah mendadak dan singkat.

b) Pemeriksaan fisik
Genetalia : Tampak tali pusat memanjang, tampak
semburan darah mendadak dan singkat
(APN,2008)

Palpasi
Abdomen : Teraba tinggi fundus berada diatas pusat
(APN,2008)
II. INTERPRETASI DATA DASAR
Diagnosis : GPAPAH inpartu kala III

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSIS/MASALAH POTENSIAL


Tidak ada

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA


Tidak ada

V. INTERVENSI
1. Cek fundus dan pastikan kehamilan tunggal
R/ Untuk memastikan tidak ada kehamilan ganda (Varney, 2007).
Oksitosin menyebabkan uterus berkontraksi yang akan sangat
menurunkan pasokan oksigen kepada bayi (APN, 2008)
Penanganan BBL
2. Lakukan pemotongan Tali Pusat
R/ bayi yang tali pusatnya langsung dipotong setelah lahir akan
memiliki persediaan zat besi yang lebih sedikit untuk 6 bulan
kehidupan pertamanya ( karya tulis di Royal College of
Obstetriciana and Gynecologist).
3. Ikat tali pusat
R/ tali pusat yang tidak diikat akan menyebabkan aliran balik darah
dari bayi ke plasenta ( karya tulis di Royal College of
Obstetriciana and Gynecologist).
4. Letakkan bayi di atas dada ibu untuk melakukan IMD
R/ Mencegah terjadinya hipotermi pada bayi serta membantu ibu
melakukan bounding attachment dengan bayinya (Varney,
2007).
Manajemen Aktif Kala III
Penatalaksanaan aktif kala III persalinan meliputi pemberian
profilaksis uterotonika, penjepitan tali pusat dini dan traksi tali
pusat terkontrol untuk melahirkan plasenta. Dengan manajemen
hamil, tanda-tanda pemisahan plasenta ditunggu dan plasenta
dilahirkan secara spontan. Manajemen aktif diperkenalkan untuk
mencoba mengurangi perdarahan, (Begley, dkk, 2019).
5. Injeksikan Oksitosin 10 unit IM
R/ oksitosin merangsang fundus uteri untuk berkontraksi dengan
kuat dan efektif sehingga dapat membantu pelepasan plasenta
dan mengurangi kehilangan darah. Aspirasi sebelum
penyuntikkan akan mencegah penyuntikkan oksitosin ke
pembuluh darah (APN, 2008)
6. Lakukan penegangan Tali Pusat Terkendali
R/ Memegang tali pusat lebih dekat ke vulva akan mencegah avulsi
(APN, 2008). Segera melepaskan plasenta yang telah terpisah
dari dindinng uterus akan mencegah kehilangan darah yang
tidak perlu. (APN, 2008)
7. Lahirkan Plasenta dan selaput ketuban
R/ melahirkan plasenta dan selaputnya dengan hati-hati akan
membantu mencegah tertinnggalnya selaput ketuban di jalan
lahir (APN, 2008)
8. Lakukan masase uterus
R/ Rangsangan taktil untuk merangsang timbulnya kontraksi dan
mencegah perdarahan (Varney, 2007).
9. Cek kelengkapan placenta
R/ Menghindari terjadinya perdarahan akibat tertinggalnya sisa
placenta (Varney,2007).

VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilaksananakan dengan efisien dan aman sesuai dengan
rencana asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan
seluruhnya oleh bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau
anggota tim kesehatan lainnya.

VII.EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan
asuhan kebidanan yang telah diberikan. Evaluasi didokumentasikan
dalambentuk SOAP
Pengkajian Kala IV
I. PENGKAJIAN
1. Data Subjektif
2. Data Obyektif
a) Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Compos mentis
Tanda vital : Tekanan darah : 110/70 mmHg-120/80 mmHg,
<140/90 mmHg
Nadi : 60-100 x/menit
Suhu Tubuh : 36,5-37,5 0C
Pernapasan : 16-20 x/menit

Placenta lahir lengkap tanggal ..... jam .... WITA


Kontraksi uterus baik
Perdarahan < 500 cc

b) Pemeriksaan fisik
Inspeksi
Abdomen : Tampak mengecil
Genetalia : Ada/tidak ada laserasi, tidak ada memar ataupun
hematoma (Varney, 2007)

Palpasi
Abdomen : Teraba uterus di tengah-tengah abdomen,
teraba membulat keras (Varney,2007)

II. INTERPRETASI DATA DASAR


Diagnosis : PAPAH inpartu kala IV

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSIS/MASALAH POTENSIAL


Tidak ada
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA
Tidak ada

V. INTERVENSI
1. Evaluasi kemungkinan laserasi dan lakukan penjahitan apabila
terjadi laserasi
R/ Pada persalinan presipitatus dapat terjadi laserasi dan cedera.
Laserasi serviks dapat menyebabkan perdarahan berikutnya.
(Varney, 2007)
2. Lakukan penjahitan laserasi
R/ penjahitan laserasi merupakan suatu upaya untuk mendekatkan
jaringan-jaringan dalam proses penyembuhan dan juga untuk
menghentikan perdarahan (Pusdiknakes, 2013)
3. Ajarkan masase uterus pada ibu
R/ memberikan rangsangan taktil pada uterus mencegah
terjadinya perdarahan (Varney, 2007).
4. Lakukan Estimasi perdarahan
R/ perdarahan post partm merupakan kehilangan darah dalam
jumlah 500 ml atau lebih (Varney, 2008).
5. Lakukan pemantauan kala IV
R/ Perubahan keadaan tubuh ibu dari saat hamil, mempengaruhi
KU dan TTV ibu yang menggambarkan kondisi ibu,
pemantauan kontraksi uterus untuk menghindari terjadinya
perdarahan postpartum. (Varney, 2007).
6. Lakukan prosedur kebersihan dan keamanan
R/ mencegah terjadinya penyebaran infeksi nosokomial
(Marilynn Doenges, 2001).
7. Lengkapi Partograf
R/ Pendokumentasian terhadap proses persalinan yang telah
dilakukan (APN, 2008)

VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilaksananakan dengan efisien dan aman sesuai dengan
rencana asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan
seluruhnya oleh bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau
anggota tim kesehatan lainnya.

