Anda di halaman 1dari 18

SISTEM RUJUKAN

dr. Bram Mustiko Utomo, SpOG


SISTEM RUJUKAN Pelayanan kesehatan perorangan terdiri
dari 3 (tiga) tingkatan yaitu:
BERJENJANG BPJS a. Pelayanan kesehatan tingkat pertama;
kesehatan dasar yang diberikan oleh
fasilitas kesehatan tingkat pertama
b. Pelayanan kesehatan tingkat kedua;
pelayanan kesehatan spesialistik yang
dilakukan oleh dokter spesialis atau
dokter gigi spesialis yang
meng gunakan pengetahuan dan
teknologi kesehatan spesialistik
c. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga.
pelayanan kesehatan sub spesialistik
y an g d i l a k u k a n o l e h d o k t e r s u b
spesialis atau dokter gigi sub spesialis
yang menggunakan pengetahuan dan
teknologi kesehatan sub spesialistik
Pelayanan kesehatan di faskes primer yang dapat dirujuk langsung ke faskes tersier
hanya untuk kasus yang sudah ditegakkan diagnosis dan rencana terapinya,
merupakan pelayanan berulang dan hanya tersedia di faskes tersier.

Ketentuan pelayanan rujukan berjenjang dapat dikecualikan dalam kondisi:


a. terjadi keadaan gawat darurat, kondisi kegawatdaruratan mengikuti ketentuan yang
berlaku
b. bencana; Kriteria bencana ditetapkan oleh Pemerintah Pusat dan atau Pemerintah
Daerah
c. kekhususan permasalahan kesehatan pasien; untuk kasus yang sudah ditegakkan
rencana terapinya dan terapi tersebut hanya dapat dilakukan di fasilitas kesehatan
lanjutan
d. pertimbangan geografis
e. pertimbangan ketersediaan fasilitas
Sistem rujukan dalam mekanisme pelayanan
obstetric adalah suatu pelimpahan tanggung
jawab timbal balik atas kasus atau masalah
Rujukan Vertikal kebidanan yang timbul baik secara vertikal
maupun horizontal.
1. Rujukan Vertikal
Rujukan yang dilakukan antar pelayanan
kesehatan yang berbeda tingkatan, dapat
dilakukan dari tingkat pelayanan yang lebih
rendah ke tingkat pelayanan yang lebih tinggi
atau sebaliknya.
2. Rujukan Horizontal
Rujukan yang dilakukan antar pelayanan
kesehatan dalam satu tingkatan apabila perujuk
tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan
sesuai deng an kebutuhan pasien karena
keterbatasan fasilitas, peralatan dan/atau
ketenagaan yang sifatnya sementara atau
menetap.
Rujukan vertikal dari tingkatan pelayanan yang lebih tinggi ke tingkatan pelayanan yang
lebih rendah dilakukan apabila:
a. permasalahan kesehatan pasien dapat ditangani oleh tingkatan pelayanan kesehatan
yang lebih rendah sesuai dengan kompetensi dan kewenangannya
b. kompetensi dan kewenangan pelayanan tingkat pertama atau kedua lebih baik dalam
menangani pasien tersebut
c. pasien membutuhkan pelayanan lanjutan yang dapat ditangani oleh tingkatan
pelayanan kesehatan yang lebih rendah dan untuk alasan kemudahan, efisiensi dan
pelayanan jangka panjang
d. perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan
pasien karena keterbatasan sarana, prasarana, peralatan dan/atau ketenagaan
• Rujukan ibu hamil dan neonatus yang berisiko tinggi merupakan komponen yang
penting dalam sistem pelayanan kesehatan maternal. Dengan memahami sistem
dan cara rujukan yang baik, tenaga kesehatan diharapkan dapat memperbaiki
kualitas pelayanan pasien.

• Secara umum, rujukan dilakukan apabila tenaga, sarana dan prasarana di suatu
fasilitas kesehatan tidak mampu menatalaksana komplikasi yang mungkin terjadi.

