MATA KULIAH
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN (CONTINUITY OF CARE)
DALAM KOMUNITAS
DOSEN PEMBIMBING
DWI AGUSTININGSIH, SST
TENTANG
SISTEM PENGELOLAAN ASUHAN KEBIDANAN COC PADA NEONATUS
NURUL YATIMAH
RESA AYU
RINA MULYATI
SARMILA
UMMU FATIHATUZZUHRIYAH
SITI AZIZAH
SITI MUSLIMAH
SITI NURHAPIAH
SUJIYANTI
SUPARINI
SUPRAPTI
SURIANA
TUKINI
YAYUN FATIMAH
TAHUN 2020
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktu nya.
Makalah ini penulis buat untuk melengkapi tugas mata kuliah ASUHAN KEBIDANAN
BERKELANJUTAN (CONTINUITY OF CARE)
DALAM KOMUNITAS, mengenai “Sistem Pengelolaan Asuhan Kebidanan COC Pada
Neonatus”.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang
telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga menjadi ibadah dan
mendapatkan pahala dari Tuhan Yang Maha Esa. Amin. Penulis menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca,demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua dan supaya kita selalu berada di bawah lindungan Tuhan Yang
Maha Esa.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah......................................................................................................4
C. Tujuan........................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................6
A. Pengertian..................................................................................................................6
B. Langkah-langkah manajemen kebidanan...................................................................6
C. Standar asuhan kebidanan..........................................................................................9
D. Konsep manajemen kebidanan dengan pendekatan SOAP.......................................12
BAB III STUDI KASUS......................................................................................................14
BAB III PENUTUP..............................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................20
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses manajemen merupakan proses pemecahan masalah yang ditemukan oleh
perawat-bidan pada awal tahun 1970-an. Proses ini memperkenalkan sebuah metode
dengan pengorganisasian pemikiran dan tindakan-tindakan dengan urutan yang logis
dan menguntungkan baik bagi klien maupun bagi tenaga kesehatan. Proses ini juga
menguraikan bagaimana perilaku yang diharapkan dari pemberi asuhan. Proses
manajemen ini terdiri dari pemikiran, tindakan, perilaku pada setiap langkah agar pelayanan
yang komprehensive dan aman dapat tercapai. Proses manajemen harus mengikuti
urutan yang logis dan memberikan pengertian yang menyatukan pengetahuan, hasil
temuan dan penilaian yang terpisah pisah menjadi satu kesatuan yang berfokus pada
manajemen klien.
B. Rumusan Masalah
Ada beberapa masalah yang perlu dirumuskan antara lain :
1. Apa pengertian Manajemen kebidanan ?
2. Apa pengertian standar asuhan kebidanan ?
3. Bagaimana langkah-langkah manajemen kebidanan ?
4. Bagaiman standar asuhan kebidanan ?
5. Bagaimana konsep manajemen kebidanan dengan penedekatan SOAP ?
6. Bagaimana contoh studi kasus untuk pemecahan masalah kebidanan ?
C. Tujuan
Setelah proses pembelajaran diharapkan mahasiswa dapat memahami dan mengetahui
tentang :
1. Pengertian Manajemen kebidanan
4
2. Pengertian standar asuhan kebidanan
3. Langkah-langkah manajemen kebidanan
4. Standar asuhan kebidanan
5. Konsep manajemen kebidanan dengan penedekatan SOAP
6. Contoh studi kasus untuk pemecahan masalah kebidanan Bagaimana
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam
menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dari pengkajian, analisis
data, diagnosis kebidanan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi (Buku 50 tahun IBI,
2007).
Manajemen kebidanan adalah metode dan pendekatan pemecahan masalah ibu dan
khusus dilakukan oleh bidan dalam memberikan asuhan kebidanan pada individu, keluarga
dan masyarakat (Depkes RI, 2005).
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai
metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-
penemuan, keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk pengambilan suatu
keputusan yang berfokus pada klien (Helen Varney, 1997).
