Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN

Untuk Memenuhi Remedial Mata Kuliah Konsep Dasar Keperawatan


Dosen Pengampu :

Oleh Kelompok 1 :

1. Maftuha : 200711096
2. Nuruh Halimah Azzahra : 200711101
3. Putri Najma Z.W. : 200711111
4. Ririn Karina : 200711097

PRODI S1 ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat, taufik dan hidayahnya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
``ASUHAN KEPERAWATAN``. Atas segala dukungannya saya mengucapkan terima kasih
kepada dosen pengampu serta pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan, dan arahan
kepada penyusun.

Tujuan penyusunan makalah ini bukan hanya sekedar untuk melengkapi mata kuliah
Konsep Dasar keperawatan tetapi diharapkan juga bisa menjadi bahan acuan, petujuk,
ataupun pedoman bagi pembaca dalam menambah wawasan dan memperluas ilmu
pengetahuan sesuai dengan pokok materi yang kami sajikan.

Menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan karena masih memiliki
keterbatasan baik dari segi penyusunan ataupun ilmu pengetahuan. Oleh sebab itu,
diharapkan adanya kritik ,saran, dan usulan yang bersifat membangun untuk perbaikan
makalah ini dimasa yang akan datang.

Harapan kedepan semoga dapat dipahami serta bermanfaat bagi penyusun dan bagi
pembacanya sehingga dapat memberikan informasi dan ilmu pengetauan. Sebelumnya mohon
maaf apabila tedapat kesalahan kata yang kurang berkenan.

Cirebon, 20 Desember 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................1
C. Tujuan........................................................................................................................................1
BAB II...................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN...................................................................................................................................2
A. Pengkajian Keperawatan............................................................................................................2
B. Diagnosa Keperawatan..............................................................................................................2
C. Perencanaan Keperawatan.........................................................................................................2
D. Implementasi Keperawatan........................................................................................................2
E. Evaluasi Keperawatan...............................................................................................................2
BAB III..................................................................................................................................................3
PENUTUP.............................................................................................................................................3
A. Kesimpulan................................................................................................................................3
B. Saran..........................................................................................................................................3
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................4

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
MasyaAllah najma cantik bangett

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses pengkajian dalam asuhan keperawatan yang optimal?
2. Bagaimana proses penegakkan diagnosa dalam proses asuhan keperawatan?
3. Bagaimana proses perencanaan keperawatan dalam proses asuhan keperawatan yang
optimal?
4. Bagaimana proses implementasi keperawatan dalam asuhan keperawatan yang
optimal?
5. Bagaimana proses evaluasi keperawatan dalam asuhan keperawatan yang optimal?

C. Tujuan
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk mengetahui dan membahas tentang :
1. Bagaimana proses pengkajian dalam asuhan keperawatan yang optimal
2. Bagaimana proses penegakkan diagnosa dalam proses asuhan keperawatan yang
optimal
3. Bagaimana proses perencanaan keperawatan dalam proses asuhan keperawatan yang
optimal
4. Bagaimana proses implementasi keperawatan dalam asuhan keperawatan yang
optimal
5. Bagaimana proses evaluasi keperawatan dalam asuhan keperawatan yang optimal

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari pengumpulan, verifikasi, dan komunikasi
data tentang klien. Fase proses keperawatan ini mencakup dua langkah : yaitu pengumpulan
data sekunder (keluarga, tenaga kesehatan), dan analisis data sebagai dasar untuk diagnosa
keperawatan (Bandman and Bandman, 1995). Tujuan dari pengkajian adalah menetapkan dasar
data tentang kebutuhan, masalah kesehatan, pengalaman yang berkaitan, praktik kesehatan,
tujuan, nilai dan gaya hidup yang dilakukan klien. Informasi yang terkandung dalam dasar data
adalah dasar untuk mengindividualisasikan rencana asuhan keperawatan. Mengembangkan dan
memperbaiki sepanjang waktu asuhan keperawatan untu klien (Potter and Perry, 2005).
Menurut (Potter and Perry, 2005) proses pengkajian keperawatan meliputi melakukan
pengumpulan riwayat kesehatan, melakukan pengkajian kesehatan, mewawancara keluarga
pasien atau orang terdekat pasien, meneliti. Catatan kesehatan, mengorganisasi, menganalisa,
mensintesa, dan mengumpulkan data.

