D
I
S
U
S
U
N
Oleh:
Puji syukur marilah kita ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
melimpahkan kesehatan dan kesempatan sehingga saya dapat menyusun makalah ini dengan
baik dan tepat pada waktunya. Makalah ini saya buat untuk melengkapi tugas mata kuliah
“Asuahan Kebidanan” yang sedang saya tempuh. Makalah ini dibuat dengan berbagai sumber
kajian dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan
dan hambatan selama mengerjakan makalah ini.
Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena
itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan kesempurnaan pada
makalah kali ini. Saya mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu
penyelesain makalah ini, yang telah membimbing penyusun dalam pembuatan makalah.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya para peserta didik.
Mifta Hulwardah
NIM P07524422064
2
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR ..................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI .................................................................................................................................. 3
BAB 1: PENDAHULUAN ............................................................................................................ 4
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................... 4
1.2 Perumusan Masalah ................................................................................................................... 4
1.3 Tujuan ........................................................................................................................................ 4
BAB 2 : PEMBAHASAN ............................................................................................................... 5
2.1 Pengertian Manajemen Kebidanan ................................................................................ 5
2.2 Langkah - Langkah Manajemen Kebidanan.................................................................. 5
2.3 Dokumentasi Asuhan Kebidanan .................................................................................. 12
BAB 3 : PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................. 16
3.2Saran ............................................................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 17
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 tujuan
Mampu melakukan asuhan komprehensif dengan menerapkan prinsip Manajemen
Asuhan Varney dan pendokumentasian SOAP.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Langkah I : Pengkajian
Pada langkah pertama ini bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat dan
lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien, baik dari hasil anamnesa
dengan klien, suami/keluarga, hasil pemeriksaan, dan dari dokumentasi pasien/catatan tenaga
kesehatan yang lain.
6
dirumuskan apabila bidan menemukan kesenjangan yang terjadi pada respon ibu terhadap
kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir. Masalah ini terjadi pada ibu tetapi belum
termasuk dalam rumusan diagnosa yang ada, karena masalah tersebut membutuhkan
penanganan/intervensi bidan, maka dirumuskan setelah diagnosa. (Masalah sering berkaitan
dengan hal-hal yang sedang dialami wanita yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil
pengkajian. Masalah tersebut juga sering menyertai diagnosa).
Contoh I :
Data : Ibu tidak haid selama 3 bulan, mual dan muntah, Plano Test +, anak ke II , anak pertama
berumur 1 tahun, ibu belum menginginkan kehamilan ke dua ini, ibu sering merasa pusing,
susah tidur dan malas makan.
Contoh II :
Data : Ibu merasa hamil 8 bulan , anak pertama, hasil pemeriksaan , tinggi fundus uteri, 31
cm, DJJ +, Puki, presentasi kepala , penurunan kepala 5/5 , nafsu makan baik, penambahan
berat badan ibu selama hamil 8 kg , ibu sering buang air kecil pada malam hari.
Diagnosa : - GI P0 A0, hamil 32 mg, presentasi kepala janin tunggal , hidup dalam rahim
- Ibu mengalami gangguan yang lazim / fisiologis pada kehamilan tua
Dari contoh rumusan diagnosa diatas menunjukan, bahwa ketidak siapan ibu untuk
menerima kehamilan, kecemasan ibu terhadap sering kencing dimalam hari tidak termasuk
dalam kategori “nomenklatur standar diagnosa” sehingga tidak terkafer dalam diagnosa
kebidanan yang dibuat. Tetapi kondisi ini apabila dibiarkan, dapat menciptakan suatu masalah
pada kehamilannya, terutama masalah psikologi klien.
Oleh karena itu kesenjangan tersebut dirumuskan sebagai masalah kebidanan, yang
membutuhkan pengkajian lebih lanjut dan memerlukan suatu perencanaan untuk diberikan
intervensi khusus, baik berupa dukungan/penjelasan/tindakan /follow up/rujukan.
7
Jadi Diagnosa yang dibuat oleh bidan adalah meliputi diagnosa kebidanan yang
ditegakkan bidan dalam lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur
diagnosa kebidanan, dan masalah kebidanan.
