Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

STANDAR MUTU PELAYANAN KEBIDANAN STANDAR 1-24

Dosen Pengampu:

Rismahara Lubis, SSiT, M. Kes

Kelas II-B

Kelompok 1 :

1. Rani Andriyani (P07524417067)


2. Ade Irmayati (P07524417040)
3. Elovenia Br. Tarigan (P07524417050)
4. Meralda Br. Siahaan (P07524417060)
5. Syifa Amini Pasaribu (P07524417073)
6. Yunanda (P07524417077)
7. Eka Wahyuni Panggabean (P07524416009)
8. Dhea Kurnia Lestari (P075244170)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN

PRODI D-IV JURUSAN KEBIDANAN

TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Mutu Pelayanan Kebidanan Dan Kebijakan Kesehatan”.

Makalah ini kami susun dengan maksud untuk memenuhi tugas mata kuliah “Mutu
Pelayanan Kebidanan Dan Kebijakan Kesehatan”. Kami menyadari bahwa tanpa bantuan dan
pengarahan dari berbagai pihak, makalah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat pengetahuan bagi
kita semua. Amin.

Medan, Maret 2019

Penyusun

DAFTAR ISI
2
KATA PENGANTAR..................................................................................................2

DAFTAR ISI.................................................................................................................3

BAB I PEDAHULUAN................................................................................................4

A. Latar Belakang........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...................................................................................................5
C. Tujuan.....................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................6

1. Standar Pelayanan Kebidanan Dasar………………..........................................6

A. Pengertian................................................................................................6

B. Syarat Standar..........................................................................................6

C. Pengenalan Standart Pelayanan Kebidanan..................................................7

D. Standar Pelayanan Umum…......................................................................13

2. Identifikasi Standart Persyaratan Minimal..........................................................15

3. Identifikasi Standar Penampilan Minimal..........................................................16

BAB III PENUTUP....................................................................................................18

A. Kesimpulan.......................................................................................................18
B. Saran.................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................19

BAB I

3
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Standar layanan kebidanan merupakan suatu alat organisasi untuk menjabarkan mutu
layanan Kebidanan ke dalam terminologi operasional sehingga semua orang yang terlibat
dalam layanan kebidanan akan terikat dalam suatu sistem, baik pasien, penyedia layanan
kebidanan, penunjang layanan kebidanan, ataupun manajemen organisasi layanan kebidanan,
dan akan bertanggung gugat dalam menjalankan tugas dan perannya masing-masing.

Globalisasi mempertinggi arus kompetisi disegala bidang termasuk bidang kesehatan


dimana perawat dan bidan terlibat didalamnya. Untuk dapat mempertahankan eksistensinya,
maka setiap organisasi dan semua elemen-elemen dalam organisasi harus berupaya
meningkatkan mutu pelayanannya secara terus menerus. Kecenderungan masa kini dan masa
depan menunjukkan bahwa masyarakat semakin menyadari pentingnya peningkatan dan
mempertahankan kualitas hidup (quality of life). Oleh karena itu pelayanan kesehatan yang
bermutu semakin dicari untk memperoleh jaminan kepastian terhadap mutu pelayanan
kesehatan yang diterimanya. Semakin tinggi tingkat pemahaman masyarakat terhadap
pentingnya kesehatan untuk mempertahankan kualitas hidup, maka customer akan semakin
kritis dalam menerima produk jasa, termasuk jasa pelayanan kebidanan, oleh karena itu
peningkatan mutu kinerja setiap bidan perlu dilakukan terus menerus.

Untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu banyak upaya yang
dapat dilaksanakan.Upaya tersebut jika dilaksanakan secara terarah dan terencana ,dalam ilmu
administrasi kesehatan dikenal dengan nama program menjaga mutu pelayanan kesehatan
(Quality Assurance Program ).