VII. EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan
asuhan kebidanan yang telah diberikan. Evaluasi didokumentasikan
dalambentuk SOAP.
BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN FISIOLOGIS

Tanggal Pengkajian : 29 Oktober 2022


Waktu Pengkajian : 08.20 WITA
Tempat Pengkajian : Ruang Catelya RSUD Ratu Aji Putri Botung
Nama Pengkaji : Suparini

KALA I PERSALINAN

SUBJEKTIF
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. A Nama Suami : Tn. R
Umur : 26 tahun Umur : 27 tahun
Suku/Bangsa: Jawa Suku/Bangsa : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Babulu darat RT 6
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan perutnya terasa kencang-kencang sejak jam 1.00 wita dan jam
5.00 wita keluar lendir campur darah
3. Riwayat Kesehatan Klien
a. Riwayat Kesehatan yang lalu
Tidak pernah memiliki penyakit jantung, tekanan darah tinggi, diabetes,
hepatitis, anemia, infeksi, campak, malaria, TBC, dan alergi.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang :
Perut terasa kencang sejak tadi malam dan keluar lendir darah.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Di dalam keluarga tidak ada yang memiliki penyakit jantung, tekanan
darah tinggi, hepatitis, diabetes, anemia, infeksi, campak, malaria,TBC,
gangguan mental, dan alergi.
5. Riwayat Haid
HPHT :13-2-2022 TP :20-11- 2022
Ibu pertama kali haid sekitar umur 13 tahun, dengan siklus haid 28 hari,
haid ibu teratur, lama haid sekitar 3-6 hari, banyaknya haid 2-3x ganti
pembalut/hari, warna darah merah dengan konsistensi cair.
6. Riwayat Obstetri

Kehamilan Persalinan Anak Nifas


No
Suami Anak UK Peny Jenis Pnlg Tmpt Peny JK BB/PB H M Abn. Laktasi Peny

1 Hamil ini

7. Riwayat Kehamilan Sekarang


Ibu mengatakan merasakan kontraksi sejak malam hari sekitar jam 1.00
Wita dan keluar lendir bercampur darah jam 05.00 WITA sehingga ibu
dan suami segera pergi ke RSUD untuk melakukan pemeriksaan.

8. Riwayat Kontrasepsi
Ibu mengatakan tidak menggunakan kontrasepsi apapun.

9. Pola Fungsional Kesehatan

Pola Di Rumah Saat Ini

Nutrisi Ibu makan 3x sehari dengan menu Ibu makan 2x, dengan menu 1
sayur, lauk, nasi. Minum air putih 6 porsi nasi dan ± 2 potong lauk
gelas/hari dan susu 1 gelas tiap hari pauk. Minum air putih
Aktivitas Pada saat dirumah, anak dan suami - Ibu beristirahat di tempat tidur.
aktivitas ibu adalah mengurus rumah
- Ibu berjalan-jalan
dan diluar rumah hanya berbelanja
untuk keperluan rumah.

Istirahat - Tidur siang 1-2 jam, Tidak ada

- Tidur malam selama 7- 8 jam. Tidur malam jam 22.00 wita

Eliminasi - BAB 1x/hari, konsistensi lembek, BAB : belum ada


warna kuning, tidak ada keluhan
BAK : 3x, warna kuning jernih,
- BAK 5-6 x/hari, warna kuning konsistensi cair, tidak ada keluhan

jernih, tidak ada keluhan

Personal - Ibu mandi 2x/hari Ibu belum ada mandi selama


Hygiene pemantauan
- ganti baju tiap kali kotor

10. Keadaan Psikososiokultural


a. Psikologis

Ibu mengatakan senang atas kehamilan ini, suami dan keluarga senang
atas kehamilannya

b. Sosial

Ibu dan Suami sudah merencanakan kehamilan ini

c. Kultural

Didalam keluarga tidak ada adat istiadat dan kebiasaan yang dapat
membahayakan kehamilan

d. Spiritual
Ibu dan suami di dalam keagamaan tidak ada hal yang dapat
membahayakan ibu dan janin

O:

1. Pemeriksaan umum
- Keadaan umum : Baik

- Kesadaran : compos mentis

- Tekanan Darah : 110/80 mmHg

- Suhu :36°C

- Nadi :80x/menit

- Pernafasan :20x/menit

- Antropometri

- Tinggi Badan :155cm

- Beratbadan sebelum hamil : 50 kg

- Berat badan sekarang : 60 kg

- LILA :23,6 cm

- IMT : 24,3

2. Pemeriksaanfisik
Kepala :kulit kepala tampak bersih, distribusi rambut merata,
konstruksi rambut kuat, tekstur rambut halus, tampak bersih
tidak tampak ketombe, tidak ada benjolan/massa.

Muka : tidak tampak kloasma gravidarum, tidak tampak oedema,


tidak tampak pucat

Mata : tidak tampak oedema pada kelopak mata, konjungtiva


tidak tampak pucat, sclera tampak berwarna putih.
Hidung :tampak bersih, tidak tampak polip, tidak tampak
peradangan.

Telinga :tampak bersih, tidak tampak secret/serumen.

Mulut : bibir tidak tampak pucat, mukosa mulut tampak lembab,


tidak tampak caries dentis, tidak tampak stomatitis,
geraham tampak lengka tidak tampak pembesaran tonsil.

Leher : tidak tampak hiperpigmentasi, tidak ada pembesaran vena


jugularis, kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening.

Dada : tidak tampak retraksi dinding dada. Bunyi jantung


terdengar teratur, tidak terdengar suara nafas tambahan,
suara nafas terdengar vesikuler.

Payudara :tampak simetris, tidak ada massa/benjolan, putting susu


tampak menonjol ,tidak tampak pengeluaran, konsistensi
tegang.

Abdomen :tampak pembesaran, tampak lineanigra, tidak tampak


asites.

LI : Tfu : 29 cm teraba lunak,kurang bulat,kurang


melenting

LII: teraba keras panjang seperti papan disebelah kiri,


teraba bagian terkecil janin di sebelah kanan ( puki )

LIII: teraba keras, bulat, melenting, bagian terendah janin


tidak dapat digoyangkan

L IV : divergen

Penurunan Kepala : 2/5 (Bagian terbesar kepala sudah masuk


panggul)
TBJ : (29-11) x 155 = 2790 gram Rumus Risanto : (125x29)-880
= 2745 gram

DJJ : 140 x/menit

HIS : 3 x 10 menit durasi 20 – 35 detik , Intensitas sedang

Genitalia : tidak tampak oedema dan varices pada vulva dan vagina, tampak
pengeluaran cairan lendir bercampur darah, tidak tampak luka parut,
tidak tampak fistula, tidak tampak hemorrhoid.

Ekstremitas:

Atas : simetris, tidak ada oedem, CRT kembali dalam 2 detik, reflex bisep
(+), reflex trisep (+)

Bawah : simetris, tidak ada oedem dan varises, CRT kembali dalam 2 detik,
homan sign (-), babinski (-), patella (+).

3. Pemeriksaan Khusus
Jam : 08.00 WITA

Pemeriksaan dalam :

Vulva dan pengeluaran : oedem (-), benjolan (-), massa (-), jaringan

Parut (-), varises (-), pengeluaran lendir dan Cairan

 Dinding Vagian : Benjolan (-)


 Effacement : 75%
 Pembukaan : 8 cm
 Ketuban : merembes Jernih
 Presentasi : Kepala
 Denominator : ubun-ubun kecil kiri anterior
 Tidak teraba bagian : terkecil janin
 Hodge : II
Pemeriksaan Penunjang :

Laboratorium :

Hemoglobin : 11 gr/dl

Sypilis : Non Reaktif

HIV : Non Reaktif

HBSAg : Non Reaktif

Goldar :-

Protein Urine : Negatif

Rapid Test : Non Reaktif

A:

Diagnosis : GIP0000 Usia Kehamilan 37 Minggu janin


tunggal hidup intra uterin presentasi kepala sudah masuk PAP kala 1 fase
aktif

Masalah : tidak ada

Masalah Potensial : tidak ada

Kebutuhan segera : tidak ada

JAM PENATALAKSANAAN

Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu : TD : 110/70mmhg, Nadi :