• Dalam pelayanan kesehatan maternal dan prenatal, terdapat dua alasan untuk
merujuk ibu hamil, yaitu ibu dan/ atau janin yang dikandungnya.
Jenis Rujukan Maternal
Rujukan kegawatdaruratan Rujukan berencana
Rujukan yang dilakukan sesegera Rujukan yang dilakukan dengan
mungkin karena berhubungan persiapan yang lebih panjang ketika
dengan kondisi kegawatdaruratan keadaan umum ibu masih relatif lebih
yang mendesak. baik, misalnya di masa antenatal atau
awal persalinan ketika didapati
kemungkinan risiko komplikasi.
Perencanaan Rujukan
• Komunikasikan rencana merujuk dengan ibu dan keluarganya, karena
rujukan harus medapatkan pesetujuan dari ibu dan/atau keluarganya.
• Tenaga kesehatan perlu memberikan kesempatan, apabila situasi
memungkinkan, untuk menjawab pertimbangan dan pertanyaan ibu
serta keluarganya.
Hubungi pusat layanan kesehatan yang menjadi tujuan rujukan
• Indikasi rujukan
• Kondisi ibu dan janin
• Rencana terkait prosedur teknis rujukan (termasuk kondisi lingkungan dan cuaca menuju
tujuan rujukan)
• Kesiapan sarana dan prasarana di tujuan rujukan
• Penatalaksanaan yang sebaiknya dilakukan selama dan sebelum transportasi
 
Hal yang perlu dicatat oleh pusat layanan kesehatan yang akan menerima pasien
• Nama pasien
• Nama tenaga kesehatan yang merujuk
• Indikasi rujukan
• Kondisi ibu dan janin
• Penatalaksanaan yang telah dilakukan sebelumnya
• Nama dan profesi tenaga kesehatan yang mendampingi pasien
Saat berkomunikasi lewat telepon, pastikan hal-hal tersebut telah dicatat dan
diketahui oleh tenaga kesehatan di pusat layanan kesehatan yang akan
menerima pasien.

Lengkapi dan kirimlah berkas-berkas berikut ini (secara langsung ataupun


melalui faksimili) sesegera mungkin:
• Formulir rujukan pasien (minimal berisi identitas ibu, hasil pemeriksaan, diagnosis
kerja, terapi yang telah diberikan, tujuan rujukan, serta nama dan tanda tangan tenaga
kesehatan yang memberi pelayanan)
• Fotokopi rekam medis kunjungan antenatal
• Fotokopi rekam medis yang berkaitan dengan kondisi saat ini
• Hasil pemeriksaan penunjang
• Berkas-berkas lain untuk pembiayaan menggunakan jaminan kesehatan
• Bila terdapat indikasi, pasien dapat dipasang jalur intravena dengan kanul berukuran 16 atau
18.
• Mulai penatalaksanaan dan pemberian obat-obatan sesuai indikasi segera setelah berdiskusi
dengan tenaga kesehatan di tujuan rujukan. Semua resusitasi, penanganan kegawatdaruratan
dilakukan sebelum memindahkan pasien.
• Periksa kelengkapan alat dan perlengkapan yang akan digunakan untuk merujuk, dengan
mempertimbangkan juga kemungkinan yang dapat terjadi selama transportasi.
• Selalu siap sedia untuk kemungkinan terburuk.
• Nilai kembali kondisi pasien sebelum merujuk, meliputi:
• Keadaan umum pasien, tanda vital (nadi, tekanan darah, suhu, pernafasan), denyut jantung janin,
presentasi, dilatasi serviks, etak janin, kondisi ketuban, kontraksi uterus: kekuatan, frekuensi, durasi
• Catat dengan jelas semua hasil pemeriksaan berikut nama tenaga kesehatan dan jam
pemeriksaan terakhir
Persiapan Rujukan “BAKSOKU”
• Pastikan ibu didampingi oleh tenaga kesehatan yang kompeten dan memiliki kemampuan untuk
BIDAN
melaksanakan kegawatdaruratan.
• Bawa perlengkapan dan bahan – bahan yang diperlukan, seperti spuit, infus set, tensimeter, dan
ALAT
stetoskop.
• Beritahu keluarga tentang kondisi terakhir ibu dan alasan mengapa dirujuk. Suami dan anggota
KELUARGA
keluarga yang lain diusahakan untuk dapat menyetujui ibu ke tempat rujukan.
• Beri surat ke tempat rujukan yang berisi identifikasi ibu, alasan rujukan, uraian hasil rujukan, asuhan,
SURAT
atau obat-obat yang telah diterima ibu.

