Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH METODOLOGI KEPERAWATAN

DIAGNOSIS KEPERAWATAN DAN STANDAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN


INDONESIA (SDKI)

Dosen Pengampu :
Dinarti S.Kp., MAP

Disusun Oleh :
1. Jihan Patriamitiyas Iffat (P17120123070)
2. Lithania L. Samosir (P17120123073)
3. Miftahur Rofiah (P17120123076)
4. Muhamad Agisna Caesar (P17120123027)
5. Muhamad Kean Gasriadirrizal (P17120123077)
6. Muhammad Raihan (P17120123028)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN DAN PROFESI NERS


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA I
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Diagnosis Keperawatan dan
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI)”. Kami mengucapkan terima kasih kepada
dosen pembimbing kami yaitu Ibu Dinarti S.Kp., MAP yang telah membantu, mendukung,
serta membimbing kami dalam proses penyusunan makalah ini sebagai penugasan mata
kuliah konsep dasar keperawatan. Makalah tentang Diagnosis Keperawatan dibuat untuk
meningkatkan pengetahuan tentang keperawatan. Kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat dan pengetahuan bagi setiap pembaca tentang keperawatan.
Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-
pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Ibu Dinarti
S.Kp., MAP selaku dosen pengampu yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam
pelaksanaan bimbingan, pengarahan dan dorongan dalam rangka menyelesaikan penyusunan
makalah ini.
Dengan demikian, kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan menambah
wawasan bagi pembaca mengenai Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan. Kami mengharapkan kritik
dan saran dari berbagai pihak yang sifatnya membangun dari kesempurnaan makalah ini dan
bermanfaat bagi para pembaca atau yang membutuhkan. Terima kasih.

Jakarta, Februari 2024

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan.............................................................................................................2
1.3 Rumusan Masalah...........................................................................................................2
1.4 Manfaat...........................................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................................3
TINJAUAN TEORI..................................................................................................................3
2.1 Pengertian Diagnosis Keperawatan..................................................................................3
2.2 Klasifikasi Diagnosis Keperawatan..................................................................................4
2.3 Komponen Diagnosis Keperawatan..................................................................................7
2.4 Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI)..........................................................9
BAB III...................................................................................................................................11
PENUTUP..............................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................11
3.2 Saran.............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diagnosis Keperawatan adalah suatu penilaian klinis mengenai respon klien terhadap
masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang berlangsung aktual
maupun potensial. Diagnosis keperawatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi respon klien
individu, keluarga dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan. (Sabrina,
2020)

Diagnosis Keperawatan merupakan keputusan klinik tentang respon individu, keluarga dan
masyarakat tentang masalah kesehatan aktual atau potensial, dimana berdasarkan pendidikan
dan pengalamannya, perawat secara akontabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan
intervensi secara pasti untuk menjaga, menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah
status kesehatan klien. Respon-respon tersebut merupakan reaksi terhadap masalah kesehatan
dan proses kehidupan yang dialami klien. Sehingga, diharapkan perawat mampu menangkap
dan berfikir kritis dalam merespon perilaku tersebut.

Penegakan diagnosis keperawatan sebagai salah satu komponen standar asuhan keperawatan
perlu dilaksanakan dengan baik sebagaimana yang diamanahkan dalam undang-undang
No.38 tahun 2014 tantang keperawatan pada pasal 30 bahwa dalam menjalankan tugas
sebagai pemberi asuhan keperawatan, perawat berwenang menetapkan diagnosis
keperawatan. Hal ini menegaskan wewenang perawat sebagai penegak diagnosis yang harus
memiliki kemampuan diagnosis yang baik sebagai dasar mengembangkan rencana intervensi
keperawatan dalam rangka mencapai peningkatan, pencegahan dan penyembuhan serta
pemulihan kesehatan klien. (Yohanes Ransan, Ichsan Budiharto, 2019)

1
1.2 Tujuan Penulisan

1) Menjelaskan maksud dari diagnosis keperawatan


2) Memaparkan klasifikasi diagnosis keperawatan
3) Memaparkan komponen diagnosis keperawatan
4) Menjelaskan bagaimana standar diagnosis keperawatan Indonesia

1.3 Rumusan Masalah

1) Apa pengertian diagnosis keperawatan?


2) Apa saja klasifikasi diagnosis keperawatan?
3) Apa komponen diagnosis keperawatan?
4) Bagaimana Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI)?

1.4 Manfaat

1) Mahasiswa
Makalah sebagai sumber dan sarana bagi mahasiswa untuk menambah informasi dan
ilmu pengetahuan tentang konsep diagnosis keperawatan
2) Masyarakat
Hasil makalah ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan referensi baru bagi
pembaca, serta menambah wawasan mengenai konsep diagnosis keperawatan

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Diagnosis Keperawatan

Diagnosis Keperawatan merupakan keputusan klinis mengenai seseorang, keluarga,


atau masyarakat sebagai akibat dari masalah kesehatan atau proses kehidupan yang aktual
atau potensial (NANDA 1990). Diagnosa keperawatan ini dapat memberikan dasar pemilihan
intervensi untuk menjadi tanggung gugat perawat. Kemudian formulasi diagnosa
keperawatan adalah bagaimana diagnosa keperawatan digunakan dalam proses pemecahan
masalah karena melalui identifikasi masalah dapat digambarkan berbagai masalah
keperawatan yang membutuhkan asuhan keperawatan, disamping itu dengan menentukan
atau menginvestigasi dari etiologi masalah maka akan dapat dijumpai faktor yang menjadi
kendala atau penyebabnya, dengan menggambarkan tanda dan gejala akan dapat digunakan
untuk memperkuat masalah yang ada. (Hidayat, 2021)

Untuk menyusun diagnosa keperawatan yang tepat dibutuhkan beberapa pengetahuan


dan ketrampilan yang harus dimiliki diantaranya: kemampuan dalam memahami beberapa
masalah keperawatan, faktor yang menyebabkan masalah, batasan karakteristiknya, beberapa
ukuran normal dari masalah tersebut serta kemampuan dalam memahami mekanisme
penanganan masalah, berfikir kritis, dan membuat kesimpulan dari masalah. (Hidayat, 2021 )

Dalam penyusunan pernyataan diagnosa keperawatan perlu dibedakan dengan penyusunan


diagnosa medik, mengingat ada beberapa hal yang terdapat dalam diagnosa keperawatan dan
tidak ada dalam diagnosa medik, sebagaimana gambar di bawah ini:

3
Dalam penulisan pernyataan diagnosa keperawatan dapat meliputi tiga kmponen yaitu
komponen P (problem), komponen E (etiologi) dan komponen S (simtom atau dikenal
dengan batasan karakteristik), dengan demikian cara dalam membuat diagnosa keperawatan
adalah menentukan masalah keperawatan yang terjadi, kemudian mencari penyebab dari
masalah yang ada. (Hidayat, 2021)

2.2 Klasifikasi Diagnosis Keperawatan

Taksonomi atau klasifikasi adalah sebuah cara mengelompokan atau menyusun hal-
hal dalam kategori; merupakan skema klasifikasi hirarkis kelompok utama, subkelompok,
dan item. Klasifikasi diagnosis keperawatan disusun secara jelas dan sistematis untuk
memudahkan perawat dalam mengidentifikasi informasi yang tepat tentang kemungkinan
diagnosis terkait. (Nursing Diagnoses, 2017)
Klasifikasi diagnosis keperawatan pada buku SDKI mengadopsi klasifikasi diagnosis
keperawatan dari International Council Of Nurses. Total 149 diagnosis keperawatan dalam
SDKI, yang terbagi menjadi 5 kategori dan 14 subkategori (PPNI, 2017)

4
Nanda-I Nursing Diagnoses: Definitions and Classification (2017) telah menyusun
dan mengklasifikasikan diagnosa keperawatan dalam register yang dikenal sebagai
Taksonomi II yang dibagi menjadi tiga tingkatan : 13 domain, 47 kelas dan 267 diagnosa
keperawatan :
Domain 1 : Promosi Kesehatan
● Kesadaran kesehatan
● Manajemen kesehatan
Domain 2 : Nutrisi
● Proses menelan
● Pencernaan
● Penyerapan
● Metabolisme
● Hidrasi
Domain 3 : Eliminasi/Pertukaran
● Fungsi urinarius
● Fungsi gastrointestinal
● Fungsi integumen
● Fungsi pernapasan
Domain 4 : Aktivitas/Istirahat
● Tidur/Istirahat
● Aktivitas/latihan
● Keseimbangan energi
● Respons kardiovaskuler/pulmonal
● Perawatan diri
Domain 5 : Persepsi/Kognisi
● Perhatian
● Orientasi
● Sensasi dan persepsi
● Kognisi
● Komunikasi
Domain 6 : Persepsi Diri
● Konsep diri
● Harga diri
● Citra tubuh

5
Domain 7 : Hubungan Peran
● Peran pemberi asuhan
● Hubungan keluarga
● Penampilan peran
Domain 8 : Seksualitas
● Identitas seksual
● Fungsi seksual
● Reproduksi
Domain 9 : Koping/Toleransi Stres
● Respon pasca-trauma
● Respon koping
● Stres neurobehavioral
Domain 10 : Prinsip Hidup
● Nilai
● Keyakinan
● Keselarasan nilai
Domain 11 : Keamanan/Perlindungan
● Infeksi
● Cedera fisik
● Perilaku Kekerasan
● Bahaya lingkungan
● Proses pertahanan tubuh
● Termoregulasi
Domain 12 : Kenyamanan
● Kenyamanan fisik
● Kenyamanan Lingkungan
● Kenyamanan sosial
Domain 13 : Pertumbuhan/Perkembangan
● Pertumbuhan
● Perkembangan

6
2.3 Komponen Diagnosis Keperawatan

Komponen diagnosis keperawatan menurut Dermawan (2012); dalam (Mardiani, 2019)


sebagai berikut:

1. Problem

Problem adalah suatu gambaran keadaan pasien dimana tindakan keperawatan dapat
diberikan. Problem juga adalah kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal yang
seharusnya tidak terjadi. Tujuannya adalah untuk menjelaskan status kesehatan pasien secara
jelas dan sesingkat mungkin. Diagnosis keperawatan disusun dengan menggunakan standart
yang telah disepakati, supaya :

1) Perawat dapat berkomunikasi dengan istilah yang dimengerti secara umum.

2) Memfasilitasi dan mengakses diagnosa keperawatan.

3) Sebagai metode yang berfungsi untuk mengidentifikasi perbedaan masalah keperawatan


dengan masalah medis.

4) Untuk meningkatkan kerjasama antara perawat dalam mendefinisikan diagnosis dari data
pengkajian dan intervensi keperawatan.

2. Etiologi

Etiologi atau faktor penyebab adalah faktor klinik dan personal yang dapat merubah status
kesehatan atau mempengaruhi perkembangan masalah. Unsur-unsur dalam identifikasi
etiologi meliputi unsur PSMM:

1) Patofisiologi penyakit : semua proses penyakit, akut atau kronis yang dapat menyebabkan
atau mendukung masalah.

2) Situasional : yang personal dan berhubungan dengan lingkungan (kurang pengetahuan,


isolasi sosial).

7
3) Medikasi (berhubungan dengan program perawatan atau pengobatan) : keterbatasan
institusi atau rumah sakit, sehingga tidak mampu memberikan perawatan.

4) Maturasional: Adolensent (ketergantungan dalam kelompok), young adult (menikah,


hamil, menjadi orang tua), dewasa (tekanan karier).

3. Sign and symptom

Symptom terdiri dari Data subyektif dan obyektif yang ditemukan sebagai komponen
pendukung terhadap diagnosa keperawatan. Sign and symptom (tanda dan gejala) adalah ciri,
tanda atau gejala yang merupakan informasi yang diperlukan untuk merumuskan diagnosa
keperawatan.

Komponen Diagnosis Keperawatan dalam SDKI memiliki dua komponen utama yaitu
Masalah (Problem) atau Label Diagnosis dan Indikator Dignostik. Kedua komponen
diagnosis tersebut dijelaskan sebagai berikut (PPNI. 2017; dalam Sari, 2019) :

1. Masalah (Problem)

Masalah adalah label diagnosis keperawatan yang digunakan untuk menggambarkan


inti dari respon klien terhadap kondisi kesehatan maupun proses kehidupannya. Label
diagnosis terdiri atas Deskriptor atau penjelas dan Fokus Diagnostik (PPNI, 2017).
Deskriptor merupakan suatu pernyataan yang menjelaskan bagaimana suatu fokus
diagnosis terjadi.

2. Indikator Diagnostik

Indikator diagnostik terdiri atas penyebab, tanda/gejala, dan faktor risiko :

1) Penyebab (Etiologi)

Faktor yang dapat mempengaruhi perubahan status kesehatan yang mencakup empat
kategori: a) Fisiologis, biologis atau psikologis; b) efek terapi/tindakan; c) Situasional
(lingkungan atau personal), dan d) Maturasional.