09.00 80x/detik, Pernafasan : 20x/detik, Suhu : 360C, LI: Let bokong, LII : Punggung
kari (PUKI), LIII:Let.Kepala, LIV: Divergent, TFU : 29cm, TBJ : 2790 gram,
DJJ : 140x/detik; ibu mengetahui kondisinya saat ini.
09.05 Dilakukan pemeriksaan dalam , Pembukaan : 8cm, Ketuban (+) merembes,
Denominator Ubun-ubun Kecil, Portio tipis, Presentasi kepala, Hodge II

09.06 Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa ibu dalam keadaan normal
dan ibu sudah dekat dengan proses persalinan ; Ibu mengerti penjelasan yang
diberikan
09.06 Meminta kepada pihak keluarga untuk mendampingi saat melahirkan,
Suami mendampingi ibu saat melahirkan

09.07 Melakukan observasi Kala 1 yaitu observasi his dan pemeriksaan DJJ setiap
30 menit ;
DJJ : 140 x / menit , His : 3 x 10’ dengan durasi 20 - 35
“ intensitas sedang
09.08 Menyiapkan partus set dan APD serta kelengkapan pertolongan persalinan ;
Partus set : bak instrumen , doek steril/underpad, klem 2 buah, gunting tali
pusat, gunting umbilical, pengikat tali pusat, spuit 3 cc, kassa steril
Heating Set :Nallpoeder, benang jahit, pinset, kassa steril, gunting benang dan
benang.
APD :Celemek, masker, handscoon, topi , dan sepatu boots.
Dekontaminasi : Waslap 2, air DTT, dan air klorin
09.10 Menyiapkan pakaian bayi dan pakaian ganti baju ibu ; Pakaian ibu (baju ganti,
sarung, pempers, korset) dan pakaian bayi ( lampin, baju bayi, popok, topi,
sarung tangan dan kaki)
; pakaian telah siap.
09.11 Membantu ibu untuk miring kiri dan kanan secara bergantian, miring kiri
dianjurkan untuk memudahkan suplai oksigen dari ibu ke janin dan agar tidak
ada penekanan pada pembuluh darah balik besar (vena cava inferior) pembuluh
darah yang bertanggung jawab mengembalikan darah dari tubuh bagian bawah
ke jantung
; Posisi ibu miring kiri
09.12 Melakukan observasi Kala 1 yaitu observasi his dan pemeriksaan DJJ setiap
30 menit ;
DJJ : 140 x / menit , His : 3 x 10’ dengan durasi 20 - 35 “ intensitas sedang
09.13 Mengajarkan kepada ibu untuk melakukan teknik nafas dalam pada waktu
his
akupresur bekerja baik pada aspek fisiologis rasa sakit maupun pada
subjektivitasnya. Mandi air panas, terapi musik, aromaterapi, dan teknik
pernapasan meningkatkan relaksasi dan menurunkan tingkat kecemasan
(Mascarenhas VH dkk, 2019). Teknik nafas dalam dengan cara melakukan
menarik napas dari hidung dalam waktu 3-5 detik, lalu menghembuskan
napas lewat mulut dalam waktu 3-5 detik pada saat kontraksi uterus.
Kemudian pasien bernapas dengan normal 1-2 menit, lalu menarik napas
dalam dengan mengempiskan rongga abdomen lalu mengeluarkan dari
mulut dalam waktu 3-5 detik dengan kombinasi posisi duduk 10 menit,
berdiri 10 menit dan berjalan 10 menit, setelah 30 menit (Astuti, 2019).
Sedangkan Teknik counter pressure vertebra sacralis pada ibu bersalin
kala I adalah sebagai berikut: Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
dan memakai sarung tangan sebagai perlindungan diri peneliti;
Menganjurkan ibu posisi miring kiri secara rilek, kaki kanan ditekuk dan
diganjal oleh bantal.; Mengolesi telapak tangan dengan minyak zaitun,
kemudian menekan pada daerah lumbal dan sacral dengan ;
Menggerakkan tangan secara sirkuler (melingkar) dengan menggunakan
telapak tangan secara perlahan dan ditekan; lakukan massage counter
pressure pada bagian vertebra sacralis saat terjadi kontraksi dengan
menekan terus menerus secara kuat menggunakan telapak tangan selama
10-15 menit, lepaskan kemudian beri tekanan lagi, begitu seterusnya
selama kontraksi; 6) Terakhir berikan usapan lembut untuk
memunculkan endorphin (Puspitasari, 2020).
; Ibu mengerti dan bersedia menarik nafas panjang dari hidung dan dibuang
melalui mulut.
09.14 Memberikan ibu minum air putih ketika kontraksi berkurang karena untuk
menambah kekuatan ibu dalam menghadapi proses persalinan
; Ibu telah minum air putih.
09.15 Mengajarkan ibu untuk tidak menahan BAK dan BAB, untuk mempermudah
proses penurunan kepala
Mempertahankan kandung kemih bebas dari distensi, yang dapat
meningkatkan ketidaknyamanan, mengakibatkan kemungkinan trauma,
mempengaruhi penurunan janin, dan memperlama persalinan. (Doenges,
2001)
09.45 Dilakukan pemeriksaan dalam , Pembukaan : 10 cm, Ketuban : pecah sspontan
jernih , Denominator Ubun-ubun Kecil, Portio tidak teraba, Presentasi kepala,
Hodge III
09.45 Melakukan observasi Kala 1 yaitu observasi his dan pemeriksaan DJJ setiap 30
menit ;
DJJ : 140 x / menit , His : 4 x 10’ dengan durasi 40-45“ intensitas kuat
KALA II PERSALINAN

S:

- Ibu merasa ingin meneran saat ada kontraksi


- Ibu merasakan ada perasaan ingin BAB
O:

1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik

Kesadaran : compos mentis

TD : 110/70mmHg

N : 90 x/menit

RR : 20 x/menit

T : 36°C

2. Pemeriksaan Fisik
DJJ : 140 x / menit
His : 4 x 10’ dengan durasi 40-45“ intensitas kuat
Genetalia : Tampak perineum membuka, vulva vagina dan spingter
Ani menonjol, pengeluaran lender darah meningkat.
Pemeriksaan Dalam :

a. Vulva, Vagina : Tidak tampak polip, varices, oedem


b. Pengeluaran : Lendir darah dan cairan ketuban
c. Dinding Vagina : Tidak teraba massa
d. Pembukaan : 10 cm
e. Effacement : 100 %
f. Ketuban : Jernih
g. Presentasi : Belakang Kepala
h. Denominator : UUK kiri anterior
i. Tidak teraba bagian terkecil janin
j. Hodge IV
A:

Diagnosis: GIP0000 Usia Kehamilan 37 Minggu janin tunggal hidup intra


uterin presentasi kepala sudah masuk PAP inpartu kala II
Masalah : tidak ada

Masalah Potensial : tidak ada

Kebutuhan segera : tidak ada

P:

Tgl / Jam Penatalaksanaan


09.45 Menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa pembukaan telah
lengkap dan kondisi janin baik
; ibu mengetahui kondisinya dan janinnya saat ini.