Contoh I :
seorang wanita inpartu dengan pembesaran uterus yang berlebihan (bisa karena
polyhidramnion, besar dari masa kehamilan, ibu dengan diabetes kehamilan, atau kehamilan
kembar).
Pada langkah ke 3 ini bidan dituntut untuk mampu mengantisipasi masalah potensial
tidak hanya merumuskan masalah potensial yang akan terjadi tetapi juga merumuskan tindakan
antisipasi agar masalah atau diagnosa potensial tidak terjadi. Sehingga langkah ini benar,
merupakan langkah yang bersifat antisipasi yang rasional/logis.
Contoh II :
8
Data : Ibu anak pertama, hamil 36 minggu, perdarahan berulang dan banyak, tidak ada mules,
DJJ + , tinggi fundus uteri 31 cm , presentasi kepala, TD 110/ 70 .
Diagnosa : GI P 0 A 0 hamil 36 minggu, perdarahan antepartum, kondisi janin dan ibu baik.
Tindakan antisipasi :
• Pasang infus , untuk mengantisipasi syok hypovolemik
• Menyiapkan darah untuk antisipasi syok hypovolumik
• Tidak melakukan periksa dalam untuk menghindari perdarahan hebat.
• Kaji ulang apakah tindakan antisipasi untuk mengatasi masalah /diagnosa potensial yang
diidentifikasi sudah tepat.
9
Pada penjelasan diatas menunjukan bahwa dalam melakukan tindakan harus sesuai
dengan prioritas masalah / kebutuhan yang dihadapi kliennya. Setelah bidan merumuskan
tindakan yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi diagnosa / masalah potensial pada step
sebelumnya, bidan juga harus merumuskan tindakan emergency / segera yang harus
dirumuskan untuk menyelamatkan ibu dan bayi. Dalam rumusan ini tindakan segera meliputi
tindakan yang dilakukan secara mandiri , kolaborasi atau rujukan.
Contoh II : Tindakan segera yang dilakukan pada kasus perdarahan karena atonia uteri:
• Cari penyebab perdarahan
• Masase uterus untuk merangsang kontraksi
• Berikan uterotonika
• Lakukan kompresi bimanual interna (KBI)
• Kaji ulang apakah tindakan segera ini benar-benar dibutuhkan.
10
Begitu pula tindakan rujukan yang dibutuhkan klien bila ada masalah-masalah yang
berkaitan dengan social ekonomi-kultural atau masalah psikologis. Dengan perkataan lain
asuhan terhadap wanita tersebut sudah mencakup setiap hal yang berkaitan dengan semua
aspek asuhan kesehatan.
Setiap rencana asuhan haruslah disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu oleh bidan dan
klien agar dapat dilaksanakan dengan efektif karena klien juga akan melaksanakan rencana
tersebut (Informed Consent). Oleh karena itu, pada langkah ini tugas bidan adalah merumuskan
rencana asuhan sesuai dengan hasil pembahasan rencana asuhan bersama klien kemudian
membuat kesepakatan bersama sebelum melaksanakannya, baik lisan ataupun tertulis contoh
format inform conversal tertulis .
Semua keputusan yang dikembangkan dalam asuhan menyeluruh ini harus rasional dan
benar-benar nyata berdasarkan pengetahuan dan teori yang up to date serta telah dibuktikan
bahwa tindakan tersebut bermanfaat/efektif berdasarkan penelitian (Evidence Based).
Contoh : Rencana komprehensif pada kasus dengan peradarahan ante partum diatas :
• Beri tahu kondisi klien dan hasil pemeriksaan
• Berikan dukungan bagi ibu dan keluarga
• Berikan infus RL
• Observasi tanda-tanda vital , perdarahan, DJA dan tanda-tanda syok
• Chek kadar HB
• Siapkan darah
• Rujuk klien ke RS / kolaborasi dengan dokter
• Follow up ke rumah ( kunjungan rumah )
Kaji ulang apakah rencana asuhan sudah meliputi semua aspek asuhan kesehatan terhadap
klien.
Langkah VI : IMPLEMENTASI
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada
langkah ke 5 dilaksanakan secara efisien,efektif dan aman. Pelaksanaan dapat dilakukan
seluruhnya oleh bidan atau bersama-sama dengan klien, atau anggota tim kesehatan lainnya
kalau diperlukan.
