PENYUSUNAN DAN PENETAPAN FORMULARIUM

PERBEKALAN FARMASI RUMAH SAKIT

Rumah Sakit Tk. IV 14.07.02 Dr.

Sumantri Jln.Karaeng Burane
No.24 Telp 0421-21240 NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
PKPO/ / IV /2018 00 1 dari 2

Ditetapkan
TANGGAL TERBIT Karumkit Tk. IV 14.07.02 Dr. Sumantri,
STANDAR
PROSEDUR
April 2018
OPERASIONAL
(SPO)
drg. Hengki Yudhana, Sp.KG
Mayor Ckm NRP 11020015731276
Suatu proses kegiatan secara kolaboratif dari seluruh anggota
Komite Farmasi dan Terapi, untuk menyusun dan menetapkan
perbekalan farmasi sesuai dengan kebutuhan pelayanan pasien
PENGERTIAN di RS Tk. IV 14.07.02 Dr. Sumantri
Sebagai acuan penerapan tersedianya pedoman dalam
pemilihan perbekalan farmasi yang akan dipergunakan di RS
Tk. IV 14.07.02 Dr. Sumantri, serta tersedianya daftar
TUJUAN
formularium obat-obat yang disepakati digunakan di rumah sakit
dalam bentuk Formularium yang bermutu, efektif serta
memenuhi kebutuhan dalam pelayanan pasien.
Ketetapan Rumah Sakit Tk. IV 14.07.02 Dr. Sumantri Nomor
KEBIJAKAN :Tap / / / 2018 Tentang Kebijakan Panitia Farmasi Dan
Terapi Di Rumah Sakit Tk. IV 14.07.02 Dr. Sumantri
1. Komite Farmasi dan Terapi membuat draft usulan
Formularium Obat berdasarkan data pemakaian dan standar
terap atau standar pelayan medik
2. KFT membagikan kepada dokter draf usulan formularium
PROSEDUR
obat
3. Dokter memasukkan usulan daftar obat ke Komite Farmasi
Dan Terapi (KFT)
4. KFT melakukan rapat untuk menentukan jenis obat,
 PENYUSUNAN DAN PENETAPAN FORMULARIUM
PERBEKALAN FARMASI RUMAH SAKIT

Rumah Sakit Tk. IV 14.07.02 Dr. NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
Sumantri Jln.Karaeng Burane
No.24 Telp 0421-21240
PKPO/ / IV /2018 00 2 dari 2

merek/nama dagang obat sesuai dengan ketentuan formas

dan e-catalog
5. Rancangan Formularium Obat diserahkan ke Direktur untuk
PROSEDUR dilegalisasi
6. Formularium Rumah Sakit disosialisasikan kepada seluruh
profesional kesehatan di rumah sakit dengan
mendistribusikan formularium ke unit-unit pelayanan rwat
inap maupun rawat jalan
1. Instalasi Farmasi
UNIT TERKAIT 2. Komite Farmasi dan Terapi
3. Komite Medik