09.46 Meminta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran jika


ada kontraksi yang kuat
; keluarga membantu memposisikan ibu setengah duduk
09.46 Melaksanakan bimbingan meneran :
Membimbing ibu meneran dengan benar dan efektif, memberi
ibu semangat, memperbaiki cara meneran, membantu
mengambil posisi yang nyaman, menganjurkan istirahat
diantara kontraksi, memberi asupan minum, menilai DJJ setiap
selesai kontraksi, merujuk bila ada indikasi
; ibu kooperatif, ibu meneran dengan benar, ibu istirahat
diantara kontraksi, ibu diberi minum keluarga, DJJ diantara
kontraksi 150x/menit
09.46 Meletakkan handuk bersih di perut bawah ibu jika kepala bayi
telah membuka vulva 5-6 cm
; kain bersalin diletakkan disekitar ibu berbaring
09.47 Meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian sebagai alas
bokong ibu
; underpad telah diletakkan sebagai alas bokong ibu
09.47 Memeriksa kelengkapan alat dan bahan dalam partus set
; alat dan bahan dalam partus set lengkap
09.48 Memakai sarung tangan steril pada kedua tangan
; sarung tangan steril telah digunakan.
09.48 Melindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan
kain bersih dan kering, tangan lain menahan belakang kepala
untuk mempertahankan posisi defleksi dan membantu lahirnya
kepala. Menganjurkan ibu bernapas cepat dan dangkal
; kepala bayi telah lahir
09.48 Memeriksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat
; tidak ada lilitan tali pusat
09.49 Menunggu putaran paksi luar
; putaran paksi luar terjadi secara spontan
09.49 Memegang kepala bayi secara biparietal. Dengan lembut
menggerakkan kepala ke arah bawah distal hingga bahu anterior
muncul di bawah arkus pubis dan ke arah atas distal untuk
melahirkan bahu posterior; bahu anterior dan posterior telah
lahir.
; kedua bahu telah lahir
09.49 Menggeser tangan bawah untuk menopang kepala dan bahu.
Menggunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang
lengan serta siku sebelah atas
; tubuh dan lengan telah lahir

09.50 WITA Melanjutkan penelusuran ke punggung, bokong, tungkai, dan


kaki. Memegang kedua mata kaki dengan jari tangan
; seluruh tubuh bayi telah lahir
09.51 wita Melakukan penilaian selintas
; bayi cukup bulan, menangis kuat, bergerak aktif, dan berjenis
kelamin Perempuan.
09.51 wita Mengeringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh
lainnya (kecuali kedua tangan) tanpa membershkan verniks.
Mengganti handuk basah dengan handuk yang kering dan bersih
; tubuh bayi telah dikeringkan, bayi dilingkupi kain yang bersih
dan kering
tanggal 29-10-2022 pukul 09.50 WITA A/S: 9/10 dan
Anus/Cacat : +/-
09.51 wita Mengecek fundus dan pastikan kehamilan tunggal/ Tidak ada
kehamilan ganda, TFU sepusat
KALA III PERSALINAN

S :Ibu merasakan mules pada perutnya

O:

Keadaan umum : baik

Kesadaran : compos mentis

TFU : sepusat

Genitalia : tidak tampak semburan darah ,tali pusat tidak memanjang

Data Bayi :

Bayi Lahir tanggal 29-10-2022 Pukul 09.50 WITA

JK : perempuan Apgar score : 9/10

BB/PB: 3000 gr/50 cm

A:

Diagnosis: GIP0000 Usia Kehamilan 37 Minggu janin tunggal hidup intra


uterin presentasi kepala sudah masuk PAP inpartu kala III

Masalah : tidak ada

Masalah Potensial : tidak ada

Kebutuhan segera : tidak ada


P:

Tgl / Jam Penatalaksanaan


09.51 wita Manajemen Aktif Kala III
Penatalaksanaan aktif kala III persalinan meliputi pemberian
profilaksis uterotonika, penjepitan tali pusat dini dan traksi tali
pusat terkontrol untuk melahirkan plasenta. Dengan manajemen
hamil, tanda-tanda pemisahan plasenta ditunggu dan plasenta
dilahirkan secara spontan. Manajemen aktif diperkenalkan
untuk mencoba mengurangi perdarahan, (Begley, dkk, 2019).

Memberitahu kepada ibu bahwa akan disuntikan oksitosin agar


kontraksi rahim baik
; ibu bersedia disuntik oksitosin.
Menyuntikan oksitosin 1 ampul (10 IU) disuntikan pada 1/3 paha
bagian luar disuntikan secara IM
; Oksitosin telah disuntikan dipaha ibu.

09.52 wita melakukan klem tali pusat. Klem pertama 5cm dari pusat,
kemudian dorong isi tali pusat ke arah maternal sejauh 3cm
kemudian klem 2cm dari klem pertama; tali pusat telah di klem,
klem pertama ±5cm dari pusat dan klem kedua ±2cm dari klem
Melakukan
pertama. pemotongan tali pusat dengan melindungi perut bayi
dan mengikat tali pusat bayi dengan benang tali pusat.
Tali pusat telah di potong dan di ikat.
Meletakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk kontak kulit.
Meluruskan bahu bayi sehingga dada bayi menempel pada dada
ibu. Memposisikan bayi lebih rendah dari puting susu ibu dan
kepala bayi berada diantara payudara.
; dilakukan IMD, bayi diberi topi, bayi dan ibu diselimuti
09.54 wita Memindahkan klem 5-10 cm didepan vulva ibu
; Klem telah dipindahkan ±5 cm didepan vulva.
Meletakkan satu tangan pada perut bawah ibu untuk mendeteksi
kontraksi. Tangan lain memegang klem untuk menegangkan tali
pusat
; Uterus berkontraksi, tali pusat telah ditegangkan
Menegangkan tali pusat ke arah bawah sambil tangan lain
melakukan dorso kranial pada uterus secara hati- hati. Jika plasenta
tidak lahir 30-40 detik, menghentikan penegangan dan menunggu
hingga timbul kontraksi berikutnya, kemudian mengulangi prosedur
; tali pusat memanjang, terdapat semburan darah yang mendadak
dan singkat, klem didekatkan ±5cm dari vulva.

09.55 wita Saat plasenta muncul di introitus vagina, melahirkan plasenta


dengan kedua tangan. Memegang dan memutar plasenta hingga
selaput ketuban terpilin, melahirkan dan menempatkan plasenta
pada wadah.
; plasenta telah lahir
09.56 wita Melakukan masase uterus selama 15 detik, meletakkan telapak
tangan kiri di fundus, melakukan gerakan melingkar dengan
lembut sehingga uterus berkontraksi baik.
Dan tangan kanan memeriksa kelengkapan plasenta, dengan hasil
kotiledon 20 buah, diameter plasenta 20 cm, insersi tali pusat
marginalis, dan panjang tali pusat 50 cm, terdapat selaput amnion
;Mengevaluasi
uterus berkontraksi baik dan adanya
kemungkinan plasentaperdarahan
lengkap dan laserasi pada
vagina dan perineum. Jika terdapat laserasi menimbulkan
perdarahan segera melakukan penjahitan.
; terdapat perdarahan dan tidak ada laserasi perineum
KALA IV PERSALINAN

S: ibu mengatakan mules di perut

O:

- Keadaan Umum : baik


- Kesadaran : compos mentis
- Tanda-tanda Vital
TD : 110/70mmHg

N : 80 x/menit

RR : 20 x/menit

T : 36 °C

- Abdomen : TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi baik, kandung kemih


kosong
- Dada : Puting susu ibu menonjol, tampak pengeluaran ASI, dan
konsistensi payudara ibu tegang berisi.
- Genitalia:Pengeluaran lochea rubra dengan jumlah perdarahan ± 100
cc
- Plasenta lahir lengkap jam 09.55 WITA terdapat kotiledon, terdapat
selaput amnion, laserasi, panjang tali pusat ±50 cm, terdapat 2 arteri, 1
vena
A:

Diagnosis : P11001 Inpartu kala IV

Masalah : tidak ada

Masalah Potensial : tidak ada

Kebutuhan segera : tidak ada


P.