Pengkajian keperawatan merupakan dasar yang kokoh dalam tercapainya asuhan keperawatan
yang optimal namun dalam beberapa kasus seperti dalam penelitian (Susanto, 2010) yang
melakukan penelitian tentang penelitian tentang penilaian standar proses keperawatan kepada
beberapa perawat hasil yang didapat rata-rata pada tahap pengkajian hanya 23,81%, menurut
(Susanto,2010) hal ini disebabkan pada tahap pengkajian tidak dipenuhinya ketentuan-
ketentuan yang ditetapkan dalam standar proses keperawatan Depkes, diantaranya adalah
setelah melakukan pengkajian data tidak dikelompokkan menurut bio, psiko, sosial dan spiritual
secara jelas. Masalah keperawatan tidak dirumuskan berdasarkan kesenjangan antara status
kesehatan dengan norma dan pola fungsi kehidupan (nutrisi, cairan dan elektrolit, perkemihan,
persepsi sensori dan lain-lain). Selanjutnya juga ditemukan data tidak dilakukannya pengkajian
secara lengkap pada tiap kelompok data.Hal ini menunjukkan bahwa perawat belum optimal
dalam melakukan pengkajian keperawatan sehingga pelayanan yang diberikan belum optimal.
Menurut (Hidayat,2004) dalam pengkajian keperawatan seorang perawat harus mempunyai
pengetahuan dan kemampuan yang harus dimiliki diantaranya pengetahuan tentang kebutuhan
atau sistem biopsikososial dan spiritual. Karena itu seorang perawat harus dapat
mengaplikasikan ilmunya bukan hanya sekedar teori. Karena pengkajian yang benar akan
berdampak pada proses keperawatan dibawahnya. Karena pengkajian yang baik mengharuskan
perawat untuk menerapkan pengetahuan dan pengalaman dan membuat pengamatan dan
pengukuran yang penting untuk mendapatkan data pada klien. (Potter and Perry, 2005).

B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respons klien terhadap
masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang berlangsung aktual
maupun potensial. Diagnosis keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi respons klien
individu,keluarga, komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan. Perawat
diharapkan memiliki rentang perhatian yang luas, baik pada klien sakit maupun sehat. Respons-

2
respons tersebut merupakan reaksi terhadap masalah kesehatan dan proses kehidupan yang
dialami klien. Masalah-masalah mengacu kepada proses respons klien terhdap kondisi sehat-
sakit, sedangkan proses kehidupan mengacu pada respons klien terhadap kondisi yang terjadi
selama rentang kehidupannya dimulai dari fase pembuahan hingga menjelang ajal dan
meninggal yang mebutuhkan diagnosis keperawatan dan dapat diatasi atau diubah dengan
intervensi kepeawatan (Christensen & Kenney, 2009; McFarland & McFarlane, 1997; seaback,
2006).

1. Komponen Diagnosa Keperawatan


Masalah (problem) + Penyebab (etiologi) + Gejala (sign/symptom)

Rumus penulisan diagnosis keperawatan yang mencakup problem, etiologi,


sign/symptom ditetapkan sebagai berikut. Diagnosis keperawatan: Pada kenyataannya,
dalam praktik keperawatan lebih sering menggunakan masalah dan penyebabnya saja
karena tanda dan gejala sudah menggambarkan dalam dokumentasi pengkajian data.
Diagnosis keperawatan menggambarkan respon klien, contohnya kecemasan,
hipertermi, dan gangguan komunikasi. Berikut ini penjelasan dari contoh-contoh
tersebut yang diambil dari NANDA.

a. Kecemasan (ansiety)
Suatu keadaan dimana indifidu mengalami perasaan gelisah (cemas) dan
aktivitas pada system saraf otonom menunjukkan respons yang tidak jelas dan
ancaman yang nonspesifik.
b. Hipertermi
Suatu keadaan dimana individu berisiko atau mengalami peningkatan suhu
tubuh mencapai 37, C per oral atau 38, C per 8̊ 8̊ rectal karena adanya factor
eksternal.
c. Gangguan komunikasi verbal
Suatu keadaan dimana individu berisiko atau mengalami penurunan
kemampuan untuk menerima dan memberi pesan (seperti kesukaran dalam
mengekspresikan pikiran, ide, atau keinginan).

