Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

METODOLOGI KEPERAWATAN

DIAGNOSIS KEPERAWATAN (SDKI)

DOSEN PENGAMPU
Nengah Runiari,S.Pd.,S.Kp.,M.Kep.,Sp. Mat

DISUSUN OLEH:
1. Ni Putu Nuriantini P07120122084
2. Ni Putu Saraswati Eka Putri P07120122087
3. Ni Putu Nadya Karunia Utami P07120122098
4. Gusti Ayu Kade Sri dinata P07120122107
5. Komang Citra Laksmi Devi P07120122109
6. Ni Luh Putu Okidayanti P07120122113
7. A. A. Istri Cantika Putri Weda P07120122117

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah melimpahkan
rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah mata kuliah Metodologi Keperawatan yang berjudul “Diagnosis Keperawatan (SDKI)”
Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Metodologi
Keperawatan dengan dosen pengampu Nengah Runiari, S.Pd.,S.Kp.,M.Kep.,Sp. Mat. Tidak lupa
kami sampaikan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah Metodologi Keperawatan yang
telah memberikan arahan dan bimbingan dalam pembuatan makalah ini dan juga kepada pihak -
pihak yang telah terlibat yang namanya tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah
membantu proses penyusunan makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai
pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi dunia
pendidikan.

Denpasar, 26 Januari 2023

Penulis

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................................................................1

BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................4
1.3 Tujuan............................................................................................................................4
1.4 Manfaat..........................................................................................................................4

BAB II................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN................................................................................................................................5
2.1 Definisi Diagnosis Keperawatan...................................................................................5
2.2 Tujuan Diagnosis Keperawatan....................................................................................6
2.3 Klasifikasi Diagnosis Keperawatan...............................................................................6
2.4 Jenis Diagnosis Keperawatan.........................................................................................7
2.5 Komponen Diagnosis Keperawatan..............................................................................8
2.6 Proses Penegakan Diagnosis Keperawatan.................................................................10

BAB III...............................................................................................................................................13
PENUTUP..........................................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................13
3.2 Saran................................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................14

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penegakan diagnosis keperawatan yang sesuai standar bahasa keperawatan masih merupakan
masalah di dalam dokumentasi keperawatan. Supaya bisa menghasilkan dokumentasi keperawatan
yang baik, perlu didukung dengan adanya instrument dokumentasi yang baik pula. Penegakan
diagnosis merupakan aspek penting dalam praktik keperawatan. Sepanjang waktu, format dan
kualitas penegakan diagnosis telah berkembang, tetapi fokusnya terus berdampak terhadap
perawatan klien. Sistem penegakan diagnosis yang ideal harus memberikan informasi klien yang
komprehensif, menunjukkan hasil dan standar klien, memfasilitasi reimbursement dari pemerintah
dan dari perusahaan asuransi pembayar, serta berfungsi sebagai dokumen legal. Diagnosa
keperawatan merupakan dasar dalam penyusunan rencana tindakan asuhan keperawatan.
Diagnosis keperawatan sejalan dengan diagnosis medis sebab dalam mengumpulkan data-data saat
melakukan pengkajian keperawatan yang dibutuhkan untuk menegakkan diagnosa keperawatan
ditinjau dari keadaan penyakit dalam diagnosa medis. Apabila perawat menegakan diagnosa
keperawatan maka dokter menegakan diagnose medic. Diagnosa keperawatan adalah suatu
kesimpulan yang dihasilkan dari analisa data. Diagnosa keperawatan adalah langkah kedua dari
proses keperawatan yang menggambarkan penilaian klinis tentang respon individu, keluarga,
kelompok maupun masyarakat terhadap permasalahan kesehatan baik aktual maupun potensial.
Dimana perawat mempunyai lisensi dan kompetensi untuk mengtasinya. Komponen diagnosa
keperawatan menurut PPNI terdiri dari masalah (P), etiologi atau penyebab (E) dan tanda atau
gejala (S) atau terdiri dari masalah dengan penyebab (PE). Penegakan diagnosis keperawatan
sebagai salah satu komponen standar asuhan keperawatan perlu dilaksanakan dengan baik
sebagaimana yang diamanahkan dalam undang-undang No.38 tahun 2014 tantang keperawatan
pada pasal 30 bahwa dalam menjalankan tugas sebagai pemberi asuhan keperawatan, perawat
berwenang menetapkan diagnosis keperawatan. Manajemen asuhan keperawatan merupakan suatu
proses keperawatan yang menggunakan konsep manajemen secara umum didalamnya seperti
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atau evaluasi.

3
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari diagnosis keperawatan?
2. Apa tujuan dari diagnosis keperawatan?
3. Apa pengertian dari klasifikasi diagnosis keperawatan?
4. Apa saja jenis diagnosis keperawatan?
5. Apa saja komponen diagnosis keperawatan?
6. Bagaimana proses penegakan diagnosis keperawatan?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi diagnosis keperawatan
2. Untuk mengetahui tujuan dari diagnosis keperawatan
3. Untuk mengetahui pengertian klasifikasi diagnosis keperawatan
4. Untuk mengetahui jenis diagnosis keperawatan
5. Untuk mengetahui komponen diagnosis keperawatan
6. Untuk mengetahui proses penegakan diagnosis keperawatan

1.4 Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan informasi kepada para
pembaca mengenai pengertian diagnosis keperawatan, tujuan diagnosis keperawatan, pengertian
klasifikasi diagnosis keperawatan, jenis diagnosis keperawatan, komponen diagnosis keperawatan,
serta bagaimana proses penegakan diagnosis keperawatan.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Diagnosis Keperawatan


Diagnosis keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respons klien terhadap
masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang berlangsung aktual maupun
potensial. Perawat diharapkan memiliki tentang perhatian yang luas, baik pada klien sakit maupun
sehat. Respons-respons tersebut merupakan reaksi terhadap masalah kesehatan mengacu pada
respons klien terhadap kondisi sehat-sakit, sedangkan proses kehidupan mengacu kepada respons
klien terhadap kondisi yang terjadi selama rentang kehidupannya dimulai dari fase pembuahan
hingga menjelang ajal dan meninggal yang membutuhkan diagnosis keperawatan dan dapat diatasi
atau diubah dengan intervensi keperawatan (Christensen & Kenney,2009; McFarland &
McFarlane, 1997; Seaback, 2006)
Diagnosis Keperawatan menurut ahli :
1. Gordon (1976
Menurut Gordon diagnosis keperawatan adalah sebuah diagnosis yang dibuat oleh petugas
keperawatan profesional, diagnosis menggambarkan tanda serta gejala yang menunjukan
masalah kesehatan yang dirasakan pasien atau klien.
2. Potter (2005)
Menyebutkan bahwa diagnosis keperawatan merupakan keputusan klinis mengenai respon
individu,keluarga dan masyarakat yang diperoleh melalui proses pengumpulan data
terhadap masalah kesehatan yang aktual maupun potensial guna menjaga status kesehatan.
3. Carison ET.AL. (1991)
Diagnosis keperawatan adalah pernyataan ringkas tentang status kesehatan klien yang
didapatkan melalui proses pengkajian, dan membutuhkan intervensi dari domain
keperawatan.

5
2.2 Tujuan Diagnosis Keperawatan
Adapun tujuan diagnosis keperawatan yaitu:
1. Mengidentifikasikan masalah respon klien terhadap status kesehatan / penyakit, faktor-
faktor yang menunjang / menyebabkan masalah (etiologi)
2. Menganalisis dan mensintesis data pengkajian yang telah di kelompokkan

2.3 Klasifikasi Diagnosis Keperawatan

International Council of Nurses (ICN) sejak tahun 1991 telah mengembangkan sistem
klasifikasi yang disebut International Nurses Council International Classification for Nursing
Practice (ICNP). Sistem klasifikasi ini tidak hanya mencakup klasifikasi diagnosa keperawatan,
tetapi juga mencakup klasifikasi intervensi dan tujuan (outcome) keperawatan.

Sistem klasifikasi ini disusun untuk mengharmonisasikan terminologi-terminologi keperawatan


yang digunakan di berbagai negara diantaranya seperti Clinical Care Classification (CCC), North
American Nursing Diagnosis Association (NANDA), Home Health Care Classification (HHCC),
Systematized Nomenclature of Medicine Clinical Terms (SNOMED CT), International
Classification of Functioning (ICF), Nursing Diagnostic System of the Centre for Nursing
Development and Research (ZEFP) dan Omaha System (Hardiker et al, 2011: Muller-Staub et al,
2007; Wake & Coenen, 1998).

Skema 3.1 Klasifikasi Diagnosis Keperawatan

6
2.4 Jenis Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan dibagi menjadi dua jenis, yaitu Diagnosis Negatif dan Diagnosis
Positif (Lihat Skema 3.1). Diagnosis negatif menunjukkan bahwa klien dalam kondisi sakit atau
berisiko mengalami nyeri sehingga diagnosis ini akan mengarahkan intervensi keperawatan yang
bersifat penyembuhan, pemulihan dan pencegahan. Diagnosis ini terdiri atas Diagnosis Aktual dan
Diagnosis Risiko. Sedangkan Diagnosis Positif menunjukkan bahwa klien dalam kondisi sehat
dan dapat mencapai kondisi yang lebih sehat atau optimal. Diagnosis ini disebut juga dengan
Diagnosis Promosi Kesehatan (ICNP, 2015; Standar Praktik Keperawatan Indonesia – PPNI,
2005)