Jam Tindakan Evaluasi

09.56 Mengevaluasi laserasi pada vagina dan terdapat perdarahan dan tidak
perineum. ada laserasi perineum

10.00 Mengajarkan ibu cara melakukan massage Ibu bisa melakukan masase
uterus dan menilai kontraksi. Dengan cara Uterus sesuai arahan bidan
menggosok fundus uteri secara sirkuler
menggunakan telapak tangan hingga
kontraksi uterus baik(fundus teraba keras).

10.02 Menempatkan semuaperalatan bekas pakai Peralatan telah


dalam larutan klorin 0,5% untuk Ditempatkan dalam larutan
dekontaminasi (10 menit). klorin.

10.03 Membersihkan ibu dan mengenakan Ibu sudah bersih dan


pakaian ibu telah
mengenakan pakaian ganti
10.04 Membersihkan dan merapikan tempat tidur Tempat tidur tampak bersih dan
Rapi
10.05 Mencuci alat-alat yang telah Alat-alat telah bersih dan
didekontaminasi kering,
siap untuk disterilkan.
10.06 Melepaskan sarung tangan, apron dan Sarung tangan dan apron telah
memasukan ke dalam samapah infeksius di masukan ke dalam sampah
infeksius
10.07 Mencuci tangan dengan sabun dan air Tangan telah dicuci dengan
mengalir. sabun dan air mengalir dengan
teknik 6 langkah
10.08 Melakukan pemantauan kala IV (tekanan TD: 120/80 mmHg, N:
darah,nadi, temperature, TFU, kandung 80x/menit, TFU: sepusat,
kemih, dan perdarahan) setiap 15 menit kontraksi uterus keras, kandung
pada 1 jam pertama dan setiap 30 menit kemih kosong, perdarahan ± 10
pada 1 jam kedua ml Terlampir dalam partograf
10.10 Menganjurka keluarga memberikan ibu Keluarga memberikan ibu air
minum dan makan mineral dan makanan biscuit
Memberikan KIE tentang IMD

Salah satu upaya untuk mengurangi Bayi berada di atas perut ibu
jumlah perdarahan 2 jam postpartum untuk IMD
(kala empat), yaitu dengan
melaksanakan IMD. Inisiasi Menyusu
Dini adalah proses alami memberi
kesempatan pada bayi untuk mencari
dan mengisap ASI sendiri dalam 1 jam
pertama awal kehidupannya. Proses
hentakan kepala bayi ke dada ibu,
sentuhan tangan bayi di puting susu dan
sekitarnya, emutan, dan jilatan bayi
pada puting ibu merangsang
pengeluaran hormon oksitosin. Hormon
oksitosin bermanfaat untuk membantu
rahim berkontraksi sehingga membantu
percepatan involusi uteri dan pelepasan
plasenta, serta mengurangi perdarahan
pada ibu (Setiyani, A. dkk,2021).
12.50 Memindahkan ibu ke ruang nifas Ibu pindah ke ruang nifas
DATA BAYI

S : Tidak ada

O:-

1. Keadaan umum : Baik


Pemeriksaan tanda-tanda vital :
Pernapaaan : 46x/menit
Nadi : 128 x/menit
Suhu : 36,50C
2. Pemeriksaan Antropometri
Berat Badan : 3000 gram Lingkar kepala : 33 cm
Panjang Badan : 50 cm Lingkar Dada : 34 cm
Lila : 10 cm Lingkar perut : 30 cm

A:

Diagnosis : Neonatus Cukup Bulan sesuai Masa Kehamilan

Masalah : Tidak ada

Diagnosis Potensial : Tidak Ada

Masalah Potensial : Tidak Ada

Kebutuhan Segera : Tidak Ada

P.

Jam Penatalaksanaan Paraf


09.50 Lakukan penilaian selintas, bayi cukup bulan, bayi menangis kuat, mahasiswa
bayi bergerak aktif, dan mengeringkan tubuh bayi dengan mengganti
yang basah diganti lagi dengan kain yang kering
09.55 Menjepit tali pusat 3 cm dari pusat bayi, dorong tali pusat kearah mahasiswa
plasenta dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm dari klem pertama
lalu dengan tangan kiri memegang tali pusat diantara dua klem
sambil melindungi perut bayi dilakukan pemotongan tali pusat
kemudian tali pusat diikat dengan benang tali pusat; tali pusat telah
dipotong diikat dengan benang tali pusat
10.00 Menjaga kehangatan bayi dengan mengganti lampin ; lampin telah mahasiswa
diganti dengan yang kering
Menjelaskan pada ibu bahwa hasil pemeriksaan bayi dalam keadaan mahasiswa
normal; ibu mengerti mengenai hasil pemeriksaan.

Meletakkan bayi dengan posisi tengkurap didada ibunya untuk mahasiswa


melakukan IMD dan selimuti bayi serta memakaikan topi bayi
selama 1 jam
BAB IV

PEMBAHASAN

Intra natal care diberikan berdasarkan pendekatan asuhan kebidanan dengan


tujuh langkah Varney untuk ibu nifas normal dan didokumentasikan dengan
SOAP. Berdasarkan temuan kasus di lapangan, didapatkan hasil :