Program menjaga mutu tidak dapat dipisahkan dengan keberadaan standar, karena
kegiatan pokok program tersebut adalah menetapkan masalah, menetapkan penyebab masalah,
menetapkan cara penyelesaian masalah,menilai hasil dan saran perbaikan yang harus selalu
mengacu kepada standar yang telah ditetapkan sebelumnya sebagai alat menuju terjaminnya
mutu.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang di maksud dengan Standar Pelayanan Kebidanan Dasar?

2. Apa saja Identifikasi Standart Persyaratan Minimal?


4
3. Apa saja Identifikasi Standar Penampilan Minimal?

C. TUJUAN PENULISAN

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1. Untuk memenuhi tugas terstuktur dari mata kuliah.

2. Membentuk citra mahasiswa sebagai manusia yang unggul secara intelektual.

3. Membentuk citra mahasiswa sebagai figur yang memiliki integritas intelektual, profesional,
dan terbuka terhadap perubahan.

4. Membentuk citra mahasiswa yang santun, peduli terhadap lingkungan kesehatan dan waktu.

BAB II

PEMBAHASAN

1. STANDAR PELAYANAN KEBIDANAN DASAR

5
A. PENGERTIAN

Menurut Clinical Practice Guideline (1990) Standar adalah keadaan ideal atau tingkat
pencapaian tertinggi dan sempurna yang dipergunakan sebagai batas penerimaan minimal.

Menurut Donabedian (1980) Standar adalah rumusan tentang penampilan atau nilai
diinginkan yang mampu dicapai, berkaitan dengan parameter yang telah ditetapkan.

Menurut Rowland and Rowland (1983) Standar adalah spesifikasi dari fungsi atau
tujuan yang harus dipenuhi oleh suatu sarana pelayanan kesehatan agar pemakai jasa pelayanan
dapat memperoleh keuntungan yang maksimal dari pelayanan kesehatan yang diselenggarakan
Secara luas.

Secara luas, pengertian standar layanan kebidanan merupakan suatu pernyataan tentang
mutu yang diharapkan, yaitu akan menyangkut masukan, proses dan keluaran (outcome) sistem
layanan kebidanan.

Standar layanan kebidanan merupakan suatu alat organisasi untuk menjabarkan mutu
layanan Kebidanan ke dalam terminologi operasional sehingga semua orang yang terlibat
dalam layanan kebidanan akan terikat dalam suatu sistem, baik pasien, penyedia layanan
kebidanan, penunjang layanan kebidanan , ataupun manajemen organisasi layanan kebidanan,
dan akan bertanggung gugat dalam menjalankan tugas dan perannya masing-masing.

Sehingga, Standar Pelayanan Kebidanan Dasar adalah norma dan tingkat kinerja yang
diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.

B. SYARAT STANDART

1. Dapat diobservasi dan diukur

2. Realistik

3. Mudah dilakukan dan dibutuhkan

4. Jelas

5. Masuk akal

6. Mudah dimengerti

7. Dapat dicapai
6
8. Absah

9. Meyakinkan

10. Mantap, spesifik serta eksplisit

C. PENGENALAN STANDART PELAYANAN KEBIDANAN

Standar Pelayanan Kebidananan terdiri dari 24 Standar, meliputi :

1. Standar Pelayanan Umum (2 standar)

Standar 1 : Persiapan untuk Kehidupan Keluarga Sehat

Bidan memberikan penyuluhan dan nasehat kepada perorangan, keluarga dan


masyarakat terhadap segala hal yang berkaitan dengan kehamilan, termasuk penyuluhan
kesehatan umum, gizi, keluarga berencana, kesiapan dalam menghadapi kehamilan dan menjadi
calon orang tua, menghindari kebiasaan yang tidak baik dan mendukung kebiasaan yang baik.

Standar 2 : Pencatatan dan Pelaporan

Bidan melakukan pencatatan semua kegiatan yang dilakukannya, yaitu registrasi.