Pernyataan masalah selalu didahului oleh kata yang menguraikan taraf


atau tingkat masalah. Jika tidak kata “risiko dan potensial” yang
mendahului pernyataan masalah, maka pernyataan tersebut
menggambarkan masalah yang actual. Diagnose keperawatan actual
dikaitkan dengan masalah-masalah yang memerlukan asuhan keperawatan
yang memerlukan asuhan keperawtan untuk memecahkan atau
meringankan status kesehatan klien. Diagnosis ini di dahului oleh
beberapa modifier yang mengikuti, yaitu:
1) Akut
2) Disfungsi
3) Perubahan
4) Kelebihan
5) Kronis
6) Peningkatan
7) Kompromi
8) Ketidakefektifan

3
9) Penurunan
10) Kerusakan
11) Kekurangan
2. Gangguan
Diagnosis keperawatan risiko berhubungan dengan masalah dan memerlukan
asuhan keperawatan untuk mencegah terjadinya masalah actual atau penurunan
status kesehatan klien. Diagnosis keperawatan potensial berhubungan dengan
masalah yang memerlukan data tambahan pengawasan dan pengamatan untuk
membuktikan pengembangan masalah. Hubungan penyebab (etiologi) masalah
untuk pernyataan masalah.

Penyebab masalah adalah pernyataan tentang factor-faktor yang berpengaruh atau


memperbesar masalah. Ini adalah penjelasan “mengapa” atau alasan adanya
masalah. Karenanya asuhan keperawatan langsung terhadap pencegahan terhadap
factor penyebab gangguan status kesehatan klien. Dalam beberapa hal, penyebab
akan melewati jangkauan asuhan keperawatan (seperti”risiko infeksi
berhubungan dengan ketidakmampuan klien untuk mencegah proses infeksi’).
Perawat lebih memfokuskan intervensi untuk menghilangkan atau pencegahan
masalah dan penyebabnya. Dalam contoh ini asuhan keperawatan tidak dapat
ditangani suatu kompromi system umum, kemudian asuhan keperawatan
langsung pada masalah pencegahan infeksi.

Contoh penulisan diagnosis keperawatan dengan masalah dan etiologi:


a. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan intubasi dan sedasi.
1) Sifat: gangguan
2) Masalah: komunikasi verbal
3) Kata penghubung: berhubungan dengan
4) Factor penyebab: intubasi dan sedasi
b. Potensial terjadinya hipertermi berhubungan dengan dehidrasi
1) Sifat: potensial
2) Masalah: hipertermi
3) Kata penghubung: berhubung dengan
4) Factor penyebab: dehidrasi
c. Kecemasan yang mendadak berhubungan dengan ketidaktahuan klien
mengenai penyebab penyakit.
1) Sifat: mendadak (akut)
2) Masalah: kecemasan
3) Kata penghubung: berhubung dengan
4) Factor penyebab: ketidaktahuan
Di dalam pendokumentasian diagnosis keperawatan biasanya hanya ditulis masalah dan
penyebab. System pendokumentasian membolehkan tanda dan gejala untuk
mendokumentasikan pada bagian catatan keperawatan. Perawat harus menunjuk hubungan
antara pengkajian data dengan diagnosis keperawatan. Contoh dibawah ini
memperlihatkan tanda dan gejala yang didokumentasikan pada catatan perawat dalam
bentuk data subjektif dan objektif. Karena itu abalisis menunjuk pada diagnosis
keperawatan. Hanya masalah kesehatan actual dan risiko yang didokumentasikan pada
catatan keperawatan atau catatan perkembangan diagnosis yang memerlukan asuhan
keperawtan spesifik. Masalah potensial boleh didokumentasikan pada rencana intervensi
jika perawat ingin mendelegasikan pada staf lain untuk mengobservasi tanda-tanda dan
gejala-gejala tambahan.