Pengumpulan data dasar meliputi pengkajian data subjektif yang berasal dari
pasien dan data objektif yang berasal dari pemeriksaan umum, pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang. Pada data subjektif didapatkan Ny.G merasakan
perutnya terasa kencang-kencang dan keluar lendir bercampur darah. Hal ini
sesuai tanda-tanda persalinan yaitu persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta
dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika
prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa
disertai adanya penyulit. Persalinan di mulai sejak uterus berkontraksi dan
menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir
dengan lahirnya plasenta secara lengkap (Widyastuti, 2021).
Usia kehamilan Ny. G dari perhitungan hari pertama haid terakhir pada
tanggal 13 Februari 2022, sehingga tafsiran persalinan menurut rumus Neagle
adalah pada tanggal 20-11-2022. Rumus Neagle memperlihatkan umur
kehamilan berlangsung selama 288 hari dan berlanjut selama berkesinambungan
(Varney, 2015). Sehingga dari perhitungan menggunakan rumus Neagle usia
kehamilan Ny. G adalah 37 Minggu. Dengan demikian keluhan yang dirasakan
Ny. G dalam batas normal.
Pada data objektif pemeriksaan umum didapatkan kesadaran composmentis
dan keadaan umum sedang. Tanda-tanda vital, Tekanan darah ibu 110/70mmHg,
nadi 90 x/menit, respirasi : 20x/menit dan suhu 36 C. Pemeriksaan antropometri,
tinggi badan 155 cm, berat badan saat hamil 50 kg, berat badan saat ini kg 60 dan
lingkar lengan atas 24,3 cm. Dalam batas normal hal ini sesuai dengan teori
(Varney, 2015). Dari hasil pemeriksaan fisik di dapatkan hasil IMT Ny. G 20,83,
Ny.G masuk kategori berat badan normal hal ini sesuai dengan teori manuaba
(2010) yaitu batas normal IMT adalah 18,5-24,9 kg/m² (WHO) dengan total
kenaikan berat badan yang disarankan selama kehamilan adalah 11,3-15,9 kg
dimana selama trimester 3 sebanyak 0,4 kg/minggu.
Ini merupakan kehamilan pertama Ny.G, suami dan istri merencanakan
kehamilan ini dan didalam lingkungan sosial, adat istiadat, dan keagaman tidak
ada kebiasaan yang dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin. Hal ini sesuai
dengan teori Goldstein (2018). Tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.
Asuhan persalinan pada Ny.G didasarkan oleh adanya tanda-tanda persalinan
yaitu pada tanggal 29-10-2022 jam 01.00 WITA. Ny. G merasakan adanya
kencang-kencang pada perut. Jam 5.00 wita terdapat pengeluaran lendir darah
Hingga pada pagi harinya ibu merasakan kencang-kencang pada perutnya semakin
sering dan lama. Pada tanggal 29-10-2022 pukul 08.00 WITA dilakukan
pemeriksaan dalam, dan didapatkan hasil pembukaan 8 cm dengan kontraksi 3 x
10 menit durasi 20-35 detik. Pemeriksaan dalam, pada tanggal 29-10-2022 jam
09.45 WITA dilakukan dan didapatkan hasil pembukaan sudah 10
cm dengan kontraksi 3 x 10 menit durasi ≥40 detik. Berdasarkan dari data
tersebut mahasiswa melakukan persiapan persalinan secara normal, dan
memberikan dukungan terus menerus kepada ibu dengan menghadirkan
pendamping ibu agar merasa nyaman, membantu ibu untuk memperoleh posisi
yang nyaman pada saat meneran, membimbing saat meneran selama his,
memeriksa denyut jantung janin diantara HIS dan memberikan asupan cairan
diantara HIS (APN, 2017). Dilanjutkan melakukan pertolongan persalinan sesuai
dengan ketentuan langkah asuhan persalinan normal.
Kala I pada Ny.G merasakan nyeri saat kontraksi. Nyeri saat persalinan
merupakan kondisi fisiologis yang secara umum dialami oleh hampir semua ibu
bersalin. Nyeri disebabkan oleh kontraksi uterus dan dilatasi serviks. Dengan
seiring bertambahnya intensitas dan frekuensi kontraksi uterus nyeri yang
dirasakan akan bertambah kuat, puncak nyeri terjadi pada fase aktif dimana
pembukaan lengkap sampai 10 cm dan ber langsung sekitar 4,6 jam untuk
primipara dan 2,4 untuk multipara (Martin & Griffin, 2012).
Dalam penelitian di dapatkan bahwa akupresur bekerja baik pada aspek
fisiologis rasa sakit maupun pada subjektivitasnya. Mandi air panas, terapi
musik, aromaterapi, dan teknik pernapasan meningkatkan relaksasi dan
menurunkan tingkat kecemasan (Mascarenhas VH dkk, 2019). Teknik nafas
dalam dengan cara melakukan menarik napas dari hidung dalam waktu 3-5
detik, lalu menghembuskan napas lewat mulut dalam waktu 3-5 detik pada saat
kontraksi uterus. Kemudian pasien bernapas dengan normal 1-2 menit, lalu
menarik napas dalam dengan mengempiskan rongga abdomen lalu mengeluarkan
dari mulut dalam waktu 3-5 detik dengan kombinasi posisi duduk 10 menit,
berdiri 10 menit dan berjalan 10 menit, setelah 30 menit (Astuti, 2019).
Sedangkan Teknik counter pressure vertebra sacralis pada ibu bersalin kala
I adalah sebagai berikut: Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan dan memakai
sarung tangan sebagai perlindungan diri peneliti; Menganjurkan ibu posisi miring
kiri secara rilek, kaki kanan ditekuk dan diganjal oleh bantal.; Mengolesi telapak
tangan dengan minyak zaitun, kemudian menekan pada daerah lumbal dan sacral
dengan ; Menggerakkan tangan secara sirkuler (melingkar) dengan menggunakan
telapak tangan secara perlahan dan ditekan; lakukan massage counter pressure
pada bagian vertebra sacralis saat terjadi kontraksi dengan menekan terus menerus
secara kuat menggunakan telapak tangan selama 10-15 menit, lepaskan kemudian
beri tekanan lagi, begitu seterusnya selama kontraksi; 6) Terakhir berikan usapan
lembut untuk memunculkan endorphin (Puspitasari, 2020).
Sehingga bidan mengajarkan cara mengurangi nyeri dengan relaksasi nafas
dalam dan akupresure untuk membantu mengurangi rasa nyeri saat persalinan.
Kala II pada Ny.G berlangsung sekitar ± 5 menit, dimana di lakukan pimpinan
persalinan sesuai dengan Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir
oleh Widyastuti, R (2021). pentingnya posisi dan teknik meneran yang benar
pada saat bersalin. mengedan mengikuti dorongan alamiahnya selama kontraksi,
beritahukan untuk tidak menahan napas saat mengedan, minta untuk berhenti
mengedan dan beristirahat di antara kontraksi, jika ibu berbaring miring atau
setengah duduk, ia akan lebih mudah untuk mengedan jika lutut ditarik ke arah
dada dan dagu ditempelkan dada, minta ibu untuk tidak mengangkat bokong saat
mengedan, tidak diperbolehkan untuk mendorong fundus untuk membantu
kelahiran bayi, ibu harus tetap tenang dan rileks, penolong persalinan tidak boleh
mengatur posisi mengedan, penolong persalinan harus memfasilitasi ibu dalam
memilih sendiri posisi mengedan dan menjelaskan alternatif-alternatif posisi
mengedan yang dipilih ibu tidak efektif.
Kala III pada Ny.G berlangsung ±5 menit. Hal ini sesuai dengan (Varney,
2015) yang mengatakan setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang
berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Pengeluaran plasenta disertai pengeluaran
darah kira-kira 100-200 cc. Setelah bayi lahir di lakukan pengecekkan TFU
(tinggi fundus uteri) dan didapat kan hasil pemeriksaan TFU setinggi pusat. Hal
ini sesuai dengan teori yang mengatakan Fundus berada diatas pusat (Sulfianti et
al, 2020).
Kala IV dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama postpartum.
Pemeriksaan perineum tidak terdapat rupture. Pada Ny.G dilakukan pemantauan
(Tekanan darah, nadi, suhu badan, TFU, kontraksi, kandung kemih dan
perdarahan) setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan setiap 30 menit pada 1 jam
ke dua (APN, 2017). Mengajarkan ibu cara masase yang benar untuk mencegah
perdarahan post partum, memberi kenyamanan pada ibu (membersihkan ibu, alat
dan tempat tidur), dan memberikan asupan nutrisi kepada ibu. Dan setelah
pemantauan didapatkan hasil bahwa kala IV ibu normal tidak terjadi penyulit.
Selama proses persalinan Kala I sampai Kala IV persalinan ibu tidak memiliki
masalah apapun. Di karenakan pelayanan yang diberikan telah sesuai dengan SOP
yang berlaku.
Interpretasi data dasar meliputi diagnosis kebidanan, masalah dan kebutuhan.
Pada langkah ini dilakukan analisis untuk mendapatkan diagnosis GIP0000 Usia
Kehamilan 37 Minggu Inpartu Kala I Fase Aktif karena pada saat dilakukan
pemeriksaan ibu datang ke klinik dengan hasil pemeriksaan dalam pembukaan 8
cm, sehingga ibu masuk dalam kategori fase aktif. Sedangkan diagnosis pada kala
II dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir diagnosis ibu adalah
GIP0000 Usia Kehamilan 37 Minggu inpartu Kala II, Diagnosis Kala III dimulai
segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta yaitu GIP0000 Usia
Kehamilan 37 Minggu inpartu Kala III, sedangkan Kala IV dimulai dari saat
lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama postpartum yaitu P11001 inpartu Kala
IV .
Berdasarkan interpretasi data dasar, Ny.G GIP0000 Usia Kehamilan 37
Minggu Inpartu Kala I Fase Aktif merupakan persalinan normal yang tidak
memiliki diagnosis potensial ataupun masalah potensial. pada saat persalianan
bayi lahir segera menangis.
Pada kasus Ny.G GIP0000 Usia Kehamilan 37 Minggu Inpartu Kala I Fase
Aktif tidak diperlukan tindakan segera karena merupakan persalinan normal
cukup bulan.
Asuhan yang diberikan yaitu Melakukan Pemantauan dari Kala I-IV
persalinan normal (Widyastuti, 2021). Berdasarkan rencana intervensi sesuai
dengan teori, tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktik di lapangan.
Berdasarkan rencana asuhan yang dibuat, penatalaksanaan yang dilakukan
terhadap Ny.G Usia Kehmilan 37 Minggu Inpartu Kala I Fase Aktif :
Kala 1 melakukan KIE manajemen nyeri, Teknik nafas dalam dengan cara
melakukan menarik napas dari hidung dalam waktu 3-5 detik, lalu
menghembuskan napas lewat mulut dalam waktu 3-5 detik pada saat kontraksi
uterus. Kemudian pasien bernapas dengan normal 1-2 menit, lalu menarik napas
dalam dengan mengempiskan rongga abdomen lalu mengeluarkan dari mulut
dalam waktu 3-5 detik dengan kombinasi posisi duduk 10 menit, berdiri 10 menit
dan berjalan 10 menit, setelah 30 menit (Astuti, 2019). Sedangkan Teknik
counter pressure vertebra sacralis pada ibu bersalin kala I adalah sebagai berikut:
Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan dan memakai sarung tangan sebagai
perlindungan diri peneliti; Menganjurkan ibu posisi miring kiri secara rilek, kaki
kanan ditekuk dan diganjal oleh bantal.; Mengolesi telapak tangan dengan minyak
zaitun, kemudian menekan pada daerah lumbal dan sacral dengan ; Menggerakkan
tangan secara sirkuler (melingkar) dengan menggunakan telapak tangan secara
perlahan dan ditekan; lakukan massage counter pressure pada bagian vertebra
sacralis saat terjadi kontraksi dengan menekan terus menerus secara kuat
menggunakan telapak tangan selama 10-15 menit, lepaskan kemudian beri
tekanan lagi, begitu seterusnya selama kontraksi; 6) Terakhir berikan usapan
lembut untuk memunculkan endorphin (Puspitasari, 2020).