Apabila ada tindakan yang tidak dilakukan oleh bidan tetapi dilakukan oleh dokter atau
tim kesehatan yang lain, bidan tetap memegang tanggung jawab untuk mengarahkan
11
kesinambungan asuhan berikutnya.(misalnya memastikan langkah-langkah tersebut benar-
benar terlaksana, dan sesuai dengan kebutuhan klien).
Dalam situasi dimana bidan berkolaborasi dengan dokter untuk menangani klien yang
mengalami komplikasi, maka keterlibatan bidan dalam penatalaksanaan asuhan bagi klien
adalah tetap bertanggung jawab terhadap terlaksananya rencana bersama yang menyeluruh
tersebut. Penatalaksanaan yang efisien akan menyangkut waktu dan biaya serta meningkatkan
mutu dan asuhan klien. Kaji ulang apakah semua rencana asuhan telah dilaksanakan.
Contoh : Evaluasi
• Evaluasi perdarahan ; berhenti atau tidak, jika belum berhenti jumlahnya berapa banyak?
• Kondisi janin dan ibu?
• Kadar Hb?
12
Dokumentasi dalam kebidanan adalah suatu bukti pencatatan dan pelaporan yang di
miliki oleh bidan dalam melakukan catatan perawatan yang berguna untuk kepentingan Klien,
bidan dan tim kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan dengan dasar komunikasi
yang akurat dan lengkap secara tertulis dengan tanggung jawab bidan. Dokumentasi dalam
asuhan kebidanan merupakan suatu pencatatan yang lengkap dan akurat terhadap
keadaan/kejadian yang dilihat dalam pelaksanaan asuhan kebidanan (proses asuhan kebidanan)
(Muslihatun, Mudlilah, Setyawati, 2009).
Mungkin sebagain besar dari Anda sudah familiar dengan metode SOAP karena metode
ini lebih umum dan lebih sering digunakan dalam pendokumentasian layanan kebidanan.
Di dalam metode SOAP, S adalah data subjektif, O adalah data objektif, A adalah
analysis, P adalah planning. Metode ini merupakan dokumentasi yang sederhana akan tetapi
mengandung semua unsur data dan langkah yang dibutuhkan dalam asuhan kebidanan, jelas,
logis. Prinsip dari metode SOAP adalah sama dengan metode dokumntasi yang lain seperti
yang telah dijelaskan diatas. Sekarang kita akan membahas satu persatu langkah
metode SOAP.
1. Data Subjektif
Data subjektif ini berhubungan dengan masalah dari sudut pandang klien. Ekspresi
klien mengenai kekhawatiran dan keluhannya yang dicatat sebagai kutipan langsung
atau ringkasan yang akan berhubungan langsung dengan diagnosis. Pada klien yang
menderita tuna wicara, dibagian data dibagian data dibelakang hruf “S”, diberi tanda
huruf “O” atau”X”. Tanda ini akan menjelaskan bahwa klien adalah penederita tuna
wicara. Data subjektif ini nantinya akan menguatkan diagnosis yang akan disusun.
2. Data Objektif
Data objektif merupakan pendokumentasian hasil observasi yang jujur, hasil
pemeriksaan fisik klien, hasil pemeriksaan laboratorium Catatan medik dan informasi
dari keluarga atau orang lain dapat dimasukkan dalam data objektif ini sebagai data
penunjang. Data ini akan memberikan bukti gejala klinis klien dan fakta yang
berhubungan dengan diagnosis.
3. Analysis
Langkah selanjutnya adalah analysis. Langkah ini merupakan pendokumentasian hasil
analisis dan intrepretasi ( kesimpulan) dari data subjektif dan objektif. Karena keadaan
klien yang setiap saat bisa mengalami perubahan, dan akan ditemukan informasi baru
dalam data subjektif maupun data objektif, maka proses pengkajian data akan menjadi
13
sangat dinamis. Saudara-saudara, di dalam analisis menuntut bidan untuk sering
melakukan analisis data yang dinamis tersebut dalam rangka mengikuti perkembangan
klien. Analisis yang tepat dan akurat mengikuti perkembangan data klien akan
menjamin cepat diketahuinya perubahan pada klien, dapat terus diikuti dan diambil
keputusan/tindakan yang tepat.