Semua ibu hamil di wilayah kerja, rincian pelayanan yang diberikan kepada setiap ibu
hamil/bersalin/nifas dan bayi baru lahir, semua kunjungan rumah dan penyuluhan kepada
masyarakat. Di samping itu bidan hendaknya mengikutsertakan kader untuk mencatat semua
ibu hamil dan meninjau upaya masyarakat yang berkaitan dengan ibu hamil dan bayi baru lahir.
Bidan meninjau secara teratur catatan tersebut untuk menilai kinerja dan penyusunan rencana
kegiatan untuk meningkatkan pelayanannya.

2. Standar Pelayanan Antenatal (6 standar)

Standar 3 : Identifikasi Ibu Hamil

Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara berkala
untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami, dan anggota keluarganya agar
mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan secara teratur

Standar 4 : Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal

Bidan memberikan sedikitnya 4x pelayanan antenatal. Pemeriksaan meliput anamnesis


dan pemantauan ibu janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan berlangsung
7
normal. Bidan juga harus mengenali kehamilan risti/ kelainan, khususnya anemia, kurang gizi,
hipertensi, PMS, infeksi HIV, memberikan pelayanan imunisasi, nasehat dan penyuluhan
kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh puskesmas. Mereka harus mencatat
data yang tepat pada setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan, mereka harus mampu
mengambil tindakan yang diperlukan dan merujuknya untuk tindakan selanjutnya.

Standar 5 : Palpasi dan Abdominal

Bidan melakukan pemeriksaan abdominal dan melakukan palpasi untuk memperkirakan


usia kehamilan; serta bila kehamilan bertambah memeriksa posisi, bagian terendah janin dan
masuknya kepala janin kedalam rongga panggul, untuk mencari kelainan dan melakukan
rujukan tepat waktu.

Standar 6 : Pengelolaan Anemia pada Kehamilan

Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan dan rujukan semua


kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Standar 7 : Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan

Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan
mengenal tanda serta gejala preeklampsia lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat dan
merujuknya.

Standar 8 : Persiapan Persalinan

Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya pada
trimester ketiga, untu memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman serta
suasana yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik, disamping persiapan transportasi
dan biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat. Bidan hendaknya
melakukan kunjungan rumah untuk hal ini.

3. Standar Pertolongan Persalinan (4 standar)

Standar 9 : Asuhan Persalinan Kala I

Bidan menilai secara tepat bahwa persalian sudah mulai, kemudian memberikan asuhan
dan pemantauan yang memadai, dengan memperhatikan kebutuhan klien, selama proses
persalinan berlangsung.

8
Standar 10 : Persalinan Kala II yang Aman

Bidan melakukan pertolongan persalinan yang aman, dengan sikap sopan dan
penghargaan terhadap klien serta memperhatikan tradisi setempat

Standar 11 : Penatalaksanaan Aktif Persalinan Kala III

Bidan melakukan penegangan tali pusat dengan benar untuk membantu pengeluaran
plasenta dan selaput ketuban secara lengkap

Standar 12 : Penanganan Kala II dengan Gawat Janin melalui Episiotomi

Bidan mengenali secara tepat tanda-tanda gawat janin pada kala II yang lama, dan
segera melakukan episiotomi dengan aman untuk memperlancar persalinan, diikuti dengan
penjahitan perineum.

4. Standar Pelayanan Nifas (3 standar)

Standar 13 : Perawatan Bayi Baru Lahir

Bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk memastikan pernafasan spontan
mencegah hipoksia sekunder, menemukan kelainan, dan melakukan tindakan atau merujuk
sesuai dengan kebutuhan. Bidan juga harus mencegah atau menangani hipotermia.

Standar 14 : Penanganan pada Dua Jam Pertama Setelah Persalinan

Bidan melakukan pemantauan ibu dan bayi terhadap terjadinya komplikasi dalam dua
jam setelah persalinan, serta melakukan tindakan yang diperlukan. Di samping itu, bidan
memberikan penjelasan tentang hal-hal yang mempercepat pulihnya kesehatan ibu, dan
membantu ibu untuk memulai pemberian ASI.