4
C. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan keperawatan merupakan tahap pada proses keperawatan yang dilakukan setelah
penegakan Diagnosa Keperawatan Perencanaan keperawatan adalah suatu rangkaian kegiatan
penentuan langkah-langkah pemecahan masalah dan prioritasnya, perumusan tujuan, rencana
tindakan dan penilaian asuhan keperawatan pda pasien/klien berdasarkan analisis data dan
diagnosa keperawatan. Perencanaan adalah pengembangan strategi desain untuk mencegah,
mengurangi, dan mengatasi masalahmasalah yang telah diidentifikasi dalam diagnosis
keperawatan. Desain perencanaan menggambarkan sejauh mana Anda mampu menetapkan
cara menyelesaikan masalah dengan efektif dan efisien. Adapun tujuan perencanaan
keperawatan itu dibuat yaitu tujuan administrasi (Administrasi mengidentifikasi fokus
keperawatan, fokus intervensi keperawatan dapat diidentifikasi melalui rencana keperawatan
yang disusun. Secara administrasi menyediakan kriteria guna mengevaluasi hasil
keperawatan. Kriteria hasil merupakan indikator pencapaian tujuan yang telah Anda tetapkan
dan indikator/batasan bagaimana tujuan itu akan dicapai sehingga gambaran kriteria
keberhasilan dari diagnosis keperawatan yang diangkat sudah ditetapkan terlebih dahulu),
dah tujuan klinik (Merupakan penunjuk dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, dimana
tindakan keperawatan selalu berpedoman pada perencanaan yang telah Anda buat. Tidak ada
satu tindakan pun yang keluar dari perencaan, semua rencana yang Anda tetapkan merupakan
pilihan yang rasional/ilmiah dan betul-betul diperlukan untuk mengatasi masalah yang
terjadi.).
Dalam membuat rencana keperawatan, ada beberapa langkah yang dilakukan:
1. Menentukan Prioritas Masalah.
Prioritas masalah merupakan upaya perawat untuk mengidentifikasi respons klien
terhadap masalah kesehatannya, baik aktual maupun potensial. Untuk
menetapkan prioritas masalah seringkali digunakan hierarki kebutuhan dasar
manusia. Pada kenyataannya perawat tidak mampu menyelesaikan permasalahan
klien secara bersamaan, oleh karena itu diperlukan upaya untuk memprioritaskan
masalah. Prioritas diagnosa dibedakan dengan diagnosa yang penting sebagai
berikut:
a. Prioritas diagnosa merupakan diagnosa keperawatan, jika tidak diatasi
saat ini akan berdampak buruk terhadap kondisi status fungsi kesehatan
klien.
b. Diagnosa penting adalah diagnosa atau masalah kolaboratif dimana
intervensi dapat di tunda tanpa mempengaruhi status fungsi kesehatan
klien.
2. Menentukan Tujuan dan Kriteria Hasil.
Membuat tujuan berarti membuat standar atau ukuran yang digunakan untuk
melakukan evaluasi terhadap perkembangan klien dan keterampilan dalam
merawat klien. Tujuan keperawatan yang baik adalah pernyataan yang
menjelaskan suatu tindakan yang dapat diukur berdasarkan kemampuan dan
kewenangan perawat. Karena kriteria hasil diagnosa keperawatan mewakili status
kesehatan klien yang dapat dicapai atau di pertahankan melalui rencana tindakan
keperawatan yang mandiri, sehingga dapat membedakan antara diagnosa
keperawatan dan masalah kolaboratif. Hasil dari diagnosa keperawatan tidak
dapat membantu mengevaluasi efektivitas intervensi keperawatan jika tindakan
medis juga diperlukan.
a. Tujuan Perawatan berdasarkan SMART yaitu:

1) S : Spesific (tidak memberikan makna ganda).