Manajemen asuhan kebidanan merupakan suatu proses pemecahan masalah dalam
kasus kebidanan yang dilakukan secara sistematis, diawali dari pengkajian data (data
subjektif dan objektif) dianalisis sehingga didapatkan diagnosa kebidanan aktual dan
potensial, masalah dan kebutuhan, adanya perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi
tindakan (Varney, 2004)
Standar Asuhan Kebidanan adalah acuan proses pengambilan keputusan dan tindakan
yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang bidan dan ruang lingkup praktiknya
berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan. Mulai dari pengkajian, perumusan diagnosa dan atau
masalah kebidanan, perencanaan, implementasi, evaluasi dan pencatatan asuhan kebidanan
(Permenkes 938 Tahun 2007)
6
Pada langkah ini kita harus mengumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap
dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien, untuk memperoleh data
dapat dilakukan dengan cara:
a.Anamnesa
b.Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital
c.Pemeriksaan khusus
d.Pemeriksaan penunjang
Bila klien mengalami komplikasi yang perlu dikonsultasikan kepada dokter
dalam penatalaksanaan maka kita perlu melakukan konsultasi atau kolaborasi dengan
dokter. Tahap ini merupakan langkah awal yang akan menentukan langkah berikutnya,
sehingga kelengkapan data sesuai dengan kasus yang dihadapi akan menentukan proses
interpretasi yang benar atau tidak dalam tahap selanjutnya, sehingga kita harus melakukan
pendekatan yang komprehensif meliputi data subjektif, objektif dan hasil pemeriksaan
sehingga dapat menggambarkan kondisi / masukan klien yang sebenarnya dan valid. Setelah
itu, kita perlu melakukan pengkajian ulang data yang sudah dikumpulkan apakah sudah tepat,
lengkap dan akurat ataukah belum.
2. Langkah 2 : Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini kita akan melakukan identifikasi terhadap diagnosa atau
masalah berdasarkan interpretasi yang akurat atas data-data yang telah dikumpulkan
pada pengumpulan data dasar. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan
sehingga dapat merumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik. Rumusan diagnosa
dan masalah keduanya digunakan karena masalah yang terjadi pada klien tidak dapat
didefinisikan seperti diagnosa tetapi tetap membutuhkan penanganan. Masalah sering
berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami wanita yang diidentifikasi oleh bidan sesuai
dengan hasil pengkajian. Masalah juga sering menyertai diagnosa. Diagnosa kebidanan
adalah diagnosa yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktik kebidanan dan
memenuhi standar nomenklatur diagnosa kebidanan. Standar nomenklatur diagnosa
kebidanan adalah seperti di bawah ini:
a.Diakui dan telah disahkan oleh profesi
b.Berhubungan langsung dengan praktik kebidanan
c.Memiliki ciri khas kebidanan
7
d.Didukung oleh clinical judgement dalam praktik kebidanan
e.Dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan
8
pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa yang diperkirakan akan terjadi
berikutnya, apakah dibutuhkan penyuluhan konseling dan apakah perlu merujuk klien bila
ada masalah-masalah yang berkaitan dengan sosial ekonomi-kultural atau masalah
psikologi. Setiap rencana asuhan haruslah disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu oleh bidan
dan klien agar dapat dilaksanakan dengan efektif karena klien juga akan melaksanakan
rencana tersebut. Semua keputusan yang dikembangkan dalam asuhan menyeluruh ini harus
rasional dan benar-benar valid berdasarkan pengetahuan dan teori yang up to date
serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan dilakukan klien.
6. Langkah VI: Rencana Asuhan Menyeluruh
Pada langkah ke enam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan
pada langkah ke lima dilaksanakan secara aman dan efisien. Perencanaan ini dibuat
dan dilaksanakan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien atau anggota tim
kesehatan lainnya. Walaupun bidan tidak melakukannya sendiri, bidan tetap bertanggung
jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya. Dalam kondisi dimana bidan berkolaborasi
dengan dokter untuk menangani klien yang mengalami komplikasi, maka keterlibatan
bidan dalam penatalaksanaan asuhan bagi klien adalah tetap bertanggung jawab terhadap
terlaksananya rencana asuhan bersama yang menyeluruh tersebut. Pelaksanaan yang
efisien akan menyangkut waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dan asuhan klien
7. Langkah VII: Evaluasi Keefektifan Asuhan
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan
meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai
dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam diagnosa dan masalah.
Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar-benar efektif dalam
pelaksanaannya. Langkah-langkah proses penatalaksanaan umumnya merupakan
pengkajian yang memperjelas proses pemikiran yang mempengaruhi tindakan serta
berorientasi pada proses klinis, karena proses penatalaksanaan tersebut berlangsung di
dalam situasi klinik, maka dua langkah terakhir tergantung pada klien dan situasi klinik
9
bedasarkan ilmu dan kiat kebidanan. Mulai dari pengkajian, perumusan diagnosa, atau
masalah kebidanan, perencanaan, implementasi, evaluasi dan pencatatan asuhan kebidanan
atau dokumentasi.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
938/Menkes/SK/VIII/2007, maka ditetapkanlah standar asuhan kebidanan, adapun standar
tersebut adalah sebagai berikut:
1. STANDAR I: PENGKAJIAN
a. Pernyataan Standar.
Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat, relevan, dan lengkap dari semua
sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.
b. Kriteria Pengkajian.
Data tepat, akurat dan lengkap.
Terdiri dari data subyektif (hasil anamnesa: biodata, keluhan utama, riwayat
obstetri, riwayat kesehatan, dan latar belakang sosial budaya).
Data obyektif (hasil pemeriksaan fisik, psikologis, dan pemeriksaan penunjang).
2. STANDAR II: Perumusan Diagnosa dan atau Masalah Kebidanan.
a. Pernyataan Standar. Bidan menganalisis data yang diperoleh pada pengkajian,
menginterpretasikan secara akurat dan logis untuk menegakkan diagnosa dan masalah
kebidanan yang tepat. b.
b. Kriteria Perumusan Diagnosa dan atau Masalah Kebidanan.
Diagnosa sesuai dengan nomenklatur kebidanan.
Masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi klien.
Dapat diselesaikan dengan asuhan kebidanan secara mandiri, kolaborasi, dan
rujukan.
3. STANDAR III: Perencanaan.
a. Pernyataan Standar. Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa dan
masalah yang ditegakkan.
b. Kriteria Perencanaan.
Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan kondisi klien,
tindakan segera, tindakan antisipasi, dan asuhan secara komprehensif.
Melibatkan klien/pasien dan atau keluarga.
10
Mempertimbangkan kondisi psikologi, sosial budaya klien/keluarga.
Memilih tindakan yang aman sesuai kondisi dan kebutuhan klien berdasarkan
evidence based dan memastikan bahwa asuhan yang diberikan bermanfaat untuk
klien.
Mempertimbangkan kebijakan dan peraturan yang berlaku, sumber daya serta fasilitas
yang ada.
4. STANDAR IV: Implementasi.
a. Pernyataan Standar.
Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara komprehensif, efektif, efisien
dan aman berdasarkan evidence based kepada klien/pasien, dalam bentuk upaya
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Dilaksanakan secara mandiri, kolaborasi,
dan rujukan.
b. Kriteria Implementasi.
Memperhatikan keunikan klien sebagai makhluk bio-psiko-sosial-spiritual-
kultural.
Setiap tindakan asuhan harus mendapatkan persetujuan dari klien dan atau
keluarganya (informed consent).
Melaksanakan tindakan asuhan berdasarkan evidence based.
Melibatkan klien/pasien dalam setiap tindakan.
Menjaga privacy klien/pasien.
Melaksanakan prinsip pencegahan infeksi.
Mengikuti perkembangan kondisi klien secara berkesinambungan.
Menggunakan sumber daya, sarana dan fasilitas yang ada dan sesuai.
Melakukan tindakan sesuai standar.
Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan.
5. STANDAR V: Evaluasi.
a. Pernyataan Standar.
Bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan berkesinambungan untuk melihat
keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan, sesuai dengan perubahan
perkembangan kondisi klien.
b. Kriteria Evaluasi.
