Anda di halaman 1dari 21

STANDAR 1-6 PELAYANAN KEBIDANAN ( SPK )

Dosen Pengampu :

Semi Naim SST.,M.M.M.Kes

KELOMPOK 1

1. LEONTINA RENYAAN (2022012004)


2. APRILIA WIDAYANTI (2022012014)
3. YOHANA LUDOWIKA USKON (2022012018)

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA


JOMBANG

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan rahmat-Nya makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini berjudul
“STANDAR 1-6 PELAYANAN KEBIDANAN” yang diajukan untuk memenuhi
tugas yang diberikan IBU‘’ Semi Naim SST.,M.M.M.Kes “ selaku dosen pengampu
mata kuliah’’ Asuhan Kebidanan Neonatus
Dalam proses pembuatan makalah ini, kami menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan banyak kelompok atau
saran .sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik Oleh karena itu, tim
penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu.
kami menyadari bahawa makalah ini masih jauh dari kata sempuran
dikarnakan batasnya pengetahuan yang kami miliki .Semoga makalah ini dapat
menambah wawasan kita semua serta berguna bagi pembaca.

Jombang , 20 Oktober 2023

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang

Standar adalah rumusan tentang penampilan atau nilai diinginkan yang

mampu dicapai, berkaitan dengan parameter yang telah di tetapkan.

(Donabedian. 1980). Standar adalah spesifikasi dari fungsi atau tujuan yang

harus dipenuhi oleh suatu sarana pelayanan kesehatan agar pemakai jasa

pelayanan dapat memperoleh keuntungan yang maksimal dari pelayanan

kesehatan yang diselenggarakan. (Rowland, 1983).

Standar pelayanan kebidanan dasar adalah norma dan tingkat kinerja

yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Standar layanan

kebidanan merupakan suatu alat organisasi untuk menjabarkan mutu layanan

Kebidanan ke dalam terminologi operasional sehingga semua orang yang

terlibat dalam layanan kebidanan akan terikat dalam suatu sistem, baik pasien,

penyedia layanan kebidanan, penunjang layanan kebidanan, ataupun

manajemen organisasi layanan kebidanan, dan akan bertanggung gugat dalam

menjalankan tugas dan perannya masing-masing.

Setiap bidan harus bekerja secara profesional dalam melaksanakan

standar pelayanan kebidanan, dan dalam melaksanakan profesi tersebut bidan

harus bekerja sesuai standar seperti standar pendidikan, standar falsafah,


standar organisasi, standar kurikulum, standar evaluasi pendidikan, dan standar

lulusan. Dan setiap bidan harus memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar,

pengetahuan tambahan yang wajib dimiliki dan dilaksanakan dalam

melakukan kegiatan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan standar pelayanan kebidanan

dasar?

2. Apa saja syarat standar?

3. Apa saja standar pengenalan pelayanan kebidanan?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui maksud dari standar pelayanan kebidanan

dasar

2. Untuk mengetahui syarat standar

3. Untuk mengetahui standar pengenalan pelayanan kebidanan


BAB II PEMBAHASAN

2.1 STANDAR PELAYANAN KEBIDANAN ( SPK )

A. Pengertian

Mutu Pelayanan Kebidanan adalah penampilan yang pantas dan

sesuai (yangberhubungan dengan standar-standar) dari suatu intervensi yang

diketahui aman, yang dapat memberikan hasil kepada masyarakat yang

bersangkutan dan yang telah mempunyai

untuk menghasilkan dampak ( Roemer dalam Amiruddin,2007).

Mutu merupakan kepatuhan terhadap standar yang telah ditetapkan.

Standar Pelayanan Kebidanan (SPK) adalah rumusan tentang

penampilan atau nilai diinginkan yang mampu dicapai, berkaitan dengan

parameter yang telah ditetapkan yaitu standar pelayanan kebidanan yang

menjadi tanggung jawab profesi bidan dalam sistem pelayanan yang

bertujuan untuk meningkatan kesehatan ibu dan anak dalam rangka

mewujudkan kesehatan keluarga dan masyarakat (Depkes RI, 2001: 53).

