Anda di halaman 1dari 9

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Standar Pelayanan Kebidanan (SPK) adalah rumusan tentang penampilan


atau nilai diinginkan yang mampu dicapai, berkaitan dengan parameter yang
telah ditetapkan yaitu standar pelayanan kebidanan yang menjadi tanggung
jawab profesi bidan dalam sistem pelayanan yang bertujuan untuk meningkatan
kesehatan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan kesehatan keluarga dan
masyarakat (Depkes RI, 2001: 53).
Standar layanan kesehatan adalah suatu pernyataan tentang mutu yang
diharapkan, yaitu akan menyangkut masukan, proses dan keluaran (outcome)
sistem layanan kesehatan.Standar layanan kesehatan merupakan suatu alat
organisasi untuk menjabarkan mutu layanan kesehatan ke dalam terminologi
operasional sehingga semua orang yang terlibat dalam layanan kesehatan akan
terikat dalam suatu sistem, baik pasien, penyedia layanan kesehatan, penunjang
layanan kesehatan, ataupun manajemen organisasi layanan kesehatan, dan
akan bertanggung gugat dalam menjalankan tugas dan perannya masing-
masing. Di kalangan profesi layanan kesehatan sendiri, terdapat berbagai definisi
tentang standar layanan kesehatan. Kadang-kadang standar layanan kesehatan
itu diartikan sebagai petunjuk pelaksanaan, protokol, dan Standar Prosedur
Operasional (SPO).
Kebaradaan bidan di indonesia sangat diperlukan dalam mengupayakan
meningkatkan kesejahteraan ibu dan janinnya,salah satu upaya yang dilakukan
pemerintah adalah mendekatkan pelayanan kebidanan kepada setiap ibu yang
membutuhkannya. Pada tahun 1996 depkes telah menerbitkan permenkes
no.572/PER/Menkes/VI/96nyang memberikan wewenang dan perlindungan bagi
bidan dalam melaksanakan tindakan penyelamatan ibu dan bayi baru lahir.
Tahun 2011, AKI di Indonesia mencapai 228 kasus per 100.000 kelahiran hidup.
Diperkirakan 10.500 ibu di indonesia mati saat melahirkan tiap tahunnya. Pada
2015, AKI ditargetkan turun menjadi 102 kasus per 100.000 kelahiran untuk
mencapai Tujuan Pembangunan Millenium (MDgS).

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari standar pelayanan kebidanan?
2. Apa sajakah manfaat dari standar pelayanan kebidanan?
3. Apa sajakah format standar pelayanan kebidanan?
4. Apa sajakah standar penanganan kegawatdaruratan obstetrik dan
neonatus?
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan definisi dari standar pelayanan kebidanan?
2. Mendeskripsikan manfaat dari standar pelayanan kebidanan?
3. Mendeskripsikan format standar pelayanan kebidanan?
4. Menjelaskan standar penanganan kegawatdaruratan obstetrik dan
neonatus?

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Standar Pelayanan Kebidanan

Pelayanan kebidanan adalah seluruh tugas yang menjadi tanggung jawab


peraktek kebidanan dalam sistim pelayan kesehatan yang bertujuan
meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan kesehatan
keluarga dan masyarakat. Kualitas pelayanan kebidanan diupayakan agar
dapat memenuhi standar tertentu agar aman dan efektif. Dengan adanya
standar pelayanan masyarakat akan memeiliki rasa kepercayaan yang lebih
terhadap pelaksanaan pelayanan.

Standar pelayanan kebidanan dapat pula digunakan untuk menentukan


kompetensi yang diperlukan bidan dalalm menjalani praktek sehari-hari.
Standar ini juga dapat digunakan sebagai dasar untuk menilai pelayanan,
menyusun rencana pelatihan dan pengembangan kurikulum pendidikan. Selain
itu, standar pelayanan dapat membantu dalam penentuan kebutuhan
operasional untuk penerapannya , misalnya kebutuhan akan pengorganisasian
, mekanisme, peralatan dan obat yang diperlukan. Ketika audit terhadap
pelaksana kebidanan dilakukan, maka berbagai kekurangan yang berkaitan
dengan hal-hal tersebut akan ditemukan sehingga perbaikannya dapat
dilakukan secara lebih spesifik. Salah satu indikator keberhasilan pelayanan
kesehatan perorangan di puskesmas adalah kepuasan pasien. (Djoko Wijono,
1999 : 623).