5
2) M : Measurable (dapat diukur, dilihat, didengar, diraba, dirasakan
ataupun dibantu).
3) A : Achievable (secara realistis dapat dicapai).
4) R : Reasonable (dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah).
5) T : Time (punya batasan waktu yang sesuai dengan kondisi klien).
Contoh: Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1 x 24 jam,
masalah gangguan rasa nyaman: nyeri dapat terasi.
b. Kriteria Hasil Kriteria hasil merupakan standar yang harus dicapai manakala
perawat memberikan asuhan keperawatan. Kriteria ini dipakai sebagai dasar
untuk memberikan pertimbangan terhadap rencana tindakan yang akan
diberikan kepada klien.
3. Menentukan Rencana Tindakan.
Rencana tindakan yang akan diberikan pada pasien ditulis secara spesifik, jelas dan
dapat di ukur. Rencana perawatan dibuat selaras dengan rencana medis, sehingga
saling melengkapi dalam meningkatkan status kesehatan pasien. Dalam merumuskan
rencana tindakan yang perlu diperhatikan adalah:
a. Rencana tindakan keperawatan merupakan desain spesifik intervensi yang
membantu klien mencapai kriteria hasil.
b. Dokumentasi rencana tindakan yang telah diimplementasikan harus ditulis
dalam sebuah format agar dapat membantu perawat untuk memproses
informasi yang didapatkan selama tahap pengkaian dan diagnosa
keperawatan.
c. Perencanaan bersifat indivisual sesuai dengan kondisi dan kebutuhan klien
Bekerjasama dengan klien dalam merencanakan intervensi

4. Dokumentasi
Tipe Rencana Tindakan Keperawatan terdiri dari:
a. Diagnostik/Obserevasi Rencana tindakan keperawatan diagnostik adalah rencana
tindakan untuk mengkaji atau melakukan observasi terhadap kemajuan klien
dengan pemantauan secara langsung yang Anda lakukan secara kontinu. Dengan
observasi ini, diharapkan hal-hal yang Anda tetapkan dalam kriteria hasil dapat
Anda pantau secara berkesinambungan sampai tujuan berhasil dicapai.
b. Terapeutik/Nursing Treatment Rencana tindakan keperawatan terpeutik adalah
rencana tindakan yang ditetapkan untuk mengurangi, memperbaikidan
mencegah perluasan masalah.Rencana tindakan ini berupa intervensi mandiri
Anda yang bersumber dari ilmu, kiat dan seni keperawatan. Dalam suatu
masalah keperawatan, biasa didapatkan beberapa (lebih dari satu) alternatif
penyelesaian masalahnya, Anda dituntut untuk dapat memilih mana yang paling
sesuai untuk Anda tetapkan pada pasien.
c. Penyuluhan /Health Education/Pendidikan Kesehatan
Rencana tindakan keperawatan yang berbentuk pendidikan kesehatan adalah
rencana tindakan yang Anda tetapkan bertujuan untuk meningkatkan perawatan
diri kilen dengan penekanan pada partisispasi klien untuk betanggung jawab
terhadap perawatan diri, terutama untuk perawatan dirumah. Penyuluhan atau
pendidikan kesehatan diperlukan, terutama bila masalah keperawatan dan
kriteria hasil berhubungan dengan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
Penyuluhan yang Anda lakukan dapat berbentuk penyuluhan umum tentang
segala sesuatu tentang penyakit dan perawatan klien atau juga lebih spesifik
sesuai dengan masalah yang terjadi.
d. Rujukan atau Kolaborasi atau Medical Treatment Rencana tindakan keperawatan
kolaboratif adalah tindakan medis yang dilimpahkan kepadaAnda. Rencana

6
kolaboratif ini disesuaikan dengan masalah yang terjadi. Masalah yang bersifat
kognitif, afektifdan psikomotor mungkin tidak memerlukan tindakan medis.

D. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan suatu penerapan atau juga sebuah tindakan yang dilakukan
dengan berdasarkan suatu rencana yang telah/sudah disusun atau dibuat dengan
cermat serta juga terperinci sebelumnya. Pendapat lain juga mengatakan bahwa
pengertian implementasi merupakan suatu tindakan atau juga bentuk aksi nyata
dalam melaksanakan rencana yang sudah dirancang dengan matang. Dengan kata
lain, implementasi ini hanya dapat dilakukan apa bila sudah terdapat perencanaan
serta juga bukan hanya sekedar tindakan semata.