2) Tanda (sign) dan gejala (Symptom)

8
Tanda adalah data objektif yang didapat perawat saat melakukan pemeriksaan fisik
pada klien, namun tidak hanya pemeriksaan fisik bisa juga dari hasil pemeriksaan
laboratorium dan prosedur diagnostic, sedangkat data subjektif yang didapat dari hasil
anamnesis disebut gejala (symptom). Tanda/gejala dikelompokkan menjadi dua
kategori yaitu:

a) Mayor: ditemukan sekitar 80% - 100% untuk validasi diagnosis.

b) Minor: Tidak harus ditemukan, namun bila ditemukan dapat digunakan untuk
mendukung penegakan diagnosis
3) Faktor risiko

hal-hal yang berkaitan dengan peningkatan resiko suatu penyakit yang bisa
menentukan kemungkinan seseorang yang sehat menjadi sakit atau situasi yang bisa
menentukan kemungkinan seseorang yang sehat menjadi sakit atau situasi yang bisa
meningkatkan kerentanan klien dapat mengalami masalah pada kesehatannya.

2.4 Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI)

Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia atau (SDKI) merupakan tolok ukur atau acuan
yang digunakan sebagai pedoman dasar penegakan diagnosis keperawatan dalam rangka
memberikan asuhan keperawatan yang aman, efektif dan etis (PPNI, 2017). SDKI diterbitkan
oleh PPNI pada tanggal 29 Desember 2016 (Gusti, 2016). Latar belakang penyusunan SDKI
adalah masih belum tersedia standar diagnosis keperawatan yang mempertimbangkan nilai
budaya dan ciri khas masyarakat Indonesia.
Diagnosis keperawatan dibagi menjadi dua jenis, yaitu diagnosis positif dan diagnosis
negatif. Diagnosis positif artinya klien dalam kondisi sehat dan dapat mencapai kondisi sehat
yang lebih optimal, diagnosis ini disebut juga diagnosis promosi kesehatan. Sedangkan
diagnosis negative artinya klien dalam kondisi sakit atau berisiko mengalami sakit sehingga
dalam menegakkan diagnosis tersebut akan dilanjutkan dengan intervensi keperawatan yang
bersifat penyembuhan, pemulihan dan pencegahan pada tahap selanjutnya (PPNI, 2017).
Diagnosis negatif memiliki dua jenis yaitu diagnosis aktual dan diagnosis risiko.
(PPNI, 2017)
Jenis-jenis diagnosis tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Diagnosis Aktual

9
Diagnosis aktual menggambarkan masalah kesehatan klien yang dapat diketahui melalui
tanda atau gejala mayor dan minor yang dapat diamati atau validasi.
b. Diagnosis Resiko
Diagnosis risiko menggambarkan respon klien terhadap faktor-faktor yang dapat
menyebabkan klien berisiko mengalami masalah kesehatan. Tanda atau gejala mayor dan
minor pada klien tidak tampak, namun klien tetap memiliki faktor risiko mengalami masalah
kesehatan.
c. Diagnosis Promosi Kesehatan atau Wellness
Diagnosis promosi kesehatan atau wellness menggambarkan adanya keinginan dan motivasi
klien untuk meningkatkan kondisi kesehatan pada tingkat optimal. Diagnosis promosi
kesehatan merupakan bagian pernyataan sebuah diagnosis yang tidak memiliki faktor
berhubungan. Sebuah diagnosis tersebut dapat divalidasi jika memenuhi dua syarat yaitu
klien memiliki keinginan untuk menigkatkan kesejahteraan, dan klien saat ini memiliki peran
aktif untuk mencapai kesejahteraan yang ingin dicapai.

Kategori diagnosis keperawatan dalam SDKI mengacu pada ICNP (International Nurses
Council of Nurses Council International Classification for Nursing Practic). ICNP membagi
diagnosis keperawatan menjadi lima kategori, yaitu Fisiologis, Psikologis, Perilaku,
Relasional dan Lingkungan (PPNI, 2017).
Masing-masing kategori pada diagnosis keperawatan SDKI memiliki subkategori dengan
jumlah total 14 subkategori. Diagnosis-diagnosis keperawatan yang berada dalam satu
subkategori disusun secara alfabetis dengan jumlah total diagnosis dalam SDKI sebanyak 149
diagnosis (PPNI, 2017 ).
Perumusan diagnosis keperawatan didasarkan pada hasil identifikasi kebutuhan dan respon
klien. Apabila data hasil pengkajian menunjukkan adanya masalah kesehatan pada klien,
perawat harus segera menegakan diagnosis keperawatan yang sesuai agar masalah dapat
diatasi .Penulisan diagnosis disesuaikan dengan jenis diagnosis keperawatan.
Terdapat dua metode penulisan diagnosis keperawatan, yaitu (PPNI, 2017):
a. Penulisan tiga bagian (three part)
Metode penulisan ini terdiri atas tiga komponen yaitu masalah, penyabab, dan tanda/gejala.
b. Penulisan Dua Bagian (Two Part)
Metode penulisan Dua Bagian hanya dilakukan untuk menuliskan diagnosis risiko dan
diagnosis promosi kesehatan.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Diagnosis Keperawatan merupakan keputusan klinis mengenai seseorang, keluarga,