OBAT • Bawa obat-obat esensial yang diperlukan selama perjalanan merujuk.

• Siapkan kendaraan yang cukup baik untuk memungkinkan ibu dalam kondisi yang nyaman dan dapat
KENDARAAN
mencapai tempat rujukan dalam waktu cepat.
• Ingatkan keluarga untuk membawa uang dalam jumlah yang cukup untuk membeli obat atau
UANG
perlengkapan lain yang diperlukan di tempat rujukan.
Kehamilan Risiko Tinggi
Definisi
• Kehamilan risiko tinggi merupakan kehamilan yang menyebabkan terjadinya
bahaya dan komplikasi yang lebih besar terhadap ibu atau janin selama kehamilan,
persalinan, maupun nifas bila dibandingkan dengan kehamilan, persalinan, dan
nifas normal.

Klasifikasi
• Dalam menentukan kehamilan risiko tinggi dapat digunakan penilaian terhadap
wanita hamil untuk menentukan apakah wanita tersebut memiliki keadaan atau ciri
faktor risiko yang menyebabkan ibu maupun janin lebih rentan terhadap penyakit
atau kematian. Cara yang bisa digunakan yaitu cara skoring (skrining/deteksi ibu
risiko tinggi)
Score Poedji Rochjati
Skrining dilakukan pada triwulan I, II, III.1 dan III.2
Cara Skoring
Kelompok Faktor Risiko I : Ada Potensi Gawat Obstetrik/APGO
1. Terlalu muda hamil (< 16 tahun)
2. a.Terlalu lambat hamil pertama setelah kawin > 4 tahun
b. Terlalu tua hamil pertama (hamil > 35 tahun)
3. Terlalu cepat hamil lagi (< 2 tahun)
4. Terlalu lama hamil lagi (> 10 tahun)
5. Terlalu banyak anak (> 4 anak)
6. Terlalu tua (umur > 35 tahun)
7. Terlalu pendek (< 145 cm)
8. Pernah gagal hamil (riwayat obstetrik jelek)
9. Pernah melahirkan dengan :
a. Tarikan tang/vakum
b. Uri dirogoh
c. Diberi infus atau transfusi
10. Pernah operasi sesar
Masing-masing memiliki skor 4
Kelompok Faktor Risiko II : Ada Gawat Obstetrik/ AGO
1.  Penyakit pada ibu hamil
a. Kurang darah
b. Malaria
c. TBC paru
d. Penyakit jantung
e. Kencing manis (diabetes)
f. Penyakit menular seksual
2.   Keracunan kehamilan preeklampsia, yaitu bengkak pada muka dan tungkai, tekanan darah tinggi,
albumin terdapat dalam air seni.
3.   Hamil kembar (perut ibu sangat membesar, gerakan anak terasa di banyak tempat)
4.   Hidramnion atau kembar air (perut ibu sangat membesar, gerakan dari anak tidak begitu terasa)
5.   Janin mati dalam kandungan
6.   Kehamilan lebih bulan
7.   Letak sungsang dan letak lintang
Masing-masing memiliki skor 4, kecuali letak sungsang dan letak lintang dengan skor 8
Kelompok Faktor Risiko III  Ada Gawat Darurat Obstetrik/AGDO
1.  Perdarahan antepartum
2.  Preeklampsia berat atau eklampsia
Masing-masing memiliki skor 8

Persalinan dengan Risiko

Jumlah
Kelompok Risiko Perawatan Rujukan Tempat Penolong
Skor

Tidak Rumah
2 KRR Bidan Bidan
dirujuk Polindes

6-10 KRT Bidan dokter Bidan PKM Bidan dokter Bidan dokter

Rumah
> 12 KRST Dokter Rumah sakit Dokter
sakit
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai