YAKULT
Falsafah Yakult
Yakult hadir untuk “Meningkatkan kesehatan setiap orang yang memerlukannya dengan biaya terjangkau”.
Dasar pemikiran ini bersama dengan prinsip “Mencegah penyakit lebih baik daripada mengobati“ dan “Usus
yang sehat menyebabkan panjang umur“ adalah falsafah pendiri Yakult, almarhum Dr. Minoru Shirota.
Walaupun waktu berlalu dan banyak perubahan dalam masyarakat, kami di Yakult tetap memegang teguh tiga
falsafah yang disebut Shirota-ism ini. Bahkan falsafah ini selalu menjadi dasar bagi kekuatan seluruh aktifitas
Yakult yang bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan umat manusia.
Sejarah Yakult
Sejarah Yakult diawali lebih dari 70 tahun yang lalu, saat ditemukannya satu jenis bakteri asam laktat yang
mempunyai manfaat oleh Dr. Minoru Shirota, seorang dokter dan peneliti di bidang mikrobiologi. Setelah
berhasil dikulturkan, bakteri bermanfaat Lactobacillus casei Shirota strain ini, digunakan untuk meningkatkan
kesehatan kita melalui produk Yakult.
Untuk menerapkan Shirota-ism, dimulai dari Jepang Yakult terus menyebarluaskan manfaat Yakult ke seluruh
dunia. Diluar Jepang Yakult mulai diproduksi dan dipasarkan di Taiwan pada tahun 1964, kemudian diikuti
dengan hal yang sama di negara-negara lainnya di Asia, Australia dan Eropa. Sampai saat ini jaringan global
Yakult berkembang meliputi 27 negara dan dikonsumsi sebanyak 25 juta botol setiap hari.
Melalui penggalian terhadap ilmu pengetahuan, Yakult terus berusaha menemukan cara baru untuk membuat
hidup kita lebih sehat dan berkualitas.
Untuk mendukung aktifitas ini pada tahun 1967 telah didirikan lembaga pusat Yakult untuk penelitian
mikrobiologi (Yakult Central Institute for Microbiological Research) di Tokyo.
Secara komersial Yakult mulai diproduksi pada tanggal 1 Januari 1991 dari pabrik di Jl. Kiwi Pekayon Pasar
Rebo Jakarta. Pada tahun 1997 lokasi pabrik di Pasar Rebo yang berkapasitas 720.000 botol per hari
dipindahkan ke Desa Pesawahan, Cicurug, Sukabumi, Jawa Barat dan kapasitas produksi ditingkatkan menjadi
1.800.000 botol per hari.
Pada bulan Desember 2001 PT. Yakult Indonesia Persada menjadi PMA murni dengan permodalan dari Yakult
Honsha Co. Ltd dan Yakult Management Service Co.Ltd di Jepang.
Produk minuman kesehatan Yakult sangat sensitif terhadap temperatur. Perubahan temperatur sangat
berpengaruh terhadap bakteri Lactobacillus casei Shirota strain yang terdapat dalam minuman Yakult. Bakteri
Yakult harus dipertahankan hidup, karenanya harus diusahakan agar setelah dibotolkan, bakteri-bakteri tersebut
tidak lagi melakukan proses fermentasinya. Untuk itu Yakult harus selalu disimpan didalam pendingin (dibawah
10°C) karena penyimpanan didalam pendingin akan menjaga bakteri Yakult tetap non aktif. Berkenaan dengan
itu untuk menjaga mutunya, distribusi Yakult ditangani langsung oleh staff perusahaan.