B. Manfaat Standar Pelayanan Kebidanan

 Standar pelayanan kebidanan mempunyai beberapa manfaat


sebagai berikut:

 Standar pelayanan berguna dalam penerapan norma tingkat kinerja

yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan

 Melindungi masyarakat
 Sebagai pelaksanaan, pemeliharaan, dan penelitian kualitas pelayanan
 Untuk menentukan kompetisi yang diperlukan bidan dalam
menjalankan praktek sehari-hari.
 Sebagai dasar untuk menilai pelayanan, menyusun rencana

pelatihan dan pengembangan pendidikan (Depkes RI, 2001:2)

C. Diatur dalam: KEPMENKES NO 938/ MENKES/


SK/VIII/2007

Tujuan:
1. Sebagai acuan dan landasan dalam melaksanakan tindakan atau

kegiatan dalam lingkup tanggung Jawab Bidan.

2. Mendukung terlaksananya asuhan kebidanan berkualitas.


3. Parameter tingkat kualitas dan keberhasilan asuhan yg diberikan
Bidan.
4. Perlindungan hukum bagi Bidan, dan klien / pasien

D. Lima Kelompok Bagian Besar Standar Pelayanan Kebidanan :


1. Standar pelayanan umum, (2 standar)
2. Standar pelayanan antenatal, (6 standar)
3. Standar pertolongan persalinan, (4 standar)
4. Standar pelayanan nifas, (3 standar)
5. Standar penanganan kegawat daruratan
obstetri-neonatal, (9 standar)

2.2 STANDAR PELAYANAN UMUM

A.Standar 1 : Persiapan Untuk Kehidupan


Keluarga Sehat

Tujuan:
Memberikan penyuluh kesehatan yang tepat untuk

mempersiapkan kehamilan yang sehat dan terencana serta menjadi orang

tua yang bertanggung jawab.

Pernyataan standar
Bidan memberikan penyuluhan dan nasehat kepada perorangan,

keluarga dan masyarakat terhadap segala hal yag berkaitan dengan

kehamilan, termasuk penyuluhan kesehatan umum, gizi, KB dan

kesiapan dalam menghadapi kehamilan dan menjadi calon orang tua,

menghindari kebiasaan yang tidak baik dan mendukung kebiasaan yang

baik.

Hasil dari pernyataan standar


Masyarakat dan perorangan ikut serta dalam upaya mencapai

kehamilan yang sehat Ibu, keluarga dan masyarakat meningkat

pengetahuannya tentang fungsi alat-alat reproduksi dan bahaya

kehamilan pada usia muda Tanda-tanda bahaya pada kehamilan

diketahui oleh keluarga dan masyarakat.


Persyaratan

1. Bidan bekerjasama dengan kader kesehatan

dan sector terkait sesuai dengan kebutuhan

2. Bidan didik dan terlatih dalam:

3. Penyuluhan kesehatan.

4. Komunikasi dan keterampilan konseling dasar.

5. Siklus menstruasi, perkembangan kehamilan,

metode kontrasepsi,gizi, bahaya kehamilan

pada usia muda, kebersihan dan kesehatan diri,

kesehatan/ kematangan seksual dan tanda

bahaya pada kehamilan.

6. Tersedianya bahan untuk penyuluhan

kesehatan tentang hal-hal tersebut di atas.

Penyuluhan kesehatan ini akan efektif bila

pesannya jelas dan tidak membingungkan.

B. Standar 2 : Pencatatan Dan Pelaporan

Tujuannya:
Mengumpulkan, mempelajari dan menggunakan data untuk

pelaksanaan penyuluhan, kesinambungan pelayanan dan penilaian

kinerja.

Pernyataan standar
Bidan melakukan pencatatan semua kegiatan yang dilakukannya

dengan seksama seperti yang sesungguhnya yaitu, pencatatan semua ibu

hamil di wilayah kerja, rincian pelayanan yang telah diberikan sendiri

oleh bidan kepada seluruh ibu hamil/ bersalin, nifas dan bayi baru lahir

semua kunjungan rumah dan penyuluhan kepada masyarakat. Disamping

itu, bidan hendaknya mengikutsertakan kader untuk mencatat semua ibu

hamil dan meninjau upaya masyarakat yang berkaitan dengan ibu hamil,

ibu dalam proses melahirkan,ibu dalam masa nifas,dan bayi baru lahir.

Bidan meninjau secara teratur catatan gtersebut untuk menilai kinerja

dan menyusun rencana kegiatan pribadi untuk meningkatkan pelayanan.