Kala 2 melakukan KIE cara posisi Meneran, cara meneran yang baik dan
benar, Istrirahat saat Hadirkan pendamping saat persalinan, pentingnya posisi dan
teknik meneran yang benar pada saat bersalin. mengedan mengikuti dorongan
alamiahnya selama kontraksi, beritahukan untuk tidak menahan napas saat
mengedan, minta untuk berhenti mengedan dan beristirahat di antara kontraksi,
jika ibu berbaring miring atau setengah duduk, ia akan lebih mudah untuk
mengedan jika lutut ditarik ke arah dada dan dagu ditempelkan dada, minta ibu
untuk tidak mengangkat bokong saat mengedan, tidak diperbolehkan untuk
mendorong fundus untuk membantu kelahiran bayi, ibu harus tetap tenang dan
rileks, penolong persalinan tidak boleh mengatur posisi mengedan, penolong
persalinan harus memfasilitasi ibu dalam memilih sendiri posisi mengedan dan
menjelaskan alternatif-alternatif posisi mengedan yang dipilih ibu tidak efektif
(Widyastuti, R, 2021)..
Kala 3 melakukan manajemen aktif kala 3 Penatalaksanaan aktif kala
III persalinan meliputi pemberian profilaksis uterotonika, penjepitan tali
pusat dini dan traksi tali pusat terkontrol untuk melahirkan plasenta.
Dengan manajemen hamil, tanda-tanda pemisahan plasenta ditunggu dan
plasenta dilahirkan secara spontan. Manajemen aktif diperkenalkan untuk
mencoba mengurangi perdarahan, (Begley, dkk, 2019).
Kala 4 memberikan KIE tentang IMD Memberikan KIE tentang IMD dan
Asi ekslusif. Sesuai penelitian bahwa Salah satu upaya untuk mengurangi
jumlah perdarahan 2 jam postpartum (kala empat), yaitu dengan
melaksanakan IMD. Inisiasi Menyusu Dini adalah proses alami memberi
kesempatan pada bayi untuk mencari dan mengisap ASI sendiri dalam 1 jam
pertama awal kehidupannya. Proses hentakan kepala bayi ke dada ibu,
sentuhan tangan bayi di puting susu dan sekitarnya, emutan, dan jilatan bayi
pada puting ibu merangsang pengeluaran hormon oksitosin. Hormon
oksitosin bermanfaat untuk membantu rahim berkontraksi sehingga
membantu percepatan involusi uteri dan pelepasan plasenta, serta
mengurangi perdarahan pada ibu (Setiyani, A. dkk,2021).
Pernyataan Kemenkes RI dalam Setiyani, A., & Usnawati, N. (2021) Pemberian
ASI eksklusif dapat mengurangi risiko kematian pada bayi karena mengandung
kolostrum yang kaya akan antibodi protein yang berfungsi untuk meningkatkan
imunitas tubuh dan pembunuh kuman dalam jumlah besar. Hari pertama sampai
hari ketiga ASI mengandung kolostrum berwarna kuning yang merupakan nutrisi
alami pada bayi baru lahir. Immunoglobulin, protein, dan laktosa lebih sedikit
dibandingkan kolostrum tetapi lemak dan kalori lebih tinggi dengan warna susu
lebih putih diproduksi hari keempat sampai hari kesepuluh. ASI juga kaya akan
enzim yang tidak mengganggu fungsi enzim yang sudah ada di usus. Pemberian
ASI eksklusif kepada bayi sejak lahir hingga usia 6 bulan. Pemberian makanan
tambahan dapat di berikan setelah umur 6 bulan bersamaan dengan pemberian
ASI hingga usia anak mencapai 2 tahun. Berdasarkan peraturan WHO, Indonesia
mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 33/2012 kewajiban ibu untuk
menyusui bayinya sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan sebagai bentuk
dukungan implemntasi pemberian ASI eksklusif.
Implementasi yang dilaksanakan telah sesuai dengan rencana intervensi
berdasarkan teori Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir oleh
Widyastuti, R (2021) sehingga tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan
praktik di lapangan.
Setelah dilakukan pemeriksaan pada Ny. G usia kehamilan 37 Minggu
Inpartu Kala I Fase Aktif , Ibu memahami keadaannya. Ibu bersedia untuk
mengikuti KIE yang telah di berikan bidan. Ibu bersikap kooperatif selama
asuhan di berikan. Ibu melakukan relaksasi nafas dalam dan
spendamping/suami ibu membantu melakukan massase/ counterpressure dan an
ibu merasakan nyeri berkurang dan dapat melahirkan dengan nyaman.
Berdasarkan respon klien selama asuhan diberikan, tidak ada
kesenjangan antara teori dan praktik. Evaluasi merupakan penilaian
keefektifan asuhan dilapangan karena asuhan diberikan dengan baik dan
mudah dipahami klien.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pada pengkajian Pada kasus Ny. G umur 26 tahun dengan data subyektif
yaitu Tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 80 x / menit, pernafasan 20 x /
menit, suhu 36 C. TFU 29 cm, TBJ : 2790 gr Pemeriksaan dalam VT :
Pembukaan 8 cm, Ketuban (+), effacement 75%, Hodge II, presentasi :
kepala, UUK, DJJ : 140x/detik Usia Kehamilan : 37 Minggu