11
Penilaian dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan sesuai kondisi klien.
Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan pada klien dan atau keluarga.
Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar.
Hasil evaluasi ditinditindak lanjuti sesuai dengan kondisi klien/pasien.
6. STANDAR VI: Pencatatan Asuhan Kebidanan.
a. Pernyataan Standar.
Bidan melakukan pencatatan secara lengkap, akurat, singkat, dan jelas mengenai
keadaan/kejadian yang ditemukan dan dilakukan dalam memberikan asuhan
kebidanan.
b. Kriteria Pencatatan Asuhan Kebidanan.
Pencatatan dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan pada formulir yang tersedia
(Rekam Medis/KMS/Status Pasien/Buku KIA).
Ditulis dalam bentuk catatan perkembangan SOAP.
Subyek adalah data subyektif, mencatat hasil anamnesa.
Objektif adalah data obyektif, mencatat hasil pemeriksaan.
Asesment adalah hasil analisis, mencatat diagnosa dan masalah kebidanan.
Planing adalah penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan penatalaksanaan
yang sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif, tindakan segera, tindakan
secara komprehensif, penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi/follow up dan
rujukan.
D. KONSEP MANAJEMEN KEBIDANAN DENGAN PENDEKATAN SOAP
Manajemen kebidanan merupakan metode/bentuk pendekatan yang digunakan bidan
untuk memberikan alur pikir dalam pemecahan masalah atau pengambilan keputusan klinis.
Asuhan yang dilakukan harus dicatat dengan benar, sederhana, jelas dan logis sehingga
perlu suatu metode pendokumentasian. Pendokumentasian ini sangat penting karena:
1. Menciptakan catatan permanen tentang asuhan yang diberikan pada pasien.
2. Memungkinkan berbagi informasi di antara para pemberi asuhan.
3. Memfasilitasi pemberian asuhan yang berkesinambungan.
4. Memungkinkan pengevaluasian dari asuhan yang diberikan.
5. Memberikan data untuk catatan nasional, riset dan statistik mortalitas dan morbiditas.
6. Meningkatkan pemberian asuhan yang lebih aman dan bermutu kepada pasien.
12
Metode pendokumentasian yang digunakan dalam asuhan kebidanan adalah SOAP.
SOAP adalah catatan yang bersifat sederhana, jelas, logis,dan tertulis. Pembuatan
catatan SOAP merupakan perkembangan informasi yang sistematis yang mengorganisir
penemuan dan konklusi bidan menjadi suatu rencana asuhan. Metode ini merupakan
intisari dari “proses penatalaksanaan kebidanan” untuk tujuan mengadakan
pendokumentasian asuhan. SOAP merupakan urutan kegiatan yang dapat membantu bidan
dalam mengorganisir pikiran dan memberikan asuhan yang menyeluruh. Untuk
menggambarkan keterkaitan antara manajemen kebidanan sebagai pola pikir dan
pendokumentasian sebagai catatan dari asuhan dengan pendekatan manajemen
kebidanan 7 langkah Varney dengan pendokumentasian SOAP, dijelaskan dalam bagan
13
BAB III
S:
1. Identitas
Nama : Ny. Desi Nama Suami : Tn. Riky
Umur : 20 Tahun Umur : 23 Tahun
Suku : Jawa Suku/Bangsa : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMU Pendidikan : STM
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Supir
Alamat : Waru RT 08
6. Riwayat Obstetrik
Kehamilan Persalinan Anak Nifas
N
BB/
o suami Anak UK Peny Jenis Pnlg Tmpt Peny JK H M Abnormalitas Laktasi Peny
PB
1. Tn.Riky Hamil ini 20 minggu
7. Riwayat Kontrasepsi
Ibu tidak pernah menggunakan KB
8. Riwayat Kehamilan Saat Ini
Ini merupakan kehamilan anak pertama. Ibu juga sudah mendapat suntikan TT
lengkap. Sebelum hamil, ibu tidak memiliki kebiasaan merokok, minum alkohol,
minum jamu atau obat-obatan tradisional, ketergantungan obat-obatan tertentu
ataupun kebiasaan memelihara hewan.