2.2 Manfaat Standar Pelayanan Kebidanan


Standar pelayanan kebidanan mempunyai beberapa manfaat sebagai berikut:
1. Standar pelayanan berguna dalam penerapan norma tingkat kinerja yang
diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
2. Melindungi masyarakat
3. Sebagai pelaksanaan, pemeliharaan, dan penelitian kualitas pelayanan
4. Untuk menentukan kompetisi yang diperlukan bidan dalam menjalankan
praktek sehari-hari.
5. Sebagai dasar untuk menilai pelayanan, menyusun rencana
pelatihan dan pengembangan pendidikan (Depkes RI, 2001:2)

3
2.3 Format Standar Pelayanan Kebidanan
Dalam membahas tiap standar pelayanan kebidanan digunakan format
bahasan sebagai berikut:
a. Tujuan merupakan tujuan standar
b. Pernyataan standar berisi pernyataan tentang pelayanan
kebidanan yang dilakukan, dengan penjelasan tingkat kompetensi yang
diharapkan.
c. Hasil yang akan dicapai oleh pelayanan yang diberikan dan
dinyatakan dalam bentuk yang dapat diatur.
d. Perasyarat yang diperlukan (misalnya, alat, obat, ketrampilan)
agar pelaksana pelayanan dapat menerapkan standar.
e. Proses yang berisi langkah-langkah pokok yang perlu diikuti
untuk penerapan standar (Depkes RI, 2001:2).

2.4 Dasar hukum penerapan SPK adalah:


1. Undang-undang kesehatan Nomor 23 tahun 1992
Menurut Undang-Undang Kesehatan Nomer 23 tahum 1992 kewajiban
tenaga kesehatan adalah mematuhi standar profesi tenaga kesehatan,
menghormati hak pasien, menjaga kerahasiaan identitas dan kesehatan
pasien, memberikan informasi dan meminta persetujuan (Informed consent),
dan membuat serta memelihara rekam medik. Standar profesi tenaga
kesehatan adalah pedoman yang harus dipergunakan oleh tenaga kesehatan
sebagai petunjuk dalam menjalankan profesinya secara baik. Hak tenaga
kesehatan adalah memperoleh perlindungan hukum melakukan tugasnya
sesuai dengan profesi tenaga kesehatan serta mendapat penghargaan.
2. Pertemuan Program Safe Motherhood dari negara-negara di
wilayah SEARO/Asia tenggara tahun 1995 tentang SPK
Pada pertemuan ini disepakati bahwa kualitas pelayanan kebidanan yang
diberikan kepada setiap ibu yang memerlukannya perlu diupayakan agar
memenuhi standar tertentu agar aman dan efektif. Sebagai tindak lanjutnya,
WHO SEARO mengembangkan Standar Pelayanan Kebidanan. Standar ini
kemudian diadaptasikan untuk pemakaian di Indonesia, khususnya untuk
tingkat pelayanan dasar, sebagai acuan pelayanan di tingkat masyarakat.
Standar ini diberlakukan bagi semua pelaksana kebidanan.

4
3. Pertemuan Program tingkat propinsi DIY tentang penerapan SPK 1999
Bidan sebagai tenaga profesional merupakan ujung tombak dalam
pemeriksaan kehamilan seharusnya sesuai dengan prosedur standar
pelayanan kebidanan yang telah ada yang telah tertulis dan ditetapkan
sesuai dengan kondisi di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (Dinkes DIY,
1999).
4. Keputusan Mentri Kesehatan RI Nomor 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang
registrasi dan praktek bidan.
Pada BAB I yaitu tentang KETENTUAN UMUM pasal 1 ayat 6 yang berbunyi
Standar profesi adalah pedoman yang harus dipergunakan sebagai petunjuk
dalam melaksanakan profesi secara baik.
Pelayanan kebidanan yang bermutu adalah pelayanan kebidanan yang
dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kebidanan serta
penyelenggaraannya sesuai kode etik dan standar pelayanan pofesi yang telah
ditetapkan. Standar profesi pada dasarnya merupakan kesepakatan antar
anggota profesi sendiri, sehingga bersifat wajib menjadi pedoman dalam
pelaksanaan setiap kegiatan profesi (Heni dan Asmar, 2005:29)

2.5 Standar penangana kegawatan obstetrik dan neonatal

Standar 16 penangan perdarahan pada kehamilan trimester III

a. Tujuan :
Mengenali dan melakukantindakan cepat dan tepat oerdarahan pada
timester 3 kehamilan
b. Pernyataan standar
Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejalah perdarahan pada
kehamilan serta melakukan pertolongan pertama dan merujuknya.

Standar 17: penanganan kegawatan dan eklamsi

a. Tujuan:
Mengenali secarah dini tanda-tanda dan gejalah preeklamsi berat dan
memberikan perawatan yang tepat dan segera dalam penanganan
kegawatdaruratan bila eklamsi terjadi.