2. Pada interpretasi data didapat diagnosa kebidanan Ny. G umur 26 tahun


dengan GIP0000 Usia Kehamilan 37 Minggu Inpartu Kala I Fase Aktif

3. Pelaksanaan yang dapat penulis lakukan adalah sesuai dengan


perencanaan yang telah dibuat.
4. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui perkembangan ibu nifas
dengan hasil keadaan umum baik, aktivitas kembali lancar, mules
dan nyeri sudah teratasi.
5. Tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktik pada kasus ini.

B. Saran
Saran yang dapat penulis berikan kepada semua pihak pada kasus ini
adalah sebagai berikut :

1. Bagi Pasien

Diharapkan pasien dan pendamping persalinan mampu


mengatasi nyeri saat persalinan.
2. Bagi bidan/dokter

Diharapkan lebih mengutamakan upaya promotif dalam


memberikan asuhan kebidanan.

3. Bagi institusi

a. Rumah Sakit

Pelayanan yang diberikan oleh Rumah sakit sudah baik


diharapkan untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanan
dalam pengelolaan asuhan kebidanan pada ibu bersalin

b. Pendidikan

diharapkan laporan ini bisa menjadi referensi yang baik


untuk bahan bacaan.
DAFTAR PUSTAKA

APN. (2017). Buku Acuan Persalinan Normal. Jakarta: JNPK-KR.


Astuti, T., & Bangsawan, M. (2019). Aplikasi Relaksasi Nafas Dalam
terhadap Nyeri dan Lamanya Persalinan Kala I Ibu Bersalin di Rumah
Bersalin Kota Bandar Lampung. Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai
Betik, 15(1), 59-65.

Begley, C. M., Gyte, G. M., Devane, D., McGuire, W., Weeks, A., &
Biesty, L. M. (2019). Active versus expectant management for
women in the third stage of labour. The Cochrane database of
systematic reviews, 2(2), CD007412.
https://doi.org/10.1002/14651858.CD007412.pub5

Berlington M.J. Munkhondya, et al. 2020. A qualitative study of childbirth


fear and preparation among primigravid women: The blind spot of
antenatal care in Lilongwe, Malawi. Dalam journal International
Journal of Nursing.

Bobak dkk. 2005. Buku Ajar keperawatan maternitas Edisi 4. Jakarta: EGC.

Doenges,dkk. 2001. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk


Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC

Kesehatan Reproduksi JNPK. Pelatihan RS Asuhan Persalinan Normal.


2015;l:5.

Manuaba. (2015). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga


Berencana. Jakarta: EGC.

Prawirohardjo, S. (2016). Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.


Puspitasari, L. (2020). Efektifitas Teknik Effleurage Dan Counter
Pressure Vertebra Sacralis Terhadap Penurunan Nyeri Persalinan
Kala I. Jurnal Kebidanan, 46-56.

Ruth A. Woroch. 2021. Time to Stop Offering Incentives for Contraception


Use. Dalam journal The Journal for Nurse Practitioners 17.

Ranta Rani (2018). Hubungan Pengetahuan Tentang Teknik Mengejan


Dengan Ruptur Perineum Pada Persalinan Normal Di Rumah Bersalin
Rantarani Perbaungan 2018. Program Studi D4 Kebidanan Fakultas
Farmasi Dan Kesehatan Institut Kesehatan Helvetia Medan 2018

Rini, S, dkk. (2020). Efektifitas Kompres Hangat Terhadap Intensitas Nyeri


Kala I Fase Aktif Persalinan Normal Di Puskesmas Sungai Durian
Kabupaten Kubu Raya. Jurnal Kebidanan Khatulistiwa, 35 Volume 6
Nomor 1 Januari 2020, hlm 35-42 P-ISSN 2460-1853

Saifuddin, A. B. (2014). Buku Panduan Praktis Pelayanan KOntrasepsi


(Ketiga). Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Smith, C. A., Levett, K. M., Collins, C. T., Dahlen, H. G., Ee, C. C., &
Suganuma, M. (2018). Massage, reflexology and other manual
methods for pain management in labour. The Cochrane database of
systematic reviews, 3(3), CD009290.
https://doi.org/10.1002/14651858.CD009290.pub3

Sumarah. (2019). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ibu


Bersalin Jakarta: Salemba Medika

Utami, F. S., & Putri, I. M. (2020). Penatalaksanaan nyeri persalinan normal.


Midwifery Journal: Jurnal Kebidanan UM. Mataram, 5(2), 107-109.
Widyastuti, R., ST, S., & Keb, M. (2021). Asuhan Kebidanan Persalinan dan
Bayi Baru Lahir. Media Sains Indonesia.
Yan Feng, et al. 2022. Prediction of late-onset fetal growth restriction using a
combined firstand second-trimester screening mod. Dalam journal Journal
of Gynecology Obstetrics and Human Reproduction 51.

https://doi.org/10.1590/1982-01942019 https://doi.org/10.1590/1982-
0194201900048 00048

Anda mungkin juga menyukai