9. Pola Fungsional Kesehatan
Pola Keterangan
Nutrisi Makan menjadi sering, alergi tidak ada
Eliminasi BAK 5-6 x sehari, warna jernih kekuningan
BAB 1 x sehari, konsistensi lembek kecoklatan
Istirahat Tidur siang 2 jam sehari
Tidur malam 8 jam sehari
Aktivitas Sering merasa capek
Personal Hygiene Mandi 2 kali sehari, sikat gigi 2x sehari
15
b. Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan : Ibu dan keluarga menerima
kehamilan ini dan merasa sangat bahagia.
c. Psikologis ibu : Merupakan kehamilan yang direncanakan. Keadaan psikologis
ibu menghadapi keluhan dalam kehamilan relative stabil, tidak ada
kekhawatiran/ kecemasan yang berlebihan.
d. Adat istiadat dilingkungan ibu :Tidak ada adat istiadat dalam keluarga ibu pada
proses kehamilan yang dapat memberikan dampak negative atau merugikan
bagi ibu dan janin.
e. Kebiasaan keluarga maupun lingkungan :Tidak ada ritual keagamaan dalam
keluarga ibu pada proses kehamilan yang dapat memberikan dampak negative
atau merugikan bagi ibu dan janin.
O:
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Compos mentis
Tanda Vital :
Tekanandarah : 90/60 mmHg
Nadi : 88x/menit CEPAT
Pernapasan : 24x/menit
Suhu : 36,2 °c.
Antropometri :
BB Saat ini : 50 kg
Tinggi Badan : 150 cm
LILA : 25 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : Kulit kepala bersih, rambut warna hitam, distribusi rambut
merata, tidak ada lesi ataupun benjolan.
b. Wajah : pucat, tidak ada kloasma gravidarum
c. Mata : Simetris, kelopak mata tidak oedema, sclera berwarna putih,
konjungtiva pucat dan tidak ada kelainan pada mata
16
d. Hidung : Bersih, tidak ada pernapasan cuping hidung, polip ataupun
peradangan
e. Mulut : Bersih, mukosa mulut kering, lidah terdapat bercak berwarna
putih, gigi geraham lengkap, tidak ada stomatitis, caries dentis.
f. Telinga : Bersih, tidak ada pengeluaran secret
g. Leher : Tidak ada hyperpigmentasi, tidak ada pembesaran tonsil, faring,
laring, vena jugularis, kelenjar tiroid, dan kelenjar getah bening
h. Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada, suara nafas vesikuler,
tidak terdengar wheezing ataupun ronchi.
i. Payudara : Simetris dan bersih, areolla dan putting tampak kehitaman, lebih
besar, tidak tampak benjolan.
j. Punggung :
k. Abdomen : Bentuk simetris, bekas luka tidak ada, linea nigra
Palpasi :
Leopold I : TFU ; 21 cm , Balotemen +
Leopold II :-
Leopold III :-
Leopold IV :-
Auskultasi : DJJ : + 140x/menit
l. Genetalia : Tidak ada oedema dan varices, tidak ada secret
m. Anus : Tidak ada haemorroid
n. Ekstremitas : Simetris, tidak oedema
o. Pattela : (+)
3. Pemeriksaan Khusus
Tidak dilakukan.
4. Pemeriksaan Penunjang
Hemoglobin : 8,9 gr/dl%.
GDS : 140 mg/dl
HBsAg : Negatif
HIV : Negatif
Sifilis : Negatif
Protein urine : Negatif
17
A:
P:
18
7-10-2020 Memberikan ibu tablet FE dan Kalk ; Ibu mau mengkonsumsi
10.17 WITA vitamin selama hamil. 800 mcg
7-10-2020 Memberitahu ibu waktu kunjungan ulang 4 minggu kemudian
10.20 WITA yaitu pada tanggal 7 november 2020 atau bila ada keluhan; Ibu
bersedia melakukan kunjungan ulang.
19
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
20
DAFTAR PUSTAKA
Kementrian Kesehatan RI. 2010, Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial. Jakarta : Departemen
Kesehatan
21