atau masyarakat sebagai akibat dari masalah kesehatan atau proses kehidupan yang aktual
atau potensial. Untuk menyusun diagnosa keperawatan yang tepat dibutuhkan beberapa
pengetahuan dan ketrampilan yang harus dimiliki diantaranya: kemampuan dalam memahami
beberapa masalah keperawatan, faktor yang menyebabkan masalah, batasan karakteristiknya,
beberapa ukuran normal dari masalah tersebut serta kemampuan dalam memahami
mekanisme penanganan masalah, berfikir kritis, dan membuat kesimpulan dari masalah.
Klasifikasi diagnosis keperawatan pada buku SDKI mengadopsi klasifikasi diagnosis
keperawatan dari International Council Of Nurses. Total 149 diagnosis keperawatan dalam
SDKI, yang terbagi menjadi 5 kategori dan 14 subkategori.
Komponen Diagnosis Keperawatan dalam SDKI memiliki dua komponen utama yaitu
Masalah (Problem) atau Label Diagnosis dan Indikator Dignostik. Masalah adalah label
diagnosis keperawatan yang digunakan untuk menggambarkan inti dari respon klien terhadap
kondisi kesehatan maupun proses kehidupannya. Indikator Diagnostik terdiri atas penyebab
(etiologi), tanda (sign), gejala (symptom), dan fakor resiko.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia atau (SDKI) merupakan tolok ukur atau
acuan yang digunakan sebagai pedoman dasar penegakan diagnosis keperawatan dalam
rangka memberikan asuhan keperawatan yang aman, efektif dan etis. Diagnosis keperawatan
dibagi menjadi dua jenis, yaitu diagnosis positif dan diagnosis negatif. Diagnosis positif
artinya klien dalam kondisi sehat dan dapat mencapai kondisi sehat yang lebih optimal,
diagnosis ini disebut juga diagnosis promosi kesehatan. Sedangkan diagnosis negative artinya
klien dalam kondisi sakit atau berisiko mengalami sakit sehingga dalam menegakkan
diagnosis tersebut akan dilanjutkan dengan intervensi keperawatan yang bersifat
penyembuhan, pemulihan dan pencegahan pada tahap selanjutnya.

11
3.2 Saran

Semoga dengan adanya makalah ini, pembaca khususnya mahasiswa keperawatan dapat
memberikan asuhan keperawatan kepada klien dengan mengambil keputusan klinis yang
tepat terhadap permasalahan yang dihadapi kliennya sesuai standar diagnosis keperawatan
dan memahami bagaimana standar diagnosis keperawatan di Indonesia serta klasifikasi
berikut komponen-komponennya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Herdman, K. (2017). Nursing Diagnoses : Definitions and Classification 2015-2017

Hidayat, Aziz Alimul. Proses Keperawatan; Pendekatan Nanda, Nic, Noc Dan Sdki.
Health Books Publishing, 2021.

Mardiani, R. (2019). Komponen Diagnosa Keperawatan. Komponen Diagnosa


Keperawatan. https://osf.io/sz5jp/download/?format=pdf#:~:text=Terdapat
tiga komponen diagnosa keperawatan yaitu problem%2C etiologic dan
symptom.

Sabrina, A. (2020). Kinerja keperawatan dalam asuhan keperawatan. Open


Science Framework, 9. https://osf.io/me7rt/download/?format=pdf

Sari, R. K. (2019). GAMBARAN DIAGNOSIS KEPERAWATAN MENURUT SDKI


(STANDAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN INDONESIA) DI RUANG ICCU
(INTENSIVE CORONARY CARE UNIT) RSD dr. SOEBANDI JEMBER.

Soedarso Pontianak. Tanjungpura Journal of Nursing Practice and Education, 2(1).


https://doi.org/10.26418/tjnpe.v2i1.37308

Yohanes Ransan, Ichsan Budiharto, H. (2019). Faktor-Faktor Yang


Mempengaruhi Penegakan Standar Diagnosis Keperawatan Di Rumah Sakit
Umum Daerah

13

Anda mungkin juga menyukai