Standar 15 : Pelayanan bagi Ibu dan Bayi pada Masa Nifas

Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas melalui kunjungan rumah pada hari
ketiga, minggu kedua dan minggu keenam setelah persalinan, untuk membantu proses
pemulihan ibu dan bayi melalui penanganan tali pusat yang benar, penemuan dini penanganan
atau rujukan komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas, serta memberikan penjelasan
tentang kesehatan secara umum, kebersihan perorangan, makanan bergizi, perawatan bayi baru
lahir, pemberian ASI, imunisasi dan KB.

5. Standar Penanganan Kegawatdaruratan Obstetri-Neonatal (9 standar)


9
Standar 16 : Penanganan Perdarahan dalam Kehamilan pada Trimester III

Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala perdarahan pada kehamilan, serta
melakukan pertolongan pertama dan merujuknya.

Standar 17 : Penanganan Kegawatan dan Eklampsia

Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala eklampsia mengancam, serta merujuk
dan/atau memberikan pertolongan pertama

Standar 18 : Penanganan Kegawatan pada Partus Lama/Macet

Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala partus lama/macet serta melakukan
penanganan yang memadai dan tepat waktu atau merujuknya

Standar 19 : Persalinan dengan Penggunaan Vakum Ekstraktor

Bidan mengenali kapan diperlukan ekstraksi vakum, melakukannya dengan benar dalam
memberikan pertolongan persalinan dengan memastikan keamanannya bagi ibu dan
janin/bayinya.

Standar 20 : Penanganan Retensio Plasenta

Bidan mampu mengenali retensio plasenta, dan memberikan pertolongan pertama


termasuk plasenta manualdan penanganan perdarahan, sesuai dengan kebutuhan.

Standar 21 : Penanganan Perdarahan Post Partum Primer

Bidan mampu mengenali perdarahan yang berlebihan dalam 24 jam pertama setelah
persalinan (perdarahan post partum primer) dan segera melakukan pertolongan pertama untuk
mengendalikan perdarahan.

Standar 22 : Penanganan Perdarahan Post Partum Sekunder

Bidan mampu mengenali secara tepat dan dini tanda serta gejala perdarahan post partum
sekunder, dan melakukan pertolongan pertama untuk penyelamatan jiwa ibu, atau merujuknya.

Standar 23 : Penanganan Sepsis Puerperalis

Bidan mampu mengamati secara tepat tanda dan gejala sepsis puerperalis, serta
melakukan pertolongan pertama atau merujuknya.

10
Standar 24 : Penanganan Asfiksia Neonatorum

Bidan mampu mengenali dengan tepat bayi baru lahir dengan asfiksia, serta melakukan
resusitasi, mengusahakan bantuan medis yang diperlukan dan memberikan perawatan lanjutan.

Standar pelayanan kebidanan digunakan untuk menentukan kompetensi yang diperlukan bidan
dalam menjalankan praktik sehari-hari. Standart pelayanan kebidanan juga dapat digunakan
untuk:

1. Menilai mutu pelayanan

2. Menyususn rencana diklat bidan

3. Pengembangan kurikulum pendidikan bidan

Dari ke 24 standar di atas, standar pelayanan umum mencakup standar 1 dan 2 saja;

Standar 1 : Persiapan untuk kehidupan keluarga sehat.

Memberikan penyuluhan dan nasehat kepada perorangan, keluarga, dan masyarakat


meliputi: kehamilan, kesehatan umum, gizi, KB, kesiapan menghadapi kehamilan dan menjadi
orang tua, serta menghindari kebiasaan yang tidak baik dan mendukung yang baik.

Kita sebagai petugas kesehatan harus mengingat dan memperhatikan bahwa:

 Penyuluhan kesehatan akan efektif bila pesannya jelas dan tidak membingungkan.

 Penyuluhan dan nasehat akan efektif bila dapat diterima oleh adat dan tradisi setempat.

 Tidak semua kebiasaan tradisional membahayakan.

 Pasangan berhak mendapatkan informasi tentang metode KB yang tepat dan bias diterima
oleh tradisi setempat.