Hasil dari pernyataan ini:

Terlaksananya pencatatan dan pelaporan yang baik. Tersedia

data untuk audit dan pengembangan diri. Meningkatkan keterlibatan

masyarakat dalam kehamilan, kelahiran bayi dan pelsysnsn kebidanan.

Prasyaratan :
 Adanya kebijakan nasional/setempat untuk
mencatat semua kelahiran dan kematian ibu dan
bayi
 Sistem pencatatan dan pelaporan kelahiran dan kematian ibu dan bayi

dilaksanakan sesuai ketentuan nasional atau setempat.

 Bidan bekerja sama dengan kader/tokoh masyarakat dan memahami

masalah kesehatan setempat.

 Register Kohort ibu dan Bayi, Kartu Ibu, KMS Ibu Hamil, Buku KIA,
dan PWS KIA, partograf digunakan untuk pencatatan dan pelaporan

pelayanan. Bidan memiliki persediaan yag cukup untuk semua dokumen

yang diperlukan.

 Bidan sudah terlatih dan terampil dalam


menggunakan format pencatatan tersebut diatas.
 Pemetaan ibu hamil.

 Bidan memiliki semua dokumen yang diperlukan untuk mencatat

jumlah kasus dan jadwal kerjanya setiap hari.

Hal yang harus diingat pada standar ini:

Pencatatan dan pelaporan merupakan hal yang penting bagi bidan

untuk mempelajari hasil kerjanya. Pencatatn dan pelaporan harus

dilakukan pada saat pelaksanaanü pelayanan. Menunda pencatatan akan

meningkatkan resiko tidak tercatatnya informasi pentig dalam pelaporan.ü

Pencatatn dan pelaporan harus mudah dibaca, cermat dan memuat

tanggal, waktu dan paraf

2.3 STANDAR PELAYANAN ANTENATAL

A. Standar 3 : Identifikasi Ibu Hamil

Tujuannya :
Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan

masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi

ibu, suami dan anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk

memerikasakan kehamilannya sejak dini dan secara teratur.

Hasil dari identifikasi ini :


Ibu memahami tanda dan gejala kehamilan Ibu, suami,
anggota masyarakat menyadari manfaat pemeriksaan kehamilanü secara

dini dan teratur, serta mengetahui tempat pemeriksaan hamil.

Meningkatnya cakupan ibu hamil yang memeriksakan diri sebelum

kehamilan 16 minggu.

Persyaratannya antara lain :


Bidan bekerjasama dengan tokoh masyarakat dan kader untuk

menemukan ibu hamil dan memastikan bahwa semua ibu hamil telah

memeriksakan kandungan secara dini dan teratur.


Prosesnya antara lain :

Melakukan kunjungan rumah dan penyuluhan masyarakat

secara teratur untuk menjelaskan tujuan pemeriksaan kehamilan kepada

ibu hamil, suami, keluarga maupun masyarakat.

B. Standar 4 : Pemeriksaan Dan Pemantauan Antenatal

Tujuaanya :
Memberikan pelayanan antenatal berkualitas dan deteksi dini
komplikasi kehamilan.

Pernyataan standar :
Bidan memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal.

Pemeriksaan meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan

seksama untuk menilai apakah perkembangan berlangsung normal. Bidan

juga harus mengenal kehamilan risti/ kelainan khususnya anemia, kurang

gizi, hipertensi, PMS/infeksi HIV, memberikan pelayanan

imunisasi,nasehat, dan penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainnya

yang diberikan oleh puskesmas.

Hasilnya antara lain :


Ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal minimal 4 kali

selama kehamilan Meningkatnya pemanfaatan jasa bidan oleh

masyarakat. Deteksi dini dan komplikasi kehamilan. Ibu hamil, suami,


keluarga dan masyarakat mengetahui tanda bahaya kehamilan dan tahu

apa yang harus dilakukan. Mengurus transportasi rujukan jika sewaktu-

waktu terjadi kegawatdaruratan.

Persyaratannya antara lain :


Bidan mampu memberikan pelayanan antenatal berkualitas,

termasuk penggunaan KMS ibu hamil dan kartu pencatatanhasil

pemeriksaan kehamilan (kartu ibu )


Prosesnya antara lain :

Bidan ramah, sopan dan bersahabat pada setiap


kunjungan.