Dari penjelasan itu kita dapat melihat bahwa implementasi bermuara pada
mekanisme suatu sistem. Penerapan implementasi itu harus sesuai dengan
perencanaan yang sudah dibuat supaya hasil yang dicapai sesuai dengan yang
diharapkan.
1. Tujuan implementasi:
Melakukan membantu atau mengarahkan kinerja aktifitas kehidupan sehari-hari.
Memberikan arahan keperawatan untuk mencapai tujuan yang berpusat pada
klien. Mencatat serta melakukan pertukaran informasi yang relevan dengan
perawatan kesehatan yang berkelanjutan dari klien.
2. Tahapan-Tahapan Implementasi:
Persiapan proses implementasi akan memastikan asuhan keperawatan yang
efisien, aman, dan efektif.
a. Pengkajian ulang terhadap klien
Langkah ini membantu perawat untuk menentukan apakah tindakan
keperawatan masih sesuai dengan kondisi klien.
b. Meninjau dan merevisi rencana asuhan
keperawatan yang ada Setelah mengkaji ulang, lakukan peninjauan rencana
keperawatan, bandingkan data tersebut agar diagnosis keperawatan menjadi
valid, dan tentukan apakah intervensi keperawatan tersebut masih menjadi
yang terbaik untuk situasi klinis saat itu. Jika terjadi perubahan status klien,
diagnosis keperawatan dan intervensinya, lakukan modifikasi rencana asuhan
keperawatan. Rencana yang “ketinggalan zaman” akan menurunkan kualitas
asuhan keperawatan. Proses peninjauan dan modifikasi memungkinkan
perawat menyediakan intervensi keperwatan yang terbaik bagi kebutuhan
klien.
Modifikasi rencana perawat tertulis mencakup empat langkah sebagai
berikut:
1) Lakukan revisi data pada kolom pengkajian untuk menggambarkan
status klien terkini. Berikan tanggal pada data baru sehingga anggota
tim yang lain mengetahui waktu perubahan tersebut.
2) Lakukan revisi pada diagnosis keperawatan.Hapus diagnosis
keperawatan yang telah kehilangan relevansinya,tambah dan berikan
tanggal pada diagnosis yang baru.
3) Lakukan revisi pada intervensi sesuai dengan diagnosis dan tujuan
keperawatan yang baru. Revisi ini harus menggambarkan status
terkini klien.

7
4) Tentukan metode evaluasi untuk menetukan apakah perawat telah
berhasil.
c. Mengorganisasi sumber daya dan pemberian asuhan
Sumber daya suatu fasilitas mencakup peralatan dan personel yang
memiliki keterampilan. Organisasi peralatan dan personelakan membuat
perawatan klien menjadi lebih tepat waktu, efisien, dan penuh
keterampilan. Persiapan pemberian asuhan juga meliputi persiapan
linggkungan dan klien untuk intervensi keperawatan.
d. Mengantisipasi dan mencegah komplikasi
Untuk mengantisipasi dan mencegah komplikasi, perawat mengenali
resiko pada klien, menyesuaikan intervensi dengan situasi, mengevaluasi
keuntungan terapi dibandingkan resikonya dan memulai tindakan
pencegahan resiko.
e. Mengimplementasikan intervensi keperawatan
Implementasi intervensi keperawatan yang berhasil membutuhkan
keterampilan kognitif, interpersonal, dan psikomotor.
1) Keterampilan kognitif:
Keterampilan kognitif meliputi aplikasi keterampilan kognitif
meliputi aplikasi pemikiran kritis pada proses keperawatan. Untuk
melaksanakan intervensi dibutuhkan pertimbangan yang baik dan
keputusan klinis yang jelas, ini berarti intervensi keperawatan
tidak bersifat otomatis. Perawat harus berpikir dan mengantisipasi
secara kontinus sehingga perawat dapat menyesuaikan perawatan
klien dengan tepat. Perawatakan belajar mengintegrasikan
berbagai konsep dan menghubungkannya sambil mengingat
kembali fakta, situasi dan klien yang pernah perawat temui
sebelumnya (DiVito-Thomas,2005).
2) Keterampilan interpersonal
Keterampilan ini dibutuhkan untuk terwujudnya tindakan
keperawatan yang efektif. Perawat membangun hubungan
kepercayaan, menunjukkan perhatian, dan berkomunikasi dengan
jelas.
3) Keterampilan psikomotorik
Keterampilan psikomotor membutuhkan integrasi antara aktivitas
kognitif dan motorik. Sebagai contoh, saat melakukan
pentuntuksn, perawatharus memahami anatomi dan farmakologi
(kognitif), serta menggunakan koordinasi dan presisi untuk
melakukan penyuntikan dengan tepat (motorik). Keterampilan ini
sangat penting untuk membangun kepercayaan klien.
E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah suatu proses identifikasi untuk mengukur/menilai apakah suatu kegiatan
atau juga program yang dilaksanakan itu sesuai dengan perencanaan atau tujuan yang
ingin dicapai. Terdapat juga yang mengatakan bahwa arti evaluasi ini ialah suatu
kegiatan atau aktivtias mengumpulkan informasi mengenai kinerja sesuatu (metode,
manusia, peralatan), yang mana informasi itu akan dipakai untuk bisa menentukan
alternatif terbaik didalam membuat keputusan.