Analisis data adalah melakukan intrepretasi data yang telah dikumpulkan, mencakup
diagnosis, masalah kebidanan, dan kebutuhan.
4. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan adalah mencatat seluruh perencanaan dan penatalaksanaan yang
sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif, tindakan segera, tindakan secara
komprehensif; penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi/follow up dan rujukan.
Tujuan penatalaksanaan untuk mengusahakan tercapainya kondisi pasien seoptimal
mungkin dan mempertahankan kesejahteraanya.
Isi dan kegiatan dokumentasi apabila diterapkan dalam asuhan kebidanan meliputi
beberapa hal sebagai berikut:
1. Tulisan yang berisi komunikasi tentang kenyataan yang essensial untuk menjaga
kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi untuk suatu periode tertentu.
2. Menyiapkan dan memelihara kejadian-kejadian yang diperhitungkan melalui
gambaran, catatan/dokumentasi.
3. Membuat catatan pasien yang otentik tentang kebutuhan asuhan kebidanan.
4. Memonitor catatan profesional dan data dari pasien, kegiatan perawatan,
perkembangan pasien menjadi sehat atau sakit dan hasil asuhan kebidanan.
5. Melaksanakan kegiatan perawatan, mengurangi penderitaan dan
6. perawatan pada pasien yang hampir meninggal dunia.
Dokumentasi mempunyai 2 sifat yaitu tertutup dan terbuka. Tertutup apabila di
dalam berisi rahasia yang tidak pantas diperlihatkan, diungkapakan, dan disebarluaskan
kepada masyarakat. Terbuka apabila dokumen tersebut selalu berinteraksi dengan
lingkungannya yang menerima dan menghimpun informasi.
Pendokumentasian dari asuhan kebidanan di rumah sakit dikenal dengan istilah
rekam medik. Dokumentasi berisi dokumen/pencatatan yang memberi bukti dan
kesaksian tentang sesuatu atau suatu pencatatan tentang sesuatu.
14
Fungsi pentingnya melakukan dokumentasi kebidanan meliputi dua hal berikut ini.
• Untuk mempertanggungjawabkan tindakan yang telah dilakukan bidan.
• Sebagai bukti dari setiap tindakan bidan bila terjadi gugatan terhadapanya.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Secara umum konsep manajemen kebidanan berkualitas meliputi :
1. Manajemen dilakukan melalui pendekatan dengan mengidentifikasi kebutuhan
konsumen.
2. Meliputi seluruh kegiatan.
3. Meliputi seluruh aspek pelayanan dan dedikasi aktif seluruh staf untuk mengidentifikasi
seluruh konsumen.
4. Memberikan pelayanan secara berkesinambungan.
5. Memonitor kepuasan konsumen.
6. Memahami kebutuhan dan memantau perubahan yang terjadi melalui pemantauan
ulang.
7. Meningkatkan sumber daya untuk mengembangkan kualitas tindakan dab pelayanan
khusus secara tetap melalui prosedur dan system informasi yang fleksibel.
3.2 Saran
Materi tentang langkah-langkah manajemen kebidanan ini perlu untuk kita pahami dan
pelajari karena materi ini merupakan materi mendasar tentang konsep manajemen kebidanan.
16
DAFTAR PUSTAKA
Fauziah, Afroh, dan Sudarti (2010). Buku Ajar Dokumentasi Kebidanan. Yogyakarta:
Nuha Medika
https://bidanshop.blogspot.com/2010/12/langkah-langkah-manajemen-kebidanan.html
Kementerian Kesehatan RI .2016. Profil Kesehatan Indonesia 2014.
www.depkes.go.id/.../profil-kesehatan-indonesia/profil-kesehatan-indonesia-2015.pdf.
Diakses tanggal 29 Desember 2019.
Muslihatun, Mudlilah, & Setiyawati (2009). Dokumentasi kebidanan. Yogyakarta:
Fitramaya.
Wildan & Hidayat (2011). Dokumentasi Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
17