5
b. Pernyataan standar
Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejalah eklamsia mengancam,
serta merujuk dan atau memberikan pertolongan pertama.

Standar 18: penanganan kegawatan pada partus lama

a. Tujuan:
Mengetahui dengan segera dan penanganan yang tepat keadaan
kegawatdaruratan pada partus lama/macet.
b. Pernyataan standar
Bidan mengenali secarah tepat tanda dan gejalah partus lama serta
melakukan penanganan yang memadai dan tepat waktu atau merujuknya.

Standar 19: persalinan dengan penggunaan vakum ekstraktor

a. Tujuan:
Untuk mempercepat persalinan pada keadaan tertentu dengan
menggunakan vakum ekstraktor.
b. Pernyataan standar
Bidan mengenali kapan diperlukan ekstrasi vakum, melakukan secara
benar dalam memberikan pertolongan persalinan dengan memastikan
keamanannya bagi ibu dan janin/bayi.

Standar 20: penanganan retensio plasenta

a. Tujuan:
Mengenali dan melakukan tindakan yang tepat ketika terjadi retrnsio
plasenta total atau persial.
b. Pernyataan standar
Bidan mampu mengenali retensio plasenta, dan memberikan pertolongan
pertama termasuk plasenta manual dan penanganan perdaraha, sesuai
denagn kebutuhan.

6
Standar 21: penanganan perdarahan postpartum primer

a. Tujuan:
Mengenali dan mengambil tindakan prtolongan kegawatdaruratan yang
tepat pada ibu yang mengalami perdarahan postpartum primer/atonia
uteri.
b. Pernyataan standar
Bidan mampu mengenali perdarahan yang berlebihan dalam 24 jam
pertama setelah persalinan (perdarahan postpartum primer) dan segera
melakukan pertolongan pertama untuk mengendalikan perdarahan.

Standar 22: penanganan perdarahan postpartum skunder

a. Tujuan:
Mengenali gejalah dan tanda-tanda perdarahan postpartum skunder serta
melakukan penanganan yang tepat untuk menyelamatkan jiwa ibu.
b. Pernyataan standar
Bidan mampu mengenali secara tepat dan dini tanda serta gejala
perdarahan post partum skunder, dan melakukan pertolongan pertama
untuk penyelamatan jiwa ibu, atau merujuk.

Standar 23: Penanganan sepsis puerperalis

a. Tujuan;
Mengenali tanda-tanda sepsis puerperalis dan mengambil tindakan yang
tepat.
b. Pernyataan standar
Bidan mampu mengamati secara tepat tanda dan gejalah sepsis
puerperalis, serta melakukan pertolongan pertama dan merujuknya.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Standart pelayanan berguna dalam penerapan norma dan tingkat kinerja


yang di perlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Penerapan standar
pelayanan akan sekaligus melindungi masyarakat, karena penilaian terhadap
proses dan hasil pelayanan dapat dilakukan dengan dasar yang jelas. Dengan
adanya standart pelayanan, yang dapat di bandingkan dengan pelayanan yang
diperoleh, maka masyarakat akan mempunyai kepercayaan yang lebih mantap
terhadap pelaksana pelayanan.

Peran petugas adalah memantau persalinan dan mendeteksi adanya tanda


bahaya yang akan terjadi saat persalinan, dalam hal itu bidan harus memenuhi
standar persyaratan minimal yaitu standar personel, standar fasilitas, standar
proses serta standar lingkungan sehingga pasien merasa puas dengan
pelayanan yang kita berikan dalam pelayanan kebidanan.

3.2 Saran

Diharapkan para petugas kesehatan mampu menilai atau mendeteksi adanya


tanda bahaya pada ibu hamil, bersalin dan nifas agar dapat mencegah kematian
ibu dan bayi dan melakukan sesuai dengan kode etik kebidanan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Pudiastuti, Ratna Dewi. 2011. Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Yogyakarta;


Nuha Medika

Purwoastuti, Endang dan Elisabeth Siwi Walyani. 2014. Konsep Kebidanan.


Yogyakarta; Pustakabarupress

Walyani, Elisabeth Siwi. 2014. Kebidanan Komunitas. Yogyakarta;


Pustakabarupress

http://www.landasanteori.com/2017/03/pengertian-bidan-definisi-menurut-
para.html

http://www.mediabloger.com/2013/02/menambahkan-memasang-widget-musik-
mp3-di-blog.html#ixzz2X0S13iWS

Anda mungkin juga menyukai