C. Standar 5 : Palpasi Abdominal

Tujuannya :
Memperkirakan usia kehamilan, pemantauan pertumbuhan

janin, penentuan letak, posisi dan bagian bawah janin.

Pernyataan standar :
Bidan melakukan pemeriksaan abdomen dengan seksama dan

melakukan partisipasi untuk memperkirakan usia kehamilan. Bila umur

kehamialn bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah, masuknya

kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta

melakukan rujukan tepat waktu.

Hasilnya :
Perkiraan usia kehamilan yang lebih baik. Diagnosis

dini kehamilan letak, dan merujuknya sesuai kebutuhan. Diagnosis dini

kehamilan ganda dan kelainan lain serta merujuknya sesuai dengan

kebutuhan

Persyaratannya :
 Bidan telah di didik tentang prosedur palpasi abdominal yang benar.
 Alat, misalnya meteran kain, stetoskop janin, tersedia dalam kondisi baik.
 Tersedia tempat pemeriksaan yang tertutup dan dapat diterima masyarakat.
 Menggunakan KMS ibu hamil/buku KIA , kartu ibu untuk pencatatan.
 Adanya sistem rujukan yang berlaku bagi ibu hamil yang memerlukan
rujukan.
 Bidan harus melaksanakan palpasi abdominal pada setiap kunjungan
antenatal.
D. Standar 6 : Pengelolaan Anemia Pada Kehamilan

Tujuan :
Menemukan anemia pada kehamilan secara dini, dan melakukan

tindak lanjut yang memadai untuk mengatasi anemia sebelum persalinan

berlangsung.

Pernyataan standar :
Ada pedoman pengolaan anemia pada kehamilan. Bidan mampu :
Mengenali dan mengelola anemia pada kehamilan Memberikan

penyuluhan gizi untuk mencegah anemia. Alat untuk mengukur kadar HB

yang berfungsi baik. Tersedia tablet zat besi dan asam folat. Obat anti

malaria (di daerah endemis malaria ) Obat cacing Menggunakan KMS ibu

hamil/ buku KIA , kartu ibu.

Proses yang harus dilakukan bidan :


Memeriksa kadar HB semua ibu hamil pada kunjungan pertama

dan pada minggu ke-28. HB dibawah 11gr%pada kehamilan termasuk

anemia , dibawah 8% adalah anemia berat. Dan jika anemia berat terjadi,

misalnya wajah pucat, cepat lelah, kuku pucat kebiruan, kelopak mata

sangat pucat, segera rujuk ibu hamil untuk pemeriksaan dan perawatan

selanjutnya.sarankan ibu hamil dengan anemia untuk tetap minum tablet

zat besi sampai 4-6 bulan setelah persalinan.


BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Standar adalah keadaan ideal atau tingkat pencapaian tertinggi dan

sempurna yang dipergunakan sebagai batas penerimaan minimal. Standar

pelayanan kebidanan dasar adalah norma dan tingkat kinerja yang

diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Syarat-syarat standar adalah jelas, masuk akal, mudah dimengerti,

dapat, absah, meyakinkan, mantap, spesifik serta eksplisit.dicapai

Pengenalan standar pelayanan kebidanan

a. Standar Pelayanan Umum (2 Standar)

b. Standar Pelayanan Antenatal (6 Standar)

c. Standar Pertolongan Persalinan (4 Standar)

d. Standar Pelayanan Nifas (3 Standar)

e. Standar Penanganan Kegawatdaruratan Obstetri-Neonatal (9 Standar)

3.2 Saran

Kami mengharapkan pada teman teman yang nantinya akan

menjadi seorang bidan layaknya harus melayani masyarakat dengan baik

dengan cara bertanggung jawab, menggunakan model kemitraan dalam

kerjasama dengan kaum wanita atau ibu agar mereka dapat menentukan
pilihan yang telah diinformasikan tentang semua aspek asuhan sehingga

mereka puas dengan pelayanan yang kita berikan.


DAFTAR
PUSTAKA

Al-Assaf, 2009, Mutu Pelayanan

Kesehatan. Jakarta: EGC Nurmawati, 2010. Mutu

Pelayanan Kebidanan. Jakarta: CV. Trans Info

Media Walyani, Elisabeth Siwi. 2014. Konsep

Kebidanan. Yogyakarta: PT. Pustaka Baru Press

Anda mungkin juga menyukai