 Kehamilan hendak direncanakan, dan hal ini adalah tanggung jawab suami dan istri.

Dari penjelasan standar pelayanan umum diatas, kita dapat ketahui bahwa Faktor budaya
memberi pengaruh yang paling luas dan mendalam terhadap perilaku pelanggan/klien. Faktor
budaya terdiri dari beberapa komponen yaitu budaya, sub-budaya dan kelas sosial. Budaya
merupakan penentu keinginan dan perilaku yang mendasar dalam mempengaruhi keinginan
atau kepuasan orang. Sub-budaya terdiri atas nasionalitas, agama, kelompok, ras, dan daerah

11
geografi. Sedangkan kelas sosial adalah sebuah kelompok yang relatif homogen mempunyai
susunan hirarki dan anggotanya memiliki nilai, minat dan tingkah laku.

Standar 2 : Pencatatan dan pelaporan.

1. Melakukan pencatatan semua kegiatan

2. Registrasi semua ibu hamil di wilayah kerja

3. Rincian pelayanan yang diberikan

4. Mengikut sertakan kader untuk mencatat semua ibu hamil dan bayi

Kita sebagai petugas kesehatan harus mengingat dan memperhatikan bahwa:

 Pencatatn dan pelaporan merupakan hal penting bagi bidan untuk mempelajari hasil
kerjanya.

 Pencatatan dan pelaporan harus dilakukan pada saat pelaksanaan pelayanan. Menunda
pencatatan akan meningkatkan risiko tidak tercatatnya informasi penting dari catatan.

 Pencatatan dan pelaporan harus mudah dibaca, cermat, dan memuat tanggal, waktu dan
paraf.

 Pencatatan dan pelaporan penting untuk kesinambungan pelayanan dan rujukan.

 Pencatatan dan pelaporan berguna untuk menggambarkan kejadian penting/ kritis , yang
dapat digunakan untuk meningkatkan pelayanan dan menghindari masalah yang mungkin
terjadi.

Adapun maksud ditetapkannya standar pelayanan umum dari standar 1 dan 2 adalah sebagai
pedoman kita sebagai pelaksana dalam mengambil keputusan dan dalam melaksanakan
pelayanan kesehatan. Dimana makin dipatuhi standar tersebut, makin tercapai standar yang
telah ditetapkan.

D. STANDAR PELAYANAN UMUM.

Ruang lingkup standar pelayanan kebidanan meliputi 24 standar yaitu, Persiapan untuk
hidup keluarga, pencatatan dan pelaporan, identifikasi ibu hamil, pemeriksaan dan pemantauan,
palpasi abdominal, pngelolaan anemia pada kehamilan, pengelolaan dini hipertensi pd
kehamilan, persiapan persalinan, asuhan persalinan kala I, persalinan kala II yg aman,

12
pentlaksnanan aktif persalinan kala II, penanganan kala II dgn gwt jnin melalui episiotomy,
perawatan bayi baru lahir, penanganan pd 2 jam setelah persalinan, pelayanan bagi ibu dan bayi
pada masa nifas, penanganan perdarahan dalam kehamilan pd trimester III, penanganan
kegawatan pada eklamsi, penanganan kegawatan (ada partus lama/macet), persalinan dengan
penggunaan vacum ekstraksi, penanganan retensio plasenta, penanganan pendarahan post
partum primer, penanganan pendarahan post partum sekunder, penanganan sepsis puerperalis,
penangan asfiksia neonatorum.