Skema 3.2 Jenis Diagnosis Keperawatan

Jenis-jenis diagnosa keperawatan dapat diuraikan sebagai berikut (Carpenito, 2013: Potter &
Perry, 2013)
1. Diagnosis Aktual
Diagnosis ini menggambarkan respon klien terhadap kondisi atau proses kehidupannya
yang menyebabkan klien mengalami masalah kesehatan. Tanda/gejala mayor dan minor
dapat ditemukan dan divalidasi pada klien.
2. Diagnosis Risiko
Diagnosis ini menggambarkan respons klien terhadap kandisi kesehatan atau proses
kehidupannya yang dapat menyebabkan klien berisiko mengalami masalah kesehatan.
Tidak ditemukan tanda/gejala mayor dan minor pada klien, namun klien memiliki faktor
risiko untuk mengalami masalah kesehatan.

7
3. Diagnosis Promosi Kesehatan
Diagnosis ini menggambarkan adanya keinginan dan motivasi klien untuk meningkatkan
kondisi kesehatannya ke tingkat yang lebih baik atau optimal.

2.5 Komponen Diagnosis Keperawatan


Diagnosa keperawatan memiliki dua komponen utama yaitu Masalah (Problem) atau Label
Diagnosis dan Indikator Diagnostik. Masing-masing komponen diagnosis diuraikan sebagai
berikut:
1. Masalah (Problem)
Masalah merupakan label diagnosis keperawatan yang menggambarkan inti dari respons
klien terhadap kondisi kesehatan atau proses kehidupannya. Label diagnosis terdiri atas
Deskriptor atau penjelas dan Fokus Diagnostik (Lihat Tabel 3.1).

Tabel 3.1 Contoh Deskriptor dan Fokus Diagnostik pada


Diagnosis Keperawatan
Deskriptor merupakan pernyataan yang menjelaskan bagaimana suatu fokus diagnosis
terjadi. Beberapa deskriptor yang digunakan dalam diagnosis keperawatan diuraikan pada
(Tabel 3.2). di bawah ini

Tabel 3.2 Deskriptor dan Definisi Deskriptor pada Diagnosis Keperawatan

8
2. Indikator Diagnostik
Indikator diagnostik terdiri atas penyebab, tanda/gejala, dan faktor risiko dengan uraian
sebagai berikut.
a. Penyebab (Etiology) merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan
status kesehatan. Etiologi dapat mencakup empat kategori yaitu:
a) Fisiologis, Biologis atau Psikologis
b) Efek Terapi/Tindakan
c) Situasional (lingkungan atau personal)
d) Maturasional.
b. Tanda (Sign) dan Gejala (Symptom).
Tanda merupakan data objektif yang diperoleh dari hasil pemeriksaan fisik,
pemeriksaan laboratorium dan prosedur diagnostik, sedangkan gejala merupakan
data subjektif yang diperoleh dari hasil anamnesis. Tanda/gejala dikelompokkan
menjadi dua kategori yaitu:
• Mayor. Tanda/gejala ditemukan sekitar 80%-100% untuk validasi
diagnosis.
• Minor: Tanda/gejala tidak harus ditemukan, namun jika ditemukan dapat
mendukung penegakan diagnosis.
c. Faktor Risiko merupakan kondisi atau situasi yang dapat meningkatkan
kerentanan klien mengalami masalah kesehatan.
Pada diagnosis aktual, indikator diagnostiknya terdiri atas penyebab dan tanda/gejala.
Pada diagnosis risiko tidak memiliki penyebab dan tanda/gejala, hanya memiliki faktor
risiko. Sedangkan pada diagnosis promosi kesehatan, hanya memiliki tanda/gejala yang
menunjukkan kesiapan kilen untuk mencapal kondisi yang lebih optimal.

9
2.6 Proses Penegakan Diagnosis Keperawatan
Proses penegakan diagnosis (diagnostic process) atau mendiagnosis merupakan suatu
proses yang sistematis yang terdiri atas tiga tahap, yaitu analisis data, identifikasi masalah dan
perumusan diagnosis.

Skema 3.3 Tahap Proses Penegakan Diagnosis (Diagnostic Process)

Pada perawat yang telah berpengalaman, proses ini dapat dilakukan secara simultan, namun pada
perawat yang belum memiliki pengalaman yang memadai maka perlu melakukan latihan dan
pembiasaan unbik melakukan proses penegakan diagnosis secara sistematis.
Proses penegakan diagnosis diuraikan sebagai berikut :
1. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
a. Bandingkan data dengan nilai normal
Data-data yang didapatkan dari pengkajian dibandingkan dengan nilai-nilal normal
dan identifikasi tanda/gejala yang bermakna (significant cues).
b. Kelompokkan Data
Tanda/gejala yang dianggap bermakna dikelompokkan berdasarkan pola kebutuhan
dasar yang meliputi respirasi, sirkulasi, nutrisi/cairan, eliminasi, aktivitas/stirahat,
neurosensor reproduksi/seksualitas, nyeri/kenyamanan, integritas ego,
pertumbuhan/perkembangan, kebersihan diri, penyuluhan/pembelajaran, interaksi
sosial, dan keamanan/proteksi. Proses pengelompokan data dapat dilakukan baik
secara induktif maupun deduktif. Secara induktif dengan memilah data sehingga
membentuk sebuah pola, sedangkan secara deduktif dengan menggunakan kategori
pola kemudian mengelompokkan data sesual kategorinya.

