Anda di halaman 1dari 4
49 DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 14 04 02 RUMAH SAKIT TK. IV 14.07.02 Dr, SUMANTRI Restriksi Penggunaan dan Peresepan Maksimal Obat-obat Golongan Narkotik dan Psikotropika 1. Fentanyl a, Inj: Hanya untuk nyeri dan sedang hingga berat dan harus diberikan oleh tim medis yang dapat melakukan resusitasi. Maksimal peresepan 5 amp/kasus 2. Kodein a. Tab 10 mg, maksimal peresepan 20 tab/minggu 3. Morfin Hanya untuk pemakaian pada tindakan anestesi atau perawatan di RS dan untuk mengatasi nyeri kanker yang tidak respons terhadap analgesik non narkotik atau nyeri pada serangan jantung, a. Tab 10 mg initial dosis 3-4 tab/hari 4. Petidin Inj.50 mg/ml (.m/s.kli.v) Hanya untuk nyeri sedang hingga berat pada pasien yang dirawat di RS dan tidak digunakan untuk nyeri kanker. Maksimal peresepan 2 ampihari 5. Alprazolam Hanya dapat diresepkan oleh Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa dan Intemis Psikosomatik Hanya untuk kasus panic attack dan panic disorder Peresepan oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam maksimal 5 hari/bulan a. Tab 0,25 mg maksimal 2 minggu/kasus, 30 tab/bulan b. Tab 0,5 mg maksimal 2 minggu/kasus, 30 tab/bulan 6. Diazepam a, Tab 2mg, § mg, maksimal 30 tab/kasus 7. Klobazam a. Tab 10 mg maksimal 60 tab/bulan 8. Lorazepam a. Tab 0,5mg, 1 mg dan 2 mg maksimal 30 tab/bulan 9. Midazolam Hanya dapat diresepkan oleh Dokter Spesilis Anastesi 50 Dapat digunakan untuk premedikasi sebelum induksi anastesi dan rumatan selama anastesi umum Dapat digunakan untuk sedasi pada pasien ICU Maksimal peresepan 1 mg/jam (24 mg/hari) untuk dosis rumatan sedangkan untuk dosis premedikasi maksimal 8 vial/kasus 12 {. Tanggal penulisan resep g. Nama ruang pelayanan 2. Persyaratan Farmasetik meliputi ‘a. Nama obat, bentuk dan kekuatan sediaan_ b. Dosis dan jumiah obat c. Stabilitas d. Aturan dan cara penggun: 3, Persyaratan klinis meliputi : a. Ketepatan indikasi, dosis dan waktu penggunaan obat b, Duplikasi pengobatan c. Alergi dan Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki (ROTD) d. Kontraindikasi e. Interaksi obat 4. Tanda R/ pada setiap sediaan 5. Untuk nama obat tunggal ditulis dengan nama generik. Untuk kombinasi ditulis sesuai nama dalam formularium dilengkapi dengan bentuk sediaan ‘obat (contoh: injeksi, tablet, kapsul, salep), serta kekuatannya (contoh 500 mg, 1 gr) 6. Bila obat berupa racikan dituliskan nama setiap jenis / bahan obat dan jumiah bahan obat( untuk bahan padat : yg, mg, dan gr dan untuk cairan tetes, mililiter, liter) 7. Jika resep/instruksi pengobatan tidak dapat dibaca atau tidak jelas, maka perawatapotekeritenaga tehnis kefarmasian yang menerima resep atau instruksi pengobatan tersebut harus menghubungi dokter penulis resep sesuai dengan SPO, 8. Penyiapan Obat a. Yang dimaksud dengan penyiapan obat adalah proses mula dari resep/instruksi pengobatan diterima oleh apoteker atau tenaga tennis kefarm: untuk diberikan kepada pasion rawal inap atay sampai dengan obat ian sampai dengan obal diterima oleh perawat diruang rawat diterima oleh pasion’ koluarga pasion rawat jalan dengan jaminan bahwa ‘obat yang diberikan tepat dan bermutu baik. b. Sebelum obat disiapkan apoteker harus melakukan kajian (skrining) terhadap resep / instruksi pengobatan — 16 2) Pengadaan Sediaan Farmasi, Alat Kesel Pakai tidak molalut jalur resmi , dan Bahan Medis Habis 3) Pengadaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakal yang belurnitidak toregistrasi 4) Kotorlambatan pemenuhan kebutuhan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Modis Habis Pakal 5) Kesalahan pemesanan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis: Habis Pakai sepertl spesifikasi (merek, dosis, bentuk sediaan) dan kuantitas: 6) Ketidaktepatan — pengalokas dar yang berdampak — terhadap pemenuhan/ketersediaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai 7) Kotidaktepatan penyimpanan yang berpotensi terjadinya kerusakan dan kesalahan dalam pemberian 8) Kehilangan fisik yang tidak mampu telusur. 9) Pemberian label yang tidak jelas atau tidak lengkap. 10)Kesalahan dalam pdistribusian, b. Menganalisa Risiko 1) Analisa risiko dapat dilakukan kualitatif, semi kuantitatif, dan kuantitatf 2) Pendekatan kualitatif dilakukan dengan memberikan deskripsi dari risiko yang terjadi 3) Pendekatan kuantitatif memberikan paparan secara statistik berdasarkan data sesungguhnya. ©. Mengevaluasi Risiko 1) Membandingkan risiko yang telah dianalisis dengan kebijakan pimpinan Rumah Sakit (contoh peraturan perundang-undangan, Standar Operasional Prosedur, Surat Keputusan Direktur) serta menentukan prioritas masalah yang harus segera diatasi 2) Evaluasi dapat dilakukan dengan pengukuran berdasarkan target yang telah disepakati. 4. Mengatasi Risiko 1) Melakukan sosialisasi terhadap kebijakan pimpinan Rumah Sakit. 2) Mengidentifikasi pilihan tindakan untuk mengatasi risiko. 3) Menetapkan kemungkinan pilihan (cost benefit analysis).

Anda mungkin juga menyukai