2. IDENTIFIKASI STANDAR PERSYARATAN MINIMAL

Adalah yang menunjuk pada keadaan minimal yang harus dipenuhi untuk menjamin
terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu, yang dibedakan dalam :

a. Standar masukan

Dalam standar masukan yang diperlukan untuk minimal terselenggaranya pelayanan


kesehatan yang bermutu, yaitu jenis, jumlah, dan kualifikasi/spesifikasi tenaga pelaksana
sarana,peralatan, dana (modal).

b. Standar lingkungan

Dalam standar lingkungan ditetapkan persyaratan minimal unsur lingkungan yang


diperlukan untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu yakni garis-garis
besar kebijakan program, pola organisasi serta sistim manajemen,yang harus dipatuhi oleh
semua pelaksana.

c. Standar proses

Dalam standar proses ditetapkan persyaratan minimal unsur proses yang harus
dilakukan untuk terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu, yakni tindakan medis,
keperawatan dan non medis (standard of conduct), karena baik dan tidaknya mutu pelayanan
sangat ditentukan oleh kesesuaian tindakan dengan standar proses.

d. Standar Keluaran

Adalah yang menunjuk pada penampilan(performance) pelayanan kesehatan.

Penampilan ada 2 macam:

A. Penampilan aspek medis pelayanan kesehatan

13
Yang menunjuk pada penerapan aspek medis pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut:

1. Terkait pada kode etik profesi

2. Standar pelayanan profesi : dengan meningkatnya mutu maka akan meningkatkan


kepuasan klien. Contoh:

a. Meningkatnya angka kesembuhan penyakit yang di derita.

b. Sedikitnya efek samping yang dialami

c. Menurunkan angka Kematian

d. Meningkatkan angka kepuasan

B. Penampilan aspek non medis pelayanan kesehatan

Bila kedua standar pelayan ini tidak sesuai maka tidak sesuai dengan yang ditetapkan
maka pelayanan tidak akan bermutu.

3. IDENTIFIKASI STANDAR PENAMPILAN MINIMAL

Yang dimaksud dengan standar penampilan minimal adalah yang menunjuk pada
penampilan pelayanan kesehatan yang masih dapat diterima. Standar ini karena menunjuk pada
unsur keluaran maka sering disebut dengan standar keluaran atau standar penampilan (Standard
of Performance).

Untuk mengetahui apakah mutu pelayanan yang diselenggarakan masih dalam batas-
batas kewajaran, maka perlu ditetapkan standar keluaran.Untuk dapat meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan maka keempat standar tersebut perlu dipantau, dan dinilai secara obyektif
serta berkesinambungan. Bila ditemukan penyimpangan perlu segera diperbaiki.

Dalam pelaksanaannya pemantauan standar-standar tersebut tergantung kemampuan yang


dimiliki, maka perlu disusun prioritas. Yang menunjuk pada penampilan aspek non medis
pelayanan kesehatan yaitu terkait dengan kode etik profesi/standar profesi dalam hal non
medis. Contoh:

a. Pengetahuan klien yaitu makin meningkat pengetahuan akan pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan akan meningkatkan mutu

b. Makin tinngi Kemantapan klien

c. Makin tinggi Kepuasan


14
Untuk mengetahui apakah mutu pelayanan yang diselenggarakan masih dalam batas-
batas yang wajar atau tidak, perlu ditetapkan standar keluaran.

Standar penampilan (standar of performance) disebut juga dengan standar keluaran


karena merujuk pada unsur keluaran. Standar penampilan minimal merujuk pada penampilan
layanan kesehatan yang masih dapat diterima. Hasil akhir dari pelayanan kesehatan yang
diberikan disebut dengan standar keluaran. Standar keluaran akan menunjukkan apakah
layanan kesehatan berhasil atau gagal. Keluaran (outcome) adalah apa yang diharapkan akan
terjadi sebagai hasil dari layanan kesehatan yang diselenggarakan dan terhadap apa
keberhasilan tersebut akan diukur.

Untuk mengetahui apakah mutu pelayanan yang diselenggarakan masih dalam batas-
batas kewajaran, maka perlu ditetapkan standar keluaran. Untuk dapat meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan maka keempat standar, yaitu standar masukan, lingkungan, proses dan
keluaran perlu dipantau, dan dinilai secara obyektif serta berkesinambungan. Bila ditemukan
penyimpangan perlu segera dievaluasi dan diperbaiki.