8
Evaluasi tersebut sangat dibutuhkan didalam berbagai bidang kehidupan manusia
sehingga meningkatkan efektivitas serta juga produktivitas, baik itu dalam lingkup
individu, kelompok, atau juga lingkungan kerja. Dibawah ini merupakan beberapa
informasi yang didapatkan dari proses evaluasi diantaranya sebagai berikut:

1. Tingkat kemajuan suatu kegiatan.


2. Tingkat pencapaian suatu kegiatan sesuai dengan tujuannya.
3. Hal-hal yang harus dilakukan dimasa mendatang.

Evaluasi, yaitu penilaian hasil dan proses. Penilaian hasil menentukan seberapa jauh
keberhasilan yang dicapai sebagai keluaran dari tindakan. Penilaian proses menentukan
apakah ada kekeliruan dari setiap tahapan proses mulai dari pengkajian, diagnosa,
perencanaan, tindakan, dan evaluasi itusendiri. (Ali,2009)

Evaluasi dilakukan berdasarkan criteria yang telah ditetapkan sebelumnya dalam


perencanaan, membandingkan hasil tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan dengan
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dan menilai efektivitas proses keperawatan mulai
dari tahap pengkajian, perencanaan dan pelaksanaan. (Mubarak,dkk.,2011)

Evaluasi disusun menggunakan SOAP dimana:(Suprajitnodalam Wardani, 2013)

S: Ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara subjektif oleh keluarga setelah
diberikan implementasi keperawatan.

O: Keadaan objektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat menggunakan pengamatan yang
objektif.

A: Analisis perawat setelah mengetahui respon subjektifdan objektif.

P: Perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis.

Tugas dari evaluator adalah melakukan evaluasi, menginterpretasi data sesuai dengan kriteria
evaluasi, menggunakan penemuan dari evaluasi untuk membuat ke putusan dalam
memberikan asuhan keperawatan.(Nurhayati, 2011)

1. Tujuan evaluasi:
Melihat dan menilai kemampuan klien dalam mencapai tujuan. Menentukan apakah
tujuan keperawatan telah tercapai atau belum. Mengkaji penyebab jika tujuan asuhan
keperawatan belum tercapai.
2. Tahapan-TahapanEvaluasi:
a. Mengidentifikasi kriteria dan standar evaluasi
b. Mengumpulkan data untuk menentukan apakah kriteria dan standar telah
terpenuhi
c. Menginterpretasi dan meringkas data
d. Mendokumentasikan temuan dan setiap pertimbangan klinis
e. Menghentikan, meneruskan, atau merevisi rencana perawatan.