10
2. Identifikasi Masalah Setalah data dianalisis, perawat dan idlen bersama-sama
mengidentifikasi masalah aktual, risiko dan/atau promosi kesehatan. Pernyataan masalah
kesehatan merujuk ke label diagnosis kaperawatan.
3. Perumusan Diagnosis Keperawatan Perumusan atau penulisan diagnosis disesuaikan
dengan jenis diagnosis keperawatan. Terdapat dua metode perumusan diagnosis. yaitu:
a. Penulisan Tiga Bagian (Three Part) Metode penulisan ini terdiri atas Masalah,
Penyebab dan Tanda/Gejala. Metode penulisan ini hanya dilakukan pada diagnosis
aktual, dengan formulasi sebagai berikut:

Masalah berhubungan dengan Penyebab dibuktikan dengan


Tanda/Gejala

Frase ‘berhubungan dengan’ dapat disingkat b.d. dan ‘dibuktikan dengan’ dapat
disingkat d.d.

Masalah b.d. Penyebab d.d. Tanda/Gejala

Conton penulisan :
Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan spasma jalan napas
dibuktikan dengan batuk tidak efektif, sputum berlebih, mengi, dispnea, gelisah.

b. Penulisan Dua Bagian (Two Part)


Metode penulisan ini dilakukan pada diagnosis risiko dan diagnosis promosi
kesehatan, dengan formulasi sebagai berikut :
1) Diagnosis Risiko
Masalah dibuktikan dengan Faktor Risiko

Contoh penulisan diagnosis:


Risiko aspirasi dibuktikan dengan tingkat kesadaran menurun.

2) Diagnosis Promosi Kesehatan

Masalah dibuktikan dengan Tanda/Gejala

Contoh penulisan diagnosis:


Kesiapan peningkatan eliminasi urin dibuktikan dengan pasien ingin
meningkatkan eliminasi urin, jumlah dan karakteristik urin normal.

11
Komponen-komponen diagnosis pada masing-masing jenis diagnosis keperawatan
dan metode penulisan diagnosisnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Keterangan : b.d.: berhubungan dengan; d.d.: dibuktikan dengan


Tabel 3.3 Jenis, Komponen dan Penulisan Diagnosis Keperawatan

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Diagnosis keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respons klien terhadap
masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang berlangsung aktual maupun
potensial. Yang bertujuan untuk mengidentifikasikan masalah respon klien terhadap status
kesehatan/penyakit, faktor-faktor yang menunjang/menyebabkan masalah (etiologi), menganalisis
dan mensintesis data pengkajian yang telah di kelompokkan. Sistem klasifikasi tidak hanya
mencakup klasifikasi diagnosa keperawatan, tetapi juga mencakup klasifikasi intervensi dan
tujuan (outcome) keperawatan. Sistem klasifikasi disusun untuk mengharmonisasikan
terminologi-terminologi keperawatan yang digunakan di berbagai negara. Diagnosis keperawatan
dibagi menjadi dua jenis, yaitu Diagnosis Negatif dan Diagnosis Positif. Diagnosa keperawatan
memiliki dua komponen utama yaitu Masalah (Problem) atau Label Diagnosis dan Indikator
Diagnostik. Proses penegakan diagnosis (diagnostic process) atau mendiagnosis merupakan suatu
proses yang sistematis yang terdiri atas tiga tahap, yaitu analisis data, identifikasi masalah dan
perumusan diagnosis.

3.2 Saran
Kami sadar bahwa masih banyak kekurangan yang kami miliki, baik dari tulisan maupun
bahasan yang kami sajikan. Oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun
dari para pembaca untuk makalah ini kedepannya, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.

13
DAFTAR PUSTAKA

PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
Ukhty Nuray (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
http://ukhtinuray.blogspot.com/2018/02/standar-diagnosis-keperawatan-indonesia.html
Diakses pada: 25 Januari 2023
Ns.Nunung Ernawati,S.Kep.M.Kep. Metodologi Keperawatan. Modul 2
http://repository.itsk-soepraoen.ac.id/453/2/BAB%201.pdf
Diakses pada: 25 Januari 2023

14

Anda mungkin juga menyukai