Bentuk program menjaga mutu

Program menjaga mutu dapat dibedakanmenjadi tiga jenis :

a) Program Menjaga Mutu Prospektif (Prospective Quality Assurance)

Merupakan program menjaga mutu yang diselenggarakan sebelum pelayanan


kesehatan. Pada bentuk ini perhatian utama lebih ditunjukkan pada standar masukan dan
standar lingkungan dari pada standar proses.

Prinsip pokok program menjaga mutu prospektif sering dimanfaatkan, di antaranya :


Standardisasi (Standardization),perizinan (Licensure), Sertifikasi (Certification), akreditasi
(Accreditation).

b) Program menjaga mutu konkuren (Concurent quality assurance)

Merupakan program menjaga mutu yang diselenggarakan bersamaan dengan pelayanan


kesehatan. Pada bentuk ini perhatian utama lebih ditujukan pada standar proses.

c) Program Menjaga Mutu Restrospektif (Retrospective Quality Assurance)

15
Merupakan program menjaga mutu yang diselenggarakan setelah pelayanan kesehatan.

Pada bentuk ini perhatian utama lebih ditujukan pada standar keluaran, yakni memantau dan
menilai penampilan pelayanan kesehatan, maka obyek yang dipantau dan dinilai bersifat tidak
langsung, dapat berupa hasil kerja pelaksana pelayanan .atau berupa pandangan pemakai jasa
kesehatan. Contoh program menjaga mutu retrospektif adalah : Record review, tissue review,
survei klien dan lain-lain.

Tujuan standar mutu pelayanan kebidanan

Standart mutu pelayanan kebidanan digunakan untuk menentukan kompetensi yg


diperlukan bidan dlm menjalankan praktik sehari-hari.

Standart mutu pelayanan kebidanan juga dapat digunakan untuk :

a. Menilai mutu pelayanan

b. Menyusun rencana diklat bidan

c. Pengembangan kurikulum pendidikan bidan

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Standar Pelayanan Kebidanan Dasar adalah norma dan tingkat kinerja yang diperlukan
untuk mencapai hasil yang diinginkan. Standar Pelayanan Kebidananan terdiri dari 24
Standar.

Standar pelayanan kebidanan digunakan untuk menentukan kompetensi yang diperlukan


bidan dalam menjalankan praktik sehari-hari. Standart pelayanan kebidanan juga dapat
digunakan untuk:

1. Menilai mutu pelayanan

2. Menyususn rencana diklat bidan

3. Pengembangan kurikulum pendidikan bidan

2. Syarat Standar
16
Bersifat jelas, masuk akal, mudah dimengerti, dapat dicapai, abash, meyakinkan,
mantap, spesifikasi serta eksplisit

3. Secara umum standar program menjaga mutu dapat dibedakan: standar persyaratan minimal
dan standar penampilan minimal.

4. Standar pelayanan umum mencakup standar 1 dan 2 saja;

- Standar 1: Persiapan untuk kehidupan keluarga sehat.

- Standar 2: Pencatatan dan pelaporan.

B. SARAN

Dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan oleh karena itu Kami
mohon saran yang membangun. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi.

DAFTAR PUSTAKA

http://kesga.kemkes.go.id/images/pedoman/Buku%20ABPK%20berKB.pdf

http://threesst.blogspot.com/2010/11/standar-mutu-pelayanan-kebidanan.html (di akses tgl 20


februari 2011)

http://id-id.facebook.com/notes/etoser-pt-arutmin-tanah-bumbu/mutu-pelayanan-
kebidanan/460631098816

Al- Assaf. 2009. Mutu Pelayanan Kesehatan. EGC: Jakarta

http://sumbarsehat.blogspot.com/2012/07/standar-pelayanan-kebidanan-dasar.html

http://ukhti-laymoon.blogspot.com/2013/04/standar-pelayanan-kebidanan-dasar.html

http://cutlelacassanova.blogspot.com/2013/05/standar-pelayanan-
kebidanan.htmlhttp://safitrilinda.blogspot.com/2012/03/v-behaviorurldefaultvmlo.html

17

Anda mungkin juga menyukai