9
3. Macam Evaluasi:
a. Evaluasi formatif
Evaluasi formatif berfokus pada aktivitas proses keperawatan dan hasil
tindakan keperawatan. Evaluasi formatif ini dilakukan segera setelah perawat
mengimplementasikan rencana keperawatan guna menilai keefektifan tindakan
keperawaatan yang telah dilaksanakan. Perumusan evaluasi formatif ini
meliputi empat komponen yang dikenal dengan istilah SOAP, yakni subjektif
(data berupa keluhan klien), objektif (data hasil pemeriksaan), analisis data
(perbandingan data dengan teori), dan perencanaan.
b. Evaluasi sumatif
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan setelah semua aktivitas
proses kepwrawatan seelsai dilakukan. Evalusi sumatif ini bertujuan menilai
dan memonitor kualitas asuhan keperawatan yang telah diberikan. Metode
yang dapat digunakan pada evaluasi jenis ini adalah melakukan wawancara
pada akhir layanan, menanyakan respon klien dan keluarga terkait layanan
keperawatan, mengadakan pertemuan pada akhir layanan.
Ada tiga kemungkinan hasil evaluasi yang terkait dengan pencapaian tujuan
keperawatan:
 Tujuan tercapai jika klien menunjukkan perubahan sesuai dengan
standar yang telah ditentukan.
 Tujuan tercapai sebagian atau klien masih dalam proses pencapaian
tujuan jika klien menunjukkan perubahan pada sebagian kriteria yang
telah ditetapkan.
 Tujuan tidak tercapai jika klien hanya menunjukkan sedikit perubahan
dan tidak ada kemajauan sama sekali serta dapat timbul masalah baru.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penerapan asuhan keperawatan dikatakan baik apabila perawat sudah melaksanakan
tahaptahap dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien yaitu: tahap pengkajian
keperwatan, tahap diagnosa keperawatan, tahap perencanaan keperawatan, tahap implementasi
keperawatan, dan tahap evaluasi keperawatan. Asuhan keperawatan adalah kerangka kerja dan
struktur organisasi yang kreatif untuk memberikan pelayanan keperawatan, namun asuhan
keperawatan juga cukup fleksibel untuk digunakan disemua lingkup keperawatan. Keperawatan
sebagai proses, diperkenalkan sejak tahun 1955 oleh Hall dan pada tahun 2004 proses keperawatan
(nursing process) ditetapkan sebagai series of steps oleh ANA (American Nursing Association)
(Wilkinson, 2007), yang terdiri dari assesment (pengkajian), diagnosis (penetapan diagnosis),
planning outcomes (perencanaan hasil), planning intervention (perencanaan intervensi),
implementation (implementasi) dan evaluation (evaluasi). Pada prakteknya kegiatan proses
keperawatan di atas tidaklah selalu berurutan tetapi bisa dikerjakan pada waktu
bersamaan/tumpang tindih (overlapping). Salah satu kegiatan yang penting dalam proses
keperawatan adalah pengkajian keperawatan. Pengkajian keperawatan ini sangat penting karena
dari pengkajian keperawatan maka perawat akan mampu menentukan apa keperawatan/diganosa
keperawatan dan masalah kolaboratif/diagnosis potensial komplikasi yang dialami oleh pasien dan
membuat perencanaan dalam merawat pasien.

B. Saran
1. Perawat harus memiliki kemampuan professional dalam melaksanakan
pengkajian,karena pengkajian data merupakan dasar utama dari pelaksanaan proses
keperawatan.
2. Pengkajian keperawatan harus dilakukan secara sistematis untuk memperoleh data
akurat.
3. Dalam mentukan diagnosa harus disesuaikan dengan kebutuhan klien.
4. Data yang diperoleh harus akurat.
5. Perawat tidak boleh langsung membuat kesimpulan tentang kondisi klien.

11
DAFTAR PUSTAKA

Azis, A. (2009). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Damhudi, Dedi. Dewi Irawati, RR. Tutik Sri Hariyati. 2012. Efektifitas Metode NIHSS
dan ESS Dalam Membuat Diagnosa Keperawatan Aktual Pada Pasien Stroke Berat Fase
Akut. Jurnal Keperawatan Indonesia, 15(1)/ 7-12.

Heni, Apriyani. 2015. Identifikasi Diagnosakeperawatan Pada Pasien di Ruang Paru Sebuah
Rumah Sakit. Jurnal Keperawatan, 9 (1), 107-111.

Supratti,S.,&Ashriady,A.(2018).PendokumentasianStandarAsuhanKeperawatan
DiRumahSakitUmum DaerahMamuju. JurnalKesehatanManarang, 2(1),44-51.

Ernawati,N.(2019).ImplementasidanEvaluasiKeperawatanDenganPendekatan
Kasus:Modul3.

Tuharea,N.A.,Payung,D.S.,Purnawinadi,I.G.,&Rotikan,R.(2019).Sistem

12
komputerisasiuntukpencatatanlaporanasuhankeperawatanuntukmahasiswa
ilmukeperawatan. CreativeInformationTechnologyJournal, 4(4),245-253.

13

Anda mungkin juga menyukai